• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Chapter III VI"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional, menggunakan metode penelitian deskriptif korelasional. Bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang sudah ada (Arikunto, 2013).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan belum pernah dilakukan penelitian sejenis dan ditemukannya masalah komitmen organisasi dan motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan setelah penyusunan proposal yaitu pada bulan Juli – Desember Tahun 2016.

3.3 Populasi dan Sampel

(2)

Pada saat melakukan penelitian hanya didapatkan sebanyak 116 orang sampel dikarenakan terdapat perawat dalam keadaan cuti dan tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

(3)

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Tujuan dari Content Validity Index (CVI) adalah untuk menilai relevansi dari masing-masing item terhadap apa yang akan di ukur oleh peneliti. Uji validitas dilakukan pada 3 orang yang expert di bidang penelitian yang dilakukan oleh 2 orang expert dari rumah sakit dan 1 orang expert dari pendidikan. Para expert menganalisa dan menilai kuesioner penelitian tentang komitmen organisasi dan motivasi kinerja dengan kinerja. Berdasarkan hasil uji Content Validity Index (CVI) expert diperoleh bahwa hasil CVI 24 item pernyataan komitmen organisasi adalah 0,98, CVI 30 item pernyataan motivasi kerja adalah 0,91 dan CVI 28 item pernyataan kinerja adalah 0,80.

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas ini menggunakan uji statistik cronbach alpha. Uji reliabilitas dilaksanakan di Rumah Sakit Martha Friska Brayan, instrumen di uji coba kepada 30 orang perawat dan pasien di Ruang Rawat Inap. Berdasarkan hasil uji reliabilitas kuesioner bahwa nilai Cronbach Alpha untuk komitmen organisasi yaitu 0,803, untuk kuesioner motivasi kerja yaitu 0,715 dan untuk kuesioner kinerja yaitu 0,729. Dengan hasil tersebut kuesioner dinyatakan reliabel.

(4)

3.6 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Variabel tersebut adalah komitmen organisasi (variabel independen), motivasi kerja (variabel independen) dan kinerja perawat (variabel dependen)

Tabel 3.1

(5)

normative

(6)

mengenai kinerja perawat tentang; kuantitas kerja, kualita kerja, pengetahuan, kreativitas, kerjasama, tanggung jawab dan inisiatif.

3.7 Metode Pengukuran

Instrumen pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner terstruktur yang dikembangkan berdasarkan komponen variabel komitmen organisasi, motivasi kerja dan kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan tujuan penelitian, peneliti membuat karakteristik kuesioner dengan tiga kelompok jenis kuesioner sebagai berikut:

1. Kuesioner Komitmen Organisasi

(7)

dibagi menjadi tiga bagian yaitu affective commitment sebanyak 8 pernyataan, contuniance commitment sebanyak 8 pernyataan dan normative commitment sebanyak 8 pernyataan. Terdiri dari 22 pernyataan postif dan 2 pernyataan negatif.

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala. Skala yang dijadikan alat ukur dapat dengan mudah mengungkap indikator yang hendak di ukur dengan stimulus berupa pernyataan tanpa disadari oleh subjek yang bersangkutan karena jawaban yang diberikan subjek bersifat refleksi (Azwar, 2012). Metode pengkuran menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sosial. Skala Likert digunakan untuk mengukur komitmen organisasi yang terdiri atas 4 pilihan jawaban yang menggunakan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju), dimana setiap pernyataan diberi range skor 1 sampai 4 dengan ketentuan sebagai berikut: untuk pernyataan positif: (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) tidak setuju, (1) sangat tidak setuju dan untuk pernyataan negatif: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju (Sugiyono, 2000).

2. Kuesioner Motivasi Kerja

(8)

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala, skala yang dijadikan alat ukur dapat dengan mudah mengungkap indikator yang hendak di ukur dengan stimulus berupa pernyataan tanpa disadari oleh subjek yang bersangkutan karena jawaban yang diberikan subjek bersifat refleksi (Azwar, 2012). Metode pengukuran menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena sosial. Skala Likert digunakan untuk mengukur motivasi kerja yang terdiri atas 4 pilihan jawaban yang menggunakan SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju), dimana setiap pernyataan diberi range skor 1 sampai 4 dengan ketentuan sebagai berikut: untuk pernyataan positif: (4) sangat setuju, (3) setuju, (2) tidak setuju, (1) sangat tidak setuju dan untuk pernyataan negatif: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju (Sugiyono, 2000).

3. Kuesioner Kinerja

(9)
(10)

3.8 Pengolahan Data dan Metode Analisa Data 3.8.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editing

Pada proses editing ini, peneliti memeriksa kuesioner untuk memastikan bahwa tiap-tiap variabel penilaian dan memberikan hasil terhadap masalah yang diteliti. Setelah selesai dilakukan pengeditan/pengecekan data kemudian data diklasifikasikan berdasarkan aspek pengukuran (Azwar & Prihartono, 2003). Pada tahap ini dilakukan pengecekan kelengkapan isian, hasil kuesioner.

b. Coding

Peneliti memberikan simbol-simbol tertentu dalam bentuk angka untuk setiap jawaban untuk mempermudah pengolahan data sesuai dengan defenisi dan kategori yang ditetapkan oleh peneliti.

c. Entry data

Pada langkah proses ini peneliti memasukkan data ke dalam komputer untuk keperluan analisis dengan menggunakan program komputer.

d. Proccessing

(11)

e. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pada pemasukkan data, untuk selanjutnya dianalisis menggunakan komputer.

3.8.2 Metode Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah semua data dikumpulkan oleh peneliti dan diperiksa satu persatu. Setiap data dan pernyataan dalam kuesioner diberi kode untuk mempermudah proses tabulasi dan analisa data. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi yang berkaitan dengan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, lama kerja dan pendidikan terakhir. Variabel penelitian yaitu komitmen organisasi, motivasi kerja dan kinerja perawat.

2. Analisis Bivariat

(12)

3.9 Pertimbangan Etik

Penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari komisi etik penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dengan memperhatikan aspek-aspek etika penelitian yang meliputi: informed consent, anonymity dan confidentiality dengan uraian sebagai berikut:

3.9.1 Informed Consent

Sebelum dilakukan pengumpulan data, setiap responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan responden (informed consent) setelah mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan pelaksanaan penelitian ini.

3.9.2 Anonimity

Memberikan jaminan terhadap identitas diri dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner yang akan dibagikan untuk diisi jawaban oleh responden.

3.9.3 Confidentiality

(13)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Karasteristik Perawat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan, berikut akan ditunjukkan karakteristik identitas perawat pelaksana berdasarkan usia, jenis kelamin, lama kerja dan pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1.

Karakteristik Perawat di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 (n=116).

Identitas f %

Usia

21-26 83 71,6

27-32 27 23,3

33-39 6 5,2

Jenis Kelamin

Perempuan 85 73,3

Laki-Laki 31 26,7

Lama Kerja

1-5 102 87,9

6-10 14 12,1

Pendidikan Terakhir

D-III Keperawatan 107 92,2

(14)

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana memiliki usia dari 21-26 tahun sebanyak 83 orang (71,6%), berdasarkan jenis kelamin mayoritas perawat adalah perempuan sebanyak 85 orang (73,3%), berdasarkan lama kerja mayoritas responden memiliki pengalaman kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 102 orang (87,9%) dan berdasarkan tingkat pendidikan adalah mayoritas D-III Keperawatan sebanyak 107 (92,2%).

4.2. Uji Asumsi

(15)

Berdasarkan hasil Tabel 4.2. menunjukkan bahwa nilai signifikansi (p) untuk komitmen organisasi sebesar 0,082, untuk motivasi kerja 0,083 dan untuk kinerja sebesar 0,068, nilai p untuk kedua variabel > 0,05, maka disimpulkan data berdistribusi normal.

4.3. Hasil Analisis Univariat

4.3.1. Komitmen Organisasi Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Hasil dari keseluruhan komitmen organisasi perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan dikategorikan dalam tabel distribusi frekuensi komitmen organisasi berikut ini:

Tabel 4.3.

Distribusi Frekuensi Komitmen Organisasi Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan (n=116).

No Komitmen Organisasi f %

1 Kurang Baik 7 6,0

2 Cukup Baik 41 35,3

3 Baik 68 58,6

Jumlah 116 100,0

Tabel 4.2.

Uji Normalitas Data Komitmen Organisasi, Motivasi Kerja dan Kinerja (n=116). p

Komitmen Organisasi 0,082

Motivasi Kerja 0,083

(16)

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.3. menunjukkan bahwa paling banyak perawat pelaksana memiliki komitmen organisasi dalam kategori baik sebesar 58,6%.

Pada tabel berikut akan dipaparkan jawaban perawat pelaksana tentang pernyataan komitmen organisasi selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.4.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Komitmen Afektif (n=116).

(17)

No Pernyataan

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa untuk pernyataan yang paling banyak dijawab “Sangat Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 3 sebesar 19,0%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 5 dan 8 sebesar 32,8%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Setuju” yaitu pernyataan nomor 7 sebesar 50.0% dan pernyataan yang paling banyak dijawab untuk “Sangat Setuju” yaitu pernyataan nomor 3 sebesar 39,7%.

Tabel 4.5.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Komitmen Berkelanjutan (n=116).

(18)
(19)

No Pernyataan

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa untuk pernyataan yang paling banyak dijawab “Sangat Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 18 sebesar 15,5%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 9 sebesar 36,2%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Setuju” yaitu pernyataan nomor 16 sebesar 50.0% dan pernyataan yang paling banyak dijawab untuk “Sangat Setuju” yaitu pernyataan nomor 15 sebesar 30,2%.

Tabel 4.6.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Komitmen Normatif (n=116).

(20)

No Pernyataan

(21)

No Pernyataan

(22)

4.3.2. Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Hasil dari keseluruhan motivasi kerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan dikategorikan dalam tabel distribusi frekuensi motivasi kerja berikut ini:

Tabel 4.7.

Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan (n=116).

No Motivasi Kerja f %

1 Kurang Baik 5 4,3

2 Cukup Baik 44 37,9

3 Baik 67 57,8

Jumlah 116 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa paling banyak perawat pelaksana memiliki motivasi kerja dalam kategori baik sebesar 57,8%.

Pada tabel berikut akan dipaparkan jawaban perawat pelaksana tentang pernyataan motivasi kerja selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.8.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Motivasi Intrinsik (n=116).

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

STS TS S SS

f % f % f % f % f %

1 Saya

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada saya

(2) (1,7) (24) (20,7) (47) (40,5) (43) (37,1) (116) (100,0)

2 Saya

mempelajari bagaimana menyelesaikan

(23)
(24)

No Pernyataan

10 Sedikit sekali penghargaan

11 Pekerjaan saya sangat

(25)

No Pernyataan

Tabel 4.8. menunjukkan bahwa untuk pernyataan yang paling banyak dijawab “Sangat Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 6 sebesar 12,1%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Tidak Setuju” yaitu pernyataan nomor 12 sebesar 42,2%. Pernyataan yang paling banyak dijawab “Setuju” yaitu pernyataan nomor 5 sebesar 56.0% dan pernyataan yang paling banyak dijawab untuk “Sangat Setuju” yaitu pernyataan nomor 2 sebesar 47,4%.

Tabel 4.9.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Motivasi Ekstrinsik (n=116).

(26)

No Pernyataan 18 Rasanya banyak

(27)

No Pernyataan

(28)

Pernyataan yang paling banyak dijawab “Setuju” yaitu pernyataan nomor 30 sebesar 60.3% dan pernyataan yang paling banyak dijawab untuk “Sangat Setuju” yaitu pernyataan nomor 25 sebesar 42,2%.

4.3.3. Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Hasil dari keseluruhan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan dikategorikan dalam tabel distribusi frekuensi kinerja perawat pelaksana berikut ini:

Tabel 4.10.

Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan (n=116).

No Kinerja f %

1 Kurang Baik 5 4,3

2 Cukup Baik 40 34,5

3 Baik 71 61,2

Jumlah 116 100,0

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa paling banyak perawat pelaksana memiliki kinerja dalam kategori baik sebesar 61,2%.

Pada tabel berikut akan dipaparkan jawaban perawat pelaksana tentang pernyataan kinerja, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.11.

Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Tentang Kinerja (n=116).

No Pernyataan

Jawaban

Jumlah

TP J K S

f % f % f % f % f %

1 Saya mampu mengerjakan pekerjaan sesuai

(29)
(30)

No Pernyataan

(31)
(32)

No Pernyataan

28 Saya melakukan tugas sesuai

(33)

Pernyataan yang paling banyak dijawab “Kadang” yaitu pernyataan nomor 11 sebesar 50.9% dan pernyataan yang paling banyak dijawab untuk “Selalu” yaitu pernyataan nomor 4 dan 6 sebesar 42,2%.

4.4. Hasil Analisis Bivariat

4.4.1. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana Untuk mengetahui hubungan komitmen organisasi dengan kinerja perawat pelaksana maka dengan menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil dari uji korelasi Spearman antarakomitmen organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 4.12.

Hasil Uji Korelasi Spearman Komitmen Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan (n=116).

Correlations

Komitmen

organisasi Kinerja Spearman's rho Komitmen

organisasi

Correlation

Coefficient 1.000 .642

**

Sig. (2-tailed) . .000

n 116 116

Kinerja Correlation

Coefficient .642

** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

n 116 116

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

(34)

4.4.2. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana Untuk mengetahui hubungan komitmen organisasi dengan kinerja perawat pelaksana maka dengan menggunakan analisis korelasi Spearman. Hasil dari uji korelasi Spearman antaramotivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.13.

Hasil Uji Korelasi Spearman motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan (n=116).

Correlations

Motivasi

Kerja Kinerja Spearman's rho Motivasi Kerja Correlation

Coefficient 1.000 .339

**

Sig. (2-tailed) . .000

n 116 116

Kinerja Correlation

Coefficient .339

** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

n 116 116

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2 tailed).

(35)

82

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Komitmen Organisasi Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap komitmen organisasi, diperoleh hasil komitmen organisasi perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan, menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana memiliki komitmen organisasi dalam kategori baik sebanyak 68 orang (58,6%).

(36)

Jennifer M. George dan Gareth R. Jones (2012), yang mengungkapkan bahwa komitmen organisasi yaitu komitmen pada saat karyawan tersebut masuk menjadi anggota suatu organisasi, senang, percaya, dan merasa baik berada di organisasi tersebut. Kemudian ketika karyawan sudah tidak memiliki komitmen dan keinginan yang besar untuk berada di suatu organisasi tetapi mereka memikirkan penghasilan yang ditinggalkan terlalu besar seperti (kehilangan senioritas, keamanan kerja, pensiun, tunjangan kesehatan, dan sebagainya). Sedangkan Newstrom memberikan pengertian yang sama antara organizational commitment dengan employee loyalty, yaitu sebagai suatu tingkatan di mana pekerja mengidentifikasi dengan organisasi dan ingin melanjutkan secara aktif berpartisipasi di dalamnya. Pekerja mengidentifikasi dengan organisasi menunjukkan bahwa pekerja bercampur dengan baik dan sesuai dengan etika dan harapan organisasi bahwa mereka mengalami perasaan kesetiaan dengan perusahaan (Wibowo, 2015).

(37)

5.2. Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap motivasi kerja, diperoleh hasil motivasi kerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana memiliki motivasi kerja dalam kategori baik sebanyak 67 orang (57,8%).

(38)

Dapat disimpulkan bahwa perawat pelaksana yang memiliki motivasi kerja yang baik tentunya harus didukung dengan perhatian dari pihak rumah sakit. Oleh sebab itu motivasi penting karena dengan motivasi setiap perawat mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas tinggi. Dengan motivasi kerja yang baik, maka hasil kerja yang dicapai akan menjadi lebih baik.

5.3. Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap kinerja, diperoleh hasil kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan menunjukkan bahwa mayoritas perawat pelaksana memiliki kinerja dalam kategori baik sebanyak 71 orang (61,2%). Hasil penelitian Nikpeyma, et al (2014), mengungkapkan bahwa sistem kinerja perawat dihadapkan dengan berbagai masalah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut organisasi atau yang bersangkutan harus meningkatkan struktur, proses dan hasil kinerja, dalam rangka mencapai tingginya kualitas perawatan pasien. Michael Amstrong (2010) mengemukakan bahwa, “Performance is indeed often regarded as simply the outcomes achieved: a record of a person’s accomplishments”. Pengertian tersebut bermakna bahwa, kinerja memang sering dianggap hanya sebagai hasil yang dicapai dan catatan prestasi seseorang. Kinerja dapat dianggap sebagai perilaku atau cara di mana organisasi, tim dan individu melihat pekerjaan yang dilakukan.

(39)

Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseoarng atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral atau etika. (Mangkuprawira, 2011). Kinerja karyawan seringkali dijadikan salah satu penilaian terhadap kinerja perusahaan, karena karyawanlah yang menjadi penggerak dalam menjalankan aktivitas perusahaan, terutama dalam perusahaan jasa pelayanan seperti rumah sakit.

Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan komitmen untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik, maka kinerja dinyatakan baik dan sukses. Untuk itu manajemen rumah sakit sebagai suatu organisasi harus berupaya untuk mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan perawat untuk meningkatkan kinerjanya.

5.4. Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

(40)

Hal ini menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara kedua variabel, arah hubungan adalah positif yaitu jika komitmen organisasi semakin baik maka kinerja perawat pelaksana semakin tinggi. Kinerja dalam rumah sakit sangat ditentukan oleh kualitas perawat yang memiliki komitmen. Hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian Mahardika dan Guntur (2011) pada RSU PKU Muhammadiyah Pekalongan kinerja perawat dipengaruhi oleh komitmen organisasi. Komitmen organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja. Nilai t hitung untuk variabel komitmen organisasi adalah 2,124 dengan hasil signifikansinya 0,037<0,05. Maka hipotesis yang menyatakan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja dapat diterima. Dalam uji koefisien determinasi dapat dilihat bahwa komitmen organisasi berkontribusi terhadap kinerja. Stephen dan Timothy (2013), mengungkapkan bahwa:“terdapat hubungan yang kuat antara komitmen organisasi dan kinerja karyawan”. Karyawan yang berkomitmen tinggi akan memiliki kinerja yang tinggi dan loyalitas yang tinggi. Sebaliknya, karyawan yang cenderung memiliki komitmen rendah, kinerjanya pun rendah dan loyalitas yang kurang.

(41)

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Yonathan dan Eddy (2014) bahwa: “komitmen organisasional memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, sehingga semakin tinggi komitmen organisasional karyawan menyebabkan semakin meningkatnya kinerja karyawan”.

Dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi mempengaruhi kinerja perawat karena dengan memilki komitmen yang tinggi maka perawat akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya dengan baik sehingga hasil kinerjanya akan meningkat serta akan berdampak pula pada tujuan rumah sakit yang dapat dicapai secara optimal. Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar mendorong komitmen perawat agar mendukung tercapainya kinerja yang lebih baik.

5.5. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

(42)

Dalam jurnal yang ditulis oleh Asim (2013) menyatakan “if the motivation level was increasing, if organization stands on every steps, the performance was

increasing. Motivation level is the directly and positive relationship with the

(43)

Untuk menciptakan perawat yang berkualitas, dibutuhkan suatu dorongan yang kuat dari pihak rumah sakit. Dorongan tersebut dapat berupa pemberian motivasi, yang bertujun untuk meningkatkan kinerja perawat.

5.6. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan maupun kelemahan. Disisi lain, keterbatasan dan kelemahan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat menjadi sumber bagi penelitian yang akan datang. Beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian antara lain: Faktor usia, lama waktu bekerja dan status pendapatan atau kesejahteraan akan turut mempengaruhi kinerja perawat dalam bekerja serta kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan di rumah sakit, tapi belum dibahas dalam penelitian ini. Kemudian ada keterbatasan yang melekat dalam metode survei yaitu peneliti tidak bisa mengontrol jawaban responden apabila responden tidak jujur dalam menjawab pertanyaan yang diajukan dan tidak lengkapnya pengisian kuesioner, tapi telah diminimalisir dengan cara mendampingi responden saaat mengisi kuisioner.

5.7 Implikasi untuk Keperawatan

(44)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Perawat pelaksana perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan paling banyakmemiliki komitmen organisasi dengan kategori baik. 2. Perawat pelaksana perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia

Medan paling banyak memiliki motivasi kerja dengan kategori baik.

3. Perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan paling banyak memiliki kinerja dengan kategori baik.

4. Terdapat hubungan yang signifikan antara komitmen organisasi dengan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan, berarti dengan meningkatnya komitmen yang dimiliki perawat akan berdampak baik terhadap hasil kinerja untuk mencapai keberhasilan tujuan dari rumah sakit.

5. Terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja perawat pelaksana di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan, berarti dengan meningkatnya motivasi yang dimiliki perawat akan berdampak baik juga terhadap hasil kinerja untuk mencapai keberhasilan tujuan dari rumah sakit.

(45)

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan maka ada beberapa saran yang disampaikan kepada beberapa pihak yang terkait yaitu:

1. Manajemen Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menjadi masukan bagi rumah sakit dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan komitmen organisasi dan motivasi kerja perawat pelaksana untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

2. Bagi Akademik dan Keilmuan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi yang berhubungan dengan kinerja perawat di rumah sakit.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda sehingga dapat melengkapi hasil penelitian yang telah ada.

b. Melakukan perbaikan dan penambahan pertanyaan pada kuesioner yang telah digunakan sehingga responden lebih memahami dan menjawab dengan tepat sesuai harapan peneliti.

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.4.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana pola ruang yang ada pada dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Denpasar Tahun 2011-2031 didominasi oleh penggunaan lahan untuk fungsi pemukiman,

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa Dan

Perlakuan lama penyimpanan bahan tanam berpenagruh nyata terhadap kecepatan bertunas, persentase bertunas, jumlah daun, bobot basah akar, dan bobot kering akar.. Lama penyimpanan

Ada siswa yang kurang dalam motivasi belajar untuk belajar mandiri saat diberikan tugas oleh guru pada saat pelajaran IPS di SMPIT Izzatul Islam Getasan.. Fasilitas belajar yang

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah aktivitas guru dalam mengelola kelas dengan

Dalam penelitian ini variabel independent yang digunakan adalah merek dan harga, sedangkan variabel dependentnya adalah keputusan pembelian. Penelitian ini

Pada pembelajaran perbaikan siklus I dengan menggunakan lembar observasi diperoleh data bahwa: (1) Penjelasan materi sangat cepat sehingga kurang dimengerti siswa,

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk indikator bangun subuh dan mulai bekerja, wirausahawan alumni Pondok Pesantren Jabal Nur Kandis memberikan