• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ppt Kolesistitis Fix

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ppt Kolesistitis Fix"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

CHOLESISITIS

Zulkarnain 20090310144

(2)

Identitas

 Nama : Bp. S

 Jenis Kelamin : LakiLaki

 Umur : 39 tahun

 Agama : Islam

(3)
(4)

Keluhan utama

(5)

Riwayat perjalanan

penyakit

 Pasien datang dengan keluhan nyeri pada

perut (+) disertai mual(+) dan muntah(+) lebih dari 3x 1hari SMRS, nyeri pinggang (+) nyeri dada sebelah kanan (+). Perut terasa begah(+) pusing (+), pasien sudah 1 hari

(6)

Riwayatpenyakit

terdahulu

 Riwayat Hipertensi (-)  Riwayat DM (-)

 Riwayat alergi obat (-)  Riwayat asma (-)

Riwayat penyakit dalam

keluarga dan lingkungan

(7)

 Kesadaran : Compos mentis  Keadaan Gizi : Cukup

 Tekanan Darah : 130/80 mmHg

 Pernafasan : 20x/menit

 Nadi : 72x/menit

(8)

 Kepala :Conjunctiva anemis (-/-), sclera

ikterik(-/-), isokor, reflek cahaya (+/+)

 Leher : pembesaran linfonodi(-)

 Thorax : simetris (+), nyeri tekan (-) sonor (+/+)

vesikuler (+/+) RBB (-/-) suara tambahan (-)

 Cor : S1S2 reguler, bising (-) ictus cordis (+)  Abdomen : nyeri tekan (+) pada daerah

epigastrium, hipokondrium kanan, dan umbilical. Pristaltik (+) supel, tugor kulit normal, palpasi hepar (+), flank pain(+).

(9)

Diagnosis kerja

 Cholesistitis dengan cholelitiasis  dispepsia

(10)

Penatalaksanaan

obat 10

mei 11 mei 12 mei 13 mei 14 mei 15 mei 16 mei

Infus RL Inj ceftriaxone 1gr/12jam Inj metochlorp amid 1A/8jam Inj ranitidin 1A/12jam Levofloxacin 500mg 1x1 KSR 2x1

(11)
(12)

IGD 10 mei 2014

s o a p pasiem datang IGD dengan keluhan sakit pada bagian perut(+)disert ai mual(+) dan muntah (+), perut terasa kembung (+) sejak 1 hari SMRS. KU: Compos mentis, Sedang VS: TD 130/80, N 76x/menit, R 18x/menit, T 36,50C Kepala : mata CA -/-, SI -/- Thorax: simetris, sonor, ronkhi(-), S1-S2 reg, bising (-) Abdomen : Nyeri Tekan (+), pristaltik (+) supel normal Ekstremitas : udem-/-, akral hangat (+) Observasi Kolik abdomen infus RL 15 TPM Inj Ranitidin 1A Inj metochlorpa mid 1A Inj ketorolac 1A

(13)

Pemeriksaan darah rutin

(11 mei 2014)

Hb : 16,0 g/dl (N : 14-18 g/dl) AL : 17.200 mm³ (N : 4000-10000/mm³) AE : 5.440.000mm³ (N : 4.00-10.00/mm6) AT : 184.000 mm³ (N : 150000-450000/mm³) Ht : 50,6 vol% (N : 42-52 vol%) Eosinophil : 0% (N : 2-4%) Basofil : 6% (N : 0-1%) Batang : 0% (N : 2-5%) Segmen : 80% (N : 51-67%) Limfosit : 55% (N : 20-35%) Monosit : 5% (N : 4-5%)

(14)

Pemeriksaan kimia klinik

(11 mei 2014)

 Pemeriksaan Rontgen Thorax AP: Kesan :

cor dan pulmo dalam batas normal.

Rontgen Thorax

(11 mei 2014)

 Ureum : 12 mg/dL (N : 17-43 mg/dL)

 Creatinine: 0,91 mg/dL (N : 0,9-1,3

mg/dL)

 Natrium : 141,3 mmol/L (N : 135-148 mmol/L)

 Kalium : 3,09 mmol/L (N : 3,5-5,1 mmol/L)

(15)

Bangsal 12 mei 2014

s o a p Pasienmasih mengeluhkan mual (+), dan muntah (+) sejak 2 hari yang lalu, sejak semalam muntah 3 kali, pasien mengeluh masih merasa nyeri pada perut dan nyeri pada pinggang,

pasien juga

mengeluh sudah sejak 2 hari yang lalu belum BAB.

KU: Compos mentis, Sedang VS: TD 130/80, N 84x/menit, R 18x/menit, T 36,60C Kepala : mata CA -/-, SI -/- Thorax: simetris, sonor, ronkhi(-), S1-S2 reg, bising (-) Abdomen : Nyeri Tekan (+), pristaltik (+) supel normal, palpasi hepar(+), nyeri ketok ginjal (-I+) Ekstremitas : udem-/-, akral hangat (+) obsevasi kolik abdomen suspek kolesistitis dispepsia hipokalemia inf RL inj Ceftriaxon 1gr/12 jam inj Ranitidin 1A/12jam inj metoclorpami d 1A/8jam KSR 2x1 Dulcolax 1x1

(16)

Bangsal 13 mei 2014

s o a p Pasien merasa masih mual (+) namun berkurang dari hari sebelumnya, muntah (-)

sudah tidak lagi, nyeri perut(+) masih terasa namun sudah berkurang dibanding kemarin, nyeri pinggang (+) , pasien masih mengeluh

belum bisa BAB sejak 3 hari KU: Compos mentis, Sedang VS: TD 130/90, N 84x/menit, R 20x/menit, T 36,40C Kepala : mata CA -/-, SI -/- Thorax: simetris, sonor, ronkhi(-), S1-S2 reg, bising (-) Abdomen : Nyeri Tekan (+), pristaltik (+) supel normal, palpasi hepar(+), nyeri ketok ginjal (-I+) Ekstremitas : udem-/-, akral hangat (+) kolik abdomen suspek kolesistitis dispepsia hipokalemia inf RL inj Ceftriaxon 1gr/12 jam inj Ranitidin 1A/12jam inj metoclorpami d 1A/8jam KSR 2x1 Dulcolax 1x1

(17)

Pemeriksaan Darah rutin

(14 mei 2014)

 Hb : 15,3 g/dl (N : 14-18 g/dl)  AL : 12.840 mm³ (N : 4000-10000/mm³)  AE : 4.990.000mm³ (N : 4.00-10.00/mm6)  AT : 173.000 mm³ (N : 150000-450000/mm³)  Ht : 43,89 vol% (N : 42-52 vol%)  Eosinophil : 3% (N : 2-4%)  Basofil : 0% (N : 0-1%)  Batang : 2% (N : 2-5%)  Segmen : 63% (N : 51-67%)  Limfosit : 22% (N : 20-35%)  Monosit : 10% (N : 4-5%)

(18)

USG Upper Abdomen

 Pemeriksaan USG upper abdomen: kesan:

(19)

Bangsal 14 mei 2014

s o a p Pasien sudah tidak merasa mual(-) dan muntah(-) pasien hari ini sudah BAB (+) namun pasien mengeluh

tidak bisa tidur semalaman, nyeri perut (+) namun berkurang begitu juga nyeri pada pinggang (+) sudah mulai berkurang KU: Compos mentis, Sedang VS: TD 130/90, N 88x/menit, R 20x/menit, T 36,80C Kepala : mata CA -/-, SI -/- Thorax: simetris, sonor, ronkhi(-), S1-S2 reg, bising (-) Abdomen : Nyeri Tekan (+), pristaltik (+) supel normal, palpasi hepar(+), nyeri ketok ginjal (-I+) Ekstremitas : udem-/-, akral hangat (+) cholesistitis dengan cholelitiasis hipokalemia inf RL inj Ceftriaxon 1gr/12 jam inj Ranitidin 1A/12jam inj metoclorpami d 1A/8jam KSR 2x1 Dulcolax 1x1 Levofloxacin 1x500 Alfrazolam 1x1

(20)

Bangsal 16 mei 2014

s o a p pasien sudah tidak merasa nyeri pada perut (-), mual (-) muntah (-) nyeri pada pinggang (-) BAB + normal, sudah bisa tidur. Pasien merasa lebih baik dari hari sebelumnya KU: Compos mentis, Sedang VS: TD 130/90, N 86x/menit, R 20x/menit, T 36,60C Kepala : mata CA -/-, SI -/- Thorax: simetris, sonor, ronkhi(-), S1-S2 reg, bising (-) Abdomen : Nyeri Tekan (+), pristaltik (+) supel normal, palpasi hepar(-), nyeri ketok ginjal (-I-) Ekstremitas : udem-/-, akral hangat (+) cholesistitis dengan cholelitiasis hipokalemia ranitidin 2x1 metochlorpa mid 3x1 ksr 2x1 alfrazolam 1x1 levofloxacin 1x500 scopamin 2x12 urdafalak 2x1

(21)
(22)

Penyebab hipokalemia

 Asupan kalium kurang

 Pasien yang jarang makan, atau pada pasien

sakit berat sehingga tidak bisa makan dan minum dengan baik melalui mulut, disertai masalah lain seperti pemberian diuretik

 Pngeluaran kalium berlebihan

 Pengeluaran kalium berlebih melalui saluran

cerna terjadi pada orang diare dan muntah

 Kalium masuk kedalam sel

 Terjadi pada alkalosis ekstrasel, pemberian insulin,

(23)

Gejala hipokalemia

 Manifestasi pada jantung

 Yang perlu diperhatikan adalah aritmia (ekstrasistole atrial

atau ventrikel

 Gejala neuromuskuler

 Kadar kalium 3,0-3,5 meq/L dirasakan kelemasan otot,

pegal-pegal dan keletihan

 Kadar kalium 2,5-3,0 meq/L kelemahan otot pada kedua

tungkai

 Bila dibawah 2,0 meq/L akan menyebabkan paralisis 4

extremitas

 Poliuria, dan pulidipsi

 Terjadinya gangguan pemekatan urin

(24)

Cholesistitis dan

Cholelitiasis

(25)

Pendahuluan

 Kolesistitis adalah inflamasi akut atau kronis

dari kandung empedu, biasanya

berhubungan dengan batu empedu yang tersangkut pada duktus sistikus dan

menyebabkan distensi kandung empedu.

 Kolelitiasis adalah penyakit batu empedu

yang dapat ditemukan di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu, atau pada kedua-duanya

(26)

Fisiologi

 Fungsi primer kandung empedu 

memekatkan empedu  cairan empedu dalam kandung empedu lebih pekat 10 kali lipat dari pada cairan empeduhati

 Secara berkala kandung empedu akan

mengosongkan isinya kedalam duodenum melalui kontraksi simultan lapisan ototnya dan relaksasi sfingter oddi

(27)

Fungsi Cairan Empedu

 Emulsi lemak dalam usus halus dan

membantu pencernaan dan absorbsi lemak

 Mengeluarkan beberapa produk buangan

yang penting dari darah, antara lain bilirubin

(28)

Etiologi

 95% penderita kolesistitis memiliki batu empedu.

 Infeksi bakteri menyebabkan terjadinya peradangan  Kolesistitis akut tanpa batu merupakan penyakit

yang serius dan cenderung timbul seteah terjadinya:

 Luka bakar yang serius

 Pembedahan

 sepsis

 Adenokarsinoma kandung empedu  Diabetes mellitus

(29)

Patofisiologi kolesistitis

 Peradangan mekanis akibat tekanan

intralumen dan renggangan yang

menimbulkan iskemua mukosa dan dinding kandung empedu

 Peradangan kimiawi akibat pelepasan

lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada

lesitin dalam empedu) dan faktor jaringan lokal lainya

 Peradangan bakteri yang mungkin

berperan 50-85% pada pasien kolesiistitis akut

(30)

Faktor resiko

 4Fs: female (wanita), fertile(subur),

fat(gemuk) dan forty (40 tahun)

 Usia lebih dari 40 tahun  Hiperlipidemia

 Nutrisi intravena jangka lama  Dismotilitas kandung emedu

(31)

Gejala klinis

 Asimptomatik (50%)

 Kurang dari 25% pasien asimptomatik 

merasakan gejala yang membutuhkan intevensi setelah periode 5 tahun

 Simptomatik

 Nyeri epigastrium, kuadran kanan atas, kolik biler

> 15 menit, nyeri 30-60 menit pasca prandial kuadran kanan atas, biasanya dipresipitasi

makanan berlemak, berakhir setelah beberapa jam kemudian pulih, mual dan muntah

 Koledokolitiasis  tidak menimbulkan gejala

dalam fase tenang. Kadang teraba hati dan sklera ikterik

(32)

komplikasi

 Demam tinggi, menggigil, peningkatan jumlah

leukosit dan berhentinya gerakan usus (ileus) dapat menunjukkan terjadinya abses, gangren atau

perforasi kandung empedu.

 Serangan yang disertai jaundice atau arus balik dari

empedu ke dalam hati menunjukkan bahwa saluran empedu telah tersumbat sebagian oleh batu

empedu atau oleh peradangan.

 Jika pada pemeriksaan darah menujukkan

peningkatan kadar enzim amilase, kemungkinan menunjukkan telah terjadi radang di pankreas yang disebabkan oleh penyumbatan empedu pada

(33)

Diagnosis

 Anamnesis  Gejala klinis  Pemeriksaan fisik  Pemeriksaan laboratorium  Pemeriksaan radiologis

(34)

konservatif

 Tirah baring

 Diit : lunak, mudah dicerna, cukup cairan,

kalori, dan elektrolit, rendah lemak. Bila muntah hebat diberi nutrisi parenteral.

(35)

Medikamentosa

 Simptomatik

 Antipiretik (paracetamol 3x500 mg)

 Analgetik : NSAID, petidin (opioid), atropine

(antikolinergik untuk relaksasi otot halus)

 Antibiotik  Ampisilin 3x500 gr  Cefalosporin 2x1 gr  Tetrasiklin  Aminoglikosida  metronidazole

(36)

Operatif

 Open kolesistektomi

 Kolesistektomi laparoskopik

 Kolesistektomi mini laparatomi  Kolesistitomi

(37)

Prognosis

 Penyembuhan spontan pada 85% kasus,

sekalipun kandung empedu masih tebal, fibrotik, penuh dengan batu dan tidak berfungsi lagi.

Tidak jarang terjadi kolesistitis rekuren. Kadang kolesistitits akut berkembang cepat menjadi gangren, empiema, dan perforasi kandung

empedu, fisitel, abses hati dan peritonitis umum. Ini bisa dicegah dengan pemberian antibiotik yang adekuat pada awal serangan. Tindakan bedah akut pada pasien berusia lebih dari 75 tahun mempunyai prognosis buruk karena

berhubungan dengan komplikasi pasca pembedahan.

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam 10 tahun terakhir, secara keseluruhan luas perkebunan sawit meningkat 8 kali lipat, namun di Indonesia pertumbuhan tersebut bahkan tercatat 23 kali lipat dalam

Secara kimiawi makanan dihancurkan oleh enzim-enzimpencernaan. Disamping itu cairan empedu yang dikeluarkan oleh kantong empedu membantu pencernaan dan absorpsi

Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan

Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan

Berdasarkan hasil penelitian genotipe 'B415', embrio yang dihasilkan dari kultur mikrospora meningkat sekitar 1,2 kali lipat dan 2,5 kali lipat setelah  penambahan 10

Wanita yang memiliki saudara derajat 1 (ibu atau saudara kandung) dengan diagnosis kanker ovarium memiliki risiko meningkat tiga sampai empat kali lipat terkena penyakit

Daun kelor dilaporkan memiliki beberapa nutrisi yang cukup tinggi yaitu 10 kali lipat vitamin A yang ditemukan dalam wortel, 17 kali kalsium susu, 9 kali lipat protein yoghurt dan

mengenai beberapa penjelasan bendungan pengga sebagai pengandali banjir walau tidak lengkap seperti data teknis, pemeliharaan rutin dan berkala. adapun juga beberapa inventarisasi pemeliharaan. sebenernya saya upload ini agar bisa download jurnal