Volume 12 No.1 Pebruari 2020 p-ISSN: 2085-2495; e-ISSN: 2477-2712 Online pada: http//ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet Terbit mulai 1 Pebruari 2009
p-ISSN: 2085-2495, e-ISSN: 2477-2712
BULETIN VETERINER UDAYANA
➢
Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada Daging Ayam Broiler yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional di Denpasar Selatan➢ Perubahan Histopatologi Hati Tikus Putih yang diberikan Ekstrak Etanol Sarang Semut dan Gentamisin
➢ Studi Morfologi dan Morfometri Duodenum Anjing Kintamani
➢ Kesembuhan Lesi Dermatitis Kompleks dengan Pemakaian Krim Herbal
➢ Penampilan Reproduksi Induk Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung
➢ Nilai Limfosit dan Monosit Sapi Bali yang Dipelihara Berbasis Organik
➢ Uji Residu Antibiotika pada Hati Sapi Bali di Beberapa Pasar Daerah di Provinsi Bali
➢ Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase pada Broiler yang Diberikan Penambahan Tepung Temulawak dalam Pakan
➢ Titer Antibodi Anjing Lokal Enam Bulan Pasca Vaksinasi Rabies
➢ Pengobatan Penyakit Pernapasan pada Babi dalam Upaya Meningkatkan Produktivitas Ternak di Desa Penarukan, Kerambitan, Tabanan
➢ Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang untuk Mengurangi Infeksi Bakteri
➢ Seroprevalensi Sistiserkosis pada Babi di Wilayah Wamena, Papua
➢ Pemanfaatan Vesica Urinaria Babi sebagai Extracellular Matriks terhadap Proses Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih
➢ Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
➢ Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Mimba terhadap Rhipichepalus sanguineus secara In Vitro
➢ Perkembangan Folikel dan Munculnya Estrus setelah Penyuntikan GnRH pada Sapi Bali yang Mengalami Anestrus Postpartum dengan Body Condition Score Berbeda
DITERBITKAN OLEH FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
VOL 12 NO. 1 PEBRUARI 2020
Publikasi Ilmiah Ini Diterbitkan
Dua Kali Setahun Setiap Bulan Pebruari dan Agustus Yang Bekerjasama Antara
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia (ADHPHKI)
Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
Cabang Bali
Fotografer: Drh. Putu Henrywaesa Sudipa, M.Si
Anjing bali: Anjing bali adalah anjing asli yang terdapat di Pulau Bali. Jenis anjing ini merupakan salah satu jenis anjing tertua di dunia berdasarkan hasil penelitian genetikanya.
Susunan Redaksi:
Penanggung Jawab: Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Ketua Redaksi: Ni Ketut Suwiti. Redaktur: I Nengah Kerta Besung, Kadek Karang Agustina, I Wayan Nico Fajar Gunawan. Penyunting/Editor: Luh Gde Sri Surya Heryani, Luh Made Sudimartini, I Gusti Ayu Agung Suartini, I Nyoman Suartha, Ni Nyoman Werdi Susari, Desak Nyoman Dewi Indira Laksmi, I Gusti Made Krisna Erawan, I Wayan Bebas, I Made Kardena, I Made Merdana, Luh Eka Setiasih, I Gede Soma. Design Grafis: I Wayan Sudira, Anak Agung Gde Oka Dharmayudha, Putu Henrywaesa Sudipa.
Sekretariat: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman Denpasar Telp. (0361) 223791. Email: bulvet@unud.ac.id
Website: http//www.ojs.unud.ac.id/index,php/buletinvet.
BULETIN VETERINER UDAYANA
Naskah yang dikirim ke redaksi Buletin Veteriner Udayana tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan atau
sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana
Prof. Dr. drh. Fedik Abdul Rantam, DVM Imunologi Molekuler dan Seluler. Lab. Virologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga
Prof. Dr. Ir. I Gst Nyoman Gde Bidura, MS
Bioteknologi Pakan Fakultas Peternakan Universitas Udayana Ir. Dahlanuddin, M.Rur.Sc., Ph.D
Lab. Nutrisi dan Makanan Ternak/Herbivora Fakultas Peternakan Universitas Mataram
drh. Made Sriasih, M. Agr. Sc., Ph.D
Lab. Biotechnology and Immunology Fakultas Peternakan, Universitas Mataram.
Dr. Drh. Tyas Rini Saraswati, M.Kes
Lab. Ilmu Faal dan Kasiat Obat Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D
Intestinal Microbiology, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
dr. Ni Nengah Dwi Fatmawati, S.Ked., SpMK, Ph.D
Medicine, Dentistry, and Pharmaceutical. Bag. Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran, Univesitas Udayana
Prof. Ir. I Made Anom S. Wijaya, M.App.Sc., Ph.D Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana
Prof. Dr. drh I Gusti Ngurah Kade Mahardika Lab. Virologi Veteriner Universitas Udayana
Prof. Dr. Drh I Wayan Suardana, MSi
Dairy Sciences Lab. Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana
MITRA BESTARI BULETIN VETERINER UDAYANA
Buletin Veteriner Udayana
Terbit sejak: 1 Pebruari 2009
Naskah asli Original article
Angka Lempeng Total Bakteri (ALTB) pada Daging Ayam Broiler yang Dijual di Beberapa Pasar Tradisional di Denpasar Selatan
(TOTAL PLATE COUNT IN CHICKEN BROILER MEAT SOLD IN SOME TRADITIONAL MARKETS IN SOUTH DENPASAR)
Martha Putri Manullang, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Ketut Suada ... 1 Perubahan Histopatologi Hati Tikus Putih yang diberikan Ekstrak Etanol Sarang Semut dan Gentamisin
(HISTOPHATOLOGICAL CHANGES IN HEPAR OF WHITE RATS GIVEN ETHANOL EXTRACT OF ANT NEST AND GENTAMICIN)
Gde Made Jasmara Muda, Anak Agung Gde Arjana, I Ketut Berata ... 7 Studi Morfologi dan Morfometri Duodenum Anjing Kintamani
(STUDY OF MORPHOLOGY AND MORFOMETRY KINTAMANI DOG DUODENUM) Andika Diko Septiyatma, Ni Luh Eka Setiasih, Luh Gde Sri Surya Heryani ... 13 Kesembuhan Lesi Dermatitis Kompleks dengan Pemakaian Krim Herbal
(HEALING COMPLEX DERMATITIS LESIONS WITH HERBAL CREAM PREPARATIONS)
Putu Adrian Junaedi, I Nyoman Suartha, Luh Made Sudimartini ... 19 Penampilan Reproduksi Induk Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung
(REPRODUCTIVE APPEARANCE OF BALI CATTLE AT SIMANTRI IN BADUNG REGENCY)
Kusumaning Arumsari Wimbavitrati, I Putu Sampurna, I Ketut Suatha ... 24 Nilai Limfosit dan Monosit Sapi Bali yang Dipelihara Berbasis Organik
(VALUE OF LIMFOSIT AND MONOSIT OF BALI CATTLE BASED ON ORGANIC MAINTAIN)
I Putu Indra Parmayoga, Ni Ketut Suwiti1, I Nyoman Suartha, I Gusti Ayu
Agung Suartini ... 32 Uji Residu Antibiotika pada Hati Sapi Bali di Beberapa Pasar Daerah di Provinsi Bali (ANTIBIOTICS RESIDUE TEST ON THE LIVER OF BALI CATTLE IN SOME
TRADITIONAL MARKETS IN BALI PROVINCE)
Alexander Jacky Cundawan, I Wayan Sudira, Siswanto ... 39 Aktivitas Alanin Aminotransferase dan Aspartat Aminotransferase pada Broiler yang Diberikan Penambahan Tepung Temulawak dalam Pakan
(ACTIVITY OF ALANIN AMINOTRANSFERASE AND ASPARTAT AMINOTRANSFERASE IN BROILER WITH ADDITION OF TEMULAWAK FLOUR IN FEED)
Putu Diah Puspa Adhi, Ida Bagus Komang Ardana, Anak Agung Sagung
Kendran ... 45 DAFTAR ISI
Titer Antibodi Anjing Lokal Enam Bulan Pasca Vaksinasi Rabies
(ANTIBODY TITER OF LOCAL DOGS SIX MONTHS ON RABIES VACCINATION)
I Nengah Sudarmayasa, Ida Bagus Kade Suardana, I Nyoman Suartha ... 50 Pengobatan Penyakit Pernapasan pada Babi dalam Upaya Meningkatkan
Produktivitas Ternak di Desa Penarukan, Kerambitan, Tabanan
(TREATMENT OF RESPIRATORY DISEASE IN PIGS IN EFFORTS TO INCREASE LIVESTOCK PRODUCTIVITY IN PENARUKAN VILLAGE, KERAMBITAN, TABANAN) I Gusti Ketut Suarjana, Nengah Kerta Besung, Aida L.T. Rompis, Ketut
Tono Pasek Gelgel ... 55 Efikasi Sterilisasi dan Desinfeksi Kandang untuk Mengurangi Infeksi Bakteri
(STERILIZATION EFFICACY AND DESINFECTION OF CAGES TO REDUCE BACTERIAL INFECTIONS)
Ketut Tono Pasek Ggelgel, Putu Henrywaesa Sudipa ... 61 Seroprevalensi Sistiserkosis pada Babi di Wilayah Wamena, Papua
(SWINE CYSTICERCOSIS SEROPREVALENCE IN WAMENA, PAPUA REGION)
Alvionita Lingga, Ida Bagus Ngurah Swacita, I Ketut Suada ... 67 Pemanfaatan Vesica Urinaria Babi sebagai Extracellular Matriks terhadap Proses Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih
(UTILIZATION OF VESICA URINARIA BABI AS AN EXTRACELLULAR MATRIX FOR THE HEALING PROCESS OF OPEN WOUNDS IN WHITE MICE)
Wayan Herry Gumawan, Wayan Wirata, Wayan Gorda, Luh Made
Sudimartini ... 74 Prevalensi dan Identifikasi Protozoa Saluran Pencernaan pada Monyet Eekor Panjang di Pulau Nusa Penida
(PREVALENCE AND IDENTIFICATION OF GASTROINTESTINAL PROTOZOA IN LONG-TAIL MONKEY IN NUSA PENIDA ISLAND)
Anak Agung Wisnu Kusuma Putra, I Nengah Wandia, I Made Dwinata ... 80 Efektivitas Ekstrak Ethanol Daun Mimba terhadap Rhipichepalus sanguineus secara In Vitro
(THE EFFECTIVENESS OF NEEM LEAF ETHANOL EXTRACT ON THE IN VITRO OF RHIPICHEPALUS SANGUINEUS)
I Made Merdana, Ida Ayu Pasti Hapsari, Fuady Muslih ... 86 Perkembangan Folikel dan Munculnya Estrus setelah Penyuntikan GnRH pada Sapi Bali yang Mengalami Anestrus Postpartum dengan Body Condition Score Berbeda (FOLLICULAR DEVELOPMENT AND THE ONSET OF ESTRUS DUE TO INDUCTION OF GNRH IN BALI CATTLE ANESTRUS POSTPARTUM WITH DIFFERENT BODY CONDITION SCORE)
I Nyoman Oka Widiarta, Tjok Gde Oka Pemayun, IGNB Trilaksana ... 92
Prof. Dr. drh. Tjok Oka Pemayun, MS
Lab. Reproduksi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.
Lab. Ekofisiologi Hewan Program Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.
Dr. drh. I Nyoman Suartha, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. Gusti Ayu Yuniati Kencana, MP.
Lab. Virologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh I Nengah Kerta Besung, MSi
Lab. Bakteriologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. I Gusti Ayu Agung Suartini, MSi.
Lab. Biokimia, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gusti Made Krisna Erawan, MSi.
Lab. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Kadek Karang Agustina, MP.
Lab. Kesmavet, Fakutas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Made Sudimartini, MP
Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Drh. Wayan Nico Fajar, M.Si
Lab. Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dra. Ni Made Pharmawati, MSc. PhD.
Lab. Bioteknologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Dr. drh. Maxs U E Sanam.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Cendana.
Prof. Dr. drh. Pudji Astuti
Lab. Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada.
Prof. Dr.drh. I Nyoman Suarsana, MSi.
Lab. Biokimia Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh Ni Ketut Suwiti, MKes,
Lab. Histologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr.drh. Michael Haryadi, MP.
Lab. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Ni Luh Putu Agustini, MP.
Lab. Bioteknologi Balai Besar Veteriner Denpasar.
Drh. Ni Made Restiati, Mphil.
Klinisi Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Bali Dr.drh. AETH Wahyuni, MSi.
Lab. Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada Drh. Siti Komariah
Klinisi Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia Dr. drh. I Wayan Bebas, M.Kes.
Lab. Reproduksi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Dr. drh. I Gese Soma, M.Kes.
Lab. Fisiologi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana MITRA BESTARI TAMU
Buletin Veteriner Udayana
Vol. 12 No. 1 Tahun 2020
Aktivitas 45 ALT 45
Angka Lempeng Total Bakteri 1 Anjing lokal 50
Antibiotika 39 AST 45 Babi 55, 67 Bakteri 61 BCS 92 Bioassay 39 Biplot 24 Broiler 1, 45
Dermatitis kompleks 19 Desinfeksi 61
Duodenum 13 Efektivitas 86
Ekstrak ethanol daun mimba 86 ELISA 50
Estrus 92
Folikel ovarium 92 Gentamisin 7 GnRH 92 Hati 39 Hati 7
Hematologic 32 Kandang 61 Kintamani dog Limfosit 32 Luka 74
Matriks ekstraseluer 74 Mimba 19
Monosit 32
Monyet ekor panjang 80 Morphology 13
Morphometry 13 Nusa Penida 80 Pakan organic 32 Papua 67
Pasar Tradisional 1 Pegagan 19
Penampilan reproduksi 24 Perubahan lesi 19
PRDC 55 Prevalensi 80 Protozoa 80 Rabies 50 Residu 39
Rhipicephalus sanguineus 86 Saluran pencernaan 80 Sapi bali 24, 32, 39, 92 Sarang semut 7
Seroprevalensi 67 Simantri 24 Sirsak 19 Sistiserkosis 67 Sterilisasi 61 Temulawak 45 Tikus putih 7
Tikus putih jantan 74 Titer antibodi 50 Vesica urinaria babi 74 Wamena 67
INDEKS SUBJEK
INDEKS PENULIS
Buletin Veteriner Udayana
Vol. 12 No. 1 Tahun 2020
Adhi PDP 45
Alvionita Lingga A 67 Ardana IBK 45 Arjana AAG 7 Berata IK 7 Besung INK 55 Cundawan AJ 39 Dwinata IM 80 Gelgel KTP 55 Ggelgel KTP 61 Gorda IW 74 Gumawan WH 74 Hapsari IAP 86 Heryani LGSS 13 Junaedi PA 19 Kendran AAS 45 Manullang MP 1 Merdana IM 7, 86 Muda GMJ 7 Muslih F 86 Parmayoga IPI 32 Pemayun TGO 92 Putra AAWK 80
Rompis ALT 55 Sampurna IP 24 Septiyatma AD 13 Setiasih NLE 13 Siswanto 39 Suada IK 1, 67 Suardana IBK 50 Suarjana IGK 55 Suartha IN 19, 32, 50 Suartini IGAA 32 Suatha IK 24 Sudarmayasa IN 50 Sudimartini LM 19, 74 Sudipa PH 61
Sudira IW 39 Suwiti NK 32 Swacita IBN 1, 67 Trilaksana IGNB Wandia IN 80 Widiarta INO 92 Wimbavitrati KA 24 Wirata IW 74
Ketentuan Umum
a. BuletinVeteriner Udayana memuat tulisan ilmiah dalam bidang Kedoteran Hewan dan Peternakan, berupa hasil penelitian, artikel ulas balik (review).
b. Naskah/makalah harus orisinal dan belum pernah diterbitkan. Apabila diterima untuk dimuat dalam Buletin Veteriner Udayana, maka tidak boleh diterbitkan dalam majalah atau media yang lain.
2. Naskah ilmiah dicetak dengan kertas ukuran A4. Naskah diketik dengan spasi menggunakan program olah kata word for windows, huruf Times New Roman ukuran huruf 12.
3. Tata cara penulisan naskah hasil penelitian hendaknya disusun menurut urutan sebagai berikut: Judul, Identitas penulis, Abstrak, Abstract, Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Simpulan dan Saran, Ucapan terimakasih dan Daftar Pustaka.
Upayakan dicetak hitam putih, dan keseluruhan naskah tidak lebih tidak kurang dari 10- 15 halaman.
a. Judul: Singkat dan jelas.
b. Identitas penulis: Nama ditulis lengkap (tidak disingkat) tanpa gelar. Bila penulis lebih dari seorang, dengan alamat, instansi yang berbeda, maka di belakang setiap nama diberi indeks atas angka arab. Alamat penulis ditulis di bawah nama penulis mencakup laboratorium, lembaga, dan alamat lengkap dengan nomer telepon/faksimili dan Email. Indeks tambahan diberikan pada penulis yang dapat diajak berkorespondensi (corresponding author).
c. Abstrak: Ditulis dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu dan bahasa Inggris bila naskah dalam bahasa Indonesia, begitu pula sebaliknya. Abstrak dilengkapi kata kunci (keywords) yang diurut berdasarkan kepentingannya. Abstrak memuat ringkasan naskah, mencakup seluruh tulisan tanpa mencoba merinci setiap bagiannya. Hindari menggunakan singkatan.
d. Pendahuluan: Memuat tentang ruang lingkup, latar belakang tujuan dan manfaat penelitian. Bagian ini hendaknya memberikan latar belakang agar pembaca dapat memahami dan menilai hasil penelitian tanpa membaca laporan-laporan sebelumnya yang berkaitan dengan topik. Manfaatkanlah pustaka yang dapat mendukung pembahasan.
e. Metode Penelitian: Hendaknya diuraikan secara rinci dan jelas mengenai bahan yang digunakan dan cara kerja yang dilaksanakan, termasuk metode statistika. Cara kerja yang disampaikan hendaknya memuat informasi yang memadai sehingga memungkinkan penelitian dapat diulang dengan berhasil.
f. Hasil dan Pembahasan: Disajikan secara bersama dan membahas dengan jelas hasil- hasil penelitian. Hasil penelitian dapat disajikan dalam bentuk tertulis di dalam naskah, tabel, atau gambar. Kurangi penggunaan grafik jika hal tersebut dapat dijelaskan naskah. Batasi pemakaian foto, sajikan foto yang jelas menggambarkan hasil yang diperoleh. Gambar dan tabel harus diberi nomor dan dikutip dalam naskah.
Pembahasan yang disajikan hendaknya memuat tafsir atas hasil yang diperoleh dan bahasan yang berkaitan dengan laporan-laporan sebelumnya. Hindari mengulang pernyataan yang telah disampaikan pada metode, hasil dan informasi lain yang telah disajikan pada pendahuluan.
g. Simpulan dan Saran: Disajikan secara terpisah dari hasil dan pembahasan.
KETENTUAN UNTUK PENULISAN NASKAH
h. Ucapan Terimakasih: Dapat disajikan bila dipandang perlu. Ditujukan kepada yang mendanai penelitian dan untuk memberikan penghargaan kepada Lembaga maupun perseorangan yang telah membantu penelitian atau proses penulisan.
i. DaftarPustaka: Ditulis mengikuti pola Vancouver Style. Disusun secara alfabetis menurut nama dan tahun terbit. Singkatan majalah/jurnal berdasarkan tata cara yang dapat dipakai oleh masing-masing jurnal. Proporsi daftar pustaka jurnal/majalah ilmiah sedikitnya 60%, dan teks book 40%. Contoh penulisan daftar pustaka:
Jurnal/majalah
Cowle SM, Horae S, Mosselman S, Parker MG. 1997. Estrogen receptor alpha and beta for heterodimeson DNA. J Biol Chem, 272(1): 158-162.
Buku
Gordon I. 1997. Controlled reproduction in sheep and goats. Controlled reproductionin farm animal series. 2nd Ed. Cab. Internationa. Ireland
Bab dalam Buku
Lukert PD, Saif YM. 1997. Infectious bursal disease. In: Diesease of Pultry. 10th Ed.
Calnek BW, Barness HJ, Beard CW, McDaugrad LR, Saif YM. (eds). Iowa State University Press, Ames, Iowa, USA. Pp. 721-738.
Prosiding
Muzzarelli R. 1990. Chitin and chitosan: Unique cationic polysaccharides, In:
Proceeding Sympotium Towards a Carbohydrate Based Chemistry. Ames, France, 23- 26 Oct. 1989. Pp. 199-231.
Disertasi/Tesis
Said S. 2003.Studies on Fertilization of rat soocytes by intra cytoplasmic sperm injection. (Disertation). Okayama: Okayama University.
Website
Gorman C. 1997. The new Hongkong Flue. http://www.pathfinder.com/time/
magazine/1997/dom/971229/heatlh.thenewhong_html
4. Pengiriman naskah dilakukan setiap saat dalam bentuk softcopy (file doc/docx) melalui sistem daring pada laman berikut:
https://ojs.unud.ac.id/index.php/buletinvet/about/submissions
5. Terhadap naskah/makalah yang dikirim, redaksi berhak untuk: memuat naskah/makalah tanpa perbaikan, memuat naskah/makalah dengan perbaikan, menolak naskah/makalah.
Semua keputusan redaksi tidak dapat diganggu gugat dan tidak diadakan surat menyurat untuk keperluan itu.
6. Setiap naskah yang dikirim ke redaksi untuk dipublikasikan dalam Buletin Veteriner Udayana akan dipandang sebagai karya asli penulis dan bila diterima, naskah tersebut tidak diperkenankan dipublikasikan lagi secara keseluruhan ataupun sebagian tanpa seijin Buletin Veteriner Udayana.
Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Hewan Jl. PB Sudirman Denpasar, Telp (0361)223791
BULETIN VETERINER UDAYANA
Terakreditasi Nasional Peringkat 3, DJPRP Kementerian Ristekdikti No. 21/E/KPT/2018, Tanggal 9 Juli 2018
24
Penampilan Reproduksi Induk Sapi Bali pada Simantri di Kabupaten Badung (REPRODUCTIVE APPEARANCE OF BALI CATTLE AT SIMANTRI IN BADUNG
REGENCY)
Kusumaning Arumsari Wimbavitrati1*, I Putu Sampurna², I Ketut Suatha3
¹Program Profesi Kedokteran Hewan, ²Laboratorium Biostatistika Veteriner, 3Laboratorium Anatomi Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Jl. PB Sudirman,
Denpasar, Bali. *Email: arumwimbavitrati13@gmail.com ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komponen penampilan reproduksi yang memiliki keragaman paling tinggi dan korelasi antara komponen penampilan reproduksi pada Simantri di Gapoktan Kabupaten Badung. Pengambilan sampel dilakukan secara teknik sampling penuh pada 50 Simantri dengan menggunakan kuisioner dan wawancara kepada peternak serta pengamatan secara langsung di lapangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis faktor dan disajikan dengan simulasi Biplot, untuk menggambarkan keragaman dan korelasi komponen penampilan reproduksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen penampilan reproduksi yang memiliki keragaman paling kecil adalah lama kebuntingan, sedangkan variabel yang memiliki keragaman yang paling besar adalah birahi pasca melahirkan. Terdapat korelasi antara umur pertama birahi, umur pertama dikawinkan, lama bunting dan umur beranak pertama serta antara birahi pasca melahirkan dengan dikawinkan pasca melahirkan.
Kata kunci: Sapi bali; simantri; penampilan reproduksi; biplot.
ABSTRACT
This study aims to determine the component of reproduction appearance that has the highest diversity and correlation between bali cattle reproduction performance components at the Simantri in Gapoktan Badung regency. Sampling was done by full sampling technique at 50 Simantri using questionnaires and interviews to farmers and directly in the field. The data obtained were analyzed using factor simulation and presented with Biplot simulation, to illustrate the diversity and correlation of reproductive performance components. The results showed that the component of appearance that has the smallest diversity is the long pregnant, while the variable that has the greatest diversity is estrus postpartum. There is an experience between the age of puberty, the first mating, long pregnant, the first parturition, and between estrus postpartum and mating postpartum.
Keywords: Bali cattle; simantri; reproductive performance; biplot.
PENDAHULUAN
Sapi bali merupakan salah satu ternak asli Indonesia dan telah menyebar keseluruh wilayah Indonesia bahkan sampai luar negeri yaitu Malaysia, Filipina dan Australia (Oka, 2010). Sapi bali termasuk salah satu jenis sapi potong yang disukai oleh para peternak karena berfungsi
dwiguna, yakni sebagai sapi pekerja dan sapi pedaging, serta mempunyai banyak keunggulan dibandingkan sapi jenis lainnya (Besung et al., 2019; Laksmi et al., 2019).
Tanari (2001) menyebutkan bahwa perkembangan sapi bali sangat cepat dibandingkan dengan sapi lainnya karena tingkat kesuburannya yang tinggi,
25
persentase beranak dapat mencapai 80%
dengan bobot lahir berkisar antara 9-20kg.
Untuk mendukung pencapaian program swasembada sapi nasional, maka perlu dilakukan peningkatan jumlah populasi sapi bali dalam negeri. Provinsi Bali mengarahkan kepada Sistem Pertanian Terintegrasi atau yang lebih dikenal dengan Simantri untuk menjadi pusat pembibitan sapi bali yang memberdayakan masyarakat dalam mengelola sapi-sapi tersebut dibawah naungan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Kegiatan integrasi yang dilaksanakan juga berorientasi pada usaha pertanian tanpa limbah (zero waste) dan menghasilkan 4 F yaitu food, feed, fertilizer, dan fuel (Bhuanaputra dan Yasa, 2017).
Badung merupakan salah satu kabupaten dari 8 kabupaten yang menjadi sentra pembibitan sapi lokal di Bali. Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Badung terus menggalakkan
program pelestarian dan
pengembangbiakan sapi Bali pada 3 kecamatan di wilayah Badung, yakni kecamatan Mengwi, kecamatan Abiansemal dan kecamatan Petang (Suputra et al., 2019; Parwata et al., 2019).
Keberhasilan pengembangan usaha Simantri juga berkaitan dengan upaya peternak dalam meningkatkan produktivitas ternak. Produktivitas sapi bali yang belum optimal diduga dilatarbelakangi oleh sistem pengusahaan sapi bali yang masih tradisional. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas sapi bali antara lain rendahnya kualitas dan kuantitas pakan, kurangnya pejantan, penampilan reproduksi belum maksimal, kualitas sumberdaya manusia (peternak) yang masih rendah dan tidak tersedianya sarana penunjang produksi peternakan (Lestari,
2012). Dari segi penampilan reproduksi yang dapat diamati yaitu umur birahi pertama, umur dikawinkan pertama, lama bunting, umur beranak pertama, birahi pasca melahirkan dan kawin pasca melahirkan.
Data penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara dalam kelompok Simantri di Kabupaten Badung masih belum banyak diketahui, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan keragaman komponen penampilan reproduksi dan korelasi antara komponen penampilan reproduksi induk sapi bali.
METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah induk sapi bali yang berada pada 50 kelompok Simantri yang masih aktif beroperasi di Kabupaten Badung sejak tahun 2009-2016.
Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dalam penelitian yaitu dengan menggunakan kuisioner (angket), wawancara dan pengamatan secara langsung di lapangan.Data diambil dari 50 Simantri di Gapoktan Kabupaten Badung yang mencakup 3 kecamatan. Kecamatan Mengwi yang berjumlah 20 Simantri yang mencakup 10 desa. Kecamatan Abiansemal yang berjumlah 18 Simantri yang mencakup 12 desa. Kecamatan Petang yang berjumlah 12 Simantri yang mencakup 6 desa.
Prosedur Penelitian
Wawancara dilakukan secara terstruktur, dimana daftar pertanyaan sudah dibuat secara sistematis oleh peneliti.Penyusunan daftar pertanyaan diawali dengan identitas responden, kemudian masuk ke dalam poin-poin yang
26
sudah tertera pada kuisiner atau angket.
Pada penelitian ini, responden yang dipilih bisa dari ketua simantri, ketua gapoktan, petugas pendamping simantri atau anggota simantri yang dirasa mampu untuk menjawab pertanyaan dari peneliti.
Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis faktor berdasarkan korelasi antar komponen reproduksi. Simulasi Biplot untuk menggambar letak koordinat komponen penampilan reproduksi dan untuk menggambarkan letak koordinat Gapoktan yang ditentukan berdasarkan analisis faktor Method Regression, faktor score 1 sebagai axis dan faktor score 2 sebagai koordinat. Beberapa informasi penting yang bisa didapatkan dari analisis biplot adalah kedekatan antar objek yang diamati, informasi ini dapat dijadikan panduan untuk mengetahui objek yang memiliki kemiripan karakteristik dengan objek lain, posisi relatif objek dan keragaman suatu variabel (Gabriel, 1971)
HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata komponen penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara padaSimantri di Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan data yang didapat dari 50 Simantri di Kabupaten Badung menunjukkan bahwa rata-rata umur pertama birahi adalah 18,26 bulan, umur pertama dikawinkan 22,46 bulan, lama kebuntingan 9,06 bulan, umur beranak
pertama 31,48 bulan, birahi pasca melahirkan 3,44 bulan dan dikawinkan pasca melahirkan 3,56 bulan.
Tabel 1 Penampilan Reproduksi induk sapi bali
Penampilan Reproduksi Rata-Rata Umur pertama birahi 18,26 ± 3,76 Umur pertama dikawinkan 22,46 ± 4,41 Lama kebuntingan 9,06 ± 0,24 Umur beranak pertama 31,48 ± 4,45 Birahi pasca melahirkan 3,44 ± 1,13 Dikawinkan pasca melahirkan 3,56 ± 1,07
Keragaman dan korelasi antar komponen penampilan reproduksi dapat digambarkan pada Gambar 1 dengan titik koordinat yang tertera pada Tabel 2.
Keragaman masing-masing komponen penampilan reproduksi induk sapi bali dapat dilihat dari panjang vektor variabel yang dibentuk. Semakin panjang vektor menunjukkan tingkat keragaman yang semakin besar, begitu juga sebaliknya semakin pendek vektor menunjukkan semakin kecil keragamannya. Korelasi antar variabel komponen penampilan reproduksi digunakan untuk mengetahui hubungan satu variabel terhadap variabel yang lainnya. PadaGambar 1 menunjukkan bahwa komponen penampilan reproduksi yang membentuk sudut lancip atau mendekati menunjukkan korelasinya sangat tinggi, sedangkan yang membentuk sudut mendekati siku-siku menunjukkan tidak ada korelasi.
Tabel 2 Titik Koordinat dan Panjang VektorVariabel Quadrant Komponen Penampilan
Reproduksi
Komponen Panjang
Vektor 1 (Abscissa) 2 (Ordinate)
I
Pertama birahi 0,75200 0,07600 0,754
Pertama dikawinkan 0,94700 0,03300 0,948 Lama kebuntingan 0,42800 0,12000 0,48
Beranak pertama 0,95300 0,04600 0,954
II Birahi pasca melahirkan -0,16400 0,97900 1,170 Dikawinkan pasca melahirkan -0,02300 0,98800 0,988
27
Gambar 1 Plot Keragaman dan Korelasi Komponen Penampilan Reproduksi Hasil ini menunjukkan bahwa lama
bunting sapi bali paling seragam. Hampir semua induk sapi bali yang dipelihara pada Simantri memiliki lama kebuntingan yang sama. Rata-rata lama bunting sapi bali pada penelitian ini adalah 9,06 ± 0,24 bulan atau 271,8 ± 7,2 hari. Lama bunting sapi bali dalam penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Prasojo et al. (2010) yaitu 284,4 ± 5,7 hari dengan kisaran 278,8 sampai dengan 290,1 hari.
Birahi pasca melahirkan memiliki nilai yang paling beragam diantara komponen penampilan reproduksi lainnya. Dalam hal ini lama estrus pospartum erat kaitannya dengan sistem pemeliharaan pada kelompok Simantri yang masih tradisional.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan hasil penelitian Sariubang et al. (2009) yang menyatakan bahwa pada sapi bali yang dipelihara secara intensif, maka estrus postpartum akan terjadi pada hari ke-81, sedangkan yang dipelihara secara
tradisional estrus postpartumnya lebih lama yaitu 107 hari. Dari hasil penelitian, umur pedet yang disapih akan berpengaruh terhadap munculnya birahi kembali setelah beranak. Hal ini sejalan dengan pernyataan Wiltbank (1970) yang menyatakan bahwa sapi induk yang menyusui, umur induk dan tingkat nutrisi merupakan variabel penting yang mempengaruhi estrus postpartum.
Antara umur birahi pasca melahirkan dengan umur dikawinkan pasca melahirkan memiliki vektor yang searah dan membentuk sudut lancip. Antara umur pertama birahi, umur pertama dikawinkan, lama kebuntingan, dan umur beranak pertama memiliki vektor yang searah dan membentuk sudut lancip. Hal ini menunjukkan bahwa komponen penampilan reproduksi yang membentuk sudut lancip saling berkorelasi.
Pemetaan 50 objek Simantri dengan 6 komponen penampilan reproduksi dilakukan dengan simulasi biplot. Hasil
28
analisis menunjukkan keragaman data yang dijelaskan oleh kedua komponen utama sebesar 75,657 %, sehingga analisis biplot sangat representatif untuk melihat komponen penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara pada setiap Simantri di Kabupaten Badung.
Berdasarkan plot yang dihasilkan dari analisis biplot, komponen penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara pada kelompok Simantri di Kabupaten Badung dapat dilihat pada Gambar 2 dengan titik kordinat yang tertera pada tabel 4
Tabel 3 Total Variance Explained
Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of
Variance
Cumulative
%
Total % of Variance
Cumulative %
1 2,581 43,018 43,018 2,581 43,018 43,018
2 1,958 32,638 75,657 1,958 32,638 75,657
3 ,879 14,649 90,305
4 ,552 9,203 99,508
5 ,029 ,478 99,987
6 ,001 ,013 100,000
Gambar 2 Grafik Biplot Komponen Penampilan Reproduksi
29
Tabel 4 Titik Koordinat Gapoktan di Kabupaten Badung
Quadrant Nama Gapoktan Component
1 (Abscissa) 2 (Ordinate)
I
Werdi Buana 1,26422 0,73042
KT Pula Kerti 0,84409 0,07882
Amerta Jaya 0,15733 0,45105
Manik Eka Nadi 0,15733 0,45105
KTT Catur Eka Sari 0,09268 1,365
Tunjung 1,48913 2,39512
Pucak Tedung Sari 2,60666 1,0919
Tedung Sari 1,39642 0,7745
II
Sri Sedana -0,83933 0,39698
Gelis Nadi -0,83933 0,39698
Cakra Buana -1,43306 2,16277
Kerta Buana Sari -1,30376 0,33488
KT. Karya Mesari -0,67322 0,40599
Pertiwi Tani -0,80252 2,23388
KTT Buana Mekar -0,67322 0,40599
Karang Ayu -0,7657 4,07079
Sari Merta Pertiwi -0,67322 0,40599
III
Manik Tirta Rahayu -0,77469 -0,51696
Merta Bumi Sari 363 -0,77469 -0,51696
Kelompok Merta Jaya 591 -1,23912 -0,57907
Merta Nadi -0,77469 -0,51696
KTT Bala Angon -1,08431 -0,55837
Sari Lestari -0,60858 -0,50795
Poktan Babakan Sari Sangeh -0,24245 -0,52499
KTT. Mas Sari -0,24245 -0,52499
KTT Sami Polih -0,24245 -0,52499
Taman Wijaya Kusuma -1,0069 -0,54802
KT. Taman Sari -0,9069 -0,56104
Wanasari -1,23912 -0,57907
Branjungan -0,38625 -0,94229
Mekar Sari -0,60858 -0,50795
Getasan -0,60858 -0,50795
Kerti Buana -0,60858 -0,50795
Mekar Sari -0,62678 -1,42713
IV
Gema Unggul Sari 0,22197 -0,46289
KT Gema Makmur Sejati 0,22197 -0,46289
Sukamaju 0,6864 -0,40079
KTT Panca Urip Mertasari 0,6864 -0,40079
Dharma Pertiwi 0,22197 -0,46289
KT. Dewi Sari 0,22197 -0,46289
KT. Dharma Karya 0,85251 -0,39178
KT Banyu Sari 0,22197 -0,46289
Gata Saga 2,37488 -0,09061
Merta Jati 0,53159 -0,42149
Tri Mandala Sari 1,27486 -0,85217
KTT Darma Laksana 0,37678 -0,44219
Puncak Saribon 0,74262 -0,84414
KT. Buana Giri 0,22197 -0,46289
Tani Ternak Rare Angon 2,73595 -0,73599
KT. Gading Sari 0,37678 -0,44219
30
Kedekatan antar objek
Kedekatan antar objek Simantri dapat diketahui dengan cara menghitung jarak Euclidian antara Simantri yang satu dengan Simantri yang lainnya. Semakin kecil nilai jarak Euclidian menunjukkan bahwa semakin dekat kedua Simantri tersebut, dalam hal kemiripan penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara.
Begitu juga sebaliknya semakin besar nilai jarak Euclidian menunjukkan bahwa semakin berbeda komponen penampilan reproduksi induk sapi bali yang dipelihara
Jarak Euclidian terpendek dari seluruh Gapoktan di Kabupaten Badung yang terletak pada kuadran I adalah Amerta Jaya dengan Manik Eka Nadi. Pada kuadran II adalah Sri Sedana dengan Gelis Nadi; KT Karya Mesari, KTT Buana Mekar dan Sari Merta Pertiwi. Pada kuadran III Manik Tirta Rahayu, Merta Bumi Sari 363 dan Merta Nadi; Poktan Babakan Sari Sangeh,KTT Mas Sari dan KTT Sami Poli;
Kelompok Merta Jaya 591 dengan Wanasari;Mekar Sari, Getasan dan Kerti Buana. Pada kuadran IV adalah Gema Unggul Sari,KT Gema Makmur Sejati, Dharma Pertiwi, KT Dewi Sari, KT Banyu Sari dan KT Buana Giri; Sukamaju dengan KTT Panca Urip Mertasari
Nilai variabel pada suatu objek
Karakteristik suatu obyek bisa disimpulkan dari posisi relatifnya yang paling dekat dengan suatu peubah.Untuk mengetahui hubungan variabel komponen penampilan reproduksi dengan objek Simantri yang diamati dapat dicari dengan nilai proyeksi antara variabel terhadap objek. Pada gambar 4.2 Simantri dengan penampilan reproduksi yang sangat baik ditunjukkan pada Gapoktan yang berada di kuadran III dan IV yaitu Manik Tirta Rahayu, Merta Bumi Sari 363, Kelompok Merta Jaya 591, Merta Nadi, KTT Bala Angon, Sari Lestari, Poktan Babakan Sari Sangeh, KTT Mas Sari, KTT Sami Polih, Taman Wijaya Kusuma, KT Taman Sari, Wanasari, Branjungan, Mekar Sari, Getasan, Kerti Buana, Mekar Sari, Gema Unggul Sari, KT Gema Makmur Sejati,
Sukamaju, KTT Panca Urip Mertasari, Dharma Pertiwi, KT Dewi Sari, KT Dharma Karya, KT Banyu Sari, Gata Saga, Merta Jati, Tri Mandala Sari, KTT Darma Laksana, Puncak Saribon, KT Buana Giri, Tani Ternak Rare Angon, KT Gading Sari.
Gapoktan yang memiliki penampilan reproduksi yang baik pada kuadran I adalah Werdi Buana, KT Pula Kerti, Amerta Jaya, Manik Eka Nadi dan Tedung Sari. Pada kuadran II yang memiliki penampilan reproduksi yang baik yaitu Sri Sedana, Gelis Nadi, Kerta Buana Sari, KT Karya Mesari, KTT Buana Mekar, Sari Merta Pertiwi.
Simantri yang memiliki penampilan reproduksi induk sapi bali yang kurang bagus ditunjukkan dengan birahi pasca melahirkan dan dikawinkan pasca melahirkannya yang tinggi, yaitu pada Simantri di Gapoktan Cakra Buana, Pertiwi Tani dan Karang Ayu yang berada di kuadran II memiliki selang waktu birahi pasca melahirkan dan dikawinkan pasca melahirkan yang tinggi berturut-turut yaitu 180 hari, 180 hari dan 240 hari. Pada Gapoktan yang berada di kuadran I yaitu Tunjung dan KTT Catur Eka Sari memiliki nilai selang waktu birahi pasca melahirkan dan dikawinkan pasca melahirkan yang tinggi berturut-turut yaitu 180 hari dan 150 hari. Dan pada Gapoktan Puncak Tedung Sari memiliki nilai dikawinkan pasca melahirkan yang tinggi yaitu 150 hari.
SIMPULAN Simpulan
Terdapat korelasi antara umur pertama birahi, umur pertama dikawinkan, lama bunting dan umur beranak pertama. Antar umur pertama dikawinkan dengan umur beranak pertama dan birahi pasca melahirkan dengan dikawinkan pasca melahirkan mempunyai korelasi positif yang paling tinggi. Variabel lama kebuntingan memiliki keragaman paling kecil. Sedangkan variabel yang memiliki keragaman yang paling besar adalah birahi pasca melahirkan, dikawinkan pasca
31
melahirkan, beranak pertama, pertama dikawinkan dan pertama birahi
Saran
Evaluasi terhadap Simantri dengan penampilan reproduksi yang kurang baik.
Untuk mengoptimalkan efisiensi reproduksi sapi bali yang dipelihara pada Simantri di Kabupaten Badung disarankan agar melakukan seleksi terhadap birahi pasca melahirkan dan dikawinkan pasca melahirkan yang memiliki keragaman besar.
DAFTAR PUSTAKA
Besung INK, Watiniasih NL, Mahardika IGNK, Agustina KK, Suwiti NK. 2019.
Mineral levels of Bali cattle (Bos javanicus) from different types of land in Bali, Nusa Penida, and Sumbawa Islands (Indonesia). Biodiversitas.
20(10): 2931-2936.
Bhuanaputra KW, Yasa INM. 2017.
Efektivitas dan dampak program simantri terhadap pendapatan dan kesempatan kerja rumah tangga petani di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung. E-Jurnal. 6(5): 827-855.
Gabriel KR. 1971. The Biplot Graphic display of matrices with application to principal componen analysis, J.
Biometrica. 58(3): 453-467.
Laksmi DNDI, Trilaksana IGNB, Darmanta RJ, Darwan M, Bebas IW, Agustina KK. 2019. Correlation between body condition score and hormone level of Bali cattle with postpartum anestrus. Indian J. Anim.
Res. 53(12): 1599-1603.
Lestari. 2012. Produktivitas, potensi dan prospek pengembangan sapi bali (Bos
javanicus) di desa Pa’rappunganta Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan.
Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor Oka. 2010. Conservation and genetic
improvement of bali cattle. Proc.
Conservation and Improvement of World Indigenous Cattle. Pp. 110-117.
Parwata DMD, Sampurna IP, Sukada IM, Agustina KK. 2019. Klasterisasi manajemen pengolahan limbah sapi bali pada simantri di kabupaten Badung. Buletin Veteriner Udayana.
11(1): 51-57.
Prasojo G, I. Arifiantini, K. Mohamad.
2010. Korelasi Antara Lama Kebuntingan, Bobot Lahir dan Jenis Kelamin Pedet Hasil Inseminasi Buatan Pada Sapi Bali. J. Vet. 11(1): 41-45.
Sariubang M, Nurhayu A, Saenab. 2009.
Pengkajian sistem pembibitan sapi bali pada peternakan rakyat di Kabupaten Takalar. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2009.
Suputra GWK, Sampurna IP, Nindhia TS, Agustina KK. 2019. Klasterisasi manajemen perkandangan sapi bali pada simantri di kabupaten badung Bali. Buletin Veteriner Udayana. 11(2):
128-135.
Tanari. 2001. Usaha pengembangan sapi bali ternak lokaldalam menunjang pemenuhan kebutuhanprotein asal hewani di Indonesia. Makalah Falsafah Sains. Institut Pertanian Bogor
Wiltbank JV. 1970. Research need in beef cattle production. J. Anim. Sci. 31: 75.