• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVISI RENSTRA P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h RENCANA STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVISI RENSTRA P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h RENCANA STRATEGIS"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

REVISI RENSTRA 2019-2024

Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah

KUNCI AWAL DARI UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA ADALAH PEMAHAMAN RISIKO BENCANA

BAHWA KEJADIAN,DAMPAK DAN RISIKO BENCANA TIDAK BISA DIHINDARI KARENA JUMLAH PENDUDUK YANG TERUS MENINGKAT, URBANISASI, KEMISKINAN, PENGARUH

PERUBAHAN IKLIM GLOBAL, DAN PEMBANGUNAN INFRASUKTUR YANG MENIMBULKAN RISIKO BENCANA BARU.

ISU STRATEGIS “ UPAYA RESPONSIF BERFOKUS PADA SAAT TERJADINYA BENCANA KE PREVENTIF YANG MENITIKBERATKAN UPAYA

PENGURANGAN DAN PENGELOLAAN RISIKO BENCANA”.

(2)

2 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan Revisi RENSTRA Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024, sesuai dengan amanat Peraturan yang berlaku.

Revisi RENSTRA tersebut sesuai dengan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD Kabupaten Ciamis, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ciamis Tahun 2019 – 2024 menindaklanjuti pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tingkat pusat dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di tingkat Provinsi Jawa Barat, yang diharapkan mampu memberikan kontribusi akseleratif pada proses pembangunan di Kabupaten Ciamis melalui penyelenggaraan penanggulangan bencana.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan RENSTRA ini.

Ciamis, Mei 2021 Kepala Pelaksana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis

Drs. H. DADANG DARMAWAN, M.Si Pembina Utama Muda

NIP. 19671104 199503 1 007

(3)

3 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Landasan Hukum ... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ... 4

1.4. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN ... 7

2.1. Tugas,Fungsi dan Struktur Organisasi PD ... 7

2.2. Sumber Daya Perangkat Daerah ... 19

2.3. Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ... 29

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan PD ... 29

BAB III. PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PD ... 32

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan PD 32 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ………. 33

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Propinsi / Kabupaten ……… 33

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis ………. 36

3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ……… 39

BAB IV. TUJUAN DAN SASARAN ……… 42

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah PD ………42

BAB V. STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 44

BAB VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN ... 47

BAB VII. KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN .………. 48

BAB VIII.PENUTUP ………. 49 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(4)

4 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara geografis, termasuk geologis dan demografis Ciamis merupakan wilayah yang rawan terjadi bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun faktor manusia. Bencana yang terjadi umumnya mempunyai dampak yang merugikan dengan adanya korban jiwa, luka-luka dan hilang. Selain manusia yang menjadi korban, sering pula menimbulkan terjadinya kehilangan harta benda, kerusakan bangunan serta prasarana dan sarana layanan masyarakat seperti jalan, jembatan, rumah sakit, puskesmas, sekolah, tempat ibadah, gedung perkantoran dan lain-lain. Kejadian bencana juga sangat berkaitan erat dengan perlunya penyediaan penampungan, makanan, pakaian, obat-obatan bagi masyarakat yang terlanda bencana terutama bila terjadi pengungsian ketempat yang lebih aman untuk sementara waktu. Lebih lanjut tentunya kejadian-kejadian bencana akan berdampak terhadap pencapaian pembangunan nasional.

Bahwa kejadian bencana sangat mempengaruhi upaya-upaya pemerintah dalam menurunkan angka pengangguran dan kemiskinan. Hal ini berdampak lanjut menjadi potensi penghambat laju pembangunan nasional yang telah menjadi agenda maupun prioritas para pemangku kepentingan.

Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa pengertian bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Sedangkan pengertian penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Selanjutnya ketiga upaya tadi disebut sebagai tahapan penanggulangan bencana.

(5)

5 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Kemudian berkenaan dengan RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor : 13 Tahun 2019 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ciamis Tahun 2019- 2024, maka setiap SKPD harus menyelaraskan Rencana Strategisnya dengan mengacu pada RPJMD yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 dan Pasal 151 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, bahwa setiap satuan kerja perangkat daerah diwajibkan menyusun Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). Renstra-SKPD dimaksud memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya dengan berpedoman pada RPJMD yang disertai dengan target indikator kinerja dan pendanaannya yang bersifat indikatif.

Selain itu, ketentuan mengenai tatacara penyusunan Rencana Strategis SKPD telah diatur dalam Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017, yang merupakan pedoman pelaksanaan yang wajib diacu oleh seluruh SKPD dalam menyusun Renstra SKPD.

Sesuai dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ciamis perlu menyusun dan menetapkan Rencana Strategis (Renstra) BPBD Tahun 2019-2024 sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024. Renstra BPBD Kabupaten Ciamis ini merupakan dokumen perencanaan yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun yang akan datang dan dirumuskan secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.

1.2 Landasan Hukum

Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis tahun 2019-2024 didasarkan kepada :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974, tentang Pokok-pokok Kepegawaian;

(6)

6 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

5. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana;

10. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB);

11. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 tahun 2008 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Nomor 3 tahun 2008 tentang Pedoman Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 12 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2005-2025.

17. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024.

(7)

7 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

18. Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 13 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024.

19. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 10 Tahun 2010 tentang Tugas, Pokok dan Fungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis.

20. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 40 Tahun 2019 tentang Indikator Kinerja Utama Daerah dan Indikator Kinerja Utama Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Ciamis.

21. Peraturan Bupati Ciamis Nomor 41 Tahun 2019 tentang Rencana Strategis Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Ciamis.

1.3 Maksud dan Tujuan

Penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis tahun 2019-2024 dimaksudkan sebagai dokumen perencanaan jangka menengah yang menjabarkan RPJMD Kabupaten Ciamis tahun 2019-2024 sesuai tugas pokok dan fungsi yang diamanahkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis Nomor 3 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis.

Tujuan disusunnya Rencana Strategis (Renstra) Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis tahun 2019-2024 untuk dijadikan landasan/pedoman dalam penyusunan Renja BPBD, penguatan peran para stakeholders dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana serta sebagai dasar evaluasi dan laporan pelaksanaan atas kinerja BPBD Kabupaten Ciamis.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan Renstra Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2019-2024 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

(8)

8 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Pada bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi, tugas dan fungsi BPBD dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, sumber daya yang dimiliki, kinerja pelayanan serta tantangan dan peluang pengembangan pelayanan BPBD.

BAB III PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH Pada bab ini dikemukakan permasalahan-permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan, telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi, telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis serta penentuan isu-isu strategis.

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai perumusan tujuan dan sasaran jangka menengah serta strategi dan arah kebijakan BPBD Kabupaten Ciamis tahun 2019-2024.

BAB V STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif yang ada di BPBD untuk periode tahun 2019-2024

BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SERTA PENDANAAN

Pada bab ini dikemukakan indikator kinerja BPBD yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai BPBD dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.

BAB VII BAB VIII

KINERJA PENYELENGGARAAN BIDANG URUSAN PENUTUP

(9)

9 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah

Berdasarkan ketentuan Pasal 13 Peraturan Bupati Ciamis nomor 32 Tahun 2009 dan diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Ciamis nomor 3 Tahun 2010 tentang pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis, tugas, fungsi dan tata kerja unsur pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah diatur dengan Peraturan Bupati Ciamis nomor 34 tahun 2009 tentang Tata Fungsi dan Tata Kerja Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis dengan Struktur yang terdiri dari:

1. Kepala Pelaksana,

2. Sekretariat unsur pelaksana, terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian, yaitu:

 Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

 Sub Bagian Keuangan

 Sub Bagian Program

3. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan terdiri dari 2 (dua) Seksi yaitu:

 Seksi Pencegahan

 Seksi Kesiapsiagaan

4. Bidang Kedaruratan dan Logistik terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu:

 Seksi Kedaruratan

 Seksi Logistik

5. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi terdiri dari 2 ( dua ) seksi yaitu :

 Seksi Rehabilitasi

 Seksi Rekonstruksi

6. Kelompok Jabatan Fungsional 7. Satuan Tugas ( Satgas )

Secara lengkap Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis, disajikan pada Gambar II.1. berikut ini :

(10)

10 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Gambar II.1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah dalam penanggulangan bencana secara terintegrasi meliputi Pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis mempunyai tugas melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah dalam penanggulangan bencana.

KEPALA

UNSUR PENGARAH - INSTANSI

- PROFESIONAL/AHLI

SEKRETARIAT

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL UNSUR PELAKSANA KEPALA PELAKSANA

BIDANG PENCEGAHAN,

KESIAPSIAGAAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

BIDANG REHABILITASI DAN

REKONSTRUKSI

SEKSI KEDARURATAN

SEKSI LOGISTIK

SEKSI REHABILITASI

SEKSI REKONSTRUKSI SEKSI PENCEGAHAN

SEKSI KESIAPSIAGAAN

SUB BAG PROGRAM SUB BAG

KEUANGAN SUB BAG UMUM DAN

KEPEGAWAIAN

(11)

11 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Adapun urusan yang menjadi kewenangan Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah adalah membantu Kepala BPBD Kabupaten Ciamis dalam :

1. Penetapan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi serta rekonstruksi secara adil dan setara di tingkat kabupaten.

2. Penetapan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan Peraturan perundang undangan.

3. Penyusunan dan penetapan peta rawan bencana

4. Pelaporan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Bupati melalui Kepala BPBD setiap bulan sekali dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana

5. Pengendalian, pengumpulan dan penyaluran bantuan baik itu berupa uang ataupun barang setelah berkoordinasi dengan pihak – pihak terkait.

6. Pertanggungjawaban penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

7. Pelaksanaan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan penjelasan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010, BPBD mempunyai fungsi koordinasi, komando dan pelaksana dalam penanggulangan bencana. Dalam fungsi koordinasi, BPBD melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah, lembaga usaha, dan/atau pihak lain yang diperlukan pada tahap pra bencana dan pasca bencana. Pada fungsi komando, BPBD melaksanakan penanggulangan bencana dengan pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dari Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya, instansi vertikal yang ada di daerah serta langkah-langkah lain yang diperlukan dalam rangka penanganan darurat bencana. Sedangkan pada fungsi pelaksana, BPBD melaksanakan penanggulangan bencana secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah lainnya di daerah, instansi vertikal yang ada di daerah dengan memperhatikan kebijakan penyelenggaraan penanggulangan bencana dan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(12)

12 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Adapun tugas pokok dan fungsi dari organisasi BPBD adalah sebagai berikut:

Kepala Pelaksana

1. Unsur pelaksana BPBD berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala BPBD 2. Unsur pelaksana BPBD dipimpin oleh kepala pelaksana yang membantu kepala BPBD kabupaten Ciamis dalammelaksanakan tugas dan fungsinya unsur pelaksana BPBD menjalankan tugas sehari-hari Kepala BPBD.

3. Unsur pelaksana BPBD mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan bencaan secara terintegrasi meliputi Pra bencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana.

Dalam melaksanakan fungsinya, Kepala Pelaksana BPBD berperan dalam : 1. Koordinasi penyelenggaraan penanggulangan bencana

2. Komando penyelenggaraan penanggulangan bencana

3. Pelaksana dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretariat unsur Pelaksana

1. Sekretariat dipimpin oleh sekretaris berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana

2. Sekretaris mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan ketata usahaan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan, program , pengelolaan tata laksana organisasi serta pemberian layanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi badan.

3. Untuk melaksanakan tugas, sekretariat melaksanakan fungsi sebagai berikut :

 Pengelolaan ketata usahaan meliputi administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan perencanaan badan;

 Pelaksanaan layanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi badan;

 Pelaksanaan pembinaan organisasi dan tata laksana

 Pelaksanaan, pemeliharaan kebersihan , keindahan dan ketertiban

 Pengelolaan rumah tangga, perjalanan dinas, perlengkapan, pemeliharaan barang inventaris dan keprotokolan

 Penyusunan laporan di bidang tugasnya

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

(13)

13 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h Sub bagian umum dan kepegawaian

1. Sub bagian umum dan kepegawaian dipimpin oleh kepala sub bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

2. Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana formasi, mutasi, pengembangan karir pegawai, pengelolaan administrasi kepegawaian, rumah tangga , perjalanan dinas, perlengkapan, pemeliharaan barang inventaris dinas dan keprotokolan.

3. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, sub bagian umum dan kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

 Penyusunan rencana formasi pegawai, mutasi dan pengembangan karir pegawai, pendayagunaan pegawai dan fasilitas peningkatan kesejahteraan serta disiplin pegawai

 Pengelolaan administrasi kepegawaian dan pemeliharaan dokumen kepegawaian

 Pelaksanaan layanan teknis administrasi kepada seluruh satuan organisasi badan

 Pengelolaan surat menyurat, kearsipan dan penyiapan penyelenggaraan rapat rapat

 Pengelolaan rumah tangga, perjalanan dinas, perlengkapan, pemeliharaan barang inventaris badan dan keprotokolan

 Pemeliharan kebersihan, keindahan dan ketertiban kantor

 Pelaksanaan pembinaan organisasi dan ketata laksanaan

 Penyusunan laporan di bidang tugasnya

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Sub bagian keuangan

1. Sub bagian keuangan dipimpin oleh kepala sub bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris

2. Sub bagian keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pengelolaan dan penyelenggaraan administrasi keuangan

3. Untuk melaksanakan tugas dimaksud, sub bagian keuangan menyelenggarakan:

 Penyusunan rencana pelaksanaan dan perhitungan anggaran

 Pelaksanaan verifikasi dan fasilitasi kebendaharaan

 Penyelenggaraan pengelolaan keuangan dan pemeliharaan dokumen keuangan badan

(14)

14 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

 Pengelolaan,pengendalian dan evaluasi penatausahaan keuangan dinas

 Penyusunan laopran pertanggung jawaban keuangan yang meliputi realisasi angggaran bulanan , semesteran dan tahunan

 Penyusunan laporan akhir pertanggung jawaban keuangan dinas dan catatan atas laporan keuangan ( CALK )

 Penyusunan neraca keuangan badan

 Penyusunan laporan di bidang tugasnya

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Sub bagian Program

1. Sub bagian program dipimpin oleh kepala sub bagian berada di bawah dan bertanggung jawab kepada sekretaris

2. Sub bagian program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan perumusan program, evaluasi serta pelaporan bidang penanggulangan bencana

3. Untuk melaksanakan tugas di maksud, sub bagian program menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

 Pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian data penanggulangan bencana

 Penyusunan dan perumusan program penanggulangan bencana

 Penyusunan rencana anggaran dinas

 Pengkajian dan evaluasi dampak pelaksanaan program pembangunan pembangunan penanggulangan bencana

 Pemantauan dan pengawasan pelaksanaan program pembangunan penanggulangan bencana.

 Penyusunan laporan di bidang tugasnya

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan seusai tugas dan fungsinya.

Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan

1. Bidang pencegahan dan kesiap siagaan dipimpin oleh Kepala bidang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana

(15)

15 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

2. Bidang pencegahan dan kesiapsiagaan mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat 3. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan

kesiap siagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

4. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiap siagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

5. Pemantauan , evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan , mitigasi dan kesiap siagaan pada pra bencana serta pemberdayaan masyarakat

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Seksi Pencegahan

1. Seksi pencegahan dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pencegahan dan kesiap siagaan

2. Seksi pencegahan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan bencana

3. Dalam melaksanakan tugas dimaksud seksi pencegahan menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi pencegahan

 Penyusunan bahan kebijakan petunjuk teknis pencegahan penanggulangan bencana

 Pembuatan peta rawan bencana

 Pelaksanaan sosialisasi pencegahan bencana

 Pelaksanaan pengelolaan sistem data dan informasi kebencanaan

 Pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi pencegahan kebencanaan

 Pelaksanaan fasilitasi pencegahan kebencanaan

 Pelaksanaan penyusunan bahan standardisasi dan prosedur tetap

 Pelaksanaan penyusunan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi pencegahan

 Pelaksanaan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

(16)

16 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h Seksi kesiapsiagaan

1. Seksi kesiap siagaan dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pencegahan dan kesiap siagaan

2. Seksi kesiap siagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kesiap siagaan kebencanaan

3. Dalam melaksanakan tugasnya , seksi kesiap siagaan menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi kesiap siagaan

 Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kesiap siagaan kebencanaan

 Pelaksanaan fasilitasi kesiapsiagaan

 Pelaksanaan kesiap siagaan

 Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi kesiap siagaan

 Pelaksanaan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Bidang kedaruratan dan logistik

1. Bidang kedaruratan dan logistik dipimpin oleh kepala bidang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala pelaksana

2. Bidang kedaruratan dan logistik mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik

3. Dalam melaksanakan tugas, bidang kedaruratan dan logistik mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam :

 Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik

 Pengkoordinasian dan pelaksanan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik

 Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tangap darurat

(17)

17 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

 Pelaksanan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Seksi Kedaruratan

1. Seksi tanggap darurat dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang kedaruratan dan logistik

2. Seksi tanggap darurat mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kedaruratan bencana

3. Dalam melaksanakan tugas, seksi tanggap darurat menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi tanggap darurat

 Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi kedaruratan meliputi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda , perlindungan , pengurusan pengungsi

 Pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi kedaruratan kebencanaan

 Pelaksanaan penyusunan bahan rekomendasi penentuan status keadaan darurat bencana

 Pelaksanan fasilitasi kedaruratan kebencanaan

 Pelaksanaan penyelamatan dan evaluasi korban dan harta benda

 Pelaksanaan perlindungan dan pengurusan pengungsi

 Pelaksanaan penyusunan bahan informasi kedaruratan secara tepat dan tepat terhadap lokasi , kerusakan dan sumber daya

 Penyelenggaraan pengerahan sumber daya manusia dan peralatan

 Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi tanggap darurat

 Pelaksanaan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

(18)

18 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h Seksi logistik

1. Seksi logistik dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang kedaruratan dan logistik.

2. Seksi logistik mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi pelayanan logistik.

3. Dalam menyelenggarakan tugas seksi logistik menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi logistik

 Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis dan fasilitasi logistik meliputi pengendalian, pengumpulan dan penyaluran uang serta barang , pertanggung jawaban penggunaan APBD, pelaporan penyelenggaraan penanggulangan bencana

 Pelaksanaan penyusunan dan pengolahan data kegiatan pelayanan logistik

 Pelaksanaan pengadaan brang /jasa untuk kebutuhan logistik

 Pelaksanaan pengerahan logistik

 Pelaksana

 an pengelolaan dan pertanggung jawaban uang atau barang

 Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi logistik

 Pelaksanaan penyusunan bahan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi logistik

 Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi

1. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dipimpin oleh Kepala bidang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala pelaksana

2. Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai tugas membantu kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

(19)

19 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

3. Dalam melaksanakan tugas bidang rehabilitasi dan rekonstruksi mempunyai fungsi membantu kepala pelaksana dalam :

 Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

 Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

 Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

 Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Seksi rehabilitasi

1. Seksi rehabilitasi dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang rehabilitasi dan rekonstruksi

2. Seksi rehabilitasi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan rehabiltasi kebencanaan

3. Dalam melaksanakan tugas dimaksud , seksi rehabilitasi menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi rehabilitasi

 Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis rehabilitasi

 Pelaksanan penyusunan bahan fasilitasi rehabilitasi

 Pelaksanaan fasilitasi rehabilitasi

 Pelaksanaan rehabilitasi

 Pelaksanaan rehabilitasi meliputi perbaikan lingkungan, prasarana dan sarana umum, pemberian bantuan perbaikan rumah masyarakat, pelayanan kesehatan, rekonsiliasi dan resolusi konflik serta pemulihan sosial psikologis, sosial ekonomi budaya, keamanan dan ketertiban, fungsi pemerintahan dan pelayanan publik.

 Pelaksanaan penyusunan bahan dan koordinasi rehabilitasi

 Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi rehabilitasi

 Pelaksanaan telaahan staff sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

(20)

20 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h Seksi rekonstruksi

1. Seksi rekonstruksi dipimpin oleh kepala seksi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang rehabilitasi dan rekonstruksi

2. Seksi rekonstruksi mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, fasilitasi dan rekontruksi

3. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, seksi rekonstruksi menyelenggarakan fungsi :

 Pelaksanaan penyusunan program kerja seksi rekonstruksi

 Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan teknis rekonstsruksi

 Pelaksanaan penyusunan bahan fasilitasi rekonstruksi

 Pelaksanan fasilitasi rekonstruksi meliputi pembangunan kembali prasarana dan sarana sosial masyarakat , pembangkitan kembali kehidupan sosial budaya masyrakat, penerapan rancang bangun yang tepat dan penggunaan peralatan yang lebih baik dan tahan bencana , partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan dunia usaha dan masyarakat, serta peningkatan kondisi sosial ekonomi, budaya , fungsi pelayanan publik dan pelayanan utama dalam masyarakat.

 Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi kegiatan seksi rekonstruksi

 Pelaksanaan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan

 Melaksanakan koordinasi dengan unit kerja terkait

 Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya

Kelompok Jabatan Fungsional

1. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan

2. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah pegawai negeri sipil daerah dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya

3. Kelompok dimaksud dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala badan serta berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala badan.

4. Jumlah jabatan fungsional ditentukan berdasarkan sifat, dan beban kerja

5. Jenis dan jenjang jabatan fungsional dimaksud diatur sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

(21)

21 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h Satuan Tugas

1. Satuan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala pelaksana badan 2. Satuan tugas mempunyai tugas melaksanakan tugas koordinasi dan fasiltiasi

operasional penanggulangan bencana

3. Anggota satuan tugas berasal dari perangkat daerah dan instansi terkait 4. Jumlah anggota satgas ditetapkan sesuai dengan kebutuhan

5. Pembentukan, tugas pokok, fungsi, rincian tugas serta susunan organisasi dan tata kerja satgas ditetapkan oleh kepala BPBD.

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah

1. Kondisi Umum Pegawai

Jumlah personil di BPBD sebanyak 60 orang yang terdiri 19 orang PNS dan 41 orang pegawai non PNS. Dari jumlah personil sebanyak 19 PNS orang tersebut, 14 orang adalah pejabat struktural, 5 orang pelaksana administrasi, 30 0rang non PNS sebagai petugas Pusdalops, 11 orang non PNS sebagai pelaksana teknis. Untuk selengkapnya dapat dilihat tabel berikut :

Tabel II.1. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Ciamis

No PEGAWAI JUMLAH ( ORANG) %

1. PNS 19 31,67

2. NON PNS 41 68,33

JUMLAH 60 100

a. Jumlah Pegawai yang Menduduki Jabatan dan Staf

Dari 19 orang PNS yang ada di BPBD, pengisian formasi jabatan struktural di BPBD sebanyak 14 orang, meliputi : 1 orang pejabat Eselon II, 4 orang pejabat Eselon III dan 9 orang pejabat Eselon IV. Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

(22)

22 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Tabel II.2. Jumlah pegawai BPBD yang menduduki Jabatan dan Staf N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %

1. Eselon II 1 5,26

2. Eselon III 4 21,05

3. Eselon IV 9 47,37

4. Staf Administrasi 5 26,32

Jumlah 19 100.00

b. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan/ Pangkat

Bilamana dilihat dari golongan/pangkat, dari 19 pegawai yang ada, golongan IV sebanyak 7 orang (36,84%), golongan III sebanyak 7 orang (36,84%), golongan II sebanyak 5 orang (26,32%). Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel II.3. Jumlah pegawai BPBD berdasarkan Pangkat/Golongan N0 Pangkat/Golongan Jumlah (orang ) %

1. Pembina Utama Muda (IV/c) 1 5,26

2. Pembina TK.1 (IV/b) 1 5,26

3. Pembina (IV/a) 5 26,32

4. Penata TK.1 (III/d) 4 21,05

5. Penata (III/c) 1 5,26

6. Penata Muda Tk.1(III/b) 2 10,53

7. Penata Muda (III/a) 1 5,26

8. Pengatur (II/d) 2 10,53

9. Pengatur Muda Tk I (II/c) 2 10,53

Jumlah 19 100

c. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan

Apabila dilihat dari tingkat Pendidikan pegawai BPBD yang ada, maka status pendidikan dengan SLTA/SMK lebih mendominasi yaitu sebesar 36,84 %.

Selengkapnya dapat dilihat tabel dibawah ini.

(23)

23 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Tabel II.4. Jumlah pegawai BPBD berdasarkan Pendidikan tahun 2014.

N0 Pendidikan Jumlah (orang ) %

1. Strata-2 ( S2 ) 5 26,32

2. Strata-1 ( S1 ) 5 26,32

3. Sarjana Muda/ D3/D4 2 10,53

4. SLTA/SMK 7 36,84

Jumlah 19 100

d. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kesarjanaan

Apabila dilihat dari jenis kesarjanaan/disiplin ilmu, terdapat 4 orang pegawai dengan tingkat strata-2 dengan 1 jenis disiplin ilmu, sedangkan strata-1 sebanyak 11 orang pegawai yang terdiri dari 6 jenis disiplin ilmu. Selengkapnya dapat dilihat tabel berikut.

Tabel II.5. Jumlah Pegawai BPBD berdasarkan Jenis Kesarjanaan N0 KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU JUMLAH (orang )

A. MAGISTER

1. Ilmu Administrasi 2. Magister Ilmu Hukum

3. Magister Manajemen 5

4. Magister Profesional B. SARJANA

1. Ilmu Ekonomi 1

2. Ilmu Hukum

3. Ilmu Pemerintahan 1

4. Kesejahteraan Sosial 1

5. Ilmu Komunikasi 1

6. Teknologi Industri 1

C. SARJANA MUDA

1. Manajemen Agribisnis

2. Ekonomi Manajemen 2

D. KEJURUAN 1

(24)

24 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Jumlah 19

Tabel di atas menunjukkan bahwa berdasarkan klasifikasi kedisiplinan ilmu, pegawai yang ada di BPBD belum ada yang secara khusus memiliki disiplin ilmu tentang kebencanaan.

e. Jumlah Pegawai yang Mengikuti Diklat Penjenjangan

Di samping tingkat pendidikan formal, pegawai juga mendapat pelatihan penjenjangan maupun non penjenjangan. Dari 19 pegawai BPBD terdapat 11 pegawai yang sudah mengikuti jenjang Diklat atau sejenisnya yakni 9,09% yang telah mengikuti penjenjangan Diklat PIM II atau sejenisnya, sedangkan jenis penjenjangan PIM III atau sejenisnya sebesar 27,27%, serta jenis penjenjangan PIM IV atau sejenisnya sebesar 63,64%. Selengkapnya dapat dilihat tabel II.6.

Tabel II.6. Jumlah Pegawai BPBD yang Mengikuti Diklat Penjenjangan N0 Jabatan/Staf Jumlah (orang ) %

1 Diklat PIM II 1 9,09

2 Diklat PIM III 3 27,27

3 Diklat PIM IV 7 63,64

Jumlah 11 100

f. Kekuatan Pegawai Berdasarkan Sebaran Bidang Sub Unit Kerja

Data pegawai Pelaksana BPBD Kabupaten Ciamis berdasarkan sebaran bidang sub unit kerja dapat dilihat pada Tabel II.7 berikut ini :

Bidang Sub Unit Kerja Jumlah Pegawai Berdasarkan Sebaran Bidang Sub Unit Kerja

Sekretariat 7

Pencegahan dan Kesiapsiagaan 5

Logistik dan Kedaruratan 4

Rehabilitasi dan Rekonstruksi 3

Jumlah 19

(25)

25 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

2. Kondisi Umum Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis per awal tahun 2014, dapat diuraikan sebagai berikut :

No Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang

Televisi 3 baik

Faximili 1 baik

Lemari arsip/Penyimpanan/besi 15 baik

Instalasi telepon 2 Baik

Komputer PC 14 Baik

Komputer laptop / notebook 14 Baik

Printer 15 Baik

Kamera photo 4 Baik

Video kamera 1 Baik

Infokus 2 Baik

Meja kerja 17 Baik

Meja rapat 1 Baik

Kursi kerja 38 Baik

(26)

26 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

No Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang

Kursi rapat 110 Baik

Kursi lipat 9 Baik

Sofa 6 Baik

Wireless 1 Baik

AC 6 Baik

Mobil 15 Baik

Motor 9 baik

Water Treatmen 1 baik

Perahu Karet (kapasitas 10 orang) 3 baik

Mesin Perahu Karet (18 PK) 3 baik

Tenda Posko 3 baik

Tenda Pleton 2 baik

Tenda Regu 3 baik

Tenda Keluarga 5 baik

Velbed 7 baik

HT 7 baik

RIG 1 baik

SSB 1 baik

(27)

27 | P a g e

b

a d a n

p

e n a n g g u l a n g a n

b

e n c a n a

d

a e r a h

Adapun daftar inventaris barang dan inventaris barang evakuasi atau SAR secara lengkap disajikan pada Lampiran 1 dan Lampiran 2.

No Nama Barang Banyaknya Kondisi Barang

Lampu senterHID SearchLight 11 baik

Genset 5KVA 2 baik

GPS 5 baik

Mesin Gergaji 3 baik

Mesin Rumput 1 baik

(28)

28 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2014 2015 2016 2017 2018 2019

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 12 13 14 15 16 17

- tersedianya sembako (paket) 1.350 1.400 1.400 1.500 1.500 1.500 1.500 1.500 1.400 3.223 4.714 111 107 100 215 314 500

500 1.000 1.000 1.000 1.000 399 300 300 80 60 30 - - 2

- 3 2 1 - 100,00 - 100 100

tersedianya fasilitas komunikasi

kebencanaan (unit) 10 15 15 15 150 3 1 1.500 - - 300 100 tersedianya fasilitas kesiapsiagaan

bencana (paket) 1 2 4 1 1 1 100 1

tersedianya prasarana berupa

sekretariat kebencanaan / pusdalops - 1 - - 1 100 - terbentuknya petugas kebencanaan di

kecamatan (orang) 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 100 100 100 100 - terfasilitasinya sekretariat posko

bencana di kecamatan (paket) 36 - - - 3

3 - -

leafleat/poster/buku (eks) 3.000 4.000 5.000 2.500 1.400 83 35 -

media radio (kali) 4 6 5 6 3 400 150 50

media cetak (kali) 2 4 3 4 5 6 6 300 200 125 600 600 Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD BPBD

KABUPATEN CIAMIS

- - - 200 100 200 160 140 110 16 16 11

Rasio Capaian (PERSENTASE)

100 100 120 113 127

100 120 120 120 120

2 14

19

1

8 10 10 10 10 6

15 15 15 15 15 17

1 6 jumlah media informasi yang disampaikan belum

ada belum tercantum

tersampaikannya informasi kebencanaan kepada masyarakat

7

jumlah dokumen

perencanaan/juknis/panduan terkait penanggulangan bencana

belum ada

belum tercantum

adanya panduan dalam penanggulangan bencana

6 -tersedianya sarana transportasi (unit)

4 jumlah fasilitas kerjasama terkait kebencanaan belum ada

belum tercantum

terlaksananya fasilitas kerjasama kebencanaan dengan pihak terkait

5 jumlah wilayah kecamatan yang dibina melalui pelatihan / simulasi dan sejenisnya

belum ada

belum tercantum

terbinanya unsur masyarakat untuk meningkatkan budaya sadar bencana (kec)

3 jumlah sarana / prasarana penanggulangan dan penunjang lainnya yang tersedia

belum ada

belum tercantum

tersedianya sarana prasarana penanggulangan bencana

- tersedianya sarana kedaruratan lain/boronjong (buah)

18 18 15 15 15 15 15 15 15 18 18

2 jumlah pertemuan yang dilaksanakan belum ada

belum tercantum

terlaksananya

pertemuan/pelatihan/pertemuan teknis/koordinasi kebencanaan

15 18 15

NO INDIKATOR SPM IKK (PP 06 /

08) TARGET INDIKATOR LAINNYA Target Renstra SKPD Realisasi Capaian

1

jumlah aparatur yang diikutsertakan dalam pertemuan tekis/rakornis/bintek/pelatihan terkait kebencanaan

belum ada

belum tercantum

terwujudnya peningkatan kemampuan

aparatur penanggulangan bencana 15

(29)

29 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h Anggaran pelayanan BPBD disajikan pada Tabel T-C.24.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Anggaran Realisasi

2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018 2014 2015 2016 2017 2018

BELANJA DAERAH 3.628.313.175 4.140.224.108 4.302.169.972 3.556.428.482 5.071.476.273 3.558.354.103 4.060.669.734 4.279.877.632 3.507.923.033 5.056.058.542 98,07 98,08 99,48 98,64 99,70 4.139.722.402 4.092.576.609 Belanja Tidak Langsung 2.398.445.175 2.522.518.608 2.434.657.672 2.113.436.482 2.366.592.273 2.331.900.546 2.458.995.743 2.422.003.098 2.066.550.974 2.359.733.808 97,23 97,48 99,48 97,78 99,71 2.367.130.042 2.327.836.834

- Belanja pegawai 2.398.445.175 2.522.518.608 2.434.657.672 2.113.436.482 2.366.592.273 2.331.900.546 2.458.995.743 2.422.003.098 2.066.550.974 2.359.733.808 97,23 97,48 99,48 97,78 99,71 2.367.130.042 2.327.836.834

Belanja Langsung 1.229.868.000 1.617.705.500 1.867.512.300 1.442.992.000 2.704.884.000 1.226.453.557 1.601.673.991 1.857.874.534 1.441.372.059 2.696.324.734 99,72 99,01 99,48 99,89 99,68 1.772.592.360 1.764.739.775 - Belanja Barang Jasa 977.751.500 1.415.725.000 1.653.345.300 1.442.992.000 2.201.845.500 974.338.057 1.401.410.069 1.643.957.534 1.441.372.059 2.194.188.884 99,65 98,99 99,43 99,89 99,65 1.538.331.860 1.531.053.321 - Belanja Modal 252.116.500 201.980.500 214.167.000 - 503.038.500 252.115.500 200.263.922 213.917.000 - 502.135.850 100,00 99,15 99,88 - 99,82 234.260.500 233.686.454

Tabel T-C.24

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ciamis Tahun 2014-2018

Uraian Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Persentase antara Realisasi dan

Anggaran Tahun ke- Rata-rata Pertumbuhan

(30)

30 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

2.

4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah

BPBD dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi baik internal maupun eksternal. Akan tetapi permasalahan- permasalahan yang dihadapi tersebut harus dipandang sebagai suatu tantangan dan peluang dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pelayanan BPBD Kabupaten Ciamis.

Tantangan

Tantangan yang dihadapi penanggulangan bencana dalam lima tahun mendatang adalah (1) kemungkinan meningkatnya ancaman bencana, (2) belum selesainya pembangunan sistem penanggulangan bencana.

1. Kemungkinan Meningkatnya Ancaman Bencana

Peningkatan ancaman bencana ini didasarkan pada beberapa faktor berikut:

1) Fenomena geologi yang semakin dinamis

Fenomena geologi sangat terkait dengan terjadinya ancaman bencana dan merupakan faktor yang sulit diprediksi.

2) Perubahan iklim yang semakin ekstrim

Perubahan iklim sudah terjadi di Indonesia dan cenderung semakin ektrim.

Beberapa dampak sudah terlihat diantaranya ada beberapa pulau kecil di Indonesia bagian timur yang makin mengecil luasannya atau bahkan hilang. Contoh lain adalah semakin tidak pastinya musim hujan atau kemarau, yang berujung pada terjadinya banjir, tanah longsor dan kekeringan.

3) Degradasi lingkungan yang semakin meningkat

Dampak pembangunan yang tidak terkendali mengakibatkan meningkatnya degradasi lingkungan. Semakin bertambahnya pemenuhan lahan akibat kebutuhan permukiman, pertambangan dan pembangunan. Pemanfaatan lahan yang tidak terkendali dan menyimpang dari tata ruang yang disepakati mengakibatkan meningkatnya degradasi lingkungan yang akan menambah ancaman bencana di masa mendatang.

4) Demografi yang tidak terkelola

Adanya demografi merupakan hal yang patut disyukuri, akan tetapi harus dikelola dengan baik. Apabila tidak maka akan berkontribusi terhadap peningkatan ancaman bencana terkait antropogenik.

(31)

31 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

2. Belum selesainya pembangunan sistem penanggulangan bencana

Semenjak perubahan paradigma penanganan bencana dari responsif menjadi preventif, maka sudah mulai dibangun sistem penanggulangan bencana. Agenda dalam sistem ini merupakan program/kegiatan yang bersifat generik (berlaku untuk semua jenis ancaman bencana). Selama kurun waktu 2014-2019, sudah banyak capaian dalam implementasi sistem kebencanaan, tetapi masih perlu efektivitas dan penyempurnaan.

- Legislasi Penanggulangan Bencana

• UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana perlu disesuaikan kembali dengan situasi saat ini.

• Masih banyak peraturan perundang-undangan sehubungan dengan mandate penyelenggaraan penanggulangan bencana masih belum sepenuhnya selaras, karena mandat penyelenggaraan PB secara proporsional juga dimiliki oleh sektor-sektor lain sesuai dengan tupoksi masing-masing. Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan mempunyai mandat mengatur hubungan dan ketersediaan sumberdaya di pusat dan daerah dalam hal penanggulangan bencana. Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum menangani kondisi darurat bencana.

• Masih adanya aturan yang belum selesai seperti status bencana, analisia risiko bencana, standar pelayanan minimal dan sebagainya.

- Kelembagaan Penanggulangan Bencana

• BNPB merupakan lembaga pemerintah yang memiliki mandat utama sebagai penyelenggara penanggulangan bencana melalui fungsi koordinasi, komando dan pelaksana. Berdasarkan Perpres 8/2008 tentang Pembentukan BNPB, menempatkan BNPB sebagai lembaga teknis non departemen yang dipimpin oleh kepala setingkat menteri. Oleh karena itu BNPB sulit melakukan fungsi kordinasi terhadap K/L lain karena BNPB merupakan badan yang secara hirarki berada di bawah Kementerian.

• Keberadaan BPBD terdapat pada komponen regulasi turunan Undang-undang kebencanaan yang bersifat teknis. Secara penganggaran, BPBD berada di bawah pemerintah daerah yang berada di bawah koordinasi Kementerian Dalam Negeri, bukan di bawah BNPB. BNPB hanya memiliki sub ordinatif dalam skala teknis kepada BPBD- BPBD. Kondisi ini mengakibatkan berbagai kendala terjadi. Salah satunya adalah belum seluruh daerah kabupaten/kota yang memiliki BPBD.

(32)

32 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah tidak mewajibkan pembentukan BPBD pada suatu daerah kabupaten/kota, kewajiban pembentukan hanya untuk pemerintah provinsi.

• BPBD mempunyai kuantitas dan kualitas sumberdaya manusia terbatas serta fasilitas yang terbatas. Logistik dan peralatan yang masih terbatas dan belum dapat hadir pada waktu dan tempat dibutuhkan. Fleksibilitas sumberdaya manusia yang tinggi sehingga mudah dimutasi.

• Politik lokal dukungan legislatif sangat minim.

- Perencanaan Penanggulangan Bencana

• Rencana Aksi Daerah PB sebagai perencanaan dasar dalam penanggulangan bencana masih belum diacu oleh OPD karena kasih lemahnya koordinasi dan kmitmen daerah. Belum membuat revisi rencana penanggulangan bencana, sehingga sinkronisasi program/kegiatan pemerintah dan pemerintah daerah masih sangat lemah.

- Pendanaan Penanggulangan bencana

• Anggaran penanggulangan bencana di daerah masih minim, rata-rata mencapai 0,1%.

- Peningkatan Kapasitas

 Peningkatan kapasitas meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Hardware : - Sarana/Prasarana - Peralatan

• Software : - Pedoman - Sistem

• Brainware : - Pelatihan - Gladi

Dengan banyaknya penduduk yang tinggal di daerah rawan bahaya, banyak komunitas yang perlu menerima gladi, simulasi dan pelatihan kebencanaan. Tim siaga bencana perlu dibentuk dan diberi sumber daya yang memadai, serta masih banyak aparat pemerintah yang perlu diberi pendidikan dan pelatihan kebencanaan agar dapat melaksanakan pembangunan yang berperspektif pengurangan risiko dan menyelenggarakan tanggap serta pemulihan bencana dengan baik.

(33)

33 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

Tantangan berikutnya adalah pertambahan penduduk, dimana kebutuhan lahan meningkat, eksploitasi lingkungan, banyak masyarakat tinggal dikawasan rawan bencana besarnya kebutuhan pengembangan kapasitas dalam penanggulangan bencana, kemudian urbanisasi, degradasi lingkungan, kemiskinan, pembangunan insfrastruktur yang menimbulkan risiko baru, perubahan iklim, sering terjadi cuaca ekstrim (anomaly) termasuk tantangan lainnya adalah pemanfataan tata ruang yang tidak memepertimbangkan risiko bencana serta perencanaan strategis PRB jangka panjang berbasis kewilayahan belum tersedia.

Terlepas dari besarnya tantangan yang dihadapi ada peluang yang dapat dimanfaatkan, yaitu diterbitkannya Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang diikuti dengan terbitnya Peraturan-peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Kepala BNPB serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Sub-Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota.

Peluang

Terlepas dari besarnya tantangan yang dihadapi Indonesia, ada banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong agenda pengurangan risiko bencana.

Peluang pertama adalah semakin kondusifnya lingkungan kebijakan yang mendukung pengurangan risiko bencana. Dimulai dengan diundangkannya UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, yang diikuti dengan pengesahan Peraturan-peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri dan Peraturan Kepala BNPB yang merupakan turunan UU ini, sampai saat ini regulasi penanggulangan bencana terus menerus disempurnakan.

Terkait dengan lingkungan kebijakan pengurangan risiko bencana yang kian mendukung, peluang berikutnya adalah sudah terbentuknya BNPB dan semakin banyaknya provinsi provinsi dan kabupaten/kota yang membentuk BPBD. Pembentukan badan-badan penanggulangan bencana independen di berbagai tingkat pemerintahan ini akan lebih menjamin tertanganinya isu penanggulangan bencana dan isu terkait lainnya dengan baik.

Selain itu, dengan kehadiran BNPB dan BPBD, penanggulangan bencana akan dapat dilaksanakan dengan lebih terarah, terpadu, menyeluruh dan efektif-efisien.

(34)

34 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h

Peluang selanjutnya adalah semakin bertumbuhnya perhatian dunia pada isu pengurangan risiko bencana, terutama terkait dengan kecenderungan perubahan iklim global yang dampaknya kian memburuk. Di tingkat nasional ketertarikan berbagai pihak pada isu PRB ini terwujud dalam terbentuknya Platform Nasional PRB dan forum- forum serupa di daerah. Dengan adanya platform dan forum-forum ini, penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana menjadi urusan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan perguruan tinggi, dan tidak hanya menjadi urusan pemerintah semata. Hal ini tentunya akan semakin memperkuat pelaksanaan pengurangan risiko bencana di Indonesia. Beberapa capaian penanggulangan bencana yang menjadi peluang dalam mengatasi permasalahan penanggulangan bencana diantaranya:

- Komitmen Nasional

Komitmen nasional secara regulatif baru dilembagakan saat dikeluarkannya UU Nomor 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana dan peraturan lainnya.

• Terintegrasinya Penanggulangan Bencana dalam Perencanaan Pembangunan Nasional dimana sistem penganggaran negara mengharuskan penyelenggaraan penanggulangan bencana terintegrasikan dalam perencanaan pembangunan nasional, dan menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

• Telah tersusunnya Standarisasi Nasional Indonesia untuk PB antara lain untuk rambu jalur evakuasi tsunami, jalur evakuasi tsunami, dan pedoman manajemen kesiapsiagaan insiden dan kontinuitas operasional.

• Tersusunnya Peta Sumber Daya Logistik dan Peralatan yang tersebar di BPBD provinsi, kabupaten, dan kota.

• Tersusunnya Standar Kompetensi Kerja Nasional PB. Saat ini telah tersusun Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Penanggulangan Bencana (SKKNI PB).

Untuk selanjutnya tantangan dan peluang disajikan pada tabel berikut ini

(35)

35 | P a g e b a d a n p e n a n g g u l a n g a n b e n c a n a d a e r a h Tabel Tantangan dan Peluang

Tantangan Peluang

Kemungkinan Meningkatnya Ancaman Bencana

Fenomena geologi yang semakin dinamis Perubahan iklim yang semakin ekstrim Degradasi lingkungan yang semakin meningkat

Demografi yang tidak terkelola

isu lingkungan kebijakan yang mendukung pengurangan risiko bencana

kecenderungan perubahan iklim global

Belum selesainya pembangunan sistem penanggulangan bencana

Legislasi Penanggulangan Bencana Kelembagaan Penanggulangan Bencana Perencanaan Penanggulangan Bencana Pendanaan Penanggulangan bencana Peningkatan Kapasitas

Komitmen Nasional

Gambar

Gambar II.1 Struktur Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten  Ciamis
Tabel II.1. Jumlah Pegawai BPBD Kabupaten Ciamis
Tabel II.3. Jumlah pegawai BPBD berdasarkan Pangkat/Golongan  N0  Pangkat/Golongan  Jumlah (orang )  %
Tabel II.5. Jumlah Pegawai BPBD berdasarkan Jenis Kesarjanaan  N0  KESARJANAAN/DISIPLIN ILMU  JUMLAH (orang )
+4

Referensi

Dokumen terkait

Agung RI dalam rangka mengejawantahkan visi misi “Badan Peradilan Yang Agung” dalam Cetak Biru dan Renstra Badan Peradilan 2010-2035 --- Khusus pada tahun 2011, secara

Tujuan penyusunan Renstra BPBD Kota Banjar tahun 2018-2023 adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mencapai visi dan misi, tujuan dan sasaran, strategi dan

Di dalam Renstra Perubahan ini terkandung visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi

Untuk mewujudkan visi dan misi Itenas 2020, maka Renstra Itenas disusun berdasarkan konsep Balanced Score Card yang memperhatikan 4 perspektif untuk mengukur

Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif, memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

Renstra Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan Pakis memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi kecamatan

Renstra ini berisikan tentang visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kecamatan Besuk serta

Ranwal Renstra OPD ini memuat Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Kebijakan, Program, dan Kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Organisasi