• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang S"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Pemerintah telah merencanakan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan bagi para penerus bangsa Indonesia.

UUSISDIKNAS No. 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan merupakan Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Pendidikan bertujuan untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas dan kedepan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Pendidikan tidak akan terwujud jika tidak adanya proses pembelajaran yang terencana dengan baik.

Nana Sudjana (2004: 28) menjelaskan bahwa “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.

Pembelajaran dikatakan berhasil apabila terlihat adanya perubahan tingkah laku siswa menuju yang lebih baik dengan cara guru dan siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seorang guru harus memperhatikan banyak hal terutama masalah yang dihadapai muridnya dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan penggunaan model dan strategi pembelajaran yang tepat.

(2)

Belajar IPA sebenarnya berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya mencari tahu mengenai penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, kosenp, atau prinsip tetapi belajar IPA juga dengan menemukan. Pada dasarnya IPA merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan secara nyata yang juga dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam proses pembelajaran secara nyata mata pelajaran IPA di SD lebih banyak diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvesional seperti ceramah. Apalagi dengan kenyataan yang ada mata pelajaran IPA tidak banyak diminati siswa. Banyak penyebab siswa kurang meminati mata pelajara IPA salah satunya adalah siswa sulit untuk memahami mata pelajaran IPA. Sehingga mengakibatkan hasil belajar siswa lebih rendah dari mata pelajaran lain.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SD Negeri Bandungan 01 pada siswa kelas III, peneliti melihat bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, faktor dari internal maupun eksternal. Faktor internal disebabkan oleh kurangnya minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran yang disebabkan karena guru kelas masih menggunakan model dan strategi pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, guru kurang memberikan motivasi belajar kepada siswa sehingga menyebabkan siswa pasif dalam pembelajaran dan pembelajaran cenderung monoton dan tidak menarik bagi siswa. Sedangkan faktor dari siswa sendiri adalah karena pembelajaran yang guru kelas III gunakan tidak menarik perhatian siswa dan materi yang diajarkan guru sulit untuk dipahami membuat siswa mudah bosan dan tidak memperhatikan pembelajaran dan siswa lebih memilih asik bermain sendiri saat pelajaran berlangsung sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.

(3)

karena pembelajaran yang berpusat pada guru, media pembelajaran kurang memadai dan pembelajaran yang cenderung membosankan untuk siswa menyebabkan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 rendah.

Dilihat dari hasil observasi di SD Negeri Bandungan 01 pembelajaran yang dilakukan disana masih belum dikatakan berhasil karena dari data hasil ulangan siswa masih banyak yang dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pembelajaran yang dikatakan berhasil jika pembelajaran dilakukan mencapai standar yang telah dilakukan dengan siswa mendapatkan hasil belajar melebihi standar KKM. Di SD Negeri Bandungan 01 untuk mata pelajaran IPA kelas III nilai standar KKM adalah 75. Persentasi ketuntasan hasil belajar IPA dari 39 siswa yang tuntas hanya 35,9% (14 siswa) dan yang tidak tuntas 64,1% (25 siswa) dikatakan belum tuntas karena hasil ulangannya masih dibawah KKM.

Terkait dengan permasalahan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 yang masih rendah maka peneliti akan mengupayakan meningkatkan hasil belajar IPA siswa di SD Negeri Bandungan 01 dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai permasalah yang dihadapi siswa di SD Negeri Bandungan 01 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture yang nantinya mampu menciptakan suasana belajar kelompok yang menyenangkan dengan pembelajaran mengandalkan gambar sebagai media proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Hamdani (2010: 89) menjelaskan bahwa “Model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture merupakan suatu metode belajar yang menggunakan gambar

(4)

Sehubungan dengan permasalahan yang terjadi pada siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 maka maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan

kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas III SD Bandungan 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”

1.2Identifikasi Masalah

Dari observasi yang dilakukan di SD Negeri Bandungan 01 peneliti dengan bantuan dari guru kelas mengidentifikasi permasalahan. Dari pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Bandungan 01 terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran, yaitu:

1. Kurangnya minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA karena menggangap pelajaran IPA sulit untuk dipelajari.

2. Siswa lebih mudah bosan pada saat pembelajaran IPA karena pembelajaran masih menggunakan metode konvensional.

3. Siswa yang masih pasif dalam pembelajaran IPA sedangkan guru mendominasi pembelajaran.

4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah nampak dari presentasi ketuntasan hasil belajar IPA sebesar 64,1% (25 siswa) yang memperoleh nilai kurang dari KKM.

1.3 Batasan Masalah

(5)

1.4Pemecahan Masalah

Dari masalah yang muncul dalam proses pembelajaran di SD Negeri Bandungan 01 peneliti perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 pada mata pelajaran IPA meningkat. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe picture and

picture ini dilakukan dalam bentuk kelompok dan berbantuan media gambar

sehingga pembelajaran yang dilakukan dapat menumbuhkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Pembelajaran dilakukan dalam bentuk kelompok dengan siswa diberi gambar yang harus di pasangkan atau diurutkan secara logis sehingga dapat berinteraksi dan mempunyai sikap bertanggung jawab terhadap pekerjaannya.

1.5Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar kognitif IPA siswa kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?”

1.6Tujuan Penelitian

(6)

1.7 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat praktis maupun teoretis.

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi mengenai penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman bagi peneliti-peneliti yang nantinya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam mata pelajaran IPA.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

Untuk meningkatkan hasil belajar IPA sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan mencapai KKM >75 melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

b. Bagi guru

Untuk menambah pengalaman guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA dengan model pembelajaran yang berbeda dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

c. Bagi sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adakah pengaruh dari Kualitas Peyanan, produk, serta harga terhadap Kepuasan Konsumen.Pendekatan dalam penelitian

Tujuan dari Promosi adalah untuk memberikan informasi atau pemahaman tentang Produk kepada konsumen, mendapatkan kenaikan penjualan, mendapat pelanggan baru dan pelanggan

Maksunya, berdasarkan data dan fakta yang diperoleh, peneliti kemudian mengambil suatu kesimpulan yang mencerminkan keistimewaan sang tokoh di bidang

• Sektor pertanian menjadi penopang terbesar penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (23/11). • Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 14-15 November

Ada dua pendekatan dalam penelitian, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitaif. Metode atau pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang mengkuantifikasi temuan-temuan

Berdasarkan perhitungan rasio efisiensi belanja di atas, Dinas Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Tuban telah melakukan efisiensi belanja anggaran terbukti dari

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih

Kebijakan pelayanan kesehatan menjadi salah satu komponen yang utama (Pujowati, 2012). Peningkatan pelayanan kesehatan yang baik seharusnya tidak berhenti sampai pada