PERCOBAAN VI
Judul Percobaan : Reaksi Redoks
Tujuan Percobaan : Mengamati Peristiwa Reaksi Redoks Dalam Suasana Asam Maupun Basa dan Untuk Membuktikan adanya Reaksi Redoks
Hari / tanggal : Jum’at / 30 November 2007
Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin.
I. DASAR TEORI
Reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks selalu terdiri dari setengah reaksi reduksi dan setengah reaksi oksidasi. Perbedaan antara kedua reaksi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
No Reaksi Reduksi Reaksi Oksidasi
1 2 3
4
Reaksi yang melepas oksigen Reaksi yang mengikat elektron Reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi
Bertindak sebagai oksidator
Reaksi yang mengikat oksigen Reaksi yang melepas elektron
Reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi
Bertindak sebagai reduktor
Contoh :
1. Al2 (S) + Fe2O3(S) Al2O3(S) + 2 Fe (S)
Reduktor Oksidator Mengikat O2 = Oksidasi
Melepas O2 = reduksi
Oksidator Reduktor Melepas O2 = Oksidasi
Melepas 2e = oksidasi
Oleh karena dalam suatu reaksi redoks terjadi perpindahan elektron, maka akan terjadi pula perubahan bilangan oksidasi pada zat-zat yang bereaksi.
Zn (s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu (s)
Reduktor oksidator Oksidasi
Reduksi
Zn bertindak sebagai reduktor (pereduksi 1 mengalami oksidasi n’ kenaikan bilangan oksidasi, yaitu dari 0 menjadi +2. Sementara itu, Cu2+
bertindak sebagai oksidator (pengoksidasi) mengalami reduksi dan terjadi penurunan bilangan oksidasi, yaitu dari +2 menjadi 0. Berdasarkan hal tersebut, maka reaksi ini digolongkan sebagai reaksi redoks. Untuk menentukan bilangan oksidasi unsur-unsur dalam reaksi redoks ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut.
a. Atom-atom dalam unsur bebas memiliki bilangan oksidasi nol. b. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi H
c. Atom O dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi-2.
d. Atom logam dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi positif. e. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa = nol. f. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam ion = muatan ion.
g. Jika dua atom berikatan, bilangan oksidasi negatif selalu dimiliki atom yang keelektronegatifnya lebih besar.
Beberapa pengecualian:
b. Dalam peroksida (misalnya H2O2, Na2O2, BaO2), bilangan oksidasi 0 = -1.
c. Dalam hidrida logam (misalnya NaH, BaH2, AlH3), bilangan oksidasi H =
-1.
Pada suatu reaksi tertentu proses reaksi redoks dapat terjadi pada reaksi autoredoks (reaksi dispropor ionasi) dalam hal ini satu spesies mengalami oksidasi sekaligus reduksi.
Contoh reaksi autoredoks:
0 reduksi -1
Cl2 + 2OH-  Cl- + ClO- + H2O
0 oksidasi +1
Pada reaksi di atas, Cl2 merupakan zat yang mengalami reaksi
reduksi sekaligus juga mengalami oksidasi. Jadi, reaksi di atas termasuk reaksi autoredoks.
Lawan dari reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi konproporsionasi. Pada reaksi ini reduksi maupun oksidasi menghasilkan zat yang sama.
Contoh reaksi konproporsionasi:
-2 oksidasi O
2H2S + 3O2 3S + 3H2O
+4 reduksi O
Penyetaraan reaksi redoks dapat diselesaikan dengan cara paling sederhana, yaitu dengan cara menebak / menduga-duga koefesien reaksi. Cara ini hanya dapat digunakan untuk reaksi-reaksi yang sederhana saja. Sementara itu, untuk reaksi yang rumit mungkin akan timbul masalah dalam penyetaraannya.
Prinsip metode setengah reaksi/metode ion-elektron adalah jumlah elektron yang dilepaskan pada reaksi oksidasi harus sama dengan jumlah elektron yang ditangkap pada reaksi reduksi.
Contoh penyetaraan reaks dengan metode setengah reaksi: 1. Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O
(asam) Langkah-langkah
a. Pisahkan reaksi paro oksidasi dan reduksi Oksidasi : Sn  SnO2 (kiri kurang 2 O)
Reduksi : NO3 NO2 (kanan kurang 1 O)
b. Setarakan jumlah O dan H
Oksidasi : Sn + 2H2O  SnO2 + 4H+ (kiri kurang 2 O maka
ditambah dengan H2O sebanyak 2 buah)
Reduksi : NO3- + 2H+  (kanan kurang 1 O maka ditambah
dengan H2O sebanyak 1 buah)
c. Setarakan muatan dengan menambahkan elektron. Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4H+
Reduksi : NO3- + 2H+  NO2 + H2O + 1e
d. Samakan elektron di kiri dan kanan
Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4H+ (kali 1)
Reduksi : NO3- + 2H+  NO2 + H2O + 1e (kali 4)
Maka akan diperoleh :
Oksidasi : Sn + 2H2O + 4e  SnO2 + 4H+
Reduksi : NO3- + 8H +  4NO2 + 4H2O + 4e +
Redoks : Sn + 4NO3- + 4H+  SnO2 + 4NO2 + 2H2O
Atau : Sn + 4HNO3  SnO2 + 4NO2 + 2H2O
2. Ar + NO3- + OH-  ArO43- + NO + H2O
Langkah-langkah :
a. Pisahkan reaksi para oksidasi dan reduksi Oksidasi : Ar  ArO43- (kanan kelebihan 4O)
Reduksi : NO3-  NO (kiri kelebihan 2 O)
b. Seterakan jumlah O dan H Oksidasi : Ar + 8O H-  ArO
42- + 4H2O (kanan kelebihan 4 O)
Reduksi : NO3- + 2H2O  NO + 4OH- (kiri kelebihan 2 O maka
ditambah dengan H2O sebanyak 2 buah)
c. Seterakan muatan dengan menambahkan elektron Oksidasi : Ar + 8OH-  ArO
43- + 4H2O + 5e
Reduksi : NO3- + 2H2O  3e  NO + 4OH
-d. Samakan elektron di kiri dan kanan Oksidasi : Ar + 8OH-  ArO
43- + 4H2O + 5e (kali 3)
Reduksi : NO3- + 2H2O + 3e  NO 4OH- (kali 5)
Maka akan diperoleh :
Oksidasi : 3 Ar + 24OH-  3 ArO
43- + 12H2O + 15e
Reduksi : 5 NO3 + 1OH- 2O + 15NO + 2O OH – +
Redoks : 3 Ar + 5NO3- + 4OH-  3 ArO43- + 5NO + 2H2O
Sedangkan dengan metode bilangan oksidasi satu hal yang mendasari dengan menggunakan penyelesaian tersebut untuk menyetarakan reaksi redoks adalah perubahan bilangan oksidasi besarnya sama dengan jumlah elektron yang terlibat. Oleh karena itu, maka prinsip untuk menyelesaikan reaksi ini dengan menyilangkan, maksudnya bahwa perubahan bilangan oksidasi pada reaksi reduksi digunakan sebagai koefesien reaktan yang mengalami oksidasi dan perubahan bilangan oksidasi pada reaksi sebagai koefesien reaktan yang mengalami reduksi. Setelah itu, reaksi diselesaikan baik dalam suasana asam maupun basa.
Contoh :
1. Sn + HNO3  SnO2 + NO2 + H2O
Bilangan oksidasi Sn berubah dari O menjadi +4 (oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi N berubah dari +5 menjadi +4 (reduksi)
Sn + HNO3  SnO2 + NO2
O +5 +4 +4
Setelah dilakukan penyilangan dihasilkan : I Sn + 4HNO3 SnO2 + NO2
Koefesien reaksi disebelah kanan tinggal mengikuti yang di kiri: I Sn + 4HNO3  I SnO2 + 4NO2
Jumlah O di kiri ada 12 dan di kanan ada 10. Oleh karena itu reaksi dalam suasana asam maka yang kekurangan O ditambah H2O sebanyak
kekurangannya itu. Sebelah kanan kurang O sebanyak 2, maka ditambahkan H2O sebanyak 2 buah, sehingga diperoleh :
1 Sn + 4HNO3 I SnO2 + 4NO2 + 2H2O
2. As + NO3- + OH-  AsO43- + NO + H2O
(basa)
Bilangan oksidasi As berubah dari O menjadi +5 (oksidasi), sedangkan bilangan oksidasi N berubah dari +5 menjadi +2 (reduksi).
As + NO3-  ArO43- + NO
O +5 +5 +2 Setelah disilangkan, diperoleh : 3 As + 5 NO3-  AsO43- + NO
Koefesien reaksi di sebelah kanan tinggal mengikuti yang di kiri : 3 As + 5 NO3-  3 As O43- + 5 NO
Jumlah O di kiri ada 15 dan di kanan ada 17. Oleh karena reaksi dalam suaana basa, maka yang kelebihan O ditambah H2O sebanyak
kelebihannya itu. Reaksi di sebelah kanan kelebihan O sebanyak 2, maka ditambahkan H2O sebanyak 2 buah, sehingga diperoleh :
3 As + 5HNO3-  3 AsO43- + 5 NO + 2H2O
Setelah itu, reaksi sebelah kiri ditambah 6H- untuk menyamakan jumlah
II. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Tabung reaksi 4 Buah
b. Rak tabung reaksi 1 Buah
c. Gelas beker 50 mL 1 Buah
d. Silinder ukuran 10 mL 7 Buah
e. Silinder ukuran 100 mL 1 Buah
f. Pipet tetes 7 Buah
g. Ampelas 2 Buah
h. Hot plate 1 Buah
i. Beker gelas ukuran 500 mL 1 Buah
j. Penjepit tabung reaksi 1 Buah
k. Termometer 1 Buah
2. Bahan :
a. Lempengan logam Zn Secukupnya
b. Lempengan logam Cu Secukupnya
c. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,2 M 25 mL
d. Larutan asam klorida (HCl) 1 M 5 mL
e. Larutan kalium permanganat (KMnO4) 0,01 M 2 mL
f. Larutan H2C2O4 0,1 M Secukupnya
g. Larutan asam sulfat (H2SO4) 2 M 5,5 mL
h. Larutan perak nitrat (AgNO3) 0,1 M 5 mL
i. Larutan iodin (I2) 0,05 M. 2 mL
j. Air
Secukupnya Keterangan :
HCl : - Hati-hati dalam menggunakan larutan pekatnya maupn yang telah diencerkan, karena bersifat korosit.
H2SO4 : - Hati-hati dalam menggunakan larutan pekatnya maupun yang
telah diencerkan, karena bersifat korosit.
- Hindari menghirup uapnya dan atau kontak langsung dengan kulit.
Na2S2O3 : -Hati-hati dalam menggunakan larutan pekatnya maupun
yang telah diencerkan karena dapat mengiritasi kulit, mata atau saluran pernapasan terutama debunya.
III. PROSEDUR KERJA
1. Mereaksikan antara Cu dengan AgNO3
a. Mengisi tabung reaksi dengan 5 mL larutan AgNO3 0,1 M.
b. Membersihkan logam Cu dengan ampelas sehingga bersih dan memasukkannya ke dalam larutan AgNO3.
c. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi. 2. Mereaksikan antara KMnO4, H2SO4, dengan H2C2O4
a. Mengisi tabung reaksi dengan 2 mL larutan KMnO4 0,01 M.
b. Menambahkan 10 tetes H2SO4 2M ke dalam larutan tersebut.
c. Memanaskan larutan tersebut sampai suhu + 60o C.
d. Menambahkan larutan H2C2O4 0,1 M tetes demi tetes ke dalam larutan
bersuhu 60oC tersebut sehingga terjadi perubahan warna.
e. Mencatat hasil pengamatan. 3. Mereaksikan antara Zn dengan H2SO4
a. Mengisi tabung reaksi dengan 5 mL larutan H2SO4 2 M.
b. Membesihkan logam Zn dengan ampelas dan memasukkannya ke dalam larutan tersebut.
c. Mengamati dan mencatat perubahan yang terjadi.
4. Mereaksikan antara I2 dengan Na2S2O3
a. Mengisi tabung reaksi dengan 2 mL larutan I2 0,5 M
b. Menambahkan larutan Na2S2O3 tetes demi tetes sampai terjadi
c. Mengamati perubahan warna yang dihasilkan dan mencatat hasilnya. 5. Mereaksikan antara Na2S2O3 dengan HCl
a. Mengisi gelas kimia dengan 25 mL larutan Na2S2O3 0,2 M.
b. Menambahkan 5 mL larutan HCl 1 M ke dalam larutan tersebut. c. Mengamati perubahan yang terjadi dan mencatat hasilnya.
IV. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Kelompok 2 ( Sebagai asisten)
Percobaan Variabel yang diamati Pengamatan Persamaan Reaksi
1
Percobaan Variabel yang diamati Pengamatan Persamaan Reaksi
1
Larutan yang dihasilkan berwarna bening, Cu terkelupas, Cu teroksidasi berwarna hitam ada serbuk putih yang dihasilkan.
4 bening setelah ditambahkan HCl, larutan berubah warna menjadi putih susu dan keruh lalu menjadi kuning susu.
Hasil Pengamatan Kelompok 5
Percobaan Variabel yang diamati Pengamatan Persamaan Reaksi
1
Terbentuk kerat berwarna putih pada Cu.
Larutan KMnO4 awalnya
berwarna ungu pekat tetapi setelah dipanaskan sampai suhu  600C Warna
larutan KMnO4 + H2SO4
tetap. Setelah ditambahkan H2C2O4 larutan berubah dari
agak kekuning-kuningan menjadi bening.
Terbentuk gas.
Tidak terjadi perubahan warna.
Berdasarkan data hasil pengamatan dalam mereaksikan berbagai reaktan dapat diperoleh suatu hasil reaksi sebagai berikut:
1. Mereaksikan antara logam Cu dengan larutan 0,1 M AgNO3 5 mL
menghasilkan larutan yang berwarna bening tetapi logam Cu yang tadinya berwarna kuning keemasan berubah menjadi putih kehijau-hijauan hal ini menunjukkan bahwa logam Cu teroksidasi. Berdasarkan reaksinya yaitu : Cu(s) + AgNO3(aq) → CuNO3(aq) + Ag +(aq)
0 + 1 + 1 +1
+1 (oksidasi)
Reaksi antara cu dengan AgNo3 bukan merupakan reaksi redoks karena
hanya mengalami reaksi oksidasi saja.
2. Mereaksikan 0,01 M KMnO4 2 mL dengan 2 M H2SO4 sebanyak 10 tetes.
Larutan yang dihasilkan berwarna ungu, kemudian setelah pemanasan sampai suhu larutan 60 ºC dan dilakukan penambahan 0,1 M H2C2O4
sebanyak 10 tetes ternyata warna larutan berubah menjadi merah bata. Akan tetapi setelah dibiarkan beberapa saat larutan tersebut kembali berubah warna menjadi bening hal ini disebabkan olah karena KMnO4 bertindak
sebagai zat pengoksidasi dan mengalami reaksi reduksi, sedangkan H2C2O4
bertindak sebagai zat pereduksi dan mengalami reaksi oksidasi. Dan H2SO4
yang ditambahkan pada reaksi tersebut digunakan sebagai katalis dan berlangsung dalam suasana asam. Berdasarkan persamaan reaksi :
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
+7 -3 +2 +4
-5 (reduksi)
+7 (oksidasi) Reaksi di atas termasuk dalam reaksi redoks.
3. Mereaksikan logam Zn dengan 5 mL H2SO4 2 M
Setelah logam Zn dimasukkan ke dalam larutan H2SO4. Larutannya
oksidasi (reduktor) dan H2SO4 mengalami reaksi reduksi (oksidator).
Berdasarkan persamaan reaksi :
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)
0 +1 +2 0 +2 (oksidasi)
-1 (reduksi)
Dari persamaan reaksi tersebut diatas dapat diketahui bahwa reaksi tersebut termasuk reaksi redoks.
4. Mereaksikan 25 mL Na2S2O3 0,2 M dengan 5 mL larutan HCl 1M.
Berdasarkan percobaan larutan menjadi keruh dengan endapan berwaran putih yang merupakan endapan NaCl. Berdasarkan persamaan reaksinya :
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(s) + H2S2O3(aq)
+2 -1 -1 +2 -1 (reduksi)
+1(oksidasi)
Berdasarkan persamaan reaksinya dapat diketahui bahwa reaksi antara Na2S2O3 dengan HCl merupakan reaksi redoks.
5. Mereaksikan 2 mL I2 0,5M dengan 7 tetes Na2S2O3 0,2M.
Berdasarkan percobaan larutan I2 yang berwarna kuning menjadi berwarna
putih setelah penambahan 7 tetes Na2S2O3. Berdasarkan persamaan
reaksinya :
I2(aq) + Na2S2O3(aq) → NaI(aq) + S2O32- (aq)
0 +2 -1 +2 -1 (reduksi)
Berdasarkan persamaan reaksinya, reaksi tersebut bukan termasuk reaksi redoks karena hanya mengalami reaksi reduksi . Akan tetapi jika dibandingkan dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok lain pada pencampuran larutan I2 dengan larutan Na2S2O3 tidak terjadi perubahan
warna karena larutan I2 yang semula berwarna coklat menjadi berwarna
Selain itu juga larutan I2 tersebut seharusnya dismpan didalam botol yang
gelap karena I2 sangat peka terhadap intensitas cahaya. Berdasarkan
persamaan reaksinya:
I2(aq) + 3O2(g) + 2e 2IO3-(aq)
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung peristiwa reduksi dan oksidasi.
2. Reaksi antara logam Cu dengan larutan AgNO3 bukan merupakan
reaksi redoks karena hanya mengalami reaksi oksidasi.
3. Reaksi antara KMnO4 , H2SO4 dengan H2C2O4 dan reaksi antara
Na2S2O3 dengan HCl termasuk reaksi redoks.
4. Reaksikan antara I2 dengan Na2S2O3 bukan merupakan reaksi redoks
karena hanya mengalami reaksi reduksi.
B. Saran
1. Dalam tujuan lebih diperjelas apa yang ingin dicapai. Mungkin dapat dengan menuliskan ; untuk membuktikan adanya reaksi redoks. 2. Jumlah alat dan bahan yang digunakan harap diperjelas.
3. Pada saat pengarahan sebaiknya juga menjelaskan tata tertib praktikum agar praktikum berjalan dengan lancar dan tenang.
VII. KENDALA-KENDALA
1. Prosedur kerja dan bahan yang digunakan cukup banyak sehingga memerlukan waktu yang banyak dalam melakukan praktikum.
2. Karena banyaknya kegiatan pada percobaan ini sehingga praktikum berjalan kurang tenang.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia SMU. Jakarta : Erlangga Ghany, Aminah. 1999. Materi dan Soal-soal Kimia. - : Mediatama
LAMPIRAN
A. Pertanyaan
1. Bagaimanakah persamaan reaksi redoks yang terjadi pada masing-masing reaksi tersebut?
Jawaban:
Percobaan pertama
Cu(s) + AgNO3(aq) → CuNO3(aq) + Ag +(aq)
0 + 1 + 1 +1
+1 (oksidasi)
Percobaan kedua
2KMnO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 5H2C2O4(aq) → K2SO4(aq) + 2MnSO4(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
+7 -3 +2 +4
-5 (reduksi)
+7 (oksidasi)
Percobaan ketiga
Zn(s) + H2SO4(aq) → ZnSO4(aq) + H2(g)
0 +1 +2 0 +2 (oksidasi)
-1 (reduksi)
Percobaan keempat
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(s) + H2S2O3(aq)
+2 -1 -1 +2 -1 (reduksi)
Percobaan kelima
I2(aq) + Na2S2O3(aq) → NaI(aq) + S2O32- (aq)
0 +2 -1 +2 -1 (reduksi)
2. Tentukan zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor pada masing-masing reaksi tersebut?
Jawaban:
a. Zat yang bertindak sebagai oksidator : Pada percobaan pertama = tidak ada Pada percobaan kedua = KMnO4
Pada percobaan ketiga = H2SO4
Pada percobaan keempat = NaS2O3
Pada percobaan kelima = I2
b. Zat yang bertindak sebagai reduktor : Pada percobaan pertama = Cu Pada percobaan kedua = H2C2O4
Pada percobaan ketiga = Zn Pada percobaan keempat = HCl Pada percobaan kelima = tidak ada
3. Ciri apa sajakah yang diperlihatkan pada masing-masing reaksi tersebut? Jawaban :
Ciri yang diperlihatkan pada masing-masing reaksi tersebut adalah adanya penambahan dan pengurangan bilangan oksidasi.
4. Apa kesimpulan dari aktivitas ini? Jawaban :
- Reaksi redoks adalah reaksi yang mengandung peristiwa oksidasi dan reduksi.
- Tidak semua reaksi merupakan reaksi redoks.
B. Pertanyaan Kelompok Lain
Dari : Armiyati (Kelompok 3)
1. Apa indikatornya bahwa prosedur kerja yang dilakukan itu mengalami reaksi redoks?
Jawaban :
Dalam tabel pengamatan, terdapat kolom persamaan reaksi persamaan reaksi yang ditulis inilah reaksi yang terjadi mengalami reaksi redoks atau tidak.
2. Alat dan bahan tidak memberikan keterangan jelad berapa jumlah alat ataupun bahan. Apakah sebaiknya dituliskan
Jawaban :
Dari sumber yang kami ambil tentang percobaan ini, jumlah alat atau bahan memang tidak dicantumkan dalam bagian alat dan bahan. Berdasarkan proseder kerja, ada beberapa bahan yang diberikan secara tetes dari tetes yang tidak ditentukan berapa banyak jumlah tetes yang kita lakukan sehingga bahan yang digunakan tidak diketahui jelas berapa jumlah yang diperlukan. Oleh sebab itu, dalam alat dan bahan tidak dituliskan berapa jumlah.
C. Saran
Dari : Dwi Seftina (Kelompok 4)
Dalam tujuan lebih diperjelas apa yang ingin dicapai. Mungkin dapat dengan menuliskan ; untuk membuktikan adanya reaksi redoks.
Dari: Armiati
Jumlah alat dan bahannya disebutkan.
D. Pertanyaan dan saran pada waktu presentasi
1. Pertanyaan dari Fareza Hernawan (Kelompok 4)
Bagaimana cara membedakan reaksi redoks yang berlangsung dalam suasana asam dan basa?
Jawaban:
letak H2O nya yang ditambahkan dalam persamaan reaksi. Jika H2O nya
ditambahkan disebelah kanan maka reaksi tersebut berlangsung dalam suasana asam, dan jika H2O yang ditambahkan disebelah kiri maka reaksi
tersebut berlangsung dalam suasana basa. 2. Pertanyaan dari Hariyati (Kelompok 3)
Mengapa kalian menggunakan iodin yang sudah lama? Jawaban:
Sebenarnya waktu pembuatan zat kami sudah menyadari kalau ada 2 zat yang berwarna, tetapi waktu kami disibukkan dengan membuat zat lain karena zat kami yang sudah ada hilang dari tempatnya, sehingga perhatian kami hanya terfokus pada pembuatan larutan yang lain. Dan kami baru menyadari kalau zat yang berwarna tersebut adalah iodin, setelah dipraktekkan oleh teman-teman kelompok lain karena tidak terjadi perubahan warna pada saat direaksikan dengan Na2S2O3. selain itu juga
iodin tidak disimpan pada tempat dan botol yang gelap, karena iodin mudah teroksidasi oleh cahaya matahari.
3. Saran dari ibu dan asisten yaitu: