• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Histopatologi pada Pasien Karsinoma Nasofaring Tahun 2012-2014 di RSUP. H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Histopatologi pada Pasien Karsinoma Nasofaring Tahun 2012-2014 di RSUP. H. Adam Malik Medan"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan karsinoma yang banyak dijumpai di

Indonesia. Angka kejadian KNF di Indonesia cukup tinggi, yaitu 4,7 kasus baru per tahun per 100.000 penduduk atau sekitar 7000-8000 kasus per tahun di seluruh Indonesia. Menurut Santosa (1988) dalam Wulan (2013) didapatkan jumlah 716 (8,46%) penderita KNF berdasarkan data patologi yang diperoleh di Laboratorium Patologi anatomi FK Unair Surabaya (1973-1976) diantara 8463 kasus keganasan di seluruh tubuh. Karsinoma nasofaring termasuk ke dalam urutan sepuluh besar kejadian karsinoma terrbanyak di RS Kanker Dharmais, Jakarta selama tahun 2010-2013 bersama dengan kanker payudara, serviks, paru, ovarium, rektum, tiroid, usus besar, hepatoma, limfoma, dan jaringan lunak (Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, 2010-2013). KNF juga menduduki tempat pertama sebagai tumor ganas pada daerah kepala dan leher dengan persentase hampir 60% dari tumor di daerah kepala dan leher, diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal 18%, laring 16%, dan tumor ganas rongga mulut, tonsil,

hipofaring dalam persentase rendah (Pahala,2009). Provinsi Sumatera Utara juga menduduki posisi lima besar dari 34 provinsi untuk kasus KNF terbanyak (Pusdatin Kementerian

Kesehatan RI, 2013). Hingga saat ini, jumlah kasus baru serta jumlah kematian akibat kanker nasofaring terus meningkat.

Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan

dalam hubungannya dengan penyakit. Histopatologi sangat penting dalam kaitan dengan

diagnosis penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis adalah melalui hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu. Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel jaringan atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi. Dengan membandingkan kondisi jaringan sehat terhadap jaringan sampel dapat diketahui suatu penyakit yang diduga benar-benar menyerang atau tidak. (Alan, 2001).

Penegakan diagnosa KNF dengan menggunakan tes histopatologi yang dilakukan di laboratorium patologi anatomi merupakan gold standard (standar baku emas). Diagnosis histopatologi KNF dapat dilakukan dengan mengambil spesimen biopsi nasofaring dan

(2)

diperiksa menggunakan mikroskop cahaya maupun mikroskop elektron. WHO membagi klasifikasi KNF menjadi WHO 1, WHO 2, dan WHO 3. WHO 1 adalah karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi, WHO 2 dengan gambaran histologi karsinoma tidak berkeratin dengan sebagian sel berdiferensiasi sedang dan sebagian lainnya dengan sel yang lebih ke arah diferensiasi baik, sedangkan WHO 3 adalah karsinoma yang sangat heterogen dengan sel ganas membentuk sinsitial dengan batas sel tidak jelas. Klasifikasi ini hanya bisa diperoleh melalui serangkaian tes histopatologi yang sangat penting dalam penegakkan diagnosa dan penatalaksanaan KNF. (Shanmugaratnam, 1978)

Berdasarkan paparan di atas diketahui bahwa penderita KNF cukup tinggi di Indonesia, khususnya Sumatera Utara dan gambaran histopatologi sangat penting untuk mengetahui tingkat keparahan KNF. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian tentang gambaran histopatologi penderita KNF di RSUP H. Adam Malik Medan, Sumatera Utara dalam rentang waktu tahun 2012-2014.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah :

Bagaimana karakteristik dan gambaran histopatologi pada pasien karsinoma nasofaring tahun 2012-2014 di RSUP H. Adam Malik, Medan?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui distribusi frekuensi menurut umur, jenis kelamin, dan klasifikasi histopatologi WHO pada karsinoma nasofaring tahun 2012-2014 di RSUP H. Adam Malik.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi menurut umur pada karsinoma nasofaring tahun 2012-2014 di RSUP H. Adam Malik yang dibagi berdasarkan tujuh kelompok umur, yaitu 11-20 tahun, 21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, dan 71-80 tahun.

(3)

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi menurut jenis kelamin pada karsinoma nasofaring tahun 2012-2014 di RSUP H. Adam Malik yang bisa ditentukan dengan laki-laki atau perempuan.

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi menurut klasifikasi histopatologi WHO pada karsinoma nasofaring tahun 2012-2014 di RSUP H. Adam Malik yang terbagi menjadi WHO 1 (Keratinizing Squamous Cell Carcinoma), WHO 2 (Non-Keratinizing Squamous Cell Carcinoma), dan WHO 3 (Undifferentiated Squamous Cell Carcinoma).

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1.4.1 RSUP HAM Medan

Memberikan informasi dalam upaya peningkatan kelengkapan data penderita KNF.

1.4.2 Peneliti

a. Peneliti akan mendapatkan informasi mengenai gambaran histopatologi pasien karsinoma nasofaring.

b. Peneliti memperoleh pengetahuan dan pegalaman dalam melakukan penelitian. 1.4.3 Pembaca

a. Memberikan informasi bagi pembaca bagaimana gambaran histopatologi dari kanker nasofaring untuk acuan penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk putri yang berkerudung tidak memakai kerudung langsung, kerudung yang dikenakan harus berwarna putih1. Mengenakan tanda pengenal yang

A few ground control points were measured in the hills (~1-1.5 km far from the selected observation points) corresponding to the most prominent features, which could have

[r]

A large volume of heterogeneous data of the planetary surface as a whole and its individual forms of relief in particular leads to the need to automate both routine processes and

 Siswa dapat menceritakan nama istri yang mendampingi Rasulullah waktu wafat.  Siswa dapat Mengamalkan nilai nilai kesalehan

Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 1... Himpunan Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Tahun

26 Mrmbuat sebanyak- banyaknya kata dari suku kata awal yang disediakan dalam bentuk lisan, mis: ma→ mama, makan, malu, marah... 9 Menyebut sebanyak- sebanyaknya benda yang

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tentang Pentingnya Serat untuk Mencegah Konstipasi Tahun 2009.. Nama : Sri Kumala Sari NIM