• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pelayanan Pada PT Pos Indonesia (Persero) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Beban Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pelayanan Pada PT Pos Indonesia (Persero) Medan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Dalam melaksanakan kerja, karyawan menghasilkan sesuatu yang disebut kinerja. Peningkatan kinerja merupakan hal yang diinginkan baik dari pihak pemberi kerja maupun para pekerja. Pemberi kerja menginginkan kinerja karyawannya baik untuk kepentingan peningkatan hasil kerja dan keuntungan perusahaan. Pada sisi yang lain, para pekerja berkepentingan untuk pengembangan diri dan promosi jabatan.

(2)

Menurut pengertian tersebut,kinerja disamakan dengan hasilkerja dari

seseorang karyawan.Untuk mencapai kinerja yang baik, unsur yang paling

dominan adalah sumber daya manusia. Walaupun perencanaan telah tersusun

dengan baik dan rapi tetapi apabila orang atau personil yang melaksanakan tidak

berkualitas dan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, makaperencanaan

yangtelahdisusuntersebut akansia-sia.

2.1.2 Jenis – Jenis Penilaian Kinerja

Menurut Rivai(2005:233)adabeberapajenis penilaian kinerjayaitu: 1. Penilaian hanya oleh atasan

a. Cepat dan langsung

b. Dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan – pertimbangan pribadi 2. Penilaian oleh kelompok lini

Atasan dan atasan bersama – sama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai

a. Objektivitas lebih akurat dibanding kalau hanya oleh atasan sendiri b. Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian

3. Penilaian oleh kelompok staf

Atasan meminta satu atau lebih individu untuk bermusyawarah dengannya; atasan langsungyangmembuat keputusan akhir.

a. Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar 4. Penilaian melaluikeputusan komite

(3)

padapilihan mayoritas.

a. Memperluas pertimbangan yang ekstrim

b. Memperlemah integritas manajer yang bertanggungjawab 5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan

Sama seperti pada kelompok staf, namun dalam hal ini melibatkan wakil dan pimpinan pengembangan atau departemen SDM yang bertindak sebagaipeninjau yangindependen.

a. Membawa satu pikiran yang tetap ke dalam satu penilaian lintas sektor yang besar

b. Penilaian oleh bawahan dan sejawat 1) Mungkin terlalu subjektif

2) Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang lain 2.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Faktor yang mempengaruhi pencapaian kerja yang baik menurut Mathis dan Jackson (2001:83) diantaranya adalah kemampuan, Motivasi,dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan hubungan mereka dengan organisasi.

Sedangkan menurut Mangkuprawira dan Hubuis (2007:153) Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari:

(4)

Faktor Personal atau individual, yaitu pengetahuan, keterampilan (skill), kemampuan, kepercayaan diri, motivasi, dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan.

2. Ekstrinsik

a. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek mutu manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja pada karyawan.

b. Faktor tim, meliputi aspek dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakan dan keeratan anggota tim.

c. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi.

d. Faktor situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Gibson (2002:56), mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Atribut individu

Dengan adanya berbagai atribut yang melekat pada individu dan dapat membedakan individu yang satu dengan yang lainnya. Faktor ini merupakan kecakapan individu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang telah ditentukan, terdiri dari:

(5)

b. Karakteristik kompetensi. Misalnya: bakat, kecerdasan, kemampuan, keterampilan, dan sebagainya.

c. Karakteristik psikologi. Misalnya: nilai-nilai yang dianut seperti sikap dan perilaku.

2. Kemauan untuk bekerja

Dengan berbagai atribut yang melekat pada individu untuk menunjukan adanya kesempatan yang sama untuk mencapai suatu prestasi. Untuk mencapai kinerja yang baik diperlukan usaha dan kemauan untuk bekerja keras, karena kemauan merupakan suatu kekuatan pada individu yang dapat memicu usaha kerja yang lebih terarah dalam melakukan suatu pekerjaan.

3. Dukungan organisasi

Dalam mencapai tujuan karyawan yang tinggi diperlukan adanya dukungan

atas kesempatan dari organisasi/perusahaan. Hal ini untuk mengantisipasi

keterbatasan baik dari karyawan maupun dari perusahaan. Misalnya:

perlengkapan peralatan dan kelengkapan kejelasan dalam memberikan

informasi.

Menurut Casco dalam Kartjantoro (2004:89) umumnya faktor penilaian terdiri dari empat unsur utama, yaitu:

1. Hasil kerja, yaitu keberhasilan karyawan dalam melaksanakan pekerjaan. 2. Perilaku, yaitu aspek tindak tanduk pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Kompetensi, yaitu kemahiran atau pengusaan pegawai terhadaptuntutan tugas

danjabatan.

(6)

Aspek penting dalam penilaian kinerja adalah faktor – faktor yang menjadi penilaian yaitu:

1. Relevance, yaitu harus adakesesuaian antara faktor – faktor penilaian

dengantujuan systempenilaian.

2. Acceptability, yaitudapatditerima ataudisepakati pegawai.

3. Sensitivity, yaitudapat membedakan kinerja yangbaikdankinerja yang buruk. 4. Practicality, yaitu mudah dipahami dan diterapkan

Dalam mencapai kinerja yang baik, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi kinerja, yaitu; Pertama, variabel individu yang meliputi; Kemampuan dan keterampilan, latarbelakangkeluarga,tingkatsosial, pengalaman, umur, etnis, jenis kelamin. Kedua, variabel organisasi yang mencakup antara lain; Sumber daya, kepemimpinan, Imbalan, Struktur, Desain pekerjaan. Ketiga, variabel psikologis yangmeliputi, Persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi (Casco dalam Kartjantoro, 2004:89).

2.1.4 Dimensi Kinerja

Menurut Mangkunegara (2009:75) mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu :

1. Kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

(7)

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya.Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

2.2 Beban Kerja

2.2.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja adalah sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Menurut Munandar (2011:385), beban kerja adalah tugas-tugas yang diberikan pada tenaga kerja atau karyawan untuk diselesaikan pada waktu tertentu dengan menggunakan keterampilan dan potensi dari tenaga kerja.

(8)

2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Manuaba (2000) dalam Prihatini (2007:25), menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:

1. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti; a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata ruang, tempat

kerja kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan tugas-tugas yang bersifat psikologis, seperti kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan, tanggung jawab pekerjaan.

b. Organisasi kerja, seperti lamanya waktu bekerja, waktu istirahat, shift kerja, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi, pelimpahan tugas dan wewenang.

c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi, lingkungan kerja biologis dan lingkungan kerja psikologis.

2. Faktor internal

(9)

2.2.3 Dimensi Beban Kerja

Tarwaka (2011:131), mengklasifikasikan beban kerja kedalam faktor-faktor intrinsik didalam pekerjaan sebagai berikut :

1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring tugas atau kerja.

2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

3. Beban tekanan Psikologis (psychological stress load) yang menunjukan tingkat resiko pekerjaan, kebingungan, dan frustasi.

2.2.4 Dampak Beban Kerja

Beban kerja yang terlalu berlebihan akan mengakibatkan stres kerja baik fisik maupun psikis dan reaksi-reaksi emosional, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu sedikit dimana pekerjaan yang dilakukan karena pengulangan gerak yang menimbulkan kebosanan. Kebosanan dalam kerja rutin sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan kurangnya perhatian pada Pekerjaan, sehingga secara potensial membahayakan pekerja. Beberapa akibat dari beban kerja adalah: 1. Akibat beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang lemah, dapat

mengakibatkan seorang pekerja menderita gangguan atau penyakit akibat kerja (Depkes dan Kessos RI, 2000).

(10)

3. Akibat pembebanan kerja yang berlebihan, maka dapat mengakibatkan kelelahan kerja. Semakin meningkatnya beban kerja, maka konsumsi oksigen akan meningkat sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatnya kandungan asam laktat.

4. Akibat beratnya beban kerja, maka dapat menimbulkan cedera kerja. Hal itu karena konsumsi energi sangat terbatas dalam mengatasi beratnya beban kerja, tetapi tubuh berusaha mengatasi beratnya beban kerja sehingga menimbulkan cedera kerja.

5. Salah satu masalah di perkantoran adalah keluhan low back pain yang berhubungan dengan beban kerja, terutama cara angkat mengangkat serta sikap kerja tidak ergonomi. Low back pain adalah gejala yang umum dari berbagai penyakit yang mengenai bagian bawah dari pinggul terutama tulang pada persendiannya.

6. Beban kerja yang terlalu berat juga dapat menimbulkan stres psikologis.

(11)

2.2.5 Mengendalikan Beban Kerja

Beban kerja dapat dikendalikan dengan cara :

1. Menempatkan seorang tenaga kerja sesuai dengan kemampuannya . Ha lini dikarenakan setiap orang mempunyai kemampuan yang berbeda– beda. Apabila menempatkan seseorang tidak sesuai dengan kemampuannya maka dapat menambah beban kerja yang seseorang dapatkan dan dengan menempatkan seseorang sesuai dengan kemampuannya maka diharapkan seseorang dapat bekerja lebih maksimal dengan tidak merasa bahwa apa yang sedang dia kerjakan merupakan suatu beban.

2. Ergonomi dapat mengurangi beban kerja, karena apabila peralatan kerja tidak sesuai dengan kondisi dan ukuran tubuh pekerja maka akan menjadi beban tambahan kerja. Apabila peralatan kerja dan manusia atau tenaga kerja telah sesuai dan cocok, maka kelelahan yang diakibatkan oleh beban kerja dapat dicegah dan hasilnya lebih efisien. Hasil suatu proses kerja yang efisien berarti memperoleh produktivitas yang tinggi.

3. Meningkatkan daya tahan mental tenaga kerja terhadap stress. Misalnya dengan latihan yang dibimbing oleh psikolog, meditasi, relaksasi.Meningkatnya ketahanan mental tenaga kerja diharapkan beban kerja yang diakibatkan oleh faktor psikologis dapat ditekan seminimal mungkin.

(12)

2.3 Lingkungan Kerja

2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja sebagai bagian terpenting dalam suatu organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.Hal ini diungkapkan oleh Cikmat dalam Nawawi (2003:292) menyatakan bahwa lingkungan kerja adalah serangkaian sifat kondisi kerja yang dapat diukur berdasarkan persepsi bersama dari para anggota organisasi yang hidup dan bekerjasama dalam suatu organisasi.

Lingkungan kerja mempengaruhi karyawan dalam melakukan aktivitas meskipun lingkungan kerja tidak berdampak langsung pada proses bisnis perusahaan. Lingkungan kerja yang memadai bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik atau sesuai apabila manusia dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman.

(13)

2.3.2 Jenis-jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2001:21) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi 2 yakni:

1. Lingkungan Kerja Fisik

Adalah lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat keija yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi dalam dua kategori, yakni:

a. Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya).

b. Lingkungan perantara atau lingkungan urnum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya: temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna, dan lain-lain.

2. Lingkungan Kerja Non Fisik

Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan.Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.

(14)

1. Lingkungan kerja fisik meliputi: a. Keadaan bangunan

Keadaan bangunan, gedung atau tempat bekerja yang menarik termasuk di dalamnya ruang kerja yang nyaman dan mampu memberikan ruang gerak yang cukup bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya serta mengatur ventilasi yang baik sehingga para kayawan merasa betah bekerja.

b. Tersedianya beberapa fasilitas Fasilitas yang dimaksud yaitu:

i. Peralatan pekerja yang cukup memadai sesuai dengan jenis pekerjaan masing-masing karyawan.

ii. Tempat istirahat, tempat olahraga berikut kelengkapannya, kantinatau kafetaria, tempat ibadah, tempat pertemuan dan sebagainya.

iii. Sarana transportasi khusus antar jemput karyawan. c. Letak gedung yang strategis

Lokasi gedung harus strategis sehingga mudah dijangkau dari segala penjuru dengan kendaraan umum.

2. Lingkungan kerja non fisik meliputi: a. Adanya perasaan aman

(15)

b. Adanya perasaan puas

Perasaan puas akan terwujud apabila kebutuhan karyawan dapat terpenuhi baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan sosial. Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut, fasilitas kerja yang merupakan bagian dari lingkungan kerja fisik sangat memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kinerja karyawan.Maka dari hal itu, untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal, fasilitas kerja perlu diperhatikan dengan tujuan memberikan kenyamanan pada lingkungan kerja.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Kondisi dan suasana lingkungan kerja yang baik akan dapat tercipta dengan adanya penyusunan tata letak secara baik dan benar sebagaimana yang dikatakan oleh Sedarmayanti (2001:21) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:

1. Penerangan atau Cahaya di Tempat Kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Pada dasarnya, cahaya dapat dibedakan menjadi empat yaitu:

a. Cahaya langsung

b. Cahaya setengah langsung c. Cahaya tidak langsung

(16)

2. Temperatur di Tempat Kerja

Dalam keadaan normal, tiap anggota tubuh manusia mempunyai temperatur berbeda.Tubuh manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar tubuh.

3. Kelembaban di Tempat Kerja

Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara, dan secara bersama-sama antara temperatur, kelembaban, kecepatan udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari tubuhnya.

4. Sirkulasi Udara di Tempat Kerja

Dengan sirkulasi udara yang bagus akan membantu memberikan rasa sejuk pada para pekerja sehingga pekerja dapat bekerja tanpa adanya gangguan udara.

5. Kebisingan di Tempat Kerja

Pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja meningkat. Ada tiga aspek yang menentukan kualitas suatu bunyi, yang bisa menentukan tingkat gangguan terhadap manusia, yaitu:

(17)

6. Getaran Mekanis di Tempat Kerja

Gangguan terbesar terhadap suatu alat dalam tubuh terdapat apabila frekwensi alam ini beresonansi dengan frekuensi dari getaran mekanis. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu tubuh dalam hal:

a. Kosentrasi bekerja b. Datangnya kelelahan

c. Timbulnya beberapa penyakit, diantaranya karena gangguan terhadap : mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.

7. Bau-bauan di Tempat Kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai pencemaran, karena dapat menganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan yang terjadi terus menerus dapat mempengarubi kepekaan penciuman.

8. Tata Warna di Tempat Kerja

Pada kenyataannya tata warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi, Sifat dan pengaruh warna kadang-kadang menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain karena warna dapat merangsang perasaan manusia.

9. Dekorasi di Tempat Kerja

(18)

10. Musik di Tempat Kerja

Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan merangsang karyawan untuk bekerja.

11. Keamanan di Tempat Kerja

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan aman maka perlu diperhatikan adanya keberadaanya.Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanan.

2.3.4 Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001:46) adalah sebagai berikut :

1. Penerangan 2. Suhu udara 3. Suara bising 4. Penggunaan warna 5. Keamanan kerja 6. hubungan karyawan

2.3.5 Manfaat Lingkungan Kerja

(19)

artinya pekerjaan diselesaikan sesuai standard yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Prestasi kerjanya akan dipantau oleh individu yang bersangkutan, dan tidak akan menimbulkan terlalu banyak pengawasan serta semangat juangnya akan tinggi.

2.4 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti

Judul Penelitian Metode Analisis linear berganda

Lingkungan Kerja,

Hasil penelitian ini menyatakan

kepuasan kerja dan beban kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja Karyawan PT. Merapi Agung Lestari

Etos kerja, budaya organisasi, dan beban kerja

(20)

No Nama Peneliti

Judul Penelitian Metode Analisi

Beban Kerja dan Motivasi

Pengaruhnya Terhadap Kinerja Karyawan Pada Tt. Bank

Tabungan Negara Tbk. Cabang Manado

Analisis regresi linear berganda

Beban kerja dan motivasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Tabungan Negara

Analisis Pengaruh Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa motivasi kerja, lingkungan kerja dan stres kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan Pada RSU Puri Asih linear berganda

Lingkungan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cab. Balige. 7 Ahmad

Nur Rofi, SE, M.Si (2011)

The influence of labor discipline and work environment on employee

performance PT. Leo Great Britian Semarang.

Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja karyawan dan lingkungan kerja karyawan

(21)

No Nama Peneliti

Judul Penelitihan Metode Analisis Hasil Penelitihan 8 Natalia linear berganda

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa lingkungan kerja dan karakteristik Kerja Dan Stres Kerja Terhadap linear berganda

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa lingkungan kerja pada PT. Pataya Raya Semarang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan dan Stres kerja pada PT. Pataya Raya Semarang

The influence of training,

(Persero) Malang

Analisis regresi linear berganda

(22)

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual sama dengan kerangka bangun dari penelitian yang akan dilakukan. Hubungan yang terjadi antara variabel, baik variabel yang terikat maupun variabel yang tidak terikat akantampak pada kerangka konseptual ini. Hal sesuai dengan pendapat dari Sugiono (2006:49) yang memberikan pengertiankerangkakonseptualatau kerangkaberfikir,"yaitu merupakan sintesa tentang hubungan antara variabelyang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan". Hubungan variabel yang terjadi, dihubungkan melalui indikator– indikator darisetiapvariabel.

Pada dasarnya kinerja seorang tinggi atau rendah dipengaruhi oleh berbagai macam variabel–variabel. Beberapa variabel diantaranya adalah Beban Kerja dan Lingkungan Kerja. Ketika Beban Kerja karyawan sesuaidengan kompetensi dan kemampuan yangdimiliki karyawan, makaakanmeningkat produkvitas. Lingkungan Kerja yangnyaman bagi karyawan secaraotomatisakan menambah gairah dan semangat kerja karyawan, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan.

2.5.1 Pengaruh beban kerja terhadap kinerja

(23)

variabel kinerja dan beban kerja berpengaruh positif dan signifikan secara langsung terhadap kinerja karyawan.

(24)

2.5.2 Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

Menurut Sarwono (2005:115) “Lingkungan kerja dapat memberikan dampak terhadap prestasi kerja dan dapat merubah suasana hati seseorang saat bekerja. Suhu, kebisingan, polusi udara, kesesakan dan kepadatan dapat memberikan dampak terhadap tingkahlaku seseorang”. Sehingga lingkungan kerja merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini dikarena lingkungan kerja berada paling dekat dengan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya.

(25)

Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Sumber :Yudha Adityawarman(2015) dan Menurut Sarwono (2005) Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

2.6 Hipotesis

Berdasarkan kepada penjelasan – penjelasan sebelumnya, maka dapat ditentukan hipotesis pada penelitian ini adalah “Beban Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja Karyawan Bagian Pelayanan Pada PT Pos Indonesia (Persero) Medan ”.

Beban Kerja

Lingkungan Kerja

Gambar

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Meskipun menyebabkan total biaya lebih besar, tetapi dengan adanya safety stock pada sistem EOQ dapat menjamin kemampuan Toko Makmur dalam penyediaan barang sebesar

[r]

Peran kepemimpinan Terpuk Siwaluh Telu Sada Kundulendalam pengambilan keputusan di Desa Sukajulu adalah (a) sebagai pengambil keputusan di mana setiap keputusan yang akan dibuat

Kesimpulan dari penelitian ini adalah remediasi kognitif tidak efektif memperbaiki fungsi kognitif global dan efektif dalam memperbaiki fungsi atensi, memori dan

Gambar 3 merupakan tampilan pada saat pemain menyentuh splash screen. Pada Main Menu terdapat empat tombol yang dapat dipilih oleh pemain, yaitu: 1. Tombol “Mulai”