• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : YOHANA ROSENDRA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh : YOHANA ROSENDRA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP FAIR AND

EQUITABLE TREATMENT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

INVESTASI MELALUI ARBITRASE INTERNASIONAL YANG BERASAL DARI BILATERAL INVESTMENT TREATIES

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat
 dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

YOHANA ROSENDRA 110200254

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

PROGRAM SARJANA ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP FAIR AND

EQUITABLE TREATMENT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA

INVESTASI MELALUI ARBITRASE INTERNASIONAL YANG BERASAL DARI BILATERAL INVESTMENT TREATIES

S k r i p s i

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat
 dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh :

YOHANA ROSENDRA 110200254

Disetujui oleh :

Ketua Departemen Hukum Internasional

Dr. Chairul Bariah, S.H., M.Hum. NIP: 195612101986012001

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum. NIP: 197308012002121002 NIP:197302202002121001

PROGRAM SARJANA ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu membimbing, memberikan harapan atas damai dan bahagia; karena atas kesempatan lahir, berpikir, dan bermimpi, serta berkat dan semangat yang diberikan-Nya lah, penelitian berjudul “ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI MELALUI ARBITRASE INTERNASIONAL YANG BERASAL DARI BILATERAL INVESTMENT TREATIES” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Berbekal antusiasme dan keinginan untuk mempelajari lebih dalam perdebatan semasa Penulis mengikuti kompetisi arbitrase internasional FDI Moot 2015, Penulis memilih judul dan menyelesaikan penelitian skripsi ini. Tidak dapat dipungkiri, Foreign Direct Investment (FDI) menjadi salah satu sumber pemasukan guna membangun ekonomi nasional negara. Menyadari pentingnya investasi asing bagi pertumbuhan ekonomi dan tuntutan adanya perlindungan hukum terhadap investasi asing, negara-negara di dunia membuat perjanjian bilateral yang secara khusus dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap investasi asing.

Akan tetapi, sebagaimana suatu perjanjian pada umumnya, kerjasama antar negara ini tidak hanya menguntungkan negara pihak, tetapi juga dapat menimbulkan sengketa akibat adanya perbedaan interpretasi klausula-klausula

(4)

tertentu. Salah satu klausa yang paling luas dan terbuka bagi interpretasi yang berbeda-beda adalah klausa standar fair and equitable treatment. Dalam satu dasawarsa terakhir, sebagian besar gugatan investasi yang diajukan ke mahkamah arbitrase adalah didasarkan pada dugaan pelanggaran prinsip fair and equitable treatment. Penerapan prinsip tersebut dalam penyelesaian sengketa investasi pun menghasilkan perdebatan di kalangan masyarakat investasi internasional, terutama investor asing dan negara-negara yang menjadi host states.

Penulis menyadari dalam penelitian ini masih banyak terdapat ketidaksempurnaan akibat keterbatasan kemampuan penulis juga minimnya literatur mengenai fair and equitable treatment sebagai prinsip dalam hukum investasi internasional. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini, juga perkembangan hukum internasional pada umumnya.

Penulis ingin menghaturkan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya pula kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta orang-orang yang telah memberikan warna dalam penelitian ini maupun selama perjalanan Penulis dalam proses untuk menjadi seorang terpelajar:

1. Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum USU; 2. Prof Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan I Fakultas

(5)

3. Bapak Syafruddin, S.H., M.Hum., D.F.M. Selaku Pembantu Dekan II Fakultas Hukum USU

4. Dr. OK Saidin, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Hukum USU;

5. Dra. Zakiah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis yang telah banyak memberikan arahan dan nasihat selama Penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum USU;

6. Dr. Chairul Bariah, S.H., M.Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU;

7. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum USU juga selaku Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, bantuan serta arahan kepada Penulis pada saat penelitian ini. Terima kasih karena telah menjadi role model dan sumber inspirasi bagi Penulis.

8. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan setulus hati meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dan motivasi kepada Penulis baik dalam penyelesaian penelitian ini, serta selaku pembimbing Penulis dalam mengikuti kompetisi Foreign Direct Investment Arbitration Moot 2015. Terima kasih telah meluangkan waktu dan memberikan bantuan, saran, dan kritik serta transfer knowledge yang berharga kepada Penulis.

(6)

9. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI., selaku Pembina Tim USU dalam Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition;

10. Seluruh dosen FH USU dengan karakter dan kenangannya masing-masing, terlebih Prof. Dr. Alvi Syahrin, S.H., M.S., atas ilmu, diskusi, dan bimbingan akademik di bidang hukum korporasi, serta atas seluruh nasihat, motivasi, harapan dan kepercayaan yang tidak terhenti kepada Penulis, yang membangun Penulis agar menjadi manusia yang lebih baik. ‘Kesuksesan adalah membuat orang lain sukses.’ Tak lupa seluruh dosen Departemen Hukum Internasional, khususnya Pak Arif, Pak Sutiarnoto, dan Pak Deni Purba atas pelajarannya untuk menjadi yang terpelajar;

11. Keluarga Penulis, harta paling berharga, yang telah melindungi dan menyayangi Penulis dengan sepenuh dan setulus hati. Terutama untuk kedua orang tua Penulis, Hendra Jaya dan Roesni, yang selalu ada dan mendukung Penulis menjadi apapun yang diinginkannya bagi dunia. Helena Rosendra dan Yohanes Jaya, adik-adik Penulis yang selalu memberi kesenangan dalam setiap keisengan.

12. Sahabat-sahabat terbaik Penulis di BAJAY: Juliana, Jafera, Elisabeth dan Inria, yang selalu ada, selalu mendengarkan, dan selalu mendukung segala mimpi-mimpi Penulis. Thank you for simply being exist in my life. Eight years and still counting!

(7)

13. Teman-teman seperjuangan dan coaches di International Law Moot Court Club (ILMCC) FH USU. Elisa Aprilia, Assyfa Humairah, Frans Yoshua, Heriyanto, S.H., Paulina Tandiono, S.H., Michael Timothy, S.H., Yuthi Sinari, S.H., Herbert, S.H., Henjoko, S.H. Thank you for your friendship, hard works, lessons and inspirations.

14. Keluarga besar International Law Students Association (ILSA) FH USU Stambuk 2011, sebagai wadah bagi Penulis untuk tumbuh, berkembang, serta mengasah kepemimpinan dan kerjasama. Terkhusus untuk Astra, Kathy, Ulfa, Ray, Dian, Novi, William, dan anggota-anggota ILSA Comparative Study and Tour to Beijing. Terima kasih atas kepercayaan, dukungan, tangis dan tawa selama proses pembelajaran yang berharga bagi Penulis. Tak lupa pula untuk kak Maulida, for the useful tips, motivating stories and inspiring chats. You’ll always be someone whom I look up to.

15. Teman-teman Grup F Angkatan 2011, terutama teman-teman Penulis di Rangers Makmurs, dan teman-teman Angkatan 2011 lainnya. Terima kasih atas kebersamaan dan semangat serta membuat hari-hari selama studi di FH USU menjadi lebih berarti.

16. Seluruh pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(8)

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak luput dari berbagai kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan menyempurnakan penelitian ini. Penulis mengharapkan, dengan segala kerendahan hati, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna terutama bagi tanah air tercinta, Indonesia, serta seluruh umat manusia. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada kita semua. Amin.

Medan, 28 Desember 2015 Hormat penulis,

YOHANA ROSENDRA NIM: 011200254

(9)

ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENERAPAN PRINSIP FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI MELALUI ARBITRASE INTERNASIONAL

YANG BERASAL DARI BILATERAL INVESTMENT TREATIES

*) Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. **) Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum.

**) Yohana Rosendra ABSTRAKSI

Prinsip fair and equitable treatment (FET) merupakan standar yang paling banyak digunakan oleh investor asing sebagai dasar gugatan dalam proses penyelesaian sengketa investasi yang muncul dari Bilateral Investment Treaties (BITs). Akan tetapi, hakikat prinsip FET yang sangat sederhana dan luas membuat tidak adanya satu definisi tepat akan prinsip ini. Akibatnya dalam proses penyelesaian sengketa, arbitrase internasional terus mencoba untuk menafsirkan isi dan lingkup dari prinsip FET. Selain itu, juga terdapat perdebatan seputar isu apakah perlindungan yang diberikan kepada investor menurut prinsip FET merupakan perlindungan yang sama seperti yang diatur oleh standar minimum internasional berdasarkan hukum kebiasaan internasional, atau prinsip FET sebagai suatu standar otonom yang lahir independen dari sebuah perjanjian.

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan melalui inventarisasi bahan-bahan dari buku, jurnal, internet, instrumen hukum internasional dan hasil tulisan ilmiah lainnnya yang terkait dengan satu tujuan yang dimaksudkan dalam penyusunan penelitian ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa instrumen hukum internasional yang mengatur prinsip FET di bidang investasi, baik di tingkat bilateral, regional, maupun multilateral. Meskipun tidak ada rumusan definitif prinsip FET yang disepakati secara internasional, terdapat prinsip-prinsip perlindungan yang dapat digunakan oleh arbitrase internasional sebagai dasar pengukuran untuk menafsirkan dan mengetahui pelanggaran kewajiban FET dalam proses penyelesaian sengketa investasi internasional. Perumusan klausa FET dalam BITs berbeda-beda antara satu negara dengan yang lainnya. Perkembangan dalam putusan arbitrase menunjukkan tiga pandangan mengenai prinsip FET, yaitu FET sebagaimana diatur oleh hukum internasional secara umum, hukum kebiasaan internasional secara khusus, dan FET sebagai suatu prinsip otonom yang independen. Analisis putusan-putusan mahkamah arbitrase menunjukkan bahwa terdapat perkembangan dalam penafsiran dan perumusan ruang lingkup prinsip FET dengan menjabarkan serangkaian tindakan negara yang dapat menimbulkan pelanggaran terhadap prinsip FET.

Kata kunci: sengketa investasi internasional, prinsip fair and equitable treatment,

Bilateral Investment Treaties *) Dosen Pembimbing I **) Dosen Pembimbing II

(10)

A JURIDICAL ANALYSIS REGARDING THE APPLICATION OF FAIR AND EQUITABLE TREATMENT PRINCIPLE IN INVESTOR-STATE

DISPUTE SETTLEMENT ARBITRATION ORIGINATING FROM BILATERAL INVESTMENT TREATIES

*) Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum. **) Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum.

**) Yohana Rosendra ABSTRACT

The fair and equitable treatment principle is the most used standard by claimants in investment arbitration originating from Bilateral Investment Treaties. Nevertheless, the simple and broad objective nature of the standard gives no precise definition of fair and equitable treatment. Arbitration tribunals continues their efforts to shape the content of the standard. Moreover, there is also debate which emerges around the issue of whether the protection accorded to investors by fair and equitable treatment equate with the minimum standard of treatment under customary international law, or whether fair and equitable treatment be seen as an autonomous treaty-based standard.

The method used in this research is based on the study of literature through the inventory of materials from books, journals, internet, international legal instruments as well as other scientific papers pertinent to the object and purpose of this research.

This research shows that there exist several international legal instruments governing the fair and equitable principle in bilateral, regional and multilateral level. Although there is no internationally agreed definitive formulation of the principle, there are a number of protection given to foreign investor that could be used by arbitral tribunals as a basis to interpreting and determining the existence of a violation of fair and equitable treatment. The formulation of FET clause in BITs differs from one state to the other. Development in arbitral awards show three views on FET principle: FET as governed by international law, international customary law, and FET as an autonomous standard. Moreover, arbitral tribunals attempt to shed light to the principle through its diverse application in international investment disputes. The analysis concludes that there is a significant development of the interpretation and formulation of the scope of FET principle by displaying a number of state’s measures which could amount to a violation of the principle.

Keywords: international investment disputes, fair and equitable principle, bilateral investment treaties

*) Advisor I **) Advisor II

(11)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

ABSTRAKSI ...vii

ABSTRACT ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR BAGAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1 A. Latar Belakang ...1 B. Rumusan Masalah ...11 C. Tujuan Penelitian ...12 D. Manfaat Penelitian ...12 E. Keaslian Penelitian ...13 F. Tinjauan Kepustakaan ...14 G. Metode Penelitian ...17 1. Jenis Pendekatan ...17 2. Data Penelitian ...18

3. Teknik Pengumpulan Data ...19

4. Analisis Data ...20

(12)

BAB II PRINSIP FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DI BIDANG

INVESTASI MENURUT HUKUM INTERNASIONAL ...24

A. Pengaturan Prinsip Fair and Equitable Treatment di Bidang Investasi Menurut Hukum Internasional ...24

1. Perjanjian Bilateral ...25

2. Perjanjian Regional ...27

3. Perjanjian Multilateral ...28

B. Prinsip - Prinsip Perlindungan dalam Fair and Equitable Treatment 32 . 1. Prinsip Substantif ...32

i. Kedaulatan ...32

ii. Legitimate expectations ...37

iii. Non-Diskriminasi ...43

iv. Pembangunan Berkelanjutan ...48

2. Prinsip Prosedural ...53

i. Transparansi ...54

ii. Due Process of Law ...59

BAB III HUBUNGAN ANTARA STANDAR FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DENGAN STANDAR MINIMUM INTERNASIONAL (MINIMUM STANDARD OF TREATMENT) ...65

(13)

1. Perjanjian Internasional ...70

i. OECD Draft Convention on the Protection of Foreign Property (1967) ...70

ii. North Atlantic Free Trade Agreement (2001) ...73

iii. WTO Working Group on the Relationship between Trade and Investment (2002) ...77

2. Praktik Negara ...78

C. Hubungan Prinsip FET dengan Standar Minimum Berdasarkan Hukum Kebiasaan Internasional ...86

BAB IV PENERAPAN PRINSIP FAIR AND EQUITABLE TREATMENT DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INVESTASI ANTARA INVESTOR DENGAN NEGARA MELALUI ARBITRASE ...98

A. Penyelesaian Sengketa Investasi antara Investor dengan Negara ...98

1. Tren Perkembangan Peraturan Penyelesaian Sengketa Investasi dalam Perjanjian Investasi Internasional ...98

2. Klausul Penyelesaian Sengketa Investasi Melalui Arbitrase dalam Perjanjian Investasi Bilateral ...103

i. Penawaran oleh Host State ...105

ii. Penerimaan oleh Investor ...106

(14)

B. Analisis Keputusan Mahkamah Arbitrase Internasional Mengenai Penerapan Prinsip Fair and Equitable Treatment dalam Penyelesaian

Sengketa Investasi Internasional ...109

1. Tecmed v. Mexico (ICSID, 2003) ...109

i. Posisi Kasus ...110

ii. FET dalam Dalil Gugatan dan Putusan ...113

2. PSEG v. Turkey (ICSID, 2007) ...117

i. Posisi Kasus ...118

ii. FET dalam Dalil Gugatan dan Putusan ...121

3. Ioan Micula v. Romania (ICSID, 2013) ...126

i. Posisi Kasus ...128

ii. FET dalam Dalil Gugatan dan Putusan ...132

4. Analisis Terhadap Penerapan Prinsip Fair and Equitable Treatment dalam Penyelesaian Sengketa Investasi yang Berasal dari BITs Pada Kasus-Kasus di Atas ...139

BAB V PENUTUP ...147

A. KESIMPULAN ...147

B. SARAN ...150

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel No. 1 Contoh Klausa FET yang Merujuk Kepada Hukum Internasional………….……….…….…79

Tabel No. 2 Contoh Klausa FET yang Merujuk Kepada Standar Minimum Internasional……….……….81

Tabel No. 3 Perbandingan Klausa FET dalam UK Model BIT, China Model BIT dan India Model BIT……….…84

(16)

DAFTAR BAGAN

Bagan No. 1 Tren Kasus Penyelesaian Sengketa Investasi Antara Investor dengan Negara (1987-2014)……….…100

Bagan No. 2 Negara-Negara yang Paling Sering Digugat 


dalam Sengketa Investasi (sampai akhir 2014)..……101

Bagan No. 3 Negara-Negara Asal Investor Terbanyak dalam


Referensi

Dokumen terkait

Faktor lainnya yaitu adanya rasa malu dari pasangan suami istri tersebut untuk mengakui bahwa dalam rumah tangganya telah terjadi kekerasan dalam rumah tangga,

memperoleh kompensasi atas kerugian yang diderita maka konsumen dapat menuntut pertanggungjawaban secara perdata kepada pelaku usaha. Terdapat dua bentuk pertanggungjawaban

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyelesaian kredit yang mengalami kemacetan pada Kredit Usaha Rakyat di PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Kota Binjai

Perumusan masalah dalam penelitian skripsi ini adalah bagaimana pengawasan sebagai sarana penegakan hukum dalam Hukum Administrasi Negara, Bagaimana tugas pokok dan

73 Ahmad Miru & Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Edisi Revisi , Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2004, hal 77.. regulasi-regulasi yang relevan untuk

Di Indonesia Pengaturan Hukum untuk pihak-pihak yang terlibat dalam produksi sebuah film tidak ada diatur secara terperinci sesuai dengan peranan yang ada dalam

Meskipun Koperasi Kredit Harapan Kita Kota Medan adalah Koperasi yang masih menimbulkan faktor kekeluargaan, Koperasi Harapan Kita Kota Medan lebih ,mengambil

yuridis yang cukup berarti dalam perkembangan jaminan fidusia. Selanjutnya Pasal 12 dengan tegas mengatur bahwa satuan rumah susun dapat dijaminkan dengan ikatan