BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1 1..11 LLaattaar r BBeellaakkaannggSesuai hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan terhadap beberapa rencanan kegiatan Sesuai hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan terhadap beberapa rencanan kegiatan pembangunan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) Lapai 1 2 x 200 Kw yang meliputi pembangunan PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro) Lapai 1 2 x 200 Kw yang meliputi
tah
tahap ap prpra-a-kokonsnstrtrukuksisi, , kokonsnstrutruksksi, i, opopererasasi, i, dadan n papasca sca opopererasi asi sepsepererti ti pepembmbebebasasan an lalahahan,n, pengoperasian
pengoperasian /pemeliharaan /pemeliharaan pembangkit pembangkit yang yang meliputi meliputi pemakaian pemakaian air air dan dan sistem sistem pengendalianpengendalian kua
kualitlitas as udaudara, ra, sissistem tem penpengengendaldalian ian kuakualitlitas as airair, , penpenerierimaamaan n tentenaga aga kerkerja ja baibaik k padpada a tahtahapap konstruksi maupun pada tahap operasi, produksi listrik, dan rehabilitasi lahan diketahui telah konstruksi maupun pada tahap operasi, produksi listrik, dan rehabilitasi lahan diketahui telah men
menimbimbulkulkan an berberbagbagai ai damdampak pak terterhadhadap ap linlingkugkungangan, n, baibaik k damdampak pak pospositiitif f maumaupun pun damdampak pak negatif penting terhadap komponen lingkungan hidup. Dampak negatif penting dari kegiatan negatif penting terhadap komponen lingkungan hidup. Dampak negatif penting dari kegiatan pembangunan
pembangunan PLTM PLTM Lapai Lapai 1 1 yang yang akan akan timbul timbul perlu perlu ditekan ditekan atau atau bahkan bahkan kalau kalau mungkinmungkin dihilangkan, sedangkan dampak positif penting yang terjadi, perlu dikembangkan. Lebih khusus dihilangkan, sedangkan dampak positif penting yang terjadi, perlu dikembangkan. Lebih khusus terhadap dampak negatif penting yang akan timbul, perlu segera disusun program pengelolaan terhadap dampak negatif penting yang akan timbul, perlu segera disusun program pengelolaan lin
lingkgkunungagan. n. SeSehuhububungngan an dedengngan an ititu, u, sesesuasuai i keketententutuan an yayang ng beberlrlakaku u didisusususunlnlah ah UpUpayayaa Pen
Pengegelololalaan an LiLingngkukungngan an (U(UKLKL) ) dadan n UpUpayaya a PePemanmantautauan an LinLingkgkunungagan n (U(UPLPL) ) inini. i. UpUpayayaa Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) perlu dilaksanakan Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) perlu dilaksanakan demi kepentingan pemrakarsa, dinas/instansi terkait, masyarakat dan kepentingan yang lebih luas demi kepentingan pemrakarsa, dinas/instansi terkait, masyarakat dan kepentingan yang lebih luas dalam rangka menunjang pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini.
dalam rangka menunjang pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro ini. Dala
Dalam m ranrangkgka a melmelaksaksanaanakan kan pempembanbangungunan an berberwawwawasan asan linlingkugkungangan n dan dan bahbahwa wa masmasalaalahh lingkungan adalah tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang akan datang, seperti yang lingkungan adalah tanggung jawab terhadap kepentingan generasi yang akan datang, seperti yang dia
diamamananatktkan an dadalalam m UnUndadangng-U-Undndanang g NoNomomor r 32 32 TaTahuhun n 202009 09 tetentntanang g PePerlrlinindudungngan an dadann Pen
Pengelogelolaalaan n LinLingkugkungangan n HidHidup up dan dan PerPeratuaturan ran PemPemerierintantah h NomNomor or 27 27 TahTahun un 1991999 9 tententantangg Ana
Analisilisis s MenMengengenai ai DamDampak pak LinLingkugkungangan n (AM(AMDALDAL), ), serserta ta berberdasdasarkarkan an ketketententuan uan PerPeratuaturanran Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, pembangunan PLTM Lapai 1 dengan kapasitas 2x200 yang wajib dilengkapi dengan AMDAL, pembangunan PLTM Lapai 1 dengan kapasitas 2x200 KW masuk dalam kriteria perlu dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan & Upaya KW masuk dalam kriteria perlu dilengkapi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan & Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL & UPL). Studi UKL dan UPL dititik beratkan pada aspek-aspek Pemantauan Lingkungan (UKL & UPL). Studi UKL dan UPL dititik beratkan pada aspek-aspek sosi
sosial al ekoekonomnomi, i, budbudaya aya dan dan biobio-ge-geo-fo-fisiisik k kimkimia ia yanyang g berberkaikaitan tan dendengan gan renrencancana a kegkegiatiatanan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 k
pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 kW.W. 1
1..22 MMaakkssuud d ddaan n TTuujjuuaann
Maksud dan tujuan dari studi UKL & UPL kegiatan rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x Maksud dan tujuan dari studi UKL & UPL kegiatan rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x 200 kW
200 kW adalaadalah h untuk mengetahuntuk mengetahui ui berbberbagai dampak agai dampak yang ditimbulkyang ditimbulkan an terhaterhadap lingkungadap lingkungan n dandan araha
arahan n langklangkah ah pencepencegahan atau gahan atau penanpenanggulggulangannangannya. Studi ya. Studi UKL & UKL & UPL UPL ini adalah ini adalah bagiabagian n daridari proses
proses pengelolaan sunber pengelolaan sunber daya alam daya alam dengan konsep dengan konsep menjaga kelestarian menjaga kelestarian lingkungan hidup lingkungan hidup bagibagi usaha pembangunan berkelanjutan serta mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap usaha pembangunan berkelanjutan serta mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahap perencanaan pembagunan PLTM Lapai 1
perencanaan pembagunan PLTM Lapai 1 2 x 200 kW.2 x 200 kW. 1.
1.2.2.11 MaMaksksud ud StStududi Ui UKL KL & & UPUPLL
a. Menjaga dan mempertahankan keseimbangan komponen lingkungan di wilayah kerja a. Menjaga dan mempertahankan keseimbangan komponen lingkungan di wilayah kerja
PLTM Lapai 1 dan sekitarnya. PLTM Lapai 1 dan sekitarnya. b.
b. Sebagai Sebagai pedoman pedoman pengelolaan pengelolaan lingkungan lingkungan di di daerah daerah kegiatan kegiatan PLTM PLTM Lapai Lapai 1 1 dandan sekitarnya untuk meningkatkan dampak positif dan mencegah atau menanggulangi sekitarnya untuk meningkatkan dampak positif dan mencegah atau menanggulangi dampak negatif yang timbul akibat kegiatan PLTM tersebut.
c.
c. SebSebagaagai i salsalah ah satsatu u acuacuan an daldalam am menmenyusyusun un perperencencanaanaan, an, penpengelgelolaolaan, an, penpengamgambilbilanan keputusan dalam upaya memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam dan keputusan dalam upaya memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan di daerah kegiatan sekitar
lingkungan hidup, terutama lingkungan di daerah kegiatan sekitar proyek proyek
d. Mewujudkan kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan d. Mewujudkan kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan
berwawasan
berwawasan lingkungan, lingkungan, sehingga sehingga mutu mutu lingkungan lingkungan hidup hidup tetap tetap terjaga terjaga meskipunmeskipun adanya kegiatan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200
adanya kegiatan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 KWKW 1.
1.2.2.22 TuTujujuan an StStududi Ui UKL KL & U& UPLPL
a. Sebagai langkah tindak operasional dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan a. Sebagai langkah tindak operasional dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan
pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif yang telah dan pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif yang telah dan akanakan
timbul akibat kegiatan PLTM Lapai 1. timbul akibat kegiatan PLTM Lapai 1.
b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 sehingga b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 sehingga kegiatan produksi listrik dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga daya kegiatan produksi listrik dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
dukung lingkungan. c.
c. MemMemberberikaikan n araarahan han bagbagi i pelpelaksaksanaanaan an pempemantantauaauan n linlingkugkungangan n berberupa upa kokompomponennen lingkungan yang wajib dipantau, lokasi
lingkungan yang wajib dipantau, lokasi pemantauan, metode/peralatan yang digunakanpemantauan, metode/peralatan yang digunakan serta frekuensi dan waktu pemantauan.
serta frekuensi dan waktu pemantauan. d.
d. MemMemantantau au kuakualitlitas as ataatau u perperubaubahan han komkomponponen en dan dan parparameameter ter linlingkugkungangan n yanyangg diprakirakan akan timbul selama kegiatan maupun rencana kegiatan.
diprakirakan akan timbul selama kegiatan maupun rencana kegiatan.
e. Sebagai umpan balik bagi Pemrakarsa untuk penyempurnaan program pengelolaan e. Sebagai umpan balik bagi Pemrakarsa untuk penyempurnaan program pengelolaan
yang telah dilakukan sesuai dengan hasil
yang telah dilakukan sesuai dengan hasil dan rekomendasi pemantauan.dan rekomendasi pemantauan. 1.
1.33 KKegeguunanaan an PPenenggelelololaaaan n LLiningkgkunungagann
Menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 melalui pengelolaan Menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 melalui pengelolaan dampak negatif maupun positif penting dengan meminimalkan atau menghindari dampak negatif dampak negatif maupun positif penting dengan meminimalkan atau menghindari dampak negatif dan meningkatkan dampak positif yang memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa dan meningkatkan dampak positif yang memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak postif tersebut.
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak postif tersebut. 1.
1.3.3.11 KeKepepentntiningagan pn pememrarakakarsrsaa a.
a. MenMenjagjaga pelaka pelaksaasaan operan operasi PLTM Lapasi PLTM Lapai 1 i 1 agaagar dapat sesur dapat sesuai dengai dengan haraan harapan yaipan yaitutu tepat sasaran dan waktu yang telah dijadwalkan.
tepat sasaran dan waktu yang telah dijadwalkan. b.
b. Menjaga Menjaga dan dan memelihara memelihara agar agar segenap segenap tatanan tatanan lingkungan lingkungan tetap tetap berada berada dalamdalam keseimbangan, daya dukung lingkungan sekitar kegiatan tetap lestari serta hubungan keseimbangan, daya dukung lingkungan sekitar kegiatan tetap lestari serta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat terkena dampak kegiatan.
yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat terkena dampak kegiatan. 1.3.2
1.3.2 KepenKepentingatingan insn instansi tansi terkaterkait mait maupun upun pihakpihak-piha-pihak laik lain yann yang berg berkepekepentinntingangan
Menjamin terpeliharanya hubungan sosial antara pelaku pembangunan dengan masyarakat lokal Menjamin terpeliharanya hubungan sosial antara pelaku pembangunan dengan masyarakat lokal dan regional serta tetap tercipta
dan regional serta tetap tercipta situasi yang aman dan tertib, situasi yang aman dan tertib, sehingga memperkecil kemungkinansehingga memperkecil kemungkinan terjadinya keresahan masyarakat dan konflik sosial.
terjadinya keresahan masyarakat dan konflik sosial. 1.3.3
1.3.3 KepenKepentingatingan yan yang ng lebih lebih luas luas daladalam rm rangkangka ma menunenunjang jang pembpembanguangunannan a.
a. SebagSebagai bahan iai bahan informnformasi untuasi untuk penyk penyusuanusuanan progan program penram pengelolagelolaan lingan lingkungakungan yangn yang sejenis di dalam skala pembangunan besar.
sejenis di dalam skala pembangunan besar. b.
b. Untuk mengetahui Untuk mengetahui secara pasti secara pasti tentang tanggung tentang tanggung jawab jawab dan wewenang dan wewenang dari programdari program pengelolaan lingkungan.
c.
c. SebSebagaagai i salsalah ah satsatu u acuacuan an daldalam am menmenyusyusun un perperencencanaanaan, an, penpengelgelolaolaan, an, penpengamgambilbilanan keputusan dalam upaya memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam dan keputusan dalam upaya memelihara kemampuan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup, terutama lingkungan di daerah kegiatan sekitar
lingkungan hidup, terutama lingkungan di daerah kegiatan sekitar proyek proyek
d. Mewujudkan kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan d. Mewujudkan kebijakan Pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pembangunan
berwawasan
berwawasan lingkungan, lingkungan, sehingga sehingga mutu mutu lingkungan lingkungan hidup hidup tetap tetap terjaga terjaga meskipunmeskipun adanya kegiatan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200
adanya kegiatan pembangunan PLTM Lapai 1 2x200 KWKW 1.
1.2.2.22 TuTujujuan an StStududi Ui UKL KL & U& UPLPL
a. Sebagai langkah tindak operasional dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan a. Sebagai langkah tindak operasional dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan
pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif yang telah dan pengendalian dampak negatif serta pengembangan dampak positif yang telah dan akanakan
timbul akibat kegiatan PLTM Lapai 1. timbul akibat kegiatan PLTM Lapai 1.
b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 sehingga b. Sebagai pedoman pengelolaan lingkungan di wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 sehingga kegiatan produksi listrik dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga daya kegiatan produksi listrik dapat dilakukan secara optimal dengan tetap menjaga daya dukung lingkungan.
dukung lingkungan. c.
c. MemMemberberikaikan n araarahan han bagbagi i pelpelaksaksanaanaan an pempemantantauaauan n linlingkugkungangan n berberupa upa kokompomponennen lingkungan yang wajib dipantau, lokasi
lingkungan yang wajib dipantau, lokasi pemantauan, metode/peralatan yang digunakanpemantauan, metode/peralatan yang digunakan serta frekuensi dan waktu pemantauan.
serta frekuensi dan waktu pemantauan. d.
d. MemMemantantau au kuakualitlitas as ataatau u perperubaubahan han komkomponponen en dan dan parparameameter ter linlingkugkungangan n yanyangg diprakirakan akan timbul selama kegiatan maupun rencana kegiatan.
diprakirakan akan timbul selama kegiatan maupun rencana kegiatan.
e. Sebagai umpan balik bagi Pemrakarsa untuk penyempurnaan program pengelolaan e. Sebagai umpan balik bagi Pemrakarsa untuk penyempurnaan program pengelolaan
yang telah dilakukan sesuai dengan hasil
yang telah dilakukan sesuai dengan hasil dan rekomendasi pemantauan.dan rekomendasi pemantauan. 1.
1.33 KKegeguunanaan an PPenenggelelololaaaan n LLiningkgkunungagann
Menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 melalui pengelolaan Menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar wilayah kegiatan PLTM Lapai 1 melalui pengelolaan dampak negatif maupun positif penting dengan meminimalkan atau menghindari dampak negatif dampak negatif maupun positif penting dengan meminimalkan atau menghindari dampak negatif dan meningkatkan dampak positif yang memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa dan meningkatkan dampak positif yang memberikan manfaat lebih besar baik kepada pemrakarsa maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak postif tersebut.
maupun pihak lain terutama masyarakat yang turut menikmati dampak postif tersebut. 1.
1.3.3.11 KeKepepentntiningagan pn pememrarakakarsrsaa a.
a. MenMenjagjaga pelaka pelaksaasaan operan operasi PLTM Lapasi PLTM Lapai 1 i 1 agaagar dapat sesur dapat sesuai dengai dengan haraan harapan yaipan yaitutu tepat sasaran dan waktu yang telah dijadwalkan.
tepat sasaran dan waktu yang telah dijadwalkan. b.
b. Menjaga Menjaga dan dan memelihara memelihara agar agar segenap segenap tatanan tatanan lingkungan lingkungan tetap tetap berada berada dalamdalam keseimbangan, daya dukung lingkungan sekitar kegiatan tetap lestari serta hubungan keseimbangan, daya dukung lingkungan sekitar kegiatan tetap lestari serta hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat terkena dampak kegiatan.
yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat terkena dampak kegiatan. 1.3.2
1.3.2 KepenKepentingatingan insn instansi tansi terkaterkait mait maupun upun pihakpihak-piha-pihak laik lain yann yang berg berkepekepentinntingangan
Menjamin terpeliharanya hubungan sosial antara pelaku pembangunan dengan masyarakat lokal Menjamin terpeliharanya hubungan sosial antara pelaku pembangunan dengan masyarakat lokal dan regional serta tetap tercipta
dan regional serta tetap tercipta situasi yang aman dan tertib, situasi yang aman dan tertib, sehingga memperkecil kemungkinansehingga memperkecil kemungkinan terjadinya keresahan masyarakat dan konflik sosial.
terjadinya keresahan masyarakat dan konflik sosial. 1.3.3
1.3.3 KepenKepentingatingan yan yang ng lebih lebih luas luas daladalam rm rangkangka ma menunenunjang jang pembpembanguangunannan a.
a. SebagSebagai bahan iai bahan informnformasi untuasi untuk penyk penyusuanusuanan progan program penram pengelolagelolaan lingan lingkungakungan yangn yang sejenis di dalam skala pembangunan besar.
sejenis di dalam skala pembangunan besar. b.
b. Untuk mengetahui Untuk mengetahui secara pasti secara pasti tentang tanggung tentang tanggung jawab jawab dan wewenang dan wewenang dari programdari program pengelolaan lingkungan.
1.4
1.4 UnUnsur sur LinLingkugkungangan n yanyang g SenSensitsitif if a.
a. Unsur liUnsur lingkunngkungan yangan yang sensitg sensitif terhif terhadap keadap kegiatagiatan PLTM Lapn PLTM Lapai 1 melipai 1 meliputi keluti kelompok ompok masyarakat desa yang berada disekitar kegiatan PLTM Lapai 1 (Ring I) yaitu di masyarakat desa yang berada disekitar kegiatan PLTM Lapai 1 (Ring I) yaitu di Kabupaten Kolaka Utara yang meliputi
Kabupaten Kolaka Utara yang meliputi kecamatan Lasusua dan Wotunuhukecamatan Lasusua dan Wotunuhu b.
b. Lingkungan budidaya dan ekosistem Lingkungan budidaya dan ekosistem hutan sekunder wilayah hutan sekunder wilayah Ring I dalam Ring I dalam kaitannyakaitannya sebagai areal tempat pembangunan PLTM Lapai 1
sebagai areal tempat pembangunan PLTM Lapai 1 c.
c. LinLingkugkungangan n ekoekosistsistem penerem penerima limbima limbah kegiaah kegiatantan, , baibaik udara dan kebisk udara dan kebisingingan, air an, air maupun ruang, tanah dan lahan, flora dan fauna serta biota perairan sebagai mahluk maupun ruang, tanah dan lahan, flora dan fauna serta biota perairan sebagai mahluk hidup di dalamnya.
hidup di dalamnya.
1.5
1.5 RinRingkagkasan san EvaEvalualuasi Dsi Dampampak Pak Pententinging
Rencana pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berdasarkan studi Rencana pelaksanaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) berdasarkan studi analisa dampak lingkungan yang telah dilakukan, akan memiliki dampak positif dan dampak analisa dampak lingkungan yang telah dilakukan, akan memiliki dampak positif dan dampak negatif penting terhadap kondisi lingkungan geofisik-kimia, biologi dan aspek s
negatif penting terhadap kondisi lingkungan geofisik-kimia, biologi dan aspek s osial ekonomi danosial ekonomi dan budaya
budaya masyarakat. masyarakat. Secara Secara singkat singkat dampak dampak positif positif dan dan negatif negatif penting penting dari dari pelaksanaan pelaksanaan proyek proyek PLTM ini adalah sebagai berikut :
PLTM ini adalah sebagai berikut : 1.5.1
1.5.1 AspeAspek k geofigeofisik-ksik-kimiaimia
Aspek geofisik-kimia yang akan terkena dampak negatif penting pada tahap operasi yaitu ketika Aspek geofisik-kimia yang akan terkena dampak negatif penting pada tahap operasi yaitu ketika pengoperasian dan pemeliharaan PLTM
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM antara lain gangguan kualitas antara lain gangguan kualitas air, kebisingan, kualitas air air, kebisingan, kualitas air tanah, ruang, lahan dan tanah. Sementara dampak positif penting pada tahap pasca operasi yaitu tanah, ruang, lahan dan tanah. Sementara dampak positif penting pada tahap pasca operasi yaitu pada kegiatan rehabilitasi lahan yang akan terk
pada kegiatan rehabilitasi lahan yang akan terkena dampak positif penting adalah ruangena dampak positif penting adalah ruang, tanah dan, tanah dan lahan, sedangka
lahan, sedangkan n pada kegiatan pada kegiatan penypenyimpanaimpanan n bahanbahan-bah-bahan an kimia bekas kimia bekas adalah kualitas air,adalah kualitas air, hidrologi dan air tanah serta ruang, lahan dan tanah.
hidrologi dan air tanah serta ruang, lahan dan tanah. 1.5.2
1.5.2 Aspek Aspek biologibiologi
Aspek biologi yang akan terkena dampak negatif penting adalah biota perairan pada kegiatan Aspek biologi yang akan terkena dampak negatif penting adalah biota perairan pada kegiatan pengoperasian
pengoperasian dan dan pemeliharaan pemeliharaan PLTM PLTM yaitu yaitu pada pada tahap tahap operasi. operasi. Dampak Dampak positif positif penting penting daridari kegiatan rehabilitasi lahan pada tahap pasca operasi adalah flora dan fauna dan biota perairan. kegiatan rehabilitasi lahan pada tahap pasca operasi adalah flora dan fauna dan biota perairan. 1.5.3 Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat
1.5.3 Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat merupakan yang paling banyak terkena dampak Aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat merupakan yang paling banyak terkena dampak positif
positif penting penting dati dati kegiatan kegiatan PLTM PLTM mulai mulai dari dari tahap tahap konstruksi, konstruksi, operasi operasi sampai sampai pasca pasca operasi.operasi. Pada tahap pra-konstruksi, dampak negatif penting yaitu pada waktu kegiatan pembebasan lahan. Pada tahap pra-konstruksi, dampak negatif penting yaitu pada waktu kegiatan pembebasan lahan. Kegiatan ini akan menimbulkan hilangnya kesempatan kerja dan mata pencaharian penduduk Kegiatan ini akan menimbulkan hilangnya kesempatan kerja dan mata pencaharian penduduk serta akan menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif.
serta akan menimbulkan persepsi masyarakat yang negatif.
Dampak positif penting pada tahap konstruksi yaitu pada saat melakukan kegiatan penerimaan Dampak positif penting pada tahap konstruksi yaitu pada saat melakukan kegiatan penerimaan tenaga kerja, pembangunan bangunan utama dan sarana
tenaga kerja, pembangunan bangunan utama dan sarana pendukung. Kegiatan ini akan berdampak pendukung. Kegiatan ini akan berdampak positif
positif penting penting pada pada peluang peluang kesempatan kesempatan dalam dalam mencari mencari kerja, kerja, peningkatan peningkatan penghasilan penghasilan dandan aktifitas ekonomi masyarakat semakin membaik. Sementara dampak negatif penting pada tahap aktifitas ekonomi masyarakat semakin membaik. Sementara dampak negatif penting pada tahap konstr
konstruksi pada uksi pada kegiakegiatan tan pengpengurangurangan an tenagtenaga a kerjakerja. . Hal Hal ini ini akan berpengaakan berpengaruh penting padaruh penting pada pendapatan dan mata pencaharian pen
pendapatan dan mata pencaharian penduduk di sekitar pembangunan PLTM.duduk di sekitar pembangunan PLTM. Pada tahap
Pada tahap operaoperasi si akan banyak memberikakan banyak memberikan dampak an dampak postif penting pada postif penting pada aspek sosial ekonomiaspek sosial ekonomi da
dan n bubudadaya ya mamasysyararakakat at yayairiru u : : keketiktika a memelaklakukukan an kekegigiatatan an pepeneneririmamaan an tetenanaga ga kekerjrja,a, pengoperasian dan pemeliharaan PLTM, pengad
pengoperasian dan pemeliharaan PLTM, pengadaan utilitas dan produksi listrik. Kegiatan ini akanaan utilitas dan produksi listrik. Kegiatan ini akan memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan dan akitiftas ekonomi sehingga akan dapat memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan dan akitiftas ekonomi sehingga akan dapat menopang hidup bagi upaya meningktakan kesejahteraan masyarakat ke
menopang hidup bagi upaya meningktakan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.arah yang lebih baik. Adapun dampak negatif penting proyek ini pada aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat Adapun dampak negatif penting proyek ini pada aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat adalah kegiatan pengurangan lapangan pekerjaan. Keresahan sosial yang timbul di masyarakat adalah kegiatan pengurangan lapangan pekerjaan. Keresahan sosial yang timbul di masyarakat juga
pelaksanaannya
pelaksanaannya tidak tidak banyak anggota banyak anggota masyarakat masyarakat desa desa sekitar sekitar lokasi lokasi proyek yang proyek yang tidak tidak terserapterserap atau diterima. Sedangkan gangguan kesehatan masyarakat menjadi
atau diterima. Sedangkan gangguan kesehatan masyarakat menjadi dampak negatif penting karenadampak negatif penting karena efek yang ditimbulkan dari pembangunan proyek ini,jika peralatan dalam upaya menanggulangi efek yang ditimbulkan dari pembangunan proyek ini,jika peralatan dalam upaya menanggulangi dam
dampak pak negnegatiatif f padpada a wakwaktu tu penpengopgoperaerasiasian n dan dan pempemelieliharharaan aan PLTPLTM M menmengalgalami ami penpenuruurunannan kemampuannya atau mengalami kerusakan.
kemampuannya atau mengalami kerusakan.
Kegiatan pelepasan tenaga kerja pada tahap pasca proyek juga menjadi dampak negatif penting, Kegiatan pelepasan tenaga kerja pada tahap pasca proyek juga menjadi dampak negatif penting, karena akan mempengaruhi kondisi ekonomi anggota masyakat sekitarnya.
karena akan mempengaruhi kondisi ekonomi anggota masyakat sekitarnya.
1.
1.66 LaLandndasasan an HHukukuumm Peratu
Peraturan ran peruperundangndang-unda-undangan yang ngan yang digundigunakan sebagai akan sebagai landalandasan san penyupenyusunan UKL sunan UKL & & UPLUPL adalah sebagai berikut :
adalah sebagai berikut : 1)
1) UndanUndang-Undg-Undang Noang No.24 T.24 Tahun ahun 1992 1992 tentantentang Penag Penataan Rtaan Ruanguang 2)
2) UndanUndang-Undg-Undang Noang No.20 T.20 Tahun ahun 2002 2002 tentantentang Keteg Ketenagalnagalistrikistrikanan 3)
3) UndanUndang-Undg-Undang Noang No.32 T.32 Tahun ahun 2004 2004 tentantentang Pemeg Pemerintarintah Daeh Daerahrah 4)
4) UndanUndang-Undg-Undang No.32 Taang No.32 Tahun 2009 tenhun 2009 tentang Perlintang Perlindungadungan dan Pengeln dan Pengelolaan Linolaan Lingkunggkunganan Hidup
Hidup 5)
5) PePeraratuturaran n PePememeririntntah ah NoNo.2.27 7 TaTahuhun n 191999 99 TeTentntanang g AnAnalalisisis is MeMengngenenai ai DaDampmpak ak Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup 6)
6) PePeraratuturaran n PePememeririntntah ah NoNo.2.25 5 TaTahuhun n 202000 00 tetentntanang g KeKewewenanangngan an PePememeririntntah ah dadann Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi 7)
7) PePeraratuturaran n PePememeririntntah ah NoNo.8.82 2 TaTahuhun n 202001 01 tetenntatang ng PePengngelelololaaaan n KuKualalititas as AiAir r dadann Pengendalian Kualitas Air
Pengendalian Kualitas Air 8)
8) PeraPeraturturan Pemeran Pemerintintah No. ah No. 3 3 TahTahun 2005 tentaun 2005 tentang Penyeng Penyediadiaan dan an dan PemPemanfanfaataatan Tenagan Tenagaa Listrik
Listrik 9)
9) PeratuPeraturan Pemran Pemerintaerintah No. 16 Th No. 16 Tahun 2ahun 2006 ten006 tentang Pentang Penata Gunata Gunaan Lahaan Lahanan 10)
10) Keputusan Presiden No.32 Keputusan Presiden No.32 Tahun 1990 Tahun 1990 tentang Pengelolaan tentang Pengelolaan Kawasan LindungKawasan Lindung 11)
11) PeraPeraturturan an MenMenterteri i KesKesehaehatan tan No. No. 907907/MEN/MENKESKES/SK/SK/VI/VII/2I/2002 002 tententantang g PerPersyasyaratratanan Kualitas Air Bersih
Kualitas Air Bersih 12)
12) Peraturan Menteri Negara LingkuPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1ngan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 ten1 Tahun 2006 tentang Jenis Usahatang Jenis Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL
dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL 13)
13) PeraPeraturturan an MenMenterteri i LinLingkugkungangan n HidHidup up No.No.21 21 TahTahun un 2002008 8 tententantang g BakBaku u MutMutu u EmiEmisisi Sumber Daya Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Sumber Daya Tidak Bergerak bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Thermal
Thermal 14)
14) KeputuKeputusan Menteri Energi dan san Menteri Energi dan SumbeSumber r Daya Mineral No.1457Daya Mineral No.1457K/28/MK/28/MEN/20EN/2000 tentang00 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang
Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan EnergiPertambangan dan Energi 15)
15) KepKeputuutusan san MenMenterteri i NegNegara ara LinLingkugkungangan n HidHidup up No.No.86 86 TahTahun un 2002002 2 tententantang g PedPedomaomann Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
BAB II
BAB II
RENCANA KEGIATAN
RENCANA KEGIATAN
2.
2.11 IDIDENENTITITATAS PES PEMRMRAAKAKARSRSA DAA DAN PN PENENYUYUSUSUNANAN STN STUDUDII 2.1.1
2.1.1 Identitas PemrakarsaIdentitas Pemrakarsa Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangk: PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkitit Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua P
Peennaanngggguunng g JJaawwaabb ::
JJaabbaattaann : : GGMM. . PPTT. . PPLLN N ((PPeerrsseerroo) ) PPrrooyyeek k IInndduuk k PPeemmbbaannggkkiitt Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua A
Allaammaat t KKaannttoorr : : JJll. . LLeett..JJeenndd. . HHeerrttaassnniinng g PPaannaakkkkuukkaanngg, , MMaakkaassssaar r 2.
2.1.1.22 IdIdenentititatas Pes Penynyususun Sun Stutudi Udi UKL dKL dan Uan UPLPL Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. JAYA CM: PT. JAYA CM P
Peennaanngggguunng g JJaawwaabb : IIrr. : . BBaammbbaanng g SSaannttoossoo JJaabbaattaann : : PPrreessiiddeen n DDiirreekkttuur r A
Allaammaat t KKaannttoorr : : TTaammaan n PPeerrkkaannttoorraan n BBllook k B B JJll. . BBiinnttaarro o JJaayyaa, , JJaakkaarrttaa
2.
2.2 `2 ` MAMAKSKSUD UD DADAN TN TUJUJUAUAN PN PEMEMBABANGNGUNUNAN AN PLPLTMTM
Maksud dari kegiatan pekerjaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di sekitar Maksud dari kegiatan pekerjaan ini adalah untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di sekitar lokasi, khususnya di Kabupaten Kolaka Utara .
lokasi, khususnya di Kabupaten Kolaka Utara .
2
2..33 DDEESSKKRRIIPPSSI KI KEEGGIIAATTAAN PN PLLTTMM 2.
2.3.3.11 LoLokakasi si ReRencncanana Ka Kegegiaiatatann
Rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x
Rencana pembangunan PLTM Lapai 1 2 x 200 kW berada di aliran sungai 200 kW berada di aliran sungai Wotunuhu, KecamatanWotunuhu, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara.
Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara, Propinsi Sulawesi Tenggara. 2.
2.3.3.22 JaJalalan An Akskses es MeMenunuju ju LoLokakasi Psi Proroyeyek k
Adapun lokasi proyek di Kecamatan Ngapa ini dapat dicapai dari Makassar melalui beberapa Adapun lokasi proyek di Kecamatan Ngapa ini dapat dicapai dari Makassar melalui beberapa alternative route :
alternative route :
Tabel II– 1a : Pencapaian Lokasi – Alternatif 1 Tabel II– 1a : Pencapaian Lokasi – Alternatif 1
R
Ruuaas s MMooddaa JJaarraak k / / wwaakkttu u tteemmppuuhh Makassar – Pomalaa (Bandara
Makassar – Pomalaa (Bandara Sangia Nibandera)
Sangia Nibandera)
P
Peessaawwaat t tteerrbbaanng g ((2 2 kkaallii penerbangan)
penerbangan)
45 menit 45 menit Po
Pomamalaa laa – – DeDesa sa LaLapapai i (v(viaia Kolaka, Lasusua)
Kolaka, Lasusua)
M
Moobbiill 22668 8 kkm m / / 8 8 jjaamm D
Tabel II– 1b : Pencapaian Lokasi – Alternatif II
Ruas Moda Jarak / waktu tempuh
Makassar – Siwa (Bajoe) Mobil 4 jam
Siwa – Pelabuhan Tobaku (Lasusua)
Kapal cepat atau Kapal Ro-ro 2,5 (kapal cepat) atau 3,5 jam (kapal ro-ro)
Lasusua – Desa Lapai Mobil 68 km / 1,5 jam
Desa Lapai – Lokasi Proyek Sepeda motor, jalan kaki 11 km / 1 – 2 jam
2.3.3 Jadwal Pekerjaan
Pelaksanaan pembangunan PLTM secara garis besar terdiri dari persiapan, pembangunan PLTM, komisioning dan operasi. Rincian waktu kegiatan pembangunan PLTM adalah sebagai berikut :
a)Persiapan
Kegiatan persiapan terdiri dari beberapa aktifitas diantaranya engineering preparation, meliputi studi kelayakan, membendung sungai, studi UKL & UPL. Pada tahapan persiapan ini waktu yang dibutuhkan sekitar 6 (enam) bulan.
b) Pembangunan PLTM
Lama pelaksanaan pembangunan PLTM diperkirakan akan memakan waktu sekitar ± 21 (dua puluh satu) bulan, yang meliputi pekerjaan engineering, pengadaan, dan konstruksi c)Komisioning
Kegiatan komisioning merupakan tahap ujicoba pembangkit yang telah selesai dibangun sebelum beroperasi secara komersial. Pelaksanaan komisioning akan dilaksanakan selama 2 (dua) bulan.
d) Operasi Komersial
Setelah dilakukan uji coba (komisioning) selama 2 (dua) bulan, kegiatan selanjutnya adalah operasi komersial yang diperkirakan akhir tahun 2011.
2.3.4 Rencana Pelaksana Pembangunan
Pada penyusunan estimasi biaya langsung masih dianggap ada dua kemungkinan implementasi proyek yaitu model kontrak paket pekerjaan dilaksanakan oleh konsorsium kontraktor lokal dan
asing, atau model pelaksanaan proyek Engineering – Procurement – Construstion (EPC). Dilaksanakan oleh Konsorsium Kontraktor
Dengan model ini proyek dibagi-bagi dalam formasi paket-paket pekerjaan seperti yang sudah biasa dilakukan oleh PT. PLN (Persero) dahulu. Setiap paket pekerjaan harus juga melalui tahap-tahap enjiniring, pengadaan (fabrikasi dan suplai peralatan/bahan), konstruksi, dan komisioning sehingga dapat juga disebut kontrak EPC (engineering – procurement – construction).
2.3.5 Jadwal Konstruksi
Pada prinsipnya jadwal konstruksi pada studi kelayakan ini memberikan indikasi perkiraan waktu pelaksanaaan pekerjaan dan durasi daripada tahap-tahap utama implementasi proyek.
• Tahap Penyiapan Pembiayaan
• Tahap Pembebasan Lahan
• Tahap Pra-Konstruksi
• Tahap Konstruksi
• Jasa Enjiniring
2.3.6 Ketersediaan Lahan
Lahan untuk keperluan pembangunan PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 kW ) secara garis besar akan menempati area seluas…tidak termasuk ash disposal area yang terpisah dengan perincian :
- Area 1 merupakan soil improvement area seluas ….. - Area 2 merupakan reclamation area seluas…
- Area 3 merupakan fly over area seluas….
2.3.7 Ketersediaan Air
Sumber air utama untuk PLTM Lapai 1 diambil dari aliran Sungai Watunohu. Besarnya daya yang dibangkitkan oleh sistim turbin sangat bergantung pada debit aliran sungai dan beda tinggi antara hulu dan hilir (head).
Ketersediaan energi pada Sungai Watunohu diperkirakan akan mencukupoi sepanjang tahun sehingga PLTM Lapai 1 dapat beroperasi dengan baik sepanjang tahun.
Data tentang sumber sumber energi didapat dengan melakukan survey dan penelitian dilapangan disertai data-data pendukung yang didapat dari S tasiun Meteorogi terdekat.
2.3.8 Status Kegiatan Proyek
Status kegiatan PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 kW ) pada saat ini sedang dalam studi kelayakan baik dari segi teknis, ekonomis maupun lingkungan. Penyusunan studi UKL dan UPL ini termasuk untuk menilai kelayakan rencana pembangunan pembangkit dari segi lingkungan.
2.4 Tahap Pembangunan PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW)
2.4.1 Tahap Pra Konstruksi
1). Survai
Pada tahap konstruksi akan dilakukan kegiatan survey. Daerah yang akan dijadikan lokasi proyek PLTM ini sebagian besar merupakan daerah dataran perbukitan dengan aliran sungai yang cukup besar. Sungai tersebut pada umumnya memiliki potensi yang dapat dijadikan sumber tenaga dan alirannya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Dipandang dari sudut oceanografi sungai ini memiliki perairan yang sangat luas tetapi masih belum begitu dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
2). Pengadaan Lahan
Lahan rencana proyek akan dihitung luasannya pada survey topografi dan akan diidentifikasi kepemilikannya serta pengalihan hak atas tanah yang akan digunakan untuk PLTM.
2.4.2 Tahap Konstruksi 1). Penerimaan Tenaga Kerja
Dalam pelaksanan kegiatan tahap kosntruksi akana da penerimaantenaga kerja. Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam tahap ini adalah tenaga kerja kasar. Dengan demikian kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan menimbulkan dampak besar dan penting bagi anggota masyarakat sekitar lokasi proyek karena akan terbuka peluang kesempatan kerja dan usaha meningkatkan penghasilan. Mereka akan memiliki kesempatan yang besar untuk bekerja dan memperoleh penghasilan, sehingga kondisi kesejahteraannya akan meningkat kea rah yang lebih baik.
Kegiatan penerimaan tenaga kerja ini akan menyebabkan banyaknya penduduk pendatang di desa desa sekitar wilayah proyek PLTM, terutama tenaga kerja yang telah memiliki keterampilan tertentu atau yang telah berpengalaman sehingga akan terjadi interaksi social diantara mereka. Kedatangan para pekerja dari luar desa selain akan terjadi pertukaran keterampilan, juga menjadi peluang peningkatan usaha bagi masyarakat local dalam penyediaan kebutuhan sehari hari seperti
makanan, minuman dan penyewaan tempat tinggal s ehingga akan meningkatkan pendapatannya. 2). Mobilisasi Peralatan
Sebagian besar dari alat, mesin dan material dibawa dari Makasar dengan melalui jalan nasional. Pada umumnya jalan jalan di daerah Makasar masih mampu dilalui oleh kendaraan berat, hal ini terlihat dari telah dibangunnya beberapa industri di sekitar Kolaka Utara. Beberapa alat-alat berat umum yang dipergunakan untuk pekerjaan sipil diantaranya adalah sebagai berikut :
• Buldoser, Excavator
• Truk dan Dump Truk
• Sheeps foot compactor • Backhoe loader
• Motorgrader, Trailler
• Concrete mixer dan Crane ( crawler dan rough terrain
2.4.3 Tahap Operasi
Tahap pengoperasian PLTU Lapai 1 ( 2 x 2000 kW) meliputi pembangkitan tenaga listrik dan pemeliharaan PLTM.
• Pengoperasian PLTM
Dalam pengoperasian PLTM akan melibatkan komponen-komponen kegiatan sebagai berikut :
a) Penerimaan Tenaga Kerja
Kegiatan pengoperasian pembangkit PLTM akan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 30 orang.
b) Perencanaan Pembangkit
Mesin yang digunakan untuk PLTM Lapai 1 ( 2 x 200 kW ) terdiri dari peralatan , turbin, penstock, gate, generator, transformer.
BAB III
RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
3.1 Fisik Kimia
Komponen fisika kimia yang dibahas meliputi komponen iklim, kualitas udara dan kebisingan, fisiografi dan geologi, hidrologi dan kualitas air serta ruang, lahan dan tanah
3.1.1 Iklim
Wilayah daratan Kabupaten Kolaka mempunyai ketinggian umumnya dibawah 1.000 meter dari permukaan laut dan berada di sekitar daerah khatulistiwa maka daerah ini beriklim tropis. Suhu
udara minimum sekitar 10 C dan maksimum 31 C atau rata-rata antara 24 C - 28 C.
Data iklim yang akan dikumpulkan berupa temperatur maksimum dan minimum, kelembaban udara, jumlah hari hujan, curah hujan, lama penyinaran matahari, arah angina dan kecepatan angina. Data ini dikumpulkan dari dokumentasi iklim Stasiun Klimatologi Pomalaa yang merupakan stasiun terdekat dari lokasi proyek serta observasi langsung di lokasi dan sekitar proyek PLTM Lapai 1. Tahap – tahap pelaksanaan pekerjaan fisik dapat direncanakan sedemikian
rupa sehingga unsur – unsur alam tidak mengakibatkan keterlambatan penyelesaian pekerjaan fisik. Informasi tentang arah dan kecepatan angin digunakan untuk merencanakan tata letak bangunan – bangunan PLTM, misalnya penempatan cerobong asap supaya asap yang keluar tidak
menyebabkan polusi udara pada penduduk yang tinggal di lingkungan sekitar proyek.
a. Curah Hujan
Curah hujan tertinggi terjadi dalam bulan April ( 274,00 mm ) dan yang terendah dalam bulan Agustus ( 80,00 mm ). Dari awal tahun curah hujan meningkat mencapai
maksimum pada bulan April, kemudian berkurang dan mencapai minimum pada bulan Agustus, kemudian meningkat lagi dari bulan Oktober sampai Desember. Secara umum, musim hujan dimulai pada bulan Oktober dan bewrakhir pada bulan Mei, sedangkan musim kemarau dimulai bulan Juni dan berakhir pada bulan September. Dalam periode pengamatan, tahun 2004 dan 2006 tercatat sebagai “tahun kering”, sedangkan tahun 2005
dan 2010 tercatat sebagai “tahun basah”. Curah hujan tahunan rerata adalah sebesar 2013 mm/tahun. Data curah hujan yang diperoleh ditampilkan dalam table 3.1 sebagai berikut.
RAINFALL INTENSITY DATA ON MONTHLY RECORD Station : Pomalaa Meteorological Station Latitude : 04o: 10' : 30" S
Longitude : 121o: 36' : 0" E
Elevation : EL 5.000 Rainfall Intensity, in mm Year Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Sum 2001 197 122 128 371 170 144 27 32 76 106 185 142 1,699 2002 254 222 198 325 348 148 29 TTU 23 23 151 366 2,086 2003 369 152 205 182 255 135 183 114 38 132 115 275 2,154 2004 104 221 193 384 182 47 28 0 16 12 134 161 1,482 2005 246 128 383 422 190 114 170 51 2 329 73 241 2,349 2006 114 276 154 178 382 191 25 27 11 0 121 111 1,589 2007 133 185 152 275 135 208 72 28 47 145 293 221 1,894 2008 133 67 270 197 159 155 77 169 167 203 327 93 2,015 2009 106 161 192 217 271 69 155 23 2 109 220 244 1,768 2010 139 221 225 185 287 304 278 273 470 350 314 259 3,304 Ave 179 176 210 274 238 151 104 80 85 141 193 211
Sumber : BMG, Stasiun Meteorologi Pomalaa b. Suhu Udara
rendah sampai bulan September kemudian meningkat mencapai maksimumdalam bulan Oktober lalu berkurang pada bulan Desember. Data suhu udara yang diperoleh ditampilkan dalam table 3.2 berikut.
AVERAGE TEMPERATURE DATA ON MONTHLY RECORD Station : Pomalaa Meteorological Station Latitude : 04o: 10' : 30" S
Longitude : 121o: 36' : 0" E Elevation : EL 5.000
Year Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Ave 2001 27.7 28.3 27.8 27.4 27.9 26.8 27.1 27.3 27.6 28.6 27.8 28.1 27.7 2002 27.4 27.8 27.8 27.7 27.8 26.9 27.6 27.5 28.1 28.9 29.1 28.5 27.9 2003 28.2 28.1 27.7 28.1 27.8 27.6 26.4 27.1 27.9 28.6 28.8 27.7 27.8 2004 27.9 27.8 28.3 27.7 27.7 26.9 26.9 27.0 28.2 28.5 28.5 28.4 27.8 2005 28.1 27.7 27.9 27.5 27.6 27.8 27.0 27.4 28.1 27.8 28.2 28.1 27.8 2006 28.3 28.0 28.1 27.9 27.4 27.2 27.1 26.9 27.4 28.2 28.8 28.7 27.8 2007 29.1 27.7 27.9 27.4 27.8 26.9 26.9 26.7 27.1 28.1 27.7 28.3 27.6 2008 28.0 28.2 27.1 26.8 27.0 28.9 26.1 25.9 26.5 27.8 28.0 28.2 27.4 2009 28.2 28.2 27.7 27.6 27.6 27.3 26.5 27.6 28.4 28.8 28.8 28.5 27.9 2010 28.8 28.5 28.5 28.8 28.0 27.0 26.7 26.8 27.3 28.4 28.1 28.5 27.9 Ave 28.2 28.0 27.9 27.7 27.7 27.3 26.8 27.0 27.6 28.4 28.4 28.3 27.8
Sumber : BMG, Stasiun Meteorologi Pomalaa
c. Kelembaban Relatif d. Kecepatan Angin 3.1.2 Geologi
Pada studi ini, tidak dilakukan pemetaan topografi. Data yang relevan dengan lokasi proyek adalah Peta Geologi Bersistem Indonesia skala 1 : 250,000. kecamatan Ngapa terletak di Kabupaten Kolaka Utara berbatasan dengan Kabupaten Luwu Timur ( Provinsi Sulawesi Selatan ) di sebelah utara, di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Uluwoi Kabupaten Kolaka dan Kabupaten Konawe Utara ( Provinsi Sulawesi Tenggara ), di sebelah barat berbatasan dengan Pantai Timur Teluk Bone dan di sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wolo Kabupaten Kolaka ( Provinsi Sulawesi Tenggara ). Lokasi PLTM Lapai 1 terletak di aliran Sungai Watunohu Kecamatan Ngapa.
Berdasarkan himpunan batuan dan pencirinya, geologi Pra-Tersier di Lembar Lasusua-Kendari dapat dibedakan dalam dua Lajur Geologi ; yaitu Lajur Tinondo dan Lajur Hialu. Batuan yang terdapat di Lajur Tinondo yang merupakan batuan atas adalah Batuan Malihan Paleozoikum ( Pzm ) dan diduga berumur karbon, terdiri dari sekis mika, sekis kuarsa, sekis klorit, sekis mika grafit, batusabak dan genes, sedangkan batuan yang terdapat di Lajur Hialu adalah batuan ofiolil ( Ku) yang terdiri dari peridotit, harsburgil, dunit dan serpentinit.
3.1.3 Tanah, Ruang dan Lahan
Kawasan rencana pembangunan proyek PLTM Lapai 1 ( 2 x 2000 Kw ) termasuk kedalam kawasan Kolaka Utara. Daerah proyek PLTM termasuk dalam kategori HL (hutan lindung). Ketetapan sebagai hutan lindung dikukuhkan kembali melalui SK. Menhut 454/Kpts-II/1999 tanggal 17 Juni 1999 tentang Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sulawesi Tenggara skala 1 : 750.000. Berdasarkan pengamatan lapangan, sebagian besar daerah studi merupakan daerah perbukitan terjal dekat pantai yang menghadap Teluk Bone, lahan sekitar lokasi proyek dan daerah tangkapan sungai merupakan lahan dengan penutup vegetasi sebagian besar tanaman coklat, sedikit tanaman cengkeh dan hutan dengan kerapatan sedang.
Berdasarkan peta topografi skala 1 : 50,000 dan pengamatan lapangan selama kunjungan lapangan pada 02 – 06 Februari 2011, sebagian besar daerah studi merupakan daerah perbukitan terjal dekat pantai yang menghadap Teluk Bone. Pada jarak antara 8.00 ~ 10.00 km dari pantai elevasi permukaan tanah adalah + 400.00 ~ + 600.00 meter. Sehingga kemiringan lahan rata-rata berkisar antara 5% ~ 6%. Namun demikian kemiringan dasar Sungai Watunohu sepanjang 6.00 km dari pantai (Desa Lapai) tidak lebih dari 1.4%, lebih naik ke arah hulu sampai jarak kurang lebih 9.00 km ~ 10.00 km dari pantai maka kemiringan dasar sungai mencapai 4.0% ~ 6%.
3.2 Biologi 3.2.1 Flora
Berdasarkan hasil pengamatan serta identifikasi oleh tim studi, kondisi proyek masih banyak ditumbuhi oleh jenis-jenis tumbuhan, tumbuhan cengkeh dan coklat masih ditemukan dalam kerapatan sedang di lokasi tapak proyek. Beberapa tumbuhan selain tumbuhan diatas terdapat tumbuhan semak yaitu Alang-alang ( imperata cylindrica ), Bandotan ( Ageratum conyzoides ), Teki badotan ( Kyllinga monocephala ), Teki air ( Cyperus tenuispica ), Teki halia ( Cyperus rotundus ). Sementara itu untuk areal diluar tapak proyek/disekitar proyek ditemukan beberapa jenis tumbuhan antara lain kelapa ( Cocos nucifera ), Petai cina ( Leaucaena glauca ), Pisang ( Musa paradisiacal ), Nangka ( Arthocarpus integra ), Bunga Kertas ( Bougainvillea sp ), Pepaya
( Carica papaya ). 3.2.2 Fauna
Berdasarkan hasil pengamatan oleh tim studi di lapangan secara langsung maupun hasil wawancara dengan penduduk desa terdekat, maka dapat dikelompokan satwa atau fauna darat menjadi satwa ternak ( satwa domestic ) dan satwa liar. Satwa domestik diusahakan oleh masyarakat pada umumnya didasarkan pada nilai ekonomisnya, yakni kelompok unggas seperti ayam, bebek dan angsa serta kelompok mamalia seperti kambing, kerbau dan sapi.
Jenis-jenis satwa liar dapat diidentifikasikan berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan terhadap habitat maupun perjumpaanserta didasarkan pada informasi dari masyarakat yang mengenal kondisi wilayah sekitar proyek pembangunan PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
Tabel III - 3
Hasil Inventarisasi Satwa Liar di Sekitar PLTM Lapai 1
NO NAMA
LOKAL
NAMA ILMIAH KELOMPOK STATUS
SATWA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kodok Kadal Kura-kura Ular Sendok Perkutut Pipit Putih Elang Merah Pelatuk Tikus Tanah Musang Bufo melanoctictus Mabouya multifasciata Testudo elegans Naja sputatrix Geopelia atriata Lonchura striata Aqulia chrysaetos Dryocopus janensis Rattus rattus Mustella hamakeri Amphibia Amphibia Reptilia Reptilia Aves Aves Aves Aves Mamalia Mamalia TDL TDL TDL TDL TDL TDL TDL TDL TDL TDL TDL
Sumber : Observasi Lapangan
Ket: TDL = Tidak Dilindungi
3.2.3 Biota Air
• Plankton
Plankton secara garis besar dibedakan atas dua kelompok, yaitu fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang bersifat produsen karena bersifat autotreof, yakni berkemampuan mengolah makanan dari bahan-bahan anorganik menjadi bahan organic melalui energi surya. Sedangkan zooplankton memanfaatkan bahan- bahan organik yang diproduksi oleh fitoplankton, sehingga kedua kelompok tersebut saling tergantung. Zooplankton memanfaatkan fitoplankton sebagai sumber energinya, kepadatan populasinya di alam menjadi seimbang, sehingga tidak terjadi blooming populasi
• Benthos
Komunitas benthos sebagai organisme penghuni dasar perairan memainkan suatu peran penting dalam memanfaatkan bahan-bahan organik yang hanyut di dasar badan air. Jenis- jenis benthos pada perairan di areal rencana pembangunan PLTM Lapai 1 diantaranya
Mollusca ( Bilvalvia, Gastropoda, Scaphopoda ), Annelida ( Polychaeta, Sipunculidae ) dan Protozoa ( Foraminifera ). Secara keseluruhan pada perairan studi terdapat paling sedikit sebanyak 7 sampai 8 spesies organisme benthos dengan kelimpahan berkisar 9 sampi 50 individu per liter substrat dasar air. Indeks pada perairan ini menunjukan bahwa perairan tersebut tergolong belum tercemar berat.
3.3 Sosial Ekonomi dan Budaya
3.3.1 Jumlah Penduduk
Penduduk Kabupaten Kolaka Utara berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2005 berjumlah 93,427 jiwa. Tahun 2006 penduduk Kabupaten Kolaka Utara bertambah menjadi 94,190 jiwa atau meningkat 0.82 %. Pada tahun 2007 penduduk Kabupaten Kolaka Utarabertambah menjadi 94,497 jiwa atau meningkat sebesar 0.33%, pada tahun 2008 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara bertambah menjadi 111,418 jiwa atau meningkat 17.91%. Selanjutnya pada tahun 2009 jumlah penduduk Kabupaten Kolaka Utara meningkat lagi sebesar 6.25 % menjadi 118,836 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara pada tahun 2006 adalah 28 jiwa / km². Sedangkan pada tahun 2007 kepadatan penduduk tidak terjadi peningkatan. Pada tahun 2008 kepadatan penduduk mencapai 33 jiwa / km² atau baru terjadi peningkatan. tahun 2009 kepadatan penduduk mencapai 35 jiwa / km². Dari 15 kecamatan, Kecamatan Ngapa merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki kepadatan diatas 100 jiwa /km² yaitu 112 jiwa/km². Kecamatan yang memiliki kepadatan diatas 50 jiwa/km2 adalah Kecamatan Lasusua yaitu 58 jiwa /km², Kecamatan Katoi 69 jiwa/km², Kecamatan Tiwu 55 jiwa/km², Kecamatan Wotunuhu yaitu sebesar 53 jiwa/km². Untuk Kecamatan lainnya yaitu Ranteangin. Wawo, Lambai, Kodeoha, Pakue, Pakue Tengah, Pakue Utara, Batu Putih, Porehu, dan Tolala kepadatannya di bawah 50 jiwa/km².
Berikut adalah table yang menyajikan kepadatan penduduk Kabupaten Kolaka Utara Tabel III – 4: Kepadatan Penduduk Kolaka Utara Tahun 2008
Luas Area Populasi
km2 orang 1 Ranteangin 18,992 4,635 2 Lambai 23,499 5,122 3 Wawo 16,274 4,926 4 Lasusua 28,767 15,838 5 Katoi 8,264 5,565 6 Kodeoha 25,049 10,459 7 Tiwu 8,192 4,253 8 Ngapa 14,918 15,027 9 Watunohu 10,999 5,796 10 Pakue 31,325 8,865 11 Pakue Utara 19,182 6,401 12 Pakue Tengah 13,125 5,965 13 Batu Putih 37,495 7,662 14 Porehu 64,723 7,221 15 Tolala 18,358 3,683 339,162 111,418 Sumber : Statistik Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka 2009
Kotamadya/Kabupaten
Jumlah Kolaka Utara 2008
3.3.2 Tingkat Pendidikan, Mata Pencaharian dan Pendapatan Masyarakat
Pelaksanaan pendidikan di Kabupaten Kolaka Utara s elama ini mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah murid dan guru pada tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Umum (SMU) maupun di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada tahun ajaran 2009/2010, jumlah sekolah menurun sebesar 6.85 %, jumlah Guru menurun sebesar 20.70 % dan jumlah murid menurun sebesar 11.49%.
Ditinjau dari aspek geografis mata pencaharian penduduk Kabupaten Kolaka Utara adalah bertani. Dari 58, 169 orang status bekerja, ternyata yang bekerja di sector pertanian sebesar
73.94 %. Setelah sector pertanian kemudian menyusul sector perdagangan sebesar 11.60 %, lalu setelah itu sector jasa – jasa 8.04 %, dan sisanya terdistribusi ke dalam enam sector lainnya. Hal ini dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel III – 5: Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2006, 2007
2006 2007
1 Pertanian / Agriculture 26,472 38,949
2 Pertambangan/Penggalian 209 238
Mining/ Quarying
3 Industri Pengolahan / Manufacturing 1,098 1,248
4 Listrik Gas dan Air Minum 54 61
Electricity Gas Water Supply
5 Bangunan / Construction 294 334 6 Perdagangan / Trade 11,148 12,673 7 Angkutan /Komunikasi 1,209 1,375 Transportation / Communication 8 Keuangan / Finance 100 114 9 Jasa-Jasa / Service 1,842 2,904 42,426 57,896 Jumlah
Sumber : Statistik Kabupaten Kolaka Utara Dalam Angka Tahun 2009
Lapangan Pekerjaan Tahun
Sumber pendapatan utama Kabupaten ini adalah perkebunan kakao, kelapa dan cengkeh. Sekitar 80 % penduduk Kabupaten ini bergantung pada perkebunan untuk memenuhi kebutuhan hidup. PDRB Kabupaten Kolaka Utara atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 653. 102,42 ; juta dan apabila dibandingkan dengan angka PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara padea tahun yang sama dengan jumlah sebesar Rp. 8.026.856,22 ; juta sehingga menunjukan bahwa peranan Kabupaten Kolaka Utara terhadap Provinsi tersebut sebesar 8, 14 %. Berdasarkan harga berlaku PDRB perkapita Kabupaten Kolaka Utara tahun 2004 Rp. 9.398.723,48; meningkat menjadi Rp. 10.462.021,81; tahun 2005 atau sebesar 11,31 %.
3.3.3. Adat Istiadat dan Persepsi Masyarakat
Penduduk Kecamatan Ngapa menurut Kades Lapai, sekitar 80 persen penduduk tersebut adalah pendatang dari berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, sedangkan sisanya sekitar 20 persen merupakan penduduk asli yaitu etnis Tolaki / Mekongga. Bahasa keseharian yang menjadi bahasa pengantar sebagian besar menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Tolaki atau Bugis. Dengan demikian ikatan kesukuan masih ada namun tidak terlalu kuat karena adapt istiadat masyarakat sudah berbaur antar berbagai suku yang ada. Berdasarkan informasi, tanggapan penduduk terhadap rencana pembangunan PLTM Lapai 1 di Kecamatan Ngapa sebagian besar menyetujui, sedangkan sisanya ada beberapa persen yang tidak berkomentar karena kurangnya pemahaman mengenai manfaat dan kemungkinan dampak yang mungkin terjadi jika tanggapan dan harapan belum ada.
3.3.4 Kesehatan Masyarakat
Di Kecamatan Ngapa telah cukup tersedia fasilitas kesehatan, pelayanan medis telah dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang ada di kecamatan ini terdiri dari Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Poliklinik, Klinik Bersalin, Dokter Umum, Bidan, Mantri dan Dukun Beranak. Tenaga kesehatan pada tahun 2004 sebanyak 320 orang dan pada tahun 2005 naik menjadi 906 orang, sehingga tenaga kesehatan yang tersebar sudah cukup memadai untuk menangani pasien yang ada. Menurut
Kadis Kesehatan Kolaka Utara, sejak tahun 2004 pemerintah Kabupaten Kolaka Utara mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dengan bentuk pemberian pelayanan kesehatan gratis pada
masyarakat di seluruh Puskesmas yang ada di Kolaka Utara.
Hasil pengamatan dan wawancara dengan masyarakat menunjukan bahwa masyarakat umumnya cukup memperhatikan masalah kesehatan. Sebagian besar responden mendapatkan air bersih untuk keperluan air minum dan masak. Penggunaan air untuk jamban keluarga ( WC ) sudah cukup baik, dengan banyaknya WC yang dibangun di
BAB IV
DAMPAK LINGKUNGAN
YANG MUNGKIN TERJADI
Dari uraian kegiatan yang akan direncanakan dalam rangka pembangunan PLTM Lapai 1 (2x200 Kw), dari mulai tahap konstruksi sampai dengan tahap pasca operasi yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan dapat dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu dampak terhadap lingkungan kimia, biologi, dan sosial, ekonomi, budaya. Dampak lingkungan kimia dan biologi yang mungkin akan terjadi berkaitan dengan kualitas udara dan kebisingan, kualitas air permukaan dan kualitas air tanah, biota darat dan biota perairan sedangkan dampak sosial
menyangkut kesempatan kerjadan peluang usaha, serta gangguan lalu lintas. Dampak kesehatan masyarakat menyangkut dampak turunan akibat lingkungan kimia dan biologi.
4.1 Tahap Konstruksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap konstruksi adalah penerimaan tenaga kerja, mobilisasi alat material, pematangan lahan, pembangunan bangunan utama dan fasilitas penunjang. Kegiatan ini menimbulkan dampak terhadap komponen kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya.
4.1.1 Kebisingan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak peningkatan kebisingan adalah dari kegiatan moboliasasi alat-alat berat dan pengangkutan bahan material konstruksi, pematangan lahan serta pembangunan fisik gedung PLTM Lapai 1 ( 2 x 200 kW).
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak terhadap kebisingan ini termasuk negatif tidak penting. Luas areal peningkatan kebisingan sangat terbatas penyebarannya hanya di sekitar tapak proyek dan periode waktu peningkatan kebisingan terbatas hanya pada siang hari
(07.00 s/d 17.00 WIB) selama kegiatan konstruksi berlangsung ±3 bulan, sehingga bobot dampaknya tergolong kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara (selama tahap konstruksi) dan dapat dipulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah baku mutu tingkat kebisingan berdasarkan Kep/48/MENLH/11/1996.
4.1.2 Gangguan Lalu Lintas
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari gangguan lalu lintas di sekitar proyek adalah dari kegiatan mobilisasi alat dan material selama konstruksi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting, karena beberapa material diambil dari Kolaka Utara yang lokasinya relatif dekat dengan proyek dan peningkatan lalu lintas terjadi mengikuti jadwal pengangkutan bahan material yang menggunakan kendaraan berat sehingga dapat menimbulkan kepadatan lalu lintas di jalur yang dilalui oleh kendaraan pengangkut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara (selama tahap konstruksi) dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah padatnya jalur lalu lintas kendaraan yang keluar – masuk proyek PLTM Lapai 1
terutama pada siang hari. 4.1.3 Gangguan Biota Perairan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada biota perairan berasal dari kegiatan pematangan lahan yang berakibat pada penurunan kualitas air pada badan air disekitar lokasi proyek. b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting, mengingat hal tersebut memiliki sebaran yang kecil walaupun pengaruhnya sampai kepada biota perairan yang ada pada sungai Wotunuhu.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara (selama tahap konstruksi) dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah terganggunya keberadaan biota perairan di sungai Wotunuhu dan tingkat pencemaran kualitas air terhadap parameter plankton dan benthos.
4.1.4 Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari adanya kesempatan kerja adalah adanya kegiatan mobilisasi tenaga kerja selama konstruksi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) serta timbulnya persepsi dari masyarakat setempat.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak termasuk positif tidak penting. Berdasarkan kegiatan proyeknya, maka diperkirakan akan membutuhkan tenaga kerja sebanyak ±100 orang yang dibutuhkan sebagian besar (± 80 orang) akan direkrut dari penduduk. Tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga supervisi, buruh kasar, buruh bangunan, keamanan dan lainnya. Dampak positif ini akan berlangsung selama tahap konstruksi.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat berlanjut (selama tahap konstruksi dan operasi) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak
adalah jumlah penduduk setempat yang dapat bekerja pada s aat konstruksi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
4.2 Tahap Operasi
Pada tahap operasi ini, kegiatan lebih dititik beratkan pada operasional PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
4.2.1 Kebisingan
c. Sumber Dampak
Sebagai sumber dampak kebisingan adalah beroperasinya mesin-mesin PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
c. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak terhadap kebisingan ini termasuk negatif tidak penting. Luas areal penurunan kebisingan sangat terbatas penyebarannya hanya di sekitar proyek dan bobot dampaknya tergolong kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat sementara (terutama penggunaan mesin turbine) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah baku tingkat kebisingan berdasarkan Kep. MENLH No. 48 tahun 1996.
4.2.2 Biota Perairan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari biota perairan adanya kegiatan operasional PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) dan merupakan dampak turunan dari penurunan kualitas air permukaan.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak negatif tidak penting mengingat limbah yang dibuang telah diolah dalam IPAL. Hal tersebut akan berakibat kecil pada terganggunya biota perairan di sungai Wotunuhu, sehingga besaran dampak digolongkan kecil.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya bersifat berlanjut (selama tahap operasional) dan tidak terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah terganggunya keberadaan biota perairan di sekitar perairan sungai Wotunuhu pada saluaran pembuangan limbah cair PLTM.
4.2.3 Kesempatan Kerja dan Berusaha a. Sumber Dampak
Sumber dampak dari kesempatan kerja adalah penerimaan tenaga kerja pada tahap operasional dengan kebutuhan tenaga kerja sebanyak ± 30 orang.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak tergolong dampak positif penting karena hanya melibatkan beberapa tenaga lokal untuk dapat mengoperasikan pembangkit yang memerlukan keahlian khusus. Adanya kesempatan kerja akan memberikan dampak turunan terhadap peningkatan pendapatan masyarakat lokal, khususnya pada rumah tangga yang anggota keluarganya ikut pada operasi PLTM Lapai 1 (2
x 200 kW).
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap operasi dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah tersedianya tenaga kerja operasional yang berasal dari penduduk yang berdomisili sekitar proyek PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
4.2.4 Persepsi Masyarakat
a. Sumber Dampak
Adanya kegiatan perekrutan tenaga kerja membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar proyek untuk bekerja di PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW), sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan (keahlian) serta bidang yang dikerjakan.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak merupakan dampak positif tidak penting dan berskala kecil. Adanya persepsi yang timbul di masyarakat atas beroperasinya PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) yang bersifat positif terhadap keberlangsungan operasional PLTM tersebut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap operasional dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah tersedianya tenaga kerja operasional yang berasal dari penduduk yang berdomisili di sekitar proyek.
4.2.5 Kesehatan Masyarakat a. Sumber Dampak
Sumber dampak negatif dari operasional PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW) adalah terganggunya kesehatan masyarakat di sekitar proyek akibat dari penurunan kualitas air.
b. Jenis dan Besaran Dampak
Tingkat terganggunya kesehatan terhadap masyarakat lokasi atas beroperasinya PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW). Jenis dampak merupakan negatif tidak penting dengan skala kecil berdasarkan kualitas air di lokasi penduduk masih di bawah baku mutu lingkungan.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulka pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap operasioanal dan terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah banyaknya masyarakat yang terganggu kesehatannya akibat dari operasional P LTM Lapai 1.
4.3 Tahap Pasca Operasi
Pada tahap pasca operasi PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW), akan menimbulkan dampak terutama pada komponen lingkungan Sosial Ekonomi dan Budaya, terutama pada penurunan kesempatan kerja serta gangguan estetika yang timbul akibat adanya revegetasi lahan dan tanah terhadap bekas lokasi PLTM tersebut.
4.3.1 Penurunan Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak
Sebagai sumber dampak pada tahap pasca operasi adalah adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan berkurangnya usaha masyarakat setempat serta munculnya persepsi dari masyarakat lokal.
b. Jenis dan Besarnya Dampak
Jenis dampak penurunan kesempatan kerja pada tahap pasca operasi adalah peningkatan angka pengangguran khususnya di Desa Lapai dan pada umumnya di Kecamatan Ngapa. Dampak ini tergolong negatif tidak penting karena pihak PLTM akan memberitahukan terlebih dahulu jika kegiatan operasional pembangkit dihentikan, sehingga tenaga kerja lebih siap menerima kondisi
tersebut.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap pasca operasi dan tidak dapat terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah hilangnya kesempatan kerja dan berusaha bagi masyarakat lokal dan tingkat kepuasan dari tenaga kerja yang telah di PHK.
4.3.2 Estetika Lingkungan
a. Sumber Dampak
Sumber dampak pada estetika lingkungan adalah banyaknya sampah baik organik maupun an-organik yang ada di sekitar PLTM Lapai 1 (2 x 200 kW).
b. Jenis dan Besaran Dampak
Jenis dampak adalah terganggunya kondisi estetika lingkungan yang sudah terbentuk. Dampak ini termasuk negatif tidak penting karena secara estetika lokasi berada di dalam kawasan PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua, sehingga akan lebih terintegrasi dengan kegiatan proyek yang telah berlangsung.
c. Sifat dan Tolak Ukur Dampak
Dampak yang ditimbulkan pada kegiatan ini umumnya berlangsung selama tahap pasca operasi dan dapat terpulihkan. Sebagai tolak ukur dampak adalah
BAB V
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Kegiatan pengelolaan lingkungan dilakukan dalam upaya-upaya mencegah, mengendalikan dan menanggulangi dampak besar dan penting lingkungan hidup yang bersifat negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari pembangunan proyek PLTM Lapai Adapun upaya-upaya pengelolaan tersebut dirinci seperti uraian berikut ini.
5.1 Tahap pra-konstruksi
a.Dampak penting yang dikelola Persepsi masyarakat
b.Sumber dampak
Pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan lokasi proyek PLTM Lapai 1 c.Tolak ukur dampak
Masyarakat merasakan proses ganti rugi lahan yang dilakukan pihak proyek, memberikan keuntungan bagi upaya peningkatan kesejahteraan hidupnya ke arah yang lebih baik sehingga tidak terjadi keresahan atau konflik sosial.
d.Tujuan pengelolaan
Proses kegiatan ganti rugi lahan memberikan dampak yang positif bagi upaya peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat sehingga mereka memberi dukungan positif
terhadap keberadaan atau pelaksanaan proyek PLTM. e. Upaya pengelolaan
1) Sosialisasi tentang rencana proyek dan pembebasan lahan
2) Kerja sama dengan dinas instansi pemerintah terkait (BPPN, Camat dan Kepala Desa serta tokoh masyarakat)
3) Melakukan pendekatan secara partisipatif melalui musyawarah mufakat 4) Penertiban sistem kepemilikan lahan
5) Pembentukan panitia pelaksanaan ganti rugi lahan f. Periode pengelolaan
Dilakukan sebelum tahap konstruksi g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa yang ada di sekitar lokasi proyek terutama desa tempat tinggal para pemilik lahan
h. Pembiayaan
Kegiatan dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksanaan pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua j. Pengawas Pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara dan BPN Kabupaten Kolaka Utara
k. Pelaporan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara, Bapeldalda dan BPPN Kabupaten Kolaka Utara
5.2 Tahap konstruksi
5.2.1 Peluang kerja dan peningkatan pendapatan
a. Dampak penting yang dikelola Penerimaan tenaga kerja
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pembangunan bangunan utama PLTM dan s arana pendukungnya c. Tolak ukur dampak
1) Jumlah tenaga kerja lokal yang diterima bekerja pada tahap konstruksi proyek minimal 60 % dari total tenaga kerja
2) Pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku
3) Adanya keterlibatan tokoh masyarakat baik formal maupun informal dalam penerimaan tenaga kerja
4) Tingkat penerimaan para pekerja minimal sesuai dengan UMR yang berlaku saat ini d. Tujuan pengelolaan
1) Agar pelaksanaan penerimaan tenaga kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku 2) Agar keterlibatan tenaga kerja lokal dalam pelaksanaan proyek menjadi lebih besar 3) Memberikan kontribusi bagi anggota masyarakat sekitar lokasi proyek khususnya
dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan ke arah yang lebih baik e. Upaya pengelolaan
!) Mensosialisasikan penerimaan tenaga kerja
2) Melibatkan aparat pemerintah kecamatan dan desa
3) Kerja sama dengan dinas/instansi pemerintahan yang berkepentingan (Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara)
5) Menaati peraturan tentang ketenagakerjaan yang berlaku
6) Menghindari penyimpangan terhadap nilai-nilai yang ada seperti kolusi dan nepotisme
f. Periode pengelolaan
Pengelolaan dilakukan selama tahap konstruksi g. Lokasi pengelolaan
Desa-desa di sekitar proyek h. Pembiayaan
Kegiatan ini dibiayai oleh pihak proyek yaitu PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua
i. Pelaksanaan Pengelolaan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Jaringan Sulawesi Maluku dan Papua j. Pengawas pengelolaan
Bapeldalda Propinsi Sulawesi Tenggara dan Kabupaten Kolaka Utara k. Pelaporan
Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sulawesi Tenggara serta Bapeldalda dan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kolaka Utara
5.2.2 Aktifitas ekonomi dan mata pencaharian
a. Dampak penting yang dikelola
Kondisi aktifitas ekonomi dan mata pencaharian masyarakat di desa-desa sekitar lokasi proyek PLTM Lapai 1
b. Sumber dampak
1) Penerimaan tenaga kerja
2) Pembangunan bangunan utama pendukung PLTM c. Tolak ukur dampak
1) Peningkatan sumber dan jumlah penghasilan
2) Peningkatan jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya d. Tujuan pengelolaan
1) Munculnya sumber-sumber penghasilan masyarakat di sekitar proyek 2) Peningkatan usaha-usaha yang telah dilakukan oleh masyarakat
3) Peningkatan sarana dan prasarana ekonomi di sekitar lokasi proyek e. Upaya pengelolaan
1) Memberikan informasi kepada para pengusaha setempat tentang kebutuhan barang dan jasa dalam pelaksanaan pembangunan proyek PLTM