• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Oleh. Nidya Alfita Sari 1, Yuhelmi 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Oleh. Nidya Alfita Sari 1, Yuhelmi 2"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan

di Bursa Efek Indonesia

Oleh

Nidya Alfita Sari1, Yuhelmi2

1

Student Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta 2

Lecturer Department of Management, Faculty of Economics, University of Bung Hatta E-mail: [email protected], [email protected],

ABSTRACT

In general, this study aims to demonstrate empirically the effect of the current ratio, debt to equity ratio, operating cash flow, cash flow investing and financing cash flows to the profit growth. In this study used 33 mining company in Indonesia Stock Exchange. Types of data used are secondary data obtained from www.idx.co.id. Observation period used from 2009 - 2013. In this study, the independent variable is the current ratio, debt to equity ratio, operating cash flow, cash flow investment and financing cash flow, while the dependent variable is earnings growth. The method of analysis used multiple regression model and statistical t-test. Based on the results of hypothesis testing found that the operating cash flow statement, cash flow investing and financing cash flows significant effect on earnings growth of mining companies in Indonesia Stock Exchange. The test results also show that the current ratio and debt to equity ratio does not significantly influence the growth of the mining company's profit in the Indonesia Stock Exchange.

Keywords: Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Arus Kas Operasional, Arus Kas Investasi dan Arus Kas Pendanaan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam yang berlimpah, mulai dari sumber daya alam hayati atau pun non hayati. Salah satu bentuk sumber daya alam non hayati adalah gas alam, batubara hingga minyak bumi. Keadaan tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan cadangan sumber daya alam terbesar di dunia. Selain itu keberadaan sumber daya alam menjadikan sektor pertambangan menjadi salah satu unit usaha unggulan yang menyumbang devisa negara. Jika kita mengkaji secara teoritis berdasarkan

ilmu alam, sumber daya pertambangan termasuk kepada kategori sumber daya yang tidak dapat diperbarui.

Memburuknya laba yang dihasilkan tentu menjadi berita buruk bagi investor, mereka tentu menjadi takut untuk tetap berinvestasi didalam sektor pertambangan, akibatnya aliran dana yang diharapkan dari pihak ketiga (investor) menjadi tidak dapat direalisasikan, akibatnya kinerja perusahaan

secara menyeluruh menjadi melemah.

Dampak negatif penurunan laba didalam perusahaan yang berada didalam sektor pertambangan tentu juga dirasakan oleh negara. Menurunnya laba mengakibatkan

(2)

2 kontribusi sektor pertambangan sebagai salah

satu penyumbang devisa terbesar negara menjadi tidak terlihat, akibatnya devisa yang

diharapkan dapat digunakan untuk

pembangunan nasional tidak bisa

dilaksanakan serta meningkatnya hutang negara.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan kepada latar belakang masalah peneliti mengajukan sejumlah masalah yang akan dibahas didalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah current ratio berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?

2. Apakah debt to equity ratio

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?

3. Apakah arus kas operasi berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?

4. Apakah arus kas investasi

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?

5. Apakah arus kas pendanaan

berpengaruh terhadap pertumbuhan laba ?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba.

2. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh debt to equity ratio terhadap pertumbuhan laba.

3. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh arus kas operasional terhadap pertumbuhan laba.

4. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh arus kas investasi terhadap pertumbuhan laba.

5. Menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh arus kas pendanaan terhadap pertumbuhan laba.

LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengertian Laba

Menurut Riahi dan Belkaoui (2007) mengungkapkan bahwa pendapatan berasal dari penjualan barang dan penyerahan jasa serta diukur dengan pembebanan yang dikenakan pada pelanggan, klien atau penyewa, untuk barang dan jasa yang disediakan bagi mereka. Pendapatan juga mencakup keuntungan dari penjualan atau pertukaran aktiva (selain saham yang diperdagangkan), bunga dan dividen yang diperoleh dari investasi dan peningkatan lainnya dalam ekuitas pemilik kecuali yang berasal dari kontribusi modal dan penyusunan modal.

Menurut Ross (2009) laba dapat di definisikan sebagai pengurangan pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan. Jika pendapatan

(3)

3 yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya maka

perusahaan tersebut dinyatakan berlaba.

2.1.1.2 Pertumbuhan Laba

Menurut Sartono (2010) pertumbuhan laba merupakan kemampuan perusahaan

dalam mengelola laba. Kemampuan

perusahaan didalam meningkatkan

pendapatan laba. Semakin tinggi tingkat peningkatan laba menunjukan terjadinya

pertumbuhan laba. Kecenderungan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang terus meningkat merupakan indikator penting yang menunjukan terjadinya pertumbuhan laba.

2.1.1.3 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba tentu tidak terbentuk dengan sendirinya akan tetapi dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang berasal dari instrumen laporan keuangan. Menurut Sartono (2010) pertumbuhan laba sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh insrumen

keuangan dan non keuangan sebuah

perusahaan. Instrumen keuangan yang mempengaruhi pertumbuhan laba meliputi likuiditas, leverage , solvabilitas dan activity ratio.

Menurut Soemarso (2009)

pertumbuhan laba dapat dipengaruhi oleh sejumlah variabel yang berhubungan dengan pengelolaan kondisi keuangan sebuah

perusahaan yang meliputi laporan arus kas. Pada dasarnya laporan arus kas sebuah perusahaan terdiri dari tiga indikator yaitu laporan arus kas untuk aktifitas operasional, arus kas untuk kegiatan pendanaan dan arus kas untuk aktifitas investasi.

2.1.1.5 Ukuran Perusahaan (Size)

Salah satu faktor yang

dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi adalah ukuran perusahaan (size). Menurut Ross (2009) ukuran perusahaan menunjukan ukuran besar atau kecilnya sebuah perusahaan. Untuk menentukan ukuran perusahaan dapat dilihat dari volume produksi atau skala produksi. Ukuran perusahaan juga dapat diamati dengan melihat perkembangkan penjualan, besarnya nilai total assets ataupun ukuran capitalisasi pasar.

Menurut Phalipu (2005) ukuran perusahaan adalah sebuah alat untuk menentukan besar atau kecilnya sebuah perusahaan, perusahaan yang besar dapat dinilai dari skala produksi atau kapasitas produksi yang mereka miliki akan tetapi dalam definisi yang lebih khusus ukuran perusahaan (size) dapat diukur dengan menggunakan tiga proxy yaitu total assets, total nilai penjualan dan nilai market capitalization.

2.1.2 Current Ratio

Rasio lancar (current ratio) merupakan rasio likuiditas. Rasio ini

(4)

4 menunjukkan kemampuan suatu perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Perusahaan yang mampu memenuhi

kewajiban tepat pada waktunya apabila

perusahaan tersebut mempunyai alat

pembayaran maupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan itu dalam keadaan tidak likuid. Current ratio digunakan untuk menganalisa dan menginterprestasikan posisi keuangan jangka pendek, tetapi juga sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi

modal kerja yang digunakan dalam

perusahaan.

2.1.3 Debt to Equity Ratio

Menurut Sartono (2010) leverage merupakan bagian dari kinerja keuangan perusahaan yang menunjukan kemampuan

perusahaan dalam mengelola hutang.

Leverage menunjukan optimalisasi kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang. Leverage perusahaan dapat diamati didalam laporan keuangan perusahaan. Untuk menilai leverage dapat diukur dengan debt to equity ratio, debt to total assets ratio atau pun time interest earning.

Ross (2009) mengungkapkan bahwa leverage atau solvabilitas merupakan bagian

dari kinerja keuangan yang berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola hutang. Untuk mengukur leverage maka digunakan sejumlah rasio pengukuran yang meliputi debt to equity ratio dan debt to total assets ratio. Pengelolaan terhadap hutang tentu menjadi elemen yang sangat penting, dalam upaya menjaga eksistensi perusahaan. Hal tersebut menjadi sangat krusial mengingat hutang memberikan risiko bagi perusahaan, berupa kebangkurutan atau terjadinnya distress.

2.1.5 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Menurut Hery (2012) aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue activities) dan aktifitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Pada umumnya transaksi yang dilakukan berasal dari

transaksi dan peristiwa lain yang

mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih, dan merupakan indikator yang menemukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memilihara kemampuan operasi perusahaan membayar dividen dan

melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan pada sumber pendanaan.

2.1.6 Arus Kas Dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah aktivitas yang menyangkut perolehan atau pelepasan aktiva jangka panjang (aktiva lancar) serta

(5)

5 investasi lain yang tidak termasuk dalam

setara kas, mencakup aktivitas meminjamkan uang dan mengunpulkan piutang tersebut serta memperoleh dan menjual invesstasi dan aktiva jangka panjang produktif.

2.1.7 Arus Kas Untuk Aktivitas Pendanaan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (IAI, 2007) aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas yang timbul dan aktivitas pendanaan perlu dilakukan pengungkapan terpisah karena berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.

2.2 Pengembangan Hipotesis

Secara umum penelitian yang diajukan didalam penelitian ini juga telah dilakukan oleh sejumlah peneliti terdahulu dimasa lalu, beberapa hasil penelitian tersebut terlihat pada sub bab dibawah ini:

2.2.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba

Sartono (2010) mengungkapkan

bahwa current ratio merupakan salah satu proxi yang digunakan untuk mengukur likuiditas. Patriawan (2011) menemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Mustikowati (2011)

menemukan bahwa current ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. terjadinya kelancaran kegiatan operasional tentu tidak terlepas dari tersedianya dana likuid yang bersumber dari kas atau pun hutang lancar. Alokasi dana yang tepat tentu mendoron perusahaan untuk menghasilkan berbagai produk yang berkualitas yang tentunya dapat mendorong penjualan, terus meningkatnya nilai penjualan tentu akan berkontribusi bagi peningkatan pertumbuhan laba. Setiawan dan Tjun Tjun (2010) menemukan bahwa likuiditas berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Sesuai dengan beberapa uraian hasil penelitian terdahulu tersebut diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H1 Current Ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

2.2.2 Pengaruh Debt to equity ratio Terhadap Pertumbuhan Laba

Sartono (2010) mengungkapkan

bahwa hutang merupakan instrument yang penting bagi perusahaan, Patriawan (2011) menemukan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio berpengaruh

positif terhadap pertumbuhan laba.

Cahyanigrum (2011) menemukan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Semakin tinggi debt to equity ratio menunjukan adanya tambahan modal sendiri. Apabila tambahan modal sendiri tersebut dialokasikan pada aktiva yang relatif lebih besar dari pada tambahan hutang

(6)

6 maka kegiatan operasional perusahaan

tersebut akan berjalan lancar sehingga laba akan meningkat dan pertumbuhan laba akan terjadi. Oleh sebab itu peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu;

H2 Debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba 2.2.3 Pengaruh Arus Kas Operasi

Terhadap Pertumbuhan Laba

Subramayam et al (2005) menemukan

bahwa didalam melakukan kegiatan

operasional setiap perusahaan harus memiliki arus kas operasi. Rizky (2012) menemukan bahwa arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Susmita (2012)

menemukan bahwa arus kas operasi

berpengaruh negative terhadap pertumbuhan laba. Semakin besar arus kas operasi yang

dikeluarkan maka akan berdampak

menurunkan laba karena biaya operasi yang telah dikeluarkan tidak menyebabkan naiknya jumlah produksi, Oleh sebab itu peneliti mengajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan didalam penelitian ini yaitu:

H3 Arus kas operasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

2.2.4 Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba

Subramayam et al (2005)

mengungkapkan bahwa didalam melaknakan kegiatan operasional setiap perusahaan tentu juga melakukan kegiatan investasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan cash flow yang

diperoleh dari kegiatan non operasional yang utama. Oleh sebab itu keberadaan arus kas investasi sangat penting untuk mendorongg meningkatnya nilai perusahaan.

Setiawan dan Tjun Tjun(2010) menemukan bahwa arus kas untuk kegiatan investasi tidak berpengaruh terhadap petumbuhan laba. Rizky (2012) menunjukan bahwa arus kas investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan. Berdasarkan uraian ringkas latar belakang masalah diajukan sebuah hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:

H4 Arus kas investasi berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba

2.2.5 Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Pertumbuhan Laba

Belkaoui et al (2007) mengungkapkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan dana operasional perusahaan, didalam struktur laporan keuangan sangat diperlukan sejumlah dana yang digunakan untuk kegiatan pendanaan terutama untuk mendanai kegiatan operasional atau kegiatan lainnya. Rizky (2012) mengungkapkan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hermawan (2001) arus kas pendanaan berpengaruh sinifikan terhadap

pertumbuhan laba. Temuan tersebut

mengisyaratkan bahwa semakin baik

pengelolaan porsi dana untuk kegiatan pendanaan dapat meningkatkan laba. Keadaan tersebut terjadi karena perusahaan melakukan kegiatan pendanaan dengan tepat dimana

(7)

7 pendanaan yang dilakukan meningkatkan

kinerja dari perusahaan.

H5 Arus kas pendanaan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba.

METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi

Menurut Sanusi (2011) populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Jumlah populasinya yaitu perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2009 sampai dengan 2013 yang berjumlah 33 perusahaan.

3.1.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode sensus, dimana seluruh populasi dijadikan sampel. Oleh karena itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 33 perusahaan pertambangan periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran

Variabel

Secara umum variabel penelitian yang digunakan didalam penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:

3.3.1 Variabel Independen

Secara umum didalam penelitian ini yang menjadi variabel independen yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Current ratio

Sartono (2010) mendefinisikan

current ratio merupakan bagian dari likuiditas yang menunjukan perbandingan antara hutang lancar dengan aktiva lancar.

2. Debt to Equity Ratio

Sartono (2010) mendefinisikan debt to equity ratio sebagai perbandingan antara total hutang lancar dengan total modal yang bersumber dari pemilik.

3. Arus Kas Operasi

Menurut Sartono (2010) arus kas operasi menunjukan sejumlah dana tunai yang akan dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan operasional didalam sebuah perusahaan. Untuk mengukur arus kas operasi maka digunakan total aliran kas operasi yang dimiliki sebuah perusahaan.

4. Arus Kas Investasi

Menurut Sartono (2010) arus kas investasi adalah rasio yang menunjukan sejumlah aliran dana yang dianggarkan perusahaan untuk melakukan kegiatan investasi. Untuk mengukur arus kas investasi maka dapat diukur dari total nilai arus kas investasi yang dimiliki oleh masing masing perusahaan yang dijadikan sampel.

(8)

8 5. Arus Kas Pendanaan

Menurut Sartono (2010) arus kas adalah sejumlah dana yang dialokasikan untuk melaksanakan kegiatan pendanaan dalam rangka pengembangan perusahaan. Untuk mengukur arus kas pendanaan maka digunakan total arus kas pendanaan didalam sebuah perusahaan.

3.3.2 Variabel Dependen Pertumbuhan Laba

Menurut Sartono (2010) pertumbuhan

laba menunjukan bahwa terjadinya

peningkatan atau penurunan laba yang diperoleh sebuah perusahaan.

3,4 Metode Analisis

Untuk menjawab atau membuktikan kebenaran hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Pada tahapan tersebut pengujian data dilakukan dengan bantuan alat uji statistik. Secara umum tahapan pengujian yang dilakukan terlihat di bawah ini:

3.4.1 Uji Normalitas

Menurut Nachrowi (2006)

mengungkapkan bahwa uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui normal atau tidaknya pola distribusi data. Dalam melakukan pengujian normalitas digunakan uji Jargue-Bera. Normalnya sebuah variabel dilihat dari nilai probability > alpha 0,05.

Tahapan pengujian hipotesis dapat

dilaksanakan setelah seluruh variabel telah berdistribusi secara normal.

3.4.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujan asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui bahwa setiap variabel penelitian telah memiliki keakuratan atau kehandalan. Secara umum asumsi pengujian regresi harus terbebas dari gejala multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Secara umum tahapan pegujian yang digunakan meliputi:

a. Pengujian Multikolinearitas

Menurut Nachrowi (2006) uji

multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah ada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen, jika terjadi

korelasi maka terdapat problem

multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, ada beberapa cara yang dapat

dilakukan untuk mendeteksi gejala

multikolinearitas yaitu dengan meregresi sesama variabel independen, apabila terdapat nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,80 maka ini menandakan telah terjadi multikolinearitas, begitu juga sebaliknya jika nilainya lebih kecil dari 0,80 maka dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas, bila korelasi antara dua variabel bebas > 0,80 maka menjadi masalah yang serius.

(9)

9 b. Pengujian Autokorelasi

Menurut Winarno (2009)

mengungkapkan bahwa gejala autokorelasi merupakan korelasi yang terjadi antara anggota anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu, bila terjadi autokorelasi dalam suatu model maka variance sampel, tidak akan menggambarkan variance populasinya dan model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan.

c) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi yang lain. Model pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan White, Pada pengujian

white heteroskedasitisitas gejala

heteroskedastisitas tidak akan terjadi apabila nilai probability observasi R-Square > alpha 0,05. Pengujian hipotesis baru dapat dilakukan setelah seluruh variabel terbebas dari gejala heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006).

3.5 Pengujian Hipotesis

Teknik pengujian dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Laba pada perusahaan Pertmbangan Di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis data yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Menurut Nachrowi (2006) mengungkapkan bahwa pool multiple regression adalah sebuah

model regresi yang dilakukan berdasarkan data time series dan cross section. Secara umum model regresi pooling yang diurut berdasarkan data tahunan (it) dapat dicari dengan persamaan sebagai berikut:

Y = a + b1 x1it + b2 x2it + b3 x3it + b4 x4it + b5 x5it + e

Keterangan:

a = Konstanta

Y = Pertumbuhan Laba

b1 – b5 = Koefisien Regresi Masing-masing variabel

X1it = Current ratio

X2it = Debt to equity ratio

X3it = Arus Kas Operasi perusahan

X4it = Arus Kas Investasi perusahaan

X5it = Arus Kas Pendanaan

e = Error Term

3.5.3 Uji t- statistik

Secara umum Nachrowi (2006)

mengungkapkan bahwa untuk membuktikan adanya pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial atau individu terhadap variabel dependen maka dilakukan pengujian t-statistik.

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian Normalitas

Berdasarkan tahapan pengujian

normalitas terlihat bahwa seluruh variabel penelitian yang digunakan telah berdistribusi normal, hal tersebut disebabkan karena masing masing variabel penelitian telah memiliki nilai probability diatas atau sama

(10)

10 dengan 0,05. Oleh sebab itu tahapan

pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

4.3 Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan tahapan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik. Secara umum tahapan pengujian asumsi klasik yang digunakan didalam penelitian ini terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.3.1 Pengujian Multikolinearitas

Berdasarkan hasil penguijan

multikolinearitas terlihat bahwa masing masing variabel independen yang akan dibentuk kedalam model regresi berganda telah tebebas dari gejala multikolinearitas, karena masing masing variabel independen memiliki nilai koefisien korelasi (r) dibawah 0,80. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.

4.3.2 Pengujian Autokorelasi

Hasil pengujian autokorelasi terlihat bahwa nilai DW yang dihasilkan adalah 1.748368, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai DW yang diperoleh berada diantara 1,54 sampai dengan 2,46 hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa gejala autokorelasi positif atau pun negatif tidak terjadi didalam model penelitian saat ini. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

4.3.3 Pengujian Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil pengujian

heteroskedastisitas terlihat bahwa hasil pengujian heteroskedastisitas melalui uji white diperoleh nilai Prob Obs*R-squared sebesar 0,9592. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability 0,9592 > alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel penelitian yang akan dibentuk kedalam model regresi berganda telah terbebas gejala heteroskedastistas. Oleh sebab itu tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilakukan.

4.4 Pengujian Hipotesis

Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pooled regression

dengan menggunakan model fixed.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:

Tabel 4.1 Hasil Uji Hipotesis

Variabel Penelitian Koefisien

Regresi Prob

(Constan) 18.278 - Current Ratio (CR) 1.525 0.4030 Debt to Equity Ratio (DER) 1.387 0.5725 Arus Kas Operasi (AKO) -0.882 0.0381 Arus Kas Investasi (AKI) -0.945 0.0227 Arus Kas Pendanaan (AKP) 1.281 0.0016

Sesuai dengan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah model persamaan regresi berganda model pool data seperti yang terlihat dibawah ini yaitu:

(11)

11 Y = 18,278 + 1,525x1 + 1,387x2 – 0,882x3 – 0,945x4 +

1,281x5

Pada persamaan terlihat bahwa variabel likuiditas yang diukur dengan current ratio memiliki koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,525 dengan nilai probability sebesar 0,4030. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,4030 > alpha 0,05. Maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan variabel debt to equity ratio diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,387 dengan nilai probability sebesar 0,5725. Pada tahapan pengujian statistic digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,5725 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan H2 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage yang diukur dengan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumnbuhan laba pada perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga diketahui bahwa variabel arus kas untuk kegiatan operasi memiliki koefisien

regresi bertanda negative 0,0882. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability 0,0381 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H3 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan operasional berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Pada tahapan pengujian hipotesis keempat dengan menggunakan variabel arus kas investasi diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negative sebesar 0.945. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai probability sebesar 0,0227 < alpha 0,05 maka keputusan adalah Ho ditolak dan H4 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan investasi berpengaruh negative yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis kelima dengan menggunakan variabel arus kas untuk kegiatan pendanaan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 1,281, dengan nilai probability sebesar 0,0016. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut mengisyaratkan bahwa nilai probability sebesar 0,0016 < alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho

(12)

12 ditolak dan H5 diterima sehingga dapat

disimpulkan bahwa arus kas untuk kegiatan

pendanaan berpengaruh positif yang

signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

4.5 Pembahasan

Sesuai dengan analisis hasil pengujian statistic yang telah dilakukan dapat diajukan sejumlah pemabahasan yang merupakan inti dari penelitian ini seperti terlihat pada sub bab dibawah ini:

4.5.1 Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan kepada hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang diperoleh tidak sejalan atau konsisten dengan penelitian terdahulu, kondisi tersebut menunjukan bahwa posisi likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio tidak berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan dalam hal ini posisi likuiditas perusahaan masih dapat menopang kegiatan operasional perusahaan secara optimal sepanjang periode observasi. Kondisi tersebut membuat para stakeholders.

4.5.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia, temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan. Keadaan tersebut terjadi karena perusahaan menilai posisi hutang serta efektifitas pengelolaan hutang masih cukup baik, serta mampu menopang kegiatan perusahaan, sepanjang tahun penelitian. Keadaan tersebut mendorong stakeholders untuk mencari sejumlah variabel lain yang diduga juga mempengaruhi pertumbuhan laba, yaitu rasio activity, pengelolaan terhadap berbagai aspek risiko hingga berbagai variabel lainnya yang tidak digunakan didalam model penelitian saat ini.

4.5.3 Pengaruh Arus Kas Operasional Terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa arus kas operasional berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Pada tahapan pengolahan data teridentifikasi bahwa arus kas operasional memiliki koefisien regresi bertanda negative, hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi posisi arus kas

(13)

13 operasional akan mendorong menurunnya

pertumbuhan laba, keadaan tersebut terjadi karena semakin tinggi arus kas operasional menunjukan pengelolaan aliran dana yang bersumber dari kas tidak optimal, tingginya arus kas operasi mengisyaratkan adanya sumber dana yang menganggur, serta mendorong menurunnya tingkat pertumbuhan laba perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

4.5.4 Pengaruh Arus Kas Investasi Terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan bahwa arus kas investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Pada model analisis teridentifikasi bahwa nilai koefisien regresi yang dihasilkan bertanda negatif keadaan tersebut mengisyaratkan bahwa semakin tinggi arus kas investasi akan semakin menurunkan pertumbuhan laba, temuan yang diperoleh sejalan dengan hipotesis yang diajukan. Kondisi tersebut terjadi karena semakin besar kelebihan arus kas investasi, akan menurunkan tingkat pertumbuhan laba, keadaan tersebut juga mengisyaratkan menumpuknya sumber dana yang mendorong menurunnya nilai laba, dana yang tidak termanfaatkan dengan baik tentu berisiko tinggi, dan cenderung merugikan dan mengurangi nilai laba yang dihasilkan perusahaan.

4.5.5 Pengaruh Arus Kas Pendanaan Terhadap Pertumbuhan Laba

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kelima ditemukan bahwa arus kas pendanaan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, hasil yang diperoleh juga menunjukan bahwa semakin tinggi aliran kas untuk kegiatan pendanaan semakin meningkatkan pertumbuhan. Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujan hipotesis kelima konsisten dengan hipotesis dan beberapa hasil penelitian terdahulu. Keadaan tersebut menunjukan semakin besar arus kas untuk kegiatan pendanaan tentu memperbesar aliran dana yang dapat dimanfaatkan perusahaan untuk kegiatan operasional, dengan meningkatnya jumlah dana tentu memberikan peluang bagi perusahaan untuk meningkatnya pertumbuhan

laba khususnya pada perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis maka diajukan

beberapa kesimpulan penting yang

merupakan inti dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Likuiditas yang diukur dengan current ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia.

(14)

14 2. Leverage yang diukur dengan debt to

equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

3. Arus kas operasional berpengaruh negatif yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia 4. Arus kas investasi berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

5. Arus kas pendanaan berpengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia

5.4 Saran

Berdasarkan kepada kesimpulan dan keterbatasan penelitian, peneliti mengajukan beberapa saran yang tentunya dapat memberikan manfaat positif:

1. Peneliti dimasa mendatang disarankan

untuk mencoba memperpanjang

periode observasi, sehingga

mendorong meningkatnya jumlah data observasi yang diolah, saran tersebut

tentu sangat penting untuk

meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang diperolah.

2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk menambah satu variabel baru

yang tidak digunakan didalam

penelitian ini, seperti variabel total assets turnover, market ratio dan berbagai variabel lainnya, saran tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketepatan akurasi hasil penelitian yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA

Belkaoui, Ahmed, Riahi. 2007. Teori Akuntasi .Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta

Cahyaningrum Hesti Ndaru. 2011. Analisis Manfaat Rasio Keuangan Dalam

Memprediksi Pertumbuhan Laba

(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia Periode 2005 – 2010. Jurnal Manajemen dan Keuangan Volume 4 Nomor 2. Universitas Brawijaya, Malang.

Hermawan. 2001. Pengaruh Arus Kas

terhadap Pertumbuhan Laba di

Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Hery. 2012. Analis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Jakarta

Mustikawati, Dwi. 2011. Pengaruh Arus Kas

Terhadap Pertumbuhan Laba

Perusahaan Publik di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Jurusan Manajemen. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Nachrowi, Bi, Nachrowi. 2006. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS dan Eviews. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.

Patriawan, Wijaya. 2011. Pengaruh Faktor

Faktor yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Laba Pada

(15)

15 Jurnal Akuntansi dan Bisnis

Volume 3 Nomor 2. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Phalipu, Healy. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill, Irwin.

Rizky, Nastasia. 2012. Pengaruh Arus Kas Operasional, Arus Kas Investasi

dan Arus Kas Pendanaan

Terhadap Perubahan Laba

Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ross, Westerfeld, Jeffe. 2009. Pengantar Keuangan Perusahan. Edisi 8. Salemba Empat. Jakarta

Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.

Sartono, Agus. 2010. Dasar Dasar

Perbelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

Setiawan Rudi, dan Rendi, Jhun, Jhun. 2010. Pengaruh Kinerja Keuangan dan Arus Kas Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Automotive di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume 3 Nomor 2. Universitas Kristen Petra, Surabaya.

Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar Buku 1. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta.

Subramanyam , K.R Wild, John, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Dua. Alih Bahasa: Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat

Susmita Wijaya. 2012. Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Arus Kas Terhadap

Pertumbuhan Laba Pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. E-Journal Universitas Udayana, Bali.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika Dan Statistik Dengan Eviews. Edisi Kedua. UPP STIM YKPN. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pehitungan diperoleh t-hitung sebesar -1,812 &lt; t tabel sebesar 2,228 maka Ha diterima dan Ho ditolak, pada level signifikan 5 %, sehingga secara parsial Faktor

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,043 &lt; alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 &lt; alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

probability sebesar 0,0205 &lt; alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa return on asset berpengaruh negatif

dan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian maka Ho ditolak, Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kepemilikan

Berdasarkan Tabel 4.14 diatas, dapat dilihat bahwa nilai prob (F-statistic) adalah sebesar 0.000238 atau lebih kecil dari 5%, maka Ho ditolak, berarti bahwa variabel independen

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai probability sebesar 0,8860 &gt; alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima dan Ha ditolak sehingga dapat disimpulkan

Hasil yang diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar 0,000 &lt; alpha 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat