• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN SIKAP KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN SIKAP KONSUMEN"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER

MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN

SIKAP KONSUMEN

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Rosalia Eka Dewi Saputra NIM: 04 1334 075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER

MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN

SIKAP KONSUMEN

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Rosalia Eka Dewi Saputra NIM: 04 1334 075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan

menguatkanku

Orang tuaku tercinta Bapak Sunardi dan Ibu Suwantinem yang selalu cinta

dan menyertakan aku dalam setiap doa-doanya

Adik-adikku Nurwan, Leo, Aldo yang selalu memberikan semangat dan

menjadi jam wekerku

My lovely ayah Widi atas segenap cinta, kasih sayang, kesabaran, perhatian

(6)

v MOTTO

“The world full of beauty when the heart full of love”

“Vision without Execution vision is daydream

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juli 2011 Penulis

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma:

Nama : Rosalia Eka Dewi Saputra

Nomor Mahasiswa : 04 1334 075

Demi pengembangkan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN SIKAP KONSUMEN

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 10 Juni 2011 Yang menyatakan,

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih, karena berkat kasih dan karuniaNya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini dibuat dan disusun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Proses pembuatan skripsi ini dari awal hingga akhir telah melibatkan banyak pribadi yang memberikan bantuan dengan tulus, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. L. Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing skripsiku yang telah bersedia menyediakan waktu, memberikan saran dan kritik yang sangat berarti dalam membimbing menyelesaikan skripsi ini.

(10)

ix

6. Seluruh Dosen dan Staf Sekretariat Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan dukungan, kritik, saran, bimbingan dan informasi selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

7. Seluruh responden yang telah bersedia mengisi kuesioner dalam penelitian ini. 8. Orang Tuaku tercinta Bapak Sunardi dan Ibu Suwantinem yang selalu

mencintai, memberi semangat dan menyertakan aku dalam setiap doa-doanya. Adik-adikku Nurwan, Leo, Aldo yang selalu mendukungku dan menjadi jam wekerku.

9. Belahan jiwaku ayah Widi yang selalu memberikan cinta, kasih sayang, perhatian, dukungan dan doanya.

10.Teman-temanku di Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2004 atas kebersamaan kita selama ini.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan terbuka penulis menerima kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan penelitian ini. Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan untuk membacanya, terima kasih.

(11)

x ABSTRAK

ANALISIS POSISI PRODUK TELEPON SELULER

MERK SONY ERICSSON DAN NOKIA BERDASARKAN SIKAP KONSUMEN

Studi Kasus pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

Rosalia Eka Dewi Saputra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Sikap konsumen terhadap berbagai atribut telepon seluler merk Sony Ericsson dan Nokia; 2) Posisi produk telepon seluler merk Sony Ericsson dan Nokia berdasarkan sikap konsumen.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Sampel dalam penelitian ini mahasiswa di Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang menggunakan telepon seluler merk Sony Ericsson dan Nokia yang berjumlah 80 mahasiswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis indeks sikap konsumen dan perceptual mapping.

(12)

xi

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE PRODUCT POSITION OF SONY ERICSSON AND NOKIA CELLULER PHONE BASED ON CONSUMERS

A Case Study on Students of Accounting Education Study Program

Sanata Dharma University Yogyakarta

Rosalia Eka Dewi Saputra

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2011

 

This research was conducted at Accounting Education Study Program Sanata Dharma University Yogyakarta. It has three aims: (1) to know the attribute attitudes of Sony Ericsson and Nokia cellular phones. (2) to determine the product position of those cellular phones perceived from consumers’ attitudes.

The data gathering technicques were questionnaire and interview. The samples were 80 students of Accounting Education Study Program Sanata Dharma University who operated Sony Ericsson and Nokia cellular phones. The data analysis techniques were: attitude index analysis and perceptual mapping.

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

(14)

xiii

E. Tujuan Penelitian ... 4

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN TEORITIS ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Pengertian Pemasaran ... 6

2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 7

3. Konsep-konsep Manajemen Pemasaran ... 7

4. Bauran Pemasaran ... 9

5. Pengertian Perilaku Konsumen ... 9

6. Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 10

7. Sikap Konsumen ... 14

8. Penentuan Posisi Produk ... 15

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 25

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

C. Populasi dan Sampel ... 28

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Wawancara ... 31

(15)

xiv

F. Uji Instrumen Penelitian ... 31

1. Analisis Validitas ... 31

2. Pengukuran Reliabilitas ... 34

G. Teknik Analisis Data ... 35

1. Analisis Indeks Sikap Konsumen ... 36

2. Perceptual Mapping ... 38

BAB IV. GAMBARAN UMUM PRODUK ... 40

A. Sejarah Sony Ericsson ... 40

1. Visi, Misi dan Nilai-nilai Utama ... 40

2. Produk ... 41

B. Sejarah Nokia ... 42

1. Visi dan Strategi ... 43

2. Produk ... 43

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Responden ... 51

1. Menurut Jenis Kelamin ... 51

2. Menurut Usia ... 53

3. Menurut Semester ... 55

B. Analisis Data ... 57

1. Indeks Sikap Konsumen ... 57

2. Analisis Posisi Produk Menurut Sikap Konsumen terhadap Produk Telepon Seluler Merk Sony Ericsson dan Nokia... 62

(16)

xv

BAB VI. KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN... 80

A. Kesimpulan ... 80

B. Saran ... 84

C. Keterbatasan ... 85

DAFTAR PUSTAKA ... 86

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Bobot Alternatif Jawaban... 30 Tabel 3.2 Validitas Item Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk

Sony Ericsson ... 33 Tabel 3.3 Validitas Item Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk

Nokia ... 33 Tabel 3.4 Reliabilitas Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk

Sony Ericsson dan Nokia ... 35 Tabel 5.1 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

menurut Jenis Kelamin ... 51 Tabel 5.2 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Nokia menurut

Jenis Kelamin ... 52 Tabel 5.3 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

dan Nokia menurut Jenis Kelamin ... 52 Tabel 5.4 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

menurut Usia... 53 Tabel 5.5 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Nokia menurut

Usia ... 53 Tabel 5.6 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

(18)

xvii

Tabel 5.7 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

menurut Semester ... 54 Tabel 5.8 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Nokia menurut

Semester... 55 Tabel 5.9 Karakteristik Pengguna Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

dan Nokia menurut Usia ... 56 Tabel 5.10 Nilai Timbang Atribut-atribut Telepon Seluler ... 58 Tabel 5.11 Nilai Standar Rata-rata Masing-masing Merk Telepon Seluler ...

... 60 Tabel 5.12 Indeks Sikap Konsumen Produk Telepon Seluler Merk

Sony Ericsson ... 61 Tabel 5.13 Indeks Sikap Konsumen Produk Telepon Seluler Merk Nokia ....

... 62 Tabel 5.14 Nilai Standar Rata-rata masing-masing Telepon Seluler

Merk Sony Ericsson dan Nokia terhadap Atribut Harga Beli

dan Kekontrasan Layar ... 63 Tabel 5.15 Nilai Standar Rata-rata masing-masing Telepon Seluler

Merk Sony Ericsson dan Nokia terhadap Atribut

Kemudahan Mendapatkan dan Kualitas yang Baik ... 65 Tabel 5.16 Nilai Standar Rata-rata masing-masing Telepon Seluler

(19)

xviii

Tabel 5.17 Nilai Standar Rata-rata masing-masing Telepon Seluler Merk Sony Ericsson dan Nokia terhadap Atribut Kemudahan Pemakaian dan Fasilitas Lengkap ... 68 Tabel 5.18 Nilai Standar Rata-rata masing-masing Telepon Seluler Merk

Sony Ericsson dan Nokia terhadap Atribut Variasi Produk

dan Pelayanan Purna Jual ... 70 Tabel 5.19 Rangkuman Posisi Produk Telepon Seluler Menurut Sikap

Konsumen ... 71

(20)

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Posisi Produk Telepon Seluler Berdasarkan Sikap Konsumen .. 25 Gambar 5.1 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Harga Beli dan

Kekontrasan Layar Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

dan Nokia ... 64 Gambar 5.2 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Kemudahan Mendapatkan

dan Kualitas yang Baik Telepon Seluler Merk Sony Ericsson dan Nokia ... 66 Gambar 5.3 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Iklan Kreatif dan Inovatif

dan Merk Bergengsi Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

dan Nokia ... 67 Gambar 5.4 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Kemudahan Pemakaian

dan Fasilitas Lengkap Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

dan Nokia ... 69 Gambar 5.5 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Variasi Produk dan

Pelayanan Purna jual Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kuesioner ... 85 Lampiran 2. Validitas dan Reliabilitas ... 93 Lampiran 3. Urutan Tingkat Kepentingan dan Nilai Timbang Atribut

Telepon Seluler ... 98 Lampiran 4. Jawaban Responden ... 103 Lampiran 5. Tabel Nilai Responden terhadap Atribut-atribut Telepon Seluler

dan Tabel Nilai Standar Rata-rata Responden terhadap

Atribut-atribut Telepon Seluler ... 108 Lampiran 6. Tabel R ... 93 Lampiran 7. Data Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Terjadinya perkembangan teknologi yang sangat cepat mempengaruhi

perkembangan perekonomian. Ketika perekonomian Indonesia belum

berkembang, konsumen tidak banyak memiliki pilihan terhadap produk.

Hanya ada beberapa merk untuk satu jenis produk. Bandingkan dengan

keadaan saat ini, banyak iklan di surat kabar dan papan-papan reklame di

jalan-jalan baik yang legal atau pun ilegal. Jumlah produk yang ditawarkan

terus bertambah dari hari ke hari, contohnya saat ini banyak dijumpai merk

telepon seluler yang dijual di pasaran dengan atribut-atributnya. Merk-merk

dengan kategori yang sama saling bersaing ketat di wilayah yang sama.

Terdapat ribuan kali lipat jumlah merk dan produk dibandingkan situasi

puluhan tahun lalu.

Konsumen menghadapi pertarungan dengan begitu banyaknya produk

dan merk yang beredar dipasaran. Para produsen bertempur supaya produk

dan merknya diingat terus, diprioritaskan, dicintai dan dibeli setiap kali

dibutuhkan konsumen. Banyak perusahaan mengeluarkan biaya iklan yang

besar agar merk dan produknya dikenal masyarakat.

Banyak perusahaan yang menawarkan produk dengan berbagai variasi

dan merk mengakibatkan konsumen memiliki banyak pilihan. Hal tersebut

mengakibatkan perusahaan melakukan promosi produknya yang paling baik

(23)

yang tepat bagi kelangsungan hidup perusahaan. Namun, tidak banyak

perusahaan dapat melakukan positioning dengan baik. Banyak yang

menyamakan positioning dengan segmentasi pasar, ada pula yang

mencampuradukkan positioning dengan pasar yang spesifik.

Perkembangan teknologi menuntut adanya positioning yang akan

berpengaruh pada pola pembelian masyarakat. Masyarakat yang dimaksud

adalah konsumen yang mempunyai tingkat kebutuhan terutama dalam hal

pemakaian telepon seluler. Kemajuan teknologi berakibat pada banyaknya

perusahaan yang menciptakan produk telepon seluler. Banyak perusahaan

yang menawarkan produk telepon seluler dari berbagai merk dan variasi

atribut mengakibatkan konsumen memiliki banyak pilihan. Masing-masing

perusahaan menarik minat konsumen untuk membeli produknya dengan

mempromosikan produknya adalah paling baik dan berkualitas.

Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi masing-masing

perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan maupun

mengembangkan daerah pemasaran. Syarat yang harus dipenuhi suatu

perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan

untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Dalam usaha untuk

membeli suatu produk, pelanggan selalu memaksimalkan nilai (value) yang

dirasakan. Pada saat pelanggan menghadapi berbagai macam pilihan produk,

seperti merk, harga, dan penjualan, ia akan memilih penawaran yang

memberikan nilai (customer delivered value) tertinggi dengan kendala berupa

(24)

Seorang pengguna telepon seluler akan mempunyai berbagai macam

pilihan yang diakibatkan oleh banyaknya jenis merk telepon seluler yang

terdapat di pasaran, sehingga mereka yang akan menggunakannya harus

selektif dalam memilih produk yang sesuai dengan keinginannya. Konsumen

juga harus memperhatikan atribut yang ada pada produk tersebut seperti

kualitas, kemasan, harga, merk, kemudahan mendapatkan, promosi,

pelayanan, karena hal ini sangat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen. Selain itu, prioritas pemilihan atribut produk berbeda-beda

tergantung pada perilaku konsumen dalam pembelian dan sikap konsumen

dalam mengambil keputusan pembelian.

Dari latar belakang di atas maka penulis meneliti dan menguraikan

masalah tersebut dengan memilih judul: “Analisis Posisi Produk Telepon

SelulerMerk Sony Ericsson dan Nokia Berdasarkan Sikap Konsumen”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas tampak ada

permasalahan konsumen dalam memposisikan produk telepon seluler

berdasarkan harga beli, tingkat kekontrasan, kemudahan dalam

mendapatkannya, kualitas yang baik, iklan yang kreatif dan inovatif, merk

yang bergengsi, kemudahan dalam pemakaian, fasilitas yang lengkap, variasi

produk, dan pelayanan purna jual. Dalam penelitian ini akan dilakukan

analisis terhadap posisi produk telepon selulerkhususnya merk Sony Ericsson

(25)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini akan dibahas posisi produk telepon seluler merk

Sony Ericsson dan Nokia berdasarkan sikap konsumen terhadap berbagai

atribut produk telepon seluler yang mempengaruhi posisi produk tersebut.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah yang akan

dibahas adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sikap konsumen terhadap berbagai atribut telepon seluler merk

Sony Ericsson dan Nokia?

2. Bagaimana posisi produk telepon seluler merk Sony Ericsson dan Nokia

berdasarkan sikap konsumen?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan

penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sikap konsumen terhadap berbagai atribut telepon

seluler merk Sony Ericsson dan Nokia.

2. Untuk mengetahui posisi produk telepon seluler merk Sony Ericsson dan

(26)

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam memahami

sikap konsumen sehingga dapat dijadikan dasar penentuan strategi

pemasaran produk.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bacaan ilmiah

bagi para mahasiswa di Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan dapat

(27)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh

perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup,

berkembang dan mendapatkan keuntungan. Pemasaran memiliki definisi

yang luas. Menurut Kotler (1997: 10), dalam buku Manajemen Pemasaran,

Analisis, Perencanaan, dan Kontrol memberikan definisi pemasaran

sebagai proses sosial dan menajerial yang di dalamnya individu dan

kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai

dengan pihak lain. William J. Stanton mendefinisikan pemasaran sebagai

suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan

untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada

pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha, 1997: 10).

Menurut Boyd Walker Larreche (2000: 11) pemasaran sebagai

proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang

memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk

(28)

antara produk, harga, promosi, dan saluran distribusi adalah usaha untuk

menciptakan hubungan atau pertukaran yang menguntungkan bagi pihak

yang melakukannya.

2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Kegiatan pemasaran harus dikelola dengan baik, maka dikenal

istilah manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan

konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi gagasan, barang dan

jasa untuk menghasilkan pertukaran dan memenuhi sasaran perorangan

dari organisasi (Kotler, 1997: 13). Menurut Boyd Walker Larrache dalam

bukunya Manajemen Pemasaran Pendekatan Strategis dengan Orientasi

Global mendefinisikan manajemen pemasaran sebagai proses

menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan

program-program yang mencangkup pengkonsepan, penetapan harga,

promosi, dan distribusi dari produk, jasa, dan gagasan yang dirancang

untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan

dengan pasar untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen pemasaran

tidak hanya menawarkan produk kepada konsumen tetapi juga bertugas

mempengaruhi tingkat, waktu, dan komposisi permintaan sehingga akan

membentuk organisasi mencapai tujuannya.

3. Konsep-konsep Manajemen Pemasaran

Perusahaan atau pihak pemasaran harus memahami akan

pentingnya konsep pemasaran, karena itu akan menjadi dasar dalam

(29)

diartikan sebagai falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuas

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut Kotler (2000: 19) terdapat lima sikap berdasarkan

perusahaan atau organisasi lain yang melakukan kegiatan organisasi

mereka. Konsep-konsep tersebut adalah:

a. Konsep Produksi

Menegaskan bahwa konsumen akan lebih menyukai produk yang

tersedia secara luas.

b. Konsep Konsumsi

Menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk yang

menawarkan ciri yang paling bermutu, berkinerja atau inovatif.

c. Konsep Penjualan

Adanya keyakinan bahwa para konsumen dan perusahaan bisnis jika

dibiarkan tidak akan secara teratur membeli cukup banyak

produk-produk yang ditawarkan oleh organisasi tertentu. Oleh karena itu

organisasi tersebut harus melakukan usaha penjualan dan promosi

dengan agresif.

d. Konsep Pemasaran

Menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang

diterapkan adalah perusahaan tersebut harus menjadi efektif dibanding

para pesaing dalam menciptakan, mengerahkan dan mengkonsumsikan

(30)

e. Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial

Menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,

keinginan dan kepentingan pasar dan memberikan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari pada pesaing dengan

mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan konsumen dan

masyarakat.

4. Bauran Pemasaran

Salah satu strategi pemasaran adalah bauran pemasaran yakni agar

pemasaran yang dilaksanakan lebih terarah pada rencana dasar dalam

konsep pemasaran. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat

elemen periode yang terdapat dalam program pemasaran perusahaan,

yaitu:

a. Product (barang dan jasa)

b. Price (harga)

c. Place (tempat)

d. Promotion (promosi)

5. Pengertian Perilaku Konsumen

Seorang pemasar hendaknya perlu mengetahui pola perilaku

konsumen yang bermacam-macam agar dapat memahami apa yang

diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen, dan berusaha untuk memenuhi

serta memuaskan kebutuhan konsumen yang berada pada pasar tersebut.

Perilaku konsumen adalah kegiatan individu yang secara langsung terlibat

(31)

termasuk dalam proses pengambilan keputusan pada persiapan penentuan

kegiatan tersebut (Swastha dan Handoko, 1997: 7).

6. Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen:

a. Faktor-faktor Lingkungan Eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dari luar yang

mempengaruhi perilaku konsumen, meliputi:

1) Kebudayaan

Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku

seseorang yang paling mendasar. Menurut William J. Stanton,

kebudayaan adalah simbol dan fakta yang komplek yang

diciptakan oleh manusia diturunkan dari generasi ke generasi

sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam

masyarakat yang ada (Swastha dan Handoko, 1997: 82).

2) Kelas Sosial

Setiap masyarakat memiliki pengelompokan status terutama

berdasarkan kesamaan dalam pendapatan, pendidikan, dan

pekerjaan. Dari kesamaan-kesamaan inilah muncul sikap sosial

yang mencirikan kelas tertentu. Masyarakat pada umumnya

dikelompokkan dalam tiga golongan, menurut Swastha dan

Handoko (1997: 82), yaitu:

a) Golongan Atas

Golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya dan

(32)

b) Golongan Menengah

Golongan ini terdiri dari karyawan instansi pemerintah dan

pengusaha menengah.

c) Golongan Rendah

Golongan ini terdiri dari buruh pabrik, pegawai rendah, dan

pedagang kecil.

3) Kelompok Referensi

Kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok yang

memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap

dan perilaku seseorang. Yang termasuk dalam kelompok referensi

adalah serikat pekerja, lingkungan, tetangga, dan sebagainya

(Swastha, 1985: 109).

4) Keluarga

Keluarga merupakan bagian yang paling kecil dalam struktur

kehidupan masyarakat yang perlu diketahui sifat-sifatnya oleh

perusahaan karena keluarga memiliki pengaruh yang kuat dalam

keputusan pembelian, sedangkan anggota keluarga berfungsi

sebagai inisiatif yang mempengaruhi, memutuskan, tetapi dilain

waktu dapat berperan sebagai pembeli atau pun pemakai produk.

Oleh karena itu manajer perusahaan perlu mengetahui beberapa hal

sebagai berikut (Swastha, 1985: 109-110):

a) Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli?

(33)

c) Siapa yang melakukan pembelian?

d) Siapa pemakai produknya?

b. Faktor-faktor Lingkungan Internal

Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam pribadi

konsumen itu sendiri didasarkan pada:

1) Motivasi

Motivasi adalah suatu dorongan kebutuhan dan keinginan yang

cukup mendesak untuk mengarahkan seseorang supaya mencari

pemuasan terhadap kebutuhan itu (Kotler, 1997: 195).

2) Persepsi

Persepsi adalah bagaimana seseorang individu memilih

mengorganisasi dan menginteprestasikan masukan-masukan

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti

(Kotler, 1997: 164). Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda

terhadap objek rangsangan yang sama karena tiga proses yang

berkenan dengan persepsi, yaitu:

a) Perhatian selektif, artinya orang akan menanggapi dan

memperhatikan informasi yang menarik baginya.

b) Perubahan secara selektif, artinya orang akan mengartikan

informasi sesuai dengan pengertiannya sendiri sehingga

informasi yang diperhatikan konsumen tidak selalu sesuai

(34)

c) Mengingat kembali secara selektif, artinya orang akan

mengingat kembali informasi yang mendukung sikap dan

kepercayaannya.

3) Belajar

Sebagian besar perilaku manusia adalah hasil belajar dan

konsumen melakukan pembelian berdasarkan pengalaman

sebelumnya. Oleh karena itu dalam kaitannya dengan perilaku

pembelian, konsumen mempelajari pengalamannya apakah mereka

telah mendapatkan kepuasan yang diinginkan dari pihak yang

dibeli. Setelah konsumen mempelajari sesuatu dan memberikan

tanggapannya, maka sebagai kelanjutannnya konsumen akan

menunjukkkan suatu sikap tertentu (Swastha, 1985: 114).

c. Faktor-faktor Pribadi

Keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh ciri-ciri

kepribadiannya sebagai berikut:

1) Usia dan daur hidup

2) Umur seseorang akan berpengaruh dalam tingkat keputusan

pembelian terhadap suatu produk.

3) Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya.

Secara umum para pemasar dapat mengidentifikasikan apakah

kelompok kerja tertentu memiliki perhatian di atas rata-rata

(35)

mengkhususkan dalam pembuatan produk dan pelayanan jasa

tertentu yang diperlukan oleh kelompok kerja tertentu pula.

(Kotler, 1997: 192)

4) Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi seseorang sangat berpengaruh terhadap

pemilihan barang dan jasa yang akan dibeli mereka. Lingkungan

itu terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan,

kekayaan, hutang, kemampuan untuk meminjam dan sikap atas

belanja atau menabung (Kotler 1997: 159).

5) Gaya Hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diekspresikan atau dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan

pendapatan yang bersangkutan.

6) Kepribadian dan Konsep Diri

Setiap orang memiliki kepribadian berbeda yang mempengaruhi

perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah karakteristik psikologi

yang berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang

relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungannya

(Kotler, 1997: 161).

7. Sikap Konsumen

Dalam pemasaran sikap merupakan suatu yang penting, karena dapat

mempengaruhi dalam pemilihan terhadap suatu objek. Sikap menyebabkan

(36)

adalah evaluasi, perasaan emosional dan kecenderungan tindakan yang

menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama terhadap

beberapa objek atau gagasan (Kotler, 1997: 167). Menurut William G.

Nickles, sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi

terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik atau kurang

baik secara konsekuen (Swastha dan Handoko, 1997: 92).

Sikap dapat dinyatakan dalam bentuk perbuatan, tindakan, ucapan,

maupun emosi. Komponen sikap menurut Thomas C. Kinnear dan James

R. Taylor (1998: 304) terdiri dari:

a. Komponen kognitif

Komponen kognitif adalah kepercayaan dan keyakinan seseorang

terhadap suatu produk.

b. Komponen afektif

Komponen afektif adalah perasaan atau tanggapan seseorang terhadap

suatu produk, misalnya bagus atau jelek (positif atau negatif).

c. Komponen tingkah laku

Komponen tingkah laku adalah reaksi seseorang terhadap objek

melalui tingkah lakunya.

8. Penentuan Posisi Produk

Adanya persaingan ketat di pasar produk telephone celluler yang

menawarkan berbagai variasi atribut produknya telah mendorong

manajemen untuk meletakkan pada posisi yang tepat di pasar. Posisi

(37)

menempati suatu posisi yang terbedakan (diantara pesaingnya) di dalam

benak pelanggan pasarannya (Kotler, 2002: 341).

Banyak definisi positioning diberikan oleh pakar marketing dengan

versi dan model mereka masing-masing. Namun tak akan valid bicara

positioning tanpa menyebut definisi yang diberikan oleh Al Ries dan

Jack Trout mengatakan,”... positioning is not what you do to product.

Positioning is what you do to the mind of the prospect.That is, you

position the product in the mind of the prospect,” Intinya, positioning

adalah menempatkan produk dan merk kita di benak pelanggan

(Kertajaya, 2004: 56).

Menurut Renald Kasali (2001: 527), positioning adalah strategi

komunikasi untuk memasuki jendela otak konsumen agar produk atau

merk atau nama anda mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi

mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merk atau nama lain

dalam bentuk hubungan asosiatif. Menurut Hermawan Kertajaya (1997:

148), posisi produk (positioning) adalah pernyataan akan identitas suatu

produk, jasa, perusahaan, lembaga, orang bahkan negara yang bisa

menghasilkan keunggulan di benak orang yang ingin dicapai, karena itu

posisi produk harus membuat produk itu jadi dipersepsi berbeda dari

pesaingnya. Akan tetapi, perusahaan tidak akan membiarkan posisi

produk ditetapkan seenaknya saja, sehingga kemampuan manajemen

untuk membentuk penempatan posisi produk dalam benak konsumen

(38)

karena ada kemungkinan kebijaksanaan yang digunakan justru

menguntungkan pesaing.

Philip Kotler mengatakan positioning adalah, “the act of designing

the company’s offering and image to occupy a distinctive place in the

target customers, benefits, and prices.” Hampir sama dengan Ries Trout,

Kotler mengatakan bahwa positioning tak lain adalah upaya untuk

mendesain produk dan merk kita agar dapat menempati sebuah posisi

yang unik di benak pelanggan. Hasil akhir positioning, kata Kotler,

adalah terciptanya proporsi nilai yang pas, yang menjadi alasan bagi

pelanggan untuk membeli (Kertajaya, 2004: 57).

Pada waktu penentuan posisi produk, perusahaan yang

bersangkutan harus menilai kekuatan-kekuatan dan

kelemahan-kelemahan masing-masing produk dan memilih posisi tertentu yang akan

membuat produk perusahaan lebih unggul dibandingkan dengan pesaing.

Tujuan dari target pemasaran adalah mengoptimalkan suatu pasar.

Hermawan Kertajaya (1997: 134) memakai kata optimal karena

perusahaan harus pintar menggunakan konsep prioritas dan variabilitas.

Konsep prioritas dipakai karena perusahaan tidak bisa melayani semua

orang dalam satu pasar. Bisa saja perusahaan kalah bersaing karena

konsumen percaya pada pesaing dan susah beralih pada produk lainnya

atau perusahaan memang kalah, naik dalam biaya maupun dalam

diferensiasi. Selain itu, tidak semua orang mampu membeli produk yang

(39)

Konsep variabilitas semakin penting jika tingkat persaingan

semakin meningkat, artinya perusahaan tidak bisa memberikan pelayanan

yang sama pada semua orang yang sudah diprioritaskan tadi. Barang

yang sama bisa bernilai lain di mata orang berbeda. Harapan setiap orang

akan semakin berbeda dengan semakin banyaknya pilihan dan semakin

pintarnya dia memilih. Jadi perusahaan bisa semakin optimal dalam

melayani orang jika bisa memberikan banyak variasi.

Positioning dimulai dengan sebuah produk. Sebuah barang

dagangan, jasa, perusahaan, institusi bahkan orang. Mungkin juga diri

anda. Akan tetapi, positioning bukanlah sesuatu yang anda lakukan

terhadap produk. Positioning adalah sesuatu yang anda lakukan terhadap

pikiran calon konsumen, yakni menempatkan produk itu pada pikiran

calon konsumen (Kasali, 2002: 3).

Positioning pada hakikatnya merupakan sebuah janji yang dibuat

perusahaan kepada pelanggannya. Kemampuan perusahaan untuk

memenuhi janjinya merupakan bagian yang vital dan strategi. Karena

alasan inilah, positioning yang tepat merupakan hal yang krusial bagi

keberhasilan akhir produk, merk, dan perusahaan. Ada empat kriteria

untuk menentukan positioning berdasarkan kajian terhadap 4C Diamond

dalam model Sustainable Marketing Enterprise. Keempat kriteria

(40)

a. Pelanggan (Customer)

Positioning harus dipersepsikan secara positif oleh para pelanggan dan

menjadi reason to buy mereka. Ini akan terjadi bila positioning anda

mendeskripsikan value yang anda berikan kepada para pelanggan, dan

bila value ini benar-benar merupakan suatu aset bagi mereka. Karena

positioning mendeskripsikan value yang unggul, positioning menjadi

penentu penting bagi pelanggan pada saat memutuskan untuk

membeli.

b. Kapabilitas dan Kekuatan Internal Perusahaan (Company)

Positioning seharusnya mencerminkan kekuatan dan keunggulan

kompetitif perusahaan. Jangan sekali-kali anda merumuskan

positioning namun ternyata anda tidak mampu melakukannya. Ini

berbahaya karena bisa over promise under deliver. Pelanggan akan

mencap anda telah berbohong. Kalau sampai pelanggan sudah mencap

anda sebagai tukang bohong, maka hancurlah kredibilitas anda di mata

pelanggan.

c. Pesaing (Competitor)

Positioning haruslah bersifat unik, sehingga dapat dengan mudah

mendiferensiasikan diri dari para pesaing.

d. Perubahan yang Terjadi Dalam Lingkungan Bisnis (Change)

Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai

perubahan dalam lingkungan bisnis apakah itu perubahan persaingan,

perilaku pelanggan, perubahan sosial budaya, dan sebagainya. Apabila

(41)

maka dengan cepat anda harus merubahnya. Anda harus melakukan

repositioning.

Dalam menyusun positioning, ada basis dan parameter yang

dapat dipakai sebagai landasan, yaitu (Kertajaya, 2004: 78):

a. Menyusun positioning berdasarkan proporsi nilai dan manfaat

yang anda berikan.

b. Menyusun positioning berdasarkan capaian (achievement) yang

telah anda hasilkan.

c. Menyusun positioning berdasarkan segmen pasar dan pelanggan

yang anda target.

d. Menyusun positioning berdasarkan atribut yang menjadi

keunggulan produk dan merk anda.

e. Menyusun positioning berdasarkan bisnis yang dimasuki.

f. Menyusun positioning berdasarkan penggunaan (usage) dari

produk dan merk anda.

g. Menyusun positioning berdasarkan jenis produk yang anda

tawarkan, apakah premium, value for money, atau produk

murahan.

h. Menyusun positioning berdasarkan originalitas dan posisi Anda

sebagai produk atau merk yang pertama kali masuk di pasar.

Ada beberapa cara menyusun positioning menurut Hermawan

(42)

a. Langkah Pertama: Identifikasikan Target Segmen yang Relevan

Positioning berarti bagaimana membangun kepercayaan dari

konsumen. Lalu bagaimana anda akan membangun kepercayaan

jika tidak mengenal siapa pelanggan anda. Langkah awal dari

menyusun positioning adalah anda harus memahami dengan baik

segmen pasar yang akan menjadi target market anda. Identifikasikan

dengan baik perilaku target market anda sehingga positioning yang

anda susun benar-benar fit dengan apa yang dipersepsikan

pelanggan.

b. Langkah Kedua: Menentukan Frame of Reference Pelanggan

Istilah frame of reference seperti “jenis kelamin” atau kategori

produk anda. Anda boleh mengetahui dengan baik target pasar anda,

tetapi positioning yang anda tampilkan harus dengan jelas

menunjukkan “siapa” anda sebenarnya.

c. Langkah Ketiga: Merumuskan Point of Differentiation

Menentukan “kenapa” konsumen harus memilih anda dibandingkan

pesaing. Positioning yang anda susun harus dengan jelas

menunjukkan perbedaan anda dibandingkan pesaing.

d. Langkah Keempat: Menetapkan Keunggulan kompetitif Produk

Points of differentiation memang penting, tetapi anda harus

meyakinkan konsumen bahwa differensiasi tersebut bukan hanya

(43)

yang berbeda. Untuk itu points of differentiation harus didukung

dengan competitive edge.

Setelah merumuskan positioning, maka selanjutnya adalah

bagaimana mengkomunikasikan positioning tersebut kepada

stakeholder yang menjadi target market dari produk, merk, dan

perusahaan. Stakeholder ini bisa pelanggan, karyawan, pemegang

saham, ataupun stakeholder lain seperti LSM, pemerintah, supplier, dan

sebagainya. Ada beberapa cara mengkomunikasikan positioning

menurut Hermawan Kertajaya (2004: 108), yaitu:

a. Be Creative

Dalam mengkomunikasikan positioning anda harus kreatif untuk

mencuri perhatian benak pelanggan anda. Ada ribuan bahkan jutaan

merk lain yang bersaing untuk masuk di benak pelanggan.

b. Simplicity

Komunikasi positioning harus dilakukan sesederhana dan sejelas

mungkin sehingga pelanggan tidak kerepotan menangkap esensi

positioning anda. Secara internal rumusan positioning boleh rumit,

namun begitu sampai ke pelanggan, kita harus berpikir keras untuk

menjadikan rumusan yang rumit itu menjadi sesederhana mungkin.

Benak pelanggan paling tidak mau kalau disuruh memikirkan yang

rumit.

c. Own, Dominate, Protect

Tujuan akhir positioning adalah kita memiliki satu atau beberapa

(44)

ampuh maka selanjutnya adalah mendominasi kategori yang kita

masuki, dan terakhir begitu kita mendominasi kategori, selanjutnya

kita harus mati-matian melindungi posisi dominan kita dari

serangan pesaing.

d. Use Their Language

Dalam mengkomunikasikan positioning, gunakanlah sejauh

mungkin “bahasa” pelanggan kita. Kalau memang merk kita

diposisikan untuk orang kampung, gunakanlah bahasa orang

kampung. Kalau target pelanggan kita suka musik dangdut

gunakanlah musik dangdut, bukan jazz.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Valentina Lisa Widyastuti dengan judul “Analisis Posisi

Produk Sabun Cuci Attack, So Klin dan Rinso Berdasarkan Sikap Konsumen

di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Jawa Tengah”. Penelitian ini

menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, kuesioner dan

dokumentasi. Sampel penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan

sabun cuci merk Attack, So Klin, dan Rinso di Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Jawa Tengah dengan jumlah 120 responden. Metode analisis data

yang digunakan adalah analisis persentasi, analisis indeks sikap konsumen dan

perpetual mapping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 80.83% konsumen

adalah dari kalangan perempuan, secara keseluruhan sikap konsumen terhadap

(45)

indeks 3.90, So Klin 3.83 dan Rinso 3.79. Dengan perpetual mapping dapat

diketahui posisi produk masing-masing merk sabun cuci terhadap sepuluh

atribut. Berdasarkan sikap konsumen sabun cuci merk Attack mempunyai

keunggulan pada atribut aroma, daya cuci, keiritan dan merk. Sabun cuci So

Klin mempunyai keunggulan pada atribut harga beli, desain kemasan,

kemudahan dalam mendapatkannya dan kenyamanan di tangan saat dipakai.

Sedangkan sabun cuci Rinso mempunyai keunggulan pada atribut promosi

dan variasi produk.

Peneliti lainnya adalah Iwan Aryhan Kalauserang dengan judul

“Analisis Posisi Produk Berdasarkan Sikap Konsumen Pengguna Sepeda

Motor Bebek Merk Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki di Kotamadya

Yogyakarta”. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,

kuesioner, observasi dan dokumentasi. Sampel yang digunakan adalah

konsumen yang menggunakan sepeda motor bebek merk Honda, Yamaha,

Suzuki dan Kawasaki di Kotamadya Yogyakarta dan berjumlah 100

responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah untuk mengetahui

profil konsumen dengan analisis persentase, sikap konsumen terhadap

masing-masing merk sepeda motor dengan analisis indeks sikap konsumen dan posisi

produk masing-masing sepeda motor bebek dengan perpetual mapping dengan

perhitungan perceived distance dan dengan analisis MDS (Multi Dimencial

Scalling) dimana metode analisis ini adalah dengan menggunakan bantuan

komputer untuk mengetahui posisi suatu produk dalam berbagai dimensi yang

(46)

bahwa sebagian besar konsumen adalah pria. Dengan analisis indeks sikap

konsumen terhadap masing-masing merk sepeda motor relatif sangat baik.

Dengan perpetual mapping dan grafik MDS dapat diketahui posisi produk

masing-masing sepeda motor terhadap enam atribut berdasarkan sikap

konsumen. Honda terbaik dalam hal keiritan bahan bakar, suku cadang yang

lengkap dan harga jual kembali yang tinggi. Yamaha memiliki model yang

menarik, Suzuki unggul dalam warna dan kualitas mesin yang tangguh.

Sedangkan Kawasaki belum mampu bersaing dalam atribut yang diuji, namun

bukan berarti sepeda motor Kawasaki paling jelek di kelasnya.

C. Kerangka Pemikiran Teoritis

Analisis posisi produk telepon seluler merk Sony Ericsson dan Nokia

berdasarkan sikap konsumen dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Posisi Produk Telepon Seluler Berdasarkan Sikap Konsumen

Sikap konsuman

- Harga yang murah

- Tingkat kekontrasan layar - Mudah dalam

mendapatkannya - Kualitas yang baik - Iklan yang kreatif dan

inovatif

- Merk yang bergengsi - Kemudahan pemakaian - Fasilitas lengkap - Variasi produk - Pelayanan purna jual

(47)

Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis pada gambar 2.1 di atas,

analisis dari variabel posisi produk berdasarkan variabel sikap konsumen

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Harga yang murah tentunya menjadi keinginan setiap konsumen. Jika

terdapat penjualan dua jenis barang yang sama tetapi dengan harga yang

berbeda maka konsumen tersebut akan memilih barang dengan harga yang

murah.

2. Tingkat kekontrasan layar mempengaruhi konsumen untuk membeli.

Tingkat kekontrasan layar yang baik membuat konsumen nyaman untuk

memakai produk yang dibeli.

3. Mudah dalam mendapatkan sebuah produk mempengaruhi konsumen

dalam keinginan membeli produk. Kemudahan dalam mendapatkan

produk merupakan salah satu alasan untuk membeli suatu produk, hal ini

berhubungan dengan konsumen yang tidak menginginkan hambatan untuk

mendapatkan produk.

4. Kualitas yang baik menjadi salah satu penentu sikap konsumen dalam

melakukan pembelian produk. Setiap konsumen ingin mendapatkan

produk dengan kualitas yang baik.

5. Iklan yang kreatif dan inovatif dapat digunakan perusahaan untuk

memperkenalkan produk kepada konsumen dengan efektif sehingga

konsumen dapat tertarik untuk membeli produk yang diiklankan dengan

(48)

6. Merk yang bergengsi merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen

untuk membeli produk. Kecendrungan konsumen untuk meningkatkan

gengsi terlihat dalam pola pembeliannya yang menginginkan produk

dengan merk yang bergengsi.

7. Kemudahan mendapatkannya lebih diperhitungkan oleh konsumen.

Konsumen tidak ingin membuang-buang waktu untuk mendapatkan

barang yang diinginkan.

8. Fasilitas yang lengkap mempengaruhi konsumen menggunakan produk

sesuai dengan yang dibutuhkan tanpa harus mencari fasilitas yang lain

dengan produk yang berbeda.

9. Variasi produk yang berbeda-beda membuat konsumen merasa tertarik

dan tidak bosan dalam hal pemakaian produk.

10.Pelayanan purna jual yang memuaskan membuat konsumen nyaman bila

terjadi masalah dengan produk yang dimiliki.

Kesepuluh atribut tersebut menjadi penentu posisi produk telepon seluler

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Penelitian studi

kasus atau penelitian kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara

intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga, atau gejala

tertentu dan ditinjau dari wilayahnya maka penelitian ini hanya meliputi

daerah atau subjek yang sangat sempit (Suharsini, 1989: 115). Penelitian ini

merupakan penelitian studi kasus dengan mengambil daerah penelitian di

Universitas Sanata Dharma, Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Kesimpulan dari penelitian ini hanya berlaku untuk daerah penelitian.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma pada

mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2006

sampai dengan 2009. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei sampai bulan

Juni 2010.

C. Populasi dan Sampel

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua

konsumen yang membeli dan menggunakan produk telepon seluler merk Sony

Ericsson dan Nokia di Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas

(50)

bagian dari populasi yang diselidiki dalam penelitian, dan harus dapat

mewakili populasi yang ada. Proses pengambilan sampel diusahakan terwakili

semua dalam populasi. Pengambilan sampel menggunakan metode accidental

sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan

siapa saja yang kebetulan dijumpai (Kustituanto, 1995: 23).

Metode accidental sampling yang digunakan peneliti ditentukan dengan

kriteria sebagai berikut:

1. Responden adalah konsumen yang memakai telepon seluler merk Sony

Ericsson atau Nokia.

2. Responden adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma angkatan tahun 2006 sampai angkatan tahun

2009.

Dengan pertimbangan dan uraian di atas, maka banyaknya responden

ditentukan dengan cara quota sampling. Teknik ini menghendaki pengambilan

sampel yang berdasarkan dari pada quotum. Peneliti harus terlebih dahulu

menetapkan jumlah subjek yang akan diteliti. Subjek-subjek populasi harus

ditetapkan kriterianya untuk menetapkan kriteria sampel (Narbuko Achmadi,

2003:116). Dengan menggunakan quota sampling ini maka jumlah responden

yang akan diteliti sebanyak 80 orang, dimana setiap 40 responden mewakili

satu merk telepon seluler.

Pertimbangan peneliti menggunakan responden sebanyak 80 orang

adalah jumlah mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi tahun ajaran

(51)

mengambil sebagian dari mahasiswa untuk dijadikan responden dikarenakan

tidak semua mahasiswa menggunakan telepon seluler merk Sony Ericsson dan

Nokia. Dari sampel dalam penelitian yang berjumlah 80, peneliti membaginya

menjadi:

1. Mahasiswa angkatan 2006 = 56/291 X 80 responden = 15,39 responden

2. Mahasiswa angkatan 2007 = 70/291 X 80 responden = 19,24 responden

3. Mahasiswa angkatan 2008 = 82/291 X 80 responden = 22,54 responden

4. Mahasiswa angkatan 2009 = 83/291 X 80 responden = 22,82 responden

Hasil perhitungan di atas dibulatkan, sehingga sampel yang diambil dari

angkatan 2006 sebanyak 15 responden, angkatan 2007 sebanyak 19

responden, angkatan 2008 sebanyak 23 responden dan angkatan 2009

sebanyak 23 responden. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 80.

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini adalah posisi produk dan sikap konsumen.

Dalam penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dengan cara menyebarkan

kuesioner. Sikap konsumen diukur dengan Skala Likert. Skala Likert adalah

skala sikap yang digunakan untuk mengetahui penilaian seseorang terhadap

suatu hal. Kategori penilaian dan bobot kemungkinan jawaban responden

adalah:

Tabel 3.1

Bobot Alternatif Jawaban

Sikap Bobot

(52)

Setuju 4 Biasa 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara

langsung kepada konsumen yang memakai telepon seluler merk Sony

Ericsson dan Nokia.

2. Kuesioner

Pengumpulan data melalui kuesioner dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan untuk memperolah jawaban dari responden. Daftar pertanyaan

harus disediakan terlebih dahulu, kemudian diajukan kepada responden.

Perhitungan kuesioner menggunakan Skala Likert dengan lima kategori

penilaian yang masing-masing kategori tersebut akan dikualifikasikan

dengan memberi bobot.

F. Uji Instrumen Penelitian

Pengujian kuesioner dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 80

responden yang mana masing-masing merk telepon seluler diwakili oleh 40

responden. Pengujian kuesioner ini dilakukan dengan:

1. Analisis Validitas

Analisis validitas adalah uji yang menunjukkan sejauh mana alat

(53)

diketahui oleh pembaca bahwa data ini benar-benar valid (dengan

menggunakan kuesioner). Untuk pengukuran validitas digunakan

product moment (Sutrisno Hadi, 1997: 37) yaitu:

(

) (

)

rxy = Koefisien korelasi setiap pertanyaan / item

X = Skor dari setiap pertanyaan / item

Y = Skor total dari semua pertanyaan / item

N = Banyaknya sampel / responden

Koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya tingkat validitas instrumen yang diukur.

Selanjutnya hasil koefisien korelasi (rxy) ini dibandingkan dengan r

korelasi product moment pada tabel dengan taraf signifikasi 0,05. Jika

pada rhitung lebih besar dari rtabel maka butir pertanyaan soal tersebut

dapat dikatakan valid, begitu pula sebaliknya.

Pengujian validitas instrumen dikerjakan dengan bantuan program

komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%. Koefisien korelasi diperoleh

dengan cara mengkorelasi skor pertanyaan atau item dengan skor total.

Adapun sampel yang digunakan berukuran n = 40 dengan dk = n – 2

(54)

Hasil pengukuran validitas dapat dilihat pada lembar analisis butir

pada lampiran 2. Hasil pengujian validitas terhadap semua pernyataan

(bagian II) kuesioner mengenai butir atribut produk telepon seluler

menunjukkan bahwa semua butir dinyatakan sahih/valid. Hasil

pengujian validitas dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 berikut ini:

Tabel 3.2

Validitas Item Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk Sony Ericsson

Atribut Nilai

2. Tingkat Kekontrasan 0,494 0,312 Valid 3. Kemudahan Mendapatkan 0,439 0,312 Valid

4. Kualitas Baik 0,635 0,312 Valid

5. Iklan Kreatif dan Inovatif 0,608 0,312 Valid

6. Merk Bergengsi 0,721 0,312 Valid

7. Kemudahan Pemakaian 0,478 0,312 Valid 8. Fasilitas Lengkap 0,366 0,312 Valid

9. Variasi Produk 0,644 0,312 Valid

10. Pelayanan Purna Jual 0,593 0,312 Valid

Tabel 3.3

Validitas Item Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk Nokia

2. Tingkat Kekontrasan 0,407 0,312 Valid 3. Kemudahan Mendapatkan 0,537 0,312 Valid

4. Kualitas Baik 0,686 0,312 Valid

5. Iklan Kreatif dan Inovatif 0,313 0,312 Valid

6. Merk Bergengsi 0,436 0,312 Valid

7. Kemudahan pemakaian 0,412 0,312 Valid 8. Fasilitas Lengkap 0,458 0,312 Valid

9. Variasi produk 0,674 0,312 Valid

(55)

2. Pengukuran Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dan keandalan alat

ukur dalam mengukur segala gejala. Untuk mengukur reliabilitas

digunakan teknik belah dua, yaitu membagi pertanyaan yang valid

menjadi dua belah antara kelonpok item bernomor ganjil dan kelompok

item bernomor genap. Setelah hasilnya diketahui, dimasukkan dalam

rumus Spearman-Brown untuk mencari koefisien reliabilitas dari item.

Rumus Product Moment yang digunakan (Hadi, 1991: 56) adalah

sebagai berikut:

rxy = Koefisian korelasi antara item ganjil dan item item genap

X = Nilai item-item bernomor ganjil

Y = Nilai item-item bernomor genap

N = Banyaknya sampel / responden

Dari hasil pengukuran validitas tersebut kemudian dimasukkan ke

dalam rumus Spearman Brown. Rumus Spearman Brown adalah:

(56)

keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dan

item bernomor genap.

Rbb = Koefisien reliabilitas dengan taraf nyata 5%.

Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel jika besarnya rhitung lebih

besar dari rtabel. Untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian

ini dibantu dengan program komputer SPSS pada taraf signifikansi 5%.

Ini dapat dilihat pada lampiran 2. Hasil dari perhitungan reliabilitas adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.4

Reliabilitas Kuesioner pada Konsumen Telepon Seluler Merk Sony Ericsson dan Nokia

Merk Koefisien

Nokia 0,670 0,803 0,312 Reliabel

G. Teknik Analisis Data

Setelah alat ukur atau kuesioner dinyatakan valid dan reliabel maka

kuesioner akan dibagikan kepada 80 responden yang menggunakan telepon

seluler merk Sony Ericson dan Nokia. Kemudian setelah semua kuesioner

dikumpulkan maka data yang diperolah tersebut dianalisis. Untuk

menganalisis data tersebut digunakan dengan beberapa analisis. Alat

(57)

1. Analisis Indeks Sikap Konsumen

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

pertama. Analisis ini didefinisikan sebagai suatu metode analisis yang

menggambarkan perbedaan sikap konsumen terhadap objek atau produk.

Indeks sikap dapat ditentukan dengan mengkombinasikan suatu timbangan

dengan sejumlah komponen. Indeks tersebut dimaksudkan untuk

meramalkan sikap individu serta kesukaan terhadap suatu produk. Adapun

langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat kepentingan dan nilai timbang (bobot) dari

masing-masing atribut tiap merk.

Tingkat kepentingan ini dihitung berdasarkan dari jawaban

responden yang diperoleh dari kuesioner bagian III. Adapun cara

untuk menentukannya adalah responden diharapkan memberi

nomer urut pada kolom yang telah disediakan berdasarkan urutan

atribut yang dianggap paling penting dalam memberikan keputusan

pembelian. Penentuan tingkat kepentingan ini berkaitan erat dengan

pembobotan (nilai timbang), semakin tinggi tingkat kepentingan

suatu atribut maka nilai timbangnya akan semakin tinggi,

sebaliknya jika semakin rendah tingkat kepentingan suatu atribut,

(58)

b. Menentukkan nilai (skor) dari jawaban pertanyaan yang diberikan

oleh responden pada kuesioner bagian II.

Setiap pertanyaan memiliki 5 alternatif jawaban yang diberi

skor bergerak antara 1 sampai dengan 5, semakin tinggi nilai yang

diberikan menunjukkan sikap yang semakin positif dari responden.

Karena jumlah responden yang cukup banyak, maka untuk

mempermudah perhitungan digunakan rumus nilai rata-rata

(Supranto, 1997:88):

X Nilai standar rata-rata tiap responden

Xi = Jumlah skor pada salah satu atribut dari suatu produk

n = Jumlah responden sebagai sampel yang menjawab

c. Menentukan indeks sikap konsumen untuk masing-masing produk

Indeks sikap konsumen dapat dihitung dengan cara

mencari nilai timbang untuk masing-masing atribut dan nilai

standar rata-rata untuk masing-masing produk. Perhitungan indeks

sikap konsumen dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut

(Swastha dan Handoko, 1997: 95)

(59)

Keterangan:

Sj = Indeks sikap konsumen

Tk = Nilai timbang pada atribut K merk Sony Ericsson atau

Nokia

Xkj = Nilai standar rata-rata atribut K merk Sony Ericsson atau Nokia

N = Jumlah atribut

Semakin besar indeks sikapnya berarti semakin baik produk tersebut menurut

konsumen. Perhitungan indeks sikap ini digunakan untuk mengetahui sikap

konsumen terhadap masing-masing produk, baik keunggulannya maupun

kekurangannya.

2. Perceptual Mapping

Analisis ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang

kedua. Perceptual mapping dapat digunakan untuk mengetahui posisi

suatu produk pesaing yang mirip atau sejenis. Perceptual mapping is a

graph displaying custumers perception of product attributes across two or

more dimensions, yang berarti perceptual mapping adalah sebuah grafik

yang mengambarkan persepsi konsumen terhadap atribut produk melalui

dua dimensi atau lebih (Berkowitz, Kerin 1989;696). Perceptual mapping

is a means of displaying or graphing, in two or more dimention, the

location of product, brands, or group of product in custumers mind yang

berarti perceptual mapping adalah alat untuk memaparkan atau

(60)

produk, merk atau kelompok produk di dalam benak konsumen (Lamb,

Hair and Daniel 2001:235). Tujuan perceptual mapping adalah untuk

menempatkan sebuah merk pada suatu tempat yang jaraknya dipersepsikan

oleh konsumen. Posisi produk adalah suatu cara manajer pemasaran untuk

menentukan merk yang berdasarkan persepsi konsumen yang mirip

dengan merk perusahaan (Guiltinan and Paul, 1997: 93).

(61)

BAB IV

GAMBARAN UMUM PRODUK

A. Sejarah Sony Ericsson

Sony Ericsson Mobile Communications merupakan perusahaaan

patungan antara Telefonaktiebolaget LM Ericsson dari Swedia dan Sony

Corporation dari Jepang, yang beroperasi mulai 1 Oktober 2001 dan

perusahaan baru tersebut keduanya memiliki saham sama 50:50. Sony

Corporation melepaskan divisi ponselnya, begitu juga dengan Ericsson. Divisi

ponsel di kedua perusahaan itu kemudian bergabung dengan membawa

keunggulan masing-masing. Ericsson memiliki keunggulan di bidang

teknologi komunikasi, infrastruktur, namun kurang kuat di bidang desain dan

pasar di Jepang. Sementara Sony dikenal pemain nomor satu di bidang audio

video, memiliki desain yang kuat, distribusi, aplikasi dan pasar di Jepang.

Dengan keunggulan-keunggulan itulah perusahaan tersebut menjadi pemain

nomor satu di dunia.

1. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Utama

a. Visi

Menjadi pengerak utama semua industri yang berhubungan dengan

(62)

b. Misi

Memahami akan berbagai peluang dan kebutuhan para pelanggan serta

menyediakan solusi komunikasi lebih cepat dan lebih baik

dibandingkan para pesaing lainnya. Dengan ini Sony Ericsson dapat

memberikan keuntungan secara kompetitif untuk para pemegang

saham.

c. Nilai-Nilai Utama

Profesionalisme, menghargai dan kegigihan adalah nilai-nilai yang

menjadi pondasi budaya Sony Ericsson, sebagai petunjuk dalam

keseharian bekerja, bagaimana berhubungan dan cara berbisnis.

2. Produk

Produk-produk yang diproduksi oleh Sony Ericsson dikelompokkan

dalam seri-seri berdasarkan abjad, dari seri J sampai dengan seri Z. Dari

keseluruhan seri yang diproduksi oleh Sony Ericsson, seri-seri tersebut

dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu seri yang berbasic Java

dan Symbian.

Berikut ini produk-produk Sony Ericsson yang berbasis Java maupun

Symbian berdasarkan serinya:

a. Produk Sony Ericsson berbasis Java

(63)

2) Telepon seluler seri K yaitu: K300i, K500i, K508i, K600i,

K608i, K700i, K750i, K790

3) Telepon seluler seri S yaitu: S700i, S600i

4) Telepon seluler seri T yaitu: T100, T200, T230, T290, T600,

T610, T630

5) Telepon seluler seri W yaitu: W550i, W800i, W810i, W900i

6) Telepon seluler seri Z yaitu: Z300, Z520i, Z530i, Z550i, Z600i,

Z800i

b. Produk Sony Ericsson berbasis Symbian

1) Telepon seluler seri P yaitu: P800, P910, P990

B. Sejarah Nokia

Nokia adalah brand telepon seluler terpopuler di Indonesia. Didukung

pengalaman dan inovasi, Nokia adalah penyuplai telepon seluler dari Negara

Finlandia, namun seiring dengan berkembangnya pangsa pasar, Nokia juga

diproduksi di Masan Korea, Xiangwang Beijing dan Dongguan Cina serta

Negara lain yang mempunyai lisensi dari Nokia. Nokia memiliki pusat

penelitian di Jepang dan Cina.

Nokia memiliki pusat teknologi dan pelatihan di Australia, Jepang dan

Thailand serta enam perusahaan gabungan di Cina begitupun di Indonesia,

(64)

Indonesia di setiap telepon seluler merk Nokia. Graha Nokia menjadi salah

satu tempat di Indonesia yang memberikan penjualan telepon seluler merk

Nokia yang bergaransi resmi. Sejak beberapa tahun terakhir ini Nokia banyak

mengeluarkan seri produk untuk konsumen dengan berbagai macam bentuk

dan teknologi yang dapat dipilih sesuai selera dan kebutuhan konsumen.

1. Visi dan Strategi

a) Visi

“Our custumers continue to be our first priority”, konsumen menjadi

prioritas Nokia yang pertama. Nokia percaya akan berhasil

membagikan pengalaman luar biasa kepada konsumen di masa yang

akan datang dengan produk yang baru.

b) Strategi

Strategi Nokia berisi elemen inti yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan permasalahan dan optimis untuk bergerak ke arah

industri telepon seluler yang tumbuh potensial ke seluruh dunia.

2. Produk

Beberapa seri produk telepon seluler Nokia yang dipasarkan antara

lain:

a) Nokia seri N70

1) Frekuensi dan penerimaan sinyal Tri Band

(65)

3) WAP (Wireless Aplication Protocol)

4) Bluetooth

5) Dimensi 10,88 cm x 5,3 cm x 2,18 cm

6) Berat 126 gram

7) Layar TFT (Thin Film Transistor) 262.414 warna

8) Ragam menu: Polifonic 64 channel, Kamera 2 Mega Pixel,

Video Call, SMS, MMS, Email, MP3/MP4, Radio FM, Speaker

Phone, Game

9) Baterai: Standby 250 jam, Talktime 3,5 jam

b) Nokia seri N91

1) Frekuensi dan penerimaan sinyal Tri Band

2) GPRS (General Packet Radio Service)

3) WAP (Wireless Aplication Protocol)

4) Bluetooth

5) Port USB(Universal Serial Bus)

6) Dimensi 11,3 cm x 5,52 cm x 2,2 cm

7) Berat 164 gram

(66)

9) Ragam menu: Polifonic 64 channel, Kamera 2 Mega Pixel,

Video Call, SMS, MMS, Email, MP3/MP4, Radio FM, Speaker

Phone, Game

10)Baterai: Standby 190 jam, Talktime 4 jam

c) Nokia seri N92

1) Frekuensi dan penerimaan sinyal Tri Band

2) GPRS (General Packet Radio Service)

3) WAP (Wireless Aplication Protocol)

4) Infrared

5) Bluetooth

6) PortUSB (Universal Serial Bus)

7) Dimensi 10,75 cm x 5,82 cm x 2 cm

8) Berat 125 gram

9) Layar TFT (Thin Film Transistor) 16 juta warna

10)Ragam menu: Polifonic 64 channel, Kamera 2 Mega

Pixel/VGA, Video, SMS, MMS, Email, MP3, Radio FM, Game

11)Baterai: Standby 336 jam, Talktime 4 jam

d) Nokia seri N90

1) Frekuensi dan penerimaan sinyal Quad Band

Gambar

Tabel 5.19 Rangkuman Posisi Produk Telepon Seluler Menurut Sikap
Gambar 5.1 Perceptual Mapping dari Segi Atribut Harga Beli dan
Gambar 2.1 Posisi Produk Telepon Seluler Berdasarkan Sikap Konsumen
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karyawan yang tidak masuk kerja alasan lain atau sakit tanpa surat keterangan sakit dari dokter dapat diberi izin dengan ketentuan jumlah hari yang diberi izin tersebut

Demikian pula bila dibandingkan dengan RLM bulan Januari 2014 yang mencapai 2,60 hari, terjadi penurunan sebesar 0,48 hari... Demikian pula bila dibanding bulan Januari

Untuk dapat mengetahui berapa besarnya perubahan tinggi pada permukaan air raksa di dalam tabung untuk keperluan itu digunakan sebuah skala yang

Secara garis besar metode SAW memiliki lima langkah, meliputi (a) menentukan kriteria; (b) menentukan bobot masing- masing kriteria; (c) memberikan nilai rating

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan pelayanan/pengabdian kepada masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan kegiatan ini adalah 1) mening-katkan pemahaman guru terhadap penilaian berbasis kompetensi, (2) membimbing guru agar dapat menyusun

Bila terjadi luapaan di sungai Kali Sampean pada analsis profil aliran permukaan menggunakan data curah hujan dengan kala ulang 100 tahun, maka dapat dipastikan juga

Dalam kesempatan ini, kita akan mohon kepada Tuhan, bersama Bunda Maria dan Santa Elizabeth, juga Bapa Yoseph, Zakharia serta Santo Yohanes, bersama santo‐santa pelindung kita, agar