• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Basuki Pratama Engineering didirikan pada tanggal 16 Juli 1981 oleh dua bersaudara yakni Johannes Sujanto Basuki dan Stefanus Widagdo Basuki, dengan hanya mempekerjakan beberapa pekerja dalam suatu bengkel kecil, PT. Basuki Pratama

Engineering memulai usahanya dalam memproduksi Kiln Dryer System. Dengan

memiliki standar kualitas dan efisiensi yang tinggi, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering dapat diterima dengan baik pada pasar lokal, baik perusahaan-perusahaan maupun pabrik-pabrik yang ada.

Sekarang, produk yang dihasilkan PT. Basuki Pratama Engineering sudah diekspor ke beberapa negara.Disamping selalu memelihara kualitas dari produk-produknya, PT. Basuki Pratama Engineering juga memperhatikan kepuasan dari konsumennya hal ini terbukti dengan adanya pelayanan setelah purna jual atau after sales services. Hal -hal tersebut yang membuat PT. Basuki Pratama Engineering terus

menjadi “pemain” kuat di pasarnya.

Saat ini PT. Basuki Pratama Engineering menjadi pemimpin pasar untuk Kiln Dryer System, dengan mempekerjakan ±400 karyawan yang profesional serta memiliki

lahan pabrik dengan luas ±14000m2 yang bertempat di kawasan industri Pulogadung

Jl. Pulolentut No.2 dan memiliki cabang di Bandung, Semarang dan Surabaya untuk pemasaran/marketingnya.

(2)

3.1.2 Struktur Organisasi

Sumber: PT. Basuki Pratama Engineering

Gambar 3.1: Stuktur Organisasi Perusahaan

3.1.3 Tugas dan Wewenang 1. President Director

Bertanggung jawab atas keseluruhan operasional di PT Basuki Pratama Engineering. Membawahi: General Manager Operation, Sales Director Area I & II, Finance & Administration Director, QA/QC (Quality Assurance / Quality Control).

2. General Manager Operation

Bertanggung jawab atas berjalannya pabrik secara keseluruhan. Membawahi: a. Engineering

(3)

b. Fabrication

* PPC

Bertanggung jawab atas perencanaan produksi. * Production

Bertanggung jawab atas pelaksanaan produksi. * Installation & Maintenance

Bertanggung jawab atas perawatan dan perbaikan mesin. 3. Sales Director Area I

- Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Jakarta, Semarang, dan sekitarnya. - Memimpin tugas pemasaran sesuai rencana yang telah dibuat

- Mencari informasi pasar bersama staffnya - Mengkoordinir fungsi penjualan

- Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat penjualan - Mengatur administrasi yang berhubungan dengan tugasnya - Mengkoordinir sales manajer yang ada di bawahnya

- Menentukan prosedur pemasaran sesuai kebijakan perusahaan - Menampung dan merespon kritik dan saran dari konsumen

(4)

4. Sales Director Area II

- Bertanggung jawab atas penjualan di daerah Surabaya dan Bandung. - Memimpin tugas pemasaran sesuai rencana yang telah dibuat

- Mencari informasi pasar bersama staffnya - Mengkoordinir fungsi penjualan

- Menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat penjualan - Mengatur administrasi yang berhubungan dengan tugasnya - Mengkoordinir sales manajer yang ada di bawahnya

- Menentukan prosedur pemasaran sesuai kebijakan perusahaan - Menampung dan merespon kritik dan saran dari konsumen

- Mengusulkan promosi, mutasi dan pemutusan hubungan kerja bawahannya 5. Finance & Administration Director

- Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi dan memonitor kegiatan pembuatan laporan konsolidasi keuangan untuk perusahaan setiap bulan termasuk kegiatan verifikasi, pencatatan dan pemeriksaan terhadap semua transaksi umum yang terjadi

- Mengkoordinasi dan mengontrol pembuatan laporan posisi arus kas dan anggaran untuk perusahaan

Membawahi:

a. Procurement / Sub-contracting

Bertanggung jawab atas pengadaan barang serta bertanggung jawab atas ekspedisi. b. Accounting

(5)

c. Finance

Bertanggung jawab atas finansial perusahaan. d. Personnel & General Affair

Mengurusi personalia (absen, gaji, lembur, dan lain-lain) dan bertanggung jawab atas urusan kerumah-tanggaan (makan, minum, seragam, mobil dinas, ruangan, dan lain-lain).

6. QA / QC

Bertanggung jawab dalam penjaminan kualitas ke pelanggan serta bertanggung jawab langsung dalam kontrol dan pengecekan kualitas produk.

3.2 Sistem Yang Berjalan

PT. Basuki Pratama Engineering merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur. ”Desain menjadikan produk berkualitas”, itulah yang menjadi motto dari PT. Basuki Pratama Engineering. Departemen Engineering dan Fabrication adalah

bagian pusat dari semua kegiatan untuk membuat produk berkualitas, yang memenuhi tuntutan pasar. Departemen ini menangani survei, pembuatan konsep, desain dan pemilihan bahan mentah. Di departemen ini, dilakukan pula pengujian produk, pengembangan dan penyempurnaan sebelum diluncurkan ke pasar.

Merupakan suatu kebijakan perusahaan untuk menyediakan konsultasi teknis dengan klien yang prospektif. Departemen Marketing menangani pekerjaan ini untuk

memastikan konsumen mendapatkan informasi yang memadai tentang produk yang mereka butuhkan, seperti tipe mesin, kapasitas & spesifikasi. Untuk memenuhinya, departemen ini didukung oleh teknisi yang berpengalaman.

(6)

Perencanaan dan pengendalian produksi di PT. Basuki Pratama Engineering yaitu berdasarkan order dari customer (by-order). Dalam hal ini, tentunya yang

berhubungan langsung dengan customer / client yaitu bagian Marketing, yang kemudian

dilanjutkan ke bagian Engineering, kemudian diteruskan ke bagian Fabrication termasuk

didalamnya bagian PPC untuk dibuat perencanaan produksinya, baru dilanjutkan ke bagian produksi untuk memproduksi, dan diserahkan ke bagian instalasi, lalu diteruskan ke bagian electrical. Setelah produk jadi, baru diserahkan ke bagian QA/QC untuk dikontrol kualitasnya.

Dalam melakukan pemasarannya, perusahaan melakukan pemasangan iklan di Yellow Pages, membagikan brosur-brosur dan mengikuti berbagai pameran alat-alat produksi seperti pameran produksi Indonesia dan lain-lain. Untuk pengiriman barang produksi PT. Basuki Pratama Engineering menggunakan kurir service dan bekerjasama

dengan penyedia jasa pengantaran barang seperti DHL, DBX (Pengiriman lokal), sedangkan untuk ekspor atau impor barang-barang untuk produksi menggunakan

shipping line (menggunakan angkutan kapal laut).

Kebanyakan barang-barang spare part untuk proses produksi berasal dari negara

lain (impor) dan saat ini yang menjadi ancaman utama adalah munculnya alat-alat sejenis yang berasal dari China dengan harga yang relatif lebih murah.

(7)

3.3 Analisis Kebutuhan

Untuk menganalisis kebutuhan pada PT. Basuki Pratama Engineering, digunakan 3 tahapan pertama dari 7 tahap membangun Internet Marketing, yaitu:

3.3.1 Tahap Satu: Framing The Market Opportunity

a. Menemukan peluang pada sistem nilai berjalan maupun baru

- Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang melimpah sehingga membuat bisnis dibidang pemanfaatan sumber daya alam misalnya hasil tambang, hasil hutan seperti kayu dan lain-lain semakin berkembang yang tentu saja diperlukan alat-alat pendukung untuk mengolah kayu tersebut, oleh karena melihat kesempatan bisnis tersebut maka PT. Basuki Pratama Engineering bergerak dibidang industri manufaktur yang menyediakan alat-alat pendukung produk tersebut seperti Kiln Drying System, Boilers dan sebagainya.

- Peluang bisnis yang sangat besar karena perusahaan yang bergerak dibidang industri ini masih belum terlalu banyak jumlahnya di Indonesia.

- Dengan semakin berkembangnya teknologi maka perusahaan harus mengunakan strategi yang dapat mendukung pemasaran mereka misalnya dengan website, e-mail dan lain-lain, hal tersebut dapat membantu dalam hal penyediaan

kebutuhan informasi produk yang cepat dan akurat yang bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

(8)

- Pengguna internet yang semakin meningkat

Setiap tahunnya angka pengguna internet mengalami kenaikan. Dengan semakin

banyaknya pengguna internet, hal ini dapat memperbesar peluang PT. Basuki

Pratama Engineering untuk memperluas pangsa pasarnya melalui media internet

salah satunya adalah situs web.

Perkiraan resmi dari APJII terhadap jumlah pelanggan dan pemakai internet

selama ini dan perkiraan sampai akhir tahun 2006 adalah sesuai dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif)

Tahun Pelanggan Pemakai 1998 134.000 512.000 1999 256.000 1.000.000 2000 400.000 1.900.000 2001 581.000 4.200.000 2002 667.002 4.500.000 2003 865.706 8.080.534 2004 1.087.428 11.226.143 2005* 1.500.000 16.000.000 (Sumber : http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php?lang=ind) * perkiraan s/d akhir 2005

(9)

- Kebutuhan akan akses informasi yang cepat dan mudah

Pada masa sekarang ini, perusahaan dan pekerjanya dituntut untuk lebih cepat dalam melakukan aktivitasnya atau akan kalah dalam bersaing. Siapa yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan lebih cepat akan lebih disukai. Kendala tersebut dapat diatasi dengan penggunaan media internet karena dapat

menyediakan informasi dengan cepat saat pengguna internet mengaksesnya.

b. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi

- Kebutuhan akan kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan dan informasi mengenai produk secara cepat dan up-to-date sehingga pelanggan

dapat mengetahui apabila ada produk-produk terbaru dari perusahaan atau produk lama yang sudah tidak diproduksi lagi.

- Pelanggan mengalami kesulitan dalam hal mendapatkan informasi tentang produk baru dan sebagainya akibat keterbatasan media brosur.

- Kemudahan dalam hal pemberian kritik dan saran untuk perusahaan. c. Menentukan segmen target konsumen

Berdasarkan pada analisa pada proses bisnis yang ada, target semen pasar PT. Basuki Pratama Engineering berdasar pada hal-hal sebagai berikut:

- Geographics

Segmen konsumen PT. Basuki Pratama Engineering adalah seluruh wilayah di Indonesia terutama Jakarta dan sekitarnya yang menjadi prioritas utama dan pasar internasional atau luar negeri sebagai prioritas kedua.

- Demographics

PT. Basuki Pratama Engineering membagi pasarnya berdasarkan jenis industri misalnya industri kayu dan tekstil.

(10)

d. Menilai kebutuhan sumber daya untuk mencapai penawaran Sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan:

- Karyawan PT. Basuki Pratama Engineering dapat mengoperasikan komputer serta mampu mengakses internet.

- Bagian Marketing yang terlatih dengan baik melalui training yang diadakan oleh

perusahaan secara berkala sehingga memiliki produktivitas kerja yang tinggi dalam melakukan promosi dan penjualan

- Spare part sebagian besar diimpor dari negara-negara Eropa yang kualitasnya

telah teruji

- Perusahaan memiliki teknisi yang handal dan berpengalaman dalam menangani mesin-mesin yang diproduksi

- Perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pemasok sehingga tidak pernah terjadi masalah dalam hal pengantaran spare part

e. Menafsir kesempatan bersaing dengan perusahaan kompetitor, teknologi, dan keuangan

- Persaingan dengan perusahaan industri sejenis tidak terlalu banyak dari dalam negeri, tetapi dengan semakin banyaknya bermunculan produk dari negara China dengan harga yang lebih murah akan memunculkan tantangan di masa mendatang

- PT. Basuki Pratama Engineering belum memiliki departemen IT sehingga menggunakan tenaga kerja outsource (dari luar) untuk mendukung pembuatan

program IT yang digunakan pada perusahaan sehingga akan terjadi kesulitan apabila terjadi kerusakan pada sistem yang digunakan

(11)

- PT. Basuki Pratama Engineering memiliki modal yang sangat kuat, hal tersebut dapat dilihat dari data profit perusahaan 3 tahun terakhir sejak 2004, 2005 dan 2006 yang selalu meningkat.

1. Tahun 2004 sebesar 45 milyar rupiah 2. Tahun 2005 sebesar 50 milyar rupiah 3. Tahun 2006 sebesar 65 milyar rupiah

Sumber: PT. Basuki

Gambar 3.2 Profit Perusahaan PT. Basuki 0 10000000000 20000000000 30000000000 40000000000 50000000000 60000000000 70000000000 2004 2005 2006

(12)

f. Keputusan untuk Go/No-Go

Setelah melalui 5 tahapan diatas, maka dapat dilihat bahwa perusahaan berpeluang untuk menerapkan e-marketing, dan penggunaan e-marketing dapat

membantu untuk menjangkau segmen pasar dari perusahaan PT. Basuki Pratama Engineering terutama untuk yang berasal dari luar Jakarta dan sekitarnya, dimana telah menjadi keinginan perusahaan untuk mengembangkan jangkauan pasarnya.

3.3.2 Tahap Dua: Formulating the Marketing Strategy 3.3.2.1 Segmentasi

Posisi segmentasi PT. Basuki Pratama Engineering berada pada posisi Market Expansion yaitu perusahaan menemukan bahwa karakteristik segmen online sama

dengan karakteristik segmen offline, tetapi ukuran segmen berubah menjadi lebih besar.

Dengan adanya e-marketing akan mengalami perubahan ukuran segmentasi pasarnya,

karena wilayah yang dijangkau dengan adanya internet akan menjadi lebih luas tetapi dalam hal prosedur pemesanan produk, pembayaran dan pelayanan antara segmen online

(13)

Market Expansion Reclassified Expansion No Change Market Reclassification Tidak Ya Tidak Ya Perubahan ukuran segmen pasar

Gambar 3.3 Bricks-and-Mortar Segmentation PT. Basuki Pratama Engineering

3.3.2.2 Targeting

Posisi PT. Basuki Pratama Engineering pada blanket targeting, karena setelah

adanya penerapan e-marketing, target segmen pasar yang dilayani tetap berfokus pada

jenis konsumen yang sama seperti target segmen pasar offline sebelumnya, tidak

mengalami perubahan namun memberikan kemudahan fasilitas yang lebih baik bagi konsumen.

Blanket Targeting New-Opportunity

Targeting

Beachhead Targeting Bleed-Over Targeting

Foc

us of

Effor

t

Gambar 3.4 Bricks and Mortar Targeting Scenarios PT. Basuki Pratama Engineering

(14)

3.3.2.3 Positioning

PT. Basuki Pratama Engineering dapat ditempatkan pada blanket positioning, karena target segmen tidak mengalami perubahan, strategi marketing yang telah digunakan kepada pasar offline tetap digunakan dengan sebaik mungkin, dan dengan

rancangan aplikasi e-marketing yang diimplementasikan dapat membantu memberikan

nilai tambah untuk strategi pemasaran yang ada pada perusahaan.

Blanket Targeting

- Borrow heavily from existing offline positioning - Tout basic advantages of the Internet-conveinience and accessbility Customer Similarity Same customers Different Customers Portions of a Segment Entire Segment F o cus of Effo rt

Gambar 3.5 Bricks-and-Mortar Positioning Scenarios PT. Basuki Pratama Engineering

3.3.3 Tahap Tiga: Designing the Customer Experience

Dalam pengembangan website E-Marketing pada perusahaan PT. Basuki

Pratama Engineering yang telah ada, tentu saja diperlukan saran-saran dari pelanggan yang telah berpengalaman menggunakan website yang lama agar website yang baru

nantinya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi pada website

(15)

Hal tersebut sangat penting karena pengguna dari website yang akan

dikembangkan ini nantinya adalah pelanggan Basuki itu sendiri sehingga segala masukan atau saran yang diberikan sebisa mungkin akan dipenuhi.

Pada tahap ini digunakan metode QFD (Quality Function Deployment), QFD

adalah suatu metode analisis yang terbagi-bagi atas beberapa bagian untuk mempermudah, pada setiap fungsi akan disertakan gambar yang mewakili tahapan-tahapan yang sedang dijabarkan. Analisis ini pada dasarnya adalah mencari prioritas mengenai perbaikan apa yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan berdasarkan kebutuhan pelanggan yang dapat diperoleh dari wawancara dengan pelanggan Basuki, kuisioner dan perbandingan dengan website pesaing untuk perusahaan sejenis (dalam hal

pengembangan website).

Berdasarkan hasil wawancara, studi pustaka serta kuisioner dapat diperoleh informasi yang memberikan gambaran umum mengenai kondisi perusahaan berdasarkan nilai-nilai dari pelanggan atau customer dan perbandingan dengan pesaing sehingga

akhirnya dapat diperoleh proritas apa saja yang diperlukan dalam pengembangan

(16)

3.3.3.1Analisis QFD

Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk membangun rumah kualitas QFD (Quality Function Deployment) adalah:

1. Tentukan siapa pelanggan, buat daftar keinginan pelanggan dan ukur pentingnya keinginan-keinginan tersebut dengan bantuan nilai pembobotan.

Bagian 1a dalam tahapan QFD Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 5 Matriks Korelasi Matriks Interaksi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(17)

1a. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan (Hasil Wawancara)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pelanggan perusahaan diperoleh beberapa kebutuhan pelanggan yang dapat dijadikan kriteria suatu website pemasaran yang baik,

Kriteria tersebut adalah sebagai berikut: 1. Website dari segi desain

Suatu website harus memiliki desain yang menarik (Pemakaian warna dan latar

belakang yang sesuai).

2. Penggunaan Teks (Font) yang sesuai

Penggunaan format Teks (Font) yang sesuai guna memudahkan pengguna dalam membaca informasi-informasi yang ada dalam website.

3. Informasi produk yang jelas dan lengkap

Informasi produk pada suatu website pemasaran haruslah jelas dan lengkap sehingga

memudahkan pengguna untuk mengetahui spesifikasi, harga dan karakteristik dari suatu produk kapan pun dan dari mana pun pelanggan berada.

4. Website harus selalu up-to-date

Website harus selalu diupdate (diperbarui) sehingga pengguna selalu mendapat berita

terbaru dari perusahaan (misalnya informasi produk dan berita terbaru).

5. Tersedianya fasilitas yang memudahkan pengguna dalam mencari informasi mengenai produk maupun yang lainnya secara cepat dan efisien (Fasilitas Search).

6. Ketersediaan informasi mengenai nomor telepon atau e-mail perusahaan yang dapat dihubungi (Contact Us).

(18)

7. Navigasi yang memudahkan user sehingga memudahkan pengguna untuk menelusuri isi website dan mengetahui penunjuk hubungan antar link. (Site Map)

8. Ketersediaan sarana untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan umum yang biasa ditanyakan oleh pelanggan sehingga pelanggan memahami segala sesuatu tentang produk, service, cara pembayaran dan lain-lain. (FAQ)

9. Tersedianya suatu sistem yang dapat memberitahukan berita mengenai produk terbaru secara otomatis kepada pelanggan yang dikirimkan langsung ke e-mail mereka (E-Newsletter).

10. Tersedianya suatu wadah pada website agar pelanggan dapat memberi masukan dan

(19)

Ketersediaan E-Newsletter Ketersediaan FAQ

Tersedianya fasilitas Feedback Ketersediaan Site Map Ketersediaan Contact Us Tersedianya fasilitas Search Website harus selalu up-to-date Informasi produk yang jelas dan lengkap Penggunaan teks (font) yang sesuai Website dari segi desain

Sumber: Hasil Wawancara

(20)

1b. Perhitungan Tingkat Kepentingan (Hasil kuisioner) Bagian 1b dalam tahapan QFD Perhitungan Tingkat Kepentingan

Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 5 Matriks Korelasi Matriks Interaksi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(21)

Sebelum memulai penelitian terlebih dahulu ditentukan jumlah sampel yang akan digunakan. Oleh karena keterbatasan waktu dan berbagai hal maka sampel diambil dari pelanggan yang berada di wilayah Jakarta saja yang memang merupakan pangsa pasar terbesar perusahaan.

Berdasarkan metode sampling jenuh atau sensus maka diperoleh 24 sampel. Setelah dilakukan penelitian sampel, maka dapat diperoleh data melalui kuisioner dan wawancara. Hasil pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Derajat Kepentingan

Atribut Produk

Derajat Kepentingan

SP P KP TP

Tingkat Kepentingan

Website dari segi desain Penggunaan Teks (Font) yang

sesuai

Informasi produk yang jelas dan lengkap

Website harus selalu up-to-date Tersedianya fasilitas Search

Ketersediaan Contact Us Ketersediaan Site Map

Ketersediaan FAQ Tersedianya E-Newsletter Tersedianya fasilitas Feedback

12 10 2 0 10 12 2 0 14 10 0 0 15 8 1 0 8 13 3 0 6 14 2 0 1 12 8 3 3 11 8 2 3 7 11 3 5 12 7 0 85,42% SP 83,33% SP 79,17% SP 89,58% SP 76,04% SP 75% P 61,46% P 65,62% P 60,42% P 72,92% P Sumber: Hasil Kuisioner

(22)

Keterangan:

SP = Sangat Penting

P = Penting

KP = Kurang Penting TP = Tidak Penting

Masing-masing derajat kepentingan diberi bobot sebagai berikut:

SP = 4

P = 3

KP = 2

TP = 1

Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah: 4 x 24 = 96 Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah: 1 x 24 = 24

Untuk perhitungan tingkat kepentingan dimasing-masing pertanyaan dilakukan sesuai dengan contoh dibawah ini:

* Tingkat Kepentingan Website dari segi desain:

4 x 12 = 48 3 x 10 = 30 2 x 2 = 4 1 x 0 = 0 + = 82

(23)

Berdasarkan bobot maka dapat digambarkan sebagai berikut: TP KP P SP 0 25 50 75 85,42 100 Keterangan: ≤ 25 = TP 26-50 = KP 51-75 = P 76-100 = SP

(24)

Ketersediaan E-Newsletter Ketersediaan FAQ

Tersedianya fasilitas Feedback Ketersediaan Site Map Ketersediaan Contact Us Tersedianya fasilitas Search Website harus selalu up-to-date Informasi produk yang jelas dan lengkap Penggunaan teks (font) yang sesuai

Website dari segi desain 85,42%

83,33% 79,17% 89,58% 76,04% 75% 61,46% PT. Basuki 65,62% 60,42% 72,92% SP P P P P SP SP SP SP P

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(25)

2. Bandingkan kinerja produk dengan kinerja produk pesaing (Hasil kuisioner) Bagian 2 dalam tahapan analisis QFD

Perhitungan Evaluasi Produk

Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 5 Matriks Korelasi Matriks Interaksi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(26)

Karena pada kedua website yang ada saat ini, baik dari website PT. Basuki dan

pesaing tidak memenuhi kebutuhan pelanggan pada poin nomor 8 dan nomor 9

(Tersedianya FAQ dan E-Newsletter) dari 10 kriteria kebutuhan pelanggan yang

didapatkan dari hasil wawancara, maka untuk perbandingan dengan pesaing poin nomor

8 dan nomor 9 tidak diikutsertakan pada tabel perbandingan. Tabel 3.3 Tabel Perbandingan

Sumber: Hasil Kuisioner Keterangan:

SB = Sangat Baik

B = Baik

KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik

(27)

Masing-masing hasil evaluasi diberi bobot sebagai berikut:

SB = 4

B = 3

KB = 2

TB = 1

Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah: 4 x 24 = 96 Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah: 1 x 24 = 24

Untuk perhitungan hasil evaluasi dilakukan sesuai contoh dibawah ini:

* Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada PT. Basuki Pratama Engineering: 3 x 4 = 12

16 x 3 = 48 4 x 2 = 8 1 x 1 = 1 +

= 69

Jadi hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada PT. Basuki adalah

(28)

Berdasarkan bobot maka dapat digambarkan sebagai berikut: TP KP P SP 0 25 50 75 100 71,87% Keterangan: ≤ 25 = TB 26-51 = KB 51-76 = B 76-100= SB 76-101

* Secara keseluruhan hasil evaluasi website pemasaran pada PT. Basuki adalah:

(71,87% + 75% + 68,75% + 38,54% + 31,25% + 76,04% + 34,37% + 37,50%) : 8 = 54,16% sehingga dapat dikategorikan Baik.

* Secara keseluruhan hasil evaluasi website pemasaran pada perusahaan pesaing adalah:

( 69,79% + 63,54% + 68,75% + 82,29% + 81,25% + 80,21% + 79,17% + 81,25%) : 8 = 75,78% sehingga dapat dikategorikan Sangat Baik.

(29)

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Gambar 3.11 Rumah Kualitas yang telah diisi pada wilayah evaluasi produk Dari hasil perhitungan perbandingan dengan pesaing maka dapat dilihat beberapa hal yang perlu diperbaiki pada website Basuki terutama yang mendapat penilaian KB

(30)

3. Identifikasi dan hitung tujuan perbaikan, tentukan mana keinginan pelanggan yang perlu diperbaiki agar produk dapat bersaing.

Bagian 3 dalam tahapan analisis QFD Tujuan Proyek Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 5 Matriks Korelasi Matriks Interaksi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

Gambar 3.12 The House of Quality QFD

Pada bagian ketiga dalam rumah kualitas selanjutnya adalah menghitung tujuan proyek, maksud dari wilayah tujuan proyek adalah agar perusahaan dapat mengetahui

(31)

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui berapa banyak peningkatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan pada sektor mana saja yang paling membutuhkan peningkatan untuk PT. Basuki Pratama Engineering, berikut merupakan gambar rumah kualitas yang telah diisi hingga ke bagian 3 dari rumah QFD.

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(32)

4) Terjemahkan keinginan pelanggan ke dalam parameter teknis yaitu spesifikasi produk (Hasil Wawancara)

Bagian 4 dalam tahapan analisis QFD

Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 5 Matriks Korelasi Matriks Interaksi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

Gambar 3.14 The House of Quality QFD

Untuk mengetahui parameter teknis apa saja yang diperlukan pada suatu website

pemasaran yang baik maka dilakukan wawancara kepada pihak internal perusahaan

(33)

1. Website PT. Basuki

Tabel 3.4 Tabel Parameter Teknis website PT. Basuki Parameter Teknis Hasil Evaluasi

User Friendly B Kecepatan Akses B Updating KB Mencerminkan identitas perusahaan B Tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti FAQ, Feedback, Search dan lain-lain

KB

Sumber: Hasil Wawancara

2. Website perusahaan pesaing

Tabel 3.5 Tabel Parameter Teknis website perusahaan pesaing Parameter Teknis Hasil Evaluasi

User Friendly B Kecepatan Akses B Updating SB Mencerminkan identitas perusahaan B Tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung seperti FAQ, Feedback, Search dan lain-lain

B

(34)

Keterangan:

SB = Sangat Baik

B = Baik

KB = Kurang Baik TB = Tidak Baik

Untuk parameter teknis dari perusahaan pesaing, dikarenakan tidak memungkinkan untuk mengevaluasi secara langsung kepada perusahaan pesaing maka wawancara secara keseluruhan diajukan kepada pihak internal perusahaan PT. Basuki.

(35)

Sumber: Hasil Wawancara

(36)

5) Periksa hubungan antara keinginan pelanggan dengan parameter teknis (Hasil Wawancara)

Bagian 5 dalam tahapan analisis QFD Matriks Interaksi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 Matriks Korelasi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3 5 Matriks Interaksi

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(37)

Untuk mengetahui hubungan antara keinginan pelanggan dengan parameter teknis dilakukan wawancara dengan pihak perusahaan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

(38)

Sumber: Hasil Wawancara Keterangan:

Ya = Ada hubungan Tidak = Tidak ada hubungan 1 = Hubungan Lemah 2 = Hubungan Menengah 3 = Hubungan Kuat

(39)

Sumber: Hasil Wawancara

(40)

6) Kekuatan Hubungan Antar Parameter Teknis (Hasil Wawancara) Bagian 6 dalam tahapan analisis QFD

Matriks Korelasi Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 Matriks Korelasi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3 5 Matriks Interaksi

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(41)

Setelah memperoleh relasi antara parameter teknis dan kebutuhan pelanggan maka analisa akan bergerak ke tahap berikutnya , yaitu matriks korelasi dimana pada bagian ini akan menganalisis hubungan antar parameter teknis, apakah berhubungan atau tidak dan apabila antar parameter teknis ada hubungan bagaimana hubungannya apakah kuat, sedang atau lemah.

Tabel 3.7 Tabel Kekuatan Hubungan Parameter Teknis

Sumber: Hasil Wawancara Keterangan:

Ya = Ada hubungan Tidak = Tidak ada hubungan 1 = Hubungan Lemah 2 = Hubungan Menengah 3 = Hubungan Kuat

(42)

Sumber: Hasil Wawancara

(43)

7) Catatlah satuan tolak ukur untuk semua parameter teknis. Bagian 7 dalam tahapan analisis QFD

Analisis Teknis Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 Matriks Korelasi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3 5 Matriks Interaksi

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

Gambar 3.20 The House of Quality QFD

Analisis disini akan memperhitungkan antara besarnya hubungan dalam matriks interaksi yaitu dengan mengalikan antara besarnya relasi 3 (kuat), 2 (menengah) dan 1(lemah) dengan persentasi dari weight yang telah diperhitungkan dalam wilayah 3 atau tujuan proyek.

(44)

Pada dasarnya bagian ini hanyalah merupakan perhitungan matematis dari faktor-faktor atau parameter-parameter yang telah ditatapkan sebelumnya yang akan ditunjukkan oleh gambar dibawah ini:

Sumber: Hasil Pengolahan Data

(45)

8) Tentukan nilai target desain produk baru atau tunjukkan perbaikan parameter teknis yang dilakukan.

Bagian 8 dalam tahapan analisis QFD Nilai Target Parameter Teknis (Spesifikasi Produk) Analisis Teknis Nilai Target 6 4 7 8 Matriks Korelasi Kebutuha n Pela nggan 1a Tingkat Kepe ntin gan Eva luasi Produ k Tujuan Pr oyek 1b 2 3 5 Matriks Interaksi

Sumber: Total Performance Scorecard, 2005, h.153

(46)

Bagian ke 8 merupakan bagian paling akhir dari rumah kulitas (QFD), pada bagian rumah kualitas ini, satuan tolak ukur dari semua parameter teknis diperlihatkan. Satuan tolak ukur yang digunakan adalah bobot yaitu SB (Sangat Baik), B (Baik), KB (Kurang Baik) dan TB ( Tidak Baik). Nilai target diambilkan berdasarkan hasil terbaik dari nilai perbandingan dengan pesaing.

3.3.3.2 Perhitungan Analisis QFD

1. Derajat Kepentingan didapatkan melalui kuisioner derajat kepentingan. 2. Evaluasi Produk didapatkan melalui kuisioner perbandingan dengan pesaing. Untuk perhitungan hasil evaluasi dilakukan sesuai contoh dibawah ini:

* Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada PT. Basuki Pratama Engineering: Contoh hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada PT. Basuki yaitu

3 x 4 = 12 16 x 3 = 48 4 x 2 = 8 1 x 1 = 1 +

= 69

Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut : Jadi rata-rata jawaban pelanggan untuk website dari segi desain pada PT. Basuki adalah

(47)

* Hasil evaluasi untuk atribut tampilan web pada perusahaan pesaing

Contoh hasil evaluasi untuk website dari segi desain pada perusahaan pesaing yaitu

3 x 4 = 12 14 x 3 = 42 6 x 2 = 12 1 x 1 = 1 +

= 67

Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut : Jadi rata-rata jawaban pelanggan untuk website dari segi desain pada perusahaan pesaing

adalah 67 : 24 (jumlah responden) = 2,8

* Untuk perhitungan Target Nilai diambil dari nilai yang tertinggi dari perbandingan mean antara PT. Basuki dengan perusahaan pesaing

* Untuk Target Pengembangan didapat dari Target Nilai dibagi mean PT. Basuki

* Untuk perhitungan Bobot didapat dari Tingkat Kepentingan dikalikan Target Pengembangan

* Untuk perhitungan % Bobot didapat dari Bobot dibagi dengan Total Bobot dikalikan 100%

3. Analisis Teknis Nilai Target didapatkan melalui wawancara parameter teknis. 4. Kekuatan hubungan atribut produk dengan parameter teknis didapatkan dari wawancara dan nilainya diproleh dari % Bobot dikalikan Kekuatan Hubungan

* Untuk % Prioritas didapatkan dari masing-masing skor dibagi dengan jumlah skor dikalikan 100%

5. Kekuatan Hubungan Parameter Teknis didapatkan dari wawancara kekuatan hubungan parameter teknis.

(48)
(49)

3.3.3.3 Hasil Analisis QFD

Berdasarkan hasil analisis QFD secara keseluruhan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa PT. Basuki Pratama Engineering harus melakukan perbaikan dan penambahan fasilitas pada website pemasarannya terutama setelah dilakukan evaluasi

produk dengan pesaing terdapat beberapa sektor yang harus dipenuhi berdasarkan kebutuhan pelanggan seperti website harus selalu up-to-date, ketersediaan fasilitas Search, Sitemap dan Feedback.

Selain itu melalui analisis kekuatan hubungan, dapat diketahui tingkat prioritas parameter teknis pada sektor user friendly sebesar 37,6%, kecepatan akses sebesar 12,4%, updating sebesar 19,4%, mencerminkan identitas perusahaan sebesar 9,9% dan

tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung sebesar 20,7%. Oleh karena itu sektor user friendly, tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung dan updating harus diberi perhatian

khusus karena memiliki skala prioritas yang cukup tinggi.

Pada nilai target juga perlu diperhatikan beberapa sektor yang memerlukan perbaikan terutama pada sektor yang mendapat bobot Kurang Baik (KB) pada perusahaan seperti updating dan tersedianya fasilitas-fasilitas pendukung pada website.

(50)

3.4 Analisis Porter PT. Basuki Pratama Engineering

Sumber: Hasil Wawancara

Gambar 3.24: Analisis Porter PT. Basuki Pratama Engineering Pendatang Baru - Produk-produk impor dari China - PT. Weltest Energi Nusantara Supplier - PT. Sinar Laut Mandiri - PT. Grundfost Indonesia - Weil Mclain Industries - Peerless Boilers Pesaing Sejenis - Aalborg Industries - PT. Gikoko - PT. Ragam Coral Adiyasa - PT. Grand Kartech Pelanggan - PT. Gemala Kempa Daya - PT. Komatsu Indonesia Tbk - PT. Morita Tjokro Gearindo - PT. Bintang Agung Produk Pengganti -

(51)

3.4.1 Ancaman Pendatang Baru (Threats of New Entrants)

Munculnya pendatang baru bagi PT. Basuki Pratama Engineering cukup terasa, walaupun tidak terlalu banyak muncul pesaing baru domestik saat ini tetapi dengan semakin banyak munculnya barang-barang spare part produksi dari China dengan harga

yang sangat murah tetapi belum teruji kualitasnya, apalagi hampir seluruh spare part

yang digunakan oleh PT. Basuki Pratama Engineering diimpor dari Eropa terutama Jerman yang tentu saja dari segi harga lebih mahal tetapi kualitasnya tentu saja lebih baik. Sedangkan untuk pesaing domestik contohnya adalah PT. Weltest Energi Nusantara. Hal-hal di atas dapat menjadikan suatu ancaman yang harus diwaspadai pada masa mendatang.

3.4.2 Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitute Product)

Untuk produk pengganti bagi produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Basuki Pratama Engineering saat ini bisa dikatakan tidak ada karena fungsi dari masing-masing produk yang ada sudah jelas dan fungsi tersebut tidak dapat digantikan oleh perangkat lain, yang ada adalah produk-produk pengganti untuk bahan bakar boilers yang biasanya

menggunakan bensin dapat digantikan dengan bahan bakar lain seperti batubara, kelapa sawit, kayu dan sebagainya.

3.4.3 Kekuatan Daya Tawar Pemasok (The Bargaining Power of Suppliers)

Kekuatan daya tawar pemasok menjadi perhatian utama perusahaan karena pemasok mempunyai peranan yang sangat penting bagi perusahaan. Pemasok untuk PT. Basuki Pratama Enginnering sangat banyak jumlahnya dikarenakan banyaknya spare part yang dibutuhkan untuk membuat mesin boilers dan lain-lain.

(52)

Beberapa contoh pemasok antara lain: - PT. Sinar Laut Mandiri

- PT. Grundfost Indonesia - Weil-Mclain Industries - Peerless Boilers

3.4.4 Kekuatan Daya Tawar Pembeli (The Bargaining Power of Buyers)

Hal ini sangat penting karena pembeli / pelanggan dapat menentukan perkembangan perusahaan terutama dari segi profit (keuntungan), perusahaan tentu saja berharap agar produk yang dihasilkan dapat dibeli sebanyak-banyaknya oleh konsumen tetapi hal tersebut bukanlah sesuatu yang mudah apalagi konsumen saat ini tidak hanya mementingkan hal-hal umum seperti harga, merek atau kualitas dari suatu produk tetapi juga bagaimana cara suatu perusahaan dapat menyentuh hati konsumennya melalui promosi-promosi yang menarik dan pelayanan yang mereka berikan sehingga dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli produk-produk dari perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus bisa menjaga hubungan baik dengan konsumen terutama dalam hal pelayanan seperti after sales services yang diterapkan oleh PT. Basuki Pratama

Engineering. Beberapa contoh pelanggannya antara lain: - PT. Gemala kempa Daya

- PT. Komatsu Indonesia, Tbk - PT. Morita Tjokro Gearindo - PT. Bintang Agung

(53)

3.4.5 Persaingan antara perusahaan sejenis (Rivalry Among Existing Firms)

Persaingan antar perusahaan yang sejenis biasanya terjadi dalam hal harga, kualitas dan pelayanan. PT. Basuki Pratama Engineering memiliki kekuatan dalam hal kualitas karena spare partnya langsung diimpor dari Eropa yang sebagian besar berasal

dari negara Jerman, selain itu untuk service perusahaan menggunakan konsep after sales

services.

Untuk mesin pengering kayu (Kiln Dryer System), PT. Basuki Pratama

Engineering merupakan pionner yang dapat merupakan kekuatan secara tidak langsung karena biasanya produk yang pertama kali muncul akan selalu diingat oleh konsumen. Selain itu faktor-faktor lain yang berpengaruh bagi perusahaan untuk menjadi pemain yang kuat dibidangnya bukan semata-mata dari hal-hal yang telah disebutkan di atas saja tetapi juga dari besarnya pengaruh atas faktor-faktor yang sulit untuk diukur seperti kepercayaan konsumen, koneksi, pengalaman dan lain-lain. Beberapa contoh perusahaan pesaing yang sejenis antara lain:

- Aalborg Industries - PT. Gikoko

- PT. Ragam Coral Adiyasa - PT. Grand Kartech

Kelompok pesaing terdiri dari perusahaaan-perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama hingga saat ini adalah pemain yang paling dominan dalam industri ini. Target konsumen dari industri ini sudah sangat jelas dan spesifik, oleh karena itu maka konsumen tidak dapat dimasukkan ke dalam cara penggolongan yang umum sehingga hal ini menyebabkan kondisi persaingan dalam industri sangat ketat.

Gambar

Gambar 3.1: Stuktur Organisasi Perusahaan
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet  (kumulatif)
Gambar 3.2 Profit Perusahaan PT. Basuki
Gambar 3.3 Bricks-and-Mortar Segmentation PT. Basuki Pratama  Engineering
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil identifikasi faktor, aktor, sasaran dan kebijakan maka strategi pengembangan sistem produksi pupuk organik pada UPPO di Desa Bangunsari adalah pengelola UPPO bersama

Produk yang akan kami buat cocok dengan iklim relatif di Yogyakarta karena Iklim di Yogyakarta cenderung panas sehingga para penduduk akan sangat memerlukan minuman

Mohammad Muslikh, M.Si Konferensi Nasional Matematika XVI, UNPAD, Bandung 2012 √ 51 Estimasi energi untuk persamaan gelombang nonlinear Ratno Bagus Edy Wibowo,

Tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan PPM dalam bentuk pelatihan usaha souvenir khas wisata Merapi adalah 1) para remaja putri mampu membuat aksesoris dan merchandiser

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji proses koreksi terrain dan contoh penerapannya pada citra Landsat TM; Kemudian artikel tentang “Perbandingan Teknik Orthorektifikasi Citra

 Dari hasil penelitian dan pengujian yang sudah dilakukan oleh peneliti diperoleh hasil bahwa tingkat ketebalan tertinggi didapat pada campuran Varnish Galaxy HS 2800

Bila suhu ruangan lebih rendah dari suhu yang disetel : Pengeringan udara akan bekerja pada suhu yang disetel sedikit lebih rendah dari suhu ruangan.. Fungsi ini akan berhenti

Untuk dosis 5 mg/kg BB juga memiliki kemampuan menurunkan edema tetapi belum maksimal dan lebih rendah kemampuannya dibanding kontrol positif, sedangkan dosis 500