• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR( PELAT LANTAI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PERHITUNGAN STRUKTUR( PELAT LANTAI)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

berupa jepit ataupun bebas. Sistem penulangan direncanakan sama pada tiap-tiap lantai karena tidak ada beban khusus.

Gambar 6.1 Perspektif Struktur Pelat Lantai

Sumber : Data Tugas Akhir (program SAP)

1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung (PPPURG 1987)

2. SNI 03-2847-2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.

3. Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Penerbit Erlangga : Jakarta.

4. Sunggono. 1984. Teknik Sipil. Penerbit Nova : Bandung. BAB VI

PERHITUNGAN STRUKTUR ( PELAT LANTAI )

6.1 Pelat Lantai

Pada sistem perencanaan pelat direncanakan sama dari lantai 2 – 5 dengan tumpuan

6.2 Pedoman Perhitungan Pelat

(2)

1. Material beton

f.c = 25 Mpa

Berat per unit volume = 2400 Kg/m3 Modulus elastisitas = 23500 Mpa

(SNI -03 -2847 -2002, pasal 10.5(1), hal 54 ) 2. Material tulangan

Fy = 240 Mpa

Berat per unit volume = 7850 kg/m3 Modulus elastisitas = 200000 Mpa

6.3.2 Menentukan syarat-syarat batas dan bentang pelat lantai

Gambar 6.2 Tampak Atas Plat Lantai 2

Sumber : Data Tugas Akhir (program Autocad)

6.3 Perhitungan Pelat Lantai

(3)

Plat 1 Lx = 300 cm, Ly = 300 cm dengan kode A Plat 2 Lx = 275 cm, Ly = 300 cm dengan kode B Plat 3 Lx = 200 cm, Ly = 550 cm dengan kode C

Keterangan: Sisi bentang pendek ( Lx ) Sisi bentang panjang ( Ly )

β = = = 1 < 2  menggunakan plat lantai dua arah (two way slab) β = = = 1,09 < 2 menggunakan plat lantai dua arah (two way slab) β = = = 2,75 < 2  menggunakan plat lantai dua arah (two way slab)

6.3.3 Menentukan tebal plat lantai

Perencanaan pelat dalam menentukan tebal diambil dari bentang pelat yang lebih pendek (lx) dari luasan pelat terbesar. Pada lantai 2 sampai 5 memiliki 3 type pelat dengan luasan yang berbeda. Dengan menggunakan asumsi pelat 2 arah, dan menggunakan standar pelat dengan ketebalan 12 cm. Asumsi menggunakan beton konvensional dengan perhitungan bahwa setiap plat dibatasi oleh balok.

h =ln 0,8 + fy1500 36 + 9 lxly h =300 0,8 + 2401500

36 + 9 300300 h = 6,4 cm

( Maka tebal plat lantai yang digunakan yaitu 12 cm )

(4)

6.3.4 Data beban yang bekerja pada pelat 6.3.4.1 Beban mati

Berat jenis beton bertulang = 2400 Kg/m3

Berat jenis Baja = 7850 Kg/m3

Berat jenis lapisan lantai = 1800 Kg/m3

Penutup lantai = 24 Kg/m2

Tebal lapisan lantai = 3 cm

Dinding pasangan batako = 300 Kg/m2(tanpa lubang)

Berat plafond 11+7 = 18 Kg/cm

( PPPURG 1987, hal 5 dan 6 ) 6.3.4.2 Beban hidup

Bengunan kantor = 250 Kg/m2

( PPPURG 1987, hal 12 ) 6.3.5 Pembebanan Pada Pelat

1. Beban mati (WD)

Berat plat lantai = 2400 x 0,12 = 288 Kg/m2 Berat spasi lantai = 0,03 x 1800 = 54 Kg/m2

Penutup lantai = 24 Kg/m2

Berat plafond = 18 Kg/m2

Total pembebanan (WD) = 384 Kg/m2

2. Beban hidup (WL)

Beban hidup kantor = 250 Kg/m2

3. Kombinasi pembebanan

a. Sebagai lantai utama perkuliahan WU = 1,2 WD+ 1,6 WL

= 1,2 (384) + 1,6 (250)

(5)

6.3.6 Perhitungan Momen pada Tumpuan dan Lapangan

Penulangan pelat model I – 5 dengan skema dari diagran momen penulangan. Momen penulangan persatuan panjang terhadap beban terbagi rata. Buku Gideon jilid 4, hal 32.

Gambar 6.3. Skema Penulangan Pelat

(6)

Tabel 6.1. Skema Penulangan Pelat

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

6.3.6.1 Momen yang dihasilkan

Perhitungan pada pelat tipe A dengan dimensi 300 x 300 cm, lantai utama. Perhitungan momen secara manual dengan dibantu program excel.

Tabel 6.2. Penulangan Pelat

Wu (kN/m²) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -20 20 -16 -12 27 -60 -31 31 -33 -1.55 1.55 -1.24 -0.93 2.09 -4.65 -2.40 2.40 -2.56 a b c d e f g h i -33 31 -31 -60 27 -12 -16 20 -20 -2.56 2.40 -2.40 -4.65 2.09 -0.93 -1.24 1.55 -1.55 Koefisien Momen Penulangan Arah (y)

300

No FUNGSI Ly/Lx Type

1 8.608 1 A.1

Koefisien Momen Penulangan Arah (x) DIMENSI (cm) Lantai Atap 300 x x wl mxx0,001 x2 x wl myy0,001 x2 A

(7)

Perhitungan pada pelat tipe B dengan dimensi 275 x 300 cm, lantai utama. Perhitungan momen secara manual dengan dibantu program excel.

Tabel 6.3. Penulangan Pelat

Wu (kN/m²) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 20 20 -16 -12 27 -60 -31 31 -33 1.30 1.30 -1.04 -0.78 1.76 -3.91 -2.02 2.02 -2.15 a b c d e f g h i -33 31 -31 -60 27 -12 -16 20 -20 -2.15 2.02 -2.02 -3.91 1.76 -0.78 -1.04 1.30 -1.30 8.608 1.09 B

Koefisien Momen Penulangan Arah (x) DIMENSI

(cm)

Lantai Atap 275 x

Koefisien Momen Penulangan Arah (y) 300

No FUNGSI Ly/Lx Type

1 x wl mxx0,001 x2 x wl myy0,001 x2 B

Perhitungan pada pelat tipe C dengan dimensi 200 x 550 cm, lantai utama. Perhitungan momen secara manual dengan dibantu program excel.

Tabel 6.4. Penulangan Pelat

Wu (kN/m²) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 -37 37 -55.5 -5 65.5 -119 -47 47 -74.5 -1.27 1.27 -1.91 -0.17 2.26 -4.10 -1.62 1.62 -2.57 a b c d e f g h i -38 37 -37 -63.5 28 -17.5 -17 22 -22 -1.31 1.27 -1.27 -2.19 0.96 -0.60 -0.59 0.76 -0.76 8.608 2.75 C

Koefisien Momen Penulangan Arah (x) DIMENSI

(cm)

Lantai Atap 275 x

Koefisien Momen Penulangan Arah (y) 300

No FUNGSI Ly/Lx Type

1 x wl mxx0,001 x2 x wl myy0,001 x2 C

6.3.7 Perhitungan Penulangan Pelat

Tebal pelat (h) = 12 cm  120 mm

Fc = 25 Mpa  250 kg/cm2

Fy = 240 Mpa  2400 Kg/cm2

(8)

Tebal Selimut Beton = p = 20 mm

( Buku Gideon jilid 1, tabel 3, hal 44 ) Diameter tulangan arah x = 10  10 mm

Tinggi evektif arah x

dx = h – p – ½Dx = 120 – 20 – ½ 10 = 95 mm

Diameter tulangan arah y = 10  10 mm Tinggi evektif arah y

dy = h – p –Dy – ½Dy

= 120 – 20 – 10 – ½ 10 = 85 mm

6.3.7.1 Tulangan yang dihasilkan

Perhitungan tulangan pada pelat lantai secara manual dengan dibantu program excel. Perhitungan tulangan pada interpolasi untuk menentukan ( ρ), sesuai dengan tabel

5.1h, buku Gideon jilid 4 pada halalaman 51. Adapun rumus dalam interpolasi:

× = A  ρ = a

× = X  Interpolasi

× = B  ρ = b

(9)

Tabel 6.5. Penentuan ρ pada Mutu beton Fc 25

Sumber : buku struktur beton bertulang (Gideon Kusuma)

Sedangakan ntuk mencari tulangan pada pelat lantai dibantu dengan tabel 13a, buku Gideon jilid 1 pada halaman 58.

Tabel 6.6. Diameter Batang dalam mm2per meter lebar Pelat

(10)

Dalam menentukan diameter dan jumlah tulangan diseusiakan dengan perencanaan yang dibuat. Adapun hasil dari perhitungan tulangan sebagai berikut :

Perhitungan pada pelat tipe A dengan dimensi 300 x 300 cm, lantai utama (menggunakan program excel) Tabel 6.7. Penulangan Pelat Lantai

Momen (Mx) b d Mu / (b*d^2) As As' (KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(x) 8 2.02 1 95 223.82 200 0.0008 300 0.0013 0.0011 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(x) 6 -3.91 1 95 433.24 400 0.0017 500 0.0021 0.0018 0.0058 551 Ø 10 - 125 628

Momen (My) b d Mu / (b*d^2) As As'

(KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(y) 8 2.02 1 85 223.82 200 0.0008 300 0.0013 0.0011 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(y) 6 -4.65 1 85 515.24 500 0.0021 600 0.0025 0.0022 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 ρ min TULANGAN B Nomor Koefisien TULANGAN TIPE PLAT Interpolasi ρ TULANGAN B TIPE PLAT TULANGAN Nomor Koefisien Interpolasi ρ ρ min

(11)

Perhitungan pada pelat tipe B dengan dimensi 275 x 300 cm, lantai utama (menggunakan program excel) Tabel 6.8. Penulangan Pelat Lantai

Momen (Mx) b d Mu / (b*d^2) As As' (KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(x) 8 2.02 1 95 223.82 200 0.0008 300 0.0013 0.0011 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(x) 6 -3.91 1 95 433.24 400 0.0017 500 0.0021 0.0018 0.0058 551 Ø 10 - 125 628

Momen (My) b d Mu / (b*d^2) As As'

(KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(y) b 2.02 1 85 279.58 200 0.0008 300 0.0013 0.0012 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(y) d -3.91 1 85 541.18 500 0.0021 600 0.0025 0.0023 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 TULANGAN B TIPE PLAT TULANGAN Nomor Koefisien Interpolasi ρ ρ min ρ min TULANGAN B Nomor Koefisien TULANGAN TIPE PLAT Interpolasi ρ

(12)

Tabel 6.9. Penulangan Pelat Lantai Momen (Mx) b d Mu / (b*d^2) As As' (KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(x) 5 2.26 1 95 250.42 200 0.0008 300 0.0013 0.0011 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(x) 6 -4.10 1 95 454.29 400 0.0017 500 0.0021 0.0019 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Momen (Mx) b d Mu / (b*d^2) As As' (KN.m) (m) (mm) (KN/m²) Mu / (b*d^2) ρ' Mu / (b*d^2) ρ'' (mm²) (mm²) Lapangan(y) b 1.27 1 85 175.78 100 0.0004 200 0.0008 0.0007 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 Tumpuan(y) d -2.19 1 85 303.11 300 0.0013 400 0.0017 0.0013 0.0058 551 Ø 10 - 125 628 TULANGAN C TIPE PLAT TULANGAN Nomor Koefisien Interpolasi ρ ρ min ρ min TULANGAN C Nomor Koefisien TULANGAN TIPE PLAT Interpolasi ρ

Gambar

Gambar 6.1 Perspektif Struktur Pelat Lantai
Gambar 6.2 Tampak Atas Plat Lantai 2
Gambar 6.3. Skema Penulangan Pelat
Tabel 6.1. Skema Penulangan Pelat
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan struktur mencakup perhitungan struktur atap (kuda-kuda baja) dan struktur beton bertulang (pelat lantai, pelat tangga, perhitungan balok, kolom dan

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui analisis perhitungan tulangan pelat lantai dan balok pada bangunan serta mampu merencanakan struktur bangunan yang layak

Dari hasil perhitungan harga total pekerjaan pada pembangunan Gedung Pertemuan Komplek Grahapuspa maka didapat kesimpulan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan pelat

Untuk menentukan tebal pelat minimum akan digunakan tebal pelat yang dapat mewakili tebal pelat pada seluruh lokasi pelat.. Penulangan

yang terbaru dengan menggunakan pelat lantai prategang post tension,. dimana dapat ditinjau perbandingan besarnya dimensi yang

Tulangan negatif yang digunakan untuk pelat lantai P5 (Ruang kreativitas seni) berdasarkan hasil perhitungan di atas adalah D13-200 mm.. 4.3 Analisis Gaya Gempa dengan

Dalam metoda ini, struktur tiga dimensi dimodelkan dalam rangka dua dimensi yang terdiri dari lebar efektif pelat dan kolom konvensional Flat plat marupakan tipe

Kombinasi 2 – Momen tumpuan 4.4 Rencana Tulangan Plat Lantai Kendaraan Gambar 1 Rencana tulangan pelat lantai jembatan Sumber: Hasil analisa 4.5 Diskusi Dari hasil perhitungan d