BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pe
Persamrsamaan aan diferdiferensiaensial l adalaadalah h salah satu salah satu ilmu ilmu matemmatematikatikaa yan
yang g banbanyak yak digdigunaunakakan n untuntuk uk menmenjeljelaskaskan an masmasalaalah-mh-masaasalahlah sis
sis. . MasaMasalah-mlah-masalaasalah h sisi sisi terstersebut ebut dapadapat t dimoddimodelkan elkan dalamdalam b
beennttuuk k ppeerrssaammaaaan n ddiiffeerreennssiiaall..JJiikka a mmooddeell matem
matematikatikaberaberbentubentukperkpersamaasamaandifendiferenrensial, sial, makmaka a masalmasalahnyahnyaa adalah bagaimana menentukan solusi (penyelesaian) persamaan adalah bagaimana menentukan solusi (penyelesaian) persamaan dif
difererensensial ial ituitu.Mi.Misalsalnya nya untuntuk uk perpersamsamaan aan difediferrensensial ial dendengangan k
koeoessieien n kkononststananakakan an sasangngat at mumudadah h ununtutuk k memenenentntukukanan sol
solusiusinyanya, , tettetapi api daldalam am penpeneraerapanpannya nya padpada a dundunia ia nyanyata, ta, adaada persamaan diferensial yang memiliki koesien berupa variabel. persamaan diferensial yang memiliki koesien berupa variabel.
aammuunn, , hhaarruus s ddiissaaddaarri i jjuugga a bbaahh!!a a ttiiddaak k sseemmuua a mmooddeell matematika yang berbentuk persamaan diferensial mempunyai matematika yang berbentuk persamaan diferensial mempunyai solusi.
solusi.
Persamaan "eferensial yang berbentuk disebut Persamaan Persamaan "eferensial yang berbentuk disebut Persamaan "eferensial #ksak jika dan hanya jika dan terdapat fungsi yang "eferensial #ksak jika dan hanya jika dan terdapat fungsi yang defer
deferensiensial al totatotalnya. lnya. $alu $alu mermeredukseduksi i perspersamaan amaan di%erdi%erensial ensial keke persamaan di%erensial eksak
persamaan di%erensial eksak Bai
Baik k perpersamsamaan aan difdifferferensensial ial biabiasa sa maumaupupun n parparsial sial dapdapat at digdigoloolongkngkanan sebagai linier atau nonlinier. Sebuah persamaan differensial disebut linier apabila sebagai linier atau nonlinier. Sebuah persamaan differensial disebut linier apabila fungsi yang tidak diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali fungsi yang tidak diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah tidak dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.
nonlinier. Mel
Melihaihat t sebseberaperapa a besbesar ar penpentinting g perpersamsamaan aan difdifferferensensial ial dardari i berberbagbagaiai macam
macam ilmu, baik dalam bidang SAINS maupuilmu, baik dalam bidang SAINS maupun teknologin teknologi. M. Makalah ini sangatakalah ini sangat berguna untuk
berguna untuk dibuat demi dibuat demi untuk membantu untuk membantu dalam memahami dalam memahami materi materi persamaanpersamaan differensial. idak hanya itu makalah ini dibuat sebagai salah satu kelengkapan differensial. idak hanya itu makalah ini dibuat sebagai salah satu kelengkapan mengikuti mata kuliah persamaan differensial biasa yang telah ditugaskan oleh mengikuti mata kuliah persamaan differensial biasa yang telah ditugaskan oleh dosen pembimbing mata kuliah !ersamaan "ifferensial #.
dosen pembimbing mata kuliah !ersamaan "ifferensial #.
& &
1.2 Rumusan Masalah 1.2 Rumusan Masalah
'e
'errdadasasarkrkan an lalatatar r bebelalakakang ng mamasasalalah h agagar ar pepengngururaiaianan makalah lebih terarah dan terfokus maka rumusan masalahnya, makalah lebih terarah dan terfokus maka rumusan masalahnya, seperti
seperti &)
&) 'a'agagaimimanana a fafaktktor or inintetegrgrasasi i papada da rrededukuksi si kke e pepersrsamamaaaann di%erensial eksak
di%erensial eksak *)
*) 'a'agagaimimanana a lalangngkakah h lalangngkakah h pepenynyelelesesaiaian an rrededukuksi si kke e P"P" eksak
eksak +)
+) 'ag'agaimaimana ontoana ontoh h dan pembadan pembahashasan an reredukduksi si kke e perpersamsamaanaan di%erensial eksak
di%erensial eksak
)) ''agagaiaimamanna a lalangngkkah ah lalanngkgkah ah ppenenyeyelelesasaiaian n ppererssamamaaanan di%erensial linier orde pertama
di%erensial linier orde pertama )
) 'agai'agaimana ontmana ontoh dan pembahasoh dan pembahasan persaman persamaan di%eraan di%erensiaensiall linier orde pertama
linier orde pertama 2.3
2.3 TTujuanujuan
/dapun tujuan dari pembuatan makalah ini,
/dapun tujuan dari pembuatan makalah ini, seperti seperti &)
&) 0ntuk memen0ntuk memenuhi tugas uhi tugas mata kmata kuliah Puliah Persamaan ersamaan "i%erensial"i%erensial *)
*) MeMemamahahami mi fafaktktor or inintetegrgrasasi i papada da rrededukuksi si kke e pepersrsamamaaaann di%erensial eksak
di%erensial eksak +
+)) MMeenngguuaassaai i llaannggkkaah h llaannggkkaah h ppeennyyeelleessaaiiaan n rrededuukkssi i kkee persamaan eksak
persamaan eksak )
) MamMampu pu menmenyelyelesaesaikikan an onontoh toh dan pembadan pembahashasan an reredukduksi si kkee persamaan di%erensial eksak
persamaan di%erensial eksak
)) MeMengnguuasasai ai lalanngkgkah ah lalanngkgkah ah ppenenyeyelelesasaiaian n ppererssamamaaaann di%rensial linier orde pertama
di%rensial linier orde pertama 1)
1) MamMampu pu menmenyelyelesaesaikikan an onontoh toh dan dan pempembahbahasaasan n di%di%rrensensialial linier orde pertama
linier orde pertama
* *
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Reuks! ke Persamaan D!"erens!al Eksak 2.1.1 Ma#am$macam %akt&r !ntegras!
$ika M(%, y) d2 3 (2, y) dy 4 5 adalah persamaan tidak eksak dan dapat ditemukan suatu fungsi 6(2, y) sedemikian sehingga P" 6(2, y) 7M(2, y) d2 3 (2, y) dy8 4 5 merupakan P" eksak maka fungsi 6(2, y) dinamakan faktor integrasi dari P" di atas.
/da beberapa jenis fator integrasi antara lain
&) Jika
∂ M ∂ y
−
∂ N ∂ x
N
=
f(
x)
suatu fungsi dari 2 saja, makae∫f ( x)dx adalah suatu faktor integrasi P" itu.
*) Jika
∂ M ∂ y
−
∂ N ∂ x
M
=
f(
x)
suatu fungsi dari g saja, makae∫f ( y)dy adalah suatu fator integrasi dari P" itu.
+) Jika M(2, y) d2 3 (2, y) dy 4 5 merupakan P"
homogen dan 2M 3 y 9 5, maka
1
xM
+
yN adalah suatu faktor integrasi P" tersebut.) Jika M(2, y) d2 3 (2, y) dy 4 5 dapat ditulis didalam bentuk y f(2y) d2 3 2 g(2y) dy 4 5 dimana f(2y) 9
g(2y), maka
1
xM
−
yN adalah suatu faktor integrasi P" itu.) Persamaan 2p y: (my d2 3 n2 dy) 3 2r ys (uy d2 3 v2d
y) 4 5 dimana p, :, r, s, m, n, u, v, adalah konstanta
dan mv ; nu 9 5 mempunyai faktor integrasi berbentuk xα y β .
1) <aktor integrasi yang lain biasanya ditentukan dengan ara menoba-oba sedemikian sehingga pada kelompok bagian tertentu dapat menjadi diferensial eksak.
Misalnya
=elompok bagian
<ator
integrasi "iferensial eksak
(
x dy−
y dx)
1 x2 x dy−
y dx x2=
d(
y x)
(
x dy−
y dx)
1 y2 y dx−
x dy y2=
d(
−
y x)
2.1.2 Langkah$langkah mena'atkan 'en(elesa!an umum PD$angkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum P"
&) Periksa dahulu apakah P" nya merupakan P" eksak. =alau merupakan P" eksak pakailah langkah P" eksak.
=alau bukan merupakan P" eksak, arilah faktor integrasi yang ook agar P" semula dapat tereduksi ke P" eksak.
*) /pabila faktor integrasi yang ook tersebut adalah salah satu dari jenis & ; jenis , maka pakailah langkah P" eksak untuk menentukan penyelesaian umum P". +) /pabila menggunakan faktor integrasi jenis , maka
ada prosedur tersendiri yaitu menari diferensial eksak dari kelompok bagian pertama dan kedua untuk mendapatkan harga > dan ?.
<aktor integrasi yang diperoleh yaitu setelah dan disubstitusikan pada xα y β akan mereduksi P"
semula (tidak eksak) menjadi P" eksak. @unakan langkah P" eksak.
) /pabila menggunakan faktor integrasi oba-oba, maka tidak ada prosedur tertentu hanya pada dasarnya P" semula menjadi lebih sederhana dan mudah diselesaikan.
2..1.3 )&nt&h *&al an Pem+ahasan Selesaikan setiap !." diba&ah ini '
#. ( y x 3 ) d% * % dy + . - x2 y2 d% * ( x3 y / # ) dy + -. y ( % * y ) d% x 2 dy + .
(
x 2y3
+
2 y)
dx+
(
2 x−
2 x3 y2)
dy=
00.
(
8 y dx+
8 x dy)
+
x 2 y3(
4 y dx+
5 x dy)
=
0 1. x(¿¿
3+
x y2)
dx+
(
y3+
x2 y+
x)
dy=
0¿
!embahasan '#) "ari bentuk !." ' ( y x3 ) d% * % dy + . Berarti ' M + y x3
,
∂ M
∂ y +
N + % , ∂ N ∂ x + #
2arena ∂ M ∂ y ≠ ∂ N ∂ x maka merupakan !." tidak eksak
Selan3utnya mencari factor integrasi yang dapat meredaksi !." tidak eksak men3adi !." eksak. ∂ M ∂ y – ∂ N ∂ x N
=
2−
1 x=
1x
=
f(
x)
maka faktor integrasinya adalahe
∫
x1 d% + eln| x|
+ %
selan3utnya !." semula tereduksi men3adi
%
[
(
2 y−
x3
)
dx+
x dy]
+ ↔
(
2 xy−
x4)
d% * x2 dy + "ari persamaanini, berarti bah&a ' M + %y x4 , ∂ M ∂ y + % N + x2 , ∂ N ∂ x + % 2arena ∂ M ∂ y
+
∂ N∂ x maka !." yang telah tereduksi ini merupakan !." eksak. 4ntuk mendapatkan solusi umum !." ini dapat menggunakan langkah !" eksak.
5(%,y) + c 2arena
∂ f
∂ x + M, maka f (%,y) +
∫
(
2 xy−
x4
)
d% + x2 y / 1 5 x 5 * ϕ(
y)
5ungsi φ
(
y)
dicari dengan mendifrensialkan parsil fungsi f(%,y) ini terhadap y∂ f
∂ y
+
x2
*
∂ y∂ ϕ(
y)
2arena ∂ y∂ f + N maka x2 * ∂ y∂ ϕ
(
y)
+ x2↔ ∂ ∂ y ϕ
(
y)
+
↔ϕ(
y)
+ k (konstanta) Sehingga f(%,y) + x2y
1 5 x 5* k
+ cSolusi umum !." eksak ini adalah merupakan solusi umum !." semula yang tereduksi ke !." eksak.
Sehingga solusi umum !." semula adalah
x2
y
15 x5+ c
) "ari bentuk !." ' - x2 y2 d% * ( x3 y / #) dy + M + - x2 y2 , ∂ M ∂ y + 1 x2 y N + x3 y / #, ∂ N ∂ x + # x2 y3 2arena ∂ M ∂ y + ∂ N
∂ x maka !." semula tereduksi men3adi !." eksak. 6leh karena itu gunakan langkah -.1 untuk mendapatkan solusi umum !." ini. f (%,y) + c 2arena ∂ f ∂ x + M maka f (%,y) +
∫
x 3 x 2 y4 d% + x3 y4 * (y)5ungsi (y) dicari dengan mendiferensialkan persiil fungsi f(%,y) ini terhadap y
∂ f
∂ y + N maka x
3
y3 * ∂ y∂ (y)
2arena ∂ y∂ f + N maka x3 y3 # y
2 ↔ ∂ ∂ y ϕ (y) + # y 2 ↔ ϕ (y) +
∫
−
12 y2 dy 7 ϕ (y) + y3 * k Sehingga f(%,y) + x3 y4 y3 k+ c
Solusi umum !." eksak ini merupakan solusi umum !." semula yang tereduksi men3adi !." eksak
2esimpulan solusi umum !." semula adalah x3 y4 y3 + c
-) "ari bentuk !." ' y (%*y) d% x
2
dy + dapat ditulis dalam bentuk !."'
(y% * y2 )d% x2 dy + yang merupakan !." homogen berdera3at dua
"ari sini berarti' M + y% * y2 , ∂ M ∂ y + %y N+ %, ∂ N ∂ x + % 2arena ∂ M ∂ y 8 ∂ N
∂ x maka merupakan !." tidak eksak.
Selan3utnya mencari factor integrasi yang dapat mereduksi !." tidak eksak itu men3adi !." eksak.
2arena !." tersebut adalah homogen dan %M *yN + y x2 * y x
2
y x2 + y x2 maka factor integrasinya adalah 1
y2 x Sehingga !." semula tereduksi men3adi
1
y2 x
[
(
xy+
y2
)
dx−
x2dy]
+ ↔(
1 y+
1 x)
dx−
x y2 dy + "ari persamaan baru ini berarti bah&a' M + 1 y
+
1 x , ∂ M ∂ y + 1 y2 N + x y2 , ∂ N ∂ x + 1 y2 2arena ∂ M ∂ y + ∂ N∂ x maka !." semula telah tereduksi men3adi !." eksak.
6leh karena itu, gunakan langkah -.1 untuk mendapatkan solusi umum !."'
f(%,y)+ c
2arena ∂ y∂ f + M maka f (%,y) +
∫
x ❑
(
1 y+
1 x)
d% + x y * ln|
x|
*k + cSolusi umum !." eksak ini merupakan solusi umum !." semula yang tereduksi men3adi !." eksak
2esimpulan solusi umum !." semula adalah x
y * ln % c
0. Bentuk !." ' (9y d% * 9% dy) * %y- (y d% * 0% dy) +
Mempunyai faktor integrasi yang berbentuk %: y;
%: y; (9y d% * 9% dy) * %: y; %y- (y d% * 0% dy) +
(9 %: y;*# d% * 9 %:*# y; dy) * ( %:* y;* d% * 0 %:*- y;*- dy) +
Bagian pertama bagian kedua
<angkah selan3utnya mencari besarnya α dan β pada bagian pertama
d (%:*# y;*#) + ( α * -) %: y;*# d% * ( β * #) %:*# y; dy
=ang berarti bah&a' α
+
18
=
β
+
18 α
−
β=
0!ada bagian kedua
d (%:*- y;*) + ( α * -) %:* y;* d% * ( β * ) %:*- y;*- dy
yang berarti bah&a '
α
+
34
=
β
+
45 5α
−
4 β=
1"ari kedua bagian ini, diperoleh hubungan bah&a α
−
β=
0 % +> 4α−
4 β=
0 5α−
4 β=
1 +> 5α−
4 β=
1−
α=−
1, α=
1 ? β=
1∴ faktor integrasinya adalah %y
Maka !." semula akan terekduksi men3adi ' %y @(9y d% * 9% dy) * %y- (y d% * 0% dy) +
(9%y d% * 9%y dy) * (%- y0 d% * 0%y dy) +
(9%y * %- y0) d% * (9%y * 0%y)dy +
"ari bentuk !." baru ini, berarti '
M + 9%y * %- y0 , ∂ M ∂ y + #1%y * %-y N + 9%y * 0%y , ∂ M ∂ x + #1%y * %-y 2arena ∂ M ∂ y + ∂ M
∂ x maka !." semula tereduksi men3adi !." eksak
untuk mendapatkan solusi umum !.", gunakan langkah -.1 f(%,y) + c
2arena
∂ M
∂ x + M maka ∫
% (9%y * 0%y) d% + %y * %y0 * ϕ (y)
5ungsi ϕ (y) dicari dengan mendiferensialkan parsiil fungsi f(%,y) ∂ M ∂ y + 9%y * 0%y * ∂ ∂ y ϕ (y) 2arena ∂ y∂ + N maka, 9%y * 0%y * ∂ ∂ y ϕ (y) + 9%y * 0%y &5
∂
∂ y ϕ (y) + ϕ (y) + k (konstanta) Sehingga f(%,y) + %y * %y0 * k + c
Solusi umum !." eksak ini merupakan solusi umum !." semula
∴ solusi umum !." semula adalah %y * %y0 + c
1. Bentuk !." ' (%- * %y / y) d% * (y- / %y * %) d% +
"apat di tulis dalam bentuk !." '
(% * y) ( % d% * y dy) * ( % dy y d%) +
dalam persamaan ini terlihat bah&a suku (% dy y d%) menandakan kemungkinan adanya beberapa faktor integrasi.
"engan mencobacoba, ditentukan faktor integrasinya adalah
1
x2
+
y2Bentuk !." terekduksi men3adi
1 x2
+
y2@
(% * y) ( % d% * y dy) * ( % dy y d%)
+ % d% * y dy x dy+
y dx x2+
y2 + % d% * y dy y x¿
¿
1+¿
x dy+
y dx x2¿
+ % d% * y dy * d( arc tan y x ) + dengan mengintegralkan bagian demi bagian, didapatkan solusi umum !." ∫ % d% * ∫ y dy * ∫ d( arc tan y
x ) + 1 2 % * 1 2 y * arc tan y x + k &&
% * y * arc tan y
x + k
% * y * arc tan y
x + c, ( c+ k)
∴ solusi umum !." semula adalah ' % * y * arc tan y
x + c
2.2 Persamaan D!"erens!al L!n!er ,re Pertama 2.2.1 Met&e *&lus!
Persamaan linier orde satu memiliki bentuk umum dy
dx
+
P(
x)
y=
Q(
x)
dengan syarat ruas kanan 9 5 <ator integrasi e∫ P ( x)dxDolusi umum y e∫ P( x)dx
=
∫
Q(
x)
e∫ P ( x)dxdx+
C$angkah langkah mendapatkan penyelesaian umum P" &) Eentukan faktor integrasi
*) "apatkan penyelesaian umum P" dengan melakukan integrasi pada ruas kanan dari bentuk penyelesaian umum P" di atas.
2.2.2 )&nt&h *&al an Pem+ahasan &) dydx
+
y=
2+
2 xPenyelesaian
'entuk P" dydx
+
y=
2+
2 x"ari sini P
(
x)
=
1,Q=¿
2+
2 x<aktor Fntegrasi e∫ P ( x)dx
=
e∫dx=
e xDolusi umum P" linier orde satu ini adalah y .e x
=
∫
(
2+
2 x)
e xdx¿
2∫
e xdx+
2∫
x e xdx¿
2e x+
2[
xe x−
∫
e xdx]
¿
2e x+
2 xe x−
2e x+
C¿
2 xe x+
Cy
=
(
2 xe x+
C)
2e− xDolusi 0mum P" ini adalah y
=
2 x+
c e− x*) x dy
−
2 y dx=
(
x−
2)
e x d2 Penyelesaian'entuk P" 2 dy ; *y d2 4
(
x−
2)
e xdx dapat ditulis dalam bentuk P" x dy dx
−
2 y=(
x−
2)
e x dx x dy dx−
2 y x=
(
x−
2)
x e x dx x dy dx−
2 y x=
(
1−
2 x)
e x dx "ari sini P(
x)
=−
2 x ; Q(
x)
=
(
1−
2 x)
e x <aktor integrasi e∫ P ( x)dx=
e∫ 1 xdx=
e−2 ln| x|=
eln x−2=
x−2Dolusi P" linier orde satu ini adalah y . x−2
=
∫
(
1−
2 x)
e x . x−2dx¿
∫
(
e x x2−
2e x x3)
dx¿
∫
x e x−
2e x x3 dx &¿
∫
d(
e x x2)
=arena d(
e x x2)
=
x2e x−
2e x x x4=
x e x−
2e x x3 y . x−2=
e x x2+
C y=
e x+
C x2Dolusi 0mum P" ini adalah y
=
e x+
C x2 ) dydx+
4 y=
x−
2 x 2 Penyelesaian P(
x)
=
4 Q(
x)
=
x−
x2 Dolusi umum e∫ P ( x)dx=
e∫4dx=
e4 x e4 x y=
∫
x−
x2e4 x+
C y=
(
x−
x 2 4−
1−
4 x 16−
1 16)
+
C e4 x y=
(
4 x−
8 x 2−
1+
4 x−
1 16)
+
c e4 x &y
=
(
4 x−
4 x 2−
1 8)
+
c e4 x ) y'+
y=
(
1+
x)
2 Penyelesaian dy dx+
y=
(
1+
x)
2 P(
x)
=
1 Q(
x)
=
(
1+
x)
2 <aktor integrasi e∫ P ( x)dx=
e∫1dx=
e1 x Dolusi umum e∫ P ( x)dx y=
∫
Q(
x)
e∫ P ( x)dx+
C e x y=
∫
(
1+
x)
2e x+
C e x y=
e x(
1+
x)
2−
2e x(
1+
x)
+
2e x+
C y=
(
1+
x)
2−
2(
1+
x)
+
2+
C e x &1BAB III PENUTUP
3.1 -es!m'ulan
DATAR PU*TA-A
SM, Nababan.(0). Persamaan Diferensial Biasa (Edisi Satu). $akarta' 4niCersitas erbuka
5iniDio and <adas.(#E99).Persamaan Diferensial Biasa dengan Penerapan Modern (Edisi Kedua).$akarta'Frlangga
SchaumGs.(H).Persamaan Diferensial (Edisi Ketiga).$akarta' Frlangga arberg, !urcell, Jigdom.(-).Kalkulus Jilid . $akarta' Frlangga
-. "ari bentuk !" ' y(%*y) d% / % dy + dapat ditulis dalam bentuk !" ' (y% *
y) d% / % dy + yang merupakan !" homogen berdera3ad dua.
"ari sini berarti '
M + y% * y, ∂ M
∂ y
=
x−
2 yN + % , ∂ N
∂ x
=−
2 x2arena ∂ M ∂ y ≠ ∂ N ∂ x maka merupakan !" tidak eksak.
Selan3utnya mencari faktor integrasi yang dapat mereduksi !" itu men3adi !" eksak. 2arena !" tersebut !" homogen dan %M *yN + y %* y % y %+y%
maka faktor integrasinya adalah
1
y2 x . sehingga !" semula tereduksi
men3adi '
1
y2 x
[
(
xy+
y2
)
dx−
x2dy]
=
0 ⟺(
1 y+
1 x)
dx−
x y2 dy=
0"ari persamaan baru ini, berarti bah&a '
M + 1 y
+
1 x , ∂ M ∂ y=−
1 y2 N + x y2 , ∂ N ∂ x=
−
1 y22arena ∂ M ∂ y
=
∂ N ∂ x maka !" semula telah tereduksi men3adi !" eksak. 6leh karena itu gunakan langkah -.1 untuk mendapatkan solusi umum !" ' f(%,y)+c.2arena ∂ y∂ f
=
M maka f(%,y) + ∫ x(
1
y
+
1
x
)
dx + x y * ln K%K * ϕ(
y)
5ungsi ϕ
(
y)
dicari dengan mendiferensialkan parsiil fungsi f(%,y) ini terhadap y ∂ f ∂ y=−
x y2+
∂ ∂ y ϕ(
y)
2arena ∂ y∂ f=
N maka x y2+
∂ ∂ y ϕ(
y)
=−
x y2 &C∂ ∂ y ϕ
(
y)
=
0 ϕ(
y)
=
k (konstanta) Sehingga f(%,y) + x y * ln K%K * k + cSolusi umum !" eksak ini merupakan solusi umum !" semula yang tereduksi men3adi !" eksak.
∴ solusi umum !" semula adalah x
y
+
ln x c. Bentuk !" ' (%y- * y) d% * (%%-y) dy + , yang berarti '
M + %y- * y , ∂ M ∂ y
=¿
-%y* N + %%-y , ∂ N ∂ x + 1%y 2arena ∂ M ∂ y ≠ ∂ N∂ x maka merupakan !" tidak eksak.
Selan3utnya mencari faktor integrasi yang dapat mereduksi !" itu men3adi !" eksak. Bentuk !" diatas dapat ditulis dalam bentuk !" '
y f(%y) d% * %g(%y) dy + dengan f(%y) ≠ g (%y) yaitu ' y (%y * ) d% * % (%y) dy +
6leh karena itu faktor integrasinya adalah '
1
xM
−
yN=
1
x
(
x2 y2+
2 y)
−
y(
2 x−
2 x3 y2)
+
1 3 x2 y3 !" diatas berubah men3adi '
1
3 x2 y3
[
(
x2
y3
+
2 y)
dx+
(
2 x−
2 x3 y2)
dy]
=
0⟺
(
1 3 x+
2 3 x3 y2)
dx+
(
2 3 x2 y3−
2 3 y)
dy=
0 "ari !" baru ini dapat diperoleh bah&a 'M + 1 3 x
+
2 3 x3 y2 , ∂ M ∂ y= −
4 3 x3 y3 N + 2 3 x2 y3−
2 3 y , ∂ N ∂ x=
−
4 3 x3 y3 2arena ∂ M ∂ y=
−
4 3 x3 y3 + ∂ N∂ x maka !" semula tereduksi men3adi !" eksak '
4ntuk mendapatkan solusi umum !" ini, gunakanlah langkah -.1 f(%,y) +c.
2arena ∂ f ∂ x
=
M maka f(%,y) + ∫ x(
1 3 x+
2 3 x3 y2)
dx +|
x|
−
1 3 x2 y2+¿
ϕ(
y)
1 3 ln¿
5ungsi ϕ
(
y)
dicari dengan mendiferensialkan parsiil fungsi f(%,y) ini terhadap y ∂ f ∂ y= −
2 3 x2 y3+
∂ ∂ y ϕ(
y)
2arena ∂ y∂ f=
N maka 2 3 x2 y3+
∂ ∂ y ϕ(
y)
=
2 x2 y3−
2 3 y ∂ ∂ y ϕ(
y)
=−
2 3 y ⟺ϕ(
y)
=−
2 3 ∫ 1 y dy ⟺ϕ(
y)
=
−
2 3 ln|
y|
+
k *&Sehingga f(%,y) + 1 3 * ln K%K 1 3 x2 y2 2 3 ln
|
y|
+
k + cSolusi umum !" eksak ini merupakan solusi umum !" semula.
∴ solusi umum !" semula adalah ' 13 * ln K%K 1
3 x2 y2 2 3 ln