• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PENATAAN RUANG . (RAPAT KERJA TANGGAL 25 JANUARI 2007)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG PENATAAN RUANG . (RAPAT KERJA TANGGAL 25 JANUARI 2007)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

RISALAH RAPAT

PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENT ANG

T ahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke

Jenis Rapat Sifat Rapat Hari/tanggal W~ktu Deng an Tempat

PENATAAN RUANG

. (RAPAT KERJA TANGGAL 25 JANUARI 2007)

2006-2007 111

1

Rapat Kerja Terbuka

Kamis, 25 Januar~ 2007 Pukul 09.50 - 13.30 WIB Menteri Pekerjaan Umum RI Ruang Rapat Komisi V DPR RI

K~tua Rapat S~kretaris Rapat Aqara

Ir. H. A. Rahman Syagaff/Ketua Pansus RUU tentang Penataan Ruang Ora. Hani Yuliasih/Kaset. Pansus RUU tentang Penataan Ruang Pembahasan DIM RUU tentang Penataan Ruang

Hadir 38 dari 51 Anggota Komisi V DPR RI

PIMPINAN PANSUS 1. Ir. H. A .. Rahman Syagaff/F-PPP 2. Ors. H. M. Syarfi Hutauruk/F-PG

3. Ir. H. Rendhy A. Lamadjido, M.B.A./F-PDIP 4. Abdullah Azwar Anas/F-KB

5. M. Nasir Djamil, S.Ag/F-PKS

1.:

FRAKSI PART Al GOLONGAN KARY A

(F-PG) ... . . ·

-6. FRAKSI KEBANGKIT AN BAN GSA 1. Dr. H. Bomer Pasaribu, S.H., S.E., M.S. (F-KB)

2.1 H. Andi Wahab OT. Majokayo, Sm.Hk. 1. H. Taufikurrahman Saleh, S.H., M.Si.

3.i Ors. Kahar Muzakir 4. Ors. H. Sulaeman Effendi 5., Ir. H. Soeharsojo

6. Dr. H. M. Markum Singodimejo 7. Hasanuddin Murad, S.H.

B.: H. M. Malkan Amin

I

2 .. FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA : PERJUANGAN (F-PDIP)

1.' Ors. Ben Vincent Djeharu, M.M.

2. L. Soepomo S. W.

3 .. Imam Soeroso

4, Ida Bagus Nugroho, S.H.

6. Ir. Heri Akhmadi 7: Nusyirwan Soejono

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (F·PKS) 1. Ir. Abdul Hakim, M.M.

2. Syamsu Hilal

ARSIP

DPR

RI

(2)

3.FRAKSIPARTAIPERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP) 1. H. Rusnain Yahya

2. Ora. Lena Maryana Mukti

4. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 1. E. E. Mangindaan, S.E., S.IP.

2. Maruahal Silalahi 3. ieuku Riefky Harsya

4. l'r. H. Hussein Abdul Aziz, M.T.

5.

fr.

H. Roestanto Wahidi 0., M.M

8. FRAKSI BINT ANG PELOPOR DEMOKRASI (F-BPD)

1. Ny. Etha Bulo

2. Ors. H. Moh. Darus Agap 3. Ir. Nizar Dahlan, M.Si.

9. FRAKSI PARTAI BINTANG REFORMASI (F-PBR)

1. Lalu Gede Syamsul Mujahidin, S.E.

5. fRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN) 1. ~j. Nidalia Djohansyah Makki

10. FRAKSI PARTAI DAMAI SEJAHTERA (F-PDS)

2. Ir. Afni Achmad 1. Pastor Saut M. Hasibuan

3.

Ir.

Cecep Rukmana, M.M.

4.

Ir.

Tristanti Mitayani, M.T.

KETUA RAPAT (Ir. H. RAHMAN SYAGAFF/F-PPP):

Assalamu'alaikum warahmatul/ahi wabarakaatuh.

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita sekalian.

Sebelum kita mulai, saya ingin mengecek beberapa hal, pertama, peserta yang hadir 22, peserta yang izin tiga orang, kemudian fraksi yang hadir baru delapan dan yang belum hadir dari PBR dan PPP. lni masing-masing harus ada juru bicara, mungkin bisa jadi saya akan menjadi juru bicara, Pak Menteri.

Yang kedua, kami mohon maaf agak terlambat, baru bisa kita mulai pukul 09.50 WIB, pertama menunggu bahan, kedua yang paling terlambat ini teman-teman semalam ikut rapat dehgan Menteri Perhubungan sarnpai pukul 03.00 pagL Kawan-kawan minta diundur sarnpai pukul I

10'.00, tetapi saya bilang tidak mungkin bisa lagi, karena rnalam hari tidak bisa kita rnendadak.

T e1tapi tidak apa-apa dan alhamdulli/ah ini bisa hadir harnpir seluruh fraksi dan ini sud ah rnemenuhi kubrum. I

Ketiga, mungkin kawan-kawan anggota belum semua dapat bahan.

Pak Menteri beserta jajaran, dapat satu eksemplar atau, sudah semua. Kami mohon maaf barangkali yang lain menyusul. lni soal teknis karena memang ada kesulitan sekretariat karena begitu banyak bahan dan masukan sehingga berubah dan tebal sekali, mungkin teknologi kita be'lum sampai untuk menjadikan satu bunqel atau dua bundel, masih teknologi sederhana sebetulnya. Kedua, secara teknis mungkin dari' pembacaan agak sulit karena ke bawah, tidak ke samping dan ini mohon dimaklumi.

Jadi, Saudara-saudara sekalian, bisa kita mulai, karena kita sudah kuorum dan kawan- kawan sudah memperoleh semua-rapat kerja pada hari ini beserta Pemerintah yang diwakili oleh Menteri Pekerjaan Umum pada hari Kamis, tanggal 25 Januari 2007, pada pukul 09.50 WIB kami ml:Jlai dan kami nyatakan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 09.50 WIB)

i Ada beberapa hal, Bapak-bapak sekalian, Bapak Menteri, sebelum kita membahas DIM p~rlu kami sampaikan sebagai pengantar kami,, setelah kita melakukan pembahasan dalam waktu se)ak Februari sampai hari ini, bulan Januari 2007, pertama tentu kita bersyukur kiranya dan kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas perkenan dan rahmatnya yang diberikan kepada kita, sehingga kita bisa menghadiri rapat kerja untuk membahas DIM Pansus Tata Ruang pada hari ini.

Atas nama Pimpinan Pansus, kami memberikan penjelasan proses awal sampai hari ini dalam rangka pembahasan penyempumaan draft RUU yang merupakan revisi atas Undangundang No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang.

ARSIP

DPR

RI

(3)

Saudara Menteri dan anggota Pansus yang terhormat, secara singkat proses pembahasan RUU tentang Penataan Ruang oleh Pansus, kami sampaikan sebagai berikut:

Perlama, diawali dari surat Presiden Republik Indonesia dengan surat Nomor R05/01/2006 tanggal12 Januari 2006, Pemerintah telah menyampaikan RUU tentang Penataan Ruang kepada DPR RI. Kemudian Rapat Bamus DPR RI tanggal 2 Februari 2006 memutuskan penanganan peq1bahasan atas RUU Penataan Ruang oleh sebuah pansus yang beranggotakan 50 orang.

Kernudian, Rapat Paripurna DPR RI tanggal 7 Februari 2006 mengesahkan pembentukan Pansus

Pe~ataan Ruang, dengan catatan menteri yang ditugaskan adalah Menteri Pekerjaan Umum yang akcin membahas bersama-sama dengan DPR. RI sebagai bentuk pelaksanaan fungsi legislasi DPRRI.

Yang kedua, tanggal 9 Februari 2006, untuk pertama kalinya digelar rapat intern pansus yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Rl/Korindagbang, yang terhormat Bapak Muhaimin lskandar dengan agenda Pemilihan Pimpinan Pansus RUU Penataan Ruang, dan telah terpilih Pimpinan Pansus, saya sebagai Ketua dari Fraksi PPP, kemudian Pak Syarfi Hutauruk dari Fraksi Partai Golkar, di sebelah kanan Bapak Rendhy Lamadjido dari Fraksi PDIP dan Abdullah Azwar Anas dari PKB, dan terakhir Pak Nasir Djamil dari Fraksi PKS. Jumlah anggota Pansus total 50 orang.

Daii perlu kami sampaikan dari pembahasan awal sampai sekarang ada beberapa pergantian anggota baru yang pada saat rapat kerja pertama yang telah kami perkenalkan, ada beberapa orang saya kira patut kiranya yang baru bisa memperkenalkan.

F-BPD (Ir. NIZAR DAHLAN):

Assafamu'afaikum Warahmatuffahi Wabarakaatuh,

Nama saya Ir. Nizar Dahlan, M.Si. dari Fraksi BPD dari unsur Partai Bulan Bintang mepggantikan lbu Etha karena dari fraksi karni itu lbu Etha pindah ke Dernokrat sehingga hak dia

me~akili Fraksi BPD gugur, oleh sebab itu saya rnenggantikan.

' Terirna kasih. Wassa/amu'afaikum Warahmatuffahi Wabarakaatuh.

F-PAN (Ir. TRISTANTI MITAYANI, M.T.):

Terima kasih, Bapak Pimpinan!

. Selarnat Pagi, Bapak-bapak/lbu-ibu semuanya, perkenalkan narna saya Tristanti Mitayani, tetapi saya biasa dipanggil lbu Tanti, saya mengganti Bapak Ir. Tjatur Sapto Edy dari Fraksi Partai Anianat Nasional.

Terima kasih.

F·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Baru, tetapi sebenarnya sudah ikut dalam tiga bulan terakhir proses, narna saya Cecep Rukmana dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

Terima kasih.

··";,• .,

KETUA RAPAT:

Masih ada yang lama tetapi masih baru, maksudnya yang belum ikut pada rapat kerja dulu ..

Su~ah ya?

: Terima kasih, saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan ini rnenjadi pertemanan yang baik bagi kita sekalian.

: Selanjutnya pada tanggal 16 Februari, Rapat Pimpinan Pansus untuk menyusun mekanisme RUU Penataan Ruang dan program kerja dan kemudian disahkan pada tanggal 16 Februari tersebut bersamaan dengan Pak Menteri dan jajaran.

, Saudara-saudara sekalian, kegiatan Pansus Penataan Ruang diawali dengan Rapat Kerja pada tanggal 23 Februari 2006 dengan acara mendengarkan penjelasan pemerintah yang diwakili ole'h Menteri Pekerjaan Umum yaitu Saudara D.ioko Kirmanto. Selanjutnya pada rapat kerja ked~a pada tanggal 2 Maret 2006 disampaikan pandangan, pendapat fraksi-fraksi terhadap Rancangan

Un~ang-undang tentang Penataan Ruang.

; Saat ini Pansus RUU Penataan Ruang telah melaksanakan serangkaian kegiatan pembahasan RUU tentang Penataan Ruang antara lain, pertama, tahap persiapan dalam

m~nyerap dan menampung aspirasi dari departemen, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, para pakar, praktisi, asosiasi, LSM, dan organisasi terkait dari berbagai bidang antara lain, pertama, Bappenas, BPN; kedua, Perguruang Tinggi, ITB, UI, UGM, IPB dan lain-lain, Asosiasi, IAI, IAP,,

ARSIP

DPR

RI

(4)

URDI dan WALHI, RAY(?), INPINOO, GAPENSI, HKTI, KTNA, Dewan Maritim Indonesia; dan selanjutnya dengaan para pakar, antara lain, Pak Emil Salim, Hasim Jalal, Siswono Yudhohusodo;

beserta Lembaga-lembaga Negara, Lapan, Bakosurtanal, BMG, dan Asosiasi Pemerintah Oaerah legislatif dari Adeksi, APPSI, dan APKASI, juga beserta dengan Gubernur OKI, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Banten, berkaitan dengan soal kawasan Megapolitan, kemudian dengan Gubernur Provinsi Kepulauan; selanjutnya dengan departemen dan kementerian, antara lain dengan Kementerian ESDM, Lingkungan Hidup, Perdagangan, Pangab TNI, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perikanan dan Kelautan, Pembangunan Daerah Tertinggal, Perumahan Rakyat, Pertanian, Kehutanan, Tenaga Kerja dan Transmigrasi, beserta Walikota dan Bupati dari Batam, Timika, Depok, Gorontalo, Pontianak, dan lain-lain. Juga kami undang memberikan masukan dari Pimpinan dan media massa dari Kompas, Media Indonesia, Republika, RCTI, TPI, ANTV, yang keseluruhannya berjumlah 65 orang. Atau lembaga yang dilaksanakan dalam 20 kali rapat kerja, rapf:ll dengar pendapat atau rapat dengar pendapat umum.

Dalam rangka menyerap aspirasi para pakar yang rnelakukan kritisasi terhadap RUU Tata Ruang, kami melakukan upaya untuk membangun dialog dan mengomunikasikan proses pembahasan RUU Penataan Ruang kepada publik. Pansus Penataan Ruang telah rnenyelenggarakan seminar di Jakarta pada tanggal 22 Maret :2006 dengan menghadirkan para pakar Penataan Ruang, akadernisi, juga diikuti oleh perwakilan sejumlah Pemerintah Daerah dan asdsiasi atau lembaga lainnya.

Kemudian kami juga meminta kajian akademis dari perguruan tinggi tergabung dalam round fable meeting, juga di sini hadir kawan-kawan dari round table meeting yang sebagian kami rekrut juga untuk mendampingi kami selama ini, kami mohon kiranya yang teman-teman mewakili round fable meeting bisa berdiri.

Empat orang ya? Terima kasih, tolong diperkenalkan satu-satu!

ROUND TABLE MEETING (ERNANTO SETIADY):

Yang hadir di sini empat orang, saya sendiri Ernanto Setiady dari IPB Bogar. Sebelah kanan saya lbu Alinda dari IPB, Bogar, lalu Sapak Andi Utomo di sebelah kiri saya dari ITB, Bandung dan Bapak Yayat Supriatna dari Trisakti.

Terima kasih, Pak.

KETUA RAPAT:

T entu kami atas nama Pimpinan dan anggota Pansus menghaturkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian dari round table meeting. Pertemuan yang ke-6, Pak ya? Yang ke-6 yang kita selenggarakan tanggal 13 dan 15 Oktober 2006 di Jakarta, yang hadir antara lain, dari ITB, IPB, Undip, Unkris, dan para pakar beserta beberapa Pimpinan dan anggota Pansus. Dan sebagian dari hasil DIM yang ada pada saat ini sebagian adalah hasil kerja keras juga para rekan-rekan dari perguruan tinggi.

Saudara-saudara sekalian, dalam rangkpljugc:tmenyerap aspirasi rnasyakat daerah seluas- luasnya, Pansus Penataan Ruang juga telah menyelengg·arakan seminar di beberapa daerah yang diikuti oleh perwakilan sejumlah Pemerintah Daerah dan sekitarnya. Juga yang terakhir melakukan kunjungan kerja lapangan di Provinsi Jawa Barat, Banten, Lampung, Jawa Timur, Bali, NTB, terus yang kedua itu di Aceh, Sumatera Utara, Riau, dan terakhir kunjungan kerja ke Cina dan Australia yang hasilnya saya kira sudah disampaikan kepada rekan-rekan sekalian.

· Saudara sekalian., serangkaian kegiatan tahap satu pembahasan RUU tentang Penataan Ruang sebagaimana dijelaskan telah kami !aksanakan dan saat ini kita memasuki tahap kedua untuk pembahasan materi rancangan undang-undang yaitu pernbahasan Daftar lnventarisasi Masalah yang disampaikan oleh masing-masing fraksi dimana sebelumnya telah disampaikan oleh Sekretariat Pansus Penataan Ruang dan telah disusun di clalam bentuk Daftar lnventarisasi Masalah.

Saudara sekalian, bahwa ini sesuai dengan rencana kita semula kita akan selesaikan sebisa rnungkin bulan Desember tetapi perkernbangan kemudian tidak rnernungkinkan untuk secepat itu, target kita bulan Februari sebetulnya, dan bulan Februari pun karena agenda-agenda yang padat, dan yang paling penting saya melihat bahwa ini perkembangan pembahasan pansus ini semakin luas. Dan juga perlu kami sampaikan semakin luasnya ini karena memang juga didukung oleh peran serta dari berbagai stakeholder dari Departemen Pekerjaan Umum terutama yang telah menerbitkan beberapa buku tentang penataan ruang yang telah diluncurkan beberapa waktu yang

ARSIP

DPR

RI

(5)

lalu, buku pertama soal Metropolitan dan yang kedua soal ruang terbuka hijau. lni teman-teman anggota belum banyak yang dapat, Pak. Jadi, alangkah baik menurut saya-bisa disampaikan.

Saya membaca itu, bagus sekali dan luar biasa, mudah-mudahan setelah ini juga bisa akan muncul produk-produk lain dari kawan-kawan sekalian sebagai rnitra.

Saudara sekalian, kita melanjutkan pembahasan tentang DIM ini, sebelumnya karni mengingatkan kepada Saudara-saudara sekalian, kepada Pak Menteri juga untuk sedikit menyampaikan tentang mekanisme yang kita sepakati yang lalu -ini hanya mengingatkan- termasuk kami ingin beberapa hal sekiranya bisa diberikan masukan-rnasukan supaya pembahasaan ini berjalan secara efisien, karena kita tahu sebetulnya dari banyaknya gagasan- gagasan yang muncul dari rekan-rekan sekalian, saya tidak melihat tebal atau tipisnya, tetapi walaupun demikian, memang saya lihat baru kali ada DIM tebal seperti ini sehingga bisa dijadikan satu.

Tetapi dari masing-masing fraksi saya rnelihat, Pak Menteri, itu memang gagasannya luar biasa, banyak yang aneh-aneh yang saya tidak mengerti, ini yang perlu kita diskusikan, ada masuk definisi-definisi baru yang sebelumnya tidak ada kemudian ada beberapa materi-materi yang krusial menurut saya ini perlu kebijakan kita semua, rekan-rekan sekalian, untuk bisa melakukan pembahasan ini secara efektif karena pesan dari ternan-ternan Baleg, ini tugas kita ke depan masih sungguh sangat banyak antara produktivitas kita menghasilkan undang-undang ini tidak sesuai dengan target terutama masalah-masalah yang sedang clitunggu termasuk Undang-undang Penataan Ruang ini adalah masalah yang ditunggu. Pemerintah Daerah sekarang sedang

rn~nunda keputusan tentang Perda menunggu disahkannya undang-undang ini.

Dan perlu kami sampaikan beberapa hari yang lalu, Pak Menteri, kita telah mengesahkan Undang-undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 dan itu sah menjadi acuan bagi kita semua, karena memang diungkapkan juga di situ soal penataan ruang yang tentu ini menjadi referensi bagi kita sekalian. Saya minta juga bantuan Pak Syarfi Hutauruk sebagai wakil ketua Pansus untuk membacakan mekanisme sekaligus nanti kawan- kawan sekalian supaya kita bisa berupaya untuk diskusi efektif untuk barangkali ada beberapa ca.ra untuk cepat menyelesaikan ini semua dengan tidak rnenghilangkan substansi bagi kita se.kalian. Silahkan bung Syarfi!

F·BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Pak Menteri dan jajarannya.

Bahwa kita sekarang membicarakan masalah Rancangan Undang-Undang tentang penataan ruang tapi menurut kami ini ada beberapa masukan yang perlu dipertirnbangkan bahwa perlunya Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang yang lebih komperhensif dari pada yang ada sekarang ini. Undang-undang Nomor 4 T ahun 1992 sud ah banyak membuat tentang wilayah daratan saja maka diharapkan pada Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang yang sedang dibahas sekarang memuat cakupan tentang aturan Penataan Ruang, ruang bawah tanah, ruang laut, ruang udara atau ruang angkasa, pentingnya masalah tersebut karena terkait dengan teknologi dan era global banyak masalah yang dltimbulkan wilayah tersebut memerlukan aturanaturan lebih lanjut.

Aturan tersebut harus komperhensif yang mencakup juga.

KETUA RAPAT:

Pak Darus, mohon maaf ini sudah masuk materi.

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Tidak, karena yang kita bicarakan ini belum masuk materi.

KETUA RAPAT:

Makanya nanti bicaranya pada saat masuk materi nanti, Bapak kan juru bicara dari BPD nanti bisa kami bicarakan soal itu.

F-PDS (PASTOR SAUT M. HASIBUAN)::

Sedikit, Pak Ketua!

Maksudnya beliau karena DIM dari pada pemerintah itu t.etap di sini barangkali bisa koreksi lagi kepada pemerintah untuk memasukkan DIM barunya kalau memang masih ada.

ARSIP

DPR

RI

(6)

KETUA RAPAT:

Terima kasih, Pak Pendeta, nanti bisa usulan-usulan baru bagaimana caranya sesuai prosedur dan konstitusional.

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Begini, Pak Ketua.

Kalau kita sudah membicarakan DIM, DIM yang ada sekarang ini diluar materi, misalnya kita tidak ada membicarakan masalah lautan, tidak satu pun membicarakan masalah .

. KETUA RAPAT:

Pak Darus, begini, ini perlu saya sampaikan secara prosedur usulan, Bapak bisa mengusulkan lewat fraksi Bapak, tidak bisa usulan baru itu kita sampaikan ke pemerintah karena DIM yang disampaikan oleh pemerintah AMPRES-nya sudah keluar dan itu tidak bisa direfisi pak, kalau mau direfisi sebagaimana tata tertib DPR itu harus dicabut kembali kesepakatan antara pemerintah dengan pimpinan DPR untuk mengambil/mencabut kembali undang-undang ini untuk dimulai dari awal kembali, silahkan merefisi. Artinya apa? Yang kita lakukan selama ini tidak ada.

Artinya sedang ada beberapa cara untuk memasukan masalah-masalah baru.

Pertama tentu masing-masing fraksi memiliki kekuasaan penuh untuk memberikan/memasukan pasal-pasal baru tentang itu dan itu yang merombak seluruh struktur maupun pasal-pasal sekalipun itu menyangkut seluruh substansi dan masalah teknis administrasi.

Jadi kekuasaan penuh itu ada pada saudara-saudara sekalian, tanpa intervensi/tekanan dari manapun, itu peluang satu-satunya tidak bisa lewat pemerintah yang memungkinkan ya saudara- saudara sekalian dari masing-masing fraksi. Begitu Pak Darus saya kira.

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

Jadi kan sekarang ini kita jumpa sama Pak Menteri, kita lihat Rancangan Undang-Undang tentang penataan ruang ini hanya mengatur masalah daratan saja tidak ada yang lain-lainnya, nah, ini kita sampaikan kepada Pak Menteri supaya Menteri berpikir.

KETUA RAPAT:

Oke, ini kan yang disampaikan Pak Darus kan sudah disampaikan berkali-kali di dalam rapat itu.

INTERUPSI (ANGGOTA PANSUS):

Barangkali mekanismenya itu begini, apa yang diminta oleh Pak Darus itu boleh-boleh saja, ini kita Raker kalau kita belum sependapat kita turunkan nanti ke Panja jadi bisa diubah ini, Pak, justru kalau Bapak mau tambahkan itu boleh sa.ja, tujuannya Raker masalah menambah bisa atau tidak kalau kita tidak putus di sini kita masukan panja. Begitu saya kira sehingga kita bisa jalan

terus ini. , ... ,,

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan Pak Hakim!

F-PKS (Ir. ABDUL HAKIM, M.M.):

T erima kasih, Pimpinan.

Pembahasan ini sudah melalui proses dan mekanisme sebagaimana diatur, oleh karena itu saya kira, DIM sudah disusun oleh masing-masing fraksi, hari ini kita rapat kerja bersama pemerintah, saya kira lebih baik pimpinan segera memulai acara ini karena syarat-syarat untuk mulai kuorum sudah tercapai, bahan sudah ada, saya kira pimpinan dimulai saja rapat pada kesempatan pagi hari ini.

Terima kasih.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Pimpinan! lni saya kira tentang mekanisme dan prosedur tadi p1mpman sudah menyampaikan bahwa kita Raker ini mulai 12 Januari dari mulai surat AMPRES dan Rapa!

Paripurna hingga Pansus, Rancangan Undang-undang ini kita anggap penting sekali oleh karena

ARSIP

DPR

RI

(7)

itu'rapat kerja dan selanjutnya itu jangan sampai kehilangan makna konstitusinya dan Rancangan Uridang-undang ini adalah ingin mengganti terhadap Rancangan Undang-Undang PR Nomor 24 tahun 1992 dalam arti bahwa Rancangan Undang-Undang No. 24 itu masih berlaku dan di dalam Rancangan Undang-undang Penataan Ruang ini mengamanatkan bahwa dalam perubahan Rancangan Undang-undang Penataan Ruang mengamanatkan itu ditunjuk Menteri dan akhirnya ditunjuk di dalam KEPPRES No. 62 Tahun 2000 adalah Menko Ekonomi oleh karena itu saya ingin bertanya sejauh mana keterlibatan Menko Ekonomi ini di dalam perubahan undang-undang ini apakah memang tidak dilibatkan dan apakah Rancangan Undang-undang yang diajukan oleh p~merintah itu sudah melalui BKTRN, selanjutnya, nah ini yang harus kita dudukan dulu jangan sampai kita, Undang-Undang No. 24 itu seolah-olah tidak berlaku dan saya juga mengharapkan pada Pimpinan, inikan mekanisme bagi saya baru karena selama ini saya membuat undang- undang yang baru, kita ada perubahan artinya amandemen dan kita mencontoh dari MPR pada sa1at amandemen hal-hal yang baik, sifat-sifat yang baik tidak selanjutnya diubah begitu saja, jadi kita tinjau Undang-undang No .. 24 ini dan saya lihat pada proses ini kita lanjut berubah langsung dari Undang-undang No. 24 dengan diajukan Rancangan Undang-undang yang baru.

Oleh karena itu, saya harapkan pimpinan melihat prosesnya bagaimana ini kalau mengadakan perubahan amandeman, pada waktu kita ke Australia saya mendapatkan satu amandemen Undang-undang Penataan Ruang Australia yang tebal begini dia langsung berlapis, nah, tidak akhirnya berubah karena kita itu reformasi, tidak revolusi tidak mengubah begitu saja, halhal yang baik mengapa harus dibuang, kita lakukan saja. I

lni yang saya harapkan jangan sampai1 kita lanjut tetapi ada hal-hal konstitusi yang harusnya diikuti dan diamanati dalam Undang-undang No. 24 Penataan Ruang itu yaitu kelembagaan BKTRN tidak diperhatikan dan kewenangan Menko Ekonomi ini yang sebagai koordinator BKTRN y9ng diamanati Undang-undang PA No. 24 ini menjadi diberikan kepada Menteri PU.

Terima kasih Assa/amu'alaikum warahmatul/ahi wabarakaatuh.

F-PO (MARUAHAL SILALAHI):

Terima kasih Pimpinan!

Saya berharap agar kita tidak lagi kembali, UUD 1945 rnernang amandemen karena tentu di\.)sulkan pasal mana yang kita amandemen tetapi kalau undang-undang ini langsung semua mau kita prediksi, sama jug a Undang-undang No .1 T ahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.

Seandainya memang amandemen pasal per pasal itulah dulu usul dari pada pemerintah, ini tidak undang-undang ini mau kita ganti, proses sudah berjalan semua proses-proses yang diatur untuk ditempuh oleh kita sebagai pansus sudah berjalan tinggal sekarang prosesnya itu adalah terkumpul DIM dan DIM ini sudah berasal dari semua fraksi, sekarang mau kita satukan DIM itu DIM mana yang menjadi DIM dari pada pansus untuk itulah kita undang sekalian Menteri untuk Raker mana yang mau kita selesaikan, saya rasa dilanjut saja pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Maruahal Silalahi yang mewakili karni menjelaskan soal itu dan Pak Syarfi silahkan lanjut!

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Mohon maaf, Pak Pimpinan.

Begitu kita mengubah maksudnya undang-undang yang berlaku kita harus hargai dulu bahwa kewenangan mau perubahan segala macam itu di Menko Perekonomian, itu yang saya ingin ingatkan supaya kita jangan salah langkah.

Terima kasih.

WAKIL KETUA (Ors. H. M. SYARFI HUTAURUK/F-PG): .

T erima kasih saudara Ketua, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Bapak Menteri yang mewakili pemerintah beserta jajaran yang kami hormati.

Anggota Pansus Penataan Ruang yana terhormat.

Adapun mekanisme Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang itu telah kita sepakati tanggal 23 Februari yang lalu, oleh sebab itu izinkan kami alas permintaan pimpinan untuk

ARSIP

DPR

RI

(8)

menjelaskan kembali mekanisme persidangan kita sehingga kita pada hari ini sudah masuk pada pembahasan DIM.

Pertama, bahwa saya tidak usah bacakan satu per satu poin-poinnya saja adalah yang angka ketiga umum, bahan utama dalam rapat kerja adalah Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang yang diajukan oleh pemerintah dan daftar inventarisasi masalah yang diajukan oleh fraksi-fraksi.

Keempat selama pembahasan ini, ditempuh upaya musyawarah untuk mufakat. Dua jenis fungsi dan tata cara rapat yaitu rapat intern dihadiri dan ditandatangani oleh Anggota Pansus Rancangan Undang-Undang Penataan Ruang serta telah mencapai kuorum sesuai dengan peraturan tata tertib, kemudian pada rapat pimpinan tidak usalh kami jelaskan lagi. Kemudian RDPU jug a sudah berlangsung kernudian Raker jiuga sudah berlangsung hari ini juga masuk Rapat Kerja selanjutnya adalah membahas sernua materi muatan Rancangan Undang-undang untuk men,dapatkan kesepakatan, baik rnuatan maupun rumusan substantif pasal-pasal yang ada dalam Rancangan Undang-undang serta munculnya substansi baru yang diusulkan dan disepakati dalam Rapat Kerja dan selanjutnya substansi yang belum disepakati diangkat sebagai bahan panitia kerja artinya apa yang diusulkan nanti berkembang baik itu mau ruang laut, darat bawah tanah itu nanti bisa dalam Rapat Kerja hari ini dan selanjutnya.

Kemudian, kedua Rapat Kerja mengambil keputusan terhadap draft rancangan undang- undang yang dibahas. Tiga, pembahasan materi DIM apabila sernua fraksi mengusulkan tetap artinya di dalam ini sudah ada tanggapan fraksi tetap maka diminta persetujuan langsung untuk disahkan menjadi keputusan tidak lagi dibahas karena sikap fraksinya tetap, kalau tetap itu kita buka lagi itu namanya tidak tetap. Kemudian keempat, setiap membahas materi yang ada usul perubahan dari fraksi-fraksi dibahas paling banyak dua kali putaran dengan posisinya sebagai berikut:

a. Substansi dan rumusan yang disetujui langsung disahkan oleh rapat kerja;

b. Substansi disetujui namun rurnusan belum disetujui langsung diserahkan kepada Tim Perumus atau tim kecil;

c. Substansi belum disetujui dan rumusannya belum disetujui pembahasannya ditempuh melalui bisa saja forum lobi atau bila forum lobi belum berhasil menemukan kesepakatan, pembahasan materi tersebut dapat dilanjutkan dalam Rapat Panja dan atau apabila Panja belum mencapai kesepakatan dilaporkan kepada Pansus dalam forum Rapat Kerja. Tapi saya pikir pengalaman-pengalaman kita yang sudah-sudah itu tidak lagi sampai ke Rapat Kerja itu sampai di Panja sudah selesai masalah;

d. Apabila bersifat teknis penempatan kalimat atau penunjukan pasal dan ayat pembahasannya diserahkan kepada tim sinkronisasi. Rapat Kerja Panja, Panitia Rapat Kerja dibentuk oleh Pansus dengan jumlah anggota panja berdasarkan pertimbangan jumlah anggota tiap-tiap fraksi dan jumlahnya ditetapkan palin!~ banyak sepamh dari anggota pansus tentang Rancangan Undang-undang Penataan Ruang dan jumlah yang mewakili pemerintah disesuaikan dalam Rapat Kerja. Dua, Rapat Panja dihadiri oleh anggota Panja sesuai kuorum yang ditetapkan oleh Tata Tertib Pasal 99 dan dipimpin oleh seorang · pimpinan Pansus yang ditunjuk dan disepakati untuk memimpin Panja dan didampingi unsur pimpinan lainnya serta rapat bersifat tertutup. Rapat Panja bertanggung jawab kepada Pansus dan melaporkan hasil kerjanya dalam forum Rapat Kerja yang telah ditentukan, tata cara pada prinsipnya sarna dengan pembahasan dalam rapat kerja. Lima, terhadap materi yang tidak dapat diselesaikan diputuskan oleh Panja dan pembahasannya diserahkan kepada forum Rapat Kerja, itu yang kami katakan tadi mudah- mudahan karena hampir semua kepentingan sudah masuk di sini tidak lagi kita bawa ke rapat kerja. Enam, dalam melaksanakan tugasnya Panja dapat membentuk tim perumus, tim kecil, dan tim sinnkronisasi.

e. Tim Perumus:

1. Tim perumus dibentuk oleh Panja dan dipimpin oleh salah seorang pimpinan Pansus atau anggota yang disepakati oleh panja dalam hal rapat timus bersifat tertutup.

2. Tugas tim perumus adalah merumuskan materi muatan yang ditugaskan dan dilimpahkan oleh Rapat Kerja dan atau Panitia Kerja.

3. tata cara disesuaikan dengan tata cara pembahasan dalarn Rapat Kerja, tim perumus melaporkan hasil kerjanya kepada forum Panitia Kerja.

f. Panitia Kecil, Tim Kecil:

ARSIP

DPR

RI

(9)

1. Tim kecil dibentuk oleh panitia Panja dan dipimpim oleh unsur pimpinan Pansus atau anggota Pansus yang disepakati untuk itu bersifat tertutup.

2. Tugas tim kecil adalah membahas konsideran menimbang, mengingat, penjelasan umum, dan materi lain yang diserahkan oleh Panja.

3. Tata cara pembahasan disesuaikan dengan tata cara pembahasan di Rapat Kerja.

4. Tim kecil melaporkan hasil kerjanya pa,da Panja.

g. Tim Sinkronisasi, Timsin:

1. Tim Sinkronisasi dipimpin oleh salah seorang unsur pimpinan yang disepakati dalam rapat dan bersifat tertutup.

2. Tugas tim sinkronisasi adalah menyingronkan hasil-hasil Rapat Kerja, Rapat Panitia Kerja dan Rapat Tim Perumus.

lnilah beberapa catatan yang telah kita sepakati tanggal 23 Februari lalu, oleh sebab itu, kare.na karena DIM sudah masuk, harapan kami tentunya kita sudah masuk semuanya persidangan kita sudall mulai, saya rnintakan kepada pimpinan agar memulai DIM pertama dan diserahkan kepada fraksi-fraksi untuk menjadi juru bicara sehingga nanti putarannya apabila nanti sudah kita anggap selesai maka putaran kedua itu tidak perlu tapi kalau perlu lagi putaran kedua kita buat lagi putaran kedua kemudian materi apabila itu bersifat substansi tidak putus di Rapat Kerja kita bawa ke Panja, oleh sebab itu tidak terlalu lama dalam satu putaran.

Terima kasih saudara ketua, Assalamu'a/aikum warahmatullahi wabarakaatuh.

F·PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Saya melanjutkan hal tadi rnasalah Undang-undang Penataan Ruang No. 24, karena ini belum dicabut oleh karena itu saya ingin bertanya kepada Menteri PU seberapa jauh peran BKTRN di dalam proses ini dan sebenarnya sejauhmana kewenangan-kewenangan ini masih bisa di dalam pembahasan undang-undang ini sekarang, saya ingin dijawab oleh Menteri PU.

WAKIL KETUA (Ors. H. M. SYARFI HUTAURUK/F-PG):

Begini, Pak Cecep, mungkin atas seizin pimpinan, ini kan kita mulai Januari, AMPRES sudah masuk dari Presiden tentang revisi Undang-undang No. 24 Tahun 1992, soal keterlibatan antar- dept di pemerintah itu bagiannya Pemerintah, tetapi AMPRES ini adalah mengatakan Presiden siap melanjutkan pembahasan Undang-undang Perubahan No. 24 dan menugaskan Menteri PU bersama Menteri Hukum dan HAM untuk mewakili Presiden, itu wilayah eksekutif dan kemudian kita punya keyakinan bahwa pemerintah sebelum masuk --unsur pemerintah ini tentu antardept- sudah melakukan koordinasi.

Yang kedua, disamping itu Pansus juga sudah melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi- diskusi, baik dengan Menko Ekuin dua kali, Bapenas dua kali, kemudian dengan instansi terkait termasuk Badan Koordiansi Tata Ruang Nasional, itu sudah kita lakukan, itu di wilayah kita sementara bagi kita adalah keterlibatan usulan dari pada Presiden yang mewakili beliau adalah Menteri PU dan Menteri Hukum dan HAM.

Saya pikir ini Pak Cecep. Untuk selanjutnya mungkirl soal mekanisme di luar sistem legislatif kita itu adalah wilayahnya eksekutif.

Terima kasih.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Terima kasih, Pak.

T etapi saya jug a mempunyai Menteri PU bagaimana prosesnya supaya clear, Pak, supaya kita melangkah, kita menerima ada hal-hal institusi yang tidak tepat.

~<ETUA RAPAT:

Sedikit, saya sampaikan, Bapak/lbu sekalian.

Yang kita hadapi sekarang ini adalah ketua Sadan Koordinasi Tata Ruang Nasional, Ketua Harian, jadi pantas kalau beliau yang mewakili dan saya kira ternan-ternan bisa pahamlah kenapa beliau Pak Hermanto sebagai Menteri PU juga merangkap Kehm Harian. Kanda Malkan, silahkan!

F·PG (H. M. MALKAN AMIN):

Terima kasih Saudara Ketua.

Pak Ketua, Pak Menteri, dan seluruh jajaran.

ARSIP

DPR

RI

(10)

Saya hanya ingin memohon penjelasan apakah dengan kehadiran Bapak Menteri dan kita memulai bismillah pembahasan Undang-undang Tata Ruang sudah melekat lembaga yang terkait.

Karena pengalaman pahit masa lalu membahas undang-undang dimana Pak Menteri sebagai motornya sumber daya air, date work rapat kita karena departemen pertambangan tiba-tiba punya perbedaan prinsip dengan departemen PU.

Karena itu, mengingatkan kita, siapa yang paling berhak mengundang Kementerian Lingkungan Hidup atau Departemen Kehutanan, saya sangat mengharapkan mudah-mudahan Departemen Umum atau Direktorat Jenderal membuat mekanisme setiap tim jangan sampai pertengahan date work.

Yang terakhir Pak Ketua, Pak l<etua, Pak Cecep diberi kesempatan seluas-luasnya menyampaikan perasaannya agar lebih awal ada kepuasan sehingga akhirnya dapat puas sekali.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Sebelum kita bahas pasal per pasal inventarisasi masalah ini, kami beri kesempatan pada Pemerintah untuk menyampaikan beberapa untuk kita dengarkan.

Kami persilakan Pak Menteri!

PEMERINT AH {DJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Yang terhormat Bapak Pimpinan dan Anggota Pansus Rancangan Undang-undang tentang Penataan Ruang DPR RI.

Yang saya hormati Panitia antardepartemen dan hadirin rapat kerja Pansus tentang Penataan Ruang.

Teman-teman dari Round Table Meeting yaitu dari ITB,, IPB, Trisakti yang hadir.

Assalamu 'alaikum Wara/1matullahi Wabarul<atuh.

Selamat Pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Sebelum menjawab secara khusus saya menyampaikan beberapa hal, pertama, marilah kita ucapkan syukur kepada Tuhan yang maha kuasa atas rahmat yang diberikan sehingga kita dapat berkumpul dalam acara ini.

Pada kesempatan ini saya ucapkan terima kasih diberi kesempatan untuk mewakili Pemerintah sesuai dengan Ampres Bapak Presiden mengutus saya dan Menteri Hukum dan Ham untuk kewakili Pemerintah dalam membahas rencana Undang-undang Tata Ruang ini.

Kalau kita bicara masalah BKTRN, juga tidak tercantum dalam Undang-undang Nomor 24, dalam Undang-undang Nomor 24 tahun 1992 juga tidak pernah mengatur BKTRN. BKTRN itu suatu badan untuk mengatur kerjasama implementasi tata ruang karena menyangkut banyak sektor dikoordinasikan oleh Menteri Perekonomian. BKTRN itu adalah dalam fungsi penataan ruang secara horizontal, mudah-mudahan kita semua yang ada disini tidak melanggar apa yang dalam Undang-undang Tata Ruang Nomor 28 ...

Bapak sekalian yang saya horrnati, baru k.ali ini, setelah saya mernbahas beberapa RUU, ini yang paling dashyat. Jadi sejak kami membacakan penjelasan Pemerintah tanggal 26 Februari 2006 yang lalu telah dilaporkan kepada saya lebih 50 kali event untuk membahas ini. Apakah event itu dilakukan oleh DPR sebagai pertemuan seminar kerja dan sebagainya, tetapi dari Departemen PU juga rnelakukan seminar-seminar, kunjungan kerja dan sebagainya. Jadi menurut laporan lebih dari 50 kali event untuk mernbahas ini. Tidak rnustahil kalau sekarang disodori dari Bapak-bapak Daftar lnventaris Masalah sebanyak 372. selarna saya rnernbahas RUU baru kali ini dihadapi dengan DIM 372.

lbu dan Bapak sekalian, narnun dernikian ini rnenunjukan rencana tata ruang ini rnernang dirninati oleh banyak stakeholders. Masyarakat sudah sangat rnenunggu keluarnya tata ruang yang baik. Dan saya yakin bahwa DIM akan mempertajam rencana Undang-undang yang telah disusun oleh Pernerintah untuk diajukan dengan persetujuan dari DPR RL

Dari DIM yang saya baca, yang dilaporkan Pak Dirjen itu bisa saya kategorikan dalam tiga kelompok, kelornpok pertama rnendukung ·. kernudian rnengubah sedikit. Yang seperti itu akan langsung kita terima untuk kita sepakati., dan kalau membicarakan masalah redaksi maka kita serahkan pada Tim Sinkronisasi.

Yang kedua, ada tanggapan yang disiapkan tidak di sini tapi akan kita transisi dengan PPnya, untuk masalah wilayah rnenyangkut darat, laut dan udara akan diatur dalam Peraturan

ARSIP

DPR

RI

(11)

Pemerintah mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Jadi nanti kita bahas apa yang mau kita bawa ke sini atau memang akan diatur dalam rencana peraturan Pemerintah yang akan menyusul.

Yang ketiga, untuk kelompok yang kedua dan ketiga perlu kita bahas. Dan kalau pembahasannya sulit seperti yang disampaikan Pimpinan dan sesuai dengan tata tertib, pembahasan tadi tidak bisa diputuskan di sini maka akan diputuskan di Panja, dan di Panja tidak bisa lagi maka kembali ke kita untuk kita bahas dan kita putuskan.

Demikian saya kira penjelasan kami dengan ini kami siap untuk melakukan Rapat Kerja, dan siap untuk menjelaskan dan mendiskusikan Daftar lnventarisasi Masalah yang Bapak-bapak telah sampaikan kepada Departemen Pekerjaan Umum.

Saya kira itu.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuf1.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Terima kasih, Pak Menteri.

Memang betul BKTRN tidak ada dalam Undang-undang, tetapi ada amanat sehingga keluar Keppres 62 tahun 2000 yang mengamatkan BKTRN ini mempunyai fungsi menyinkronisasi, mengubah, merevisi. Keppres itu belum dicabut. Dan dengan ada Arnpres dari Presiden, rnaka sejauhmana kekuatan Kepres dan Arnpres.

Kalau dalarn Ampres mencabut Keppres No. 62 Tahun 2000 sehingga kewenangan Menteri PU dan jajarannya mewakili Pemerintah bisa saja tetapi sekarang 62, teori itu belum dicabut. Jadi kewenangan itu di BKPMN. Oleh karena itu, koordinasi semua perubahan itu harus dibahas didalam BKTRN. Jadi seharusnya sebelum k:e sini itu Pemerintah mengajukan BKTRN dulu, menurut pernahaman saya. Oleh karena itu di-c/ear-kan dulu jangan sampai nanti setelah kita maju menjadi masalah di tengah jalan.

T erima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

F-KB (H. TAUFIKURRAHMAN SHALEH, S.H., M.Si.):

lnterupsi!

Memang mung kin barangkali bukan berarti kita mengurai sernua kesepakatan yang nanti kita sepakati. Memang untuk awal kita ingin Pernerintah yakin sehingga kita perlu penjelasan tentang roh dari Undang-undang !ala ruang yang dikonsepkan oleh Pemerintah ini.

Yang saya maksud dengan roh ini, adalah bagaimana arah Undang-undang Tata Ruang ini apa bersifat sentralistik atau desentralisasi,, karena kalau bersifat sentralistik kita harus yakin konsekuensinya, hirarki ini harus dipegang ketat dalam merumuskan undang·-undang ini, misalkan nanti di dalam undang-undang ini akan dikeluarkan Perda, bisa Perda Gubernur dan bisa Perda Kabupaten, sejauhmana bisa mengalahkan peraturan Menteri. Jadi harus punya sikap tegas peraturan undang-undang sebagai amanat perLJl:>ah~n .konstitusi yang kadang masih terjadi.

lni pertanyaan yang perlu dijawab,dan saya kim Pak Menteri sudah siap, jawaban itu termasuk solusinya. Jadi rohnya itu, dan implikasinya nanti kalau kita sudah jelas ini agar jangan ada tabrakan konsep otonomi daerah desentralisasi yang sudah berlakukan selama ini, dan itu juga undang-undangnya ada. Jadi rohnya yang kita ingin dapatkan sehingga tidak terjadi tabrakan antara undang-undang yang satu dengan undang-undang yang lain.

Karena saya melihat pasal per pasal sehingga terjadi otoritas Menteri Keuangan akan tersentuh melalui daerah ekonomi. Atau yang terkait dengan pelabuhan, ataupun ada pertanyaan ini Undang-undang Daratan atau Undang-undang Tata Ruang yang khusus karena materinya sebagaian daratan. Undang-undang Kelautan dan Udara hanya dibuatkan Undang-undang. Jadi apakah sesuai dengan judulnya. Pertanyaan ini yang akan kita temukan jawabannya sebelum kita memasuki yang sesuai dengan kesepakatan sehingga kalau rohnya sudah paham dengan lancar kita buat mekanismenya.

. Memang demokrasi itu kadang-kadang belum bisa bersama-sama, Pimpinan bicara mekanisme memang penting tapi jangan sampai substansi tertabrak oleh prosedural yang kita lakukan. Dan subtansi itulah merupakan nilai roh dari demokrasi itu sendiri.

Jadi Pemerintah harus yakin menanggapi pertanyaan-pertanyaan supaya kita tidak salah persepsi, karena masyarakat kita ada dua, ada masyarakat yang salah paham dan ada

ARSIP

DPR

RI

(12)

masxarakat pahamnya yang salah. Jadi ini pertanyaan yang perlu dijawab, dan jawabannya subtansi yang kita inginkan tidak sekedar prosedural mekanisme dan Arnpres sebagainya.

Mungkin demikian. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih. ;

· Pak Cecep, Perpres No. 62 tidak dicat?ut dan itu tetap berlaku. Oleh sebab itu, dalam mempersiapkan RUTL selalu melewati pintu perekonomian. Barang ini sekarang sudah jadi diambil oleh !Presiden diserahkan oleh DPR untuk dibahas.

i Bahwa proses kita dengan Menko Perekonomian melalui BKTRN adalah proses internal pem~rintah.

: Yang kedua, masalah subtansial. Pertama, isi dari Undang-undang itu saya sampaikan bab demi bab. Pertama Ketentuan Umum itu isinya hanya defenisi apa artinya ruang, tata ruang, . penyelenggaraan ruang, penataan ruang, rencana ruang.

i Bab II, bicara masalah asas, tujuan dan pengelompokan. Atas asas adil, terintegrasi, komprehensif dan sebagainya ada di asas. Tujuannya kita mengatur pemanfaatan ruang nasional

aga~ bisa dimanfaatkan secara efisien, efektif bagi kemaslahatan hidup dan tidak mengorbankan anak cucu kita di kemudian hari.

i Dalam tata ruang ini ada beberapa pengelompokan, secara sistem bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu bisa dari wilayah di luar kota dan di dalam kota. Secara fungsi ruang dibagi dua yaitu kawasan lindung dan kawasan budi daya. Kawasan lindung tidak boleh disentuh dan diab~dikan, dan kawasan budidaya itu harus dibudidayakan dalam kota, ada pertanian, kehutanan

dan :sebagainya. . . ,

! Kemudian secara administratif yang kita bicarakan sentralistik atau desentralisasi. Dalam tata 1ruang dibagi tata ruang nasional, tata ruang profesi, dan tata ruang kabupaten dan kota.

• Tata ruang nasional, dibuat oleh Pemerintah dalam bentuk peraturan Pemerintah. Atas das~r rencana tata ruang nasional setiap Pemerintah provinsi harus membuat rencana tata ruang wilayah provinsi, disahkan dengan Perda Provinsi dan seterusnya kabupaten/kota pun akan

mel~kukan itu. Jadi referensinya tata ruang nasional, tata ruang profesi mendetailkan menjadi tata ruang wilayah, kabupaten dan kota dan dinyatakan dalam bentuk Perda.

! Kalau kita bicara kawasan, akan bisa bicarakan kawasan perkotaan atau perdesaan. ltu sertjua ada di sini, kemudian kita akan melihat tata ruang dari nilai strategisnya, nanti ada milik strategis secara nasional dan itu akan dipungut dan menjadi tugasnya Pemerintah.

: Kalau ada nilai strategis provinsi meski itu ada dalam Kabupaten itu akan diambil oleh Proyinsi, dan seterusnya ada rencana strategis kota dan nilai strategis Kabupaten.

: Wewenang dibagi menjadi tiga, buaf RTRW Nasional, Gubernur dengan Perda itu membuat RT~W Provinsi dan Pemerintah kabupaten membuat RTRW kabupaten dan kola. ltu mengenai madam-macam dan hierarkinya. ·1

• Kemudian karena ada Kabupaten, 'Provinsi maka kita harus mengatur dalam penyelenggaraannya. Ada pengaturan pembinaan penataan ruang, pelaksaan dan pengawasan tata! ruang itu kalau sudah jadi. · · ·· ··· · ·

\ Kalau kita berbicara masalah pengaturan, pemerintah . pusat berkewajiban membuat

per~turan SPM-nya normal, standar dengan pedoman manual itu· dibuat oleh pemerintah provinsi dani kabupaten, untuk dia menyusun tata ruang provinsi dan tata ruang kabupaten, kemudian pe~binaan, jadi pemerintah pusat harus bisamemberikan pembinaan, kemudian yang ketiga ada

pel~ksanaan, penataan ruang, di dalam penataan ruang itu dibagi menjadi tiga, pertama perencanaan ruang kedua pemanfaatan ruang ketiga pengendalian, yang paling gampang itu adalah perencanaan, jadi kita merencanakarfclan nanti ada tata ruang nasional, kabupaten, kota, di d~lam tata ruang nasional itu nanti diatur cicuannya harus apa,rnuatannya harus apa, dan untuk apai, nanti diterangkan dalarn aturan tata ruang, hasilnya tata ruang nasional, provinsi, kota, ini

per~ncanaan, kemudian pemanfaatan, pemanfaatan harus sama dengan perenca,naan, jadi ini

unt~k pemukiman, kawasan huni, industri dan l;;iin-lain, kemudian pengendalian, dituangkan dalam

ben~uk perizinan, jadi kalau ada orang. atausiapapun minta izin itu harus dilihat dengan rencanan tatal ruang cocok atau tidak, kemudian diberikan izin. Disamping itu didalam undang-undang ini

sec~ra khusus untuk kawasan perkotaan itl) dibahas tersendiri untuk mengatur kota, tentunya kota-

kot~ di Indonesia dengan penataan, baik kendaraan, ataupun kawasan-kawasan kumuhnya atau

ARSIP

DPR

RI

(13)

yang lainnya, dan diharapkan kalu kita punya rencana tata ruang kola yang baik ditaati per:nanfaatannya dan akan berkembang dengan baik sesuai dengan apa yang kita rencanakan.

Kemudian yang keempat adalah pengawasan, kemudian kewajiban dan hak masyarakat, artinya hak masyarakat harus punya hak untuk melihat, kalau sekarang ini masyarakat tidak pernah melihat tata ruang. Oleh karena itu, seperti apa, tata ruang Boyolali seperti apa, Kabupaten Salatiga seperti apa, itu rakyat tidak tahu, sehingga rakyat tidak bisa untuk koreksi, tapi rakyat juga pu9ya kewajiban untuk menaati tata ruang itu, haknya tadi kalau misalnya tanahnya dia merugi dia berhak mendapatkan ganti rugi, itu hak. Kewajibanya dia harus menjaga tata ruang dan peran

ma~yarakat juga di sini disebutkan dimana berperan bisa memberikan masukan, karena setiap RUU itu kita bahas dan kita diskusikan dengan tingkat masyarakat, termasuk adanya hearing, kerpudian di dalam undang-undang ini dibahas juga mengenai sengketa dan bagi pelanggar itu ada sanksi baik sanksi itu izinnya dicabut atau benda, dan rincian dari sanksi itu nanti akan dituangkan dalam PP, dan Perda, Saya kira itu dengan beberapa ketentuan lain, dan pasti ada ketentuan peralihan dan penutup, saya kira itu substansi yang dibahas di sini.

Terima kasih.

F-KB (H. TAUFIKURRAHMAN SHALEH, S.H., M.Si.):

lnterupsi sebentar, Jadi begini, supaya pemerintah yakin dengan argumentasi-argumentasi yang lebih empirik, dan akademis karena undang-undang ini harus empirik, jadi tulisan dan definisinya harus bagus tetapi begitu diargumentasikan itu belum tentu, karena sekarang ini Pemda ini cepat-cepatan seperti Perda Tata ruang karena ini dulu-duluan, karena ketakutan nanti digelontor oleh pusat, ini problem dan saya khawatir begitu kita rumuskan RUU ini dengan bagus na~ti ada yang datang ke Mahkamah Konstitusi, ini harus kita jaga, karena apa, masih banyak pelitanyaan-pertanyaan yang belum utuh, jadi nanti bapak-bapak harus yakin, dalam arg:umentasinya harus sharing karena ini zamannya reformasi, sehingga nanti mekanisme bisa berjalan lancar dan kita semakin paham arah/roh dari pada undang-undang ini, karena kita ini ban yak undang-undang selain Undang-undang Tata ruang ini, dibawahnya ada Menteri Keuangan yang berkusa, ada Pelabuhan belum, dan apakah sudah ada harmonisasi dengan Pemerintah, jadi pertanyaan ini sudah harus siap dalam setiap sessi dan bisa timbul dalam pasal-perpasal.

Demikian, terima kasih.

F-PD (E. E. MANGINDMN, S.E., S.IP.):

Terima kasih, Pak.

Kalau saya dengar dari teman-teman memang benar, seperti ada keragu-raguan kalau undang-undang ini jadi, ada sesuatu yang mungkin apakah dari Mahkamah Konstitusi atau murgkin di tingkat lmplementasinya agak sulit, oleh karenanya saya kira dalam pertemuan yang lah.J, dan kita sepakati keragu-raguan ini akan terjawab, dan ketika berjalan akan terjawab keragu- raguannya di Raker ini dan di ujung kalau tidak salah ada uji publik, uji publik di sinilah kita finalisasi. Saya kira akan ada jawaban tentang keragu-raguan kita nanti.

· Terima kasih, Pak.

~ ,. '' ... "•·;-,• ' .

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

Saya pikir, kita samakan dulu masalah undang-undang ini, Pak, dengan kita membaca buku ini kita akan sepakat, inilah yang akan mengatur tata cara dan batasannya baik oleh Pemerintah maupun inisiatif DPR, baik kalimat, dasar hukum, sehingga tidak akan salah dan kalau salah dari sinit kita perbaiki karena kita akan menyusun, tata cara dan apa saja yang akan dimuat, dengan tata cara pembuatan undang-undang. Jadi Undang-undang Nomor 10 ini, oleh karena itu agar lancar barangkali bagi kita, kita buka-buka ini,' dan bahwasannya ada aturan yang sudah diatur apa saja, dan saya pikir pemerintah tidak salah, dan tidak akan tumpang tindih, sampai untuk memulai kali~at pun ada acuannya, saya kira saudara Pimpinan sesuai dengan peraturan perundang- undangan ini, sudah bisa memulai dengan Rapat Kerja mengenai masalah DIM dengan Pemerintah.

T erima kasih.

F-PAN (Ir. CECEP RUKMANA, M.M.):

Saya usul sedikit Pak!

ARSIP

DPR

RI

(14)

Karena Undang-undang Tata Ruang ini akan lintas sektor, tadi diungkapkan jangan sampai seperti RUU perairan, kenapa dibentuk BKTR itu juga supaya bisa lintas sektor, oleh karena itu dalam keterlibatan pemerintah unsur-unsur anggota BKTR itu harus ada di sini, saya usulkan misalnya dalam masalah-masalah pertambangan, kehutanan, pertanian, kita bisa langsung diselesaikan di sini atau bagaimana mekanismenya.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Saudara-saudara, mari kita lanjutkan pembahasan ini, kita masih punya waktu, hari ini Kamis, 25 Januari 2007, pukul 09.00 WIB sampai selesai. Kita selesaikan Rapat Kerja ini, padahal dalam waktu tata tertib ini, kita hanya, diperkenankan sampai pukul 16.00 WIB, dan malam dilanjutkan sampai pukul 23.30 WIB, jadi saya mohon izin kawan-kawan sekalian kita sepakati rapat sampai pukul 16.00 WIB.

(RAPAT: SETUJU) Terima kasih kawan-kawan sekalian.

Pak Menteri yang saya hormati, Daftar lnventarisasi masalah RUU tentang Penataan Ruang sepagaimana yang ada di hadapan saudara sekalian, kita mulai pembahasan sebagaimana diatur dalam mekanisme tentang pembahasan RUU ini, pertama bahwa kita akan melakukan maksimal dua putaran dalam mekanisme ini, kalau dua putaran kita tidak sepakat kita akan lanjutkan, dan akan kami persilahkan nanti kepada masing-masing juru bicara fraksi untuk menyampaikan beberapa rasionalisasi atau argumentasi perubahan yang akan kita sampaikan kepada Pemerintah dan saya berharap bahwa segala perubahan yang terjadi ini kita sepakat sekalian ini semata-mata substansi untuk kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itu, kita bismillah untuk memulai DIM yang pertama kita lihat, bahwa sebagairnana kita lihat ini sepakat semua. Jadi RUU Tata Ruang ini judulnya pun tetap, tidak ada perubahan, baik ada Partai Golkar, PDIP tetap, PPP tetap, F-Demokrat tetap, PAN tetap, PKB tetap, PKS tetap, BPD tetap, PBR tetap, dan PDS tetap.

Kemudian DIM yang kedua, kami persilahkan rekan-rekan ini hampir semua fraksi melakukan perubahan kecuali F-KB tetap, PBR, dan PDS. Kami persilahkan rekan dari F-PG untuk menyampaikan perubahannya kepada Pemerintah.

F-PG (H. M. MALKAN AMIN):

Assa/amu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Kami dari Fraksi Partai Golkar sesuai dengan dalam buku itu, Pak, ada perubahan dalam pasal menimbang a, saya kira sudah ditulis di situ dan selaku bahan menjadi, "Tata ruang wilayah negara kesatuan repub/ik Indonesia yang merupakan negara kepualuan berciri nusantara meliputi darat, taut, dan udara maupun sumber daya a/am per/u ditingkatkan penge/olaannya secara bijaksana, berdaya guna, dan berhasi/ guna df]ng~m berpedoman kepada kaidah kita penataan ruang sehinga kua/itas penatan ruang nasinal dapat terjaga dan berkelanjutan demi pembangunan rakyat". ltulah usul kami tentang menimbang a, beda-beda tipis dan mungkin ada yang keberatan sedikit bisa dilanjutkan.

Terima kasih.

F·PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Terima kasih, Ketua, Pak Menteri, Kami ada perubahan redaksional atau katakanlah perubahan di dalam kalimat jadi "bahwa ruang wilayah kesatuan Republik Indonesia dan selanjutnya ... , untuk itu karena ini sifatnya perubahan redaksional atau kalimat dan kata kami usulkan ini untuk dimasukkan di Timus, Pak Ketua. Jadi ini sifatnya redaksional untuk menimbang a ini masuk di Timus, begitu kira-kira.

Terima kasih.

F-PDIP (BEN VINCENT DJEHARU):

Baik, sebagaimana yang dikatakan PDIP, tapi saya ingin menambahkan yang terjadi di situ ada dua hal yaitu: pertama, ciri negara kepulauan, dan yang terakhir, dasar dari pada landasan idiil dan pancasila, landasan konstitusional UUD 45, itu tambahan, mengapa ditarnbahkan dua hal itu, karena kenyataannya negara kita negara kepU!lauan dan kenapa kita mengambil landasan idiil

ARSIP

DPR

RI

(15)

Pancasila dan Konstitusi UUD 45, karena memang kita bicara tata ruang ini di dalam negara Republik Indonesia yang mempunyai falsafah Pancasila.

Terima kasih, itu penjelasan.

F-PPP (H. RUSNAIN Y AHYA):

Terima kasih, Pimpinan!

Pak Menteri yang kami hormati,

Saya kira tidak banyak berbeda dengan Partai Golkar, kita juga PPP ingin mengangkat negara kepulauan, ini yang kita munculkan dii dalam perubahan itu. Oleh karena itu, saya kira dalam rangka menghargai juga Menteri Juanda dulu dalam dekrit bahwa kita sudah diakui oleh PBB sebagai negara kepulauan, oleh karena itu Fraksi PPP mengemukakan tentang itu.

T erima kasih. Wassalamu'alaikum warahmatul!ahi wabarakaatuh.

F-PD (MARUAHAL SILALAHI):

Terima kasih, Pimpinan!

Kelihatannya dalam konsideran a ini hampir semua, kita dari fraksi-fraksi mengemukakan alasan yang sama, hanya barangkali redaksinya sama, tapi alasannya sama, Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang kedua bercirikan darat, laut, udara, dan lain sebagainya. Jadi untuk a ini kita serahkan ke Panja, kemudian yang kedua, saya rnelihat rnernang walaupun belurn rnembaca buku yang tebal ini hampir sarna semua kelihatannya ini, karena memang kita sama-sama rnengikuti sejak awa!, sama sama juga pergi ke daerah, sosialisai dan sama-sarna pergi entah ke mana itu. Jadi saya bukan keberatan sampai pukul 16.00, secara pribadi saya tidak kemana-mana.

Apakah ini harus Raker atau Panja.

Terima kasih, Pimpinan.

F·PAN (Ir. TRISTANTI MITAYANI, M.T.)::

Terima kasih Pimpinan!

Fraksi Partai Amanat Nasional juga pada dasarnya melihat sernua kepentingan yang belum ada di dalam Drat RUU yang disampaikan olieh Pemerintah, diantaranya rnendefinisikan ruang yang kernudian dielaborasikan dengan baik oleh Partai Golkar, PPP dan yang lainnya, bahwa ruang adalah ruang darat, laut dan udara, kemudian pengertian dari nasional yang selama ini taken for granted seolah-olah kita sudah mengetahui bahwa nasional itu adalah negara Indonesia, kemudian kita tajamkan dengan pernyataan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pentingnya rnemuat segala pemanfaatan ruang di dalam wilayah Negara republik Indonesia ini, adalah berdasarkan landasan dari Konstitusi UUD rnaupun adanya niat yang tulus untuk sebesar- besarnya demi kemakmuran masyarakat. Maka dengan ini F-PAN juga kurang lebih redaksinya harnpir sama dan mernuat apa yang karni anggap sebagai penjelasan dari apa yang disampaikan RUU oleh Pemerintah, saya juga setuju dengan dari Partai Demokrat tadi, adakah kemungkinan bagi kita untuk melihat kembali dari apa yang hampir sama ini bahwa pemerintah sudah melihat apa yang kita kemukakan ini, di rnana kira-kira Pernerintah yang bisa rnelakukan perubahan, artinya mengacu pada apa yang diinginkan· fraksi-fr.aksi dan mana yang akan menimbulkan perrnasalahan sehingga perlu dibawa keruang Pansus ini. Jadli saya juga jujur saja kalu melihat buku setebal ini saya langsung kecil hati kapan ini akan selesainya, dan saya megusulkan kalau diiizinkan oleh Pimpinan atau Pak Menteri adalah tanggapan dulu dari pernerintah atas perubahan dari fraksi-fraksi kemanusian diberikan catatan kira-kira mana saja yang pemerintah tidak perlu merasa harus memperdebatkan, artinya menerima saja apa yang diinginl<an tiap fraksi lalu yang dibawa ke dalarn ruang Pansus ini adalah materi atau pasal-pasal yang akan menimbukan masalah atau perbedaan dengan pemerintah.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

PKB tetap, silakan PKS!

F-KB (Ors. H. M. DACHLAN CHUDORI):

Kalau kita lihat sekilas point menimbang ini hampi:r satu huruf, menginginkan ada spirit Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk melandasi dalam pertimbangan yang akan kita buat dalam undang-undang.

ARSIP

DPR

RI

(16)

Fraksi PKS ingin mengganti kata 'nasional' dengan 'Negara Kesatuan Republik Indonesia'.

Menambah kata 'merupakan negara kepulauan yang berciri nusantara dalam wadah yang meliputi darat, laut, udara.' Karenanya sebagaimana yang tertulis di sini, point menimbang yang diusulkan oleh PKS, pemanfaatan ruang wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia meliputi ruang darat, laut, dan udara sebagai wadah ataupun sumber daya alam perlu ditingkatkan upaya pengadilan.

Jadi pada point ini seharusnya mungkin bisa diperingkas untuk menghemat waktu dan saya kira diberikan kepada Timus saja. Dan subtansinya dari masing-masing fraksi tidak begitu terjadi perbedaan yang mendasar, dengan adanya semangat tadi mudah-mudahan ini bisa cepat disimpulkan sehingga tidak terjadi perdebatan panjang.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Darus!

F-BPD (Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

T erima kasih Ketua.

Buku-buku yang kita terima ini tebal sekali, kita coba bolak-balik mernang yang saya usulkan tadi ada beberapa hal yang tidak bisa saya rnasukan. Tapi karena sudah bisa disepakati membicarakan DIM yang masuk, dan khusus mengenai ini, fraksi kami tidak melihat adanya substansial permasalahan yang harus dibahas. Yang ada itu hanya redaksional. Fraksi kami mengusulkan bahwa ini kita masukan ke dalam Timus saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Menteri ada yang perlu kami sampaikan, rekan-rekan sepakat Timus dengan catatan beberapa masukan-masukan dari beberapa fraksi, artinya ada penegasan terhadap eksistensi undang-undang dasar dan NKRI dan negara kepulauan.

Saya kira jika tidak keberatan ini Timus. Kita bisa lanjut ke DIM yang ketiga.

(RAPAT: SETUJU) Parkai Golkar tetap? Kami pesilakan PDIP!

F-PDIP (NUSYIRWAN SOEJONO):

Terima kasih Ketua.

Sehubungan dengan DIM yang ketiga, di sini dicantumkan bahwa kaitannya tentang prinsip- prinsip keterpaduan, keterkelanjutan, demokrasi, dan selanjutnya, kami melihat bahwa Undang- undang Penataan Ruang ini merupakan salah satu hal yang bisa menciptakan kepastian hukum dan juga kalimat yang dengan memperhatikao h(:lk. asasi manusia kami melihat bahwa aspek tersebut ada di dalam landasan ideal Pancasila.

Atas dasar pertimbangan tersebut kami memasukkan dua kata, satu kepastian hukum dan landasan idiil pancasila pada DIM ketiga tersebut, sehingga berbunyi, 'BalJWa perkembangan situasi nasional dan internasiona/ menuntut penegakan prinsip-prinsip keterpaduan, berkelanjutan, demokrasi, dan kepastian hulwm dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik sesuai landasan ideal Pancasila'. Jadi ada dua kata yang kami sisipkan dan mungkin ini sifatnya sudah substansi dan mungkin tidak bisa masuk dalam tim perumus, kami usulkan untuk ini masuk dalam Panitia Kerja.

T erima kasih.

F-PD (MARUAHAL SILALAHI):

Kelihatannya ini awal dari kesamaan antara demokrasi dan PDIP. Tentang hukum, memang sudah dimasukkan dalam yang kedua, konsmusional, Undang-undang Dasar 1945.

Terima kasih PDIP.

F-PAN (Ir. TRISTANTI MITAYANI, M.T.):

Terima kasih.

ARSIP

DPR

RI

(17)

Fraksi PAN kurang lebih sama dan ditambah dengan memperhatikan tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

· Terima kasih.

F-KB (H. TAUFIKURRAHMAN SHALEH, S.H., M.Si.):

Saya tidak terlalu berbeda prinsip, ada kata-kata menegakkan prinsip-prinsip komprehensif planning yang berkelanjutan, demokrasi dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ru:ang yang baik dengan memperhatikan hak. asasi manusia. Jadi kalau memang tidak terlalu pr1insip bisa dimasukkan tim perumus.

Terima kasih.

F·KB (Ors. H. M. DACHLAN CHUDORI):

Dari kita ada kekeliruan, redaksi ·usul, sebetulnya sama, tetap.

F·BPO (Ors. H. MOH. OARUS AGAP):

Tadi ada yang mengusulkan bahwa ini masuk Panja, saya melihat tidak ada masalah yang prjnsipiil yang harus dipanjakan, baik yang terjadi pada, mohon maaf tidak intervensi tapi melihat rumusan dari PDIP dan Demokrat, yang dikemukakan itu bukan masalah yang substansial tapi masalah redaksional. Oleh karena itu, tidak berbeda dengan yang kami lihat berdasarkan pandangan fraksi kami. Tidak ada hal-hal yang substansial yang perlu dibicarakan, untuk itu kami mengusulkan bukan ke Panja tapi ke Timus.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Saya kira PBR dan PDS tetap. Saya persilahkan Pak Menteri untuk menanggapi, juga bukan persoalan subtansial saja. Kami persilakan!

PEMERINT AH (OJOKO KIRMANTO/MENTERI PU):

Terima kasih Pimpinan.

Sebenarnya semua sepakat kecuali PDIP dan PAN. PDIP ingin memasukkan kepastian hukum dan idiil pancasila. Saya kira saya setuju.

Kemudian masalah keberlanjutan dari PAN, itu sebetulnya sudah masuk di situ. Defenisi ruang ada tempatnya tersendiri yaitu di umum, ada di pasal satu adalah defenisi mengenai ruang.

TC)di ada usulan menampung sernua yang ada sehingga men]adi begini, 'Bahwa perkembangan situasi nasional dan intemasional menuntut penegakan prinsip-ptinsip keterpaduan, keber/anjutan, demokrasi, kepastian hulwm, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik sesuai dengan Jandasan idiil Pancasi/a.'

KETUA RAPAT: , ... , ... ,

Baik, saya bacakan kemb~li. ini berdasar penyerrrpumaan dari rnasing-masing fraksi, 'Bahwa perkembangan situasi nasional dan intemasional menuntut penegakan prinsip-prinsip ke'ferpaduan, keberlanjutan, demokrasi, kepastian hukum, dan keadilan dalam rangka penyelenggaraan penataan ruang yang baik sesuai dengan /andasan idiil Pancasila.'

(RAPAT: SETUJU) F-BPD {Ors. H. MOH. DARUS AGAP):

lnterupsi Ketua!

Saya kira di sini masih ada masalah redaksional, jadi perlu masuk ke Timus jadi bukan lal)gsung disahkan. Jadi kita pilih apa masuk ke Timus atau Pan.ja. Jadi yang mengesahkan tadi itu ke Timus atau Panja.

F-PDIP (BEN VINCENT DJEHARU):

Saya setuju bahwa ini sudah dirumuskan, saya ingin memberi catatan sedikit. Kalau sudah disetujui bahwa hak asasi manusia dihilangkan, mungkin tanpa mengurangi keputusan kita di DIM yang terdahulu menyangkut hak asasi manusia barangkali harus sedikit konsisten, apakah

ARSIP

DPR

RI

(18)

dihilangkan atau tidak. Saya kira benar, ini kalau sudah sepakat kita masuk ke Timus. Mungkin begitu Ketua.

Terima kasih.

F-PAN (Ir. TRISTANTI MITAYANI, M.T.):

Setelah pandangan dari beberapa fraksi. Fraksi PAN ingin mengembalikan tetap dengan mengambil hak-hak manusia disebutkan. Misalnya dikatakan landasan idiil Pancasila terutama tentang hak asasi manusia. Jadi harus tetap disebutkan meski sudah ada dalam landasan idiil Pancasila karena selama ini tata ruang tidak memperhatikan lhak asasi rnanusia dibuat menurut kebaikan perencananya saja dan Pemerintah.

T erima kasih Ketua.

KETUA RAPAT:

Ada beberapa arti dari ketokan palu. Pertama, itu sah. Jadi kalimatnnya tida~ akan berubah karena substansi dan kalimat peerumusan sudah kita setujui dalam hal itu. Makqnya tadi saya bacakan. Kalau kalimat substansi disetujui tapi kalimat rumusannya belum, itu tim perumus.

Yang ketiga, baru, substansi belum disetujui, rumusan belum disetujui maka sepakat Panja saja. Dan kalau persoalannya adalah penempatan kalimat dan kalimatnya ada di mana, maka akan masuk ke sinkronisasi.

Tadi saya mengambil ketokan itu untuk disahkan. Kemudian kita mendengar asisten dari PDIP, itu ada beberapa yang perlu dipikirkan untuk menimbang kembali rumusan hak asasi rnanusia itu, kalau pertirnbangan itu artinya tirn perumus kita rnasuk. Jadi tim perumus saja supaya lebih aman.

F-PD (MARUAHAL SILALAHI):

Dan tidak harus ada kata-kata 'hak asasi manusia' yang harus tercantum,keterpaduan, hukum, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, masukkan saja tim perurnus. Jadi bukan hanya kata-kata hak asasi manusia, karena di situlah hak asasi rnanusianya, dan tidak ragu untuk ·diketok. Karena kalau sudah diketok di sini, tidak perlu rnasuk ke rnana iagi.

Terima kasih Pirnpinan.

F·PAN (Ir. TRISTANTI MITAYANI, M.T.):

Kalau boleh saya sedikit, ada dua hal, kenapa kita mengemukakan hak asasi manusia yang tadi dikernukakan PDIP, adalah juga sinkronisasi dari pasal-pasal yang rnengernukakan ada kata- kata hak asasi rnanusia. lni akan menirnbulkan implikasi yang cukup berat apakah itu akan terus dibahas atau dihilangkan atau tetap.

Saya memahami kalau usul saya adalah usul subtansi, maka ada masalah yang diungkapkan oleh PDIP yaitu masalah teknis. Jadi walau kita masukkan hak asasi manusia tidak akan berimplikasi terlalu besar. Memang sudah ada di dalam landasan tapi teknis yang dikemukakan PDIP. Kita banyak bicara tentang hak asasi manusia di belakang dan nanti kalau kita hilangkan di sini apakah nanti semua sepakat semua terit~r:ig hak asasi manusia di pasal-pasal lain juga dihilangkan. ltu jadi segi praktis.

Terima kasih Pimpinan.

F·PPP (Ora. LENA MARY ANA MUKTI):

Boleh saya ikut bicara.

Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh. ··

Bukan karena sesama perempuan saya ingin mendukung apa yang sudah disampaikan oleh kawan saya dari PAN, karena ketika kita membahas konsideran ini adalah landasa'n filosofis yang menjiwa keseluruhan nantinya batang tubuh dari undang-undang ini. Dan apakah nanti tawarannya di penjelasan per pasal, ya, silahkan. Tetapi karena ini dasarnya adalah filosofis, walaupun tadi ada kawan-kawan yang mengatakan bahwa landasan idiil Pancasila itu sudah terangkum hak azasi rnanusia, tetapi tidak menjadi masalah walaupun ini sudah diketok.

Pak Menteri dan Bapak sekalian yang lain, karena landasan idiil Pancasila itu orang semua mengerti di situ ada kemanusiaan, ada keadilan dan macam--macam, tetapi yang menyangkut

ARSIP

DPR

RI

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

RI.. bisa saja tidak konsisten tidak bisa optimal oleh karena itu penerapannya melalui kewenangan Gubernur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota karena kita

Sebentar Pak, kemarin itu memang ada masalah yang Pak Djoko bilang, karena ada masalah soal swasta, bukan soal diatur soal yang statis ini bukan, tapi dalam

Usul PDI iti\ sebenarnya tidc:l.k terlalu mengubah ma.teri atau esensi ha - nya penyemuurna.an satu kata,aaya juga tidak seoara. penuh mengklaim bahwa,g sul itu

Ini saya juga jadi bingung, kita kan permasalah di Panja ini, kemasalah kelembagaan, kita juga sudah berdebat kenapa perlu ada &#34;lembaga&#34;, sampai

RI.. Seperti Boscha itu kan sekarang ada peraturan misalnya itu radius 2 km itu tidak boleh dibangun. Padahal itu kan sudah sangat lama sekali wilayah itu sudah

Dilanjutkan kepada FKP. Bisa disempurnakan seperti itu mungkin, jadi berdasarkan prinsip syariah sudah semuanya sudah setuju, itu satu hal Bapak Ketua. Lalu kedua

Silakan tetapi nanti pada saat panja saya minta nanti hadir Iagi Pak. Sebetulnya apa bila ketentuan ini ditambah atas keputusannya yang ternyata tidak sesuai dengan yang

Bapak/lbu sekalian, kita masih ketinggalan, negara-negara lain tetangga kita Malaysia, dia sudah punya ibu kota negara bukan lagi KL (Kuala Lumpur). Sudah ada