• Tidak ada hasil yang ditemukan

RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG PENAT AAN RU ANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG PENAT AAN RU ANG"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Masa Persidangan Tahun Sidang Rapatke Jenis Rapat Hari, tanggal Waktu Sifat Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Anggota hadir Hadir Mitra

NAMA ANGGOT A :

1. Ir. H.A. Rahman Syagaff 2. Ors. H.M. Syarfi Hutauruk 3. Ir. H. Rendhy A.L., MBA 4. Abdullah Azwar Anas 5. M. Nasir Djamil, S.Ag

RISALAH RAPAT PROSES PEMBAHASAIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENT ANG PENAT AAN RU ANG

2006-2007

Rapat Dengar Pendapat Kamis, 31 Agustus 2006 09. 00 WIB - Selesai Terbuka

Ruang Rapat Komisi V (Gd. Nusantara DPR-RI) DR. H.A. Rahman Syagaff

Ora. Hani Yuliasih

Masukan untuk RUU tentang Penataan Ruang 43 dari 50 orang Anggota.

Walikota Bandung

6. Dr. H. Bomer Pasaribu, SH, SE, MS 7. H. Andiwahab Dt. Majokayo, SM. HK 8. Mahadi Sinambela

9. Ors. Kahar Muzakir 10. Ors. H. Sulaeman Effendi 11. Ors. H. Riswan Tony DK 12. Ors. Enggartiasto Lukita 13. Ir. H. Soeharsojo

14. Dr. H.M. Markum Singodimejo 15. Hasanuddin Murad, SH 16. HM. Malkan Amin 17. Suryana

18. Ors. H. Sumaryoto 19. L. Soepomo SW.

20. Imam Soeroso

21. Ida Bagus Nugroho, SH 22. Ir. H. Heri Akhmadi 23. Nusyirwan Soejono

ARSIP

DPR

RI

(2)

24. Ors. Ben Vincent Djeharu, MM 25. Willem M. Tutuarima, SH 26. H. RomziNiham, S.IP 27. Ors. HBT. Achda 28. H. Rusnain Yahya 29. Ora. Lela Maryana Mukti 30. Teuku Riefky Harsya 31. Maruahal Silalahi

32. Ir. H. Hussein Abdul Aziz, MT 33. Ir. H. Roestanto Wahidi 0, MM 34. E.E. Mangindaan, SE, S. IP 35. Ir. Tjatur Sapto Edy, MT 36. Ir. Cecep Rukmana, MM 37. Hj. Nidalia Ojohansyah Makki 38. Ir. Afni Achmad

39. Ir. Abdul Hadi Ojamal, MM 40. Ors. H.M. Oachlan Chudori

41. H. Taufikurrahman Saleh, SH, MSI.

42. H. Ali Mubarak, Amd, Par.

43. Ors. H.M. Arsa Suthisna, MM 44. Ir. Abdul Hakim, MM

45. Syamsu Hilal

46. Ir. Wahyudin Munawir 47. Ors. H. Moh. Oarus Agap 48. Ny. Etha Bulo

49. L. Gede Syamsul Mujahidin, SE 50. Pastor Saut M. Hasibua

ARSIP

DPR

RI

(3)

PEMDA KOTA BANDUNG :

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh, dan Salam Sejahtera

Yang saya hormati Bapak Pimpinan, rombongan gabungan Komisi dari Pansus Rancangan Undang-Undang Tata Ruang,

Yang saya hormati, saya cintai saya banggakan Pak Dirjen, Yang saya hormati Pak Wakil Bupati Bandung,

Yang saya hormati Pak Ketua DPRD Kota Bandung,

Masing-masing beserta jajaran dan rombongan yang saya hormati.

Mo hon maaf apabila tidak saya sebutkan satu persatu.

Kami hadir juga dan jajaran stat kami. Kemudian Pak Bupati juga sama, Pak Ketua DPRD juga dengan beberapa anggota DPRD yang kaitannya memang dengan dengan tata ruang juga.

Kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah Sutihanahu wa Ta'ala atas ijinnya.

Alhamdulillah pada malam hari ini kita dapat silaturrahmi menerima Bapak-bapak dan lbu yang terhormat di kota Bandung tercinta. Dan dari tadi siang Bapak telah melakukan peninjauan baik di kota Bandung maupun di kabupaten Bandung. Kita atas sei.iin Allah Subhanahu wa Ta'ala, alhamdulillah dalam keadaan sehat wal afiat.

Kami mengucapkan selamat datang di Bandung. Semoga dapat dinikmati malam- malamnya nanti, walaupun juga Bapak pasti sering ke sini. Di pertemuan ini kami juga menyambut dengan hangat kedatangan Bapak.

Bapak dan lbu, mekanisme pertemuan ini barangkali kami juga langsung saja kami menyerahkan kepada Bapak Pimpinan untuk apa yang akan disampaikan oleh Bapak dari kami, dari Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Kata Bandung dan dari Pemerintah Kabupaten Bandung.

Mudah-mudahan sepanjang apa yang Bapak perlukan dalam rangka informasi untuk bahan penyusun RUU Tata Ruang, dan kemudian juga lebih banyak juga kami dengan Kabupaten Bandung mendapat arahan dari Bapak-bapak yang terhormat DPR RI tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Sebab bagaimanapun juga yang namanya pembaharuan dna pembangunan itu juga berkenaan, berkaitan sekali dengan perubahan, kadang-kadang perubahan fungsi Tata Ruang.

Tentunya perubahan fungsi tata ruang yang selama ini juga diiyakan atau tidak diiyakan, melanggar atau tidak melanggar, ini barangkali juga dengan R:ancangan Undang-undang yang baru ini lebih sempurna.

Kami juga mendapat berbagai tanggapan. Tanggapan yang enak, tanggapan yang tidak enak, atau enak tidak enak harus kami terima. Ada yang menyebut tata ruang Bandung amburadul, tata ruang Bandung butut. Ada juga yang menyebut tata ruang Bandung bagus, atau mulai bagus dan sebagainya. lni wajar-wajar saja. Dan yang paling penting adalah bagaimana untuk memperbaiki semangat untuk membangun dalam rangka semangat dan jiwa kesatuan NKRI

Selama ini kalau dikatakan bahwa dalam rangka otonomi daerah dan .... justru harusnya kebersamaan, kemandirian tetapi kadang-kadang masih rada sulit.

Sulitnya apakah memang masing-masing misalnya tiap bupati/walikota/kepala daerah dan gubernurnya sendiri masing-masing punya cara perilaku sendiri-sendiri atau memang karena pengaturan yang belum pas. Mudah-mudahan nanti dengan niat bersama, niat semangat NKRI dan juga dengan niat semangat dengan dilandasi oleh aturan yang baru, mudah-mudahan nanti ada pengaturan yang lebih baik.

Saya kira, Pak Ketua itu.

ARSIP

DPR

RI

(4)

Pak Wakil Bupati mau menyampaikan, tidak?

Kami langsung saja waktu dan corong kami serahkan kepada Bapak. Nanti apa yang Bapak minta kemudian Bapak arahkan kepada k.ami, kami siap.

Terima kasih.

ANGGOTA PANSUS :

Perkenalkan dulu, Pak staf-staf Bapak.

PEMDA KOTA BANDUNG : Ya, boleh, Pak.

Nanti Pak Wakil Bupati juga, saya diwakili dengan Pimpinan DPRD, Ketua DPRD, Pak Husni Muttaqien. Pak Husni Muttaqien Pimpinan DPRD dari PKS. Kemudian Pak Iqbal ini dari PAN, kemudian dibelakang Pak Adang dari PPP, kemudian Pak Riantono dari PDIP. Siapa lagi, Pak Anggota Dewan kita yang hadir?

Sementara ya, masih akan datang barangkali, on the way, karena sedang persiapan menyusun perubahan APBD di anggaran 2006.

Kemudian di depan ini Pak Tjetje, Ketua BAPEDA Kota Bandung, kemudian Pak, silakan di belakang Asisten II (Asisten Bidang Ekonomi, Kesejahteraan), kemudian Dinas Tata Kota (ldiarso), Dinas Perairan, Pak Farid silakan, Pak Rusab Dinas Bina Marga, Pak Eri Bagian Hukum, Pak Yan Pemadam Kebakaran, Pak Awan PD Kebersihan, yang mengurus sampah kemarin.

Camat Cidadap, Camat Punclut, kemudian Dinas Perumahan, kemudian Kepala BPN, kemudian Kepala Dinas Pertamanan, Kepala Dinas Bangunan, kemudian BPLH, kemudian Dinas Pertanian, kemudian Pak Dandim hadir di sini di belakang, kemudian Pak Kajari, yang baru sekali karena baru datang dari Bataril.

Kemudian dari jajaran Kabupaten Bandung; Pak Wakil Bupati Bandung , kemudian Ketua BAPEDA Pak Wahyu, kemudian Lingkungan Hidup lbu lie Mulyaningrum, kemudian TU Pak Sofyan, kemudian Kimtawil Pak Tatang , kemudian Pertanian Pak Sofyan, kemudian ini Pak Deni DPRD dari Golkar. Kemudian siapa lagi Pak Kabupaten Bandung?

ltu saja Pak Pimpinan.

T erima kasih.

KETUA RAPAT (IR. H. A. RAHMAN SYAGAFF) : Bismillahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Alhamdulil/aahirabbil 'alamiin washsholaatu wassalaamu 'ala ashrofil anbiya iwal mursalin.

Wa'a/a ahlihi wa ashhabihi ajma'in.

'amma ba'du.

Pak Walikota, Pak Wakil Bupati yang saya hormati,

Pejabat Sipil dan Militer Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Rekan-rekan, Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Bandung, Rekan-rekan Anggota, Pimpinan Pansus Penataan Ruang, Pak Dirjen Penataan Ruang beserta jajaran,

Pertama, kami mengahturkan terima kasih kami bisa hadir di hadapan Bapak-bapak, lbu- ibu sekalian. Apalagi di tempat yang saya tidak menduga ini nyaman sekali. Ketika saya masuk ke ruangan komplek rumah ini baru terasa Bandungnya. Jadi ketika keluar dari hotel tadi tidak terasa ini dimana ini, apa di Jakarta, apa di Bali, apa di Singapura. Apalagi kita dikasih makan juga tadi, kami sangat berterima kasih. Kalau menurut staf Bapak dibilang soal bibit tadi, kalau kita bilang gratis, dia bilang "Sangat gratis, Pak ini." lni juga makanan sangat gratis dan sangat enak. Mudah- mudahan ini membawa berkah bagi kita sekalian.

ARSIP

DPR

RI

(5)

Penting sekali rekan sekalian sebelum saya perkenalkan kepada teman-teman sekalian, barangkali nanti kita juga mendengarkan paparan dari Pak Wali yang sudah menyiapkan materinya dan saya berharap mudah-mudahan jam 10 kita bisa selesai. ltu harapan kita. Kecuali kalau teman-teman menghendaki lebih dari itu ya monggo saja karena memang kita besokpun kita ketemu dan Pak Wali diundang juga ya Pak Gubernur. lnsya Allah, pendalamannya bis alebih dalam lagi besok.

Rekan-rekan sekalian ini penting disampaikan bahwa dalam rangka menyempurnakan RUU Penataan Ruang walaupun sebetulnya yang disampaikan Pemerintah kepada DPR ini draft RUU ini sudah bagus sekali. Kalau Pemerintah sudah menyampaikan sebetulnya sudah clear, kita tidak perlu mengundang lagi menteri yang lain termasuk provinsi segala macam karena sudah menjadi satu kesatuan. Tetapi ini penting bukan berarti kita tidak menghargai upaya dari Pak Dirjen semata-mata untuk menyempurnakan agar RUU Penataan Ruang ini betul-betul bisa bermanfaat bagi kita sekalian baik generasi yang akan datang anak, cucu kita dan agar kita hidup bisa nyaman sejahtera dan menghirup udara yang segar di kota, di pedesaan termasuk di kawasan-kawasan lain.

Rekan-rekan sekalian, salah satu misalnya yang dari berbagai kita masukan dari berbagai daerah termasuk kunjungan ke berbagai daerah rekan-rekan sekalian ketika reses kita kasih surat tugas untuk menyerap aspirasi di daerah pemilihan masing-masing. Tetapi tidak memakai SPJ, jadi gratis tidak memakai bekal apa-apa, tetapi surat tugas dari Pimpinan DPR untuk masing- masing anggota Pansus untuk turun ke bawah.

Alhamdu/il/ah, bahwa kita sekalipun demikian rasanya memang belum lengkap kalau kita belum usulan teman-teman pada waktu itu bagaimanapun kita harus ke Bandung ini. Karena apa?

Kota-kota besar di Indonesia yang lebih dari 400 itu, ini Bandung ini menjadi contoh soal sebetulnya. Bahkan mereka ingin memindahkan Bandung ini ke kota-kota mereka. Mereka merasa Bandung ini hebat padahal orang Bandung sendiri merasa seperti tadi bahwa sampah segala macam, macet, mungkin udaranya sudah tidak sehat lagi. Oleh karena itu kita berkepentingan.

Disamping juga sekarang di dalamnya ada otonomi daerah, ijin-ijin mendirikan bangunan itu dikuasakan kepada para walikota dan para Bupati

Juga satu hal soal koordinasi antara pe.iabat pemerintah baik pusat dan daerah, provinsi, kabupaten juga antar kabupaten. Seperti rekan-rekan sekalian ini kenapa di sebelah kiri kita walikota, di sebelah kanan wakil bupati. lni penting. Jangan sampai mereka bertengkar juga nanti.jangan sampai seperti Jakarta dengan Jawa Barat. Persis sebetulnya antara Kata Bandung dengan Kabupaten Bandung ini seperti Jakarta dengan Jawa Barat. lstilahnya memang megapolitan, tetapi kita tahulah kalau soal-soal seperti itu bagaimana dampaknya untuk rekan- rekan di Jawa Barat

lni pun menjadi masukan buat kita bagaimana sebetulnya kami memandang Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah itu ada baru berapa Pak Dirjen itu seluruh Indonesia? Tidak banyak ya

DIRJEN TATA RUANG:

Kurang lebih 40%.

KETUA RAPAT :

40% ya, provinsi pun begitu ya, saya dengar cuma 16. lni juga menjadi catatan kita agar lembaga itu betul-betul berfungsi secara efektif. Kita tadi pagi seharian keliling. Sudah mendengar juga paparan dari para Bupati tadi. Kemudian berkunjung ke Kata Baru, kemudian ke Boscha, dan lain-lain. Jadi yang disampaikan sesungguhnya permasalah kota ini sekarang permasalahan tata ruang. Hampir semua demikian termasuk bencana-bencana yang muncul ya bencana tata ruang.

Saal banjir, soal kemudian sampah, soal pemakaman, soal lain-lain, soal resapan air, hutan gundul dan sebagainya. lni soal penataan ruang. Oleh karena itu yang tadinya kita mengundang hanya 10-15 institusi sekarang kita hampir 35 sudah kita undang, masih belum cukup dan masih banyak

ARSIP

DPR

RI

(6)

orang yang ingin diundang kembali untuk kedua kali. Termasuk kemarin kita undang Mendagri, ketika dia tidak bisa karena rapat kabinet, saya bilang "Sudahlah, diwakilkan pun tidak apa-apa."

Pak Menteri bilang "Mohan maaf ini penting sekali. Saya tidak bisa mewakilkan kepada yang lain. Saya minta waktu agak lama supaya bisa siap-siap."

ltu Mendagri. Karena merasa bahwa penataan ruang itu menjadi bagian penting dari soal otonomi daerah. Mendagri merasa memiliki penataan ruang ini kalau lebih banyak pada kawasan kita. Begitupun BAPPENAS. Apalagi pekerjaan umum. Juga misalnya bahkan Pertahanan Keamanan pun, itu mungkin Bapak sudah mendengar sekarang dibuat ada draft RPP tentang Penataan Ruang Kawasan Pertahanan dan Keamanan. Tetapi kalau lihat isinya sepertinya semua daerah ini daerah hankam semua. Jadi seolah-olah biar mereka kelola. Tetapi memang itu logikanya masuk.

Rekan-rekan sekalian, kita berharap, nanti kalaupun teman-teman bisa memperdalam, bisa memberikan masukan dalam rangka setelah ini, Pak, saya kira tidak selesai pertemuan kita di sini dan Gubernur, saya berharap masih ada waktu. Sebetulnya target kita itu keinginan kita, akhir tahun ini selesai. Mulai pembahasan DIM itu mulai Oktober sebetulnya. Tetapi nampaknya banyak institusi lain yang sekarang sedang membahas di luar. Termasuk yang rajin ini teman-teman dari ITB. Kemarin kami diundang di round table meeting yang menyelenggarakan kebetulan seluruh perguruan tinggi, gantian antara ITB, IPB, Unkris, kemudian UGM, dan sebagainya. Terakhir di ITB kemarin tanggal 9 kemudian di UGM. Mereka sudah lengkap sekali penyempurnaan. Bahkan mereka "Sudahlah, Pak kita ganti saja." Luar biasa, seluruh pasal dia ubah-ubah itu. Tetapi di sana tidak ada muatan soal Boscha.

lni artinya, kita memberi masukan yang berarti sekali dengan kasus Bsocha ini. ltu soal budaya, soal identitas menjadi penting. Di draft ini terus terang Pak Dirjen tidak menyinggung soal- soal seperti ini. Saya ingin mendapatkan masukan karena ternyata yang mempengaruhi langgeng atau tidaknya Boscha itu soal tata ruang. Jelas-_jelas di situ soal lahan konservasi tetapi dijadikan pemukiman, misalnya dan itu mengganggu sehingga tidak berfungsi selayaknya seperti dulu kita jadikan

Rekan-rekan sekalian kami persilakan ini, langsung perkenalan saja masing.

Silakan, Pak sebelah kanan dulu.

F·PG (DRS. H. SULAIMAN EFFENDI) :

Assalaamu'a/aikum warahmatul/aahi wabarakaatuh.

Saya Sulaiman Effendi dari Komisi II, Fraksi Golkar, daerah pemilihan Bengkulu.

Terima kasih.

Wasalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

F-KB (H. ABDULLAH AZWAR ANAS, M.Si) : Terima kasih.

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Nama saya Abdullah Azwar Anas dari Fraksi Kebangkitan Bangsa dari daerah pemilihan Ill Jawa Timur. Saya di Komisi V. Saya di sini wakilnya Pak Rahman Syagaf.

Terima kasih.

F-PG (IR. H. SOEHARSOJO)

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wat1arakaatuh.

Saya Soeharsojo dari daerah pemilihan Jawa Tengah V dari Fraksi Golkar.

Terima kasih.

ARSIP

DPR

RI

(7)

F-PKS (KH. IR. ABDUL HAKIM, MM) ::

Terima kasih.

Assa/aamu'a/aikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saya Abdul Hakim dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Asal daerah pemilihan Lampung II. Masih di PKS, tidak pernah akan pindah. Dari Komisi V.

Terima kasih.

Wasalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

F-KB (DRS. H.M. DAHLAN CHUDORI) :

Assa/aamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saya Dahlan Chudori, F-KB, dari daerah pemilihan X Garut, Kabupaten Tasik dan Kata Tasikmalaya. Sekarang ini duduk di Komisi X.

Salah satu yang menjadi perhatian Komisi X ialah pariwisata. Jadi pandangan kami dari sisi itu dari tadi juga.

Terima kasih.

F-PDI-P (NUSYIRWAN SOEJONO) : Terima kasih.

Selamat malam.

Nama saya Nusyriwan dari POI Perjuangan. Daerah pemilihannya Jawa Tengah V. Jawa Tengah V, mudah-mudahan Bapak, lbu sekalian masih ingat beberapa kota/kabupaten di Jawa Tengah di situ terdiri dari Solo, Boyolali, Sukohar.jo. Dari Komisi V.

F-PD ( MARUAHAL SILALAHI) : Terima kasih, Pimpinan.

Saya namanya agak sulit karena orang Batak. Nama Maruahal Silalahi. Dari Fraksi Partai Demokrat, daerah pemilihan Sumatera Utara 1111, di Komisi IV soal gundul menggundul hutan.

F-PDl-P (SURYANA) :

Saya Surayan dari Fraksi PDI Perjuangan, daerah pemilihan Jawa Barat VII Cirebon, lndramayu, Komisi II.

Terima kasih.

F-PDl-P (IDA BAGUS NUGROHO, SH) : Terima kasih.

Assa/aamu'a/aikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Selamat malam.

Nama saya Ida Bagus Nugroho, dapil IX .Jawa Timur dari IFraksi POI Perjuangan.

F-BPD (DRS. H. MOH. DARUS AGAP) :

Assa/aamu'a/aikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saya H. Darus Agap, daerah pemilihan Sumatera Selatan. Partai Bulan Bintang, tidak pernah masuk Golkar.

F-PAN (IR. AFNI ACHMAD) : Assalaamu'alaikum, Pak Wali.

Saya Afni Achmad dari Fraksi Partai Amanat Nasional, daerah pemilihan OKI II. Anggota Komisi V. Saya ingin langsung Pak Ketua sedikit memanfaatkan waktu saja.

Saya resah dengan 2 hal, Pak. Saal bagaimana riwayatnya itu kok bisa Saguling itu dikelilingi oleh pengembang. Kan kita tahu bahwa Saguling itu memerlukan air dan itu casbin area.

T along jelaskanlah itu.

Yang kedua, bagaimana ceritanya kok ada pengembang juga yang kemudian mengepung Boscha kita itu. Boscha-nya masih penting tidak. r(alau tidak saya setuju saja.

Terima kasih.

ARSIP

DPR

RI

(8)

F-PG (DR. HM. MARKUM SINGODIMEDJO) : Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Assa/aamu'a/aikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Nama saya Markum Singodimedjo. Saya dari Komisi IV, dari Golkar.

Terima kasih.

Wasalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

F-PG (DR. H. BOMER PASARIBU, SH, SE, MSi) :

Saya Bomer Pasaribu dari Golkar, Sumut Ill. Dari Golkar dan juga pemimpin Badan Legislasi.

F-PKS (SYAMSU HILAL) :

Saya Syamsu Hilal dari PKS, Komisi !V sama dengan Pak Bomer, daerah pemilihan Jawa Barat Indonesia Kata Bandung, Cimahi.

DEPARTEMEN PU:

Hermata Dardag dari Departemen PU, dari Penataan Ruang dan banyak stat dari Penataan Ruang yang sud ah familiar dengan Bapak-bapak di sini.

Terima kasih.

KETUARAPAT

Terima kasih, rekan-rekan sekalian.

Pak Wali dan Pak Wakil Bupati,

Salam dari rekan-rekan kami yang ini Kelompok ke-11 yang sekarang sedang mengerjakan hal yang sama untuk di Hanten dan Lampung. Sebagian kawan-k:awan untuk melakukan masukan juga. Dengan demikian saya Rahman Syagaf dari PPP Komisi V.

Kami serahkan kepada Pak Wali sepenuhnya.

WALIKOTA BANDUNG :

Kita langsung saja demi waktu, ya Pak.

Jadi kalau Pak Pimpinan jam 10. Kalau kata Pak Wakil Gubernur kalau lebih dari jam 11 itu haram kita dapat.

Saya mohon ijin saja, Pak Pimpinan. Kami persilakan apa yang sudah kita siapkan, Pak Tjetje sebagai Ketua BAPEDA, penyusun RTRW kami persilakan untuk menjelaskan. Nanti kebijakan lainnya kita jelaskan bersama.

KETUA BAPEDA (T JET JE) : Terima kasih, Pak Wali.

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Bapak-bapak dari Pansus RUU Tata Ruang DPR RI yang kami hormati, Pak Dirjen,

Bapak-bapak dan lbu-ibu sekalian yang kami hormati,

Sebenarnya kami sudah tadinya lebih fokus ke masalah Punclut. Kami sudah buat bahannya, barangkali nanti bisa disebar.

Sebenarnya kehadiran Bapak kesini dengan materi pokok Rencana Umum Tata Ruang Nasional, barangkali kepentingan bagi Pemerintah Kata Bandung adalah dulu di PP 47/1997, Kata Bandung itu ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional. Tetapi memang sampai saat ini kita tidak tahu seperti apa konsep kegiatan nasional tersebut.

ARSIP

DPR

RI

(9)

Oleh karena itu barangkali untuk ke depan, di dalam rencana Undang-Undang ke depan barangkali apabila ditetapkan sebagai pusat kegiatan nasional, kita ingin ada kejelasan kira-kira seperti apa nanti

Memang sekarang yang namanya Kata Bandun9 sudah memiliki rencana tata ruang wilayah sebagai turunan dari PP 47, kemudian Perda 2 Tahun 2003 Jawa Barat, kita ke Perda 2 Tahun 2004 dan alhamdulillah kita sudah ada perubahan yang pertama yaitu Perda Nomor 3 Tahun 2006. ±±Khusus untuk penyusunan rencana tata ruang wilayah Kata Bandung sebenarnya kalau kami mendengar dari Pemerintah pusat khususnya Departemen Dalam Negeri, justru Bandunglah yang termasuk baik dalam penyusunan tata ~uang wilayah. Termasuk yang paling baik, yang paling sempurna dari Dirjen Bangda. Sebenarny Bandung sudah termasu yang paling baik di Indonesia, katanya penyusunan tata ruangnya. Nanti barangkali dokumen itu akan bisa kami sampaikan.

Tetapi memang kalau lihat di rencana tata ruang khusus Kata Bandung, persoalan yang sangat mendasar adalah pertama, mungkin Bandung dulunya ketika karena Bandung itu lahir atau dikenal nama Bandung itu pada tahun 1811, sejalan dengan pembangunan jalan Anyer- Panarukan. Tetapi Bandung juga sudah memiliki perencanaan modern pada tahun 1831 yang dikenal dengan perencanaan Thomas Carson. Hanya di perencanaan tersebut Kata Bandung bukan dipersiapkan seperti sekarang. Kata Bandung diperniapkan sebagai kota peristirahatan, bukan sebagai kota metropolitan yang seperti kita ketahui.

Oleh karena itu mungkin di sana-sini Kata Bandung tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana seperti yang sekarang metropolitan. Di Bandung jarang sekali jalan yang lebar-lebar, dan seterusnya.

Kemudian di samping itu jug a memang persoalan yang sangat mendasar di Kata Bandung adalah masalah urbanisasi. Di dalam pertumbuhan penduduk di Kata Bandung ini yang alamiahnya hanya 0,2%. Tetapi yang urbanisasinya hampir 2,7%. Sehingga saat ini kepadatan penduduk di Kata Bandung sudah diluar standar dunia. Hampir rata-rata ± 150 orang per ha. lni persoalan, dengan luas wilayah ± 17 ribu ha.

Oulu ketika dipersiapkan oleh Thomas Carson, Bandung hanya dipersiapkan untuk dihuni hanya 600 ribu orang dengan luasan 12 ribu ha. Sekarang dengan luasan 17 km dihuni oleh ± 2,6 juta orang. ltu pun kalau malam. Kalau siang bisa mencapai 4 juta untuk Kata Bandung. lni persoalan-persoalan yang mendasar. Belum lagi pertumbuhan sarana dan prasaran perkotaan. lni sangat lamban sekali.

Salah satu contoh pertumbuhan kendaraan di Bandung itu hampir 9%. Sedangkan pertumbuhan jalan hanya 0,9%. lni jauh sekali.

Oleh karena itu persoalan-persoalan ini menuntut kami di Kata Bandung menyusun tata ruang yang ingin lebih sederhana dan tepat

Oleh karena itu barangkali persoalan-persoalan inilah yang ingin kami sampaikan kepada tim barangkali persoalan yang mendasar di Bandung ini.

Tetapi dalam rencana tata ruang kami saat ini, kami sudah membuat kebijakan~kebijakan

antara lain. Kami sudah menganut sistem pengembangan pusat kota itu sistem duo sentrik. Yang semula terpusat hanya dii kota lama saja di sini, barat, sekarang dengan rencana tata ruang wilayah ini kita sudah menganut sistem duo sentrik yaitu kita beralih ke Timur yang masih kosong sebagai perluasan dari Kabupaten Bandung.

Jadi dulu sebelum tahun 1987, luasan kota kami hanya ± 8000 atau 9000 ha. Ketika ada Peraturan Pemerintah tentang perluasan wilayah, kami sekaran9 sudah 17 ribu ha. Karena di Barat itu sudah semakin padat maka kami sekarang pembangunan lebih diarahkan ke Timur.

Kebijakan kami di daerah barat ini adalah pengendalian, di pembanguna itu, ke daerah timur adalah pengembangan dan prioritas-prioritas di sebelah timur, kernudian sebelah utara itu karena

ARSIP

DPR

RI

(10)

daerah konservasi dan kawasan lindung itu sampai di kami adalah pengketatan. Jadi kami sangat ketat sekali sehingga kebijakan-kebijakan kami di tata ruang kami kalau membangun ke atas itu porsi kami adalah 80-20,jadi kalau Bapak-bapak memiliki tanah di kawasan utara itu 1 OOOm berarti yang bisa dibangun Bapak-bapak Cuma 200m.Yang 800m untuk ruangan terbuak dan itupun pada kawasan yang tidak boleh lebih dari 40 kemiringannya. Jadi kaiau yang 40 ke atas itu tidak bisa dibangun tetapi antara 40-30 itu kawasan perbatasan dan 30 ke bawah itu masih bisa 'dibangun.

Kawasan Bandung Utara sejak Unisba di sana sampai ke atas itu ketinggian di atas 750m.

lni barangkali strategi kebijakan penataan ruang kami yaitu pengetatan di daerah barat.

Kawasan timur adalah kawasan pengembang.an dan prioritas, sedangkan ke kawasan utara adalah daerah yang sangat kami ketati, batasilah, sangat ketat sekali.

Memang yang menjadi persoalan tanah adalah kawasan lindung. Sebenarnya kami di Kata Bandung ini kalau lihat penyusunan tata ruang kami sebenarnya ini sangat berpedoman kepada Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2003 Jawa Barat. Sebenarnya kami di dalam tabel yang ada di tata ruang Jawa Barat tidak ada proyeksi untuk kawasan lindung dan diarsir di peta ' kawasan untuk di Jawa Barat, kami ini diarsirnya sebagai kawasan budi daya lainnya yang pengaturannya diserahkan kepada daerah.

Jadi sebenarnya kalau selama ini ada pergunjingan atau lain-lain kepada kami tentang adanya kawasan lindung menjadi kawasan budi daya sebenarnya kami sangat sesuai dengan apa yang diarahkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Tetapi walaupun demikian kami tetap memfungsikan kawasan Bandung Utara sebagai kawasan lindung yang dalam artian memiliki perlindungan terhadap kawasan-kawasan di bawahnya. Jadi sebenarnya rencana tata ruang wilayah kami sudah sangat sesuai dengan apa yang diarahkan baik oleh Pemerintah Provinsi maupun oleh Pemerintah Pusat.

Kemudian yang lainnya kalau memang mungkin kemarin-kemarinnya ada beberapa hal yang sampai Pak Dirjen juga turun ke kami ke sini khusus untuk kawasan Punclut, sebenarnya kawasan Punclut itu memiliki historis yang cukup panjang. Karena bukan saat ini saja dipergunjingkan, dipersoalkan tetapi dari tahun 1966 juga sudah menjadi persoalan. Mencuat kembali karena tahun 1966 itu sudah diserahkan kepada para pejuang kemerdekaan sebetulnya.

Tetapi tidak ada satupun para pejuang yang mau di situ walaupun sudah ada sertifikat. Karena kawasannya seperti apa mungkin ya, jalannya tidak ada, segala macam tidak ada. Tetapi ketika jaman orde baru ada semangat untuk pemanfaatan kawasan yang terlantar atau tanah-tanah terlantar dibuka kembali dokumen-dokumen tersebut. Ternyata ketika Kepala BPN Pusatnya Pak Sonny Harsono, itu dicabut lagi hak miliknya karena tidak diberdayakan, sudah diserahkan tidak diolah. ltu sebetulnya ketika diserahkan kepada pejuang itu bukan untuk apa-apa. Untuk rumah, Pak. Semua untuk rumah. Sudah dibagi-bagi semua menjadi ± 900 sertifikat kalau tidak salah.

Tetapi untung saja tidak dibangun karena tidak ada yang mau. Ketika itu diserahkan kepada salah satu pengembang kemudian yang lainnya ada yang dilokasi-lokasi kepada para pengembang.

T etapi tetap pad a konsep walaupun oleh siapa kawasan Punclut dibangun tetap harus keberpihakan kepada masalah kawasan lindung. Dan di kawasan lindung tidak diharapkan untuk dibangun. Bisa saja tetapi dengan pengketatan-pengketatan yaitu yang tadi di dalam RTRW kita hasil kajian menetapkan bisa kawasan Punclut dibangun tetapi dengan Perlama, dari asas kemiringan daerah antara 15-30 itu bisa dibangun, yang 30 ke sana tidak bisa dibangun kemudian dengan porsi 80-20% tadi. 20 untuk dibangun dan 80 untuk kawasan hijau dan dengan strategi Pak walikota sudah meminta kepada siapa saja di sana pengembang harus diawali dengan penghijauan karena vegetasinya sudah sangat rusak. Hampir :±: 70% rusaknya. ltu potret yang sangat gundul sebetulnya. Kawasan itu gundul sekali. Dan ini bisa diukur selama itu gundul kami sudah menghitung aliran Sungai Cikapundung tidak pernah bersih. Sebab berdasarkan aturan bahwa sedimen yang mungkin bisa ditangkap o,leh air itu rata-rata normalnya 12 ton per ha per tahun. lni disana sudah 50 ton per ha per tahun sehingga kalau Bapak lihat Sungai Cikapundung itu tidak pernah tidak ada sedimen.

ARSIP

DPR

RI

(11)

Oleh karena itu Pak Walikata sudah meminta kepada kami agar ada Gerakan Cikapundung Bersih. Tetapi walaupun ada Gerakan Cikapundung Bersih kalau kawasan itu tidak digarap itu tidak akan ada pengaruh kepada aliran Sungai Cikapundung itu.

Oleh karena itu Bapak Ketua Tim beserta para rombangan yang kami harmati kebijakan Pemerintah Kata Bandung untuk penataan kawasan Punclut istilahnya bukan penataan tetapi penyelamatan. Jadi ada kebijakan penyelamatan dan revitalisasi kawasan Punclut. lni ada hitung- hitungan kami, Pak, ini beberapa kajian alternatif pada saat awal kami itu. Sebenarnya kalau mengikuti jalan pikiran para pemerhati lingkungan sebetulnya kami ingin menguasai semua kawasan Punclut.

Kawasan Punclut itu luas tatalnya 850 ha. Masuk kawasan Kata Bandung itu 268 ha. Yang lainnya masuk ke Kabupaten Bandung dan berada di kawasan Bandung Utara (KBU) yang luasnya 38 ribu ha. Berarti kawasan Punclut itu luasnya hanya 0,7% dari luasan kawasan Bandung Utara tetapi mungkin ini gebyarnya sampai ke tingkat nasianal. Sehingga pernah selama ini ada yang menduga bahwa kalau Punclut langsar Kata Bandung katanya bisa tertimbun katanya. Saya bilang ya dari ukuran mana itu.

Oleh karena itu barangkali kita tetap waktu itu di dalam perubahan mengedepankan

adalah penyelamatan kawasan Punclut ·

Sebenarnya kalau ingin mengikuti jalan pemikiran para pemerhati lingkungan pada waktu itu, sebenarnya kami menguasai semua kawasan Punclut yang 286 ha. Tetapi setelah dihitung- hitung kalau kami menguasai semua kawasan Punclut, itu paling tidak kami harus keluar uang sekitar Rp 429 milyar kalau kami kuasai kawasan Punclut untuk dijadikan hutan lindung karena kami pertama harus memberikan kompensasi kepada para pemegang ijin, kemudian juga harus membebaskan lahan pada kawasan lindung yang dimiliki masyarakat karena di sana juga sudah ada kampung-kampung. Kemudian juga kami dituntut untuk menghijaukan seluruh ka•Nasan Punclut. lni yang pada saat itu alternatif pertama. Barangkali waktu itu telah kami sampaikan bahan-bahannya ke Pak Dirjen menyangkut masalah perubahan tata ruang wilayah waktu itu.

Sampai Pak Dirjen juga melihat ke lapangan bahkan waktu itu Pak Dirjen memberikan semangat kepada kita kalau ini berhasil ini akan dijadikan pilot project. Sebab memang kawasan Punclut itu sudah mulai dilakukan upaya-upaya aleh masyarakat dan aleh PEimerintah Kata Bandung.

Kemudian opsi kedua juga sama paling tidak kita harus mengeluarkan uang Rp 372 milyar untuk membebaskan lahan. Tetapi di dalam perubahan kami hanya menggunakan alternatif yang ketiga adalah kami menyerahkan upaya-upaya penghijauan, penyelamatan kawasan Punclut itu ke pihak yang sudah memiliki ijin-ijin lokasi. Dengan konsekuensi kawasan Punclut adalah kawasan lindung dan sebagian lagi kawasan budi daya. Jadi kami mengkombinasikan sebagian kawasan lindung dan sebagian kawasan budi daya termasuk lahan konsoliidasi dan lahan-lahan yang berijin lokasi

Namun demikian tentu ini masih ada resistensi dan komplain dari masyarakat terutama dari pemerhati lingkungan. Hanya kita memiliki nilai pasitif yaitu tidak perlu merelokasi penduduk dan pembebasan lahan, kemudian tidak menganulir ijin-ijin tetap ijin-ijin masih berlaku kemudian menghindari gugatan hukum yang telah memiliki HGB atua ijin lokasi kemudian yang paling penting adalah tidak ada beban APBD Kata Bandung. Kemudian bangunan eksisting terbangun tidak perlu dibongkar kecuali yang berada pada kemiringan yang tidka boleh untuk dibangun. Di sana sekarang sudah ada rakyat yang membangun secara bebas karena mungkin dianggap . sebagai tanah negara.

Cerita ini nampaknya bagi kami sudah tidak ada persoalan karena perubahan sudah mendapatkan pengesahan dari Gubernur. Bagi kami sekarang cerita-cerita tentang yang mungkin berkembang pada saat itu sudah diakhiri dengan disahkannya kepada kami beberapa waktu yang lalu. Sekarang kami sudah memiliki dokumen pedoman pengaturan tata ruang.

ARSIP

DPR

RI

(12)

Barangkali sekedar informasi itu saja dari kami dan barangkali ini bisa dijadikan bahan untukPansus barangkali nanti hasil baik yang utuh Perda 2 maupun Perda perubahan.

I

Barangkali itu Pak Wali yang dapat kami sampaikan. Apabila ada hal yang kurang berkenan.

Wasalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

WALIKOTA KOTA BANDUNG :

Terima kasih, Pak Tjetje, Ketua BAPEDA.

Bapak Pimpinan dan Bapak-bapak yang saya hormati,

Jadi pad a akhirnya kalau toh kita berbicara .... berhenti dan jug a memang kita' tidak bisa tidak karena penyesuaian kebutuhan masyarakat ada juga perubahan fungsi. Tetapi bagaimana kita ketatnya melakukan perubahan fungsi yang sesuai dengan penataan ruang.

Tadi sudah disampaikan oleh Ketua BAPEDA bahwa akibat yang paling menonjol adalah memang kita kedatangan tamu, para urbanisasi yang datang yang tidak bisa dibendung dan memang kita tidak bisa membendung. Kemudian juga perubahan fungsi te~adi. Misalnya Jalan Dago saja, ini adalah daerah elit, daerah kebanggaan yang di situ adalah daerah perumahan yang bagus sekali yang tertata rapi. Memang itu rumah-rumah dari jaman Belanda. Jumlah bangunan, luas bangunan hanya KLB-nya sudah sedemikian diatur rapi betul tetapi ternyata juga beberapa penghuni rumah di Jalan Dago ternyata dikaitkan dengan pendapatannya apakah dia pensiunan, atau pengusaha yang menjadi pailit/jatuh atau dia sudah tidak mampu lagi mengurus rumahnya dari itu kemudian dia dikomersialkan kemudian dialihfungsikan. Perubahan alih fungsi ini yang kadang-kadang kita juga tidak bisa mengendalikan karena mohon maaf mudah-mudahan nanti saya katakan tadi dengan perubahan atau pengaturan yang lebih sempurna tentang pengaturan yang lebih ketat, tentang sanksi hukuman atau ancaman hukuman yang lebih ketat, ini mudah- mudahan bisa dapat ditaati oleh semua pihak.

Oleh karena itu saya juga mengambil! satu sikap kebijakan, untuk Jalan Dago tidak diijinkan lagi penambahan-penambahan alih fungsi. Kalau juga Bandung ini didatangi warga luar Bandung termasuk warga Jakarta untuk datang belanja pakaian di factory outlet dan kebanyakan di Dago dan di Jalan Riau kami tidak ijinkan kembali. Walaupun juga yang sudah ada belum bisa kami pastikan kesimpulan kepada sesuatu pembongkaran, oleh karena itu kami alihkan tidak boleh di Dago tetapi kami masih menyediakan tempat di Jalan Cihampelas yaitu jalan yang dulunya di tahun 80"an dipakai untuk kegiatan penjualan jeans. Oleh karena itu juga kami persiapkan misalnya daerah primadonanya Bandung Cigonewah, Cibaduyut, dan Cihampelas. lni sudah mulai penataan.

Jadi alhamdulillah dengan penataan ruang yang baru ini mudah-mudahn pas dengan kami menata kota kembali pada posisi penataan kota yang pada kondisi seperti sekarang ini

Kalau misalnya tadi Pak Pimpinan menyatakan bahwa dengan Rancangan Undang- undang yang disampaikan Pemerintah kepada DPR RI dianggap sudah baik tetapi dengan kedatangan Bapak baik itu legislatif, eksekutif pusat kepada daerah kami sangat berterimakasih sekali karena bagaimanapun juga kalau misalnya Rancangan Undang-undang yang disampaikan Pemerintah dan kemudian sudah menjadi Undang-undang walaupun juga ada reses dibicarakan dengan daerah atau kadang-kadang juga tidak sempurna ya kami juga ketibanan. Ada perbedaan antara kami melaksanakan undang-undang itu dengan materi undang-undang yang ada.

Tetapi mudah-mudahan karena dianggap paling bermasalah lah untuk tingkat republik ini tentang penataan ruang dan dikaitkan dengan daerah otonom yang kata Bapak itu menjadi tiap Bupati/ Walikota juga tingkat ego sektoralnya masih tinggi masing-maisng mudah-mudahan dengan ini persoalan bisa selesai

Jadi misalnya kata Bapak saja Gubernur Jawa Barat dengan Gubernur OKI ya seperti itulah, Bapak menjabarkan tadi. Kecil-kecilan juga saya tidak bisa tidak, tidak bisa berbohong kami

ARSIP

DPR

RI

(13)

dengan Kabupaten Bandung ada hal-hal saja Kata Bandung dengan Kabupaten Bandung.

Sekarang memang satu meja berhadap-hadapan dengan Pak Wakil Bupati tetapi kenyataannya tidak bisa dipungkiri. Ada saja masalah-masalahnya. Tetapi kami banyak mengalah sebab air di Kabupaten Bandung. Sampah kalau kemarin tidak dibuka di Kabupaten Bandung juga kami tidak bisa apa-apa. Jadi perencanaan memang harus satu, Pak. Jadi memang perencanaan yang tingkat regional untuk mengatur hal-hal yang sama yang tidak bisa dilakukan di daerah. Sebab keterbatasan-keterbatasan untuk ke kota yang dipersilakan sampah saja, sampah sudah tidak mungkin lagi kalau tidak dibantu oleh kabupaten. Tetapi kami juga kami sebagai Walikota juga tidak bisa memaksa Bupati Bandung untuk melakukan sesuatu keinginan Walikota ... ltu harus provinsi. Provinsi juga punya pengaturan sebagai aparat dekon, sebagai aparat Pemerintah pusat yang bisa. Tetapi karena kelambatan itu juga.

lni sebenarnya seperti kemarin 41 hari sampah numpuk di Kata Bandung seharusnya tidak perlu terjadi. Pengaturan ada tetapi ya mudah-mudahan itu menjadi cambuk sehingga kami tidak mau lagi musibah yang kedua. Dan alhamdulil/ah sekarang sudah, Meneg LH sudah datang dan menyatakan apresiasi kembali setelah kami berupaya dengan masyarakat setelah diberi tempat oleh Perhutani Kabupaten Bandung dan Kodam Ill Siliwangi sehingga kami bisa menyelesaikan masalah sampah.

Saya kira Bapak Pimpinan sementara i1tu barangkali bahan laporan dari kami .kemudian mohon dapat diijinkan juga oleh Pak Pimpinan dari Kabupaten Bandung barangkali akan menyampaikan sedikit Pak Wakil.

WAKIL BUPATI KABUPATEN BANDUNG:

Terima kasih, Ketua Pansus,

Pak Wali dan lbu, Bapak yang terhormat.

Pertama-tama mohon maaf dari Pak Bupati tidak bisa hadir karena ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan. Kemudian saya mencoba menjawab masalah dari Pansus, masalah Saguling itu wilayah kami Kabupaten Bandung serta Boscha.

Jadi kembali permasalahan Danau Saguling itu disekelilingnya itu sudah dimiliki tanahnya oleh rakyat disekitarnya karena Danau Sagu1ling itu danau buatan yang dulunya memang dimanfaatkan oleh tenaga air bagaimana untuk menampung air yang mengalir dari Citarum itu sendiri. Jadi itu dulunya tidak dibebaskan semua tanah-tanah seperti itu. Karena sudah ada yang memiliki sehingga kami tidak bisa mencegah kalau disekeliling Saguling ini timbul bangunan- bangunan seperti itu. Justru yang minta perhatian kami mungkin dari Pansus adalah sebagaimana kita ketahui bahwa Citarum itu hulu sungainya masih wilayah Kabupaten Bandung di Kertasari. ltu di Gunung Wayang. Kondisinya sekarang pada saat kemarin krisis ekonomi dan sebagainya sehingga banyak masyarakat yang menjarah hutan dan lain sebagainya sehingga terjadi erosi yang besar-besaran seperti itu maka kami mohon perhatian.

Mungkin Bapak-bapak dari pusat bagaimana bisa membantu kami yang ada di daerah untuk penghijauan khususnya karena untuk menjaga daripada stabilitas kondisi air Citarum itu sendiri. Sungai Citarum itu kan sangat strategi sekali. Mengaliri itu bisa 3 PL TA yaitu Saguling, Cirata, dan juga Jatiluhur. Akhirnya seperti kita ketahui disalurkan ke Jakarta untuk menjadi air minum diolah oleh air PAM dan sebagainya. lni akan menjadi tragedi nasional kalau memang itu hulu Gunung Wayang itu sendiri terjadi erosi, gundul ini semua akan menjadi masalah nasional karena Citarumnya seperti Bapak tadi juga lewat melewati Citarum pada saat musim kemarau ini kering sekali. Pada saat musim hujan juga menjadi musibah bagi wilayah kami karena banjir yang sampai sekarang belum tertanggulangi. ltu masalah Saguling.

Maslaah Boscha memang kami berterimakasih sekali kedatangan Pansus RUU Penataan Ruang, ini justru kami di daerah ini ingin sekaH ada suatu ketetapan hukum yang beanr-benar menjadi acuan buat kami yang ada di daerah.

ARSIP

DPR

RI

(14)

Seperti Boscha itu kan sekarang ada peraturan misalnya itu radius 2 km itu tidak boleh dibangun. Padahal itu kan sudah sangat lama sekali wilayah itu sudah dikuasai oleh masyarakat disekitarnya. Sekarang konsekuensinya kalau Bapak-bapak ingin menghijaukan daerah Boscha mungkin APBN harus menanggulangi bagaimana membebaskan daerah radius 2 km itu sendiri.

Karena untuk kami di daerah seperti tadi juga dari Kota Bandung untuk membebaskan Punclut keberatan sekali. Begitu juga untuk kami di kabupaten untuk membebaskan radius 2 km, tidak tahu berapa ratus milyar yang dibutuhkan.

Jadi kembali ini mungkin, sekarang ini pembangunaDnya terhenti dengan adanya surat edaran Gubernur tentang kawasan Bandung Utara untuk semua wilayah KBU tidak boleh dibangun sekarang. Status quo.

Tolong masalah HGB ini.

STAF WAKIL BUPATI KABUPATEN BANDUNG:

Pertama untuk wilayah Boscha ini masuk ke dalam kawasan Bandung Utara dengan luas 340.000,46 ha. Kawasan Bandung Utara ini memang sejak dari awal tadi barangkali ini merupakan suatu daerah atau wilayah yang memang merupakan daerah yang ekonomis cukup tinggi.

Sehingga ini banyak diminati. Tetapi regulasi yang ada barangkali di situ di mana sampai saat ini belum ditetapkan barangkali di dalam regulasi tadi bahwa ini adalah kawasan lindung dengan kawasan budi daya baik budi daya pertanian dan non pertanian.

Sejak tahun 1986, Pemerintah Bandung sudah mulai dengan adanya Surat Edaran Menteri Agraria waktu itu dan kemudian ini dilakukan penataan. Kemudian di tingkat pusat sampai saat ini belum ada regulasi khususnya untuk bagaimana mengamankan Sascha ini.

Di satu pihak Boscha ini memang kita barangkali sangat mengetahui arti penting bahkan ini sudah promosi keluar daerah bahkan ke negara-negara lain barangkali tetapi ini hanya merupakan menara gading dimana intinya bahwa pusat sendiri belum membuat suatu regulasi bahwa Boscha ini harus diamankan.

Kemudian juga Kabupaten Bandung maupun juga provinsi barangkali berupaya bagaimana untuk bisa mengatasi ini tetapi tentunya tidak bisa membuat satu pagar besi.

Beberapa tahun kemarin ini baru ada surat Mentan yang mengatur mengenai radius ini.

Tetapi justru tadi barangkali wilayah tadi atau disekeliling Boscha ini walaupun kawasan Boscha ini sebetulnya sudah teramankan oleh kawasan Sascha sendiri dan dikuasai dan ini tidak berubah.

Hanya radius tadi yang disampaikan oleh Pak Wakil Bupati radius 2 km sebagai regulasi yang ditetapkan oleh kabupaten Bandung ini artinya tidak bisa dilaksanakan di mana di kawasan radius 2 km tadi ini sudah merupakan enklap-enklap atau wilayah-wilayah yang memang dikuasai oleh masyarakat. Sehingga untuk bisa membebaskan wilayah itu tentu membutuhkan pembiayaan yang sangat tinggi.

Oleh karena itu di dalam khususnya revisi daripada Undang-undang Nomor 24 ini, ini diharapkan ada suatu regulasi terhadap tadi kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan nasional seperti Boscha ini untuk bisa ditetapkan dan sekaligus bagaimana untuk memutihkannya.

Adapun pengembang di sana tadi memang ada PT Bintang Mentari di situ mengajukan ini untuk pariwisata terpadu dengan koefisien wilayah terbangunnya menyesuaikan tadi dengan ketentuan daripada nasional, Undang-undang Nomor 24 tadi bahwa tadi 20% dan 80%. Kemudian dengan kemiringan tadi 40°. Sehingga dengan demikian regulasi atau katakanlah ketentuan itu dipakai pengembang ini justru menyesuaikan. Tetapi melihat daripada kondisi tadi bahwa radius 2 km memang Kabupaten Bandung berupaya begitu sehingga sampai saat ini walaupun Amdal sudah dikeluarkan ini Kabupaten Bandung belum mengeluarkan ijinnya.

ARSIP

DPR

RI

(15)

Demikian juga untuk tadi menyambung dari Pak Wakil Bupati untuk Saguling bahwa daerah Saguling ini merupakan daerah pemukiman tadinya, kemudian dibuat satu proyek Pembangkit Tenaga Listrik di sana yang memang membebaskan masyarakat dan kemudian dilakukan Amdal oleh tingkat provinsi. Jadi tidak oleh kabupaten tetapi oleh provinsi sampai saat ini kesempatan daripada Saguling ini tidak terganggu. Jadi ini sangat diamankan tetapi di luar sempadan tadi memang ini sudah ada pemukiman-pemukiman dair penduduk yang memang berdasarkan ketentuan tadi. lni barangkali dipe1rbolehkan sesuai dengan Amdal yang dikeluarkan oleh tingkat provinsi. Tetapi Kabupaten Bandung juga berupaya untuk kiranya baik dari segi erosi maupun sedimentasi tadi untuk bagaimana kira-kira mengamank.an wilayah aliran sungai terutama dengan curah hujan yang demikian menipis maupun juga larian air yang demikian cepat pada waktu musim hujan dan pada waktu kemarau ini barangkali kekeringan. lni yang menjadi problem.

Sekaligus Bapak Ketua Pansus dalam k1esempatan ini kami manfaatkan bahwa Kabupaten Bandung ini merupakan satu wilayah cekungan Bandung dan masuk di dalam 12 kawasan tertentu nasional. Tetapi sampai saat ini belum ada di peraturan yang ditetapkan oleh pusat tadi maupun juga di dalam Undang-undang Nomor 24. Untuk itu diharapkan sekali Kabupaten Bandung ini di dalam meningkatkan maupun juga memberdayakan wilayah cekungan Bandung ini betul-betul mendapat suatu alokasi anggaran dari pusat

Kemudian juga sampai saat ini ada siklus barangkaH 10 tahun sekali di wilayah cekungan Bandung ini yang mengakibatkan banjir yang rutin di wilayah Bandung Selatan. lni sejak tahun 1986 bahkan sampai pernah 8 menteri waktu itu turun dan sampai saat ini belum ada satu barangkali penanggulangan yang serius. Yang ada hanya pengerukan-pengerukan Kali Citarum maupun sodetan-sodetan.

Oleh karena itu Kabupaten berupaya di dalam peirubahan RTRW Kabupaten Bandung Nomor 12 tahun 2001 diupayakan untuk dibuat suatu kawasan Kota Baru-Tegal Luar yaitu ± 3500 ha yang diharapkan ini bisa menanggulangi penanggulangan banjir dengan menyediakan pembangunan sarana waduk 400 ha.

Yang jadi masalah, kalau sudah ditata mengenai infrastruktur maupun juga tadi sesuai dengan rencana ini diharapkan bisa menjadikan suatu Kota Baru baik dalam area pemukiman yang terorganisir maupun juga wilayah-wilayah area komersial yang diharapkan bisa membangkitkan wilayah tadi daerah banjir menjadi daerah Kota Baru, barangkali demikian.

F-KB (H. ABDULLAH AZWAR ANAS, M.Si) : Pimpinan yang terhormat beserta teman-teman,

Saya kira bisa fokusnya saja karena teman-teman ini banyak pandangan yang ingin disampaikan sehingga kita itdak menghabiskan malam ini. K.an kita ingin mengintegrasikan hubungan daerah. Yang kita ingin gali kan pokok-pokok pikirannya saja.

Terima kasih.

STAF WAKIL BUPATI KABUPATEN BANDUNG:

Baik, terima kasih.

Sarangkali 2 tadi masalah Saguling dengan Sascha. Kemudian tadi aspirasi yang kami sampaikan.

WAKIL BUPATI KABUPATEN BANDUNG:

Jadi begitulah, Pak. Masalah Sascha pembangunannya ditahan.

Terima kasih, Pimpinan.

WALIKOTA BANDUNG :

Waktunya kalau jam 10 tinggal seperempat jam lagi. Tetapi saya siap sampai subuh Pak Wakil Pansus.

ARSIP

DPR

RI

(16)

Sekarang ini masih dikuasai oleh saya kata Pak Pimpinan. lnterupsi tetapi tidak dilarang.

SBY juga mau diinterupsi oleh Walikota. ,

Sekarang saya mohon ijin juga walaupun mike dikuasai saya, Pak Ketua DPRD menyampaikan, Pak Husni cukup? Kalau cukup saya kira ini corong saya kembalik<;m kepada Pimpinan.

KETUA RAPAT : Rekan-rekan sekalian,

Saya kira kita bisa langsung nanti. lni penting kita sharing juga berkaitan dengan antara Kata Bandung dan Kabupaten Bandung. ·

Silakan Pak Darus.

F-BPD {DRS. H. MOH. DARUS AGAP) :

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pak Ketua, Pak Wali, dan

Pak Wakil Bupati, serta Bapak-bapak sekalian.

Meluruskan sedikit tujuan kita ke Bandung ini, bahwa kita sekarang ini membicarakan masalah Rancangan Undang-undang tentang Penataan Ruang. Kita datang ke Bandung ini menginginkan masukan-masukan dari Bapak-bapak ini. Sebab beliau-beliau inllah yang mengetahui pelaksanaan daripada tata ruang yang selama ini berjalan. Misalnya tadi kita liha Bukit Punclut. lni sebagai ekses sebagai pelaksanaan tata ruang dulu yang tidak berjalan sempurna.

Demikian juga kita tadi melihat perumahan Parahiangan. Di sana seluruh kawasan itu menjadi rumah. Apakah itu tidak akan menjadi kendala bagi Saguling. Saguling ini adalah merupakan sumber kehidupan bagi rakyat Bogar dan Jakarta serta sumber tenaga listrik. lni harus kita pikirkan.

Lalu kemudian kita juga ke observatorium Boscha. lni aset nasional. Mereka mengeluh bahwa sekarang ini sudah ada gangguan-gangguan mereka itu tidak bisa mempergunakan teleskop itu dengan sempurna karena gangguan tata ruang sekitar daripada di sana itu sudah rusak. Sekarang kita membawa berkas rancangan tata ruang yang sedang kita godok.

Kita minta kepada Bapak-bapak yang ada di Bandung ini, Pak Walikota, Pak Gubernur, Pak Wakil Bupati, tolong dibaca rancangan tata ruang kita ini. Lalu kemudian Bapak-bapak melihat pasal ini sebetulnya harus diubah, pasal ini mesUnya harus diganti atau kami ingin membuat pasal baru mengenai rancangan yang Bapak-bapak kerjakan ini. Sehingga nanti tidak akan terjadi lagi kendala yang sekarang ini.

Lalu kemudian sekarang ini kendala ini terjadi. Misalnya Bukit Punclut dan sebagainya tadi yang saya kemukakan, sebetulnya apakah karena pejabat memberikan ijin sembarangan? Oleh karena itu pada rancangan tata ruang yang akan datang harus kita buat bahwa tidak boleh pejabat memberikan sembarangan ijin. Tambah lagi kalau ijin itu hanya berorientasi bukan kepada tata ruang tetapi kepada Tata Ruang.

Kemudian apa yang harus kita halangi. Biasanya kita sudah menegur pemakai daripada lahan-lahan kita ini, apakah cukup dengan teguran seperti selama ini? Apakah tidak perlu di Rancangan Undang-undang yang baru ini kita masukkan mereka ini ke penjara menjadi sanksi pidana termasuk Pak Bupati, Pak Wali yang memberi ijin maupun yang menggunakan lahan yang salah ini. Sehingga dengan demikian negara kita ini akan lebiih sempurna.

Lalu kita lihat lagi misalnya pengawasan. Pengawasan daripada pelaksanaan tata ruang Bapak-bapak yang sudah pengalaman sekarang ini sampai kemana sih pelaksanaan itu pengawasannya? Apakah pengawasan itu cukup oleh para Bupati, atau oleh para pejabat dan sampai di mana partisipasi masyarakat di dalam pelaksanaan tata ruang yang lama ini? Kita ini

ARSIP

DPR

RI

(17)

ingin menelurkan tata ruang yang baru. Tata ruang yang baru inilah yang akan mengikat keseluruhan daripada bangsa dan negara kita ini.

Lalu kemudian nanti kalau sudah tata ruang yang baru sudah menjadi undang-undang yang baru maka tentu di kabupaten dan provinsi bisa membuat Perda-perda tetapi tidak boleh menyimpang atau bertentangan dengan tata ruang yang akan kita bentuk lagi.

Oleh karena itu kita meminta apa yang dikemukakan oleh Bapak-bapak tadi ya mengena juga itu. Ada yang harus masuk di dalamnya. Jadi mernpakan suatu rekomendasi bagi kita untuk kita bandingkan dengan rancangan tata ruang yang sedang kita godok sekarang ini

Saya kira inilah, Pak beberapa hal. Jadi andaikata pun malam ini kita tidak mendapatkan masukan-masukan tersebut kalau saya mengusulkan atau menyarankan kepada Pak Wali, Pak Bupati tolonglah diadakan seminar singkat bisa dari Kabupaten Bandung dengan Kotamadya Bandung ini. Seminar singkat mengenai rancangan tata ruang yang sudah diajukan Pemerintah ini.

Lalu kemudian masukkan usul-usul yang mana yang harus kita ubah yang mana yang harus kita masukkan sebagaimana yang kami usulkan pada waktu perjalanan kami tata ruang misalnya ke daerah Indonesia Bagian Timur. Tambah lagi di sini saya lihat ada yang dari Kejaksaan, ada Bapak-bapak dari Kepolisian yang kesemuanya itu tersangkut paut dengan rancangan tata ruang yang akan datang.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

KETUA RAPAT :

Seminar mungkin sudah diselenggarakan karena teleskopnya rusak sehingga tidak bisa membaca horoskop.

Silakan Pak Nusyirwan. Habis ini Pak Azwar Anas.

\

F-PDl-P (NUSYIRWAN SOEJONO) : Terima kasih, Ketua.

Tidak panjang lah, Pak, sudah malam.

Pertama karena ini terkait dengan revisi RUU Tata Ruang maka tentunya apa yang kita lakukan jalan-jalan ini tentunya kita akan melihat mana yan,g menjadi titik lemah sehingga terjadi kondisi seperti sekarang ini.

Satu hal bahwa saya tertarik karena tadi Pak Wali maupun Pak Wakil Bupati menyampaikan lahan-laha itu sudah dikuasai atau ada pemiliknya. Lahan itu memang bisa saja dikuasai tetapi peruntukan lahannya tentunya diatur di dalam tata ruang. Kan begitu, Pak! ljinnya yang mengeluarkan adalah Pemerintah.

Sepakat tidak, Pak bahasa ini?

Jadi saya boleh saja punya tanah di sana. Tetapi tanah itu akan digunakan untuk apa, itu yang mengatur adalah tata ruang. Pada saat tata ruang ini sudah diatur yang mengeluarkan ijin kan Pemerintah dalam hal ini berdasarkan Perda yang dikeluarkan. Kalau satu hal ini sudah kita sepakat, ini karena menjadi acuan di dalam undang-undang. Jadi tadi kesan saya seolah-olah, saya tidak bisa mengendalikan, dia mau bikin pabrik, dia mau bikin gudang karena dia punya tanah. Yang harus kita pahami bersama bahwa yang memang lahan itu milik dia tetapi peruntukannya berdasarkan tata ruang. lni yang pertama.

Yang kedua tadi kami ingin memperoleh oleh-oleh tadi, tata ruang kota baik Kotamadya Bandung maupun Kabupaten Bandung karena ingin melihat sebenarnya kedalaman dari isi tata ruang kotamadya dan kabupaten ini kedalamannya seperti apa. Tingkatan KDB-KLB itu pencantumannya seperti apa.

ARSIP

DPR

RI

(18)

Kayak sepeti kalau di tata ruang Jakarta, itu 2005 sampai 2010 itu kita bisa dilihat di situ mana-mana yang menjadi prioritas daerah hijau dan sebagainya, prosentase dan sebagainya ada . .Karena di dalam pasal-pasal kita akan mencantumkan itu. lni saja. ·

Jadi saya hanya ingin kepuasan batin kesepakatan tadi, Pak, karena saya agak terganggu bahwa ini sudah ada yang memiliki sehingga pengaturannya menjadi tidak bisa kita lakukan.

Karena sebetulnya menjadi pertanyaan apa yang disampaikan baha tata ruang Bandung tadi adalah kategorinya masuk yang bagus. Saya juga ingin tahu bagusnya ini dari mana apakah di dalam memberikan plating mappingnya penataan ruangnya dari sisi pengendalian atau dan sebagainya. lni kan kriteria bagus dari Depdagri ini kita perlu explore kembali supaya bisa menjadi acuan di dalam undang-undang.

Demikian, Ketua. Tidak perlu dijawablah ini hanya catatan bersama saja.

T erima kasih.

F-KB (H. ABDULLAH AZWAR ANAS, M.Si) : Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Pak Walikota,

Bapak, lbu sekalian Muspida yang hadir pada hari ini, Bapak dari Kabupaten Bandung.

Pak Wali saya terus terang hari ini hadir ditengah-tengah pertemuan hari ini setidaknya ada niat untuk saya dengan menghadirkan seluruh jajaran. Ada Pak Dandim, ada Kejaksaan dan seluruh stakeholder yang ada di walikota ini. Bahwa ada kerusakan, ada kebanjiran di Bandung itu fakta. Saya menghargai niat dari Pak Walikota dan juga teman-teman dari Kabupaten' Bandung siang tadi

Soal-soal teknis tadi teman-teman sudah disampaikan. Jadi memang kalau kta studi banding ke luar negeri itu banyak negara bagus. Walikota Seoul berhasil tetapi kita tidak terlalu silau karena memang jumlah penduduknya tidak sedahsyat kita. Saya kira kita lebih dahsyat misalnya ke depan bagaimana kalau Walikota Bandung berhasil menata Bandung dengan baik dengan aturan dan Perda yang baik. Karena terus terang sekarang ini menurut teman-teman ada ideologi baru dari para walikota dan para bupati di Indonesia yaitu PAD. Dengan dan atas nama PAD pembongkaran lahan ruang terbuka hijau menjadi halal karena itu direkomendasi oleh teman- teman DPRD. Saya senang hari ini malam ini ada teman-teman DPRD karena faktanya adalah, bukan di Bandung, saya contoh di banyak tempat ada keputusan-keputusan DPRD yang dilahirkan bersama dengan daerah justru merampas ruang terbuka hijau di satu wilayah.

Sering saya ulang di berbagai tempat misalnya Malang. Ruang terbuka hijaunya dirampas dengan pembangunan mall itu diputuskan dengan DPRD. ldeologi "PAD". Persoalannya adalah jangan-jangan PAD dengan atas nama rakyat itu hanya fatamorgana. Sesungguhnya angka-angka itu hanya angka-angka fisik yang sesungguhnya menjerumuskan ruang terbuka hijau kita ke depan. lnilah yang sering kami sampaikan ada angka-angka sesat dari ukuran keberhasilan Pemerintah Daerah hanya diukur dengan kenaik.an PAD. Sementara ruang terbuka hijau semakin terampas, lahan pertanian semakin rusak bahkan sering disampaikan lahan pertanian kita per tahun rusak 11,2 juta ha dan ini trennya meningkat baik karena alih fungsi lahan karena perumahan dan sebagainya.

Maksud saya adalah, saya ingin kedepan ini Bandung ini mudah dinilai karena memang dulu sudah ada blueprint-nya jaman Belanda. Sehingga Bapak harus rela kalau sekarang banyak pengamat nasional itu ikut bicara tentang Bandung sungguhpun dia tidak ada di Bandung karena minimal dia pernah main ke Bandung. Oulu Bandung seperti ini sekarang kok begini. Nah, itu harus rela.

Oleh karena itu saya kira karena Bandung ini dinilai oleh banyak orang dan menjadi isu nasional mari sama-sama kita perbaiki sehingga ideologi PAD tadi sementara kita tahan dan teman-teman DPRD kalau tadi misalnya soal blueprint disana sebetulnya bukan hutan lindung. Kita

ARSIP

DPR

RI

(19)

tidak ingin

terjebak di situ tetapi mari bersama-sama kita perbaiki. Bahwa ada urbanisasi, lingkungan kumuh semakin meningkat itu tren hampir seluruh ibukota saya kira. Cuma pagaimana ibukota ini bisa diselamatkan saya kira menjadi PR kita bersama.

Soal RT/RW kalau tidak salah Pak Dirjen ya hampir 90% kabupaten/kota kita sudah punya RTRW. Tetapi tidak sampai 15% yang mempunyai detail design. Padahal detail design itulah yang bisa dijadikan dasar. Oleh karena itu Pak Walikota hampir seluruh kunjungan kita ternyata sepakat daerah bahwa perlu ada undang-undang yang lebih kuat. Olleh karena itu basis sanksi administrasi itu akan dinaikkan menjadi basis pidana sehingga ke depan yang diberi sanksi bukan hanya pengembang tetapi mereka yang memberikan ijin. Persoalannya apakah hukum itu berlaku surut, itu akan menjadi diskusi kemudian. Tetapi sepakat memang akan ada sanksi pidana.

Yang berikutnya adalah menurut saya yang juga penting bagaimana ada kesadaran bersama antar daerah sehingga nanti akan menimbulkan insentif-disinsentif. Karena say akira kalau toh kami berharap banyak sementara di atas tidak ada insentif yang diberikan oleh kota saya kira juga ini akan menjadi masalah.

Usulan saya adalah saya setuju dengan teman-teman tadi bagaimana ada usulan dari Bapak-bapak sekalian berdasarkan pengalaman keseharian, bagaimana masalah-masalah itu kemudian bisa diusulkan di dalam proses penyusunan undang-undang ini.

Sesungguhnya banyak yang ingin kami sampaikan tetapi setidaknya itu saya kira Pak Walikota. Dan sekali lagi berharao ke pusat juga tidak sepenuhnya cukup saya kira karena infrastruktur kita sering kami sampaikan di semua tempat negara kita per tahun sampai 2010 itu membutuhkan 202,5 trilyun sementara negara kita hanya mampu menyiapkan APBN itu hanya 39 trilyun. Artinya ada finance gap dan itu dibutuhkan kreativitas dari Pemerintah Daerah untuk menarik private sector untuk terlibat di situ.

Kasus terlibatnya perumahan di Parahiangan yang menurut Pak Afni itu sangat melanggar tata ruang, itu menurut say amemang itu melibatkan private sector tetapi kebablasan menurut saya dan itu ke depan perlu ada evaluasi yang cukup serius. Kalau tidak saya kira kita akan mengorbankan ruang terbuka hijau kita dalam jangka panjang yang membahayakan masa depan bangsa kita.

ltu saja saya kira. Sekali lagi harapan saya setidaknya hari ini ada niat baik, sehingga dengan undang-undang ini jadi akan ada implementasi yang lebih maksimal di Kota Bandung maupun Kabupaten Bandung.

Terima kasih. Kurang lebihnya mohon maaf.

Wassa/aamu'a/aikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

ANGGOTA PANSUS:

Bismil/aahirrahmaanirrahiim.

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Saudara Ketua,

Pak Wali, kawan-kawan semuanya unsur Muspida dan para anggota Dewan dari kedua kabupaten dan kota.

Kunjungan ke kabupaten/kota ini memang menjadi studi banding yang sangat menarik.

Ada beberapa hal kenapa ini sangat-sangat menarik di dalam rangka perumusan akhir dari Rancangan Undang-Undang ini.

Bandung dan kabupaten dan kota ini memiliki tradisi perencanaan yang bagus sejak dulu bahkan kita tahu semuanya. Tetapi degradasi, bukan hanya Bandung, saya kira degradasi Indonesia sekarang sebetulnya sama saja baik wilayah yang tidak dalam arti pemukiman utama maupun pada umumnya wilayah kita mengalami degradasi yang besar. Hutan kita rusak 2,8 juta

ARSIP

DPR

RI

(20)

ha per tahun. Totalnya sekarang 59,3 juta ha. Apabila distop tidak boleh lagi ada kerusakan lalu diperbaiki butuh 147 tahun untuk mengadakan rehabilitasi terhadap yang mengalami degradasi

Kota-kota mengalami ledakan pertumbuhan yang luar biasa. Ada yang disebut dengan proses aglomerasi habis-habisan karena dukungan ekonomi, pertumbuhan yang luar biasa. Tetapi sebaliknya wilayah termasuk pedesaan mengalami marginalisasi habis-habisan. Sehingga timbil ketimpangan yang luar biasa antara 2 fenomena yang sangat menarik itu.

Ciri karakteristik itu ada di kota ini dan di kabupaten. Ada tetapi susah kita untuk tidak mengetahui. Tetapi ada juga di tempat lain.

Jadi Bandung tumbuh dengan sangat cepat dengan aglomerasi yang luar biasa dengan menyedot hinterland-nya sebagian juga bisa ada eksternalitas tetapi juga sebagai ada yang disebut dengan regionality cages baik dalam arti ekonomi, nilai-nilai ekonomi maupun yang lain.

Karena space inikan terbatas. Penduduk bertambah, kebutuhan bertambah, demand-nya meledak, suplainya tidak bertambah. Jadi kalau sedikit teori ekonomi ini namanya pasar sangat tidak sempurna. Kalau kita bicara pasar.

Yang merusak sebetulnya suasana ini kurang tepatnya kita memilih di dalam manajemen ruang ini untuk bisa mengatasi dinamika yang luar biasa itu tetapi anpa harus menghentikannya.

Dinamika itu tidak bisa dibendung; pertumbuhan penduduk, kebutuhan, demand. Undang-undang ini hendak kesana sebetulnya. Tadi disebut ada holistic management yang tercantum di sini.

Semua ruang ini dilihat dalam suatu kesatuan. Bandung kota dan Bandung kabupaten bahkan seluruh provinsi ini satu. Jadi kalau ada kerusakan di tingkat kabupaten yang nanti akan mengalir ke Kota Bandung yaitu satu kesatuan sistem.

Terus terang di sini terjadi degradasi. Saya yakin di sini peralihan hak penggunaan lahan pertanian misalnya sangat luar biasa di sini tanpa penggantian. Pertanyaan kita sekarang diambang krisis besar. Kita hanya mencetak 3000 tetapi kita kehilangan 145.000. Petani gurem tidak pernah berkurang. Bahkan kemiskinan kalau kita sebetulnya tidak usah berpolitik melihat laporan Presiden pada halaman 16 itu dikatakan 19,5 juta RTM.

Memang pada halaman 15 disebut pada periode yang lalu

53, 1 juta rumah tangga berarti kan sekian itu adalah 38,3%, suatu ledakan kemiskinan yang terbesar didalam 28 tahun. Dan itu terjadi di Bandung, termasuk diseluruh Indonesia, termasuk diseluruh Kabupaten-Kabupaten dan sebagainya. Jadi masalahnya adalah lahan, lahan akan menjadi sumber konflik yang luar biasa dalam semua turunannya. Baik lahannya sendiri baik hutan, baik air, itu akan menjadi problem besar, penataan ruang sekarang ini menuju kesana.

Yang lalu adalah pengalaman yang mau dicari itu Pak, mungkin rencana sekarang ini bagus tetapi sebetulnya perencanaan itu kalau diatas kertas bagus juga tetapi prakteknya yang susah. lni sekarang pengalaman pahit yang untuk sekarang tidak terulang kembali.

Jadi pertanyaannya adalah bagaimana kita mengalokasikan ruang ini dengan menggunakan pedoman baru RUU Penataan Ruang. Jawabannya adalah beberapa pilihan dasar bisa diserahkan saja ke pasar dan itu biasa. Ruang ini juga adalah komoditas, ruang ini adalah juga barang ekonomi, sama dengan yang lain serahkan saja kepasar. Siapa yang mampu, yang tidak minggir itu satu pilihan. Pilihan yang lain adalah bukan mekanisme pasar saja tetapi mekanisme institusi. Jadi ada melalui market mekanism dan ada melalui institusional mekanism.

lnstitusi ini adalah Pemerintah, adalah politik, adalah DPR, adalah Ketua, adalah Hukum adalah kita semua. ltu pengertian luas dari institusi. Ada yang memungkinkan sebelumnya diserahkan kepada institusi, itu dinegara komunis juga tidak mungkin sekarang ini. Maka alternatif yang mungkin walaupun tidak tajam adalah mengkombinasikan penegakan institusional dan mekanisme pasar. Kalau tidak, kami membuat kajian di Komisi IV, pertanyaannya diambang krisis, sangat sangat diambang krisis kalau semuanya diserahkan kepada mekanisme pasar atau kalau insistusi tidak kuat. Sebaliknya kalau pasar terlalu kuat tanpa insistusi, si miskin akan tambah miskin dan itu

ARSIP

DPR

RI

Referensi

Dokumen terkait

rambunya dan persenjataannya atau peralatannya untuk melakukan pekerjaannya bisa mengakibatkan malapetaka bagi manusia dan lingkungan, oleh karena itu syarat dengan.. 6

Saya kira ini memang masih ada kaitan · dengan apa yang dibicaral&lt;an sebelumnya, kalau saya menangkap disini bahwa di daerah yang belum kompetisi itu bisa tidak ada

Sebentar Pak, kemarin itu memang ada masalah yang Pak Djoko bilang, karena ada masalah soal swasta, bukan soal diatur soal yang statis ini bukan, tapi dalam

~tu, memang sejalan.. Kernudian masalah pendidikan, saya kira kita semua sependapat bahwa. pcranserta masyarakat itu sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu

Bapak/lbu sekalian, kita masih ketinggalan, negara-negara lain tetangga kita Malaysia, dia sudah punya ibu kota negara bukan lagi KL (Kuala Lumpur). Sudah ada

kita sudah memiliki rencana yang banyak antara lain untuk bertemu dengan berbagai kelompok-kelompok masyarakat di daerah, nanti pada menjelang perpanjangan masa

Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati. Dari beberapa pertanyaan tadi yang pertama adalah masalah syarat ijin prinsip seperti yang dikatakan oleh Pak

Terima kasih. Silakan kepada FKP. UMBU MEHANG KUNDA): Terima kasih. Khusus mengenai usulan dari FABRI butir 2 a, memang ini akan berkait- an dengan kesepakatan kita terhadap