• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi Manajemen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Skripsi. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi Manajemen"

Copied!
216
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, PSIKOGRAFIS, DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE

MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY FOREST) DAN MUSEUM ARMA DI BALI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen

Oleh::

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa NIM: 162214207

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

i

ANALISIS KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, PSIKOGRAFIS, DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE

MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY FOREST) DAN MUSEUM ARMA DI BALI

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen

Oleh::

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa NIM: 162214207

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Ubahlah pikiran, maka kita akan mengubah dunia kita”

(Norman Vincent Peale)

“Jangan selalu mengeluh, carilah solusi dan bertanggungjawablah”

(My Mom)

Skripsi ini aku persembahkan kepada:

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa 2. Orang Tuaku dan adikku

3. Sahabat, teman – teman dan semua pihak yang mendukung dalam menyusun skripsi ini

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN-PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

ANALISIS KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, PSIKOGRAFIS, DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE

MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY FOREST) DAN MUSEUM ARMA DI BALI

dan diajukan untuk diuji pada tanggal 14 Januari 2021 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.M.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang- undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 29 Januari 2021 Yang membuat pernyataan,

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa NIM: 162214207

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa

Nomor Induk Mahasiswa : 162214207

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah saya yang berjudul

ANALISIS KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, PSIKOGRAFIS, DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE

MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY FOREST) DAN MUSEUM ARMA DI BALI

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta, 29 Januari 2021 Yang Menyatakan

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Karakteristik Demografis, Psikografis, dan Motivasi Wisatawan Nusantara yang Berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA di Bali”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas berkat, rahmat, karunia, perlindungan, dan bimbinganNya kepada penulis.

2. Bapak Tiberius Handono Eko Prabowo, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Patrick Vivid Adinata, S.E, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Ibu Ike Janita Dewi, S.E, M.B.A, Ph.D, selaku Dosen Pembimbing I yang bersedia dengan sabar, membimbing, membantu, mengarahkan, meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan memberi saran juga masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Lucia Kurniawati, S.Pd., M.S.M, selaku Dosen Pembimbing II yang bersedia dengan sabar, membimbing, membantu, mengarahkan, meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan memberi saran juga masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(9)

viii

7. Ibu Ir. Gusti Ayu Sri Wiratni, selaku Kasi Kelembagaan Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar yang sudah membantu dalam memberikan informasi terkait wisatawan dan daya tarik wisata di Kabupaten Gianyar.

8. Ibu Gusti Ayu Sugiati, terima kasih atas bantuan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan dukungan serta motivasinya sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

9. Bapak Ketut Kariasa, selaku Asisten Manajer Museum ARMA yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan ijin untuk melakukan penelitian ini.

10. Bapak dan Ibuku, terima kasih atas segala doa, kasih sayang, perhatian, pengertian, dukungan, jerih payah, dan terima kasih untuk selalu ada disaat aku membutuhkan, terima kasih sudah menjadi rumah ternyaman dan selalu memelukku dan merangkulku.

11. Adikku, terimakasih telah mendukung dan menyemangati selama proses menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabatku Gita, Dek Arik, Dek Ayu, Sintya, Kak Gus Wahyu, Dila, Kak Ichi, Nanda, Picha, Yashinta, Sarah, yang selalu menyemangati, mendukung, dan memotivasiku untuk segera menyelesaikan skripsi ini, terimakasih selalu berjalan disampingku dan selalu ada bersamaku.

13. Sahabat dari kuliah, Genta, Yola, Dito, Rizky, Gesa, Mega, Agnes, Nana, Olga, Wina, Yoana, Maria, Dea terima kasih telah mendukung, menyemangati, mengingatkan untuk selalu mengerjakan skripsi, dan memotivasi dengan berbagai cara serta selalu mengingatkanku pada Tuhan, tanpa kalian masa kuliahku tidak akan semenyenangkan dan semenarik ini. Terima kasih atas segala pengalamannya.

14. Kim Taehyung, Jeon Jungkook, Min Yoongi, Kim Namjoon, Jung Hoseok, Park Jimin, dan Kim Seokjin, yang tergabung dalam boyband asal Korea Selatan, BTS, terima kasih atas karya – karyanya yang secara tidak langsung

(10)

ix

memberikan aku semangat, selalu memotivasi diri, memberikan energi positif, dan selalu mengingatkanku pada ‘Love Yourself’.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang memeberikan bantuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis dapat belajar lebih baik lagi untuk kedepannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 29 Januari 2021 Penulis

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa NIM: 162214207

(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xvii

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

HALAMAN ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep dan Teori ... 12

B. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 29

C. Perumusan Hipotesis ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

A. Desain Penelitian ... 38

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

D. Populasi dan Sampel ... 39

(12)

xi

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

F. Variabel Penelitian ... 41

G. Sumber Data ... 48

H. Teknik Pengumpulan Data ... 48

I. Uji Instrumen ... 49

J. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN ... 53

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBASAHAN ... 59

A. Analisis Data ... 59

B. Pembahasan ... 127

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 142

LAMPIRAN ... 145

(13)

xii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

I.1 Data Kunjungan Wisatawan Nusantara 4

V.1 Karakteristik Berdasarkan Kota Asal 60

V.2 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 62

V.3 Karakteristik Berdasarkan Usia 62

V.4 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir 63

V.5 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan 64

V.6 Karakteristik Berdasarkan Pengeluaran Perorangan Perbulan

65

V.7 Karakteristik Berdasarkan Kota Asal 66

V.8 Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin 67

V.9 Karakteristik Berdasarkan Usia 68

V.10 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir 69

V.11 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan 70

V.12 Karakteristik Berdasarkan Pengeluaran Perorangan Perbulan

71

V.13 Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Psikografis 72 V.14 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Wisatawan 73 V.15 Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Psikografis 74 V.16 Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Wisatawan 75

V.17 Hasil Uji Reliabilitas Monkey Forest 76

V.18 Hasil Uji Reliabilitas Museum ARMA 76

V.19 Karakteristik Psikografis (Venturesomeness) 78 V.20 Karakteristik Psikografis (Venturesomeness) 80 V.21 Karakteristik Psikografis (Venturesomeness) 83

(14)

xiii

V.22 Karakteristik Psikografis (Venturesomeness) 86 V.23 Hasil Analisis Faktor Motivasi Wisatawan Monkey

Forest

88

V.24 Hasil Analisis Faktor Motivasi Wisatawan Museum ARMA

89

V.25 Hasil Analisis Faktor Monkey Forest dan Museum ARMA

90

V.26 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Motivasi Wisatawan

93

V.27 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Jenis Kelamin dengan Motivasi Wisatawan

93

V.28 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Motivasi Wisatawan

95

V.29 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Usia dengan Motivasi Wisatawan

95

V.30 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Pendidikan Terakhir dengan Motivasi Wisatawan

96

V.31 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Pendidikan Terkahir dengan Motivasi Wisatawan

97

V.32 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Jenis Pekerjaan dengan Motivasi Wisatawan

98

V.33 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Jenis Pekerjaan dengan Motivasi Wisatawan

98

V.34 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Pengeluaran Perorangan Perbulan dengan Motivasi Wisatawan

100

V.35 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Pengeluaran Perorangan Perbulan dengan Motivasi Wisatawan

`01

V.36 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Baru) dengan Motivasi Wisatawan

102

(15)

xiv

V.37 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Wisata Baru) dengan Motivasi Wisatawan

102

V.38 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Nyaman vs Daya Tarik Menantang) dengan Motivasi Wisatawan

104

V.39 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Nyaman vs Daya Tarik Wisata Menantang) dengan Motivasi Wisatawan

104

V.40 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Baru) dengan Motivasi Wisatawan

106

V.41 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Fasilitas Lengkap vs Fasilitas Sederhana) dengan Motivasi Wisatawan

106

V.42 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Perjalanan Kelompok vs Perjalanan Individu) dengan Motivasi Wisatawan

108

V.43 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Perjalanan Kelompok vs Perjalanan Individu) dengan Motivasi Wisatawan

108

V.44 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Jenis Kelamin dengan Motivasi Wisatawan

110

V.45 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Jenis Kelamin dengan Motivasi Wisatawan

110

V.46 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Usia dengan Motivasi Wisatawan

111

V.47 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Usia dengan Motivasi Wisatawan

112

V.48 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Pendidikan Terakhir dengan Motivasi Wisatawan

113

(16)

xv

V.49 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Pendidikan Terkahir dengan Motivasi Wisatawan

113

V.50 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Jenis Pekerjaan dengan Motivasi Wisatawan

115

V.51 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Jenis Pekerjaan dengan Motivasi Wisatawan

115

V.52 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Pengeluaran Perorangan Perbulan dengan Motivasi Wisatawan

117

V.53 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Pengeluaran Perorangan Perbulan dengan Motivasi Wisatawan

118

V.54 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Baru) dengan Motivasi Wisatawan

119

V.55 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Wisata Baru) dengan Motivasi Wisatawan

120

V.56 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Nyaman vs Daya Tarik Menantang) dengan Motivasi Wisatawan

121

V.57 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Nyaman vs Daya Tarik Wisata Menantang) dengan Motivasi Wisatawan

122

V.58 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Daya Tarik Wisata Populer vs Daya Tarik Baru) dengan Motivasi Wisatawan

123

V.59 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Fasilitas Lengkap vs Fasilitas Sederhana) dengan Motivasi Wisatawan

124

V.60 Hasil Analisis Tabulasi Silang antara Karakteristik Psikografis (Perjalanan Kelompok vs Perjalanan Individu) dengan Motivasi Wisatawan

125

(17)

xvi

V.61 Hasil Perhitungan Chi Square Keterkaitan Karakteristik Psikografis (Perjalanan Kelompok vs Perjalanan Individu) dengan Motivasi Wisatawan

126

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

II.1 Model Psikografis Plog 17

II.2 Model Hierarki Kebutuhan Teori Maslow 19

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1 Kuesioner 153

2 Deskripsi Responden 159

3 Hasil Output Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 174

4 Hasil Output Analisis Faktor 180

5 Hasil Output Tabulasi Silang (Cross Tab) 183

(20)

xix

ANALISIS KARAKTERISTIK DEMOGRAFIS, PSIKOGRAFIS, DAN MOTIVASI WISATAWAN NUSANTARA YANG BERKUNJUNG KE MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY FOREST) DAN MUSEUM

ARMA DI BALI

Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: karakteristik demografis, psikografis (venturesomeness), motivasi wisatawan nusantara, dan keterkaitan antara karakteristik demografis dan psikografis dengan motivasi wisatawan nusantara yang berkunjung ke Monkey Forest dan Museum ARMA. Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang pernah berkunjung ke Monkey Forest dan Museum ARMA. Teknik pengambilan sampel menggunakan convenience sampling, data diperoleh dengan membagikan kuesioner melalui Google Form kepada 186 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, analisis faktor, dan analisis tabulasi silang (cross tabulation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

karakteristik demografis wisatawan nusantara yang berkunjung ke Monkey Forest dan Museum ARMA didominasi oleh wisatawan berjenis kelamin wanita, berusia 17 – 23 tahun, pendidikan terakhir pada tingkat SMA, pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa, pengeluaran perorangan perbulan Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000, wisatawan nusantara yang berkunjung ke Monkey Forest didominasi oleh kelompok psychocentric dan wisatawan nusantara yang berkunjung ke Museum ARMA didominasi oleh kelompok midcentric (netral), terdapat 6 kelompok motivasi yang memengaruhi motivasi wisatawan yang berkunjung ke Monkey Forest yaitu Motivasi Sejarah/ Budaya (Klaster 1), Motivasi Interpersonal (klaster 2), Motivasi Fisiologis/ Fisik (klaster 3), Motivasi Pleasure (klaster 4), Motivasi Pekerjaan (klaster 5), Motivasi Prestige/

Status (klaster 6) dan terdapat 6 kelompok motivasi yang memengaruhi wisatawan yang berkunjung ke Museum ARMA yaitu Motivasi Sejarah/ Budaya (klaster 1), Motivasi Interpersonal (klaster 2), Motivasi Pleasure (klaster 3), Motivasi Internal (klaster 4), Motivasi Rasa Ingin Tahu/ Curiousity (klaster 5), Motivasi Pekerjaan (klaster 6), dan hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa motivasi tidak berkaitan dengan karakteristik demografis dan psikografis pada wisatawan yang berkunjung ke Monkey Forest dan motivasi hanya berkaitan pada pekerjaan wisatawan yang berkunjung ke Museum ARMA.

Kata kunci: segmentasi, demografis, psikografis, venturesomeness, dan motivasi.

(21)

xx

THE CHARACTERISTICS ANALYSIS OF DEMOGRAPHICS, PSYCHOGRAPHICS, AND MOTIVATION OF DOMESTIC TOURISTS WHO WERE VISITED MANDALA SUCI WENARA WANA (MONKEY

FOREST) AND ARMA MUSEUM IN BALI Dewa Ayu Dian Supraba Putri Aryasa

Sanata Dharma University Yogyakarta, 2020

This research aims to understand demographic characteristics, psychographic (venturesomeness), motivation of domestic tourists, and interrelatedness among demographic and psychographic characteristics with the motivation of domestic tourists who visited The Monkey Forest and ARMA Museum. The population of this research are domestic tourists who have visited The Monkey Forest and ARMA Museum. Sampling technique employed was convenience sampling. Data were collected by distributing Google form questionnaire to targeted sample members. Data were analyzed using descriptive, factor, and cross-tabulation analyses. The result of this research indicated that: demographic characteristics of domestic tourists who visited The Monkey Forest and ARMA Museum ware dominated by female tourists aged of 17 to 23 years old, with the last education were in Senior High School, student with monthly expenses of Rp 1.000.001 – Rp 2.500.000 per individual, domestic tourists who visited The Monkey Forest were dominated by psychocentrics group and domestic tourists who visited The ARMA Museum were dominated by midcentric group (neutral). There were 6 motivation groups that affected tourists motivation who visited The Monkey Forest, such as History/ Cultural Motivation (cluster 1), Interpersonal Motivation (cluster 2), Physiological/ Physical (cluster 3), Pleasure Motivation (cluster 4), Job Motivation (cluster 5), Prestige/ Status Motivation (cluster 6), and there were 6 motivation groups that affected tourists to visiting ARMA Museum, such as History/ Cultural Motivation (cluster 1), Interpersonal Motivation (cluster 2), Pleasure Motivation (cluster 3), Internal Motivation (cluster 4), Curiosity Motivation (cluster 5), Job Motivation (cluster 6). Results of cross tabulation indicated that the motivation were not related to the demographic and psychographic characteristics of the tourists who visited The Monkey Forest and motivation was only related to the job of the tourists who visited The ARMA Museum.

Key words: segmentation, demographic, psychographic, venturesomeness, and motivation.

(22)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pariwisata merupakan salah satu industri yang potensial untuk dikembangkan secara berkala karena pariwisata berperan dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Industri pariwisata dapat meningkatkan pendapatan negara maupun daerah dan juga dapat menjadi sumber lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Menurut Kodhyat 1983 (dalam Spillane, 1987:21) yang dimaksud dengan pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Indonesia memiliki keberagaman budaya dan keindahan alamnya, sehingga potensi pariwisata di Indonesia dapat berkembang pesat dengan adanya berbagai macam budaya daerah, kesenian dan keindahan alam maupun buatan yang mendukung.

Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata yang banyak diminati oleh wisatawan. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki beragam destinasi wisata yang sangat populer bagi wisatawan. Banyak daya tarik wisata alam, buatan, kesenian dan budaya yang ditawarkan dengan segudang sejarah dan kebudayaan yang unik yang hanya ada di Bali. Masyarakat Bali yang

(23)

masih kental dengan budaya dari daerah masing-masing memiliki daya tarik sendiri, eratnya kebudayaan tersebut memunculkan kesenian – kesenian yang khas dengan budaya daerah masing – masing dan masyarakat Bali selalu memanfaatkan keindahan alam yang banyak dijadikan daya tarik wisata sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung.

Undang – undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan pasal 5a mengemukakan bahwa kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan. Sebagian besar daya tarik wisata di Bali menerapkan prinsip yang disebutkan di Undang – undang Republik Indonesia Tentang Kepariwisataan Nomor 10 Tahun 2009 pasal 5a, salah satunya Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest). Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) merupakan hutan monyet yang didalamnya terdapat 3 (tiga) pura yaitu Pura Dalem Agung, Pura Beji, dan Pura Prajapati. Keindahan alam dari hutan yang memiliki 186 spesies pohon dan dihuni oleh sekitar 700 ekor monyet juga terdapat pura yang sampai saat ini digunakan dalam ritual keagamaan salah satunya Ngaben yang menjadi ciri khas dari upacara pembakaran jenasah di Bali.

Melestarikan daya tarik wisata Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest)

(24)

merupakan misi dari masyarakat setempat, seperti yang dikemukakan oleh web resmi Monkey Forest Ubud:

“Melestarikan kawasan berdasarkan konsep Tri Hita Karana adalah misi dari Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest). Tri Hita Karana adalah salah satu filosofi dalam Agama Hindu. Tri Hita Karana yang berarti tiga cara untuk mencapai kesejahteraan lahir dan bathin.”

“Hakikat ajaran Tri Hita Karana, bagaimana agar manusia dapat menjaga hubungan yang harmonis dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi keharmonisan hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan alam, dan hubungan dengan Tuhan.”

Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest), salah satu daya tarik wisata yang sangat menarik perhatian wisatawan dan Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) merupakan daya tarik wisata alam yang paling diminati di Ubud, dengan total pengunjung wisatawan mancanegara sejumlah 1.548.573 orang dan pengunjung wisatawan nusantara sejumlah 7.092 orang pada tahun 2019.

Selain daya tarik wisata alam dan budaya, daya tarik wisata buatan yang ditawarkan Bali tidak kalah menarik juga. Museum ARMA merupakan salah satu museum yang ada di Bali yang menawarkan banyak seni lukisan dari berbagai pelukis terkenal Bali kepada wisatawan. Museum ARMA tidak hanya menunjukkkan lukisan namun juga menawarkan wisatawan untuk belajar kesenian Bali dengan adanya pelatihan tari, melukis, memainkan gamelan, dan mencoba memasak makanan khas Bali. Wisatawan mancanegara yang mengunjungi Museum ARMA berjumlah 20.817 orang dan wisatawan nusantara 621 orang pada tahun 2019.

(25)

Tabel 1.1

Data Kunjungan Wisatawan Nusantara

Daya Tarik Wisata Tahun

2015 2016 2017 2018 2019

Monkey Forest - - - 79.268 7.092

Museum ARMA 642 1.127 1.113 915 621

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar 2020

Setiap wisatawan memiliki motivasi yang berbeda saat melakukan perjalanan wisata. Motivasi tersebut yang akan mendorong mereka untuk melakukan perjalanan wisata dan untuk memilih daya tarik wisata yang seperti apa yang akan dikunjungi. Perbedaan karakteristik juga menjadi alasan utama dalam menentukan daya tarik wisata mana yang akan mereka kunjungi sehingga mereka dapat merasakan kenyamanan dalam berwisata. Pengelola daya tarik wisata harus mengetahui tipe konsumen mana yang paling sering mengunjungi daya tarik wisata tersebut sehingga pengelola wisata dapat menentukan fasilitas apa yang harus lebih diperhatikan dan media promosi mana yang tepat untuk digunakan agar selalu merasa puas dengan daya tarik wisata dan fasilitas yang disuguhkan. Media promosi diperlukan untuk menarik perhatian wisatawan sehingga wisatawan mengenal daya tarik wisata dan tertarik untuk mengunjungi suatu daya tarik wisata. Pengelompokkan pasar dapat membantu dalam membuat media promosi yang tepat sasaran. Pengelompokkan wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis – jenis wisatawan yang berbeda yang berhubungan

(26)

dengan kebiasaan, permintaan dan kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan wisata.

Kotler dan Keller (2016: 268 – 281) mengelompokan segmentasi pasar menjadi 4 bagian yaitu:

1. Segmentasi geografis, yaitu membagi pasar menjadi berbagai unit geografis, seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota, atau lingkungan sekitar.

2. Segmentasi demografis, yaitu membagi pasar berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial.

3. Segmentasi psikografis, yaitu membagi pasar berdasarkan sifat psikologis atau kepribadian, gaya hidup, atau nilai.

4. Segmentasi perilaku, yaitu membagi pasar berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.

Penelitian sebelumnya sudah meneliti mengenai perencanaan destinasi kompetitif berdasarkan tipologi psikografis wisatawan pada wisatawan Daerah Istimewa Yogyakarta. Plog 2004 (dalam Emrizal et al, 2015) mengemukakan bahwa, setiap destinasi memiliki karakter tertentu yang tercermin dari tipe – tipe psikografis wisatawan yang mengunjungi destinasi tersebut. Mengetahui tipe psikografis wisatawan yang mengunjungi suatu daya tarik dapat menentukan

(27)

kelompok pasar mana yang memiliki tingkat kunjungan tertinggi, sehingga dapat menentukan media promosi yang mana yang baik digunakan dalam menarik minat kunjung wisatawan mancanegara yang dilihat dari tipe psikografisnya. Melihat hasil penelitian tersebut, peneliti ingin melihat penelitian ini digunakan di daya tarik wisata yang ada di Bali, karena penelitian ini belum pernah dilakukan di Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA. Menurut peneliti, dengan mengetahui tipe psikografis wisatawan nusantara diharapkan pihak pengelola Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA mampu mengidentifikasi segmen pasar dan melayani wisatawan nusantara dengan lebih mengenali perbedaan tipe psikografis dan motivasi yang mendorong wisatawan untuk berkunjung, sehingga dapat menentukan media promosi, pelayanan, dan fasilitas yang dapat mendukung peningkatan kunjungan wisatawan nusantara.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang ada di Indonesia, banyak wisatawan berkunjung ke Bali dan menikmati budaya, kesenian dan keindahan alam maupun buatan. Banyak daya tarik wisata yang ditawarkan dengan segudang sejarah dan budaya yang unik menjadi ciri khas daya tarik wisata di Bali.

Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA, merupakan daya tarik wisata yang bertempat di Ubud yang juga menjadi pusat kunjungan

(28)

wisatawan yang berkunjung ke Bali. Pihak pengelola dari daya tarik wisata tersebut harus mengetahui dan mengenali pengunjungnya agar pengunjung tetap tertarik untuk berkunjung kembali dan atau merekomendasikan kepada orang lain untuk mengunjungi daya tarik wisata tersebut. Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Bali memiliki tipe psikografis yang berbeda yang akan dikelompokkan berdasarkan Model Psikografis Plog, sehingga dengan mengidentifikasi kelompok wisatawan nusantara yang berkunjung maka pengelola daya tarik wisata tersebut mampu memahami kebutuhan konsumennya dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi.

Dengan demikian pertanyaan yang dapat diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakeristik demografis (usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, pendidikan terakhir, pengeluaran per-bulan perorangan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA?

2. Bagaimana karakeristik psikografis dengan menggunakan Model Psikografis Plog (Venturesomeness) wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA?

3. Apa saja motivasi yang mendorong wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA?

(29)

4. Apakah ada keterkaitan antara karakteristik demografis dan karakteristik psikografis dengan motivasi yang mendorong wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini meliputi variabel – variabel dasar segmentasi yaitu:

1. Variabel Demografis:

Usia : 17 tahun – 55 tahun ke atas

Jenis kelamin : Laki – laki dan Perempuan

Jenis pekerjaan : Wiraswasta, Pegawai Swasta, Pelajar atau Mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil, Ibu Rumah Tangga, TNI/Polri, dan pekerjaan lainnya.

Pendidikan terakhir : Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma (I, II, III), Sarjana (S1), Pasca Sarjana (S2, S3).

(30)

Pengeluaran per-bulan Perorangan : ≥ Rp 1.000.000 – Rp 10.000.000

2. Variabel psikografis:

Karakteristik Psikografis Model Psikografis Plog (Venturesomeness) Karakteristik Psychocentric Karakteristik Allocentric Cenderung menyukai destinasi

wisata yang sudah populer atau yang sudah pernah dikunjungi.

Menyukai destinasi wisata yang baru dan belum pernah atau jarang dikunjungi.

Lebih menyukai daerah tujuan wisata yang nyaman.

Menyukai daerah tujuan wisata yang menantang.

Sarana akomodasi dengan fasilitas standar atau lengkap

Sarana akomodasi dengan fasilitas yang alami atau sederhana

Lebih menyukai melakukan perjalanan secara kelompok atau bersama keluarga

Lebih menyukai perjalanan yang dilakukan secara individual

(31)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk:

1. Untuk mengetahui karakeristik demografis (usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, status, pendidikan terakhir, pengeluaran per-bulan perorangan) wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA.

2. Untuk mengetahui karakeristik psikografis dengan menggunakan Model Psikografis Plog (Venturesomeness) wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA.

3. Untuk mengetahui apa saja motivasi yang mendorong wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA.

4. Untuk mengetahui apakah ada keterkaitan antara karakteristik demografis dan karakteristik psikografis dengan motivasi yang mendorong wisatawan nusantara yang berkunjung ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA.

(32)

E. Manfaat

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, yaitu:

1. Untuk dunia akademik penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau sumber dan bahan masukan bagi penulis lain untuk menggali dan melakukan penelitian tentang pariwisata dalam hal gaya hidup.

2. Penelitian ini bermanfaat bagi pengelola maupun pemilik Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA dalam mengetahui aspek – aspek yang dapat mendukung untuk meningkatkan minat wisatawan unntuk berkunjung sehingga pengelola dapat mengelola dan membentuk target pasar yang tepat untuk menentukan media promosi.

3. Penelitian ini bermanfaat bagi konsumen dalam hal menarik minat wisatawan untuk mengunjungi wisata alam dan wisata buatan seperti museum yang ada di Bali.

(33)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Konsep dan Teori 1. Segmentasi

Sementasi adalah membagikan pasar dalam kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Segmentasi menurut beberapa tokoh pemasaran:

Segmentasi pasar adalah membagi – bagi pasar ke dalam segmen – segmen, mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok – kelompok pembeli yang memiliki kebutuhan dan menginginkan bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan demografis, psikografis, dan perilaku di antara pembeli, sehingga tugas pemasar yaitu mengidentifikasi jumlah dan sifat segmen pasar yang sesuai dan memutuskan kelompok manayang akan ditargetkan Kotler dan Keller (2016:268).

Menurut Mowen dan Minor (2002:46) segmentasi pasar didefinisikan sebagai pemilahan pasar menjadi subbagian konsumen yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang hampir sama, di mana setiap subbagian dapat dijangkau dengan bauran pemasaran yang berbeda.

(34)

Kasali (1998:26) mengemukakan bahwa dalam kegiatan bisnis segmentasi pasar digunakan untuk memilih pasar sasaran, mencari peluang, menggerogoti segmen pemimpin pasar, merumuskan pesan – pesan komunikasi, melayani lebih baik, menganalisis perilaku konsumen, mendesain produk, dan lain sebagainya.

Dari pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar ke dalam segmen – segmen yang memiliki karakteristik yang sama seperti, kebutuhan dan keinginan dengan bauran pemasaran yang berbeda – beda.

Pengetahuan tentang keberadaan segmen – segmen pasar diharapkan bisa memberikan pandangan bahwa wisatawan mempunyai karakteristik masing – masing, dan sebuah tujuan wisata bisa memilih dan menyasar kelompok wisatawan yang dipandang paling menguntungkan (Dewi, 2011:23). Strategi pemasaran yang dapat dibuat meliputi pengembangan tempat dan aktivitas wisata, akomodasi, akses ke tujuan – tujuan wisata, sarana – sarana pendukung pariwisata, dan juga komunikasi pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien.

a. Segmentasi Demografis

Segmentasi demografis yaitu membagi pasar menjadi kelompok – kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan,

(35)

agama, ras, generasi, kebangsaan, dan kelas sosial (Kotler dan Keller, 2016:271). Dasar pengelompokkan secara demografis merupakan dasar pengelompokkan pasar yang paling popular dan yang paling mudah diukur, karena kebutuhan dan selera konsumen memang sangat dipengaruhi oleh karakteristik demografisnya (Dewi, 2011:24).

Karakteristik demografis dianggap sebagai dasar pengelompokkan yang sangat berarti dan terpasang dengan kuat (embedded) dalam semua riset pemasaran (Dewi, 2011:25).

b. Segmentasi Psikografis

Segmentasi psikografis yaitu membagi pasar menjadi kelompok berdasarkan sifat psikologis/kepribadian, gaya hidup, atau nilai (Kotler dan Keller, 2016:280). Segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok – kelompok wisatawan yang mempunyai ‘gaya, cara, dan selera’ berwisata yang berbeda (Dewi, 2011:26). Karakteristik psikografis bisa dianggap sebagai gaya hidup dan nilai yang dianut seseorang, dan akan menentukan preferensi dan cara menikmati suatu produk atau jasa (Dewi, 2011:26).

1) Model Psikografis Plog

Plog (1991) mengatakan bahwa terdapat 5 (lima) jenis kepribadian yaitu, psychocentric, near psychocentric, mid-centric, near allocentric, dan allocentric. Plog (1991:66) Karakteristik

(36)

psychocentric adalah wisatawan yang berkepribadian sangat tergantung, tertutup, dan kurang melakukan pergerakan, kelompok ini dapat dikenali sebagai berikut:

a) Lebih menyukai hal – hal yang sudah terkenal, baik sebuah produk, maupun tempat wisata.

b) Memiliki kekhawatiran yang lebih, berhati – hati, dan kurang eksplorasi.

c) Cenderung mengunjungi destinasi wisata yang sudah pernah dikunjungi.

d) Tingkat kepercayaan diri yang rendah.

e) Cenderung menyukai perjalanan yang dilakukan secara kelompok atau bersama keluarga.

f) Lebih menyukai sarana akomodasi dengan fasilitas standar atau lengkap.

g) Aktivitas yang banyak dilakukan seperti rekreasi, melihat pemandangan alam, dan berfoto-foto.

h) Motivasi berwisata yaitu untuk melepas kejenuhan, menghabiskan waktu luang, dan bersenang-senang.

Sedangkan karakteristik Allocentric adalah wisatawan yang memiliki kepribadian akktif, inovatif, dan memiliki mobilitas tinggi, kelompok ini dapat dikenali sebagai berikut:

(37)

a) Ramah dan percaya diri yang tinggi.

b) Lebih eksploratif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan berjiwa petualang.

c) Lebih menyukai hal – hal baru yang bersifat menantang dan alami.

d) Suka mengunjungi destinasi wisata yang baru, alami, dan belum banyak dikunjungi orang.

e) Lebih menyukai perjalanan yang dilakukan secara individual.

f) Lebih suka menggunakan sarana akomodasi yang sederhana.

g) Motivasi berwisata yaitu ingin memperoleh pengalaman baru.

h) Sering melakukan perjalanan wisata karena memandangnya sebagai kebutuhan.

i) Lebih menyukai souvenir otentik yang terbuat dari bahan dan seni budaya lokal.

(38)

Gambar II.1 Model Psikografis Plog

Sumber: www.slideplayer.com diakses pada 18 November 2019

2. Motivasi

Motivasi adalah hasrat atau keinginan untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu. Menurut Mowen dan Minor (2002:205) motivasi adalah keadaan yang diaktivasi atau digerakkan di mana seseorang mengarahkan perilaku berdasarkan tujuan. Hal ini termasuk “dorongan, keinginan, harapan, atau hasrat” (Mowen dan Minor, 2002:206).

Pengenalan kebutuhan akan menyebabkan tekanan (tension) kepada konsumen sehingga adanya dorongan pada dirinya (drive state) untuk melakukan tindakan yang bertujuan (goal-directed behavior)

(39)

(Sumarwan, 2011:24). Menurut Abraham Maslow yang di kutip oleh Kotler dan Keller (2016:188) orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada waktu tertentu karena kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan–

kebutuhan psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Teori Abraham Maslow yang dikutip oleh Sumarwan (2011:26—

29) menjelaskan setiap kebutuhan manusia sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)

Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan tubuh menusia untuk mempertahankan hidup.

Kebutuhan tersebut meliputi makanan, air, udara, rumah, pakaian, dan seks.

b. Kebutuhan Rasa Aman (Safety Needs)

Kebutuan rasa aman merupakan kebutuhan perlindungan bagi fisik manusia.

c. Kebutuhan Sosial (Social Needs atau Belonginess Needs)

Kebutuhan sosial berdasarkan kepada perlunya manusia berhubungan satu dengan yang lainnya.

d. Kebutuhan Ego (Egoistic or Esteem Needs)

(40)

Kebutuhan ego yaitu kebutuhan untuk berprestasi sehingga mencapai derajat yang lebih tinggi dari yang lainnya.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need for Self-Actualization)

Kebutuhan aktualisasi diri adalah keinginan dari seorang individu untuk menjadikan dirinya sebagai orang yang terbaik sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Gambar II.2 Model Hierarki Kebutuhan Teori Maslow Sumber: Sumarwan (2011:27)

1) Macam – macam Motivasi Perjalanan

a) Dilihat dari kelompok motivasi perjalanan (Mc Intosh:1977; dalam Hayati, 2013:5)

(1) Physiological Motivation (motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), antara lain untuk relaksasi,

Aktualisasi Diri (Sukses, Kuasa) Kebutuhan Ego (Status, Percaya Diri,

Harga)

Kebutuhan Sosial (Dihormati, Berteman, Rasa Memiliki)

Kebutuhan Rasa Aman dan Keamanan (Perlindungan, Peraturan, dan UU)

Kebutuhan Fisiologis (Makanan, Air, Udara, Sex)

(41)

kesehatan, kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, bersantai, dan lain – lain.

(2) Cultural Motivation (motivasi budaya), yaitu keinginan untuk mengetahui budaya, adat, tradisi, dan kesenian daerah lain, termasuk juga ketertarikan akan berbagai objek tinggalan budaya (monumen bersejarah).

(3) Social Motivation atau Interpersonal Motivation (motivasi yang bersifat sosial), seperti mengunjungi teman dan keluarga, menemui mitra kerja, melakukan hal – hal yang di anggap mendatangkan gengsi (nilai prestige), melakukan ziarah, dan pelarian dari situasi – situasi membosankan.

(4) Fantasy Motivation (motivasi karena fantasi), yaitu adanya fantasi bahwa di daerah lain seseorang akan bisa lepas dari rutinitas keseharian yang menjemukan (Pitana, 2005:59).

b) Dilihat dari motivasi yang mendorong seseorang melakukan perjalanan (McIntosh dalam Antariksa, 2011:1-2) adalah sebagai berikut:

(42)

(1) Pleasure (bersenang-senang), dengan tujuan

“melarikan diri” untuk sementara dari rutinitas sehari – hari.

(2) Relaxation, rest and recreation (beristirahat untuk menghilangkan stress), dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Dilakukan dengan mengunjungi lingkungan yang berbeda dengan yang dilihatnya sehari-hari, di mana lingkungan tersebut memberikan kesan damai dan menyehatkan.

(3) Health (kesehatan), yaitu berkunjung ke tempat- tempat yang dapat membantu menjaga kesehatan atau menyembuhkan penyakit.

(4) Participation in sports (olahraga yang bersifat rekreasi)

(5) Curiousity and culture (rasa ingin tahu dan motivasi yang berkaitan dengan kebudayaan), keinginan untuk melihat destinasi pariwisata yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi atau yang menyelenggarakan aktivitas budaya yang sangat penting.

(43)

(6) Ethnic and family (kesamaan etnik dan kunjungan kepada keluarga), khusus berkaitan dengan kesamaan etnik, orang dapat termotivasi untuk mengunjungi suatu tempat karena dianggap sebagai tempat tinggal kelahiran nenek moyangnya.

(7) Spiritual and religious (alasan yang bersifat spiritual dan keagamaan)

(8) Status and prestige (menunjukkan status sosial dan gengsi), dengan tujuan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa seseorang memiliki status sosial dan gengsi yang tinggi karena berwisata ke suatu destinasi pariwisata tertentu.

(9) Professional or business (melakukan aktivitas yang berkaitan dengan profesi/pekerjaan), misalnya aktivitas menghadiri suatu sidang atau konferensi.

c) Kategori Motivasi, menurut Mc Intosh, Goeldner dan Ritchie (1995) dalam Sayangbatti, (2013), motivasi di bagi ke dalam 4 kategori, yaitu:

(1) Motivasi Fisik, berkaitan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga, dan

(44)

kesenangan. Aktivitas yang dilakukan untuk mengurangi tekanan yang dihadapi sehari – hari.

(2) Motivasi Budaya, keinginan untuk melihat dan mengetahui lebih banyak tentang budaya lain, untuk mencari tahu tentang penduduk asli suatu negara, gaya hidup, musik, seni, cerita rakyat, tari, dan lain – lain.

(3) Motivasi Interpersonal, keinginan untuk bertemu orang baru, mengunjungi teman atau kerabat, dan mencari pengalaman baru dan berbeda.

(4) Motivasi Status dan prestise, keinginan untuk melanjutkan pendidikan, peduli dengan keinginan untuk pengakuan dan perhatian dari orang lain, dalam rangka untuk meningkatkan ego pribadi.

d) Faktor Pendorong Motivasi Berwisata (Ryan, 1991 dalam Hayati, 2013:5-6)

(1) Escape, ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukkan atau kejenuhan dari pekerjaan sehari – hari.

(45)

(2) Relaxation, keinginan untuk rekuperasi atau penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi escape.

(3) Play, ingin menikmati kegembiraan, melalui berbagai permainan yang merupakan permunculan kembali dari sifat kekanak – kanakan dan melepaskan diri sejenak dari berbagai urusan yang serius.

(4) Strengthening family bonds, ingin mempererat hubungan kekerabatan, khususnya dalam konteks VFR (Visiting Friends and Relatitions).

Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi di antara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama – sama, karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari – hari di negara industri.

(5) Prestige, untuk menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menunjukkan kelas dan gaya hidup yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.

(46)

(6) Social interaction, untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjungi.

(7) Romance, keinginan untuk memenuhi kebutuhan seksual, khususnya dalam pariwisata seks.

(8) Educational opportunity, keinginan untuk melihat sesuatu yang baru, mempelajari orang lain atau daerah lain, atau mengetahui kebudayaan etnis lain.

(9) Self – fulfilment, keinginan untuk menemukan diri sendiri (self discovery).

(10) Wish – fulfilment, keinginan untuk merealisasikan mimpi – mimpi yang lama dicita – citakan (dorongan yang kuat dari dalam diri).

3. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Menurut Undang – undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Pasal 1, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan di dukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

(47)

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Spillane (1987:21) mengemukakan pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Wisatawan merupakan orang yang melakukan perjalanan wisata. Wisatawan berkunjung ke suatu destinasi pariwisata karena mencari pengalaman dan kepuasan yang bersifat psikis dan fisik (Antariksa, 2012:1).

Antariksa (2012:3) mengemukakan bahwa kepariwisataan pada dasarnya adalah sebuah konsep abstrak yang merupakan gabungan dari berbagai unsur pendukung dan membentuk sebuah sistem. Para pemangku kepentingan dalam industri kepariwisataan sudah memahami bahwa sektor ini tidak akan dapat berjalan dengan sendirinya tanpa dukungan dari berbagai sektor lain.

b. Pariwisata yang Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan adalah pembangunan berkelanjutan yang dicapai melalui kepariwisataan

(48)

(Dewi, 2011:6). Pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dicapai dengan menyeimbangkan ketiga elemen utama dalam pembangunan pariwisata yang berkelanjutan yaitu lingkungan, ekonomi, dan sosial (Dewi, 2011:6).

Menurut Antariksa (2012:5) pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, yaitu yang menjadikan bahwa keuntungan yang optimal akan diperoleh secara berkelanjutan, hanya dapat diwujudkan dengan pendekatan yang bersifat komprehensif dan terintegrasi. Pembangunan kepariwisataan sedapat mungkin harus menjadi media bagi wisatawan untuk belajar tentang suatu nilai yang baik (Antariksa, 2012:6).

Dewi (2011:8) mengemukakan bahwa pemasaran destinasi biasanya dilekatkan dengan strategi yang berorientasi pertumbuhan dan berfokus pada penciptaan citra, periklanan, dan promosi penjualan yang bertujuan pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun internasional. Pemasaran mempunyai tanggung jawab ganda, yaitu untuk menjaga keberlangsungan sumber daya di suatu destinasi wisata sekaligus menyediakan pengalaman berwisata yang berkualitas bagi wisatawan.

c. Wisatawan

(49)

Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

Suwantoro Gamal, 1997 dalam Siringoringo (2017:27), wisatawan digolongkan menjadi tujuh tipe, yaitu:

1) Explorers, yaitu wisatawan yang mencari perjalanan baru dan berbaur dengan masyarakat lokal, serta bersedia menerima fasilitas seadanya.

2) Elite tourists, yaitu wisatawan yang mengunjungi daerah tujuan wisata yang berisi orang – orang terpandang serta terorganisasi.

3) Offbeat tourists, yaitu wisatawan yang mencari daerah tujuan wisata yang tidak banyak dikunjungi orang.

4) Unusual tourists, yaitu wisatawan yang suka mengunjungi penduduk lokal dalam sebuah tur yang terorganisasi serta tertarik dengan budaya setempat.

5) Incipient Mass tourists, yaitu wisatawan yang mencari tempat tujuan wisata yang diakomodasi dan fasilitasnya sama dengan daerah asalnya.

6) Mass tourists, yaitu wisatawan yang suka tinggal di hotel yang memiliki fasilitas dan suasana yang mirip dengan daerah asal mereka.

(50)

7) Charter tourists, yaitu wisatawan yang datang dalam kelompok yang besar, menggunakan identitas kelompok yang sangat jelas serta terorganisasi dengan baik.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

1. Competitive Destination on The Basis of Psychographic Typology of Tourist (The Case of Daerah Istimewa Yogyakarta) (Emrizal et al. 2015) Ketika suatu destinasi dikunjungi oleh mayoritas wisatawan yang disebut Plog sebagai kelompok mid-centric (mid-allo dan mid-psycho), artinya destinasi ini sedang berada pada masa puncak kejayaannya.

Menurut Plog, ketika para politisi lokal dan pejabat pariwisata tersebut sedang berbangga – bangga dengan “keberhasilan” pembangunan pariwisata di daerahnya, seringkali ancaman tersembunyi dan benih kehancuran (kemunduran) sudah menghadang tanpa disadari oleh para stakeholder. Plog (2004) mengemukakan bahwa setiap destinasi memiliki karakter tertentu yang tercermin dari tipe – tipe psychographic wisatawan yang mengunjungi destinasi tersebut.

Terjadinya perubahan karakter destinasi seringkali disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak terencana dengan baik.

Riset ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan mengidentifikasi fase perkembangan (life cycle stage) Jogja (DIY)

(51)

sebagai destinasi pariwisata berdasarkan Model Psychographic Plog.

Dipilihnya DIY menjadi fokus penelitian adalah karena posisi strategis daerah ini sebagai salah satu destinasi pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari dulu hingga sekarang. Jogja (DIY) sebagai destinasi pariwisata pada saat ini sedang tumbuh dan berkembang dengan pesat. Jumlah kunjungan wisatawan (nusantara dan mancanegara) terus meningkat dari tahun ke tahun, dan seiring dengan itu pertumbuhan sarana dan fasilitas pariwisata juga bergerak naik dengan cepat. Pembangunan hotel – hotel baru dan restoran menjamur dimana-mana, pertambahan pusat perbelanjaan dan hiburan juga meningkat tajam. Perkembangan yang pesat ini tentu disambut baik oleh banyak kalangan, namun demikian, seperti disinyalir oleh Plog, pertumbuhan yang pesat belum tentu menuju kearah yang tepat.

Karena itu, riset ini dipandang perlu untuk melihat dengan lebih jelas fase perkembangan dan posisi psychographic Jogja saat ini, dan dinilai dapat bermanfaat untuk bahan pertimbangan dalam perencanaan dan peningkatan daya saing DIY sebagai destinasi pariwisata di masa yang akan datang.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei, dengan merujuk pada kriteria Plog, melibatkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Jogja (DIY) pada periode Juli – September 2014.

(52)

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunaka metode non random sampling dengan pendekatan convenience sampling, yaitu berdasarkan pemilihan anggota populasi yang mudah diakses untuk memperoleh informasi. Sebanyak 211 orang wisatawan asing dilibatkan sebagai responden dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan di kota Yogyakarta, melalui wawancara dan kuesioner tertulis, dengan kriteria: (1) responden telah mengunjungi Borobudur, Prambanan, dan Kota Yogyakarta; (2) berumur minimal 17 tahun; (3) berpendidikan minimal SMA; (4) melakukan perjalanan untuk tujuan berlibur; (5) bisa berbahasa Inggris dengan baik. Riset ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif dioleh dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 17, sedangkan data kualitatif diolah dengan analisis deskriptif.

Berdasarkan perbedaan persentase masing – masing tipe wisatawan dapat dimaknai bahwa life cycle stage Jogja (DIY) saat ini sudah bergerak ke kolom mid-centric. Artinya pada saat ini Jogja masih berada pada fase puncak tetapi sudah melewati fase ideal. Fakta bahwa jumlah wisatawan pro-psychocentric lebih dominan seharusnya dapat dimaknai sebagai sinyal untuk segera berbenah. Secara teoritis hal ini dapat merugikan Jogja, karena – menurut Plog – tingkat pengeluaran wisatawan kelompok psychocentric jauh lebih rendah dibandingkan

(53)

kelompok allocentric. Menurut Plog (2004), perbandingan pengeluaran mencapai 2,5:1, yang artinya pengeluaran 2,5 orang wisatawan kelompok psychocentric setara dengan pengeluaran 1 orang wisatawan kelompok allocentric.

Implikasi dari temuan ini adalah bahwa Jogja perlu merevitalisasi potensi – potensi yang akan mencerminkan kembali karakter asli destinasi ini dan lebih fokus menggarap pasar wisatawan kelompok pro allocentric agar tidak tergelincir ke fase decline yang didominasi kelompok psychocentric.

2. Destination Competitiveness on The Basis of Psychographic Typology of Tourists (The Case of North Sumatra) (Emrizal et al. 2015)

Suatu destinasi dapat dianggap kompetitif bilamana destinasi tersebut dapat menarik dan memuaskan wisatawan potensial dari segmen tertentu, dengan cara yang menguntungkan semua pihak sembari tetap menjaga kelestarian alam dan sumber daya pariwisata lainya. Wisatawan sebagai pelaku utama periwisata biasanya terdiri dari beragam tipe kepribadian yang berbeda, dengan minat dan preferensi yang berbeda pula. Secara khusus, Plog bahkan mengatakan bahwa tipe wisatawan yang mendominasi kunjungan ke suatu destinasi akan menentukan posisi psychographic destinasi dimaksud dan secara

(54)

implisit menunjukkan posisi daya saingnya. Sebagai salah satu destinasi unggulan, Sumatera Utara sangat meanrik untuk dicermati.

Provinsi ini mempunyai beragam daya tarik pariwisata, baik yang berwujud alam, budaya, serta daya tarik wisata minat khusus. Secara umum potensi pariwisata yang dimiliki Sumatera Utara mampu menarik minat wisatawan dari berbagai segmen. Hal tersebut yang menjadi alasan dipilihnya Sumatera Utara sebagai fokus pennelitian ini.

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pengayaan teori perencanaan (pariwisata) terutama yang berhubungan dengan tipologi psikografis. Selain itu, hasil penelitian juga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam perencanaan dan peningkatan daya destinasi pariwisata Sumatera Utara di masa mendatang.

Desain penelitian ini disusun menggunakan rancangan penelitian survei dengan melibatkan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara pada periode Juli – September 2013. Penelitian ini hanya dibatasi pada populasi wisatawan yang berasal dari Negara Belanda, Australia, Amerika, dan Malaysia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non random sampling dengan pendekatan convenience sampling. Sebanyak 353 orang wisatawan asing yang

(55)

berasal dari empat negara tersebut dilibatkan sebagai responden dalam penelitian ini.

Pengambilan sampel dilakukan di tiga kawasan pariwisata yag berada dalam wilayah destinasi pariwisata Sumatera Utara, yaitu Medan, Brastagi, Toba-Samosir, melalui wawancara dan kuesioner tertulis terhadap wisatawan mancaegara yang berkunjung. Kriteria yang ditetapkan yaitu: (1) berumur minimal 17 tahun; (2) berpendidikan minimal SMA; (3) melakukan perjalanan untuk tujuan berlibur; (4) bisa berbahasa Inggris dengan baik. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan alat bantu SPSS versi 17, sedangkan data kualitatif diolah dengan model analisis deskriptif.

Pada saat ini Sumatera Utara sudah melewati fase ideal, namun demikian – secara kumulatif – kunjungan ke Sumatera Utara masih tetap didominasi oleh kelompok pro-allocentric. Dalam konteks kekinian Sumatera Utara lebih kompetitif terhadap pasar kelompok pro-allorcentric dibandingkan kelompok psychocentric. Secara teoritis hal ini menguntungkan untuk Sumatera Utara, karena – menurut Plog – tingkat pengeluaran wisatawan kelompok allocentric jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok psychocenric, dengan jumlah berbandingan mencapai 1:2,5, yang artinya pengeluaran satu orang

(56)

wisatawan allocentric setara dengan pengeluaran 2,5 orang wisatawan psychocentric. Untuk menjadi kompetitif, suatu destinasi seyogianya memfokuskan diri pada suatu segmen pasar tertentu. Dalam hal ini, Sumatera Utara perlu memberi perhatian lebih terhadap pasar dari kelompok pro-allocentric, tanpa megabaikan segmen wisatawan dari kelompok pro-psychocentric.

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, berikut disampaikan beberapa rekomendasi, yaitu:

a. Untuk mempertahankan posisi Sumatera Utara agar tetap kompetitif terhadap pasar wisatawan kelompok pro-allocentric, maka diperlukan upaya untuk menciptakan beragam kegiatan yang menjadi kebutuhan kelompok ini, yang diharapkan dapat mewadahi preferensi kelompok pro-allocentric yang mempunyai rasa ingin tahu lebih tinggi, sangat aktif, suka bereksplorasi da bertualang, serta senang berinteraksi dengan masyarakat lokal dan lingkugan.

b. Untuk pengayaan materi mengenai kajian daya saing destinasi berbasis tipologi psychographic, maka penelitian yang akan datang perlu menggali lebih dalam variabel – variabel lain yang belum termasuk dalam penelitian ini, dengan jumlah sampel yang lebih besar dan periode pengambilan sampel yang mencakup masa ramai dan masa sepi.

(57)

C. Perumusan Hipotesis

1. Keterkaitan antara karaktersitik demografis dengan motivasi wiatawan.

Karakteristik demografis wisatawan memiliki keterkaitan dengan motivasi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daya tarik wisata. Menurut Dewi (2011:24) dasar pengelompokkan secara demografis merupakan dasar pengelompokkan pasar yang paling popular dan mudah diukur, karena kebutuhan dan selera konsumen dipengaruhi oleh karakteristik demografisnya. Karakteristik demografis yang berbeda – beda pada setiap wisatawan akan menentukan daerah tujuan wisata yang berbeda juga.

Segmentasi demografis adalah membagi pasar menjadi kelompok – kelompok berdasarkan variabel seperti usia, siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, ras, dan lain sebagainya.

Faktor – faktor demografis adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan kelompok pasar. Variabel demografis merupakan variabel yang paling mudah diukur dibandingkan dengan variabel lainnya.

Variabel demografis pada penelitian ini mencakup usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pengeluaran perbulan perorangan.

Berdasarkan argumentasi di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis, sebagai berikut:

(58)

H1 : Ada keterkaitan antara karakteristik demografis dengan motivasi wisatawan.

2. Keterkaitan antara karakteristik psikografis dengan motivasi wisatawan.

Karakteristik psikografis juga dapat berkaitan dengan motivasi wisatawan untuk menentukan daerah tujuan wisata ketika melakukan perjalanan wisata. Karakteristik psikografis setiap wisatawan tentunya berbeda – beda sehingga hal ini dapat mengakibatkan perbedaan dalam menentukan daerah tujuan wisata yang ingin dikunjungi.

Segmentasi psikografis adalah membagi pasar menjadi kelompok – kelompok berdasarkan kepribadian, dan gaya hidup. Segmentasi berbasis karakteristik psikografis menghasilkan kelompok wisatawan yang mempunyai gaya, cara, dan selera berwisata yang berbeda Dewi (2011:26).

Peneliti menggunakan model psikografis Plog dalam menentukan jenis kepribadian wisatawan, dimana terdapat 5 jenis kepribadian yaitu Psychocentric, Near Psychocentric, Midcentric, Near Allocentric, dan Allocentric.

Berdasarkan argumentasi di atas, maka peneliti dapat merumuskan hipotesis, sebagai berikut:

H2 : Ada keterkaitan antara karakteristik psikografis dengan motivasi wisatawan.

(59)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksploratif kuantitatif. Penelitian eksploratif dilakukan ketika tidak banyak yang diketahui mengenai situasi yang akan terjadi, atau tidak ada informasi yang tersedia mengenai bagaimana masalah atau persoalan penelitian hampir sama diselesaikan di masa lalu (Sekaran dan Bougie, 2017:110). Studi eksploratif diperlukan ketika sejumlah fakta diketahui, tetapi diperlukan lebih banyak informasi untuk menyusun kerangka teoritis yang kuat (Sekaran dan Bougie, 2017:110).

Penelitian kuantitatif berusaha mengukur sesuatu dengan tepat (Cooper dan Schindler, 2017:173). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena peneliti akan mengukur perilaku konsumen berdasarkan gaya hidup. Cooper dan Schindler (2017:173) mengemukakan bahwa dalam penelitian bisnis, metode kuantitatif biasanya digunakan untuk mengukur perilaku konsumen, pengetahuan, opini, maupun sikap.

Sebuah studi dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, studi ini disebut dengan cross-sectional (Sekaran, 2006:177). Tipe studi ini lebih menekankan pada frekuensi tahap pengumpulan data, yaitu satu tahap atau sekaligus (Indriantoro dan Supomo, 2013:95). Beberapa

(60)

jenis informasi yang dikumpulkan pada satu waktu tidak dapat dikumpulkan untuk kedua kalinya dari orang yang sama karena akan beresiko memunculkan bias (Cooper dan Schindler, 2017:150).

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2020. Lokasi penelitian dilakukan di Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA, di mana kedua tempat tersebut merupakan daya tarik wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara di Kabupaten Gianyar.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang sudah pernah melakukan kunjungan ke Mandala Suci Wenara Wana (Monkey Forest) dan Museum ARMA.

Objek penelitian yang diteliti adalah segmentasi demografis, segmentasi psikografis model Plog (Venturesomeness) dan motivasi konsumen.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian atau hal – hal menarik di mana peneliti ingin membuat opini (Sekaran dan Bougie, 2017:53). Penelitian ini akan melibatkan populasi wisatawan nusantara yang sudah pernah melakukan kunjungan ke beberapa daya tarik wisata yang ada di Ubud, Kabupaten Gianyar.

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran dan Bougie, 2017:54). Populasi yang dipilih adalah

Gambar

Gambar II.1 Model Psikografis Plog
Gambar II.2 Model Hierarki Kebutuhan Teori Maslow  Sumber: Sumarwan (2011:27)

Referensi

Dokumen terkait

Tidak berpengaruh signifikan kualitas produk terhadap minat beli ulang disebabkan kualitas produk yang baik dari Nature Republic Aloe Vera 92% Soothing Gel

Allah sungguh sangat baik. Ia menciptakan benda-benda langit untuk menjadi penentu waktu bagi kita. Allah sangat memikirkan bagaimana kita perlu waktu beraktifitas dan

Judul Skripsi : Hubungan Kepemimpinan Klinis Perawat Gawat Darurat Terhadap Tim Dinamis Resusitasi Pada Henti Jantung Menyatakan dengan sebenarnya bahwa, tugas ahir yang

Oleh sebab itu pendekatan Heuristik Silver Meal sangat menunjang untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di PG Watoe Toelis Sidoarjo yaitu dapat melakukan perencanaan

Cari link join untuk departemen anda pada tabel dibawah, kemudian pada tab baru tersebut, ketik link join kelas EFL dan TPA Maba sesuai dengan Asal Departemen anda, dan klik

Pada efek fotolistrik, paket energi cahaya yang datang sangat bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh asam humat terhadap serapan P dan pertumbuhan tanaman kedelai (2) menentukan konsentrasi

Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Namun, sejak dikeluarkan Inpres No.