• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING: Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar: 221/S/PPB/2014

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA

UNDERACHIEVER DAN IMPLIKASINYA BAGI

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

SANDY SUWARDI SUHERMAN 0705260

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA

UNDERACHIEVER

DAN IMPLIKASINYA BAGI

BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18

Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

Oleh

Sandy Suwardi Suherman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Sandy Suwardy Suherman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

SANDY SUWARDI SUHERMAN 0705260

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER

DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Drs. Yaya Sunarya,M.Pd. NIP. 19591130 198703 1 002

Pembimbing II

Dra. S.A. Lily Nurillah, M.Pd. NIP. 19580114 198603 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul “Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever dan Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling (Studi

Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014)” ini beserta seluruh isinya sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam

karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014

Yang membuat pernyataan,

(5)

Percayalah, apapun yang terjadi pada kita saat

ini,

SESULIT DAN SEPAHIT APAPUN, ITU

adalah hal

terbaik yang Tuhan pilih untuk kita saat ini.

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GRAFIK ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ...5 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Sistematika Penulisan... Error! Bookmark not defined.

BAB II KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN SISWA UNDERACHIEVER . Error! Bookmark not defined.

A. Kepribadian ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Kepribadian ... Error! Bookmark not defined.

2. Teori Kepribadian Menurut Henry A. MurrayError! Bookmark not defined.

3. Kepribadian Menurut Allen C. Edward ... Error! Bookmark not defined. B. Underachiever ... Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Underachiever ... Error! Bookmark not defined. 2. Karakteristik Siswa Underachiever ... Error! Bookmark not defined. 3. Jenis-jenis Underachiever... Error! Bookmark not defined.

4. Kriteria Underachiever ... Error! Bookmark not defined.

(7)

ii

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi BelajarError! Bookmark not defined.

D. Gender ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Gender ... Error! Bookmark not defined.

E. Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined. BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian.. Error! Bookmark not defined. 1. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Populasi dan Sampel Penelitian... Error! Bookmark not defined. B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Definisi Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined. 1. Kepribadian ... Error! Bookmark not defined.

2. Siswa Underachiver ... Error! Bookmark not defined.

D. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

F. Langkah- langkah Pengolahan dan Analisis DataError! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

A. Gambaran Umum Siswa Underachiever Kelas XI di SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014... Error! Bookmark not defined.

1. Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined.

2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

B. Gambaran Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 Berdasarkan Hasil Tes EPPS.

Error! Bookmark not defined.

1. Hasil penelitian ... Error! Bookmark not defined. 2. Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

C. Implikasi terhadap Layanan Bimbingan dan Konselong... Error! Bookmark not defined.

(8)

iii

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(9)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL Bandung Tahun Ajaran 2013-2014

46

Tabel 4.3 Penyebaran Siswa Underachiever Pada Setiap Kelas Berdasarkan Jenis kelamin

52

Tabel 4.4 Rata-rata Skor Presentil Dari Setiap Aspek Kepribadian Dari Sampel Secara Keseluruhan Siswa Underachiever

Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

57

Tabel 4.5 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa

Underachiever Kelas XI IPA dan IPS SMAN 18 Bandung

Tahun Ajaran 2013-2014.

58

Tabel 4.6 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa

Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran

2013-2014 Berdasarkan Pengelompokkan IQ

59

Tabel 4.7 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa

Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran

2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin

61

Tabel 4.8 Rencana Operasional Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014

(10)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Penyebaran Siswa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

51

Grafik 4.2 Penyebaran Siswa Laki-laki dan Perempuan yang Terindikasi Sebagai Siswa Underachiever Pada Kelas XI IPA dan XI IPS.

52

Grafik 4.3 Siswa Underachiever Pada Setiap Mata Pelajaran di Kelas XI Semester 1 Kelas IPA

51

Grafik 4.4 Pencapaian Nilai Siswa Underachiever Kelas XI IPA Pada Setiap Mata Pelajaran Berdasarkan Standar Pencapaian Nilai Pada Setiap Tingkatan IQ

54

Grafik 4.5 Pencapaian Nilai Siswa Underachiever Kelas XI IPS Pada Setiap Mata Pelajaran Berdasarkan Standar Pencapaian Nilai Pada Setiap Tingkatan IQ.

55

Grafik 4.6 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa

Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran

2013-2014 Berdasarkan Pengelompokkan IQ

60

Grafik 4.7 Rata-rata Skor Presentil Setiap Aspek Kepribadian Siswa

Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran

2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin..

(11)

6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing

Lampiran 2 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 1

Lampiran 3 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 2 Lampiran 4 Data Nilai Kelas XI IPA & IPS Semester 3 Lampiran 5 Data Hasil Tes EPPS Berdasarkan IQ

(12)

ABSTRAK

Sandy Suwardi Suhe rman. (2014). Karakte ristik Kepribadian Siswa Underachiever dan Implikasinya bagi Bimbingan dan Konseling. Studi Deskriptif terhadap Sis wa Underachiever Kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014.

Siswa underachiever adalah siswa yang memiliki IQ yang tinggi namun prestasi belajarnya rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran karakteristik kepribadian pada siswa underachiever. Penelitian ini menrupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa underachiever di kelas XI SMAN 18 Bandung. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dengan indicator-indikator tertentu sebagai pertimbangan dalam pengambilan sampel dan didapat 37 siswa yang terindikasi sebagai siswa

underachiever. Instrumen yang digunakan adalah tes Edward Personal Preference

Schedule (EPPS), instrument ini mengukur aspek-aspek kepribadian. Hasil penelitian diantaranya: (1)berdasarkan analisis terhadap hasil tes EPPS secara keseluruhan, analisis terhadap kelas IPA dan IPS, analisis berdasarkan tingkatan IQ dan analisis berdasarkan jenis kelamin, ditemukan bahwa aspek eksibisi, otonomi dan afiliasi siswa underachiever tergolong tinggi dan aspek agresi tergolong rendah (2) terdapat perbedaan antara aksibisi antara siswa

underachiever kelas XI IPA dan IPS. Dari hasil penelitian, menghasilkan

beberapa rekomendasi yang ditujukan kepada (1) guru bimbingan dan konseling, dan (2) peneliti selanjutnya.

(13)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

ABSTRACT

Sandy Suwardi Suhe rman. (2014). Personality Characteristics of Students Underachiever and Implications for Guidance and Counseling. Descriptive Study of the Underachiever Class XI Student of SMAN 18 Bandung Academic Year 2013-2014.

Underachiever students are students who have a high IQ but low academic achievement. The purpose of this study is to provide an overview on the personality characteristics of students underachiever. This study menrupakan quantitative research using descriptive method. The population in this study was an underachiever in class XI student of SMAN 18 Bandung. The samples in this study using purposive sampling technique with certain indicators as a consideration in the decision and obtained a sample of 37 students who indicated as an underachiever students. The instruments used are tests Edward Personal Preference Schedule (EPPS), these instruments measure aspects of personality. The results of the study are: (1) based on analysis of the EPPS test results overall, the analysis of science and social studies classes, based on the analysis of the level of IQ and gender based analysis, it was found that aspects of the exhibition, autonomy and affiliation of students underachiever aspects of aggression is high and relatively low (2) there is a difference between an underachiever aksibisi between students of class XI science and social studies. From the research, producing a number of recommendations aimed at (1) teacher guidance and counseling, and (2) further research.

Keywords: Students underachiever, Student Characteristics underachiever,

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya

manusia yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa. Kualitas suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas adalah tanggung jawab pendidikan, terutama dalam menyiapkan siswa sebagai subyek yang berperan secara aktif menampilkan keunggulan dan ketangguhan yang dimiliki, kreatif, mandiri serta

profesional pada bidangnya masing- masing.

Pendidikan juga dapat dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana

manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi diri agar memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dalam bermasyarakat. Hal ini sejalan dengan

yang dikemukakan oleh Suherman (2009:2) bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

dan/atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang . Hal ini dapat tercapai

jika proses pembelajaran yang dilaksanakan telah mampu mewujudkan tujuan

pendidikan nasional yang tertuang dalam undang – undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3 menjelaskan bahwa :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlah mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta tanggung jawab .

Dalam upaya mewujudkan tujuan Penidikan Nasional, diperlukan kualitas pendidikan yang bermutu. Sejalan dengan hal itu, Juntika (2009:1)

(15)

2

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu dalam penyelenggaraannya tidak cukup hanya dilakukan melalui transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus didukung oleh peningkatan profesionalisasi dalam manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam memilih dan mengambil keputusan demi pencapaian cita-citanya.

Mutu pendidikan atau kualitas pendidikan yang diwakili oleh hasil belajar siswa tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor eksternal dan faktor internal (Soekamto, 1992, Dalam Mularsih, 2010:66). Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam siswa yang meliputi kemampuan, perhatian, motivasi, sikap, retensi, dan kepribadian siswa.

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa, yang meliputi strategi mengajar, alat evaluasi, lingkungan belajar, dan media pengajaran.

Proses pembelajaran merupakan faktor eksternal karena di dalamnya meliputi strategi mengajar, alat evaluasi, lingkungan belajar, dan media pengajaran. Dalam proses pembelajaran tentu ada kegiatan belajar yang hasilnya diharapkan menimbulkan sebuah perubahan pada diri siswa. Hergenhahn dan

Olson (1993) berpendapat bahwa belajar adalah sebagai perubahan yang relatif tetap di dalam perilaku atau perilaku potensial sebagai hasil dari proses

pengalaman dan bukan atribut dari perubahan atau pertumbuhan kondisi fisik yang diakibatkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan. Hasil belajar adalah

perolehan siswa setelah mengikuti proses belajar dan perolehan tersebut meliputi tiga bidang kemampuan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor (Bloom, 1974).

Di Indonesia, prestasi belajar identik dengan angka hasil dari pengukuran tes evaluasi belajar yang dituangkan dalam buku raport siswa. Perolehan nilai raport setiap siswa bergantung pada bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah. Proses belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu

factor internal dan factor eksternal. Sejalan dengan hal tersebut, Natawidjaja (Sulistiana, 2009:5) mengemukakan bahwa:

(16)

3

metode belajar, serta sikap dan kebiasaan belajar, sedangkan factor eksternal yang mempengaruhi proses belajar individu yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Intelegensi dan kepribadian merupakan faktor internal yang mempengaruhi proses belajar. Setiap siswa, baik siswa laki-laki maupun siswa

perempuan memiliki intelegensi dan kepribadian yang berbeda, sehingga prestasi belajar yang dicapaipun berbeda pula. Penelitian ini membatasi kajian pada faktor intelegensi, prestasi dan kepribadian siswa.

Intelegensi dipandang sebagai factor penentu keberhasilan pencapaian prestasi siswa. Sejalan dengan hal ini, Dalyono (Djamarah, 2002:160) menyebutkan bahwa seorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-nya tinggi)

umumnya mudah dalam belajar dan hasilnya cenderung baik, sebaliknya orang yang intelegensinya rendah (IQ-nya rendah), cenderung mengalami kesukaran

dalam belajar, lambat berfikir, dan pencapaian prestasi yang rendah. Namun, tidak selamanya siswa yang memiliki IQ tinggi akan meraih prestasi yang tinggi

di sekolah.

Berkaitan dengan hal itu, Moh. Surya (1979:114) mengemukakan bahwa siswa yang memiliki IQ yang tergolong tinggi tetapi ptrestasi belajarnya

tergolong rendah adalah siswa berprestasi kurang atau dapat disebut juga sebagai siswa underachiever. Rimm (Del Siegle & McCoah, 2008) menyatakan bahwa

underachiever adalah suatu kondisi dimana siswa tidak dapat menampilkan

potensinya. Robinson (2006) mengatakan bahwa untuk dapat diklasifikasikan sebagai underachiever, kesenjangan antara potensi dan prestasi tersebut bukan merupakan hasil diagnosa kesulitan belajar (learning disability) dan terjadi secara menetap pada periode yang panjang. Underachiever adalah orang-orang yang memiliki prestasi tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Berkaitan dengan siswa underachiever, penelitian Sulistiana (2009:9) yang dilakukan terhadap 316 siswa kelas X di SMA 11 Bandung dengan

membandingkan skor tes intelegensi dan nilai rata-rata raport dengan standar prestasi dari Silvia B. Rimm, ditemukan fakta bahwa 33,54% (106 siswa)

(17)

4

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa masih banyak siswa yang tidak dapat mengembangkan potensinya secara

optimal.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMAN 18 Bandung

dengan membandingkan IQ dan nilai raport dengan kriteria prestasi yang dikemukakan oleh silvia B. Rimm dalam bukunya yang berjudul Why Bright

Kids Get Poor Grade, didapatkan data bahwa dari 412 siswa kelas XI SMAN 18

Bandung, terdapat 101 siswa yang memiliki IQ ≥ 120, 73.27% siswa atau 74 siswa memiliki IQ antara 120-129 termasuk pada kategori cerdas dan 26.73%

siswa atau 27 siswa memiliki IQ ≥130. Sebanyak 17 siswa dari 74 siswa yang memiliki IQ 120-129 dan 20 siswa yang memiliki IQ ≥130 memiliki nilai rata-rata raport yang tidak mencapai kriteria prestasi seperti pada tabel 1.1.

Tabel 1.1 Kriteria Prestasi

Kategori IQ Tes prestasi Rata-rata

peringkat

Sumber: Why Bright Kids Get Poor Grades (2000:218)

Siswa underachiever memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri karena

sifat dasar manusia yang unik. Keunikan siswa underachiever berada pada IQ mereka yang lebih tinggi dari siswa lain, namun prestasinya rendah atau tidak

mencapai standar. Terkait dengan kekhasan dan keunikan, setiap manusia pasti memiliki kepribadian yang berbeda, khas dan unik antara satu individu dengan individu yang lain. Begitu pula pada siswa underachiever, setiap siswa memiliki

kepribadian yang berbeda, khas dan unik, tidak identik dengan orang lain dan tidak dapat digantikan atau didistribusikan oleh orang lain.

(18)

5

kepribadian adalah ͞human behavior͟, perilaku manusia, yang pembahasannya

terkait dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut. Selain itu,

kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat-sifat khas diri manusia yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.

Salah satu definisi kepribadian dikemukakan Gordon W.Allport (Yusuf

& Juntika, 2008:4), yaitu kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang system psikofisik yang menentukan penyesuaian yang unik

terhadap lingkungannya

Selain itu juga, Allport (Dahlan, 1982:67) mengklasifikasikan kepribadian menjadi tiga golongan, yaitu:

a) Kepribadian dipandang sebagai efek eksternal yang juga berkenaan dengan nilai perangsang sosial, yaitu penilaian dan kesan yang dinyatakan orang lain terhadap seseorang.

b) Kepribadian dipandang sebagai efek internal atau struktur internal yang dapat dirumuskan secara obyektif. Dipandangnya pribadi seseorang dipengaruhi dunia luar yang memiliki eksistensi tersendiri. Oleh karena itu kepribadian tidak akan tergantung pada persepsi orang lain.

c) Kepribadian dipandang sebagai konseptualisasi tingkah laku seseorang pada waktu tertentu secara terperinci, dan dapat diukur (positivist view).

Kepribadian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kepribadian berdasarkan hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS). EPPS

adalah alat tes untuk mengukur kepribadian seseorang yang dirancang oleh Edward. Edward (Cohen, Montague, Nathanson, & Swerdlik, 1988) menyusun

EPPS dengan mengacu pada 20 kebutuhan yang diungkapkan oleh Murray. Edward memilih 15 kebutuhan dari 20 kebutuhan yang dirancang oleh Murray dan setiap item dirancang untuk menilai setiap kebutuhan tersebut.

(19)

6

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Negeri di Kabupaten Sumedang berdasarkan program studi sekolah Tahun

Ajaran 2010/2011 dan diungkap melalui alat tes EPPS, menghasilkan data seperti berikut:

1. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi IPA dibedakan oleh aspek kepribadian: achievement, intraception, endurance,

heterosexuality, dan aggression. Siswa kelompok unggul pada program

studi IPA cenderung tinggi pada aspek achievement, intraception, dan

endurance. Sedangkan siswa kelompok asor pada program studi IPA

cenderung tinggi pada aspek heterosexuality, dan aggression.

2. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi IPS dibedakan oleh aspek kepribadian deference, exhibition, intraception,

dominance, abasement, heterosexuality, dan aggression. Siswa kelompok

unggul pada program studi IPS cenderung tinggi pada aspek deference,

intraception, dan abasement. Sedangkan siswa kelompok asor pada

program studi IPS cenderung tinggi pada aspek exhibition, dominance,

heterosexuality, dan aggression.

3. Siswa kelompok unggul dan kelompok asor pada program studi Bahasa dibedakan oleh aspek kepribadian exhibition, affiliation, dan change. Siswa kelompok unggul pada program studi Bahasa cenderung tinggi pada aspek affiliation, dan change. Sedangkan siswa kelompok asor pada program studi Bahasa cenderung tinggi pada aspek exhibition.

Penelitian lain tentang kepribadian berdasarkan hasil tes EPPS adalah

penelitian Herni Siti Febianti (2010:86-87, dalam Kusmayadi, 2011:4).

a. Siswa yang berada pada kluster I memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Exhibition(50.27), Autonomy(50.21), Affiliation(51.21),

Intraception(51.29), Dominance(50.85), Nurturance(50.12), dan

Change (50.42).

b. Siswa yang berada pada kluster II memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Autonomy(50.00), Affiliation(50.43), Intraception(50.03),

Dominance(50.21), Change (50.35), Heterosexuality(50.89),

danAggression(50.98).

c. Siswa yang berada pada kluster III memiliki kecenderungan dalam aspek kepribadian Deference (50.13), Order(50.63), Exhibition(50.09),

Autonomy(50.15), Intraception(50.10), Abasement(50.91), Nurturance(50.35), danEndurance(50.92).

d. Siswa yang berada pada kluster IV memiliki kecenderungandalam aspek kepribadian Achievement (50.96), Deference (50.99),

Order(51.22), Succorance(50.73), Endurance(50.31), dan

Aggression(50.45).

(20)

7

kepribadian yang signifikan. Hal itu menunjukkan bahwa kepribadian seseorang mempengaruhi prestasi seseorang.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, dibutuhkan penelitian tentang karakteristik kepribadian siswa underachiever berdasarkan data hasil tes EPPS.

Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada kepribadian berdasarkan data hasil tes Edward personal Preference Schedule (EPPS) terhadap siswa

underachiever.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pada dasarnya kepribadian seseorang itu relative konstan. Kepribadian pun memiliki corak perilaku, sehingga menimbulkan kecenderungan-kecenderungan berperilaku. Kecenderungan kepribadian itu ternyata bisa

membentuk dan/atau mempengaruhi proses belajar seseorang, sehingga terkait dengan hasil belajar atau prestasi belajar seseorang.

Prestasi belajar berkaitan erat dengan siswa underachiever. Fenomena yang terjadi di sekolah terkait dengan siswa underachiever berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di sekolah adalah terdapat siswa yang mendapatkan nilai di bawah standar pencapaian prestasi yang seharusnya dicapai oleh siswa.

Standar ini dikemukakan oleh Silvia B. Rimm dalam bukunya yang berjudul

Why Bright Kids Get Poor Grade seperti pada tabel 1.1. Sebanyak 20 siswa

kelas XI yang memiliki IQ ≥130, dan sebanyak 17 siswa dari 74 siswa yang memiliki IQ 120-129 tidak mencapai standar prestasi tersebut.

Untuk mengetahui karakteristik kepribadian siswa underachiever, dapat mengacu pada hasil tes psikologis dengan menggunakan tes Edward Personal

Preference Schedule (EPPS), yang dianalisis berdasarkan jenis kelamin siswa underachiever, program studi dan klasifikasi IQ.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

(21)

8

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever kelas

XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 berdasarkan hasil tes EPPS?!

3. Bagaimana implikasinya terhadap layanan Bimbingan dan Konseling?!

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana karakteristik kepribadian siswa underachiever. Kemudian tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkap:

1. Gambaran umum siswa underachiever kelas XI di SMAN 18 Bandung

Tahun Ajaran 2013-2014.

2. Gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN

18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 berdasarkan hasil tes EPPS. 3. Implikasinya terhadap layanan Bimbingan dan Konseling.

D. Manfaat Penelitian

1. Sekolah

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah memberikan masukan pada pihak sekolah mengenai siswa underachiever, gambaran karakteristik kepribadian siswa underachiever, baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan, sehingga dapat dijadikan acuan merancang proses pembelajaran untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa undeachiever. 2. Guru Bimbingan dan konseling

Manfaat penelitian ini bagi Guru Pembimbing adalah untuk dijadikan sebagai dasar dalam pemberian bantuan terhadap siswa underachiever, baik

dalam pembuataan program bimbingan dan konseling maupun dalam pembuatan satuan layanan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh siswa underachiever.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Manfaat penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai rujukan

(22)

9

underachiever. Peneliti selanjutnya dapat meneliti aspek lain terkait kepribadian

siswa underachiever dalam jenjang pendidikan yang lain.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab antara lain : BAB I

mengungkapkan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sitematika penulisan. BAB II terdiri atas teori-teori yang berhubungan karakteristik kepribadian siswa underachiever. BAB III terdiri atas lokasi, populasi dan sampel penelitian, metode penelitian, definisi operasional variable, instrument penelitian, pengumpulan data dan

(23)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 18 Bandung pada Tahun Ajaran 2013-2014. Sekolah ini berada di Jalan Madesa No 18 Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakrteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2013:117). Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 18 Bandung yang memiliki IQ ≥120 namun memiliki preatasi belajar yang rendah dan termasuk pada kategori siswa underachiever. Hal ini didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang menunjukan bahwa terdapat siswa yang memiliki IQ yang tinggi (≥120), namun

memiliki rata-rata nilai raport yang tidak sesuai dengan kriteria prestasi dari Silvia B. Rimm (2000:218) dalam bukunya yang berjudul “Why Bright Kids Get Poor Grade”.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMAN 18 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014, dengan pertimbangan sebagai berikut:

a. Kelas XI masih menggunakan kurikulum lama, belum menggunakan

kurikulum 2013, sehingga lebih memudahkan dalam pengolahan data prestasi.

b. Siswa kelas XI memiliki hasil psikotes dan nilai Raport kelas X dan Semester ganjil, kelas XI dijadikan sampel dengan pertimbangan data yang diperoleh

lebih dapat dipertanggung jawabkan.

(24)

43

siswa atau 74 siswa memmiliki IQ antara 120-129 termasuk pada kategori cerdas dan 26.73% siswa atau 27 siswa memiliki IQ ≥130 termasuk pada kategori sangat cerdas. Setelah membandingkan rata-rata nilai raport dengan kriteria prestasi dari

Rimm, dari 74 siswa yang memiliki IQ antara 120-129 terdapat 17 siswa yang memiliki nilai raport tidak sesuai dengan kriteria prestasi dari Rimm sehingga termasuk pada kategori underachiever. Kemudian dari 27 siswa yang memiliki IQ ≥130, 20 siswa memiliki nilai raport yang tidak sesuai dengan kriteria prestasi sehingga termasuk pada kategori underachiever. Total jumlah siswa yang memiliki IQ ≥120 yang termasuk dalam kategori siswa underachiever adalah 37

siswa dan siswa-siswa tersebut merupakan populasi dalam penelitian ini. b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Sampel penelitian dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik

purposive sampling. Menurut Sugiono (2013:68) Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2010:33) mengungkapkan bahwa teknik purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal.

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 18 Bandung yang

termasuk kedalam siswa underachiever. Kriteria siswa underachiever dalam penelitian ini siswa yang memiliki kesenjangan antara skor IQ dengan prestasi

belajar yang diraih, mengacu pada kriteria prestasi yang dikemukakan oleh Silvia. B. Rim dalam bukunya yang berjudul “Why Bright Kids Get Poor Grade”.

Setelah membandingkan rata-rata nilai raport dengan kriteria prestasi dari Rimm, didapatkan data bahwa dari 74 siswa yang memiliki IQ antara 120-129 terdapat 17 siswa yang memiliki nilai raport tidak sesuai dengan kriteria prestasi

(25)

44

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

underachiever adalah 37 siswa dan diputuskan bahwa semua siswa underachiever

akan dijadikan sampel penelitian.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan ilmiah yang berisi

kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sitematis. Selain itu juga pengumpulan data penelitian berupa angka-angka dan

dianalisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013:13). Pendekatan ini digunakan untuk mengolah data gambaran umum karakteristik kepribadian siswa

underachiever.

Dalam pendekatan kuantitatif, Cresswell (Emzir, 2008:21) mengemukakan bahwa terdapat beberapa disain penelitian yang dapat digunakan, diantaranya

adalah disain eksperimental dan disain non-eksperimental. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain non-eksperimental. Dalam

praktiknya, penelitian ini memusatkan perhatian pada penggeneralisasian dari suatu sampel ke populasi melalui berbagai teknik pengumpulan data. Desain

penelitian non-eksperimental memiliki beberapa metode penelitian salah satunya adalah metode deskriptif.

Metode deskriptif (descriptive reaserch) adalah metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini atau pada saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel- variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi

apa adanya (Sukmadinata, 2008:54). Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan

karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat. Dalam perkembangan akhir-akhir ini, metode penelitian deskriptif juga banyak di lakukan oleh para

(26)

45

berkaitan dengan bidang pendidikan maupun tingkah laku manusia (Septiawan,

2011:17).

C. Definisi Operasional Variabel

Variable dalam penelitian ini adalah karakteristik kepribadian dan siswa

underachiever.

1. Kepribadian

Menurut Murray (Ehan, 2012:4), Kepribadian adalah sebuah formulasi yang

didasarkan baik pada perilaku yang teramati dan pada faktor-faktor yang sekarang

hanya dapat disimpulkan dari apa yang diamati. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan berulang, namun juga harus merefleksikan

apa yang unik dan asing. Kepribadian harus merefleksikan keaktifan orang selama

rentang hidupnya, baik masa lalu, sekarang dan masa depannya.

Murray menggunakan konsep kebutuhan dalam teori kepribadiannya. Konsep

kebutuhan ini digunakan untuk menjelaskan motivasi dan arah perilaku (Schultz,

2005:200). Murray (1938; dalam Cherry, 2014) [Online] menggambarkan kebutuhan

sebagai, "potensi atau kesiapan untuk merespon dengan cara tertentu dalam keadaan

tertentu diberikan". Teori kepribadian berdasarkan kebutuhan dan motif menunjukkan

bahwa kepribadian adalah refleksi dari perilaku yang dikendalikan oleh kebutuhan.

Beberapa kebutuhan bersifat sementara dan berubah, kebutuhan lain yang lebih

mendalam dan menetap dalam diri individu. Menurut Murray, kebutuhan-kebutuhan

psikogenik berfungsi sebagian besar pada t ingkat bawah sadar, tapi memainkan peran

utama dalam kepribadian (Cherry, 2014) [Online].

Pada penelitiannya, Murray memformulasikan 20 kebutuhan. Tidak semua

orang memilikinya namun ada pula yang mengalami semua kebutuhan tersebut.

Beberapa kebutuhan mendukung kebutuhan lain dan beberapa kebutuhan lain saling

menentang. (Murray, 1938:144; dalam Schultz, 2005:200).

Allen C. Edward memodifikasi 20 kebutuhan Murray menjadi 15 variabel kebutuhan (needs) yang dipandang sebagai variabel kepribadian. Lima belas

(27)

46

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Schedule (EPPS). Adapun variabel- variabel kepribadian yang dimaksud adalah

sebagai berikut (M.D. Dahlan, 1982:107-112):

a. Achievement (Ach) atau berprestasi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk

berusaha mencapai hasil sebaik mungkin, melaksanakan tugas yang menurut keterampilan tugas dan usaha, dikenal otoritasnya, mengerjakan tugas yang sangat berarti, mengerjakan pekerjaan yang sulit sebaik mungkin, menyelesaikan masalah yang rumit-rumit, dan ingin mengerjakan sesuatu lebih baik dari yang lain.

b. Deference (Def) atau hormat, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk

mendapat pengaruh dari orang lain, mengikuti perintah dan mengerjakan apa yang di harapkan orang lain, memberikan hadiah kepada orang lain,

memuji hasil pekerjaan orang lain, menerima kepemimpinan orang lain, membaca tentang orang-orang besar, menyesuaikan diri pada kebiasaan dan

menghindar dari yang tidak biasa, menyerahkan kepada orang lain untuk mengambil keputusan.

c. Order (Ord) atau teratur, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk memiliki pekerjaan tetap rapih dan teratur, membuat rencana sebelum membuat tugas yang sulit, menunjukan keteraturan dalam berbagai hal, memelihara segala sesuatu tetap raph dan teratur, memperinci pekerjaan secara teratur,

menyimpan surat dan arsip berdasarkan sitem tertentu, makan dan minum secara teratur.

d. Exhibition (Exh) atau eksibisi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk memperlihatkan diri agar menjadi perhatian orang, menceritakan

keberhasilan diri, menggunakan kata-kata yang tidak dipahami orang lain, bertanya yang tidak akan terjawab orang lain, menceritakan pengalaman diri yang membahayakan, menceritakan hal-hal yang menggelikan.

e. Autonomy (Aut) atau otonomi, yaitu kebutuhan atau doronga n untuk menyatakan kebebasan diri untuk berbuat apapun atau mengatakan apapun,

(28)

47

sesuatu tanpa menghargai pendapat orang lain, dan menghindari tanggung

jawab.

f. Affiliation (Aff) atau affiliasi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk setia

kawan, berpartisipasi dalam kelompok kawan, mengerjakan sesuatu untuk kawan, membentuk persahabatan baru, membuat kawan sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama, akrab dengan kawan, menulis surat persahabatan.

g. Intraception (Int) atau intrasepsi, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk menganalis motif dan perasaan sendiri, mengamati orang lain untuk

memahami bagaimana perasaan orang lain, menempatkan diri ditempat orang lain, menilai orang lain dengan mencoba memahami latar belakan

tingkah lakunya dan bukan apa yang dilakukanya, menganalisis tingkah laku orang lain, menganalisis motif- motif tingakah laku orang lain, dan

meramalkan apa yang akan dilakukan orang lain.

h. Succorance (Suc) atau berlindung, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk mengharapkan bantuan orang lain apabila berada dalam kesulitan, mencari dukungan dari orang lain, mengaharapkan orang lain berbaik hati kepadanya, mengharapkan simpati dari orang lain dan memahami masalah pribadinya, menerima belai kasih saying orang lain, mengharapkan bantuan

orang lain disaat dirinya tertekan, mengharapkan dimaafkan orang lain apabila dirinya sakit.

i. Dominance (Dom) atau dominan, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk membantah pendapat orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya,

ngin dipandan sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai pemimpin, mengambil keputusan dengan mengatasnamakan kelompok, menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi

orang lain agar mau mengerjakan yang ia inginkan, mengawasi dan mengarahkan kegiatan yang lain, mendiktekan apa yan harus dikerjakan

orang lain.

(29)

48

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lain, merasa perlu mendapat hukuman apabila berbuat keliru, merasa lebih

baik menghindar dari perkelahian, merasa lebih baik menyatakan pengakuan akan kekeliruanya, merasa rendah diri dalam berhadapan dengan orang lain.

k. Nurturance (Nur) atau memberi bantuan, yaitu kebutuhan atau dorongan untuksenang menolong kaean yang kesulitan, membantu yang kurang beruntung, memperlakukan orang lain dengan baik, dan simpatik, memaafkan orang lain, menyenangkan orang lain, berbaik hati kepada orang lain, memberikan rasa simpatik kepada yang terluka atau sakit, memperlihatkan kasih saying kepada orang lain.

l. Change (Chg) atau perubahan, yaitu kebutuhan atau dorongan untuk menggaraphal- hal yang baru, berkelana, menemui kawan baru, mengalami

peristiwa baru dan berbuah dari pekerjaan yang rutin, makan di tempat yang berbeda-beda, mencoba berbagai jenis pekerjaan, senang berpindah-pindah

tempat, berpartisi pasi dalam kebiasaan baru.

m. Endurance (End) atau ketekunan, yaitu kebutuhan atau dorongan untukterpaku pada suatu pekejaan hingga selesai, merampungkan pekerjaan yang telah dipegangnya, bekerja keras pada suatu tugas tertentu, terpaku pada penyelesaian masalah atau teka-teki, terpaku pada suatu pekerjaan dan tidak akan diganti sebelum selesai, tidur larut malam untuk menyelesaikan

pekerjaan yang dihadapinya, tekun menghadapi pekerjaan tanpa menyimpang, menghindari segala sesuatu yang dapat menyimpangkanya

dari tugas.

n. Heterosexuality (Het) atau heterosexualitas, yaitu kebutuhan atau dorongan

untuk berpergian dengan kelompok yang berlawanan jenis kelamin, melibatkan diri dalam kegiatan yang berlawanan jenis kelamin, jatuh cinta pada jenis kelamin lain, mengagumi bentuk tubuh jenis kelamin lain,

berpartisipasi dalam diskusi tentang seks, membaca buku dan bermain yang melibatkan masalah seks, mendengarkan atau menyampaikan cerita lucu

tentang seks.

(30)

49

jalan pikiran orang lain, melukai perasaan orang lain, membaca surat kabar

tentang perkosaan.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, yang dimaksud

dengan kepribasian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sebuah formulasi yang didasarkan baik pada perilaku yang teramati dan pada

faktor-faktor yang sekarang hanya dapat disimpulkan dari apa yang diamati. Kepribadian harus merefleksikan tidak hanya elemen perilaku bertahan dan

berulang, namun juga harus merefleksikan apa yang unik.

b. Kepribadian adalah refleksi dari perilaku yang dikendalikan oleh kebutuhan. Beberapa kebutuhan bersifat sementara dan berubah, kebutuhan lain yang lebih mendalam dan menetap dalam diri individu.

c. Aspek-aspek kepribadian ini dapat diungkap dengan menggunakan 15 needs dalam tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS).

2. Siswa Underachiver

Rimm (Del Siegle & McCoah, 2008) menyatakan bahwa underachiever adalah suatu kondisi di mana siswa tidak dapat menampilkan potensinya. Reis dan McMoach (Robinson, 2006) mendefinisikan underachievement sebagai

kesenjangan akut antara potensi prestasi (expected achievement) dan prestasi yang

diraih (actual achievement). Menurut Peters & VanBoxtel (1999).

underachievement dapat didefinisikan sebagai kesenjangan antara skor tes

inteligensi (IQ) dan hasil yang diperoleh siswa di sekolah yang diukur dengan tingkatan kelas dan hasil evaluasi mengajar dari guru.

Moh. Surya (1979:110) mengidentikkan istilah underachiever dengan

istilah siswa berprestasi kurang. Siswa yang tergolong berprestasi kurang adalah yang memiliki potensi tergolong tinggi tetapi prestasi belajarnya tergolong

rendah atau di bawah dari seharusnya dapat dicapai. Jadi prestasinya masih kurang dari yang diharapkan dapat tercapai sesuai dengan potensinya.

Muhammad Surya (1979:116) mengemukakan bahwa untuk mengidentifikasi siswa underachiever terlebih dahulu ditetapkan karakteristik

(31)

50

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Untuk potensi pada umumnya berdasarkan hasil tes intelegensi denga n menggunakan skor IQ

2) Kerekteristik prestasi dinyatakan dalam bentuk tingkatan (grade). Untuk prestasi secara keseluruhan dinyatakan dalam bentuk nilai pukul rata-rata dalam bentuk nilai komposit dari setiap bidang studi yang dipandang mewakili prestasi.

Muhammad Surya (1979:117) mengemukakan bahwa pada umumnya prosedur yang ditempuh untuk mengidentifikasi siswa underachiever adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi dengan mengelompokkan siswa yang sama taraf potensinya, kemudian membandingkan prestasi belajarnya. Jadi, terlebih dahulu harus mengidentifikasi siswa yang memiliki potensi yang tergolong tinggi, dan setelah itu dibandingkan dengan prestasi belajarnya.

2) Identifikasi dengan membandingkan presentil potensi dan presentil prestasi. Siswa underachiever adalah mereka yang memiliki presentil prestasi lebih rendah dibandingkan dengan presentil potensi.

Silvia B Rimm (2000:218) mengemukakan kriteria siswa underachiever

dengan membandingkan skor IQ yang dimiliki siswa dengan prestasi akademik yang diperoleh dari nilai rata-rata raportnya. Adapun batasan yang digunakan untuk membatasi luasnya underachiever pada siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kriteria Prestasi Siswa

Kategori IQ Tes prestasi Rata-rata

peringkat

(32)

51

1) Memilih siswa-siswa yang memiliki tingkat intelegensi atau IQ yang

tergolong tinggi.

2) Mengumpulkan data prestasi belajar siswa, dalam hal ini adalah data nilai

raport yang kemudian dirata-ratakan.

3) Membandingkan skor IQ dan nilai rata-rata raport siswa dengan ksriteria prestasi dari Rimm untuk menentukan siswa underachiever. Penentuan siswa underachiever ini didasarkan pada kriteria prestasi dari Silvia B. Rimm pada tabel 3.1.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data yang didapatkan dari hasil psikotes khususnya hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS). Tes EPPS ini dijadikan sebagai instrument penelitian untuk mengungkap

gambaran umum kepribadian pada siswa underachiever dengan mendeskripsikan kelima belas aspek yang terdapat didalamnya.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi dokumentasi. Teknik ini digunakan karena dalam penelit ian ini membutuhkan data-data seperti data Nilai raport, data IQ dan data hasil tes EPPS, dan semua data tersebut sudah ada di sekolah sehingga tidak perlu menggunakan

teknik angket untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data dilakukan dengan mencari dan melengkapi data-data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Data meliputi data IQ siswa, data nilai raport dan data hasil test Edward Personal Preference Schedule (EPPS). Adapun

langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

(33)

52

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menghubungi Guru- guru BK SMAN 18 Bandung untuk mendapatkan data

IQ dan data nilai raport siswa kelas XI untuk menentukan siswa

underachiever.

3. Meminta data hasil test Edward Personal Preference Schedule (EPPS) siswa kelas XI.

4. Menentukan siswa underachiever untuk dijadikan sampel penelitian dengan cara mengambil rata-rata nilai rapot yang kemudian dibandingkan dengan kritesia prestasi dari Silvia B. Rimm berdasarkan IQ siswa.

5. Meminta rekomendasi siswa yang termasuk siswa underachiever kepada guru

Bimbingan dan Konseling.

6. Mengumpulkan data hasil tes Edward Personal Preference Schedule (EPPS)

dari siswa yang dijadikan sampel penelitian.

F. Langkah-langkah Pengolahan dan Analisis Data

Adapun langkah- langkah pengolahan data yang dilakukan untuk

mengetahui siswa underachiever adalah sebagai berikut:

1. Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengolahan data adalah

mengidentifikasi nilai raport yang tidak memenuhi standar dengan cara membandingkan nilai raport semester 1, semester 2 dan semester 3 dengan kriteria prestasi yang dikemukakan oleh Silvia B. Rimm berdasarkan IQ siswa.

2. Melakukan analisis terhadap nilai raport setiap semester untuk mengetahui jenis underachiever dan pada mata pelajaran apa saja siswa terindikasi

sebagai siswa underachiever.

3. Setelah sampel siswa underachiever didapatkan, kemudian disiapkan data

hasil tes EPPS dari setiap siswa yang dijadikan sampel.

4. Melakukan analisis terhadap data hasil tes EPPS dari siswa yang dijadikan

sampel, melakukan analisis secara umum dengan mencari rata-rata skor secara umum dan menganalisis data hasil tes EPPS terhadap siswa

(34)

53

5. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan program studi

siswa underachiever.

6. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan klasifikasi IQ

siswa underachiever.

7. Melakukan analisis terhadap hasil tes EPPS berdasarkan jenis kelamin sisa

(35)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pertanyaan penelitian, hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka dibawah ini akan

dipaparkan mengenai kesimpulan dari penelitian ini berikut merupakan beberapa kesimpulan yang diperoleh;

1. Siswa underachiever di kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 terdiri dari siswa yang memiliki IQ 120-129 dan siswa yang

memiliki IQ ≥130. Siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever

terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Dari semua siswa yang terindikasi sebagai siswa underachiever, siswa dengan IQ ≥130 yang lebih banyak tidak mencapai kriteria prestasi.

2. Secara umum, kepribadian siswa underachiever dilihat dari hasil tes

Edward Personal Preference Schedule (EPPS) menunjukan bahwa beberapa aspek kepribadian siswa underachiever kelas XI SMAN 18

Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 tergolong tinggi, terdapat kecenderungan dalam aspek eksibisi, otonomi dan afiliasi yang tinggi,

aspek agresi yang rendah serta aspek berprestasi yang tergolong sedang namun cenderung mengarah pada kategori rendah. Kemudian, untuk lebih spesifik, dilakukan analisis berdasarkan program studi IPA dan IPS, berdasarkan tingkatan IQ, dan berdasarkan jenis kelamin yang menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara siswa kelas XI IPA dan kelas XI IPS khususnya pada aspek eksibisi, siswa kelas IPA dan siswa

underachiever yang memiliki IQ≥130 memiliki aspek eksibisi yang lebih tinggi dari kelas IPS dan siswa underachiever yang memiliki IQ 120-129.

(36)

85

3. Implikasi dari hasil penelitian ini bagi layanan bimbingan dan konseling di

sekolah khususnya bagi siswa underachiever kelas XI SMAN 18 bandung Tahun Ajaran 2013-2014 adalah sebagai tahapan needs asessment terhadap

siswa underachiever. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan layana bimbingan dan konseling untuk membantu siswa underachiever berdasarkan pada aspek kepribadian yang cenderung dimunculkan oleh siswa berdasarkan pengelompokkan program studi, pengelompokkan IQ dan jenis kelamin.

B. Rekomendasi

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu siswa

underachiever untuk meningkatkan motivasi berprestasi sehingga siswa underachiever dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu, guru

bimbingan dan konseling dapat membuat sebuah layanan bimbingan dan

konseling untuk membantu mengarahkan aspek berprestasi, eksibisi, otonomi, afiliasi dan aspek perubahan pada siswa underachiever kelas XI SMAN 18

Bandung.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

(37)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Satwika Rahing. 2008. Pengaruh Motivasi dan Kebiasaan Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi.

Skripsi Jurusan Pendidikan Akuntansi. UPI Bandung: Tidak ditrbitkan.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cherry. Kendra. 2014. Murray's Theory of Psychogenic Needs. [Online] Tersedia : http://psychology.about.com

Cohen, R. J., Montague, P., Nathanson, L. S., & Swerdlik, M. E. 1988.

Psychological Testing: An Introduction to Tests and Measurements.

Mountain View, CA: Mayfield Publishing Co.

Dahlan, M. Djawad. 1982. Ciri-ciri Kepribadian Siswa SPG Negeri di Jawa

Barat Dikaitkan dengan Sikapnya Terhadp Jabatan Guru. Disertasi PPS

IKIP Bandung: Tidak Diterbitkan.

Del Siegle & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent

Research on Underachievement. www.aare.edu.au

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta.

Ehan. 2012. Personologi Murray. [Online] Tersedia : http//file.upi.edu/direktori/FIP/JUR_PEND._LUAR_BIASA

Forqon. 2011. Statistika Terapan Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Puspitawati, Herien. 2013. Konsep, Teori dan Analisis Gender. Bogor: PT IPB Press

Khuza’i, Mohammad. 2013. Problem Definisi Gender Kajian atas Konsep Nature dan Nurture. [Online] tersedia dalam https://www.academia.edu Kusmayadi, Mohamad Agus. 2011. Profil Kepribadian Siswa Berprestasi

Unggul dan Asor Berdasarkan Program Studi Sekolah Menengah Atas.

(38)

Martino, Wayne. 2008. Boys Underachievement: Which Boys Are We Talking

About?. Ontario: The Literacy and Numeracy Secretariat. Research

Monograph #12.

Makmun, Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem

Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mularsih, Heni. 2010. Strategi Pembelajaran, Tipe Kepribadian dan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Sekolah Menengah Pertama.

Jakarta Unit Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum (UPT MKU), Universitas Tarumanagara. (Makara, Sosial Humaniora, Vol. 14, No. 1 Juli 2010:65-74)

Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung:PT. Refika Aditama.

Peters. WA, VanBoxtel. HW. 1999. Irregular Error Pattern in Raven 's

Standar Progressive Matrices: A Sign Of Underachievement In Testing Situation?. High ability studies Vol 10, No. 2,

Purwanto, Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Robinson, Linda. 2006. Combining Achievement Barriers for Adolescent

Underachieving Learners. Journal of Cognitive Affective Learning, 2(2)

(Spring 2006), 27-32 (dalam www.jcal.emory.edu)

Sabaruddin, Malik. 2013. Sekilas Teori gender dan Feminisme. [Online] Tesedia dalam www.kesehatan.kompasiana.com

Schultz. Duane P. 2005 Theory of Personality. Florida : Wadsworth, Thomson Learning.

(39)

Sandy Suwardi Suherman, 2014

Karakteristik Kepribadian Siswa Underachiever D an Implikasinya Bagi Bimbingan D an Konseling

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siegle, Del & McCoah, DB. 2008. Understanding Underachievement: Recent

Research on Underachievement.www.aare.edu.au

Sugiono. 2013. Metode penelitian pendidikan. Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suherman, Uman. 2009. Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bandung. Rizqi Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Diterbitkan atas Kerjasama Program Pascasarjana UPI dengan Remaja Rosdakarya.

Sulistiana, Dewang. 2009. Program Bimbingan Bagi Siswa Underachiever. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Surya.M. 1979. Pengaruh Faktor-faktor Non-intelektual terhadap Gejala

Berprestasi Kurang. Disertasi pada FPS IKIP Bandung:Tidak diterbitkan.

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya

Trismulyanti. 2012. Program Bimbingan Pribadi Social Berdasarkan Profil

Ciri-ciri Kepribadian Siswa SMA. Skripsi Jurusan Psikologi Pendidikan

dan Bimbingan UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Windasari, M. 2010. Teori dan Konsep Gender. [Online] Tesedia dalam

www.repository.usu.ac.id

Gambar

Tabel 1.1 Kriteria Prestasi
Tabel 3.1 Kriteria Prestasi Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Pendukung Keputusan Bimbingan Konseling Untuk Pelanggaran Siswa menggunakan metode AHP dapat membantu memudahkan Bimbingan Konseling dalam mengambil

Gambaran umum kinerja Guru bimbingan dan konseling Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Cimahi menurut evaluasi diri guru bimbingan dan konseling dalam aspek

dengan prestasi akademik yang telah mereka raih saat ini, membuat mereka lebih sering merasakan keberhasilan, sedangkan siswa underachiever yang memiliki

Penelitian ini berjudul “Profil Keterampilan Belajar Siswa dan Implikasinya Terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil

persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian guru Bimbingan dan Konseling.. dengan jumlah 62

Yang sesuai dengan kebutuhan siswa tunagrahita ringan misalnya layanan bimbingan pribadi social untuk membantu mengatasi kemandirian pada siswa tunagrahita ringan,

Kepuasan Siswa Terhadap Layanan Bimbingan & Konseling di Kota Batam | 7 Dalam kenyataan pelaksanaannya terutama beberapa sekolah di Kota Batam beradasarkan hasil

Oleh karena itu, program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan harga diri siswa sangat dibutuhkan bagi referensi guru bimbingan dan konseling ketika menemukan siswa