• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

(STUDI KASUS DI SMA NEGERI 6 CIREBON)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh: Tuti Alawiyah

0801225

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2012

Penggunaan Media Foto Untuk Mengembangkan

Kemampuan Kosakata Menjadi Kalimat Bahasa Jepang

(Studi Kasus di SMA Negeri 6 Cirebon)

Oleh Tuti Alawiyah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Tuti Alawiyah 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Tuti Alawiyah NIM : 0801225 Judul :

SK Dekan No. : 2680/UN40.3/DT/2012

Disetujui dan disahkan oleh:

Mengetahui,

Penggunaan Media Foto Untuk Mengembangkan Kemampuan Kosakata Menjadi Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus di SMA

Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

i

ABSTRAKSI

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATAA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

(STUDI KASUS DI SMA NEGERI 6 CIREBON)

Tuti Alawiyah 0801225

Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia, satu diantaranya dalam pendidikan. Hal tersebut membuat bahasa menjadi faktor keharusan. Karenanya tidak mungkin ada pendidikan tanpa bahasa. Bersamaan dengan perkembangan pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang, diperlukan sebuah media pengajaran yang mampu menciptakan kondisi yang memudahkan pembelajar bahasa Jepang untuk mempelajari kosakata dan kalimat. Salah satunya adalah dengan menggunakan media foto.

Judul penelitian ini adalah “Penggunaan Media Foto Untuk Mengembangkan Kemampuan Kosakata Menjadi Kalimat Bahasa Jepang (Studi Kasus di SMA Negeri 6 Cirebon)”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen, dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan media foto untuk meningkatkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest dan posttest group

design. Sumber data dalam penelitian ini adalah 40 orang siswa kelas XI IPA 1

SMA Negeri 6 Cirebon. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pretest dan posttest.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh db=39, ttabel (5%) = 2,03 dan thitung

= 19,2. Karena hasil thitung > ttabel maka hipotesis diterima. Kemudian setelah

(5)

ii

ABSTRACTION

APPLICATION OF PICTURE MEDIA TO DEVELOP ABILITY OF JAPANESE LANGUAGE VOCABULARY SKILLS INTO JAPANESE

SENTENCES (CASE STUDIES IN SMA NEGERI 6 CIREBON)

Tuti Alawiyah 0801225

Language has a very important role and can not be separated from human life, one of them is in education. This makes the language a mandatory factor. Therefore there can be no education without language. Along with the development of foreign language teaching in particular Japanese, needed a media learning that can create facilitate conditions to the Japanese language learners to learn vocabulary and sentence. One of them is to use picture media.

The title of this research is “Application of Picture Media To Develop Ability of Japanese Language Vocabulary Skills Into Japanese Sentences (Case Studies in SMA Negeri 6 Cirebon)”. The method in this research is quasi-experimental, with the aim to determine the effectiveness of the application of picture media to enhance the ability of Japanese vocabulary into sentences. The design in this research is a pretest and posttest group design. Data sources in this research were 40 students of class XI IPA 1 SMAN 6 Cirebon. The instrument in this research is a test and questionnaire. The tests were conducted twice, there are pretest and posttest.

Based on these results, obtained db = 39, ttable (5%) = 2.03 and tcount = 19.2.

Because the results tcount > ttable then the hypothesis is accepted. Then after the

(6)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi kegiatan belajar mengajar di sekolah yang juga terdapat unsur pembelajaran bahasa. Sehingga, jika faktor bahasa diabaikan maka kegiatan pendidikan tersebut tidak akan berjalan dengan baik. Karena tidak mungkin ada pendidikan yang tanpa bahasa.

Di dalam era globalisasi seperti ini, kemampuan dalam berbahasa asing menjadi salah satu kebutuhan utama dan seakan sudah menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh pelajar. Salah satu bahasa asing yang perlu dipelajari oleh pelajar adalah bahasa Jepang.

(7)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Indonesia, hal tersebut merupakan suatu pencapaian yang cukup tinggi mengingat banyaknya perbedaan antara bahasa Indonesia dengan bahasa Jepang.

Selain itu, pihak The Japan Foundation juga menyebutkan bahwa tujuan belajar para siswa mempelajari bahasa Jepang antara lain adalah untuk bisa berkomunikasi dalam bahasa Jepang, untuk mengetahui tentang budaya Jepang, sebagai masyarakat internasional dan pergaulan internasional, untuk mengetahui masyarakat, ekonomi, dan politik Jepang, untuk persiapan masuk ujian universitas dan lain-lain.

Pengajaran bahasa Jepang sekarang ini semakin berkembang menjadikan bahasa asing yang diajarkan di SMA. Tujuan pengajaran bahasa Jepang pada umumnya adalah agar siswa mampu memiliki standar kompetensi yang sesuai dengan kurikulum 2004 atau kurikulum berbasis kompetensi yang mencakup keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa “Ruang lingkup pelajaran bahasa

Jepang mencakup keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis dalam bahasa Jepang yang disajikan secara terpadu. Penekanannya terutama pada keterampilan berbicara. Unsur-unsur bahasa seperti tata bahasa, kosakata, lafal dan tulisan dapat diajarkan untuk menunjang keempat keterampilan berbahasa bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri” Danasasmita, (1996: 12).

(8)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(1989:2), bahwa : “Kualitas keterampilan berbahasa seseorang jelas bergantung kepada kosakata yang dimilikinya. Semakin kaya kosakata yang kita miliki, semakin besar pula kemungkinan kita terampil berbahasa”. Sehingga jelaslah bahwa penguasaan kosakata memegang peranan penting dalam pembelajaran bahasa. Dan apabila penguasaan kosakata dirasa minim, maka hal tersebut akan sangat menyulitkan siswa sebagai pembelajar bahasa asing khususnya bahasa jepang.

Kesulitan penguasaan kosakata yang dialami siswa pembelajar, mungkin disebabkan karena sulitnya mengingat kosakata baru. Para pembelajar cenderung dapat mengingat kosakata yang baru dikenalnya dalam ingatan jangka pendek. Sehingga para pembelajar cepat lupa akan kosakata yang baru diberikan. Penulis berasumsi bahwa permasalahan tersebut dapat diatasi jika pengajaran kosakata dilakukan dengan metode yang menarik minat pembelajar. Misalnya berupa permainan yang akan membuat pengajaran kosakata menjadi tidak membosankan salah satunya dengan metode pengajaran menggunakan media foto.

Oleh karena itu, penulis akan mengujicobakan teknik media foto dalam pembelajaran bahasa Jepang di SMA Negeri 6 Cirebon dengan tujuan agar penguasaan kosakata terhadap siswa meningkat dan mampu mengembangkannya menjadi sebuah kalimat.

(9)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan masalah ini yaitu:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

2. Bagaimana pengajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

3. Bagaimana hasil belajar pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengajaran cara mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto?

Agar permasalahan yang diteliti lebih jelas dan tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:

(10)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Peneliti hanya akan meneliti pengajaran pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

3. Peneliti hanya akan meneliti hasil belajar pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

4. Peneliti hanya akan meneliti tanggapan siswa terhadap pengajaran cara mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Dalam segala bentuk kegiatan, tujuan merupakan dasar pemikiran yang paling utama, tanpa adanya tujuan suatu kegiatan tidak akan berjalan lancar.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran cara mengembangkan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto.

2. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pengajaran yang menggunakan media foto terhadap pengembangan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang.

(11)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pengajaran cara mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat dengan menggunakan media foto.

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara umum : dapat digunakan untuk membantu permasalahan yang sama dalam proses mengingat kosakata dalam suatu bahasa terlebih untuk melatih kemampuan mengingat, mencari keefektifan.

2. Bagi peneliti : melihat dan menemukan sebuah solusi dalam kesulitan untuk pengajaran keterampilan mengingat kosakata dan mengembangkannya menjadi kalimat sehingga membantu dalam proses pengajarannya. Dan juga sebagai sumbangan atau bahan rujukan bagi pengajar.

3. Bagi pengajar : dapat memanfaatkan media sebagai media ajar agar pemahaman atau juga maksud dari diadakan penelitian (dalam hal ini keterampilan mengingat kosakata dan pengembangan menjadi kalimat) tersampaikan.

(12)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.4 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menginterprestasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefenisikan istilah sebagai berikut :

a. Media foto

Menurut Sadiman, dkk (2003: 28-29): Media foto adalah media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus foto berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan. foto termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.

(13)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

c. Kosakata

Pengertian Kosakata adalah himpunan kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata dalam bahasa Inggris disebut vocabulary, kosakata didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

d. Kalimat

(14)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat disusun berdasarkan unsur-unsur yang berupa kata, frasa, dan atau klausa.

e. Pengembangan kosakata menjadi kalimat

Kosakata didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Penguasaan kosakata yang memadai akan membuat seseorang mampu melakukan komunikasi dengan bahasa. Makin banyak kosakata yang dikuasai maka lebih memudahkan seseorang menerima atau menyampaikan informasi yang lebih luas dan kompleks.

(15)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1.5 Metode Penelitian

1.5.1 Jenis Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

design atau eksperimen kuasi, dikenal juga dengan eksperimen semu. Metode

eksperimen semu merupakan metode penelitian eksperimen dimana penelitian dilakukan pada satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol. Menurut Suryadibrata (1992: 41), “Eksperimen semu adalah eksperimen yang dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, yang pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan diberikan, dan pengaruh perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir”.

1.5.2 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1 sebanyak 40 orang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik media foto. Selain itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media foto.

(16)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, Arikunto (2006: 160). Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Tes

Pada penelitian ini tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan

post-test. Pre-test untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata dan

kalimat sebelum diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto. Sedangkan post-test untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto

b. Angket

(17)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

(18)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pembelajaran

Pembelajaran merupakan bagian dari salah satu proses yang penting dalam pendidikan. Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat relatif konstan.

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang, yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, dan sikap serta tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar (Sudjana,1995: 5).

Menurut Surya (2007: 7), “Pembelajaran adalah suatu proses yang

dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

(19)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1999: 15), “Pembelajaran diartikan sebagai suatu proses, perbuatan, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Sedangkan menurut Hamalik (1999: 57) mengatakan bahwa “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun melalui unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada dasarnya merupakan kegiatan yang diberikan pendidik secara terprogram yang mengkondisikan dan merangsang siswa agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

2.2 Komponen Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran meliputi berbagai komponen sebagai berikut:

a. Siswa

(20)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

b. Guru

Merupakan pihak yang mengajar atau memberi materi belajar. Guru juga bertindak sebagai pengelola dan juga peran lain yang membantu lancarnya pembelajaran dan keefektifan belajar.

Salah satu kegiatan yang harus diketahui dan dipahami oleh seorang guru atau pengajar adalah pembuatan rancangan program pembelajaran atau perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan tersebut yang nantinya akan membantu pengajar dalam proses pelaksanaan pembelajaran.

c. Tujuan

Tujuan pembelajaran secara konkrit dapat diartikan sebagai sasaran atau target yang harus dicapai dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Jepang yang bisa menjadi sasaran atau targetnya mencakup keseimbangan dan juga tingkat keterampilan dari pembelajar agar tujuan keterampilan yang berupa syarat keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis bahasa Jepang dapat tercapai.

d. Materi Pelajaran

(21)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Metode

Merupakana cara yang teratur untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapat informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan.

Setiap metode pembelajaran mencakup bermacam-macam kegiatan seperti pemilihan bahan pembelajaran, penyusunan bahan pembelajaran, cara-cara penyajian bahan pembelajaran, pemantapan dan penilaian. Dan semua kegiatan ini dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

f. Media

Pengertian media secara singkat adalah perantara. Bila dikatakan, media adalah sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dari sebuah sumber. Peranan media dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar agar materi yang dianggap sulit dapat dengan mudah tersampaikan dan dimengerti oleh pembelajar.

g. Evaluasi

(22)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kegiatan evaluasi diarahkan pada suatu tujuan tertentu yang bermanfaat bagi perkembangan dan peningkatan program pembelajaran yang sedang berlangsung dan juga program program pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam proses evaluasi diharapkan ada feedback atau hubungan timbal balik yang akan terjadi.

Sasaran evaluasi pembelajaran adalah :

1. Pengajar

Dengan adanya evaluasi diharapkan bisa menjadi masukan untuk pengaar agar bisa memperbaiki pengajaran hingga mencapai tujuan pembelajaran.

2. Pembelajar

Hasil evaluasi diharapkan dapat membantu pebelajar untuk mengintropeksi diri dan melihat kembali cara belajar yang telah dilakukan dan juga sebagai salah satu motivasi dalam belajar.

3. Lembaga Pendidikan

(23)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.3 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, ‟perantara‟atau „pengantar‟. Secara khusus, kata tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari satu sumber kepada penerima. Dikaitkan dengan pembelajaran, media dimaknai sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dari pengajar kepada peserta didik sehingga peserta didik menjadi lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

Dalam kegiatan belajar mengajar, sumber pesan adalah guru dan penerima pesan adalah murid. Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.

Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian diikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut

instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim

digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran).

Santoso (dalam Subana, dalam Ribka 2009: 14) mengemukakan dua pengertian media, yaitu:

(24)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Konsep media pembelajaran mempunyai dua segi yang tak terpisahkan antara satu dan lainnya, yaitu materi/bahan perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

Contohnya Transparan (bening) dan OHP (Over Head Projector).

Latuheru (1988: 14), mengatakan bahwa “Media pembelajaran adalah semua alat bantu, bahan, metode/teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar, dengan maksud menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (anak didik maupun warga belajar)”. Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung dengan efektif dan efesien sesuai dengan yang diharapkan.

(25)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.4 Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efesien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:

1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif

4. Efesiensi dalam waktu dan tenaga

5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa

6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar

8. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif

Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa di manapun berada.

(26)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. Dengan media akan terjadi komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.

Melalui media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab dengan sekali sajian menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami pelajaran.

Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan mengalami sendiri melalui media pemahan siswa akan lebih baik.

Media pembelajaran juga dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.

(27)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.5 Media Foto

2.5.1 Definisi Foto

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pada dasarnya foto adalah sebuah gambar yang merupakan sebuah penyerupaan dari kennyataan dan hasil dari suatu proses yang disebut fotografi. Dalam hal ini dapat juga disebutkan bahwa foto adalah sebuah dokumentasi diam dari suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang dihasilkan dari sebuah alat yang disebut kamera.

Pada selembar foto dapat memiliki beragam arti tergantung siapa yang melihatnya. Ajidarma dalam Fadli (2005: 21) mengemukakan bahwa :

“Sebuah foto tidak menghadirkan realitas hanya seperti tampak visualnya, tapi dalam kontingensinya sebuah foto berada dalam keserbamungkinan penafsiran subjek yang memandang. Artinya keberadaan sebuah foto tidak ditentukan oleh apa dan siapa objeknya, melainkan bagaimana subjek yang memandang kemudian mendapatkan dan memberi makna kepada foto tersebut.”

2.5.2 Foto Sebagai Media Pembelajaran

(28)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

gambar menunjukan kemampuannya dalam berbicara, meringkas, sekaligus mengingatkan orang yang melihatnya tentang suatu informasi.

Keunggulan media foto seperti yang diadaptasi dari sudirman,at al yang dikutip oleh fadli (2005: 64-65) antara lain:

1. Sifatnya kongkret. Foto lebih realitas menunjukan pokok masalah dibandingkan media verbal semata;

2. Foto dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; 3. Foto bisa mengatasi keterbatasan pengamatan kita;

4. Media foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, untuk tingkat usia berapapun, sehingga bisa mencegah dan menghindari kesalahpahaman.

Sedangkan kelemahan media foto antara lain :

1. Hanya menekankan persepsi indra mata;

2. Foto yang terlau kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; 3. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

(29)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk itu penggunaan foto sebagai media pembelajaran tentu harus dengan persiapan yang baik. Dengan mempertimbangkan kelemahan dan kelebihan dari media foto itu sendiri, juga keadaan kondisi kelas dimana foto tersebut akan dipergunakan. Dalam proses persiapan, pemilihan foto-foto yang akan menjadi media pembelajaran menjadi hal yang sangat penting. Dalam hal ini Sudirman,at al yang dikutip oleh Fadli (2005 : 64-65) memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memilih foto yang baik dan cocok untuk media pembelajaran, foto-foto tersebut harus memenuhi hal-hal berikut:

a. Masih orisinil, gambar itu harus secara jujur melukiskan situasi seperti apa adanya sesuai dengan kenyataan.

b. Sederhana, komposisinya jelas menunjukan poin-poin inti dalam sebuah foto. c. Foto sebaiknya mengandung unsur gerak atau perbuatan.

d. Foto yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(30)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada poin-poin di atas belum mengatasi kelemahan bagian ukuran foto yang terbatas untuk kelompok besar. Dengan kemajuan teknologi sekarang ini pada kelas-kelas yang memiliki jumlah pembelajar atau siswa yang banyak dapat ditampilkan dengan proyektor atau layar LCD.

Tidak dapat dipungkiri bahwa penggunaan media foto sebagai media pembelajaran pada kelas besar memerlukan alat bantu seperti komputer, namun media foto seperti ini belum bisa disebut multimedia karena hanya merupakan peminjaman teknologi komputer untuk menampilkan foto tersebut. Sedangkan yang disebut multimedia adalah media yang memiliki kemampuan media audio dan media visual. Dengan memanfaatkan teknologi komputer dan LCD Projektor sebagai alat penyajinya.

2.6 Kosakata

2.6.1 Pengertian Kosakata

Fungsi bahasa sebagai alat komunikasi membuat bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, pendapat dan perasaan seseorang dapat diungkapkan melalui kumpulan kosakata yang terangkai dalam sebuah kalimat.

(31)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(2004: 98) mengatakan bahwa “Goi adalah kosakata yaitu kumpulan kata yang

berhubungan dengan suatu bahasa atau dengan bidang tertentu dalam bahasa itu.

Goi adalah Atsumeru koto, yaitu “kumpulan atau himpunan”. Oleh sebab

itu goi dapat didefinisikan sebagai “go no mure” atau “go no atsumari” yaitu

kumulan kata. ( Sudjianto dan Dahidi, 2004: 97).

Sedangkan Keraf (1991: 68) mengemukakan bahwa “Kosakata adalah perbendaharaan kata yang tidak jauh dari daftar kata-kata dan dapat segera diketahui artinya bila diperdengarkan kembali, walaupun jarang atau tidak pernah digunakan lagi didalam percakapan atau tulisan sendiri.”

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa kosakata adalah kumpulan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa dan berhubungan dengan bidang tertentu.

2.6.2 Penguasaan Kosakata

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 604), penguasaan adalah

1. Proses, cara, perbuatan menguasai atau menguasakan; 2. Pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian, dsb).

Kemampuan kosakata menurut Tarigan (1986: 54) dikelompokkan sebagai berikut:

(32)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Penguasaan produktif atau proses encoding.

3. Penguasaan penulisan yang juga tidak kalah pentingnya dengan penguasan kosakata secara produktif dan reseptif.

Penguasaan kosakata reseptif atau proses decoding adalah proses memahami apa-apa yang dituturkan oleh orang lain. Reseptif diartikan sebagai penguasaan yang bersifat pasif, pemahaman dalam proses pemikiran.

Penguasaan produktif atau proses encoding yaitu proses mengkomunikasikan ide, pikiran, perasaan melalui bentuk kebahasaan atau dengan kata lain pemahaman kosakata dengan cara mampu menerapkan kosakata yang bersangkutan dalam suatu konteks kalimat. Dengan demikian akan jelas makna yang dikandung oleh kosakata tersebut.

Selain itu, perlu adanya penguasaan penulisan yang juga tidak kalah pentingnya dengan penguasaan kosakata secara produktif dan reseptif. Karena walaupun seseorang mampu memahami makna suatu kata dan mampu pula dalam menerapkannya dalam rangkaian kalimat, tetapi bila ia tidak menguasai cara penulisannya yang benar dan sesuai dengan aturan, maka hal itu berarti bahwa ia belum menguasai kata atau kosakata yang bersangkutan secara sempurna.

(33)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2.6.3 Manfaat Penguasaan Kosakata Dalam Pengajaran Bahasa

Pada dasarnya, pengajaran bahasa bertujuan agar para siswa terampil berbahasa yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan bahasa tersebut sangat bergantung kepada kualitas kosakata yang dimiliki. Karena kosakata merupakan salah satu komponen yang penting dalam pembelajaran bahasa, maka semakin banyak perbendaharaan kata yang dimiliki, semakin mudah seseorang berbahasa dan menyampaikan pikirannya secara tertulis maupun lisan.

Hal tersebut sesuai dengan pernyataan West dalam Subyakto (1988: 19), “Kosakata dianggap komponen yang paling penting disamping keterampilan membaca”. Pernyataan itu diperkuat oleh pernyataan yang berbunyi “Kosakata

merupakan salah satu aspek yang penting bagi pembelajaran bahasa asing. Bertambahnya atau meningkatnya penekanan pada keterampilan membaca sebagai tujuan studi bahasa asing pada beberapa negara” (Tarigan, 1989: 304).

Sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai manfaat yang bisa diperoleh dari penguasaan kosakata adalah :

1. Meningkatkan keterampilan berbahasa.

2. Dapat menempatkan kata-kata yang tepat dan harmonis untuk mengungkapkan gagasan.

3. Dapat mengkomunikasikan gagasannya dengan lancar dan baik.

(34)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Untuk itu penguasaan kosakata yang kurang akan menjadi hambatan bagi terjalinnya komuniksai secara lancar. Sehingga, penguasaan kosakata merupakan suatu keharusan yang dimiliki siswa agar terampil berbahasa dan berkomunikasi. Karena tanpa kosakata tidak akan ada proses berbahasa, interaksi dan komunikasi.

2.7 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diungkapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).

Ahli bahasa Jepang mendefinisikan kalimat sebagai rangkaian bunyi yang di awal dan di akhir kalimatnya terdapat kesenyapan. Kemudian di akhir kalimatnya selalu disertai intonasi yang khas (Ogawa, 1982: 36). Yamada juga mendefenisikan kalimat sebagai berikut, “Sebenarnya sesuatu yang disebut

dengan kalimat kalau dikatakan secara tegas adalah kesatuan pikiran berdasarkan efek apersepsi yang di ungkapkan dengan bentuk yang disebut bahasa”.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kalimat merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang mengungkapkan suatu pikiran

(35)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(36)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

xviii

2.5.1 Definisi Foto ... 21 2.5.2 Foto Sebagai Media Pembelajaran ……….... 21 2.6 Kosakata... 24 2.6.1 Pengertian Kosakata... 24 2.6.2 Penguasaan Kosakata... 25 2.6.3 Manfaat Penguasaan Kosakata Dalam Pengajaran

Bahasa... 27 2.7 Kalimat... 28 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ... 29 3.2 Desain Penelitian...……… 30 3.3 Sumber Data...…….………. 32 3.4 Teknik Pengumpulan dan Instrumen Penelitian ….…..….. 32 3.4.1 Teknik pengumpulan Data ... 32 3.4.2 Instrumen Penelitian... 33 3.5 Teknik Pengolahan Data... 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Pembelajaran…...………. 44 4.1.1 Pertemuan ke-1... 44 4.1.2 Pertemuan ke-2... 48 4.1.3 Pertemuan ke-3... 53

(37)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

xix

4.2.1 Hasil Data Tes... 54 4.2.2 Hasil Data Angket... 70 4.3 Pembahasan...………... 79 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……….... 81 5.2. Saran...………... 83

DAFTAR PUSTAKA ………. 85

LAMPIRAN

(38)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

xx

DAFTAR TABEL

(39)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Secara umum “Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap pengambilan kesimpulannya” (Sutedi, 2009: 53).

Lebih disederhanakan lagi bahwa “Metode penelitian diartikan sebagai

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2008: 3).

Secara khusus “Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan” (Sugiyono, 2008: 6).

(40)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

metode ilmiah, sehingga diperoleh suatu jawaban untuk memecahkan masalah tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

design atau eksperimen kuasi, dikenal juga dengan eksperimen semu. Metode

eksperimen semu merupakan metode penelitian eksperimen dimana penelitian dilakukan pada satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding atau kelas kontrol. Menurut Syamsudin dan Damaianti (2006: 155), “Kuasi eksperimen

adalah suatu bentuk eksperimen yang tidak melakukan random assignment, tetapi dengan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intac group). Peniadaan

random assignment didasarkan atas pertimbangan agar pelaksanaan eksperimen

bersifat alami. Dengan demikian, subjek atau siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang dieksperimen”.

Sedangkan menurut Suryadibrata (1992: 41), “Eksperimen semu adalah

eksperimen yang dilakukan terhadap sekelompok subjek yang dikenai perlakuan untuk jangka waktu tertentu, yang pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah pelaksanaan diberikan, dan pengaruh perlakuan tersebut diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan pengukuran akhir”.

3.2 Desain Penelitian

Nazir (2009: 84) mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah semua

(41)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan

post-tes group design, dimana peneliti memberikan pre-test (tes awal) kepada

siswa selaku subjek dalam penelitian dengan tujuan mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa sebelum diberikan treatment (perlakuan). Setelah diberikan treatment (perlakuan) kemudian siswa diberikan post-test (tes akhir) untuk mengukur tingkat penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa setelah diberikan treatment.

Secara rinci desain penelitian ini dapat dipaparkan sebagai berikut:

O

1

X

O

2

Keterangan:

O

1 : pre-test

X

: treatment

O

2 : post-test

(42)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3.3 Sumber Data

Sumber data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 6 Cirebon kelas XI IPA 1 sebanyak 40 orang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan teknik media foto. Selain itu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media foto.

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kajian Pustaka

Melalui teknik ini peneliti mengumpulkan berbagai materi dan teori yang relavan dengan permasalahan penelitian. Kajian pustaka ini dapat bersumber dari buku-buku, catatan-catatan ataupun dokumen tertulis lainnya.

b. Rancangan Pembelajaran

(43)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alokasi waktu yang digunakan adalah 2x45 menit. RPP disusun secara bertahap dari penggunaan media foto secara sederhana dan pengembangannya. Ini dimaksudkan agar reaksi/respon dari siswa sebagai sumber data terhadap penggunaan media foto dapat diamati dengan baik oleh peneliti.

3.4.2 Instrumen Penelitian

Menurut Sutedi (2009: 155) “Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian”.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu pengumpulan dan pengolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti.

Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

(44)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Soal Tes

“Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu” (Sutedi,

2009: 157). Tes sering digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Artinya alat ukur seperti tes digunakan untuk mengorek informasi dari siswa, tentang kemampuannya setelah mengalami suatu proses pembelajaran. Arikunto (2009:87) mengungkapkan bahwa “Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan

untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”.

Pada penelitian ini tes diberikan sebanyak dua kali, yaitu pre-test dan

post-test. Pre-test untuk mengukur kemampuan awal siswa terhadap kosakata sebelum

diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan media foto. Sedangkan

post-test untuk mengetahui kemampuan hasil akhir siswa setelah diberi perlakuan

pengajaran dengan menggunakan media foto. Pre-test dan post-test ini masing-masing berjumlah 20 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat dengan alokasi waktu pengerjaan selama 30 menit.

(45)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.1

Kisi-kisi pre-test dan post-test

No. Indikator pengukurnya Jumlah soal Nomor soal 1 Mengetahui kemampuan kosakata

dasar mengenai benda

3 1,3,5

2 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai benda dalam konteks kalimat

3 2,4,6

3 Mengetahui kemampuan kosakata dasar mengenai makanan

3 7,9,11

4 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai makanan dalam konteks kalimat

3

8,10,12

5 Mengetahui kemampuan kosakata dasar mengenai mata pelajaran

4 13,15,17,19

6 Mengetahui kemampuan penerapan kosakata dasar mengenai mata pelajaran dalam konteks kalimat

4 14,16,18,20

(46)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Angket

“Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang

diberikan kepada responden (manusia dijadikan subjek penelitian). Teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden” (Faisal dalam Sutedi, 2009: 164).

Tipe dan bentuk pertanyaan pada angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertutup. “Angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya

sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan kepadanya” (Sutedi, 2009: 164). Angket ini diberikan setelah para siswa mendapatkan pembelajaran kosakata menggunakan media foto. Angket ini berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan kosakata dan tanggapan siswa terhadap pebelajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan media gambar.

Kisi-kisi angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

(47)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Indikator pengukurnya Jumlah

pertanyaan

Nomor soal 1 Mengetahui pendapat siswa mengenai

tingkat kesulitan kosakata bahasa Jepang

1 1

2 Mengetahui tanggapan siswa dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan media foto

3 2,3,4

3 Mengetahui tanggapan siswa dalam teknik pengajaran kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang dengan menggunakan media foto

3 5,6,7

4 Mengetahui kendala siswa dalam mempelajari kosakata bahasa Jepang yang ada selama ini

1 8

5 Mengetahui kebutuhan pemakaian teknik baru dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang

2 9,10

JUMLAH 10

(48)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Menjumlahkan setiap jawaban angket

2. Menyusun frekuensi jawaban

3. Membuat tabel frekuensi

4. Menghitung presentasi setiap jawaban

3.5 Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu dapat diartikan sebagai metode penelitian yang menggunakan definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data yang diolah dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari nilai tes awal (pre-test), nilai tes akhir (post-test) dan angket yang diberikan kepada sampel penelitian. Setelah data diperoleh, kemudian diperoleh pengolahan data dengan perincian sebagai berikut:

1. Tes

(49)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Tabel persiapan perhitungan

Tabel 3.3

Tabel persiapan perhitungan

(N) (X) (Y) (d) Xd X

Keterangan:

N : Sampel

X : Hasil atau Nilai pre-test Y : Hasil Atau Nilai post-test d : Nilai Gain (Y-X)

Xd : Deviasi masing-masing subjek (d-Md) X : Kuadrat deviasi

(50)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

: Nilai rata-rata (mean) pre-test

Σ

X : Jumlah total nilai pre-test

N1 : Jumlah peserta test

c. Mencari nilai rata-rata (mean) post-test

(O

2

)

Keterangan:

: Nilai rata-rata (mean) post-test

Σ

Y : Jumlah total nilai post-test

N2 : Jumlah peserta test

d. Mencari nilai rata-rata selisih (gain) antara pre-test dan post-test

Keterangan:

: Mean gain atau nilai rata-rata selisih antara pre-test dan post-

test

(51)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

e. Mencari derajat kebebasan

db = n-1

Keterangan:

db : Nilai derajat kebebasan n : Jumlah siswa

f. Mencari nilai t-hitung

Keterangan:

: Mean gain atau selisih antara pre-test dan post-test : Deviasi masing-masing subjek (d-Md)

: Jumlah kuadrat deviasi

n : Jumlah siswa

(52)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam pengolahan data dalam penelitian ini tidak dihitung uji kelayakan instrumen berupa analisis butir soal, dan uji validitas serta reliabilitasnya. Untuk mnegukur instrumen layak atau tidaknya digunakan dengan mendapat Expert Judgement dari yang ahli dibidangnya.

h. Mengukur efektifitas suatu teknik pengajaran (Normalized Gain)

<g> = T2 – T1 Sm – T1

Keterangan:

<g> : Normalized Gain T1 : Pre-test

T2 : Post-test Sm : Nilai maksimal

2. Angket

Data yang diperoleh dari angket dianalisa dengan menggunakan rumus perhitungan presentasi kriteria (Hendro dalam Erna suhartini 2010:48) sebagai berikut:

(53)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

P : Persentasi jawaban

f : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

n : Jumlah responden 100% : Bilangan tetap

Hasil pengolahan angket tersebut kemudian akan ditafsirkan sebagai berikut:

Tabel 3.4

Tafsiran analisis hasil angket

Persentase Penjelasan

0% Ditafsirkan tidak ada 1-25% Ditafsirkan sebagian kecil 26-49% Ditafsirkan hampir setengahnya

50% Ditafsirkan setengahnya 51-75% Ditafsirkan sebagian besar 76-99% Ditafsirkan hampir seluruhnya

100% Ditafsirkan seluruhnya

(54)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Pembelajaran

Penelitian mengenai penggunaan media foto untuk mengembangkan kemampuan kosakata menjadi kalimat bahasa Jepang (Studi kasus di SMA Negeri 6 Cirebon) ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, yaitu:

4.1.1 Pertemuan ke-1

Pada pertemuan ke-1 dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2012 pukul 11.00 – 12.30 WIB.

Pada pertemuan ke-1 ini dilaksanakan pretest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa. Pretest dilaksanakan selama 30 menit. Setelah

pretest selesai dilaksanakan, dilakukan treatment pertama dengan menggunakan

teknik media foto dalam pembelajaran kosakata selama 60 menit. Hasil pretest yang diperoleh dari pertemuan pertama yaitu siswa belum memahami dengan baik terhadap kosakata dan belum sempurna dalam mengembangkan kalimat. Sehingga pada tes awal nilai yang dihasilkan belum sempurna.

(55)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Foto Kosakata

つ え

(56)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ケーキ

ラーメン

シ ゴレン

(57)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu えい

イン ネシア

ゅ う

Berdasarkan observasi yang dilakukan di dalam pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut:

(58)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran cukup baik, hal ini terlihat dari kondisi kelas yang kondusif selama pembelajaran. Tetapi siswa yang bertanya dan bisa menjawab pertanyaan guru masih sedikit.

b. Guru

Suara guru cukup nyaring dan dapat didengar dengan jelas. Moving atau penguasaan ruangan sudah baik karena selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar pergerakan posisi guru berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya. Siswa pun menjadi semakin antusias dalam mengikuti materi yang disampaikan.

Dalam interaksi dengan siswa, guru sudah mampu memancing keberanian dan keingintahuan siswa. Hal ini dapat terlihat dari pertanyaan yang dilontarkan siswa, ataupun dari pertanyaan guru yang membuat siswa semakin terpacu memahami materi yang disampaikan. Selain dengan pertanyaan, guru sering memotivasi siswa dengan verbal dan gesture yang mendorong siswa untuk semakin aktif dalam proses belajarnya.

(59)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan ke-2 dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 2012 pukul 11.00 – 12.30 WIB.

Pada pertemuan ke-2 ini dilakukan treatment yang kedua, yaitu mengingat kembali 21 kosakata yang telah diberikan sebelumnya, kemudian dikembangkan menjadi sebuah kalimat sederhana. Siswa mengikuti alur kegiatan pembelajaran dan guru memberikan pola kalimat yang sudah dipelajari sebelumnya oleh siswa, yang akan digunakan pula pada tes akhir (posttest).

Adapun kosakata yang dikembangkan menjadi kalimat sederhana antara lain sebagai berikut:

Foto Kosakata dan Kalimat

Kosakata:

Kalimat: い

い 。

Kosakata: つ え

Kalimat: つ え うえ ほ

あ 。

Kosakata: い

(60)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kosakata: Kalimat: あ

い 。

Kosakata: テレビ

Kalimat: わ テ レ ビ

Kosakata: Kalimat: あ

Kosakata:

Kalimat: あ あ い

Kosakata: ケーキ

Kalimat: ケ ー キ あ い

Kosakata:

Kalimat: い い

(61)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kosakata: ラーメン

Kalimat: ラーメン い

Kosakata: シ ゴレン

Kalimat: わ シ ゴレン

Kosakata:

Kalimat: 。

Kosakata: Kalimat: わ

べ 。

Kosakata: ぷ

Kalimat: ぷ

Kosakata: ほ

Kalimat: ほ ゅ う

(62)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kosakata: えい

Kalimat: わ え い

べ う 。

Kosakata: イン ネシア

Kalimat: イン ネシア

Kosakata: う

Kalimat: う ゅ う

い 。

Kosakata: う

Kalimat: い うび う

べ う 。

Kosakata:

Kalimat: ゅ う

つ い 。

Kosakata: ゅ う

Kalimat: わ ゅ う

ゅ う

(63)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan observasi yang dilakukan didalam pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Siswa

Kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran sangat baik. Hal ini terlihat dari bahasa tubuh dan fokus pandangan mereka, kondisi kelas pun kondusif selama pembelajaran.

b. Guru

Suara guru nyaring dan dapat dengan jelas terdengar sampai ke bangku belakang. Penyampaian materi mudah dipahami karena menggunakan teknik drill dan tanya jawab yang tepat dengan media foto yang digunakan. Karena pergerakan guru dalam kelas (moving) dan gesture nya juga menarik semakin membuat siswa antusias dan memahami materi yang sedang disampaikan.

Pertanyaan-pertanyaan dari guru dapat dijawab dengan baik oleh siswa. Sedangkan pertanyaan dari siswa pada pertemuan ini tidak begitu banyak. Hal ini semakin memperlihatkan bahwa proses kegiatan belajar pada pertemuan ini sudah terlaksana dengan baik.

(64)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pertemuan ke-3 dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2012 pukul 11.00 – 12.30 WIB.

Pada pertemuan ke-3 ini kegiatan yang dilakukan adalah mengingat dan melatih kembali kosakata yang telah diberikan dan mengembangkan kosakata tersebut menjadi kalimat. Kemudian dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengukur kemampuan akhir siswa (setelah diberikan treatment). Posttest dilaksanakan selama 30 menit. Setelah posttest selesai dilaksanakan, diberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui pendapat dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media foto dalam pembelajaran.

Berdasarkan observasi yang dilakukan di dalam pembelajaran, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Siswa

Siswa terlihat sangat antusias dan siap untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang kondusif dan kesiapan alat tulis mereka di atas meja. Bahasa tubuh dan fokus pandangan mereka pun sudah menandakan mereka telah siap menerima pelajaran yang akan diberikan.

Pada saat proses belajar mengajar siswa terlihat aktif dan terus berinteraksi dengan guru.

(65)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Suara cukup nyaring dan jelas ke seluruh ruangan kelas. Moving atau penguasaan ruangan cukup baik yang membuat pelajaran semakin menarik. Bahan ajar dan metode pengajaran serta media pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Data Tes

Data ini diperoleh dari nilai tes awal (pretest), nilai akhir (posttest) dan nilai gain. Nilai gain yaitu selisih dari nilai pretest dan nilai posttest. Pretest dilaksanakan pada pertemuan ke-1 tanggal 9 Oktober 2012 di kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 40 dan jumlah soal 20 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 10 soal isian singkat. Hasil perolehan nilai pretest yang dilakukan sebelum treatment adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Nilai Pretest (sebelum treatment)

No Subjek Nilai Pretest (X)

1 sampel 1 40

2 sampel 2 70

(66)

Tuti Alawiyah,2013

PENGGUNAAN MEDIA FOTO UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOSAKATA MENJADI KALIMAT BAHASA JEPANG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar

gambar menunjukan kemampuannya dalam berbicara, meringkas, sekaligus
Tabel 3.1 Kisi-kisi Pre-test dan Post-test..........................………..       35
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Kisi-kisi angket penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan penggunaan media pembelajaran ular tangga dengan media pembelajaran flash cards terhadap kemampuan menghafal

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui perbedaan antara penggunaan media pembelajaran ular tangga dengan media pembelajaran flash cards terhadap kemampuan menghafal

Untuk mengetahui apakah benar media gambar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyusun atau mengembangkan paragraf,

menggunakan media permainan “ jigsaw puzzle” dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman dengan judul penelitian “Efektifitas Penggunaan Media.. Permainan “Jigsaw

Tujuan dari penelitian ini untuk memecahkan masalah pengaruh penggunaan media pembelajaran J-Word Game berbasis komputer terhadap penguasaan kosakata dan kalimat

PENGGUNAAN MEDIA FOTO OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA

Adapun yang menjadi tujuan penulisan dari tugas akhir ini adalah: mengetahui keefektivitasan penggunaan media audio visual dalam pemahaman kosakata Bahasa Mandarin

Berdasarkan hasil analisis data kelas kontrol dan kelas eksperimen yang telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan penguasaan kosakata pada pelajaran bahasa