• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI TEKNIK BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI TEKNIK BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Implementasi Teknik Bertanya Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Keterampilan Berargumentasi Siswa

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMPN 12 Bandung)

Iffa Latifatul Hijrah Muis 1103530

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya partisipasi siswa di kelas dalam berargumen. Untuk itu digunakan teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam berargumen. Metode yang digunakan adalah PTK melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, wawancara dan angket. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII B SMPN 12 Bandung. Hasil penelitian ini berupa (1) Perencanaan pembelajaran yang dilakukan melalui teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dengan pembuatan RPP yang mengacu pada KTSP, (2) Implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi memiliki peningkatan pada setiap siklusnya, (3) Kendala yang dihadapi berupa kurangnya ketegasan guru dalam menghadapi siswa yang mengobrol di kelas dan pengaturan situasi kelas, sedangkan solusi dalam mengatasi kendala tersebut guru perlu dan mampu untuk mengatur siatuasi kelas sehingga pembelajaran akan lebih efektif serta guru harus bersikap tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. (4) hasil penelitian ini berupa peroleh data setiap siklus yaitu partisipasi pada siklus I adalah 70,11%, siklus II memperoleh 77,14, siklus III memperoleh 82,53%. Sedangkan keterampilan argumentasi pada siklus I memperoleh 64,1%, siklus II 74,4%, siklus III diperoleh 78,5%

(2)

BAB 1

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan akan memaparkan tentang permasalahan yang

diteliti. Dalam pembahasan ini peneliti menyajikan latar belakang masalah,

rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

sistematika penulisan

A. Latar Belakang

Pembelajaran menurut Duffy dan Roehler (dalam Nurochim, 2013, hlm.

17) adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan

pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan

kurikulum. Warsita (2008, hlm. 85) mengemukakan bahwa pembelajaran

adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan

untuk membelajarkan peserta didik. Sedangkan Sadirman (dalam warsita,

2008, hlm. 85) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang

terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses

belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran menurut Nurochim (2013, hlm.

17) adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Selain

itu Winkel ( dalam Nurochim, 2013, hlm. 18) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung

proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem

yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung

yang dialami oleh siswa. Dari pengertian beberapa ahli tersebut maka

pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu aktivitas dimana ada proses belajar

di dalam diri seorang peserta didik. Nurochim (2013, hlm. 18) mengemukakan

bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Upaya sadar dan disengaja

2. Harus membuat siswa belajar

3. Tujuan harus lebih ditetapkan dulu sebelum proses dilaksanakan

(3)

2

Selain memiliki ciri-ciri, sebelum melakukan pembelajaran tentunya harus

ada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, diantaranya:

1. Perumusan tujuan pembelajaran dengan merumuskan kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran berakhir baik

berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.

2. Penilaian awal untuk melihat sejauh mana siswa memiliki kemampuan

untuk mempelajari suatu bahan pelajaran

3. Penyediaan materi pelajaran dan metode dipadukan untuk membantu

siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan

4. Penilaian akhir untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa

dalam pengajaran.

Dari langkah-langkah pembelajaran yang telai di uraikan di atas, maka

peneliti memahami bahwa untuk melakukan kegiatan pembelajaran diperlukan

persiapan yang matang di mulai dari menentukan tujuan, materi pelajaran serta

alat evaluasi untuk mengukur hasil dari pembelajaran tersebut.

Suatu pembelajaran berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa

baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga suatu pembelajaran

memiliki tujuan untuk membuat perubahan dalam tingkah laku maupun

pengetahuan siswa. Begitu pula dengan pembelajaran IPS,

IPS pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1970 yang kemudian

digunakan dalam kurikulum 1975. IPS merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP), IPS adalah mata pelajaran terpadu yang bertujuan untuk memberikan

pelajaran yang lebih bermakna kepada siswa sehingga materi pelajaran harus

disesuaikan dengan karakteristik siswa. Sedangkan pada Sekolah Menengah

Atas (SMA) mata pelajaran gabungan dari ekonomi, sosiologi, sejarah dan

geografi.

Secara garis besar tujuan dari IPS untuk mengembangkan potensi siswa

(4)

terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa

dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.. IPS dapat membantu

siswa untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai

dalam kehidupan bermasyarakat.

IPS menurut Sapriya (2012, hlm. 7) merupakan pelajaran yang

terintegrasi dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan mata pelajaran

social lainnya. Sedangkan menurut Somantri (2001, hlm. 92) mendefinisikan

IPS sebagai seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta

kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Sehingga dapat ditarik

makna bahwa pembelajaran IPS adalah interaksi dua arah antara guru dan

siswa yang terjadi komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

IPS memiliki tujuan untuk

Dalam pembelajaran IPS harus ada komunikasi antara guru dan siswa

sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada proses

pembelajaran, IPS harus menciptakan situasi yang kondusif sehingga proses

pembelajaran menjadi efektif. Pembelajaran yang efektif memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

1. Guru harus memahami serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

2. Pembelajaran berpusat pada siswa, siswa menjadi subjek utama.

3. Interaksi antara guru dan siswa, guru harus memahami serta dapat

menumbuhkan rasa percaya diri siswa.

4. Suasana demokratis, suasana kelas yang demokratis dapat memberikan

kesempatan siswa bagi untuk mengembangkan hak dan kewajibannya.

5. Variasi metode mengajar, dengan metode mengajar yang beragam guru

dapat menggunakan macam-macam metode pembelajaran sesuai dengan

materi yang akan diajarkan

6. Guru yang professional artinya guru harus memiliki keahlian yang

memadai dan cukup, memiliki rasa tanggagungjawab dan percaya diri.

7. Bahan yang digunakan harus sesuia dengan kurikulum yang berlaku.

8. Lingkungan yang kondusif, keberhasilan suatu pendidikan dipengaruhi

(5)

4

9. Sarana belajar yang menunjang, suatu proses pembelajaran akan

berlangsung efektif jika didukung oleh sarana yang memadai dan lengkap.

Dari beberapa ciri-ciri pembelajaran efektif, pembelajaran harus berpusat

kepada siswa. Peneliti memahami, jika pembelajaran terpusat kepada siswa

maka pelajaran yang diterima oleh siswa akan lebih bermakna.

Salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah adanya

partisipasi siswa dalam pembelajaran. Menurut Suryosubroto (2002, hlm.279)

partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian

tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dengan adanya partisipasi

siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana

pembelajaran yang kreatif, aktif dan menyenangkan sehingga tujuan

pembelajaran dapai dicapai dengan optimal.

Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dengan mengajukan

argumen ataupun melalui pertanyaan. Siswa yang mengajukan argumennya

kepada guru maka siswa tersebut sudah terangsang kemampuan berfikirnya

sehingga terciptanya interaksi yang baik antara siswa dan guru dalam proses

pembelajaran.

Argumentasi menurut Keraf (2004, hlm. 3) adalah suatu bentuk retorika

yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar

mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan

oleh penulis atau pembicara. Argumentasi ini bertujuan untuk membuktikan

suatu kebenaran sehingga orang lain meyakini kebenaran tersebut. Dalam

mengajukan argumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Hindari saling serang dengan kata-kata untuk mengajukan alasan

masing-masing

2. Jangan pernah mendiskusikan masalah penting ketika siswa merasa lelah

3. Biasanya dua orang yang sedang berdebat akan berlomba berbicara

4. Gunakan kalimat bernada simpatik untuk mendebat pendapatnya

5. Atur agar nada suara tetap lembut

6. Ketika perbedaan pendapat ada, hindari mengungkit kesalahan

(6)

Untuk mendorong siswa mengajukan argumen, guru dapat

memotivasinya dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Bertanya merupakan

hal yang biasa dilakukan oleh setiap orang untuk mendapatkan informasi.

Dengan bertanya dapat memperlihatkan tingkat pengetahuan seseorang.

Mengajukan pertanyaan oleh guru dapat membantu siswa aktif dalam

proses pembelajaran. Seperti Menurut Nasution (2000, hlm. 161) melalui

pertanyaan dapat mendorong siswa untuk berpikir ketika belajar. Dalam

mengajukan pertanyaan, harus memperhatikan kesesuaian pertanyaan dengan

materi yang sedang dibahas, kejelasan pertanyaan serta pertanyaan yang

singkat.

Berdasarkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka dalam

pelajaran IPS diharapkan siswa dapat berpartisipasi dalam proses

pembelajaran. Partisipasi siswa dapat dilakukan dengan mengajukan argumen.

Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran IPS siswa kurang

berpartisipasi, hal ini terlihat dari kelas yang relatif pasif.

Dari pemikiran di atas, peneliti melakukan observasi awal mengenai

pembelajaran IPS. Peneliti melakukan penelitian awal di kelas VIII B SMPN

12 Bandung. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa

masalah yang peneliti temukan, diantaranya:

1. Siswa rebut ketika proses pembelajaran berlangsung

2. Siswa tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi

3. Siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran

4. Siswa terbilang pasif, tidak ada yang bertanya sekaligus berargumen

Ketika pembelajaran IPS berlangsung, situasi kelas relatif pasif. Hanya

beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi

yang tengah dibahas sementara siswa yang lain melakukan aktifitas sendiri

seperti mengobrol, menggunakan HP dll. Guru tidak memberi teguran kepada

siswa yang tidak memperhatikan serta tidak terlalu banyak mengajuka

pertanyaan sehngga siswa kurang termotivasi untuk aktif. Sehingga dari

beberapa permasalahan yang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji

penelitian mengenai kurangnya partisipasi siswa ketika pembelajaran dalam

(7)

6

Dari fokus permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk

mengkaji penelitian dengan judul “Implementasi Teknik Bertanya Dalam

Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Keterampilan

Argumentasi Siswa (PTK Di Kelas VIII B SMPN 12 Bandung)”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi

masalah sebagai berikut.

1. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran

IPS

2. Kurangnya partisipasi siswa ketika pembelajaran IPS berlangsung, karena

banyak siswa yang tidak memperhatikan guru ketika menyampaikan

materi

3. Adanya dominasi di kelas. Siswa yang duduk di bagian depan kelas lebih

sering berpartisipasi daripada siswa yang duduk di bagian belakang

4. Kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan

guru ketika pembelajaran IPS berlangsung

C. Rumusan masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik bertanya dapat meningkatkan

partisipasi keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS, sehingga

rumusan masalah yang disajikan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi

dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII B SMPN 12 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi

dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas

VIII B SMPN 12 Bandung?

3. Bagaimana kendala yang dihadapi guru serta solusi dalam pelaksanaan

(8)

berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12

Bandung?

4. Bagaimana hasil yang diperoleh dari pelaksanaan teknik bertanya dalam

meningkatkan partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung?

D. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa

ketika pembelajaran IPS berlangsung dengan mengemukakan argumentasi

maupun dengan bertanya. Untuk itu peneliti merumuskan tujuan penelitian

berupa:

1. Untuk mengetahui proses penerapan teknik bertanya dalam meningkatkan

partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran

IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung

2. Untuk mengetahui pelaksanaan teknik bertanya dalam meningkatkan

partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran

IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung

3. Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru serta solusinya

dalam meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi siswa

melalui teknik bertanya di kelas VIII B SMPN 12 Bandung

4. Untuk mengetahui hasil implementasi teknik bertanya dalam

meningkatkan partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam

pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung

E. Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini berupa:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan akademik

sebagai kajian dalam memperlajari ilmu pendidikan yang khususnya

mengenai implemetasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi

keterampilan berargumentasi siswa di kelas VIII B SMPN 12 Bandung

(9)

8

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai upaya perbaikan implementasi teknik bertanya untuk

meningkatkan partisipasi keterampilan berargumentasi siswa. Manfaat

tersebut diantaranya adalah:

a. Untuk sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi sekolah untuk lebih

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS

b. Untuk guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru-guru

IPS untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran

berargumentasi, dapat menambah wawasan mengenai manfaat teknik

bertanya serta menambah wawasan mengenai cara memotivasi siswa

untuk aktif berpartisipasi ketika pembelajaran IPS berlangsung

c. Untuk Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa dan

siswa di kelas VIII B secara khusus dan umumnya bagi siswa siswa

SMPN 12 Bandung agar dapat melatih kemampuan berargumentasi,

memiliki keberanian dalam mengemukakan argumen, dapat

meningkatkan rasa percaya diri dalam mengemukakan argumen,

berpartisipasi ketika pembelajaran IPS berlangsung, pembelajaran IPS

dapat lebih bermakna, menghargai perbedaan pendapat di kelas, serta

mampu menyelesaikan masalah ketika pembelajaran IPS berlangsung.

d. Untuk peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti

sendiri. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran serta pengalaman

bagi peneliti dan dapat dijadikan bekal untuk menghadapi siswa dalam

mengimplementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi

dalam keterampilan berargumentasi siswa sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan memberikan

pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga dapat diingat

(10)

F. Sistematika penulisan

Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan sistematika penulisan, yaitu

1. Bab 1 Pendahuluan

Pada bab pendahuluan akan memaparkan tentang permasalahan yang

diteliti. Dalam pembahasan ini peneliti menyajikan latar belakang

masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian

serta sistematika penulisan

2. Bab 2 Kajian Pustaka

Bab ini peneliti menyajikan mengenai kajian teori dari berbagai

sumber yang dijadikan referensi untuk memperkuat teori yang akan

diteliti. Kajian yang dibahas pada bab ini adalah implementasi teknik

bertanya untuk meningkatkan partisipasi keterampilan argumentasi siswa

dalam pembelajaran IPS. Sumber yang digunakan merupakan buku yang

dibuat oleh para ahli dan beberapa skripsi yang sudah ada sehingga dapat

mendukung penelitian ini

3. Bab 3 Metodologi Penelitian

Pada bab metodelogi, peneliti menyajikan hlm-hlm mengenai tahap

penelitian seperti menentukan lokasi dan subjek penelitian, deskripsi

sekolah, metodelogi penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengambilan data

4. Bab 4 Hasil Penelitian

Pada bab hasil penelitian, peneliti menjelaskan mengenai hasil

penelitian serta pembahasan pelaksanaan penelitian mengenai

implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi

keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS

5. Bab 5 Kesimpulan

Pada bab terakhir atau bab kesimpulan ini, peneliti membahas

kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan

(11)

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

Pada bab metodelogi, peneliti menyajikan hal-hal mengenai tahap

penelitian seperti menentukan lokasi dan subjek penelitian, deskripsi

sekolah, metodelogi penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,

teknik pengambilan data

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12

Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudi No. 195 Kota Bandung.

Sedangkan subjek penelitian adalah siswa di kelas VIII B dengan jumlah

sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 20 siswa

perempuan. Peneliti melakukan penelitian di kelas ini karena terdapat masalah

yaitu adanya dominasi siswa yang aktif bertanya serta kurangnya partisipasi

siswa ketika pembelajaran IPS berlangsung.

B. Metodelogi dan Pendekatan Penelitian

1. Pengertian Pendekatan Kualitatif

Pendekatan kualitatif menurut Umar (2008, hlm. 4) dimaksudkan untuk

memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya

secara aktif dalam seluruh proses studi. Wirartha (2006, hlm. 134)

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan

pada kondisi objek yang alami. Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Strauss

(dalam Umar, 2008, hlm. 4) adalah

a. sumber data langsung

b. bersifat deskriptif

c. lebih menekankan proses daripada hasil

(12)

2. Penelitian Tindakan Kelas

Metode yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

(PTK). PTK menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 24) adalah suatu

bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam

situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Menurut

Burns (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 24) PTK adalah penerapan berbagai fakta

yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk

meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi

dan kerjasama para peneliti dan praktisi. Sedangkan PTK menurut McNiff (

dalam kusumah dan dwitagama, 2012, hlm. 8) adalah bentuk penelitian

reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan

sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. Dari pengertian yang

dikemukakan oleh para ahli, maka pengertian PTK dapat diartikan sebagai

suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di dalam kelas.

PTK digunakan untuk memperbaiki permasalahan dikelas serta untuk

meningkatkan kualitas mengajar. Kusumah dan dwitagama (2012, hlm. 9)

merumuskan pengertian PTK sebagai penelitian yang dilakukan oleh

dikelasnya sendiri dengan cara:

a. Merencanakan

b. Melaksanakan

c. Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dengan tujuan memperbaiki

kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat

Peneliti menggunakan PTK sebagai metode penelitian karena PTK

memiliki beberapa keunggulan seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1983,

hlm. 13) diantaranya adalah:

a. Praktis dan langsung relevan pada situasi yang aktual

b. Kerangka kerjanya teratur

c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif

d. Fleksibel dan adaptif

e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran

f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas

(13)

39

Dari penjelasan di atas, maka peneliti memahami bahwa dengan

menggunakan PTK di kelas akan lebih akurat karena dilakukan sesuai dengan

kondisi yang ada yang diperoleh melalui pengamatan langsung.

PTK memiliki tujuan seperti yang dikemukakan oleh Grundy dan Kemmis

(dalam Sanjaya, 2011, hlm. 30) yaitu:

a. Peningkatan praktis

Tujuan penelitian adalah untuk menemukan sesuatu terlepas dari

kebutuhan dan tuntutan masyarakat.

b. Pengembangan professional

Sifat dari seorang yang memiliki profesionalisme adalah memiliki

keinginan untuk meningkatkan kualitas kinerja agar menjadi lebih baik

untuk mencapai hasil yang optimal.PTK adalah salah satu sarana yang

dapat mengembangkan sikap professional seorang guru.

c. Peningkatan situasi tempat praktik berlangsung

Guru yang profesional dalam mengerjakan tugasnya akan memanfaatkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan PTK adalah cara yang dapat

dilakukan oleh guru untuk memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan

kualitas kenerjanya.

3. Prinsip dasar PTK

Ada beberapa prinsip dasar PTK yang harus diperhatikan, diantaranya:

a. Berkelanjutan yang artinya PTK merupakan upaya yang berkelanjutan

secara siklustis

b. Integral yang artinya PTK merupakan bagian integral dari konteks yang

diteliti

c. Ilmiah yang artinya diagnosis masalah berdasarkan pada kejadian nyata

d. Motivasi dari dalam yang artinya PTK memberikan motivasi untuk

memperbaiki kualitas yang tumbuh dari dalam

e. Lingkup yang artinya masalah dalam PTK tidak dibatasi pada masalah

(14)

Selain beberapa prinsip diatas, PTK juga memiliki karakteristik

diantaranya:

a. Tujuan utama PTK adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar

b. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis

c. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran

d. Tanggungjawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru

C. Desain penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada

model kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan

pengembangan konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin akan tetapi

tindakan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan.

Pada model Kemmis dan Mc Taggart, ada beberapa komponen-komponen

yang dilihat sebagai siklus. Siklus sendiri menurut Kusumah dan Dwitagama

(2012, hlm. 21) adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus dalam model ini tidak hanya

berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang

[image:14.595.117.527.480.678.2]

diharapkan.

Gambar: 3.1 Bagan alur penelitian kemmis dan taggart

Sukardi (2013, hlm. 8) obser

act

obser

act

plan plan

(15)

41

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan rancangan tindakan sistematis untuk

meningkatkan apa yang hendak terjadi. Perencanaan dilakukan setelah

peneliti mengetahui masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran

2. Tindakan

Setelah menyusun perencanaan, maka ada tindakan sebagai wujud dari

perencanaan tersebut. Tindakan harus dilakukan secara hati-hati dan

merupakan kegiatan praktis yang terencana

3. Pengamatan

Pengamatan berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan

tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Dalam observasi

mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan maupun yang tidak

diharapkan

4. Refleksi

Setelah diamati, peneliti melakukan pengkajian dari tindakan yang

sudah dilakukan terhadap subjek penelitian. Dalam refleksi dilakukan

secara berdiskusi dengan peneliti yang lain

D. Prosedur penelitian

Prosedur penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu:

1. Perencanaan

a. Menentukan jadwal penelitian.

b. Menentukan kelas untuk penelitian

c. Melakukan observasi awal sebelum dilakukanya tindakan.

d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

e. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Tindakan

a. Melaksanakan RPP yang sudah dipersiapkan

b. Melakukan penilaian dan pengolahan data setelah tindakan selesai

(16)

3. Observasi

a. Menggunakan instrumen penelitian sebagai alat pengambilan data

ketika proses pembelajaran berlangsung

b. Memperhatikan kendala yang ditemukan ketika pembelajaran

berlangsung

c. Memperhatikan peningkatan partisipasi dan keterampilan

berargumentasi siswa

4. Refleksi

a. Berdiskusi dengan guru mitra yang melalukan pengamatan tentang

hasil pembelajaran

b. Membuat perbaikan pada tindakan selanjutnya

E. Definisi operasional

1. Pembelajaran IPS

Somantri (dalam Sapriya, 2012, hlm. 11) mendefinisikan IPS sebagai

penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan

dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.

2. Partisipasi

Menurut Suryosubroto (2002, hlm. 279) partisipasi adalah keterlibatan

mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut

bertanggung jawab didalamnya. Inditornya adalah minat siswa,

memperhatikan guru, memperhatikan kelompok lain, berani

mengemukakan pendapat dan ide, berani mengajukan pertanyaan, aktif,

mengerjakan dan mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan dari guru

dan siswa lain, memberi tanggapan, membuat kesimpulan dan

memecahkan masalah

3. Teknik bertanya

Menurut Asril ( 2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa bertanya adalah

(17)

43

4. Keterampilan argumentasi

Argumentasi menurut Kamus Bahasa Indonesia yang di unduh dari

http://kamusbahasaindonesia.org/argumen/mirip adalah alasan untuk

memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.

Indikatornya adalah pemahaman materi, menanggapi materi, ketepatan

berbahasa, keanalitisan berpendapat, kelogisan berargumentasi, kreatifitas

pembicaraan dan pemecahan masalah

F. Instrumen penelitian

Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data dari lapangan, peneliti

menggunakan beberapa instrumen yang tepat dan sesuai sehingga masalah

yang diteliti dapat dipecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini diantaranya:

1. Lembar observasi

Lembar observasi merupakan alat pengumpul data yang digunakan

ketika pembelajaran IPS berlangsung. lembar observasi dilakukan dengan

tujuan agar peneliti memperoleh informasi yang akurat ketika proses

pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan teknik bertanya

untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengemukakan argument

Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi partisipasi

siswa dan lembar observasi keterampilan argumentasi, hal ini dilakukan

untuk melihat pencapaian teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi

siswa dalam memberikan argumentasi.

Lembar observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (V) pada

kriteria yang sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Lembar observasi

diisi oleh guru mitra yang sekaligus sebagai observer. Instrumen penilaian

ini dijelaskan dalam kisi-kisi yang terdiri dari variabel, deskripsi serta

(18)
[image:18.595.104.516.100.746.2]

Tabel 3.1

Lembar observasi kinerja guru

No Aspek yang dinilai B C K

A Kegiatan awal

1 Guru datang tepat waktu

2 Guru mengucapkan salam

3 Guru memimpin doa

4 Guru mengkondisikan siswa

5 Guru mengecek kebersihan kelas

6 Guru mengecek daftar hadir siswa

7 Guru menginformasikan materi yang akan dibahas

8 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai

B Kegiatan inti

1 Guru membuat gambaran mengenai materi yang akan

dibahas

2 Guru menjelaskan materi yang dibahas kepada siswa

3 Guru merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi

4 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai

materi yang dibahas

5 Guru mengajukan pertanyaan dengan singkat dan jelas

6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas

7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pendapat mengenai materi yang dibahas

8 Guru memberikan tugas LKS kepada siswa

C Kegiatan akhir

1 Guru memberikan post test kepada siswa mengenai

materi yang dibahas

2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

(19)

45

3 Guru membuat kesimpulan menyeluruh dari pendapat

siswa

4 Siswa bersama guru menutup pembelajaran

5 Siswa bersama guru mengucapkan salam

Keterangan nilai

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

Tabel 3.2

Lembar observasi siswa pada peningkatan partisipasi

(20)

MR M NU

NA

PN

RN

RP

SN

SY

SS

SA

SC

TH

TD

TA

WP M AS RP

[image:20.595.102.516.79.495.2]

Keterangan nilai Baik : 3 Cukup : 2 Kurang : 1

Tabel 3.3

Lembar observasi siswa pada peningkatan keterampilan argumentasi siswa

nama Indikator

Pemaha

man

Menangg

api

bahasa Analitis kelogisan Kreatif

itas

Pemecahan

masalah

AG

AT

AA

AZ

AS

BD

DF

(21)

47

DA

EF

FA

FN

FI

HF

LS

MA

MAF

MAP

MF

MG

MR

MRM

NU

NA

PN

RN

RP

SN

SY

SS

SA

SC

TH

TD

TA

WP

MAS

(22)

Keterangan nilai

Baik : 3

Cukup : 2

Kurang : 1

2. Lembar catatan lapangan

Sumber lapangan yang penting adalah catatan lapangan yang dibuat

peneliti ketika melakukan pengamatan observasi. Dalam lembar catatan

lapangan digunakan untuk menuliskan hal-hal yang tidak tercantum

didalam lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk

mengetahui refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan

menggunakan teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi

keterampilan argumentasi siswa.

Format lembar catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu,

mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian berlangsung

meliputi berbagai aspek seperti suasana kelas, pengelolaan kelas,

[image:22.595.139.516.458.549.2]

hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa

Tabel 3.4

Format lembar catatan lapangan

No Siklus Tanggal Temuan permasalahan

1 I

2 II

3 III

3. Lembar wawancara

Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa

mengenai pembelajaran IPS pengajuan pertanyaan maupun argumentasi

serta partisipasi siswa. wawancara yang digunakan adalah wawancara

(23)
[image:23.595.150.517.96.568.2]

49

Tabel 3.5

Lembar pedoman wawancara

No Pertanyaan Jawaban responden

1 Sebelum melakukan pembelajaran apakah

Ibu selalu membuat RPP?

2 Apakah dalam pembelajaran IPS siswa

ikut berpartisipasi secara aktif?

3 Untuk meningkatkan partisipasi siswa,

media apa saja yang biasa Ibu gunakan?

4 Metode apa saja yang biasa Ibu gunakan

dalam proses pembelajaran?

5 Apakah dalam proses pembelajaran

berlangsung banyak siswa yang bertanya?

6 Apakah dalam proses pembelajaran

berlangsung banyak siswa yang

mengemukakan argumen terhadap materi

yang dibahas?

7 Apakah Ibu menggunakan teknik bertanya

untuk meningkatkan kemampuan siswa

dalam berargumen?

8 Apakah sering menggunakan metode

diskusi untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam berargumen?

4. Angket

Angket merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan

memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk menilai kinerja

peneliti selama proses pembelajaran serta untuk mengetahui tingkat

keberhasilan tindakan yang peneliti lakukan dalam menggunakan teknik

(24)

Angket diberikan kepada siswa setiap siklus untuk mengetahui

perkembangan partisipasi siswa dalam mengemukakan argumentasi.

Kriteria penilaian yang digunakan dalam angket ini adalah selalu, sering,

kadang-kadang, tidak pernah. Angket terlampir

G. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi menurut Fathoni (2006, hlm. 104) adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengematan dengan

disertai pencatatan terhadap keadaan objek sasaran. Sedangkan Hadi

(dalam sugiyono, 2012, hlm. 203) adalah suatu proses kompleks, proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang tengah berlangsung. Observasi dalam

penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktifitas siswa

dan guru sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus

selanjutnya.

Proses observasi ini berlangsung dengan cara melihat,

mendokumentasikan dan mencatat kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi dan

keterampilan argumentasi siswa.

2. Wawancara

Wawancara menurut Fathoni (2006, hlm. 105) adalah teknik

pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu

arah. Esterberg (dalam sugiyono, 2012, hlm. 319) mengemukakan

wawancara terbagi menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, wawancara

semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan Keraf (1979,

hlm. 161) mengemukakan arti wawancara sebagai suatu cara untuk

mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada

(25)

51

Wawancara memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu dapat

dipertanggung jawabkan, mempunyai nilai yang tinggi, serta dapat

menghindari kesalahpahaman. Menurut Sudjana ( 2010, hlm. 68) ada tiga

hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu tahap

awal pelaksanan wawancara, penggunaan pertanyaan dan pencatatan hasil

wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data penelitian dari

guru IPS

3. Angket

Menurut sugiyono (2012, hlm. 199) angket adalah teknik pengumpulan

data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab. Penggunaan angket dalam pengumpulan data

memiliki keuntungan yaitu peneliti dapat memperoleh data yang cukup

banyak.

Angket dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti

megetahui tingkat keberhasilan teknik bertanya untuk meningkatkan

partisipasi dan keterampilan argumentasi berdasarkan pengalaman yang

siswa alami. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII B yang

berjumlah 38 siswa dan diberikan pada setiap siklus.

H. Prosedur Pengumpulan Data

1. Prosedur penyelesaian administasi

Peneliti akan menguraikan proses penelitian agar berjalan dengan lancar.

Persiapan tersebut diantaranya adalah:

a. Tahap persiapan penelitian

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengajuan proposal

penelitian. Kemudian proposal penelitian tersebut peneliti seminarkan kepada

dosen pembimbing skripsi satu dan dosen pembimbing skripsi dua untuk

mendapatkan koreksi, perbaikan sehingga mencapai persetujuan dan

pengesahan.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal pada

(26)

yang ada di kelas. Kelas yang menjadi focus penelitian peneliti adalah kelas

yang menjadi tanggung jawab peneliti selama proses program pengalaman

lapangan (PPL) yaitu kelas VIII B.

b. Tahap pelaksanaan penelitian

1) Tahap perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra mengenai

permasalahan yang ada selama proses pembelajaran. Peneliti merancang

langkah-langkah pembelajaran serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Peneliti melakukan penelitian di kelas VIII B dengan jumlah siswa

sebanyak 38 orang.

2) Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan wawanca dengan guru tentang

pembelajaran yang selama ini dilakukan. Kegiatan utama dalam

penelitian ini adalah implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan

partisipasi keterampilan argumentasi siswa pada pembelajaran IPS.

2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

a. Tahap pra penelitian

Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:

1) Melakukan observasi ke sekolah untuk mencari permasalahan yang akan

diteliti

2) Merumuskan masalah penelitian

3) Menentukan subjek penelitian

4) Membuat proposal penelitian

5) Mengajukan surat permohonan izin penelitian

6) Membuat pedoman wawancara, lembar observasi, angket dan lembar

catatan lapangan

b. Tahap penelitian

Berdasarkan prosedur PTK maka penelitian ini terjadi dari empat tahap yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peneliti uraikan keempat

tahap tersebut sebagai berikut:

(27)

53

Pada tahap ini peneliti mengindentifikasi masalah yang ada serta cara

pemecahannya. Peneliti membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang menyangkut materi pelajaran, indikator, tujuan pembelajaran,

metode pembelajaran, media pembelajaran, skenario pembelajaran, alat

evaluasi, serta menyediakan lembar observasi, lembar catatan lapangan.

2) Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan yang berpedoman kepada

RPP yang telah dibuat oleh peneliti

3) Refleksi

Pada tahap ini peneliti serta guru mitra melakukan pengamatan dengan

menggunakan lembar observasi dan lembar catatan lapangan

4) Refleksi

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mitra mengenai tindakan

yang telah dilakukan. Pada diskusi ini membicarakan mengenai

kekurangan serta kendala yang peneliti maupun guru mitra temukan

ketika pembelajaran berlangung. Dalam tahap refleksi ini digunakan

sebagai acuan untuk perbaikan pada siklus kedua dan siklus ketiga

sehingga memperoleh peningkatan yang signifikan.

I. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini penting dilakukan analisis data untuk mendapatkan

hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan

dua jenis analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif.

1. Pendekatan kualitatif

Pendekatan kualitatif menurut Umar (2008, hlm. 4) dimaksudkan untuk

memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan

dirinya secara aktif dalam seluruh proses studi. Wirartha (2006, hlm. 134)

mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang

dilakukan pada kondisi objek yang alami. Pada kualitatif akan dijelaskan

(28)

a. Reduksi data

Dalam reduksi data, setiap data yang diperoleh dari berbagai sumber

ditelaah serta dibuat rangkuman serta diklasifikasikan untuk setiap

pertemuan dengan responden.

b. Penampilan data

Pada penampilan data peneliti menyusun data yang ada sehingga

informasi dapat disimpulkan dengan membuat hubungan antar variabel

sehingga peneliti lain mengerti apa yang sudah terjadi.

c. Verifikasi

Verifikasi ini mengarah kepada mengambilan kesimpulan. Dalam

tahap ini peneliti harus membuat kesimpulan secara terbuka sehingga

masih dapat menerima masukan data dari peneliti lai

2. Pendekatan kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui perkembangan

peningkatan partisipasi siswa dalam mengemukakan argumen melalui

penerapan teknik bertanya. Perkembangan tersebut didapat dari angket

yang telah diisi oleh siswa yang kemudian dihitung berupa presetase.

Setelah mendapatkan hasil presentase, kemudian angket dideskripsikan.

Analisis data kuantitatif digunakan pada angket yang telah diisi oleh siswa

pada setiap siklus untuk melihat hasil akhir dari penelitian yang peneliti

lakukan.

a. Cara untuk melakukan analisis data angket

P = F x 100%

N

Keterangan ;

P = Jumlah prsentase yang dicari

F= Jumlah frekuensi jawaban untuk tiap aternatif jawaban

(29)

55

Kriteria nilai:

Kemudian hasil perhitungan yang sudah menjadi presentase dan

ditampilkan dalam bentuk tabel, kemudian peneliti mendeskripsikan hasil

analisis dalam bentuk deskripsi sehingga memudahkan hasil penelitian

dapat lebih dimengerti. Pada penilaian angket menggunakan skala selalu,

sering, kadang-kadang, tidak pernah.

b. Perhitungan aktifitas kerja guru dan aktifitas siswa

Presentase kerja guru = perolehan skor x 100%

Seluruh aktivitas

Presentase aktivitas siswa = perolehan skor x 100%

Seluruh aktivitas

Kriteria nilai

Perdikat Presentase

Baik 75% - 100%

Cukup 50% - 74%

Kurang 25% - 49 %

Perdikat Presentase

Baik 75% - 100%

Cukup 50% - 74%

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil

analisis serta saran berisi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk

penerapan hasil penelitian.

A. Kesimpulan

1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan melalui implementasi teknik bertanya

untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dilakukan dengan

menyusun RPP yang mengacu kepada kurikulum 2006 atau KTSP yang sesuai

dengan SK dan KD yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran digunakan teknik

bertanya dengan jenis pertanyaan yang berbeda dimulai dari pertanyaan

pengetahuan yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap

materi, pertanyaan pemahaman dengan tujuan siswa dapat menjawab pertanyaan

dengan menyusun sendiri kata-katanya berdasarkan informasi yang diketahuinya

sampai pertanyaan evaluasi dimana siswa diharapkan mampu menjawab

pertanyaan dengan sebuat pendapat.

2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui teknik bertanya untuk

meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dengan menggunakan

teknik bertanya dilakukan sebanyak enam kali pertemuan dalam tiga kali siklus.

Pelaksaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disusun. Kinerja guru

mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Data yang diperoleh pada siklus I

adalah 54,2% kategori baik dengan jumlah perolehan 13 poin, 29,2% kategori

cukup dengan jumlah perolehan 7 poin dan 16,6% kategori kurang dengan

perolehan 4 poin. Data ini menunjukkan bahwa guru kurang optimal dalam

pelaksanaan pembelajaran karena itu diperlukannya peningkatan pada siklus

berikutnya. Data yang diperoleh dari sikus II adalah 75% kategori baik dengan

jumlah perolehan 18 poin, 16,6% kategori cukup dengan jumlah perolehan 4 poin

(31)

182

bahwa kinerja guru sudah mengalami peningkatan. Data yang diperoleh pada

siklus III adalah 83,3% kategori baik dengan jumlah perolehan 20 poin, 16,7%

kategori cukup dengan jumlah perolehan 4 poin dan 0% kategori kurang dengan

jumlah perolehan 0 poin.

3. Kendala dan solusi impelementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi

dan keterampilan argumentasi adalah kurangnya ketegasan guru dalam

menghadapi siswa yang mengobrol di kelas serta pengaturan situasi kelas. Solusi

untuk permasalahan tersebut adalah guru perlu dan harus mampu untuk mengatur

siatuasi kelas sehingga pembelajaran akan lebih efektif serta guru harus bersikap

tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.

4. Hasil penelitian dari impelementasi teknik bertanya untuk meningkatkan

partisipasi dan keterampilan argumentasi berupa siklus pertama hasil yang

diperolah kurang optimal. Akan tetapi mengalami peningkatan pada siklus kedua

dan ketiga. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah teknik bertanya

mampu meningkatkan partisipasi keterampilan argumentasi siswa pada

pembelajaran IPS. Perolehan nilai partisipasi pada siklus I adalah 70,11% dengan

kategori cukup, sedangkan pada siklus II memperoleh 77,14 dengan kategori baik.

Kemudian pada siklus III memperoleh 82,53 dengan kategori baik. Sedangkan

keterampilan argumentasi pada siklus I memperoleh 64,1% dengan kategori

cukup. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa siswa kurang memiliki keterampilan

mengemukakan argumentasi, untuk itu diperlukan peningkatan pada siklus

berikutnya. Data yang diperoleh pada siklus II 74,4% dengan kategori cukup.

(32)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti

memberikan bebepara saran, diantaranya:

1. Sekolah

Diharapkan sekolah memperhatikan kelas yang belum berpartisipasi serta

memberikan masukan kepada guru-guru untuk lebih maksimal dalam mengajar

sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi khususnya dalam pembelajaran IPS.

2. Guru

Guru perlu mengembangkan pembelajaran baik melalui teknik bertanya maupun

yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa

sehingga siswa mempu memahami materi dengan baik. Guru juga perlu untuk

mendorong dan melatih siswa dalam mengeluarkan argumentasinya.

3. Siswa

Dengan penggunaan teknik bertanya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi

siswa dalam mengemukakan argumen. Diharapkan dengan adanya penggunaan

teknik bertanya, siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat maupun

mengajukan pertanyaan serta mampu menghargai perbedaan pendapat yang ada.

Gambar

Gambar: 3.1 Bagan alur penelitian kemmis dan taggart
Tabel 3.1 Lembar observasi kinerja guru
Tabel 3.3
Tabel 3.4
+2

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Penggunaan Metode Active Learning Terhadap Pembelajaran Insya Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu.. عجارملا زاجه ىمهف

Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pelajaran IPA materi gaya. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]

Dalam rangka pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti menyusun instrumen penelitian berupa lembar validasi draft pengembangan aplikasi CD interaktif operasi

Aplikasi CD Interaktif yang dikembangkanberisikan menu yakni materi operasi hitung perkalian dengan penjumlahan berulang satu angka (satuan) dengan satu angka (satuan) dan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai Hubungan antara perilaku PSN (3M Plus) berfokus pada kebiasaan masyarakat yang biasa

• Jika instalasi berada di tempat yang sangat terpencil, maka perusahaan harus menyediakan pelayanan tersebut, dijajaki kerjasama dengan pemerintah setempat;.. Sistem Manajemen

Apapun yang ingin anda sajikan mulai dari yang sederhana hingga makalah atau literatur ilmiah yang rumit sekalipun dalam bentuk animasi, mulai dari 2d flash maupun yang lebih mumpuni