ABSTRAK
Implementasi Teknik Bertanya Dalam Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Keterampilan Berargumentasi Siswa
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII B SMPN 12 Bandung)
Iffa Latifatul Hijrah Muis 1103530
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya partisipasi siswa di kelas dalam berargumen. Untuk itu digunakan teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam berargumen. Metode yang digunakan adalah PTK melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, wawancara dan angket. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII B SMPN 12 Bandung. Hasil penelitian ini berupa (1) Perencanaan pembelajaran yang dilakukan melalui teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dengan pembuatan RPP yang mengacu pada KTSP, (2) Implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi memiliki peningkatan pada setiap siklusnya, (3) Kendala yang dihadapi berupa kurangnya ketegasan guru dalam menghadapi siswa yang mengobrol di kelas dan pengaturan situasi kelas, sedangkan solusi dalam mengatasi kendala tersebut guru perlu dan mampu untuk mengatur siatuasi kelas sehingga pembelajaran akan lebih efektif serta guru harus bersikap tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran. (4) hasil penelitian ini berupa peroleh data setiap siklus yaitu partisipasi pada siklus I adalah 70,11%, siklus II memperoleh 77,14, siklus III memperoleh 82,53%. Sedangkan keterampilan argumentasi pada siklus I memperoleh 64,1%, siklus II 74,4%, siklus III diperoleh 78,5%
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan akan memaparkan tentang permasalahan yang
diteliti. Dalam pembahasan ini peneliti menyajikan latar belakang masalah,
rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika penulisan
A. Latar Belakang
Pembelajaran menurut Duffy dan Roehler (dalam Nurochim, 2013, hlm.
17) adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan
pengetahuan professional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum. Warsita (2008, hlm. 85) mengemukakan bahwa pembelajaran
adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan
untuk membelajarkan peserta didik. Sedangkan Sadirman (dalam warsita,
2008, hlm. 85) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah usaha-usaha yang
terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses
belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran menurut Nurochim (2013, hlm.
17) adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Selain
itu Winkel ( dalam Nurochim, 2013, hlm. 18) mengemukakan bahwa
pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung
proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrem
yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung
yang dialami oleh siswa. Dari pengertian beberapa ahli tersebut maka
pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu aktivitas dimana ada proses belajar
di dalam diri seorang peserta didik. Nurochim (2013, hlm. 18) mengemukakan
bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Upaya sadar dan disengaja
2. Harus membuat siswa belajar
3. Tujuan harus lebih ditetapkan dulu sebelum proses dilaksanakan
2
Selain memiliki ciri-ciri, sebelum melakukan pembelajaran tentunya harus
ada langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan, diantaranya:
1. Perumusan tujuan pembelajaran dengan merumuskan kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah pembelajaran berakhir baik
berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2. Penilaian awal untuk melihat sejauh mana siswa memiliki kemampuan
untuk mempelajari suatu bahan pelajaran
3. Penyediaan materi pelajaran dan metode dipadukan untuk membantu
siswa mencapai tujuan pembelajaran yang diharapakan
4. Penilaian akhir untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar siswa
dalam pengajaran.
Dari langkah-langkah pembelajaran yang telai di uraikan di atas, maka
peneliti memahami bahwa untuk melakukan kegiatan pembelajaran diperlukan
persiapan yang matang di mulai dari menentukan tujuan, materi pelajaran serta
alat evaluasi untuk mengukur hasil dari pembelajaran tersebut.
Suatu pembelajaran berupaya untuk meningkatkan kemampuan siswa
baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor. Sehingga suatu pembelajaran
memiliki tujuan untuk membuat perubahan dalam tingkah laku maupun
pengetahuan siswa. Begitu pula dengan pembelajaran IPS,
IPS pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1970 yang kemudian
digunakan dalam kurikulum 1975. IPS merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP), IPS adalah mata pelajaran terpadu yang bertujuan untuk memberikan
pelajaran yang lebih bermakna kepada siswa sehingga materi pelajaran harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa. Sedangkan pada Sekolah Menengah
Atas (SMA) mata pelajaran gabungan dari ekonomi, sosiologi, sejarah dan
geografi.
Secara garis besar tujuan dari IPS untuk mengembangkan potensi siswa
terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa
dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.. IPS dapat membantu
siswa untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai
dalam kehidupan bermasyarakat.
IPS menurut Sapriya (2012, hlm. 7) merupakan pelajaran yang
terintegrasi dari sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan mata pelajaran
social lainnya. Sedangkan menurut Somantri (2001, hlm. 92) mendefinisikan
IPS sebagai seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora serta
kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan. Sehingga dapat ditarik
makna bahwa pembelajaran IPS adalah interaksi dua arah antara guru dan
siswa yang terjadi komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
IPS memiliki tujuan untuk
Dalam pembelajaran IPS harus ada komunikasi antara guru dan siswa
sehingga tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Pada proses
pembelajaran, IPS harus menciptakan situasi yang kondusif sehingga proses
pembelajaran menjadi efektif. Pembelajaran yang efektif memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Guru harus memahami serta dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
2. Pembelajaran berpusat pada siswa, siswa menjadi subjek utama.
3. Interaksi antara guru dan siswa, guru harus memahami serta dapat
menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
4. Suasana demokratis, suasana kelas yang demokratis dapat memberikan
kesempatan siswa bagi untuk mengembangkan hak dan kewajibannya.
5. Variasi metode mengajar, dengan metode mengajar yang beragam guru
dapat menggunakan macam-macam metode pembelajaran sesuai dengan
materi yang akan diajarkan
6. Guru yang professional artinya guru harus memiliki keahlian yang
memadai dan cukup, memiliki rasa tanggagungjawab dan percaya diri.
7. Bahan yang digunakan harus sesuia dengan kurikulum yang berlaku.
8. Lingkungan yang kondusif, keberhasilan suatu pendidikan dipengaruhi
4
9. Sarana belajar yang menunjang, suatu proses pembelajaran akan
berlangsung efektif jika didukung oleh sarana yang memadai dan lengkap.
Dari beberapa ciri-ciri pembelajaran efektif, pembelajaran harus berpusat
kepada siswa. Peneliti memahami, jika pembelajaran terpusat kepada siswa
maka pelajaran yang diterima oleh siswa akan lebih bermakna.
Salah satu pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah adanya
partisipasi siswa dalam pembelajaran. Menurut Suryosubroto (2002, hlm.279)
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian
tujuan dan ikut bertanggung jawab didalamnya. Dengan adanya partisipasi
siswa dalam pembelajaran sangat penting untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang kreatif, aktif dan menyenangkan sehingga tujuan
pembelajaran dapai dicapai dengan optimal.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran dapat dengan mengajukan
argumen ataupun melalui pertanyaan. Siswa yang mengajukan argumennya
kepada guru maka siswa tersebut sudah terangsang kemampuan berfikirnya
sehingga terciptanya interaksi yang baik antara siswa dan guru dalam proses
pembelajaran.
Argumentasi menurut Keraf (2004, hlm. 3) adalah suatu bentuk retorika
yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar
mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh penulis atau pembicara. Argumentasi ini bertujuan untuk membuktikan
suatu kebenaran sehingga orang lain meyakini kebenaran tersebut. Dalam
mengajukan argumen ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:
1. Hindari saling serang dengan kata-kata untuk mengajukan alasan
masing-masing
2. Jangan pernah mendiskusikan masalah penting ketika siswa merasa lelah
3. Biasanya dua orang yang sedang berdebat akan berlomba berbicara
4. Gunakan kalimat bernada simpatik untuk mendebat pendapatnya
5. Atur agar nada suara tetap lembut
6. Ketika perbedaan pendapat ada, hindari mengungkit kesalahan
Untuk mendorong siswa mengajukan argumen, guru dapat
memotivasinya dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Bertanya merupakan
hal yang biasa dilakukan oleh setiap orang untuk mendapatkan informasi.
Dengan bertanya dapat memperlihatkan tingkat pengetahuan seseorang.
Mengajukan pertanyaan oleh guru dapat membantu siswa aktif dalam
proses pembelajaran. Seperti Menurut Nasution (2000, hlm. 161) melalui
pertanyaan dapat mendorong siswa untuk berpikir ketika belajar. Dalam
mengajukan pertanyaan, harus memperhatikan kesesuaian pertanyaan dengan
materi yang sedang dibahas, kejelasan pertanyaan serta pertanyaan yang
singkat.
Berdasarkan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, maka dalam
pelajaran IPS diharapkan siswa dapat berpartisipasi dalam proses
pembelajaran. Partisipasi siswa dapat dilakukan dengan mengajukan argumen.
Namun pada kenyataannya, dalam pembelajaran IPS siswa kurang
berpartisipasi, hal ini terlihat dari kelas yang relatif pasif.
Dari pemikiran di atas, peneliti melakukan observasi awal mengenai
pembelajaran IPS. Peneliti melakukan penelitian awal di kelas VIII B SMPN
12 Bandung. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti ada beberapa
masalah yang peneliti temukan, diantaranya:
1. Siswa rebut ketika proses pembelajaran berlangsung
2. Siswa tidak memperhatikan guru ketika menjelaskan materi
3. Siswa kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
4. Siswa terbilang pasif, tidak ada yang bertanya sekaligus berargumen
Ketika pembelajaran IPS berlangsung, situasi kelas relatif pasif. Hanya
beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai materi
yang tengah dibahas sementara siswa yang lain melakukan aktifitas sendiri
seperti mengobrol, menggunakan HP dll. Guru tidak memberi teguran kepada
siswa yang tidak memperhatikan serta tidak terlalu banyak mengajuka
pertanyaan sehngga siswa kurang termotivasi untuk aktif. Sehingga dari
beberapa permasalahan yang di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji
penelitian mengenai kurangnya partisipasi siswa ketika pembelajaran dalam
6
Dari fokus permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengkaji penelitian dengan judul “Implementasi Teknik Bertanya Dalam
Pembelajaran IPS Untuk Meningkatkan Partisipasi Dan Keterampilan
Argumentasi Siswa (PTK Di Kelas VIII B SMPN 12 Bandung)”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mengidentifikasi
masalah sebagai berikut.
1. Guru lebih banyak menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran
IPS
2. Kurangnya partisipasi siswa ketika pembelajaran IPS berlangsung, karena
banyak siswa yang tidak memperhatikan guru ketika menyampaikan
materi
3. Adanya dominasi di kelas. Siswa yang duduk di bagian depan kelas lebih
sering berpartisipasi daripada siswa yang duduk di bagian belakang
4. Kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan
guru ketika pembelajaran IPS berlangsung
C. Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana teknik bertanya dapat meningkatkan
partisipasi keterampilan argumentasi siswa dalam pembelajaran IPS, sehingga
rumusan masalah yang disajikan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi
dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas
VIII B SMPN 12 Bandung?
2. Bagaimana pelaksanaan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi
dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas
VIII B SMPN 12 Bandung?
3. Bagaimana kendala yang dihadapi guru serta solusi dalam pelaksanaan
berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12
Bandung?
4. Bagaimana hasil yang diperoleh dari pelaksanaan teknik bertanya dalam
meningkatkan partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung?
D. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi siswa
ketika pembelajaran IPS berlangsung dengan mengemukakan argumentasi
maupun dengan bertanya. Untuk itu peneliti merumuskan tujuan penelitian
berupa:
1. Untuk mengetahui proses penerapan teknik bertanya dalam meningkatkan
partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung
2. Untuk mengetahui pelaksanaan teknik bertanya dalam meningkatkan
partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung
3. Untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi guru serta solusinya
dalam meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi siswa
melalui teknik bertanya di kelas VIII B SMPN 12 Bandung
4. Untuk mengetahui hasil implementasi teknik bertanya dalam
meningkatkan partisipasi dan keterampilan berargumentasi siswa dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII B SMPN 12 Bandung
E. Manfaat penelitian
Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini berupa:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan akademik
sebagai kajian dalam memperlajari ilmu pendidikan yang khususnya
mengenai implemetasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi
keterampilan berargumentasi siswa di kelas VIII B SMPN 12 Bandung
8
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai upaya perbaikan implementasi teknik bertanya untuk
meningkatkan partisipasi keterampilan berargumentasi siswa. Manfaat
tersebut diantaranya adalah:
a. Untuk sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat bermafaat bagi sekolah untuk lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS
b. Untuk guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru-guru
IPS untuk menambah wawasan mengenai pembelajaran
berargumentasi, dapat menambah wawasan mengenai manfaat teknik
bertanya serta menambah wawasan mengenai cara memotivasi siswa
untuk aktif berpartisipasi ketika pembelajaran IPS berlangsung
c. Untuk Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa dan
siswa di kelas VIII B secara khusus dan umumnya bagi siswa siswa
SMPN 12 Bandung agar dapat melatih kemampuan berargumentasi,
memiliki keberanian dalam mengemukakan argumen, dapat
meningkatkan rasa percaya diri dalam mengemukakan argumen,
berpartisipasi ketika pembelajaran IPS berlangsung, pembelajaran IPS
dapat lebih bermakna, menghargai perbedaan pendapat di kelas, serta
mampu menyelesaikan masalah ketika pembelajaran IPS berlangsung.
d. Untuk peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada peneliti
sendiri. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran serta pengalaman
bagi peneliti dan dapat dijadikan bekal untuk menghadapi siswa dalam
mengimplementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi
dalam keterampilan berargumentasi siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal dan memberikan
pembelajaran yang bermakna bagi siswa sehingga dapat diingat
F. Sistematika penulisan
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjabarkan sistematika penulisan, yaitu
1. Bab 1 Pendahuluan
Pada bab pendahuluan akan memaparkan tentang permasalahan yang
diteliti. Dalam pembahasan ini peneliti menyajikan latar belakang
masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian
serta sistematika penulisan
2. Bab 2 Kajian Pustaka
Bab ini peneliti menyajikan mengenai kajian teori dari berbagai
sumber yang dijadikan referensi untuk memperkuat teori yang akan
diteliti. Kajian yang dibahas pada bab ini adalah implementasi teknik
bertanya untuk meningkatkan partisipasi keterampilan argumentasi siswa
dalam pembelajaran IPS. Sumber yang digunakan merupakan buku yang
dibuat oleh para ahli dan beberapa skripsi yang sudah ada sehingga dapat
mendukung penelitian ini
3. Bab 3 Metodologi Penelitian
Pada bab metodelogi, peneliti menyajikan hlm-hlm mengenai tahap
penelitian seperti menentukan lokasi dan subjek penelitian, deskripsi
sekolah, metodelogi penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengambilan data
4. Bab 4 Hasil Penelitian
Pada bab hasil penelitian, peneliti menjelaskan mengenai hasil
penelitian serta pembahasan pelaksanaan penelitian mengenai
implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi
keterampilan berargumentasi siswa dalam pembelajaran IPS
5. Bab 5 Kesimpulan
Pada bab terakhir atau bab kesimpulan ini, peneliti membahas
kesimpulan dan saran dari hasil penelitian untuk menjawab pertanyaan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab metodelogi, peneliti menyajikan hal-hal mengenai tahap
penelitian seperti menentukan lokasi dan subjek penelitian, deskripsi
sekolah, metodelogi penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian,
teknik pengambilan data
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12
Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudi No. 195 Kota Bandung.
Sedangkan subjek penelitian adalah siswa di kelas VIII B dengan jumlah
sebanyak 38 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 20 siswa
perempuan. Peneliti melakukan penelitian di kelas ini karena terdapat masalah
yaitu adanya dominasi siswa yang aktif bertanya serta kurangnya partisipasi
siswa ketika pembelajaran IPS berlangsung.
B. Metodelogi dan Pendekatan Penelitian
1. Pengertian Pendekatan Kualitatif
Pendekatan kualitatif menurut Umar (2008, hlm. 4) dimaksudkan untuk
memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan dirinya
secara aktif dalam seluruh proses studi. Wirartha (2006, hlm. 134)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
pada kondisi objek yang alami. Ciri-ciri penelitian kualitatif menurut Strauss
(dalam Umar, 2008, hlm. 4) adalah
a. sumber data langsung
b. bersifat deskriptif
c. lebih menekankan proses daripada hasil
2. Penelitian Tindakan Kelas
Metode yang akan digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). PTK menurut Kemmis (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 24) adalah suatu
bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam
situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Menurut
Burns (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 24) PTK adalah penerapan berbagai fakta
yang ditemukan untuk memecahkan masalah dalam situasi sosial untuk
meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan dengan melibatkan kolaborasi
dan kerjasama para peneliti dan praktisi. Sedangkan PTK menurut McNiff (
dalam kusumah dan dwitagama, 2012, hlm. 8) adalah bentuk penelitian
reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan
sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. Dari pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli, maka pengertian PTK dapat diartikan sebagai
suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan di dalam kelas.
PTK digunakan untuk memperbaiki permasalahan dikelas serta untuk
meningkatkan kualitas mengajar. Kusumah dan dwitagama (2012, hlm. 9)
merumuskan pengertian PTK sebagai penelitian yang dilakukan oleh
dikelasnya sendiri dengan cara:
a. Merencanakan
b. Melaksanakan
c. Merefleksikan tindakan secara kolaboratif dengan tujuan memperbaiki
kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat
Peneliti menggunakan PTK sebagai metode penelitian karena PTK
memiliki beberapa keunggulan seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (1983,
hlm. 13) diantaranya adalah:
a. Praktis dan langsung relevan pada situasi yang aktual
b. Kerangka kerjanya teratur
c. Berdasarkan pada observasi nyata dan objektif
d. Fleksibel dan adaptif
e. Dapat digunakan untuk inovasi pembelajaran
f. Dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum tingkat kelas
39
Dari penjelasan di atas, maka peneliti memahami bahwa dengan
menggunakan PTK di kelas akan lebih akurat karena dilakukan sesuai dengan
kondisi yang ada yang diperoleh melalui pengamatan langsung.
PTK memiliki tujuan seperti yang dikemukakan oleh Grundy dan Kemmis
(dalam Sanjaya, 2011, hlm. 30) yaitu:
a. Peningkatan praktis
Tujuan penelitian adalah untuk menemukan sesuatu terlepas dari
kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
b. Pengembangan professional
Sifat dari seorang yang memiliki profesionalisme adalah memiliki
keinginan untuk meningkatkan kualitas kinerja agar menjadi lebih baik
untuk mencapai hasil yang optimal.PTK adalah salah satu sarana yang
dapat mengembangkan sikap professional seorang guru.
c. Peningkatan situasi tempat praktik berlangsung
Guru yang profesional dalam mengerjakan tugasnya akan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan PTK adalah cara yang dapat
dilakukan oleh guru untuk memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan
kualitas kenerjanya.
3. Prinsip dasar PTK
Ada beberapa prinsip dasar PTK yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Berkelanjutan yang artinya PTK merupakan upaya yang berkelanjutan
secara siklustis
b. Integral yang artinya PTK merupakan bagian integral dari konteks yang
diteliti
c. Ilmiah yang artinya diagnosis masalah berdasarkan pada kejadian nyata
d. Motivasi dari dalam yang artinya PTK memberikan motivasi untuk
memperbaiki kualitas yang tumbuh dari dalam
e. Lingkup yang artinya masalah dalam PTK tidak dibatasi pada masalah
Selain beberapa prinsip diatas, PTK juga memiliki karakteristik
diantaranya:
a. Tujuan utama PTK adalah meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar
b. Masalah yang dikaji dalam PTK adalah masalah yang bersifat praktis
c. Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran
d. Tanggungjawab pelaksanaan dan hasil PTK ada pada guru
C. Desain penelitian
Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus yang mengacu pada
model kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Mc Taggart merupakan
pengembangan konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin akan tetapi
tindakan dan pengamatan dijadikan satu kesatuan.
Pada model Kemmis dan Mc Taggart, ada beberapa komponen-komponen
yang dilihat sebagai siklus. Siklus sendiri menurut Kusumah dan Dwitagama
(2012, hlm. 21) adalah putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus dalam model ini tidak hanya
berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang
[image:14.595.117.527.480.678.2]diharapkan.
Gambar: 3.1 Bagan alur penelitian kemmis dan taggart
Sukardi (2013, hlm. 8) obser
act
obser
act
plan plan
41
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan rancangan tindakan sistematis untuk
meningkatkan apa yang hendak terjadi. Perencanaan dilakukan setelah
peneliti mengetahui masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran
2. Tindakan
Setelah menyusun perencanaan, maka ada tindakan sebagai wujud dari
perencanaan tersebut. Tindakan harus dilakukan secara hati-hati dan
merupakan kegiatan praktis yang terencana
3. Pengamatan
Pengamatan berfungsi untuk melihat dan mendokumentasikan
tindakan yang diberikan kepada subjek yang diteliti. Dalam observasi
mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan maupun yang tidak
diharapkan
4. Refleksi
Setelah diamati, peneliti melakukan pengkajian dari tindakan yang
sudah dilakukan terhadap subjek penelitian. Dalam refleksi dilakukan
secara berdiskusi dengan peneliti yang lain
D. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian dilakukan beberapa tahap yaitu:
1. Perencanaan
a. Menentukan jadwal penelitian.
b. Menentukan kelas untuk penelitian
c. Melakukan observasi awal sebelum dilakukanya tindakan.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
e. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
2. Tindakan
a. Melaksanakan RPP yang sudah dipersiapkan
b. Melakukan penilaian dan pengolahan data setelah tindakan selesai
3. Observasi
a. Menggunakan instrumen penelitian sebagai alat pengambilan data
ketika proses pembelajaran berlangsung
b. Memperhatikan kendala yang ditemukan ketika pembelajaran
berlangsung
c. Memperhatikan peningkatan partisipasi dan keterampilan
berargumentasi siswa
4. Refleksi
a. Berdiskusi dengan guru mitra yang melalukan pengamatan tentang
hasil pembelajaran
b. Membuat perbaikan pada tindakan selanjutnya
E. Definisi operasional
1. Pembelajaran IPS
Somantri (dalam Sapriya, 2012, hlm. 11) mendefinisikan IPS sebagai
penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.
2. Partisipasi
Menurut Suryosubroto (2002, hlm. 279) partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut
bertanggung jawab didalamnya. Inditornya adalah minat siswa,
memperhatikan guru, memperhatikan kelompok lain, berani
mengemukakan pendapat dan ide, berani mengajukan pertanyaan, aktif,
mengerjakan dan mengumpulkan tugas, menjawab pertanyaan dari guru
dan siswa lain, memberi tanggapan, membuat kesimpulan dan
memecahkan masalah
3. Teknik bertanya
Menurut Asril ( 2012, hlm. 81) mengemukakan bahwa bertanya adalah
43
4. Keterampilan argumentasi
Argumentasi menurut Kamus Bahasa Indonesia yang di unduh dari
http://kamusbahasaindonesia.org/argumen/mirip adalah alasan untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan.
Indikatornya adalah pemahaman materi, menanggapi materi, ketepatan
berbahasa, keanalitisan berpendapat, kelogisan berargumentasi, kreatifitas
pembicaraan dan pemecahan masalah
F. Instrumen penelitian
Dalam penelitian ini, untuk mengumpulkan data dari lapangan, peneliti
menggunakan beberapa instrumen yang tepat dan sesuai sehingga masalah
yang diteliti dapat dipecahkan dengan baik. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini diantaranya:
1. Lembar observasi
Lembar observasi merupakan alat pengumpul data yang digunakan
ketika pembelajaran IPS berlangsung. lembar observasi dilakukan dengan
tujuan agar peneliti memperoleh informasi yang akurat ketika proses
pembelajaran IPS berlangsung dengan menggunakan teknik bertanya
untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengemukakan argument
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar observasi partisipasi
siswa dan lembar observasi keterampilan argumentasi, hal ini dilakukan
untuk melihat pencapaian teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi
siswa dalam memberikan argumentasi.
Lembar observasi dilakukan dengan memberikan tanda ceklis (V) pada
kriteria yang sesuai dengan yang terjadi di lapangan. Lembar observasi
diisi oleh guru mitra yang sekaligus sebagai observer. Instrumen penilaian
ini dijelaskan dalam kisi-kisi yang terdiri dari variabel, deskripsi serta
Tabel 3.1
Lembar observasi kinerja guru
No Aspek yang dinilai B C K
A Kegiatan awal
1 Guru datang tepat waktu
2 Guru mengucapkan salam
3 Guru memimpin doa
4 Guru mengkondisikan siswa
5 Guru mengecek kebersihan kelas
6 Guru mengecek daftar hadir siswa
7 Guru menginformasikan materi yang akan dibahas
8 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
B Kegiatan inti
1 Guru membuat gambaran mengenai materi yang akan
dibahas
2 Guru menjelaskan materi yang dibahas kepada siswa
3 Guru merangsang siswa untuk aktif berpartisipasi
4 Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa mengenai
materi yang dibahas
5 Guru mengajukan pertanyaan dengan singkat dan jelas
6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pertanyaan mengenai materi yang dibahas
7 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pendapat mengenai materi yang dibahas
8 Guru memberikan tugas LKS kepada siswa
C Kegiatan akhir
1 Guru memberikan post test kepada siswa mengenai
materi yang dibahas
2 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
45
3 Guru membuat kesimpulan menyeluruh dari pendapat
siswa
4 Siswa bersama guru menutup pembelajaran
5 Siswa bersama guru mengucapkan salam
Keterangan nilai
Baik : 3
Cukup : 2
Kurang : 1
Tabel 3.2
Lembar observasi siswa pada peningkatan partisipasi
MR M NU
NA
PN
RN
RP
SN
SY
SS
SA
SC
TH
TD
TA
WP M AS RP
[image:20.595.102.516.79.495.2]Keterangan nilai Baik : 3 Cukup : 2 Kurang : 1
Tabel 3.3
Lembar observasi siswa pada peningkatan keterampilan argumentasi siswa
nama Indikator
Pemaha
man
Menangg
api
bahasa Analitis kelogisan Kreatif
itas
Pemecahan
masalah
AG
AT
AA
AZ
AS
BD
DF
47
DA
EF
FA
FN
FI
HF
LS
MA
MAF
MAP
MF
MG
MR
MRM
NU
NA
PN
RN
RP
SN
SY
SS
SA
SC
TH
TD
TA
WP
MAS
Keterangan nilai
Baik : 3
Cukup : 2
Kurang : 1
2. Lembar catatan lapangan
Sumber lapangan yang penting adalah catatan lapangan yang dibuat
peneliti ketika melakukan pengamatan observasi. Dalam lembar catatan
lapangan digunakan untuk menuliskan hal-hal yang tidak tercantum
didalam lembar observasi. Lembar catatan lapangan digunakan untuk
mengetahui refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi
keterampilan argumentasi siswa.
Format lembar catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu,
mendeskripsikan kegiatan yang terjadi selama penelitian berlangsung
meliputi berbagai aspek seperti suasana kelas, pengelolaan kelas,
[image:22.595.139.516.458.549.2]hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa
Tabel 3.4
Format lembar catatan lapangan
No Siklus Tanggal Temuan permasalahan
1 I
2 II
3 III
3. Lembar wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui pendapat siswa
mengenai pembelajaran IPS pengajuan pertanyaan maupun argumentasi
serta partisipasi siswa. wawancara yang digunakan adalah wawancara
49
Tabel 3.5
Lembar pedoman wawancara
No Pertanyaan Jawaban responden
1 Sebelum melakukan pembelajaran apakah
Ibu selalu membuat RPP?
2 Apakah dalam pembelajaran IPS siswa
ikut berpartisipasi secara aktif?
3 Untuk meningkatkan partisipasi siswa,
media apa saja yang biasa Ibu gunakan?
4 Metode apa saja yang biasa Ibu gunakan
dalam proses pembelajaran?
5 Apakah dalam proses pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang bertanya?
6 Apakah dalam proses pembelajaran
berlangsung banyak siswa yang
mengemukakan argumen terhadap materi
yang dibahas?
7 Apakah Ibu menggunakan teknik bertanya
untuk meningkatkan kemampuan siswa
dalam berargumen?
8 Apakah sering menggunakan metode
diskusi untuk meningkatkan kemampuan
siswa dalam berargumen?
4. Angket
Angket merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Angket diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk menilai kinerja
peneliti selama proses pembelajaran serta untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan yang peneliti lakukan dalam menggunakan teknik
Angket diberikan kepada siswa setiap siklus untuk mengetahui
perkembangan partisipasi siswa dalam mengemukakan argumentasi.
Kriteria penilaian yang digunakan dalam angket ini adalah selalu, sering,
kadang-kadang, tidak pernah. Angket terlampir
G. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi menurut Fathoni (2006, hlm. 104) adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengematan dengan
disertai pencatatan terhadap keadaan objek sasaran. Sedangkan Hadi
(dalam sugiyono, 2012, hlm. 203) adalah suatu proses kompleks, proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.
Observasi adalah suatu cara mengumpulkan data dengan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang tengah berlangsung. Observasi dalam
penelitian tindakan ini berfungsi untuk mendokumentasikan aktifitas siswa
dan guru sebagai dasar bagi refleksi yang akan dilakukan pada siklus
selanjutnya.
Proses observasi ini berlangsung dengan cara melihat,
mendokumentasikan dan mencatat kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan teknik bertanya dalam meningkatkan partisipasi dan
keterampilan argumentasi siswa.
2. Wawancara
Wawancara menurut Fathoni (2006, hlm. 105) adalah teknik
pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu
arah. Esterberg (dalam sugiyono, 2012, hlm. 319) mengemukakan
wawancara terbagi menjadi tiga yaitu wawancara terstruktur, wawancara
semiterstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Sedangkan Keraf (1979,
hlm. 161) mengemukakan arti wawancara sebagai suatu cara untuk
mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada
51
Wawancara memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu dapat
dipertanggung jawabkan, mempunyai nilai yang tinggi, serta dapat
menghindari kesalahpahaman. Menurut Sudjana ( 2010, hlm. 68) ada tiga
hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara yaitu tahap
awal pelaksanan wawancara, penggunaan pertanyaan dan pencatatan hasil
wawancara. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data penelitian dari
guru IPS
3. Angket
Menurut sugiyono (2012, hlm. 199) angket adalah teknik pengumpulan
data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Penggunaan angket dalam pengumpulan data
memiliki keuntungan yaitu peneliti dapat memperoleh data yang cukup
banyak.
Angket dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti
megetahui tingkat keberhasilan teknik bertanya untuk meningkatkan
partisipasi dan keterampilan argumentasi berdasarkan pengalaman yang
siswa alami. Angket diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII B yang
berjumlah 38 siswa dan diberikan pada setiap siklus.
H. Prosedur Pengumpulan Data
1. Prosedur penyelesaian administasi
Peneliti akan menguraikan proses penelitian agar berjalan dengan lancar.
Persiapan tersebut diantaranya adalah:
a. Tahap persiapan penelitian
Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan pengajuan proposal
penelitian. Kemudian proposal penelitian tersebut peneliti seminarkan kepada
dosen pembimbing skripsi satu dan dosen pembimbing skripsi dua untuk
mendapatkan koreksi, perbaikan sehingga mencapai persetujuan dan
pengesahan.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi awal pada
yang ada di kelas. Kelas yang menjadi focus penelitian peneliti adalah kelas
yang menjadi tanggung jawab peneliti selama proses program pengalaman
lapangan (PPL) yaitu kelas VIII B.
b. Tahap pelaksanaan penelitian
1) Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra mengenai
permasalahan yang ada selama proses pembelajaran. Peneliti merancang
langkah-langkah pembelajaran serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Peneliti melakukan penelitian di kelas VIII B dengan jumlah siswa
sebanyak 38 orang.
2) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan wawanca dengan guru tentang
pembelajaran yang selama ini dilakukan. Kegiatan utama dalam
penelitian ini adalah implementasi teknik bertanya untuk meningkatkan
partisipasi keterampilan argumentasi siswa pada pembelajaran IPS.
2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
a. Tahap pra penelitian
Langkah-langkah yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Melakukan observasi ke sekolah untuk mencari permasalahan yang akan
diteliti
2) Merumuskan masalah penelitian
3) Menentukan subjek penelitian
4) Membuat proposal penelitian
5) Mengajukan surat permohonan izin penelitian
6) Membuat pedoman wawancara, lembar observasi, angket dan lembar
catatan lapangan
b. Tahap penelitian
Berdasarkan prosedur PTK maka penelitian ini terjadi dari empat tahap yaitu
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Peneliti uraikan keempat
tahap tersebut sebagai berikut:
53
Pada tahap ini peneliti mengindentifikasi masalah yang ada serta cara
pemecahannya. Peneliti membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang menyangkut materi pelajaran, indikator, tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, skenario pembelajaran, alat
evaluasi, serta menyediakan lembar observasi, lembar catatan lapangan.
2) Tindakan
Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan yang berpedoman kepada
RPP yang telah dibuat oleh peneliti
3) Refleksi
Pada tahap ini peneliti serta guru mitra melakukan pengamatan dengan
menggunakan lembar observasi dan lembar catatan lapangan
4) Refleksi
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru mitra mengenai tindakan
yang telah dilakukan. Pada diskusi ini membicarakan mengenai
kekurangan serta kendala yang peneliti maupun guru mitra temukan
ketika pembelajaran berlangung. Dalam tahap refleksi ini digunakan
sebagai acuan untuk perbaikan pada siklus kedua dan siklus ketiga
sehingga memperoleh peningkatan yang signifikan.
I. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini penting dilakukan analisis data untuk mendapatkan
hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan
dua jenis analisis data yaitu kualitatif dan kuantitatif.
1. Pendekatan kualitatif
Pendekatan kualitatif menurut Umar (2008, hlm. 4) dimaksudkan untuk
memberi makna atas fenomena secara holistik dan harus memerankan
dirinya secara aktif dalam seluruh proses studi. Wirartha (2006, hlm. 134)
mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
dilakukan pada kondisi objek yang alami. Pada kualitatif akan dijelaskan
a. Reduksi data
Dalam reduksi data, setiap data yang diperoleh dari berbagai sumber
ditelaah serta dibuat rangkuman serta diklasifikasikan untuk setiap
pertemuan dengan responden.
b. Penampilan data
Pada penampilan data peneliti menyusun data yang ada sehingga
informasi dapat disimpulkan dengan membuat hubungan antar variabel
sehingga peneliti lain mengerti apa yang sudah terjadi.
c. Verifikasi
Verifikasi ini mengarah kepada mengambilan kesimpulan. Dalam
tahap ini peneliti harus membuat kesimpulan secara terbuka sehingga
masih dapat menerima masukan data dari peneliti lai
2. Pendekatan kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengetahui perkembangan
peningkatan partisipasi siswa dalam mengemukakan argumen melalui
penerapan teknik bertanya. Perkembangan tersebut didapat dari angket
yang telah diisi oleh siswa yang kemudian dihitung berupa presetase.
Setelah mendapatkan hasil presentase, kemudian angket dideskripsikan.
Analisis data kuantitatif digunakan pada angket yang telah diisi oleh siswa
pada setiap siklus untuk melihat hasil akhir dari penelitian yang peneliti
lakukan.
a. Cara untuk melakukan analisis data angket
P = F x 100%
N
Keterangan ;
P = Jumlah prsentase yang dicari
F= Jumlah frekuensi jawaban untuk tiap aternatif jawaban
55
Kriteria nilai:
Kemudian hasil perhitungan yang sudah menjadi presentase dan
ditampilkan dalam bentuk tabel, kemudian peneliti mendeskripsikan hasil
analisis dalam bentuk deskripsi sehingga memudahkan hasil penelitian
dapat lebih dimengerti. Pada penilaian angket menggunakan skala selalu,
sering, kadang-kadang, tidak pernah.
b. Perhitungan aktifitas kerja guru dan aktifitas siswa
Presentase kerja guru = perolehan skor x 100%
Seluruh aktivitas
Presentase aktivitas siswa = perolehan skor x 100%
Seluruh aktivitas
Kriteria nilai
Perdikat Presentase
Baik 75% - 100%
Cukup 50% - 74%
Kurang 25% - 49 %
Perdikat Presentase
Baik 75% - 100%
Cukup 50% - 74%
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan disajikan mengenai kesimpulan yang diperoleh dari hasil
analisis serta saran berisi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk
penerapan hasil penelitian.
A. Kesimpulan
1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan melalui implementasi teknik bertanya
untuk meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dilakukan dengan
menyusun RPP yang mengacu kepada kurikulum 2006 atau KTSP yang sesuai
dengan SK dan KD yang akan dipelajari. Dalam pembelajaran digunakan teknik
bertanya dengan jenis pertanyaan yang berbeda dimulai dari pertanyaan
pengetahuan yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap
materi, pertanyaan pemahaman dengan tujuan siswa dapat menjawab pertanyaan
dengan menyusun sendiri kata-katanya berdasarkan informasi yang diketahuinya
sampai pertanyaan evaluasi dimana siswa diharapkan mampu menjawab
pertanyaan dengan sebuat pendapat.
2. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui teknik bertanya untuk
meningkatkan partisipasi dan keterampilan argumentasi dengan menggunakan
teknik bertanya dilakukan sebanyak enam kali pertemuan dalam tiga kali siklus.
Pelaksaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah disusun. Kinerja guru
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Data yang diperoleh pada siklus I
adalah 54,2% kategori baik dengan jumlah perolehan 13 poin, 29,2% kategori
cukup dengan jumlah perolehan 7 poin dan 16,6% kategori kurang dengan
perolehan 4 poin. Data ini menunjukkan bahwa guru kurang optimal dalam
pelaksanaan pembelajaran karena itu diperlukannya peningkatan pada siklus
berikutnya. Data yang diperoleh dari sikus II adalah 75% kategori baik dengan
jumlah perolehan 18 poin, 16,6% kategori cukup dengan jumlah perolehan 4 poin
182
bahwa kinerja guru sudah mengalami peningkatan. Data yang diperoleh pada
siklus III adalah 83,3% kategori baik dengan jumlah perolehan 20 poin, 16,7%
kategori cukup dengan jumlah perolehan 4 poin dan 0% kategori kurang dengan
jumlah perolehan 0 poin.
3. Kendala dan solusi impelementasi teknik bertanya untuk meningkatkan partisipasi
dan keterampilan argumentasi adalah kurangnya ketegasan guru dalam
menghadapi siswa yang mengobrol di kelas serta pengaturan situasi kelas. Solusi
untuk permasalahan tersebut adalah guru perlu dan harus mampu untuk mengatur
siatuasi kelas sehingga pembelajaran akan lebih efektif serta guru harus bersikap
tegas kepada siswa yang tidak memperhatikan pelajaran.
4. Hasil penelitian dari impelementasi teknik bertanya untuk meningkatkan
partisipasi dan keterampilan argumentasi berupa siklus pertama hasil yang
diperolah kurang optimal. Akan tetapi mengalami peningkatan pada siklus kedua
dan ketiga. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah teknik bertanya
mampu meningkatkan partisipasi keterampilan argumentasi siswa pada
pembelajaran IPS. Perolehan nilai partisipasi pada siklus I adalah 70,11% dengan
kategori cukup, sedangkan pada siklus II memperoleh 77,14 dengan kategori baik.
Kemudian pada siklus III memperoleh 82,53 dengan kategori baik. Sedangkan
keterampilan argumentasi pada siklus I memperoleh 64,1% dengan kategori
cukup. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa siswa kurang memiliki keterampilan
mengemukakan argumentasi, untuk itu diperlukan peningkatan pada siklus
berikutnya. Data yang diperoleh pada siklus II 74,4% dengan kategori cukup.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti, maka peneliti
memberikan bebepara saran, diantaranya:
1. Sekolah
Diharapkan sekolah memperhatikan kelas yang belum berpartisipasi serta
memberikan masukan kepada guru-guru untuk lebih maksimal dalam mengajar
sehingga siswa dapat aktif berpartisipasi khususnya dalam pembelajaran IPS.
2. Guru
Guru perlu mengembangkan pembelajaran baik melalui teknik bertanya maupun
yang lainnya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan partisipasi belajar siswa
sehingga siswa mempu memahami materi dengan baik. Guru juga perlu untuk
mendorong dan melatih siswa dalam mengeluarkan argumentasinya.
3. Siswa
Dengan penggunaan teknik bertanya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi
siswa dalam mengemukakan argumen. Diharapkan dengan adanya penggunaan
teknik bertanya, siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat maupun
mengajukan pertanyaan serta mampu menghargai perbedaan pendapat yang ada.