• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK MALIN KUNDANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL ANIMASI FILM PENDEK MALIN KUNDANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL

ANIMASI FILM PENDEK MALIN KUNDANG

Vicky Willyani Syah Putri

087782035055,vqiechildish@yahoo.com

Vicky Willyani syah Putri, Dermawan Syamsuddin, S.Sn

ABSTRAK

Kata kunci

Malin kundang, cerita rakyat, Film pendek, Animasi, Pop up

.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Banyak dari kita penduduk Indonesia yang masih belum tahu bahwa cerita rakyat Indonesia memiliki cerita yang sangat menarik. Mungkin karena masih dimuatdidalam buku ataupun tulisan sehingga banyak orang yang kurang bias menikmati cerita rakyat tersebut. Bawang merah dan bawang putih, timun mas, Sangkuriang, Takuban Perahu mungkin adalah salah satu cerita rakyat yang lumayan sering diketahui oleh masyarakat. Tetapi bagaimana dengan cerita yang lain? Masih banyak cerita-cerita lain yang tak kalah bagus tetapi kalah pamor dengan cerita-cerita yang sudah diangkat menjadi tayangan ataupun dongeng sehari-hari.

Sering sekali orang tua yang terlalu sibuk untuk mencukupi kebutuhan utama anak-anak mereka sehingga melupaka salah penanaman nilai moral kepada anak-anak mereka, sehingga anak-anak mereka setelah dewasa memiliki nilai moral yang sangat buruk di lingkungan masyarakat.

Penulis kebetulan mengangkat kisah Maling Kundang , dimana penulis merasakan bahwa cerita yang disajikan dari Maling Kundang sangat bagus dan bernilai moral tinggi, yang dapat memberikan pembelajaran tentang moral kepada generasi penerus bangsa, umumnya adalah anak-anak yang masih besekolah ditingkat pendidikan sekolah dasar, tentunya akan sangat mudah dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh negatif dari dampak globalisasi dari tontonan mereka sekarang ini.

Karena permasalahan-permasalahan tersebut, penulis ingin membuat sebuah film animasi yang menceritakan tentang Maling kundang. Tujuannya adalah untuk mengenalkan kepada rakyat Indonesia bahwa cerita Maling kundang ternyata memiliki nilai moral tinggi. Penulis berharap nilai moral yang ada didalam film animasi ini yaitu untuk tidak berpikiran negative terhadap orang akan

▸ Baca selengkapnya: resolusi dalam cerita malin kundang

(2)

dapat tersampaikan kepenontonnya. Dan tentunya dapat membantu para orang tua ,menanamkan nilai moral sejak dini kepada anak-anak mereka.

Lingkup Proyek Tugas Akhir

Untuk lingkup proyek tugas akhir ini, penulis menggunakan pendekatan disiplin ilmu Desain Komunikasi Visual dengan pendekatan animasi 2D dan 3D yang menggunakan pengerjaan secara digital dan manual, dengan menggunakn teknik pop up. diisi tanpa percakapan, hanya menggunakan suara narasi dan back song sebagai background voice. Penulis mengambil cerita tentang seorang anak yang durhakan kepada sang ibu, karena durhakanya sang anak kepada ibu kandungnya, maka sang ibu pun murka dan mengutuk sang anak menjadi batu. Film animasi pendek ini berjudul “Malin Kundang”.

Tujuan penelitian

Memperoleh data yang cukup untuk membuat sebuah film animasi pendek 2 dimensi dengan teknik pop up tentang animasi cerita rakyat Malin Kundang. Dimana cerita rakyat ini dapat menyampaikan pesan moral bagi generasi penerus bangsa.

MASALAH DAN TUJUAN DESAIN

Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam bab sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah yang ada yaitu:

1. Belum banyak anak yang belum tahu tentang cerita rakyat.

2. Kurangnya pendidikan moral yang di dapat anak-anak, sehingga menjadikan moral anak tersebut menjadi kurang baik di lingkungan masyarakat.

Rumusan Masalah

Bagaimana merancang film animasi pendek tentang cerita rakyat yang digarap dengan teknik pop up, sehingga dapat menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam film animasi pendek ini kepada penonton sehingga mereka cepat mengerti pentingnya moral di lingkungan masyarakat serta dapat mengetahui banyaknya cerita rakyat berserta kebudayaannya di Indonesia. Tujuan Desain

Menyampaikan pesan moral dalam animasi film pendek ini serta memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Dan ceritanya Berguna untuk mendukung pengetahuan anak kecil terhadap sifat moral dan kebudayaan Indonesia.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah menggadakan survey ,penulis menemui beberapa sumber tokoh dan mewawancarai meraka ,yang sudah ahli dalam bidang animasi serta film pendek.

Cerita Rakyat

Dalam KBBI 2005, cerita rakyat adalah legenda pada zaman dahulu yang ada hubungannya dengan peristiwa sejarah. Menurut Emeis, Cerita rakyat adalah cerita kuno yang berisikan setengah sejarah dan yang setengah lagi berdasarkan angan-angan. Menurut William R. Bascom, cerita rakyat adalah cerita yang mempunyai ciri-ciri yang mirip dengan legenda, yaitu dianggap benar-benar terjadi, tetapi tidak dianggap suci. Menurut Hooykaas, cerita rakyat adalah dongeng tentang hal-hal yang berdasarkan sejarah yang mengandung sesuatu hal yang ajaib atau kejadian yang menandakan kesaktian.

▸ Baca selengkapnya: naskah drama malin kundang bahasa inggris 4 orang

(3)

Kategori Cerita Rakyat 1. Mitos

Mitos atau mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi oleh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) pada masa lampau dan dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Mitos pada umumnya mengisahkan tentang terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama, terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, gejala alam dan sebagainya. Mitos juga mengisahkan petualangan para dewa dengan manusia, kisah percintaan mereka, kisah perang mereka dan sebagainya. Selain berasal dari Indonesia, adapula mitos yang berasal dari luar negeri. Mitos yang berasal dari luar negeri pun pada umumnya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut.

2. Mitologi

Istilah Mitologi telah dipakai sejak abad 15, dan berarti ilmu yang menjelaskan tentang mitos. Di masa sekarang, Mitologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah ilmu tentang bentuk sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan Dewa dan makhluk halus di suatu kebudayaan.

Cerita Rakyat Sebagai Kebudayaan Pembangun Moral

Indonesia mempunyai keanekaragaman budaya, suku, agama, adat-istiadatdan kesenian.Kesenian yang ada di Indonesia terbagi menjadi beberapa jenis. Antara lain, kesenian berbentuk fisik, contohnya seni lukis, seni pahat, seni ukir dll. Terdapat juga seni musik dan juga seni sastra.

Salah satu seni sastra yang mempunyai ciri khas ialah cerita rakyat atau folkfore. Menurut Danandjaja (1999), cerita rakyat adalah salah satu bentuk folkfor lisan. Folklor lisan yang dimaksud adalah sebuah cerita yang bentuknya memang murni lisan.Ciri khas yang ada dalam cerita rakyat adalah kemampuan dari isi ceritanya yang dapat merangkul seluruh masyarakat.Yaitu dapat diceritakan melalui lisan, tidak mengenal umur sehingga bisa diceritakan kepada siapa saja, dan mempunyai nilai luhur yang dapat dicontoh.

Perkembangan budaya barat yang mulai memasuki daerah di Indonesia, telah mengurangi nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan melemahnya minat generasi muda pada budaya indonesia, salah satunya minat membaca cerita rakyat. Padahal, di dalam cerita rakyat terdapat banyak nilai luhur yang dapat digali.Misalnya, nilai moral, sopan santun, serta tata krama.Bahkan penerapan nilai luhur ini juga dirasa mampu untuk diimplementasikan dengan baik guna meningkatkan soft skills masyarakat umumnya serta generasi muda khususnya.

Perkembangan cerita rakyat di Indonesia sudah dapat dibuktikan dengan diterbitkannya kumpulan cerita rakyat, baik untuk keperluan cerita anak – anak, maupun untuk kepentingan dokumentasi dan inventarisasi. Di sisi lain, perkembangan cerita rakyat diikuti pula oleh globalisasi. Globalisasi adalah perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus menerus mengikuti perubahan teknologi (Stoner, 2000). Adanya globalisasi, telah merubah sebagian pandangan hidup penduduk indonesia, terutama mengubah nilai-nilai luhur yang ada di masyarakat.

Adanya pengubahan nilai-nilai luhur di masyarakat, akan sangat dibutuhkan suatu cara untuk merevitalisasi nilai-nilai luhur masyarakat dengan menggunakan cerita rakyat. Revitalisasi adalah suatu proses atau cara perbuatan memvitalkan atau menjadikan vital (KBBI, 2002). Banyak cara yang dapat digunakan untuk merevitalisasi nilai luhur, diantaranya melalui melalui komik, novel, sinetron, ataupun cerpen. Namun banyak kelemahan yang ditemukan saat menggunakan media-media tersebut. Contohnya komik, komik Indonesia banyak mengalami eliminasi karena didominasi dengan kemunculan komik Jepang, yang nyata-nyata telah mengambil hati para remaja

(4)

Indonesia, selain itu alur cerita serta gambar komik Jepang sendiri juga lebih menarik daripada komik Indonesia. selain media-media tersebut ada pula salah satu media yang dapat digunakan yakni, melalui seni kontemporer.

Animasi

Animasi diambil dari bahasa Latin, anima yang artinya jiwa, hidup, nyawa, semangat. Animasi adalah gambar 2 dimensiang seolah – olah bergerak, karena kemampuan otak untuk selalu menyimpan/ mengingat gambar yang terlihat sebelumnya. (Cinemags, The Making of Animation : Homeland, 2004, 6) Animasi juga secara luas berbicara masalah bentuk suatu benda yang berubah - ubah menciptakan gerak dan kehidupan. Oleh karena itu satu kata animasi menjadi suatu pengertian, yang berarti menciptakan suatu yang bisa hidup atau bergerak.

(Gatot Prakoso, Animasi: Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia, 2010, 39) Berdasarkan durasinya, animasi dibedakan menjadi dua yaitu Short Form Animation dan Long Form Animation. Short Form Animation (SFA) adalah animasi berdurasi pendek dan berdurasi mulai dari 1 menit, 30 detik, atau 15 detik. SFA termasuk cukup mudah dibuat dan hampir semua orang bisa membuatnya baik animator profesional atau 3D artist pemula. Sementara Long Form Animation ( LFA) adalah animasi berdurasi panjang dan karya animasi yang dihasilkan biasanya berdurasi di atas 5 menit. LFA sering dikenal sebagai istilah Feature Film Animation atau animasi bioskop atau juga film animasi untuk layar lebar.

Buku Pop-Up

Buku Pop Up merupakan sebuah buku yang memiliki bagian yang dapat bergerak atau memiliki unsur tiga dimensi, buku Pop Up sekilas hampir sama dengan origami, dimana kedua seni ini mempergunakan tehnik melipat kertas, jenis buku Pop Up sangat beragam dari yang sederhana hingga yang sangat sulit membuatnya.

Penggunaan buku seperti ini bermula dari abad ke-13 pada awalnya pop-up digunakan untuk mengerjakan anatomi,matematika,membuat perkiraan astronomi , menciptakan sandi rahasia dan meramalkan nasib. Selama berabad-abad lamanya buku seperti ini hanya digunakan untuk membantu pekerjaan ilmiah . hingga abad ke 18 tehnik ini mulai di terapkan pada buku yang dirancang sebagai hiburan terutama ditujukan untuk anak-anak.

Waldo Hunt (1960) seorang warga amerika membuat iklan di majalah terinspirasi oleh Pop up book dari Cekoslowakia. Hunt mulai memproduksi sendiri pop up book untuk konsumsi publik dan turut mempopulerkan pop up book hingga saat ini. Hari ini, buku pop up sangat populer di kalangan anak-anak karena lebih menarik, kreatif, unik dan lebih nyata. Banyak kartu ucapan dan iklan menggunakan metode pop up. buku-buku astronomi, geologi,dan dinosaurus juga mulai dibuat dengan metode pop up agar anak lebih tertarik membacanya.

Film Pendek

Short movie (Film pendek) ialah salah satu bentuk film paling simple dan paling kompleks. Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh comedian Charlie Chaplin. Secara teknis film pendek merupakan film yang memiliki durasi dibawah 50 menit. Mengenai cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga bentuknya menjadi sangat bervariasi.

Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum, dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema.

Menurut Gatot Prakoso, film pendek merupakan film-film yang memiliki durasi dibawah 50 menit (Derek Hill dalam Gotot Prakosa, 1997).film pendek juga merupakan film

(5)

yang durasinya pendek, tetapi dengan kependekan waktu tersebut para pembuatnya semestinya bisa lebih selektif mengungkapkan materi yang ditampilkan. Dengan demikian, setiap ‘shot’ akan memiliki makna yang cukup besar untuk ditafsirkan oleh penontonnnya. Ketika pembuat film terjebak ingin mengungkapkan cerita saja, film pendek seperti ini akan menjadi film panjang yang dipendekkan karena hanya terikat oleh waktu yang pendek.

Sedangkan bagi Wahyu aditya (2013) film pendek merupakan sebuah film pendek yang secra teknik itu bebas tapi secra durasi memang pendek kurang dari 30 menit, yang merupakan lompatan medium yang lebih panjang. Berfungsi sebagai media yang dapat di nikmati oleh para kaum urban, yang sibuk seperti kita.

Pada hakikatnya film pendek bukan merupakan reduksi dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia perfilman.Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya lebih mudah serta anggaran yang minim.Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih leluasa untuk para pemainnya.

Metode pipeline Animasi Film Pendek

Dalam tahap ini akan menjabarkan proses pembuatan yang dilakukan dalam pembuatan animasi film pendek, dengan urutan sebagai berikut:

Tahap Pra Produksi

1. Brainstorming, mind mapping dan pencarian ide

Pencarian ide cerita untuk diangkat ke dalam animasi film pendek, menentukan apa yang dianggap penting untuk dimasukan sebagai bahan cerita yang tepat.

2. Riset

Mengumpulkan data atau informasi melalui wawancara dengan beberapa tokoh.

3. Treatment

Menentukan arahan dalam pembentukan visual dan narasi dari animasi fim pendek yang akan dibuat.

4. Penulisan naskah

Menuliskan pembuatan cerita yang memiliki alur yang menarik sehingga animasi film pendek dapat ditonton semenarik mungkin dan dapat menyalurkan pesan moral didalamnya dengan baik.

5. Storyboard

Menggambarkan visual awal dari tiap adegan, sesuai alur cerita yang telah dibuat.

HASIL YANG DICAPAI

Memberikan pesan moral dan pengetahuan kebudayaan Indonesia,dalam media audio visual kepada anak sekolah dasar untuk dapat ditanamkan pesan moral sejak dini sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam bab sebelumnya, penulis mengidentifikasi masalah yang ada yaitu:

1. Jarangnyapengenalanceritarakyat Indonesia lewattayangananimasi. 2. Banyaknya orang yang tidak mengenali budaya dan ceritarakyat Indonesia.

3.Kurangnya kesadaran bahwa budaya Indonesia sangatlah bagus hanya saja bergantung kepada yang mengolahnya.

Rumusan Masalah

Bagaimana membuat sebuah film animasi pendek yang nantinya akan memperkenalkan kemasyarakat tentang cerita rakyat indonesia yaitu malin kundang, tidak lupa juga menyampaikan nilai moral yang tersirat dari ceritat ersebut.

(6)

Tujuan Desain

1. Membuat film animasi yang berbasis budaya Indonesia.

2. Mengajarkan nilai moral positif bahwa berpikiran negative itu tidak baik.

3. Mengenalkan kemasyarakat cerita Malin Kundang atau cerita rakyat yang lainnya.

4.Menyadarkan penonton bahwa budaya Indonesia sebenarnya sangatlah bagus dan berpotensi, hanya saja kurangny akecintaan terhadap budaya dalam negeri.

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh ialah bahwa komunikasi melalui media audio visual sangatlah berguna dan efektif untuk menjangkau masyarakat. Pengembangan audio visual dengan kemasan produksi dan cerita yang menarik akan membangkitkan minat dari target audience yang dalam hal ini khususnya adalah dewasa muda, sehingga pesan moral yang ingin disampaikan pun dapat diterima dengan baik. Sehingga dengan adanya animasi film pendek yang dikemas dengan budaya Indonesia ini akan membantu perkembangan animasi lokal di Indonesia. Maka dengan tema local dan mencerminkan serta memperkenalkan budaya Indonesia yang dikemas dalam cerita animasi, apa bila dibuat dengan menarik seperti menggunakan teknologi animasi 2 dimensi, maka diharapkan masyarakat dapat terhibur sekaligus memetik hal positif dari film animasi pendek ini.

SARAN

Dengan adanya film animasi pendek “malin kundang” ini, disarankan agar perkembangan animasi dengan tema local dan berbudaya terus dikembangkan. Dan diharapkan generasi muda dapat mengembangkan kebudayaan lokal yang berasal dari kecintaan akan budaya local seperti halnya film animasi kelas dunia yang banyak mengusung kebudayaan luarnegeri.

Sumber Data Referensi

Data dan literatur Tugas Akhir ini didapat dari berbagai sumber, baik buku, internet, survei lapangan, dan film animasi edukasi lain. Semua sumber merupakan bahan-bahan yang membantu memperkuat data teori cerita maupun data visual referensi mengenai pembuatan film animasi edukasi ini.

Literatur Buku

1. Gamal Komandoko (2013). Koleksi Terbaik plus dongeng Rakyat Nusantara. Yogyakarta: Cabe Rawit.

2. Nunik Utami-rangga Diyarto (2013). 63 Legenda Cerita Mitos Fabel Nusantara. Jakarta Selatan: PT Transmedia.

3. Tim optimal picture (2010). 101 Cerita Nusantara. Jakarta selatan: PT Transmedia. 4. Tim CIF (2012). Kitab Menggambar Untuk Anak. Jakarta: Niaga Swadaya. Literatur Artikel 1. http://muahammadfuadasrori.blogspot.com/2012/10/sinematografi.html 2. http://purpygirl.blogspot.com/2011/12/membuat-pop-up-books.html 3. www.markhiner.co.uk/history 4. http://sukafilmpendek.blogspot.com/ 5. http://www.broward.org/library/bienes/ lii13903.htm 6. http://www.elisabethsteven.blogspot.com/2012_03_01_archive.html?m=1 7. http://dkv.binus.ac.id/2010/04/14/12-prinsip-animasi/ Literatur Video 1. http://www.youtube.com/watch?v=sN3dlV-hs3g 2. http://www.youtube.com/watch?v=qKEJnzDu8Y8 3. http://www.youtube.com/watch?v=I_SzLPn6bWQ 4. http://www.youtube.com/watch?v=reeQcNaDmxM 5. http://www.youtube.com/watch?v=OvcZtXiJulI 6. http://www.youtube.com/watch?v=0g97USpXGA8

Survei dilakukan melalu wawancarai dengan beberapa tokoh animasi dan film pendek, sehingga penulis mendapat data-data terkait.

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Gamal Komandoko (2013). Koleksi Terbai plus dongeng Rakyat Nusantara.Yogyakarta: Cabe Rawit. Nunik Utami-rangga Diyarto (2013). 63 Legenda Cerita Mitos Fabel Nusantara. Jakarta Selatan: PT

Transmedia.

Tim optimal picture (2010). 101 Cerita Nusantara. Jakarta selatan: PT Transmedia. Tim CIF (2012). Kitab Menggambar Untuk Anak. Jakarta: Niaga Swadaya. http://www.youtube.com/watch?v=sN3dlV-hs3g http://www.youtube.com/watch?v=qKEJnzDu8Y8 http://www.youtube.com/watch?v=I_SzLPn6bWQ http://www.youtube.com/watch?v=reeQcNaDmxM http://muahammadfuadasrori.blogspot.com/2012/10/sinematografi.html http://purpygirl.blogspot.com/2011/12/membuat-pop-up-books.html http://www.youtube.com/watch?v=OvcZtXiJulI www.markhiner.co.uk/history http://www.youtube.com/watch?v=0g97USpXGA8 http://www.broward.org/library/bienes/ lii13903.htm http://sukafilmpendek.blogspot.com/ http://www.elisabethsteven.blogspot.com/2012_03_01_archive.html?m=1 http://dkv.binus.ac.id/2010/04/14/12-prinsip-animasi/

RIWAYAT PENULIS

VICKY WILLYANI SYAH PUTRI lahir di kota Tangerang pada 18 Januari 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Animasi pada 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah yang ditemukan Penulis adalah, bagaimana membuat sebuah film animasi pendek yang memiliki isi yang cukup ringan untuk remaja hingga dewasa, tetapi juga

Tujuan penelitian yakni membuat film animasi yang berbasis budaya Indonesia, mengajarkan nilai moral positif bahwa berpikiran negative itu tidak baik, mengenalkan ke

Membuat sebuah animasi film pendek yang baik harus didukung dari segala aspek; seperti cerita yang baik dan bermakna, karakter yang unik, sifat local content yang membuat

Dengan harapan audiens dapat tertarik menyaksikan animasi ini,dan dapat menerima pesan yang tentang kepedulian kepada hewan dengan baik.Kesimpulannya Lewat film

Analisis di lakukan untuk mencapai dan mempermudah dalam proses pengerjaan animasi ini .Hasil yang dicapai Produk animasi film pendek yang menghibur dengan sedikit fantasi

Tujuan pembuatan film animasi pendek Captain Sugeng selain untuk memperkenalkan metode pembelajaran sejarah yang baru, juga untuk memberikan hiburan yang memiliki unsur

Penulis membuat film ini bertujuan untuk mengembangkan dunia industri desain di Indonesia dan penulis menyadari film pendek animasi dengan genre komedi dan cerita

Dengan demikian, sipenulis ingin memberikan sebuah gambaran cerita dalam bentuk animasi pendek kisah tentang seorang yang mengalami lumpuh dapat menjadi orang yang sukses tanpa