20
19
LAPORAN HASIL ASSESSMENT
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT. YODYA KARYA (PERSERO)
TATA KELOLA PERUSAHAAN
"Menjadi Perusahaan
Konsultan Engineering yang Handal"
LAPORAN
SELF ASSESSMENT PENERAPAN
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
PT. YODYA KARYA (PERSERO)
TAHUN 2019
PT. YODYA KARYA (PERSERO)
2019
Disclaimer
Self Assessment penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang dilakukan oleh Tim Pelaksana GCG PT. Yodya Karya (Persero) adalah berdasarkan data-data yang disediakan, hasil kuesioner dan konfirmasi ulang serta hasil pengamatan yang didapatkan di lapangan hingga tanggal laporan ini diterbitkan.
Hasil laporan Self Assessment ini semata-mata dimaksudkan sebagai masukan untuk Perusahaan dalam rangka memetakan kondisi penerapan GCG dan memberikan penilaian (score) atas penerapan GCG di Perseroan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara serta rekomendasi perbaikan sesuai dengan
standar (best practices). Laporan ini tidak dapat dianggap sebagai saran dan/atau
rekomendasi bagi Pihak Ketiga untuk menjadi dasar merencanakan dan/atau melakukan hubungan usaha dengan Perusahaan.
Tim Pelaksana GCG menjamin tingkat obyektivitas dan independensi dari laporan ini dan tidak mendapat campur tangan dan/atau permintaan dan/atau tekanan dan/atau paksaan dari pihak mana pun juga dalam penyelesaian laporan ini.
Pengguna atas Laporan ini hanya ditujukan untuk kepentingan PT. Yodya Karya (Persero) dan dalam hal digunakan untuk tujuan lainnya yang tidak terkait dengan hasil Self Assessment penerapan GCG, perlu dilakukan konfirmasi dan atau mendapat persetujuan dari Perusahaan.
Jakarta, 24 Januari 2020
Kepada Yth;
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi PT. Yodya Karya (Persero)
Jl. D.I. Panjaitan Kav. 8 Cawang Jakarta Timur 13340
Laporan Hasil Self Assessment Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Sesuai Surat Keputusan Direksi No.1/035/KPTS/2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang Pembentukan Tim Self Assessment Good Corporate Governance PT. Yodya Karya (Persero) Tahun 2019. Kami telah melakukan penilaian terhadap penerapan Good Corporate Governance (GCG) di PT. Yodya Karya (Persero) periode Tahun 2019. Penilaian kami dilakukan dengan menggunakan parameter yang dikembangkan oleh Kementerian BUMN sesuai dengan Surat Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
Aspek Pengujian dalam Assessment Penerapan Good Corporate Governance (GCG) meliputi:
(1) Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik secara berkelanjutan. (2) Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal.
(3) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (4) Direksi.
(5) Pengungkapan informasi dan Transparansi (6) Aspek lainnya.
i | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Daftar Isi
Hal
Ringkasan Eksekutif …………..……… 1
Kesimpulan dan Rekomendasi ………..……… 5
Profil dan Metodologi ……… ……… 18
Uraian Hasil Assessment ….. ……… 26
ii | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Daftar Lampiran
Hal Lampiran 1
Ringkasan Hasil Penilaian/Evaluasi
Penerapan GCG ………...……… 121
Lampiran 2
Daftar Capaian Penerapan GCG
Per Indicator .……….………...………122 Lampiran 3
Daftar Rekomendasi Hasil Self Assessment GCG
1 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Ringkasan Eksekutif
Kami telah melakukan Self Assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) dengan menggunakan parameter yang dikembangkan oleh Kementerian BUMN sesuai
dengan Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan
Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Ruang lingkup assessment meliputi aspek-aspek GCG dalam pengelolaan Perusahaan untuk periode tahun 2019.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, PT Yodya Karya (Persero) memiliki kewajiban untuk menerapkan GCG sebagaimana diamanatkan di dalam Peraturan Menteri BUMN Nomor: Per-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN. Sesuai dengan ketentuan yang diatur di dalam peraturan tersebut, PT Yodya Karya (Persero) memiliki kewajiban untuk melakukan pengukuran terhadap penerapan GCG dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas penerapan GCG yang dilakukan secara berkala setiap 2 tahun sekali oleh penilai (assessor) independen.
Tujuan assessment penerapan GCG ini adalah untuk:
a. Mengukur kualitas penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) melalui penilaian atau evaluasi tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan di PT. Yodya Karya (Persero) melalui pemberian skor atau nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapan GCG;
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi gap (celah) antara kriteria GCG dengan penerapan GCG di Perseroan;
c. Memonitor konsistensi penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan GCG di lingkungan PT. Yodya Karya (Persero).
Periode penerapan GCG yang dinilai dalam Self Assessment ini adalah periode tahun 2019. Pelaksanaan S e l f Assessment dimulai pada tanggal 2 Desember 2019 sampai d e n g a n 17 Januari 2020 mengacu pada Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/035/KPTS/2019 tanggal 2 Desember 2019 tentang Pembentukan Tim Self Assessment Good Corporate Governance PT. Yodya Karya (Persero) Tahun 2019.
2 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Pelaksanaan Self Assessment penerapan GCG ini merupakan bagian dari proses implementasi GCG yang berkelanjutan di PT Yodya Karya (Persero), sehingga hasil Self Assessment ini sekaligus merupakan penilaian atas kemajuan pelaksanaan GCG selama ini. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dan infrastruktur GCG yang ada merupakan tanggung jawab Manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada hasil penilaian atas penerapan GCG tersebut sesuai kerangka acuan Self Assessment.
Aspek Pengujian dalam Self Assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero), meliputi:
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan.
2. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal. 3. Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas.
4. Direksi.
5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi. 6. Aspek Lainnya.
Jumlah indikator pengujian penerapan GCG adalah sebanyak 43 indikator dengan 153 parameter pengujian. Hasil assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) tahun 2019 total skor yang diperoleh sebesar 86,304 dari total bobot sebesar 100,000 atau memperoleh capaian sebesar 86,304%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) pada tahun 2019 telah mencapai kualifikasi BAIK.
Selanjutnya hasil Self Assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) tahun 2019 dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
No. Aspek Pengujian Bobot Skor Capaian
(%) 1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola
Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan 7,000 5,993 85,612
2. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,000 8,560 95,112
3. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,000 32,016 91,476
4. Direksi 35,000 33,015 94,329
5. Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9,000 6,720 74,664
6. Aspek Lainnya 5,000 0,000 0,00
Skor Keseluruhan 100,000 86,304 86,304
3 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Dalam rangka mengetahui perkembangan capaian Assessment GCG, berikut ini disajikan perbandingan hasil capaian Assessment Tahun 2018 dan 2019, sebagai berikut:
Tabel di atas menggambarkan perbandingan antara kondisi penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) dengan praktik terbaik penerapan GCG. Beberapa aspek penilaian telah mendekati standar dan best practice, namun pada area tertentu masih memerlukan peningkatan. ASPEK PENGUJIAN/INDIKATOR/PARAMETER BOBOT CAPAIAN TAHUN 2019 BOBOT CAPAIAN TAHUN 2018 SKOR SKOR I
Komitmen terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara Berkelanjutan
7.000 5,993 7.000 6,201
II Pemegang Saham dan
RUPS/Pemilik Modal 9.000 8,560 9.000 8,784
III Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas 35.000 32,016 35.000 32,781
IV Direksi 35.000 33,015 35.000 32,473
V Pengungkapan Informasi dan
Transparansi 9.000 6,720 9.000 5,571
VI Aspek Lainnya 5.000 0,000 5.000 0.000
SKOR KESELURUHAN 100.000 86,304 100.000 85,809
KLASIFIKASI KUALITAS
5 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Kesimpulan dan Rekomendasi
A. KESIMPULAN
Self Assessment GCG yang telah dilakukan di PT Yodya Karya (Persero) dengan menggunakan parameter yang dikembangkan oleh Kementerian BUMN sesuai dengan Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor : SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Ruang lingkup assessment meliputi aspek-aspek GCG dalam pengelolaan Perusahaan untuk periode tahun 2019.
Hasil assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) periode tahun 2019 mencapai total skor sebesar 86,304 dari total bobot sebesar 100,000 atau memperoleh capaian sebesar 86,304%. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) periode tahun 2019 telah mencapai kualifikasi BAIK.
Berikut ini disajikan simpulan hasil assessment, yang diuraikan untuk setiap Aspek Pengujian sebagai berikut:
1. Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan
Berdasarkan hasil assessment yang telah dilakukan pada Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan, skor yang dicapai adalah 5,993 dari bobot sebesar 7,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 85,612% yang berarti bahwa secara umum penerapan GCG untuk Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan telah berjalan dengan Sangat Baik. Hal ini dapat diketahui dari beberapa praktik yang telah berjalan dengan baik yaitu:
1. Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang telah ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.
6 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
2. Perusahaan melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Pedoman Perilaku secara konsisten.
3. Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
4. Perusahaan telah melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
5. Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku.
6. Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistleblowing system)
Dalam penerapan GCG untuk Aspek Komitmen terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik secara berkelanjutan, masih terdapat hal-hal yang memerlukan perhatian sebagai area of improvement sebagai berikut :
1. Dalam Muatan Pedoman Perilaku (Code Of Conduct) belum memuat Tandatangan Dewan Komisaris dan belum terdapat Komitmen Direksi dan Dewan Komisaris mematuhi pedoman Perilaku.
2. Penyelenggara negara masih belum mampu menyusun LHKPN secara tepat waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3. Perusahaan belum secara khusus memberikan teguran/sanksi kepada pejabat terkait yang belum/tidak mematuhi ketentuan terkait pelaporan LHKPN mengacu pada ketentuan sanksi sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/025/KPTS/2017 tanggal 15 Maret 2017 tentang Pedoman LHKPN.
4. Perusahaan belum membuat laporan tentang pengendalian gratifikasi dilingkungan perusahaan.
5. Perusahaan belum melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan Whistleblowing System secara berkala.
2. Aspek Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
Berdasarkan hasil Self Assessment yang telah dilakukan pada Aspek Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal, skor yang dicapai adalah 85,560 dari bobot sebesar 9,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 95,112% yang berarti bahwa secara umum penerapan GCG untuk Aspek Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal telah berjalan dengan Sangat Baik. Hal ini dapat diketahui dari beberapa praktik yang telah berjalan dengan baik yaitu :
7 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
1. Pemegang Saham/RUPS/Pemilik Modal telah menetapkan pedoman
pengangkatan dan pemberhentian Direksi sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No. Peraturan Menteri Negara BUMN No: Per-03/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Persyaratan dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi BUMN. Dalam pedoman tersebut telah mengatur mekanisme nominasi dan penilaian atas kepatutan dan kelayakan (fit and propertest) bagi calon anggota Direksi.
2. Pemegang Saham telah menetapkan pedoman pengangkatan dan pemberhentian Dewan Komisaris sesuai dengan Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negera No. PER-02/MBU/02/2015 tanggal 17 Februari 2015 tentang Persyaratan dan tata Cara Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara.
3. Pemegang Saham telah memberikan keputusan yang diperlukan untuk menjaga kepentingan usaha perusahaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.
4. Pemegang Saham memberikan persetujuan laporan tahunan termasuk pengesahan laporan keuangan serta tugas pengawasan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar.
5. Pemegang Saham telah mengambil keputusan melalui proses yang terbuka dan adil serta dapat dipertanggungjawabkan.
6. Pemegang Saham telah melaksanakan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya.
Namun demikian masih terdapat kondisi penerapan GCG untuk Aspek Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal yang memerlukan perhatian sebagai area of improvement yaitu:
1. Pengesahan RJPP yang dilakukan oleh Pemegang Saham/RUPS melebihi jangka waktu yang telah ditetapkan yaitu 60 hari setelah diterimanya rancangan RJPP atau revisi RJPP secara lengkap.
2. Pemegang Saham memberikan pengesahan/persetujuan rancangan RKAP belum tepat waktu.
3. Pemegang Saham belum secara khusus menetapkan sistem penilaian kinerja Direksi secara individual.
8 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
3. Aspek Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
Berdasarkan hasil Self Assessment pada Aspek Dewan Komisaris / Dewan Pengawas, skor yang dicapai adalah 32,016 dari bobot sebesar 9,000 atau prosentase pencapaian sebesar 91,476% yang berarti secara umum penerapan GCG atas Aspek Dewan Komisaris/Dewan Pengawas telah berjalan Sangat Baik. Hal ini dapat diketahui dari beberapa praktik yang telah berjalan baik yaitu:
1. Dewan Komisaris telah mengikuti program pengenalan dan melaksanakan program pelatihan/pengembangan secara berkelanjutan.
2. Dewan Komisaris melakukan pembagian tugas dan menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris/Dewan Pengawas.
3. Dewan Komisaris telah memberikan persetujuan atas rancangan RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
4. Dewan Komisaris memberikan telah memberikan arahan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
5. Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
6. Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan anggota Direksi, menilai kinerja Direksi dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja Direksi.
7. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi benturan kepentingan yang menyangkut dirinya.
8. Dewan Komisaris telah memantau dan memastikan bahwa prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan berkelanjutan. 9. Dewan Komisaris telah menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris yang efektif
dan menghadiri rapat tersebut sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 10. Dewan Komisaris telah memiliki Sekretaris Dewan Komisaris untuk mendukung
tugas kesekretariatan Dewan Komisaris.
11. Dewan Komisaris telah memiliki Komite Dewan Komisaris untuk mendukung tugas Dewan Komisaris.
Namun demikian masih terdapat kondisi penerapan GCG untuk Aspek Dewan Komisaris/Dewan Pengawas yang masih memerlukan perhatian sebagai area of improvement yaitu:
9 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
1. Laporan pelatihan Dewan Komisaris yang telah dijalani belum ada.
2. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris belum sepenuhnya tergambar rencana kegiatan Komisaris terkait pengawasan terhadap beberapa kebijakan dan pelaksanaan antara lain terkait : TI, SDM, Akuntansi dan penyusunan Laporan Keuangan, Pengadaan, serta mutu dan pelayanan.
3. Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris belum sepenuhnya tergambar rencana kegiatan Komisaris terkait pengawasan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga.
4. Dalam Rencana Kerja Dewan Komisaris belum menggambarkan tentang penilaian dan efektivitas pengawasan pelaksanaan audit eksternal dan audit internal serta melibatkan perangkat Dewan Komisaris dalam proses telaah.
5. Dewan Komisaris belum membuat penilaian kinerja Direksi secara individu berdasarkan telaahan kriteria, target dan indikator kinerja Utama yang tercakup didalam Kontrak Manajemen Direksi.
6. Dewan Komisaris belum membuat surat pernyataan Dewan Komisaris Pengawas tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun.
7. Dewan Komisaris perlu membuat daftar khusus dan melaporkan kepada perusahaan (Sekretaris Perusahaan) untuk dicatat dalam Daftar Khusus mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada perusahaan tersebut dan perusahaan lain.
8. Dewan Komisaris perlu merealisasikan jumlah rapat sesuai dengan rencana. 9. Risalah rapat Dewan Komisaris belum sepenuhnya memuat dinamika rapat dan
Dissenting Comment dan harus disimpan pada Perusahaan.
10. Komite Audit belum membuat program kerja tahunan yang disetujui dan ditetapkan Dewan Komisaris.
11. Komite Dewan Komisaris belum melaporkan kegiatan dan hasil penugasan yang diterimanya kepada Dewan Komisaris.
10 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
4. Aspek Direksi
Berdasarkan hasil assessment yang telah dilakukan pada Aspek Direksi, skor yang dicapai adalah 33,015 dari bobot sebesar 35,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 94,329% yang berarti bahwa secara umum penerapan GCG untuk Aspek Direksi telah berjalan dengan Sangat Baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa praktik yang telah berjalan dengan baik yaitu:
1. Direksi telah mengikuti program pengenalan dan melaksanakan program pelatihan/pengembangan secara berkelanjutan.
2. Direksi telah melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung jawab secara jelas.
3. Direksi telah menyusun perencanaan Perusahaan.
4. Direksi telah berperan dalam pemenuhan target kinerja Perusahaan.
5. Direksi telah melaksanakan pengendalian operasional dan keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan Perusahaan.
6. Direksi telah melaksanakan pengurusan Perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan anggaran dasar.
7. Direksi telah melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi Perusahaan dan stakeholders.
8. Direksi telah memonitor dan mengelola potensi benturan kepentingan anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi.
9. Direksi telah memastikan Perusahaan melaksanakan keterbukaan informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang-undangan dan penyampaian informasi kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas dan Pemegang Saham tepat waktu. 10. Direksi telah menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri Rapat Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. 11. Direksi menyelenggarakan pengawasan intern yang efektif.
12. Direksi telah menyelenggarakan fungsi sekretaris perusahaan yang berkualitas dan efektif.
13. Direksi telah menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya sesuai peraturan perundang-undangan.
Namun demikian masih terdapat kondisi penerapan GCG untuk Aspek Direksi yang memerlukan perhatian dan merupakan area of improvement yaitu :
11 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
1. Perusahaan perlu membuat rencana kerja dan anggaran pelatihan bagi Anggota Direksi serta membuat laporan hasil pelatihan yang telah dijalani Direksi.
2. Perusahaan belum melakukan pengukuran kinerja penilaian kinerja untuk unit dan jabatan dalam organisasi (struktural) yang diterapkan secara obyektif dan transparan dengan menggunakan aplikasi komputer.
3. Perusahaan belum melaporkan pelaksanaan Manajemen Risiko kepada Dewan Komisaris.
4. Tingkat penyelesaian laporan tindaklanjut hasil pemeriksaan SPI belum sepenuhnya maksimal.
5. Perusahaan belum melakukan survei kepuasan rekanan/pemasok.
6. Perusahaan belum Perusahaan memiliki kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada kreditur.
7. Efektivitas pelaksanaan program PKBL khususnya untuk penyalurkan dana program kemitraan belum sepenuhnya dapat dicapai.
8. Kepala SPI belum mendapatkan sertifikasi profesi (Certified Internal Auditor/Qualified Internal Auditor) sebagai bagian dari pemenuhan standar yang dibutuhkan.
9. SPI belum sepenuhnya melakukan penilaian atas program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi pengawasan intern, baik dilakukan oleh internal maupun pihak eksternal dalam rangka memastikan kinerja SPI telah berjalan sesuai dengan fungsinya.
10. Sekretaris Perusahaan belum ditetapkan sebagai koordinator penyusunan Laporan Manajemen dan Tahunan.
11. Risalah rapat Direksi yang belum sepenuhnya memuat dinamika rapat dan pendapat yang berbeda (dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Direksi (bila ada).
12. Sekretaris Perusahaan belum melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Direktur Utama antara lain : laporan yang berkaitan dengan tugasnya secara berkala, Laporan/hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru, Laporan/hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
12 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
5. Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi
Berdasarkan hasil assessment yang telah dilakukan pada Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi, skor yang dicapai adalah 6,720 dari bobot sebesar 9,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 74,664% yang berarti bahwa secara umum penerapan GCG untuk Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi masih berjalan dengan Baik. Adapun beberapa praktik yang telah berjalan dengan baik yaitu:
1. Perusahaan menyediakan informasi kepada stakeholders.
2. Perusahaan menyediakan bagi stakeholders akses atas informasi perusahaan yang relevan, memadai, dan dapat diandalkan secara tepat waktu dan berkala. 3. Informasi-informasi penting Perusahaan telah diungkapkan di dalam Laporan
Tahunan.
4. Perusahaan memperoleh penghargaan atau award dalam bidang GCG.
Sedangkan kondisi penerapan GCG untuk Aspek Pengungkapan Informasi dan Transparansi yang memerlukan perhatian dan merupakan area of improvement yaitu: 1. Perusahaan belum menyediakan media lain yaitu majalah internal, bulletin dan
sebagainya.
2. Perusahaan belum memenuhi ketentuan umum dalam menyajikan Annual Report. 3. Perusahaan belum menang dalam Annual Report Award (ARA) dan mendapatkan
penghargaan (award) dibidang CSR atau penghargaan bidang publikasi lainnya.
6. Aspek Lainnya
Berdasarkan hasil assessment yang telah dilakukan pada Aspek Lainnya, skor yang dicapai adalah 0,000 dari bobot sebesar 5,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 0,00%. Hal ini dikarenakan Perseroan belum memiliki bidang/area yang menjadi best practice di industrinya atau menjadi tujuan benchmark bagi perusahaan lain.
13 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
B. REKOMENDASI
Sebagai tahap lanjut dari hasil assessment penerapan GCG tahun 2019, berikut disampaikan rekomendasi yang disusun berdasarkan lingkup wewenang masing-masing organ di Perusahaan :
Pemegang Saham/RUPS
1. Pemegang Saham agar mengesahkan/menyetujui Rancangan RJPP tepat pada waktunya yaitu 60 hari setelah diterimanya rancangan RJPP.
2. Pemegang Saham sebaiknya memberikan pengesahan/persetujuan rancangan RKAP tepat waktu yaitu paling lambat pada akhir tahun sebelum tahun anggaran berjalan.
3. Pemegang Saham sebaiknya menetapkan sistem penilaian kinerja Direksi secara invidual bagi masing-masing Direksi.
Dewan Komisaris
1. Dewan Komisaris sebaiknya membuat laporan tentang hasil pelatihan yang telah dijalani anggota Dewan Komisaris.
2. Dewan Komisaris sebaiknya menetapkan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris yaitu rencana kegiatan terkait pengawasan terhadap beberapa kebijakan dan pelaksanaannya antara lain . TI, SDM, Akuntansi dan penyusunan Laporan Keuangan, Pengadaan, serta mutu dan pelayanan. Rencana kegiatan pengawasan ini nantinya akan menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya.
3. Dewan Komisaris telah menyusun Dewan Komisaris sebaiknya menetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris yaitu rencana kegiatan terkait pengawasan atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan perjanjian dengan pihak ketiga yang akan menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasan khususnya terkait aspek kepatuhan.
4. Dewan Komisaris sebaiknya membuat rencana kerja tentang pengawasan efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan audit internal serta melakukan penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal dan Internal dengan menggunakan perangkat Dewan Komisaris. Adapun penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit sebagai berikut :
14 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
1. Pemantauan kesesuaian penyelesaian progres audit dengan rencana kerjanya;
2. Telaah atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar profesi Akuntan Publik;
3. Telaahan hasil audit eksternal dan kualitas rekomendasi audit eksternal, yang dibuat didalam Laporan hasil evaluasi.
b. Audit Internal :
1. Telaah atas efektivitas pemantauan tindak lanjut hasil audit SPI dan auditor eksternal;
2. Telaah atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit internal; 3. Kelengkapan atribut temuan dan kualitas rekomendasi hasil audit
internal;
4. Telaah rencana kerja pengawasan dan pelaksanaannya; 5. Manajemen fungsi SPI.
5. Dewan Komisaris agar memberikan penilaian terhadap Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target dan indikator kinerja Utama yang tercakup didalam Kontrak Manajemen Direksi secara individu dengan realisasi pencapain masing-masing. 6. Dewan Komisaris agar membuat surat pernyataan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas tidak memiliki benturan kepentingan pada awal pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun.
7. Dewan komisaris agar membuat daftar khusus mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya yang ditandatangani.
8. Dewan Komisaris sebaiknya merealisasikan jumlah rapat sesuai dengan Rencana Kerja Dewan Komisaris.
Komite Audit
1. Komite Audit seharusnya membuat Program Kerja Tahunan yang memuat memastikan efektivitas system pengendalian manajemen dan memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian manajemen beserta pelaksaanaannya; (2) efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan SPI; (3) menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dan SPI; (4) telah dapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan; (5) self assessment kinerja Komite Audit.
15 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
2. Komite Audit agar melaporkan kepada Dewan Komisaris/Dewan Pengawas atas setiap pelaksanaan penugasan dengan disertai dengan rekomendasi.
Sekretaris Dewan Komisaris
Sekretaris Dewan Komisaris agar membuat risalah rapat dengan mencantumkan: (1) pendapat yang berbeda (dissenting comments) dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Dewan Komisaris/Dewan Pengawas (bila ada); (2) jalannya rapat (dinamika rapat); serta risalah rapat harus disimpan di Perusahaan
Dewan Direksi
1. Perusahaan sebaiknya membuat rencana kerja dan anggaran kegiatan pelatihan dan membuat laporan hasil pelatihan yang telah diikuti.
2. Direksi sebaiknya meningkatkan penerapan sistem pengukuran dan penilaian kinerja untuk unit dan jabatan di Perusahaan untuk dapat didukung dengan aplikasi Komputer.
3. Direksi sebaiknya membuat profil risiko dan melaksanakan manajemen risiko serta melaporkan pelaksanaan program manajamen risiko kepada Dewan Komisaris atau pemegang saham saham yang waktunya bersamaan dengan Laporan Manajemen dan disampaikan secara berkala.
4. Direksi sebaiknya mendorong agar tingkat penyelesaian laporan tindaklanjut hasil pemeriksaan SPI dapat lebih maksimal.
5. Perusahaan perlu melaksanakan survey secara berkala terkait tingkat kepuasan pemasok terhadap perusahaan.
6. Perusahaan sebaiknya membuat kebijakan terkait pelaksanaan hubungan dengan kreditur yang menjelaskan dan mengatur tentang hak-hak dan kewajiban Perusahaan kepada Kreditur.
7. Perusahaan sebaiknya terus meningkatkan efektivitas pengelolaan PKBL khususnya terkait efektivitas penyaluran dana program kemitraan sehingga dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan.
8. Direksi sebaiknya menetapkan Sekretaris Perusahaan sebagai koordinator penyusunan Laporan Manajemen dan Tahunan.
9. Perusahaan sebaiknya membuat Surat Keputusan mengenai Code Of Conduct yang ditandatangani juga oleh Dewan Komisaris serta melampirkan Komitmen mematuhi pedoman perilaku seluruh anggota anggota Direksi maupun Dewan Komisaris.
16 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
10. Perusahaan sebaiknya mendorong seluruh Insan Yodya yang termasuk wajib lapor LHKPN agar tepat waktu dalam melaporkan LHKPN dalam upaya tertib pelaporan sesuai dengan perundang-undangan.
11. Perusahaan sebaiknya memberikan teguran/sanksi bagi wajib lapor yang belum
menyampaikan LHKPN sesuai Surat Keputusan Direksi
Nomor:1/025/KPTS/2017 tanggal 15 Maret 2017 tentang Pedoman LHKPN. 12. Perusahaan sebaiknya membuat Laporan tentang pengendalian gratifkasi sesuai
Surat Keputusan Direksi No: 1/038.2/KPTS/2012 tanggal 3 April 2012 tentang Pengendalian Gratifikasi.
13. Perusahaan sebaiknya meningkatkan penerapan kebijakan Whistleblowing System secara bertahap sehingga implementasi di Perusahaan dapat berjalan secara efektif. 14. PT. Yodya Karya (Persero) agar membuat buletin dan majalah internal.
15. Laporan Tahunan Perusahaan sebaiknya:
a. Mencantumkan Laporan Tahunan mencantumkan uraian mengenai manajemen risiko perusahaan mencakup antara lain: (1) Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah); (2) Upaya untuk mengelola risiko tersebut di dalam Laporan.
b. Mencantumkan uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen mencakup antara lain informasi tentang: (1) Pembentukan Pusat Pengaduan konsumen; (2) Program peningkatan layanan kepada konsumen; (3) Biaya yang telah dikeluarkan di dalam Laporan Tahunan.
c. Mencantumkan Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai "company development program" yang telah dilakukan, mencakup antara lain informasi tentang: (1) Mitra Usaha binaan Perusahaan; (2) Program pengembangan pendidikan; (3) Program perbaikan kesehatan; (4) Program pengembangan seni budaya; (5) Biaya yang telah dikeluarkan di dalam Laporan Tahunan.
d. Mencantumkan Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan, mencakup antara lain informasi tentang: (1) Aktivitas pelestarian lingkungan; (2) Aktivitas pengelolaan lingkungan; (3) sertifikasi atas
17 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
pengelolaan lingkungan; (4) Biaya yang telah dikeluarkan di dalam LaporanTahunan.
16. Perusahaan sebaiknya untuk lebih ditingkatkan lagi kualitas dalam pembuatan laporan tahunan sesuai keriteria yang telah ditetapkan ARA dan Direksi sebaiknya mempertimbangkan untuk mengikuti program penghargaan CSR atau bidang publikasi lainnya.
Satuan Pengawasan Intern (SPI)
1. Kepala SPI sebaiknya segera menyelesaikan pelatihan sertifikasi yang dilakukan secara berjenjang dalam rangka untuk mendapatkan sertifikasi profesi (Certified Internal Auditor/ Qualified Internal Auditor) sebagai bagian dari pemenuhan standar yang dibutuhkan guna menunjang pelaksanaan tugasnya.
2. SPI sebaiknya melakukan penilaian (assessment) secara keseluruhan terkait program jaminan kualitas dan peningkatan fungsi pengawasan internal untuk memastikan bahwa kinerja SPI telah berjalan sesuai dengan fungsinya. Penillaian tersebut dapat dilakukan secara berkala oleh assessor internal atau sekurang- kurangnya sekali dalam 5 tahun oleh assessor independen.
Sekretaris Perusahaan
1. Sekretaris Perusahaan sebaiknya mencantumkan jalannya rapat dalam risalah rapat yang dibuat sehingga dapat tergambar dinamika rapat termasuk mencantumkan dissenting comment apabila terdapat perbedaan pendapat sebagai bagian dari akuntabilitas dalam pengambilan keputusan.
2. Sekretaris Perusahaan sebaiknya melaporkan tugasnya secara berkala kepada Direkstur Utama antara lain :
1. Laporan yang berkaitan dengan tugasnya secara berkala, dan apabila diminta dapat memberikannya kepada Dewan Komisaris.
2. Laporan/hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang baru. 3. Laporan/hasil telaah terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
18 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Profil Perusahaan dan Metodologi
A. PROFIL PERUSAHAAN
PT Yodya Karya (Persero) merupakaan perusahaan konsultan perencana badan usaha milik negara (BUMN), hasil dari nasionalisasi perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultansi untuk pekerjaan perencanaan dan pengawasan bangunan gedung. Pada awalnya PT Yodya Karya (Persero) adalah perusahaan dengan nama N.V. Job & Sprey yang didirikan pada tahun 1948 dengan kegiatan utama Perencanaan dan Pengawasan Bangunan Gedung (Biro Arsitek).
Pada tahun 1958, berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 1958, N.V. Job & Sprey dinasionalisasikan oleh Pemerintah Republik Indonesia. Kemudian dikukuhkan dengan PP Nomor 39 Tahun 1970 menjadi Perusahaan Negara, yaitu dengan nama resmi P.N. Yodya Karya. Empat belas tahun kemudian, tepatnya tahun 1972, perusahaan berubah menjadi Perusahaan Perseroan (PT) yang dikukuhkan dengan Akte Notaris Djojo Muljadi, SH Nomor 62 Tanggal 15 Maret 1972. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk lebih mengembangkan diri dalam berkarya di bidang jasa konsultan perencanaan.
Modal dasar perusahaan berkembang cukup pesat, dimana saat ini modal dasar perusahaan sebesar Rp. 200.000.000.000,- (dua ratus milyar rupiah) dan dari modal dasar tersebut telah disetor sebesar Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) sebagaimana telah ditambah dan diubah, terakhir sesuai Akte Notaris Estrelyta Taher, S.H. Nomor: 01 tanggal 14 Juni 2016.
Pada saat ini PT. Yodya Karya (Persero) dipimpin oleh C. Thomas Pangaribuan, sebagai Direktur Utama sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor : SK-211/MBU/10/2019, tanggal 03 Oktober 2019.
Sejak tahun 1972 sampai sekarang PT. Yodya Karya (Persero) terus mengembangkan lingkup usahanya, yaitu :
- Tahun 1982 kegiatan usaha diperluas ke Bidang Enjiniring, yaitu : jalan, jembatan, pengairan dan tenaga listrik.
- Tahun 1986 ruang lingkup usaha diperluas untuk Bidang Tata dan Pengembangan Lingkungan serta Manajemen.
19 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
- Tahun 1988 dibentuk Divisi Manajemen Operasi Pemeliharaan Instalasi, sehingga ruang lingkup usaha PT. Yodya Karya
- Tahun 1998 PT. Yodya Karya mengembangkan pekerjaan dengan konsep pembangunan yang bertumpu pada pemberdayaan masyarakat.
- Tahun 2008 PT. Yodya Karya mengembangkan pekerjaan layanan Jasa Konsultansi Non Konstruksi, dengan memanfaatkan peluang pasar dan potensi yang dimiliki oleh perusahaan.
- Tahun 2012 PT. Yodya Karya melakukan reklasifikasi dan penambahan bidang layanan usaha menjadi Jasa Konsultansi dan Non Konsultansi serta membentuk Cabang Utama DKI.
- Tahun 2013 Cabang Utama diubah menjadi Wilayah serta mengembangkan usaha ke arah Pengembangan Lahan, Kawasan dan Properti serta pasar Luar Negeri.
- Tahun 2014 PT. Yodya Karya melakukan penambahan Unit Kerja Biro Pengendalian Pemasaran dan Operasi.
- Tahun 2015 membentuk Divisi PLKP sebagai embrio usaha Properti.
- Tahun 2016 membentuk Wilayah VI Samarinda dan Wilayah VII Jayapura, Divisi Infrastruktur, Divisi Enjiniring dan Divisi Pengembangan Aset.
PT Yodya Karya (Persero) terus berkembang dengan tetap berpegang pada core bisnisnya, yaitu jasa konsultansi untuk pekerjaan mulai survei, perancangan dan perencanaan, manajemen proyek, manajemen konstruksi, pengawasan pada bidang engineering maupun bidang non engineering, serta didukung dengan keberadaaan tenaga ahli profesional dan peralatan yang mengikuti perkembangan teknologi.
Maksud dan Tujuan Perusahaan
Maksud dan tujuan Perusahaan ini merupakan penegasan terhadap pengertian sifat usaha dari Badan Usaha Milik Negera (BUMN) seperti yang tertera dalam Undang-undang RI No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN (Pasal 12). Dalam pasal tersebut bahwa maksud dan tujuan pendirian perusahaan adalah :
1. Menyediakan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. 2. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan.
Visi
20 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Misi
Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang Jasa Konsultan Engineering yang mengedepankan profesionalisme dan kepercayaan, maka Misi PT. Yodya Karya (Persero) dirumuskan sebagai berikut :
a. Menjadi jasa konsultan Enjiniring yang bermutu tinggi berbasis teknologi dengan layanan terbaik bagi para pelanggan;
b. Membangun citra dan mengembangkan profesionalisme usaha berdasarkan Good Corporate Governance dan standar sistem manajemen internasional (ISO, OHSAS, SMK3, SNI, COSO, MBCFPE);
c. Memberikan manfaat dan nilai tambah kepada pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.
Tata Nilai Perusahaan
Guna memupuk tata nilai perusahaan dan suasana kerja kondusif dalam rangka meningkatkan motivasi kerja seluruh pegawai, ada 5 (lima) tata nilai perusahaan yang dikembangkan adalah :
I WIN’S
I = Integrity
- Integritas, Mengedepankan kejujuran, Spritual, Komitmen dan bermartabat. - Menyampaikan data atau informasi secara transparan, tepat waktu dan benar. - Tidak menyalahgunakan jabatan, wewenang dan aset perusahaan.
- Obyektif dalam memandangatau menilai setiap masalah dan berlaku adil dalam melaksanakan kewajiban dan hak.
- Berani menyampaikan dan menerima pendapat.
W = Winning Spirit
- Semangat untuk menang, pantang menyerah, dan berjiwa militansi.
- Insan Yodya Karya mepunyai semangat untuk menang dalam segala kondisi. Berjiwa militansi dalam mengerjakan pekerjaan, dan menjalankan aktifitas disetiap ini.
- Memiliki daya juang yang tinggi dan semangat pantang menyerah.
- Menyerahkan seluruh potensi dan daya upaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab.
21 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
- Memanfaatkan setiap peluang dan mengendalikan setiap resiko.
I = Innovation
- Inovasi, kreatif, mampu menciptakan sesuatu yang baru.
- Insan Yodya Karya selalu mempunyai inovasi-inovasi dalam bekerja dengan menciptakan sesuatu yang baru dalam setiap langkah pekerjaannya.
- Proaktifkan mengidentifikasikan potensi dan mencegah timbulnya masalah serta mampu menemukan solusi efektif dan efisien.
- Mampu meningkatkan kualitas produk dan layanan melalui penyumbangan teknologi dan metode yang unggul.
N = Nascent
Selalu melakukan pembaruan untuk tujuan yang lebih baik bagi perusahaan.
S = Smart
- Kecerdasan Spriritual, Intelektual dan Emosional.
- Bekerja dengan cerdas, Konsep yang jelas, sistematis dan terukur dengan pedoman kepada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta Rencana Kerja Jangka Panjang (RJPP).
- Berlaku hemat untuk memperoleh sebesar-besarnya keuntungan bagi perusahaan dengan memperhitungkan cost/benefit dalam setiap tindakan. - Memiliki komitmen terhadap keberhasilan unit kerjanya sendiri dan Unit Kerja lain
untuk mencapai target Perusahaan.
Berdasarkan Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan, maka Motto PT. Yodya Karya (Persero) adalah :
“COME WITH SOLUTION”
Susunan Dewan Komisaris
Anggota Dewan Komisaris yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN selaku RUPS Nomor: SK-267/MBU/12/2016 tanggal 12 Desember 2016 tentang Pemberhentian, Pengangkatan dan Pengalihan Tugas Angggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Yodya Karya, Pemegang saham/RUPS memberhentikan dengan hormat Bapak Mohammad Nasih sebagai Komisaris Utama PT.Yodya Karya dan mengangkat Bapak Adang Saf Ahmad sebagai Komisaris Utama PT.Yodya Karya (Persero) sehingga susunan Anggota Dewan Komisaris adalah sebagai
22 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
berikut :
1. Bapak Adang Saf Ahmad sebagai Komisaris Utama
2. Bapak Marojahan Budiman N. sebagai Komisaris Independen
Susunan Direksi
Anggota Dewan Direksi yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-293/MBU/2013 tanggal 27 Juni 2013 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengangkatan Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Yodya Karya dan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : SK-211/MBU/10/2019 tanggal 03 Oktober 2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama Perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Bapak C. Thomas Pangaribuan sebagai Direktur Utama 2. Bapak Delta Hatmantari sebagai Direktur
B. METODOLOGI ASSESSMENT GCG
Acuan Metodologi
Metodologi pelaksanaan assessment GCG di Perusahaan untuk periode tahun 2019 ini menggunakan parameter yang dikembangkan oleh Kementerian BUMN sesuai dengan Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
Tujuan Assessment
Tujuan dari pelaksanaan assessment penerapan GCG di Perseroan adalah :
a. Mengukur kualitas penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) melalui penilaian atau evaluasi tingkat pemenuhan kriteria GCG dengan kondisi nyata yang diterapkan di Perseroan melalui pemberian skor atau nilai atas penerapan GCG dan kategori kualitas penerapan GCG;
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) serta mengusulkan rekomendasi perbaikan untuk mengurangi gap (celah) antara kriteria GCG dengan penerapan GCG di Perseroan;
c. Memonitor konsistensi penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) dan memperoleh masukan untuk penyempurnaan dan pengembangan kebijakan GCG di lingkungan Perseroan.
23 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Periode Assessment
Periode penerapan GCG di Perseroan yang dinilai dalam pelaksanaan assessment GCG ini adalah periode tahun 2019. Assessment dilaksanakan pada tanggal 02 Desember 2019 s/d 17 Januari 2020 sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 1/035/KPTS/2019 tanggal 02 Desember 2019 tentang pembentukan Tim Self Assessment GCG PT. Yodya Karya (Persero).
Ruang Lingkup
Pengujian dan penilaian terhadap kualitas penerapan GCG di Perseroan dilakukan menggunakan indikator/parameter penilaian dan evaluasi yang meliputi :
a. Aspek Pengujian, terdiri dari 6 aspek yaitu : (1) Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan, (2) Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal, (3) Dewan Komisaris/Dewan Pengawas, (4) Direksi, (5) Pengungkapan Informasi dan Transparansi, dan (6) Aspek Lainnya.
b. Indikator Pengujian, terdiri dari 43 indikator yang merupakan seperangkat ukuran pada masing-masing aspek pengujian yang mencerminkan kekuatan pelaksanaan GCG.
c. Parameter Pengujian, terdiri dari 153 parameter, yang merupakan penjabaran dan unsur-unsur dari indikator pengujian yang terkait. Bobot penilaian atas Aspek Pengujian adalah sebagai berikut :
Selanjutnya penetapan Nilai/Skor hasil penilaian/evaluasi penerapan GCG dilakukan dengan menetapkan klasifikasi kualitas penerapan GCG di Perusahaan sesuai kriteria penilaian sebagai berikut:
No. Aspek Pengujian Bobot (%)
1 Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan
Yang Baik Secara Berkelanjutan 7,000
2 Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal 9,000
3 Dewan Komisaris/Dewan Pengawas 35,000
4 Direksi 35,000
5 Pengungkapan Informasi dan Transparansi 9,000
6 Aspek Lainnya 5,000
24 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
No. Capaian Peringkat
1 Nilai di atas 85 Sangat Baik
2 75 < Nilai < 85 Baik
3 60 < Nilai < 75 Cukup Baik
4 50 < Nilai < 60 Kurang Baik
5 Nilai < 50 Sangat Kurang Baik
Tahapan Pelaksanaan Assessment
a. Pertemuan Pendahuluan (Kick-off Meeting)
Pertemuan pendahuluan berupa kick-off meeting telah dilakukan bersama dengan Direksi dan jajaran Manajemen dalam rangka untuk mempersiapkan hal-hal yang bersifat teknis sehubungan dengan pelaksanaan assessment GCG. Pada saat kick- off meeting, Tim GCG menyampaikan rencana kegiatan assessment GCG yang akan dilaksanakan.
b. Pengkajian (Review) Dokumen
Tim GCG melakukan pengkajian (review) berbagai dokumen perusahaan yang diperlukan seperti Anggaran Dasar, Pedoman GCG, Code of Conduct, Board Manual, Risalah RUPS, Risalah Rapat Dewan Komisaris, Risalah Rapat Direksi, RKAP, Laporan Manajemen, kebijakan serta peraturan perusahaan lainnya yang relevan. Kegiatan pengkajian dokumen dilakukan pada minggu pertama.
c. Penyebaran Kuesioner
Tim GCG melakukan penyebaran Kuesioner sebagai dasar penilaian dalam pelaksanaan assessment GCG dimana responden berasal dari Dewan Komisaris, Direksi, Pejabat satu level dibawah Direksi.
d. Analisis dan Penyusunan Draf Laporan
Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh, Tim GCG melakukan benchmarking analysis (gap analysis) terhadap temuan yang ada dengan standar dan/atau best practices yang dituangkan melalui pengisian Kertas Kerja Assessment dan memberikan penilaian (skor). Kertas kerja tersebut menjadi dasar penyusunan Draf Laporan untuk selanjutnya disampaikan kepada Perseroan.
e. Pembahasan Hasil Draft Assessment
Setelah proses assessment dilaksanakan, selanjutnya Tim GCG melakukan pembahasan hasil assessment sebagaimana tertuang di dalam Draf Laporan yang telah
25 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
disampaikan kepada Tim Pendamping. Pembahasan hasil assessment dilakukan untuk kepentingan verifikasi dan klarifikasi terhadap hasil-hasil temuan dan gap analysis yang dilakukan.
f. Finalisasi dan Penyampaian Laporan Final
Sebagai tahap akhir, Tim GCG melakukan finalisasi dan menyampaikan Laporan Final Hasil Assessment GCG kepada Perseroan yang di dalamnya berisi gambaran mengenai pelaksanaan GCG melalui pencapaian skor dari parameter yang diukur termasuk rekomendasi perbaikan terkait langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengeliminasi kesenjangan.
26 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Uraian Hasil Assessment
Kami telah melakukan self assessment penerapan GCG di PT Yodya Karya (Persero) dengan menggunakan parameter yang dikembangkan oleh Kementerian BUMN sesuai dengan Keputusan Sekretaris Menteri BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012 tentang Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi Atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Ruang lingkup assessment meliputi aspek-aspek GCG dalam pengelolaan Perusahaan untuk periode tahun 2019.
Berikut ini disajikan uraian hasil assessment, yang mencakup rincian dari parameter- parameter yang diujikan serta hasil penilaian atas parameter tersebut.
1. ASPEK KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK SECARA BERKELANJUTAN
Indikator penerapan GCG dalam Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan yang menjadi dasar penilaian meliputi 6 indikator dengan 15 parameter pengujian.
Berdasarkan hasil assessment yang telah dilakukan pada Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan, skor yang dicapai 5,993 dari bobot sebesar 7,000 atau setara dengan prosentase pencapaian sebesar 85,612%.
Dari hasil pencapaian tersebut dapat diuraikan kondisi penerapan GCG untuk Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Secara Berkelanjutan yang telah berjalan dengan baik adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan (GCG Code) dan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang telah ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala
Perusahaan telah memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance Code) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/045.2/KPTS/2018 tanggal 14 Agustus 2018 tentang Pedoman Tata
27 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance Code) PT Yodya Karya (Persero) yang ditandatangani oleh Direktur Utama. Berdasarkan review dokumen, Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance Code) Perseroan telah mengacu pada ketentuan Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/ 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.
Perusahaan telah melakukan peninjauan dan pemutakhiran Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance Code) pada Tahun 2018 yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/045.2/KPTS/2018 tanggal 14 Agustus 2018 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Yang Baik
(Good Corporate Governance Code). Sebelumnya SK Direksi No.1/061/ KPTS/ 2015 tanggal 21 Januari 2015.
Perusahaan telah memiliki Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/045.4/KPTS/2018 tanggal 16 Agustus 2018 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct)
PT. Yodya Karya (Persero) yang ditandatangani oleh Direktur Utama. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Perusahaan secara umum telah memuat beberapa ketentuan standar Code of Conduct seperti tata nilai perusahaan, benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan imbalan atau hadiah, memelihara keamanan dan keselamatan kerja, kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan promosi, perlindungan informasi perusahaan dan intangible asset, perlindungan harta perusahaan, kegiatan politik, etika yang terkait dengan stakeholders, mekanisme pelaporan pelanggaran, sanksi dan pelanggaran.
Perusahaan telah melakukan peninjauan dan pemutakhiran Pedoman Perilaku (Code of Conduct) pada tahun 2018 sesuai Surat Keputusan Direksi Nomor:1/045.4/KPTS/2018 tanggal 1 6 Agustus 2018 tentang Pedoman Perilaku (Code of Conduct) PT Yodya Karya (Persero).
28 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
2. Perusahaan melaksanakan Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik dan Pedoman Perilaku secara konsisten
Direktur Utama telah menunjuk seorang Direksi sebagai penanggung jawab terhadap penerapan dan pemantauan GCG di Perusahaan melalui Surat Keputusan Direksi No 1/061/KPTS/2018 tanggal 15 November 2018 tentang Pengangkatan Komite GCG serta menetapkan Ibu Delta Hatmantari (Direktur) sebagai ketua komite GCG.
Dalam dokumen tersebut juga dijelaskan bahwa tugas pokok Komite GCG antara lain yaitu:
1. Mengikuti peraturan perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam mejalankan kegiatan GCG;
2. Menyusun dan melakukan penyempurnaan proses GCG;
3. Meyediakan informasi tentang pelaksanaan GCG pada Laporan Tahunan Perusahaan;
4. Melakukan identifikasi dan membantu laporan sistem pelaporan pelanggaran dalam GCG;
5. Menyiapkan dokumen terkait keperluan GCG;
6. Membantu terlaksananya kegiatan assesment dan self-assesment GCG;
7. Melakukan identifikasi dan membantu laporan sistem pelaporan pelanggaran dalam GCG;
8. Menyampaikan laporan kegiatan kepada Direksi dan Dewan Komisaris setiap 3 (tiga) bulan sekali;
Secara umum Direksi telah menyampaikan laporan pelaksanaan GCG di Perusahaan kepada Dewan Komisaris dan pemegang saham salah satunya sebagaimana tergambar di dalam Laporan Tahunan tahun 2018.
Perusahaan telah membuat kebijakan dan panduan tambahan untuk menciptakan situasi kondusif yang dapat memberikan panduan yang lebih jauh tentang berbagai praktik untuk melaksanakan Pedoman GCG dan Pedoman Perilaku seperti: Board Manual, Internal Audit Charter, Audit Committee Charter, Corporate Secretary Charter, Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Pedoman Pengendalian Gratifikasi, Pedoman Benturan Kepentingan, Kebijakan tentang Pelaporan atas Dugaan Penyimpangan pada Perusahaan (Whistleblowing
29 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
System) serta keberadaan berbagai SOP perusahaan. Kebijakan dan panduan tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh jajaran Perusahaan.
Seluruh karyawan telah menandatangani pernyataan kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang tertuang dalam bentuk Piagam Pakta Integritas sebagai bentuk komitmen seluruh Insan Perusahaan yang bekerja di lingkungan Perusahaan untuk mematuhi Pedoman Perilaku (Code of Conduct) Perseroan. Pedoman Perilaku (Code of Conduct) telah menjadi salah satu materi dalam program induksi (pengenalan) bagi karyawan baru.
3. Perusahaan melakukan pengukuran terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Tahun 2018 Perusahaan telah melakukan penilaian (assessment) penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik di perusahaan sesuai dengan laporan hasil
Assessment GCG secara berkala. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan Pasal 44 Ayat (1) Peraturan Menteri BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN, mewajibkan Perusahaan untuk melakukan penilaian (assessment) yaitu program untuk mengidentifikasi pelaksanaan GCG melalui pengukuran pelaksanaan dan penerapan GCG yang dilaksanakan secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali yang dilakukan oleh pihak independen. Selanjutnya pada tahun berikutnya setelah dilakukan penilaian oleh pihak independen, Perusahaan wajib melakukan evaluasi (review) yaitu program untuk mendeskripsikan tindak lanjut pelaksanaan dan penerapan GCG yang dilakukan pada tahun berikutnya setelah penilaian yang meliputi evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi perbaikan dalam bentuk self assessment.
Perusahaan pada tahun 2019 telah melakukan self assessment sebagai evaluasi terhadap hasil penilaian dan tindak lanjut atas rekomendasi hasil assessment yang telah dilakukan. Hasil penilaian (assessment) dan evaluasi terhadap pelaksanaan GCG sudah diungkapkan dalam Laporan Tahunan Perusahaan.
30 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
Pelaksanaan GCG di Perusahaan telah menjadi salah satu unsur Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan bagi Dewan Komisaris dan Direksi yang dituangkan di dalam Kontrak Manajemen antara Kuasa Pemegang Saham dengan Dewan Komisaris dan Direksi. Berdasarkan hasil penilaian (assessment) GCG untuk tahun 2018 dimana target Key Performance Indicator (KPI) pada tahun sebesar 85,00 di dalam Kontrak Manajemen, sedangkan dalam realisasinya Perusahaan dapat mencapai skor 85,81 dengan predikat BAIK.
4. Perusahaan melakukan koordinasi pengelolaan dan administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
Perusahaan telah memiliki Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/025/KPTS/2017 tanggal 15 Maret 2017 tentang Pedoman Pengelolaan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Perusahaan telah menetapkan Pejabat Perseroan yang termasuk sebagai Penyelenggara Negara yang wajib menyampaikan LHKPN kepada KPK yaitu Direksi, Sekretaris Perusahaan, Satuan, Biro, Divisi dan Wilayah PT Yodya Karya (Persero). Sedangkan Pejabat Perusahaan yang ditugaskan melaksanakan koordinasi dengan KPK berkaitan dengan pengelolaan LHKPN di lingkungan Perusahaan yaitu Sekretaris Perusahaan.
Pengaturan mengenai pemberian sanksi terhadap Pejabat Perusahaan yang belum menyampaikan LHKPN telah diatur di dalam Pedoman Pelaporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara, yaitu berupa teguran oleh Direksi dan sanksi internal sesuai peraturan perusahaan.
Perusahaan telah melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang LHKPN kepada seluruh Pejabat Perusahaan yang ditetapkan sebagai Penyelenggara Negara dan wajib menyampaikan LHKPN, sehingga yang bersangkutan mampu menyusun LHKPN secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan yang berlaku.
31 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
5. Perusahaan melaksanakan program pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang berlaku
Perusahaan telah memiliki Kebijakan tentang Pengendalian Gratifikasi yang
ditetapkan melalui Keputusan Direksi Nomor: 1/038.2/KPTS/2012 tanggal 3 April 2012 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi. Pedoman
Pengendalian Gratifikasi telah memuat ketentuan antara lain: Tujuan dan Manfaat, Ruang Lingkup Gratifikasi, Penghargaan dari Mitra Kerja, Membina Hubungan Baik dengan Mitra Kerja, Mekanisme Pelaporan, Pemantauan dan Sanksi atas Penyimpangan Ketentuan Gratifikasi. Secara umum, kegiatan pengelolaan gratifikasi di lingkungan Perusahaan dilaksanakan oleh Biro HCMM yang mengacu pada Pedoman Pengendalian Gratifikasi yang dimiliki Perusahaan.
Perusahaan telah melakukan komunikasi dan sosialisasi tentang gratifikasi dengan yaitu mendistribusikan kebijakan pengendalian gratifikasi,buku saku gratifikasi dan membuat standing banner. Perusahaan telah melakukan diseminasi pengenalan Program Gratifikasi kepada karyawan dengan Narasumber Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tanggal 2 Mei 2019.
Terkait dengan mekanisme pelaporan penerimaan gratifikasi, Perusahaan telah mewajibkan insan Perusahaan yang menerima gratifikasi untuk mengisi formulir yang ditetapkan dengan melampirkan dokumen yang terkait dengan gratifikasi kemudian disampaikan kepada Biro HCMM ditembuskan kepada atasan langsung dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak penerimaan gratifikasi. Berdasarkan konfirmasi Perseroan berkomitmen untuk senantiasa melakukan peninjauan terhadap kebijakan dan perangkat pendukung dalam pelaksanaan pengendalian gratifikasi di Perusahaan.
6. Perusahaan memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan pelanggaran (whistleblowing system)
Perusahaan telah memiliki kebijakan tentang pelaporan atas dugaan pelanggaran (Whistleblowing System) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi Nomor: 1/035.4/KPTS/2012 tanggal 22 Mei 2012 tentang Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System). Berdasarkan review dokumen, diketahui bahwa materi Pedoman Sistem Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System)
32 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
terdiri dari Elemen Struktural yang meliputi: pernyataan komitmen, kebijakan perlindungan pelapor, struktur pengelola sistem pelaporan pelanggaran, dan Elemen Operasional yang meliputi: kewajiban hukum untuk melakukan pelaporan pelanggaran, pelaporan anonim (rahasia) dan prosedur penyampaian pelaporan pelanggaran. Secara struktur, pengelola sistem pelaporan pelanggaran adalah Komite GCG, Komite Audit dan Satuan Pengawasan Intern. Dalam struktur tersebut telah dijelaskan tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Perusahaan telah melakukan sosialisasi Whistleblowing System kepada Karyawan dan stakeholders perusahaan dengan pendistribusian peraturan tersebut. Sarana Perusahaan dalam mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut yaitu dengan adaknya kotak suara.
Sedangkan kondisi penerapan GCG untuk Aspek Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Secara Berkelanjutan yang masih memerlukan perhatian dan merupakan area of improvement adalah sebagai berikut:
1. Dalam Muatan Pedoman Perilaku (Code Of Conduct) belum memuat Tandatangan Dewan Komisaris dan belum terdapat Komitmen Direksi dan Dewan Komisaris mematuhi pedoman Perilaku.
Berdasarkan review dokumen, diketahui Surat keputusan Direksi mengenai Code of Conduct bahwa Peraturan tersebut belum ditandatangani oleh Dewan Komisaris serta belum terdapat komitmen mematuhi pedoman perilaku seluruh anggota Direksi maupun Dewan Komisaris.
Rekomendasi:
Perusahaan sebaiknya membuat Surat Keputusan mengenai Code Of Conduct yang ditandatangani juga oleh Dewan Komisaris serta melampirkan Komitmen mematuhi pedoman perilaku seluruh anggota anggota Direksi maupun Dewan Komisaris.
33 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
2. Penyelenggara Negara masih belum mampu menyusun LHKPN secara tepat waktu sesuai dengan perundang-undangan.
Berdasarkan website KPK mengenai peta kepatuhan terhadap LHKPN bahwa dari 24 Unit Kerja (29 Wajib lapor) yang terdaftar pada website tersebut, masih terdapat 8 wajib lapor yang belum melaporkan LHKPN dan 21 sudah melaporkan dengan tepat waktu atau 72,41%.
Rekomendasi:
Perusahaan sebaiknya mendorong seluruh Insan Yodya yang termasuk wajib lapor LHKPN agar tepat waktu dalam melaporkan LHKPN dalam upaya tertib pelaporan sesuai dengan perundang-undangan.
3. Perusahaan belum secara khusus memberikan teguran/Sanksi kepada pejabat yang belum mematuhi pelaporan LHKPN.
Berdasarkan review dokumen, tidak ditemukan adanya teguran atau sanksi yang diberikan terkait keterlambatan atau tidak menyampaikan LHKPN kepada pejabat di lingkungan Perusahaan.
Rekomendasi:
Perusahaan sebaiknya memberikan teguran/sanksi bagi wajib lapor yang belum
menyampaikan LHKPN sesuai Surat Keputusan Direksi
Nomor:1/025/KPTS/2017 tanggal 15 Maret 2017 tentang Pedoman LHKPN.
4. Perusahaan belum membuat laporan tentang pengendalian gratifikasi.
Berdasarkan review dokumen, tidak ditemukan adanya laporan tentang pengendalian gratifikasi di lingkungan Perusahaan.
Rekomendasi:
Perusahaan sebaiknya membuat Laporan tentang pengendalian gratifkasi sesuai Surat Keputusan Direksi No: 1/038.2/KPTS/2012 tanggal 3 April 2012 tentang Pengendalian Gratifikasi.
34 | P a g e Self Assessment GCG Tahun 2019 | PT. Yodya Karya (Persero)
5. Perusahaan belum melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap pelaksanaan kebijakan Whistleblowing System secara berkala.
Berdasarkan review dokumen, selama tahun 2019 tidak ditemui adanya pengaduan yang masuk melalui Whistleblowing system. Demikian juga tidak terdapat penanganan laporan dugaan pelanggaran.
Rekomendasi:
Perusahaan sebaiknya meningkatkan penerapan kebijakan Whistleblowing System secara bertahap sehingga implementasi di Perusahaan dapat berjalan secara efektif.