• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Museum Satwa Kota Batu : Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Museum Satwa Kota Batu : Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGUNJUNGI MUSEUM SATWA KOTA BATU (Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu). Disusun Oleh: Achmad Wahyu Triharso 0610220006. SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi. KONSENTRASI MAYOR BIDANG MANAJEMEN PEMASARAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010.

(2) LEMBAR PENGESAHAN Skripsi dengan judul: PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGUNJUNGI MUSEUM SATWA KOTA BATU (Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu) Yang disusun oleh: Nama. : Achmad Wahyu. NIM. : 0610220006. Fakultas. : Ekonomi. Jurusan. : Manajemen. Konsentrasi. : Pemasaran. Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada Tanggal 23 Agustus 2010 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.. 1. Astrid Puspaningrum. SE., MM NIP. 19600801 198603 1 005 (Dosen Pembimbing). ....................................................... 2. Misbahuddin Azzuhri. SE. MM NIP. 19820309 200801 1 008 (Dosen Penguji I). ....................................................... 3. Sri Palupi P. SE. MM NIP. 19820820 200801 2 009 (Dosen Penguji II). ....................................................... Malang, 23 Agustus 2010 Ketua Jurusan Manajemen. Dr. Fatchur Rohman SE., M.Si. NIP. 19610121 198601 002.

(3) DAFTAR RIWAYAT HIDUP PERSONAL Nama. : Achmad Wahyu Triharso. Agama. : Islam. Jenis Kelamin. : Laki-laki. Status. : Belum Menikah. Tempat/Tanggal Lahir. : Solo, 24 April 1988. Alamat. : Perum. Ngembat Asri No. 57- 58, Gemolong Sragen, Jawa Tengah. RIWAYAT PENDIDIKAN . Tahun 1995 – 2000. : SDN IV Sragen. . Tahun 2000 – 2003. : SMPN V Sragen. . Tahun 2003 – 2006. : SMAN 1 Sragen. . Tahun 2006 – sekarang. : S1 Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. PENGALAMAN KERJA . Tahun 2009. : Kuliah Kerja Nyata - Profesi (KKN-P) di Bank Jatim Kota Malang. . Tahun 2010. : Training di Museum Satwa Kota Batu. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Redaksi Majalah Sekolah SLTA MAVISSA (2004 – 2005). 2. Staf Departemen Luar Negeri BEM Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (2006 – 2007). 3. Staf Teknologi Informasi Departemen Administrasi BEM Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya (2007 – 2008)..

(4) 4. Anggota Shorinji Kempo (2006 – 2007) 5. Anggota LSME (Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi) (2006 – 2007) 6. Anggota Indonesian Young Designer (2007 – sekarang). 7. Manajer ICOSH (Inbox Economic Of English) (2007 – 2009) PENGALAMAN KEPANITIAAN 1. Koordinator Divisi PDD (Publikasi-Dekorasi-dokumentasi) Seminar Nasional Inaugurasi Fakultas Ekonomi 2007 2. Koordinator Divisi PDD LIPS LSME East Java – Bali 2007. 3. Divisi Multimedia PK2MABA Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2007 4. Koordinator Divisi Multimedia Krida Mahasiswa Analisis Sosial Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2007. 5. Koordinator Divisi PDD Krida Mahasiswa Pelatihan Karya Tulis Populer Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2007. 6. Koordinator Divisi PDD Unibraw Career Expo Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2008. 7. Koordinator Divisi PDD Talk Show Get Ready to Work Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya 2008. 8. Koordinator Divisi PDD NEWSBOX ICOSH Reading News On The Box 2009. PENGALAMAN USAHA 1. Mendirikan Baka Cell Sawojajar Malang (2007 – 2008) 2. Mendirikan Deota Cafe Soekarno – Hatta Malang (2007 – 2008) 3. Mendirikan Lesehan Jowo Soekarno-Hatta Malang (2008 – 2010) 4. Mendirikan Awepe-Energy di Malang (2010 - sekarang).

(5) SURAT PERNYATAAN. Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama. : Achmad Wahyu Triharso. NIM. : 0610220006. Fakultas. : Ekonomi. Program / Jurusan. : S1 / Manajemen. Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul:. PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MENGUNJUNGI MUSEUM SATWA KOTA BATU (Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu). adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan gelar kesarjanaannya).. Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya, untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan.. Malang, 15 Agustus 2010 Pembuat pernyataan,. Achmad Wahyu Triharso NIM 0610220006.

(6) KATA PENGANTAR. Puji syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta nikmat-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar. Pada skripsi ini saya mengambil judul Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Museum Satwa Kota Batu (Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu ). Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada jurusan manajemen. Selain itu, tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai bidang pemasaran secara praktis, yang digunakan sebagai pembanding dengan pengetahuan teoritis yang telah diterima di bangku kuliah. Sehubungan dengan selesainya skripsi ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Astrid Puspaningrum. SE., MM Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Fatchur Rohman, SE., MSi. Selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Brawijaya Malang. 3. Bapak Drs. Gugus Irianto. MSA., Ak., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang. 4. Kepada seluruh pegawai Museum Satwa Kota Batu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.. i.

(7) 5. Kepada Ayahanda Moch. Prawito SE,. MM dan Ibunda Moeljanah SE. serta Tiffany Daryanto, yang telah memberikan semangat dan teman-teman saya yang telah menjadi sahabat terbaik di masa kuliah. 6. Dan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kelemahan dan kekurangan karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi tercapainya kesempurnaan dalam penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan wacana dan manfaat bagi penulis selaku penyusun skripsi khususnya dan pembaca pada umumnya.. Malang, Agustus 2010. Achmad Wahyu Triharso. ii.

(8) DAFTAR ISI Kata Pengantar. i. Daftar Isi. . iii. Daftar Tabel. vii. Daftar Gambar. x. Daftar Lampiran. . xi. Ringkasan. xii. BAB I PENDAHULUAN. ..1. 1.1 Latar Belakang Penelitian. .. 1. 1.2. Perumusan Masalah. ... .. 8. 1.3. Tujuan Penelitian. 9. 1.4. Manfaat Penelitian. .. 9. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. .. 12. 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu. ... 12. 2.2. Teori. .. 14. 2.2.1. Pengertian Pemasaran. .. 14. 2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran. .. 15. 2.2.3. Pengertian Bauran Pemasaran. ..15. 2.2.4. Pengertian Bauran Pemasaran Jasa. .. 16. 2.2.4. Pengertian Jasa. . 19. 2.2.5. Karakteristik Jasa. . 20. 2.2.6. Klasifikasi Jasa. .21. iii.

(9) 2.2.7. Pengertian Perilaku Konsumen. ... 22. 2.2.8. Proses Keputusan Konsumen. ... 23. 2.3. Kerangka Pemikiran dan Hipotesi 2.3.1. Kerangka Pemikiran. .. 24 . 24. 2.3.2. Hipotesis. .. 25. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian. ... 27 ... 27. 3.2. Ruang Lingkkup Penelitian. 27. 3.3. Objek Penelitian. . 27. 3.4. Sumber Data. ... 28. 3.5. Teknik Pengumpulan Data. . 28. 3.6. Populasi dan Pengambilan Sampel. .29. 3.6.1. Populasi. 29. 3.6.2. Sampel dan Pengambilan Sampel. 29. 3.7. Pengukuran Instrumen Penelitian. .. 31. 3.8. Variabel Penelitian. . 31. 3.8.1. Identifikasi Variabel. .31. 3.8.2. Definisi Konseptual Variabel. .. 32. 3.8.3. Definisi Operasional Variabel. ..33. 3.9. Teknik Pengukuran Variabel. . 37. 3.10. Uji Validitas. .. 37. 3.11. Uji Reliabilitas. .. 38. iv.

(10) 3.12. Uji Asumsi Klasik. . 39. 3.12.1. Uji Normalitas. ..39. 3.12.2. Uji Heterokedastisitas. ... 40. 3.12.3. Uji Multikolinearitas. . 41. 3.13. Teknik Analisis Data. .42. 3.14. Uji Hipotesis. . 42. 3.14.1. Analisis Regresi Linier Berganda. . 42. 3.14.2. Uji Signifikansi Individual (Uji t). . 43. 3.14.3. Uji Signifikansi Serentak (Uji F). .. 44. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. .. 46. 4.1 Gambaran Umum Museum Satwa. .. 46. 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan. . 46. 4.1.2. Lokasi Perusahaan. ... 47. 4.1.3. Moto, Visi, dan Misi Perusahaan. . 47. 4.1.4. Badan Hukum Perusahaan. .. 49. 4.1.5. Struktur Organisasi. .. 50. 4.1.6. Fasilitas Museum Satwa. .. 65. 4.1.7. Definisi Singkat Tentang Fasilitas Museum Satwa Batu 4.2 Gambaran Umum Identitas Responden 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 66 .. 68 . 69. 4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. 70. 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. .71. v.

(11) 4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 72 4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal responden. ... 73. 4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kedatangan..74 4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berkunjung. 75. 4.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Informasi terhadap Museum Satwa Kota Batu 4.3 Distribusi Variabel Penelitian. ... 76 .. 77. 4.3.1 Distribusi Frekuensi Variabel Produk (X1). . 77. 4.3.2 Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X2). ... 78. 4.3.3 Distribusi Frekuensi Variabel Tempat (X3). 79. 4.3.4 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi (X4). ... 80. 4.3.5 Distribusi Frekuensi Variabel Karyawan (X5). 81. 4.3.6 Distribusi Frekuensi Variabel Proses (X6). .. 82. 4.3.7 Distribusi Frekuensi Variabel Bukti Fisik (X7). .. 83. 4.3.8 Distribusi Frekuensi Kepuasan Konsumen (Y). ... 84. 4.4 Pengujian Instrumen Penelitian 4.4.1 Uji Validitas. ... 85 . 85. 4.4.2 Uji Reliabilitas. 87. 4.5 Uji Asumsi Klasik. 88. 4.5.1 Uji Multikolinearitas. 88. 4.5.2 Uji Heteroskedastisitas. .90. 4.5.3 Uji Asumsi Normalitas. 91. vi.

(12) 4.5.4 Uji Multikolinearitas. 91. 4.6 Metode Analisis Data. . 92. 4.6.1 Analisis Regresi Berganda. ... 92. 4.6.2 Pengujian Hipotesis Pertama ( Uji F ). . 96. 4.6.3 Pengujian Hipotesis Kedua ( Uji t ). . 97. 4.6.4 Pengujian Hipotesis Ketiga (Variabel bebas yang dominan) .. 99 4.7 Pembahasan. 100. 4.7.1 Pengaruh Signifikansi Simultan Variabel Kualitas Pelayanan. 100 4.7.2 Pengaruh Signifikansi Parsial Variabel Kualitas Pelayanan 4.7.3 Pembahasan Analisis Regresi 4.8 Implikasi Penelitian. 100 .. 101 101. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. 108 . 108. 5.2 Saran. ... 109. Daftar Pustaka. .. 111. vii.

(13) DAFTAR TABEL No.. Judul Tabel. Hlm.. 2.1. Penelitian Terdahulu. .... 12. 3.1. Konsep, Variabel, Indikator, dan Item Penelitian. 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin. 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. .70. 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. . 71. 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir. 4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Responden. 4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Intensitas Kedatangan. . 74. 4.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Berkunjung. .. 75. 4.8. Karakteristik Responden Berdasarkan informasi terhadap Museum Satwa Kota Batu. 4.9. 34 . 69. 72 .. 73. 76. Distribusi Frekuensi Variabel Produk (X1). 4.10 Distribusi Frekuensi Variabel Harga (X2). ..77 ... 78. 4.11 Distribusi Frekuensi Variabel Tempat (X3). . 79. 4.12 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi (X4). 80. 4.13 Distribusi Frekuensi Variabel Karyawan (X5). . 81. 4.14 Distribusi Frekuensi Variabel Tempat (X6). . 82. 4.15 Distribusi Frekuensi Variabel Bukti Fisik (X7) 4.16 Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Konsumen (Y) 4.17 Hasil Uji Validitas. ... 83 . 84 86. viii.

(14) 4.18 Hasil Uji Reliabilitas. 88. 4.19 Hasil Uji Multikolinearitas. ... 89. 4.20 Hasil Uji Regresi Berganda. .. 93. 4.21 Hasil Uji F. 97. 4.22 Hasil Uji T. 98. ix.

(15) DAFTAR GAMBAR. No.. Judul Gambar. Hlm. 2.1. Kerangka Pemikiran. . 24. 2.2. Kerangka Hipotesis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Museum Satwa Di Kota Batu. 4.1. Struktur Organisasi Museum Satwa Batu. 4.2. Hasil Uji Non-Heteroskedastisitas. 4.3. Hasil Uji Normalitas. . 25 51 .. 90 92. x.

(16) DAFTAR LAMPIRAN No.. Judul Lampiran. Hlm. 1.. Kuesioner. 2.. Uji Validitas X1. 121. 3.. Uji Validitas X2. 121. 4.. Uji Validitas X3. 122. 5.. Uji Validitas X4. 122. 6.. Uji Validitas X5. 123. 7.. Uji Validitas X6. 124. 8.. Uji Validitas X7. 125. 9.. Uji Validitas Y. ..126. 10.. Distribusi Frekuensi X1. 126. 11.. Distribusi Frekuensi X2. ...128. 12.. Distribusi Frekuensi X3. ... 129. 13.. Distribusi Frekuensi X4. ... 131. 14.. Distribusi Frekuensi X5. ... 132. 15.. Distribusi Frekuensi X6. ... 135. 16.. Distribusi Frekuensi X7. ... 136. 17.. Distribusi Frekuensi Y. ..139. 18.. Uji Normalitas. 19.. Dokumentasi Kegiatan Penelitian. ..113. ... 140 .. .. 143. xi.

(17) Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pengunjung Mengunjungi Museum Satwa Kota Batu (Studi pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu) Oleh: Achmad Wahyu Triharso Dosen Pembimbing: Astrid Puspaningrum. SE., MM RINGKASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial atas bauran pemasaran jasa yang terdiri dari tujuh variabel, yaitu : (1)produk (product), (2) harga (price), (3) promosi(promotion), (4) tempat (place), (5) karyawan (people), (6) proses (process) dan (7) bukti fisik (physical evidence) terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa Kota Batu. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian explanatory research. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dijelaskan hubungan dan pengaruh beberapa variabel bebas yaitu produk, harga, tempat, promosi, karyawan, proses, dan bukti fisik terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa Kota Batu. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik Purposive Sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Uji yang digunakan untuk menguji instrument penelitian berupa uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik. Uji hipotesis menggunakan uji Fhitung dan Thitung. Untuk menganalisa data yang digunakan uji regresi linier berganda dan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara simultan variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3), promosi (X4), Karyawan (X5), Proses (X6), bukti fisik (X7) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa kota Batu (Y) dengan signifikansi sebesar 0,000 dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.621. sedangkan secara parsial, variabel tempat (X3) dan variabel promosi (X4) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa Kota Batu dengan signifikansi masing-masing variabel sebesar 2,036 dan 5,228, sedangkan variabel produk(X1), harga (X2), karyawan (X5), proses (X6) dan bukti fisik (X7) menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, dengan signifikansi masing-masing variabel sebesar 0,368; 1,924; 1,222; - 0,611; dan 0,081. variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa Kota Batu yaitu variabel promosi (X4) dengan standardized coefficient beta sebesar 0,517 Kata Kunci : Bauran Pemasaran Jasa, keputusan Konsumen, Museum Satwa Kota Batu xii.

(18) BAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di segala bidang pada masa ini telah maju. dengan sangat pesat, hal ini menuntut perusahaan-perusahaan jasa, terutama yang profit oriented untuk berusaha lebih keras dalam mencari keuntungan semaksimal mungkin serta berusaha lebih cermat dalam menghadapi para pesaing. Dimana setiap pesaing yang ada dapat mengancam aktivitas perusahaan. Dalam upaya untuk mempertahankan eksistensinya dan mengembangkan usaha, maka perusahaan menjalankan beberapa kegiatan pemasaran yang sesuai untuk pencapaian tujuan. Situasi yang demikian ini tentu akan memacu adanya persaingan dari produsen maupun pengusaha dalam merebut pasar. Semakin ketatnya persaingan yang terjadi didunia bisnis, maka menjadikan konsumen memiliki nilai tawar yang besar atas produk atau jasa yang akan dikonsumsinya. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh keadaan tersebut antara lain konsumen akan menjadi lebih selektif dalam memilih produk barang maupun jasa. Dengan semakin beragamnya kualitas dan kuantitas barang atau jasa, konsumen menjadi bebas dalam memilih produk yang diinginkanya sehingga konsumen lebih memiliki kendali atas proses pertukaran yang terjadi. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk selalu peka terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Secara umum perubahan tersebut terbagi atas dua bagian yaitu perubahan lingkungan internal maupun lingkungan eksternal perusahaan. Dimana pada satu sisi konsumen semakin lama semakin selektif dalam melakukan proses pembelian.

(19) 2. atas suatu produk, sedangkan pada sisi yang lain perusahaan selalu dituntut untuk lebih kreatif dan dapat mempergunakan setiap kesempatan untuk lebih maju dan berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut harus ada terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha, sehingga mampu mendukung dalam pencapaian keberhasilan suatu produk yang ditawarkan. Dengan adanya persaingan yang semakin tajam juga menuntut perusahaan agar terus menerus meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan untuk lebih sempurna dan menarik,serta mampu bersaing di pasar dan dapat memuaskan para konsumen. Dalam keputusan pembelian, konsumen selalu mempertimbangkan aspekaspek yang terdapat dalam sistem bauran pemasaran. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perusahaan harus dapat menyesuaikan antara bauran pemasaran dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan memberikan kepuasan yang lebih kepada para konsumen dengan didasarkan pada harga, produk, promosi, dan saluran distribusi yang efektif dan seoptimal mungkin, maka perusahaan dapat menarik lebih banyak konsumen potensial bahkan bisa mempertahankan pelanggan (Tjiptono, 1997:6). Adapun bauran pemasaran itu sendiri merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang menjadi inti dari pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi konsumen. Bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai sasaran perusahaan. Bila perusahaan menghadapi pesaing yang kuat dalam segi kualitas atau harga, maka bauran pemasaran akan menuju kearah kombinasi komponen promosi dan penjualan kegiatan promosi cukup dibatasi pada kualitas barang yang diproduksi. Struktur.

(20) 3. kombinasi bauran pemasaran akan bergantung pada sasaran pemasaran yang akan dicapai perusahaan, serta kebutuhan konsumen. Hal tersebut akan menarik adanya apabila kita melihat ke dalam sisi bisnis pariwisata. Sektor pariwisata merupakan salah satu bidang yang memiliki pasar yang. besar. di. Indonesia.. Indonesia. sendiri. memiliki. banyak. sekali. keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan sebagai objek wisata bagi para wisatawan, hal tersebut terbukti dengan program pemerintah VIY – Visit Indonesia Year pada tahun 2008, dari sektor pariwisata saja telah menyumbang US$7,7 miliar, menjadi salah satu dari empat penyumbang devisa terbesar Indonesia. Dimana rata-rata sektor pariwisata tersebut dipegang oleh pihak swasta, sehingga dapat dibayangkan persaingan sengit yang terjadi diantara perusahaan pengeloala objek pariwisata ini, baik itu dari kualitas atau kuantitas produk yang dimiliki setiap objek wisata itu sendiri. Kota Batu merupakan kota yang memiliki banyak objek wisata, Wilayah kota yang berada di ketinggian 680-1.200 meter dari permukaan laut, dan memiliki kesejukan yang terjaga dengan dikelilingi oleh pegunungan membuat kota tersebut sangat cocok untuk berwisata alam, sehingga di kota tersebut banyak dimanfaatkan oleh berbagai perusahaan baik itu BUMN maupun BUMS untuk mendirikan kawasan wisata di berbagai sudut Kota Batu. Dengan ditetapkannya Batu sebagai Daerah/Kota Otonom pada tahun 2001 setara dengan Pemerintahan Kota/Kabupaten lain, semakin mengukuhkan citranya sebagai kota wisata yang terkemuka di level regional Jawa Timur dan sekitarnya, bahkan akan sangat mungkin meningkat ke jajaran nasional. Dari.

(21) 4. tahun ke tahun, satu demi satu sajian kawasan wisata baru direncanakan dan dibangun untuk lebih menyemarakkan nuansa wisata di kota dengan 3 (tiga) kecamatan ini. Diyakini hal tersebut akan mampu menjadi magnet yang akan sangat kuat untuk menyedot wisatawan dalam jumlah yang lebih besar. Hal tersebut dapat dilihat pada tahun 2009 kemarin dari jumlah tamu menginap di hotel, losmen, maupun tempat penginapan lain, kunjungan wisatawan ke obyek wisata Kota Batu secara keseluruhan mengalami kenaikan. Didominasi oleh kunjungan wisatawan pada Taman Rekreasi Selecta sebesar 44%, disusul oleh Jawa Timur Park sebesar 30%, lalu tempat pemandian air panas Cangar 11%, Batu Night Spectacular yang terhitung masih muda sebesar 7%, hingga Kusuma Agrowisata sebesar 6% dari keseluruhan wisatawan yang datang ke Kota Batu.. Gambar 2.1 Perbandingan Pengunjung ODTW Tahun 2009 Selain itu tempat wisata juga mengalami puncaknya pada bulan Juni 2009 yaitu. sebesar. 423.256. wisatawan.. Mengalami. kenaikan. sebesar. 65%. dibandingkan dengan tahun yang lalu yang hanya sebesar 255.563 wisatawan..

(22) 5. Dan mengalami kenaikan sebesar 26% dibandingkan bulan mei yang lalu yaitu sebesar 333.587 orang wisatawan.. Gambar 2.2 Perkembangan Pengunjung ODTW di kota wisata Batu (sumber : www.kotawisatabatu.com) Salah satu empat wisata yang berada di daerah Batu adalah Museum Satwa, Museum Satwa merupakan salah satu obyek wisata di kota Batu yang memadukan secara serasi antara konsep pendidikan dan konsep pariwisata yang dalam satu waktu telah melaksanakan bauran pemasaran sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan jumlah kunjungan, objek wisata yang berada dibawah kepemimpinan PT. Bunga Wangsa Sejati ini melakukan berbagai macam kegiatan promosi pada awal pembukaan Museum Satwa guna mendapatkan respon awal yang bagus dari para masyarakat, terbukti dengan lebih dari 4000 pengunjung pada awal pembukaan, membuktikan bahwa bauran pemasaran yang dilakukan berhasil. Museum Satwa itu sendiri merupakan museum yang dibuat dengan konsep museum masa kini (kontemporer). Jika image museum biasanya selalu identik.

(23) 6. dengan pameran barang-barang atau benda kuno yang cenderung kusam dan membosankan, maka di Museum Satwa ini justru tampilan museum dibuat berbeda agar menyenangkan untuk belajar dan menambah pengetahuan tentang satwa. Sebuah museum, terutama di daerah-daerah, masih menjadi sebuah sarana yang kurang diminati, terutama karena kurang bisa mengemas sajian pamerannya, dimana barang-barangnya hanya ditaruh atau digeletakkan begitu saja dengan keterangan seperlunya. Di Museum Satwa ini, sajian pamerannya dibuat dengan teknik dan olah visual yang lebih menarik, canggih dan spektakuler, sehingga bisa lebih menarik minat masyarakat untuk mengunjunginya. Sajian yang dominan di museum satwa ini adalah etalase-etalase kaca yang berisi diorama kehidupan satwa di alam liar. Dengan bantuan pencahayaan yang diatur sedemikian rupa, serta gambaran lingkungan alam yang mendekati kenyataan aslinya yang ditangani oleh para ahli baik dari dalam maupun luar negeri, hal tersebut akan membuat pengunjung akan merasa seakan benar-benar berada di habitat satwa yang sebenarnya. Untuk saat ini Museum Satwa masih terfokus untuk memasarkan Museum Satwa mereka, objek wisata yang dibuka pada quartal akhir 2009 ini memiliki berbagai macam binatang dari seluruh penjuru dunia yang telah diawetkan, mulai dari fosil hewan purba yang sudah punah hingga Penguin dari kutub, selain itu terdapat pojok ilmu pengetahuan akan binatang-binatang, ditempat itu diputar film National Geographic, dan terdapat buku-buku bacaan tentang aneka binatang baik dari dalam negeri dan luar negeri, serta terdapat mainan-mainan yang cukup.

(24) 7. mudah bagi anak kecil untuk menggali pengetahuan mereka tentang dunia binatang. Selain itu pihak manajemen Museum Satwa telah membentuk sedemikian rupa bentuk bangunan mereka, bentuk entrance atau tempat masuk dengan patung-patung hewan yang seakan-akan mempersilahkan para pengunjung untuk masuk, dan beberapa patung binatang yang besar untuk menyambut para pengunjung, hingga bentuk bangunan berarsitekturkan bangunan khas romawi. Museum Satwa memiliki tujuan jangka panjang dengan proyek yang sangat besar, Museum Satwa ini juga menjadi awal dari rencana pembangunan Jawa Timur Park 2. Di mana selain Museum Satwa, di Jawa Timur Park 2 akan dibangun pula hotel (de Pohon Inn), foodcourt (Jungle Fastfood) dan souvenir center (The Farm Souvenir) yang dikemas dan dikelilingi bentuk sebuah pohon raksasa. Selain itu terdapat Juga Secret Zoo, sebuah kebun binatang modern 4 (empat) lantai dengan konsep kontemporer. Hal tersebut dilakukan oleh perusahaan demi mengejar pertumbuhan perusahaan agar tetap dipandang menarik oleh para pengunjung. Suatu hal yang membuat penulis tertarik adalah meneliti lebih lanjut tentang faktor apa saja yang harus di improvisasi oleh perusahaan, dimana dalam perkembangan usahaya, dengan hanya memamerkan diorama hewan yang telah diawetkan saja dapat bertahan untuk menarik pengunjung agar tetap mengunjungi Museum Satwa..

(25) 8. Dari latar belakang diatas dan mengingat bauran pemasaran jasa merupakan salah satu faktor penting yang memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam memilih produk atau jasanya, maka penulis mengangkat judul penelitian. “PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP. KEPUTUSAN KONSUMEN MENGUNJUNGI MUSEUM SATWA KOTA BATU (Studi kasus pada Pengunjung Museum Satwa Kota Batu)”. 1.2.. Perumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan. masalah sebagai berikut: 1. Apakah variabel bauran pemasaran yang meliputi produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan konsumen untuk mengunjungi Museum Satwa di kota Batu? 2. Apakah variabel bauran pemasaran yang meliputi produk produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen untuk mengunjungi Museum Satwa di kota Batu? 3. Variabel manakah diantara variable bauran pemasaran yang meliputi produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence) yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan konsumen Museum Satwa Kota Batu?.

(26) 9. 1.3.. Tujuan Penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Apakah variabel bauran pemasaran jasa yang meliputi produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence) berpengaruh. secara. simultan. terhadap. keputusan. konsumen. untuk. mengunjungi Museum Satwa kota Batu. 2. Untuk mengetahui Apakah variabel bauran pemasaran yang meliputi produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence)berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen untuk mengunjungi Museum Satwa kota Batu. 3. Untuk mengetahui variabel bauran pemasaran jasa manakah yang meliputi produk (product), harga (price), promosi(promotion), tempat (place), karyawan (people), proses (process) dan bukti fisik (physical evidence) yang berpengaruh dominan terhadap keputusan konsumen untuk mengunjungi Museum Satwa kota Batu. 1.4.. Manfaat Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat disumbangkan pada peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan masalah ini. b) Memperoleh bukti empiris tentang pengaruh paling dominan bagi peneliti..

(27) 10. c) Menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan dalam dunia nyata di lapangan. d) Sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang diperoleh bagi penulis. e) Melatih berpikir obyektif, kenseptual, rasional, dengan kepekaan sosial yang tinggi. 2. Bagi Pihak Lain a) Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam bidang pemasaran jasa. b) Dapat digunakan sebagai pembanding penelitian sebelumnya dan sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya. 3. Bagi Perusahaan a) Dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran. dalam menetapkan kebijaksanaan terhadap pelaksanaan. pemasaran jasa dimasa yang akan datang. b) Sebagai bahan infomasi dan pertimbangan dalam pengambilan keputusankeputusan manajerial perusahaan khususnya yang berkaitan dengan pemasaran c) Memperoleh. sumbangan. pemikiran. dan. tenaga. dalam. rangka. meningkatkan kinerja perusahaan. d) Sebagai salah satu sumbangan informasi dalam penyusunan strategi pemasaran..

(28) 11. e) Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan, dalam mengevaluasi efektifitas dan efisiensi distribusi yang selama ini telah dilakukan. 4. Bagi pihak Universitas a) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk memperluas pengetahuan dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. b) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembanding serta dasar untuk melakukan penelitian yang lebih spesifik dan mendalam..

(29) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Penelitian Terdahulu Sebagai landasan penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Andhika Prakarsa (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Lapangan Futsal Champion’s Malang”, adapun variable penelitian yang digunakan adalah variable produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), promosi (X4), penyedia jasa atau orang (X5), proses jasa (X6), bukti fisik (X7) dan keputusan konsumen (Y). Hasil penelitian tersebut menjelaskan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen. Variabel bauran pemasaran yang dominan dalam mempengaruhi keputusan komsumen dalam memilih lapangan fuitsal Champion’s Malang adalah variabel proses jasa. Dian Oktavia Putri Hadi (2009) melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Wisata Bahari Lamongan.”.Variabel yang diteliti adalah variable produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), promosi (X4), penyedia jasa atau orang (X5 ), proses jasa (X6), bukti fisik (X7) dan keputusan konsumen (Y). Variabel bauran pemasaran jasa yang dominan dalam mempengaruhi keputusan konsumen memilih Wisata Bahari Lamongan adalah variabel produk. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat pada table 2.1 dibawah ini..

(30) 13. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti. Judul. Variabel dan. Hasil. Sampel dan Alat Analisis Metode Sampling Andhika Prakarsa (2005) (FE-UB). Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Memilih Lapangan Futsal Champion’s Malang. Sampel: 100 responden yang merupakan pengunjung Lapangan Futsal Champion’s Malang. Metode sampling: Purposive Sampling. 32 item yang dikelompokkan kedalam delapan (8) variabel yaitu : Produk, harga, lokasi, promosi, penyedia jasa atau orang, proses jasa, bukti fisik (Variabel X) dan keputusan konsumen (Variabel Y). Alat analisis: Regresi Berganda Dian Oktavia Putri Hadi (2009) (FE-UB). Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Wisata Bahari Lamongan.. Sampel :. Variabel:. 80 responden yang merupakan pengunjung Wisata Bahari Lamongan. 32 item yang dikelompokkan kedalam delapan (8) variabel yaitu :. Metode Sampling: Purposive Sampling. Produk, harga, lokasi, promosi, penyedia jasa atau orang, proses jasa, bukti fisik (Variabel X) dan keputusan konsumen (Variabel Y). Alat analisis: Regresi Berganda. Sumber: Pustaka (2010). Ketujuah Variabel yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik mempunyai hubungan erat dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih Lapangan Futsal Champion’s Malang. Variabel proses jasa mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat keputusan konsumen memeilih Wisata Bahari Lamongan Ketujuah Variabel yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik mempunyai hubungan erat dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjungi Wisata bahari lamongan. Variabel produk mempunyai pengaruh paling dominan terhadap tingkat keputusan konsumen memeilih Wisata Bahari Lamongan.

(31) 14. 2.2. Teori 2.2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Sebuah perusahaan dikatakan berhasil menjalankan fungsinya apabila mampu menjual produknya pada konsumen dan mmperoleh profit semaksimal mungkin. Konsumen sebagai salah satu elemen, memegang peranan penting dimana dari waktu ke waktu mereka semakin kritis dalam menyikapi suatu produk. Menurut Phillip Kotler (2005:10) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Sedangkan menurut Basu Swastha (2005:5) pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan pemasaran dilakukan bukan semata-mata untuk menjual barang atau jasa tetapi untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen..

(32) 15. Dari beberapa definisi mengenai pemasaran di atas dapat ditarik kesimpulan pemasaran merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh semua pihak produsen untuk mencapai tujuannya (memperoleh laba) melalui berbagai kegiatan agar menarik minat pasar serta memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara pertukaran produk dan nilai, atau dengan kata lain memperhatikan tujuan kedua belah pihak dalam pertukaran produk dan nilai. 2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran memegang peranan penting dalam perusahaan, karena manajemen pemasaran mengatur semua kegiatan pemasaran. Pengertian manajemen pemasaran menurut Phillip Kotler yang dualih bahasakan oleh Benyamin Molan (2005;11) menyebutkan bahwa manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan, mempertahankan,. dan. menambah. jumlah. pelanggan. melalui. penciptaan,. penyampaian, dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul. 2.2.3. Pengertian Bauran Pemasaran Berikut ini dikemukakan pengertian bauran pemasaran (marketing mix) menurut para ahli. Bauran Pemasaran (marketing mix) menurut Phillip Kotler yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan (2005;17) yang menerangkan bahwa Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan pengertian bauran pemasaran (marketing mix) menurut Lupiyoadi (2001;58) menerangkan bahwa marketing mix merupakan tool alat bagi marketer.

(33) 16. yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka penulis dapat menjelaskan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan penggabungan dari sejumlah variabel yang dapat dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran perusahaannya. 2.2.4. Pengertian Bauran Pemasaran Jasa Lupiyoadi (2005;58) mengungkapkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang, bauran pemasaran (marketing mix) produk barang mencakup : product, price, place dan promotion. Sedangkan untuk jasa, keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : orang, proses dan bukti fisik. Ketiga hal terkait dengan sifat jasa di mana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan melibatkan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain, terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa). Elemen bauran pemasaran jasa terdiri dari tujuh hal, yaitu : 1. Product Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Dimana yang perlu diperhatikan.

(34) 17. dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja, tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut. 2. Pricing Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image. produk, serta keputusan. konsumen untuk membeli. Pricing juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channel. Akan tetapi, yang paling penting adalah keputusan dalam Pricing harus konsisten dengan strategi pemasaran secara keseluruhan. 3. Place Place dalam service merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi. 4. Promotion Yang perlu diperhatikan dalam promosi adalah pemilihan bauran promosi (promotion mix), yang terdiri dari : a. Advertising b. Personal selling c. Sales promotion d. Public relation e. Word of mouth.

(35) 18. f. Direct mail Marketer. dapat. memilih. sarana. yang. dianggap. sesuai. untuk. mempromosikan jasa mereka. Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu: - Identifikasi terlebih dahulu target audience-nya, hal ini berhubungan dengan segmentasi pasar. - Tentukan tujuan promosi, apakah untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau untuk mengingatkan. - Pengembangan pesan yang disampaikan, hal ini berhubungan dengan isi pesan (what to say), struktur pesan (how to say it logically), gaya pesan (creating a strong presence), sumber pesan (who should develop it). - Pemilihan bauran komunikasi, apakah itu personal communication atau non-personal communication. 5. People/ Karyawan Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider dalam hal ini disebut sebagai karyawan. Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motiasi, danmanajemen sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya..

(36) 19. 6. Process Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin, di mana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen. 7. physical evidence Pengertian dari physical evidence ini adalah lingkungan fisik di mana jasa diampaikan, dan di mana perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen tangible memfasilitasi atau mengkomunikasikan jasa tersebut. 2.2.4. Pengertian Jasa Secara tegas antara barang dan jasa seringkali susah dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian suatu barang seringkali disertai dengan jasa-jasa tertentu dan juga sebaliknya pembelian suatu jasa seringkali melibatkan barang-barang yang melengkapinya. Tetapi ada perbedaan utama antara barang dan jasa, menurut Lovelock jasa lebih dalam bentuk kinerja, perbuatan atau keterampilan dari suatu usaha. Sebaliknya untuk barang lebih menekankan pada suatu bentuk benda, alat atau objek. Jasa atau servise memiliki definisi sebagai suatu barang atau produk yang sifatnya tidak dapat dipegang secara fisik. Tetapi keberadaan jasa tersebut lebih merupakan bentuk manfaat yang dapat dirasakan oleh yang memanfaatkan jasa tersebut (Nirwana, 2004 : 4). Terdapat beberapa definisi tentang jasa yang dikemukakan oleh banyak pakar pemasaran. Stanton (1994) mendefinisikan jasa adalah kegiatan yang dapat diidentifikasi secara tersendiri, dan pada prinsipnya tidak.

(37) 20. dapat diraba secara fisik (intangible) tetapi dapat dipergunakan untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan. Keberadaan jasa juga tidak tergantung pada keberadaan benda fisik lainnya, dengan demikian maka jasa dapat berdiri sendiri. Sedangkan Kotler (1997) mendefinisikan jasa adalah suatu manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang lainnya, dan sifat jasa adalah tidak berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Adapun proses produksinya mungkin dan mungkin juga tidak dikaitkan dengan produk fisik (Nirwana, 2004 : 4). Menurut Sumarni jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh satu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik (Sumarni, 1993 : 17). Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan jasa atau servise merupakan suatu manfaat kinerja yang dapat dirasakan oleh pemakai jasa dan bersifat intangible. 2.2.5. Karakteristik Jasa Terdapat 4 karekteristik pokok jasa yang membedakannya dari barang, yaitu : 1. Intangibilty Jasa bersifat intangible, maksudnya tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. 2. Inseparability Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa dilain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan..

(38) 21. 3. Variability Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non- standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis tergantung pada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan 4. Perishability Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. (Tjiptono, 2002 : 25-27) 2.2.6. Klasifikasi Jasa Sebuah penawaran produk atau jasa dapat dibedakan menjadi empat kelompok besar. Baik Philip Kotler maupun Henry Assael membedakan produk dan jasa ke dalam empat kelompok besar. Pengelompokan tersebut berdasarkan pada: produk dan jasa manakah yang diutamakan untuk ditawarkan, serta produk dan jasa manakah yang berfungsi sebagai sarana pendukung. a. Barang Nyata Murni (Pure Product) Merupakan barang-barang nyata yang mempunyai wujud nyata secara fisik, bisa dipegang, diraba, dibau, dan seterusnya, seperti sabun, pasta gigi, ataupun gula, yang umumya tidak didukung dan tidak membutuhkan jasa. b. Barang Nyata dengan Jasa Tambahan (Product Related Service) Merupakan barang-barang nyata yang mempunyai wujud nyata secara fisik yang ditunjang jasa untuk menambah penampilannya kepada konsumen. Sebagai contoh; mobil, komputer, dan barang-barang elektronik lain, serta produk-produk yang biasanya disertai garansi penjualan..

(39) 22. c Jasa Utama dengan Disertai oleh Barang dan Jasa Tambahan (Equipment Intensive Service) Intensitas jasa yang ditawarkan lebih besar daripada yang telah disebutkan sebelumnya. Namun untuk menghasilkan jasa yang hendak ditawarkan kepada konsumen diperlukan bantuan dan dukungan barang-barang berwujud. Misalnya dalam jasa penginapan (hotel), di mana selain menawarkan penginapan juga menawarkan fasilitan lain, di antaranya adalah restoran, fasilitas kebugaran (fitness center). d Murni Jasa (Pure Service) Merupakan mutlak jasa murni yang dalam proses produksinya tidak menggunakan dan tidak membutuhkan keberadaan barang berwujud, misalnya pengacara dan konsultan manajemen. 2.2.7. Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku Konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Basu Swastha dkk., 1997). Perilaku konsumen mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa, dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu. Kesemuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-.

(40) 23. masing. Peran yang dilakukan tersebut adalah: (1) Initiator, adalah individu yang mempunyai inisiatif pembelian barang tertentu; (2) Influencer, adalah individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Informasi mengenai kriteria yang diberikan akan dipertimbangkan baik secara sengaja atau tidak; (3) Decider, adalah yang memutuskan apakah akan membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya; (4) Buyer, adalah individu yang melakukan transaksi pembelian sesungguhnya; (5) User, yaitu individu yang mempergunakan produk atau jasa yang dibeli. 2.2.8. Proses Keputusan Konsumen Seseorang apabila akan membeli suatu produk atau menggunakan jasa tertentu , tentunya bukan merupakan suatu hal yang kebetulan. Hal ini melalui proses yang panjang dan mempunyai beberapa tahapan, dimana antara tahapan satu dengan yang lain saling berkaitan dan berpengaruh. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Kotler (1998:162), bahwa proses keputusan memebeli melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tahap akhir adalah perilaku setelah membeli. Model tahapan proses membeli diatas digunakan apabila produk yang akan dibeli oleh konsumen adalah suatu barang atau jasa yang memerlukan pertimbangan tinggi dan lama dalam melakukan pembeliannya, namun hal tersebut tidak perlu dilewati apabila barang atau jasa yang digunakan sudah menjadi kebiasaan seorang konsumen..

(41) 24. 2.3. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2.3.1. Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Museum Satwa Kota Batu. Kerangka Pemikiran. Landasan Teori. Bauran Pemasaran Jasa (X) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.. Peneliti Terdahulu. Variabel Produk Variabel Harga Variabel Tempat Variabel Promosi Variabel Orang Variabel Proses Bukti Fisik. Keputusan Konsumen (Y). Analisis Kualitatif. Analisis Kuantitatif 1. Uji Validitas dan Reliabilitas 2. Uji Asumsi Klasik o uji multikolonieritas o uji Heterokedastisitas o uji Normalitas 3. Analisis Regresi Linier Berganda 4. Uji Hipotesis o uji F o uji T. Hasil Penelitian.

(42) 25. 2.3.2. Hipotesis Gambar 2.2 Kerangka Hipotesis Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Konsumen Mengunjungi Museum Satwa Di Kota Batu Bauran Pemasaran Jasa Produk (X1) Harga (X2) Tempat (X3) Promosi (X4). Keputusan Konsumen (y). Orang (X5) Proses (X6) Bukti Fisik (X7). Keterangan Anak Panah = Pengaruh Secara Parsial = Pengaruh Secara Simultan = Pengaruh Secara Dominan (sumber : Hasil penelitian Dian Oktavia Putri Hadi, 2009).

(43) 26. 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari bauran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa di kota Batu. 2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa di kota Batu. 3. Diduga terdapat variabel yang berpengaruh dominan dari bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik terhadap keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa di kota Batu..

(44) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Bauran. Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Mengunjungi Museum Satwa ini adalah penelitian penjelasan. Penelitian penjelasan atau explanatory merupakan penelitian yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Effendi, 1995: 5) 3.2.. Ruang Lingkup Penelitian. Adapun ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut : a) Museum Satwa di kota Batu yang merupakan usaha pada bidang jasa hiburan dan rekreasi b) Bidang pemasaran, yaitu pengaruh variabel bauran pemasaran secara simultan maupun parsial terhadap keputusan konsumen dalam mengunjungi Museum Satwa di kota Batu. c) Dari variabel-variabel bauran pemasaran yang diketahui, akan diteliti lebih lanjut variabel manakah yang dominan dalam mempengaruhi keputusan konsumen untuk mengunjungi Museum Satwa di kota Batu. 3.3.. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengunjung Museum Satwa di Kota Batu..

(45) 28. 3.4.. Sumber Data Data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran. tentang suatu keadaan. Informasi yang diperoleh memberikan keterangan, gambaran fakta mengenai suatu persoalan dalam bentuk kategori, huruf atau bilangan, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Data primer Adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data sendiri seperti gambaran umum perusahaan, hasil kuisioner dan pelaksanaan pelatihan. b. Data sekunder Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung diantaranya artikel yang berhubungan dengan penelitian dan institusi. 3.5.. Teknik Pengumpulan Data Di dalam pengumpulan data harus dilakukan dengan cermat dan dapat. mengambil data yang akurat serta layak untuk dilakukan pengujian. Dalam pengumpulan data tersebut, penelitian ini menggunakan instrument penelitian sebagai berikut : a. Kuesioner Kuesioner atau angket merupakan sehimpunan atau pernyataan mengenai suatu variabel yang diajukan kepada dan untuk memperoleh tanggapan dari subjek (Hadi dalam Aritonang, 2007:155)..

(46) 29. b. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian (Hadi dalam Aritonang, 2007:163). 3.6.. Populasi dan Pengambilan Sampel. 3.6.1. Populasi Menurut Widayat (2004;93), populasi adalah merupakan keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki karakteristik umum, yang terdiri dari bidangbidang untuk diteliti. Populasinya adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti. Dengan demikian, populasi merupakan seluruh kumpulan elemen yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi Penelitian ini adalah semua pengunjung Museum Satwa. 3.6.2. Sampel dan Pengambilan Sampel Teknik Pengambilan Sampel bertujuan (purposive Sampling). Menurut Sugiyono (2005 : 78) Pengambilan Sampel adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini peneliti berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Uma Sekaran (2006:160) yang mengusulkan pengambilan sampel lebih dari 30 orang dan kurang dari 500 orang adalah tepat untuk sebagian besar penelitian. Selain itu, untuk melakuakn penelitian Multivariat (termasuk analisis regresi berganda) ukuran sampel yang digunakan sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Oleh karena itu peneliti mengambil sampel.

(47) 30. sebanyak 100 sampel, dengan berdasarkan bahwa angka 100 lebih dari 30 dan kurang dari 500 Cara. pengambilan. sampel. dalam. penelitian. ini. adalah. dengan. menggunakan Non Probability Sampling atau Non Random Sampling. Dimana Widayat & Amirullah (2002:52), menyatakan bahwa pemilihan sampel dengan menggunakan Non Probability Sampling peneliti dapat sesukanya atau secara sadar memutuskan apakah elemen-elemen masuk ke dalam sampel. Artinya kemungkinan atau peluang seseorang atau benda untuk terpilih menjadi anggota sampel tidak diketahui. Teknik Non Random Sampling. yang digunakan adalah dengan. menggunakan metode Purposive Sampling atau Judgement Sampling. Widayat & Amirullah (2002:55) menyatakan bahwa dalam teknik ini sampel dipilih berdasarkan penilaian atau pandangan dari peneliti berdasarkan tujuan dan maksud penelitian. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan tersebut, Maka dalam penelitian ini, responden yang peneliti ambil adalah para pengunjung yang telah masuk ke dalam Museum Satwa lebih dari dua kali, dan telah berumur lebih dari 17 tahun pada saat penelitian dilakukan yaitu tanggal 26 April 2010 – 23 Mei 2010, dengan asumsi bahwa pengunjung yang telah mengunjungi museum lebih dari 2 kali dapat menentukan puas atau tidaknya dari harapan yang muncul berdasarkan pengalaman berkunjung sebelumnya, selain itu pertimbangan kedua, dimana responden berumur lebih dari 17 tahun diasumsikan bahwa responden yang telah berumur 17 tahun dianggap telah dewasa oleh peneliti, dalam artian bahwa dapat mengambil keputusan secara bijak dan rasional..

(48) 31. 3.7.. Pengukuran Instrumen Penelitian Skala penelitian yang digunakan adalah Skala Likert dengan instrumen. kuesioner. Menurut Sugiyono (2004: 86) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat, serta persepsi seseorang atau aasekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skalaLikert¸maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian idikator tersebut dijadikan sebagai titik tolek untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.. 3.8.. Variabel Penelitian. 3.8.1. Identifikasi Variabel Cara yang paling bermanfaat untuk menggolongkan variabel adalah dengan membedakannya menjadi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel tak terduga sebagai penyebab atau pendahulu variabel lain, dalam hal ini yang merupakan variabel independent adalah bauran produk, harga, tempat, promosi, karyawan, proses, dan bukti fisik. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mndahuluinya. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel berupa bauran pemasaran jasa (X) yang terdiri dari produk (X1), harga (X2), promosi(X3), tempat (X4), karyawan (X5), proses (X6) dan bukti fisik (X7). Serta variabel terikatnya berupa keputusan konsumen mengunjungi Museum Satwa Kota Batu (Y)..

(49) 32. 3.8.2. Definisi Konseptual Variabel Adapun beberapa variabel yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bauran pemasaran jasa, adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran pada sektor jasa. 2. Produk, adalah keseluruhan konsep obek atau proses yang ditawarkan organisasi jasa untuk mencapai tujuan organisasi melalui keinginan dan kebutuhan pelanggan. 3. Harga, adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang apabila dimungkinkan) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. 4. Tempat, adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,. dalam. hal. ini. berhubungan. dnegan. bagaimana. cara. penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis. 5. Promotion,. adalah. alat. yang. digunakan. organisasi. jasa. untuk. berkomunikasi dengan pasar sasarannya. 6. Karyawan, adalah service provider yang sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan..

(50) 33. 7. Proses, adalah hal yang sangat komplek sehingga mengharuskan konsumen untuk mengikuti serangkaian tindakan yang rumit agar proses jasa yang dipesannya menjadi sempurna. 8. Bukti fisik, adalah lingkungan fisik dimana perusahaan jasa diciptakan dan dimana penyedia jasa dan pelanggan berinteraksi, ditambah unsur-unsur berwujud yang ada yang diapakai untuk berkomunikasi atau mendukung peran jasa. 9. Keputusan konsumen, adalah suatu rangkaian dalam proses pembelian yang didahului oleh beberapa tahapan. 3.8.3. Definisi Operasional Variabel Lupiyoadi. (2005;58). mengungkapkan. bahwa. bauran. pemasaran. (marketing mix) pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang, bauran pemasaran (marketing mix) produk barang mencakup : product, price, place dan promotion. Sedangkan untuk jasa, keempat hal tersebut masih dirasa kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi : people, process dan physical evidence. Ketiga hal terkait dengan sifat jasa di mana produksi/operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan melibatkan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain, terjadi interaksi langsung antara keduanya (meski tidak untuk semua jenis jasa)..

(51) 34. Elemen bauran pemasaran jasa terdiri dari tujuh hal, yaitu : Tabel 3.1 Konsep, Variabel, Indikator, dan Item Penelitian Konsep Bauran Pemasaran. Variabel Produk. . (X1). Jasa. . Indikator. Item. Diorama yang. 1. Diorama hewan yang menarik. menarik (X1.1). mempengaruhi keputusan. Detail diorama. konsumen.. hewan yang tajam. . 2. Detail akan diorama hewan. (X1.2). yang tajam mempengaruhi. Pertunjukan Ice. keputusan konsumen.. Live Show (X1.3). 3. Pertunjukan Ice Live Show mempengaruhi keputusan konsumen.. Harga. . (X2) . Harga tiket yang murah (X2.1). mempengaruhi keputusan. Harga tiket masuk. konsumen. yang sesuai. . Tempat. . (X3). 2. Harga tiket masuk yang sesuai. dengan fasilitas. dengan fasilitas mempengaruhi. (X2.2). keputusan konsumen.. Perbedaan harga. 3. Perbedaan harga untuk warga. untuk warga asli. asli Batu dan dari luar Batu. Batu dan dari luar. mempengaruhi keputusan. Batu (X2.3). konsumen.. Lokasi yang strategis (X3.1). . 1. Harga tiket yang murah. Lokasi yang mudah dijangkau (X3.2). 1. Lokasi yang strategis mempengaruhi keputusan konsumen. 2. Lokasi yang mudah dijangkau baik oleh transportasi pribadi.

(52) 35. . Lokasi yang dekat. maupun umum mempengaruhi. dengan tempat. keputusan konsumen.. tinggal konsumen (X3.3). 3. Lokasi yang dekat dengan tempat tinggal konsumen mempengaruhi keputusan konsumen.. Promosi. . (X4) . . Periklanan yang. 1. Periklanan yang baik melalui. menarik (X4.1). Media Cetak maupun. Intensitas iklan di. elektronik yang menarik. Media Cetak yang. mempengaruhi keputusan. tinggi (X4.2). konsumen.. Berita yang baik (X4.3). 2. Intensitas iklan di Media Cetak yang tinggi mempengaruhi keputusan konsumen. 3. Berita yang baik mempengaruhi keputusan konsumen.. People. . (X5) . . Penampilan karyawan (X5.1). rapi, menarik dan sopan. Sikap Karyawan. mempengaruhi keputusan. (X5.2). konsumen.. Kecepatan tanggapan Karyawan (X5.3). . Karyawan yang melakukan tugasnya dengan baik (X5.4). . 1. Penampilan karyawan yang. Karyawan yang bersisifat. 2. Sikap yang ramah, sopan dan cara bertutur bahasa yang baik mempengaruhi keputusan konsumen. 3. Karyawan yang cepat tanggap pada keluhan atau masalah yang diajukan pengunjung mempengaruhi keputusan konsumen..

(53) 36. professional (X5.5). 4. Karyawan yang melakukan tugas-tugasnya dengan baik sesuai tugas pekerjaanya mempengaruhi keputusan konsumen. 5. Karyawan yang bersifat professional mempengaruhi keputusan konsumen.. Proses. . (X6) . . Pelayanan yang. 1. Pelayanan yang diberikan. diberikan (X6.1). mempengaruhi keputusan. Kelancaran alur. konsumen.. museum (X6.2). 2. Kelancaran alur Museum. Urutan diorama. Satwa mempengaruhi. (X6.3). keputusan konsumen. 3. Urutan diorama yang sesaui mempengaruhi keputusan konsumen.. Bukti fisik. . (X7). . Fasilitas penunjang standar. (mushola, parkir, tempat. yang lengkap. sampah, bangku) yang lengkap. (X7.1). mempengaruhi keputusan. Fasilitas. konsumen.. penunjang. . 2. Fasilitas penunjang tambahan. tambahan (X7.2). (kantin, odong-odong). Lahan parkir yang. mempengaruhi keputusan. luas dan teratur. konsumen.. (X7.3) . 1. Fasilitas penunjang standar. 3. Lahan parkir yang luas dan. Design tiket. teratur mempengaruhi. masuk yang. keputusan konsumen.. menarik (X7.4). 4. Design tiket masuk yang.

(54) 37. . Lingkungan yang. menarik mempengaruhi. bersih, aman, dan. keputusan konsumen. nyaman (X7.5). 5. Lingkungan yang bersih, aman, dan nyaman mempengaruhi keputusan konsumen.. Keputusan. Keputusan. konsumen. konsumen (Y). . Kunjungan kembali (Y1.1). . Menyebarkan berita yang baik (Y1.2). . Mengajak kerabat. 1. Konsumen akan melakukan. kunjungan kembali 2. Konsumen akan menyebarkan. berita yang baik. 3. Konsumen akan mengajak teman untuk mengunjungi Museum Satwa.. (Y1.3). 3.9.. Teknik Pengukuran Variabel Pengukuran data yang digunakan adalah skala Likert, menurut Widayat. (2004;76) skala likert digunakan secara luas yang mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang berkaitan dengan obyek yang dinilai. 3.10.. Uji Validitas Uji validitas merupakan esensi dari kebenaran penelitian. Sebuah item. pertanyaan dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data, dari variabel yang akan diteliti secara tepat (Singarimbun, 2006:122). Validitas item pertanyaan ditentukan dengan cara mengkorelasikan antara skor (nilai) yang diperoleh masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dengan skor total menggunakan Korelasi Pearson Product Moment atau.

(55) 38. membandingkan koefisien korelasi produk momen (R hitung) dengan nilai kritisnya, dimana R hitung dicapai dengan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2000:157) :. r=. n xy    x  y . n x    x  n y 2. 2. 2.   y . 2. Keterangan : r. : koefisien korelasi. n. : jumlah responden. x. : skor item. y. : total skor. . Dari hasil korelasi tersebut dibagi dengan nilai kritis pada taraf signifikan sebesar 0,05. Nilai r. hitung. bisa dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation yang. akan dibandingkan dengan r table. Jika r hitung > r table tapi bertanda negatif, maka Ho tetap ditolak dan disimpulkan bahwa skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor., sehingga dikatakan tidak valid dan perlu dikeluarkan. Jadi jika sebuah butir tidak valid, maka otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah valid kemudian baru secara bersama diukur reliabilitasnya. 3.11.. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur. dapat dipercaya dan diandalkan (Singarimbun, 2006:140). Reliabilitas dapat memberikan hasil pengukuran yang relatif sama bila instrument yang digunakan untuk mengukur variabel yang sama pada dua atau lebih waktu yang berbeda dalam keadaan yang kurang lebih sama (Aritonang, 2007:136)..

(56) 39. Metode yang digunakan Alpha Cronbach. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas item pertanyaan yang skornya bukan 1 dan 0 misalnya, angket atau bentuk uraian (Arikunto, 2002:171) yaitu: 2  k    i  r11 =   1   2   k  1   tot . dimana : r11. : reliabilitas item pertanyaan. k.  2 3.12.. : banyaknya item 2. : jumlah variabel item. : varians total. Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian, maka untuk mendapatkan niali pemeriksa. yang tidak bias dan efisien (Best Linear Unbias Estimatir/BLUE) dari satu persamaan regresi berganda dengan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Squares) perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam dalam pengujian asumsi kalsik adalah sebagai berikut : 3.12.1. Uji Normalitas Tujuan uji asumsi regresi berganda normalitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang.

(57) 40. baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal (Imam Ghozali,2006:110). Menurut (Imam Ghozali,2006:112) cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya, dengan dasar pengambilan keputusan antara lain: (1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; dan (2) jika data menyebar jauh dari diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 3.12.2. Uji Heterokedastisitas Tujuan uji asumsi regresi berganda heterokedastisitas adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Jika varians berbeda, disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas (Imam Ghozali,2006;105). Menurut Imam Ghozali (2006;105) bahwa heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y.

(58) 41. yang telah terprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya). Imam Ghozali (2006:105) menyatakan bahwa : (1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar. kemudian. menyempit),. maka. mengindikasikan. telah. terjadi. heteroskedastisitas; dan (2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Disamping itu, terdapat pula cara lain untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah dengan menggunakan uji Glejser pada program SPSS (Imam Ghozali, 2006:108). Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali (2006:108) menyatakan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Dan apabila probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 0,05 maka model regresi tersebut tidak mengandung adanya heterokedastisitas. 3.12.3. Uji Multikolinearitas Tujuan uji ini adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent (bebas). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Imam Ghozali, 2006:91). Multikolinieritas berarti bahwa antar variabel bebas atau variabel terikat yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna..

(59) 42. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Imam Ghozali, 2006:91). 3.13.. Teknik Analisis Data Analisis data merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan. yang diperoleh dari hasil penelitian. Sebagaimana dikutip oleh Singarimbun (2006:263), Sofyan Effendi dan Kris Manning mengatakan bahwa analisis data adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibicarakan dan di interprestasikan. 3.14.. Uji Hipotesis Setelah asumsi-asumsi klasik tersebut dipenuhi, maka langkah selanjutnya. adalah mengukur tingkat signifikan atau arti dari masing-masing koefisien hasil regresi. 3.14.1. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda berfungsi untuk menganalisis hubungan dan pengaruh antara satu variabel terikat terhadap dua/lebih variabel bebas. Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran terhadap perilaku perpindahan merek mie instan lain ke mie instan merek Indomie, maka dilakukan dengan analisis regresi linier berganda antara variabel-varibel bauran pemasaran yang terdiri dari :.

(60) 43. produk, harga, promosi, distribusi terhadap perilaku perpindahan merek dengan model sebagai berikut Y=. b  b1 x1  b2 x 2  b3 x3  b4 x 4  e. dimana : Y. =. variabel terikat yaitu perilaku perpindahan merek. b. =. konstanta dari persamaan regresi berganda. b1. =. koefisien regresi produk. x1. =. variabel produk. b2. =. koefisien regresi harga. x2. =. variabel harga. b3. =. koefisien regresi promosi. x3. =. variabel promosi. b4. =. koefisien regresi saluran distribusi. x4. =. variabel saluran distribusi. e. =. standard error. 3.14.2. Uji Signifikansi Individual (Uji t) Uji t untuk menguji secara parsial atau individual, pengaruh dari masingmasing variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi secara individu dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel terikat. Rumus uji t (Augusty Ferdinand, 2006:304) adalah :. t  test . bk Sbk. dimana : t. = ukuran signifikansi dari koefisien regresi secara individu.. bk. = koefisien regresi..

(61) 44. Sbk. = kesalahan baku masing-masing parameter.. Pengujian uji t dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut : H0 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian uji t dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi t dengan signifikansi 5%, yaitu : a. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Jika nilai signifikansi t < 0,05 maka menerima H0 dan menolak Ha artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. 3.14.3. Uji Signifikansi Serentak (Uji F) Uji F untuk menguji dua atau lebih variabel bebas yang dihasilkan dari persamaan regresi tersebut secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Adapun rumus uji F (Augusty Ferdinand, 2006:301) adalah sebagai berikut :. F  test . R2 / k 1  R 2 / n  k  1. . . dimana : F. = ukuran signifikansi dari koefisien regresi berganda secara bersama-. sama / simultan. k. = jumlah variabel bebas.

(62) 45. R2. = koefisien determinasi. Pengujian uji F dilakukan dengan hipotesis sebagai berikut : H0 = 0 artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha ≠ 0 artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian uji F dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai signifikansi F dengan signifikansi 5%, yaitu : a. Jika nilai signifikansi F < 0,05 maka menolak H0 dan menerima Ha artinya bahwa secara bersama-sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika nilai signifikansi F > 0,05 maka menolak H0 dan menerima Ha artinya. bahwa secara bersama-sama secara bersama-sama antara dua atau lebih variabel mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel terikat..

(63) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Museum Satwa 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Museum Satwa Batu memliki total luas bangunannya sekitar 6000 meter persegi dengan bentuk luarnya yang mengambil bentuk arsitektur YunaniRomawi untuk memberi kesan keagungan dan sekaligus memori masa lalu. Museum Satwa Batu merupakan museum bertaraf internasional, menyajikan ratusan diorama satwa dari seluruh negara dibelahan dunia antara lain Benua Eropa, Afrika, Amerika, Cina dan Antartika. Tampilan Museum Satwa Batu ini sengaja dibuat berbeda dan menyenangkan dengan menggunakan konsep museum masa kini (kontemporer) selain itu Museum Satwa merupakan salah satu karya yang luar biasa yang menggabungkan antara seni lukis, teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai kesatwaan. Apabila image museum yang biasanya selalu identik dengan pameran barang barang atau benda kuno yang cenderung kusam dan membosankan, maka di Museum Satwa ini justru tampilan museum dibuat berbeda agar menyenangkan bagi pengunjung untuk mempelajari dan menambah pengetahuan tentang satwa. Di Museum Satwa Batu selain Satwa ditampilkan juga Fosil serta Insectarium terbesar di Indonesia. sehingga buat pengunjung pengalaman. menjelajah Museum Satwa Batu serasa menjelajah dunia satwa sesungguhnya..

(64) 47. 4.1.2. Lokasi Perusahaan Nama : Jawa Timur Park II Lokasi : Jl. Oro-oro Ombo No. 9 Kota Batu Telp. : (0341) 5025777. Fax. : (0341) 5025666. Luas. : 6000 meter persegi dari 15 Ha area Jawa Timur Park II. 4.1.3. Moto, Visi, dan Misi Perusahaan 1. MOTO PERUSAHAAN Menjadi Pintar dan Ceria di Museum Satwa . 2. VISI : a. Meningkatkan keimanan dan rasa syukur kepada Tuhan Sang Maha Pencipta b. Mengurangi jumlah angka pengangguran di “KOTA WISATA BATU” c. Mewujudkan pemerataan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat “KOTA WISATA BATU” d. Meningkatkan PAD dan sirkulasi keuangan di “KOTA WISATA BATU” e. Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan anak bangsa f. Mempertahankan. kelestarian. dan. keseimbangan. lingkungan. hidup/ekosistem g. Mewujudkan pembangunan umum “KOTA WISATA BATU”.

(65) 48. h. Mendukung program Pemerintah Daerah “BATU Go International” 3. MISI : a. Mengupayakan wahana yang menyajikan keagungan, keindahan, dan keanekaragaman flora dan fauna ciptaan Tuhan YME sejak jaman prasejarah sampai dengan sekarang b. Membangun wahana pariwisata dengan menciptakan lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja (meskipun bukan padat karya) khususnya dari wilayah sekitar daerah tersebut. c. Membangun kawasan pariwisata yang berdampak peningkatan sosial ekonomi masyarakat, seperti memberikan kesempatan berdagang bagi warga sekitar yang akan diatur bersama-sama Pemerintah “KOTA WISATA BATU” d. Mempertahankan, menambah, dan mengembangkan obyek-obyek wisata di “KOTA WISATA BATU” sehingga wisatawan akan lebih banyak membayar pajak serta membelanjakan uang di “KOTA WISATA BATU” dan akan memacu meningkatnya sirkulasi uang dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) ‘KOTA WISATA BATU’ e. Mengadakan dan melengkapi wahana Museum Satwa dengan berbagai media pameran peraga dan terapan pembelajaran tentang satwa, flora maupun lingkungan hidup terutama bagi usia sekolah serta umum agar lebih mengenal dan menghayatinya penelitian/riset. serta terpacu. melakukan.

(66) 49. f. Sebagai Lembaga Konservasi Ex-Situ Satwa Liar, Museum Satwa mengelola pemeliharaan dan perawatan satwa-satwa awetan yang dipamerkan. maupun. upaya. perlindungan,. pelestarian. serta. penangkaran satwa-satwa maupun flora langka. g. Melakukan langkah-langkah pemerataan pembangunan, utamanya di sektor pariwisata untuk mewujudkan “KOTA WISATA BATU” sebagai sentra pariwisata h. Mendukung upaya Pemerintah Kota Batu untuk menjadi Kota Wisata Internasional dengan menjadi anggota Lely Satellite World (jaringan satelit internasional). i. Melakukan terobosan-terobosan komunikasi melalui berbagai media local-internasional, travel local-internasional dsb agar Museum Satwa dikenal lebih luas. 4.1.4. Badan Hukum Perusahaan Museum Satwa Batu adalah. salah satu unit usaha dari Jatim Park II. yang merupakan kawasan Perluasan dan Pengembangan Jatim Park I sebagai Lembaga Konservasi Ex-Situ Satwa Liar dari Jatim Park I yang bernaung dibawah PT. Bunga Wangsa Sejati sesuai dengan izin berupa Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.398/Kpts-II/2003. Jatim Park II mempunya 3 unit usaha , yaitu Museum Satwa yang pembangunannya sudah selesai dibangun dan diresmikan penggunaanya ( soft launcing ) pada tanggal 27 Desember 2009. 2 unit. usaha lain yang sedang.

Gambar

Gambar 2.1 Perbandingan Pengunjung ODTW Tahun 2009
Gambar 2.2 Perkembangan Pengunjung ODTW di kota wisata Batu
Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran  Kerangka Pemikiran
Tabel 4.17  Hasil Uji Validitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji-F menyatakan secara simultan bauran pemasaran jasa yang terdiri dari dimensi variabel yaitu : produk, harga, promosi, lokasi, orang, proses dan bukti fisik secara

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri oleh produk, harga, distribusi, promosi, orang, bukti fisik dan proses secara parsial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan bauran pemasaran yang terdiri dari Produk, Harga, Promosi, Karyawan/Orang/Partisipan dan Proses

H2 – H8 : Bauran pemasaran jasa (produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses) secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Hasil ini menunjukkan bahwa bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga promosi, tempat, orang, proses dan layanan konsumen mempengaruhi keputusan mahasiswa

Dengan demikian secara simultan terdapat pengaruh secara positif yang signifikan variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, dan promosi

Bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk (X1), harga (X2), promosi (X3), tempat (X4) secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan

Bauran pemasaran yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah produk, harga, promosi, tempat, orang, proses, dan bukti fisik secara bersama-sama atau simultan memberikan