TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh: Rosalina Anik Setyorini
091224087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KELENGKAPAN UNSUR 5W+1H DALAM PENULISAN TEKS BERITA OLEH SISWA KELAS VIII SEMESTER 2 SMP N 14 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh: Rosalina Anik Setyorini
091224087
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv MOTTO
Orang yang rendah hati dan lemah lembut
adalah orang yang tau bagaimana bersabar
terhadap sesama dan diri sendiri
(St. Yohanes dari Salib)
Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata,
akan menuai dengan bersorak-sorai.
Orang yang berjalan maju dengan menangis dan menabur benih,
pasti pulang dengan bersorak-sorai sambil membawa
berkas-berkasnya.
(Mazmur, 126:5-6)
Kata-kata yang indah bisa pendek dan mudah diucapkan,
tetapi gemanya terngiang selamanya
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur
kupersembahkan hasil karyaku ini kepada:
1.
Tuhan Allah di Surga dan Bunda Maria
yang selalu memberiku kekuatan.
2.
Keluargaku tercinta, Bapak, Ibu serta
Adik-adikku.
3.
Keluarga Besar Gerardus Mayela Dikin
Pawiro Harjo.
4.
Keluarga Besar Palal Laksono.
5.
Romo Al. Karyadi Dharmakusuma, MSF.
viii ABSTRAK
Setyorini, Rosalina Anik. 2014. Kelengkapan Unsur 5W+1H dalam Penulisan Teks Berita oleh Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini mengkaji tentang kelengkapan unsur 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kelengkapan unsur berita 5W+1H, unsur berita yang paling dominan muncul dalam teks berita, unsur berita yang tidak dominan muncul dalam teks berita, dan pola pengembangan unsur berita pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian berupa kalimat-kalimat yang mengandung unsur 5W+1H pada teks berita yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Objek penelitian ini adalah unsur 5W+1H. Peneliti menganalisis data berdasarkan pada metodologi penelitian, dan untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah.
Hasil penelitian ini adalah (1) penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2010/2013 masih banyak yang belum lengkap, yakni sebanyak 56 teks berita dari 80 teks berita. (2) Unsur berita yang paling dominan muncul dalam teks berita yang dibuat oleh siswa yaitu unsur Apa, Kapan, Siapa dan Di mana. (3) Dalam penulisan teks berita oleh siswa ditemukan enam pola pengembangan unsur 5W+1H, yaitu (a) pola 3W sebanyak dua teks berita, (b) pola 4W sebanyak 25 teks berita, (c) pola 5W (Apa, Kapan, Di mana, dan Mengapa) sebanyak 10 teks berita, (d) pola 3W+1H sebanyak satu teks berita, (e) pola 4W+1H sebanyak 18 teks berita, dan (f) pola 5W+1H (Apa, Kapan, Siapa, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana) sebanyak 24 teks berita.
ix
ABSTRACT
Setyorini, Rosalina Anik. 2014. 5W+1H Elements Completeness in News Text Writing by Second Semester of 8th Grade student in SMP N 14 Yogyakarta Academic Year 2012/2013. Thesis. Yogyakarta: Study Program, Indonesian Literature and Language Education. Faculty of Teacher Training and Education. Sanata Dharma University.
This research is to examine the completeness of 5W+1H in the news text writing by second semester of 8th grade student in SMP N 14 Yogyakarta Academic Year 2012/2013. The purpose of this research are to describe the completeness 5W+1H elements in news text, the most dominant elements of news in the news text, the most non dominant elements of news in the news text, and the patterns of the development 5W+1H elements in the news text by second Semester of 8th Grade student in SMP N 14 Yogyakarta Academic Year 2012/2013.
This kind of research is a descriptive qualitative. The data of this research is sentences which contain 5W+1H in news text created by student second Semester of 8th Grade in SMP N 14 Yogyakarta Academic Year 2012/2013. Object of the research are 5W+1H elements. The writer analyzes data based on research methodology, and to answer the questions in the problem formulation.
The results of this research are found: (1) there are 56 out of 80 news text by second Semester of 8th Grade Student in SMP N 14 Yogyakarta Academic Year 2012/2013 that wasn’t complete.(2) the most dominant elements that appear in students’ compotition are What, When, Who and the Where elements, (3) There are six pattern of the development 5W+1H elements that was found In the news text created by student, that is (a) 3W pattern in two news text, (b) 4W pattern in 25 news text, (c) 5W pattern (What, When, Where, Who, and Where) in 10 news text, (d) 3W+1H pattern in one news text, (e) 4W+1H pattern in 18 news text, and (f) 5W+1H pattern (What, When, Who, Where, Why, and How) in 24 news text.
x
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan puji dan syukur atas penyertaan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa menjadi pelita dalam setiap langkah peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari peran serta berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, secara khusus peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah menyetujui dan memberikan izin untuk pembahasan topik ini.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran, memberikan koreksi dengan teliti, serta memberikan pengarahan yang berguna bagi peneliti selama proses penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Drs. B. Rahmanto, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran, memberikan koreksi dengan teliti, serta memberikan pengarahan dan motivasi agar peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target waktu.
5. Tyas Ismullah, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Yogyakarta, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian ini.
xi
7. Siswa-siswi kelas VIII di SMP N 14 Yogyakarta, yang telah membantu peneliti untuk menjadi subjek penelitian.
8. Bambang Muryanto selaku triangulator dalam skripsi ini dan memberikan masukan serta semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah membimbing peneliti selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma.
10.Robertus Marsidiq, selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan segala urusan kesekretariatan.
11.Romo Al. Karyadi Darmakusuma, MSF., yang telah memberikan dukungan, dorongan, bantuan, dan doanya selama peneliti menempuh perkuliahan hingga akhir.
12.Bapak dan Ibuku, Robertus Supriyanto dan Cirilla Rahmini, yang selalu mendoakanku, mengasihiku dengan tulus dalam segala kekuranganku, dan memberikan dukungan padaku selama proses penyusunan skripsi ini.
13.Adik-adikku, Felix Haris Rahmanto, Thomas Sandi Tri Ananda, dan Fransisca Ade Cahya Wulandari, yang telah memberikan dukungan, semangat, doa, dan motivasi sehingga peneliti dapat menempuh studi hingga akhir. Semoga kalian sukses mencapai cita-cita dan merealisasikan semua mimpi hidup kalian. 14.Keluarga besar Gerardus Mayela Dikin Pawiro Harjo: Anastasia Trubus
Pawiro Harjo, Ignatius Sarmin, A.Ma.Pd., Yustina Karinem, A.Ma.Pd., Antonius Ngatidja, S.Pd., Marcellina Sri Isparti S.Pd., Stevanus Yadi Warsana, Sisilia Marsih, S.Pd., Yuventius Sujiyanto, Valentina Wijiyati, terima kasih atas segala dukungan, dorongan, bantuan, dan doanya selama peneliti menempuh perkuliahan hingga akhir, baik dalam bentuk moril maupun materiil.
xii
dukungan, dorongan, bantuan, dan doanya selama peneliti menempuh perkuliahan hingga akhir, baik dalam bentuk moril maupun materiil.
16.Kakak-kakakku, Yuliana Sariyanti S.Pd., Sr. Emerita Yeni Dwi Astuti OP., Vinsensia Trianita S.T., Stevanus Yasa Adi W. S.H., Elisabeth Yulia Sari P. S.Pd., Cicilia Suci S. S.Pd., Yohanes Dimas A.N., dan Cornelia Danik Arfianti S.E., terima kasih atas dukungan, semangat, doa, dan motivasi sehingga peneliti dapat menempuh studi hingga akhir.
17.Sahabat-sahabatku terkasih, Paulus Suroto, Valentina Tris Marwati, Agatha Wahyu Wigati, Cicilia Verlit Warasinta, Yuli Astuti, Bernadheta Setia Febriyanti, Clara Dhika Ninda Natalia, Risa Ferina Setyorini, Katarina Yulita Simanulang, Catharina Erni Riyanti, Natalia Kristanti, Mikael Jati Kurniawan, Ambrosius Bambang Sumarwanto, Dedi Setyo Heru Utomo, Nuridang Fitra Nagara, Ade Henta Hermawan, Ignatius Satrio, Reinardus Aldo Agassi, Yohanes Marwan Setiawan, Agustinus Eko Prasetyo, Fabianus Angga Renato, Yudha Hening Pinandhito, Shinta Septiyanti, Ajeng Irfadhina, Christina Esti Rahmawati, Yohana Dwi Wulandari, Dhenok Woro Hapsari, terima kasih untuk semua. Doaku, semoga kita dipertemukan kembali di masa depan yang penuh harapan.
18.Teman-teman seperjuangan, mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Angkatan 2009. Terima kasih atas kebersamaan singkat yang telah terjalin selama kita berproses bersama.
19.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, khususnya yang telah membantu dan mendukung peneliti dengan berbagai cara demi kelancaran penyusunan skripsi ini.
xiii
Yogyakarta, 7 April 2014 Peneliti,
xiv DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA . ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiv
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
1.5 Batasan Istilah ... 8
1.6 Sistematika Penyajian ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10
2.1 Penelitian yang Relevan ... 10
2.2 Hakikat Menulis ... 12
2.3 Tujuan Menulis ... 13
2.4 Hakikat Berita ... 15
xv
2.6 Unsur Berita ... 19
2.7 Bagian-bagian Berita ... 23
2.8 Teknik Menulis Berita ... 26
2.9 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 27
2.10 Kerangka Berpikir ... 29
2.11 Skema Kerangka Berpikir ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
3.1 Jenis Penelitian ... 31
3.2 Sumber dan Data Penelitian ... 32
3.3 Instrumen Penelitian ... 32
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 33
3.5 Teknik Analisis Data ... 33
3.6 Triangulasi Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Deskripsi Data ... 37
4.2 Analisis Data ... 43
4.2.1 Kelengkapan Unsur Teks Berita Siswa ... 43
4.2.2 Unsur Berita paling Dominan dalam Teks Berita oleh Siswa ... 48
4.2.3 Pola Pengembangan Unsur Berita pada Teks Berita oleh Siswa ... 56
4.3 Pembahasan ... 75
4.3.1 Kelengkapan Unsur Teks Berita Siswa ... 76
4.3.2 Unsur Berita paling Dominan dalam Teks Berita oleh Siswa ... 77
4.3.3 Pola Pengembangan Unsur Berita pada Teks Berita oleh Siswa ... 80
BAB V PENUTUP ... 84
1.1 Kesimpulan ... 84
xvi
oleh Siswa ... 85
1.1.3 Pola Pengembangan Unsur Berita pada Teks Berita oleh Siswa ... 86
1.2 Implikasi ... 87
1.3 Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 92
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : SK dan KD pada Aspek Menulis ... 28
Tabel 2 : Analisis Data Pola Unsur 5W+1H ... 35
Tabel 3 : Daftar Jumlah Data berdasarkan Kategori Unsur 5W+1H ... 37
Tabel 4 : Jumlah Sumber Data berdasarkan Tipologi Berita ... 38
Tabel 5 : Daftar Teks Berita berdasarkan Topik Berita ... 38
Tabel 6 : Hasil Analisis Kelengkapan Unsur 5W+1H ... 39
Tabel 7 : Daftar Unsur 5W+1H ... 40
Tabel 8 : Daftar Pola Pengembangan Unsur Berita oleh Siswa ... 42
xviii
DAFTAR BAGAN DAN DIAGRAM
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1
Lampiran Sumber Data ... 93
Tabel Daftar Teks Berita Kelas VIII A, VIII B, dan VIII C ... 93
Lampiran Data Hasil Penelitian ... 97
Tabel Daftar Teks Berita dengan Unsur 5W+1H Lengkap ... 97
Tabel Daftar Teks Berita dengan Unsur 5W+1H tidak Lengkap ... 99
Tabel Temuan Pola Pengembangan Unsur 5W+1H ... 103
Tabel Analisis Unsur 5W+1H ... 109
Lampiran Triangulasi Teori ... 144
Lampiran Triangulasi Penyidik ... 146
Lampiran Instrumen Penelitian ... 148
Lampiran 2 Data Asli Teks Berita Siswa berdasarkan Tipologi Teks Berita yang ditulis Siswa ... 151
Surat Izin Penelitian ... 240
1 BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi perlunya dilaksanakan penelitian mengenai kelengkapan unsur berita 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa. Bab pendahuluan ini meliputi, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
1.1Latar Belakang
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis, meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar, serta kemampuan memperluas wawasan. Dengan kemampuan tersebut, siswa diharapkan tidak hanya mampu memahami informasi yang disampaikan secara langsung, tetapi juga memahami informasi yang disampaikan secara tidak langsung. Tujuan pembelajaran tersebut tersebar dalam komponen kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan (Depdiknas, 2007).
Keterampilan menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan gagasan, ide, inspirasi, atau buah pikiran manusia ke dalam bentuk lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa agar orang lain dapat memahaminya. Ditinjau dari segi pemerolehan, menulis adalah aspek berbahasa keempat yang diperoleh melalui proses pembelajaran di sekolah.
Menulis dapat diwujudkan dalam bentuk puisi, artikel, teks berita, sketsa, cerpen, atau karangan bentuk lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif (menulis menghasilkan suatu karya berupa tulisan) dan ekspresif (melalui tulisan seseorang mengekspresikan dirinya secara bebas) (Tarigan, 1984: 3). Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih rendah. Padahal, kemampuan ini sangat penting. Orang yang tidak mampu menulis akan kehilangan berbagai kesempatan emas. Suadi (2007:2) berpendapat bahwa keterampilan menulis sangat penting untuk mengekspresikan diri. Tulisan yang baik dapat menguntungkan penulis. Sebaliknya tulisan buruk dapat merugikan penulisnya.
dan gagasan pada sebuah tulisan. Maka, pembinaan dan pengembangan keterampilan menulis siswa menjadi tujuan setiap pengajaran di sekolah.
Salah satu produk dari keterampilan menulis adalah teks berita. Teks berita merupakan suatu tulisan yang berisi informasi atau fakta untuk dimuat atau dipublikasikan kepada masyarakat, baik melalui media cetak maupun disiarkan melalui media elektronik. Untuk dapat menginformasikan kepada masyarakat, berita harus jelas dalam penyampaiannya. Penulisan teks berita harus menggunakan kalimat-kalimat efektif agar pembaca berita pada media cetak ataupun pendengar berita yang disiarkan di media elektronik dapat memahami dan menerima informasi dengan mudah. Kalimat-kalimat efektif yang dimaksudkan di sini adalah kalimat-kalimat yang baik dan benar. Benar menurut kaidah atau tata bahasa yang berlaku, dan baik menurut situasinya sehingga mudah dipahami oleh pendengar atau pembacanya.
Pembelajaran menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VIII semester 2 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan menulis berita siswa dilatih untuk mampu terampil menulis dan berpikir secara kritis. Menulis berita adalah menuangkan kata-kata yang dihasilkan dari mengamati kejadian atau peristiwa yang diceritakan kembali. Hal ini memerlukan cara berpikir kritis dari siswa untuk menghasilkan berita yang singkat, padat, dan jelas.
Bagaimana) (Djuraid, 2009:73). Dengan data yang lengkap, akan memudahkan untuk membuat rangkaian kalimat sehingga menjadi sebuah berita. Maka pemahaman mengenai 5W+1H sangat penting agar bisa menentukan prioritas, mana di antara bagian-bagian itu yang akan ditonjolkan. Untuk memperoleh informasi berita secara mendalam dan menyeluruh, maka kesatuan unsur-unsur berita 5W+1H harus benar-benar diperhatikan.
Contoh:
Anggota Balai Jurnalistik ICMI Jabar (BATIC) (siapa) melakukan kunjungan jurnalistik (apa) ke Penerbit Rosda di Jl. Ibu Inggit Ganarsih Bandung (di mana), Sabtu (24/5) (kapan). Kunjungan dimaksudkan untuk memahami proses kerja di sebuah penerbitan (mengapa). Para peserta dengan antusias mengikuti penjelasan yang diberikan pihak Rosda (bagaimana). (Romli, 2006:11).
Di atas merupakan contoh penulisan berita yang sesuai dengan rumusan penulisan berita yaitu unsur 5W+1H (apa, kapan, siapa, di mana, mengapa, dan
bagaimana). Fakta dan data yang telah disajikan dalam berita tersebut sudah memenuhi unsur-unsur berita 5W+1H (apa, kapan, siapa, di mana, mengapa, dan
bagaimana). Namun, tidak demikian dengan teks berita yang ditulis oleh salah satu siswa kelas VIII sebagai berikut.
“Pada hari Sabtu tanggal 30 Maret 2013 (kapan) , SMP N 14
Yogyakarta berulang tahun yang ke-34 (apa) dan para guru dan OSIS mengadakan jalan sehat, lomba menghias tumpeng dan pembagian doorprize untuk para siswa SMP N 14 Yogyakarta. OSIS SMP N 14 Yogyakarta (siapa) mengadakan lomba pentas seni untuk para siswa dan pelaksanaannya dilakukan setelah jalan sehat. Acara dimulai pada pukul 07.00 WIB. …”
dan tidak terdapat unsur di mana, mengapa dan bagimana. Ketidaklengkapan unsur berita tersebut akan mengakibatkan informasi yang diperoleh oleh pembaca menjadi tidak jelas. Unsur 5W+1H (apa, kapan, siapa, di mana, mengapa, dan
bagaimana) yang tidak lengkap, selain mengurangi informasi pada berita bagi para pembaca, juga akan menghasilkan pola penulisan berita yang tidak sesuai. Hal ini tidak akan terjadi apabila siswa memahami unsur berita 5W+1H (apa, kapan, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana) dengan baik.
Pengajaran bahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa. Terampil berbahasa berarti terampil dalam menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu kemampuan berbahasa yang bersifat produktif sangat penting bagi siswa. Walaupun siswa diharapkan mempunyai kemampuan menulis sesuai tujuan pembelajaran tersebut, kenyataannya menurut pengamatan peneliti, kemampuan menulis berita siswa kelas VIII belum memadai. Penulisan teks berita oleh siswa menunjukkan bahwa mereka kurang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup tentang peristiwa yang akan ditulisnya. Selain itu, penguasaan kosakata yang mereka miliki masih sedikit, sehingga dalam mengembangkan gagasan-gagasannya, siswa masih mengalami kesulitan dan cenderung menggunakan kata-kata yang monoton dan itu-itu saja.
kekuranglengkapan unsur-unsur tersebut. Peneliti memilih teks berita kelas VIII semester 2 SMP karena materi tentang menulis berita terdapat dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran bahasa Indonesia.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana kelengkapan unsur berita 5W+1H pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013? b. Unsur berita apa sajakah yang paling dominan dalam teks berita yang dibuat
oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013?
c. Bagaimana pola pengembangan unsur berita pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Mendeskripsikan kelengkapan unsur berita 5W+1H pada penulisan teks berita siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. b. Mendeskripsikan unsur berita yang paling dominan dalam teks berita yang
c. Mendeskripsikan pola pengembangan unsur berita pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Bagi SMP N 14 Yogyakarta
Penelitian ini memberikan informasi mengenai pentingnya unsur-unsur berita 5W+1H dalam penulisan berita. Selain itu, diharapkan sekolah dapat memberi dorongan dan bantuan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam hal menulis berita.
b. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP 14 Yogyakarta
Penelitian ini dapat memberi masukan atau informasi kepada guru bahasa Indonesia mengenai kelengkapan unsur-unsur berita 5W+1H dalam teks berita siswa kelas VIII siswa SMP N 14 Yogyakarta sehingga dapat membantu meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengajaran di kelas khususnya pembelajaran menulis berita yang dilakukan siswa.
c. Bagi Para Peneliti Lain
diharapkan dapat dikembangkan oleh peneliti lainnya berkaitan dengan unsur-unsur berita 5W+1H pada penulisan teks berita.
1.5Batasan Istilah
Terdapat beberapa istilah yang perlu dibatasi pengertiannya untuk menyamakan paradigma pembaca dengan peneliti, agar tidak terjadi miskonsepsi. Adapun batasan istilah yang dimaksud, yaitu sebagai berikut.
a) Berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau on-line internet (Sumadiria, 2008:65).
b) Unsur 5W+1H adalah unsur berita yang terdiri dari apa, siapa, kapan, di mana, mengapa, dan bagaimana. Menurut Sumadiria (2008 :118-119), berita harus ditulis dengan menggunakan rumus atau unsur 5W+1H, dengan tujuan agar berita itu lengkap, akurat, dan sekaligus memenuhi standar teknik jurnalistik.
c) Teks berita adalah lembaran-lembaran kertas bertuliskan berita dan sebagainya, koran (KBBI, 2005:1109).
1.6Sistematika penyajian
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I merupakan bab pendahuluan. Bab ini memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi perlunya dilaksanakan penelitian mengenai kelengkapan unsur berita 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa. Bab pendahuluan ini meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan istilah.
Bab II berisi kajian pustaka. Pada kajian pustaka disajikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelititan. Bab ini meliputi: penelitian yang relevan, kajian teori dan kerangka berpikir. Bab III berisi uraian metodologi penelitian. Bab ini memaparkan jenis penelitian, sumber dan data penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan penelitian yang relevan, landasan teori, dan kerangka berpikir. Penelitian yang relevan berisi tentang tinjauan terhadap topik-topik sejenis yang dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Landasan teori berisi tentang teori-teori yang digunakan sebagai landasan analisis dari penelitian ini. Kerangka berpikir berisi tentang acuan teori yang berdasarkan pada penelitian yang relevan dan landasan teori untuk menjawab rumusan masalah.
2.1 Penelitian yang Relevan
Peneliti mencantumkan beberapa penelitian menulis teks berita yang masih berkaitan dengan kelengkapan unsur berita 5W+1H. Penelitian-penelitian menulis teks berita yang ditemukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan Ni Wayan Ayu Samsani (2012) dan Made Shelly Nilayati (2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Ayu Samsani (2012) merupakan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan Metode Belajar Stationenlernen dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Berfokus pada
penggunaan Kalimat Efektif (Suatu Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa
menggunakan metode belajar Stationenlernen. Hasil dari penelitian tersebut yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa kelas VIII SMPN 14 Bandung dalam menulis teks berita dengan berfokus pada penggunaan kalimat efektif sebelum dan sesudah mereka mengikuti pembelajaran menulis teks berita menggunakan metode belajar Stationenlearnen.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Nilayati (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Pola Pengembangan Unsur
5W+1H dan Penggunaaan Konstruksi Berita dalam Berita Utama Surat Kabar
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Edisi Juni 2010”. Penelitian ini mengkaji pola
pengembangan 5W+1H dan konstruksi berita surat kabar Kedaulatan Rakyat
Yogyakarta pada bulan Juni 2010. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pola pengembangan unsur 5W+1H yang digunakan dan mendeskripsikan konstruksi berita dalam berita utama surat kabar Kedaulatan rakyat Yogyakarta edisi 2010.
Relevansi penelitian Nilayati (2011) dengan penelitian yang sedang dilakukan adalah sama-sama bersifat penelitian deskriptif kualitatif yang meneliti sebuah berita, bedanya, penelitian sebelumnya meneliti berita yang ada di surat kabar sedangkan penelitian kali ini meneliti teks berita oleh siswa kelas VIII. Walaupun penelitian tersebut sudah lama dikaji, penelitian tersebut menggunakan teknik yang sama dengan yang dilakukan oleh peneliti yakni, teknik catat. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur informasi yang masih mengkaitkan unsur 5W+1H dalam penelitiannya sehingga, menurut peneliti penelitian ini masih memiliki relevansi dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti mendapatkan inspirasi untuk mencoba melakukan penelitian yang sejenis, yaitu tentang menganalisis unsur 5W+1H dalam berita. Bedanya, peneliti terdahulu meneliti Pola Pengembangan Unsur 5W+1H dan Penggunaaan Konstruksi Berita dalam Berita Utama Surat Kabar, sedangkan yang dilakukan oleh peneliti saat ini adalah meneliti kelengkapan unsur 5W+1H pada penulisan teks berita siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
2.2 Hakikat Menulis
representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa (Lado dalam Tarigan, 1983:21).
Enre (1988) menyatakan bahwa tulisan yang baik harus dapat dikomunikasikan secara efektif kepada siapa tulisan itu ditujukan. Keefektifan tersebut dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang digunakan dalam tulisan tersebut. Penggunaan kalimat efektif dan efisian sangat diperlukan untuk menyampaikan gagasan dalam menulis, kalimat yang baik dapat meninggalkan kesan pada benak pembaca. Pembaca akan merasa senang menikmati tulisan yang disusun dengan kaliamt-kalimat yang efektif dan bermakna.
Keterampilan menulis memiliki peranan penting bagi siapa pun khususnya bagi siswa. Tiap tugas yang ditugaskan kepada siswa bisa berhasil dengan baik jika ia memiliki keterampilan menulis yang baik. Suadi (2007:10) mengungkapkan untuk menghindari salah paham, penulis yang dianjurkan untuk tidak memakai kata-kata yang disalahartikan oleh pembaca.
2.3 Tujuan Menulis
Hipple (dalam Tarigan, 1984: 24-25) mengemukakan bahwa ada tujuh tujuan menulis. Ketujuh tujuan menulis tersebut diuraikan sebagai berikut.
Tujuan pertama yaitu assignment purpose (tujuan penugasan). Maksudnya adalah seseorang menulis sesuatu karena ditugasi, bukan atas kemauannya sendiri. Misalnya, seorang siswa menulis karangan karena ia diberi tugas oleh gurunya.
pembaca, ingin menolong para pembaca untuk memahami, menghargai perasaan dan penalarannya. Penulis juga ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dengan karyanya itu.
Tujuan ketiga yaitu persuasive purpose (tujuan persuasif). Tulisan yang dibuat bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. Kita dapat dengan mudah menjumpai gagasan tersebut. Salah satunya kita jumpai dalam bahasa iklan.
Tujuan keempat yaitu informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan). Maksudnya tulisan yang dibuat bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca.
Tujuan kelima yaitu selfekspressive purpose (tujuan pernyataan diri). Maksudnya tulisan yang dibuat bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan diri pengarang kepada para pembaca. Salah satu contoh tulisan ini biasanya berupa autobiografi.
Tujuan keenam yaitu creative purpose (tujuan kreatif). Maksudnya, tulisan yang dibuat bertujuan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian. Misalnya seseorang menulis untuk membuat sebuah karya seni seperti novel, cerita pendek, dan lain-lain.
2.4 Hakikat Berita
Barus (2010:26) berpendapat bahwa berita adalah segala laporan mengenai peristiwa, kejadian, gagasan, fakta yang menarik perhatian dan penting untuk disampaikan atau dimuat dalam media massa agar diketahui atau menjadi kesadaran umum. Suatu peristiwa, kejadian, gagasan, atau yang disebut dengan ”fakta” betapa pun aktual, menarik, dan pentingnya, jika tidak dilaporkan atau
diberitakan melalui media massa dan tidak disampaikan kepada umum untuk diketahui, hal tersebut bukanlah berita. Artinya fakta menjadi berita bila dilaporkan.
Morris (dalam Harahap 2006:3) mengemukakan bahwa berita adalah sesuatu yang baru, penting yang dapat memberikan dampak dalam kehidupan manusia. Sebuah berita harus menarik perhatian masyarakat. Pendapat senada dikemukakan oleh Eric C. Hepwood (dalam Harahap 2006:3), berita merupakan laporan pertama dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum.
Menurut Wahyudi (dalam Harahap 2006:4) berita adalah laporan tentang peristiwa atau pendapat yang memiliki nilai penting, menarik bagi sebagian khalayak, masih baru, dan dipublikasikan secara luas melalui media massa periodik. Peristiwa atau pendapat tidak akan menjadi berita bila tidak dipublikasikan melalui media massa periodik.
dan opini yang menarik perhatian orang. Sedangkan menurut Sumadiria (2005:65) berita adalah laporan tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line internet.
Dari beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa yang menarik, penting, berguna dan dimuat di media massa untuk disampaikan kepada masyarakat. Teks berita berupa naskah dari peristiwa yang diceritakan kembali dan mengandung unsur penting, baru, berguna dan menarik.
2.5 Nilai Berita
Menurut Romli (2005:5-6) terdapat empat nilai yang harus dipenuhi oleh sebuah berita, sekaligus menjadi karakteristik utama sebuah berita dapat dipublikasikan di media massa (layak muat). Keempat unsur ini pula yang dikenal dengan nilai-nilai berita (news values). Nilai berita tersebut adalah:
Nilai berita pertama, cepat yakni aktual atau ketepatan waktu. Dalam unsur ini terkandung makna harafiah berita, yakni sesuatu yang baru. Berita yang aktual lebih menarik perhatian khalayak daripada berita yang sudah agak lama atau berita basi.
tentang sesuatu yang sesuai dengan keadaaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.
Ketiga, penting artinya menyangkut kepentingan orang banyak. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat luas atau dinilai perlu diketahui orang banyak.
Keempat, menarik artinya mengundang orang untuk membaca berita yang kita tulis. Berita yang biasanya menarik perhatian pembaca, di samping aktual dan faktual serta menyangkut kepentingan orang banyak, juga berita yang bersifat menghibur, mengandung keganjilan atau keanehan, atau berita human interest (menyentuh emosi, menggugah perasaan).
Kriteria nilai berita di atas sejalan dengan pendapat Sumadiria (2005: 80-92) yang menambahkan kriteria nilai berita dari Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R. Moen Dan Ranly, dan beberapa pakar lain. Nilai-nilai yang harus diperhatikan dalam menulis berita adalah keluarbiasaan, akibat kedekatan, informasi, konflik, orang penting, kejutan, ketertarikan manusiawi, dan seks.
Keluarbiasaan merupakan kejadian atau peristiwa yang aneh dan luar biasa. Hal tersebut selalu menarik perhatian para pembaca. Apalagi jika sesuatu yang luar biasa itu menyangkut hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal khalayak. Bukan hanya menyangkut orang tetapi juga tempat dan benda.
Kedekatan merupakan unsur yang perlu diperhatikan. Apabila kita membuat berita untuk kepentingan warga kota tertentu, maka peristiwa yang terjadi di lingkungan kota tersebut, lebih menarik perhatian daripada peristiwa di kota lain.
Setiap informasi yang tidak memiliki nilai berita, menurut pandangan jurnalistik tidak layak untuk dimuat di media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita atau yang berguna bagi publik yang mendapat perhatian media.
Konflik atau pertentangan merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak pernah akan habis. Konflik cenderung jalan terus sebab konflik senantiasa menyatu dengan dinamika kehidupan.
Penting tidaknya peristiwa untuk diberitakan, tidak hanya terletak pada besar kecilnya peristiwa, menarik atau tidaknya kejadian itu, tetapi juga terkenal atau tidaknya subyek yang terkait pada peristiwa tersebut. Apalagi jika yang menjadi subyek berita adalah orang yang sangat dikenal oleh khalayak.
Kejutan merupakan sesuatu yang datangnya tiba-tiba. Kejutan bisa menunjuk pada perbuatan manusia, hal yang menyangkut binatang, atau perubahan yang terjadi pada lingkungan alam. Semuanya bisa mengandung informasi.
Masalah seks ternyata juga dapat menarik perhatian. Seks dapat menimbulkan rangsangan tersendiri. Itulah sebabnya pemberitaan tentang seks banyak diminati.
2.6 Unsur Berita
Wiharyanto (2005:40) berpendapat bahwa berita pada umumnya memuat lengkap unsur-unsur berita karena sifatnya ingin menonjolkan bagian-bagian penting dari suat peristiwa. Unsur-unsur berita yang lazimnya disebut 5W+1H harus terdapat dalam berita.
Pemahaman secara umum yang penting untuk diketahui dalam memahami berita adalah hal-hal yang disebutkan oleh Curtis D. Macdougall. Terdapat lima syarat berita dalam bukunya yang berjudul Interpretative Reporting. Kelima syarat yang dimaksud adalah timeliness (kebaruan), proximity (jarak), prominence
(cuatan), human interest (daya tarik kemanusiaan) dan concuquence (akibat) (Barus, 2010:33-35).
Dalam praktik jurnalistik, para pakar memberikan pedoman dalam menulis berita dengan formula (rumusan) 5W+1H. Pedoman ini juga sering disebut sebagai syarat kelengkapan sebuah berita (Barus, 2010:36).
a) Who (siapa)
Berita harus mengandung unsur ”siapa”. Ini dapat ditarik
berita yang tidak jelas sumbernya akan diragukan kebenarannya. Jadi, di sini penekanannya adalah sumber berita itu.
Sumber berita adalah siapa saja yang dinilai mempunyai posisi mengetahui atau berkompeten terhadap suatu fakta, peristiwa atau kejadian, gagasan, serta data atau informasi yang bernilai berita (Barus, 2010:54). Menurut peneliti, unsur ”siapa” tidak hanya semata-mata membicarakan sumber berita saja, tetapi juga membicarakan ”siapa yang diberitakan”.
Ukuran sumber berita tidak hanya terfokus pada pihak atau lembaga, tetapi juga yang bersedia memberikan informasi atas suatu kasus tertentu sesuai dengan fakta yang ada.
b) What (Apa)
Setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk mengetahui unsur ”apa” yang dikatakannya. Dengan kata lain, ”apa” adalah
mencari tahu hal yang menjadi topik berita tersebut. Jika menyangkut suatu peristiwa atau kejadian, yang menjadi ”apa” adalah kejadian atau peristiwa
itu.
c) Where (di mana)
Berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian, “di mana” terjadinya
peristiwa atau fakta itu. Ini merupakan bagian dari unsur “jarak” (proximity) jika kita merujuk pada MacDougall. Jadi, “di mana” menyangkut tentang
d) When (kapan)
Unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut. Unsur “kapan” inilah yang juga
dimaksudkan dengan unsur baru terjadinya (timeliness) demi mengejar aktualitas seperti yang dipersyaratkan oleh MacDougall.
e) Why (mengapa)
Unsur “mengapa” berkaitan dengan tujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu pembaca mengenai terjadinya suatu peristiwa. Setiap peristiwa tidak pernah terjadi begitu saja dan selalu punya alasan mengapa bisa terjadi. f) How (bagaimana)
Masyarakat yang sudah mengetahui mengapa suatu peristiwa terjadi, tentu akan menuntut lebih jauh tentang “bagaimana” persisnya peristiwa itu
terjadi. Keingintahuan mengenai “bagaimana terjadinya” ini bisa mencakup
gabungan unsur-unsur berita lainnya seperti daya tariknya, cuatannya, akibat yang ditimbulkannya, kedekatan emosi dan bahkan kehangatan dengan pengalaman pribadi atau kelompok yang mengetahui berita tersebut.
Romli (2006: 10-11) mengatakan bahwa seorang wartawan mengacu kepada nilai-nilai berita untuk kemudian dipadukan dengan unsur-unsur berita sebagai ”rumus umum” penulisan berita, agar tercipta sebuah berita yang lengkap.
Unsur-unsur berita itu dikenal dengan 5W+1H.
khalayak jika disusun dalam pola yang sudah baku. Keenam unsur tersebut dinyatakan dalam kalimat ringkas, jelas, dan menarik. Dengan demikian khalayak tinggal ”menyantapnya”. Jika masih tertarik dan memiliki cukup waktu, ia bisa
membaca paragraf-paragraf berikutnya dari yang penting sampai ke yang sama sekali tidak penting.
Di samping unsur 5W+1H, Sumadiria menambahkan unsur aman (safety, S) sehingga rumusannya menjadi 5W+1H (1S). Maksudnya, berita apa pun yang dipublikasikan, diyakini tidak akan menimbulkan dampak negatif bagi media massa yang bersangkutan dan bagi masyarakat serta pemerintah.
Sejalan dengan Sumadiria, Djuraid (2007: 69), mengatakan pelajaran dasar menulis berita dimulai dengan pengenalan bagian berita yang sangat popular yaitu, 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, dan How). Menurutnya, dari bahan-bahan yang sudah didapatkan, dipilah-pilah, dan disesuaikan dengan unsur-unsur 5W+1H. Dengan demikian, akan muncul gambaran tentang kerangka berita yang akan ditulis. Berikut ini adalah penjabaran dari masing-masing unsur berita.
(1) Unsur what atau apa yang terjadi. Faktor yang utama sebuah berita adalah peristiwa atau keadaan.
(2) Unsur where atau dalam istilah kriminal disebut dengan TKP (Tempat Kejadian Perkara) yaitu, tempat peristiwa atau keadaan.
(4) Unsur who atau tokoh yang menjadi pemeran utama dalam berita. Tokoh dalam berita adalah orang yang paling tahu dan berperan penting dalam peristiwa tersebut.
(5) Unsur why atau pertanyaan untuk menguak mengapa sebuah peristiwa itu terjadi. Pertanyaan ini bisa dikembangkan menjadi bahan berita selanjutnya, sebab dari penyebab ini akan banyak diketahui hal di balik sebuah peristiwa. (6) Unsur how adalah pertanyaan untuk mengetahui keadaan bagaimana sebuah
peristiwa terjadi, termasuk akibat yang ditimbulkan.
Pentingnya unsur 5W+1H yang telah dijabarkan di atas berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti meneliti tentang kelengkapan unsur 5W+1H dalam teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
2.7 Bagian-bagian Berita 2.7.1 Judul Berita
Siregar (1996:145) mengemukakan bahwa judul berita berfungsi sebagai kalimat yang menginformasikan persoalan apa yang akan dibahas di dalam berita tersebut. Meskipun hanya terdiri dari satu kalimat, namun judul selalu ditulis untuk menggugah rasa ingin tahu. Apabila upaya ini berhasil, diharapkan pembaca akhirnya tergerak untuk membaca tulisan.
elemen penting dalam membuat berita agar pembaca terdorong untuk membaca isi berita tanpa harus merasa dibohongi (Barus, 2010:66).
Judul berita menjadi alat pemancing, menjadi daya tarik untuk membaca isi berita. Bagi sebagian pembaca, dengan judul itu memang sudah dapat memberi arti utuh isi berita. Selain itu, judul berit ahrus disusun dengan kata yang sederhana. Judul berita menjadi intisari isi berita. Demikian juga dengan subjudul. Subjudul menjadi intisari sebagian isi berita. Karena judul berita bukan isi pernyataan, maka judul tidak menggunakan tanda baca.
2.7.2 Teras Berita
Teras berita, disebut pula lead, adalah bagian berita yang terletak di alinea atau paragraph pertama (Romli 2006:13). Teras berita merupakan bagian dari komposisi atau susunan berita, yakni setelah judul berita (head) dan sebelum badan berita (news body).
Teras berita dapat ditulis dengan pelbagai cara, tergantung pada apa yang hendak ditonjolkan untuk menarik perhatian pembaca. Teras berita dapat ditulis dengan kalimat deklaratif untuk menggambarkan sesuatu yang paling penting atau paling menarik bagi pembaca.
Siregar (2007:162) mengemukakan bahwa dalam penulisan berita dikenal beberapa jenis gaya penulisan teras berita.
a) Teras berita ditulis dengan gaya ringkasan (Summary lead)
Teras berita yang ditulis dengan menggunakan cara bertutur, seperti gaya penulisan fiksi.
c) Teras berita ditulis dengan gaya uraian (Descriptive lead)
Teras berita yang ditulis dengan maksud untuk mencoba menggambarkan sesuatu lewat uraian rinci.
d) Teras berita ditulis dengan gaya kutipan (Quotation lead)
Teras berita yang ditulis dengan kalimat yang mengandung kutipan langsung ucapan seseorang.
e) Teras berita ditulis dengan gaya pertanyaan (Question lead)
Teras berita yang ditulis dengan kalimat yang menggunakan pertanyaan (biasanya tidak perlu dijawab atau dijawab sendiri oleh penulis) untuk menggugah minat pembaca.
f) Teras berita ditulis gaya pernyataan langsung (Direct address lead)
Teras berita yang ditulis dengan kalimat pernyataan, sehingga seolah-olah penulis sedang berbicara kepada pembaca.
g) Teras berita ditulis dengan gaya mengusik (Teaser lead)
Teras berita yang dimulai dengan kalimat yang mengusik pembaca. h) Teras berita ditulis dengan gaya kocak/aneh (Freak lead)
Teras berita yang dimulai dengan kalimat kocak/aneh, sehingga dianggap akan memikat pembaca.
i) Teras berita ditulis dengan gaya pertentangan (Contrast lead)
2.7.3 Tubuh Berita
Barus (2010:79) mengemukakan bahwa tubuh berita (body of news story) adalah bagian pengembangan dari teras berita atau keterangan lebih lanjut dari teras berita. Tubuh berita berfungsi untuk menjelaskan tema atau pokok beritanya. Tubuh berita merupakan bagian penting dari berita yang utuh dan lengkap. Bahkan susunannya dibagi pula menjadi beberapa bagian subtema. Terdapat dua istilah dalam menyebut tubuh berita, yaitu “body” atau
“bagian kedua dari berita”. Jadi, sebuah berita mencakup teras sebagai bagian
pertama, tubuh berita sebagai bagian kedua dan akhir berita sebagai bagian ketiga.
Menurut Siregar (1996:146) tubuh berita merupakan bagian yang menyajikan pokok bahasan secara lengkap dan menyeluruh. Di dalam tubuh berita inilah barbagai uraian tantang masalah yang dibahas disusun secara runtut dan logis. Tubuh berita dapat mencakup hubungan sebab akibat suatu masalah, kronologi peristiwa, prediksi, atau bahkan nuansa suatu kejadian, dan banyak lagi.
2.8 Teknik Menulis Berita
buntu. Penulis berita hendaknya menulis dengan kalimat singkat, familier, dan mudah dipahami.
Berkaitan dengan penulisan teks berita, konstruksi atau urutan penulisan pada teks berita perlu menggunakan pedoman. Wiharyanto (2005: 38) mengemukakan pedoman konstruksi berita yang disebut gaya penulisan piramida terbalik.penulisan berita menggunakan konstruksi piramida terbalik agar memudahkan pembaca yang bergegas untuk cepat mengetahui yang terjadi dan diberitakan. Piramida terbalik terdiri dari judul berita (headline), baris tanggal (dateline), teras berita, dan bagian paling bawah tubuh berita (body).
2.9 Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia (Depdiknas, 2007).
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), untuk Mata Pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap aspek berbahasa mempunyai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang berbeda. Berikut merupakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk aspek menulis di tingkat SMP/MTs, kelas VIII.
Tabel 1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Aspek Menulis
Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
4 Mengungkapkan informasi dalam bentuk laporan, surat dinas, dan petunjuk.
4.1 Menulis laporan dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.
4.2 Menulis surat dinas berkenaan dengan kegiatan sekolah dengan sistematika yang tepat dan bahasa baku.
4.3 Menulis petunjuk melakukan sesuatu dengan urutan yang tepat dan menggunakan bahasa yang efektif.
8 Mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui kegiatan menulis kreatif naskah drama.
8.1 Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan keaslian ide.
Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
12 Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster.
12.1 Menulis rangkuman isi buku ilmu pengetahuan popular.
12.2 Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas. 12.3 Menulis slogan/poster untuk
berbagai keperluan dengan pilihan kata dan kalimat yang bervariasi, serta persuasif.
16 Mengungkapkan pikiran dan perasaan dalam puisi bebas.
16.1 Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
16.2 Menulis puisi bebas dengan memperhatikan unsur persajakan.
Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat permasalahan yang ada di Semester 2, dengan Standar Kompetensi ”Mengungkapkan informasi dalam bentuk
rangkuman, teks berita, slogan/poster” dan Kompetensi Dasar ”Menulis teks
berita secara singkat, padat dan jelas”.
2.10 Kerangka Berpikir
akan ditonjolkan. Meskipun keterampilan menulis diajarkan dan selalu dilakukan latihan di sekolah, kekuranglengkapan unsur 5W+1H masih saja terjadi.
Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana kelengkapan unsur 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun ajaran 2012/2013. Dalam hal ini, peneliti akan menganalisis hasil teks berita yang dibuat oleh siswa kelas VIII.
Berdasarkan penelitian yang relevan dan landasan teori yang berhubungan dengan kelengkapan unsur 5W+1H pada teks berita, maka peneliti menyusun suatu kerangka berpikir untuk memecahkan masalah yang telah dijelaskan di atas. Kerangka berpikir dijabarkan sebagai berikut.
2. 11 Skema Kerangka Berpikir
Kelengkapan Unsur 5W+1H dalam Teks Berita Siswa
Bagaimana kelengkapan unsur berita 5W+1H pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013?
Unsur Berita 5W+1H
31 BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang uraian jenis penelitian, subjek penelitian, sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, metode dan teknik analisis data, serta triangulasi data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif karena akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis mengenai obyek yang akan diamati. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif, fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang kelengkapan unsur berita 5W+1H dalam teks berita oleh siswa kelas VIII B semester 2 SMP N 14 Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002: 3) yang menyatakan
”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan.
metode analisis dokumen. Dokumen yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah teksberita siswa kelas VIII SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
3.2 Sumber dan Data Penelitian
Sumber data adalah tempat, orang atau benda di mana peneliti dapat mengamati, bertanya atau membaca tentang hal-hal yang berkenaan dengan variabel yang diteliti (Arikunto, 2000:131). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis yaitu teks berita oleh siswa kelas VIII SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat pada teks berita yang mengandung unsur-unsur berita 5W+1H (Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa,dan Bagaimana) dan terdapat dalam teks berita yang ditulis oleh siswa tersebut.
3.3 Instrumen Penelitian
pemakaian kalimat (singkat dan jelas), (4) kata-kata yang digunakan, (5) kemenarikan judul, dan (6) ketepatan penggunaan ejaan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan peneliti sangat singkat artinya tidak mengikuti tahap-tahap penelitian yang baku. Tahap penelitian baku meliputi usulan penelitian, batas penelitian, jadwal penelitian, cara atau bentuk penelitian, dan pencatatan data (Moleong, 2006: 108). Langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut.
a) Siswa diberi tugas membuat sebuah teks berita dengan topik yang telah ditentukan oleh guru
b) Lembar folio dibagikan kepada masing-masing siswa
c) Waktu untuk menulis teks berita adalah 2 jam pelajaran (2x40 menit) d) Guru mengawasi pelaksanaan pengumpulan data di kelas
e) Teks berita yang telah selesai ditulis siswa, kemudian dikumpulkan untuk diteliti.
3.5 Teknik Analisis Data
yaitu tingkat pemahaman siswa. Tingkat pemahaman itu dapat diukur berdasarkan kelengkapan unsur berita 5W+1H pada penulisan berita siswa.
Moleong (2008:280), mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mengoordinasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pada penelitian ini analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Peneliti mengumpulkan semua hasil penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII SMP N 14 Yogyakarta.
2) Peneliti memisahkan masing-masing teks berita oleh siswa sesuai dengan kategori topik, yaitu HUT SMP N 14 Yogyakarta dan Pameran Pendidikan di Benteng Vredeburg.
3) Peneliti mengidentifikasi kelengkapan unsur-unsur 5W+1H dalam teks berita oleh siswa dan mengidentifikasi unsur-unsur yang lebih banyak muncul serta unsur-unsur yang tidak pernah muncul dalam teks berita tersebut.
5) Setelah diidentifikasi, kemudian peneliti mengklasifikasi kelengkapan unsur 5W+1H menurut teori Sumadiria dalam bukunya, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis Jurnalis Profesional (2008). 6) Peneliti mendeskripsikan kelengkapan unsur 5W+1H dalam teks berita oleh
siswa dan unsur-unsur yang lebih banyak muncul serta unsur-unsur yang tidak pernah muncul dalam teks berita tersebut.
Dalam penelitian ini, peneliti juga menggunakan tabel analisis data untuk memudahkan dalam hal pengklasifikasian data sebelum dianalisis pola unsur 5W+1H. tabel analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
Tabel 2
Analisis Data Pola Unsur 5W+1H
No.
Judul Teks Berita
Unsur 5W+1H kelengkapan
What
(bagaimana) tidak ya
1. 2. 3. 4. 5.
3.6 Triangulasi Data
Untuk memperoleh temuan dan interpretasi yang benar tentang pola unsur 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, maka dilakukan triangulasi data. Menurut Moleong (2007:332), ada empat jenis triangulasi data yakni sumber, metode, penyidik, dan teori.
lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. pemanfaatan pengamat lain membantu mengurangi kemelencengan dalam analisis data. langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari pakar jurnalistik. Dalam hal ini, pakar atau pengamat lain tersebut benama Bambang Muryanto. Bambang Muryanto merupakan salah satu jurnalis di kantor Surat Kabar Harian
The Jakarta Post dan menjadi salah satu pengurus Aliansi Jurnalis Independen sebagai koordinator wilayah bagian tengah yang meliputi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur. Sedangkan dalam Aliansi Jurnalis Independen Yogyakarta, beliau bertugas di bagian Litbang.
37 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai tiga hal, yaitu deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Penjelasan hasil penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah pertama, kedua, ketiga, dan keempat, yaitu kelengkapan unsur berita 5W+1H dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013, unsur yang paling dominan, unsur yang tidak pernah muncul, dan pola berita yang digunakan oleh siswa dalam menulis teks berita. Berikut ini diuraikan tiga hal tersebut.
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini berupa kalimat-kalimat pada teks berita yang mengandung unsur-unsur berita 5W+1H (apa, siapa, di mana, kapan, mengapa,
dan bagaimana) dan terdapat dalam teks berita yang ditulis oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Jumlah data yang dianalisis sebanyak 365 kalimat. Di bawah ini adalah unsur-unsur berita yang terdapat dalam teks berita oleh siswa yang peneliti temukan.
Tabel 3
Jumlah data berdasarkan kategori unsur 5W+1H
No. Unsur Berita Topik Berita Jumlah
Pameran Pendidikan HUT SMP N 14
1. Unsur Apa 27 53 80
2. Unsur Siapa 27 53 80
3. Unsur Kapan 27 53 80
4. Unsur Di mana 27 48 75
6. Unsur Bagaimana 6 21 37
TOTAL 365
Sumber data penelitian berupa teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Berikut ini adalah jumlah sumber data penelitian berdasarkan tipologi berita yang dihasilkan oleh siswa.
Tabel 4
Jumlah Sumber Data berdasarkan Tipologi Berita Siswa
No. Jumlah Unsur Keterangan Jumlah
1. 6 Unsur Berita Apa, Kapan, Siapa, Di mana, Mengapa, dan Bagaimana
24 2. 5 Unsur Berita Apa, Kapan, Siapa, Di mana, dan Mengapa 10 Apa, Kapan, Siapa, Di mana, dan Bagaimana 17 Apa, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana 1 3. 4 Unsur Berita Apa, Kapan, Siapa, dan Di mana 23
Apa, Kapan, Siapa, dan Mengapa 2 Apa, Kapan, Siapa, dan Bagaimana 1
4. 3 Unsur Berita Apa, Kapan, dan Siapa 2
TOTAL 80
Sumber data penelitian berupa teks berita berjumlah 80 teks berita dari tiga kelas.
Topik berita berupa “Pameran Pendidikan” dan “HUT Sekolah”, masing-masing
sebanyak 27 dan 53 teks berita. Adapun jumlah sumber data penelitian disajikan dalam Tabel 4 berikut.
Tabel 5
Daftar Teks Berita oleh Siswa Kelas VIII SMP N 14 Yogyakarta berdasarkan Topik Berita
No. Kelas Topik Berita Jumlah
1. VIII A Pameran Pendidikan di Benteng Vredeburg
27 teks berita
2. VIII B dan VIII C Perayaan HUT SMP N 14 Yogyakarta
53 teks berita
Berdasarkan analisis yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa teks berita yang dihasilkan siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013, unsur-unsur beritanya tidak lengkap. Sebanyak 56 teks berita tidak memenuhi syarat sebagai sebuah berita, sedangkan teks berita dengan unsur lengkap (5W+1H) berjumlah 24 teks berita, baik pada topik berita “Pameran
Pendidikan di Benteng Vredeburg” maupun topik “Perayaan HUT SMP N 14
Yogyakarta”. Hasil penelitian kelengkapan unsur 5W+1H pada teks berita yang
dihasilkan siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 adalah sebagai berikut ini.
Tabel 6
Hasil Analisis Kelengkapan Unsur 5W+1H
No. Topik Berita Unsur Berita Lengkap (5W+1H)
Unsur berita Tidak lengkap
1. Pameran Pendidikan di Benteng Vredeburg
6 teks berita 21 teks berita
2. Perayaan HUT SMP N 14 Yogyakarta
18 teks berita 35 teks berita
Jumlah 24 teks berita 56 teks berita
Jumlah teks berita yang memiliki keseluruhan unsur berita lebih sedikit dibandingkan dengan teks berita yang unsur beritanya tidak lengkap. Sebanyak 24 teks berita oleh siswa dengan masing-masing topik berita “Pameran Pendidikan di
Benteng Vredeburg” dan “Perayaan HUT SMP N 14 Yogyakarta” penulisan unsur
karena bagaimanapun, semakin lengkap unsur berita yang digunakan semakin baik nilai sebuah berita tersebut.
Ketidaklengkapan unsur ini terjadi karena tidak semua unsur ditonjolkan dalam teks berita siswa, dan hanya unsur-unsur tertentu saja yang dicantumkan oleh siswa ketika menulis teks berita. Penentuan dominan atau tidaknya unsur-unsur tersebut, peneliti menggunakan skala kemunculan unsur-unsur berita. Pembagian skala kemunculan tersebut peneliti buat untuk memudahkan dalam mengelompokkan unsur-unsur berita berdasarkan frekuensi kemunculannya. Unsur berita paling dominan muncul memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 71–80 kalimat. Unsur berita yang cukup dominan memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 51–70 kalimat. Unsur berita yang tidak dominan muncul memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 1–50 kalimat. Berikut ini Tabel Daftar Unsur 5W+1H beserta Diagram Unsur 5W+1H pada teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.
Tabel 7
Daftar Unsur 5W+1H
No. Topik Berita
Unsur 5W+1H
Jumlah
Apa siapa Kapan di mana
mengapa bagaimana
1. Pameran Pendidikan di Benteng Vredeburg
27 27 27 27 12 6 126
2. Perayaan HUT SMP N 14 Yogyakarta
53 53 53 48 27 21 239
0
Berdasarkan Tabel 6 di atas, peneliti menemukan bahwa unsur berita yang paling dominan muncul pada penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 adalah unsur apa, siapa dan
kapan, yang berjumlah 80 buah sama dengan jumlah teks berita yang ditulis oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Hal tersebut juga dapat dilihat dalam Diagram di atas, unsur yang paling dominan muncul yaitu unsur apa, kapan, di mana, dan siapa ditandai dengan warna biru yang memiliki frekuensi kemunculan paling dominan 71–80. Unsur mengapa dan
bagaimana adalah unsur yang tidak dominan muncul dalam penulisan berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta. Kedua unsur tersebut berada dalam skala 1–50 dan dalam Diagram ditandai dengan warna kuning.
penulisan berita. Berikut ini pola pengembangan unsur pada teks berita yang dihasilkan oleh siswa, dan yang telah ditemukan peneliti.
Tabel 8
Daftar Pola Pengembangan Unsur Berita oleh Siswa
No. Jumlah Unsur Berita
Vredeburg dan Perayaan HUT SMP N 14 Yogyakarta
(Where), Mengapa (Why), dan
Bagaimana (How)
Berdasarkan Tabel 6 di atas, jumlah terbanyak pola unsur berita yang dihasilkan oleh siswa adalah pola unsur 4W sebanyak 25 teks berita. Unsur 4W menghasilkan dua variasi pola unsur baru yaitu pola AKSD sebanyak 23 teks berita, dan pola AKSM sebanyak 2 teks berita. pola unsur 5W+1H (apa, kapan, siapa, di mana, mengapa, dan bagaimana) sebanyak 24 teks berita. Selanjutnya, unsur 4W+1H sebanyak 18 teks berita, unsur 4W+1H menghasilkan dua variasi pola unsur baru yaitu pola AKSMB sebanyak satu teks berita dan pola AKDSB sebanyak 17 teks berita. Unsur 5W (apa, kapan, siapa, di mana, dan mengapa) ada 10 teks berita. Unsur 3W sebanyak dua teks berita. Pola unsur 3W+1H sebanyak satu teks berita.
4.2 Analisis Data
Dalam subbab ini, peneliti memaparkan analisis data berupa kalimat-kalimat yang mengandung unsur 5W+1H pada teks berita oleh siswa kelas VIII semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Pemaparan dilakukan berdasarkan analisis data dengan menggunakan metodologi pada bab III.
4.2.1 Kelengkapan Unsur Teks Berita Siswa
dan bagaimana) dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII Semester 2 SMP N 14 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Peneliti menemukan teks berita siswa yang tidak lengkap unsur beritanya berjumlah 64 teks berita. Setiap unsur berita yang tidak terdapat dalam penulisan teks berita oleh siswa kelas VIII dijelaskan sebagai berikut. Setiap topik berita hanya diberikan satu contoh teks berita saja. Pembahasan temuan hasil analisis dijabarkan setelah contoh. Temuan serupa akan diinformasikan dalam lampiran.
1) Teks Berita Siswa tanpa Unsur Di mana
Menurut Sumadiria (2008) unsur di mana merupakan unsur yang menunjukkan tempat kejadian, keadaan, dan peristiwa itu terjadi atau dalam istilah kriminal disebut TKP. Dalam teks berita yang dihasilkan siswa, peneliti menemukan sebanyak lima teks berita tanpa unsur di mana. Data tersebut ditemukan dalam teks berita dengan kode, TBS 34, TBS 36, TBS 40, TBS 44, dan TBS 73. Hasil analisis teks berita tersebut akan diinformasikan pada lampiran. Salah satu teks berita siswa yang tidak mencantumkan unsur di mana adalah berita dengan judul
Ulang Tahun SMP N 14 yang Menyenangkan, sebagai berikut. Kelas : VIII B
Kode : TBS 34
Kegiatan saat Ulang Tahun SMP N 14
Pada hari Sabtu 31 Maret, SMP N 14 merayakan ulang tahun yang ke-34, siswa mengenakan baju kreasi kelas masing-masing, terdapat banyak kegiatan saat perayaan ulang tahun berlangsung.
Pada saat merayakan ulang tahun SMP N 14 terdapat beberapa kegiatan di antaranya lomba membuat tumpeng antar kelas, jalan santai yang diawali dengan upacara, lalu acara yang banyak ditunggu oleh siswa yaitu pentas seni.
kapan
apa
siapa