• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Padi Sawah dan Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus: Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama

perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih

menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Berdasarkan hasil Sensus

Pertanian 2013, jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia sebanyak

26,14 juta rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan

hukum sebanyak 4.209 perusahaan dan usaha pertanian lainnya sebanyak 5.982

unit. Sementara itu di Provinsi Sumatera Utara, jumlah rumah tangga usaha

pertanian sebanyak 1,33 juta rumah tangga (5,09% dari total rumah tangga

pertanian di Indonesia). Subsektor tanaman pangan mendominasi rumah tangga

usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

Pada 2014, pihak Dinas Pertanian Sumatera Utara menargetkan total produksi

padi mencapai sebanyak 3,9 juta ton. Angka itu lebih tinggi dari target tahun

sebelumnya yang hanya 3,7 juta ton per tahun. Sepanjang tahun 2014, total

produksi padi hingga bulan April mencapai 1.593.315 ton. Angka tersebut

merupakan hasil dari produksi sebanyak 31 kabupaten/kota yang ada dari total 33

(2)

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi (Sawah dan Ladang) Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2013

Kabupaten/Kota Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas (kw/ha) Kabupaten

1 Nias 6573 20177 30,7

2 Mandailing Natal 38401 182652 47,56

3 Tapanuli Selatan 31693 151713 47,87

4 Tapanuli Tengah 29344 130065 44,32

5 Tapanuli Utara 26338 125825 47,77

6 Toba Samosir 24260 137057 56,49

7 Labuhanbatu 27856 122053 43,82

8 Asahan 18718 103887 55,5

9 Simalungun 87504 477489 54,57

10 Dairi 18877 95823 50,76

11 Karo 24068 121502 50,48

12 Deli Serdang 80104 449818 56,15

13 Langkat 80899 407918 50,42

14 Nias Selatan 24462 101950 41,68

15 Humbang Hasundutan 19002 89953 47,34

16 Pakpak Bharat 4978 15788 31,72

17 Samosir 8305 43246 52,07

18 Serdang Bedagai 71789 394978 55,02

19 Batu Bara 34926 181590 51,99

20 Padang Lawas Utara 18327 74463 40,63

21 Padang Lawas Utara 14573 60509 41,52

22 Labuhanbatu Selatan 674 3020 44,81

23 Labuhanbatu Utara 20677 95681 46,27

24 Nias Utara 2029 5762 28,4

25 Nias Barat 2012 6126 30,45

Kota

1 Sibolga - - -

2 Tanjungbalai 266 1224 46,03

3 Pematangsiantar 3615 19638 54,32

4 Tebing Tinggi 769 3683 47,89

5 Medan 3552 17098 48,14

6 Binjai 3962 19707 49,74

7 Padangsidimpuan 10752 53034 49,32

8 Gunungsitoli 3663 14253 38,91

Sumatera Utara 742968 3727681 50,17

(3)

Pada Tabel 1. tertulis bahwa pada tahun 2013 luas panen tertinggi dimiliki oleh

Kabupaten Simalungun seluas 87.504 ha, Langkat seluas 80.899 ha dan Deli

Serdang seluas 80.104 ha. Namun luas panen tertinggi kedua hanya menjadikan

Kabupaten Langkat sebagai produsen padi terbesar ketiga di Sumatera Utara

dengan produktivitas sebesar 50,42 kw/ha.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, produksi

padi pada tahun 2013 hanya meningkat sebesar 0,33% dari tahun 2012. Hal ini

meningkatkan produktivitas sebesar 3,32% dikarenakan penurunan luas panen

sebesar 2,89%.

Lahan merupakan salah satu fungsi produksi yang jumlahnya terbatas. Apabila

banyak lahan pertanian yang dialihfungsikan menjadi non pertanian, hal ini

tentunya akan menyebabkan penurunan produksi pertanian. Ini dapat terjadi

karena input yang digunakan untuk proses produksi tersebut berkurang, sehingga

hasil yang akan didapatkan juga menurun.

Dengan adanya peran teknologi diharapkan dapat mengatasi penurunan produksi

pertanian, misalnya pengembangan sawah modern untuk meningkatkan produksi

padi. Lili Sunardi (2015) dalam artikelnya tertulis bahwa sawah modern yang

keseluruhan prosesnya menggunakan mesin dapat menghasilkan 8 ton gabah

kering per hektar. Sementara sawah yang digarap secara manual hanya

memproduksi 6,9 ton gabah per ha. Namun pengembangan sawah modern

membutuhkan investasi yang lebih tinggi, serta mengurangi penggunaan tenaga

(4)

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan

fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang

direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah)

terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat

diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor

yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk

yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu

kehidupan yang lebih baik (Lestari, 2009).

Luas lahan sawah di Sumatera Utara pada tahun 2013 sebesar 452.295 ha. Dari

total lahan sawah tersebut, hanya 96,92% yang ditanami padi sedangkan sisanya

tidak diusahakan. Luas lahan sawah turun sebesar 2,70% atau sebesar 12.532 ha

dibandingkan luas lahan sawah pada tahun 2012. Dilihat perkembangan selama

lima tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan luas lahan sawah per tahun dari tahun

2008 sampai tahun 2013 sebesar -1,74% per tahun. Kondisi ini semakin

mencerminkan tingginya tingkat konversi lahan selama lima tahun terakhit ini di

Sumatera Utara (Bangun, 2013).

Di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten

yang mengalami penurunan luas lahan pertanian khususnya lahan sawah.

Berdasarkan data Statistik Luas Lahan Sawah Provinsi Sumatera Utara, total

penurunan luas lahan sawah tertinggi (2009-2013) adalah Kabupaten Labuhanbatu

Utara seluas 9.504 ha. Sedangkan Kabupaten Langkat merupakan yang tertinggi

(5)

Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2009-2013

Kabupaten/Kota Luas Lahan Total Perubahan

(ha) (ha)

Kabupaten 2009 2013

1 Nias 13229 8681 -4548

2 Mandailing Natal 19949 21364 1415

3 Tapanuli Selatan 17343 17853 510

4 Tapanuli Tengah 16270 15729 -541

5 Tapanuli Utara 19013 19021 8

6 Toba Samosir 18972 19690 718

7 Labuhanbatu 24367 24318 -49

8 Asahan 13210 10415 -2795

9 Simalungun 43906 43896 -10

10 Dairi 10225 10114 -111

11 Karo 12066 12573 507

12 Deli Serdang 45534 42482 -3052

13 Langkat 43805 38456 -5349

14 Nias Selatan 15677 14926 -751

15 Humbang Hasundutan 13639 13619 -20

16 Pakpak Bharat 1529 1820 291

17 Samosir 6140 6445 305

18 Serdang Bedagai 41981 39442 -2539

19 Batu Bara 19687 17773 -1914

20 Padang Lawas Utara 16873 15977 -896

21 Padang Lawas Utara 13253 10848 -2405

22 Labuhanbatu Selatan 1557 499 -1058

23 Labuhanbatu Utara 32308 22804 -9504

24 Nias Utara 5683 7128 1445

25 Nias Barat 1998 2108 110

Kota

1 Sibolga 0 0 0

2 Tanjungbalai 664 319 -345

3 Pematangsiantar 2426 2316 -110

4 Tebing Tinggi 595 415 -180

5 Medan 2252 1997 -255

6 Binjai 2291 1773 -518

7 Padangsidimpuan 4045 4045 0

8 Gunungsitoli 2838 3449 611

Sumatera Utara 483325 452295 -31030

(6)

Berdasarkan hasil sensus Pertanian 2013, dari 18 sumber usaha di sektor

pertanian, tanaman padi merupakan salah satu sumber usaha dengan rata-rata

pendapatan rumah tangga yang rendah di Kabupaten Langkat (pada tahun 2012),

yaitu sebesar Rp 12.368.640 per tahun (sama dengan rata-rata pendapatan per

tahun dari pemungutan hasil hutan/penangkapan satwa liar) dan hanya 6,76% dari

keseluruhan sumber usaha. Dengan peningkatan alih fungsi lahan di bidang

pertanian khususnya lahan sawah, maka kemungkinan akan memberikan dampak

terhadap pendapatan rumah tangga petani tersebut.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang dirumuskan adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana laju alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat Tahun 2008-2014?

2. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi alih fungsi lahan sawah di Desa

Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat?

3. Bagaimana pengaruh alih fungsi lahan sawah terhadap pendapatan petani

di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis laju alih fungsi lahan sawah di Kecamatan Tanjung

(7)

2. Untuk menganalisis faktor apa saja yang mempengaruhi alih fungsi lahan

sawah di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

3. Untuk menganalisis pengaruh alih fungsi lahan sawah terhadap

pendapatan petani di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Pura

Kabupaten Langkat.

3.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan referensi atau sumber informasi ilmiah bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

2. Sebagai bahan pertimbangan yang dapat digunakan oleh pemda setempat

Gambar

Tabel 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi (Sawah dan Ladang) Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2013
Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Sawah Provinsi Sumatera Utara Menurut Kabupaten/Kota, 2009-2013

Referensi

Dokumen terkait

Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi petani padi sawah melakukan alih fungsi lahan padi sawahnya yaitu luas lahan yang dimiliki petani di daerah penelitian, kecukupan air

Faktor harga jual komoditi non padi sawah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap terjadinya alih fungsi lahan pertanian pada pengujian =5%, di mana nilai t- = 2,088

Penelitian bertujuan menganalisis kebijakan pembangunan khususnya pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang mengarah kepada terjadinya alih fungsi lahan sawah

Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Petani Pemilik Terhadap Kehidupan Rumah Tangganya (Studi Kasus di Subak Lange, di Kawasan Desa Pemecutan Kelod, Kecamatan Denpasar

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui Motif Petani Padi Sawah Dengan Alih Fungsi Lahan Menjadi Kolam Ikan Di Desa Lubuk Ruso Kecamatan Pemayung

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan faktor-faktor alih fungsi lahan sawah sangat berhubungan dengan perbedaan tingkat penerimaan usahatani dikedua desa

Penerimaan usahatani sawah (X 3 ) berpengaruh positif terhadap alih fungsi lahan tambak menjadi lahan sawah di Desa Mattombong Kecamatan Mattiro Sompe Kabupaten Pinrang

Untuk itu penelitian ini telah dilakukan di Kabupaten Langkat pada tahun 2009 yang bertujuan menganalisis laju alih fungsi lahan sawah dalam kurun waktu sepuluh tahun