• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKSISTENSI LAGU ROHANI BAHASA HOKKIEN PADA KEGIATAN IBADAH DI GBI YANGLIM PLAZA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EKSISTENSI LAGU ROHANI BAHASA HOKKIEN PADA KEGIATAN IBADAH DI GBI YANGLIM PLAZA MEDAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

EKSISTENSI LAGU ROHANI BAHASA HOKKIEN PADA

KEGIATAN IBADAHDI GBI YANGLIM PLAZA

MEDAN

SKRIPSI

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

PHUTRI AGUSTARITA HUTAGALUNG

NIM 209342053

JURUSAN SENDRATASIK

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Phutri Agustarita Hutagalung, 209342053. Eksistensi Lagu Rohani Bahasa Hokkien Pada Kegiatan Ibadah Di GBI Yanglim Plaza Medan. Skripsi Jurusan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, UNIMED, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan sumber lagu-lagu Rohani bahasa Hokkien yang digunakan pada tata cara ibadah GBI Yanglim Plaza Medan, mengetahui tanggapan jemaat Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza Medan tentang tata ibadah yang menggunakan lagu rohani bahasa Hokkien. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui eksistensi musik Hokkien pada kegiatan ibadah di Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza Medan.

Metode dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemain musik dan singer, jemaat, pendeta. Sampel penelitian ini adalah seluruh pemain musik, pendeta dan beberapa jemaat yang berjumlah 25 orang.

Penelitian ini dilaksanakan di GBI Yanglim Plaza Medan, Jl. Emas (Cristal Dish) Yanglim Plaza. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, wawancara, dokumentasi audiovisual dan studi kepustakaan.

(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan karunianya

yang melimpah kepada penulis sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi ini

berjudul “EKSISTENSI LAGU ROHANI BAHASA HOKKIEN PADA

KEGIATAN IBADAH DI GBI YANGLIM PLAZA MEDAN” yang bertujuan

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan

Sendratasik Program Studi Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan.

Dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis juga mengucapkan

terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung penulis dalam penulisan

Skripsi, antara lain :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

3. Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku ketua Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa

dan Seni Universitas Negeri Medan.

4. Uyuni Widiastuti, S.Pd, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Sendratasik Fakultas

Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

5. Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Seni Musik

Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

6. Dra. Pita HD. Silitonga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah

banyak memberikan masukan, arahan dan sabar dalam membimbing penulis.

7. Danny Ivanno Ritonga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah

(7)

ii

8. Kedua Orang Tua saya tercinta Ayahanda TD. Hutagalung dan Ibunda L.

Sihombing yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, doa dan

tanggung jawab penuh semenjak saya terlahir kedunia.

9. Keluarga Besar Hutagalung dan Sihombing terutama Opung Boru tercinta M.

Hutahaean dan Tulang Pudan L. Sihombing untuk dukungan doa, motivasi

serta finansial kepada penulis.

10.Satu-satunya saudaraku tersayang Septian Gilbert Hutagalung (Sepe) yang

selalu memberikan penulis dukungan dan semangat.

11.Seluruh Keluarga Besar GBI Yanglim Plaza Medan, Boksu Stefanus Liong,

Ko Awi Gunawan, Ci Nini, Ci Evelyn, Samuel si narasumberku, dan seluruh

Depmus yang ikut membantu proses penelitian.

12.Terimakasih buat 4 ½ tahun bersama Brocolly. (HertyColly, MarsColly,

RemaColly, Monicolly, EmaColly, and OpiColly)

13.Kak Carla, Eka, Sally, Pahruddin, Lena, Apheles, Juliandi dan seluruh teman

seperjuangan stambuk 2009 serta semua pihak yang membantu secara

langsung dan tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

yang telah turut membantu dalam penyelesaian Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kelemahan dan

kekurangan dalam penulisan Skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran guna perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis

mengucapkan terimakasih, dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca.

Medan, Maret 2013

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Beberapa Varian Bahasa Suku Tionghoa ... 22

Tabel 4.1. Formasi Penyanyi GBI Yanglim Plaza Medan

Pada Kegiatan Ibadah ... 49

Tabel 4.2. Formasi Pemusik GBI Yanglim Plaza

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau

tersebar dari Sabang sampai Merauke pasti memiliki kepercayaan dan kebudayaan

yang beranekaragam. Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kepercayaan

dan kebudayaan yang beranekaragam itu adalah Sumatera Utara.

Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di negara Indonesia, yang

memiliki beranekaragam agama kepercayaan, seperti: Islam, Katolik, Kristen,

Budha, serta Hindu, dan lain-lain. Masing-masing agama kepercayaan memiliki

tata cara ibadah dan musik rohani yang sudah membudaya. Tata cara beribadah

dan musik rohani ini diciptakan dan dilakukan dalam fungsinya, sebagai

kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Gereja-gereja di Indonesia pada hakikatnya hidup dalam keberagaman.

Keberagaman tersebut dapat dilihat dari pelbagai sudut, misalnya dari sudut latar

belakang etnis, corak kekristenan, pengakuan iman, pekabaran Injil, dan

pengorganisasian diri. Untuk jelasnya ada baiknya dapat digambarkan

sekedarnya, yang sekaligus dapat dianggap sebagai wujud dasar dari gereja-gereja

di Indonesia.

Dalam kaitannya dengan latar belakang sejarahnya masing-masing,

gereja-gereja di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Pertama, gereja-gereja

Katolik Roma dibawah kepemimpinan Bapa Sri Paus. Kedua, gereja-gereja

(10)

2

Protestan yang merupakan hasil reformasi dan berdiri mandiri misalnya Gereja

Protestan di Indonesia (GPI) dan Gereja Protestan di Indonesia bahagian Barat

(GPIB), disamping Gereja-gereja Pentakosta dan gereja-gereja Baptis. Ketiga,

gereja-gereja yang tumbuh dan berkembang sebagai gereja suku, misalnya Huria

Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), dan

Gereja Toraja (GT), dan sejumlah besar Gereja suku lainnya.

Banyak jenis atau cabang gereja yang ada di Indonesia merupakan gereja

yang bersifat kesukuan atau kedaerahan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya

politik gospel masa lalu oleh pihak penjajah (Portugal ataupun Belanda) yang

memakai taktik pendekatan suku. Gereja kesukuan/kedaerahan ini berciri

kedaerahan atau kesukuan tertentu menurut adat istiadat daerah setempat, yang

mana merupakan tempat gereja tersebut pertama didirikan, namun gereja-gereja

ini tetap terbuka bagi suku lain.

Gereja tidak dapat dipisahkan dengan musik. Keterikatan dan peran liturgi

dalam lagu-lagu rohani merupakan satu media yang digunakan dalam pujian dan

penyembahan yang menyampaikan Firman Allah yang dapat menyentuh perasaan,

pikiran dan emosi serta menyampaikan fungsi dan tujuan dalam ibadah gereja.

Dalam kaitan ini White (1903 : 168) mengatakan : “Musik merupakan salah satu

karunia terbesar Allah kepada manusia dan salah satu bagian terpenting dalam

acara rohani, suatu jalan komunikasi dengan Allah dan salah satu sarana paling

efektif dalam memberikan kesan Rohani pada hati”.

Dari pendapat diatas dapat dikatakan bahwa musik rohani bila digunakan

(11)

3

yang sejati. Karena musik rohani diciptakan untuk melayani suatu maksud suci

untuk mengangkat pikiran yang murni, mengangkat hati yang mulia serta

membangkitkan rasa syukur kepada Allah. Musik rohani menjadi suatu alat

penyembahan kita kepada Tuhan sebagaimana Tuhan perintahkan agar kita

jadikan sebagai penyembahan kepadaNya. Salah satu ayat kutipan Alkitab

(Mazmur 96 : 1-3) mengatakan :

“Nyanyikanlah nyanyian baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, hai segenap bumi. Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah namaNya, kabarkanlah keselamatan yang dari padaNya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaanNya diantara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatanNya yang ajaib diantara segala suku bangsa”.

Dalam kitab Mazmur diatas kita diperintahkan Tuhan untuk memberitakan

keagunganNya lewat pujian (dalam bentuk nyanyian atau lagu) yang kita suarakan

dari hati yang tulus. Itulah sebabnya Dr. Donald J. Hustad dalam bukunya Jubilate

mengungkapkan bahwa musik gereja adalah musik fungsional (Functional Music).

Dalam hal ini berarti tidak ada musik gereja yang netral, karena mempunyai visi

dan misi yang jelas terlihat melalui fungsi dan tujuannya. Pernyataan ini juga

membuktikan tidak ada musik yang netral dalam dunia ini. Setiap musik yang

ditulis secara sadar atau tidak mempunyai tujuan dan fungsi.

Dalam penyembahan dan pujian kepada Tuhan, bahasa juga menjadi salah

satu bagian penting dalam lagu rohani. Karena bahasa yang mudah dimengerti

akan lebih mudah membawa hati jemaat mengalir mengikuti makna lagu dalam

ibadah gereja menjadi simbolis perayaan iman.

Perkembangan lagu rohani bahasa Hokkien sudah semakin meningkat,

dikarenakan banyaknya respon baik dari masyarakat Tionghoa di Indonesia.

(12)

4

ajaran agama Kristen dengan membuka gereja khusus suku Tionghoa dan dapat

menarik perhatian bagi orang yang belum percaya kepada Tuhan Yesus.

Sebagai salah satu contoh keberadaan lagu rohani ditengah

keanekaragaman bahasa di Medan-Sumatera Utara dapat dilihat dari adanya

Gereja Bethel Indonesia (GBI) Yanglim Plaza Medan yang merupakan anak

cabang dari GBI Mandarin yang juga menjadi salah satu cabang GBI Rayon IV

Medan Plaza. Gereja ini mengadakan 2 sesi ibadah setiap minggunya. Pada ibadah

sesi pertama dikhususkan dengan bahasa Hokkien sedangkan ibadah sesi kedua

menggunakan bahasa Nasional yakni Bahasa Indonesia.

Pada kegiatan ibadah sesi I terdapat Lagu Penyembahan dan Lagu Pujian.

Pada sesi ini lagu penyembahan dan lagu pujian dinyanyikan dengan

menggunakan bahasaHokkien. Lagu Penyembahan adalah lagu-lagu yang bersifat

Vertikal (Tuhan) yang sifatnya lebih dalam, dari pribadi kita pada

Tuhan.Sedangkan Lagu Pujian adalah lagu-lagu yang bersifat horizontal

(Manusia) yang liriknya bersifat puji-pujian yang kita naikkan kepada Tuhan

untuk mengekpresikan karya Tuhan yang luar biasa dalam dunia ini dan dalam

hidup kita. Memuji kebesaran Tuhan, kasih sayang Tuhan, penyertaan Tuhan dan

karya Tuhan.

Lagu-lagu rohani khusus bahasa Hokkien ini dapat membangkitkan

semangat Pujian dan Penyembahan pada Tuhan, terutama bagi para orang tua

(lansia) yang lebih fasih menggunakan bahasa Hokkien dibandingkan bahasa

Nasional. Serta dapat mendidik pemuda dan anak-anak untuk mencintai bahasa

(13)

5

Namun kurang banyaknya produksi lagu rohani bahasa Hokkien

menyebabkan ke-eksisan lagu rohani tersebut berkurang untuk dibawakan pada

saat kegiatan ibadah, sehingga pihak gereja berinisiatif menggunakan lagu-lagu

rohani bahasa Mandarin yang lebih popular dibandingkan lagu rohani bahasa

Hokkien yang terkesan itu-itu saja.

Melihat fenomena diatas, penulis berpendapat bahwa lagu-lagu rohani

dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh jemaat memberikan dampak

yang besar untuk membangun hubungan yang erat kepada Tuhan Yang Maha Esa

sehingga ke-eksis-an lagu rohani bahasa Hokkien tersebut dapat dirasakan dengan

adanya perkembangan lagu-lagu rohani, pengubahan lagu rohani kedalam bahasa

Hokkien serta banyaknya lahir pencipta lagu-lagu rohani bahasa Hokkien.

Hal inilah yang menjadi inspirasi bagi penulis untuk melakukan penelitian

dan mengangkat judul “Eksistensi Lagu Rohani Bahasa Hokkien Pada Kegiatan Ibadah Di GBI-Yanglim Plaza Medan Sumatera Utara.”

B. Identifikasi Masalah

Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang akan

dilakukan menjadi terarah serta cakupan masalah yang dibahas tidak terlalu luas.

Sebab masalah yang luas akan menghasilkan analisis yang sempit dan tidak jelas,

sehingga diharapkan analisis secara luas dan mendalam”.

Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah maka

permasalahan penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut:

(14)

6

2. Bagaimana susunan tata ibadah dalam kebaktian GBI Yanglim Plaza Medan?

3. Apa saja jenis lagu-lagu Rohani bahasa Hokkien yang digunakan pada tata

cara ibadah GBI Yanglim Plaza Medan ?

4. Darimanakah sumber lagu-lagu Rohani bahasa Hokkien yang digunakan pada

tata cara ibadah GBI Yanglim Plaza Medan ?

5. Bagaimana tanggapan jemaat Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza Medan

tentang tata ibadah yang menggunakan lagu rohani bahasa Hokkien?

6. Bagaimana eksistensi lagu rohani bahasa Hokkien pada kegiatan ibadah di

GBI Yanglim Plaza Medan ?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan yang berkaitan dengan perkembangan

lagu-lagu dalam buku Ende Suplemen, maka penulis merasa perlu membuat

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Apa saja jenis lagu-lagu rohani bahasa Hokkien yang digunakan pada tata cara

ibadah GBI Yanglim Plaza Medan ?

2. Bagaimana tanggapan jemaat GBI Yanglim Plaza Medan tentang tata ibadah

yang menggunakan lagu rohani bahasa Hokkien?

3. Bagaimana eksistensi lagu rohani bahasa Hokkien pada kegiatan ibadah di

(15)

7

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan jabaran secara rinci dari fokus penelitian,

rumusan masalah menjadi semacam kontrak bagi peneliti karena penelitian

merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan sebagaimana terpapar

pada rumusan masalahnya.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut: “Bagaimana eksistensi lagu Rohani bahasa Hokkien pada

kegiatan ibadah di Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza Medan?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan pedoman untuk mencapai sasaran yang

ditargetkan. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian yang dilaksanakan terlihat

pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adapun tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui jenis dan sumber lagu-lagu Rohani bahasa Hokkien yang

digunakan pada tata cara ibadah GBI Yanglim Plaza Medan

2. Untuk mengetahui tanggapan jemaat Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza

Medan tentang tata ibadah yang menggunakan lagu rohani bahasa Hokkien

3. Untuk mengetahui eksistensi musik Hokkien pada kegiatan ibadah di Gereja

(16)

8

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini dirampung, diharapkan dapat memberi manfaat

sebagai berikut :

1. Sebagai pegangan bagi penulis dalam menambah pengetahuan dan wawasan

mengenai eksistensi musik Hokkien pada kegiatan ibadah di Gereja Bethel

Indonesia Yanglim Plaza Medan.

2. Sebagai bahan informasi kepada Gereja Bethel Indonesia Yanglim Plaza

Medan.

3. Sebagai bahan referensi dan acuan bagi peneliti berikutnya yang memiliki

keterkaitan topik penelitian ini.

(17)

78

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil observasi atau pengamatan penulis yang menganalisis Eksistensi

Lagu Rohani Bahasa Hokkien Pada Kegiatan Ibadah di GBI Yanglim Plaza

Medan, penulis mengambil kesimpulan, adapun kesimpulan tersebut antara lain

adalah :

1. GBI Yanglim Plaza Medan tidak memiliki buku khusus lagu rohani bahasa

Hokkien yang diterbitkan oleh gembala gereja.

2. Lagu rohani bahasa Hokkien yang dinyanyikan jemaat berasal dari lagu-lagu

yang diciptakan secara pribadi dan diterbitkan pada sebuah media dvd, kaset

maupun mp3.

3. Beberapa lagu rohani bahasa Hokkien di translate dari bahasa Indonesia ke

dalam bahasa Hokkien.

4. Pemilihan lagu yang akan dinyanyikan pada saat kebaktian minggu, menurut

pengamatan penulis dinyanyikan berdasarkan keputusan dari Worship Leader

yang melayani disaat itu.

5. Lagu rohani yang sering digunakan juga mencakup dari lagu rohani bahasa

Indonesia yang kemudian di terjemahkan kedalam bahasa Hokkien.

6. Kurangnya produksi lagu rohani bahasa Hokkien, pihak gereja juga

menggunakan lagu rohani bahasa Mandarin untuk mengganti suasana, agar

lagu yang digunakan untuk kegiatan ibadah tidak membosankan.

7. Dari hasil analisis, tidak semua Gereja Bethel Indonesia dalam ibadahnya

menggunakan alat musik lengkap seperti piano, keyboard, tiup, gesek, perkusi

(18)

78

serta petik, sehingga banyak lagu-lagu rohani bahasa Hokkien khususnya

dinyanyikan tidak sesuai dengan karakteristik lagu tersebut dikarenakan

adanya penyesuaian dengan improvisasi-improvisasi yang dilakukan.

B. Saran

1. Penulis mengharapkan agar lagu-lagu yang dinyanyikan di masukkan kedalam

sebuah buku nyanyian khusus sehingga lagu rohani bahasa Hokkien tersebut

agar dapat bertahan lama dan tidak hilang oleh zaman.

2. Selain kalangan sendiri, juga perlunya organisasi Gereja Bethel Indonesia baik

tingkat pusat atau tingkat cabang untuk memberikan perhatian khusus dalam

menyanyikan lagu-lagu rohani sehingga lagu rohani bahasa Hokkien tidak

hanya diperdengarkan pada GBI khusus Tionghoa, melainkan dapat juga

dinyanyikan oleh seluruh jemaat Gereja Bethel Indonesia.

3. Perlunya pelatihan tentang musik bagi pengiring/ pemusik gereja sehingga

dapat mengerti bahwa sebuah nyanyian perlu dipersiapkan dengan baik dan

jika lagu itu diperdengarkan akan mengangkat kerohanian kepada Tuhan.

4. Perlunya peningkatan produksi lagu rohani bahasa Hokkien agar

lagu-lagu yang dibawakan saat kegiatan ibadah dapat berganti-ganti dan tidak

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Faith and Life. 2013: Page 26. Imlek Dan Inkulturasi Dalam Gereja. Jakarta: Suara Pembaruan

H. Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta. Bina Angkasa

Kitab Suci Agama Kristen, 1 Petrus Bagian 2. Pengertian Gereja. Pearaja: Lembaga Alkitab Indonesia

Kenneth W Osbeck.1971.The Ministry Of Music Kroaal Publiestinn. Grand Rseids.

Luther, M. 1517: Page 129. Makna Lutheran Bagi Agama Kristen. Bandung: Indonesia Publishing House

Martasudjita. E. 2009. Musik Gereja Zaman Sekarang, Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi

Muhammad, Uthman. 2008: Page 165. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung: Pustaka Budaya

Nurhaningsih, DKK. 2006: Page 109. Pengertian Sampel Dalam Penelitian. Jakarta: Bina Aksara

Putra, Nusa.2012.Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

P.W.J. Nababan.1991: Page 38. Sosial Linguistik Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Suryabrata, Sumadi.2009. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Wikipedia Indonesia.(http://id.wikipedia.org.com), Jakarta

Gambar

Tabel 2.1.  Beberapa Varian Bahasa Suku Tionghoa .................................  22

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini berjudu l KAJIAN FUNGSI, TEKS, DAN MELODI TIGA LAGU PASTOR JAMES BHARATAPUTRA DALAM IBADAH NOVENA DI GRAHA MARIA ANNAI VELANGKANNI MEDAN yang diajukan sebagai

SEKULERISASI LAGU-LAGU ROHANI PADA PELAKSANAAN UPACARA ADAT PERKAWINAN ETNIS BATAK TOBA DI JEMAAT.. GEREJA

Penelitian yang berjudul “Olahraga dan Gaya Hidup (Studi Kasus Pada Pengunjung Best Fitness Plaza Medan Fair)” bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor dibalik pengunjung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi bunyi vokal bahasa Indonesia pada masyarakat keturunan Tionghoa bersuku Hokkien di Kota Medan terdiri atas vokal

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen di Burger Nase Thamrin Plaza Medan, serta untuk mengetahui dan

Penelitian berjudul “ Gaya Bahasa dan Pesan Moral pada Lirik Lagu Pengamen Bus Jurusan Purwokerto-Yogyakarta ” ini bertujuan untuk mengetahui wujud gaya bahasa

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN FORGIVENESS PADA WARGA DEWASA AWAL YANG TIDAK AKTIF MENGIKUTI IBADAH NON-MINGGU DI GEREJA BETHEL INDONESIA..

Analisis tersebut dilakukan terhadap 48 lagu yang terdapat di taman kanak-kanak, ditemukan 23 lagu yang mengandung gaya bahasa retoris dengan 6 penggunaan jenis gaya bahasa retoris,