PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA
KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013
Oleh :
Soritua NIM 40912079
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
RIWAYAT HIDUP
Soritua panggabean dilahirkan di Tasik Raja, pada tanggal 5 April 1991. Ayah bernama Alpen Muda Parningotan Panggabean dan Ibu bernama Darmita Sihombing dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 118319 Tasik Raja Kab.Labuhan Batu, Karena urusan keluarga, maka penulis ikut orang tua ke Danau lancang Kec.Tapung Hulu Kab.Kampar dan melanjutkan studi di SD Negeri 004 Danau Lancang, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 24 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Krakatau Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Swasta Krakatau Medan T.P. 2012/2013” Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Unimed ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat Tulang dan (M.H Sihombing dan Nantulang R. Sirait, Tulang Tarida) dan buat Namboru dan Amang Boru Tigor Silitonga , dan buat Oppung P.Tampubolon di Sidempuan dan kepada seluruh teman-teman jurusan fisika stambuk 2009 khususnya kelas Dik B, dan teman-teman yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan kita.
Medan, September 2013 Penulis,
Soritua
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA
KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013
SORITUA(409121079)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis. 2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis. 3) Pengaruh belajar siswa terhadap prestasinya dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik Dinamis.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasy eksperimen design). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swasta Krakatau Medan Semester II T.P. 2012/2013. Teknik penarikan sampel dengan Cluster Random sampling. Kelas X-2 sebagai kelas kontrol berjumlah 34 orang diberi pembelajaran dengan mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep , dan kelas X-1 sebagai kelas Eksperimen berjumlah 32 orang diberikan dengan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan meliputi Silabus,RPP,LKS,Tes Hasil belajar, dan Lembar Observasi Aktivitas. Bentuk tes Pretes dan postes adalah bentuk pilihan berganda sebanyak 20 butir soal yang terdiri dari 5 option, sebelum tes digunakan sebelumnya ditinjau vaaiditas isi dengan 2 validator yaitu Dosen Fisika Unimed.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata nilai Pretes kelas Kontrol (31,25) dan Kelas Eksperimen (34,25) setelah memenuhi Prasysrat Normalitas dan Homogenitas dianalisi menggunakan uji t dua pihak untuk α = 0,05 Disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama. Kemudian setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas hasil rata-rata nilai postes kelas Kontrol (66,25) dan Kelas Eksperimen (73,52) setelah memenuhi Prasyarat Normalitas dan Homogenitas dianalisi menggunakan uji t satu pihak untuk α = 0,05 diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan akibat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik Dinamis dikelas X semester II T.P 2012/2013.
vi
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar 13
2.1.5Teori Belajar 13 2.1.9.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.9.4 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap 24 Kemampuan Akademik
2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 26
2.2.Materi Pelajaran 31
2.2 1. Listrik 32
2.2.2 Arus Listrik 32
2.2.3 Hambatan Jenis 35
2.2.4. Daya dan Energi Listrik 37
2.2.5. Rangkaian Seri dan Paralel Resistor 39
2.2.4. Alat Ukur Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik 41
2.2.5. Hukum Kirchoff 44
3.5.1. Instrument Test Hasil Belajar Siswa 55
3.5.2 Validitas Tes 56.
4.1.1 Data tes Hasil belajar Siswa Pretes 65
4.1.2 Uji persyaratan Analisis 66
4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 66 4.1.2.2. Uji Homogenitas Pretes kelas Ekperimen dan kelas Kontrol 67
4.1.2.3. Uji Hipotesis (Uji t Dua Pihak) 67
4.1.3 Data tes Hasil belajar Siswa Postes 68
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsunng 17
Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran kooperatif dan pembelajaran
Konvensional 18
Tabel 2.3 Sintaks Dalam Pembelajaran Kooperatif 23
Tabel 2.4 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Model 28 Pembelajaran Kooperatif
Table 2.5 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 31 Table 2.6 Menunjukkan Hambat Jenis Berbagai Bahan 36
Pada Suhu 200
Table 2.7 Simbol-Simbol Untuk Elemen Rangkaian 39
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group 55 (Pretes Dan Postest)
Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Materi Pokok Listrik Dinamis 56
Tabel 3.3 Taraf Aktifitas Siswa 59
Tabel 3.4 Pertanyaan Penelitian, Data, Dan Cara Analisis Data 59
Tabel 4.1 Data Nilai Pretes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65
Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelas 66
Tabel 4. 3 Hasil Uji Analisis Homogenitas Pretes Kedua Kelas 67
Tabel 4.4 Ringkasan p Perhitungan Uji t Dua Pihak 68
Tabel 4.5 Data Nilai Postes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68
Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas Postes kKedua Kelas 69
Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Homogenitas Postes Kedua Kelas 70
Tabel 4.8 Nilai Rata-rata dan Simpangan baku kedua kelas 70
Tabel 4.9 Ringkasan p Perhitungan Uji t Satu Pihak 71
Tabel4.10 Tabel Data Nilai Aktifitas Kelas Eksperimen 71
Tabel4.11 Tabel Data Nilai Aktifitas Kelas Kontrol 72
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Rangkaian Listrik Sederhana 32
Gambar 2.2 Alur Rangkaian Listrik Sederhana 33
Gambar 2.3 Arah Arus Konvensional dengan Aliran Elektron 34
Gambar 2.4 Grafik hubungan antara arus I dan beda potensial V, 35
serta kuat arus I dan hambatan listrik R
Gambar 2.5 lampu Pijar 37
Gambar 2.6 Susunan penghambat (resistor) seri 39
Gambar 2.7 Rangkaian penghambat (resistor) paralel 40
Gambar 2.8 Rangkaian voltmeter secara paralel dengan 42
menghubungkan dua kabel dari voltmeter
ke ujung-ujung hambatan
Gambar 2.9 Galvanometer pada multimeter 42
Gamabar 2.10 Amperemeter dirangkai parallel dengan 43
resistor (resistor shunt)
Gambar 2.11 Resistor R yang dihubungkan Seri 44
Gambar 2.12 Skema diagram untuk Hukum I Kirchoff 45
Gambar 2.13 Rangkaian Listrik dengan Beberapa Rangkaian Tertutup 45
Gambar 2.14 Diagram sel listrik atau baterai 47
Gambar 2.15 Rangkaian Seri 48
Gambar 2.16 Rangkaian Paralel ggl 49
Gambar 2.17 Sekring sebagai pengaman Listrik 50
Gambar 2.18 Rangkaian Paralel peralatan Listrik Rumah tangga 51
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Siswa Kedua kelas 66
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Siswa Kedua kelas 69
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 80
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 92
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 106
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS I) 118
Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS II) 121
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS III) 125
Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen 127
Lampiran 8. Instrumen Penelitian 140
Lampiran 9. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 146
Lampiran 10. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 148
Lampiran 11.Perhitungan Statistika Dasar 150
Lampiran 12. Perhitungan Normalitas Data 152
Lampiran 13. Perhitungan Homogenitas Data 158
Lampiran 14. Perhitungan Uji Hipotesis 161
Lampiran 15. Rubrik Aktifitas Kelas Eksperimen 164
Lampiran 16. Lembar Penilaian Aktifitas Kelas Eksperimen 165
Lampiran 17. Rubrik Aktifitas Kelas Kontrol 168
Lampiran 18. Lembar Penilaian Aktifitas Kelas Kontrol 169
Lampiran 19. Data Hasil belajar dengan Aktifitas 172
Lampiran 20. Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 174
Lempiran 21. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 175
Lempiran 22. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Nornaml 0-Z 176
Lempiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 177
Lempiran 24.Dokumentasi Penelitian 179
Persejuan Dosen PS
Surat Ijin Penelitian
Surat Bukti Penelitian
76
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep mengalami peningkatan, pada pertemuan I 72,67%, pertemuan II 74,67%
dan pada pertemuan III 77,57% dan persentase peningkatan tiap
pertemuan sebesar 2,45%.
2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Swasta Krakatau
Medan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi pokok Listrik Dinamis adalah ܺത2 = 73,52. Dan dengan
menggunakan pembelajaran Konvensional ܺത1 = 66,25.
3. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X semester II SMA Swasta Krakatau
77
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti
mempunyai beberapa saran :
1. Bagi mahasiswa calon guru dapat menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation(GI) sesuai dengan materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi mahasiswa calon guru diharapkan mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang nyaman dan kondusif sehingga dapat merangsang daya
piker para siswa dalam meningkatkan kemampuan awal siswa.
3. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation(GI), disarankan pada peneliti selanjutnya untuk memilih sampel yang kemampuannya di atas rata-rata sehingga didapatkan
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Kehidupan suatu bangsa erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.
Pendidikan bukan sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi
ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan
pengetahuan.
Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.
Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,
dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses
belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode
pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam
waktu singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga
menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang dilalui.
Menurut Umar dan La Sulo dalam Riyanto (2005)
“…Pendidikan adalah kegiatan Sistematis oleh karena proses pendidikan
berlangsung melalui tahap-tahap berkesinambungan (prosuderal) dan sistemik
oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang
saling mengisi”.
Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif
(penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan
kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan
secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk
2
Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa
dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu
kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping
menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara
materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima
materi pelajaran tersebut. Namun kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia
masih rendah. Hal ini terlihat jelas dari berbagai pemberitaan di media massa baik
media catak maupun elektronika sering dikemukakan mutu pendidikan di
Indonesia masih rendah.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai oleh
seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar pada saat atau periode
tertentu yang diukur dengan instrument tes atau instrument yang relevan.Untuk
meningkatkan hasil belajar siswa maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
di sekolah harus mampu mendorong minat siswa untuk lebih aktif dalam mencari
informasi yang dapat menjadi pengetahuan yang baru yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu mata pelajaran yang hasil belajar siswanya
masih rendah adalah mata pelajaran fisika padahal pelajaran fisika sebagai salah
satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu fundamental yang
menjadi tulang punggung bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang
mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi didalamnya serta dapat
diterangkan dengan menggunakan konsep-konsep sederhana. .
Rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh siswa disebabkan kurang
efektifnya pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga menimbulkan
kejenuhan pada diri siswa dan menyebabkan kegagalan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran tersebut. Selain itu juga disebabkan berbagai hal
termasuk didalamnya faktor yang terdapat didalam diri siswa seperti sikap mereka
terhadap fisika, dimana mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika lebih sulit,
sehingga siswa lebih dahulu merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Ini dapat
diketahui berdasarkan observasi di SMA Swasta Krakatau Medan; Aktivitas atau
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Ketika guru
3
didominasi oleh beberapa orang saja. Peneliti juga memperhatikan bahwa tidak
adanya kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang
pandai dalam pembelajaran. .
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan Ibu
Ning Rahayu selaku guru fisika di SMA Swasta Krakatau Medan menujukkan
adanya indikasi permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah ini yaitu
kurangnya minat siswa disebabkan karena guru masih menggunakan
pembelajaran konvensional, pembelajaran konvensional yang digunakan guru
disekolah ini adalah model pembelajaran langsung yaitu model yang bersifat
teacher center, dimana guru lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan
kerjasama antar siswa masih kurang. Guru sebagai pengajar sekaligus fasilitator
hendaknya senantiasa melakukan upaya perbaikan dalam kegiatan belajar
mengajar. Upaya perbaikan yang dimaksudkan diatas diharapkan seperti
penggunaan media pembelajaran baik media elektronik maupun media sederhana.
Kurangnya pengetahuan guru mengenai model-model pembelajaran menyebabkan
guru hanya menggunakan satu jenis model pembelajaran saja. Selain itu, metode
pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi, hanya menggunakan
metode ceramah dan diskusi saja. Selain model dan metode yang digunakan guru
kurang bervariasi, siswa juga jarang sekali menggunakan sarana laboratorium.. Ini
menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh para guru di Indonesia.
Masalah diatas dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dapat
dilihat dari hasil belajar fisika siswa Semester I di SMA Swsata Krakatau Medan
dengan nilai rata-ratanya hanya 61,55. Nilai itu dikatakan masih rendah jika
dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70.
Berdasarkan hasil angket yang disebarkan peneliti kepada siswa kelas X SMA
Swasta Krakatau Medan pada saat melakukan observasi tepat pada tanggal 01
Maret 2013, ternyata siswa mempelajari pelajaran Fisika hanya karena merupakan
mata pelajaran wajib, dari 32 orang siswa yang diberi angket 60% (20 orang
siswa) siswa mengatakan fisika itu sulit, membosankan, dan membingungkan,
20% (7 orang siswa) berpendapat fisika itu biasa biasa saja dan hanya 10% (4
4
mengatakan fisika itu sulit, membosankan, dan membingungkan, karena terlalu
banyak rumus yang dihapalkan, dan banyak simbol-simbol yang tidak dimengerti.
Slavin menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah
dilaksanakan antara tahun 1972 sampai dengan tahun 1986, menyelidiki pengaruh
pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar. Dari 45 laporan tersebut, 37
diantaranya menunjukkkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil
belajar dibandingkan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif
(Ibrahim dkk, 2000).
Menyingkapi pernyataan diatas, model pembelajaran Cooperatif Learning
belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat
membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Sebenarnya
siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif di dorong dan di
kehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaiakan tugasnya (Lie, 2008).
Seorang guru dituntut harus dapat membangkitkan minat siswa untuk
belajar. Salah satunya adalah merencanakan dan membuat metode atau model
pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik terhadap pelajaran fisika.
Dengan demikian hasil belajar siswa lebih meningkat dan memotivasi siswa untuk
belajar. Model pembelajaran yang lebih bermakna itu adalah jika siswa dapat
mengalaminya lewat pengalaman nyata, bukan mengetahuinya secara langsung
dari orang lain. Artinya bahwa suatu pengetahuan itu diperoleh siswa setelah
membandingkan pengetahuan dasarnya dengan pengetahuan yang akan
dihadapinya. Dengan demikian model pembelajaran yang lebih bermakna adalah
pelajaran yang lebih mengutamakan strategi untuk mengetahui sesuatu dari pada
pemberian informasi langsung. Untuk itu salah satu dari langkah yang ditempuh
guru adalah mengutamakan model pembelajaran, salah satunya model
pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI).
Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa mampu menghubungkan
5
kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok
kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk
mancapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model
pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah
menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan
masalah itu dengan temannya. “...Pembelajaran kooperatif menerapkan
keterampilan kelompok dan keterampilan sosial” Ibrahim (2000) dan
“pembelajaran secara kelompok menekankan pentingnya kerja sama” Lie (2002).
Model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok Group
Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Dalam
Model pembelajaran ini, siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan bermakna yang
dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan
masalah-masalah itu dengan temannya. Dalam model pembelajaran ini siswa terlibat secara
aktif dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, siswa dituntut untuk belajar
bekerja sama dengan anggota lain dalam satu kelompok. Model pembelajaran ini
menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompok tanpa memandang
latar belakang. Model pembelajaran group investigationjuga melatih siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan
pendapatnya.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan model
kooperatif tipe Group Investigation (GI) diperoleh peningkatan hasil belajar
siswa. Seperti Mery (2010) yang melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar fisika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe GI yaitu dapat dilihat dari nilai rata-rata pretes
33,55 menjadi 70,84. Namun ada Saran dalam penelitian ini yaitu peneliti Harus
mampu memanajemen waktu. Selain itu, peneliti kurang motivasi siswa dalam
mengungkapkan pendapat. Bastian,A (2011) yang melakukan penelitian di Kelas
X Semester II SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T. A. 2011/2012 menyatakan
diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 30,88 dan untuk postest diperoleh
6
lebih memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih kepada sebagian siswa
yang kurang aktif dengan menuntun cara berfikirnya ke arah penyelesaian
permasalahan dan memperhatikan efisiensi waktu pada tahap ”investigation”,
karena pada tahap ini hampir semua kelompok belum selesai menginvestigasi
masalah sesuai dengan waktu yang diberikan. Aristiana (2008) yang melakukan
penelitian di SMP Negeri 2 Tanjung Balai, didapat bahwa pada saat diberikan
pretest, pencapaian tes hasil belajar fisika pada materi pokok Pemuaian adalah
dengan nilai rata-rata 65,5. setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe group investigation nilai rata-rata 80. Dan Saran dalam
penelitian ini yaitu kurangnya motivasi dan keberanian siswa dalam mengeluarkan
pendapat, efektivitas penggunaan waktu. Saran-saran dari peneliti sebelumnya
menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki
kelemahan-kelemahan tersebut.
Saran-saran peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus mampu
mengelola keadaan kelas, mampu memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan
pendapat dan mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan alokasi waktu yang jelas.
Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengadakan penelitian
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)dengan judul
“ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok
Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Swasta Krakatau Medan T.P.
2012/2013”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat berpusat pada guru.
2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah
3. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika
7
1.3 Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan
biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun
yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester Genap SMA Swasta Krakatau
Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Group Investigation (GI)
3. Aktivitas dan Hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X
Semester Genap SMA Swasta Krakatau Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
1.4 Rumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)
Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan
Pembelajaran Konvensional?
3. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM)
dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional
8
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta
Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis.
3. Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa pada
materi Listrik Dinamis.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;
1. Sebagai informasi mengenai pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik
Dinamis.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi untuk
mempertimbangakan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep dalam proses belajar mengajar.
3. Bagi peneliti, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta
Konsep untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang.
4. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang
akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.
1.7 Defenisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dikembangkan oleh
Shlomodan Yael Sharan di Univ.Tel Aviv, merupakan pengaturan kelas yang
umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan
pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek
kooperatif.
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
78
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah dan Zain. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Damyanti. (2011).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.(2011). Buku Pedoman Penulisan skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program studi Pendidikan.FMIPA Unimed. Medan.
Hakim. Thursan. (2005).Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Huda. M.(2011).Cooperative Learning metode. Teknik. Struktur dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Ibrahim. M.(2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-UNIVERSITY PRESS.
Isjoni.(2009).Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.
Kanginan. Marthen. (2006).Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Lie. A.(2002).Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Kamajaya.(2005). Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Bandung : Grafindo Media Pratama.
M.A. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mudjiono. (1994).Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Nurhadi. (2004).Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widia sarana Indonesia.
Riyanto.(2005).Hakekat Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ruwanto. Bambang.. (2006). Asas-Asas Fisika SMA kelas X. Yogyakrata: Yudhistira.
Roestiyah. N.K. (2004).Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara.
Rohani. A.(2004).Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Rosdiana. (2008).Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Cita pustaka Media.
Sagala.S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.
79
Sudjana. (2005).Metoda Statistik.Bandung: Tarsito.
Sudjana. Nana.(2005). Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya .
Sumarno. Joko..(2009).Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin, E. Robert.,(2010), Cooperative Learning, Nusa Media: Bandung
Supiyanto. (2006).Fisika Untuk Kelas X. Jakarta: Phibeta.
Suryasubroto.B.(2002).Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto.(2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.