• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA

KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013

Oleh :

Soritua NIM 40912079

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Soritua panggabean dilahirkan di Tasik Raja, pada tanggal 5 April 1991. Ayah bernama Alpen Muda Parningotan Panggabean dan Ibu bernama Darmita Sihombing dan merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Pada tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 118319 Tasik Raja Kab.Labuhan Batu, Karena urusan keluarga, maka penulis ikut orang tua ke Danau lancang Kec.Tapung Hulu Kab.Kampar dan melanjutkan studi di SD Negeri 004 Danau Lancang, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di SLTP Negeri 24 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Krakatau Medan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Swasta Krakatau Medan T.P. 2012/2013” Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

(5)

yang telah memberikan motivasi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan studi di Unimed ini.

Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih buat Tulang dan (M.H Sihombing dan Nantulang R. Sirait, Tulang Tarida) dan buat Namboru dan Amang Boru Tigor Silitonga , dan buat Oppung P.Tampubolon di Sidempuan dan kepada seluruh teman-teman jurusan fisika stambuk 2009 khususnya kelas Dik B, dan teman-teman yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan motivasi dan saran-saran kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pendidikan kita.

Medan, September 2013 Penulis,

Soritua

(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LISTRIK DINAMIS DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA

KRAKATAU MEDAN T.P. 2012/2013

SORITUA(409121079)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis. 2) Hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis. 3) Pengaruh belajar siswa terhadap prestasinya dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik Dinamis.

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimen semu (quasy eksperimen design). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Swasta Krakatau Medan Semester II T.P. 2012/2013. Teknik penarikan sampel dengan Cluster Random sampling. Kelas X-2 sebagai kelas kontrol berjumlah 34 orang diberi pembelajaran dengan mengunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep , dan kelas X-1 sebagai kelas Eksperimen berjumlah 32 orang diberikan dengan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Instrumen yang digunakan meliputi Silabus,RPP,LKS,Tes Hasil belajar, dan Lembar Observasi Aktivitas. Bentuk tes Pretes dan postes adalah bentuk pilihan berganda sebanyak 20 butir soal yang terdiri dari 5 option, sebelum tes digunakan sebelumnya ditinjau vaaiditas isi dengan 2 validator yaitu Dosen Fisika Unimed.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, rata-rata nilai Pretes kelas Kontrol (31,25) dan Kelas Eksperimen (34,25) setelah memenuhi Prasysrat Normalitas dan Homogenitas dianalisi menggunakan uji t dua pihak untuk α = 0,05 Disimpulkan bahwa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal yang sama. Kemudian setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada kedua kelas hasil rata-rata nilai postes kelas Kontrol (66,25) dan Kelas Eksperimen (73,52) setelah memenuhi Prasyarat Normalitas dan Homogenitas dianalisi menggunakan uji t satu pihak untuk α = 0,05 diperoleh bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan akibat pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik Dinamis dikelas X semester II T.P 2012/2013.

(7)

vi

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar 13

2.1.5Teori Belajar 13 2.1.9.3 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.9.4 Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap 24 Kemampuan Akademik

2.1.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI 26

2.2.Materi Pelajaran 31

2.2 1. Listrik 32

2.2.2 Arus Listrik 32

(8)

2.2.3 Hambatan Jenis 35

2.2.4. Daya dan Energi Listrik 37

2.2.5. Rangkaian Seri dan Paralel Resistor 39

2.2.4. Alat Ukur Kuat Arus Listrik dan Tegangan Listrik 41

2.2.5. Hukum Kirchoff 44

3.5.1. Instrument Test Hasil Belajar Siswa 55

3.5.2 Validitas Tes 56.

4.1.1 Data tes Hasil belajar Siswa Pretes 65

4.1.2 Uji persyaratan Analisis 66

4.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretes kelas Eksperimen dan kelas Kontrol 66 4.1.2.2. Uji Homogenitas Pretes kelas Ekperimen dan kelas Kontrol 67

4.1.2.3. Uji Hipotesis (Uji t Dua Pihak) 67

4.1.3 Data tes Hasil belajar Siswa Postes 68

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fase-fase Model Pembelajaran Langsunng 17

Tabel 2.2 Perbedaan Pembelajaran kooperatif dan pembelajaran

Konvensional 18

Tabel 2.3 Sintaks Dalam Pembelajaran Kooperatif 23

Tabel 2.4 Perbandingan Empat Pendekatan Dalam Model 28 Pembelajaran Kooperatif

Table 2.5 Tahapan-tahapan Model Pembelajaran Kooperatif GI 31 Table 2.6 Menunjukkan Hambat Jenis Berbagai Bahan 36

Pada Suhu 200

Table 2.7 Simbol-Simbol Untuk Elemen Rangkaian 39

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Two Group 55 (Pretes Dan Postest)

Tabel 3.2 Tabel Spesifikasi Materi Pokok Listrik Dinamis 56

Tabel 3.3 Taraf Aktifitas Siswa 59

Tabel 3.4 Pertanyaan Penelitian, Data, Dan Cara Analisis Data 59

Tabel 4.1 Data Nilai Pretes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 65

Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji Normalitas Pretes Kedua Kelas 66

Tabel 4. 3 Hasil Uji Analisis Homogenitas Pretes Kedua Kelas 67

Tabel 4.4 Ringkasan p Perhitungan Uji t Dua Pihak 68

Tabel 4.5 Data Nilai Postes kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68

Tabel 4.6 Hasil Analisis Uji Normalitas Postes kKedua Kelas 69

Tabel 4. 7 Hasil Uji Analisis Homogenitas Postes Kedua Kelas 70

Tabel 4.8 Nilai Rata-rata dan Simpangan baku kedua kelas 70

Tabel 4.9 Ringkasan p Perhitungan Uji t Satu Pihak 71

Tabel4.10 Tabel Data Nilai Aktifitas Kelas Eksperimen 71

Tabel4.11 Tabel Data Nilai Aktifitas Kelas Kontrol 72

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Rangkaian Listrik Sederhana 32

Gambar 2.2 Alur Rangkaian Listrik Sederhana 33

Gambar 2.3 Arah Arus Konvensional dengan Aliran Elektron 34

Gambar 2.4 Grafik hubungan antara arus I dan beda potensial V, 35

serta kuat arus I dan hambatan listrik R

Gambar 2.5 lampu Pijar 37

Gambar 2.6 Susunan penghambat (resistor) seri 39

Gambar 2.7 Rangkaian penghambat (resistor) paralel 40

Gambar 2.8 Rangkaian voltmeter secara paralel dengan 42

menghubungkan dua kabel dari voltmeter

ke ujung-ujung hambatan

Gambar 2.9 Galvanometer pada multimeter 42

Gamabar 2.10 Amperemeter dirangkai parallel dengan 43

resistor (resistor shunt)

Gambar 2.11 Resistor R yang dihubungkan Seri 44

Gambar 2.12 Skema diagram untuk Hukum I Kirchoff 45

Gambar 2.13 Rangkaian Listrik dengan Beberapa Rangkaian Tertutup 45

Gambar 2.14 Diagram sel listrik atau baterai 47

Gambar 2.15 Rangkaian Seri 48

Gambar 2.16 Rangkaian Paralel ggl 49

Gambar 2.17 Sekring sebagai pengaman Listrik 50

Gambar 2.18 Rangkaian Paralel peralatan Listrik Rumah tangga 51

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Siswa Kedua kelas 66

Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes Siswa Kedua kelas 69

(11)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 80

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 92

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 106

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS I) 118

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS II) 121

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS III) 125

Lampiran 7. Kisi-Kisi Instrumen 127

Lampiran 8. Instrumen Penelitian 140

Lampiran 9. Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol 146

Lampiran 10. Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 148

Lampiran 11.Perhitungan Statistika Dasar 150

Lampiran 12. Perhitungan Normalitas Data 152

Lampiran 13. Perhitungan Homogenitas Data 158

Lampiran 14. Perhitungan Uji Hipotesis 161

Lampiran 15. Rubrik Aktifitas Kelas Eksperimen 164

Lampiran 16. Lembar Penilaian Aktifitas Kelas Eksperimen 165

Lampiran 17. Rubrik Aktifitas Kelas Kontrol 168

Lampiran 18. Lembar Penilaian Aktifitas Kelas Kontrol 169

Lampiran 19. Data Hasil belajar dengan Aktifitas 172

Lampiran 20. Daftar Nilai Kritis Uji Lilliefors 174

Lempiran 21. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 175

Lempiran 22. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Nornaml 0-Z 176

Lempiran 23. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 177

Lempiran 24.Dokumentasi Penelitian 179

Persejuan Dosen PS

Surat Ijin Penelitian

Surat Bukti Penelitian

(12)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan dan pengujian hipotesis diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain :

1. Aktivitas belajar siswa selama menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep mengalami peningkatan, pada pertemuan I 72,67%, pertemuan II 74,67%

dan pada pertemuan III 77,57% dan persentase peningkatan tiap

pertemuan sebesar 2,45%.

2. Hasil belajar fisika siswa kelas X semester II SMA Swasta Krakatau

Medan T.P 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi pokok Listrik Dinamis adalah ܺത2 = 73,52. Dan dengan

menggunakan pembelajaran Konvensional ܺത1 = 66,25.

3. Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis dikelas X semester II SMA Swasta Krakatau

(13)

77

5.2. Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti

mempunyai beberapa saran :

1. Bagi mahasiswa calon guru dapat menggunakan metode pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation(GI) sesuai dengan materi yang diajarkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi mahasiswa calon guru diharapkan mampu menciptakan suasana

pembelajaran yang nyaman dan kondusif sehingga dapat merangsang daya

piker para siswa dalam meningkatkan kemampuan awal siswa.

3. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation(GI), disarankan pada peneliti selanjutnya untuk memilih sampel yang kemampuannya di atas rata-rata sehingga didapatkan

(14)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kehidupan suatu bangsa erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.

Pendidikan bukan sekedar mengawetkan budaya dan meneruskannya dari generasi

ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan

pengetahuan.

Pendidikan merupakan proses mendidik, yaitu suatu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin

dengan lingkungannya, sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya.

Dalam pendidikan terjadi proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar,

dengan adanya belajar terjadilah perkembangan jasmani dan mental siswa. Proses

belajar mengajar mencakup komponen pendekatan dan berbagai metode

pengajaran yang kemudian dikembangkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam

waktu singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga

menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses yang dilalui.

Menurut Umar dan La Sulo dalam Riyanto (2005)

“…Pendidikan adalah kegiatan Sistematis oleh karena proses pendidikan

berlangsung melalui tahap-tahap berkesinambungan (prosuderal) dan sistemik

oleh karena berlangsung dalam semua situasi kondisi, di semua lingkungan yang

saling mengisi”.

Proses belajar akan menghasilkan perubahan dalam ranah kognitif

(penalaran, penafsiran, pemahaman, dan penerapan informasi), peningkatan

kompetensi (keterampilan intelektual dan sosial), serta pemilihan dan penerimaan

secara sadar terhadap nilai, sikap, penghargaan dan perasaan, serta kemauan untuk

(15)

2

Kegiatan pembelajaran di sekolah adalah interaksi guru dengan siswa

dalam mempelajari suatu materi pelajaran yang telah tersusun dalam suatu

kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para guru disamping

menguasai bahan atau materi pelajaran perlu juga mengetahui bagaimana cara

materi itu disampaikan dan bagaimana pula karakteristik siswa yang menerima

materi pelajaran tersebut. Namun kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia

masih rendah. Hal ini terlihat jelas dari berbagai pemberitaan di media massa baik

media catak maupun elektronika sering dikemukakan mutu pendidikan di

Indonesia masih rendah.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai oleh

seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar pada saat atau periode

tertentu yang diukur dengan instrument tes atau instrument yang relevan.Untuk

meningkatkan hasil belajar siswa maka kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

di sekolah harus mampu mendorong minat siswa untuk lebih aktif dalam mencari

informasi yang dapat menjadi pengetahuan yang baru yang dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu mata pelajaran yang hasil belajar siswanya

masih rendah adalah mata pelajaran fisika padahal pelajaran fisika sebagai salah

satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu fundamental yang

menjadi tulang punggung bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang

mempelajari bagian-bagian dari alam dan interaksi didalamnya serta dapat

diterangkan dengan menggunakan konsep-konsep sederhana. .

Rendahnya hasil belajar fisika yang diperoleh siswa disebabkan kurang

efektifnya pembelajaran yang digunakan oleh guru, sehingga menimbulkan

kejenuhan pada diri siswa dan menyebabkan kegagalan guru dalam

menyampaikan materi pelajaran tersebut. Selain itu juga disebabkan berbagai hal

termasuk didalamnya faktor yang terdapat didalam diri siswa seperti sikap mereka

terhadap fisika, dimana mereka beranggapan bahwa pelajaran fisika lebih sulit,

sehingga siswa lebih dahulu merasa jenuh sebelum mempelajarinya. Ini dapat

diketahui berdasarkan observasi di SMA Swasta Krakatau Medan; Aktivitas atau

keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang. Ketika guru

(16)

3

didominasi oleh beberapa orang saja. Peneliti juga memperhatikan bahwa tidak

adanya kerjasama yang baik antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang

pandai dalam pembelajaran. .

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan Ibu

Ning Rahayu selaku guru fisika di SMA Swasta Krakatau Medan menujukkan

adanya indikasi permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah ini yaitu

kurangnya minat siswa disebabkan karena guru masih menggunakan

pembelajaran konvensional, pembelajaran konvensional yang digunakan guru

disekolah ini adalah model pembelajaran langsung yaitu model yang bersifat

teacher center, dimana guru lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan

kerjasama antar siswa masih kurang. Guru sebagai pengajar sekaligus fasilitator

hendaknya senantiasa melakukan upaya perbaikan dalam kegiatan belajar

mengajar. Upaya perbaikan yang dimaksudkan diatas diharapkan seperti

penggunaan media pembelajaran baik media elektronik maupun media sederhana.

Kurangnya pengetahuan guru mengenai model-model pembelajaran menyebabkan

guru hanya menggunakan satu jenis model pembelajaran saja. Selain itu, metode

pembelajaran yang digunakan juga kurang bervariasi, hanya menggunakan

metode ceramah dan diskusi saja. Selain model dan metode yang digunakan guru

kurang bervariasi, siswa juga jarang sekali menggunakan sarana laboratorium.. Ini

menjadi masalah yang perlu diperhatikan oleh para guru di Indonesia.

Masalah diatas dapat mempengaruhi hasil belajar fisika siswa. Dapat

dilihat dari hasil belajar fisika siswa Semester I di SMA Swsata Krakatau Medan

dengan nilai rata-ratanya hanya 61,55. Nilai itu dikatakan masih rendah jika

dibandingkan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70.

Berdasarkan hasil angket yang disebarkan peneliti kepada siswa kelas X SMA

Swasta Krakatau Medan pada saat melakukan observasi tepat pada tanggal 01

Maret 2013, ternyata siswa mempelajari pelajaran Fisika hanya karena merupakan

mata pelajaran wajib, dari 32 orang siswa yang diberi angket 60% (20 orang

siswa) siswa mengatakan fisika itu sulit, membosankan, dan membingungkan,

20% (7 orang siswa) berpendapat fisika itu biasa biasa saja dan hanya 10% (4

(17)

4

mengatakan fisika itu sulit, membosankan, dan membingungkan, karena terlalu

banyak rumus yang dihapalkan, dan banyak simbol-simbol yang tidak dimengerti.

Slavin menelaah penelitian dan melaporkan bahwa 45 penelitian telah

dilaksanakan antara tahun 1972 sampai dengan tahun 1986, menyelidiki pengaruh

pembelajaran kooperatif terhadap hasil belajar. Dari 45 laporan tersebut, 37

diantaranya menunjukkkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

teknik-teknik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil

belajar dibandingkan pengalaman-pengalaman belajar individual atau kompetitif

(Ibrahim dkk, 2000).

Menyingkapi pernyataan diatas, model pembelajaran Cooperatif Learning

belum banyak diterapkan dalam pendidikan walaupun orang Indonesia sangat

membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat. Sebenarnya

siswa yang bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif di dorong dan di

kehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaiakan tugasnya (Lie, 2008).

Seorang guru dituntut harus dapat membangkitkan minat siswa untuk

belajar. Salah satunya adalah merencanakan dan membuat metode atau model

pembelajaran yang tepat agar siswa lebih tertarik terhadap pelajaran fisika.

Dengan demikian hasil belajar siswa lebih meningkat dan memotivasi siswa untuk

belajar. Model pembelajaran yang lebih bermakna itu adalah jika siswa dapat

mengalaminya lewat pengalaman nyata, bukan mengetahuinya secara langsung

dari orang lain. Artinya bahwa suatu pengetahuan itu diperoleh siswa setelah

membandingkan pengetahuan dasarnya dengan pengetahuan yang akan

dihadapinya. Dengan demikian model pembelajaran yang lebih bermakna adalah

pelajaran yang lebih mengutamakan strategi untuk mengetahui sesuatu dari pada

pemberian informasi langsung. Untuk itu salah satu dari langkah yang ditempuh

guru adalah mengutamakan model pembelajaran, salah satunya model

pembelajaran kooperatif tipeGroup Investigation (GI).

Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa mampu menghubungkan

(18)

5

kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk

mancapai tujuan belajar. Model pembelajaran kooperatif ini merupakan model

pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan

masalah itu dengan temannya. “...Pembelajaran kooperatif menerapkan

keterampilan kelompok dan keterampilan sosial” Ibrahim (2000) dan

“pembelajaran secara kelompok menekankan pentingnya kerja sama” Lie (2002).

Model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok Group

Investigation (GI) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif. Dalam

Model pembelajaran ini, siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan bermakna yang

dikembangkan atas dasar teori bahwa siswa akan lebih menemukan dan

memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat mendiskusikan

masalah-masalah itu dengan temannya. Dalam model pembelajaran ini siswa terlibat secara

aktif dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, siswa dituntut untuk belajar

bekerja sama dengan anggota lain dalam satu kelompok. Model pembelajaran ini

menuntut siswa berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompok tanpa memandang

latar belakang. Model pembelajaran group investigationjuga melatih siswa untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan

pendapatnya.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan dengan menerapkan model

kooperatif tipe Group Investigation (GI) diperoleh peningkatan hasil belajar

siswa. Seperti Mery (2010) yang melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Percut

Sei Tuan menyatakan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar fisika dengan

model pembelajaran kooperatif tipe GI yaitu dapat dilihat dari nilai rata-rata pretes

33,55 menjadi 70,84. Namun ada Saran dalam penelitian ini yaitu peneliti Harus

mampu memanajemen waktu. Selain itu, peneliti kurang motivasi siswa dalam

mengungkapkan pendapat. Bastian,A (2011) yang melakukan penelitian di Kelas

X Semester II SMA Negeri 1 Kecamatan Binjai T. A. 2011/2012 menyatakan

diperoleh skor rata-rata pretes kelas eksperimen 30,88 dan untuk postest diperoleh

(19)

6

lebih memberikan perhatian dan bimbingan yang lebih kepada sebagian siswa

yang kurang aktif dengan menuntun cara berfikirnya ke arah penyelesaian

permasalahan dan memperhatikan efisiensi waktu pada tahap ”investigation”,

karena pada tahap ini hampir semua kelompok belum selesai menginvestigasi

masalah sesuai dengan waktu yang diberikan. Aristiana (2008) yang melakukan

penelitian di SMP Negeri 2 Tanjung Balai, didapat bahwa pada saat diberikan

pretest, pencapaian tes hasil belajar fisika pada materi pokok Pemuaian adalah

dengan nilai rata-rata 65,5. setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan

model kooperatif tipe group investigation nilai rata-rata 80. Dan Saran dalam

penelitian ini yaitu kurangnya motivasi dan keberanian siswa dalam mengeluarkan

pendapat, efektivitas penggunaan waktu. Saran-saran dari peneliti sebelumnya

menjadi suatu pelajaran bagi peneliti berikutnya dengan cara memperbaiki

kelemahan-kelemahan tersebut.

Saran-saran peneliti sebelumnya, peneliti selanjutnya harus mampu

mengelola keadaan kelas, mampu memotivasi siswa supaya berani mengeluarkan

pendapat dan mampu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

dengan alokasi waktu yang jelas.

Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin mengadakan penelitian

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)dengan judul

“ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Berbantuan Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok

Listrik Dinamis di Kelas X Semester II SMA Swasta Krakatau Medan T.P.

2012/2013”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latarbelakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Proses pembelajaran fisika yang bersifat berpusat pada guru.

2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah

3. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika

(20)

7

1.3 Batasan Masalah

Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu dan

biaya maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun

yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas X semester Genap SMA Swasta Krakatau

Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation (GI)

3. Aktivitas dan Hasil belajar siswa pada materi pokok Listrik Dinamis di kelas X

Semester Genap SMA Swasta Krakatau Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

1.4 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan penelitian ini, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM) dengan

menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan

Pembelajaran Konvensional?

3. Apakah ada pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation ?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar (PBM)

dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep dan Pembelajaran Konvensional

(21)

8

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta

Konsep dan Pembelajaran Konvensional pada materi Listrik Dinamis.

3. Untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep terhadap hasil belajar siswa pada

materi Listrik Dinamis.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah ;

1. Sebagai informasi mengenai pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (GI) Berbantuan Peta Konsep pada materi Listrik

Dinamis.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru bidang studi untuk

mempertimbangakan penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation (GI)Berbantuan Peta Konsep dalam proses belajar mengajar.

3. Bagi peneliti, dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Peta

Konsep untuk dapat diterapkan dimasa yang akan datang.

4. Sebagai bahan perbandingan dan referensi bagi penelitian selanjutnya yang

akan mengkaji dan membahas penelitian yang sama.

1.7 Defenisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dikembangkan oleh

Shlomodan Yael Sharan di Univ.Tel Aviv, merupakan pengaturan kelas yang

umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan

pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek

kooperatif.

2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

(22)

78

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah dan Zain. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Damyanti. (2011).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.(2011). Buku Pedoman Penulisan skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepebimbingan Skripsi Program studi Pendidikan.FMIPA Unimed. Medan.

Hakim. Thursan. (2005).Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Huda. M.(2011).Cooperative Learning metode. Teknik. Struktur dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ibrahim. M.(2000).Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-UNIVERSITY PRESS.

Isjoni.(2009).Cooperative Learning.Bandung: Alfabeta.

Kanginan. Marthen. (2006).Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Lie. A.(2002).Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Kamajaya.(2005). Fisika untuk SMA kelas X Semester 2. Bandung : Grafindo Media Pratama.

M.A. Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mudjiono. (1994).Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Nurhadi. (2004).Kurikulum 2004. Jakarta: PT Gramedia Widia sarana Indonesia.

Riyanto.(2005).Hakekat Pendidikan.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ruwanto. Bambang.. (2006). Asas-Asas Fisika SMA kelas X. Yogyakrata: Yudhistira.

Roestiyah. N.K. (2004).Didaktik Metodik. Jakarta: Bumi Aksara.

Rohani. A.(2004).Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Rosdiana. (2008).Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Cita pustaka Media.

Sagala.S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

(23)

79

Sudjana. (2005).Metoda Statistik.Bandung: Tarsito.

Sudjana. Nana.(2005). Penilaian Hasil Proses Mengajar. Bandung: PT Rosdakarya .

Sumarno. Joko..(2009).Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, E. Robert.,(2010), Cooperative Learning, Nusa Media: Bandung

Supiyanto. (2006).Fisika Untuk Kelas X. Jakarta: Phibeta.

Suryasubroto.B.(2002).Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Trianto.(2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Bercak tersebut diisolasi dengan kromatografi lapis tipis preparatif, diambil bercak pita yang sama dengan harga R f dan warna yang sama dengan deteksi awal, dikerok lalu

Semua kegiatan pengadaan dan pemesanan bahan pustaka (Jurnal dan Majalah) dengan persetujuan Ketua Program Studi dan seluruh proses administrasi dilaksanakan di

Saran dari penelitian adalah guru, orang tua, praktisi kesehatan memperhatikan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi dengan memanfaatkan berbagai media

Jadi Sectio Caesaria dengan indikasi ketuan pecah dini adalah suatu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut yang dikarenakan

[r]