PENGARUH PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA
WAEPUTEH KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH
SKRIPSI
M U S D A L I F A H NIM: 105711102217
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN
PENGARUH PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA
WAEPUTEH KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh:
M U S D A L I F A H NIM: 105711102217
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021/1443 H
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(untuk urusan yang lain) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharab (Q.S. Al-Insyirah: 6- 8)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunianya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillah Rabbil’alamim
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta, orang-orang yang saya sayangi dan almamaterku
PESAN DAN KESAN
Jangan mudah putus asa hanya karena orang mencemooh.
Jadikanlah cemoohan tersebut sebuah motivasi untuk kita menggapai mimpi.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulis skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendapatan Petani Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak Miri dan Ibu Sahiba yang senantiasa member harapan, semangat, perhatian, kasih saying dan doa yang tulus. Dan saudara- saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materil maupun moral dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
viii
penghargaan yang setinggi- tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, SE., M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si, selaku ketua Program Studi Ekonomi Pembagunan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Muh. Nur Rasyid, SE., M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu A. Fitrianti, SE., M.Si, selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan asisten dosen prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Terima kasih untuk Rosmayanti
9. Terima kasih untuk teman- teman kelas EP, 17 A yang selalu belajar bersama dan memberikan dukungannya.
10. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembagunan Angkatan 2017 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis
ix
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan Skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nashrun min Allahu wa Fathun Karien, Billai fii Sabilil Haq, Fastabikul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Makassar, 28 Rabiul Akhir 1443
03 Desember 2021
Penulis,
Musdalifah
x ABSTRAK
MUSDALIFAH, 2021, Pengaruh Pendapatan Petani Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Skripsi, Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Pembimbing I Bapak Muh. Nur Rasyid dan pembimbing II Ibu A. Nur Fitrianti.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pendapatan petani kelapa sawit berpengaruh terhadap kesejahteraan petani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner yang dibagikan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan dalam pengumpulan data mencakup data primer dan data sekunder. Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode skala likert.
Hasil penelitian menunjukkan data menggunakan perhitungan statistik melalui aplikasi Statistical Package For The Social Science (SPSS) versi 22 mengenai pengaruh pendapatan petani kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah yang telah dibahas dari bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan penting yaitu pendapatan petani kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani. Dari penelitian yang dilakukan peneliti bagi para petani kelapa sawit untuk mengupayakan peningkatan pendapatan sehingga kesejahteraan petani/keluarga meningkat.
xi ABSTRACT
MUSDALIFAH, 2021, The Effect OF Palm Farmers Income on the Welfare of Farmers in Waeputeh Village, Topoyo District, Mamuju Tengah Regency. The is of Development Economics Study Program, Faculty of Economics and Business, University Muhammadiyah Makassar. Supervised By Advisor I Mr. Muh. Nur Rasyid and Advisor II, Mrs. A Nur Fitrianti.
The pupose of this study was to determine whether the income of oil palm farmers affected the welfare of farmers in Waeputeh village, Topoyo District, Mamuju tengah Regency. The type of data used in this study was quantitative data obtained from questionnaires distributed and related to the problems studied. In this study the data sources used in data collection include primary data and secondary data. The research instrument used in this study used the likert scale method.
The results show that the data uses Statistical Calculations Through The Statistical Package For The Social Science (SPSS) version 22 application regarding the effect of oil palm farmers income on the welfare of farmers in Waeputeh Village, Topoyo District, Mamuju Tengah Regency which has been discussed from the previous chapter, the authors draw important conclusions, namely the income of oil palm farmers has a positive and significant effect on the welfare of farmers. From the research conducted by researchers for oil palm famers to seek to increase income so that the welfare og farmers/families increases.
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Pendahuluan ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teori ... 7
1. Tanaman Kelapa Sawit ... 7
2. Pengerian Pendapatan ... 11
3. Konsep Kesejahteraan ... 14
a. Pengertian Kesejahteraan ... 14
xiii
b. Faktor-faktor Yang memepengaruhi kesejahteraan ... 16
B. Tinjauan Empiris ... 19
C. Kerangka Pikir ... 21
D. Hipotesis ... 22
BAB III METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23
C. Sumber Data ... 23
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 24
E. Populasi dan Sampel ... 25
F. Terknik Pengumpulan Data ... 26
G. Teknik Analisis Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 30
A. Gambaran Umum Obejek Penelitian ... 30
B. Penyajian Data ... 36
C. Pembahasan ... 45
BAB V ... 47
A. Kesimpulan ... 47
B. Saran ... 47
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR LAMPIRAN ... 5
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 1.1 Luas Area dan Produksi Kelapa Sawit Rakyat-
di Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2019 ... 3
Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 19
Tabel 3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 24
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah 32 Tabel 4.2 Jumlah Sarana Pendidikan Yang Tersedia Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah 33 Tabel 4.3 Jumlah Sarana Peribadatan ... 33
Tabel 4.4 Jumlah Sarana Kesehatan Dan Umum ... 34
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 36
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 37
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 38
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama usaha Tani ... 38
Tabel 4.9 Hasil uji Regresi ... 39
Tabel 4.10 Hasil Uji R Square ... 40
Tabel 4.11 Uji T ... 40
Tabel 4.12 Hasil One Sampel Kulmogorov- Smirnov Test ... 43
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Data ... 44
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ... 21
Gambar 2.1 Peta Desa Waeputeh ... 34
Gambar 2.2 Sruktur Desa Waeputeh ... 35
Gambar 2.3 Grafik Uji Normalitas ... 42
Gambar 2.4 Uji Heteroskeditas... 45
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting perannya dalam perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. Hal tersebut bisa dilihat dengan jelas dari peran sektor pertanian didalam menampung penduduk serta memberikan kesempatan kerja pada penduduk.
Namun sektor pertanian dapat memiliki kemampuan untuk menghasilkan surplus.
Hal ini terjadi bila produktifitas diperbesar sehingga menghasilkan pendapatan petani yang lebih tinggi dan memungkinkan untuk menabung dan mengakumulasikan modal (Sudarman, 2001).
Subsektor perkebunan mempunyai peluang yang yang sangat besar untuk di jadikan andalan ekspor. Pemabangunan di bidang perkebunan di arahkan untuk lebih mempercepat laju pertumbuhan produksi baik dari perkebunan besar, swasta maupun perkebunan negara. Peran sektor perkebunan yang demikian besar bagi peningkatan pendapatan petani dan penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri serta sebagai sember devisa negara.
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi sektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan penyediaan bahan baku untuk industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah di dalam negeri dan ekspor CPO yang menghasilkan devisa. Dari sisi upaya pelestarian lingkungan hidup, tanaman kelapa sawit yang merupakan tanaman tahunan berbentuk pohon (tree crops) dapat beperan dalam
penyerapan efek gas rumah kaca seperti (CO2), dan mampu menghasilkan O2 atau jasa lingkungan lainnya seperti konservasi biodiversity atau eko-wisata.
Selain itu tanaman kelapa sawit juga menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam menu penduduk negeri, sehingga kelangkaannya di pasar domestik berpengaruh sangat nyata dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat (Fauzi et al, 2005).
Prospek pengembangan kelapa sawit perkebunan rakyat sangat di tentukan oleh adanya kebijakan ekonomi yang memihak kepada rakyat, agar mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat. Pengembangan perkebunan rakyat di yakini tidak saja akan menigkatkan kesejahteraan rakyat, bahkan dapat meningkatkan devisa negara, penyerapan tenaga kerja baik pada sektor industri hulu yaitu perkebunan itu sendiri maupun industry hilirnya. Komoditi kelapa sawit berbeda dengan komoditi perkebunan lain, kerena memerlukan pabrik yang dekat dengan petani, agar buah yang dihasilkan dapat segar dikirim kepabrik (dalam waktu ± 24 jam) supaya kualitas minyak tidak mengandung asam lemak yang tinggi (Mubyanto et al, 2004).
Tujuan berusahatani adalah mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya dan pemilihan penggunaan faktor produksi. Keuntungan dapat ditinggatkan dengan cara meminimumkan biaya dengan mempertahankan tingkat penerimaan yang di peroleh dan meningkatkan total penerimaan dengan mempertahankan total biaya tetap.
Namun, permasalahan yang yang masih membelit perkebunan kelapa sawit adalah perhatian petani yang masih kurang dalam hal melakukan kegiatan pemeliharaan usaha kebun kelapa sawitnya. Akibatnya produktivitas yang dihasilkan masih rendah dibandingkan dengan negara-negara produsen sawit
lainnya. Permasalahan lainnya yang di hadapi penani kelapa sawit adalah harga TBS (Tandan Buah Segar) yang sangat berpengaruh pada ketidakstabilan pendapatan petani. Pada kondisi demikian, petani akan berusaha memperoleh
Pertumbuhan luas areal tanaman kelapa sawit yang sangat pesat dengan peningkatan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) yang signifikan sektor perkebunan mendorong direkomendasikannya subsector perkebunan kelapa sawit sebagai sebagai salah satu prioritas utama dalam pengembangan pembangunan ekonomi di Desa Weputeh Kecamatan Topopyo Kabupaten Mamuju Tengah. Permasalahan yang muncul berikutanya yang menarik untuk dibahas adalah apakah produksi member dampak positif terhadap penapatan agribisnis kelapa sawit tentunya perkebunan kelapa sawit milik rakyat.
Perkebunan kelapa sawit milik rakyat dapat memberikan pendapatan yang optimal, jika penggunaan faktor-faktor produksi digunakan secara efisien. Oleh karena itu, permasalahan yang di bahas selanjutnya dalam penelitian ini bagaimana tingkat pendapatan petani dari hasil penjualan kelapa sawit tersebut.
Usaha tani kelapa sawit pola swadayadijadikan sumber pendapatan pokok petani dan juga untuk pendapatan tambahan bagi masyarakat yang mempunyai mata pencarian pokok lainya seperti berdangan, pegawai negeri dan lain-lainnya.
Tabel 1.1 Luas Area dan Produksi Kelapa Sawit Rakyat Di Kabupaten Mamuju Tengah Tahun 2019.
No Kabupaten Luas Area
(ha)
Produksi Ton/ha
1 Mamuju 10.643 12.896
2 Pasangkayu 100.085 142.976
3 Mamuju Tengah 42.035 96.578
Jumlah 152.763 252.450
Sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Barat 2020
Tabel 1.1 dapat di ketahui bahwa luas area tanaman Kelapa sawit terbesar berada di daerah pasangkayu sebesar 100.085 ha dengan produksi 142.976 ton, di susul oleh Kabupaten Mamuju Tengah dengan luas 42.035 dengan produksi 96. 578 ton dan Mamuju dengan luas 10.643 dengan produksi 12.896 ton.
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu yang dibudidayakan di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo yang merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat di Desa Waeputeh. Tanama kelapa sawit mulai dikembangkan dari peralihan tanaman karet. Dimana tanaman karet yang dikembangkan dulu tidak memberikan hasil produksi yang tinggi sehingga perusahaan karet diambil alih oleh perusahaan sawit.
Desa Waeputeh merupakan salah satu desa yang memiliki potensi tanaman pangan dan perkebunan. Daerah ini sangat subur dan banyak penduduknya yang menggantukan pekerjaan dari hasil pertanian, sehingga peran sektor pertanian ini sangan penting di Desa Waeputeh. Hingga saat ini tanaman kelapa sawit merupakan tanaman andalan di Desa Waeputeh yang memberikan pendapatan masyarakat yang lebih baik dan terjamin dibandingkan dengan tanaman pertanian lainnya seperti padi, kakao dan jeruk.
Pendapatan petani merupakan merupakan ukuran pendapatan yang diterima oleh petani dari usaha taninya. Dalam analisis usaha tani, pendapatan petani digunakan sebagai indikator penting karena merupakan sember utama dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. Faktor pendapatan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan pola konsumsi, dimana pendapatan merupakan ukuran hasil yang diterima petani dari usaha taninya.
Kesejahteraan menggambarkan kepuasan seseorang karena mengkonsumsi pendapatan yang diperoleh pengukuran kesejateraan dapat dilakukan terhadap kemampuan kelurga dalam memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan dan kebutuhan yang bersifat kebendaan lainnya. peningkatan kesejahteraan petani tidak saja di pengaruhi faktor-faktor terkait dengan pertanian tetapi juga faktor-faktor non pertanian. Peningkatan petani memiliki beberapa dimensi baik dari sisi produktivitas usahatani maupun dari sistem kerja sama lintas sektoral dan daerah (Sukirno.2013:25).
Tingkat kesejahteraan petani itu sendiri pun dilihat dari seberapa besar pendapatan yang didapat serta dikelola agar dapat terjamin kesejahteraan mereka, mengingat pendapatan yang diterima sebagai petani kelapa sawit tidak selalu tetap karena harga Tandan Buah Segar (TBS) yang tidak stabil/naik turun.
Hal ini menjadi kendala utama kedalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Berdasarkan uraian di atas yang telah di kemukakan penulis tertarik melakukan penelitian dalam bentuk skripsi Dengan Judul “Pengaruh Pendapatan Petani Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Petani Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah Apakah Pendapatan Petani Kelapa Sawit Di Desa Waeputeh Berpengaruh Terhadap Kesejahteraan Petani ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mengetahui apakah pendapatan petani kelapa sawit di Desa Waeputeh berpengaruh terhadap kesejahteraan petani.
D. Manfaat Penelitian
Dengan tercapainnya tujuan-tujuan penelitian tersebut , ada beberapa kegunaan manfaat yang dapat diambil yaitu:
1. Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata (S1) pada program studi Ekonomi Pembangunan.
2. Menambah ilmu pengetahuan khususnya masyarakat yang memperoleh pendapatan dari sektor perkebunan kelapa sawit.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Tanaman Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis Guinensis Jacq) termasuk gologan tumbuhan palma yang berasal dari Afrika. Dalam perekonomian Indonesia, komoditi kelapa sawit memegang peran yang cukup strategis kerena komoditas ini mempunyai prospek yang cukup cerah sebagai sumber devisa. Disamping itu minyak kelapa sawit merupakan bahan baku utama minyak goreng yang banyak dipakai diseluruh dunia, sehingga secara terus menerus mampu menjaga stabilitas harga minyak sawit. Komoditas ini mampu pula mencitakan kesempatan kerja yang luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Zen, 2006:25).
Kelapa sawit merupakan jenis tanaman yang multiguna karena dapat memberikan aneka hasil atau manfaat yang cukup besar. Selain menghasilkan minyak sawit dan minyak inti sawit, dari tanaman kelapa sawit juga dapat diperoleh bahan biodiesel, bungkil sawit dan lumpur sawitnya dapat dimanfaatkan untuk bahan penyekat atau campuran pakan ternak, tandan kosongnya untuk bahan baku kertas dan bahan baku pupuk, kayu pohonnya untuk dinding rumah, serta pulp kayunya digunakan untuk bahan baku kertas.
Oleh karena itu nilai manfaatnya yang begitu banyak, tanaman kelapa sawit banyak dilirik oleh pengusaha untuk dibudidayakan. Semakin melambungnya harga crude palm oil (CPO) juga menjadi alasan bagi para investor untuk menanamkan modalnya di perkebunan kelapa sawit. Tidak hanya pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang gencar memperluas areal perkebunan kelapa sawit, beberapa perusahaan swasta juga terus
mengembangkan usahanya di bidang kelapa sawit. Perusahaan inti rakya (PIR) juga turut menyumbang produksi kelapa sawit bagi Indonesia sehingga nilai devisa yang diperoleh Negara melambung tinggi (Sukamto, 2008).
Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak yang berasal dari daging buah warna merah, jenis minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oil (CPO). Sedangkan minyak yang kedua berasal dari dari ini kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal sebagai minyak inti kelapa sawit atau palm kernel oil (PKO) (Mangoensoekarjo, 2005).
Menurut Mangoensoekarjo (2005), produk kelapa sawit dapat di kelompokkan dalam:
a. Bahan Makanan
Minyak kelapa sawit mengandung kaloro yang cukup tinggi dan mengandung sejumlah vitamin antara lain pro-vitamin A (Beta Karotena), tokoferol sebagai sumber pro-vitamin E, dan tokotrienol. Minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit yang di gunakan sebagai bahan pangan yang diperoleh memalui proses fraksinasi, rafinasi dan hidrogenasi. Minyak kelapa sawit mengandung kolestrol rendah. minyak kelapa sawit yang dimurnikan (refined) menjadi minyak goring kandungan kolestrolnya akan turun smapai pada tingkat yang tidak membahayakan kesehatan manusia. Telah dibuktikan bahwa minyak goring kelapa sawit, terutama minyak goring merah (red cooking red) cenderung mengurangi terjadinya thrombosis pada urat nadi, tidak menigkatkan tekanan darah tinggi, dan tidak menimbulkan kanker.
b. Bahan Non Makan
Minyak kelapa sawit dapat dipakai untuk bahan industri berat ataupun ringan antara lain untuk industri penyemakan kulit agar menjadi lebih lembut dan
fleksibel. Dalam industry tekstil minyak sawit dipakai sabagai minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi, pada industri kawat dipakai dalam cold rolling dan fluxing agent, dapa industri perak sebagai bahan flotasi pada pemisahan biji tembaga dan cobalt. Pada industry ringan minyak kelapa sawit dipakai sebagai sabun, detergen, semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan lain-lain. C.
c. Bahan Kosmetik dan Farmasi
Minyak kelapa sawit selain untuk industry bahan makanan dan non makan juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk industri kosmetik dan industry farmasi. Minyak kelapa sawit banyak dipakai untuk pembuatan shampo, krim (cream), minyak rambut, sabun cair, lipstick dan lain-lain. Minyak kelapa mengandung beta-karotena yang cukup tinggi banyak dipakai untuk obat kanker paru-paru dan kanker payudara, dan juga berfungsi sebagai pembentuk vitamin A dalam tubuh manusia.
d. Pemanfaatan Limbah
Limbah dari kelapa sawit dapat berupa limbah cair dan limbah padat antara lain sabut, cangkang dan tandan kosong (janjang kosong). limbah cair dapat dimanfaatkan untuk penghasil energi, melalui pembuatan biogas dengan bantuan jasa renik. Sedangkan limah padat umunya dipakai sebagai sumber energy untuk bahan bakar pabrik. Tandan kosong juga dapat diproses menjadi furfural dan alkohol. Furfural yang dipisahkan dari selulosa melalui proses hidrolisis, dapat dipakai sebagai pakan ternak. Tandan kosong juaga dapat diproses menjadi pulp untuk pembuatan kertas dan pupuk kompos. Batang kelapa sawit dapat dijadikan kayu bangunan dan perabot.
Tanaman kelapa sawit menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dura, pisifera, dan tenera. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang
tebal (6-8 mm) sehingga memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak pertandannya berkisar 18%. Kelapa sawit jenis pisifera tidak mempunyai cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Sedangkan hibrida dari dura (induk) x pisifera (jantan) yaitu tenera. Tenera mempunyai cangkang tipis (0,5-4 mm) dan dikelilingi oleh cincin-cincin serat pada mesocarp. Varietas tenera lebih disukai untuk penanaman komersil karena kandungan minyak di dalam mesocarp-nya lebih tinggi daripada dura. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging perbuahnya mencapai 90 % dan kandungan minyak pertandannya dapat mencapai 28%.
2. Indikator Keberhasilan petani
Salah satu indikator yang yang dapat digunakan untuk melihat tingkat kesejahteraan petani adalah pendapatan. Besarnya pendapatan yang diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat produksi, identitas usaha, pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja. Apabila pendapatan petani semakin besar maka kesejahteraan petani juga akan meningkat (Hermanto1994:
56). Agar kesejahteraan petani menjadi lebih baik mereka perlu memperoleh pendapatan yang lebih besar.
Dalam melakukan kegiatan usahatani, petani dapat berharap dapat meningkatakan pendapatannya sehingga kebutuhannya hidup sehari-hari dapat terpenuhi (Soekartawi. 2000:8).
3. Pengertian Pendapatan
Pendapatan adalah hasil pencarian usaha, perolehan sesuatu yang didapatkan (W.J.S Poerwadarminta 1996: 225). Pendapatan adalah barang- barang dan jasa yang dipengaruhi tingkat hidupnya (Sumitro Djojohadikusumo :53). Pengertian ini memberikan gambaran bahwa pendapatan merupakan sejumlah hasil yang diterima atau diperoleh dalam periode tertentu, baik bentuk material maupun non material yang mempengaruhi tingkat kehidupan seseorang.
Pendapatan meliputi sember-sumber ekonomi yang diterima perusahaan dari transaksi penjualan barang dan menyerahkan jasa kepada pihak lain (Sukirno. 1982: 102)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja usaha atau sebagainnya (Departemen Pendidikan dan +kebudayaan.1998:185).
Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah uang yang di terima oleh perorangan, perusahaan atau organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi ongkos dan laba (BN. Marbun. 2003:230).
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam waktu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitik beratkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Pendapatan didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumahtangga selama jangka waktu tertentu.
Pendapatan terdiri dari upah atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan dari kekayaan. Nitisemito menyatakan bahwa jumlah pendapatan yang di terima mempunyai pengaruh terhadap semangat kerja. Semakin besar pendapatan (gaji) yang diberikan, semakin tercukupi kebutuhan mereka. Pengertian ini
sejalan dengan yang di kemukakan Hasibuan yaitu bahwa pendapatan adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima seseorang sebagai imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan atau tempat dia bekerja. Pendapatan seseorang juga dapat didefinisikan sebagai banyaknya penerimaan yang dinilai dengan satuan mata uang yang dihasilkan seseorang atau suatu bangsa dalam periode tertentu.
Pendapatan dapat diartikan sebagi total penerimaan yang diperoleh dalam waktu periode tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-faktor produksi yang telah disumbangkan (Reksoprianto. 2004: 79).
Pendapatan masyarakat adalah penerimaan atau gaji jasa dari hasil usaha yang diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan pendapatan dari usaha sampingan adalah pendapatan tambahan yang merupakan penerimaan lain dari luar pekerjaan pokok. Pendapatan sampingan dapat menambah pendapatan pokok.
Pendapatan petani dibagi menjadi tiga bagian :
a) Pendapatan on farm yaitu pendapatan yang diterima dari hasil usaha taninya sendiri.
b) Pendapatan off farm yaitu pendapatan usaha tani yang diterima dari luar usahataninya, sendiri seperti menjadi buruh bangunan, buruh angkut dan buruh pabrik.
c) Pendapatan non farm adalah pendapatan usahatani yang diterima dari luar sektor pertanian seperti pedangang dan warung.
Semakin baik pengalaman berusaha seseorang maka semakin berpeluang dalam meningkatkan pendapatan. Karena seseorang atau kelompok memiliki keterampilan dalam mengkatkan aktifitas sehingga pendapatan turut bertambah.
Menurut Boediono (2003:150) Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pendapatan seseorang, diantaranya adalah:
a) Jumlah faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber dari hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan.
b) Harga perunit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar produksi.
c) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai pekerja sampingan.
Pendapatan dapat juga diartikan sebagai kebutuhan dan keinginan tidak terbatas jumlahnya, hanya saja kebutuhan dan keinginan tersebut dibatasi dengan jumlah pendapatan yang diterima oleh seseorang (Pitma Pratiwi.2015:21). Pendapatan yang diterima oleh masyarakat tentu berbeda- beda antar satu dengan yang lainnya. hal ini disebabkan berbedanya jenis pekerjaan yang dilakukan. Perbedaan pekerjaan tersebut dilatar belakangi oleh tingkat pendidikan, skill, dan pengalaman bekerja. Jenis pekerjaan masyarakat bermacam-macam seperti, bertani, nelayan, buruh, pedagang, dan juga berkerja di sektor pemerintah maupun swasta (Pitma Pratiwi. 2015: 22).
Menurut Bramastuti (2009:42) ada beberapa indikator pendapatan:
1. Pendapatan yang diterima perbulan.
2. Pekerjaan
3. Anggaran biaya sekolah
4. Beban keluarga yang ditanggung.
4. Pengertian Pendapatan Petani
Pendapatan petani dapat didefinisikan sebagai hasil yang diterima oleh seseorang dari hasil menggarap lahan pertanian guna memenuhi kebutuhan hidupnya.
Bagi para petani, tanah merupakan salah satu unsur produksi yang sangat menentukan keberhasilan usaha tani sekaligus sebagai sumber penghasilan petani. Selain dari hasil usahatani yang diusahakan petani juga memperoleh penghasilan bekerja di luar sektor non usahatani seperti buruh, dagang dan pekerjaan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang di miliki.
Tolak ukur untuk yang sangat penting untuk melihat kesejahteraan petani adalah pendapatan rumah tangga, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan tergantung dari pendapatan petani (A.T Mosher. 2013: 83).
Besarnya pendapatan petani akan mempengaruhi kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seperti, pangan, sandang, papan, dan kesehatan.
5. Konsep Kesejahteraan a. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah rasa tentram yang dirasa oleh seseorang atau kelompok akibat terpenuhinya keinginan hidup lahir dan batin. Kesejahteraan didasarkan pada standar universal yang menyangkut kesehatan, sandang, pangan dan papan, sedangkan kesejahteraan batin menyangkut presepsi yang bersifat intelektual, emosional ataupun spiritual (Maeswara 2009).
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kata sejahtera (kata dasar dari kesejahteraan ) berarti keadaan aman, aman, sentosa dan makmur. Kementrian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat memberi pengertian sejahtera yaitu suatu kondisi masyarakat telah terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kebutuhan dasar tersebut berupa kecukupan dan mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan lapangan pekerjaan dan kebutuhan dasar lainya, seperti lingkungan yang bersih aman dan nyaman. Juga terpenuhinya hak asasi dan partisipasi serta terwujudnya masyarakat beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Fahruddin A. 2012:40)
Pengertian kesejahteraan menurut UU tentang Kesejahteraan yakni suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan bagi warga Negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat, serta menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia sesuai dengan pancasila. Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi, dimana kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Maka setiap individu membutuhkan kondisi yang sejahtera, baik sejahtera dalam materiil dan dalam hal non materil sehingga dapat terciptanya suasana yang harmonis dalam bermasyarakat.
(Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1976 Pasal 2 ayat 1).
Sebagaimana yang kita ketahui, negara Indonesia masih memiliki banyak warga negara yang miskin. Warga negara yang miskin membutuhkan sekali modal untuk dapat miningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa dan makmur dan dapat berarti terlepas dari gangguan. Sedangkan
kesejahteraan diartikan dengan hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan dan ketentraman. Selanjutnya definisi kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makan, pakaian, tempat tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya (Ikhwan Abidin Basri. 2005:24).
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan
Tingkat kesejahteraan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendapatan, pengeluaran, pola konsumsi, tingkat pendidikan, tempat tinggal dan kesehatan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan tersebut adalah (A.T. Mosher. 2013:63) :
1) Tingkat Pendapatan
Hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka presentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak berubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera.
Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.
2) Tingkat Pengeluaran
Pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.
Pendapatan berkurang, masyarakat tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya simpanan.
Apabila pendapatan bertambah maka konsumsi mereka akan juga akan bertambah dan simpanan mereka juga akan ikut bertambah.
3) Pola Konsumsi
Pola konsumsi merupakan salah satu faktor penting dalam kesejahteraan. Besar kecilnya proporsi pengeluaran untuk konsumsi makanan terhadap seluruh pengeluaran rumah tangga/keluarga dapat memberikan gambaran kesejahteraan rumahtangga tersebut.
Pola konsumsi merupakan tingkat kebutuhan seseorang atau rumah tangga untuk jangka waktu tertentu yang akan dipenuhi keberhasilannya. Pada umumnya orang akan mendahulukan kebutuhan pokok, sehingga orang yang berpenghasilannya rendah pola konsumsinya berbeda dengan pola konsumsi orang yang berpenghasilan tinggi.
Dampak dari usaha tani kebun kelapa sawit tersebut dilihat dari perbedaan pendapatan yang yang dapat mempengaruhi pendapatan yang dapat mempengaruhi pola konsumsi. Sehingga dengan adanya usaha tani kebun kelapa sawit tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan daya beli masyarakat baik untuk
kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder, serta terjadinya perbedaan konsumsi, investasi ,SDM dan kegiatan sosial.
4) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam mengukur tingkat kesejahteraan. Namun yang dilihat tidak hanya tingkatnya, tapi juga kualitasnya.
5) Tempat Tinggal
Tempat tinggal dalam arti rumah dan lokasi dimana rumah itu berada. Yang harus difokuskan adalah kualitas dan bentuk. Dalam hal ini yang dimaksud kulitas adalah dari bahan-bahan bangunan yang digunakan dan kualitas rumah juga dilihat dari sisi kenyamanan, kesehatan dan keselamatan.
6) Kesehatan
Seperti halnya pendidikan, kesehatan juga menjadi salah satu aspek penting terhadap pengukuran kesejahteraan. Dua komponen penting yang harus diukur dalam kesejahteraan. Pertama, akses ke pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau. Kedua, kondisi kesehatan rata-rata masyarakat.
B. Tinjauan Empiris
Dari judul penelitian tentang Analisis Pendapatan Petani Kelapa Sawit peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul tersebut yang diuraikan dibawah ini.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Nama Judul
Penelitian Metode Hasil Penelitian 1. Irman
Ramadaini (2019)
Pengaruh Tingkat Pendapatan Petani Keret Terhadap Kesejahteraan Keluarga.
Regresi Linear Sederhan a
Berdasarkan hasil penelitian ini adalah pendapatan sangat memiliki pengaru terhadapa kesejahteraan keluarga tersebut dilihat dari hasil uji T yang menunjukan sebesar 4.031 dengan nilai sifnifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Dimana >
atau 3,065>2,051 maka dengan ini menyatakan menerima Ha dan menolak Ho dengan kata lain bahwa ada pengaruh yang signifikan antara tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan keluarga.
2. Firman, Adi Suyanto dan Dewi Kurniati (2018)
Analisis Tingkat Pendapatan dan
Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit
Kuantitatif Dari perhitungan uji t tingkat pendapatan petani kelapa sawit setelah lunas kredit lebih tinggi dibandingkan sebelum lunas kredit petani kelapa sawit terhadap PT.SDK III hal ini dapat dilihat pada uji t diperoleh t hitung >t tabel yaitu sebesar 12,245 dan t tabel pada 0,5 sebesar 2,708 yang artinya tolak HO dan terima H1.
Tingkat kesejahteraan di ukur dengan menggunakan indikator tingkat kesejahteraan beras.
Dari pendapatan setara beras dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit di desa mararai satu dapat dikatakan sejahtera.
3.
Dewi Sinta (2019)
Analisis Pendapatan Usaha dan Tingkat
Kesejahteraan RumahTangga Petani Kelapa Sawit di Kecamatan Budong- budong Kabupaten Mamuju Tengah
Mix methods pendekat an
kuantitatif
1. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
pendapatan usahatani kelapa sawit di Kecamatan Budong- Budong Kebupaten Mamuju Tengah sebesar Rp 9.809.930/bulan
2. Pendapatan usahatani sangat berpenaruh terhadap tingkat kesehahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di Kecamatan Budong-budong Kabupaten Mamuju Tengah dan petani sangat bersyukur karena dari hasil usahatani kelapa sawit mereka bisa menyekolahkan anak-
anaknya sampai
keperguruan tinggi.
4. Arjun Dedi Putra (2019)
Pengaruh Pendapatan dan
Pengeluaran Petani Kelapa Sawit
Terhadap Kesejahteraan Keluarga Di Desa Suko Awin Jaya Kecamatan Sekernan Kabupaten Muaro Jambi
Deskriptif kuantitatif
Hasil penelitian ini dibantu dengan bantuan SPSS16.0, dengan hasil sebagai berikut:
1. Pendapatan petani berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga. Hal ini menunjukkan dengan nilai t-hitung >t-tabel yaitu 5,460>1.666 dan nilai signifikan dihasilkan 0,000 <
0,05.
2. Pengeluaran petani berpengaruh positif terhadap kesejahteraan keluarga. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t- hitung >t-tabel yaitu 12,019>
1.666 dan nilai signifikan dihasilkan 0,000< 0,05.
5. Nova Yolanda Hasibuan (2019)
Pengaruh Harga Sawit dan
Produktivitas Terhadap Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit Di Desa Siamporik Kecamatan Kualuh Selatan Kabupaten Labuhan Batu Utara
Deskriptif kuantitatif
1. Pengaruh variabel harga kelapa sawit terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit adalah sebesar 0,074 satu satuan dengan nilai t- hitung> t-tabel (2,976>
1,663) dan nilai taraf signifikan < 0,05 (0,008<
0,05).
2. Pengaruh variabel produktifitas terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit adalah sebesar 0,405 dengan nilai t-hitung> t-tabel (4,294>1,663) dan taraf signifikan < 0,05 (0,000<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel produktifitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan petani kelapa sawit.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian merupakan suatu hubungan atau kaintan antara konsep satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti..
Kerangka ini didapatkan dari tinjauan pustaka penelitian yang merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Penelitian Pendapatan
(X) Indikator
1. Sumber pendapatan yang diterima perbulan.
2. Pekerjaan
3. Anggaran biaya sekolah.
(Bramastuti 2009:42)
Kesejahteraan Petani (Y)
Indikator 1. Tempat Tinggal 2. Pola Konsumsi 3. Kesehatan
(BPS 2014)
D. Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai barikut:
Diduga bahwa pendapatan petani kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan petani di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan data kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsiakam suatu keadaan, peristiwa, objek apakah orang, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan angka-angka maupun kata-kata (Sugiono. 2006:54)
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis (Sugiono. 2017:8).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada para petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2021. Lokasi penelitian ini dipilih karena Desa Waeputeh merupakan salah satu daerah penghasil kelapa sawit di Sulawesi Barat, selain Kabupaten Pasangkayu.
C. Sumber Data 3. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya dan diberikan kepada pengumpul data atau peneliti diolah sendiri untuk dimafaatkan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden yaitu petani kelapa
sawit yang ada di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju tengah.
4. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data yang diperoleh dari instansi terkait adalah dari kantor Desa Waeputeh.
D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional yaitu suatu definisi yang diberikan kepada variabel dengan memberikan arti dari suatu operasi yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
No Variabel Definisi Indikator
1. Pendapatan (X)
Pendapatan didefinisikan sebagai jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumahtangga selama jangka waktu tertentu.
5. Sumber
pendapatan yang diterima perbulan.
6. Pekerjaan.
7. Anggaran biaya sekolah.
2. Kesejahteraan petani
(Y)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kesejahteraan itu adalah keadaan aman, sentosa dan makmur. sementara itu kesejahteraan adalah suatu kondisi seseorang telah terpenuhi kebutuhan dasarnya.
1. Tempat tinggal 2. Pola konsumsi 3. Kesehatan
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Dalam satu penelitian dibutuhkan populasi sebagai sasaran untuk memperoleh data dan informasi untuk menjawab permasalahan penelitian.
Dalam hubungannya dengan objek penelitian, jumlah petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah berjumlah 340 orang, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua petani kelap sawit yang berada di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diambil dengan cara mereduksi objek penelitian yang dianggap resprentatif (mewakili) terhadap populasi. Jika subjek berada dalam lingkup yang sangat besar maka dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25%. Dilihat dari kemampuan tenaga, dana dan waktu peneliti maka jumlah sampel yang diambil yaitu 10% dari dari jumlah total petani kelapa sawit yaitu sebanyak 34 orang dari 340 orang. Sedangkan cara pengambilan sampel di lakukan secara acak sederhana (simple random sampling).
Sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 10% sehingga sampel dari populasi penelitian sebanyak 34 orang. Dan penarikan sampel dilakukan dengan cara mendatangi rumah-rumah responden (petani kelapa sawit) yang akan diteliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : 1. Kuesioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respon untuk dijawab (Sugiono. 2017:142). Pertanyaan/pernyataan yang akan diajaukan kepada responden adalah masyarakat petani kelapa sawit dengan pertanyaan/pernyataan yang telah disiapkan, cara ini digunakan untuk mengumpulkan data primer.
Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Skala likert pada umumnya menggunakan 5 (lima) angka penelitian yaitu:
1. Sangat setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu-ragu 3 4. Tidak setuju 2 5. Sangat tidak setuju 1
2. Dokumentasi.
Pengumpulan data dengan dokumentasi dimaksud untuk memperoleh data sekunder keadaan geografis dan demografis Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan statistik deskriptif yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsiskan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiono.2017:147). Penyajian data yang digunakan adalah tabel.
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lainnya, yaitu dengan hal ini variabel bebas dan indevendent variabel, sedangkan yang dipengaruhi disebut variabel terikat atau indevenden variabel.
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menguji sifat hubungan sebab akibat antara variabel independent (X) terhadap variabel dependen (Y) yang diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Y =a + bX Keterangan :
Y = kesejahteraan Petani X = Pendapatan Petani a = Konstan
b = angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau pun penurunan variabel independent.
Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini : a = (Ʃ . (Ʃ – Ʃ Ʃ
n.Ʃ
b =
3. Uji Determinasi ( )
Koefisien determinasi yaitu merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar ragam naik turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linear X. hasil hasil dari analisis ini diyatakan dalam presentase batas-batas determinasi sebagai berikut : 0 < > 1. Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi, maka dapat dihitung dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya di kalikan dengan 100% (Sugiono. 2017:154).
4. Uji T
Uji t di gunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali. 2005). Pengambilan keputusan ini dilakukan berdasarkan perbandingan niali signifikan dari nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan tingkat signifikan yang telah ditentukan, yaitu sebesar 5% (a= 0,05).
a. Jika nilai signifikan < 0,05 maka variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.
b. Jika nilai signifikan > 0,05 maka variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara singnifikan.
5. Uji Asumsi Klasik
Pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi- asumsi klasik yang merupakan dasar dalam model regresi linear.
a. Uji Normalitas Data
Ghozali (2005) dalam uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolineritas dilakukan untuk melihat apakah variabel yang saling berkorelasi pada variabel bebas. Jika terjadi korelasi maka terdapat masalah multikolineritas sehingga model regresi tidak dapat digunakan.
c. Uji Heteroskeditas
Uji Heteroskeditas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan kepengamatan lain tetep, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskeditas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskeditas.
30 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Letak Geografis
Desa waeputeh merupakan salah satu wilayah desa yang terletak tempatnya di Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Jarak desa waeputeh dari pusat kota Kabupaten Mamuju Tengah selitar 2,5 km.
Wilayah Desa Waeputeh beada pada wilayah dataran rendah sekitar 1500 mdpl, dengan stuktur tanah yang padat dan mempunyai suasana yang sejuk pada malam hari sehingga cocok sebagai daerah pertanian dan pekebunan.
Secara administratif Desa Waeputeh berbatasan dengan : 1. Desa Tappilina : sebalah utara
2. Desa Tangkau : sebelah Timur 3. Desa Kabubu : sebelah selatan dan 4. Desa Sinabatta : sebelah barat.
Desa Waeputeh terbagi atas 3 dusun yaitu dusun wono dadi, mekar sari dan dusun wono dadi. Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah mempunyai luas wilayah 195.000 ha/ dengan bagian sebagai berikut
2. Kondisi Demografis a. Keadaan Penduduk
Kondidsi umum kehidupan masyarakat petani masih tradisional. Nilai gotong-royong masih nampak, kehidupan sosial masyarakat penuh kekeluargaan. Secara umum proses pencarian nafkah lebih didominasi oleh
kaum laki-laki, sedangkan perempuan pada tatanan masyarakat lebih bertugas didapur dan mengurusi anak.
Kehidupan masyarakat di Desa waeputeh Kecamatan Topoyo kabupaten Mamuju Tengah pada umumnya bersifat heterogen karena Desa Waeputeh didiami oleh berbagai suku dimana penduduknya adalah dari etnis Jawa, Bugis, Enrekang, dan Mandar. Meskipun berlatar belakang yang beragam suku namun suasana dalam kehidupan sehari-hari sangatlah rukun, damai, kekeluargaan dan kompak satu sama lain.
Sebagian besar penduduk berpropesi sebagai petani, pekerjaan lain yang dilakukan lain petani adalah pengusaha, berdagang, buruh tani, peternak guru dan ada pula yang berprofesi sebagai pengawai negeri sipil. Adapula warga yang membuka warung dirumahnya. Untuk menambah hasil pendapatan. Barang- barang yang perjual belikan adalah barang kebutuhan sehari-hari dan yang sering dikonsumsi warga setempat.
b. Jumlah Penduduk
Penduduk adalah sejumlah orang yang mendiami suatu wilayah. Mereka menetap dan membangun kebudayaan (adat istiadat) sebagai hasil interaksi kehidupan sehari-hari. Dalam pembagiannya, secara umum dibagi atas penduduk laki-laki dan penduduk perempuan.
Tabel dibawah ini menyajikan data mengenai jumlah penduduk Desa Waeputeh, data jumlah penduduk ini merupakan data yang tersaji dari pemerintah Desa Waeputeh.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabuoaten Mamuju Tengah.
No Jenis Kelamin Jumlah ( Jiwa ) Presentase (%)
1. Laki-laki 689 52,56%
2. Perempuan 622 47,44%
Jumlah 1.311 100%
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021
3. Keadaan Sarana dan Prasarana
Lancarnya suatu perekonomian suatu daerah sangat dipengaruhi oleh jumlah sarana dan prasarana yang terdapat pada daerah tersebut, baik sarana bangunan maupun sarana perhubungan. Jika suatu daerah mempunyai sarana yang memadai serta ditunjang oleh sumber daya alam yang cukup, maka kegiatan perekonomian pada tersebubut berjalan lancar. Sarana perhubungan dan komunikasi dapat membantu mempercepat informasi segala macam yang berhubungan dengan perekonomian. Sarana dibidang kesehatan sangat diperlukan dalam mengelolah perekonomian agar berjalam lancar.
a. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan mempunyai peran penting dalam menunjang pembangunan daerah di segala bidang, selai itu pendidikan juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui secara terperinci jumlah dan jenis sarana pendidikan di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah, dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 4.2 Jumlah Sarana Pendidikan Yang Tersedia di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.
No Jenis Sarana Jumlah (Buah) Presentase (%)
1. TK 1 25
2. SD 1 25
3. SMA 1 25
4. SMK 1 25
Jumlah 4 100%
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021
b. Sarana Peribadatan
Di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah memiliki beberapa tempat ibadah lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 4.3 Jumlah Sarana Peribadatan
No Jenis Sarana Jumlah (Buah)
1. Masjid 2
2. Musholah 7
3. Gereja 1
4. Wihara 1
Jumlah 11
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021
c. Sarana Kesehatan dan Umum
Sarana kesehatan merupakan tempat penunjang kesehatan bagi seluruh Desa Waeputeh. Beberapa sarana kesehatan yang ada di Desa Waeputeh lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Jumlah Sarana Kesehatan Dan Umum
No Sarana Jumlah (Buah)
1. Lapangan 1
2. Posyandu 1
3. Kuburan 1
4. KUA 1
Jumlah 4
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021
Gambar 2.1 Peta Wilayah Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat, 2019.
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021
B. Struktur Organisasi
Gambar 2.2 Stuktur Organisasi Desa Waeputeh
Sumber : Kantor Desa Waeputeh 2021 KEPALA DESA
KEPALA SEKSI PEMERINTAHAN
KEPALA SEKSI PELAYANAN KEPALA SEKSI
KESEJAHTERAAN
SEKERTARIAT DESA
KAUR KEUANGAN
KAUR UMUM KAUR
PERENCANAAN
MASYARAKAT KEPALA DUSUN
WONO SARI
KEPALA DUSUN MEKAR SARI
KEPALA DUSUN WONO DADI
C. Hasil Penelitian 1. Deskriptif Data
Pengumpulan data pada penelitian dilaksanakan dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan atau pernyataan tertulis yang diajukan kepada responden. Data penelitian ini mencakup data variabel bebas dan data veriabel terikat yaitu pendapatan petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupataen Mamuju Tengah, sedangkan data variabel terikat adalah kesejahteraan petani. Untuk mendeskripsikan dan menguji variabel bebas dan terikat digunakan sampel sebanyak 34 responden yang terdiri dari masyarakat petani kelapa sawit.
Selain data variabel penelitian, diperoleh juga informasi mengenai karakteristik responden. Untuk lebih jelasnya, disajikan deskripsi data secara terperinci sebagai berikut:
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian ini terdiri dari para petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Adapun karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.5 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase %
Laki-laki 34 100%
Perempuan 0 0
Total 34 100
Sumber : Data primer telah di olah 2021
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 34 responden semuanya adalah responden laki-laki yaitu sebanyak 34 orang (100%). Dalam penelitian ini tidak terdapat responden wanita karena mayoritas petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamatan Topoyo Kabupaten mamuju Tengah adalah laki-laki, sedangkan perempuan lebih banyak menjadi ibu rumah tangga atau sebagai pedagang.
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia yang di sajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Presentase (%)
39 – 45 7 20,6%
46 – 52 18 53,0%
53 – 59 9 26,4%
Total 34 100%
Sumber : Data primer telah di olah 2021
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa dari 34 responden, sebanyak 5 orang berada pada usia 39-47 tahun (23,6%), sedangkan pada usia 48-56 tahun (44%) sebanyak 15 orang dan sebanyak 11 orang berada pada usia 57-65 tahun (32,3%). Secara keseluruhan rata-rata petani kelapa sawit di Desa Waeputeh Kecamata Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah berada pada usia 48-56 tahun.
c. Deskripsi Responden Bedasarkan Luas Lahan
Karakteristik responden berdasarkan luas lahan yang disajikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan
Luas Lahan Frekuensi Presentase (%)
2-3 21 61,8%
3-5 9 26,4%
6-7 11 11,8%
Total 34 100%
Data primer telah diolah 2021
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa luas lahan yang dimiliki petani adalah 2-3 ha sebanyak 21 orang (61,8%), sedangkan 9 orang (%26,4) memiliki luas lahan 3-5 ha dan 11 orang (11,8%) memiliki luas lahan 6-7 ha.
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Berusaha Tani
Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan pengalaman berusaha tani yang di jelaskan pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha tani No Lama Usaha Tani
(Tahun)
Jumlah (Orang)
Presentase (%)
1 15-19 8 23,6
2 20-24 19 55,8
3 25-29 7 20,6
Total 34 100%
Data primer telah di olah 2021
Berdasarkan tabel 4.4. menunjukan bahwa kisaran lama usaha tani petani responden antara 15-19 tahun sebanyak 8 orang (23,6), kisaran lama
usaha tani petani responden antara 20-24 tahun sebanyak 19 orang (55,8) dan kirasan lama usaha tani petani responden antara 25-29 tahun sebanyak 7 orang (20,6%). Secara keseluruhan rata- rata lama usaha tani petani kelapa sawit di Desa Waeputeh sekitar 20-24 tahun.
2. Uji Regresi Sederhana
Regresi linear sederhana adalah metode statistic yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara variabel pendapatan (X) tehadap variabel akibatnya kesejahteraan (Y). Umumnya dilambangkan dengan X atau predictor ,sedangkan variabel akibat dilambangkan dengan Y atau disebut juga dengan respons.
Tabel 4. 9 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta B
Std.
Error
1 (Constant) 4.639 3.497 1.327 .194
pendapatan (X) .768 .134 .713 5.748 .000
a Dependent Variable: kesejahteraan (Y)
berdasarkan tabel 4.5 diatas, diperoleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut Y= 4.639 + 0.768 X persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai berikut:
1. Konstanta 4.639
Jika variabel pendapatan petani dianggap sama dengan nol, maka variabel kesejahteraan petani sebesar 4.639
2. Koefisien X = 0,768
Jika variabel pendapatan petani mengalami kenaikan sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikan variabel kesejahteraan petani sebesar 0.768.
3. Uji Koefisien Determinasi ( )
koefisien determinasi digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh independen pendapatan petani (X) terhadap variabel dependen kesejahteraan petani (Y).
Tabel 4.10 Hasil Uji R Square
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .713(a) .508 .493 1.22157
a Predictors: (Constant), pendapatan (X)
Berdasarkan pada tabel 4.6 diatas diperoleh nilai R Square ( ) adalah 0,508. Hasil ini berarti bahwa 50,5% tingkat kesejahteraan petani dipengaruhi oleh tingkat pendapatan petani, atau dengan kata lain variabel pendapatan mampu menjelaskan variabel kesejahteraan petani sebesar 50,8. sedangkan sisanya sebesar 47,2 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak di teliti dalam penelitian saat ini.
4. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya signifikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual dengan menganggap variabel lain bersifat konstanta. Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kepercayaan = 95% atau a (0,05) dengan derajat kebebasan (df) = n-k-1 =34-1- 1=32, diperoleh t tabel sebesar 2,036
Tabel 4.11 Uji t
Coefficients(a) Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta B
Std.
Error
1 (Constant) 4.639 3.497 1.327 .194
pendapatan (X)
.768 .134 .713 5.748 .000
a Dependent Variable: kesejahteraan (Y)