• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Program Studi Pendidikan Matematika."

Copied!
301
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL PEMAHAMAN KONSEP DAN ARGUMENTASI MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA ANGKATAN 2019 KELAS MATRIKULASI

C DALAM MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT NEGATIF

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Fransiska Anggriany Ina Putri Nim : 161414072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

(2)

i

HALAM AN J UDUL

PROFIL PEMAHAMAN KONSEP DAN ARGUMENTASI MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA ANGKATAN 2019 KELAS MATRIKULASI

C DALAM MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT NEGATIF

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Fransiska Anggriany Ina Putri Nim : 161414072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2020

(3)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.

(1 Petrus 5:7)

Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu

(R. A Kartini)

Berkat setiap orang itu selalu ada, hanya saja yang berbeda itu waktu untuk kita menerimanya.

(Nia Putri)

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, keluargaku, dan almamaterku tercinta Universitas Sanata Dharma

Terimakasih atas segala doa dan dukungan yang senantiasa menyertaiku

(4)

vii ABSTRAK

Fransiska Anggriany Ina Putri. 161414072. 2020. “Profil Pemahaman Konsep dan Argumentasi Matematika Dasar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Asal Kabupaten Mappi Papua Angkatan 2019 Kelas Matrikulasi C dalam Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif”.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mendeskripsikan pemahaman konsep matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

(2) Mendeskripsikan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. (3) Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek Penelitian ini adalah mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi yang mengikuti Program Matrikulasi kelas C Tahun Akademik 2019/2020. Jumlah mahasiswa Mappi program matrikulasi kelas C adalah 24 mahasiswa. Instrumen penelitian ini adalah tes tertulis, wawancara, observasi, dan catatan dan refleksi tutor. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif.

Hasil penelitian ini meliputi (1) Pemahaman konsep dalam mengerjakan soal langsung, yaitu (a) Mahasiswa dapat menggunakan data/unsur-unsur yang sesuai dengan soal sebanyak 85% (b) Mahasiswa dapat menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan konsep yang benar sebanyak 33.75% (c) Mahasiswa dapat menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan konsep yang benar sebanyak 24.25%.

Pemahaman konsep dalam mengerjakan soal cerita yaitu (a) Mahasiswa mengerjakan secara sistematis sebanyak 67% (b) Mahasiswa menuliskan diketahui dan ditanya dengan benar sebanyak 79% (c) Menentukan operasi yang tepat untuk solusi penyelesaian soal sebanyak 29% (d) Mahasiswa menuliskan konsep dalam menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan benar sebanyak 17%. (2) Argumentasi matematika dasar pada soal langsung yaitu (a) Mahasiswa menuliskan proses/cara dalam menyelesaikan soal sebanyak 61% (b) Mahasiswa menuliskan proses dalam menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif dengan benar sebanyak 14% (c) Mahasiswa salah menuliskan proses dalam menentukan hasil penjumlahan bilangan bulat negatif sebanyak 46% (d) Mahasiswa menuliskan proses dalam menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif dengan benar sebanyak 19% (e) Mahasiswa salah menuliskan proses dalam menentukan hasil pengurangan bilangan bulat negatif sebanyak 43%. Argumentasi matematika dasar pada soal cerita yaitu (a) Mahasiswa mampu mengidentifikasi informasi dan mampu menyatakan informasi apa saja yang ada pada soal (menuliskan dengan lengkap yang diketahui dan ditanya) sebanyak 71% (b) Mahasiswa mampu memberikan alasan sebagai pembenaran dari pernyataan yang disertai dengan bukti sebanyak 12.5%. (3) Penyebab kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yaitu kesulitan dalam menyelesaikan soal, tidak mengetahui makna tanda bilangan, kesulitan dalam soal cerita, konteks bahasa kurang dipahami, kurangnya pemahaman terhadap materi yang dipelajari, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan memahami soal yang diberikan, kesulitan dalam menemukan ide sehingga terfokus pada operasi disoal, dan langkah penyelesaian dianggap tidak penting.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Argumentasi Matematika Dasar, Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif, dan Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif.

(5)

viii ABSTRACT

Fransiska Anggriany Ina Putri. 161414072. 2020. "Profile of Understanding Concepts and Basic Mathematical Arguments of Sanata Dharma Batch 2019 Students of Matriculation Class C from Mappi Regency Papua in the Subject of Addition and Subtraction of Negative Integers".

This research aims to: (1) Describing the understanding of basic mathematics concepts of batch 2019 USD students from Mappi Regency Papua of matriculation class C in the subject of addition and subtraction of negative integers. (2) Describing the basic mathematics arguments of batch 2019 USD students from Mappi Regency Papua of matriculation class C in the subject of addition and subtraction of negative integers. (3) Identifying the factors that cause errors in solving addition and subtraction of negative integers.

This is a descriptive-qualitative research. The research subjects are USD students from Mappi Regency that attend matriculation course and belong to class C from the academic year of 2019/2020. There are 24 Mappi students attending class C of Matriculation course. The instruments used in this research are written test, interview, observation, and tutor's note and reflection. The analysis technique used in this research is qualitative data analysis.

The findings on: (1) understanding of concept in solving immediate problems, are; (a) Students were able to use data/elements that are appropriate to the problems as much 85% (b) Students were able to determine the result of the addition of negative integers with the appropriate concept as much 33.75% (c) Students were able to determine the result of the subtraction of negative integers with the appropriate concept as much 24.25%.

Understanding of concept in solving essay problems are; (a) Students woeked systematically as much 67% (b) Students wrote down "diketahui" dan "ditanya" correctly as much 79% (c) Students were able to determine the appropriate operation to solve the problems as much 29% (d) Students wrote down the concepts of determining the result of subtracting negative integers correctly as much 17%. (2) Basic mathematical argumentations on immediate problems, are; (a) Students wrote down process to solve the problems as much 61% (b) Students wrote down process on solving negative integer additions correctly as much 14% (c) Students wrote down process on solving negative integer additions incorrectly as much 46% (d) Students wrote down process on solving negative integer subtractions correctly as much 19% (e) Students wrote down process on solving negative integer subtraction incorrectly as much 43%. Basic mathematical argumentations on essay problems, are; (a) Students were able to identify information and able to state what information are exist on the problem (wrote down “diketahui” and

“ditanya”) as much 71% (b) Students were able to give arguments with evidences (wrote down the correct processes) as much 12.5%. (3) Factors that cause errors in solving problem related to addition and subtraction of negative integers are difficulty in solving problems, not knowing the meaning of numbers, difficulty in story matter, lack of understood language context, lack of understanding of the material being studied, difficulty concentrating, difficulty understanding given problems, difficulty in finding ideas so that they are focused on the operation of the problem, and the completion step is considered not important.

Keywords: Concept understanding, basic mathematical argumentations, addition of negative integers dan subtraction of negative integers.

(6)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. Profil Pendidikan di Kabupaten Mappi ... 10

B. Pemahaman Konsep ... 11

C. Argumentasi Matematika Dasar ... 14

D. Pendidikan untuk Orang Dewasa (Andragogi)... 17

E. Analisis Kesalahan ... 21

F. Faktor Penyebab Kesalahan ... 23

G. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 24

H. Penelitian yang Relevan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian ... 31

(7)

xii

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 32

C. Subyek dan Objek Penelitian... 32

D. Bentuk Data ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 33

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 35

G. Teknik Analisis Data ... 39

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 42

I. Jadwal Penelitian ... 43

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 44

A. Data Penelitian... 44

B. Analisis Data Penelitian ... 76

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 96

A. Hasil Penelitian... 96

B. Pembahasan ... 111

C. Refleksi ... 123

D. Keterbatasan Penelitian ... 127

BAB VI PENUTUP ... 128

A. Kesimpulan ... 128

B. Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN ... L1

(8)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Pola Argumentasi dan Indikatornya... 16

Tabel 2. 2 Pola Argumentasi dan Indikator untuk Penelitian ... 17

Tabel 2. 3 Jenis Kesalahan dan Indikatornya ... 22

Tabel 3. 1 KD, Indikator dan Soal Tes II ... 35

Tabel 3. 2 KD, Indikator dan Soal Tes III Kelas C ... 36

Tabel 3. 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi... 37

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Tutor ... 37

Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi... 38

Tabel 3. 6 Pedoman Wawancara Tutor ... 38

Tabel 3. 7 Letak Soal yang Dianalisis... 41

Tabel 3. 8 Perencanaan Pelaksanaan Penelitian ... 43

Tabel 4. 1 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes II Kelas C Nomor 2c Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 49

Tabel 4. 2 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes II Kelas C Nomor 3b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 52

Tabel 4. 3 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes III Kelas C Nomor 2b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 54

Tabel 4. 4 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes II Kelas C Nomor 3c Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 56

Tabel 4. 5 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes III Kelas C Nomor 2a Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 59

Tabel 4. 6 Hasil Pekerjaan dan Deskripsi Tes III Kelas C Nomor 6 Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 62

Tabel 4. 7 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Kelas C Nomor 2c Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 77

Tabel 4. 8 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Kelas C Nomor 3b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 78

Tabel 4. 9 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes III Kelas C Nomor 2b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 80

Tabel 4. 10 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Kelas C Nomor 3c Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 81

Tabel 4. 11 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasisiwa Tes III Kelas C Nomor 2a Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 83

Tabel 4. 12 Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes III Kelas C Nomor 6 Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 84

Tabel 5. 1 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 2a Kelas C ... 96

Tabel 5. 2 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 2c Kelas C ... 97

Tabel 5. 3 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 3b Kelas C ... 97

(9)

xiv

Tabel 5. 4 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2b Kelas C ... 97 Tabel 5. 5 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2c

Kelas C ... 98 Tabel 5. 6 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2d

Kelas C ... 98 Tabel 5. 7 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 2b

Kelas D ... 98 Tabel 5. 8 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 3a

Kelas C ... 99 Tabel 5. 9 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes II Nomor 3c

Kelas C ... 99 Tabel 5. 10 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2a

Kelas C... 99 Tabel 5. 11 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2e

Kelas C... 100 Tabel 5. 12 Pemahaman Konsep pada Soal Langsung Tes III Nomor 2f

Kelas C... 100 Tabel 5. 13 Rata-rata Keseluruhan Pemahaman Konsep pada Soal Langsung ... 100 Tabel 5. 14 Pemahaman Konsep pada Soal Cerita Tes III Nomor 6 Kelas C

Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 101 Tabel 5. 15 Rata-rata Keseluruhan Pemahaman Konsep pada Soal Cerita

Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 101 Tabel 5. 16 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 2a Kelas C ... 102 Tabel 5. 17 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 2c Kelas C ... 103 Tabel 5. 18 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 3b Kelas C ... 103 Tabel 5. 19 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2b Kelas C ... 104 Tabel 5. 20 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2c Kelas ... 104 Tabel 5. 21 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2d Kelas C ... 105 Tabel 5. 22 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 2b Kelas C ... 105 Tabel 5. 23 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 3a Kelas C ... 106 Tabel 5. 24 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes II

Nomor 3c Kelas C ... 106 Tabel 5. 25 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2a Kelas C ... 107

(10)

xv

Tabel 5. 26 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2e Kelas C ... 107 Tabel 5. 27 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Langsung Tes III

Nomor 2f Kelas C ... 108 Tabel 5. 28 Rata-rata Keseluruhan Argumentasi Matematika Dasar pada Soal

Langsung... 108 Tabel 5. 29 Argumentasi Matematika Dasar pada Soal Cerita Tes III Nomor 6

Kelas C Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 109 Tabel 5. 30 Rata-rata Keseluruhan Argumentasi Matematika Dasar pada Soal

Cerita Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 109

(11)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Contoh Kesalahan dalam Pengerjaan Soal ... 4

Gambar 1. 2 Contoh Kesalahan dalam Pengerjaan Soal ... 4

Gambar 4. 1 Soal Tes II Kelas C Nomor 2 dan 3 Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 45

Gambar 4. 2 Soal Tes III Kelas C Nomor 2 Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 46

Gambar 4. 3 Soal Tes III Kelas C Nomor 6 Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif ... 47

Gambar 4. 4 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Nomor 2c Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 87

Gambar 4. 5 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Nomor 3b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 87

Gambar 4. 6 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes III Nomor 2b Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif... 88

Gambar 4. 7 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes II Nomor 3c Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 88

Gambar 4. 8 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes III Nomor 2a Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 89

Gambar 4. 9 Skema Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa Tes III Nomor 6 Materi Operasi Pengurangan Bilangan Bulat Negatif... 89

Gambar 5. 1 Contoh Jawaban Mahasiswa dapat Menentukan Hasil Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dengan Konsep yang Benar... 112

Gambar 5. 2 Contoh Jawaban Mahasiswa dapat Menentukan Hasil Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dengan Konsep yang Benar... 112

Gambar 5. 3 Contoh Hasil Pekerjaan dengan Proses yang Benar... 116

Gambar 5. 4 Contoh Kesalahan Proses dalam menyederhanakan Operasi ... 116

Gambar 5. 5 Contoh Hasil Pekerjaan dengan Proses yang Benar... 117

Gambar 5. 6 Contoh Kesalahan dalam menyederhanakan Operasi ... 118

Gambar 5. 7 Contoh Hasil Pekerjaan yang Menuliskan dengan Lengkap yang Diketahui dan Ditanya... 119

Gambar 5. 8 Contoh Hasil Pekerjaan yang Langsung Menjawab... 119

Gambar 5. 9 Contoh Hasil Pekerjaan yang Polanya Susah Dipahami ... 120

(12)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Soal Tes Mahasiswa ... L2 Lampiran 2 Hasil dan Deskripsi Pekerjaan Mahasiswa ... L4 Lampiran 3 Catatan dan Refleksi Tutor ... L98 Lampiran 4 Analisis Data... L117 Lampiran 5 Skema Kode Deskripsi ... L147 Lampiran 6 Surat Ijin ... L154 Lampiran 7 Dokumentasi ... L156

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam negara.

Pendidikan berperan aktif untuk memajukan dan mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi setiap peserta didik agar menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. (UU Nomor 20 Tahun 2003).

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan mutu perkembangan individu, karena pendidikan dengan mutu yang baik tentunya akan melahirkan individu yang memiliki pengetahuan dan potensi baik dalam sikap, keterampilan, serta tingkah laku. Dalam perkembangannya, pendidikan disetiap daerah berbeda-beda yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Salah faktor penyebab dari rendahnya pendidikan adalah kurangnya pemerataan tenaga pendidik di daerah-daerah terpencil yang dapat berakibat pada rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM). Papua merupakan salah satu wilayah yang membutuhkan perhatian khusus dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidikan. (https://suarapapua.com)

(14)

Pembangunan pendidikan menjadi program prioritas Kristosimus Agawemu dan Jaya Ibnu Su’ud sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mappi Kondisi dan kualitas pendidikan selama ini masih timpang akibat minimnya tenaga pengajar di kampung-kampung. Merujuk kepada data Dinas Pendidikan Mappi, kabupaten ini memiliki sebanyak 1.700 guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Mereka tersebar di 153 SD, dan 24 SMP.

Kekurangan guru terutama dialami di sekolah dasar. Kondisi ini mengakibatkan kualitas pendidik menurun di Mappi. Jika kualitas pendidik menurun maka akan berdampak pada mutu Pendidikan di Kabupaten Mappi. Rendahnya mutu Pendidikan tersebut akan berdampak pula pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Mappi. (https://www.jubi.co.id/)

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemda Mappi untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang ada adalah bersama dengan Universitas Sanata Dharma merancang suatu program dalam rangka mempersiapkan dan mendidik para mahasiswa dari Kabupaten Mappi, Papua untuk menjadi seorang pendidik.

Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Mappi Provinsi Papua dengan Universitas Sanata Dharma (USD) terjalin sejak tahun 2018. Program yang dirancang oleh Pemda Mappi dan Universitas Sanata Dharma, ini diawali dengan kegiatan matrikulasi bagi 106 mahasiswa Mappi. Kegiatan matrikulasi ini dilaksanakan selama 1 tahun dengan tujuan mahasiswa Mappi dibekali dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap sehingga dapat menunjang pembelajaran reguler dalam perkuliahan.

(15)

Dalam kegiatan matrikulasi akan dibahas berbagai pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran matematika. Matematika merupakan pelajaran yang selalu ada disetiap jenjang pendidikan baik itu SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis, sehingga diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam pelajaran matematika.

Proses pembelajaran diawali dengan pemberian pretest yang berkaitan dengan kemampuan matematika dasar dalam menyelesaikan soal-soal matematika materi Sekolah Dasar (SD). Hasil yang diperoleh dari prestest kurang baik dengan nilai terendah 0 dan nilai tertingginya adalah 67, yang memperoleh nilai 67 hanya 1 orang dari 106 mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi di lapangan terhadap mahasiswa Mappi di USD, pemahaman konsep mahasiswa Mappi terkait materi bilangan bulat negatif sangat kurang. Hal ini terlihat ketika tutor memberikan contoh soal " − 3 + (−2)" dengan menggunakan garis bilangan dan hampir sebagian siswa merasa kesulitan dalam menjawab contoh soal ini dan ketika tutor memberikan kesempatan mahasiswa Mappi untuk berpendapat, ada yang berpendapat bahwa hasil adalah −1.

Berdasarkan hasil wawancara, jawaban tersebut diperoleh dari −3 − 2, alasan yang diberikan juga tidak tepat. Jawaban dari mahasiswa yakni "-1"

menggambarkan pemahaman konsep dari mahasiswa dan proses " − 3 + (−2) = −3 − 2" menggambarkan argumentasi matematika dasar dari mahasiswa. Ketika diberi penjelasan lebih lanjut dan diberikan soal latihan lanjutan terkait materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

(16)

negatif, mahasiswa Mappi masih banyak yang merasa kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Contoh kesalahannya disajikan dalam gambar berikut:

Gambar 1. 1 Contoh Kesalahan dalam Pengerjaan Soal

Gambar 1. 2 Contoh Kesalahan dalam Pengerjaan Soal

Secara umum, di Sekolah Dasar kelas 2, 3, 4 dan 5 materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif masih menjadi materi yang cukup sulit dipahami. Materi ini memuat bilangan bulat negatif yang membuat siswa pada umumnya kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

Dalam penelitian Elmiati (2018), pembelajaran penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif hampir tidak menjadi masalah di Kelas V SDN.

No.040/XI Koto Limau Manis. Namun, siswa mulai merasa kesulitan apabila penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif.

Penelitan ini menunjukkan bahwa pada umumnya siswa masih banyak mengalami kesulitan dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

Berdasarkan informasi di atas, peneliti memandang perlu untuk menganalisis lebih mendalam mengenai profil pemahaman konsep dan

(17)

argumentasi matematika dasar topik operasi bilangan bulat. Oleh karena itu, penelitian ini dirasa penting untuk dilakukan agar dapat diperoleh informasi profil pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar, khususnya topik operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan negatif dapat ditingkatkan untuk angkatan saat ini dan dapat menjadi ped oman untuk mahasiswa Mappi di masa yang akan datang. Pada penelitian tahun 2018 dengan subjek Mahasiswa Mappi, yang dilakukan oleh Yustina Dwi Astuti (2019) diperoleh bahwa kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal terkait topik operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif yang menjawab dengan benar untuk soal langsung sebanyak 60.5% dan yang menjawab benar untuk soal cerita sebanyak 54.1% dan penelitian yang dilakukan oleh Magdalena Rosario Mega Sanusi (2019) diperoleh bahwa pemahaman konsep mahasiswa terkait topik operasi bilangan bulat dengan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 60. Berdasarkan kedua penelitian tersebut, peneliti ingin meneliti yang terfokus pada materi operasi penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan bulat negatif. Peneliti ingin melihat bagaimana pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa Mappi dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Pemahaman konsep dilihat dari bagaimana mahasiswa menjawab soal dengan topik operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif dan argumentasi dilihat dari proses mahasiswa dalam memberikan jawaban.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini adalah penelitian payung yang dilakukan bersama-sama dalam satu tim. Anggota tim terdiri 7

(18)

orang yaitu peneliti, Yosmi Rambu Kabida Lawi (161414090), Brigitta Staryolla Bara Cynthia (161414027), Caecilia Yessie Shinta (161414041), Agusta Mekar Rosa Mawarni (161414017), Claudia Cecaria Ayu Utami (161414035) dan Fendy Febriyanto (161414081). Tim peneliti bekerja sama dalam memperoleh data dari kegiatan matrikulasi berupa jawaban-jawaban tes I, tes II, dan tes III mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi. Dari hasil jawaban- jawaban tersebut diperoleh bahwa mahasiswa asal Kabupaten Mappi masih kesulitan dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif merupakan topik yang masih sulit untuk dipahami oleh mahasiswa asal Kabupaten Mappi. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa asal Kabupaten Mappi pada topik operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman konsep matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif?

2. Bagaimana profil argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif?

(19)

3. Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan pemahaman matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

2. Mendeskripsikan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi Papua angkatan 2019 kelas matrikulasi C dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti

Memacu penelitian lebih lanjut mengenai kemampuan matematika dasar mahasiswa Papua dari kabupaten yang lain dengan adanya gambaran dan deskripsi kemampuan pemahaman matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi.

(20)

2. Manfaat bagi kampus

Memberikan landasan bagi pengembangan tutorial di masa yang akan datang dan dapat menjadi referensi dalam program kerjasama.

E. Batasan Istilah 1. Matrikulasi

Matrikulasi adalah sebuah program penyetaraan ilmu atau pengenalan kampus yang biasanya didapat oleh mahasiswa baru.

2. Profil

Profil adalah sebuah gambaran singkat tentang seseorang, organisasi, benda lembaga ataupun wilayah. Cara menulis profil yang baik ditulis secara singkat dan jelas dan dapat menggambarkan sesuatu yang kita tulis baik itu berupa seseorang benda lembaga ataupun wilayah.

3. Pemahaman Konsep

Pemahaman konsep yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang diperolehnya baik dalam bentuk verbal maupun tulisan kepada orang lain dan tidak hanya sekedar mengingat atau mengetahui ilmu tersebut sehingga orang lain tersebut benar-benar mengerti apa yang disampaikan.

4. Argumentasi

Kemampuan berargumentasi adalah suatu kecakapan yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan alasan-alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat dengan mengajukan bukti-bukti

(21)

menggunakan prinsip-prinsip logika sehingga orang lain percaya pada pendapat atau alasan

5. Operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif

Operasi penjumlahan adalah proses melakukan penggabungan antara himpunan-himpunan yang ada menjadi suatu kumpulan dan yang dimaksudkan dengan hasil dari operasi tersebut adalah jumlah anggota atau himpunan yang baru, berupa hasil penggabungan kumpulan yang dimaksud.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud operasi penjumlahan bilangan bulat negatif yakni operasi penjumlahan yang melibatkan bilangan bulat negatif.

Operasi pengurangan adalah proses, cara, atau perbuatan mengambil suatu angka dari angka tertentu. Dalam penelitian ini, yang dimaksud operasi pengurangan bilangan bulat negatif yakni operasi penjumlahan yang melibatkan bilangan bulat negatif.

6. Pendidikan untuk orang dewasa

Pendidikan untuk orang dewasa atau andragogi adalah pendidikan dengan metode belajar yang diterapkan pada orang dewasa dengan tujuan membantu mereka belajar.

(22)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profil Pendidikan di Kabupaten Mappi

Dalam Term of Reference (ToR) “Pendidikan Untuk Kemajuan Papua” Program Guru Penggerak Daerah Terpencil Kabupaten Mappi Tahun 2017 (http://gtpapua.wg.ugm.ac.id/gpdt/wp-content/uploads/2017/09/GPDT- Mappi_Term-of-Reference-ToR-Update-20170902.pdf), disebutkan bahwa,

“Kabupaten Mappi merupakan salah satu wilayah di Provinsi Papua yang merupakan Pemekaran dari Kabupaten Merauke pada tahun 2002. Meskipun Kabupaten Mappi telah menjadi Daerah Otonom Baru selama 15 tahun, namun pembangunan Kabupaten Mappi belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dalam Peraturan Presiden nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019 Mappi masih termasuk kategori daerah tertinggal. Penetapan Mappi sebagai daerah tertinggal salah satunya dikarenakan kualitas SDM yang rendah. Selain itu, IPM Kabupaten Mappi tergolong masih rendah, yaitu 56.11 (Capaian Kinerja Pembangunan Provinsi Papua, 2015). Rendahnya IPM disebabkan oleh rendahnya akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan di Kabupaten Mappi. Akibatnya, pembangunan pendidikan di Kabupaten Mappi masih tertinggal jauh dibandingkan daerah lain di wilayah pantai Papua, terlebih bila dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia yang lebih maju”.

(23)

Jumlah tenaga Guru tingkat SD di Kabupaten Mappi hingga saat ini masih sangat terbatas dan belum mampu memenuhi kebutuhan sesuai standar ketenagaan. Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mappi, dari jumlah kebutuhan guru SD sebanyak 960 guru untuk layanan pendidikan di 162 Kampung realitas hingga saat ini baru mencapai 400 Iebih guru atau masih kurang sekitar 500 guru dari total kebutuhan. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mappi Maria Gorety Letsoin kepada RRI saat meninjau SD Inpres Kampung Waging distrik Nambioman Bapai mengakui kondisi objektif tentang ketenagaan di kampung-kampung.

(http://rri.co.id/post/berita/673326/daerah/jumlah_guru_sd_di_kabupaten_ma ppi_sangat_minim_dan_terbatas.html)

Pembangunan pendidikan menjadi program prioritas Kristosimus Agawemu dan Jaya Ibnu Su’ud sebagai Bupati dan Wakil Bupati Mappi.

Kondisi dan kualitas pendidikan selama ini masih timpang akibat minimnya tenaga pengajar di kampung-kampung. Merujuk kepada data Dinas Pendidikan Mappi, kabupaten ini memiliki sebanyak 1.700 guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP). Mereka tersebar di 153 SD, dan 24 SMP.

Kekurangan guru terutama dialami di sekolah dasar. Kondisi ini mengakibatkan kualitas pendidik menurun di Mappi. (https://www.jubi.co.id/)

B. Pemahaman Konsep

Suharsimi Arikunto (dalam Kusmanto & Marliyana, 2014) dan mengatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah bagaimana seseorang mempertahankan, membedakan menduga (extimates), menerangkan,

(24)

memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan kembali dan memperkirakan. Dengan pemahaman siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Utomo, 2017) pemahaman adalah kemampuan untuk menginterpretasi atau mengulang informasi dengan menggunakan Bahasa sendiri. (Djali, 2009:77)

Menurut Driver (dalam Tulla, 2015) pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau suatu tindakan. Dari pengertian ini ada tiga aspek pemahaman, yaitu: (1) kemampuan mengenal; (2) kemampuan menjelaskan; (3) kemampuan menginterpretasikan atau menarik kesimpulan.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan dari seseorang untuk menjelaskan materi yang diajar dengan Bahasa sendiri sesuai yang dipahami. Pemahaman tidak sekedar tahu, namun dapat menerapkan apa yang sudah dipahami.

Pollatsek dan Skemp (dalam Aripin, 2015) pemahaman dibedakan dua tingkat yaitu:

1. Pemahaman instrumental merupakan kemampuan hafal konsep ataupun rumus dan menerapkannya dalam perhitungan sederhana tanpa ada kaitan dengan konsep lain. Kemampuan ini tergolong pada kemampuan berfikir matematis tingkat rendah.

2. Pemahaman relasional merupakan kemampuan mengkaitkan satu konsep atau prinsip dengan konsep atau prinsip lainnya. Kemampuan ini tergolong kemampuan tingkat tinggi.

(25)

Indikator dari pemahaman relasional menurut Skemp, mengacu pada indikator pemahaman menurut Kilpatrick dan Findell (dalam Aripin, 2015) yaitu:

1. Kemampuan menyatakan ulang konsep dan menerapkan konsep secara alogaritma.

2. Kemampuan mengklasifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang telah membentuk konsep tersebut.

3. Kemampuan memberikan contoh dari konsep yang dipelajari dan menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika.

4. Kemampuan mengaitkan berbagai konsep matematika.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk pemahaman konsep menurut Salimi (dalam Fahrudhin dkk 2018) indikator pemahaman konsep meliputi:

a. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan b. Membuat contoh dan non contoh penyangkal

c. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol d. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain

e. Mengenal bagian makna dan interpretasi konsep

f. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang menentukan suatu konsep

g. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.

Dalam penelitian ini, indikator pemahaman konsep yang digunakan adalah indikator soal yang telah dimuat dalam kisi-kisi soal tes dimana soal tes

(26)

tersebut telah diujikan kepada Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C. Indikator ini digunakan karena pertimbangan kondisi dan kemampuan yang dimiliki oleh Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C. Indikator soal juga digunakan karena dalam pembuatan kisi-kisi soal tersebut telah disesuaikan dengan kebutuhan Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C.

Menurut Sanusi (2019), indikator soal dapat digunakan untuk mengukur pemahaman konsep yang dimiliki dan siswa dikatakan memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika jika dia dapat merumuskan strategi penyelesaian, menerapkan perhitungan sederhana, menggunakan simbol untuk mempresentasikan konsep, dan mengubah suatu bentuk ke bentuk lain dalam materi matematika yang telah diajarkan. Berdasarkan pernyataan di atas, dalam penelitian ini untuk mengukur pemahaman konsep yang dimiliki Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C berkaitan dengan materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif menggunakan indikator soal yang tedapat pada setiap nomor soal..

C. Argumentasi Matematika Dasar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), argumentasi adalah alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Argumentasi merupakan karangan yang membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran dari sebuah pernyataan (statement). Nursisto (1999: 43) menyatakan bahwa argumentasi adalah karangan yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau

(27)

gagasan. Argumentasi adalah proses pembuatan argumen yang dimaksudkan untuk mempertahankan anggapan, nilai, dan tingkah laku yang dipercaya benar, sehingga dapat memengaruhi orang lain (Ekanara, 2018). Karangan argumentasi memuat argumen, yaitu berupa bukti dan alasan sehingga dapat meyakinkan orang lain bahwa pendapat yang disampaikan benar.

Dalam matematika, menurut Erduran dkk (dalam Ayu K. & Baiq Rika, 2019) argumentasi sangat diperlukan untuk pemahaman konsep peserta d idik dan agar peserta didik dapat menjelaskan secara logis dan memutuskan cara atau penyelesaian yang tepat untuk menyelesaikan permasalahannya. Pada penyelesaian soal matematika peserta didik dituntut untuk merumuskan masalah, memilih strategi yang tepat, menggunakan argumen-argumen mengenai kebenaran dari solusi yang ia berikan dalam proses penyelesaian soal (dalam Hartatian, 2011).

Terdapat beberapa pola argumentasi peserta didik dapat digunakan mengidentifikasi pola argumentasi peserta didik, yaitu pola argumentasi Toulmin dan pola argumentasi Mc. Neill & Krajcik (dalam Handayani, 2015).

Pola argumentasi Toulmin terdiri dari 6 aspek yaitu:

1. data: peserta didik mampu mengidentifikasi informasi dan mampu menyatakan informasi apa saja yang ada pada tiap langkah penyelesaian.

2. claim: peserta didik mampu menyatakan langkah mana yang benar dan langkah mana yang salah.

3. warrant: peserta didik mampu memberikan alasan mengenai claim yang dikeluarkan peserta didik.

(28)

4. backing: peserta didik mampu memberikan bukti untuk mendukung warrant.

5. qualifier: peserta didik mampu menunjukan tingkat keyakinan akan claim yang diberikan.

6. rebuttal: peserta didik mampu menolak pernyataan dan menjelaskan kondisi dimana pernyataan tersebut tidak berlaku.

Menurut Ayu K. & Baiq Rika (2019) mengungkapkan bahwa pola dan indikator argumentasi sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Pola Argumentasi dan Indikatornya

Pola Argumentasi Indikator

Data

Peserta didik mampu

mengidentifikasi informasi dan mampu menyatakan informasi apa saja yang ada pada soal dan pada tiap langkah penyelesaian.

Claim

Peserta didik mampu memberikan pernyataan untuk menjawab permasalahan yang diberikan.

Evidence

Peserta didik mampu menunjukkan data yang mampu mendukung pernyataan yang dikemukakan.

Reasoning

Peserta didik mampu memberikan alasan sebagai pembenaran dari pernyataan yang disertai dengan bukti Rebuttal

Peserta didik mampu menolak pernyataan dan menjelaskan kondisi dimana pernyataan tersebut tidak berlaku.

Rendahnya kemampuan argumentasi peserta didik ditandai dengan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal yang tidak seperti yang biasa diajarkan. Hal ini disebabkan karena biasanya siswa hanya mengikuti perintah/arahan yang diberikan oleh pendidik dalam menyelesaikan suatu masalah (dalam Ayu K. & Baiq Rika, 2019).

(29)

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa argumentasi merupakan suatu argumen yang digunakan untuk menyatakan suatu pendapat dan berusaha meyakinkan orang lain terhadap kebenaran pendapat tersebut. Pola argumentasi yang digunakan dalam penelitian ini, untuk soal langsung yaitu Reasoning berupa alasan mahasiswa dalam memberikan jawaban berupa proses penyelesaian dan mampu untuk menjelaskan kembali jawaban yang sudah diberikan serta proses yang dilakukan untuk memperoleh hasil dari penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Sedangkan pola argumentasi yang digunakan untuk soal cerita sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Pola Argumentasi dan Indikator untuk Penelitian

Pola Argumentasi Indikator

Data

Mahasiswa mampu mengidentifikasi informasi dan mampu menyatakan informasi apa saja yang ada pada soal (menuliskan dengan lengkap yang diketahui dan ditanya)

Reasoning

Mahasiswa mampu memberikan alasan sebagai pembenaran dari pernyataan yang disertai dengan bukti (menuliskan proses penyelesaian dengan benar)

D. Pendidikan untuk Orang Dewasa (Andragogi)

Menurut Arif (1986: 1-7) andragogi berasal dari Bahasa Yunani yaitu andr yang berarti orang dewasa dan agogos yang berarti memimpin atau membimbing. Dapat dirumuskan bahwa andragogi sebagai suatu ilmu dan seni dalam membantu orang dewasa belajar. Andragogi pada dasarnya menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut:

(30)

1. Konsep Diri

Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung kepada orang lain. Seoarang anak sesungguhanya merupakan kepribadian yang tergantung pada pihak lain, hampir seluruh kehidupannya diatur oleh orang yang sudah dewasa, baik di rumah, di tempat bermain, di sekolah maupun di tempat ibadah. Ketika anak beranjak menuju ke arah dewasa, mereka menjadi berkurang ketergantungannya kepada orang lain dan mulai tumbuh kesadarannya serta mulai dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Mereka memandang bahwa diri mereka sudah mampu sepenuhnya untuk mengatur dirinya sendiri. Orang dewasa akan menolak apabila kondisi situasi belajar bertentangan dengan konsep diri mereka sebagai pribadi yang mandiri. Di lain pihak, apabila orang dewasa dibawa ke dalam situasi belajar yang memperlakukan mereka dengan penuh penghargaan, maka mereka akan melakukan proses belajar tersebut dengan penuh pelibatan dirinya secara mendalam. Dalam situasi seperti ini, orang dewasa telah mempunyai kemauan sendiri untuk belajar dan merasa bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar yang akan mereka lakukan sehingga dapat diartikan bahwa orang dewasa selama proses perubahan dari ketergantungan kepada orang lain ke arah kemandirian, secara psikologis orang tersebut dipandang sudah dewasa.

2. Pengalaman

Setiap orang mempunyai pengalaman yang berbeda sebagai akibat latar belakang kehidupan masa mudanya. Makin lama ia hidup, makin

(31)

menumpuk pengalaman yang ia punyai dan makin berbeda pula pengalamannya dengan orang lain.

Pengalaman antara orang dewasa dengan anak-anak memiliki perbedaan. Bagi anak-anak pengalaman adalah sesuatu yang terjadi pada dirinya yang berasal dari luar yang dapat mempengaruhi dirinya. Tetapi bagi orang dewasa pengalaman adalah dirinya sendiri yang dapat merumuskan siapa dia dan menciptakan identitas diri dari pengalaman yang ada.

Perbedaan pengalaman antara orang dewasa dan anak menimbulkan berbagai konsekuensi dalam belajar. Pertama, bahwa orang dewasa mempunyai kesempatan yang lebih untuk berkontribusi dalam proses belajar oang lain. Kedua, orang dewasa mempunyai dasar pengalaman yang lebih kaya yang berkaitan dengan pengalaman baru (belajar sesuatu yang baru mempunyai kecenderungan mengambil makna dari pengalaman yang lama). Ketiga, orang dewasa telah mempunyai pola dalam berpikir dan kebiasaan yang pasti karena mereka cenderung kurang terbuka.

3. Kesiapan Belajar

Menurut Robert J. Havighurst membagi masa dewasa itu atas tiga fase serta mengidentifikasi sepuluh peranan sosial masa dewasa. Ketiga fase masa dewasa tersebut adalah fase dewasa awal 20 umur antara 18 – 30 tahun, masa dewasa pertengahan umur antara 30 – 55 tahun dan masa dewasa akhir berumur antara 55 tahun lebih. Sedangkan kesepuluh peranan sosial pada masa dewasa adalah sebagai pekerja, kawan, orangtua kepala

(32)

rumah tangga, anak dari orangtua yang sudah berumur, warga negara, anggota organisasi, kawan sekerja, anggota kelompok keagamaan dan pemakai waktu luang. Havighurst juga mengungkapkan bahwa penampilan orang dewasa dalam melaksanakan peranan sosialnya berubah sejalan dengan perubahan dari ketiga fase masa dewasa tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan pula perubahan dalam kesiapan belajar. Dalam kesiapan untuk belajar perlu adanya proses pemilihan materi yang sesuai dengan kebutuhannya.

4. Orientasi Terhadap Belajar

Dalam belajar, antara orang dewasa dengan anak-anak berbeda dalam perspektif waktunya. Hal ini akan menghasilkan perbedaan pula dalam cara memandang terhadap belajar. Anak-anak cenderung mempunyai perspektif untuk menunda aplikasi apa yang ia dipelajari. Bagi anak-anak, pendidikan dipandang sebagai suatu proses penumpukan pengetahuan dan keterampilan, yang diharapkan akan dapat bermanfaat dalam kehidupannya kelak.

Sebaliknya bagi orang dewasa, mereka cenderung untuk mempunyai perspektif untuk secepatnya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari. Mereka terlibat dalam kegiatan belajar, sebagian besar karena adanya respon terhadap apa yang dirasakan dalam kehidupan sekarang.

Oleh karena itu, pendidikan bagi orang yang sudah dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.

(33)

E. Analisis Kesalahan

Menurut Singh (dalam Santosa:2019), tahap-tahap menurut prosedur kesalahan Newman, sebagai berikut:

1. Kesalahan membaca (Reading Errors)

Kesalahan membaca yakni kesalahan yang biasa dilakukan siswa saat membaca soal. Menurut Jha dan Singh ada pada soal, mengerti makna dari simbol pada soal tersebut, atau memaknai kata kunci yang terdapat pada soal tersebut. Kesalahan membaca soal dapat diketahui melalui proses wawancara.

2. Kesalahan memahami soal (Comprehension Errors)

Menurut Jha dan Singh kesalahan memahami masalah (comprehension errors) adalah suatu kesalahan yang disebabkan karena siswa tidak bisa memahami arti keseluruhan dari suatu soal. Kesalahan memahami soal dapat diidentifikasi ketika siswa salah menuliskan dan menjelaskan apa yang diketahui dari soal tersebut, serta menuliskan dan menjelaskan apa yang ditanya dari soal tersebut. Atau dengan kata lain kesalahan memahami masalah terjadi ketika siswa mampu membaca permasalahan yang ada dalam soal namun tidak mengetahui permasalahan apa yang harus ia selesaikan.

3. Kesalahan transformasi (Transformation Errors)

Menurut Jha kesalahan transformasi adalah suatu kesalahan yang disebabkan karena siswa tidak dapat mengidentifikasi operasi hitung atau rumus yang akan digunakan untuk menyelesaikan soal

(34)

4. Kesalahan proses perhitungan (Process Skill Errors)

Soal meskipun sudah bisa menentukan rumus dengan tepat, dan siswa juga tidak bisa menjalankan prosedur dengan benar meskipun sudah mampu menentukan operasi matematika yang digunakan dengan tepat.

Dalam kesalahan ini, biasanya siswa mampu memilih operasi matematika apa yang harus digunakan, tapi ia tidak mampu menghitungnya dengan tepat.

5. Kesalahan penulisan jawaban (Encoding Errors)

Kesalahan penulisan jawaban adalah kesalahan yang terjadi ketika siswa salah dalam menuliskan apa yang ia maksudkan. Menurut Jha dan Singh kesalahan penulisan jawaban (encoding errors) adalah suatu kesalahan yang disebabkan karena siswa tidak bisa menuliskan jawaban yang ia maksudkan dengan tepat sehingga menyebabkan berubahnya makna jawaban yang ia tulis, ketidakmampuan siswa mengungkapkan solusi dari soal yang ia kerjakan dalam bentuk tertulis yang dapat diterima atau ketidakmampuan siswa dalam menuliskan kesimpulan hasil pekerjaannya dengan tepat.

Indikator kesalahan yang akan diteliti pada penelitian ini, indikator kesalahan menurut Dwi Oktaviana (2017) yang dikembangkan berdasarkan teori analisis kesalahan Anne Newman:

Tabel 2. 3 Jenis Kesalahan dan Indikatornya No. Jenis Kesalahan Indikator

1 Kesalahan dalam membaca soal (Reading error)

a. Mahasiswa salah dalam membaca istilah, simbol, kata-kata atau informasi penting dalam soal.

(35)

2 Kesalahan dalam

memahami soal

(Comprehension error)

a. Mahasiswa tidak mengetahui apa yang sebenarnya ditanyakan pada soal.

b. Kesalahan menangkap informasi yang ada di soal sehingga tidak dapat menyelesaikan ke proses selanjutnya.

3 Kesalahan dalam transformasi proses (Transformation error)

a. Mahasiswa gagal dalam mengubah ke bentuk model matematika yang benar.

b. Mahasiswa salah dalam menggunakan tanda operasi hitung untuk menyelesaikan soal.

4 Kesalahan dalam keterampilan Proses (Process Skill error)

a. Mahasiswa salah dalam perhitungan atau komputasi.

b. Mahasiswa tidak melanjutkan prosedur penyelesaian.

5 Kesalahan dalam menuliskan jawaban akhir (Encoding error)

a. Mahasiswa tidak dapat menuliskan jawaban akhir yang diminta soal.

b. Mahasiswa tidak dapat menyimpulkan jawaban sesuai kalimat matematika.

c. Kesalahan karena kecerobohan atau kurang cermat

F. Faktor Penyebab Kesalahan

Menurut Malau (dalam Nurjanatin dkk, 2017) penyebab kesalahan yang sering dilakukan oleh peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat dilihat dari beberapa hal antara lain:

1. Kurangnya pemahaman atas materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari

2. Kurangnya penguasaan bahasa matematika 3. Keliru menafsirkan atau menerapkan rumus 4. Salah perhitungan

5. Kurang teliti 6. Lupa konsep

Menurut Jamal (dalam Ruslan dkk, 2017) Kesulitan atau kendala belajar yang dialami siswa dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal,

(36)

faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, misalnya, kesehatan, bakat minat, motivasi, intelgensi, dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa misalnya dari lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Menurut Ugi, dkk (2016) mengungkapkan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan peserta didik dalam menyelesaikan soal matematika yaitu:

1. Faktor ketidaktahuan dalam menggolongkan tingkatan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).

2. Kesalahan peserta didik dalam mengoperasikan (menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi).

3. Kesalahan langkah-langkah pengerjaan dalam menyelesaikan soal matematika.

G. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif 1. Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif

Dengan model pengukuran, penjumlahan dua bilangan bulat dilakukan dengan menempatkan pangkal anak panah berarah pada ujung anak panah yang pangkalnya 0. Bilangan bulat positif ditunjukkan dengan anak panah yang arahnya ke kanan. Bilangan bulat negatif ditunjukkan dengan anak panah ke kiri. Beberapa penjumlahan bilangan bulat dengan model pengukuran ditunjukkan sebagai berikut.

(37)

a. (−1) + (−4) = −5

b. −2 + 6 = 4

Aksioma penjumlahan bilangan bulat Misalkan 𝑎 dan 𝑏 masing- masing merupakan bilangan bulat.

a. Penjumlahan dengan nol 𝑎 + 0 = 𝑎 = 0 + 𝑎.

b. Penjumlahan dua bilangan bulat negatif. Misalkan 𝑎 dan 𝑏 masing- masing bilangan bulat positif. Berarti – 𝑎 dan – 𝑏 masing-masing bilangan negatif sehingga (−𝑎) + (−𝑏) = −(𝑎 + 𝑏). Dalam hal ini, 𝑎 + 𝑏 merupakan jumlah dua bilangan positif.

c. Penjumlahan bilangan positif dan negatif.

1) Jika a dan b masing-masing bilangan bulat positif, dan 𝑎 > 𝑏 maka 𝑎 + (−𝑏) = 𝑎 − 𝑏. Dalam hal ini, 𝑎 − 𝑏 merupakan selisih bilangan cacah 𝑎 dan 𝑏.

2) Jika a dan b masing-masing bilangan bulat positif, dan 𝑎 < 𝑏 maka 𝑎 + (−𝑏) = −(𝑏 − 𝑎). Dalam hal ini, 𝑏 − 𝑎 merupakan selisih bilangan cacah 𝑎 dan 𝑏.

(38)

Sifat penjumlahan bilangan bulat Misalkan 𝑎, 𝑏, dan 𝑐 masing- masing merupakan bilangan bulat.

a. Sifat ketertutupan penjumlahan bilangan bulat 𝑎 + 𝑏 menunjukkan bilangan bulat tunggal.

b. Sifat komutatif penjumlahan bilangan bulat 𝑎 + 𝑏 = 𝑏 + 𝑎

c. Sifat asosiatif penjumlahan bilangan bulat (𝑎 + 𝑏) + 𝑐 = 𝑎 + (𝑏 + 𝑐) d. Sifat identitas penjumlahan bilangan bulat 0 adalah bilangan bulat

tunggal, sedemikian hingga 𝑎 + 0 = 𝑎 = 0 + 𝑎 untuk semua 𝑎.

e. Sifat invers jumlah penjumlahan bilangan bulat. Untuk setiap bilangan bulat 𝑎, ada bilangan bulat tunggal – 𝑎, sedemikian hingga 𝑎 + (−𝑎) = 0.

2. Pengurangan Bilangan Bulat Negatif

Pengurangan adalah proses, cara, atau perbuatan mengambil suatu angka dari angka tertentu. Menurut Astuti Lusia (dalam Sanusi, 2015) pengurangan bilangan bulat mencakup:

a. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan positif Contoh:

7 − 9 = −2

b. Mengurangkan bilangan bulat positif dengan negatif Contoh:

3 − (−7) = 10

(39)

c. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan positif Contoh:

−3 − 5 = −8

d. Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan negatif Contoh:

−8 − (−7) = −1

Beberapa pengurangan bilangan bulat dengan model pengukuran ditunjukkan sebagai berikut:

a. 4 − 3 = 1

b. −5 − (−2) = −3

Pada operasi pengurangan bilangan bulat, terdapat sifat-sifat penting sebagai berikut:

a. Sifat tertutup pada pengurangan

Untuk sembarang bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, jika 𝑎 − 𝑏 = 𝑐, maka 𝑐 bilangan bulat juga.

b. Pengurangan sebagai bentuk penjumlahan dengan lawan pengurangnya

(40)

Untuk sembarang bilangan bulat 𝑎 dan 𝑏, berlaku: 𝑎 − 𝑏 = 𝑎 + (−𝑏).

Artinya, mengurangkan 𝑏 dari 𝑎 sama artinya dengan menambahkan lawan 𝑏 pada 𝑎.

c. Pada operasi pengurangan tidak berlaku sifat komutatif dan asosiatif.

Karena 𝑎 − 𝑏 tidak sama dengan 𝑏 − 𝑎 serta (𝑎 − 𝑏) − 𝑐 tidak sama dengan 𝑎 − (𝑏 − 𝑐).

d. Sifat pengurangan bilangan nol (0) 1) 𝑎 − 0 = 𝑎

2) 0 − 𝑎 = (−𝑎) 3) 0 − 0 = 0 H. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang berjudul “Pola Argumentasi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)” oleh K. Ayu Dwi Indrawati, Universitas Pendidikan Ganesha. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan pola argumentasi siswa pada tingkat kemampuan yang berbeda yaitu tinggi, sedang dan rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat kemampuan tinggi memilik pola argumentasi claim, evidence, reasoning dan rebuttal untuk soal 1, sedangkan pada soal 2 siswa memiliki pola data, claim, evidence dan reasoning. Pada siswa dengan tingkat kemampuan sedang, siswa memiliki pola argumentasi claim, evidence dan reasoning untuk soal 1, sedangkan pada soal 2 siswa memiliki

(41)

argumentasi data, claim, evidence dan reasoning. Pada siswa dengan tingkat kemampuan rendah, siswa memiliki pola argumentasi claim, evidence, reasoning untuk soal 1, sedangkan untuk soal 2 siswa memiliki pola argumentasi data, claim, evidence dan reasoning.

2. Penelitian yang berjudul “Pemahaman Konsep Dan Analisis Kesalahan Mengenai Materi Operasi Bilangan Bulat Pada Mahasiswa Dari Kabupaten Mappi Papua Program Matrikulasi Kelas B” oleh Magdalena Rosario Mega Sanusi, Universitas Sanata Dharma. Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) Mengetahui pemahaman konsep mahasiswa matrikuasi kelas B dalam memahami materi operasi bilangan bulat. (2) Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa matrikuasi kelas B dalam menyelesaikan soal mengenai materi operasi bilangan bulat. (3) Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikuasi kelas B dalam menyelesaikan soal mengenai materi operasi bilangan bulat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Subjek 1 (S1) dengan nilai yang diperoleh 75 dapat menguasai 2 indikator pencapaian kompetensi (IPK), Subjek 2 (S2) dengan nilai yang diperoleh 65 dapat menguasai 2 IPK, Subjek 3 (S3) dengan nilai yang diperoleh 50 dapat menguasai 1 IPK, serta Subjek 4 (S4) dan Subjek 5 (S5) dengan nilai yang diperoleh 30 tidak dapat menguasai IPK. (2) Jenis kesalahan yang dilakukan oleh S1 adalah kesalahan memahami (K1), kesalahan pada notasi (K3), kesalahan menginterpretasikan data (K4), dan kesalahan pada solusi (K6). S2 melakukan kesalahan dalam keterampilan

(42)

proses (K2), dan kesalahan menginterpretasikan data (K4). S3 melakukan jenis kesalahan kesalahan memahami (K1), kesalahan dalam keterampilan proses (K2), kesalahan pada notasi (K3), dan kesalahan pada solusi (K6).

S4 melakukan kesalahan memahami (K1), kesalahan keterampilan proses (K2), kesalahan menggunakan logika (K5), dan kesalahan solusi (K6). Serta S5 melakukan jenis kesalahan (K2), (K3), (K4), dan (K6). (3) Faktor penyebab terjadinya kesalahan adalah kurangnya pemahaman atas materi yang telah dipelajari, kurang teliti, kurangnya penguasaan bahasa matematika, tidak memeriksa ulang solusi atau jawaban yang telah didapatkan.

(43)

31 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan cara menganalisa pekerjaan tes, hasil observasi, hasil wawancara, dan catatan dan refleksi tutor yang dilakukan selama program matrikulasi semester gasal 2019/2020. Menurut Sukmadinata (2009:53-60), penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan orang secara individual maupun kelompok.

Dalam penelitian ini, peneliti membangun teori-teori berdasarkan data yang dikumpulkan dan dianalisis. Peneliti akan melihat kesalahan dalam pekerjaan tes mahasiswa Mappi yang dilakukan selama program matrikulasi semester gasal 2019/2020 yang digunakan untuk menganalisis pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa. Hasil Analisa dideskripsikan dan didukung dengan referensi yang relevan untuk memperkirakan pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif. Setelah melihat data-data yang ada, peneliti akan mengkaitkan hasil peneliti dengan teori yang ada.

(44)

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lingkungan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanakan penelitian dari bulan November 2019 sampai dengan bulan Juni 2020. Penelitian ini juga menggunakan data-data kegiatan matrikulasi dari bulan November 2019.

C. Subyek dan Objek Penelitian

Subyek penelitian adalah mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi yang mengikuti Program Matrikulasi Tahun Akademik 2019/2020. Jumlah mahasiswa secara umum adalah 106 mahasiswa. Penelitian ini akan terfokus pada mahasiswa program matrikulasi kelas C sebanyak 24 mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang tinjau kesalahan pekerjaan tes, hasil observasi, hasil wawancara dengan mahasiswa dan tutor dan catatan dan refleksi tutor.

D. Bentuk Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama. Sumber pertama dalam penelitian ini adalah mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi. Data ini merupakan data tertulis dari hasil pekerjaan tes mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi, data hasil wawancara mahasiswa

(45)

Mappi dan Tutor, catatan dan refleksi tutor, dan hasil observasi selama proses matrikulasi dilaksanakan. Data ini digunakan untuk melihat kemampuan mahasiswa Mappi dalam menyelesaikan persoalan dalam materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif yang akan disajikan dalam deskripsi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menganalisis hasil pekerjaan tes dan melakukan pengamatan selama proses observasi matrikulasi.

1. Tes tertulis

Tes tertulis digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi dalam materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

Data yang dipakai adalah data hasil pekerjaan mahasiswa pada tes II, dan tes III dalam menjawab soal langsung pada butir soal yag diberikan berkaitan dengan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat negatif.

2. Observasi

Observasi adalah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung (Purwanto, 1985). Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan yang diteliti. Sejalan dengan yang diungkapkan Mania (2008) secara umum, observasi merupakan cara atau

(46)

metode menghimpun keterangan atau data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.

Observasi dilakukan selama proses matrikulasi dilaksanakan.

Hasil observasi ini digunakan untuk membantu peneliti untuk mengetahui hal-hal yang tidak ditemui peneliti mengenai pemahaman konsep dan argumentasi matematika dasar mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi.

3. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan antara dua pihak.

Dalam hal ini wawancara akan dilakukan kepada mahasiswa Mappi dan Tutor mahasiswa Mappi. Wawancara bertujuan untuk mengetahui secara langsung seluruh informasi dari subyek penelitian terkait alasan yang mendasar terkait jawaban-jawaban yang diberikan pada tes tertulis. Hasil wawancara akan digunakan untuk mengkonfirmasi hasil tes mahasiswa.

4. Catatan dan Refleksi Tutor

Selama kegiatan matrikulasi, setiap minggu para tutor akan membuat suatu catatan refleksi selama satu minggu mengajar. Refleksi tutor ini berisi tentang keadaan serta kejadian-kejadian yang dialami tutor selama satu minggu selama proses mengajar dalam minggu tersebut. Data inilah yang akan digunakan sebagai sumber informasi pada penelitian ini.

Gambar

Tabel 3. 1 KD, Indikator dan Soal Tes II  Kompetensi
Tabel 3. 2 KD, Indikator dan Soal Tes III Kelas C  Kompetensi
Tabel 3. 5 Pedoman Wawancara Mahasiswa Mappi
Gambar 4. 1 Soal Tes II Kelas C Nomor 2 dan 3 Materi Operasi  Penjumlahan  dan Pengurangan Bilangan Bulat Negatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Melanjutkan penyusunan dan pelaksanan RAN-API dan Strategi/Rencana Aksi Daerah Adaptasi Perubahan Iklim yang terintegrasi ke dalam perencanaan pembangunan daerah untuk

Modified k-means menggunakan Timestamp Initialization dapat digunakan sebagai algoritma pengelompokan data traffic menggunakan 9 feature dengan similaritas tinggi untuk sebuah

Melalui pembelajaran saintific dengan metode demonstrasi, diskusi dan Tanya jawab menuntun peserta didik untuk mengamati permasalahn, menuliskan penyelesaian, dan

Agape Putri Glory Kause. Diagnosis dan Remediasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas VIII D SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2019/2020 dalam Menyelesaikan Soal-Soal

3 Resiko terjadinya injuri sehubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat kesadaran Pasien bebas dari injuri yang disebabkan oleh

Kategori dukungan orang tua dari masing-masing indikator antara siswa laki- laki dan perempuan dapat diketahui pada nilai mean yang tertera pada tabel, dijelaskan dari segi

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa partisipan penelitian ini adalah individu dengan karakteristik kepribadian tidak pencemas, senang sendiri, cenderung konvensional dalam

13/1992 tentang Perkeretaapian dijelaskan bahwa untuk kelancaran dan keselamatan pengoperasian kereta api, pemerintah menetapkan pengaturan mengenai jalur kereta api