SKRIPSI
Oleh :
Pandu Satria Perdana
0511010150/FE/EP
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
JAWA TIMUR
i
Syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya
sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran yang dimiliki penulis,
akhirnya skripsi yang berjudul “ANALIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA KIOS PULSA DI DAERAH
TROSOBO KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO” dapat terselesaikan
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
Melalui skripsi ini, penulis merasa mendapat kesempatan besar untuk memperdalam
ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di perkuliahan, terutama berkenaan dengan
implementasi ekonomi dalam kehidupan sehari-hari. Namun demikian penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangatlah diharapkan demi semakin baiknya kualitas.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta kerja sama banyak pihak .
Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
sebesar – besarnya kepada :
1. Allah Swt. yang telah memberikan ridho, kemudahan serta bimbingan sehingga penulis
dapat dengan tenang menyelesaikan Skripsi ini.
2. Kedua orangtua yang selalu tulus memberikan doa dan dorongan spiritual serta yang tak
kalah penting keikhlasannya memberikan materiil dari awal hingga akhir.
ii
5. Bapak Dra. Ec.Srimuljaningsih MP selaku dosen pembimbing penulis di Ekonomi
Pembangunan UPN “Veteran” Jatim yang telah memberikan arahan dan bimbingannya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek ini.
6. Ibu Sishadiyati, SE. MM selaku dosen pendamping yang selalu memberi arahan dan
saran agar skripsi ini menjadi lebih baik lagi.
7. Saudara-saudaraku tercinta Indra satria, Anggraini yang telah memberikan support dan
doa serta mengingatkan saya agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, Semoga Allah memberi balasan sebaik-baiknya. Amien.
Surabaya, ... 2010
iii
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR TABEL vii ABSTRAKSI viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Hasil-hasil penelitian terdahulu ... 6
2.2 Landasan teori... 11
2.2.1 Pendapatan ... 11
2.2.1.1 Pengertian Pendapatan ... 11
2.2.1.2 Macam-macam Pendapatan ... 13
2.2.1.3 Pendapatan Dalam Perekonomian Sederhana... 14
2.2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan... 16
2.2.2 Modal ... 17
2.2.2.1 Macam-macam Modal ... 18
iv
Kios Pulsa ... 23
2.2.3 Harga ... 25
2.2.3.1 Hukum Harga ... 25
2.2.3.2 Pengertian Permintaan... 26
2.2.3.3 Teori permintaan ... 27
2.2.3.4 Pengertian Penawaran ... 28
2.2.3.5 Teori Penawaran... 29
2.2.3.6 Elastisitas... 29
2.2.4 Kredit ... 32
2.2.4.1 Pengertian Kredit... 32
2.2.5 Volume Penjualan ... 34
2.2.6 Kerangka pikir... 37
2.2.7 Hipotesis... 38
BAB III METODE PENELITIAN... 39
3.1 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel... 39
3.2 Teknik Pengumpulan Data... 40
3.3 Teknik Pengambilan Sampel ... 41
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 41
v
4.1 DISKRIPSI OJEK PENELITIAN ... 49
4.1.1 Kondisi Geografis ... 49
4.1.2 Letak Geografis... 49
4.1.3 Keadaan Penduduk... 50
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian... 52
4.2.1 Pendapatan Pengusaha Kios Pulsa... 52
4.2.2 Jumlah Modal... 53
4.2.3 Harga Produk Yang Dijual Pengusaha Kios Pulsa ... 54
4.2.4 Jumlah Kredit Pengusaha Kios Pulsa ... 55
4.2.5 Volume Penjualan... 56
4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis... 57
4.3.1 Pengujian Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ... 57
4.3.2 Analisis Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ... 60
4.3.3 Pembahasan... 62
4.4. Uji Hipotesis ... 63
4.4.1 Analisis Secara Simultan ... 63
4.4.2 Uji Hipotesis Secara Parsial... 65
vi
5.2 Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 1 : Skema Perputaran Aliran Pendapatan... 15
Gambar 2 : Gambar Kerangka pikir ... 37
Gambar 3 : Gambar Daerah Kritis Ho melalui kurva distribusi f... 44
Gambar 4 : Gambar Daerah Kritis Ho melalui kurva distribusi t ... 45
Gambar 5 : Gambar Autokorelasi... 46
Gambar 6 : Gambar Kurva Durbin Watson ... 58
Gambar 7 : Gambar Kurva Uji Hipotesis Secara Simultan ... 64
Gambar 8 : Gambar Kurva Analisis Uji t Pengaruh Modal ... 66
Gambar 9 : Gambar Kurva Analisis Uji t Harga produk Yang dijual ... 68
Gambar 10 : Gambar Kurva Analisis Uji t Pengaruh Kredit... 69
vii
Tabel 3 : Harga Produk Yang Dijual ... 54
Tabel 4 : Jumlah Kredit Pengusaha Kios Pulsa ... 55
Tabel 5 : Volume Penjualan Pengusaha Kios Pulsa ... 56
Tabel 6 : Hasil Pengujian Heterokedasitas ... 59
Tabel 7 : Uji Multikolinier ... 60
Tabel 8 : Uji Hubungan Hasil Regresi Linier Berganda... 60
Tabel 9 : Hasil Perhitungan Uji F ... 63
viii
Pandu Satria Perdana
Abstraksi
Era globalisasi saat ini,revolusi teknologi komunikasi dan teknologi mengakibatkan terjadinya kemajuan teknologi dan informasi yang sangat pesat.Untuk itu telekomunikasi menjadi sangat penting karena menjadi sarana yang cepat bagi masyarakat untuk berkomunikasi melalui telepon, salah satunya ponsel genggam ( Hand phone ). Ponsel tidak bisa aktif dan berfungsi sebagaimana mestinya apabila tidak dilengakapi dengan simcard dan tiap ponsel yang memiliki simcard haruslah memiliki pulsa yang akan digunakan untuk bertelekomunikasi. Di trosobo sendiri kios pulsa yang menjual pulsa mulai bermunculan, hal ini dikarenakan pemakai ponsel semakin banyak.Seiring dengan meningkatnya jumlah pengusaha kios pulsa di trosobo maka para pengusaha kios pulsa harus memberikan penawaran- penawaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan yang akan menghasilkan pendapatan bagi pengusaha kios pulsa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah variable modal, harga produk yang dijual, jumlah kredit, dan volume penjualan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh langsung melalui wawancara dengan pihak terkait. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Para Pengusaha Kios Pulsa yang ada di Trososbo. Variabel yang digunakan adalah pendapatan (Y), Modal(X1), Harga produk yang dijual(X2), jumlah kredit(X3), dan volume penjualan (X4) Untuk menguji hipotesis yang diajukan digunakan uji Regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis diperoleh hasil Fhitung
(30,026)>Ftabel (2,61) hal ini menunjukkan bahwa variable bebas berpengaruh terhadap
pendapatan pengusaha kios pulsa di trosobo.Sedangkan hasil uji t secara parsial variabel
modal (X1) berpengaruh secara nyata dan positif terhadap pendapatan dengan nilai thitung
(4,470)>ttabel 2.060.Variabel Harga produk yang dijual berpengaruh secara nyata terhadap
pendapatan pengusaha kios pulsa dengan nilai thitung(4,470)>ttabel 2.060.Variabel kredit(X3)
berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai thitung(3,924)> ttabel 2,060. Variabel
volume penjualan (X4) berpengaruh nyata terhadap pendapatan dengan nilai thitung(4,977)>ttebel2.060.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Dalam era globalisasi sekarang ini yang ditandai oleh revolusi teknologi
komunikasi dan teknologi, sehingga mengakibatkan terjadinya kemajuan
teknologi dan informasi yang sangat pesat. Seiring dengan kemajuan dan
perkembangan tersebut menyebabkan pola hidup masyarakat menjadi berubah,
dari yang semula untuk memenuhi kebutuhan dasar menjadi kebutuhan non dasar,
Salah satunya adalah kumunikasi. Dengan adanya informasi dan komunikasi yang
cepat, tepat, dan akurat , seolah-olah segala aktivitas dapat dilakukan semua orang
yang tak terbatas waktu dan jarak, oleh karena itu sarana informasi dan
komunikasi begitu penting dan diinginkan oleh semua orang guna memenuhi
kebutuhan hidup.
Telekomunikasi menjadi sangat penting karena merupakan sarana yang
cepat bagi masyarakat untuk berkomunikasi. Salah satu produk komunikasi yang
menjadi peran vital dalam memenuhi kebutuhan konsumen di bidang komunikasi
wireless adalah ponsel.
Pengguna ponsel sendiri di Surabaya sangat beragam, dari kalangan
menengah keatas sampai kalangan bawah. Itu semua tidak terlepas dari fitur-fitur
yang dimiliki dan harga ponsel yang bermacam-macam. Fitur ponsel yang paling
lainnya yang menjadi daya tarik pembeli, diantaranya : Bluetooth, infrared, 3G,
HSDPA, email, dan lain-lain.
Ponsel tidak bisa aktif dan berfungsi sebagaimana mestinya apabila tidak
dilengkapi dengan simcard. Simcard merupakan produk yang dikeluarkan oleh
perusahaan telekomunikasi (operator) agar dapat digunakan sebagai media untuk
mengaktifkan ponsel.
Di surabaya sendiri kios pulsa yang menjual isi ulang fisik atau isi ulang
elektronik sangat banyak, mulai dari kios yang besar sampai yg hanya berukuran
kecil. Semua itu tidak lepas dari jumlah pemakai ponsel di Indonesia yang
mencapai lebih dari 75 juta pemakai ponsel (data tahun 2007
www.kiosPulsa.com), dari kalangan menengah ke atas sampai kalangan bawah.
Tentunya hal ini berkaitan erat dengan kebutuhan pulsa yang sangat banyak.
Dengan banyaknya permintaan pulsa maka kios pulsa yang ada juga sangat
banyak seiring dengan permintaan isi ulang pulsa. Hal ini dikarenakan begitu
mudahnya membuka kios pulsa, hanya dengan modal awal 125 ribu kita sudah
bisa membuka kios pulsa di rumah atau di pinggir jalan. Usaha kios pulsa dapat
dijalankan oleh siapapun dan kapanpun, pelajar, mahasiswa, PNS, wirausahawan,
pemilik kios, bengkel, dan lain-lain. Disamping itu penawaran-penawaran yang
ditawarkan oleh pihak penyedia layanan pulsa untuk menjadi agen pulsa atau
membuka kios pulsa sangat beragam.
Dengan begitu banyaknya penawaran yang ada, maka kios pulsa yang
memberikan penawaran-penawaran yang menarik untuk meningkatkan penjualan
yang akan menghasilkan pendapatan bagi pengusaha kios pulsa.
Banyak cara yang dilakukan oleh pengusaha kios pulsa untuk
meningkatkan pendapatan kiosnya, salah satunya dengan penentuan positioning.
Positioning yaitu merancang penawaran dan citra usaha sehingga menempati
posisi kompetitif yang berarti dan berbeda dalam benak sasarannya.
Menurut pendapat Yoram Wind dalam Hermawan Kertajaya dkk
(2005:60) mendefinisikan positioning sebagai ”reason for being / atau alasan
untuk mencapai tujuan” ia berpendapat bahwa psitioning adalah bagaimana
mendefinisikan identitas dan kepribadian usaha dibenak pelanggan. Dalam era ini
suatu usaha harus memiliki kredibilitas didalam benak pelanggannya, karena di
era ini pelanggan tidak dapat dikelola maka mereka harus diarahkan. Untuk dapat
menarik pelanggan maka pengusaha kios pulsa sekarang ini tidak sekedar
membujuk dan menciptakan sebuah citra dibenak pelanggan tetapi juga
bagaimana merebut kepercayaan pelanggan yang akan menjadi pendapatan bagi
pengusaha kios pulsa tersebut.
Menurut Hermawan Kertajaya dkk ( 2005 : 62 ) menyatakan bahwa untuk
menentukan positioning terdapat empat kriteria yaitu: costumer, company,
competitor, dan change.
Dengan fakta bahwa telekomunikasi dewasa ini telah menjadi kebutuhan
dasar bagi masyarakat diiringi dengan berkembanganya usaha masyarakat di
bidang ini , dengan kondisi tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui
Sehingga banyak masyarakat yang membuka usaha sejenis di kota surabaya.
Penelitian tersebut, saya rumuskan dalam judul Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi pendapatan usaha kios pulsa di Kabupaten Daerah Trosobo
Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo. Dengan variabel (Y) pendapatan
pengusaha kios pulsa di Trosobo, (X1) jumlah modal yang dipakai oleh
pengusaha kios pulsa, (X2) harga produk yang di jual oleh pengusaha kios pulsa,
(X3) jumlah kredit yang dipinjam oleh pengusaha kios pulsa, (X4) Volume
penjualan pengusaha kios pulsa.
1.2 Perumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah yang
dapat diambil adalah sebagai berikut :
a. Apakah ada pengaruh Modal, Harga produk yang dijual, Jumlah kredit dan,
Volume penjualan terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di Trosobo.
b. Manakah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap pendapatan
pengusaha kios pulsa di Trosobo.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui apakah variabel modal, harga produk yang dijual, jumlah
kredit, dan Volume penjualan berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha
b. Untuk mengetahui variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap
pendapatan pengusaha pulsa di Trosobo.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi pengusaha kios pulsa.
Memberikan informasi dan masukan bagi pihak- pihak dalam
pengusaha kios pulsa, dalam upaya memenuhi kebutuhan dan
kepentingan konsumen serta mengembangkan bisnis
pertelekomunikasian.
b. Bagi peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan kepustakaan bagi
mawasiswa.
c. Dapat dijadikan referensi dan sebagai sumbangan serta bahan
pembanding untuk dasar penelitian berikutnya yang ingin membahas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hasil – hasil penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mahasiswa lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan
penelitian ini adalah :
1. Hermawati (2000 : 51)
Dengan judul penelitian “ Beberapa faktor yanga mempengaruhi tingkat
pendapatan lingkungan industri kecil kulit di kabupaten Magetan”.
Hasil penelitiannya sebagai berikut:
a. Dengan menggunakan uji F nampak pengaruh nyata secara simultan yang
ditunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 146,508>F tabel sebesar 2,81,
berarti secara keseluruhan faktor-faktor variable bebas berpengaruh secara
nyata terhadap variable terikat tingkat pendapatan.
b. t hitung untuk proporsi modal yang digunakan sebesar 7,709 dan t tabel
sebesar 2,021 sehingga proporsi modal berpengaruh nyata (positif)
terhadap tingkat pendapatan. t hitung untuk tongkat pendidikan sebesar
5,255 dan t tabel sebesar 2,021 sehingga faktor tingkat pendidikan
berpengaruh nyata (positif) terhadap tingkat pendapatan. t hitung untuk
tenaga kerja sebesar 3,137 dan t table sebesar 2,021 sehingga faktor tenaga
2. As’ad (2001 : 61)
Dengan judul penelitian “ Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
pendapatan pengusaha di lingkungan industri kecil (LIK) daerah Trosobo
kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo”
Hasil penelitiannya sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan uji F nampak pengaruh nyata secara simultan yang
ditunjukkan bahwa nilai dari F hitung sebesar 97,137>F tabel sebesar 3,48,
berarti secara simultan bahwa jumlah modal (X1). Jumlah tenaga kerja
(X2), tingkat pendidikan pengusaha (X3) dan pengalaman kerja (X4)
berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha lingkungan
industri kecil di daerah Trosobo kacamatan Taman kabupaten Sidoarjo
(Y).
b. Hasil analisa uji t menunjukan bahwa t hitung untuk jumlah modal usaha
sebesar 11,800 dan t tabel sebesar 2,228 maka jumlah modal usaha (X1)
pengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK (Y). t hitung
untuk jumlah tenaga kerja sebesar 2,878 dan t tabel sebesar 2,228 maka
jumlah tenaga kerja (X2) berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan
pengusaha LIK (Y). t hitung untuk tingkat pendidikan pengusaha sebesar
3,099 dan t tabel sebesar 2,228 maka tingkat pendidikan pengusaha (X3)
berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan pengusaha LIK(Y). t hitung
untuk pengalaman kerja sebesar3,531 dan t tabel sebesar 2,228 maka
pengalaman kerja (X4) berpengaruh nyata terhadap pendapatan pengusaha
3. Fayah (2002 : 56)
Dengan judul penelitian ”Pengaruh perkembangan industri kecil pakaian jadi
dalam kaitannya terhadap penyerapan tenaga kerja di Surabaya”
Hasil penelitiaanya sebagai berikut :
a. F hitung sebesar 135,981 dan F tabel sebesar 6,59 berarti pengaruh jumlah
investasi, jumlah unit usaha dan permintaan produk industri secara
keseluruhan atau simultan secara nyata berpengeruh terhadap penyerapan
tenaga kerja di Surabaya.
b. t hitung untuk jumlah investasi sebesar 5,568 dan t tabel sebesar 2,776
maka tingkat jumlah investasi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga
kerja di Surabaya. T hitung untuk jumlah permintaan produk industri
3,994 dan t tabel sebesar 2,776 maka tingkat jumlah unit usaha
berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja di surabaya.
4. Kurniawan (2003 : 66)
Dengan judul penelitian ” pengaruh sektor industri kecil terhadap pendapatan
di kota surabaya”.
Hasil penelitiannya sebagai berikut :
a. Hasil analisis penggunaan uji F menunjukkan bahwa F hitung sebesar
28,063 dan F sebesar 3,59 dengan α = 0,05 maka secara simultan variabel
nilai investasi, tenaga kerja, dan banyaknya industri berpengaruh secara
nyata terhadap pendapatan kota Surabaya.
b. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa t hitung untuk nilai investasi
berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan kota Surabaya. T hitung
untuk tenaga kerja sebesar 0,186 dan t tabel sebesar 2,201 maka tenaga
kerja berpengaruh secara tidak nyata terhadap pendapatan kota surabaya, t
hitung untuk banyaknya industri sebesar 3,234 dan t tabel sebesar 2,201
maka banyaknya industri berpengaruh secara nyata terhadap pendapatan di
kota Surabaya.
5. Susanto (2004 : 57)
Dengan judul penelitian ”Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi
peningkatan nilai produksi pada industri kecil sepatu di Surabaya”
Hasil penelitiannya sebagai berikut :
a. Dengan menggunakan uji f nampak berpengaruh nilai dari F hitung
=8,426> F tabel = 3,59, berarti secara simultan antara variabel bebas kredit
investasi (X1), jumlah pengrajin sepatu (X2), dan jumlah tenaga kerja
(X3) terhadap variabel terikat nilai produksi (Y).
b. Hasil uji t menunjukkan t hitung =4,458 >t tabel = 2,201 sehingga secara
parsial, kredit investasi (X1) berpengaruh terhadap nilai produksi (Y).
T hitung = 2,448>t tabel = 2,201 sehingga secara persial jumlah pengrajin
sepatu (X2) berpengaruh nyata terhadap nilai produksi (Y). t hitung =
4,243> t tabel =2,201 sehingga secara parsial variabel jumlah tenaga kerja
(X3) tidak berpengaruh nyata terhadap nilai produksi (Y).
6. Kabalu dengan kameo (2001 : 21) ”Strategi bertahan usaha kecil dalam
menghadapi krisis okonomi (studi kasus konveksi di Salatiga) ”. Dengan
bidang pemasaran , pengusaha-pengusaha tersebut tidak melakukan
langkah-langkah khusus untuk meningkatkan volume penjualan mereka.
Survivenya usaha-usaha kecil konveksi tersebut tidak disebabkan karena
starategi atau kiat khusus yang sengaja dilakukan oleh pengusaha, tetapi
karena produk yang dihasilkan tidak terpangaruh oleh krisis ekonomi.
7. Mintaroem, (2003 : 16) ”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuahan industri kecil di wilayah segitiga industri di Jawa Timur
(kondisi dimasa krisis Surabaya, sidoarjo, Gersik)”. Berdasarkan hasil
pengujian secara simultan terhadap sepuluh variabel bebas dalam
penelitian itu, yakni kelancaran persedian bahan, jumlah pekerja,
keterampilan kerja, ketersediaan alat-alat produksi dan pertumbuhan
modal sendiri, pertumbuhan modal pinjaman, intensitas manajemen dan
intensitas kegiatan promosi merupakan variabel yang signifikan terhadap
pertumbuhan industri kecil di kawasan segitiga ini, sehingga dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa disamping ketujuh variabel
tersebut yang harus diperhatikan oleh pengusaha kecil di Jawa Timur, ada
kendala utama yang paling mendesak untuk segera di selasaikan oleh
pengusaha kecil yaitu masalah dalam pemenuhan modal investasi
(perluasan usaha) kesulitan dalam menyalurkan barang-barang
produksinya ke pasar serta kesulitan dalam pembukaan sumber daya
manusia yang berpendidikan.
Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu dengan
penelitian ruang lingkup dan bidang yang digunakan oleh peneliti.
Berdasarkan penelitian terdahulu seperti yang telah disebutkan diatas yang
juga merupakan dasar acuan untuk penelitian kali ini dengan judul
”Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pengusaha kios
pulsa di Daerah Trosobo Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo” Variabel
bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Modal (X1), Harga
pulsa yang dijual (X2), Jumlah kredit (X3), dan Volume penjualan (X4).
2.2 Landasan Teori
Landasan teori yang dibahas dalam masalah ini adalah teori-teori yang
mendasari dalam penulisan penelitian dan berkaitan dengan variabel-variabel
yang ada, : Modal, Harga produk yang dijual, Jumlah kredit dan, Volume
penjualan yang berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha kios pulsa di wilayah
Trosobo.
2.2.1. Pendapatan
2.2.1.1.Pengertian Pendapatan
Pendapatan penting bagi setiap orang dalam dalam usaha memenuhi
pula kebutuhan hidup sehari-hari yang harus dipenuhi.Oleh karena itu setiap
negara akan berusaha meningkatkan pendapatan masyarakat kerena secara tidak
langsung akan mempengaruhi pandapatan negara taersebut.
Menurut Winardi (1991 :67) pendapatan seseorang adalah barang atau jasa
yang dapat dikonsumsikan selama periode tertentu.
Pendapatan individu didefinisikan sebagai jumlah penghasilan yang
diperoleh dari jasa-jasa produksi yang diserahkan pada waktu tertentu atau yang
diperoleh dari harta kekayaan (Boediono 1999:64).
Menurut samuelson dan noudourus (2001:264), pendapatan mengacu pada
aliran upah, pembayaran bunga, keuntungan saham dan hal-hal lain mengenai
pertambahan nilai suatu periode waktu tertentu. Jumlah dari seluruh pendapatan
nasional adalah pendapatan naisonal.
Pendapatan dari usaha kecil dihitung berdasarkan penerimaan yang
diperoleh dari penjualan dikurangi dengan biaya produksi. Untuk memudahkan
perhitungan yang digunakan interval waktu 1 tahun sehingga besarnya
penerimaan, biaya produksi dan pendapatan dihitung dalam waktu 1 tahun.
Perubahan tingkat pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang
yang dikonsumsi. Dengan bertambahnya pendapatan maka barang yang
dikonsumsi bukan saja bertambah tetapi kualitas barang juga
meningkat.(Samuelson dan Nourdous 2001 :264)
Menurut Kamus Enslikopedi Ekonomi Keuangan dan Perdagangan (1980),
pendapatan adalah penerimaan atas penjualan terhadap barang-barang dan
sejumlah barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam jumlah dan waktu
tertentu.
Pendapatan adalah penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari pada
konsumen sebagai hasil penjualan atau pembelian jasa oleh produsen (Haryono
yusuf 1998).
2.2.1.2.Macam-macam Pendapatan
Biro Pusat Statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut :
a. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari :
1. Gaji dan upah yang diperoleh dari :
a. Kerja pokok
b. Kerja sampingan
c. Kerja lembur
d. Kerja kadang-kadang
2. Usaha sendiri yang meliputi :
a. Hasil bersih dari usaha sendiri
b. Komisi dari mana saja
c. Penjualan dari kerajinan rumah yang dihasilkan
3. Hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah atau
modal yang digunakan orang lain.
4. Keuntungan sosial yaitu pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial
b. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan yang berupa :
1. Bagian pembayaran upah dari gaji yang dibentuk dalam : bonus,
transportasi, perumahan, rekreasi.
2. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah antara lain :
a. barang yang diproduksi di rumah
b. sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah yang ditempati
3. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan yaitu penerimaan yang
berupa:
pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan
piutang, pinjaman utang, kiriman uang, warisan (Sumardi, Evert 1990:5).
2.2.1.3.Pendapatan Dalam Perekonomian Sederhana
Dalam perekonomian, perusahaan merupakan satu-satunya produsen
barang dan jasa dan proses produksi yang dilakukan dengan menyewa faktor
produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal) yang dimilki oleh sejumlah rumah
tangga.Rumah tangga merupakan satu-satunya pembeli barang dan jasa dan
mereka membelanjakan seluruh pendapatannya.
Para produsen akan akan menjual produksi untuk membayar faktor-faktor
produksi yang mereka gunakan dalam proses proses. Dalam perekonomian itu
tidak terdapat kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dan tidak
terdapat kegiatan perdagangan luar negeri.(Sukirno, 1994 :84).
Penggambaran aliran-aliran diantara sektor perusahaan dan sektor rumah
tangga dapat dibedakan 4 jenis aliran yaitu :
a. Aliran Faktor-faktor produksi : aliran tenaga kerja, modal, tanah dan keahlian
Faktor-faktor produksi ini akan digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa yang diperlukan masyarakat.
b. Aliran pendapatan faktor-faktor produksi : gaji dan upah untuk tenaga kerja,
bunga untuk modal, sewa untuk tanah, laba untuk keahlian.
c. Aliran pengeluaran rumah tangga : penggunaan pendapatan yang diperoleh
rumah tangga untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi sektor
perusahaan.
d. Aliran barang dan jasa : berbagai jenis barang dan jasa dari sektor perusahaan
ke sektor rumah tangga.
Gambar 1 : Perputaran aliran pendapatan
Dari keempat jenis aliran di atas, dua diantaranya adalah aliran berupa
benda yaitu aliran-aliran (1) dan (4). Duan aliran lainnya yaitu aliran (2) dan (3)
adalah aliran berupa uang. Setiap aliran benda-benda yang ditunjukkan oleh
kalau aliran (4) dinyatakan nilainya dalam satuan uang maka nilainya adalah sama
dengan nilai aliran (3). Karena setiap aliran benda adalah sama dengan nilai aliran
lain yang berupa aliran uang (Sukirno, 1994: 88-89).
2.2.1.4.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
Menurut Bintari, Suprihatin (1984:35) tinggi rendahnya pendapatan yang
diterima seseorang bergantung kepada :
a. Kesempatan kerja yang tersedia
Dengan semakin tinggi atau semakin besar kesempatan kerja yang tersedia
berarti banyak penghasilan yang biasa diperoleh dari hasil kerja tersebut.
b. Kecakapan dan keahlian kerja.
Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap
penghasilan.
c. Kekayaan yang dimiliki
Jumlah kekayaan yang dimiliki seseorang juga mempengaruhi jumlah
penghasilan yang diperoleh. Semakin banyak kekayaan yang dimiliki berarti
semakin besar peluang untuk mempengaruhi penghasilan.
d. Keuletan kerja
Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan dan keberanian untuk
menghadapi segala macam tantangan. Bila suatu saat mengalami kegagalan,
maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah
e. Banyak sedikitnya modal yang digunakan
Suatu usaha yang besar akan dapat memberikan peluang yang besar pula
terhadap penghasilan yang akan diperoleh.
2.2.2. Modal
Modal atau capital mengandung banyak arti tergantung pada
penggunanya. Dalam arti sehari-hari, modal sama artinya dengan harta kekayaan
seseorang yaitu semua harta berupa uang, tabungan, tanah, rumah, mobil dan
lain-lain. Modal tersebut dapat mendatangkan penghasilan bagi si pemilik modal
tergantung pada usahanya dan penggunaan modalnya.
Dalam ilmu ekonomi, banyak definisi tentang modal. Menurut Von Bohm
Bawerk, arti modal atau capital adalah segala jenis barang yang dihasilkan dan
dimiliki masyarakat, disebut dengan kekayaan masyarakat. Sebagian kekayaan itu
digunakan untuk memproduksi barang-barang baru dan inilah yang di sebut modal
masyarakat atau modal sosial. ( Daniel, 2001 :73-74 )
Menurut Alam. S(1997 : 210 ) definisi modal adalah segala sumber daya
hasil produksi yang tahan lama yang dapat digunakan untuk proses produksi
sebagai input dalam proses produksi selanjutnya.
Sementara menurut Rosyidi (1995:57), modal capital goods (barang
modal riil) yang artinya semua jenis barang yang di buat uantuk menunjang
kegiatan produksi barang-barang lain dan jasa jasa yang biasa dan sebagai barang
Modal bisa terbentuk dari beberapa sumber atau kegiatan. Umumnya
modal terbentuk karena produksi, penabungan dari produksi, pemakaian benda
tabungan untuk produksi selanjutnya. (Daniel, 2001:76)
Akumulasi modal merupakan keharusan bagi pembangunan ekonomi
bagian negara-negara sedang berkembang, karena pembangunan sangat
memerlukan modal. Semakin besar modal yang tersedia maka semakin cepat
pembangunan ekonomi cepat dilaksanakan. Akumulasi modal mempunyai
peranan ganda yaitu menimbulkan pendapatan, memperluas kesempatan kerja dan
menaikkan tingkat investasi selanjutnya. (Suryana, 2000 : 72-73 )
Jadi kesimpulannya bahwa modal itu sangat penting. Apabila kekurangan
modal dapat mengakibatkan penurunan produktifitas indurstri kecil sehingga
diperlukan dana eksternal untuk membantu kesulitan mereka.
2.2.2.1.Macam-macam Modal
Menurut Case dan Fair (2002 : 290 – 291 ) pembagian modal dibagi
menjadi tiga macam:
a. Modal berwujud atau modal fisik
Barang materi yang digunakan sebagai masukan dalam memproduksi barang
dan jasa dimasa mendatang. Kategori utama modal fisik adalah struktur non
residensial (misal : bangunan kantor, pembangkit tenaga pabrik pusat
perbelanjaan, pergudangan, dan galangan kapal), peralatan tahan lama (misal :
perumahan dan persediaan masukan dan keluaran yang merupakan stok yang
diadakan oleh perusahaan.
b. Modal sosial atau infrastruktur
Modal yang memberikan layanan atau jasa kepada publik. Kebanyakan modal
sosial berbentuk karya publik seperti jalan raya, jembatan, sistem angkutan
masal, sistem saluran air bersih dan saluran air limbah, pos polisi, pos
pemadam kebakaran, hall kota, gedung pengadilan dan mobil polisi ,
semuanya merupaka bentuk modal sosial yang digunakan sebagai masukan
untuk memproduksi jasa yang penyediannya menjadi tanggung jawab
pemerintah.
c. Modal tak berwujud
Barang non material yang menyumbang kepenciptaan keluaran yang berupa
barang dan jasa masa depan. Bila perusahaan bisnis menanamkan modal
dalam periklanan untuk membangun nama ,merek, ia memproduksi bentuk
modal tak berwujud yang disebut good will.Good will tersebut menghasilkan
jasa yang bernilai bagi perusahaan sepanjang waktu.
Sedangkan pembagian modal menurut Soemita (1990 : 215-217) ada dua
macam yaitu :
a. Modal aktif
1. Modal lancar : modal berupa uang disebut juga modal kerja.
Contoh : Membeli bahan baku, membayar upah atau gaji, membayar
2. Modal tetap : modal yang ditanam dalam aktiva tetap.
Contoh : Membeli tanah, mendirikan bangunan, mesin, dan lain-lain.
b. Modal Pasif
1. Modal asing : Semua modal tidak berasal dari pemilik perusahaan yang
bersangkutan.
a. Modal asing jangka pendek : Semua modal asing harus dibayar
kembali dalam waktu satu tahun.
b. Modal asing jangka panjang : Semua modal asing harus dibayar
kembali dalam waktu lebih dari satu
tahun.
c. Modal sendiri : Modal yang berasal dari pemilik atau
para pemilik perusahaan yang
bersangkutan.
2.2.2.2.Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang ikut serta dalam perusahaan bukan
berupa pinjaman tetapi dapat berupa saham atau penanaman modal dari peserta
(J. Sudarsono, 1996 :190 )
Modal sendiri juga merupaka hak pemilik pada sumber-sumber daya
perusahaan. Pemilikan dapat berupa dana awal atau jasa yang disumbangkan oleh
pemilik, keuntungn yang diperoleh perusahaan yang diinvestasikan kembali
Secara umum penggunaan pembiayaan dengan modal sendiri memberikan
keunggulan-keunggulan sebagai berikut :
a. Tidak ada biaya bunga yang harus dibayar oleh pemilik.
b. Sebuah perusahaan atau industri yang dibiayai oleh modal sendiri secara
finansial lebih kuat dan lebih dapat bertahan terhadap resesi bisnis dari pada
perusahaan atau industri yang menggunakan hutang atau kredit.
c. Kemampuan pemilik untuk mendapatkan modal pinjaman dengan modal
sendiri.
Namun demikian, kelemahan-kelemahan dari pembiayaan adalah modal
sendiri tidak selalu merupakan sumber uang yang dapat diandalkan dan tersedia.
Pemilik mungkin menemukan kesulitan untuk mendapatkan lebih banyak dana
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.(Muselman dan
jackson.1990 :75- 76)
Dengan modal sendiri maka akan diketahui berapa tingkat keuntungan
yang diperoleh dari modal-modal yang ditanamkan. Bagi pemilik, yang penting
ada beberapa keuntungan yang diperolehnya dan keuntungan yang diperoleh
perusahaan.
2.2.2.3.Fungsi Modal
Modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu usaha.dengan
modal perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasionalnya.perusahaan harus
mempunyai Modal primer yaitu standar modal yang wajib dimiliki oleh
perusahaan agar perusahaan tersebut mampu melaksanakan kegiatan
baik itu per hari atau per bulan agar perusahaan tidak mengalami kekurangan atau
kelebihan uang. Modal perusahaan dapat tercermin dalam neraca sebelah
aktiva,Seberapa baguskah tingkat likuiditas perusahaan dapat dipengaruhi oleh
tinggi rendahnya modal yang dimiliki perusahaan.
Suatu perusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sehingga
untuk memenuhi tuntutan itu, perusahaan harus dapat menjalankan fungsi
manajemen secara efektif agar dapat bertahan dan bersaing dengan perusahaan
yang lain. Manajemen modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar
kelangsungan hidup suatu perusahaan dapat dipertahankan (Eugene F Brigham &
Joel F Houston 2001 : 154 ).
modal kerja ( working Capital ) adalah investasi-investasi perusahaan pada
aktiva jangka pendek, yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan
dan piutang usaha (Eugene F Brigham & Joel F Houston 2001 : 150).
Modal kerja yang disediakan dalam perusahaan jumlahnya harus sesuai
dengan kebutuhan operasi perusahaan. Jumlah modal kerja yang besar dapat
menjadikan tingkat likuiditas perusahaan menjadi aman. Namun modal kerja yang
jumlahnya terlalu besar sebenarnya dapat merugikan perusahaan karena akan
terdapat modal kerja yang tidak produktif terlebih lagi jika modal kerja tersebut
berasal dari pinjaman, hal ini sangat merugikan bagi perusahaan karena harus
menanggung beban bunga pinjaman
Dalam menjalankan usaha, baik perusahaan besar maupun kecil
Modal kerja merupakan unsur terpenting untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaan,
yang digunakan untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari yang
dapat berubah sesuai dengan keadaan perusahaan. Dengan adanya proses
produksi yang lancar dapat menghasilkan produksi yang sesuai dengan
harapan para pengusaha, sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan dan
pada akhirnya akan dapat meningkatkan pendapatan bagi perusahaan tersebut.
Menurut Kamaruddin (1997 :1 ) modal kerja yang tepat merupakan
syarat keberhasilan suatu perusahaan apalagi bagi perusahan kecil, di samping
itu modal kerja sangat menentukan posisi likuiditas perusahaan dan
likuiditas adalah persyaratan keberhasilan serta kontinuitas perusahaan.
Modal kerja dengan kuantitas yang besar dapat memberikan peluang jumlah
keuntungan yang besar pula dibandingkan dengan keadaan jumlah modal yang
relatif kecil.
Penggunaan modal kerja yang kurang efektif dan efisien mengakibatkan
aktivitas usaha tidak lancar. Dari beberapa pendapat di atas pada dasarnya peran
modal kerja adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi
perusahaan.
2.2.2.4.Hubungan Modal Dengan Pendapatan Pengusaha Kios pulsa
Secara umum ada tiga jenis modal yang perlu dipersiapkan untuk
menjalankan bisnis kios pulsa yaitu: modal awal, modal kerja, dan modal
1. Modal Awal
Modal Awal adalah jenis modal yang harus dikeluarkan di awal dan digunakan
untuk jangka panjang. Contoh yang termasuk modal awal adalah peralatan
komputer, hardware, software, router, switch, modem adsl, handphone, modem
gsm, kabel data, alat tulis kantor, bangunan, genset, UPS, dan barang-barang
lainnya. Modal awal ini cukup besar karena dipakai untuk jangka panjang.
2. Modal Kerja
Modal Kerja adalah jenis modal yang harus dikeluarkan untuk membuat membeli
atau menjual barang. Modal kerja ini dikeluarkan tiap bulan atau setiap
melakukan order. Pada prinsipnya, tanpa modal kerja Anda tidak bisa memiliki
barang dagangan untuk dijual. Contohnya: modal untuk membeli stok MKIOS,
membeli stok Simpati Autorefill, mengisi deposit Indosat SEV, deposit Dompet
Pulsa, membeli stok voucher fisik, deposit host-to-host dan barang-barang
inventori lainnya.
3. Modal Operasional
Modal Operasional adalah modal yang dikeluarkan untuk membayar operasional
bulanan misalnya gaji pegawai, tagihan listrik, tagihan telepon, air, dll. Untuk
bisnis pulsa elektrik ada biaya sms reply, kartu perdana untuk mengirim sms, isi
ulang pulsa untuk kartu mkios, dompet pulsa dan sev, serta isi ulang sms reply.
2.2.3. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang harus diberikan oleh seseorang untuk
memperoleh barang dan jasa. (Ahman, 1999;67)
Dalam kegiatan transaksi, biasanya penjual dan pembeli terjadi
tawar-menawar harga, sehingga mencapai suatu kesepakatan,harga yang disepakati
bersama antara pembeli dan penjual. Pada dasarnya merupakan titik temu antara
harga yang dikehendaki oleh penjual dan pembeli.
Titik temu ini dianggap sebagai keseimbangan antara harga penjual dan
harga pembeli dan disebut harga keseimbangan.
2.2.3.1.Hukum harga
Salah satu gejala ekonomi yang sangat penting berhubungan dengan
produsen dan konsumen adalah harga. Harga didefinisikan sebagai ukuran nilai
dari barang dan jasa. Dalam masyarakat bawha uang belum digunakan sebagai
penukar dan pengukur nilai, maka harga suatu barang dinyatakan dengan barang
lain yang diperlukan. Ini kadang-kadang masih dilakukan dengan masyarakat
tertentu.
Teori harga paling mudah dikembangkan dalam konteks tingkat harga
konstan. Perubahan harga yang dikupas dalam teori itu merupakan perubahan
komoditi adalah harga nominal komoditi tersebut dalam pengertian komoditi lain.
Harga diasumsikan akan naik jika terjadi kekurangan dan akan turun jika harga
surplus. Menurut Steiner (1992 : 79) harga pasar aktual akan didorong karena
ekuilibrium dan jika kadaan ini tercapai maka tidak akan ada lagi kekurangan
maupun surplus dan harga tidak akan berubah, hingga terjadi pergeseran kurva
permintaan atau kurva penawaran. Jadi dari pengertian harga diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa harga sebagai ukuran nilai yang merupakan perubahan relatif
terhadap tingkat rata-rata barang dan jasa, sedangkan hukum harga menurut
Rosyidi (1998: 312-314) dibagi menjadi dua macam yaitu :
a. Hukum harga yang pertama (The First Law Of Price) yang menerangkan
perubahan pergeseran permintaan.
b. Hukum harga yang kedua ( The Second Law of Price) yang menerangkan
pergeseran perubahan penawaran.
2.2.3.2.Pengertian Permintaan
Menurut Alfred dan Douglas (1994 : 38 ) bahwa dalam ekonomi
permintaan berarti permintaan yang didukung oleh uang yang cukup untuk
membeli barang yang diminatinya.
Sedangkan menurut Bintari dan Suprihatin (1997 : 72) bahwa permintaan
masyarakat adalah keseluruhan barang yang diminta oleh konsumen. Permintaan
masyarakat timbul karena meningkatnya pendapatan masyarakat, yang akan
Permintaan masyarakat juga menunjukkan kemakmuran secara
keseluruhan. Permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang atau jasa yang bersangkutan. Definisi
permintaan tersebut kemudian dirumuskan menjadi : bahwa semakin tinggi harga
suatu barang, maka akan semakin sedikit jumlah yang terjual dan semakin rendah
harga suatu barang, maka semakin banyak barang yang akan dibeli
(Rosyidi,1998:238)
Dari pengamatan tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
permintaan adalah suatu keinginan seseorang untuk mendapatkan suatu barang
dan jasa yang disertai oleh kemampuan dana untuk membelinya.
2.2.3.3.Teori Permintaan
Di dalam hidupnya manusia dihadapkan pada kebutuhan yang sangat
banyak dalam pemenuhannya. Kebutuhan manusia itu selalu tumbuh dan
berkembang dengan mengikuti situasi dan kondisinya yang berputar begitu cepat.
Kehidupan menusia senantiasa mengalami kenaikan baik secara kualitas maupun
kuantitasnya.
Permintaan adalah kienginan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Permintaan akan suatu
jenis barang adalah sejumlah barang yang pembeli bersedia pada tingkat harga
yang berlaku pada suatu pasar tertentu dalam waktu tertentu pula
Semua anggota masyarakat yang menerima uang dan membelanjakan
untuk pembelian barang dan jasa disebut konsumen. Setiap konsumen akan
menghabiskan pendapatannya terhadap dan jsa tersedia di pasar.
Permintaan adalah kemauan yang disertai dengan kesediaan serta
kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan. Setiap orang oleh ingin
apapun yang diinginkannya, tetapi jika keingngnya itu tidak ditunjang dengan
kesediaan membeli serta kemampuan utuk membeli maka keinginannya itupun
tinggal keinginan saja.
2.2.3.4.Pengertian Penawaran
Penawaran dapat didefinisikan sebagai stok barang atau barang yang akan
ditawarkan pada satu tingkat harga tertentu, Para ahli ekonomi menyepakati
bahwa yang dimaksud dengan penawaran adalah suatu daftar yang menunjukka
jumlah barang yang ditawarkan untuk dijual dengan berbagai tingkat harga dalam
suatu pasar tertentu (Samuelson,1995 : 52)
Menurut Lipsey dkk (1992 : 18) bahwa penawaran bahwa penawaran
adalah jumlah barang yang akan dijual untuk seorang atau beberapa penjual
selama periode waktu tertentu pada berbagai macam kemungkinan harga.
Sedangkan menurut Rosyidi (1998 : 289) kebanyakan para ahli ekonomi
telah bersepakat untuk menggunakan pengertian penawaran sebagai berikut;
penawaran adalah suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah barang itu
ditawarkan untuk dijual di berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada suatu
atau kemampuan untuk membeli, maka penawaran merupakan bagungan antara
kepemilikan (ownership) dengan kesediaan untuk menjualnya.
2.2.3.5.Teori Penawaran
Dibalik permintan (demand), terdapatlah penawaran (suply), keduanya
yaitu permintaan dan penawaran bersama-sama menentukan harga. Ketentuannya
adalah bahwa harga terjadi disatu tingkat yang penawarannya sama dengan
permintaan. Sebagaimana permintaan penawaran inipun dapat pula didefinisikan
dalam berbagai bentuk sebagai stok barang ataupun jumlah barang yang
ditawrakan pada suatu tingkat harga tertentu.
Menurut Rosyidi (1998 : 288) kebanyakan ahli ekonomi telah bersepakat
untuk menggunakan pengertian penawaran sebagai berikut : Penawaran adalah
suatu daftar yang menunjukkan jumlah-jumlah barang itu yang ditawarkan untuk
dijual di berbagai tingkat harga dalam suatu pasar pada waktu tertentu. Jika
permintaan merupakan gabungan keinginan dan kesediaan atau kemampuan untuk
membeli, maka penawaranpun merupakan gabungan antara kepemilikan dengan
kesediaan untuk menjualnya.
2.2.3.5.Elastisitas
Elastisitas adalah suatu pengertian yang menggambarkan derajat
kepekaan. Elastisitas permintaan menggambarkan kepekaan fungsi permintaan
terhadap perubahan yang terjadi pada variabel-variabel yang mempengaruhinya.
Oleh karena itu ada tiga variabel yang mempengaruhi permintaan tersebut, maka
1. Elastisitas permintaan atas harga, adalah persentase perubahan kuantitas
barang yang diminta yang ditimbulkan oleh perubahan satu persen pada
harganya. Secara metematis dapat dituliskan sebagai berikut :
(Sukirno,1995 : 74)
Karena pada umumnya kuantitas (Q) dan harga (P) bergerak dengan arah
berlawanan, makaelastisitas permintaan atas harga ini biasanya terjadi
negatif. Elastisitas permintaan didefinisikan sebagai nilai absolut, karena itu
elastisitas tidak pernah negatif. Semua kurva dikelompokkan sebagai elastis,
unitary atau inelastis tergantung pada nilai EP-nya.Sedangkan nilai dari
elastisitas tersebut berkisar antara 0<EP<0, dimana :
Jika Ep = 0, maka permintaanya adalah inelastis sempurna
Jika Ep = 1, maka permintaanya adalah unitary
Jika Ep = ~, maka permintaanya adalah elastis sempurna
Jika antara 0<Ep<1, maka permintaan adalah inelastis
Jika antara 0<Ep<~, maka permintaanya adalah elastis
Pada kurva permintaan akan terdapat tiga keadaan tersebut, pada
harga tertinggi elastisitasnya lebih besar dari satu (elastis) dan pada harga
rendah elastisitasnya kurang dari satu (inelastis), sedangkan dari titik tengah
Elastisitas permintaan atas harga dapat digunakan untuk
menunjukkan bagaimana pengeluaran total suatu barang akan berubah
sebagai reaksi terhadap perubahan harga.
Pengeluaran total suatu barang merupakan hasil perkalian antara
harga barang (P) dengan jumlah barang yang dibeli (Q). Jika permintaanya
elastis, maka penurunan harga barang akan menyebebkan naiknya
pengeluaran total, karena persentase penurunan harga lebih kecil daripada
kenaikan jumlah yang ditimbulkan. Apabila terjadi kenaikan harga akan
menyebabkan pengaluarantotal menurun. Sedangkan jika permintaan unitary,
maka pengeluaran total akan tetap konstan meskipun harga berubah.
Akhirnya jika permintaan adalah inelastis maka penurunan harga
menyebabkan pengeluaran total menurun. Suatu kenaikan harga pada situasi
inelastis tidak akan menyebebkan suatu penurunan jumlah barang yang sangat
besar dan pengeluaran total akan naik (Sudarsono, 1991 : 244)
2. Elastisitas permintaan atas pendapatan, yaitu persentase perubahan kuantitas
sebagai berikut :
(Sukirno, 1995: 84)
Elastis pendapatan adalah positif untuk barang normal, kenaikan pendapatan
interior, elastisitas pendapatanya akan menjadi negatif, karena kenaikan
pendapatan akan jumlah barang yang diminta.
3. Elastisitas silang yaitu persentase perubahan kuantitas barang X yang diminta
yang ditimbulkan oleh perubahan satu persen pada harga barang lain (Y).
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :
(Sukirno,1995:74)
Elastisitas silang dapat bernilai positif apabila kedua barang itu mempunyai
hubungan subtitusi (saling mengganti), dimana suatu kenaikan dalam harga
barang Y akan menaikkan konsumsi atas barang X tersebut. Namun apabila
elastisitas silang bernilai negatif, maka kedua barang itu mempunyai
hubungan komplementer (saling melengkapi), dimana kenaikan harga barang
Y akan menurunkan konsumsi barang X.
2.2.4. Kredit
2.2.4.1.Pengertian Kredit
1. Menurut UU No.7/1992 tentang perbankan disebutkan, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk mlunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
2. Menurut UU No.14/1967 mengenai pokok perbankan, Bab I Pasal I (c), yang
dimaksud kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain, dalam hal ini mana pihak peminjam berkewajiban
melunasi hutangnya selain jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
telah dibutuhkan (Suharjdjo, 2003:11).
Dipandang dari sudut ekonomi kredit diartikan sebagai penundaan
pembayaran, maksudnya pengambilan atau penerimaan uang atau barang
tidak dilaksanakan secara bersamaan pada peneriamaan akan tetapi
pengambilannya dilakukan pada masa tertentu yang akan datang. Beberapa
pengertian diatas dapat dismpulkan kredit adalah suatu bentuk perjanjian
yang terjadi antara dua belah pihak berdasarkan kepercayaan dimana salah
satu pihak memberikan prestasi baik berupa uang dan barang atau jasa pada
pihak-pihak lian dimana ia berkewajiban untuk mengembalikan atau
memenuhi kewajibannya dalam jangka tertentu.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat suku
bunga atau kredit adalah tingkat balas jasa yang diperoleh masyarakat atas
sejumlah dana atas pinjaman yang telah diterimanya.
Apabila tingkat suku bunga kredit turun maka mendorong
pengusaha untuk mengambil kredit. Dalam sesempatan ini pengusaha
mengambil lebih rendah biaya bunga kredit. Dalam kesempatan ini
untuk membiayai produksi perusahaan. Hal ini akan mendorong kenaikan
jumlah uang beredar.
2.2.5. Jumlah produk yang terjual /Volume penjualan
Pengertian penjualan
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan
keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba
(Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena
dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang
diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil
produk yang dihasikan. Menurut Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer
hak atas benda-benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau
mentransfer barang dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang
penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 1990).
1. Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan
jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak
menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami
beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
a. Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b. Harga produk.
c. Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah
penjualan, garansi dan sebagainya.
2. Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam
penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun
faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:
a. Jems pasarnya
b. Kelompok pembeli atau segmen pasarnya
c. Daya belinya
d. Frekuensi pembelian
e. Keinginan dan kebutuhan
3. Modal.
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut
belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari
tempat penjual. Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan
tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat
peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi,
dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki
sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4. Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian
tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di
bidang penjualan.
5. Faktor lain.
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian
hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya,
diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal
kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan. Sedangkan bagi perusahaan
kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa “paling
penting membuat barang yang baik”. Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan,
maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun,
sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya,
misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi
2.2.6. Kerangka Pikir
Sumber : Peneliti
Berdasarkan kerangka pikir diatas,dapat dijelaskan bahwa dalam
berproduksi untuk memperoleh pendapatan, kios pulsa dipengaruhi oleh modal,
semakin besar modal yang dikeluarkan, maka akan semakin besar pula skala
usaha yang akan berpengaruh pada pendapatan yang akan diterima yang
berdampak pada tingginya produktifitas kerja.Sebaliknya rendahnya produktifitas
kerja disebabkan karena rendahya dana kapital atau modal yang digunakan.
Harga produk yang di jual juga akan mempengaruhi turun naiknya
pendapatan kios pulsa. Semakin tinggi harga suatu barang, maka akan semakin
sedikit jumlah yang terjual dan semakin rendah harga suatu barang, maka semakin
banyak barang yang akan dibeli (Rosyidi, 1998 : 239)
Jumlah kredit yang diambil pengusaha kios pulsa dalam kesempatan ini
pengusaha kios pulsa akan mengambil bunga yang lebih rendah untuk digunakan
dalam membiayai pendanaan kios pulsa yang akan memperbanyak variasi produk
yang dijual (Susanti, 2001:26)
Volume penjualan atau jumlah produk yang terjual begitu mempengeruhi
pendapatan pengusaha kios pulsa.Untuk beberapabarang, harga dan volume
penjualan berbanding terbalik, artinya jika ada kenaikan harga maka penjualan
akan menurun dan jika terjadi penurunan harga maka penjualan akan meningkat.
(Dharmesta dan Irawan 2005:243).
2.2.7. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan yang masih perlu diuji kebenarannya berdasarkan
faktor-faktor yang ada. Berdasarkan permasalahan dan landasan teori yang telah
diuraikan diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut.
1. Diduga faktor-faktor modal, jumlah kredit, harga produk,dan volume
penjualan dapat mempengaruhi peningkatan pendapatan pengusaha kios pulsa
di Trosobo.
2. Diduga faktor modal yang mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Yang dimaksud dengan definisi operasional dan pengukuran variable
ada-lah pernyataan tentang definisi yang diberikan kepada suatu variable dan
pengu-kuran variabel-variabel dalam penelitian ini secara operasional, baik berdasarkan
teori yang telah ada maupun pengalaman empiris. Definisi operasional variabel
yang digunakan dapat diutarakan sebagai berikut:
1. Variabel tidak bebas
Variabel ini merupakan variabel yang tergantung pada variabel-variabel lain.
Dalam penelitian ini variabel tidak bebasnya adalah pendapatan pengusaha
yang dinyatakan dalam rupiah.
2. Variabel bebas
Variabel ini adalah yang menjelaskan variabel-variabel berikut
a. Modal (X1)
Jumlah modal yang digunakan oleh pengusaha kios pulsa bisa modal
sendiri, hutang atau pinjaman yang dinyatakan dalam rupiah.
b. Harga produk yang di jual (X2)
Harga produk yang di jual oleh pengusaha pulsa dinyatakan dalam satuan
c. Jumlah kredit (X3)
Jumlah kredit yang digunakan dalam proses penjualan pulsa dan dihitung
dalam satuan rupiah.
d. Volume penjualan (X4)
Jumlah produk yang terjual atau transaksi yang terjadi dihitung dalam
satuan unit.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
a. Sumber Data
Kios pulsa yang ada di Trosobo sebagai objek penelitian (dengan
kuisioner).
b. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh langsung melalui wawancara dengan pihak terkait.
b. Pengumpulan Data
Cara yang dilakukan untuk pengumpulan data ini adalah sebagai berikut :
1.Kuisioner
Yaitu dengan cara penelitian secara langsung untuk mengumpulkan
3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah wilayah Trosobo dalam
kaitannya dengan variabel diatas. Dari populasi yang diamati terdapat sejumlah 15
pengusaha kios pulsa di Wilayah Trosobo
Pertanyaan Sampel
1. Berapa besar modal yang digunakan untuk mendirikan kios pulsa?
2. Berapa harga produk yang di jual?
3. Berapa jumlah kredit yang diambil untuk usaha kios pulsa?
4. Berapa jumlah produk yang dijual dalam waktu satu bulan?
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1 Teknik Analisis
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua
teknik yaitu :
1. Analisis sualitatif.
Yaitu analisis atau pengolahan data yang mengandalkan penganalisaan
terhadap hal-hal yang menimbulkan masalah dengan menggunakan
pendekatan baik secara sistematis maupun logis.
2. Analisis kuantitatif.
Yaitu analisis atau pengolahan data yang berbentuk atau terdapat perhitungan
Dalam penelitian ini digunakan medel persamaan regresi linier berganda untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel berikutnya.
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas (X1,X2,X3,X4) terhadap variabel terikat (Y) digunakan analisis regesi linier
berganda, dengan menggunakan rumus :
Y = β0,+β1X1+β2X2+β3X3+β4X4+ei... (Sudrajat,1998:112)
Keterangan :
Y = Pendapatan pengusaha
X1 = Modal
X2 = Harga Produk
X3 = Jumlah kredit
X4 = Volume penjualan
β0 = Konstanta
β1,β2,β3,β4 = Koefisien regresi
ei = Konstanta
Sedangkan untuk mengetahui seberapa jauh variabel-variabel bebas
menjelaskan keeratan dengan variabel terikat, maka digunakan koefisien
determinasi (R2) yang mempunyai 2 (dua) kegunaan yaitu :
1. Sebagai ukuran kecapatan atau kecocokan suatu garis regresi, yang diharapkan
suatu kelompok data hasil observasi. makin besar nilaiR2 maka makin tepat
2. Untuk mengatur besarnya persentase dari jumlah variasi Y yang diterapkan
oleh model regresi atau dengan kata lain untuk mengukur suatu sumbangan
dari variabel bebas (X1 sampai dengan X4) terhadap variabel terikat (Y).
Nilai R2 terletak antara 0 dan 1 (0<R2<1)
R2 = (Sudrajat,1998:84)
Dimana :
JK = Jumlah kuadrat
R2 = Koefisien determinasi
3.4.2 Uji Hipotesa
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini ada dua cara, yaitu :
a. Uji F
Untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas,
maka menggunakan rumus :
Fhitung = (Gujarati,1999:101)
Dengan ketentuan:
Hi : β1≠β2≠β3≠β4≠0 (ada pengaruh)
Ho : β1=β2=β3=β4=0 (tidak ada pengaruh)
Derajat bebas = (k,n-k-1)
n = Jumlah sampel
Gambar 1 : Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi f
Sumber :Supranto, j, 1994, Statistik-teori dan aplikasi, edisi 5, penerbit
Erlangga, hal 120
Keputusannya adalah :
1. Apabila Fhitung>Ftabel,maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya secara
simultan terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
2. Apabila Fhitung≤Ftabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya secara
simultan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara variabel bebas antara
variabel terikat.
b. Uji t
Untuk menguji pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap
variabel tidak bebas dengan menggunakan rumus :
fhitung = (Gujarati,1999:103)
Dimana :
Se = Standar error
k = jumlah variabel bebas
n = jumlahsampel
Ho : βo = 0 (tidak ada pengaruh)
Hi : βo≠ 0 (ada pengaruh)
Derajat bebas = (n-k-1)
Gambar 2 : Daerah kritis Ho melalui kurva distribusi t
Sumber : Supranoto, j, 1994, Statistik-teory dan Aplikasi, penerbit Erlangga,
jakarta, hal :379
Keputusannya adalah :
1. Jika thitung >ttabel atau –thitung < -ttabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima,
artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terkait.
2. Jika -ttabel ≤ thitung ≤ttabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada
pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
3.4.3 Uji Blue (Best Linier Unbiased Estimator )
Persamaan regresi diatas harus bersifat Blue (Best Linier Unbiased
Untuk menguji model tersebut apakah sudah termasuk blur atau tidak
maka dapat dilakukan beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh regresi
linier berganda, antara lain :
a. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisakan sebagai korelasi antar data observasi yang
diurutkan berdasarkan urut waktu tertentu. Atau data yang diambil pada waktu
tertentu . Jadi model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala
aoutokorelasi, artinya nilai residual (Y observasi – Y prediksi) pada waktu
ke-t ke-tidak boleh ada hubungan dengan residual periode sebelumnya (e ke-t-1). Unke-tuk
mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan menghitung besaran durbin
watson:
Angka D-W dibawah - 2 berarti ada autokorelasi positif
Angka D-W diantara – 2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi
Angka D-W diatas + 2 berarti ada autokorelasi.
Sumber :Gujarati, Damandor, diterjemahkan oleh Sumarno Zain, 1999,
c. Multikolinieritas
Penyimpangan asumsi model klasik yang kedua multikolinieritas, yang
bertujuan untuk menguju apakah model regresi ditemukan adanya kerelasi
antar variabel bebas . Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel itu
ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas nilai korelasi antar
sesama variabel bebas sama dengan nol (0). Salah satu cara untuk
mengilngkan adanya multikolinieritas adalah dengan melihat toleran dan nilai
variabel dan nilai variabel inflstion factor (VIF).
VIF = 1/1 – R2
VIF menyatakan tingkat”pembengkakan”Varians untuk mendeteksi adanya
Multikolinieritas adalah besaran VIF dan toleransi
o Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas.
o Jika VIF < 10, mana tidak terjadi multikolinieritas.
d. Heterokesdasitas
Merupakan varians variabel dalam model tidak sama konstan.
Konsekuensi adanya heterokedatisitas dalam model regresi adalah penaksir
(estimator) yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel besar maupun
sampel kecil. Walaupun penasksir yang diperoleh menggambarkan
populasinya (tidak bias) dan bertambahnya sampel yang digunakan akan
mendekati nilai yang sebenarnya oleh varians yang tidak minimum (tidak
Stasistik dasar dalam pengujian heterkesdasitas dalam suatu regresi dapat
dialkukan dengan korelasi Rank Spearman (rs) dasar analisis adalah :
Apabila nila signifiacant (sig) > tingkat significint α = 0,05 maka Ho
diterima berarti tidak terjadi heterokesdatisitas.
Apabila nilai significant (sig) < tingkat significant α = 0,05 maka Ho
Asumsi Klasik (Best Linear Unbiassed Estimator)
Sebelum kita uji persamaan Regresi Linier Berganda sesuai dengan
pengujian secara simultan maupun parsial, maka kita lihat terlebih dahulu
apakah Y = 01X12X2 3X3 4X4 yang diasumsikan tidak terjadi
pengaruh antar variabel bebas atau regresi bersifat BLUE (Best Linear
Unbiassed Estimator), artinya koefisien regresi pada persamaan tersebut
benar-benar linear tidak bias.
1. Pengujian Autokorelasi
Asumsi pertama dari regresi linier adalah ada atau tidaknya
autokorelasi yang dilihat dari besarnya nilai Durbin Watson. Dalam
analisis nilai Durbin Watson adalah sebesar 1,570. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin
Watson. Jumlah variabel bebas adalah empat buah (K=4) dan ,jumlah
data adalah sebanyak 10 Responden (n=10) maka diperoleh DL = 1,396
dan DU = 1,723. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke dalam kurva
Durbin Watson.
Berdasarkan kurva Durbin Watson maka dapat disimpulkan
bahwa persamaan regresi berada pada daerah antara ada autokorelasi
Daerah Daerah Daerah Daerah
Kritis Ketidak- Terima Ho Ketidak- Kritis pastian pastian
Tolak Tidak ada Tolak
Ho autokorelasi Ho 0 dL= 0.376 dU = 2,414 (4-dU) = 1,59 (4-dL) = 3,62 d
1,570
Sumber : Lampiran 5 dan Lampiran 8
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa nilai DW berada pada daerah
ketidak pastian. Diantar nilai dL dan dU
2. Pengujian Heterokedastisitas
Heterokedatisitas di identifikasikan dengan koefisien korelasi Rank
Spearman Berdasarkan tabel dibawah, diperoleh tingkat signifikansi
koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap