commit to user
INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN T GANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK si Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Ting
hadap Facebook di Kalangan Mahasiswa Ilmu Kom rsitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010)
Oleh :
uk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-sy Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi
pada Program Studi Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
commit to user
PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pembimbing
commit to user
HALAMAN PENGESAHANTelah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si ( )
NIP. 19580617 198702 1 001 Ketua
2. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si ( )
NIP. 19690207 199512 2 001 Sekretaris
3. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. ( )
NIP. 19710217 199802 1001 Penguji
Mengetahui,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Dekan
commit to user
MOTTO HIDUP
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Allah SWT, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala
limpahan rahmat serta karuniaNya,
Ibu dan Bapak, terima kasih atas segala kasih sayang, doa, nasehat
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK (Studi Korelasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Ketergantungan pada Facebook). Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya yang tiada terkira.
2. Drs. H. Supriyadi SN., SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Dra. Prahastiwi Utari, M.si, Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hamid Arifin, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta, terima kasih atas segala bantuannya.
5. Sri Hastjarjo, S.Sos, Ph.D. selaku dosen pembimbing, atas kesediannya untuk membimbing, telah menyediakan waktu untuk memberikan arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
commit to user
7. Sahabat-sahabat baikku Mayang, Fika, Sidiq, Mita, Naomi, Galuh, Eva atas semua bantuan, dukungan, semangat, dan persahabatan yang telah terjalin selama ini.
8. Teman-teman seluruh angkatan Ilmu Komunikasi 2006, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas semua dukungannya. 9. Untuk semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-satu, terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Surakarta, 3 Januari 2011
commit to user
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan... 3. Karakteristik Situs Jejaring Sosial... F. Kerangka Pemikiran...
A. Gambaran Umum Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret
Surakarta………
1. Sejarah Perkembangan Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta………. 2. Visi dan Misi………. 3. Kurikulum……….. B. Gambaran Umum tentang Facebook………...
commit to user
A. Uji Korelasi Hubungan Antar Variabel………..
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.1 : Sepuluh Besar Negara dengan Account Facebook Terbanyak
di Tahun 2010……… Tabel 3.1 : Agama yang Dianut Responden………. Tabel 3.2 : Besarnya Pengeluaran Keluarga dalam 1 Bulan……… Tabel 3.4 : Pekerjaan Ayah……….. Tabel 3.5 : Pekerjaan Ibu………..
Tabel 3.6 : Keaktifan di Kampus………. Tabel 3.7 : Keaktifan dalam Mengikuti Kegiatan atau Organisasi Sekitar
Rumah………
Tabel 3.8 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Teman-Teman Kampus………..
Tabel 3.9 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Keluarga……….
Tabel 3.10 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Orang-Orang di Sekitar Rumah………
Tabel 3.11 : Banyaknya Waktu yang Dimiliki untuk Bersosialisasi dengan Teman-Teman Sewaktu Sekolah………..
Tabel 3.12 : Pengaruh yang Diberikan Teman dalam Penggunaan
commit to user
Tabel 3.13 : Total Nilai Variabel Hubungan Sosial………..
Tabel 3.14 : Media yang Memberikan Manfaat untukUpdateStatus……..
Tabel 3.15 : Media Chatting Selaian Facebook………
Tabel 3.16 : Media yang Menyediakan FasilitasNoteSelain Facebook…..
Tabel 3.17 : Media yang Memberikan Manfaat untuk Berkirim Pesan Selain Facebook……… Tabel 3.18 : Media yang Memberikan Manfaat untuk Update Status…….. Tabel 3.19 : Total Nilai Variabel Alternatif Media………... Tabel 3.20 : Frekuensi Mengakses Facebook dalam Satu Minggu………... Tabel 3.21 : Waktu yang Dihabiskan Tiap Kali Mengakses Facebook…… Tabel 3.22 : Aktivitas Lain Selama Mengakses Facebook………... Tabel 3.23 : Waktu yang Diluangkan untuk Mengakses Facebook……….. Tabel 3.24 : Penggunaan Fasilitas Chatting pada Facebook………. Tabel 3.25 : Penggunaan Fitur Games pada Facebook………. Tabel 3.26 : Penggunaan Message dalam Facebook………. Tabel 3.27 : Penulisan Status di Facebook……… Tabel 3.28 : Perhatian terhadap Status yang Ditulis oleh Teman-Teman….
Tabel 3.29 : Pemberian Komentar terhadap Status yang Ditulis oleh Teman-Teman………... Tabel 3.30 : Perhatian terhadap Foto yang Ditandai oleh Teman-Teman…
Tabel 3.31 : Perhatian terhadap Foto yang Di-Upload oleh Teman-Teman. Tabel 3.32 : Pemberian Komentar terhadap Foto yang Ditandai oleh
commit to user
Tabel 3.33 : Intensitas meng-upload Foto pada Facebook……… Tabel 3.34 : Intensitas Penggunaan Wall to Wall pada Facebook…………
Tabel 3.35 : Intensitas Memperbincangkan Facebook Walaupun dalam Keadaan Offline……… Tabel 3.36 : Total Nilai Variabel Perhatian terhadap Facebook…………...
Tabel 3.37 : Dapat Mengetahui Informasi yang Berkaitan dengan Teman.. Tabel 3.38 : Dapat Mengetahui Informasi yang Berkaitan dengan Sanak
Keluarga……… Tabel 3.39 : Membantu Menyebarkan Informasi kepada Teman-Teman…. Tabel 3.40 : Mencari Bimbingan Menyangkut Berbagai Masalah………... Tabel 3.41 : Bersantai Mengisi Waktu Luang………... Tabel 3.42 : Mendapat Hiburan dan Kesenangan………. Tabel 3.43 : Kebutuhan Pengetahuan Berkaitan dengan Empati Sosial…... Tabel 3.44 : Menemukan Bahan Percakapan dan Interaksi Sosial………... Tabel 3.45 : Menjalankan Peran Sosial………. Tabel 3.46 : Sarana untuk Dekat dengan Orang Lain………... Tabel 3.47 : Tempat Pelampiasan Ketika sedang Menghadapi Masalah….. Tabel 3.48 : Tempat untuk Meluapkan Perasaan dan Ekspresi………. Tabel 3.49 : Total Nilai Variabel Kebutuhan……… Tabel 3.50 : Mencari Bimbingan Menyangkut Berbagai Pendapat……….. Tabel 3.51 : Memuaskan Rasa Ingin Tahu………
Tabel 3.52 : Memperoleh Rasa Damai Melalui Penambahan Pengetahuan Tabel 3.53 : Ingin Mengaktualisasi Diri………
commit to user
Tabel 3.54 : Ingin Menyalurkan Ekspresi dan Inspirasi……… Tabel 3.55 : Ingin Meningkatkan Pemahaman tentang Diri Sendiri……….
Tabel 3.56 : Ingin Memperoleh Pengetahuan tentang Keadaan Orang Lain Tabel 3.57 : Ingin Menemukan Bahan Percakapan………... Tabel 3.58 : Ingin Memperoleh Banyak Teman………... Tabel 3.59 : Ingin Bertemu Teman dengan Minat yang Sama……….. Tabel 3.60 : Ingin Menghubungi Sanak Saudara……….. Tabel 3.61 : Ingin Menghubungi Teman………... Tabel 3.62 : Ingin Melepaskan Diri dari Permasalahan……… Tabel 3.63 : Ingin Bersantai……….. Tabel 3.66 : Ingin Mengusir Rasa Bosan……….. Tabel 3.67 : Ingin Menyalurkan Emosi………. Tabel 3.68 : Ingin Mengisi Waktu……… Tabel 3.69 : Ingin Mendapatkan Hiburan dan Kesenangan……….. Tabel 3.70 : Total Nilai Variabel Motif Penggunaan Facebook…………... Tabel 3.71 : Intensitas Mengakses Facebook Lebih Lama dari Harapan….. Tabel 3.72 : Mengabaikan Pekerjaan Rumah demi Facebook………..
Tabel 3.73 : Merasa Lebih Senang Mengakses Facebook daripada
Bertemu Langsung dengan Teman-Teman………...
Tabel 3.74 : Intensitas Membentuk Hubungan Baru dengan Pengguna Facebook………...
Tabel 3.75 : Intensitas Orang-Orang di Sekitar Responden Mengeluh tentang Jumlah Waktu yang Dihabiskan di Facebook………..
commit to user
Tabel 3.76 : Intensitas Tugas Kuliah Responden Dikorbankan karena Jumlah Waktu yang Dihabiskan di Facebook………..
Tabel 3.77 : Intensitas Responedn Mengecek e-mail Terlebih Dahulu Sebelum Mengerjakan Hal yang Seharusnya Dilakukan…….
Tabel 3.78 : Intensitas Produktivitas Responden Dikorbankan karena Facebook………...
Tabel 3.79 : Intensitas Responden Menjadi Tertutup ketika Ditanya Mengenai Hal yang Dilakukan di Facebook………
Tabel 3.80 : Intensitas Responden Memblokir Pikiran yang Mengganggu tentang Hidup dan Mengganti dengan Pikiran yang
Menenangkan tentang Facebook………..
Tabel 3.81 : Intensitas Responden Mengantisipasi Ketika akan
Mengunjungi Facebook Lagi………
Tabel 3.82 : Intensitas Responden Merasa Takut Hidup Tanpa Facebook karena akan Membosankan, Kosong, dan Suram……….
Tabel 3.83 : Intensitas Responden Merasa Kesal Jika Diganggu ketika Sedang Mengakses Facebook………...
Tabel 3.84 : Intensitas Responden Kehilangan Waktu Tidur Hanya karena Mengakses Facebook………
Tabel 3.85 : Intensitas Responden Merasa Asyik dengan Facebook ketika Offline dan Membayangkan Apa yang Terjadi di Facebook... Tabel 3.86 : Intensitas Responden Mengatakan “hanya beberapa menit
commit to user
Tabel 3.87 : Intensitas Responden Berusaha Mengurangi Jumlah Waktu Mengakses Facebook dan Gagal………..
Tabel 3.88 : Intensitas Responden Mencoba Menyembunyikan Waktu yang Dihabiskan untuk Mengakses Facebook………
Tabel 3.89 : Intensitas Responden Lebih Memilih untuk Menghabiskan Lebih Banyak Waktu untuk Mengakses Facebook
Dibandingkan Pergi Bersama Teman-Teman………...
Tabel 3.90 : Intensitas Responden Merasa Murung, Tertekan atau Gugup ketika Sedang Offline dan Perasaan itu akan Hilang ketika Mengakses Facebook……… Tabel 3.91 : Tingkat Ketergantungan Responden terhadap Facebook……..
Tabel 4.1 : Tabel Silang Antara Jenis Kelamin dengan Ketergantungan terhadap Facebook (FAT)………
Tabel 4.2 : Tabel Silang Antara Agama dengan Ketergantungan terhadap Facebook (FAT)………..
Tabel 4.3: Tabel Silang Antara Status Ekonomi dengan Tingkat
Ketergantungan terhadap Facebook………...
Tabel 4.4: Tabel Silang Antara Pekerjaan Ayah dengan Ketergantungan terhadap Facebook (FAT)………..
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT KETERGANTUNGAN TERHADAP FACEBOOK (Studi Korelasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal dengan Tingkat Ketergantungan terhadap Facebook di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun 2010)
Skripsi, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Kehadiran situs jejaring sosial membuat Internet semakin menjadi favorit. Salah satu situs jejaring sosial yang paling banyak digunakan adalah facebook. Dapat menawarkan banyak keuntungan yang membuat pengguna tertarik. Tapi di samping facebook juga memiliki kelemahan. Banyak konsumen yang bersedia menghabiskan waktu yang lama untuk akses facebook. Tanpa menyadari bahwa mereka telah kecanduan atau ketergantungan di facebook.
Penelitian ini menggunakan teori ketergantungan media yang diusulkan oleh Ball-Rokeach dan De Fleur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook dengan beberapa faktor yang telah disebutkan dalam teori ketergantungan media. Faktor-faktor yang akan diambil adalah faktor internal dan faktor eksternal.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dari sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Para peneliti menggunakan 81 responden yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret. Analisis data yang digunakan adalah Korelasi Tata Jenjang Spearman yaitu untuk menemukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dan uji chi square digunakan untuk mencari kecenderungan perbedaan antara variabel independen dan variabel dependen.
commit to user
ABSTRACT
INTERNAL AND EKSTERNAL FACTORS WITH LEVEL OF DEPENDENCE IN FACEBOOK (Study Correlation of Internal and External Factors with Level Dependence on Facebook among Students Science Coomunication in Sebelas Maret University 2010)
Thesis, Prodi Communication Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Sebelas Maret University, 2011.
The presence of social networking sites make the Internet increasingly becomes a favorite. One of the social networking site of the most widely used is facebook. Facebook offers many advantages that make users are interested. But in addition facebook also has weaknesses. Many of its consumer is willing to spend a long time to access facebook. Without realizing that they have addiction or dependence on facebook.
This study uses the media dependency theory proposed by Ball-Rokeach and De Fleur. The purpose of this research is to find the relationship between the level of dependence on facebook with several factors that have been mentioned in the theory of dependency on the media. Factors to be taken are internal factors and external factors.
This study uses quantitative research methods. From the sampling done by using random sampling techniques. Researchers using the 81 respondents who were students of Communication Sebelas Maret University. Data analysis used was Spearman Correlation Procedures to find the relationship between independent variables and dependent variables and chi square test used to find the trend differences between independent variables and the dependent variable.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi komunikasi sekarang ini semakin pesat. Hal ini memudahkan manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya tanpa mengenal jarak dan waktu serta memudahkan kegiatan manusia.
Seperti contohnya kehadiran internet. Dengan adanya internet manusia dapat mencari informasi apapun yang dibutuhkan tanpa mengalami kesulitan. Sebuah informasi yang sedang terjadi dapat diakses dengan mudahnya hanya dengan hitungan detik. Dengan adanya internet membuat dunia yang sebenarnya luas menjadi tampak sempit karena terkesan tanpa jarak.
Tidak hanya menawarkan informasi, kehadiran internet juga semakin menjadi favorit bagi masyarakat dengan maraknya situs jejaring sosial yang banyak digemari masyarakat belakangan ini. Situs jejaring sosial menampakkan puncaknya pada tahun 2000-an. Maraknya situs jejaring sosial ini dimulai dengan munculnya friendster. Lalu kemudian disusul dengan beragam situs sejenis yang bertebaran di seluruh dunia (http://id.shvoong.com, 2010).
Di dalamnya dilengkapi dengan games-games yang menarik yang membuat penggunanya semakin betah untuk menghabiskan banyak waktu demi situs ini.
Facebook diluncurkan pertama kali pada tanggal 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg. Awalnya facebook hanyalah sebuah media yang digunakan untuk mengenal dan bersosialisasi bagi para mahasiswa Harvard (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:1).
Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, setengah dari semua mahasiswa Harvard telah mendaftar dan memiliki account di facebook. Tak hanya itu, beberapa kampus lain di sekitar Harvard pun meminta untuk dimasukkan dalam jaringan facebook. Zuckerberg pun akhirnya meminta bantuan rekannya untuk mengembangkan facebook dan memenuhi permintaan kampus-kampus lain untuk bergabung dalam jaringannya. Dalam kurun waktu 4 bulan semenjak diluncurkan, facebook telah memiliki 30 kampus dalam jaringannya (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:2).
Pada September 2005, facebook tidak lagi membatasi jaringannya hanya untuk mahasiswa. Facebook pun membuka jaringannya untuk para siswa SMA. Beberapa waktu kemudian facebook juga membuka jaringannya untuk para pekerja kantoran. Dan akhirnya pada September 2006 facebook membuka pendaftran untuk siapa saja yang memiliki alamat e-mail (Kurniali, Yoevestian, dan Whindy, 2009:3).
waktu yang tidak lama, facebook akan menduduki peringkat pertama sebagai website terbesar. Hal ini dikarenakan orang-orang menggunakan facebook untuk terkoneksi dengan keluarga, relasi dan teman-teman mereka. Dengan facebook jaringan relasi semakin luas karena temuan-temuan baru tercipta lagi dan lagi. Selain itu facebook juga membuka gerbang komunikasi sehingga kontak dapat dilakukan sesering mungkin. Modelnewsfeed-nya yang memudahkan orang-orang mengakses informasi dengan terorganisasi dan pengingatnya seperti pemberitahuan aktivitas teman-teman kita, pesan-pesan layaknya e-mail sangat disukai banyak orang (Juju, Dominikus dan Sualianta, 2010:10-11).
Perkembangan facebook yang pesat nyatanya tidak hanya terjadi di luar negeri saja tetapi juga di Indonesia. Seperti diberitakan oleh situs checkfacebook.com pada tahun 2009 bahwa perkembanganaccountfacebook per minggunya sebesar 6,84% atau sebanyak 752.640 account. Dengan angka tersebut Indonesia menempati urutan ke sembilan sebagai negara dengan pertumbuhan pengguna facebook terbanyak. Pada tahun tersebut pula account facebook di Indonesia menduduki peringkat ke tujuh dengan pengguna sebanyak 11.759.80 account (http://www.checkfacebook.com.2010).
Tabel 1.1
Sepuluh Besar Negara dengan Account Facebook Terbanyak di Tahun 2010
No Negara Jumlah Pengguna
1 Amerika Serikat 128,936,660
2 Inggris 27,020,020
3 Indonesia 26,277,000
4 Turki 22,924,780
5 Perancis 19,351,420
6 Italia 16,858,340
7 Kanada 15,756,400
8 Filipina 15,284,460
9 Meksiko 13,788,560
10 India 11,534,480
Sumber: http://www.checkfacebook.com
Angka yang disuguhkan cenderung mencengangkan. Banyak masyarakat Indonesia yang tertarik untuk menggunakan facebook. Hal ini dimungkinkan karena facebook menawarkan banyak manfaat. Sebagai situs jejaring sosial, facebook merupakan tempat yang bisa mempertemukan teman lama sehingga bisa menjalin silaturrahmi kembali. Selain itu, kita juga dapat berkenalan dengan teman-teman baru lewat dunia maya tersebut.
menyalurkan hobi seperti menulis. Dan akhir-akhir ini facebook juga berguna untuk mengembangkan bisnis seperti pengembanganshop online.
Dengan adanya situs jejaring sosial seperti facebook, dunia internet semakin tidak mengenal batasan bagi siapapun. Apapun status sosial, status pendidikan, status agama dapat berbaur menjadi satu dalam facebook.
Namun tidak selamanya suatu hal membawa kebaikan begitu pula dengan facebook. Di tengah berbagai kelebihan yang ditawarkan, facebook juga mempunyai kelemahan. Akhir-akhir ini nama facebook juga tercoreng oleh pengguna yang tidak bertanggung jawab. Kabar penculikan akibat facebook pun menyebar luas. Hal ini terjadi pada seorang remaja asal desa Mojoduwur Kecamatan Mojowarno, Jombang dengan inisial RLA yang baru berusia 16 tahun. Remaja ini menghilang sejak Oktober 2009. Menghilangnnya remaja ini diduga setelah perkenalannya dengan seorang pria misterius melalui facebook dan diduga menjadi korbantrafficking(Juju, Dominikus dan Sualianta, 2010:93).
Seperti dilansir dari CNN, Jumat (24/2/2009), Paula Pile, ahli terapi dari Greensboro, Carolina Utara, bersama timnya menganalisa tanda-tanda ketergantungan facebook. Riset yang dilakukan Pile pada akhirnya mengungkapkan lima tanda ketergantungan facebook yang patut diwaspadai. Seseorang dapat dikatakan ketergantungan facebook jika:
1. Tidur larut malam akibat asyik mengakses facebook. 2. Mengaksesnya lebih dari dua jam.
3. Terobsesi menemukan kawan lama melalui facebook.
4. Mengabaikan pekerjaan demi berlama-lama mengakses facebook 5. Merasa tidak bisa hidup tanpa facebook (http://edition.cnn.com, 2009).
Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis berasumsi bahwa remaja, dalam hal ini adalah para mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai objek penelitian kemungkinan juga memiliki kecanduan terhadap facebook. Kelebihan-kelebihan yang ditawarkan oleh facebook bisa menyebabkan para mahasiswa tertarik dan tanpa sadar menjadi ketergantungan terhadap facebook.
individu yang berbeda-beda pun juga diduga menjadi salah satu faktor yang membedakan tingkat ketergantungan antara satu orang dan orang lainnya.
Dari sinilah penulis berasumsi bahwa mahasiswa kemungkinan memiliki ketergantungan yang berbeda-beda terhadap facebook. Ketergantungan itu tidak terlepas dari beberapa faktor yang terdapat di sekitar pengguna. Faktor-faktor inilah yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap besar kecilnya penggunaan terhadap facebook serta besar kecilnya tingkat ketergantungan dari pengguna.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah penulis kemukakan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?
2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?
3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor perhatian dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?
5. Apakah ada hubungan yang signifikan antara faktor motif dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook?
6. Apakah ada kecenderungan perbedaan yang signifikan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang terdiri dari jenis kelamin, agama, dan jenis pekerjaan orang tua responden dan status ekonomi responden?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, beberapa tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor hubungan sosial dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.
2. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.
3. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor perhatian dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.
5. Untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara faktor motif dengan tingkat ketergantungan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.
6. Untuk mengetahui kecenderungan perbedaan yang signifikan antara tingkat ketergantungan terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang terdiri dari jenis kelamin, agama, dan jenis pekerjaan orang tua responden dan status ekonomi responden.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi wahana memperluas pengetahuan dan pengalaman mengenai ketergantungan terhadap media.
E. LANDASAN TEORI 1. Ketergantungan Media
Dalam komunikasi, ketergantungan terhadap media bisa diukur berdasarkan teori ketergantungan media (Dependency Theory). Teori ketergantungan media memperkirakan bahwa seseorang bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu (Littlejohn, 1999:351).
Marlatt, Baer, Doncan dan Kivlahan (1988, hal 224) mendefinisikan ketergantungan di bidang penelitian komunikasi sebagai, "sebuah kebiasaan yang memiliki pola repetitif yang meningkatkan resiko penyakit dan atau pribadi dan masalah sosial ... sering mengalami kerugian secara subjektif seperti “kehilangan kontrol” yang terus berlanjut
meskipun terdapat kehendak untuk tidakmelakukan atau menggunakan”. Sedangkan LaRose, Lin dan Eastin dalam penelitiannya berjudul
Unregulated Internet usage: Addiction, habit of deficient self-regulation?
pada tahun 2003 menyatakan bahwa ketergantungan terhadap media adalah bahwa seseorang merasa seolah-olah mereka dipaksa untuk mengkonsumsi media, meskipun mungkin memiliki konsekuensi yang negatif.
American Psychiatric Association's Manual (1994) dalam
Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th
penarikan diri, penggunaan untuk jumlah yang lebih besar selama jangka waktu yang lama, keinginan untuk mengurangi, menghabiskan waktu yang signifikan pada aktivitas, mengurangi waktu yang dihabiskan untuk sosial, pekerjaan atau rekreasi, dan pengguna terus menggunakan meskipun mengetahui bahwa hal tersebut menimbulkan masalah.
Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur adalah yang pertama kali mengusulkan teori ketergantungan media. Awalnya teori ini digunakan untuk menjelaskan mengapa komunikasi massa terkadang mempunyai efek yang kuat dan langsung namun dan pada lain waktu mempunyai efek yang lemah dan tidak langsung. Untuk dapat melakukan hal tersebut, teori ini menarik lima paradigma khusus yaitu perhatian struktur fungsionalis pada stabilitas sosial, fokus terhadap adanya perubahan pada konflik, penekanan pada adaptasi sosial dari paradigma evolusi, konsentrasi pada konstruksi makna dalam perspektif intrekasi simbolik, dan yang terakhir penjelasan tentang faktor individu (motivasi, sikap, nilai dan perilaku) yang diambil dari paradigma kognitif (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 302).
Sedangkan untuk tingkatan mikro analisis berkaitan dengan unit yang sangat spesifik yang biasanya berarti individu. Teori-teori efek psikologis media dibentuk pada tingkatan ini dengan fokus pada variabel tertentu dan proses yang mempengaruhi individu (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 299).
Sebuah keuntungan dari teori ketergantungan media adalah bahwa konsep yang ada di dalamnya dapat berlaku untuk menjelaskan hubungan makro (sistem sosial) atau untuk memeriksa pada tingkat mikro yang lebih konkrit yaitu keterkaitan antara individu dengan media (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 300).
Setiap individu mengembangkan hubungan ketergantungan dengan media berdasarkan tujuan mereka masing-masing dan beberapa tujuan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi yang ada pada media. Setiap individu tentunya berbeda dalam menentukan media yang mereka gunakan karena mereka memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda, tetapi pada saat yang sama isi, serta karakteristik teknologi media yang hampir sama membatasi pilihan individu dan pembatasan ini membuat kemiripan terhadap sistem media yang mereka gunakan (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 305).
Teori ketergantungan media hampir sama dengan teori uses and
gratification. Persamaannnya adalah, teori ini menganggap individu
ketergantungan media, individu digambarkan sebagai seseorang yang aktif yang memilih media apa yang ingin mereka pakai, tonton, dengar atau baca. Semakin banyak harapan seseorang terhadap informasi yang dapat membantu tujuan mereka, maka akan semakin kuat ketergantungan mereka terhadap media itu selama mereka tidak mengalami kekecewaan terhadap media tersebut.
Dalam kajian teori ketergantungan, sistem media memberikan sejumlah fungsi pelayanann informasi mulai dari hal sepele sampai yang sangat penting. Semakin besar fungsi layanan pemberian informasi ini dapat dipenuhi oleh media, maka semakin besar pula ketergantungan pada media yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Semakin besar kebutuhan akan informasi semakin besar ketegantungan terhadap media.
Efek dari ketergantungan yang dimaksud adalah meliputi: a. Efek Kognitif.
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini membahas tentang bagaimana media dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.
b. Efek Afektif.
Tujuan dari komunikasi massa bukan sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, benci, kesal, kecewa, penasaran, sayang, cemas, sinis, kecut dan sebagainya.
c. Efek Behavior.
Efek behavior merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Behaviour bersangkutan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan (Effendy, 1993: 318).
mengingat informasi yang telah mereka terima dari media yang mereka pilih (DeFleur dan Ball-Rokeach, 1989: 313).
Secara umum, Besarnya ketergantungan seseorang pada media ditentukan dari dua hal.
a. Individu akan condong menggunakan media yang menyediakan kebutuhannya lebih banyak dibandingkan dengan media lain yang hanya sedikit.
Berdasarkan model yang digambarkan di atas menunjukkan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat, dan motif. Hal ini akan mempengaruhi audiens untuk memilih beragam sumber media dan non-media yang selanjutnya dapat menghasilkan beragam ketergantungan. Manusia yang bergantung pada segmen media tertentu akan terpengaruh secara kognitif, afektif, dan behavioral oleh segmen tersebut. Akibatnya, manusia dipengaruhi oleh cara dan tingkatan yang berbeda oleh media (Littlejohn, 1999: 352-354).
Penelitian terhadap ketergantungan media sudah banyak dilakukan. Dahulu penelitian terhadap ketergantungan media banyak dilakukan pada media massa salah satunya televisi. Pada tahun 2004 Horvath melakukan penelitian untuk mengukur kecanduan terhadap televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang termasuk dalam skor tinggi pada kecanduan televisi memiliki kecenderungan untuk menyalakan televisi saat pertama kali mereka bangun, merasa bersalah tentang jumlah waktu menonton televisi mereka, merasa mereka harus lebih mengurangi waktu melihat telvisi mereka melihat dan terganggu oleh kritik tentang menonton televisi terhadap mereka. Mereka yang lebih banyak menonton televisi juga sangat mungkin menarik diri ketika harus pergi tanpa televisi.
Sedangkan menurut McIlwraith dalam penelitiannya berjudul‘I’m addicted to television’: The personality, imagination, and TV watching
seorang pencandu televisi lebih tertutup, dan mudah bosan. Mereka menggunakan televisi untuk melarikan diri dari suasana hati yang tidak menyenangkan, mengatur suasana hati, mengisi waktu dan memerangi kebosanan.
Lebih lanjut Horvath menyatakan bahwa studi mengenai kecanduan televisi, mirip dengan studi untuk menyelidiki kecanduan terhadap obat-obatan. Seseorang yang sudah begitu jauh mengalami kecanduan televisi dapat bertindak kasar terhadap orang lain ketika mereka disela waktu mereka menonton televisi (Horvath, 2004).
Penelitian mengenai kecanduan atau ketergantungan terhadap media semakin berkembang. Tidak hanya berkisar mengenai televisi, akhir-akhir ini penelitian mengenai ketergantungan media banyak dikembangkan seputar internet. Seperti televisi, para peneliti semakin sadar mengenai ketergantungan masyarakat kepada internet (Hilts, 2008).
Kimberly S.Young, seseorang yang pertama kali mengenalkan tentang kecanduan pada internet, pernah melakukan penelitian berjudul
Internet addiction: The emergence of a new clinical disorder pada tahun
menunjukkan bahwa pengguna yang tergantung pada internet menghabiskan rata-rata 38,5 jam seminggu online, hampir delapan kali dibandingkan pengguna biasa. Seseorang yang tergantung pada internet juga akan meningkatkan penggunaan internet mereka secara bertahap, serupa dengan pecandu alkohol yang meningkatkan konsumsi dalam rangka mencapai tingkat efek yang diinginkan.
Setelah penelitian yang dilakukan Young, penelitian tentang kecanduan terhadap internet semakin lama semakin berkembang. Salah satunya adalah tesis yang dilakukan oleh Megan L. Hilts berjudulInternet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on Work
Productivity: The 21st Century Addiction pada tahun 2008. Hilts
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan
Berdasarkan gambar 1.1 terdapat beberapa hal yang mempengaruhi tingkat ketergantungan individu terhadap media. Beberapa di antaranya adalah:
a. Kebutuhan
Kebutuhan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai suatu zat sel yang harus dimiliki oleh setiap sel organisme agar tetap sehat. Akan tetapi pada umumnya kebutuhan dalam arti luas merupakan setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya (Komarudin, 1990:34).
Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dan secara sadar melalui kelakuan mereka berusaha memenuhinya agar mereka dapat menjalankan kehidupan yang mereka inginkan.
1) Cognitive(pengetahuan)
Kognisi mendasari tindakan seseorang untuk melalukan sesuatu. Seseorang menggunakan media untuk memperoleh informasi tentang sesuatu.
2) Diversion(hiburan)
Hiburan dapat diperoleh melalui beberapa bentuk yang dikemukakan para peneliti sebagai berikut yaitu (a) stimulation
atau pencaraian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin, (b) relaxation (santai) atau pelarian dari tekanan dan masalah, dan (c)emotional release (pelepasan emosi) dari perasaan atau energi yang terpendam.
3) Social utility(kepentingan sosial)
Mencakup kebutuhan untuk memperkuat hubungan dengan keluarga, teman, dan yang lainnya dalam masyarakat.
4) Withdrawl(pelarian)
Individu menggunakan media untuk mengatasi rintangan antara mereka dan orang lain, atau untuk menghindari aktivitas lain (Ardiyanto dan Erdiyana, 2005: 26-27).
b. Perhatian
Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahanya aktivitas, daya, konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati serta ditentukan oleh kemauan (Kartono, 1990:111).
Berdasarkan prinsip selective attention dijelaskan bahwa individu akan memberikan perhatian terhadap pesan yang menarik perhatiannya. Perhatian juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan (Ahmadi, 1992:145).
Berdasarkan prinsip tersebut, seorang individu melakukan saringan untuk mengambil yang terbaik dari pesan yang berasal dari media-media yang dirasa sesuai dengan sikap, nilai, dan kepercayaannya (Liliweri, 1991: 147).
informasi itu akan disukainya karena adanya hubungan sosial yang terjadi di antara mereka (Liliweri, 1991: 147).
Secara garis besar, prinsip selective attention adalah suatu pengaruh kuat dari struktur kognitif seseorang, kategori keanggotaan sosialnya, serta hubungan sosialnya sangat menentukan bagaimana seseorang memilih pesan-pesan media (Liliweri, 1991: 147).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Young yang berjudulInternet addiction: The emergence of a new clinical disorder
pada tahun 1996, Young menyimpulkan bahwa pengguna yang tergantung mempunyai perhatian yang lebih banyak dibandingkan dengan pengguna biasa. Intensitas penggunaan media internet pada pengguna tergantung dalam penelitiannya menunjukkan delapan kali lebih sering dibandingkan dengan pengguna biasa.
c. Motif
Menurut Gerungan (1996:18) motif adalah dorongan keinginan, hasrat dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif ini memberikan tujuan arah tingkah laku kita, juga kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari.
2) Tujuan dan persepsi-persepsi orang atau kelompok yang bersangkutan.
3) Cara dengan apa kebutuhan-kebutuhan serta tujuan-tujuan tersebut akan terealisasi (Santosa, 1999: 312).
Khalayak dengan didorong oleh tujuan kognitifnya akan mencari informasi yang beragam dari media agar keinginanya terpenuhi. Kebutuhan akan informasi bila dihubungkan dengan fungsi media massa mengandung tiga hal, yaitu media berusaha memberi informasi (tujuan), orang mengetahui sesuatu dari media (konsekuensi), dan media diharapkan dapat memberikan informasi (keharusan atau harapan) (McQuail, 1996: 68).
Lasswell memberikan ringkasan kesimpulan mengenai fungsi media untuk masyarakat yaitu sebagai pengawasan lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan respons terhadap lingkungannya, transmisi warisan budaya. Semua itu berurutan bertalian dengan: pemberian informsi, pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna penggalan informasi, dan pembentukan kesepakatan (konsesnsus), ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan identitas dan kesinambungan masyarakat (McQuail, 1996: 70).
McQuail menguraikan beberapa motif seorang individu dalam menggunakan media berdasarkan fungsinya:
1) Informasi
a) Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.
b) Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c) Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum.
d) Belajar, pendidikan diri sendiri.
e) Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan. 2) Identitas pribadi
a) Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b) Menemukan model perilaku.
d) Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3) Integrasi dan interaksi sosial
a) Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain, empati sosial.
b) Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki.
c) Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d) Memperoleh teman selain dari manusia.
e) Membantu menjalankan peran sosial.
f) Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat.
4) Hiburan
a) Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan. b) Bersantai.
c) Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d) Mengisi waktu.
e) penyaluran emosi.
f) Membangkitkan gairah seks (McQuail, 1996: 72).
Berdasarkan tesis yang dilakukan oleh Hilts yang berjudul
Internet Dependency, Motivations for Internet Use and Their Effect on
Work Productivity: The 21st Century Addictionpada tahun 2008, Hilts
ketergantungan mempunyai motif yang lebih tinggi untuk mengakses internet dibandingkan pengguna biasa.
d. Sifat Psikologis
Psikologi yang berasal dari bahasa Yunani “psyche”
mengandung arti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi
secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (Ahmadi, 1999:1).
Psikologi juga merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwani) manusia (Kartono, 1990:1). Tingkah laku atau perbuatan mempunyai pengertian yang sangat luas. Tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja tetapi juga membahas bermacam-macam fungsi seperti melihat, mendengar, berpikir, dan sebagainya (Kartono, 1990:3).
Sedangkan kegiatan psikis pada umumnya digolongkan ke dalam emapat kategori, yaitu pengenalan atau kognisi, perasaan atau emosi, kemauan atau konasi, dan gejala campuran (Kartono, 1990:4).
karena perbedaan lingkungan yang menghasilkan pula perbedaan pandangan dalam menghadapi sesuatu. Dari lingkungannya akan terbentuk sikap, nilai-nilai, serta kepercayaan yang mendasari kepribadian mereka (Liliweri, 1991:105).
Berdasarkan teori psikologi umum maka dapat dirumuskan konsep persepsi selektif yang didasarkan pada perbedaan kepribadian individu. Setiap orang akan menganggapi isi media berdasarkan kepentingan mereka, disesuaikan dengan kepercayaannya serta nilai-nilai sosial mereka (Liliweri, 1991:106).
e. Kategori Sosial
Perspektif ini berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons. Anggota-anggota kategori tertentu akan cenderung memilih isi komunikasi yang sama dan akan memberi respons yang hampir sama pula terhadap isi media tersebut (Rakhmat, 1994:204).
seringkali teori ini disebut dengan teori perbedaan sosial (Liliweri, 1991: 121).
Menurut McQuail khalayak (audience) dapat dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut:
(1) Kelompok atau publik sejalan dengan pengelompokkan minoritas politis, religius, atau etnis dan dengan karakteristik sosial bersama dari tempat, kelas sosial, politik, budaya, dan sebagainya.
(2) Kelompok kepusaan yang terbentuk atas dasar tujuan atau kebutuhan tertentu yang ada dari media, tetapi berkaitan misalnya dengan isu politik atau sosial, jadi suatu kebutuhan akan informasi atau akan kepuasan emosional dan afeksi tertentu. (3) Kelompok penggemar atau budaya cita rasa yang terbentuk atas dasar minat pada jenis isi (atau gaya) atau daya tarik tertentu akan kepribadian tertentu atau cita-cita rasa budaya atau intelektual tertentu.
(4) Audiens atau medium yang berasal dari dan dipertahankan oleh kebiasaan atau loyalitas kepada sumber media tertentu.
menimbulkan tingkat ketergantungan yang berbeda terhadap media. (Liliweri, 1991: 122).
f. Hubungan Sosial
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hubungan sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan khalayak, masyarakat dan umum (Zul dan Aprilia, 1990:512).
Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial yang informal yang mempengaruhi reaksi seseorang trehadap media (Rakhmat, 1994: 204).
Seseorang yang mempunyai hubungan sosial informal dengan lingkungan sekitar yang bagus tidak akan terlalu tergantung dengan media. Hal ini dikarenakan orang tersebut mempunyai sumber informasi selain media (Littlejohn, 1999:354).
g. Alternatif Fungsional Media
3. Karakteristik Situs Jejaring Sosial
Facebook merupakan salah satu situs jejaring sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat di dunia. Situs jejaring sosial dapat diartikan sebagai struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga. Istilah ini diperkenalkan oleh profesor J.A. Barnes di tahun 1954 (Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008).
Lebih lanjut, situs jejaring sosial (Social network sites) merupakan sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Pengisian profil dan data pribadi ini merupakan langkah awal seseorang berkomunikasi dengan orang lain melalui situs jejaring sosial, karena umumnya seseorang akan memulai komunikasi setelah mengetahui profil orang tersebut. Selain untuk menambah jaringan dan komunikasi, situs jejaring sosial ini juga bermanfaat untuk menyalurkan self-disclosure
seseorang.
adanya situs jejaring sosial, penyebaran informasi dapat berlangsung dengan cepat.
Situs jejaring sosial pertama, yaitu Classmates.com pada tahun 1995 yang berfokus pada hubungan antar mantan teman sekolah. Kemudian Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosiallunarstorm,live journal,
Cywordyang berfungsi memperluas informasi secara searah. Tahun 2001,
muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang semula disediakan untuk tempat pencarian jodoh. Dalam keanjutannya,
friendster ini lebih diminati anak muda untuk saling berkenalan dengan
pengguna lain. Tahun 2003, muncul situs sosial interaktif lain menyusul kemunculan friendster, Flick R, You Tube, Myspace. Hingga akhir tahun 2005,friendster danMyspacemerupakan situs jejaring sosial yang paling diminati (Ridwan, Nawawi dan Dino, 2008).
Pengembangan-pengembangan karakteristik yang dilakukan oleh situsMy Spaceialah, melalui situs ini pengguna tidak hanya dapat melihat profil atau foto-foto pengguna lainnya. Pengguna My Space juga tidak hanya dapat berkomunikasi melalui pesan-pesan (messages). Situs My
Space memungkinkan para penggunanya untuk dapat berkomunikasi
Space ialah, situs ini sering dijadikan sarana bagi remaja atau groupies
untuk berkomunikasi dengan band-band favoritnya (Michael Ray, 2009). Memasuki tahun 2006, penggunaanfriendster dan Myspace mulai tergeser dengan adanya facebook. Facebook dengan tampilan yang lebih modern memungkinkan orang untuk berkenalan dan mengakses informasi seluas-luasnya.
Facebook memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan situs jejaring sosial lainnya(Kurniali, Sartika dan Windy, 2009) :
a. Clean Layout
Layout yang sangat baik walaupun ada beberapa menu yang posisinya
tidak gampang ditemukan.
b. No Advertising
Tidak ada banner atau iklan gambar yang mencolok.
c. Network
Pada awal pembuatan account, pengguna diminta untuk memilih
jaringan utama berdasarkan negara. Dengan fitur ini, pengguna bisa
dengan mudah menemukan teman yang ada di Indonesia.
d. Photo Album
Pengguna bisa membuat foto album sehingga bisa dikelompokkan
e. Grup
Facebook memberikan sarana kepada pengguna untuk membuat grup
dimana grup ini memiliki fitur yang sangat baik untuk membentuk
komunitas online.
f. Selling
Facebook memiliki fitur yang memungkinkan pengguna untuk
menawarkan barang atau jasa kepada pengguna lainnya.
g. Event
Pengguna bisa mengisi event atau kegiatan yang pengguna ingin
pengguna lainnya untuk diketahui.
h. Status Update
Pengguna bisa membagi apa yang sedang ada di pikirannya melalui
status dan bisa dilihat oleh seluruh pengguna yang sudah menjadi
temannya.
i. Mobile Acces
Pengguna bisa melakukan kegiatan yang ada di facebook dengan
mengirim SMS. Hampir sama dengan SMS Banking.
j. Mobile Browsing
Pengguna bisa mengakses website facebook langsung dari telepon
seluler (ponsel).
k. Anti Fake Akun atau Spam
l. Develop Your Facebook Widget
Pengguna bisa membangun aplikasi (game, feed reader, dan aplikasi
lainnya) kemudian dipasang di profilnya,
m. Bandwidth yang dipakai tidak terlalu besar, sehingga waktu yang
digunakan untuk mengakses facebook lebih cepat daripada lainnya.
n. Tag Photo
Dengan fitur ini pengguna dapat tagging atau menandai orang lain
yang ada dalam foto tersebut dan akan terkirim ke facebook orang
lain yang di-tag.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Adapun konsepsi kerangka pemikiran penulis rangkum dalam skema berikut ini:
Untuk memperjelas alur kerangka pemikiran dan teori dari penelitian ini dapat dilihat dari keterkaitan variabel penelitian. Variabel yang pertama adalah variabel pengaruh (independent variabel) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketergantungan responden terhadap facebook, meliputi faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif.
Faktor Kategori Sosial 1. Agama
2. Jenis Kelamin 3. Status Ekonomi 4. Jenis pekerjaan
orang Tua
Faktor Hubungan Sosial
Tingkat
Ketergantungan terhadap Facebook Faktor Alternatif Media
Faktor Perhatian
Faktor Kebutuhan
Variabel yang kedua adalah variabel terpengaruh (dependent variabel) yaitu tingkat ketergantungan responden dalam hal ini mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta terhadap facebook.
Dalam penelitian ini, tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berhubungan dengan beberapa faktor independen seperti yang telah digambarkan sebelumnya yaitu faktor kategori sosial, faktor hubungan sosial, faktor alternatif media, faktor perhatian, faktor kebutuhan, dan faktor motif.
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang dikemukakan adalah:
1. Terdapat hubungan yang signifkan antara faktor hubungan sosial mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor alternatif media yang digunakan oleh mahasiswa Imu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor motif mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.
6. Terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat ketergantungan responden terhadap facebook berdasarkan faktor kategori sosial yang meliputi jenis kelamin, agama, status ekonomi, dan jenis pekerjaan orang tua mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNS dengan tingkat ketergantungan terhadap facebook.
H. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
explanatory researchkarena studi ini berusaha menyoroti hubungan antara
beberapa variabel dan menguji hipotesa yang dirumuskan sebelumnya. (Singarimbun, 1995: 5).
2. Metode Penelitian
3. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta yang merupakan salah satu universitas terbesar di Surakarta. Responden adalah orang yang berprofesi sebagai mahasiswa di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dipilihnya mahasiswa karena mahasiswa merupakan kalangan yang sering menggunakan situs jejaring sosial seperti facebook sebagai tempat koneksi dan interaksi sosial. Selain itu, kalangan mahasiswa tidak terlepas dari kebutuhan interaksi sosial yang aktual dan terpercaya. Penulis memandang bahwa adanya suatu kaitan atau hubungan permasalahan yang akan diteliti.
4. Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi
analisis atau unsur-unsur populasi. Jadi, unit analisis ini merupakan unit yang akan diteliti (Krisyantoro, 2007:149).
Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh mahasiswa di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta dari angkatan 2007-2010 yang mempunyai account facebook. Setelah melakukan pra survey, maka diperoleh jumlah populasi sebagai berikut:
Tabel 1.2
Jumlah Pengguna Facebook Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret
Penelitian ini menggunakan Sampling Random Sederhana yaitu sistem sampling yang digunakan apabila jumlah populasi terhitung kecil. Sehingga representasi kelompok dengan mudah dicapai dan kemungkinan kesalahan pengklasifikasian dapat dieliminasi.
Untuk menentukan besarnya sampel, penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Dipilihnya rumus Slovin disebabkan karenan ukuran populasi telah diketahui. Adapun rumusnya adalah sebagi berikut:
Dimana:
n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir, misalnya 100% kemudian e ini dikuadratkan (Silalahi,2009).
c. Cara Penarikan Sampel
Jelasnya, sistem random sederhana merupakan pengambilan sample dimana setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel, terlepas dari persamaan atau perbedaan di antara mereka sepanjang menjadi anggota sampel sehingga hasilnya dapat dievaluasi secara objektif.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, responden yang berprofesi sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Sebelas Maret Surakarta diasumsikan homogen dalam memanfaatkan situs facebook sebagai tempat koneksi dan interaksi sosial yang digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi. Dengan demikian syarat utama penggunaan teknik Simple Random Sampling ini memenuhi syarat. Diketahui:
= 80,5068226121
Dibulatkan menjadi 81 responden
1) Mahasiswa = x 81 = 28,24213068
Dibulatkan menjadi 28 mahasiswa.
2) Mahasiswi = x 81 = 52,75786923
Dibulatkan menjadi 53 mahasiswi.
5. Definisi Konsepsional
Definisi konsepsional dapat diartikan sebagai definisi yang menggambarkan konsep dengan penggunaan konsep-konsep lain atau mendefinisikan suatu konstruk dengan menggunakan konstruk-konstruk lain (Ulber, 2009:118).
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan Berdasarkan gambar 1.1 tentang proses ketergantungan media maka terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ketergantungan seseorang terhadap media, yaitu:
1) Faktor Eksternal a) Kategori Sosial
hampir sama pula terhadap isi media tersebut (Rakhmat, 1994:204).
b) Hubungan Sosial
Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia hubungan sosial dapat diartikan sebagai hal yang berkaitan dengan khalayak, masyarakat dan umum (Zul dan Aprilia, 1990:512). c) Alternatif Fungsional Media
Alternatif fungsional media adalah media lain yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Banyaknya alternatif media yang dapat digunakan selain facebook akan mengurangi besarnya ketergantungan terhadap facebook (Littlejohn, 1999:354).
2) Faktor Internal a) Kebutuhan
Kebutuhan dalam arti sempit dapat didefinisikan sebagai suatu zat sel yang harus dimiliki oleh setiap sel organisme agar tetap sehat. Akan tetapi pada umumnya kebutuhan dalam arti luas merupakan setiap kekurangan yang dirasakan seseorang yang berlawanan dengan kesejahteraannya (Komarudin, 1990:34).
daya media dikategorikan ke dalam empat jenis yaitu kebutuhan akan pengetahuan (cognitive), hiburan (diversion), kepentingan sosial (social utility), pelarian (withdrawl) (Ardiyanto dan Erdiyana, 2005: 26-27).
b) Perhatian
Perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahanya aktivitas, daya, konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian sangat dipengaruhi oleh perasaan dan suasana hati serta ditentukan oleh kemauan (Kartono, 1990:111).
Khalayak akan memberikan perhatian lebih terhadap pesan yang menarik perhatiannya. Seorang individu akan melakukan saringan untuk mengambil yang terbaik dari pesan yang berasal dari media-media yang dirasa sesuai dengan sikap, nilai, dan kepercayaannya (Liliweri, 1991: 147).
c) Motif
b. Ketergantungan terhadap Facebook
Marlatt, Baer, Doncan dan Kivlahan (1988, hal 224) mendefinisikan ketergantungan di bidang penelitian komunikasi sebagai, "sebuah kebiasaan yang memiliki pola repetitif yang meningkatkan resiko penyakit dan atau pribadi dan masalah sosial ... sering mengalami kerugian secara subjektif seperti “kehilangan
kontrol” yang terus berlanjutmeskipun terdapat kehendak untuk tidak melakukan atau menggunakan”.
Teori ketergantungan media memperkirakan bahwa seseorang bergantung pada informasi media untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan mencapai tujuan tertentu. Setiap individu mengembangkan hubungan ketergantungan dengan media berdasarkan tujuan mereka masing-masing dan beberapa tujuan tersebut hanya dapat dipenuhi dengan menggunakan informasi yang ada pada media (Littlejohn, 1999:351).
tinggi untuk terus menggunakan facebook dibandingkan pengguna biasa.
6. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang menyatakan seperangkat petunjuk atau kriteria atau operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris (Ulber, 2009:120).
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketergantungan 1) Faktor Eksternal
a) Kategori Sosial (1) Jenis Kelamin
Dilihat dari jenis kelamin responden.
(2) Keyakinan yang dianut oleh responden Dilihat dari agama yang dianut responden. (3) Status ekonomi
Status ekonomi dari responden dapat diketahui dari banyaknya pengeluaran bulanan dari orang tua responden. (4) Pekerjaan orang tua responden
b) Hubungan Sosial
Untuk dapat mengetahuinya digunakan indikator sebagai berikut:
(1) Aktif dalam kegiatan atau organisasi kampus.
(2) Aktif dalam kegiatan atau organisasi di sekitar rumah. (3) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan
keluarga.
(4) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman kuliah.
(5) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan teman-teman pada waktu sekolah dahulu.
(6) Memiliki banyak waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang sekitar seperti tetangga.
c) Alternatif Penggunaan Media
Untuk dapat mengetahuinya digunakan indikator sebegai berikut:
(1) Penggunaan media lainnya yang memberikan manfaat untukupdatestatus selain facebook.
(2) Penggunaan fasilitas chatting lainnya selain yang disediakan oleh facebook.
(3)Penggunaan situs yang memberikan fasilitas seperti “note”
(4) Penggunaan situs yang memberikan manfaat untuk mengirim pesan.
(5) Penggunaan game online di luar games yang sudah disediakan oleh facebook.
2) Faktor Internal
a) Kebutuhan yang dapat Dipenuhi dengan Mengakses Facebook
Kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan penggunaan facebook dibagi menjadi:
(1) Kebutuhan Kognitif atau informasi
(a) Dapat mengetahui informasi yang berkaitan dengan teman.
(b) Dapat mengetahui informasi yang berkaitan dengan sanak saudara.
(c) Dapat membantu menyebarkan berbagai informasi kepada teman-teman.
(d) Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat.
(2) Kebutuhan hiburan
(3) Kebutuhan yang berkaitan dengan kepentingan sosial (a) Memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan
empati sosial.
(b) Dapat menemukan bahan percakapan dengan orang lain di sekitarnya.
(c) Dapat menjalankan peran sosial.
(d) Menjadi sarana untuk dekat dengan orang lain. (4) Kebutuhan pelarian
(a) Dapat dijadikan pelampiasan ketika sedang menghadapi masalah.
(b) Dapat dijadikan tempat untuk meluapkan perasaan dan ekspresi.
b) Tingkat Perhatian terhadap Facebook
Untuk dapat mengukur tingkat perhatian responden terhadap facebook maka dapat diketahui dari beberapa indicator sebagai berikut:
(1) Cara responden meluangkan waktu untuk mengakses situs facebook.
(2) Ada tidaknya aktivitas lain yang dilakukan responden pada saat mengakses situs facebook.
lima fitur yang merupakan fitur utama dari situs facebook yaitu chatting, posting wall to wall, message, update status dan games.
(4) Memperbincangkan tidaknya responden dengan orang lain setelah mengakses situs facebook.
(5) Frekuensi Mengakses
Frekuensi mengakses adalah beberapa kali responden mengakses situs facebook dalam seminggunya.
(6) Curahan Waktu Mengakses
Curahan waktu mengakses yang digunakan responden dalam mengakses situs facebook.
c) Motif yang Mendorong Penggunaan Facebook
Dalam penelitian ini kategori motif menggunakan facebook yang dijadikan acuan adalah kategori motif pengonsumsian media menurut McQuail dan juga berdasarkan karakteristik situs jejaring sosial yang telah dikemukakan di atas. Indikator dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(1) Motif Informasi, pengguna dikatakan memiliki motif informasi apabila mereka:
(b) Dapat membantu menyebarkan berbagai informasi kepada teman-teman dan orang-orang terdekat.
(c) Dapat mencari bimbingan menyangkut berbagai pendapat.
(2) Motif Identitas Pribadi, pengguna dikatakan memiliki motif identitas pribadi apabila mereka:
(a) Dapat bersantai mengisi waktu luang. (b) Mendapat hiburan dan kesenangan.
(3) Motif Integrasi dan Interaksi Sosial, pengguna dikatakan memiliki motif integrasi dan interaksi sosial apabila mereka:
(a) Ingin memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain.
(b) Ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain di sekitarnya.
(c) Ingin memperoleh lebih banyak teman.
(d) Ingin bertemu teman dengan minat yang sama. (e) Ingin berhungan dengan teman.
(f) Ingin berhungan dengan sanak keluarga.
(4) Motif Hiburan, pengguna dikatakan memiliki motif hiburan apabila mereka:
(c) Ingin mengusir rasa bosan. (d) Ingin menyalurkan emosi. (e) Ingin mengisi waktu.
(f) Ingin mendapatkan hiburan dan kesenangan.
b. Ketergantungan terhadap Facebook
Untuk dapat mengetahui ketergantungan mahasiswa terhadap facebook maka akan digunakan 20 pertanyaan yang sering disebut
Facebook Addiction Test (FAT) (http://virtualbookmark.typepad.com,
2010). FAT merupakan rangkaian pertanyaan yang sering digunakan pada pengguna facebook yang adiktif. Tes ini diperkenalkan oleh operator facebook. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Seberapa sering Anda mengakses facebook lebih lama dari yang Anda harapkan?
2) Seberapa sering Anda mengabaikan pekerjaan rumah Anda hanya demi menghabiskan lebih banyak waktu untuk facebook?
3) Seberapa sering Anda merasa lebih senang mengakses facebook daripada bertemu langsung dengan teman-teman Anda?
4) Seberapa sering Anda membentuk hubungan baru dengan para pengguna facebook?
6) Seberapa sering pekerjaan atau tugas kuliah Anda dikorbankan karena jumlah waktu yang Anda habiskan di facebook?
7) Seberapa sering anda mengecek e-mail terlebih dahulu sebelum melakukan hal lainnya yang seharusnya Anda lakukan?
8) Seberapa sering produktivitas Anda dikorbankan karena facebook? 9) Seberapa sering Anda merahasiakan ketika seseorang menanyakan
apa yang Anda lakukan di facebook?
10) Seberapa sering Anda memblokir pikiran-pikiran yang mengganggu tentang hidup Anda dengan pikiran yang menenangkan Facebook?
11) Seberapa sering Anda menemukan diri Anda mengantisipasi ketika Anda akan pergi di Facebook lagi?
12) Seberapa sering Anda takut hidup tanpa Facebook karena akan membosankan, kosong, dan muram?
13) Seberapa sering Anda berteriak, atau bertindak kesal jika seseorang mengganggu Anda ketika Anda sedang Facebook?
14) Seberapa sering Anda kehilangan waktu tidur malam anda hanya karena log-in Facebook?
15) Seberapa sering Anda merasa asyik dengan facebook ketika off-line dan membayangkan apa yang terjadi di facebook?
17) Seberapa sering Anda mencoba mengurangi jumlah waktu yang Anda habiskan facebook dan gagal?
18) Seberapa sering Anda mencoba untuk menyembunyikan berapa lama waktu yang telah Anda habiskan di facebook?
19) Seberapa sering Anda memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu di facebook daripada pergi bersama teman-teman Anda? 20) Seberapa sering Anda merasa tertekan, murung, atau gugup ketika
Anda sedang off-line, dan perasaan itu akan hilang setelah Anda kembali di facebook?
Semakin tinggi jumlah skor dari jawaban responden maka tingkat ketergantungan responden tersebut juga semakin tinggi. Berikut adalah skala yang akan digunakan untuk mengelompokkan tingkat letergantungan terhadap facebook:
20-49 : responden termasuk ke dalam kategori pengguna facebook rata-rata. Waktu yang dihabiskan oleh responden untuk mengakses facebook mungkin tinggi namun responden masih dapat mengontrol penggunaan facebook.
80-100 : responden termasuk ke dalam kategori kecanduan facebook yang sudah sangat tinggi. Penggunaan facebook menimbulkan masalah yang sangat penting dalam hidup. Oleh sebab itu penggunaan facebook perlu untuk mendapatkan evaluasi.
7. Teknik Pengumpulan Data a. Data Primer
Data yang diperoleh dengan menyusun daftar pertanyaan yang akan diteliti oleh responden. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan:
1) Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan atau daftar isian yang harus diisi berdasarkan kepada jumlah subjek dan berdasarkan atas jawaban atau isian itu penyelidik mengambil kesimpulan mengenai subjek yang diselidiki (Suryabrata, 1997:56). Data dkumpulkan melalui daftar pertanyaan yang dibuat berdasarkan konsep dari penelitian ini.
Kuesioner mempunyai dua bentuk, yakni:
yang sudah disediakan. Kuesioner berstruktur dibagi menjadi dua bentuk pertanyaan, yaitu:
(1) Pertanyaan tertutup yaitu kuesioner yang sudah lengkap dengan jawabannya. Responden tinggal memilih satu jawaban yang telah tersedia, yang sudah sesuai dengan pilihannya.
(2) Pertanyaan tertutup, yaitu kuesioner yang sudah lengkap dengan jawabannya, tetapi responden masih diberi tempat untuk menambah jawaban lain.
b) Kuesioner tidak berstruktur yaitu kuesioner yang memerlukan jawaban yang panjang. Responden diberi kebebasan seluas-luasnya didalam menjawab pertanyaan. Dengan adanya kebebasan ini diharapkan responden member penjelasan dan uraian yang mendalam mengenai prtanyaan yang diajukan.
Ditinjau dari segi penyampaian, maka kuesioner digolongkan menjadi 2 macam, yaitu:
a) Kuesiner langsung, yaitu kuesioner yang bersifat menggali keterangan atau informasi.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu kuesioner yang sifatnya menggali keterangan atau informasi dan apa yang diketahui responden mengenai objek tertentu.