• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional Indonesia adalah

terbangun atas pengalam

seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan pancasila

sebagai dasar, tujuan, dan pedomannya. Untuk membangun sebuah bangsa

diperlukan dana untuk pendukungnya karena dalam menjalankan pembangunan

diperlukan banyak biaya. Untuk memenuhi biaya pembangunan salah satu

sumbernya adalah dari pajak.

Kewenangan pengelolaan pajak dilimpahkan secara dekonsentralisasi ke

direktorat jenderal pajak dan selanjutnya kantor pelayanan pajak pratama di

seluruh Indonesia. Setiap kantor pelayanan pajak menjalankan tugas administrasi

yang berkaitan dengan perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

yang berlaku. Masing-masing kantor pajak di Indonesia telah diberikan target

penerimaan pajak di wilayahnya masing-masing. Dalam pemenuhan target

tersebut maka diperlukan fungsi kepemimpinan yang baik agar tercapai tujuan

organisasi tersebut sesuai dengan yang telah ditetapkan. Menurut Miftah Thoha

(2010:9) kepemimpinan adalah kegiatan untuk memengaruhi perilaku orang lain,

atau seni memengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.

Pemimpin dapat mempengaruhi moral, kepuasan kerja, keamanan,

kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.

(2)

suatu organisasi bila organisasi dapat mengindentifikasikan kualitas yang

berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin

yang efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat mengindintifikasikan

perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif organisasi, berbagai prilaku dan

teknik tersebut dapat dipelajari.

Pada sebuah organisasi pemerintahan, kesuksesan atau kegagalan tugas

dan penyelengaraan pemerintahan, dipengaruhi oleh kepemimpinan melalui

kepemimpinan yang didukung oleh kapasitas organisasi yang memadai, maka

penyelengaraan tata pemerintahan yang baik maka akan terwujud sebaliknya

kelemahan kepemimpinan merupakan salah satu sebab keruntuhan kinerja

biarokrasi di Indonesia. Kepemimpinan (leadership) dapat dikatakan sebagai cara

dari seorang pemimpin dalam mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh

unsur didalam kelompok atau organisasinya untuk mencapai tujuan organisasi

yang diinginkan sehingga menghasilkan kinerja pegawai yang maksimal.dengan

meningkatnya kinerja pegawai berarti tercapainya hasil kerja seseorang dalam

mewujudkan tujuan organisasi.

Proses mempengaruhi dari seorang pemimpin memiliki andil yang besar

dalam memotivasi kinerja pegawai. Untuk itu mendapatkan kepemimpinan yang

baik maka diperlukan sumber daya manusia yang memiliki kompeten dan

berintegritas tinggi. Sumber daya manusia, memegang peranan yang tidak bisa

dianggap remeh, karena disinilah gerak roda perusahaan dimulai, terutama untuk

menempatkan seorang pemimpin, karena seorang pemimpin yang akan

menentukan sebuah arah kebijakan suatu perusahaan. Pemimpin juga harus

(3)

dipimpinnya, karena sumber daya manusia adalah aset perusahaan yang tidak bisa

dipandang remeh. Seorang pemimpin baru dapat dikatakan seorang pemimpin

yang efektif, apabila pemimpin tersebut sudah dapat menerapkan sistem

kepemimpinan secara tepat. Kepemimpinan tersebut sangat diperlukan dalam

rangka mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sesuai dengan

keinginan pemimpin tanpa merasa terpaksa. Penerapan kepemimpinan yang tepat

akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua

orang atau lebih. Baik yang disebut organisasi maupun kelompok, tujuannya

adalah untuk mencapai sesuatu yang diinginkan . Jika sesuatu yang ingin dicapai

itu bener dapat diraih, maka tujuannya efektif. Efektivitas adalah suatu kontinum

yang merentang dari efektif, kurang efektif, sedang-sedang, sangat kurang, sampai

tidak efektif (Sigit, 2003:2).

Terintergrasinya kebijakan pimpinan dan pekerjaan teknis operasional para

karyawan sangat menentukan bagi pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan

sehingga tujuan memaksimalkan keuntungan dan efektivitas kerja dapat tercapai.

Efektivitas kerja dapat juga ditujukan oleh suatu keadaan dari para karyawan yaitu

adanya kepuasan dari para karyawan sehingga pengukuran efektivitas kerja

karyawan dapat diukur dari kepuasan karyawan dalam bekerja. Kepuasan

karyawan dapat diketahui dari harapan (ekspektasi) dan keadaan yang diterima

oleh karyawan (perceived performance) antara harapan dan keadaannya adalah

sama, sedangkan apabila tidak puas berarti tidak samanya harapan dan keadaan

(4)

Kantor pelayanan pajak pratama Medan kota adalah suatu instansi

pemerintah. Oleh karna itu, pentingnya tugas, fungsi dan wewenang kantor

pelayanan pajak pratama untuk pembangunan negara maupun daerah dalam hal

memperoleh pendapatan negara melalui pajak. Kantor pelayanan pajak pratama

Medan kota, yang berkerja untuk pendapatan negara sudah seharusnya memberi

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Untuk mendapatkan pelayanan yang

demikian, pegawai kantor pelayanan pajak pratama Medan kota harus efektif

mungkin dalam menjalankan pekerjaannya. Namun sayang pada prakteknya,

sering kali ditemukan pegawai yang tidak berkerja efektif sebagaimana mestinya.

Misalnya saja para pegawai sering kali datang terlambat masuk kerja dari jam

kerja yang telah ditentukan, bahkan meninggalkan kantor sebelum jam kerja

berakhir. Selain itu fasilitas-fasilitas pendukung bagi para pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaan masih minim, sehingga terkadang mereka memberikan

pelayanan yang kurang memuaskan terhadap masyarakat. Disinilah dituntut

kepemimpinan seorang kepala kantor pelayanan pajak dalam mengelola para

bawahannya agar lebih efektif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

demi menciptakan aparatur pemerintahan yang baik dan sehat.

Untuk mencapai efektivitas kerja yang diinginkan kepala kantor pelayanan

pajak patama Medan kota harus menjalankan fungsi dan tugas dengan cara

memotivasi para pegawainya dan juga selalu berkomunikasi, agar para

pegawainya menyadari bahwa mereka memang dibutuhkan dan tidak

dibeda-bedakan, sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan sebaik-baiknya,

demi kemajuan bersama. Kepala kantor pelayanan pajak juga dibutuhkan untuk

(5)

capai atau tidak. Kepala kantor pelayanan pajak dan pegawai haruslah saling

bekerja sama dalam usaha pencapaian tersebut. Masing-masing dari mereka

haruslah menyadari tugas dan tanggung jawabnya.

Hal ini yang mendorong penulis untuk mengkaji dan meneliti masalah

fungsi kepemimpinan kantor pelayanan pajak yang dikaitkan dengan efektivitas

kerja pegawai. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis mengupayakan suatu

kajian ilmiah dalam judul penelitian sebagai berikut “Pengaruh Kepemimpinan

Terhadap Efektivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota”.

1.2. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan

permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh fungsi

kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai pada kantor pelayanan pajak

pratama Medan kota.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui bagaimana fungsi kepemimpinan pada kantor pelayanan

pajak pratama Medan kota.

2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas kerja pegawai pada kantor

pelayanan pajak pratama Medan kota.

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap

(6)

1.4. Manfaat Penelitian

Disamping tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, penelitian

ini juga dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis

adalah:

1. Secara subjektif, sebagai sarana untuk melatih dan mengembangkan

kemampuan berpikir ilmiah,sistematis, dan kemampuan untuk menuliskannya

dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian-kajian teori dan aplikasi yang

diperoleh dari Program Studi Ekstensi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

atau sumbangan pemikiran bagi KPP Pratama Medan Kota sebagai salah satu

bentuk untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap

efektivitas kerja pegawai pada KPP Pratama Medan Kota.

3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik

langsung maupun secara tidak langsung bagi kepustakaan Program Studi

Ekstensi Ilmu Administrasi Negara.

1.5. Kerangka Teori 1.5.1 Kepemimpinan

1. Pengertian kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin, yang berarti seseorang yang

memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan dan kelebihan dalam

satu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama

(7)

2005:76).Menurut (Rivai, 2004:64), kepemimpinan pada dasarnya mempunyai

pokok pengertian sebagai sifat, kemampuan, proses, dan atau konsep yang

dimiliki oleh seseorang sedemikian rupa sehingga ia diikuti, dipatuhi, dihormati

dan orang lain bersedia dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau

kegiatan yang telah dikehendaki oleh pemimpin tersebut. Dengan demikian dapat

dikatakan sebagai proses untuk mempengaruhi orang lain.Umar (2008:38)

mendefinisikan kepemimpinan sebagai proses pengarahan dan usaha

mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota kelompok.

Sedangkan Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara

seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan

bekerja secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan

organisasi”.Kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain agar mau

berperan serta dalam rangka memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bersama.

Dimana defenisi kepemimpinan akhirnya dikategorikan menjadi tiga

elemen. (Susanto, 2003:115), yakni :

1. Kepemimpinan merupakan proses ;

2. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (hubungan) antara pimpinan

dan bawahan;

3. Kepemimpinan merupakan ajakan kepada orang lain

Dari berbagai pengertian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

secara umum pengertian pemimpin adalah suatu kewanangan yang disertai

kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan untuk menggerakan

orang-orang yang berada dibawah koordinasinya dalam usaha mencapai tujuan yang

(8)

2. Fungsi Kepemimpinan

Dalam upaya mewujudkan kepemimpinan yang efektif, maka

kepemimpinan tersebut harus dijalankan sesuai dengan fungsinya. Sehubungan

dengan hal tersebut, menurut nawawi (1995:74), fungsi kepemimpinan

berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok

masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam, bukan

berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian didalam

situasi sosial kelompok atau organisasinya.

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai

dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan itu berhubungan langsung dengan

situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing, yang

mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi

itu. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan

dalam intraksi antar individu di dalam situasi sosial suatu kelompok atau

organisasi karena fungsi kepemimpinan sangat mempengaruhi maju mundurnya

suatu organisasi, tanpa ada penjabaran yang jelas tentang fungsi pemimpin

mustahil pembagian kerja dalam organisasi dapat dapat berjalan dengan baik.

Sondang P. Siagian (1999:47) dalam bukunya Teori dan Praktek

Kepemimpinan mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:

1. Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan

2. Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan

pihak-pihak di luar organisasi

(9)

4. Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama

dalam menangani situasi konflik

5. Pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral

Fungsi kepemimpinan menurut Rivai (2002:119), bahwa kepemimpinan

berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan

kelompok/organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap

pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.

Fungsi kepemimpinan menurut Nawawi (1995:74) memiliki dua dimensi

yaitu :

1. Dimensi yang berhubungan dengan tingkat kemampuan mengarahkan dalam

tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlihat pada tanggapan orang-orang

yang dipimpinnya.

2. Dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan atau keterlibatan

orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok kelompok atau

organisasi, yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui

keputusan-keputusan dan kebijakan pemimpin.

Sehubungan dengan dua dimensi tersebut, menurut Hadari Nawawi

(1995:75), secara operasional dapat dibedakan dengan lima fungsi pokok

kepemimpinan, yaitu :

a. Fungsi Instruktif

Pemimpin berfungsi sebagai komunikator yang menentukan apa (isi

perintah), bagaimana (cara mengerjakan perintah), bila mana (waktu memulai

melaksanakan dan melaporkan hasilnya), dan dimana (tempat mengerjakan

(10)

yang dipimpin hanyalah melaksanakan perintah. Dalam hal ini fungsi orang yang

dipimpin adalah sebagai pelaksana perintah. Inisiatif tentang segala sesuatu yang

ada kaitannya dengan perintah tersebut, sepenuhnya adalah merupakan fungsi

pemimpin, fungsi ini juga berarti bahwa keputusan yang ditetapkan pemimpin

tanpa kemauan para bawahannya tidak akan berarti. Jika perintah tidak

dilaksanakan juga tidak akan ada artinya. Intinya,kemampuan bawahan

menggerakan pegawainya agar melaksanakan perintah, bersumber dari keputusan

yang ditetapkan. Perintah yang jelas dari pimpinan berati juga sebagai perwujudan

proses bimbingan dan pengarahan yang dapat meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pencapaian tujuan organisasi.

b. Fungsi Konsultatif

Pemimpin dapat menggunakan fungsi konsultatif sebagai komunikasi dua

arah. Hal tersebut digunakan sebagai usaha untuk menetapkan keputusan yang

memerlukan bahan pertimbangan dan mungkin perlu konsultasi dengan

orang-orang yang dipimpinnya. Konsultasi yang dimaksudkan untuk memperoleh

masukan berupa umpan balik (feed back), yang dapat dipergunakan untuk

memperbaiki dan menyempurnakan keputusan yang telah ditetapkan dan

dilaksanakan.

c. Fungsi Partisipasi

Dalam menjalankan fungsi partisipasi pemimpin berusaha mengaktifkan

orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam pengambilan keputusan maupun

dalam melaksanakannya. Setiap anggota kelompok memperoleh kesempatan yang

(11)

tugas-tugas pokok, sesuai dengan posisi masing-masing. Fungsi ini tidak sekedar

berlangsung dua arah, tetapi juga perwujudan pelaksanaan hubungan manusia

yang efektif antara pemimpin dan orang yang dipimpin baik dalam keikutsertaan

mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Sekalipun memiliki

kesempatan yang sama bukan berarti setiap orang bertindak semaunya, tetapi

harus dilakukan dan dikerjakan secara terkendali dan terarah yang merupakan

kerjasama dengan tidak mencampuri atau mengambil tugas pokok orang lain.

Dengan demikian musyawarah menjadi hal yang sangat penting dalam

kesempatan berpartisipasi melaksanakan program organisasi. Pemimpin tidak

sekedar mampu membuat keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya, akan

tetapi pemimpin harus tetap dalam posisi sebagai pemimpin yang melaksanakan

fungsi kepemimpinan bukan sebagai pelaksana.

d. Fungsi Delegasi

Dalam melaksanakan fungsi delegasi, pemimpin memberikan pelimpahan

wewenang membuat atau menetapkan keputusan. Fungsi delegasi sebenarnya

adalah kepercayaan seorang pemimpin kepada orang yang diberi kepercayaan

untuk pelimpahan wewenang dengan melaksanakannya secara bertanggungjawab.

Fungsi pendelegasian ini, harus diwujudkan karena kemajuan dan perkembangan

kelompok tidak mungkin diwujudkan oleh pemimpin seorang diri. Jika pemimpin

berkerja seorang diri, ia pasti tidak dapat berbuat banyak dan mungkin dapat

menjadi tidak berarti sama sekali. Oleh karena itu sebagian wewenang perlu

didelegasikan kepada para bawahannya agar dapat dilaksanakan secara efektif dan

(12)

e. Fungsi Pengendalian

Fungsi pengendalian berasumsi bahwa kepemimpinan yang efektif harus

mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang

efektif, sehingga memungkinkan tercapainya tujuan bersama secara

maksimal.Dalam melaksanakan fungsi pengendalian, pemimpin dapat

mewujudkannya melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan

pengawasan. Dalam melakukan kegiatan tersebut berarti pemimpin berusaha

mencegah terjadinya kekeliruan atau kesalahan setiap perseorangan dalam

melaksanakan beban kerja atau perintah dari pimpinannya.

Seluruh fungsi kepemimpinan tersebut diatas, diselenggarakan dalam

aktifitas kepemimpinan secara intergral. Aktifitas atau kegiatan kepemimpinan

yang bersifat intergral tersebut dalam hal pelaksanaannya akan berlangsung

sebagai berikut :

a. Pemimpin berkewajiban mejabarkan program kerja yang menjadi keputusan

yang kongkrit untuk dilaksanakan sesuai dengan prioritasnya masing-masing

keputusan-keputusan itu harus jelas hubungannya dengan tujuan

kelompok/organisasi.

b. Pemimpin harus mampu menterjemahkan keputusan-keputusan menjadi

intruksi yang jelas, sesuai dengan kemampuan anggota yang melaksanakan,

Setiap anggota harus mengetahui dari siapa intruksi diterima dan pada siapa

di pertanggung jawabkan.

c. Pemimpin harus berusaha untuk mengembangkan dan menyalurkan

kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perorangan

(13)

pendapat, saran, kritik anggotanya sebagai wujud dari partisipasinya. Usaha

mengembangkan partisipasi anggota tidak sekedar ikut aktif dalam

melaksanakan perintah, tetapi juga dalam memberikan informasi dan

masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pemimpin dalam

membuat dan memperbaiki keputusan-keputusan.

d. Mengembangkan kerjasama yang harmonis, sehingga setiap anggota

mengerjakan apa yang harus dikerjakannya, dan bekerjasama dalam

mengerjakan sesuatu yang memerlukan kebersamaan. Pemimpin harus

mampu memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap kemampuan,

prestasi atau kelebihan yang dimiliki setiap anggota kelompok/organisasinya.

e. Pemimpin harus membantu dalam mengembangkan kemampuan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan sesuai dengan batas

tanggung jawab masing-masing. Setiap anggota harus didorong agar tumbuh

menjadi orang yang mampu menyelesaikan masalah-masalahnya, dengan

menghindari ketergantungan yang berlebihan dari pemimpian atau orang lain.

Setiap anggota harus dibina agar tidak menjadi orang yang selalu menunggu

perintah. Namun diharapkan setiap anggota/bawahan adalah orang yang

inisiatif artinya mampu berkerja dengan sendirinya karena kesadaran bahwa

(14)

3. Syarat Pemimpin Yang ideal

Secara garis besar, seorang pemimpin idealnya memiliki tiga kategori

umum, yakni (Arep, 2002:241)

1. Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat. Ia harus

mampu menganalisa sesuatu masalah, situasi atau serangkaian keadaan

tertentu dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang tepat.

2. Kemampuan untuk menyusun suatu organisasi serta dapat menyeleksi dan

menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan dalam organisasi

yang bersangkutan.

3. Kemampuan untuk membuat sedemikian rupa, agar organisasi yang

bersangkutan berjalan lancar untuk menuju tujuan, cita-cita dan putusan dari

tingkat yang lebih tinggi kepada bawahan-bawahannya, agar tujuan dan

putusan-putusan itu dapat diterima dengan baik.

Ketiga kemampuan tersebut, idealnya dimiliki oleh seseorang pemimpin

agar organisasi maju dan berkembang. Yang harus diingat, fungsi pemimpin juga

harus dapat memotivasi staf/pegawainya dan Mampu untuk menimbulkan

kepercayaan pada diri orang lain. Untuk itu dibutuhkan sejumlah persyaratan

yang harus dipunyai oleh seorang pemimpin, yakni :

1. Harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang alat-alat teknis dan

prosedur-prosedur yang dipergunakan oleh para pegawainya, sehingga ia

dapat member petunjuk-petunjuk dalam mengoprasikan alat-alat setra

prosedur-prosedur yang diperlukan.

2. Pengetahuan dan pengertian tentang garis-garis besar kebijaksanaan

(15)

3. Seorang pemimpin harus senantiasa setia memegang teguh setiap ucapannya.

Ia harus senantiasa menepati janjinya, jika ingin menanam kepercayaan

bawahannya.

4. Seorang pepemimpin harus mampu memberikan penilaian yang baik terhadap

semua permasalahan, baik yang bersifat kedinasan maupun yang bersifat

pribadi.

5. Tabah dalam usahanya untuk mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus

mempunyai keyakinan yang teguh atas segala sesuatu yang ingin dicapainya.

Tegasnya ia harus tabah dan tekun untuk mencari cara-cara melakukan

sesuatu sampai mendapatkan yang paling tepat untuk mencapai tujuan

organisasi.

6. Kemampuan untuk memberikan pengertian tanpa menimbulkan kesalah

pahaman dalam dalam menjelaskan/mengemukakan tujuan organisasi kepada

pihak lain.

7. Kemampuan untuk mendengarkan secara simpatik, baik berupa usul-usul

maupun berupa kritikan dari pihak lain maupun dari pihak bawahannya.

8. Senantiasa menaruh minat yang tulus dan ikhlas terhadap orang lain, atulus

terhadap kesejahteraan bagi pihak yang dipimpinnya.

9. Kemampuan untuk memahami manusia serta reaksinya. Seorang pemimpin

harus paham benar akan manusia baik manusia sebagai individu maupun

sebagai anggota kelompok dan mengetahui mengapa ia bertindak sedemikian

(16)

10.Seseorang pemimpin harus senantiasa waspada untuk selalu bersikap objektif

dan jangan sampai membiarkan putusannya dipengaruhi oleh sentiment orang

lain.

11.Seseorang pemimpin harus senantiasa bersikapterus terang dan transparan. Ia

tidak boleh membiarkan orang lain berkata terhadap dirinya ; “ia selalu ingin

rahasia dan tertutup”.

Tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan,

mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbingan sebagainya, agar

para bawahan mengikuti jejak pemimpin demi mencapai tujuan organisasi, hanya

dapat melaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya

sebagaimana mestinya. Fungsi-fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi

organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan

organisasi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam

pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan

yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang

akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu :

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka pendek, pada

(17)

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka panjang dan menentukan

prosedur-prosedur yang diperlukan

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan

mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap

kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke

arah yang dituju akan dapat berlanguung terus menerus tanpa mengalami

hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin

harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi

sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil

maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk

para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai

kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam

pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada

anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari

loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti

kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka

hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan

(18)

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak

mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk

melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani

mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara

individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul

tertulis dan lain sebagainya.

Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi yang

sebaik-baiknya dari :

a. Perasaan, firasat atau intuisi

b. Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-fakta secara

rasional-sistematis.

c. Pengalaman baik yang langsung maupun tidak langsung.

d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan

metode-metode sebagai berikut :

a. Keputusan-keputusan yang sifatnya sederhana individual artinya secara

sendirian.

b. Keputusan-keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan secara terus

menerus dapat diserahkan kepada orang-orang yang terlatih khusus untuk itu

atau dilakukan dengan menggunakan komputer.

c. Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam arti menjadi

(19)

Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya

menyangkut perhitungan-perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan

seorang ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak

buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati,

mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang

baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa

ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak

buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai

oleh pemimpinnya.

Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil

tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah

berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan,

teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan

fungsi fungsi ini sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan

daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga tercatat semua

hadiah maupun hukuman yang telah diberikan kepada mereka.

Menurut Lassey (2008:157),dua macam fungsi kepemimpinan, yaitu :

1. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Yang tergolong fungsi ini adalah :

a. Kegiatan berinisiatif, antara lain usul pemecahan masalah, menyarankan

(20)

b. Mencari informasi, antara lain mencari klasifikasi terhadap usul-usul atau

saran serta mencari tambahan informasi yang diperlukan.

c. Menyampaikan data atau informasi yang sekiranya ada kaitannya dengan

pengalamannya sendiri dalam menghadapi masalah yang serupa.

d. Menyampaikan pendapat atau penilaian atas saran-saran yang diterima.

e. Memberikan penjelasan dengan contoh-contoh yang lebih dapat

mengembangkan pengertian.

f. Menunjukkan kaitan antara berbagai gagasan atau saran-saran dan mencoba

mengusulkan rangkuman gagasan atau saran menjadi satu kesatuan.

g. Merangkum gagasan-gagasan yang ada kaitannya satu sama lain menjadi satu

dan mengungkapkan kembali gagasan tersebut setelah didiskusikan dalam

kelompok.

h. Menguji apakah gagasan-gagasan tersebut dapat dilaksanakan dan menilai

keputusan-keputusan yang akan dilaksanakan.

i. Membandingkan keputusan kelompok dengan standar yang telah ditetapkan

dan mengukur pelaksanaannya dengan tujuan yangb telah ditetapkan.

j. Menentukan sumber-sumber kesulitan, menyiapkan langkah-langkah

selanjutnya yang diperlukan, dan mengatasi rintangan yang dihadapi untuk

mencapai kemajuan yang diharapkan.

2. Fungsi pemeliharaan

Fungsi ini mengusahakan kepuasan, baik bagi pemeliharaan dan

pengembangan kelompok untuk kelangsungan hidupnya. Yang termasuk fungsi

(21)

a. Bersikap ramah, hangat dan tanggap terhadap orang lain, mau dan dapat

memuji orang lain atau idenya, serta dapat menerima dan menyetujui

sumbangan fikiran orang lain.

b. Mengusahakan kepada kelompok, mengusahakan setiap anggota berbicara

dengan waktu yang dibatasi, sehingga anggota kelompok lain berkesempatan

untuk mendengar.

c. Menentukan penggunaan standar dalam pemilihan isi, prosedur dan penilaian

keputusan serta mengingatkan kelompok untuk meniadakan keputusann yang

bertentangan dengan pedoman kelompok.

d. Mengikuti keputusan kelompok, menerima ide orang lain, bersikap sebagai

pengikut/pendengar sewaktu kelompok sedang berdiskusi dan mengambil

keputusan.

e. Menyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat dan bertindak sebagai

penengah untuk mengkompirmasikan pemecahan masalah.

1.5.2. Efektifitas Kerja Pegawai 1. Pengertian Efektifitas kerja

Setiap organisasi selalu dihadapkan pada persoalan keterbatasan sumber

daya manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumberdaya

manusia dalam mencapai tujuannya. Interaksi antar berbagai sumber daya tersebut

harus dikelola dengan baik sehingga dapat mencapai sasaran secara efektif dan

efesien. Secara sederhana efektivitas kerja dapat didefenisikan sebagai

(22)

Efektivitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi dalam mencapai

tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bila dilihat dari aspek segi

keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Selanjutnya dari aspek kecepatan

waktu, maka efektivitas tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan tepat

pada waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang disediakan

untuk melaksanakan berbagai kegiatan dalam program yang telah disusun

sebelumnya.

Menurut komarudin (2000:269) “ Efektivitas adalah suatu keadaan dalam

mencapai tujuan. Manajemen yang efektif perlu disertai dengan manajemen yang

efisien. Tercapainya, tujuan mungkin hanya dapat dilakukan dengan

penghamburan dan, oleh karena itu manajemen tidak boleh hanya diukur dengan

efektifitas tetapi juga diperlukan efisiensi”.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian (1985:151) mengenai efektivitas

kerja yaitu penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan,

artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak, bergantung pada

bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan

bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.

Menurut Sondang P. Siagian (1985: 151) terdapat empat hal yang

menonjol dalam unsur efektivitas yaitu ;

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan dikatakan efektif apabila dapat

mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Ketetapan waktu yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila

penyelesaian atau pencapaian tujuan sesuai dengan waktu yang telah

(23)

c. Manfaat, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan itu

bermanfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya.

d. Hasil, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut

mendatangkan hasil.

Dengan demikian pengertian efektivitas kerja adalah keadaan yang

menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia melalui

aktivitas-aktivitasnya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Kerja

Efektivitas yang diartikan sebagai keberhasilan melakukan program

dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor yang dapat menentukan efektivitas kerja

Karyawan berhasil dilakukan dengan baik atau tidak dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan. Tugas bawahan dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan

pemberitahuan (komunikasi) tentang pendelegasian tugas/tanggung jawab serta

adanya evaluasi kerja dari pimpinan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas kerja dalam organisasi :

1. Waktu

Ketepatan waktu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan merupakan faktor

utama. Semakin lama tugas yang dibebankan itu dikerjakan, maka semakin

banyak tugas lain menyusul dan hal ini akan memperkecil tingkat efektivitas

kerja karena memakan waktu yang tidak sedikit.

2. Tugas

Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas yang

(24)

3. Produktivitas

Seorang karyawan mempunyai produktivitas kerja yang tinggi dalam bekerja

tentunya akan dapat menghasilkan efektivitas kerja yang baik demikian pula

sebaliknya

4. Motivasi

Manajer dapat mendorong bawahan melalui perhatian pada kebutuhan dan

tujuan mereka yang sensitif. Semakin termotivasi karyawan untuk bekerja

secara positif semakin baik pula kinerja yang dihasilkan.

5. Evaluasi Kerja

Manajer memberikan dorongan, bantuan dan informasi kepada

bawahan,sebaliknya bawahan harus melaksanakan tugas dengan baik dan

menyelesaikan untuk dievaluasi tugas terlaksana dengan baik atau tidak

6. Pengawasan

Dengan adanya pengawasan maka kinerja karyawan dapat terus terpantau dan

hal ini dapat memperkecil resiko kesalahan dalam pelaksanaan tugas.

7. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja adalah menyangkut tata ruang, cahaya alam dan pengaruh

suara yang mempengaruhi konsentrasi seseorang karyawan sewaktu bekerja.

8. Perlengkapan dan Fasilitas

Adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan oleh pimpinan dalam

bekerja. Fasilitas yang kurang lengkap akan mempengaruhi kelancaran

karyawan dalam bekerja. Semakin baik sarana yang disediakan oleh

perusahaan akan mempengaruhi semakin baiknya kerja seorang dalam

(25)

Dari seluruh penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa efektivitas

kerja adalah suatu bentuk usaha yang dilaksanakan oleh para pegawai yang

dilaksanakan secara bersama terhadap pencapaian dan pemenuhan beberapa

ketentuan yang dicapai sesuai dengan standart yang berlaku dengan organisasi

tersebut.

3. Pengaruh Fungsi Kepemimpinan Terhadap efektivitas Kerja Pegawai Fungsi kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian

sebagai usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pegawai untuk

berkerja keras, memiliki semangat kerja yang tinggi dan memotivasi tinggi guna

mencapai tujuan organisasi. Hal ini terutama terikat dengan fungsi mengatur

hubungan antara individu atau kelompok dengan organisasi. Selain itu, fungsi

pemimpin dalam mempengaruhi dan mengarahkan individu atau kelompok yang

bertujuan untuk membantu organisasi bergerak kearah pencapaian tujuan

organisasi.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebagai besar ditentukan oleh

pemimpin. Hal ini dapat dilihat bagaimana seorang pemimpin dalam bersikap dan

bertindak. Cara bersikap dan bertindak dapat terlihat dengan cara melakukan suatu

pekerjaan. Suatu ungkapan mulia mengatakan bahwa pemimpin yang bertanggung

jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Hal ini merupakan ungkapan

yang mendudukan posisi pemimpin dalam suatu instansi pemerintahan khususnya,

pada posisi yang terpenting.

Sedangkan efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada

waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal ini juga

(26)

seberapa banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dalam waktu yang telah

ditentukan, dan apakah sesuai dengan mutu yang telah ditentukan, dan apakah

sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak.

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapainya pula tujuan individu

para bawahan. Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya

apabila semua komponen organisasi berupaya menampilkan kinerja yang optimal

termasuk peningkatan efektivitas kerjanya masing-masing. Seseorang pegawai

akan efektif dalam melakukan pekerjaan apabila terdapat keyakinan dalam dirinya

bahwa berbagai keinginan, kebutuhan, harapan dan tujuannya dapat tercapai.

Dalam hal ini dapat dilihat fungsi kepemimpinan pada kantor pelayanan

pajak pratama Medan kota yaitu berusaha untuk mempengaruhi para pegawainya

dengan cara memotivasi dan komunikasi untuk terus berkerja secara efektif sesuai

dengan waktu dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan kata lain, efektif tidaknya

pekerjaan yang dilakukan para pegawainya tergantung bagaimana cara atau sikap

seorang dalam memimpin.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu penelitian yang mana

kebenarannya perlu diuji serta dibuktikan melalui penelitian. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan,belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data (Sugiono, 2010:70). Adapun hipotesis yang dikemukakan

penulis adalah ada pengaruh fungsi kepemimpinan terhadap efektifitas kerja

(27)

1.7 Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang

menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun, 1997:33).

Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari

terjadinya interprestasi ganda dari variabel yang diteliti. Untuk mendapatkan

balasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka dalam hal ini

penulis mengemukakan definisi dari konsep yang akan dipergunakan :

1. Kepemimpinan adalah proses mengarahkan, membimbing, mempengaruhi

atau mengawasi pikiran, perasaan, tindakan dan tingkah laku orang yang

dipimpinnya.

2. Fungsi kepemimpinan merupakan situasi dimana pemimpin harus

berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok

masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada didalam,

bukan berada diluar situasi itu. Pemimpin harus berusaha agar menjadi bagian

didalam situasi sosial kelompok atau organisasinya.

3. Efektivitas kerja pegawai adalah penyelesaian pekerjaan tepat waktu yang

telah ditetapkan oleh para setiap bagian yang ada didalam organisasi dalam

keadaan yang menunjukan ketercapaiannya suatu tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya dengan pengerahan segala daya yang terdapat pada manusia

(28)

4. Pengaruh kepemimpinan terhadap efektivitas kerja pegawai adalah sebagai

usaha untuk mempengaruhi dan mengarahkan pegawai untuk bekerja keras

agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan tujuan yang

ingin dicapai. Dimana untuk mencapainya ada usaha mempengaruhi pegawai

yang dilakukan pimpinan dengan cara memotivasi dan komunikasi yang

berjalan dengan baik.

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana

mengukur suatu variabel sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui

indikator-indikator apa saja untuk mendukung analisa dari variabel tersebut

(Singarimbun, 1997:46).

1. Variabel (X)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah fungsi

kepemimpinan menurut Hadari Nawawi (1995:74), dengan indikator-indikatornya

adalah :

a. Fungsi Instruktif

1. Penjelasan mengenai cara mengerjakan perintah

2. Kemampuan pemimpin dalam menggerakkan pegawainya agar

(29)

b. Fungsi Konsultatif

1. Merumuskan serta mengambil keputusan selalu melibatkan bawahan dalam

menyusun perencanaan program kerja

c. Fungsi Partisipasi

1. Kerja sama dengan tidak mencampuri tugas pegawai lainnya

2. Selalu melibatkan seluruh pegawai dalam pelaksanaan program organisasi

yang sesui dengan tugasnya masing-masing

d. Fungsi Delegasi

1. Pelimpahan wewenang kepada bawahan dalam merumuskan dan

mengambil keputusan

2. Variable Terikat (Y)

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah efektivitas kerja

pegawai, menurut Sondang P. Siagian (1985:151) indikator efektivitas kerja

pegawai adalah :

a. Pencapaian tujuan, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila dapat

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

b. Waktu yang digunakan, yaitu penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu

(30)

c. Manfaat, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila tujuan itu

bermanfaat bagi masyarakat setempat sesuai dengan kebutuhannya.

d. Hasil, yaitu suatu kegiatan yang dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut

Referensi

Dokumen terkait

• Stainless steel : umum digunakan di dapur dan aplikasi komersial karena memiliki perbandingan yang seimbang antara biaya, kegunaan, daya tahan, dan kemudahan pembersihan. •

Sari-sari makanan berubah menjadi energi panas, kemudian energi panas tubuh diubah menjadi energi gerak bagi tubuh kita.. Dengan energi gerak inilah tubuh kita

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan pengetahuan, sikap dalam penggunaan alat pelindung

Masalah Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah, kurang pengetahuan tentang

Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar remaja putri mempunyai pengetahuan tidak baik tentang pre menstrual syndrome sebanyak 15 orang (50%), sedangkan yang

Dan dari hasil yang kami peroleh ternyata lebih dari 50% siwa yang meodifikasi pakaiannya merasa nyaman saat mereka kenakan, dan sisanya tidak terlalu memikirkan kenyamanan.Dan

However, the impact of performance on a network’s users is much less understood from a scientific standpoint.This study will be a practical guide for understanding how

Penulisan Ilmiah ini membahas tentang bagaimana cara pembuatan aplikasi yang dapat membantu untuk mempermudah pencarian variasi genetic dalam hukum Mendel dengan metode matrik.