• Tidak ada hasil yang ditemukan

kebebasan tanggung jawab dan hati nurani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kebebasan tanggung jawab dan hati nurani"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBAHASAN

A. Kebebasan

Manusia adalah puncak ciptaan Tuhan, yang dikirim ke bumi untuk menjadi khalifah atau wakil-Nya. Oleh karena itu setiap perbuatan yang membawa perbaikan manusia, oleh sesama manusia sendiri, mempunyai nilai kebaikan dan keluhuran kosmis, menjangkau batas-batas jagad raya, menyimpan makna kebenaran dan kebaikan universal, suatu nilai yang berdimensi seluruh alam. Dan karena manusia dalam analisa terakhir terdiri dari individu-individu atau kenyataan-kenyataan perorangan yang tidak terbagi-bagi, maka masing-masing perorangan itu menjadi "instansi" pertanggung jawaban terakhir dan mutlak dalam pengadilan Hadirat Ilahi di akhirat nanti.

Masing-masing perorangan itu pulalah yang akhirnya dituntut untuk menampilkan diri sebagai makhluk moral yang bertanggungjawab, yang akan memikul segala amal perbuatannya tanpa kemungkinan mendelegasikannya kepada pribadi yang lain1.

Kebebasan adalah tidak dalam keadaan diam, tetapi dapat melakukan apa saja yang dinginkan selama masih dalam norma-norma atau peraturan-peraturan yang telah ada dalam kehidupan pribadi, keluarga , masyarakat, dan Negara.

Dalam arti luas kebebasan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang menyangkut semua urusan mulai dari sekecil-kecilnya sampai sebesar-besarnya sesuai keinginan, baik individu maupun kelompok namun tidak bertentangan dengan norma-norma, aturan-aturan, dan perundang-undanganyang berlaku.

Kebebasan sebagiamana dikemukakan Ahmad Charris Zubair adalah terjadi apabila kemungkinan-kemungkinan untuk bertindak tidak dibatasi oleh suatu paksaan dari keterikatan kepada orang lain. Seseorang disebut bebas apabila:

1. Dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang akan dilakukannya.

2. Dapat memilih antara kemungkinan-kemungkinan yang tersedia baginya.

(2)

3. Tidak dipaksa atau terikat untuk membuat sesuatu yang tidak akan dipilihnya sendiri ataupun dicegah dari berbuat apa yang dipilihnya sendiri, oleh kehendak orang lain, Negara atau kekuasaan apapun2

Dilihat dari segi sifatnya, kebebasan dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Pertama kebebasan jasmaniah, yaitu kebebasan dalam menggerakkan dan mempergunakan anggota badan yang kita miliki.

2. Kedua kebebasan kehendak (rohaniah), yaitu kebebasan untuk menghendaki sesuatu. Jangkauan kebebasan kehendak adalah sejauh jangkauan kemungkinan untuk berpikir.

3. Ketiga kebebasan moral yang dalam arti luas berarti tidak adanya macam-macam ancaman, tekanan, larangan dan desakan yang tidak sampai dengan paksaan fisik.

Islam mengajarkan kebebasan yang bertanggung jawab yang bertanggung jawab dan memerhatikan norma-norma yang berlaku. Dengan kata lain, setiap orang memiliki kebebasan, ia bebas melakukan apa saja yang dikehendaki selagi ia bisa mempertanggung jawabkan dan tidak melanggar norma-norma yang ada.

Dalam ajaran islam, kebebasan yang diberikan kepada manusia adalah kebebasan yang dipimpin oleh wahyu. Manusia bebas untuk berperilaku berlandaskan norma-norma seperti yang di gariskan dalam Al-quran. Salah satu kebebasan yang dapat disebutkan disini adalah kebebasan untuk menyatukan pendapat, namun harus dilandasi pikiran yang sehat.

Kebebasan menyatakan pendapat disalahartikan, yaitu dengan demonstrasi atau unjuk rasa. Demonstrasi adalah salah satu cara untuk menyampaikan keinginan atau aspirasi dengan sopan dan sesuai dengan cara-cara mengemukakan pendapat dalam islam. Demosntrasi merupakan suatu bentuk tekanan atau pengendalian sosial yang efektif.

Untuk mendapatkan kebebasan, diperlukan pengorbanan yang tidak sedikit. Misalnya saja:

1. Untuk bisa lepas dan bebas dari penjajahan dan hidup merdeka, harus berkorban harta, tenaga, pikiran, bahkan nyawa untuk melawan penjajah.

(3)

2. Untuk bisa memakai jilbab di sekolah umum, para siswa telah berjuang sampai ke pengadilan.

3. Pada zaman orde baru untuk mengemukakan pendapat telah diatur dalam pasal 28 UUD 1945

Didalam kebebasan yang dibenarkan adalah kebebasan yang tidak melanggar norma dan ajaran islam. Apabila seseorang hidup tanpa adanya peraturan tentu hidupnya kacau. Menurut Hobbes, arti kebebasan bagi setiap orang harus berdasarkan prinsip kebaikan bersama diatas oleh hak setiap orang pada umumnya, bahwa hak saya dan dalam melindungi hak dan dalam melindungi hak saya pemerintah menjaminnya.

B. Tanggung Jawab

Masyarakat modern ternyata menyimpan problema hidup yang sulit untuk di pecahkan. Rasionalisme, sekularrisme, materialisme, dsb. Ternyata tidak menambah kebahagiaan dan ketentraman hidup, akan tetapi sebaliknya, semakin menimbulkan kegelisahan hidup.

1. Tanggung jawab spiritual

Husen Nasr dalam Islam and The Pligh of Modern Man menyatakan bahwa akibat masyarakan modern yang mendewakan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadikan mereka beraada dalam wilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat, sementara pemahaman agama yang berdasarkan wahhyu mereka tinggalkan, hidup dalam keadaan sekuler. Masyarakat yang demikian adalah masyarakat Barat yang dikatakan the post industrial society telah kehilangan visi keilahian. Masyarakat yang demikian ini telah tumpul penglihatan intelectusnya dalam melihat realitas hidup dan kehidupan (Komaruddin Hidayat, dalam dDawam Raharjo, 1985).

Kehilangan visi keilahian ini bisa mengakibatkan timbulnya gejala psikologis, yakni adanya kehaampaan spiritual.Melihat gejala manusia modern yang penuh problema tersebut, Husen Nasr, seorang ilmuwan Iran menawarkan alternatif terapi agar mereka mendalami dan menjalani praktek tasawuf. Sebab Tasawuflah yang dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan spiritual mereka.

(4)

Selalu berdzikir kepada Allah SWT. Sebagai sumber gerak, Sumber kenormatifan, Sumber motivasi dan sumber nilai yang dapat dijadikan acuan hidup.

2. Tanggung jawab Etik

Sebagai akibat modernisasi dan industrialisasi, kadang manusia mengalami degradasi moral yang dapat menjatuhkan harkat dan martabatnya. Kehidupan modern seperti sekarang ini sering menampilkan sifat-sifat yang kurang dan tidak terpuji, terutama dalam menghadapi materi yang gemerlap ini.Sifat-sifat yang tidak terpuji tersebut adalah al-hirsh, yaitu keingnan yang berlebih-lebihan terhadap materi. Dari sifat ini tumbuh perilaku menyimpang, seperti korupsi dan manipulasi.sifat kedua ialah al-hasud, yaitu menginginkan agar nikmat orang lain sirna dan beralih kepada dirinya. Sifat riya’ yaitu sifat suka memamerkan harta atau kebaikan diri, dan sebagainya dari berbagai sifat hati.

Cara menghilangkan sifat-sifat tersebut ialah dengan mengadakan penghayatan atas keimanan dan ibadahnya, mengadakan latihan secara bersungguh-sungguh, berusaha mengubah sifat-sifatnya itu dengan mencari waktu yang tepat. Karena kadang-kadang sifat tercela itu muncul dalam keadaan yang tidak tersadari, maka seyogyanya setiap muslim selalu mengadakan introspeksi (muhasabah) terhadap dirinya.

3. Tanggung jawab Politik

Tasawuf pada masa sekarang tidak lagi menjauhi pada kekuasaan, sebagaimana dilakukan oleh para sufi-klasik. Akan tetapi tampil di tengah-tengah politik dan masuk kedalam kekuasaan. Sebab menjauhinya menunjukkan ketidakberdayaan dan kelemahan. Apabila pada masa klasik ada fatwa untuk menjauhi dan bersifat oposan terhadap kekuasaan, hal ini sedikit bisa dibenarkan karena kekuasaan padaa waktu itu bersifat individual, sementara itu kini kekuasaan bersifat kolektif.

4. Tanggung jawab Intelektual

Tuntutan yang muncul akibat medernisasi dan industrialisasi tersebut, ialah pengembangan kemampuan intelektual muslim sehingga memiliki kemampuan dialogis dann fungsional terhadap perkembangan IPTEK, (Abdul Munir Mulkhan, 1993).

(5)

merupakan salah satu tipe pengetahuan yang memiliki watak tinggi daripada

“sesungguhnya didalam jasad manusia itu terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging ini baik, maka seluruh jasadnya menjadi baik. Dan karenanya seluruh aktivitas badanpun menjadi baik. Ingatlah, segumpal daging yang dimaksud adalah hati”(HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadist tersebut, jelas bahwa yang menjadi barometer manusia adalah hatinya. Hati bagaikan pemimpin yang ditaati oleh tubuh. Berikut akan dipaparkan mengenai makna hati, roh, nafsu, dan akal.

1. Hati : Definisi menurut kejasmanian menjelaskan bahwa hati ialahDaging yang berbentuk lentur yang terdapat disebelah kiri dada manusia dan didalamnya terdapat rongga berisi darah hitam. Hati merupakan sumber dan tambang bagi roh. Dalam definisi menurut kerohanian menjelaskan bahwa hati ialah benda yang sangat halus yang didominasi oleh sifat ruhani atau spiritual. Seluruh anggota tubuh mempunyai hubungan dengan benda yang satu ini, benda yang satu inilah yang mampu mengenali Allah Ta’ala dan menjangkau semua yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran serta angan-angan. Dan dari hati itulah hakikat manusia dinilai oleh Allah. Makna ini ditunjukkan melalui firman-Nya,

ببللقي هرلي ني آك نلميله آريكل ذهلي كيله آذي يفه نلياه

“sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang yang mau memfungsikan hatinya”(QS. Qaf ayat 37).

Jika yang dimaksud ‘qalb’ yang dimaksud disini ialah jantung, maka benda ini dimiliki oleh setiap manusia, jika ditelaah lebih dalam lagi, ketahuilah bahwa hubungan benda yang sangat halus ini dengan daging pada anggota tubuh lainnya adalah hubungan yang sangat pelik, sehingga tidak mudah untuk dijelaskan. Meski demikian, pemahamannya bergantung pada penyaksian atas dirinya secara personal. Adapun gambaran yang dikemukakan disini ialah, hati itu seperti raja, dan daging lain yang terdapat pada tubuh laksana istana atau sebuah kerajaan yang dipimpinnya.

2. Roh : dalam dunia kedokteran, roh ialah nyawa. Dalam definisi kerohanian, roh merupakan hakikat makna hati. Roh dan hati mempunyai persamaan dengan arti bisikan.

3. Nafsu ;

(6)

a. Makna yang mencakup kekuatan amarah, syahwat dan sifat-sifat yang tercela lainnya. Hal tersebut terdapat dalam sabda Rasul

كييلبينلجي نيىلبي ىلتهلليا كيسرفلني كيئه اديعل اي ى ديعلاي.

“Di antara musuhmu yang paling buruk adalah nafsu yang berada pada rongga tubuhmu”(HR. At-Tirmidzi)

b. Bisikan Rabbani yang merupakan salah satu dari makna roh dan hati. Bersama hati dan roh, secara mutlak nafsu juga diartikan dengan bisikan yang halus tersebut. Dan itulah hakikat manusia yang membedakannya dari hewan serta makhluk lainnya. Jika nafsu bersih serta selalu mengingat Allah Ta’ala dan terlepas dari berbagai pengaruh syahwat serta sifat-sifat tercela lainnya, maka ia disebut an-nafsul muthma’innah atau jiwa yang tenang.

4. Akal ;

a. Mengetahui hakikat segala sesuatu

b. Orang alim yang ilmunya menjadi sifat dirinya. Dan makna inilah yang dimaksud dengan bisikan Rabbani. Sebab, tidak mungkin mengartikan akal dengan makna yang pertama, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW., “Yang pertama diciptakan oleh Allah Ta’ala adalah akal. Kemudian Allah berfirman kepadanya ‘datanglah’ maka ia datang, kemudian Allah berfirman kepadanya ‘pergilah’ maka ia pun pergi”

Dengan kata lain, menjadi jelas bahwa yang dimaksud dengan hati, roh, nafsu dan akal dalam hadist serta ayat-ayat al Qur’an yang dimaksud merupakan bisikan Rabbani. Sebagaimana Sahal at-Tastari pernah mengatakan “Hati adalah tahta, dan dada adalah kursinya”. Ini juga menunjukkan, bahwa yang dimaksud dengan hati adalah sesuatu (esensi) di balik daging yang dinamakan dengan sanubari.

Hati memiliki dua pasukan, yakni pasukan yang dapat dilihat oleh mata kepala (tangan, kaki, mata dan anggota tubuh lainnya) dan pasukan yang tidak dapat dilihat oleh mata (sifat-sifat).

Hati harus menjadi pemimpin yang ditaati, sedang nafsu dan anggota tubuh lainnya wajib menaati perintah dan larangannya. Jika tidak demikian, berarti manusia telah dikuasai oleh nafsunya, maka pemimpinnya berbalik menjadi bawahan, sehingga keadaan menjadi tidak terkendali. Dengan kata lain, sang raja menjadi tawanan yang ditundukkan oleh para tawanan atau seorang musuh.

(7)

hakikatnya ia sudah dikuasai oleh bisikan syahwat, yang dalam keadaan seperti ini, berarti ia sudah taat kepada setan yang memang suka menguasai manusia. Dan keadaan inilah yang dimaksud ‘hati yang hitam’.

Fitrah hati manusia menghimpun empat noda atau sifat tercela. Di antaranya sifat binatang buas, sifat hewan ternak, sifat setan, dan sifat Rabbani. Ketika sedang dikuasai oleh amarah, ia akan bertindak selayaknya binatang buas. Kemudian ketika sedang dikuasai oleh kesenangan, ia akan berlaku seperti binatang ternak. Manakala kedua sifat tersebut telah menguasai hati manusia, kemudian melahirkan perbuatan menipu, memaksa dan perbuatan tercela lainnya, maka ia telah dikuasai oleh setan. Tetapi, karena didalamnya juga mengandung sifat Rabbani, maka hal itu dapat mendorong orang tersebut memiliki sifat-sifat positif seperti; tidak mau tunduk kepada tipu daya setan, juga merasa gembira karena mengetahui perkara dan sifat ini, serta merasa sedih manakala tidak memilikinya. 4

D. Keterkaitan dengan Akhlak

Ada dua macam naluri manusia yang paling kuat yaitu ingin mempetahankan hidupnya di dunia ini dan ingin mencapai kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.Di samping itu, dalam diri manusia ada hati nurani yang mendapat cahaya Tuhan dan dapat menilai hal-hal yang baik untuk dikerjakan.Di dalam hati manusia juga ada rasa malu jika seseorang melakukan keburukan dan kejahatan.

Akhlak seseorang dapat dinilai dari perilaku individu itu sendiri. Perilaku seseorang dapat dikatakan bebas apabila tidak terikat oleh sesuatu apapun, bebas dalam arti individu tersebut dapat menentukan sendiri tujuan-tujuannya dan apa yang dilakukannya. Dia juga dapat memilih diantara berbagai kemungkinan yang tersedia. Kebebasan disini tidak terikat dengan jenis kelamin, suku, ataupun hal lain yang bersifat fisik. Kebebasan merupakan hak setiap manusia dan melampaui jenis kelamin, suku, bahasa, agama, dan lain-lain.

Sikap moral dewasa dalam diri manusia adalah sikap bertanggung jawab. Tidak mungkin ada tanggung jawab jika tidak ada kebebasan.Inilah hubugan antara kebebasan dengan tanggung jawab.Kebebasan berarti kemampuan untuk menentukan diri sendiri dan kemampuan untuk bertangung jawab.Tingkah laku manusia yang didasarkan pada sikap dan pola piker seseorang, berarti adalah tingkah laku yang berdasarkan pada kesadaran diri sendiri.Sejalan dengan adanya kebebasan maka seseorang dituntut untuk bertanggung jawab atas tindakannya, paling tidak terhadap hati nurani dan keyakinannya.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

tangan pemerintah dan pers diwajibkan mengemban tanggung jawabnya sebaik mungkin. 

Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial yang dipikul oleh perusahaan dapat berupa : sosial yang dipikul oleh perusahaan dapat berupa : (a) Tanggung jawab fsik, dan (b) Tanggung jawab

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pers yang bebas dan bertanggung jawab.. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan

System bisnis beropersi dalam suatu lingkungan dimana perilaku etis, tanggung jawab sosial, peraturan pemerintah dan pihak Stakeholder ini menentukan tingkat keberhasilan yang

A : Tanggung jawab secara khusus tidak ada, putusan hakim adalah social justice, hakim tidak dapat memprediksi apa efek yang timbul kepada masyarakat, misalnya pada kasus

Rakyat memiliki hak dan pemimpin memiliki tanggung jawab. Begitu pula sebaliknya, rakyat memiliki tanggung jawab dan pemimpin juga memiliki hak. Antara keduanya harus ada

Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang, kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada hak, maka tanggung jawab dalam hal

Makalah ini telah membahas tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan dan pengendalian internal serta tanggung jawab auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan