• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN KAMPANYE SADAR BERLALU LINTAS MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KOTA SUKOHARJO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANCANGAN KAMPANYE SADAR BERLALU LINTAS MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KOTA SUKOHARJO"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

Konsep Pengantar Karya Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE

” SADAR BERLALU LINTAS ”

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI KOTA SUKOHARJO

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Tugas Akhir Sebagai Prasyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Seni Pada Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

ANGGIT JATMIKO C 0707014

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

(2)

commit to user

(3)

commit to user iii

(4)

commit to user

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahan pada:

Kedua orang tua tercinta atas doa dan dukunganya baik moril maupun materiil Segenap keluarga yang selalu memberi dukungan

(5)

commit to user v

MOTTO

“Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila itu memang diperlukan, anda takkan bisa melompati sebuah jurang dengan dua lompatan kecil “

(David Lloyd George) .

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir dapat diselesaikan. Tugas Akhir ini disusun guna melengkapi persyaratan untuk menyelesaikan program studi S-1 pada gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Komunikasi Visual.

. Bersama ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Kemudian dengan selesainya Tugas Akhir ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed,Ph.D, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.

2. M.Suharto, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Komunikasi Visual.

3. Drs. Ahmad Adib, M.Hum.Ph.D selaku Pembimbing Tugas Akhir I dan coordinator Tugas Akhir.

4. Esty Wulandari, S.Sos,M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir II.

5. Andreas Slamet Widodo, S.Sn, Penasehat Akademik.

6. Arief Iman Santoso, S.Sn selaku Koordinator Kolokium.

7. Bambang Purwadi, S.IP, Staf administrasi Jurusan Desain Komunikasi Visual terimakasih atas segala bantuan dalam menyelesaikan masalah administrasi.

8. Staf Satantas Polres Sukoharjo atas bantuan data yang dperlukan.

9. Dosen dan seluruh staf karyawan Desain Komunikasi Visual, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

(7)

commit to user vii

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah mendukung dalam penulisan hingga terselesainya karya Tugas Akhir ini.

Penulis berharap penyusunan Konsep Pengantar Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat, walaupun masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Atas saran dan kritik para pembaca, penulis ucapkan terima kasih.

Surakarta,12 Januari 2012

Penulis

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….…. i

HALAMAN PERSETUJUAN ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………....… iv

HALAMAN MOTTO ……….... v

KATA PENGANTAR ……….... vi

DAFTAR ISI ………...…. viii

DAFTAR TABEL ………. xii

DAFTAR BAGAN ……….... xiii

ABSTRAKSI ………. xiv

ABSTRACT ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN ………..… 1

A. Latar Belakang Masalah ………...…... 3

B. Rumusan Masalah ………... 3

C. Tujuan Perancangan ……….... 3

D. Manfaat ... ………... 4

E. Target Audience ………... 4

F. Target Visual ... ……….... 5

G. Metode Pengumpulan Data ... 6

BAB II KAJIAN TEORI ………. 9

A. Tinjauan Perancangan ………. 9

1. Pengertian Perancangan menurut bahasa (etimologi) 9

2. Proses Perancangan ... ………. 9

B. Tinjauan Desain………... 10

1. Pengertian Desain . ……… 10

2. Struktur Desain ………... 11

3. Elemen- Elemen Desain ……….. 11

4. Aspek Dalam Desain ………... 13

(9)

commit to user ix

5. Unsur Pembentuk Desain ……….. 16

C. Kampanye ……… 19

1. Pengertian Kampanye . ………... 19

2. Jenis - Jenis Kampanye ………....……….... 20

3. Tujuan Kampanye ………... 21

4. Komunikasi Persuasif Dalam Kampanye ………… 22

D. Komunikasi ……… 23

1. Pengertian Komunikasi ………... 23

2. Elemen Komunikasi ……….. 24

3. Langkah Pengembangan Komunikasi... 26

E.Periklanan ……… 29

1. Pengertian Periklanan ………... 29

2. Tujuan Iklan ………... 31

3. Fungsi Iklan ………... 31

4. Sifat Iklan... 32

5. Struktur iklan... 33

6. Elemen Iklan... 34

7. Konsep Iklan... 35

8. Media Periklanan... 36

F. Iklan Layanan Masyarakat ……… 38

G. Lalu Lintas………... 41

1. Pengertian Lalu intas... 41

2. Kecelakan Lalu Lintas ( Laka )... 41

3. Aspek Keselamatan Lalu Lintas... 42

BAB III IDENTIFIKASI DATA ………. 49

A. Gambaran Umum Kabupaten Sukoharjo ……… 49

B. Gambaran Umum Satlantas (Satuan Lalu Lintas) Polres Sukoharjo ………. 50

1. Profil Satlantas Polres Sukoharjo... 50

2. Fungsi dan Tugas Satlantas ……….. 50

3. Struktur Organisasi Satlantas Polres Sukoharjo….... 52

(10)

commit to user

4. Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas …… 52

C. Data Angka Kecelakaan... 54

D. Kampanye Yang Pernah Dilakukan………. 58

E. Komparasi...……… 59

F. Analisa SWOT... 60

G. Positioning... 63

H. USP (Unique Selling Propotion)... 64

I. Data Hasil Angket ... 66

BAB IV KONSEP PEMIKIRAN DESAIN ……… 69

A. Metode Perancangan ………. 69

B. Konsep Kreatif... ... 70

C. Strategi Kreatif Kampanye……… 71

D. Pemilihan Media dan Media Placement ……… 79

E. Prediksi Biaya ………. 85

BAB V VISUALISASI KARYA ... 91

A. Media Utama ... 91

1. Poster1 ... 91

2. Poster2 ... 92

3. Poster3 ... 93

4. Poster4... 94

5. Poster5... 95

B. Media Pendukung... 96

1. Billboard... 96

2. Iklan Majalah... 97

3. Iklan Koran... 98

4. Spanduk... 99

5. X-Banner... 100

6. Road Banner... 101

7. Brosur... 102

8. Sticker... 103

(11)

commit to user xi

9. Pin... 104

10. Kaos... 105

11. Facebook dan twitter... 106

C. Ambient Media ... 107

1. Halte... 107

2. Iklan Kaca Angkutan Umum... 108

3. Sticker Helm... 109

4. Sticker Crack... 110

5. Zebracross... 111

BAB VI PENUTUP ... 107

A. Kesimpulan ... 108

B. Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

commit to user

DAFTAR TABEL

Standar Waktu Pelayanan Kecelakaan Lalu Lintas………... 53 Tabel 1. Data Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2010 dan 2011………… 54 Tabel 2. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Waktu Kejadian…………... 55 Tabel 3. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Pelaku Kejadian…………... 56 Tabel 4. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Penyebab Kejadian..……... 57 Tabel 5. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Umur...……... 59 Tabel 6. Analisa SWOT ...……... 60

(13)

commit to user xiii

DAFTAR BAGAN

1. Stuktur Organisasi Satlantas Polres Sukoharjo ………... 52

(14)

commit to user

ABSTRAK

Anggit jatmiko, 2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sadar Berlalu Lintas di kota Sukoharjo Melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang diangkat adalah (1) Bagaimana merancang strategi kampanye kesadaran berlalu lintas yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo ? (2) Bagaimana merancang media kampanye yang tepat dan efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo ? Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Sukoharjo, tercermin dalam tingginya angka korban jiwa atau nyawa manusia akibat kecelakaan yang dapat terjadi setiap waktu dan tempat. Kurang mengindahkan sopan santun berlalu lintas dari masyarakat, seperti tidak mengindahkan tata tertib, tidak menghormati peraturan penggunaan sarana umum, kurang menhargainya sebagai sesama pengguna jalan, berkendara dengan kecepatan tinggi atau kurang menghargai petugas yang sedang menunaikan kewajibannya. Dengan melakukan perancangan kampanye yang terarah menggunakan media komunikasi visual yang tepat dapat mempermudah mencapai target sasaran. Strategi kampanyw yang dilakukan dalam kegiatan adalah dengan merancang desain yang menarik dan pesan yang komunikatif, memilih media komunikasi yang tepat baik melalui media cetak, media lini atas (above the line), media lini bawah (below the line), maupun unconventional/

ambient media serta mengatur strategi penempatan media yang tepat guna

(15)

commit to user xv ABSTRACT

Anggit jatmiko, 2011. Introduction to the work of final project is titled Designing Campaigns are aware of the Traffic in the city of Shorkot Through Visual communication design. As for the issues raised are (1) how to design traffic awareness campaign strategy that is appropriate and effective way to increase traffic awareness in the city of Sukoharjo? (2) how to design a media campaign with the proper and effective that it can be used to increase awareness of traffic in the city of Sukoharjo? The lack of attention to society against traffic offences in jurisdictions Sukoharjo, reflected in the high numbers of victims of human lives due to accidents or that can occur at any time and place. Less heed manners-traffic from the public, as it does not heed the code of conduct, not respecting the terms of use means common, less menhargainya as fellow road users, driving at high speed or under-appreciate the officer's obligations to perform. By doing the design of directional media campaign that uses visual communication can facilitate reaching the right audience. Kampanyw strategy in activities is done by designing an attractive design and a message, choose communication medium communicative right either through print, media lines up (above the line), the media line (below the line), as well as unconventional/ambient media and organize media placement strategies.

(16)

PERANCANGAN KAMPANYE SADAR BERLALU LINTAS DI KOTA SUKOHARJO

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Anggit Jatmiko1

Drs. Ahmad Adib, M.Hum.Ph.D 2 Esty Wulandari, S.Sos,M.Si3

ABSTRAK

2011. Pengantar Karya Tugas Akhir ini berjudul Perancangan Kampanye Sadar Berlalu Lintas di kota Sukoharjo Melalui Desain Komunikasi Visual. Adapun permasalahan yang diangkat adalah (1) Bagaimana merancang strategi kampanye kesadaran berlalu lintas yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo ? (2) Bagaimana merancang media kampanye yang tepat dan efektif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo?

Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Sukoharjo, tercermin dalam tingginya angka korban jiwa atau nyawa manusia akibat kecelakaan yang dapat terjadi setiap waktu dan tempat. Kurang mengindahkan sopan santun berlalu lintas dari masyarakat, seperti tidak mengindahkan tata tertib, tidak menghormati peraturan penggunaan sarana umum, kurang menhargainya sebagai sesama pengguna jalan, berkendara dengan kecepatan tinggi atau kurang menghargai petugas yang sedang menunaikan kewajibannya. Dengan melakukan perancangan kampanye yang terarah menggunakan media komunikasi visual yang tepat dapat mempermudah mencapai target sasaran. Strategi kampanyw yang dilakukan dalam kegiatan adalah dengan merancang desain yang menarik dan pesan yang komunikatif, memilih media komunikasi yang tepat baik melalui

1 Mahasiswa Jurusan Desain Komunikasi Visual Dengan NIM C0707014

2 Dosen Pembimbing I

3 Dosen Pembimbing II

media cetak, media lini atas (above the line), media lini bawah (below the line), maupun unconventional/ ambient media serta mengatur strategi penempatan media yang tepat guna

(17)

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan perkembangan transportasi di Indonesia baik udara, darat, maupun laut menjadi sangat beragam dan semakin cepat. Perkembangan transportasi, khususnya transportasi darat telah semakin mempermudah mobilitas masyarakat dari satu daerah ke daerah lain, namun di sisi lain seperti yang terlihat hampir di semua kota-kota besar telah berdampak pada munculnya berbagai permasalahan lalu lintas seperti pelanggaran, kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang dari waktu ke waktu.

Musibah merupakan peristiwa yang tidak mungkin dielakkan lagi namun dapat diminimalisir, salah satunya adalah kecelakaan dalam berlalu lintas. Setiap manusia pasti tidak menginginkan hal yang buruk akan menimpa dirinya.

Seringnya kita mendengar dan mengetahui terjadinya kecelakaan lalu lintas, membuat kita hendaknya bisa lebih waspada dan berhati-hati dalam berkendara.

Namun, masih banyak juga pengendara kendaraan yang tidak memperhatikan keselamatannya sendiri. Kecelakaan dalam berlalu lintas dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain faktor manusia, kendaraan, cuaca dan kondisi jalan.

Faktor manusia adalah penyumbang tertinggi dari penyebab terjadinya kecelakaan.

Faktor manusia lebih disebabkan adanya human error yaitu perilaku pengguna jalan yang sering melalaikan peraturan dan sopan santun dalam berlalu lintas yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Kurangnya kesadaran dan sopan santun berlalu lintas merupakan penyebab banyaknya kecelakaan di jalan.

(18)

commit to user

Sukoharjo yang terletak di wilayah Surakarta merupakan daerah lintas selatan Pulau Jawa (pantai Selatan Pulau Jawa) dan daerah lintas pertemuan antara Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - Jawa Tengah dan Jawa Timur sehingga merupakan jalur padat yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas yang menimbulkan banyak korban.

Kurangnya perhatian masyarakat terhadap pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Sukoharjo, tercermin dalam tingginya angka korban jiwa atau nyawa manusia akibat kecelakaan yang dapat terjadi setiap waktu dan tempat.

Kurang mengindahkan sopan santun berlalu lintas dari masyarakat, seperti tidak mengindahkan tata tertib, tidak menghormati peraturan penggunaan sarana umum, kurang menhargainya sebagai sesama pengguna jalan, berkendara dengan kecepatan tinggi atau kurang menghargai petugas yang sedang menunaikan kewajibannya,

Pada Tahun 2010 Satlantas Polres Sukoharjo mencatat total kecelakaan lalu lintas sebanyak 425 kejadian dengan 34 orang meninggal dunia, 47 luka berat, dan 750 luka ringan. Kerugian materiil tercatat lebih dari Rp. 394.260.000,- . Pada tuhun berjalan 2011 sampai bulan maret telah terjadi 167 kecelakaan lalu lintas dengan 7 orang meninggal dunia, 16 orang luka berat, 277 luka ringan dan kerugian materiil mencapai Rp. 174.755.000,-

Remaja merupakan penyumbang terbesar angka kecelakaan lalu lintas dijalan dengan 22 kasus perbulannya. Usia remaja merupakan usia dimana mereka belum mencapai tingkat kedewasaaan diri dan masih labilnya psikologi yang masih mencari jati diri. Kurang pengetahuan dan pengalaman tersebut membuat pengemudi remaja kurang tanggap terhadap situasi yang membahayakan sehingga

(19)

commit to user

kalangan remaja terhadap berdispilin lalu lintas merupakan faktor penyebab kecelakaan lalu lintas. Pelanggaran seperti kebut-kebutan, menerobos lampu merah dan jalan satu arah merupakan sebagaian bentuk – bentuk pelanggaran yang sering dilakukan kalangan anak remaja.

Bagi kalangan remaja, mengemudi kendaraan bermotor merupakan kebanggaan sehingga mereka sering bersikap ugal-ugalan di jalan raya tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri dan orang lain. Dari permasalahan tersebut perlu diberikan pendidikan dan pemahaman mengenai tata cara berlalu lintas yang benar. Sebagai upaya penanaman pendidikan berlalu lintas kepada remaja adalah melalui media kampanye yang bertujuan meningkatkan rasa kesadaran remaja akan pentingnya berdispilin dan sopan santun berlalu lintas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas yang memiliki permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang strategi kampanye kesadaran berlalu lintas yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo ? 2. Bagaimana merancang media kampanye yang tepat dan efektif yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo ?

C. Tujuan Perancangan

1. Merancang strategi kampanye kesadaran berlalu lintas yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo.

(20)

2. Menentukan dan membuat media kampanye yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas di kota Sukoharjo

D. Manfaat

Manfaat dari perancangan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan setelah adanya kampanye ini remaja sebagai pengemudi pemula mendapat informasi tentang cara pentingnya disiplin lalu lintas guna menjaga keselamatan berkendara jalan raya,sehingga mampu meminimalisir terjadinya kecelakaan.

2. Manfaat bagi mahasiswa

Sebagai bentuk pembelajaran mahasiswa untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah ia peroleh di bangku kuliah pada dunia nyata. Sebagai prasyarat bagi mahasiswa yang bersangkutan untuk dapat menyelesaikan studinya.

E. Target Audiens

Dalam hal ini yang menjadi target Audiens adalah sebagai berikut : 1. Geografis : Kota Sukoharjo dan sekitarnya

2. Demografis

a. Jenis Kelamain : Laki – laki dan Perempuan

b. Usia : 16 – 19 Tahun

c. Pekerjaan : Remaja

d. Status Ekonomi : Semua kelas ekonomi

e. Golongan : Semua golongan ras, suku, dan agama

(21)

commit to user 3. Psikografis :

Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas, mengartikan remaja adalah mereka yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995).

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini remaja telah mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat, dimana secara fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis mereka belum matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Calon (1953) masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat- sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak (Monsk, 2002).

Remaja dengan usia 16-19 tahun merupakan usia tergolong dalam pradewasa. Dengan usia tersebut merupakan fase yang dimana mereka membutuhkan banyak informasi ataupun masukan untuk membekali dirinya menuju gerbang kedewasaan.

F. Target Visual/ Karya

1. Media Utama a. Poster

2. Media Pendukung

a. Media Lini Atas ( Above the Line Media ) 1) Iklan Koran

(22)

2) Iklan Majalah 3) Billboard 4) Vertikal Banner 5) Spanduk

b. Media Lini Bawah ( Below the Line Media ) 1) Kaos

2) Pin 3) Sticker 4) Kalender 5) Brosur 6) Internet 3. Ambient Media

a. Sticker helm b. Iklan Halte

c. Sticker Belakang Angkutan Umum d. Stiker Crack

e. Zebra Cross

G.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan menunjukan cara-cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam pengumpulan data terdapat dua jenis metode pengumpulan data yaitu :

(23)

commit to user 1. Metode Pengumpulan Data Primer

Metode pengumpulan data dengan menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak pertama baik individu atau perorangan seperti hasil wawancara ,pengisian kuisioner maupun observasi

Wawancara ( Interview ) adalah suatu cara mengumpulkan data dengan menanyakan langsung secara lisan kepada informan atau pihak yang kompeten dalam suatu masalah atau objek yang sedang diteliti Sedangkan kuisioner merupakan tehnik pengumpulan data dengan menyebarkan angket kepada masyarakat yang menjadi objek penelitian. Kuisioner berisikan pertanyaan- pertanyaan yang berhungan dengan permasalaha yang diteliti.

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan didalam situasi buatan yang khusus diadakan.

2. Metode Pengumpulan Sekunder

Metode pengumpuulan data Sekunder sering disebut metode penggunaan bahan dokumen karena dalam hal ini peneliti secara tidak langsung mengambil data sendiri akan tetapi meneliti dan memanfaatkan data, dokumen atau pustaka yang dihasilkan pihak – pihak lain

Data Sekunder pada umumnya digunakan oleh peneliti untuk memberikan gambaran tambahan yakni gambaran pelengkap yang dapat diproses lebih lanjut. Data sekunder dapat diperoleh dari media massa, hasil penelitian individual peneliti lain dan penelitian kepustakaan.

(24)

Upaya pengumpulan data dengan penelitian kepustakaan ini ditunjukan untuk menambah pengetahuan peneliti sehingga dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti akan dibekali dengan pengetahuan yang matang tentang masalah-masalah yang akan ditelitinya.

(25)

commit to user 9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Perancangan

Perancangan berasal dari kata dasar rancang, yang kemudian mendapat awalan per- dan akhiran –an. Perancangan dapat diartikan merencanakan segala sesuatu sebagai bagian dari kerangka kerja. ( Kamus Lengkap Bahasa Indonesai,691).

1. Pengertian perancangan menurut bahasa (etimologi)

a. DESIGNOSE, dari bahasa latin yang artinya memotong dengan gergaji atau tindakan menakik atau emberi tanda yang mempunyai meksud memberi citra terhadap suatu objek.

b. DESGNARE, dari bahasa Perancis yang mempunyai arti manandai, memisahkan yang meksudnya menghilangkan kesimpangan.

c. DESIGN, dari bahsa Inggris yang artinya memikirkan, menggambar rencana, menyusun bagian-bagian menjadi sesuatu yang baru

2. Proses perancangan menurut Kotler dan Andreasen antara lain :

a. Menentukan obyektif, misi dan tujuan spesifik organisasi secara luas yang memerlukan peran pemasaran strategis.

b. Menilai ancaman dan peluang dari lingkungan luar yang dapat ditunjukan oleh pemasaran untuk mencapai keberhasila yang lebih besar.

c. Mengevaluasi sumber daya serta keahlian potensial dan nyata dari organisasi untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada atau menyingkirkan ancaman yang tampak dalam analisi lingkungan eksternal.

(26)

d. Menentukan misi, obyektif dan tujuan spesifik pemasaran untuk periode perencanaan yang akan datang.

e. Merumuskan strategi pemasaran pokok untuk mencapai tujuan yang spesifik.

f. Menempatkan system dan struktur organissai yang perludalam fungsi pemasaran agar pelaksanaan strategi yang telah disusun dapat dipatikan.

g. Menetapkan rincian dan taktik untuk melaksanakan strategi pokok dalam masa perencanaan, termasuk jadwal kegiatan dan tugas tanggung jawab tertentu.

h. Menentapkan patokan untuk mengukur hasi sementara dan hasi akhir program

i. Melaksanakan program yang telah direncanakan

j. Mengatur kinerja dan strategi pokok, rincian taktis, atau keduanya bila diperlukan.

B. Tinjauan Desain

1. Pengertian Desain

Desain merupakan sebuah kata dengan banyak makna. Dalam konteks komunikasi visual, desain sudah menjadi bagaian dari tim dalam industri komunikasi. Dunia adevertising, publikasi majalah dan surat kabar, pemasaran dan publik relations, dan yang pasti design juga sudah menjadi salah satu aspek yang berpengaruh dalam membentuk perilaku suatu masyarakat dan perkembangan ekonominya.

(27)

commit to user

Desain merupakan atuaran dari bagian-bagian ke dalam sebuah koherensi yang menyeluruh. Pada umumnya desain diartikan merancang, menciptakan bentuk, yang mengandung kaidah, rasa nilai artistik dari wujud termaksud. Ada pula yang mengartikannya sebagai berikut : Desain adalah rancangan, pola dua maupun tiga dimensional, memilih dan menyusup, memecahkan masalah yang bertujuan menciptakan susunan atau organisasi.

Desainer grafis menggunakan kata (huruf), gambar serta elemen- elemen grafis lain untuk berkomunikasi. Desainer grafis menjembatani antara klien dengan sebuah pesan yang dikirim ke target sasaran secara visual.

Desainer atas nama klien memberikan informsi, membujuk, mengingatkan, atau menjual, berupa iklan informatif, iklan persuasuif, dan iklan pengingat.

Desainer grafis mengambil bagian kata, gambar, dan elemen-elemen grafis lain dan mengaturnya ke dalam komunikasi yang menyatu dalam format. (M. Suyanto, 2004:27)

2. Struktur Desain

Struktur desain (kerangka desain) biasanya memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memenuhi maksud / fungsi dan kaidah estetika b. Sederhana

c. Memenuhi proporsi terencana menurut kegunaannya d. Sesuai dengan material yang dipergunakan

3. Elemen-elemen Desain

Desain atau rancangan pada dasarnya mempunyai arti sebagai, sebuah elemen visual yang dikembangkan dengan dalih tertentu dan diolah sesuai

(28)

dengan keperluan pengiklan atau pengemasan. Dapat juga diartikan sebagai usaha deskripsi gagasan bentuk, rupa, ukuran, warna, dan tata letak beserta unsur-unsurnya yang membentuk wajah suatu benda.

Tata letak atau proses pembuatan layout, adalah merangkai unsur- unsur penunjang menjadi susunan yang menyenangkan dan mencapai suatu tujuan. Layout juga dapat disebut sebagai bagian seni atau teknik untuk memperindah.

Kaitan layout dengan proses pembuatan iklan sangatlah erat, karena dalam lay out terdapat elemen-elemen penting yang harus ada sebagai faktor pendukung dalam iklan yang akan dibuat. Elemen-elemen penting tersebut adalah sebagai berikut :

a. Tema

Tema atau sering juga disebut judul, merupakan suatu kata atau gambaran yang dicetak tebal dan besar. Kemudian diletakkan di atas teks (naskah) atau bagian lain dalam sebuah iklan.

b. Ilustrasi

Dalam berbagai bentuk iklan yang realis, dekoratif, atau foto (hitam putih dan warna) akan selau menonjolkan sebuah deskripsi yang terkadang eksplisit juga, agar penikmat iklan mempu berimajinasi dengan khayalannya masing-masing.

c. Keterangan gambar

Pada bagian ini biasanya menggunakan huruf yang kecil, dan ditempatkan di atas atau di bawah tulisan ataupun ilustrasi yang semuanya berfungsi untuk menerangkan gambar dengan jelas.

(29)

commit to user d. Naskah (teks)

Materi ini berupa pesan utama yang disampaikan kepada penikmat iklan untuk dapat menarik perhatian masyarakat, yang nantinya diharapkan mau membeli produk yang ditawarkan tersebut.

e. Logo

Pada hal ini logo mempunyai fungsi yang cukup penting, karena mewakili dan sebagai simbol perusahaan yang harus ditonjolkan dalam penyampaian pesan. Karena bila logo tersebut sudah sangat dikenal masyarakat, mereka akan dengan sendirinya memakai produk itu tanpa ada penawaran lebih lanjut.

4. Aspek Dalam Desain

Dalam proses desain terdapat beberapa dasar pokok yang perlu diperhatikan, sebagai pendukung baik tidaknya yang akan dibuat, antara lain :

a. Proporsi

Sesuai dengan arti dari kamus, proporsi merupakan bagian atau ukuran, yang mana pada bagian atau ukuran tersebut mampu mewakili unsur-unsur garis, warna, pola, bentuk, dan sebagainya.

Pembentukan proporsi pada desain yaitu menyelaraskan hubungan yang harmonis antara elemen-elemen penyusun tata letak desain, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan menarik untuk dapat meningkatkan nilai jual.

b. Keseimbangan Dalam desain,

(30)

Keseimbangan berarti penataan elemen desain dengan pertimbangan keserasian dan juga padanan. Keseimbangan dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, kecerahan, atau kegelapan warna.

1) Keseimbangan formal atau simetris

Keseimbangan yang ditentukan oleh penggunaan unsur yang sama pada kedua belah pihak dari garis lurus melalui pusat ruang.

2) Keseimbangan informal atau asimetris

Unsur-unsur pembentuk seimbang di sekitar pusat.

3) Keseimbangan dengan fokus pusat optik

Unsur-unsur pembentuk disusun secara seimbang mengikuti titik fokus dan unsur yang akan diletakkan dititik poros harus ditempatkan kira- kira ½ x tinggi, sehingga akan tidak rendah namun seimbang.

c. Kontras

Kontras adalah perlawanan. Untuk dapat mengenal dan mengerti hal ini, perlu mengetahui kebalikannya. Ukuran sendiri saja adalah netral dan tidak memberi kriteria untuk suatu perbandingan. Unsur besar hanya besar dalam hubungan dengan sesuatu yang lebih kecil.

Kekontrasan merupakan pertimbangan untuk menyatakan sesuatu yang ingin disampaikan sebagai unsur yang lebih menonjol. Unsur yang lebih menonjol tersebut diharapkan dapat menarik perhatian secara khusus, untuk mengutamakan unsur terpenting dari apa yang ingin disampaikan.

1) Kontras pada ukuran

Berdasarkan pertimbangan pada penyajian dengan membedakan besar kecilnya bentuk pada ukuran.

(31)

commit to user 2) Kontras pada bentuk

Kontras ini dilakukan dengan memperlihatkan perbedaan dari pengurangan dan penambahan daya volume gambar-gambar yang dibuat berlainan.

3) Kontras pada arah

Yaitu dengan memperlihatkan penggunaan arah, yang dapat menunjukkan arah yang berlawanan sehingga terkesan ekstrim.

4) Kontras pada warna

Kontras ini menampilkan penggunaan warna-warna yang saling bertolak belakang, untuk memberikan tekanan pada bentuk yang ingin disajikan. Misalnya warna gelap dengan terang, seperti hitam dengan putih, biru dengan kuning, merah dengan krem, dll.

d. Kesatuan

Unsur yang digunakan dalam desain harus memiliki hubungan satu sama lain dalam suatu rancangan, sehingga memberi kesan kesatuan.

Kesan tersebut diperoleh dengan pemgelompokan unsur-unsur yang memiliki hubungan.

Misalnya dengan teknik memberi warna latar belakang, unsur tertutup sebagian, garis-garis atau pinggiran yang menghasilkan pengelompokan.

e. Harmoni

Harmoni dalam pembuatan desain dibentuk oleh adanya pembuatan lay out yang memiliki kesatuan, dan secara keseluruhan harus memperhatikan efek kesatuan.

(32)

Misalnya dengan adanya hiasan tambahan pada rancangan desain, atau menggunakan tipografi yang menarik.

5. Unsur-unsur Pembentuk Desain a. Huruf (tipografi)

Tipografi merupakan hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis, khususnya di bidang desain cetak. Frank Jefkins dalam buku

“Periklanan” berpendapat : “Tipografi adalah seni memilih huruf dari ratusan jumlah rancangan atau desain jenis huruf yang tersedia;

menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda; menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia; dan menandai naskah untuk typesetting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda.”

Huruf diberi nama dengan nama penemunya. Gromendel membagi huruf-huruf menjadi 5 kelompok :

1) Roman

Sifatnya serius. Kaitnya melengkung.

Contoh : Times New Roman.

2) Bodoni

Sifatnya semi serius, agak kaku. Kaitnya tegak lurus.

Contoh : Bookman Old Style.

3) Egyptyan

Kesannya misterius, keras, tegas. Kaitnya tebal.

Contoh : Pirates 4) Sans Serif

(33)

commit to user Kesannya ringan, santai. Tanpa kait.

Contoh : Arial 5) Dekoratif

Kesannya feminim, lembut, luwes.Banyak variasinya Contoh : Digifacewide

b. Ilustrasi

Pengertian ilustrasi adalah gambaran atau wujud lain yang menyertai teks. Ilustrasi dan teks merupakan satu kesatuan, yang mana tujuan dari ilustrasi adalah untuk menjelaskan teks. Ilustrasi bisa merupakan hal utama atau tambahan di dalam desain. Ilustrasi juga berfungsi sebagai penerang, penjelas, serta penghias dalam buku sehingga menimbulkan rangsangan dan daya tarik pembaca.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, ilustrasi dapat mendukung sebuah maksud desain, karena iliustrasi dapat menyampaikan kalimat yang panjang sebagai suatu gambar nyata dan punya daya tarik.

Sehingga, besar kemungkinan masyarakat akan tertarik untuk memperhatikan iklan, dan akan dapat mengevaluasi iklan tersebut sesuai dengan pengamatannya sendiri.

Ilustrasi terdiri dari ilustrasi gambar bermakna, ilustrasi hubungan tanda, dan ilustrasi simbol. Ilustrasi hubungan tanda adalah ilustrasi yang menggunakan tanda lebih spesifik daripada ilustrasi gambar bermakna.

Suatu obyek merupakan tanda dari sesuatu. Penggunaan ilustrasi harus sesuai dan letak yang proporsional dengan elemen desain lainnya.

c. Warna

(34)

Warna sebagai pelengkap bagi suatu bentuk sebagai penambah kekuatan daya tarik visual. Batasan watak setiap warna sampai saat ini belum dicapai kesimpulan akhir tentang arti tepatnya. Kekontrasan warna yang khusus adalah panas dan dingin, cemerlang dan suram, cerah dan redup, saling melengkapi dan saling bertentangan. Setiap pribadi bereaksi secara individual terhadap warna, efek dari suatu warna atau kombinasi yang selalu berlainan.

Warna harus dipakai dalam jumlah yang benar, satu atau dua warna sudah cukup menonjolkan sesuatu. Pemakaian warna yang terlalu banyak atau terlalu banyak cetakan dalam warna, dapat merusak wajah barang cetakan tersebut.

Penerapan dalam penggunaan warna mempunyai tujuan pada komunikasi grafis, yaitu :

1) Untuk identifikasi

Dalam prakteknya, warna jarang digunakan sebagai simbol tertentu.

Namun tidak secara keseluruhan pemakaian tersebut digunakan.

2) Untuk menarik perhatian

Penampilan desain dengan warna yang seringkali atau mencolok, justru akan menjadi daya tarik bagi orang agar melihatnya, lalu mereka akan memberikan perhatian yang sepenuhnya.

3) Untuk menimbulkan pengaruh psikologis

Warna yang digunakan hendaknya dibuat agar pengaruh secara psikologis dapat tercapai. Misalnya dalam pamflet ajang musik

(35)

commit to user

underground, baiknya menggunakan warna yang keras seperti warna merah

4) Untuk mengembangkan asosiasi

Seseorang dapat menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain sebagai asosiasi warna tertentu. Seperti putih tulang sebagai relevansi warna tulang.

5) Untuk membangun ketahanan minat

Setiap orang memiliki minat terhadap warna tertentu secara berlebihan.

Warna komunikator akan menyajikan warna yang spesifik kepada komunikan.

6) Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan

Penambahan warna dapat merebut perhatian orang yang baru melihatnya. Karena dengan warna yang ceria, akan membuat orang yang melihatnya juga menjadi ceria.

C. Kampanye

1. Pengertian Kampanye

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kampanye merupakan tindakan serentak untuk melawan atau mengadakan aksi. Kampanye sosial merupakan kampanye yang bersifat menginformasikan hal - hal sosial yang ada dalam masyarakat. Kampanye juga dapat diartikan proses mengkomunikasikan gagasan, ide, dan pesan sebagai suatu usaha untuk menarik simpati orang terhadap suatu ide atau gagasan yang bersifat kemasyarakatan dalam bentuk gerakan atau tindakan bersama yang dilakukan dengan serentak, agar dapat

(36)

mempengaruhi sasaran sehingga melakukan tindakan sesuai dengan apa yang diterjemahkan komunikator (penyampai pesan).

Kampanye bisa juga berarti rencana kegiatan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan dan dilaksanakan berdasarkan suatu jadwal yang menunjukkan peran satu atau berbagai media (televisi, radio, majalah, surat kabar). Dalam sebuah proses kampanye media adalah alat bantu atau sarana penghubung dari komunikator kepada komunikan. Aplikasinya pada dunia bisnis adalah sebagai jembatan penghubung dari produsen kepada konsumen.

Media kampanye sangat beragam, bisa menggunakan media lini atas (above the line media) dan juga media lini bawah (below the line media).

Dalam pelaksanaannya kampanye banyak melibatkan perusahaan, pers, LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat ) dan media komunikasi audio maupun visual. Karena kampanye yang dilakukan pada permasalahnnya adalah mengkomunikasikan informasi serta gagasan yang ditujukan pada khalayak secara serempak atau besar - besaran.

2. Jenis-Jenis Kampanye

Menurut Carles U. Larson (dalam bukunya: Persuation, Reception and Responsibility. 1992.California: Wardsworth Publishing Co) yang dikutip oleh Rusady Ruslan, S.H.,M.M. membagi jenis-jenis kampanye kegiatan menjual produk, kandidat dan ide atau gagasan perubahan sosial, yaitu sebagai berikut;

a. Product-oriented Campaign

Kegiatan dalam kampanye berorientasi pada produk dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial kampanye promosi pemasaran suatu

(37)

commit to user

peluncuran produk baru. Sebagai contoh peluncuran Hand Phone baru, peluncuran provider selular baru seperti Esia, pergantian logo BNI 46 atau Pertamina.

b. Candidate-Oriented Campaign

Kegiatan kampanye yang berorientasi bagi calon ( kandidiat) untuk kepentingan kampanye politik, misalnya kampanye pemilu, untuk kampanye Caleg (calon legislative atau anggota DPR/MPR), serta hingga jabatan public lainnya yang berupaya meraih dukungan yang sebanyak- banyaknya dari masyarakat melalui kampanye politik.

c. Ideological or Cause-Oriented Campaign

Jenis kampanye yang beroientasi ada sifat khusus dan berdimensi perubahan sosial seperti anti HIV/AIS, anti narkoba (Rusady Ruslan,2005:25)

3. Tujuan Kampanye

Tujuan kampanye sebagai efek dari proses komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Menumbuhkan persepsi audience terhadap suatu kebutuhan.

b. Memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang suatu produk kepada audience

c. Mendorong pemilihan terhadap suatu produk d. Membujuk pelanggan untuk membeli suatu produk.

e. Mengimbangi kelemahan unsur bauran pemasaran lain . f. Menanamkan citra produk dan perusahaan.

(38)

4. Komunikasi Persuasif dalam Kampanye

Menurut Michael Pfau dan Roxanne Parrot “Campaign are incherently persuasive communication activities” yang artinya dengan demikian aktivitas kampanye tersebut selalu melekat dengan kegiatan komunikasi persuasif.

(Rusady Ruslan, 2005:26) Lebih lanjut Rusady Ruslan, S.H.,M.M memberikan kesimpulan dari pengertian kampanye melalui komunikasi persuasif “Bahwa tindakan persuasif yang pada prinsipnya dalam proses komunikasi adalah bertujuan untuk mengubah atau ingin memperteguhan sikap, pandangan, kepercayaan dan perilaku masyarakat secara sukarela sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh komunikatornya” (Rusady Ruslan, 2005:27). Dampak komunikasi yang dihasilkan dari proses kampanye adalah sebagai berikut:

a. Dampak Kognitif : komunikan atau sasaran kampanye menjadi bertambah pengetahuannya sehingga pola pikirnya berubah ke arah yang positif.

b. Dampak Afektif : komunikan tidak hanya bertambah pengetahuannya tetapi juga bergerak hatinya atau tumbuh perasan tertentu untuk bereaksi secara positif untuk menanggapi pesan komunikasi yang telah disampaikan.

c. Dampak Behavioral : setelah komunikan bergerak hatinya, komunikan mau melakukan suatu tindakan, perilaku, atau kegiatan sebagai tanggapan dari proses komunikasi yang dilakukan dalam kam

D. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

(39)

commit to user

Kata komunikasi berasal dari perkataan bahasa Latin communic yang berarti bersama ( C. Northcote Parkinson, MK. Rustomji, dan walter R. Viera, 1991) atau dengan kata lain, komuniksai sejatinya dilakukan dalam kebersamaan lebih dari satu orang. Sehingga secara sederhana dapat diartikan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seoarang komunikator ( pengirim peasan) kepada komnikan ( pemerima pesan ) dalam upaya untuk menciptakan kesatuan pemikiran dan pengetahuan agar dapat saling memahami.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat, perilaku, baik secara langsung / secara lisan maupun tidak langsung / melalui media. (Onong Uchjana Effendi, 1986:6)

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna. (Phil Astrid S. Susanto, 1985:1) Beberapa teori lain yang perlu kita perhatikan adalah teori dari William Al Big (Public Opinion), yaitu :

“Komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang yang berarti di antara individu”. Sedangkan menurut Noel Gist (Fundamental and Sociologist), Komunikasi adalah : “Interaksi sosial yang meliputi pengoperan arti-arti dengan jalan menggunakan lambang, adapun lambang yang digunakan dalam melancarkan komunikasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu lambang yang logis serta lambang sugestif (yang membuat orang berimajinasi)

2. Elemen Komunikasi

(40)

Ada 9 elemen penting dalam komunikasi, 2 elemen menggambarkan pihak-pihak utama dalam komunikasi yaitu pengirim dan penerima. 2 elemen lainnya menunjukkan alat-alat komunikasi utama, yaitu pesan dan media. 4 elemen yang lain lagi menunjukkan fungsi utama komunikasi, yaitu penulisan dalam bentuk sandi, membaca tulisan sandi, tanggapan dan umpan balik.

Sedang elemen terakhir menunjukkan adanya gangguan dalam sistem.

Elemen-elemen tersebut adalah : a. Pengirim (sender)

Pihak yang mengirim pesan kepada pihak lain.

b. penulisan dalam bentuk sandi (enconding)

Proses Mengungkapkan pendapat ke dalam bentuk-bentuk simbolik.

c. Pesan (message)

Serangkaian simbol yang dikirim oleh pengirim.

d. Media

Saluran komunikasi yang dipakai untuk menyampaikan pesan- pesan dari pengirim kepada penerima.

e. Pembaca sandi (decoding)

Proses ketika penerima mengartikan simbol-simbol yang dikirim oleh pengirim.

f. Penerima (receiver)

Pihak yang menerima pesan yang dikirimkan oleh pengirim (disebut juga pendengar atau tujuan)

g. Tanggapan (response)

(41)

commit to user

Serangkaian reaksi dari penerima setelah melihat atau mendengar pesan-pesan yang dikirimkan oleh pihak pengirim.

h. Umpan balik (feedback)

Bagian dari tanggapan penerima bahwa penerima itu mengkomunikasikan kembali kepada pengirim.

i. Gangguan (noise)

Gangguan atau distorsi yang teak terduga selama proses komunikasi, mengakibatkan penerima memperoleh pesan berbeda dari yang dikirimkan pengirim. (Philip Kotler,1988:238)

Model-model di atas menekankan faktor-faktor penting dalam komunikasi yang efektif. Pengirim harus tahu mana yang ingin mereka jangkau dan tanggapan apa yang mereka inginkan. Mereka harus pandai menyandikan pesan mereka serta memperhitungkan bagaimana kecenderungan khalayak sasaran itu membaca simbol pesan mereka. Mereka harus menyediakan saluran-saluran umpan balik, sehingga mereka bisa mengetahui tanggapan khalayak terhadap pesan mereka.

Agar pesan efektif, maka proses penyandian pesan dari pengirim harus bertautan dengan proses pembacaan sandi dari penerimanya. Menurut Wilbur Scremm, pesan harus merupakan simbol-simbol penting yang dikenal dengan baik oleh penerima. Apabila pengalaman pengirim makin mirip dengan penerima, nampaknya pesan pengirim akan lebih efektif. Suatu sumber dapat menyadikan pesan-pesannya dan pihak penerima dapat membaca pesan itu hanya berdasarkan pengalaman masing-masing. Inilah beban yang diterima oleh komunikator dari tingkat sosial, seperti mereka yang berkecimpung

(42)

dalam bidang periklanan, yang hendak berkomunikasi secara efektif dengan tingkat sosial yang lain, misalnya pekerja pabrik.

Kewajiban pengirim adalah mengusahakan supaya pesan-pesannya dapat sampai pada penerima. Ada gangguan-gangguan yang tak bisa diabaiakan, misalnya masyarakat penerima dihadapkan lebih dari 1500 pesan komersial dalam sehari, selain persoalan-persoalan yang harus mereka ikuti.

Para anggota masyarakat mungkin tidak menerima pesan yang diharapkan karena tiga hal. Pertama, perhatian yang selektif. Dalam hal ini mereka tidak akan memperhatikan segala sesuatu di sekeliling mereka. Yang kedua adalah penyimpangan selektif, mereka akan menyalah tafsirkan pesan-pesan yang hanya ingin mereka dengar. Yang ketiga adalah ingatan selektif. Mereka hanya menyerap sebagian kecil pesan yang sampai pada mereka. (Philip Kotler,1988:240)

3. Langkah Pengembangan Komunikasi

Langkah-lagkah pokok dalam mengembangkan komunikasi yang efektif dan menyeluruh bagi seorang komunikator, yaitu :

a. Mengidentifikasi khalayak sasaran (target audience)

Seorang komunikator harus tahu betul khalayak sasaran yang kritis mempengaruhi keputusan-keputusan komunikator mengenai apa yang harus dikatakan, bagaimana menyampaikan, kapan disampaikan, dan di mana disampaikan, serta siapa yang harus menyampaikannya.

b. Menentukan tujuan komunikasi

Apabila khalayak sasaran dan ciri-cirinya sudah diketahui, komunikator harus menentukan tanggapan apa yang dikehendaki, sehingga

(43)

commit to user

dapat menentukan tujuan komunikasi, tentu saja pembelian. Tetapi pembelian adalah hasir akhir suatu proses panjang pengambilan keputusan yang dibuat oleh konsumen. Komunikator perlu mengetahui bagaimana menggerakkan khalayak sasaran dari tempatnya semula ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu kesediaan membeli.

Tingkat respon dari konsumen dikenal dengan AIDA. Model AIDA menunjukkan ketika melewati tingkat kesadaran (Awareness), ketertarikan (Interest), keinginan (Desire), dan tindakan (Action).

c. Merancang pesan

Setelah menentukan tanggapan khalayak yang diinginkan, serta telah menentukan tujuan komunikasi, komunikator bergerak menyusun pesan yang efektif. Idealnya, suatu pesan harus mendapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan (model AIDA)

d. Menyeleksi saluran-saluran komunikasi

Komunikator harus menyeleksi saluran-saluran komunikasi yang efisien untuk membawakan pesan. Saluran komunikasi terdiri dari dua tipe, yaitu saluran komunikasi tatap muka (personal communication) dan saluran komunikasi non personal.

e. Menentukan anggaran promosi

Komunikator harus dapat mengukur seberapa besar anggaran yang harus dikeluarkan dalam promosi.

f. Menentukan bauran promosi

(44)

Perusahaan harus mendistribusikan biaya promosi total pada empat sarana promosi, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, dan wiraniaga.

Jadi, untuk mencapai tingkat penjualan tertentu, perusahaan bisa memakai beberapa macam bauran promosi, yaitu iklan, penjualan personal, promosi penjualan, dan publisitas.

g. Mengukur hasil promosi

Setelah melaksanakan rencana promosi, komunikator harus mengukur dampak pada khalayak sasaran. Usaha ini termasuk menanyai khalayak sasaran tentang ingatan mereka, serta masih kenalkah terhadap pesan yang disampaikan, berapa kali mereka melihat pesan tersebut, perasaan mereka terhadap pesan tersebut, sikap mereka terhadap produk serta perusahaannya dahulu dan sekarang. Komunikator juga ingin mengumpulkan ukuran perilaku tanggapan khalayak sasaran, seperti banyaknya khalayak yang membeli, menyukai, serta yang membicarakan pada orang lain.

h. Mengelola dan mengkoordinasi proses komunikasi

Karena jangkauan luas dan pesan komunikasi selalu tersedia untuk mencapai khalayak sasaran, maka alat dan pesan komunikasi harus dikoordinasi serta dikelola. Hal ini perlu dilakukan supaya pesan-pesan itu tidak lesu pada saat barang produk tersedia. (Philip Kotler, 1988:241)

E. Periklanan

1. Pengertian Periklanan

(45)

commit to user

Dari segi bahasa, advertere (latin) artinya mengalihkan perhatian, sehingga advertising dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat mengalihkan perhatian audience terhadap sesuatu. Frank Jefkins mendefinisikan :periklanan mempunyai tujuan untuk membujuk konsumen untuk membeli. Sedangkan menurut Institute of Practioners in Advertising (IPA) : periklanan mengupayakan suatu pesan penjualan yang sepersuasif mungkin kepada calon pembeli yang paling tepat atas suatu produk berupa barang atau jasa tertentu dengan biaya yang semurah-murahnya. Fred Danzig seorang editor Advertising Age menulis : periklanan dapat membuat Anda membeli sesuatu yang tidak Anda butuhkan atau inginkan bahkan Anda rela membayar dengan harga yang lebih mahal. (Sigit Santosa, 2002:3)

Iklan berarti pesan yang bertujuan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai tentang benda dan jasa yang ditawarkan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989)

Iklan adalah bagian dari bauran promosi (promotion mix) dan bauran promosi adalah bagian dari bauran pemasaran (marketing mix). Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media. Namun demikian, untuk membedakannya dengan pengumuman biasa, iklan lebih diarahkan untuk membujuk orang supaya membeli, seperti yang dikatakan oleh frank Jefkins :

“Advertising aims to persuade people to buy”.

Bauran pemasaran, bersama-sama dengan komponen lainnya dalam bauran promosi (personal selling, promosi penjualan, dan publisitas) iklan bagaikan salah satu dari empat buah roda mobil. Ketiga roda lainnya adalah

(46)

produk, harga, dan jalur distribusi. Jika salah satu dari roda tersebut kempis, maka ketiga roda lainnya pun akan kehilangan fungsinya sebagai penggerak strategi pemasaran. (Rhenald Kasali, 1995:9)

Masyarakat periklanan Indonesia mendefinisikan iklan sebagai “Segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan lewat media, ditujukan kepada sebagian atau seluruh, masyarakat”.

Pengertian periklanan didefinisikan sebagai “Keseluruhan proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian iklan”. (Rhenald Kasali, 1995:13)

Periklanan adalah suatu komunikasi massa dan harus dibayar untuk menarik kesadaran, menanamkan informasi, mengembangkan sikap, atau mengharapkan adanya suatu tindakan yang menguntungkan bagi pengiklan.

(Rhenald Kasali, 1995:51)

Agar iklan yang dihasilkan efektif, program periklanan harus disusun dengan memperhatikan 5M, yaitu :

a. Misi (Mission), apakah tujuan periklanan?

b. uang (Money), berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk belanja iklan ? c. Pesan (Message), pesan apa yang harus disampaikan ?

d. Media (Media), media apa yang paling efektif dan efisien ?

e. Pegukuran (Measurement), bagaimana mengevaluasi efektivitas iklan ?

2. Tujuan Iklan

(47)

commit to user

Menurut Uyung Sulaksana (2003), sebuah tujaun yang spesifik akan menetukan keberhasilan iklan. Berikut beberapa tujuan yang mendasari zebuah perancang iklan :

a. Informatif

Dimana iklan bertujuan merangsang permintaan awal, dengan memberikan informasi tentang benefit suatu produk atau jasa bagi masyarakat.

b. Persuasif

Iklan bertujuan untuk membangun preferensi pada suatu produk tertentu, beserta kelebihannya dengan produk pesaingnya.

c. Reminder Advertaising

Iklan yang umumnya lebih cocok pada produk-prok yang telah memasuki tahap kedewasaan.Berbagai perusahaan membauat iklan dengan tujuan untuk mengngatkan konsumen aagar terus membeli produknya dan kebanyakan masih berusaha menyakinkan konsumen bahwa mereka memilih produk yang tepat.

3. Fungsi Iklan

Periklanan terdiri dari bentuk-bentuk komunikasi non pribadi yang diselenggarakan melalui media bayaran dengan sponsor yang nyata. Alat ini sama sekali tidak terbatas pada perusahaan komersil saja.

Iklan memiliki beberapa fungsi, antara lain : a. Informative

Menginformasikan kepada khalayak sasaran mengenai seluk beluk produk.

(48)

b. Persuading

Mempengaruhi khalayak sasaran untuk membeli.

c. Remainding

Menyegarkan informasi yang telah diterima masyarakat.

d. Entertainment

Menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak sasaran menerima dan mencerna informasi.

Fungsi iklan yang tersebar adalah membawa pesan yang ingin disampaikan oleh produsen kepada khalayak ramai. Iklan menjangkau berbagai daerah yang sulit dijangkau secara fisik oleh produsen melalui siaran televisi atau radio. Sekalipun memerlukan biaya yang secara nominal besar sekali jumlahnya, bagi produser yang dapat memanfaatkan kreatifitas dalam dunia iklan, strategi iklan yang tepat dapat menjadi murah. Namun demikian, promosi dengan menggunakan media massa masih dianggap lebih ekonomis.

Nilai ekonomis suatu iklan sangat tergantung pada daya jangkau media yang digunakan serta karakteristik khalayak sasarannya.

4. Sifat Iklan

Iklan memiliki beberapa sifat, yaitu : a. Publik presentation

Bahwa iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

b. Persuasiveness

Bahwa pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerimaan informasi.

(49)

commit to user c. Amplivied expressiveness

Bahwa iklan mampu mendramatisir perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk menggugah dan mempengaruhi khalayak sasaran.

d. Impersonal

Bahwa iklan tidak bersifat memaksa untuk memperhatikan atau menaggapinya karena merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

e. Intitusional advertising

Bahwa iklan didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun good wiil serta image positif bagi perusahaan atau organisasi.

5. Struktur Iklan

Sebuah iklan yang baik pada dasarnya mempunyai struktur. Struktur iklan media cetak dan media penyiaran hampir sama, hanya bentuknya yang berbeda karena karakteristik mediumnya yang beda pula. Pada iklan media cetak, strukturnya jelas dan mudah kita amati, karena iklan media cetak dapat kita tatap setiap saat, berulang kali, dan selama kita kehendaki.

Meskipun struktur baku sebuah iklan sebenarnya tidak ada, kebanyakan iklan ditampilkan dalam struktur yang terdiri dari :

a. Headline

Merupakan judul tulisan atau kepala tulisan, adalah bagian terpenting dari sebuah iklan.

b. Amplifikasi

(50)

Adalah naskah atau teks iklan yang mengikuti headline. Sering disebut body copy atau body text. Pada bagian inilah ditulis apa yang hendak disampaikan kepada calon pembeli dengan lebih rinci. (Rhenald Kasali, 1992:82)

6. Elemen Iklan

Untuk menghasilkan iklan yang baik, selain harus memperhatikan struktur iklan di atas, penting juga menggunakan elemen-elemen dalam sebuah rumus yang dikenal sebagai AIDCA, yaitu :

a. Attention (perhatian)

Iklan harus menarik perhatian khalayak sasaran, baik pembaca, pendengar, dan pemirsa. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan adalah ukuran (untuk media cetak, air time untuk media penyiaran), penggunaan warna (spot atau full colour), tata letak (layout), jenis huruf (typografi) yang ditampilkan. Selain itu, untuk menarik calon konsumen dapat menggunakan cara seperti berikut :

1) Menggunakan headline yang terarah tujuan iklan yang dibuat 2) Menggunakan slogan yang mudah diingat

3) Menonjolkan atau menebalkan huruf pada unsur penting

4) menggunakan huruf tebal (bold) guna menonjolkan kata-kata penting yang menjual.

5) menggunakan sub-sub judul untuk membagi naskah dalam beberapa paragraph pendek.

6) Menonjolkan selling point (keunggulan) suatu produk.

b. Interest (minat)

(51)

commit to user

Setelah perhatian calon konsumen berhasil direbut, selanjutnya adalah bagaimana agar mereka berminat dan ingin tahu lebih jauh tentang produk kita. Maka kita harus meningkatkan minat mereka sehingga timbul rasa ingin tahu secara rinci.

c. Desire (kebutuhan atau keinginan)

Kita harus berhasil mengerjakan keinginan orang untuk memiliki, atau menikmati produk.

d. Conviction (rasa percaya)

Hingga tahap ini kita sudah sukses menciptakan kebutuhan calon konsumen. Beberapa calon konsumen mulai tertarik, namun masih ada keraguan di dalam diri mereka. Maka kita harus meyakinkan calon konsumen agar tidak goyah dan ragu memilih produk yang kita tawarkan.

Hal ini dapat kita tunjang dengan berbagai peragaan, seperti testimonial atau pembuktian, memberi sample gratis, serta memberi pandangan- pandangan positif.

e. Action (tindakan)

Pada tahap ini kita berupaya membujuk agar calon konsumen segera pergi ke toko, melihat-lihat di showroom terdekat, mengambil sample, mengisi formulir pesanan, atau setidaknya menyimpan dalam ingatan mereka untuk membeli kelak.

7. Konsep Iklan a. Selling Idea

Bahwa apapun kegiatan untuk berkreativitas dan berestetika, tidak boleh lupa bahwa iklan adalah untuk menjual barang atau jasa.

(52)

b. Persuasive

Iklan tidak hanya untuk menjual barang dan gagasan tetapi juga mempengaruhi pemikiran konsumen.

c. Unexpected

Iklan yang mengejutkan / tidak umum / tidak terduga.

d. Relevan

Tidak boleh melenceng dari produk yang diiklankan.

e. Simple

Tidak boleh terlalu banyak tema dan pesan yang ingin disampaikan, agar pesan terpaku pada satu hal yang tepat / terfokus dan mudah diterima.

8. Media Periklanan

Media adalah saluran penyampaian kepada khalayak sasaran. Untuk mencapai suatu sasaran target audience agarberhasil maka diperlukan suatu media yang tepat dan efektif.

Media dalam dunia periklanan terbagi menjadi tiga, yaitu : a. Media lini atas (above the line media)

Adalah media yang berhak mengatur pengakuan dan pembayaran komisi kepada biro-biro iklan.

1) Media cetak : iklan koran, tabloid, dan majalah 2) Media elektronik : iklan radio, tv, dan situs internet

3) Media luar ruangan : baliho, billboard, umbul-umbul, neon box.

4) Media dinamis : branding mobile, balon udara.

5) Media umum : di jembatan penyeberangan, pos polisi, taman, tempat sampah.

(53)

commit to user b. Media lini bawah (below the line media)

Adalah media yang tidak memberi komisi dan pembayaran sepenuhnya berdasarkan biaya-biaya operasi plus sekian persen keuntungan.

1) Media cetak : brosur, leatflet, pamflet, katalog, poster, direct mail, stationery.

2) Media hadiah : kalender, payung, gantungan kunci, mug, kaos, pulpen, notes.

3) Media lain : pameran, point of purchase material, point of sale material, dll

c. Media riset

Adalah media khusus (ambient media) yang diciptakan melalui pengadaan riset tentang konsumen dalam kehidupan sehari-hari dengan menampilkan brand-brand produk. Menggunakan media secara luas dan memunculkan sesuatu yang baru (kurang lazim) dan tidak terduga (unexpected), dengan tujuan untuk lebih menarik minat / menjangkau audiens yang lebih banayak lagi. Sebagai contoh :

1) Pemasangan gambar wajah orang pada dudukan kloset dan tempat sampah

2) Pemasangan iklan pada lantai dan dinding

F. Iklan Layanan Masyarakat

(54)

Iklan bukan semata-mata pesan bisnis yang menyankut usaha mencari keuntungan secar sepihak. Iklan juga mempunyai peran penting bagi kegiatan non_bisnis. Iklan di Negara-negara maju telah dirasakan manfaatnya dalam menggerakan solidaritas masyarakat dalam menghadapi suatu masalah social.

Dalam iklan tersebut diutarakn pesan _ peasan social yang simaksukan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah public, berua kondisi_kondisi yang dapat mengganggu dan merusak keserasian dan kehidupan umum.

Iklan semacam itu disebut Iklan Layanan Masyarakat ( ILM) atau Public Service Advertaisment (PSA). Sebuah ILM disumbangkan oleh media untuk kepentingan masyarakat tanpa menuntut timbale balik dalam bentuk pembayaran, atau keuntungan material akan tetapi lebih mementingkan pada reaksi positif masalah-masalh sosial yang diiklankan. Menurut Ad Council ada beberapa kriteria yang dipakai untuk menentukan suatu kampanye pelayanan masyarakat antara lain

1. Non komersial

2. Tidak bersifat keagamaan 3. Non politik

4. Berwawasan nasional

5. Diperuntukan bagi senua kalangan masyarakt

6. Dajukan oleh organisasi yang telah diakui dan diterima 7. Dapat diiklankan

8. Mempunyai dampak dan kepentingan tinggi sehingga patut mendapat dukungan media lokal maupun nasional. (Rhenald Khasali,1992:202).

(55)

commit to user

Rhenald Khasali menambahkan bahwa ada beberapa langkah penting dalam perancangan iklan layanan masyarakat, yang pada umunya tidak jauh berbeda dengan perancangan iklan komersial. Adapun langkah-langkah tersebut anatara lain

1. Identifikasi masalah, dilanjutkan dengan pemilihan dan analisia kelompok sasaran. Kelompok ini dianalisis kebutuhannya, sauasana psikologis dan sosiologis yang melingkupi, bahasa, jalan pikir, serta symbol-simbol yang dekat dengannya.

2. Meentukan tujuan khusu iklan layanan masyarakat tentang apa yang diharapkan dapat dicapai melalui kampanye tersebut.

3. Menentukan tema iklan. Tema iklan adalah topik pokok atau selling points yang ingin dicapai oleh iklan.

4. Mentukan anggaran iklan yang diperlukan untuk suatu kampanye selama periode tertentu.

5. Perencanaan media. Tahap ini meliputi tiga hal, yakni idetifikasi medaia yang ada dan tersedia, memlih media yang tepat, serta menentukan waktu dan frekuensi penyiaran.

6. Menciptakan pesan-pesan iklan yang tercermin dalam keseluruhan tampilan iklan, baik itu headline, sub headline, body copy, artwork dan logo, ang secara bersama-sama menarik dan memelihara perhatian msayarakat.

7. Menilai keberhasilan kampanye iklan layanan masyarakat tersebut melalui evaluasi. Evalusai sebaiknya dilakukan sebelum, selama, dan sesudah kampanye berlangsung.

(56)

Iklan Layanan Masyarakat mempunyai juga beberapa peranan antara lain : peran pemasaran, komunikasi, ekonomi, sosial, dan pendidikan.

1. Peran ILM dalam bidang ekonomi

Iklan Layanan Masyarakat dapat menggerakkan dan merangsang bergeraknya yayasan atau organisasi nirlaba untuk mendapatkan dana finansial dari para donator.

2. Peran Komunikasi

Kemampuannya menyebarluaskan dan menyajikan informasi pada masyarakat luas, sehingga mereka mendapatkan informasi yang tidak diketahui sebelumnya .

3. Peran Pemasaran

Peran pemasaran terlihat dengan penggunaan strategi pemasaran agar program-program dari yayasan atau lembaga tertentu dapat diketahui masyarakat.

4. Peran Pendidikan

ILM berisi pesan yang umumnya sarat dengan informasi-informasi tentang suatu sebab sosial , cara-cara melindungi diri atau pencegahan, dan ajakan untuk berpartisipasi aktif dalam suatu kegiatan.

5. Peran Sosial

Memberikan pengetahuan kepada khalayak agar mampu mempelajari dan menerapkan informasi-informasi yang ada didalamnya, sehingga dapat memberikan perubahan dan peningkatan kualitas hidupnya.

Gambar

Ilustrasi  terdiri  dari ilustrasi  gambar bermakna, ilustrasi  hubungan  tanda, dan ilustrasi  simbol
Tabel 1. Data Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2010  No  Bulan  Jumlah  Laka  Korban  Kerugian Mareriil MD LB LR  1  Januari  35  1  3  71  Rp
Tabel 2. Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Waktu Kejadian
Tabel 3 Kecelakaan Lalu Lintas Berdasar Pelaku Kejadian
+6

Referensi

Dokumen terkait

pelanggaran hukum yang di lakukan penanaman modal asing di Indonesia dengan cara melakukan koordinasi ke Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM)dengan berdasarkan

Dalam dipping , destasan masuk ke dalam lubang puting dengan cara melapisi dinding lubang puting, kemudian bakteri atau mikroorganisme yang masuk ke dalam puting

Proyek EAST yang dilaksanakan selama empat tahun bertujuan untuk mempromosikan pekerjaan yang layak bagi kaum muda dan penghapusan pekerja anak, melalui pemberian paket

peningkatan nilai perusahaan, maka perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis struktur modal yang optimal untuk dijalankan oleh PT Pusri. Dengan demikian analisis

Cara pembinaan masyarakat dapat dilakukan secara bertahap yakni, dilakukan sebelum daerah menjadi obyek agro wisata dan setelah daerahnya menjadi obyek agro wisata,

23 Spesifikasi use case setting penempatan kelas siswa baru .... 24 Spesifikasi use case report