• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Aurelia Syafira Widya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Oleh: Aurelia Syafira Widya"

Copied!
170
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN AL’CAL COFFEE DALAM BRANDING #DOAFIRSTTHENCOFFEE

DI INSTAGRAM

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikas Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

(S.Sos)

Oleh:

Aurelia Syafira Widya 111705100000203

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN AL’CAL COFFEE DALAM BRANDING

#DOAFIRSTTHENCOFFFEE DI INSTAGRAM Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Aurelia Syafira Widya NIM. 11170510000203

Di bawah bimbingan:

Thalitha Sacharissa Rosyidiani, M. I. Kom NIP. 199102172018012004

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021 M / 1442 H

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul “STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

AL’CAL COFFEE DALAM BRANDING

#DOAFIRSTTHENCOFFEE DI INSTAGRAM” disusun oleh Aurelia Syafira Widya 11170510000203 yang telah diajukan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 April 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 27 April 2021 Tim Penguji Sidang Munaqasyah

Ketua Penguji Sekretaris Penguji

Dr. Armawati Arbi, M. Si Dr. H. Edi Amin, S.Ag, MA NIP. 196502071991032002 NIP. 19609082009011010

Penguji I Penguji II

Dr. Sunandar, M.Ag Kalsum Minangsih, MA NIP. 196206261994031002 NIP. 197704242007102002

Pembimbing

Thalitha Sacharissa Rosyiidiani, M. I Kom NIP. 199102172018012004

(4)

i

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Aurelia Syafira Widya NIM : 11170510000203

Dengan ini saya menyatakan:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 (S1) Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skrpsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari saya terbukti bahwa dalam penulisan skripsi ini bukan hasil karya sendiri atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain (plagiat), maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 27 April 2021

Aurelia Syafira Widya

(5)

ii

ABSTRAK

Aurelia Syafira Widya, 11170510000203

Strategi Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam Branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram.

Bisnis dalam industri makanan dan minuman di Indonesia semakin berkembang pesat setiap tahunnya, industri tersebut juga turut memberikan kontribusi besar yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Selain cafe, coffee shop menjadi salah satu bagian dari ranah industri kuliner yang paling diminati saat ini. Perkembangan bisnis yang sangat siginifikan saat ini terjadi dalam industri coffee shop yang mulai muncul di kota- kota besar. Al’Cal Coffee adalah sebuah bisnis yang bergerak di industri F&B khususnya coffee shop. Al’Cal merupakan salah satu coffee shop bernuansa Islami yang berdiri tahun 2018 dan berhasil membuka cabang keduanya di Serpong pada September 2020.

Dalam menjalankan bisnisnya, setiap coffee shop pasti memiliki strategi dan kegiatan komunikasi pemasaran yang berbeda-beda.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Al’Cal Coffee di Instagram dan bagaimana strategi komunikasi pemasaran terpadu diimplementasikan oleh Al’Cal Coffee serta apa saja nilai-nilai dakwah yang terkandung dalam strategi komunikasi pemasaran Al’Cal Coffee di Instagram. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan data primer dari wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa terdapat beberapa kesesuaian dan keterkaitan antara teori Strategi Komunikasi Pemasaran Terpadu dengan yang ada di lapangan.

Strategi dilakukan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi Pemasaran, Komunikasi Pemasaran Terpadu, Coffee Shop.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin, penulis panjatkan segala puji bagi Allah SWT karena berkat rahmat dan nikmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang telah menjadi rahmatan lil’alamin bagi umatnya.

Tidak ada yang sempurna selain Allah SWT, karena keterbatasan waktu, pengetahuan, pengalaman serta kesempatan yang ada, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena masih banyak kekurangan baik dari segi materi, maupun sistematika penulisannya. Maka dari itu, segala kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan penulisan skripsi ini akan penulis terima dengan senang hati sehingga dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang jauh lebih baik lagi.

Selesainya skripsi ini tak lepas dari keridhoan dan berkah dari Allah SWT, serta doa, saran, arahan, dan bantuan dari beberapa pihak kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Dalam kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

(7)

iv

1. Almarhumah ibunda tercinta, Ibu Wiwin Dahlia.

Terimakasih sudah menjadi ibu yang hebat untuk penulis. Terimakasih sudah merawat, mendoakan, memberikan perhatian dan kasih sayangnya, serta memberikan dukungan yang tidak ada hentinya sampai akhir usianya. Rasanya, ucapan terima kasih tidak cukup untuk membalas semua kebaikan dan perjuangan yang beliau lakukan semasa hidupnya untuk penulis.

Meskipun tidak sempat menemani dan mendampingi penulis sampai beranjak dewasa, namun do’a akan selalu penulis panjatkan untuk beliau. Semoga Almarhumah selalu ditempatkan di sisi-Nya.

2. Ayah tercinta, Bapak Muryadi, atas segala doa, perhatian, serta kasih sayang dan dukungan yang telah diberikan. Yang tidak pernah bosan untuk memberikan semangat dan selalu menjadi garda terdepan untuk mendukung penulis baik secara moral maupun materi.

Terimakasih sudah menjadi ayah yang terbaik untuk penulis. Tanpa beliau, penulis bukan apa-apa. Semoga ayah selalu diberikan kesehatan serta umur panjang oleh Allah SWT sehingga bisa terus menemani dan mendampingi penulis sampai penulis bisa membalas segala kebaikan dan bisa membahagiakannya kelak.

3. Nenek dan Adik tercinta, Ibu Hj. Hindun dan Shoffina Avrillia Widya. Terima kasih selalu mendoakan serta

(8)

v

memberikan dukungan yang tidak ada henti hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu memberikan keberkahan, kesehatan, dan selalu dikelilingi oleh kebaikan.

4. Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti Napsiyah, BSW, MSW, selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr. Sihabudin Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Bapak Cecep Sastrawijaya, MA selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

5. Ibu Armawati Arbi, M. Si, selaku Ketua Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam. Bapak Dr. Edi Amin, M.

A, selaku Sekretaris Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

6. Ibu Thalitha Sacharissa Rosyidiani, M. I.Kom, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang sudah bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, nasihat serta motivasi kepada penulis selama proses pengerjaan skripsi ini.

7. Prof. Andi M. Faisal Bakti, M. A, Ph. D selaku Dosen Penasihat Akademik yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada anak didiknya dan memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi ini.

(9)

vi

8. Seluruh Dosen Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam dan Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membuka wawasan dan memberikan ilmu serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

9. Mas Bramagi Abi selaku Founder dan Mas Alva selaku Owner Al’Cal Coffee Serpong yang sudah bersedia meluangkan waktu dan membantu penulis melakukan penelitian agar mendapatkan data yang valid, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

10. Yusman Fadilah, yang selalu memberikan semangat dan menjadi penyemangat untuk penulis, serta selalu bersedia mendengarkan keluh kesah penulis. Terima kasih sudah menemani berjuang.

11. Sahabat-sahabat tercinta, CAPEK. Halwa Fitriosa, Shania Shaufa, Raisa Wulan, Dini Yunita, Maoizhah Harlies, Shafa Adira, Fiqa Naqsya, Alifia Sakinah dan Mega Nurhayani yang selalu menemani serta memberikan dukungan dan berbagi keluh kesah bersama dari awal perkuliahan sampai saat ini.

12. Sahabat-sahabat tercinta, Nurul, Yusrina, Danisa, Rachmah, Disty, Adji, Amanda, Subhan, Anif, Shella, Maya, Fathia, Wulan, Vieska dan Tiara yang selalu

(10)

vii

memberikan dukungan dan menghibur penulis selama penyusunan skripsi ini.

13. Sahabat penulis, Syifa Kalsum, Mutiaradha Syaifitri, Dewi Syafitri, dan Sultan Ramadhan yang selalu memberikan semangat dan memahami kesibukan penulis selama proses penyusunan skripsi.

14. RDK FM. Atas seluruh pengalaman, pembelajaran, dan kesempatan yang diberikan, penulis mengucapkan Terima kasih.

15. Teman-teman Komunikasi Penyiaran Islam, khususnya KPI D. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama ini.

Penulis berdoa semoga amal baik dari orang-orang yang disebutkan di atas mendapat balasan dari Allah SWT. Dan semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jakarta, 27 April 2021

Aurelia Syafira Widya

(11)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan dan Perumusan Masalah Penelitian ... 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

E. Kajian Pustaka ... 11

F. Sistematika Penulisan ... 13

G. Metodologi Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 21

A. Landasan Teoritis ... 21

1. Komunikasi Pemasaran ... 21

2. Strategi Komunikasi Pemasaran ... 25

3. Branding ... 42

4. Social Media ... 44

5. Instagram ... 46

BAB III GAMBARAN UMUM ... 54

A. Sejarah Singkat Al’Cal ... 54

B. Tagline dan Logo Al’Cal Coffee ... 55

(12)

ix

C. Visi Misi ... 56

D. Struktur Al’Cal Coffee ... 57

E. Ragam Produk Al’Cal Coffee ... 57

F. Lokasi Al’Cal Coffee ... 59

G. Target Pasar Al’Cal Coffee ... 59

H. Social Media Al’Cal Coffee ... 60

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 62

A. Strategi Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam Branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram ... 62

B. Unsur-unsur Islam yang terdapat pada Strategi Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam Branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram ... 92

BAB V PEMBAHASAN ... 103

A. Strategi Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam Branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram ... 103

B. Unsur-unsur Islam yang terdapat pada Strategi Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam Branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram ... 116

BAB VI PENUTUP ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 127

LAMPIRAN ... 131

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.0.1Dinding Al’Cal Coffee ... 6

Gambar 1.0.2 Postingan Al’Cal Coffee ... 7

Gambar 3.0.1 Logo Al’Cal Coffee ... 56

Gambar 3.0.2 Menu Al’Cal Coffee ... 58

Gambar 3.0.3 Instagram Al’Cal Coffee... 61

Gambar 3.0.4 Facebook Al’Cal Coffee ... 61

Gambar 4.0.1 Dekorasi Doa First Then Coffee ... 63

Gambar 4.0.2 Bio Instagram Al’Cal Coffee ... 64

Gambar 4.0.3 Branding Al’Cal Coffee ... 70

Gambar 4.0.4 Insta Story Al’Cal Coffee ... 81

Gambar 4.0.5 E-Commerce Al’Cal Coffee ... 84

Gambar 4.0.6 Promosi Al’Cal Coffee ... 86

Gambar 4.0.7 Event Al’Cal Coffee ... 88

Gambar 4.0.8 Rating Al’Cal Coffee ... 91

Gambar 4.0.9 Konten Berdakwah Al’Cal Coffee ... 97

Gambar 4.10 Unggahan Charity Al’Cal Coffee ... 99

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Table 1.0.1Kajian Pustaka ... 11

Table 3.0.1 Struktur Organisasi Al’Cal Coffee ... 57

Table 4.0.1 Kategori Postingan Al’Cal Coffee... 72

Table 5.1 Tabel Temuan Penelitian ... 118

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau suatu kelompok untuk mendapatkan hasil dan keuntungan dengan menjual suatu produk barang atau jasa.

Dewasa ini dunia bisnis di Indonesia semakin berkembang pesat. Terlihat masyarakat kini menjadikan beberapa produk barang dan jasa sebagai bagian dari usaha dan mulai meramaikan dunia bisnis di Indonesia.

Bisnis dalam industri makanan dan minuman di Indonesia semakin berkembang pesat setiap tahunnya, bahkan industri tersebut juga turut memberikan kontribusi besar yang dapat meningkatkan pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Selain cafe, coffee shop menjadi salah satu bagian dari ranah industri kuliner yang paling diminati saat ini. Perkembangan bisnis yang sangat siginifikan saat ini terjadi dalam industri coffee shop yang mulai muncul di kota-kota besar. Hal ini membuat perkembangan industri kopi di Indonesia semakin meningkat.

Konsultan Kopi, Adi Taroepratjeka dalam wawancaranya dengan Beritasatu, ia mengatakan bahwa peningkatan standar mengonsumsi kopi di Indonesia

(16)

2 adalah salah satu alasan semakin banyaknya bisnis coffee shop di Indonesia.1

Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumption) pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13.9% dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton.2

Boomingnya bisnis coffee shop cukup menarik perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari anak muda, hingga orang dewasa tertarik untuk mulai menjalankan bisnis ini. Karna tren ini, kopi mulai di nikmati oleh semua kalangan, baik anak muda ataupun orang dewasa.

Dewasa ini, kehidupan masyarakat perkotaan khususnya anak muda mulai mengalami perubahan gaya hidup. Salah satu dari beberapa perubahan gaya hidup anak muda perkotaan saat ini adalah kebiasan nongkrong di café atau coffee shop yang dilakukan bersama teman sebaya sekaligus menjadi ajang silahturahmi. Kopi kini telah menjadi bagian dari gaya hidup bagi mereka yang tinggal di kota besar, khususnya DKI Jakarta.

1https://www.beritasatu.com/hit/article/206914/article diakses pada tanggal 3 Oktober pukul 21.06

2http://pelakubisnis.com/2019/12/ledakan-bisnis-kedai-kopi-dan-prospeknya- di-2020/ diakses pada tanggal 9 Oktober pada pukul 21.43

(17)

3 Dengan beragam jenis coffee shop yang berada di kota-kota besar, menimbulkan adanya persaingan yang kompetitif antara satu dengan yang lainnya. Hal ini membuat setiap kedai kopi harus memiliki strategi marketing communication (komunikasi pemasaran) yang menarik dan memiliki ciri khas sehingga dapat menarik perhatian khalayak.

Di era modern seperti sekarang ini, setiap perusahaan mengalami persaingan yang sangat ketat.

Dengan semakin ketatnya persaingan tersebut, membuat para pelaku usaha baik itu perseorangan maupun perusahaan harus menonjolkan keunikan atau ciri khas produknya dari persaingan harga, kualitas produk, distribusi dan promosi. Semua ini dilakukan agar perusahaan tetap bertahan dalam persaingan.

Disamping itu, strategi komunikasi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar. Dengan demikian strategi komunikasi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan pemilik bisnis dalam menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa target market. Hal ini membuat para pelaku bisnis untuk dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat agar dapat mempertahankan atau bahkan memperluas massa di pasarnya.

(18)

4 Dengan pesatnya perkembangan teknologi, dunia digital dan internet tentu juga berimbas pada dunia pemasaran. Tren pemasaran di dunia beralih dari yang semula konvensional (offline) menjadi digital (online).

Perkembangan teknologi telah merubah cara interaksi dalam komunikasi pemasaran menjadi screen to face (internet marketing).

Media sosial juga turut andil dalam kegiatan bisnis di era digital. Media sosial merupakan bagian dari e- marketing yang berfungsi sebagai media promosi bisnis yang cukup efektif karena dapat diakses oleh siapa saja sehingga memudahkan kita dalam mempromosikan produk yang akan kita jual di pasar. Sebut saja, Facebook, Instagram, Youtube dan media sosial lainnya yang belakangan ini marak digunakan sebagai media komunikasi pemasaran. Pesan yang ditampilkan dikemas secara menarik agar konsumen tertarik dan membeli produk yang dipasarkan.

Banyaknya penggunaan media sosial pada masyarakat Indonesia, mulai dimanfaatkan oleh pemilik usaha atau perusahaan untuk memasarkan produk atau jasanya melalui media sosial. Penggunaan media sosial sebagai sarana strategi marketing mulai merambah ke dunia bisnis coffee shop yang belakangan ini cukup ramai di sekitar kita.

(19)

5 Instagram merupakan salah satu media sosial yang memiliki peranan yang sangat besar dalam mempromosikan suatu perusahaan. Instagram pada umumnya hanya digunakan untuk kepentingan pribadi yang biasanya para penggunanya mengunggah foto-foto pribadi mereka. Akan tetapi semakin pesatnya pertumbuhan pengguna media sosial Instagram di Indonesia, menjadikan para pelaku usaha melihat adanya peluang untuk menjaring konsumen melalui media sosial Instagram. Pada saat ini Instagram banyak digunakan untuk kepentingan umum, seperti mengunggah foto-foto untuk keperluan bisnis dan media branding.

Al’Cal Coffee merupakan kedai kopi yang berdiri pada tahun 2019. Kedai kopi ini terletak di kawasan Jakarta Selatan tepatnya di Jl. Cipete Dalam No. 4B. Al’Cal Coffee merupakan salah satu coffee shop yang memiliki konsep sentuhan islami dalam pelayanan dan juga tagline-nya.

(20)

6 Gambar 1.0.1Dinding Al’Cal Coffee

#DoaFirstThenCoffee merupakan tagline yang digunakan oleh Al’Cal Coffee sebagai media branding di Instagram dengan menunjukkan sebuah ciri khas dari kedai kopi ini. Maksud dari tagline tersebut adalah kita di ingatkan untuk berdoa dulu sebelum menikmati kopi karena kebanyakan dari kita lebih mengutamakan kopinya dan menjadi lupa untuk berdoa, padahal kita diwajibkan untuk berdoa sebelum melakukan aktifitas.

Selain itu, pelayanan Al’Cal Coffee juga menerapkan pelayanan Islami, dimana saat memberikan pesanan kepada pelanggan, pelayan mengingatkan untuk mengucap basmalah sebelum menikmatinya apabila pelanggannya orang muslim, dan jika non-muslim, pelayan pun mengingatkan jangan lupa untuk berdoa sesuai dengan kepercayaannya. Tidak hanya itu, konten di Instagram Al’Cal Coffee juga terdapat nuansa islami seperti lampiran

(21)

7 ayat suci Al-Qur’an, hadits, ataupun tafsir. Terlihat Al’Cal Coffee menggunakan melakukan kegiatan dakwah melalui media sosial Instagram.

Dalam menjalankan usahanya, Al’Cal Coffee memiliki pesaing sejenis, yang keberadaannya tidak jauh dari lokasi Al’Cal Coffee. Pesaing terdekat Al’Cal Coffee adalah Dua Coffee dan Tuku Kopi.

Selain itu, media pemasaran yang digunakan oleh Al’Cal sama dengan yang digunakan pesaing sejenisnya, yakni sama-sama menggunakan media sosial sebagai

Gambar 1.0.2 Postingan Al’Cal Coffee

(22)

8 media pemasaran produknya. Namun setiap kedai kopi pasti memiliki keunikan dan ciri khasnya tersendiri.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait

“STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN AL’CAL

COFFEE DALAM BRANDING

#DOAFIRSTTHENCOFFEE DI INSTAGRAM”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat kita simpulkan beberapa permasalahan yang terjadi, yakni:

1) Banyaknya pesaing bisnis kedai kopi lokal atau asing yang muncul di kota-kota besar.

2) Pesaing menggunakan media pemasaran dan konsep marketing yang sama.

3) Penurunan omset akibat pandemi Covid-19.

4) Banyaknya bisnis serupa yang berada di sekitar lokasi Al’Cal Coffee.

C. Batasan dan Perumusan Masalah Penelitian 1. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan luasnya pembahasan yang akan diteliti oleh penulis, diperlukan adanya pembatasan masalah yang berkaitan dengan penelitian ini guna mencegah meluasnya

(23)

9 pembahasan yang tidak sesuai dengan tema penelitian.

Penulis menyadari adanya keterbatasan kemampuan, waktu serta finansial yang dimilki, maka penulis akan melakukan penelitian yang berfokus kepada Komunikasi Pemasaran Al’Cal Coffee dalam membangun brand image di Instagram.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah mayor dan minor yang ada dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana strategi komunikasi pemasaran Al’Cal Coffee dalam branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram?

2. Apa saja unsur-unsur Islami yang terdapat pada strategi komunikasi pemasaran Al’Cal Coffee dalam branding #DoaFirstThenCoffee di Instagram?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan permasalahan, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi, peran yang dilakukan oleh tim Marketing Al’Cal Coffee di Instagram dan juga untuk mengetahui nilai-nilai Islam apa sajakah yang

(24)

10 terkandung dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Al’Cal Coffee.

2. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian, sekiranya dapat memberikan manfaat dalam akademis ataupun praktis sebagai berikut ini:

a) Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan serta ilmu pengetahuan yang lebih khususnya dalam bidang komunikasi pemasaran khususnya strategi komunikasi pemasaran.

b) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi “Al’Cal Coffee” untuk terus mempertahankan citra positif yang dibangun kepada khalayak luas dan tentunya selalu ada inovasi terkait strategi marketing dalam media sosial. Serta, untuk para mahasiswa yang mungkin tertarik dalam hal bisnis dapat mendapatkan gambaran tentang komunikasi pemasaran dalam suatu perusahaan.

(25)

11 E. Kajian Pustaka

Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil- hasil penelitian yang sebelumnya sudah ada dan menjadi inspirasi bagi peneliti. Maka, peneliti menelaah dan melakukan peninjauan terdahulu dari beberapa penelitian sebelumnya yang berikatan maupun hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Table 1.0.1Kajian Pustaka

Nama Peneliti

Khusnul Hidayah (UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta)

Ari Wibisono (Universitas

Moestopo)

Bunga Febriana, Yugih Setyanto

(Universitas Tarumanegara).

Judul Penelitian

“Implementasi Strategi Komunikasi Pemasaran PT.

BukaLapak dalam Mengembangkan UMKM melalui Online

Marketplace”

“Strategi Kreatif Iklan Stuja Coffee dalam Membangun Brand Awareness melalui Instagram”

“Strategi Komunikasi Pemasaran Coffee Broker dalam Meningkatkan Jumlah

Pelanggan”

Metodologi

Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Teori/Konsep

Marketing Public Relations

Super A Marketing Communication Mix

Hasil Penelitian Peneliti menganalisa bahwa Buka

Strategi-strategi yang digunakan oleh Stuja coffee

Peneliti menganalisa bahwa strategi

(26)

12 Lapak telah

melakukan ketujuh aktivitas

Marketing Public Relations yang dikemukakan oleh Thomas L Harris.

7 aktivitas tersebut adalah publikasi identitas media acara pidato berita aktivitas sosial dan pensponsoran.

melalui media Instagram dengan menggunakan strategi kreatif yang

menonjolkan tentang

kemasan yang ramah

lingkungan terbilang efektif karena sesuai dengan konsep

SUPER A

model, dan creative

platform. Hal ini dibuktikan dengan

konsumen yang pada akhirnya terbangun awareness terhadap brand Stuja coffee

pemasaran Coffee Broker yang paling efektif adalah Pemasaran dari Mulut ke Mulut yang bertujuan untuk

meningkatkan jumlah pelanggan.

(27)

13 F. Sistematika Penulisan

Berdasarkan pedoman penulisa yang terdapat dalam Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta No. 57 tentang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Thesis, dan Disertasi) terbagi menjadi enam bab, sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatas serta perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

Bab ini akan menjelaskan mengenai pengertian komunikasi pemasaran, strategi komunikasi pemasaran terpadu, branding, serta pengertian tentang media sosial Instagram.

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini akan menjelaskan latar belakang dan sejarah singkat mengenai Al’Cal Coffee, visi dan misi, serta struktur Al’Cal Coffee.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

(28)

14 Bab ini akan menjelaskan mengenai data-data terkait Al’Cal Coffee yang peneliti temukan saat berlangsungnya penelitian.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang hasil analisis penelitian yang penulis lakukan yang mengaitkan data serta temuan penelitian dan juga teori yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini.

BAB VI SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Dalam bab terakhir ini penulis akan membahas mengenai kesimpulan penelitian yang di dapatkan serta implikasi dan saran-saran yang akan peneliti berikan apabila nanti akan ada penelitian lanjutan.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan melalui data-data yang bersifat deskriptif. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi diperoleh setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian,

(29)

15 kemudian ditarik suatu kesimpulan berupa pemahaman umum tentang kenyataan-kenyataan tersebut. 3

Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dipahami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memamfaatkan berbagai metode ilmiah. 4

Penulis menggunakan metode kualitatif dikarenakan peneliti ingin memberikan ruang gerak yang luas kepada informan dalam menyampaikan informasi yang mereka miliki tanpa adanya keterbatasan berbicara atau menyampaikan sesuatu, artinya disini penulis langsung bergerak dilapangan untuk mencari penelitian ini. Informan dalam penelitian ini ialah orang-orang yang mampu menjelaskan secara rinci mengenai bagaimana nilai- nilai dakwah yang terkandung dalam strategi komunikasi pemasaran Al’Cal Coffee di Instagram.

3 Rosady Ruslan. Metode Penelitian Public Relation dan Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo). h. 212-213

4 Lexy J Moeloeng. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,2010). h.6

(30)

16 Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat perencanaan (deskripsi) secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah. Berdasarkan sifatnya, penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar, dan bukan angka-angka, karena itu, laporan penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikam gambaran penyajian laporan tersebut.

Data penelitian tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan apangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi pendukung lainya.5

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif dengan tujuan agar dapat mendeskripsikan bagaimana penggunaan media sosial sebagai strateg.

2. Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga

5Lexy Moeloeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2005). h.11

(31)

17 bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang.6

Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivisme. Paradigma Konstruktivisme adalah paradigma yang menekankan akan pentingnya pengamatan, dan objektivitas dalam menemukan suatu relativitas atas ilmu pengetahuan. Digunakannya paradigma konstruktivisme dalam penelitian ini karena strategi komunikasi pemasaran dan nilai-nilai dakwah yang terkandung di dalamnya merupakan sebuah bentukan dari proses interaksi antara pihak Al’Cal Coffee dan konsumen.

3. Waktu dan Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian: Al Cal Coffee, Jl. Dalton Timur, Curug Sangereng, Kec. Klp. Dua, Tangerang, Banten 15810

b. Waktu Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2020 sampai selesai.

4. Teknik Pengumpulan Data

6 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. (Bandung : PT.

Remaja Rosda Karya,2003). h. 9

(32)

18 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan peneliti yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi dengan cara mengamati media sosial Instagram Al’Cal Coffee terkait strategi komunikasi pemasaran dan nuansa islami yang terkandung di dalamnya.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.7 Metode ini yaitu dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara terhadap sumber-sumber (keyperson) kepada orang-orang terkait.

7 Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosadakarya: 2007) h. 186

(33)

19 Pada penelitian ini, maka peneliti akan melakukan wawancara dengan orang yang berkaitan dengan kegiatan strategi komunikasi pemasaran sebagai berikut:

1. Narasumber 1 (Key Informan) Alva selaku Owner Al’Cal Coffee

2. Narasumber 2 (Informan 2) Bramagi Abi selaku founder Al’Cal Coffee dan Chief Marketing Officer Al’Cal Coffee.

c. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data sebagai pelengkap data yang diperoleh dari observasi partisipatif dan wawancara mendalam. Data yang diperolah dapat berupa foto ketika kegiatan berlangsung atau berbagai informasi tertulis berupa kumpulan tulisan yang relevan dengan topik penelitian.8 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan Al’Cal Coffee untuk mendukung data penelitian yang didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.

5. Teknik Analisis Data

8Sudarwan Danim. Menjadi Peneliti Kualitatif. (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h.122-123

(34)

20 Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga unsur utama dalam proses analisis data pada penelitian kualitatif, yaitu: reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. 9

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan dianalisis oleh peneliti. Hasil dari wawancara, hasil observasi, hasil dokumentasi dan hasil dari FGD yang nantinya akan diubah ke dalam bentuk tulisan.

b. Display Data

Display data adalah proses mengolah data setengah jadi yang sudah dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur cerita yang jelas.

c. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan dalam rangakaian analisis data kualitatif ini secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh subkategorisasi tema yang tercantum pada tabel kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai

9 Herdiansyah. Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial. h.165- 179.

(35)

21

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Landasan Teoritis

1. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak atau lembaga yang terlibat dalam pemasaran. Semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi pemasaran melakukan cara yang sama, yaitu mendengarkan, bereaksi, dan berbicara sampai tercipta hubungan pertukaran yang memuaskan. Pertukaran informasi, penjelasan- penjelasan yang bersifat membujuk, dan negosiasi merupakan seluruh bagian dari proses tersebut. 10

Pengertian lainnya datang dari Olujimi Kayode,

“Marketing communications has been defined as the sharing of information, concepts, and meanings about products, services and the organization that sell them by the source and receiver. Marketing communication is targeted interaction with customers and prospects using one or more media, such as direct mail,

10 Asmajasari, Magdalena. Study Periklanan Dalam Perspektif Komunikasi Pemasaran, (Malang : UMM Press,1997). h. 1

(36)

22 newspapers and magazines, television, radio, billboards, telemarketing, and the internet.” 11 Dapat kita simpulkan bahwa marketing communication atau komunikasi pemasaran adalah tempat berbagi informasi, konsep, dan maksud dari suatu produk, layanan dan suatu perusahaan. Marketing communication berinteraksi langsung dengan konsumen dengan menggunakan satu atau beberapa media seperti surel, koran dan majalah, televisi, radio, baliho, dan internet.

Kegiatan komunikasi pemasaran pada dasarnya berkolerasi dengan dua prinsip yang saling terkait dengan komunikasi dan pemasaran, yaitu khalayak sasaran dan peran komunikasi. Sedangkan kunci keberhasilan komunikasi adalah berjalannya proses pertukaran pemahaman dari para pelaku yaitu pemasar sebagai komunikator dan khalayak sasaran sebagai penerima pesan. Oleh karena itu, dalam menentukan strategi komunikasi pemasaran tentunya khalayak menjadi prinsip yang pertama. Ini karena khalayak sasaran menentukan media dan format isi pesan. Isi pesan akan efektif, jika penyampaiannya disesuaikan dengan kadar persepsi khalayak. Agar pesan dipersepsikan khalayak sasaran seperti apa yang diharapkan oleh pemasar, isi pesan harus

11 Kayode, Olujimi. Marketing Communications. (Bookboon.com, 2009). h.9

(37)

23 dipolakan dan disesuaikan dengan kerangka pemikiran khalayak. Khalayak adalah sasaran pesan yang terdiri dari dua kelompok utama. Kelompok pertama, mereka yang aktif mencari informasi. Kelompok kedua, mereka yang pasif menerima informasi.12

Proses komunikasi pemasaran berawal dari penentuan khalayak sasaran, kemudian bentuk dan metode pengembangan komunikasi pemasaran yang efektif. Peran kegiatan komunikasi pemasaran terdiri dari dua kategori, yaitu:

a. Kategori pertama, yang berperan secara langsung untuk menaikan penjualan dengan memberikan janji keunggulan secara rasional atau factual.

Kegiatan seperti ini biasanya disebut sebagai kegiatan pemasaran sengit (hard selling).

Pengertian hard selling disini, kegiatan tersebut bertujuan untuk langsung menjual produk.

Khalayak yang dituju akan tergerak untuk melakukan proses pembelian produk yang ditawarkan sebagai tanggapan terhadap kegiatan pemasaran tersebut.

b. Kategori kedua, kegiatan komunikasi pemasaran yang berperan tidak secara langsung untuk

12 Adjie Dimastika. “Penerapan Marketing Mix Limbro Denim Store Lotte Shopping Avenue” (Jakarta: Universitas Moestopo Jakarta,2013) h. 32

(38)

24 menaikan penjualan. Kegiatan ini umumnya untuk mendukung kegiatan komunikasi pemasaran lainnya dengan menciptakan kesadaran merek atau pencitraan, yang biasanya disebut dengan komunikasi pemasaran halus (soft selling).

Pengertian halus disini merupakan kegiatan komunikasi pemasaran yang bertujuan secara tidak langsung untuk menjual produk, tetapi lebih ditekankan untuk mengubah pemahaman, mengubah sikap atau mengubah tingkah laku khalayak sasarann tanpa harus langsung membeli produk.

Komunikasi pemasaran (marketing communication) yang tepat dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang tidak efektif dan efisien. Dalam kajian pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran atau yang biasa dikenal dengan marketing communication mix.13

Intergrated Marketing Communication menurut American Association of Advertising Agencies dalam buku Intergrated Marketing Communications adalah sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang

13 Soesmanegara. “Strategic Marketing Communication” (Bandung:

Alfabeta, 2012) h.1

(39)

25 memberikan nilai tambah terhadap suatu perencanaan yang mendalam dengan cara melakukan evaluasi terhadap peran strategis dari berbagai macam ilmu komunikasi dan mengkombinasikannya untuk menghasilkan keakuratan, konsistensi, dan efek komunikasi secara maksimal melalui integrasi dari pesan-pesan yang terpisah. 14

Selain itu, pengertian IMC adalah sebagai konsep dimana perusahaan secara hati-hati mengintegrasikan dan mengkoordinasikan saluran komunikasinya yang banyak untuk menyampaikan pesan yang jelas, konsisten, dan meyakinkan mengenai perusahaan dan produknya.15

2. Strategi Komunikasi Pemasaran a. Strategi Komunikasi Pemasaran

Srategi merupakan langkah awal yang sangat krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam setiap program komunikasi yang direncanakan. Sebab jika penetapan strategi salah atau keliru maka jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan bisa gagal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Strategi juga

14 Uyung Sulaksana, Intergrated Marketing Communications, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar) h.30

15 Phlip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid 2, (Jakarta: Erlangga) h.138

(40)

26 merupakan rahasia yang harus diamankan oleh para ahli perencanaan komunikasi, dalam kampanye politik dan pemasaran komersial. 16

Berhasil atau tidaknya kegiatan komunikasi pemasaran secara efektif banyak ditentukan oleh strateginya. Tanpa adanya strategi komunikasi pemasaran, suatu perusahaan tentunya tidak akan berjalan dengan baik. Terlebih lagi adanya perkembangan teknologi media massa yang semakin maju, tentunya perlu bagi para pelaku komunikasi untuk mengatur strategi yang efektif seiring berkembangnya zaman agar tidak tertinggal. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai tujuan. Sedangkan strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Kotler dan Keller strategi komunikasi pemasaran terpadu diuraikan menjadi tiga langkah yang harus dilakukan mulai dari:

1) Tahap Perencanaan

16 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikai, (Depok:

PT. Rajagrafindo Persada, 2013), h.103

(41)

27 Tahap perencanaan ini meliputi beberapa tahapan yakni mengidentifikasi audiens sasaran, merancang pesan, memilih saluran komunikasi, menyusun anggaran komunikasi pemasaran total, menentukan bauran komunikasi pemasaran, dan mengimplementasikan komunikasi pemasaran terpadu.

a. Mengidentifikasi Khalayak yang Dituju

Langkah awal dalam menentukan sebuah strategi komunikasi pemasaran adalah dengan menentukan konsumen atau khalayak yang akan dituju. Khalayak dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang mempengaruhi. Khalayak itu terdiri dari individu, kelompok, masyarakat tertentu atau masyarakat umum. 17

Dalam mengidentifikasi khalayak, dapat dilakukan dengan cara menganalisis segmentasi dan targetting, serta positioning yang ingin dicapai perusahaan.

Segmentasi pasar adalah suatu kegiatan untuk membagi-bagi atau mengelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih

17 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Erlangga: Jakarta, 2012), h.63

(42)

28 homogeny. Segmentasi pasar sangat diperlukan agar perusahaan dapat melayani konsumennya secara lebih baik, melakukan komunikasi yang lebih persuasive dan yang terpenting adalah memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen yang dituju. Biasanya, segmentasi dilakukan berdasarkan demografis, geografis, geodemografis, psikografis, perilaku, dan manfaat. 18

Targetting adalah memilih satu atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi.

Target konsumen berhubungan erat dengan adanya media yang dapat digunakan untuk menjangkau kelompok-kelompok atau segmen- segmen tertentu dalam masyarakat. Target pasar mempunyai dua fungsi sekaligus, yaitu menyeleksi konsumen sasaran sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu dan menjangkau konsumen sasaran tersebut (reaching). 19

Positioning adalah strategi komunikasi yang berhubungan dengan bagaimana khalayak menempatkan suatu produk, brand (merek), atau

18 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, h. 55-59

19 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, h. 70-71

(43)

29 perusahaan di otaknya, di alam khayalnya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu.

Dalam menyusun suatu pernyataan positioning, pengelola pemasaran harus mengetahui bagaimana audiens membedakan produk bersangkutan terhadap produk saingan lainnya.

Ada tiga tingkat dalam struktur persaingan terkait positioning, yakni sebagai berikut20:

- Pertama, superioritas. Suatu struktur persaingan yang dialami perusahaan atau produk yang unggul di berbagai bidang terhadap para pesaingnya. Superioritas adalah keadaan yang sangat ideal, namun biasanya sangat sulit dicapai.

- Kedua, diferensiasi. Dalam hal ini perusahaan bertindak lebih rasional yaitu tidak ingin unggul dalam segala hal, tetapi focus pada bidang tertentu yang dirasa unggul terhadap pesaing-pesaingnya.

- Ketiga, program paritas. Pada struktur ini sebuah perusahaan serta produknya tidak dapat dibedakan dengan pesaing lainnya dikarenakan perusahaan dan produknya tersebut tidak memiliki perbedaan yang

20 Morissan, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu, h. 72-74

(44)

30 signifikan. Oleh karena itu, diciptakanlah pembeda khayalan dengan menanam merek, mengasosiasikan dengan tokoh- tokoh, kartu, dan lainnya.

b. Menentukan Tujuan Komunikasi

Setelah pasar sasaran dan karakteristiknya di identifikasi, komunikator pemasaran harus memutuskan tanggapan yang diharapkan dari khalayak. Rosette dan Bercy mengidentifikasi 4 tujuan yang mungkin diharapkan, yaitu21:

1) Kebutuhan kategoris, merupakan produk atau jasa yang dapat memenuhi atau memuaskan kesenjangan persepsi antara situasi emosional yang ada dengan situasi emosional yang diinginkan.

2) Meningkatkan kesadaran brand atau merek, yaitu kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai brand di dalam kebutuhan kategoris tersebut.

3) Sikap terhadap brand, yaitu hasil penilaian terhadap brand dalam kaitannya dengan kemampuan yang

21 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran.

Penerjemah: Bob Sahran, (Jakarta: Erlangga, 2009), h.179

(45)

31 dipersepsikan untuk memenuhi kebutuhan yang relevan pada saat ini.

4) Interaksi pembelian brand, yaitu perintah terhadap diri sendiri untuk membeli suatu brand.

Tanggapan terakhir yang diharapkan dari khalayak adalah pembelian, kepuasan yang tinggi dan cerita dari mulut ke mulut yang baik.

c. Merancang Pesan

Setelah menentukan tanggapan yang diinginkan dari khalayak, komunikator selanjutnya mengembangkan pesan yang efektif.

Hal ini terkait dengan positioning yang dilakukan oleh perusahaan. Idealnya, pesan yang disampaikan harus menarik perhatian (attention), mempertahankan ketertarikan (interest), membangkitkan keinginan (desire), dan menggerakkan tindakan (action).22

Selain itu, daya tarik, tema, atau ide yang dicari atau digunakan juga harus dapat menghubungkan dengan brand positioning yang telah dipilih sekaligus membantu menentukan

22 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Terjemahan: Bob Sahran, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 125

(46)

32 POP (Point of Parity) dan POD (Point of Different).23

d. Memilih Saluran Komunikasi

Saluran komunikasi terdiri dari dua jenis, yaitu:

 Saluran komunikasi personal, mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain, dan

 Saluran komunikasi non personal, menyampaikan pesan tanpa melakukan kontak atau interaksi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat. 24

e. Menentukan Total Anggaran Promosi

Salah satu keputusan pemasaran paling sulit adalah menetapkan berapa besar uang yang dihabiskan dalam komunikasi pemasaran atau promosi.

f. Membuat Keputusan atas Bauran Komunikasi Pemasaran (Marketing Communication Mix)

Memasarkan suatu produk perusahaan atau industri dibutuhkan strategi pemasaran yang

23 Gunawan Adisaputro, Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN), h.259

24 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, h. 64

(47)

33 efektif, untuk memasarkannya seorang pemasar harus mengembangkan program komunikasi yang efektif yang ditujukan kepada konsumen untuk mengkomunikasikan informasi yang ada dan dirancang untuk menghasilkan tindakan konsumen yang mengarah kepada keuntungan perusahaan atau industri. Menurut Kennedy dan Soemanagara, dalam kajian komunikasi pemasaran, kegiatan promosi yang efektif dan efisien dapat dimasukkan sebagai bagian dari konsep bauran komunikasi pemasaran (marketing communication mix)25.

Kotler dan Amstrong mendefinisikan bauran promosi atau bauran komunikasi pemasaran merupakan perpaduan khusus dari alat yang digunakan perusahaan atau industri untuk meyakinkan nilai komunikasi dan membangun hubungan dengan konsumen.26

2) Tahap Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Terpadu Untuk menyampaikan sesuatu kepada konsumen dan pihak-pihak terkait, pemasar kini

25 Kennedy dan Soesmanegara., Marketing Communication : Taktik &

Strategi, ( Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer, 2006) h 23.

26 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 133, Jilid 1, ( Jakarta : Erlangga, 2012 ) h. 432.

(48)

34 bisa memilih aktivitas komunikasi, sering disebut dengan elemen atau alat komunikasi. Ada bebarapa alat-alat atau elemen-elemen komunikasi pemasaran yang dipergunakan yang biasanya disebut dengan bauran komunikasi pemasaran.

Kotler dan Keller mendeskripsikan tujuh elemen atau alat komunikasi pemasaran terpadu (IMC) yang biasa disebut bauran promosi (marketing mix) yang didefinisikan sebagai berikut27:

a. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan atau transaksi penjualan.28

Pemasaran langsung mencakup berbagai aktivitas termasuk pengelolaan database (database management), penjualan langsung (direct selling), telemarketing dan iklan tanggapan langsung dengan menggunakan

27 Philip Kotler dan Gary Amstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Terjemahan: Bob Sahran, (Jakarta: Erlangga, 2008), h. 174

28 Morissan M.A, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran, Terpadu. Jakarta: Prenada Media Group. h. 22

(49)

35 berbagai saluran komunikasi seperti mengirim surat langsung kepada pelanggan atau calon pelanggan atau melalui media cetak, media penyiaran dan internet.29

b. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi yang sebenarnya mengacu kepada promosi penjualan yaitu kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan.

Kalau iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli.

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Melalui promosi penjualan, perusahaan dapat menarik pelanggan baru, mempengaruhi pelanggannya untuk

29 Morissan M.A, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.

Jakarta: Prenada Media Group. h. 22

(50)

36 mencoba produk baru, mendorong pelanggan memberi lebih banyak, menyerang aktivitas promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana sebelumnya, atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan client.30

c. Penjualan Personal (Personal Selling)

Personal selling yaitu suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (person-to-person communication), penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Karena komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, penjualan personal memungkinkan terjadinya umpan balik secara langsung dan lebih tepat karena dampak dari presentasi penjualan yang dilakukan dapat dinilai dari reaksi calon pembeli atau pelanggan.31

Penjualan personal merupakan interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan. Penjualan

30Agus Hermawan. “Komunikasi Pemasaran” (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012) h.128

31 Morissan M.A, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu.

Jakarta: Prenada Media Group. h. 34

(51)

37 personal merupakan alat yang paling efektif pada tahap proses pembelian lebih lanjut, terutama dalam membangun keyakinan dan tindakan pembeli.32

d. Iklan (Advertising)

Iklan dapat dipakai untuk membangun citra jangka panjang sebuah produk atau seketika bisa mendorong terjadinya penjualan. Iklan juga menjadi isntrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Secara efisien, iklan mampu menjangkau calon pembeli walau letaknya berjauhan. Sebagian konsumen juga masih percaya bahwa merek yang diiklankan secara besar-besaran sudah pasti menawarkan ―good value.33

Iklan adalah salah satu bentuk presentasi nonpribadi dan promosi gagasan, barang atau jasa oleh sponsor tertentu yang mengeluarkan cost atau biaya. Iklan merupakan cara berbayar yang efektif sebagai penyebar pesan entah untuk

32 Agus Hermawan. “Komunikasi Pemasaran” (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012) h.108

33 Uyung Sulaksana. Integrated Marketing

Communicatio:Teks dan Kasus( Yogyakarta: 2005). h. 25-26

(52)

38 membangun preferensi merek atau untuk mendidik orang.34

Pesan utama iklan harus tersampaikan kepada khalayak sasaran dengan baik, sehingga memerlukan lima langkah dalam mengelola penyampaian pesan iklan yang baik.35

1) Menetapkan tujuan iklan.

Kotler menyebutkan tujuan periklanan dibagi menjadi tiga kategori utama yakni:

a) Memberikan informasi (to inform) hal ini adalah proses penyampaikan pesan kepada konsumen tentang suatu produk, merek, barang atau jasa pada suatu perusahaan

b) Membujuk (to persuade) hal ini cenderung meyakinkan para konsumen untuk membeli atau menggunakan suatu produk.

c) Mengingatkan (to remind) hal ini dilakukan untuk mengingatkan konsumen dimana mereka dapat membeli suatu produk.

34 Phillip Kotler dan Keller. “Manajemen Pemasaran Jilid 1Edisi ke-12”

(Jakarta: PT. Indeks, 2007) h.244

35Agus Hermawan. “Komunikasi Pemasaran” (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012) h.73

(53)

39 e. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Public relations merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Yang dimaksud dengan kelompok-kelompok itu adalah mereka yang terlibat, mempunyai kepentingan, dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuannya. Meski pemasar cenderung jarang menggunakan hubungan masyarakat, namun jika program hubungan masyarakat yang sudah direncanakan dengan baik dan dikoordinasikan dengan elemen bauran promosi yang lain dapat menjadi sangat efektif. Kegiatan- kegiatan hubungan masyarakat meliputi hal-hal sebagai berikut:

a) Press Relations. Hubungan dengan pers ini dilakukan untuk memberikan informasi yang pantas dan layak untuk dimuat di surat kabar atau media massa lainnya agar dapat menarik perhatian public terhadap seseorang, produk, jasa, atau organisasi.

b) Product Publicity. Aktivitas ini meliputi berbagai upaya untuk mempublikasikan

(54)

40 produk-produk tertentu.

c) Corporate Communication. Kegiatan ini menyangkut komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi.

d) Lobbying. Kegiatan ini merupakan usaha untuk bekerja sama dengan pembuat undang- undang dan penjabat pemerintah sehingga perusahaan dapat mendapatkan informasi- informasi penting. Bahkan kadangkala juga dimaksudkan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh perusahaan.

e) Counseling. Aktivitas ini dilakukan dengan cara memberi saran dan pendapat kepada manajemen mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan publik serta mengenai posisi dan citra perusahaan.

f. Pemasaran melalui Internet (Internet Marketing) Internet marketing adalah pemasaran produk atau layanan melalui internet yang mampu memberi keuntungan unik dengan istilah Web Advertising dan Web Marketing.36 Pada dasarnya

36 Feri Sulianta. “Web Marketing” (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009) h. 24

(55)

41 internet marketing adalah proses untuk mencari dan menjual barang atau jasa menjadi lebih efektif dan efisien.

g. Pemasaran dari Mulut ke Mulut (Word of Mouth) Pemasaran ini dapat berupa online atau offline. Tiga karakteristik terpenting adalah kredibel, karena orang mempercayai orang yang mereka kenal dan hormati. Pribadi, karena dapat menjadi dialog yang sangat akrab. Tepat waktu, karena ketika orang menginginkannya dan ketika mereka paling tertarik, dan sering kali mengikuti acara atau pengalaman penting atau berarti.

h. Event/Partnership

Pemasaran ini merupakan cara yang ampuh dalam menyampaikan pesan sebuah merek dengan mengajak pelanggan dan pelanggan yang potensial untuk terlibat dalam sebuah acara yang diselenggarakan perusahaan.

3) Tahap Evaluasi

a. Mengukur Hasil Promosi

Perusahaan tentu ingin mengetahui hasil dari melakukan kegiatan promosi da tingkat penjualan yang diperoleh dari investasi melakukan komunikasi

(56)

42 pemasaran. Output melakukan komunikasi pemasaran dapat berupa:

- Skor dapat mengenal dan mengingat kembali pesan yang disampaikan

- Seberapa jauh perilaku target audiens itu berubah (persuasion change)

- Biaya menjangkau audiens37

b. Mengelola dan mengoordinasikan Proses Komunikasi Pemasaran Terintergasi

Setiap pasar memiliki cara masing-masing sehingga memerlukan pendekatan komunikasi tersendiri, berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen. Begitu juga dengan alat komunikasi, pesan, dan khalayak yang lebih modern. Namun, agar mendapatkan hasil yang maksimal terkait dengan promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaaan, setiap pemasar harus mengelola dan mengoordinasikan alat-alat atau elemen pemasaran yang dimiliki.

3. Branding

Branding merupakan salah satu bentuk gerakan yang dapat membantu mempromosikan suatu brand

37 Gunawan Adisaputro, Manajemen Pemasaran, h. 263-264

(57)

43 tertentu dengan cara melakukan interaksi secara langsung antara brand dengan konsumen. Kontribusi paling besar dari branding adalah menciptakan kepercayaan antara konsumen dan brand. Kepercayaan adalah salah satu faktor yang dapat menciptakan loyalitas konsumen terhadap brand. Branding juga dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang memungkinkan keterlibatan konsumen dengan brand. Namun, branding tidak hanya sekadar melibatkan melainkan membangun keterlibatan konsumen dengan pengalaman brand serta membuat brand aktif di benak konsumen dengan kata lain kegiatan tersebut membuat brand seakan hidup. Karena itu, tujuan dari branding bukan sekadar mendapatkan publisitas.

Branding merupakan salah satu strategi pemasaran yang saat ini banyak dilakukan oleh para pengusaha untuk memasarkan produk atau jasanya.

Branding dapat dilihat dari beberapa komoditas jenisnya melalui merek. Merek merupakan sebuah istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuaya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari perusahaan, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain terutama produk kompetitornya.

(58)

44 Merek merupakan bagian yang paling penting dari sebuah produk. 38

Branding adalah kegiatan membangun sebuah brand atau merek, mengkomunikasikan sebuah merek untuk memperoleh brand positioning yang kuat di pasar.

Branding merupakan usaha yang dilakukan untuk memberitahukan kepada masyarakat tentang karakter ataupun identitas dari suatu brand tersebut. Branding juga bertujuan untuk memunculkan sebuah makna yang mana berupa produk atau jasa. Branding tidak hanya terlihat dari pengemasan luarnya saja, branding juga menciptakan dalam benak konsumen tentang produk dan bagaimana konsumen dapat mengenal sebuah merek.

4. Social Media

a. Pengertian Media Sosial

Media sosial merupakan bagian dari New Media, yang mana merupakan alat atau sarana untuk bertukar informasi dngan menggunakan teknologi internet. Media sosial menurut Van Dijk dalam Nasrullah39 adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang

38 Philip Kotler dan Gary Armstrong. “Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 8” (Jakarta:Erlangga, 1999)

39Rulli Nasrullah. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi. (Bandung:Simbiosa Rekatama Media, 2015) h.11

Gambar

Gambar 1.0.2 Postingan Al’Cal Coffee
Table 1.0.1Kajian Pustaka
Gambar 3.0.1 Logo Al’Cal Coffee
Table  3.0.1  Struktur  Organisasi  Al’Cal  Coffee
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari (Tabel 6) dapat dilihat bahwa biaya operasional pergantian tubing lebih besar dari harga laju produksi hasil evaluasi sehingga tidak memungkinkan untuk

Menjelaskan bahwa ini adalah daftar nama anak-anak yang melakukan hal yang baik sekali, yaitu mengucapkan terima kasih saat diberikan petunjuk atau nasihat dari orang lain,

Sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2014, Poltekkes Kemenkes dapat melakukan kerja sama

Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu

Dari keseluruhan tabel tunggal yang dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi public relations dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakness,

Namun demikian dalam implementasinya promosi kesenian tradisional Dongkrek yang merupakan bagian dari kesenian tradisional Dongkrek sebagai upaya optimalisasi pelestarian

There are various types of population structure such as age and sex status, marital status, literacy and educational status, employment status,1. religion status and etc., recorded

Tingginya kebutuhan akses informasi teknologi yang harus cepat, akurat, efektif dan efisien menjadi suatu hal wajib dalam akrivitas sehari-hari dimana salah satunya yaitu di