• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE

TREATMENT INTERACTION

(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VIII MTs Negeri Gondangrejo)

Naskah Publikasi

Diajukan oleh :

Rudi Riyanto A 410 070 101

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

(2)
(3)

NINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

(PTK Pembelajaran Matematika Di Kelas VIII MTs Negeri Gondangrejo) Oleh

Rudi Riyanto1, Tjipto Subadi2, Slamet H.W3

1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, Riyanto@yahoo.com

2Staf Pengajar UMS Surakarta

3Staf Pengajar UMS Surakarta ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan peningkatan motivasi dan pemahaman konsep belajar matematika pada pokok bahasan bangun ruang dalam pembelajaran matematika melalui strategi aptitude treatment intraction. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII-G MTs Negeri Gondangrejo yang berjumlah 36 siswa. Metode pengumpulan data melalui metode observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data di lakukan dengan cara deskriptif kualitatif dengan model alur.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dan pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika pokok bahasan bangun ruang. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat dilihat dari : 1) kesiapan siswa mengikuti pelajaran sebelum di adakan tindakan sebesar 30,56% dan di akhir putaran mencapai 72,22%, 2) memperhatikan penjelasan guru sebelum di adakan tindakan sebesar 47,22%, dan di akhir putaran sebesar 83,33%, 3) semangat mengerjakan soal latihan dari guru sebelum di adakan putaran sebesar 44,44%, dan di akhir tindakan sebesar 80,56%, 4) antusiasme siswa mengerjakan soal latihan di depan kelas sebelum di adakan tindakan sebesar 13,89%, dan di akhir tindakan mencapai 52,78%. Peningkatan pemahaman konsep belajar siswa dapat dilihat dari : 1) siswa yang berani mengemukakan ide sebelum di adakan tindakan sebesar 5,56% dan di akhir putaran sebesar 72,22%, 2) siswa yang mampu menjawab pertanyaan sebelum di adakan tindakan sebanyak 13,89% dan di akhir putaran sebanyak 91,67%, 3) siawa yang berani mengajukan pertanyaan atau tanggapan kepada guru sebelum di dakan tindakan sebesar 2,78% dan di akhir putaran sebanyak 58,33%, 4) siswa yang berani menyanggah atau menyetujui jawaban siswa atau kelompok lain sebelum di adakan tindakan sebesar 8,33% dan di akhir putaran sebesar 61,11%, 5) siswa yang dapat mengkontruksikan soal kedalam model matematika sebelum di adakan tindakan sebesar 30,58 dan di akhir putaran sebanyak 94,67%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran aptitude treatment interaction dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep belajar matematika.

Kata kunci : motivasi ,pemahaman konsep, pembelajaran aptitude treatment interaction

(4)

PENDAHULUAN

Pengetahuan dasar yang harus dimiliki semua manusia di bumi adalah membaca, menulis dan berhitung. Dalam hal ini pengetahuan dasar nerhitung telah dikembangkan dalam dunia pendidikan yaitu melalui pembelajran matematika. Tetapi banyak siswa menganggap matematika adalah ilmu pengetahuan yang kompleks dan sulit. Karakter terpenting matematika adalah penguasaan konsep, algoritma dan kemampuannya menyelesaikan masalah.

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Menurut John dan My Klebust (dalam Mulyono Abdurahman, 2003:252) matematika adalah bahasa simbolik yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.

Belajar mengajar merupakan suatu proses yang sangat kompleks, karena dalam proses tersebut siswa tidak hanya sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran agar hasil belajarnya lebih baik dan sempurna. Dari proses pembelajaran tersebut siswa dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya, baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru.

Faktor yang sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi belajar setinggi mungkin adalah achievement motivication yaitu daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf berprestasi lebih baik. Namun seberapa besar pengaruh hasrat prestasi atau motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajarnya, khususnya untuk bidang studi matematika masih merupakan permasalahan yang perlu dicari jawabannya.

(5)

Dalam proses belajar mengajar sering kali siswa menghadapi berbagai masalah.

Masalah-masalah tersebut tentunya sangat mempengaruhi keberhasilan siswa sehingga diperlukan usaha untuk menyelesaikannya. Usaha-usaha yang dilakukan hendaknya disertai dengan dukungan sifat mandiri dalam belajar karena dengan sifat mandiri akan mendorong siswa untuk berkonsentrasi dalam belajar dan memperbanyak latihan.

Terlebih lagi untuk pelajaran matematika yang banyak menggunakan perhitungan sangat menuntut adanya latihan-latihan yang dilakukan berapa pengerjaan soal yang ada dalam buku yang bertujuan untuk menunjang pemahaman siswa terhadap meteri. Sehingga siswa dituntut untuk benar- benar memahaminya.

Pembelajaran matematika di sekolah nampaknya masih belum mendapat tempat di hati para siswa, karena masih banyak ditemukan berbagai masalah yang dialami oleh peserta didik. Berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa-siswi kelas VIII di MTsN Gondangrejo antara lain kurangnya pemahaman siswa, bertanya hal yang belum jelas, mengeluarkan idea atau gagasan, pembelajaran kurang melibatkan siswa, pembelajaran cenderung membosankan tidak ada variasi karena strategi pelajaran yang digunakan masih monoton, dan tidak ada bimbingan untuk setiap individu.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka penulis menerapkan model pembelajaran Aptitude Treatment Interaction (ATI) karena dalam model pembelajaran ini siswa akan diberikan wancana oleh guru sesui materi pelajaran. Siswa saling bekerja sama membaca dan menemukan ide serta mampu menyelesaikan suatu permasalahan. Dengan adanya pembelajaran tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami materi dan pemahaman konsep siswa akan meningkat prestasi belajarnya

(6)

METODE PENELITIAN

Berdasarkan pendekatan, secara garis besar dibedakan dua macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif didasarkan konsep positivisme yang bertolak dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari kepercayaan dan perasaan-perasaan indivudual. Realita terdiri atas bagian dan unsur yang terpisah satu sama lain dan dapat diukur dengan menggunakan instrumen.

Sedangkan penelitian kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memiliki pandangan bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang tidak bisa diposah –pisah. Realita bersifat terbuka, kontekstual, secara sosial meliputi persepsi dan pandangan-pandangan individu dan kolektif, diteliti dengan menggunakan dengan manusia sebagai instrumen.

Jenis penelitian ini kualitatif dengan desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praksis pembelajaran (Suharsimi Arikunto, 2006: 96).

Proses penelitian berbentuk siklus (cycles) yang mengacu pada model Elliot’s.

Siklus ini berlangsung beberapa kali sehingga tercapai tujuan yang diinginkan pada pembelajaran matematika. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengawasan (observe) dan refleksi (reflect).

Kegiatan perencanaan awal di mulai dari melakukan pendahuluan. Pada kegiatan ini juga mendiskusikan cara melakukan tindakan pembelajaran dan bagaimana cara melakukan. Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan peneliti. Pengamatan

(7)

berdasarkan pedoman observasi yang telah disiapkan. Kejadian-kejadian penting selama proses dibuat pada catatan pembelajaran.

Refleksi dilaksanakan peneliti bersama guru. Kegiatan ini berdiskusi untuk memberi makna menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakkukan.

Berdasarkan kesimpulan pada kegiatan refleksi ini suatu perencanaan untuk siklus berikutnya dibuat tindakan penelitian dipandang cukup. Evaluasi hasil penelitian dilakukkan untuk mengkaji hasil pelaksanaan observasi dan refleksi pada setiap tindakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data-data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan kelas sebanyak tiga kali putaran, dapat ditunjukkan adanya perubahan pada tingkat motivasi belajar siswa.

Adapun perubahannya kami sajikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Hasil Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika

Tindakan

Kesiapan mengikuti pelajaran

Memperhatik an penjelasan

guru

Semangat siswa dalam mengerjakan

soal

Antusias siswa mengerjakan soal di depan

kelas

Sebelum tindakan 11 siswa (30,56%)

17 siswa (47,22%)

16 siswa (44,44%)

5 siswa (13,89%)

Tindakan kelas putaran I 14 siswa (38,89%)

20 siswa (55,56%)

18 siswa

(50%) 8 siswa

(22,22%)

Tindakan kelas putaran II 23 siswa (63,89%)

26 siswa (72,22%)

23siswa (63,89%)

15 siswa (41,67%)

Tindakan kelas putaran III

26 siswa (72,22%)

30 siswa (83,33%)

29 siswa (80,56%)

22 siswa (61,11%)

(8)

Grafik peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik peningkatan motivasi belajar matematika

Data–data yang diperoleh di atas mengenai pemahaman konsep belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel berikut.

Data peningkatan pemahaman konsep belajar matematika

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

Sebelum

tindakan kelas putaran

Grafik peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan

Gambar 4.1

Grafik peningkatan motivasi belajar matematika

data yang diperoleh di atas mengenai pemahaman konsep belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2

Data peningkatan pemahaman konsep belajar matematika

Tindakan kelas putaran

I

Tindakan kelas putaran

II

Tindakan kelas putaran

III

Kesiapan mengikuti pelajaran

Memperhatikan penjelasan guru

Semangat siswa dalam mengerjakan soal

Antusias siswa mengerjakan soal di depan kelas

Grafik peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan

data yang diperoleh di atas mengenai pemahaman konsep belajar matematika materi bangun ruang pada siswa kelas VIII dalam pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran III dapat

Kesiapan mengikuti pelajaran

Memperhatikan penjelasan guru

Semangat siswa dalam mengerjakan

Antusias siswa mengerjakan soal di depan kelas

(9)

Pemahaman Konsep Belajar Matematika

Mengemukakan

Menjawab pertanyaan

Mengajukan pertanyaan atau tanggapan kepada guru Menyanggah atau menyetujui jawaban siswa atau kelompok

lain

Mengkontruksika soal ke dalam model matematika

Adapun grafik peningkatan pemahaman konsep belajar

materi operasi dasar bilangan bulat dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sebelum putaran

Putaran I Pemahaman Konsep Belajar

Matematika

Sebelum

putaran Putaran I Putaran II Mengemukakan ide 2 siswa

(5,56%)

6 siswa (16,67%)

16 siswa (44,44%) Menjawab pertanyaan 5 siswa

(13,89%)

9 siswa (25%)

14 siswa (38,89%) Mengajukan pertanyaan atau

tanggapan kepada guru

1 siswa (2,78%)

3 siswa (8,33 %)

13 siswa (36,11%) Menyanggah atau menyetujui

kelompok

3 siswa (8,33%)

5 siswa (13,89%)

10 siswa (27,78%)

Mengkontruksika soal ke dalam model matematika

11 siswa (30,56%)

21 siswa (58,33%)

27 siswa (75 %)

pun grafik peningkatan pemahaman konsep belajar

materi operasi dasar bilangan bulat dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas putaran III dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika

Putaran I Putaran II Putaran III

Mengemukakan

Menjawab pertanyaan

Mengajukan pertanyaan atau tanggapan kepada guru

Menyanggah atau menyetujui jawaban siswa atau kelompok lain

Mengkontruksika soal ke dalam model matematika Putaran II Putaran III

16 siswa (44,44%)

26 siswa (72,22%) 14 siswa

(38,89%)

33 siswa (91,67%) 13 siswa

(36,11%)

24 siswa (66,67%) 10 siswa

(27,78%)

22 siswa (61,11%)

27 siswa (75 %)

34 siswa (94,67%)

pun grafik peningkatan pemahaman konsep belajar matematika pada materi operasi dasar bilangan bulat dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika

Mengemukakan ide

Menjawab pertanyaan

Mengajukan pertanyaan atau tanggapan kepada guru

Menyanggah atau menyetujui jawaban siswa atau kelompok Mengkontruksika soal ke dalam model matematika

(10)

Dengan demikian, dari melihat hasil dari perubahan motivasi belajar siswa dari setiap tindakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi aptitude treatment interaction sebagai usaha untuk meningkatakan motivasi belajar siswa

mengalami peningkatan. Seperti halnya penelitian Tegar Bayu A.P yang menggunakan strategi penemuan terbimbing juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Dari melihat hasil dari perubahan pemahaman konsep belajar siswa dari setiap tindakan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan strategi aptitude treatment interaction sebagai usaha untuk meningkatakan pemahaman konsep belajar

siswa mengalami peningkatan. Seperti halnya penelitian Jayanti yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing juga dapat meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa.

SIMPULAN

Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti, guru matematika kelas VIII-G MTs Negeri Gondangrejo dan kepala sekolah dalam pembelajaran matematika melalui penerapan strategi aptitude treatment interaction (ATI) untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep belajar matematika siswa, dapat diambil beberapa kesimpulan. Adapun kesimpulan dapat dijelaskan dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Dialog awal tentang usaha peningkatan motivasi dan pemahaman konsep belajar matematika siswa melalui strategi aptitude treatment interaction (ATI) dalam pembelajaran matematika, telah diperoleh kesepakatan bahwa pembelajaran dengan cara memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat menyelidiki dan menarik kesimpulan, guru bertindak sebagai penunjuk jalan / fasilitator untuk membantu siswa menemukan ide, konsep dan ketrampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya.

Penggunaan pertanyaan yang tepat akan sangat membantu siswa. Serta upaya-upaya

(11)

peningkatan motivasi belajar matematika siswa ini berdasarkan dari permasalahan yang sering muncul dalam proses pembelajaran dan telah dialami oleh guru matematika kelas VIII G. Permasalahan yang ada adalah kesiapan siswa dalam menerima pelajaran, perhatian siswa terhadap pelajaran dan semangat siswa dalam mengerjakan soal dari guru serta antusias siswa mengerjakan soal di depan kelas yang masih rendah

2. Perencanaan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini ditunjukkan oleh evaluasi berdasarkan tindakan kelas, yaitu pembelajaran yang biasa dilakukan masih pembelajaran konvensional, berubah menjadi pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih banyak yang aktif, sehingga terpusat pada siswa. Siswa lebih banyak berdiskusi kelompok, sehingga kemampuan problem solving siswa dapat meningkat dengan bimbingan guru.

3. Penerapan strategi aptitude treatment interaction (ATI) dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep belajar siswa. Hal ini ditunjukkan oleh hasil evaluasi terhadap profil kelas sebelum dan sesudah penelitian dan tanggapan guru kelas setelah rangkaian tindakan kelas selesai. Dari profil kelas yang dibuat guru kelas bersama peneliti dapat disimpulkan sebagai berikut:

Proses pembelajaran matematika melalui strategi aptitude treatment interaction (ATI) dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman konsep belajar matematika

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anggraeni, Pramesti Putri. 2008. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Bangun Ruang Melalui Pemanfaatan Barang Bekas sebagai Media Pembelajaran PTK di Kelas V SDN Tutup I Blora. Skripsi Studi S-1 FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta:

Tidak Diterbitkan.

(12)

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Rineka Cipta.

Gedler, Margaret. E. Bell. 1994. Belajar dan Membelajarkan (Terjemahan : Munandir).

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Hajah K, Siti Aminah. 2010. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe The Power of Two (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 2 Sidoharjo Sragen). Skripsi.

Surakarta: UMS (tidak diterbitkan)

Hamalik , Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi aksara.

Handoko. 2009. Peningkatan Keaktifan dan Kemandirian Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Strategi Pembelajaran Think Talk Write (PTK pada Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP N 2 Banyudono). Skripsi. Surakarta: UMS (tidak diterbitkan).

Ibrahim. R dan Syaodih Nana. S, 2003. Perencanaan Pengajaran, Jakarta:

Rineka Cipta.

Khotimah, Khusnul. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Metode Discovery Inquiry pada Siswa Kelas VII SMP N 5 Sukoharjo. Skripsi Studi S-1 FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta: Tidak Diterbitkan.

Nasution, S. 2001. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar. Bandung:

Bumi Aksara .

Nurdin, Syafrudin. 2005. Model Pembelajaran Yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Quantum Teaching.

Risjayanti. 2008. Peningkatan Motivasi dan Minat Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Metode Montessori dengan Menggunakan Alat Peraga (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 1 Ulujami Pemalang). Skripsi.

Surakarta: UMS (tidak diterbitkan)

Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Uno, Hamzah.B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara

Winkel. 1996. Pengantar Kepada Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika Untuk Peningkatan CBSA. Bandung: Tarsindo.

Gambar

Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Matematika

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan telur itik kaya asam lemak ω - 3 dan ω -6 dengan komposisi yang seimbang, meningkatkan produksi telur dan kualitas telur,

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Keefektifan metode probing prompting learning Dalam pembelajaran menulis argumentasi (Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan jenis, karakter, bentuk tipografi, ilustrasi, dan elemen-elemen desain, mencakup garis, bentuk, ruang,

Hal ini ditunjukkan dengan kebiasaan petani yang belum menggunakan benih dan varietas unggul dan jarang melakukan pergiliran varietas serta pengelolaan sumberdaya alam

In this research the writer uses descriptive qualitative method.. Object of the Study. The object of the study is the movie Hotel Rwanda. This

Terima kasih untuk Nana yang telah ada dan selalu membantu saya selama ini dalam melawati masa-masa sulit saya saat dulu berada di

Pengelolaan Program Pelatihan Kejuruan Sepeda Motor dalam Memberdayakan Masyarakat Desa Gempol yang Diselenggarakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi