ANGKATAN 2007
S K R I P S I
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SRI SUMIYATI
NIM : 12107048
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
ii
http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari:
Nama
: Sri Sumiyati
NIM
: 12107048
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: INTENSITAS PENGGUNAAN INTERNET
SEBAGAI SUMBE BELAJAR PENGARUHNYA
TERHADAP
PRESTASI
AKADEMIK
MAHASISWA
PAI
STAIN
SALATIGA
ANGKATAN 2007
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 21 Januari 2010
Pembimbing
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi saudari : Sri Sumiyati dengan Nomor Induk Mahasiswa 12107048
yang berjudul:
Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswatelah dimunaqosahkan
dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
Salatiga, pada hari Sabtu, tanggal 13 Maret 2010, dan telah di terima sebagian dari
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Salatiga, 13 Maret 2010
26 Rabiul Awal 1431H
Panitia Ujian
Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M. Ag
Dr. H. Muh. Saerozi, M. Ag
NIP. 19580827 198303 1 002
NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd.
Yedi Efriadi, M.Ag.
NIP. 19670112 199203 1 005
NIP. 19720721 200112 1 002
Pembimbing
Drs. Djoko Sutopo
iv
Jl. Tentara Pelajar 2 Telp. (0298) 32370 Fax. (0298) 323433, 323433 Salatiga 50712 http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail :[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Sri Sumiyati
NIM
: 12107048
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang
lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 21 Januari 2010
Yang menyatakan,
v
“
Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan”
Hidup adalah “pilihan” yang artinya sebuah aktifit
as yang
dihadapkan pada prilaku memilih
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Ayahanda (Hadi Suparman) dan ibunda(Giyanti)
yang telah membesarkan dan
membimbing
terimakasih atas Do’anya,
dan
saya hanya bisa ucapkan :
Adinda(
Novi, Siti dan Ahmad) yang telah
meberikan motivasi, serta curahan kasih
sayangnya.
Seseorang yang setia menunggu ku, buat
MasHusni Mubarrok
terima kasih atas kasih
sayangnya serta motivasinya.
vi
Puji syukur selalau saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan semua Rahmat, Hidayah serta Inayahnya pada penulis,
sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa suatu halanagan
apapun. Sholawat serta salam semoga selalau terlimpahkan kepada suri
tauladan kita, uswah kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menyelamatkan kita dari zaman kekafiran menuju zaman yang penuh
kedamaian yaitu diinul islam.
Laporan skripsi ini disusun guna memenuhi kewajiban dan sebagai
pelengkap untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang ilmu tarbiyah.
Adapun judul skripsi ini adalah
“
Intensitas Penggunaan Internet sebagaiSumber Belajar Pengaruhnya Terhadap Prestasi Mahasiswa
”
studi kasus
pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007.
Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun secara materiil.
Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga.
vii
telah memberikan layanan serta bantuan pada saya.
5.
Semua teman-teman PAI transfer angkatan 2007
6.
Perpustakaan STAIN Salatiga beserta karyawan-karyawan yang telah
membantu saya meminjamkan buku.
7.
Teman-teman KKN di kecamatan Sawangan.
8.
Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan ini, sehingga
dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penulisan laporan skripsi ini, masih banyak kekeliruan dan
kekurangan. Untuk itu penulis sangat berharap adanya saran dan kritik
yang bersifat membangun sebagai perbaikan dalam penulisan mendatang.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya demikemajuan ilmu pengetahuan di
masa yang akan datang. Amin…..Amin….Ya Robbalalamiin.
Salatiga, 21 Januari 2010
viii
Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa PAI STAIN Salatiga Angkatan 2007. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan
Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing: Drs. Djoko Sutopo.
Kata kunci: Intensitas Penggunaan Internet sebagai Sumber Belajar.
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran, maka
keberhasilan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi tidak hanya ditentukan
oleh factor pengajar/dosen, melainkan sangat dipengaruhi oleh keaktifan
mahasiswa. Selain sumber belajar berupa perpustakaan yang tersedia di kampus,
sekarang ini berkembang teknologi internet yang memberikan kemudahan dan
keleluasaan dalam menggali ilmu pengetahuan. Melalui internet mahasiswa dapat
mengakses berbagai literatur dan referensi ilmu pengetahuan yang dibutuhkan
dengan cepat, sehingga dapat mempermudah proses studinya. Penelitian ini
merupakan upaya untuk mengembangkan bagaimana intensitas penggunaan
internet sebagai sumber belajar, bagaimana prestasi akademik mahasiswa,
bagaimana dampak penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap prestasi
akademik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peneliti ini menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif,
karena metode ini dianggap tepat digunakan apabila penelitian ditujukan untuk
menggambarkan kondisi factual penyelenggaraan pendidikan atau hal-hal lain
yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Sedangkan pengumpulan data di
lakukan dengan angket, observasi, dan kajian kepustakaan. Sempel sebanyak 22
responden dari 219 mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007. Analisis
datanya menggunakan dua pendekatan yaitu analisis personal dan analisis
korelasi.
ix
HALAMAN JUDUL………
...
…..
i
PERSETUJUAN P
EMBIMBING………
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
………
..
iii
PERNTATAAN K
EASLIAN TULISAN……….
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
………
v
KATA
PENAGNTAR………..
vi
ABSTRAK………
viii
DAFTAR ISI……….…………
ix
DAFTAR TABEL……….
xii
DAFTAR LAMPIRAN………
xi
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar B
elakang Masalah………..
1
B.
R
umusan Masalah………..
5
C.
Tujuan
Penelitian………
5
D.
Hipotesis Penelitian………
6
E.
Kegunaan
Penelitian………..…………
6
F.
Definisi
Operasional………..
7
G.
Metode P
enelitian……….
15
1.
Lokasi dan Waktu penelitian
………
15
x
ulisan Skripsi………
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A.
Internet sebagai Sumber Belajar
………
23
1.
Pengertian Internet
………
. 23
2.
Internet dalam
Kegiatan Belajar ……….
. 25
3.
Pengertian Sumber Belajar………...
………
29
B.
Teori-
teori Belajar………
32
1.
Pengertian Belajar
……….
32
2.
Prinsip-
prinsip Belajar………
38
3.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Belajar………
40
C.
Prestasi Belajar (Akademik
) ………..
46
1.
Pengertian Prestasi Belajar (Akadem………
46
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
(Akademik)
………..
50
3.
Fungsi Prestasi
Belajar (Akademik)……….
51
xi
1.
Sejarah Singkat Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga ………
.
55
2.
Letak Geografis……….………
62
3.
Organisasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
………...………
63
4.
Jumlah Mahasiswa
……….
64
5.
Jurusan
dan Program Studi………
65
6.
Sarana dan Prasarana……….. 6
6
7.
Fasilitas Internet
……….
67
B.
Penyajian Data……..………
70
1.
Daftar Nama Respo
nden………
70
2.
Data Hasil Angket tentang Intensitas penggunaan Internet sebagai
sumber belajar
……….
71
3.
Data tentang
Prestasi Akademik………
72
BAB IV : ANALISIS DATA
A.
Analisis
Pendahuluan………
73
B.
Analisis
uji Hipotesis………
……..………….
81
BAB V : PENUTUP
xii
………
Tabel III Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber Belajar Mahasiswa
PAI STAIN
Salatiga………
71
Tabel IV Daftar Skor Tentang Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber
Belajar
………...
... 73
Tabel V
Klasifikasi Nilai Intensitas Penggunaan Internet Sebagai Sumber
Belajar………...
.. 75
Tabel VI Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Intensitas Penggunaan
Internet Sebagai Sumber Belajar
………
77
Tabel VII Klasifikasi Nilai Prestasi Belajar Mahasiswa Pai Stain Salatiga... 78
Tabel VIII
Perbandingan Frekuensi Nominasi Nilai Prestasi……...
... 80
Tabel IX Tabel Kerja Product Moment Pengaruh Penggunaan Internet Sebagai
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam
keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan karena
pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan seluruh aspek
kehidupan manusia. Untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan
melibatkan beberapa faktor yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya, sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi.
Banyak hal yang dapat menjadi faktor terjadinya tujuan pendidikan,
termasuk dalam proses pendidikan. Proses pendidikan terarah pada
peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan, keterampilan,
pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan dan
pengembangan diri peserta didik (Nana Syaodih Sukmadinata, 2007: 25).
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu
manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga manusia mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Oleh kerena itu, dibutuhkan
suatu keaktifan pada diri individu khususnya mahasiswa yang dicetak
sebagai agen perubahan dan pembaharuan. Prestasi belajar sangat
diutamakan dalam dunia pendidikan. Mahasiswa sebagai subjek didik
dalam lembaga pendidikan yang lebih tinggi tentunya mempunyai peranan
Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keaktifan
mahasiswa dalam menggunakan sumber belajar.
Proses belajar mengajar dapat terjadi di mana saja, di
masyarakat, di sekolah, atau di organisasi. Proses belajar memang secara
khusus dibahas melalui teknologi instruksional (pembelajaran). Sebagai
unit terkacil dalam dunia pendidikan, proses belajar dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik yang mendukung atau yang menghambat. Teknologi
pendidikan tidak hanya diterapkan untuk belajar formal di sekolah, tetapi
dapat diterapkan untuk menyelenggarakan kegiatan belajar di masyarakat,
atau bidang pendidikan luar sekolah. Pembelajaran adalah upaya
menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat
dipermudah pencapaiannya.
Pembaharuan teori belajar melalui pergeseran-pergeseran yang
terjadi karena adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi
merupakan dua hal yang sejalan dan saling memperkuat. Teknologi
komputer telah menawarkan peluang-peluang baru dalam proses belajar
dan mengajar, baik di ruang kelas, belajar jarak jauh, maupun belajar
mandiri. Komputer dapat secara efektif digunakan untuk mengembangkan
higher-order thingking skiils yang terdiri dari kemampuan mendefinisikan
masalah, menilai suatu informasi, memecahkan masalah dan menarik
kesimpulan yang relevan (Tam M., 2000 : 2). Perangkat teknologi lainnya
lingkungan belajar yang lebih produktif adalah vidio discs, multimedia,
e-mail, dan internet.
Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia
di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam
komputer tersebut. Sementara itu, internet menyediakan sumber belajar
dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, peranti lunak.
Seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula
dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi yang demikian pesat, membuka peluang yang lebih besar
bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan informasi,
sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya sendiri.
Pemanfaatan internet di dunia ini berkembang sangat cepat
karena beberapa hal, antara lain: menggunakan internet adalah suatu
kebutuhan untuk mendukung pekerjaan atau tugas sehari-hari; tersedianya
fasilitas jaringan (internet infrastructure) dan koneksi internet (internet
connection); tersedianya peranti lunak pembelajaran (management course
tools); keterampilan jumlah orang yang mengoperasikan atau
menggunakan internet dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan
program yang menggunakan internet tersebut (Soekarwati, 2002 : 2).
Menurut Schenck, belajar akan terjadi lebih optimal bila
dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan
informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu, untuk
perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara cermat
memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar terjadi pada
setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer diharapkan mampu
menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan beragam opsi yang
mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi kognitifnya secara
oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media pembelajaran yang tidak tepat,
hampir pasti tidak akan menghasilkan sebuah lingkungan belajar yang
produktif, yang menjamin terjadinya batter learning.
Judul tersebut menarik untuk diteliti dan dikaji karena dari
beberapa mahasiswa di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga menggunakan fasilitas Internet untuk mengakses berbagai
Informasi. Dan sebagai bahan untuk mencari referensi untuk pembuatan
makalah maupun penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “INTENSITAS PENGGUNAAN
INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGARUHNYA
TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA PAI STAIN
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami masalah yang
berkaitan dengan intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar
terhadap prestasi akademik mahasiswa, maka penulis merumuskan
masalah yang akan diteliti, sebagai berikut:
1. Bagaimana intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar
pada mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007?
2. Bagaimana prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga
angkatan 2007?
3. Apakah terdapat pengaruh penggunaan internet sebagai sumber
belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa PAI STAIN
Salatiga angkatan 2007?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini diarahkan pada usaha-usaha untuk mengetahui:
1. Intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar mahasiswa
PAI STAIN Salaitga angkatan 2007,
2. Prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan 2007,
3. Adanya hubungan yang positif antara penggunaan internet sebagai
sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa PAI STAIN
D. Hipotesis Penelitian
Sebagai arahan dalam penelitiaan ini, perlu adanya hipotesis agar
data yang dikumpulkan relevan. Secara definitif, Sutrisno Hadi
memberikan batasan sebagai berikut: “hipotesa adalah dugaan yang
mungkin benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu
dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkanya” (Sutrisno Hadi, 1983 :
63). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh positif
antara intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar terhadap
prestasi akademik mahasiswa. Artinya “semakin tinggi intensitas
penggunaan internet sebagai sumber belajar, maka semakin tinggi pula
prestasi yang dicapai”.
E. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi
berbagai pihak, antara lain:
1. Memberi gambaran nyata tentang intensitas penggunaan internet
sebagai sumber belajar mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan
2007.
2. Memberi gambaran nyata tentang prestasi akademik mahasiswa
3. Bagi peneliti, sebagai dorongan untuk lebih meningkatkan
penguasaan teknologi informasi sehingga dapat memperbaiki
kemampuan dalam mengajar.
4. Bagi para mahasiswa, dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pendorong mahasiswa menjadi lebih kritis dalam
memanfaatkan internet sebagai sumber belajar.
F. Definisi Operasional
1. Internet Sebagai Sumber Belajar
Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia
di komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia
dalam komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber
belajar dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti
lunak seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula
dilakukannya proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi
dan telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang
lebih besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan
dan informasi sehingga memungkinkannya membangun
pengetahuannya sendiri.
Menurut Schenck belajar akan terjadi lebih optimal bila
dilakukan aligment antara teknologi yang digunakan dan pemprosesan
informasi di otak (Schenck, www.ciconline.org). Oleh karena itu,
optima, perancang pembelajaran bantuan teknologi haruslah secara
cermat memperhitungkan lebih dahulu bagaimana proses belajar
terjadi pada setiap individu. Pembelajaran berbantu komputer
diharapkan mampu menciptakan lingkungan belajar yang menyediakan
beragam opsi yang mampu menstimulasi untuk menggunakan potensi
kognitifnya secara oktimal. Pemanfaatan teknologi atau media
pembelajaran yang tidak tepat hampir pasti tidak akan menghasilkan
sebuah lingkungan belajar yang produktif yang menjamin terjadinya
batter learning.
Dengan demikian, penggunaan internet sebagai sumber belajar
dapat dipandang sebagai respons mahasiswa yang menekankan pada
kemandirian mahasiswa dalam proses belajar. Indikator intensitas
penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai variabel X
adalah:frekuensi penggunaan, lama penggunaan, materi yang dikaji
(akademik / non akademik).
Untuk dapat memaksimalkan dalam penggunaan internet sebagai
sumber belajar, maka diperlukan peran serta guru (dosen) yang aktif
dalam motivasi dan menumbuhkan semangat belajar mahasiswa,
karena dengan adanya motivasi yang baik dari diri mahasiswa dapat
dijadikan pendorong terhadap aktivitas belajar dan kemampun daya
serap mahasiswa sehingga dapat meningkatkan prestasi akademik
2. Teori Belajar
Belajar merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
Karena tanpa belajar manusia tidak mendapat pengetahuan yang
dibutuhkannya. Dalam proses belajar mengajar guru segagai pendidik
harus senantiasa menggunakan pendekatan mengajar yang
memungkinkan siswanya menggunakan strategi belajar yang
berorientasi pada pemahaman terhadap isi materi pelajaran yang
dipelajari. Proses belajar mengajar ini tidak lain tujuannya adalah agar
tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang dicita-citakan.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya
Educational Psychology : The Teaching-Learning Process,
berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and
Memory berpendapat Learning is a change in organism due to
experience which can affect the organisms behavior. Artinya, belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam organisme (manusia atau
hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi
tingkah laku organisme tersebut.
Witting dalam bukunya, Psychology of Learning mendefinisikan
belajar sebagai: any relatively permanent change in an organisms
ialah perubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala
macam / keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai
pengalaman (Muhibbin Syah, 2004 : 90).
Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga
rumpun besar psikologi yaitu: teori disiplin mental, teori
behaviorisme, teori cognitive-gestalt-field.
a) Teori Disiplin Mental
Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu
memiliki sejumlah daya-da, yaitu: daya mengenal, mengingat,
menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat.
Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk
ulangan-ulangan. Teori lain disiplin mental adalah herbartisme.
Seorang psikologi jerman menyebut teori herbart sebagai teori
Vostellungen. Vostellungen dapat diterjemahkan sebagai
tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam kesadaran
“vorstellungen may be translate to mean presentation, mental
states, or ideas. According to herbartian pschologist, mental states
constitute a nonspatial, mental reality that is experienced fisthand
and stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques
Rousseau anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam,
melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau
mengusahakan tanggapan sebanyak-banyaknya dan
sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
b) Teori Behaviorisme
Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak lain dari satu
hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons.
Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon
sebanyak-banyaknya. Program pengajaran dari sekinner adalah programmed
instruction, dengan menggunakan media buku atau mesin
pengajaran.
c) Teori Cognitive-Gestalt-Field
Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam
belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan
mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan
dari sesuatu.
2. Prestasi Akademik Mahasiswa
Prestasi belajar sangat diutamakan dalam dunia pendidikan.
Mahasiswa sebagai subjek didik dalam lembaga pendidikan yang lebih
tinggi tentunya mempunyai peranan sangat penting untuk
mencerdaskan generasi penerus yang lebih baik. Prestasi dapat
diartikan sebagai hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar
proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Oleh
sebab itu, prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses
sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses pembelajaran.
Prestasi adalah merupakan hasil yang dicapai dari apa yang telah
dilakukan atau dikerjakan (W.J.S Purwadarmito, 2006 :193). Belajar
adalah suatu proses dari diri seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Oemar
Hamalik, 2001 : 28). Oleh sebab itu, prestasi belajar merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan
belajar merupakan proses sedangkan prestasi merupakan hasil dari
proses pembelajaran. Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya penggunaan sumber belajar.
Adapun prestasi akademik mahasiswa dapat dipilih dengan skala
sebagai berikut:
a. Skala 85-100 dengan angka 4.0 nilai A
b. Skala 70-84 dengan angka 3.0-3.9 nilai B
c. Skala 63-69 dengan angka 2.3-2.9 nilai C
d. Skala 45-62 dengan angka 1.0-2.2 nilai D
e. Skala 0-44 dengan angka 0.0 nilai E (STAIN Salatiga Press,
Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau
kondisi jasmani dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa, yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar materi-materi
pelajaran (Muhibbin Syah, 2004 : 132).
Oleh karenanya prestasi mempunyai hubungan dan memiliki
keterkaitan terhadap beberapa aspek dan faktor di atas. Maka
penggunaan internet sebagai sumber belajar sebagai salah satu faktor
pendekatan belajar diharapkan dapat menunjang keberhasilan
pendidikan sesuai dengan tujuan yang diterapkan.
Dalam hal ini, yang penulis maksud dengan prestasi akademik
adalah nilai yang dicapai oleh siswa (mahasiswa) dalam belajar yang
ditandai dengan adanya kemampuan yang berupa pengetahuan,
pemahaman, analisas, sintesis, evaluasi, dan aplikasi (Sardiman, 2007 :
23). Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa dari prestasi
mahasiswa sebagai variabel Y adalah:nilai HSS mahasiswa (IP
Dengan demikian dapat dipahami bahwa baik atau tidaknya
prestasi mahasiswa sangat dipengaruhi oleh penerapan dari metode
yang dipergunakan oleh dosen di kampus serta penggunaan sumber
belajar mahasiswa. Selain itu penggunaan metode atau sumber belajar
yang baik akan menghasilkan prestasi yang baik pula. Sehingga
menimbulkan minat atau motivasi belajar yang baik dari diri
mahasiswa, kemudian dengan adanya motivasi yang baik maka akan
melahirkan aktivitas yang baik dan aktivitas belajar yang baik akan
menghasilkan prestasi yang baik.
Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:
KORELASI
RESPONDEN
Keterangan:
Intensitas Penggunaan
Internet Sebagai Sumber
Belajar
1. Frekuensi penggunaan
2. Lama penggunaan 3. Materi yang dikaji
a. Akademik b. Non Akademik
Prestasi Akademik
Mahasiswa
I P Komolatif
semester yang sudah
ditempuh (nilai yang
: Korelasi/ saling berhubungan
: Pengambilan data penelitian
Dari bagan diatas dapat dipahami bahwa ada hubungan antara
variabel intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar
(variabel X) dengan variabel prestasi akademik mahasiswa (variabel
Y). Dimana variabel X dapat mempengaruhi variabel Y, dan
sebaliknya variabel Y dipengaruhi oleh variabel X. Intensitas
penggunaan internet sebagai sumber belajar siswa akan mempengaruhi
prestasi akademik mahasiswa PAI. Untuk mengetahui adanya
hubungan dan adanya pengaruh antara variabel X dan variabel Y,
maka dilakukan penelitian terhadap responden. Dalam hal ini yang
menjadi responden adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan
2007.
G. Metode Penelitian
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Adapun tempat atau lokasi yang akan penulis teliti adalah di
STAIN Salatiga. Lokasi ini sengaja dipilih dengan alasan bahwa lokasi
ini ditemukan adanya permasalahan yaitu berupa penggunaan internet
sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik pada mahasiswa
PAI STAIN Salatiga angkatan 2007, serta penulis berkeyakinan di
diperlukan untuk keperluan penelitian ini. Penelitian ini diagendakan
akan memakan waktu 2 (dua) bulan yang yerbagi menjadi beberapa
teknis, dari proses pengumpulan data hingga proses pengumpulan
laporan.
2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok besar dan wilayah yang menjadi
lingkup penelitian dan sampel adalah kelompok kecil yang secara
nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari padanya (Nana Syaodih
Sukmadinata, 2007 : 250). Adapun yang menjadi populasi dalam
dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAI STAIN Salatiga angkatan
2007 yang berjumlah 219 mahasiswa, sedangkan dalam penelitian
jumlah sampel penulis berpedoman pada pendapat suharsimi arikunto
bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan
populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar, dapat di ambil
antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih, tergantung
setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana),
sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang
TABEL I
JUMLAH POPULASI DAN SAMPEL TERHADAP MAHASISWA
PAI ANGKATAN 2007
Populasi Sampel Kls
Laki-laki
Perempuan Jumlah %
Laki-laki
Perempuan Jumlah
A 16 19 35 10 2 2 4
B 16 18 34 10 2 2 4
C 10 24 34 10 1 2 3
D 12 22 34 10 1 2 3
E 21 13 34 10 2 1 3
TA 8 15 23 10 1 1 2
T B 10 15 25 10 1 2 3
93 126 219 10 12 22
Berdaraskan data di atas, maka penulis menetapkan sebagai subjek
penelitian yaitu 10% dari 219 mahasiswa dengan hitungan 10/100 x 219 =
21,9 mahasiswa dibulatkan menjadi 22 mahasiswa. Jadi, jumlah sampel
tersebut dilakukan dengan prinsip random yaitu mencampur
subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua dianggap sama dan semua
subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.
3. Metode Pengumpulan Data
a. Angket
Angket atau questionnaire adalah daftar pernyataan yang
didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat
juga dijawab dibawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan
berdasarkan sampel (S. Nasution, 1996 : 128). Angket pada umumya
meminta keterangan tentang fakta yang diketahui oleh responden
atau juga mengenai pendapat atau sikap. Metode ini digunakan untuk
mengolah data tentang intensitas menggunakan internet sebagai
sumber belajar.
b. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal kata dokumen, yang artinya
barang-barang tertulis (Suharsimi Arikunto, 2002 : 158). Metode ini
digunakan untuk menyelidiki hal-hal yang ditunjukkan kepada
penguraian dan penjelasan apa yang telah didapat mahasiswa selama
mengikuti perkuliahan (prestasi akademik) diambil dari HSS.
c. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan yang dimaksudkan untuk memperkuat
kebenaran hasil penelitian yang dilaksanakan, dengan cara mencari
Untuk menunjang dan memperkuat hasil penelitian, maka digunakan
rujukan seperti buku-buku, serta bahan-bahan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
4. Analisis Data
Untuk menganalisis data, penulis mengunakan analisis
deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan
dan kemudian dianalisis, dengan teknik prosentase untuk mengetahui
gejala yang muncul.
a. Analisis Awal
Pada tahap ini digunakan perhitungan awal dari data yang
dipisahkan melalui prosentase dan analisis tiap-tiap item.
Rumus:
% 100 × =
N F P
Keterangan :
P = Prosentase.
F = Frekuensi.
N =Jumlah total sampel.
b. Analisis Lanjutan
Dalam penentuan subjek penelitian, peneliti membagi
menjadi dua yaitu: pertama, efektivitas penggunaan internet
Untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan internet
sebagai sumber belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa,
maka penulis menggunakan analisis product moment (suharsimi
Arokunto, Edisi Revisi VI. 275 : 2007).
Rumus:
N. ∑XY – (∑X) (∑Y)
√
{(
N.∑X² – (∑X)²)(
N.∑Y² – (∑Y)²)}
Keterangan :
r
xy = Koefesien korelasi antara x dan y.X = Variabel Intensitas penggunaan Internet sebagai Sumber
Belajar
Y = Variabel prestasi Akademik
N = Jumlah responden.
X² = Hasil kuadrat variabel x.
Y² = Hasil kuadrat variabel y.
XY = Produk x-y.
∑ = Jumlah
H. Sistematika Penulisan
sistematika disini dimaksudkan sebagai gambaran umum akan dibahas dalam
skripsi ini yang terdiri dari 5 bab dengan rincian sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Dari pendahuluan ini terdiri dari delapan sub pokok bahasan, yaitu
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
Bab II. Kajian pustaka
Dalam kajian pustaka mengkaji tentang internet sebagai sumber
belajar, teori belajar, prestasi belajar mahasiswa dan hubungan antara
intensitas penggunaan internet sebagai sumber balajar dengan prestasi
akademik mahasiswa.
Bab III. Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis melaporkan hasil penelitian yang meliputi lokasi,
gambaran umum, jurusan dan program, subjek penelitian atau
mahasiswa, serta fasilitas internet di kampus STAIN Salatiga serta
penyajian data meliputi daftar responden, hasil jawaban angket dan
Bab IV. Analisis Data
Pada bab ini penulis melakukan analisis terhadap data dengan
menggunakan analisis pendahuluan bertujuan untuk mengetahui nilai
intensitas penggunaan internet sebagai sumber belajar. selanjutnya
analisis uji hipotesis dengan menggunakan teknik korelasi product
moment.
Bab V. Penutup
Sebagai akhir dari penelitian, maka dalam bab ini mencantumkan
23 A. Internet Sebagai Sumber Belajar
1. Pengertian Internet
Internet pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di
komputer yang bisa diakses karena adanya jaringan yang tersedia dalam
komputer tersebut. Sementara itu internet menyediakan sumber belajar
dalam berbagai bentuk; teks, gambar, vidio, suara, dan peranti lunak
seluruhnya dapat di download sehingga memungkinkan pula dilakukannya
proses belajar jarak jauh. Kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi yang demikian pesat telah membuka peluang yang lebih
besar bagi pembelajar untuk mengeksplorasi berbagai data dan dan
informasi sehingga memungkinkannya membangun pengetahuannya
sendiri.
Internet, singkatan dari interconection and networking, adalah
jaringan informasi global, yaitu,“the largest global network of computers,
that enables people throughout the world to connect with each other.
Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT
(Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.
Internet adalah kependekan dari inter-network. Secara harfiah
mengandung pengertian sebagai jaringan komputer yang menghubungkan
beberapa rangkaian (www.wikipedia.com). Jaringan internet juga
komputer di seluruh dunia sehingga berbagai jenis dan bentuk informasi
dapat dikomunikasikan antar belahan dunia secara instan dan global
(www.jurnal-kopertis) .
Selain kedua pengertian di atas, internet juga disebut sebagai
sekumpulan jaringan komputer yang menghubungkan situs akademik,
pemerintahan, komersial, organisasi, maupun perorangan. Internet
menyediakan akses untuk layanan telekomunikasi dari sumber daya
informasi untuk jutaan pemakainya yang tersebar di seluruh dunia.
Layanan internet meliputi komunikasi langsung (e-mail, chat), diskusi
(usenet news, milis, bulletin board), sumber daya informasi yang
terdistribusi (World Wide Web, Ghoper), remote login dan lalu lintas file
(Telnet, FTP), serta berbagai layanan lainnya (www.andhika.com) .
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang
dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti Commerce,
e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang
berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning
adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam
bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat
sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk
2. Internet dalam Kegiatan Belajar
Fred S Keller, teknolog pendidikan era tahun 1960-an mengkritik
penerapan metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang
menarik perharian peserta didik. Menurut dia, peserta didik harus diberi
akses yang lebih luas dalam menentukan apa yang ingin mereka
pelajari sesuai minat, kebutuhan, dan kemampuannya. Dikatakannya pula
bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di
kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan
berbagai sumber belajar (www.kompas.com) .
Kekayaan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih
mencapai harapan dan bahkan imajinasi para penemu sistemnya. Melalui
internet dapat diakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual
dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di
Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam
bentuk Digital Library. Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan
internet dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar
menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga dilakukan
melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak tugas akhir dan thesis
atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak
untuk menyelesaikannya (www.jurnal-kopertis 4.org).
Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling
diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal,
dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus
mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas
kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan
biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet
cenderung lebih up to date.
Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan
profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan,
(b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan
pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara
langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi
dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di samping itu para
pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan
mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online
dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk
mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya.
Agar dapat dipergunakan untuk mengakses internet, diperlukan
juga perangkat lunak sesuai dengan keperluan . Tapi kedua itu mempunyai
kerugian tersendiri, kalau telepon selular, kerugiannya adalah:
menghabiskan pulsa , dan membuat baterai lemah. Dan kalau di laptop
atau komputer, kerugiannya : membayar tagihannya mahal, karena terlalu
Menurut penulis internet mempunyai banyak manfaat, yaitu :
a. Menambah ilmu pengetahuan yang luas
b. Melatih untuk belajar teknologi
c. Untuk mendapatkan teman dari seluruh pelosok dunia
d. Bisa mengetahui kejadian aneh yang terjadi di seluruh dunia
e. Bisa melihat video dan gambar kejadihan aneh yang terjadi di
pelosok dunia.
Adapun kelemahan penggunaan internet, di antaranya :
a. Terdapat gambar atau video porno
b. Instalnya lama, jadi kita membayarnya mahal
c. Kalau kita ketagihan internet, prestasi kita akan menurun
d. Banyak layanan yang menipu
Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk
belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan
memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan
kemampuan dalam bidang penelitian (www.pendidikan.net).
Ada beberapa manfaat internet bagi pendidikan di Indonesia, yaitu:
akses ke perpustakaan, akses ke pakar, perkuliahan online, layanan
informasi akademik, menyediakan fasilitas mesin pencari data,
menyediakan fasilitas diskusi, dan fasilitas kerjasama
Oleh karena itu, Soekartawi menyatakan bahwa internet pada
dasarnya memberikan manfaat antara lain Soekowati
(http://www.wordpress.com).
1) Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular
atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
2) Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar
yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya
bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
3) Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di
mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di
komputer.
4) Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara
lebih mudah.
5) Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet
yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6) Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif;
7) Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari
perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa
kelebihan sebagai berikut:
a) Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru
tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak
memerlukan ruang kelas.
b) Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap
muka biasa.
c) Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan masing-masing.
d) Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing
pembelajar/siswa.
e) Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
f) Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik
pembe lajar/siswa; dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang
tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses
pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan
siswa secara on-line.
3. Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan
kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu
optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak
interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk
belajar dan mempercepat pemahaman dan penguasaan bidang ilmu yang
dipelajarinya.
Menurut Association for Educational Communications and
Technology sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang
dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk
gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber
pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
a. Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning
resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah
dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk
memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; dan
b. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources
by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus
didisain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah
satunya adalah media massa.
Media massa adalah suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melewati media
cetak atau elektronik, sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaat. Pengertian "dapat" di sini menekankan pada
media massa pada saat tertentu tidaklah esensial. Yang penting ialah "The
communicator is a social organization capable or reproducing the
message and sending it simultaneously to large number of people who are
spartially separated”. Adapun bentuk media massa, secara garis besar, ada
dua jenis, yaitu : media cetak (surat kabar dan majalah, termasuk
buku-buku) dan media elektronik (televisi dan radio, termasuk internet)
(http://artikel.us/mangkoes6-04-2.html)
Sejalan dengan perkembangan internet, telah banyak aktivitas yang
dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet, seperti Commerce,
e-Banking, e-Government, e-Learning dan lainnya. Salah satu aktivitas yang
berkaitan dengan proses pembelajaran adalah e-Learning. E-Learning
adalah wujud penerapan teknologi informasi di bidang pendidikan dalam
bentuk sekolah maya. E-Learning merupakan usaha untuk membuat
sebuah transformasi proses belajar mengajar di sekolah dalam bentuk
digital yang dijembatani oleh teknologi internet.
Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi
dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata
kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar,
akan membantu mempermudah dan mempercepat penyelesaian
tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tugas-tugas akhir.
Oleh karena itu, dosen sebagai motivator dan dinamisator dalam
agar mahasiswa dapat secara aktif menemukan ilmu pengetahuan baru
melalui pemanfaatan teknologi internet.
B. Teori Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan sikap dan tingkah laku setelah
terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa guru,
buku, sesama teman, televisi, radio, audio visual, dan lingkungan. Proses
belajar akan baik apabila ada tiga faktor utama yaitu guru, siswa dan bahan
pelajaran. Belajar adalah suatu proses pembentukan atau perubahan
tingkah laku yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan,
keterampilan, kebiasaan, sikap yang semuanya diperoleh dapat disimpan
dan dilaksanakan (Afifudin, 1986 : 109). Dari pernyataan di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai dari
suatu proses pembentukan atau perubahan tingkah laku yang mengarah
kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan, keterampilan, kebiasaan dan
sikap yang semuanya diperoleh disimpan dan dilaksanakan.
Adapun definisi belajar menurut para tokoh diantaranya yaitu:(Cholijah
Hasan, 1994 : 85-86).
a. Menurut Gagne (1977), berpendapat bahwa: “Belajar terjadi apabila
suatu situasi bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa
sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah
b. Menurut Hilgard dan Bower, dalam bukunya Teories of learning
(1975)” mengemukakan belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon
pembawaan, kelelahan, pengaruh obat, kematangan, dan keadaan
seseorang.
c. Morgan, dalam bukunya Intruction Psychology mengemukakan
belajar adalah setiap perubahan di dalam kepribadiannya yang relatif
menetapkan dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari
latihan atau pengalaman.
d. Witherington, dalam buku “Educational Psychology” mengemukakan:
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Dari uraian definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah:
1) Proses tingkah laku mengarah kepada yang lebih baik dari pada
sebelumnya.
2) Belajar ini terjadi melalui proses latihan dan pengalaman.
3) Tingkah laku mengalami perubahan dalam aspek kepribadian baik
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Az-Zumar ayat 9:
ö
≅
è
%
ö
≅
y
δ
“
È
θ
tG
ó
¡o
„
t
⎦⎪
Ï%©!
$#
t
βθ
ç
Η
s
>
ô
èt
ƒ
t
⎦⎪
Ï%©!
$#u
ρ
Ÿ
ω
t
βθ
ß
ϑ
n
=
ô
èt
ƒ
3
$y
ϑ
¯
Ρ
Î
)
ã
©
.
x‹tGt
ƒ
(#
θ
ä
9
'
ρ
é
&
É
=
≈
t7
ø
9
F
{
$#
∩®∪
Katakanlah:apakah sama antara orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (Az-zumar ayat 9) ( Al-Qur’an dan terjemah, 1999 :
747).
Maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
permanen kearah yang lebih baik sebagai akibat latihan serta interaksi yang
di alaminya.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11
Ì
χ
Î
)
©!$#
Ÿ
ω
ç
Éi
tó
ã
ƒ
$t
Β
B
Θ
ö
θ
s
)
Î
/
4
©
®
Lym
(#
ρ
ç
Éi
tó
ã
ƒ
$t
Β
ö
Ν
Í
κ
Å
¦
à
Ρ
r'
Î
/
3
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri merekas
sendiri (Ar-Ra’d : 11).
Banyak sekali teori belajar, secara garis besar dikenal ada tiga
rumpun besar psikologi yaitu: teori disiplin mental, teori behaviorisme,
teori cognitive-gestalt-field (Nana Syaodih Sukmadinata, 2004 : 167-171).
a) Teori Disiplin Mental
Menurut psikologi daya atau faculty psychology, individu
menganggap, mengkhayal, berfikir, merasakan, berbuat. Daya-daya itu
dapat dikembangkan melalui latihan dalam bentuk ulangan-ulangan.
Teori lain disiplin mental adalah herbartisme. Seorang psikolog Jerman
menyebut teori Herbart sebagai teori Vostellungen. Vostellungen dapat
diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang tersimpan dalam
kesadaran vorstellungen may be translate to mean presentation, mental
states, or ideas. According to herbartian psychologist, mental states
constitute a nonspatial, mental reality that is experienced firsthand and
stored in the subconscious mind”. Menurut Jean Jacques Rousseau anak
memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak
harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan
potensi-potensi tersebut. Belajar adalah mengusahakan tanggapan
sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
b) Teori Behaviorisme
Teori ini disebut behavior karena sangat menekankan prilaku
atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori ini bersifat molekular
karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti
halnya molekul-molekul. Menurut teori ini tingkah laku manusia tidak
lain dari satu hubungan antara perangsang jawaban atau stimulus respons.
Belajar adalah pembentukan hubungan stimulus respon
sebanyak-banyaknya. Belajar merupakan suatu upaya untuk mengkondisikan
pembentukan suatu prilaku atau respons terhadap sesuatu. Skinner
atas. Program pengajaran dari Skinner adalah programmed instruction,
dengan menggunakan media buku atau mesin pengajaran.
Pengembangan lebih lanjut dari pengajaran berprogram dari Skinner ini
adalah Computer Assisted Instruction (CAI) atau pengajaran dengan
menggunakan computer.
c) Teori Cognitive-Gestalt-Field
Teori ini menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan
stimulus-respons. Prilaku juga penting sebagai indikator, tetapi lebih
penting adalah berfikir. Dalam kaitannya berfikir ini, bahwa pada
manusia terbentuk struktur mental atau organisasi mental. Pengetahuan
terbentuk melalui proses pengorganisasian pengetahuan baru tersebut
diinterpretasikan oleh struktur yang ada tersebut. Menurut Gestalt belajar
harus dimulai dari keseluruhan, baru kemudian kepada-kepada
bagian-bagian. Belajar Gestalt menekankan pemahaman atau instight. Dalam
belajar siswa harus memahami makna hubungan antara satu bagian
dengan bagian yang lainnya. Belajar adalah mencari dan mendapatkan
pragnanz, menemukan keteraturan, keharmonisan dari sesuatu.
Untuk menentukan pragnanz diperlukan adanya pemahaman atau
insight. Ada enam ciri dari belajar pemahaman ini menurut Ernets
Hilgard, yaitu: pemahaman dipengaruhi oleh pengetahuan dasar,
pemahaman dipengaruhi oleh pengalaman belajar yang lalu,
oleh usaha coba-coba, belajar dengan pemahaman dapat diulangi, suatu
pemahaman dapat diaplikasikan bagi pemahaman situasi lain.
Belajar merupakan proses psikologis yang terjadi dalam diri
seseorang yang sukar untuk diketahui, maka timbul berbagai teori
tentang belajar.
Terdapat beberapa teori tentang belajar, diantaranya:
(a). Teori belajar berdasarkan Faculy Psychologi (ilmu jiwa), (Oemar
Hamalik, 1990 : 21).
Menurut ilmu jiwa, manusia memiliki daya, seperti daya
berfikir, mengingat, perasa, mengenal, keinginan, fantasi dan
sebagainya. Daya-daya dapat berkembang dan berfungsi apabila
dilatih dengan bahan dan disertai dengan cara-cara tertentu. Jika
melihat dari teori ilmu jiwa daya, maka belajar dapat diartikan
usaha melatih daya-daya itu agar berkembang sehingga kita dapat
berfikir, mengingat, dan sebagainya dengan cara menghafal dan
memecahkan soal-soal.
(b). Teori Association Psychologi (teori asosiasi), (Oemar Hamalik,
1990 : 23).
Yang dimaksud teori asosiasi ini adalah bahwa keseluruhan
merupakan jumlah dari bagian-bagian atau unsur-unsurnya.
Asosiasi biasanya terbentuk berkat adanya hubungan antara
perangsang-perangsang dan reaksi-reaksi yang disebut hubungan
hubungan stimulus response dan melatih
hubungan-hubungan itu agar bertalian erat.
(c). Teori Gestalt (Keseluruhan), (Ngalim Purwanto, 1988 : 105).
Teori ini sering juga disebut field theory, belajar menurut
Gestalt bukan hanya sekedar merupakan proses asosiasi antara
stimulus response yang makin lama makin kuat karena adanya
latihan-latihan atau ulangan-ulangan. Menurut Gestalt belajar
terjadi jika ada pengertian (insight). Insight muncul apabila
seseorang setelah beberapa saat mencoba memahami suatu masalah,
tiba-tiba muncul kejelasan. Sehingga akan terlihat bahwa terdapat
hubungan antara unsur satu dengan unsur yang lain. Kemudian
dipahami sangkut pautnya sehingga dimengerti maknanya.
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Guru dalam melaksanakan tugas mengajar harus memahami dalam
hal melaksanakan prinsip-prinsip mengajar, begitu juga dengan siswa juga
harus melaksanakan prinsip-prinsip belajar, karena tanpa prinsip manusia
akan tidak berhasil. Di antara prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntunnya dalam
belajar untuk mencapai harapan-harapannya.
b. Belajar memerlukan bimbingan dari guru, yaitu guru pelajaran itu
sendiri.
c. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari dan
d. Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah
dipelajari dapat dikuasainya.
e. Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara
dinamis antara murid dengan lingkungannya.
f. Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
mencapai tujuan.
g. Belajar dapat dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan
dalam bidang praktik sehari-hari (Abu Ahmadi, 1991 : 16).
Sedangkan Slameto mengemukakan prinsip-prinsip belajar, sebagai
berikut:
a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif
meningkatkan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan
instruksional.
b. Belajar bersifat keseluruhan dan materi tertentu harus memiliki
struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap
pengertiannya.
c. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang
kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
d. Belajar itu proses countinue, maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
e. Belajar merupakan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
g. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai
dengan tujuan instruksional yang harus dicapai.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Lebih lanjut Slameto mengemukakan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern (Slameto, 1991 : 54-72).
a. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang
belajar. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
1) Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh;
2) Faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, serta kesiapan.
b. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar diri individu yang
sedang belajar. Faktor ekstern dibagi menjadi tiga faktor, yaitu:
1) Faktor keluarga, meliputi; cara orang tua mendidik, relasi
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan;
2) Faktor sekolah, meliputi; metode mengajar, kurikulum, relasi
guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
3) Faktor masyarakat, meliputi; kegiatan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul, serta bentuk kehidupan masyarakat.
Muh User Usman dan Lilies Setiyawati (1993 : 54) menguraikan
beberapa faktor yang mempengaruhi belajar diantaranya:
a. Faktor Jasmaniah (fisiologi) yang termasuk faktor ini adalah: seperti
mengalami sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna.
Sehingga menyebabkan kelainan pada tingkah laku.
b. Faktor Psikologis, beberapa faktor psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar diantaranya, adalah :
1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensi yaitu kecerdasan
dan bakat serta faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang
dimiliki.
2) Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seprti
kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, emosi dan penguasaan diri.
Menurut Sumadi menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar diantaranya (Sardiman Suryabrata, 1990 : 253).
1. Ada sifat igin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2. Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju.
3. Ada keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
4. Adanya keiginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan kooperasi maupun dengan kompetisi.
5. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman dalam belajar.
6. Adanya hukuman atau ganjaran dari akhir belajar.
c. Faktor kematangan fisik maupun psikis
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan
seseorang dimana alat-alat tumbuhnya sudah siap untuk melaksanakan
kecakapan- kecakapan baru (Sardiman Suryabrata, 1990 : 10).
Sedangkan menurut Slameto, faktor eksternal belajar yang
merupakan faktor dari luar dapat dikelompokkan menjadi :
(a) Faktor yang berasal dari keluarga, meliputi: Cara mendidik
keluarga, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan.
(b)Faktor yang berasal dari sekolah, yang perlu diperhatikan dalam
lingkungan sekolah dalam upaya meningkatkan prestasi belajar
mahasiswa antara lain: Metode pengajaran, kurikulum, disiplin
kampus, keadaan gedung , interaksi dosen dengan mahasiswa,
alat pelajaran.
(c) Faktor yang berasal dari masyarakat; selain keluarga dan sekolah,
mempengaruhi belajar. Pengaruh tersebut terjadi karena
mahasiswa berada dalam sebuah lingkungan masyarakat. Hal-hal
yang mempengaruhi belajar mahasiswa antara lain: Kegiatan
mahasiswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul,
bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1991 : 62-74).
Dari pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa pada
hakikatnya tidak jauh berbeda, baik itu dibagi menjadi dua bagian maupun
tiga bagian. Abu Ahmadi dan Widodo serta Slameto hanya menekankan
pada segi yang berkaitan dengan diri mahasiswa, semantara Muhibbin
Syah lebih menekankan pada aspek interaksi belajar mengajar. Dengan
demikian, faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar
siswa (mahasiswa) meliputi:
1) Faktor Internal
a. Aspek Fisiologis / Biologis: Kematangan, Kesehatan.
Aspek fisiologi / biologis merupakan aspek yang
bersifat bawaan yaitu berasal dalam diri anak. Kematangan
seseorang akan sangat membantu dalam kelancaran proses
belajar, begitu juga dengan kesehatan, karena kondisi tubuh
yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta.
b. Aspek Psikologis; Intelegensi / kecerdasan, bakat, minat, dan
(1)Intelegensi / Kecerdasan; Perkembangan kecerdasan
ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu
anak dengan anak yang lainnya. Menurut Slameto tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang
mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Oleh karena
itu, intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi
merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak
dalam usaha belajar, karena otaklah yang menjalankan
proses-proses kagnitif sedangkan kecerdasan mendasari
proses-proses kognitif.
(2)Bakat; bakat adalah kemampuan tertentu yang telah
dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.
Ungkapan ini sesuai dengan pendapat (Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono,1998 : 78) bakat adalah potensi /
kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Seseorang akan
mudah mempelajari yang sesuai dengan bakatnya dan
tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat
ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. Jadi, bakat dapat
menentukan tinggi rendahnya prestasi individu.
(3)Minat; secara sederhana minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu (Muhibbin Syah, 2004 : 136). Menurut Sardiman,
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginannya sendiri
(Sardiman Suryabrata, 2007 : 76). Seorang siswa yang
mempunyai minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan
terlihat dari pemusatan perhatian yang intensif
memungkinkan siswa giat belajar, sehingga akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan.
(4)Motivasi; motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang
ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian
tujuan (Wasty Soemanto, 1998 : 212). Oleh sebab itu,
motivasi dalam belajar merupakan faktor yang sangat
penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong siswa melakukan belajar. Menurut Muhibbin,
motivasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu; motivasi
intrinsik dan motivasi ekstinsik.
2) Faktor Eksternal
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial; lingkungan sosial meliputi lingkungan
sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, teman
sekelas dan lingkungan sosial siswa yaitu keluarga, masyarakat,
tetangg