• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Konsentrasi Pektin dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Selai Nanas Lembaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengaruh Konsentrasi Pektin dan Lama Penyimpanan terhadap Mutu Selai Nanas Lembaran"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Nanas

Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah

didomestikasidisana sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol

membawa nanasini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, kemudian masuk ke

Indonesia padatahun 1599. Pada umumnya tanaman nanas toleran terhadap

kekeringan sertamemiliki kisaran curah hujan sekitar 1000-1500 mm/tahun

(Ashari, 1995).

Tanaman asal Amerika Tengah ini dapat hidup dengan baik di daerah

tropisdengan ketinggian 50-800 m di atas permukaan laut. Sebaiknya daerah

tersebut dekat pantai dengan kelembaban udara yang cukup. Meskipun demikian,

nanas merupakan tanaman yang tahan kering. Sel-sel tubuhnya mampu

menyimpan cadangan air. Kelebihan air juga membuat buah terasa kurang manis

(Nazaruddin dan Muchlisah, 1994).

Buah nanas (Ananas comusus Merr.) muda mempunyai warna kelabu atau

hijau muda, kelopak-kelopak kecil yang menutupi separuh dari mata dan berwarna

keputih-putihan sehingga buah tampak kelabu. Buah nanas yang baik dan siap

disantap segar adalah yang sudah tua tetapi tidak terlalu matang, keras (tidak

lunak bila ditekan sedikit dengan jari), bersih, kering, matanya telah tumbuh

penuh (menumpul dan melebar), serta aromanya harum. Buah nanas harus bebas

dari penyakit, pecah-pecah, memar dan luka akibat gesekan, serangan hama, atau

(2)

Buah nanas yang kulitnya menampakkan bercak cokelat gelap dan agak

basah biasanya daging buah di dalamnya sudah busuk. Hal ini disebabkan

mikroorganisme penyebab penyakit busuk buah atau busuk hitam seperti

Thielaviopsis paradosa, Penicillium uniculosum, atau Fusarium sp

(Sjaifullah, 1996).

Klasifikasi Tumbuhan Nanas

Sinonim : Bromelia comosa L, Ananas sativus (Lindley) Schulters f, Ananassa sativa Lindl, Bromeliad Sifat Terestrial (tumbuh di tanah dengan menggunakan akar)

Kingdom : Plantae (tumbuhan-tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta

Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Liliopsida (monokotil) Sub-kelas : Commelinidae

Ordo : Bromeliales Familia : Bromeliaceae Genus : Ananas

Spesies : Ananas comosus L. Merr

(Deptan, 2012).

Waktu panen dapat dilakukan pagi, siang, atau malam hari tergantung

jenis komoditi dan jauh dekatnya daerah pemasaran. Untuk buah yang akan

dipasarkan lokal panen dilakukan pada sore hari sehingga sortasi, penggolongan

mutu dan pemasaran dilakukan pada malam hari. Untuk jenis buah tertentu ada

saat melakukan pemanenan yang tepat. Untuk buah nanas apabila kulit buah telah

berwarna kekuningan 20-65%, kita dapat melakukan panen. Pada umur sekian

kandungan TPT sekitar 10,8-17,5%. Buah dipanen dengan menggunakan pisau

atau tangan. Daun pada bagian bawah dibuang dan tangkai disisakan sampai 6 cm

(Satuhu, 1994).

Akantetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena

(3)

matahari rata-rata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka

tahunan rata-rata 2000jam. Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas

adalah 23-32ºC, tetapi jugadapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10ºC

(Verheij dan Coronel, 1997).

Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk

pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yang cukup.

Pengairan/penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung

keadaan cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang

pembungaan dan pembuahan secara optimal. Tanah yang terlalu kering dapat

menyebabkan pertumbuhan nanas kerdil dan buahnya kecil-kecil. Apabila

tanaman kekurangan air maka tanaman akan mengalami kelayuan. Kelayuan ini

disebabkan oleh jumlah air yang diabsorpsi dari tanah tidak dapat mengganti

jumlah air yang hilang akibat transpirasi (Moenandir, 1988).

Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan,

tergantung dari jenis bibit yang digunakan. Ciri-ciri buah nanas yang siap

dipanen: mahkota buah terbuka, tangkai buah mengkerut, mata buah lebih

mendatar, besar dan bentuknya bulat, warna bagian dasar buah kuning, timbul

aroma nanas yang harum dan khas. Tata cara panen buah nanas adalah dengan

memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda siap panen. Pemanenan

dilakukan secara manual dengan tangan atau secara mekanis dengan

menggunakan tenaga manusia untuk memetik buah dibantu dengan conveyor

untuk mengangkut buah ke tepi areal lahan (Paull, 1997).

Nanas yang matang enak dimakan segar, rasanya manis, ada pula yang

(4)

asam oksalat yang tinggi. Buah matang dapat pula dibuat minuman jus atau

kalengan (canning). Daunnya dapat diolah menjadi serat (benang) yang bagus sebagai bahan pakaian. Di dalam buah nanas terdapat zat bromelin yang bersifat

sebagai pemecah protein (pelunak daging), tetapi daya proteolitiknya lebih rendah

daripada papain (Sunarjono, 1997).

Tabel 1. Kandungan gizi buah nanas segar (per 100 gram bahan)

No Kandungan gizi Jumlah

Selai yang ada di pasaran umumnya dalam bentuk selai oles. Hal ini

dianggap kurang praktis dalam penyajiannya sehingga perlu pengembangan

bentuk olahan lain sebagai contoh selai lembaran. Selai lembaran lebih praktis dan

lebih mudah dalam penyajiannya, sehingga menjadi alternatif utama produk

pangan yang dapat dikonsumsi bersama roti untuk sarapan pagi. Produk selai

lembaran yang baik adalah selai yang berbentuk lembaran sesuai permukaan roti,

tidak cair atau terlalu lembek, namun juga tidak terlalu kaku sehingga diperlukan

Bahan tambahan berupa hidrokolid sebagai penguat tekstur, salah satunya adalah

hidrokoloid turunan rumput laut merah yaitu agar-agar. Pemanfaatan agar-agar

(5)

lembaran yang disukai. Selain itu diharapkan produk ini mampu menjadi salah

satu alternative diversifikasi pengolahan pangan semi basah yang telah ada

(Ramadhan, 2011).

Buah-buahan yang dijadikan selai biasanya buah yang sudah masak, tapi

tidak terlalu matang dan mempunyai rasa sedikit

umum dijadikan selai misalnya

selai bisa dibuat dari

sebagian besar selai dibuat dari buah-buahan tropis seperti:

peanut

butter yang dibuat dari

at,2012).

Selai adalah makanan semi padat atau kental terbuat dari 45 bagian bubur

buah dan 35 bagian gula. Campuran dipekatkan dengan pemasakan pada api

sedang sampai kandungan gulanya menjadi 68%. Berbagai macam selai telah

dipasarkan, diantaranya ialah selai nanas, stroberi, srikaya, jeruk dan sebagainya.

Penggunaan selai ialah untuk pelengkap hidangan roti, campuran pada pembuatan

kue-kue, es krim dan sebagainya (Satuhu, 1994).

Untuk menghasilkan selai yang bermutu baik, buah yang akan diolah

menjadi selai harus benar-benar matang penuh. Buah seperti ini aromanya sangat

kuat, sehingga hasil olahannya mempunyai aroma yang kuat dan wangi pula.

Meskipun demikian penggunaan buah yang mengkal masih disarankan.

Pencampuran buah matang dengan buah yang mengkal dapat memperbaiki

konsistensi selai yang dihasilkan. Hal ini disebabkan buah yang mengkal banyak

(6)

Fungsinya ialah untuk menggumpalkan (mengentalkan), dengan semakin

cepatnya selai mengental maka jumlah rendemen meningkat (Satuhu, 1994).

Pada pembuatan selai secara komersial, pektin yang ditambahkan berupa

pektin murni berbentuk tepung yang terbuat dari apel atau jeruk. Banyaknya

pektin murni yang ditambahkan sebanyak 5-10 g/kg bubur buah. Selain pektin

dapat pula ditambahkan pati yang tahan terhadap asam tinggi. Untuk mengetahui

kandungan pektin pada buah-buahan dapat dilakukan dengan cara sederhana yaitu

dengan tes alkohol. Buah-buahan yang akan diuji diperas air buahnya. Selanjutnya

ditambahkan 3-4 sendok alkohol ke dalam 1 sendok sari buah. Jika pada

campuran banyak terdapat gumpalan kental maka kandungan pektin pada buah

tersebut tinggi. Sedangkan bila gumpalan yang terbentuk sedikit atau agak cair

berarti kandungan pektinnya sedikit (Satuhu, 1994).

Tabel 2. Syarat mutu selai lembaran SNI 3746-2008

No Kriteria uji Satuan Persyaratan Keterangan :*) Didalam kemasan kaleng

(7)

Bahan-Bahan Tambahan Dalam Pembuatan Selai Nanas Lembaran Pektin

Pektin adalah istilah untuk bahan-bahan pektin yang teresterifikasi

sebagian ataupun ternetralisasi sebagian gugus karboksilnya. Pektin terdapat

hampir pada semua tumbuhan tingkat tinggi, terdapat padadinding sel

lapisan-lapisan antarsel. Fungsi utamanya adalah sebagai perekat. Penggunaan pektin

dalam pangan, pektin harus larut seluruhnya untuk menghindari pembentukan gel

yang tidak merata. Pelarutan seluruhnya memungkinkan pengempalan tidak

terjadi. Jika pektin mengental akan sangat sulit sekali untuk melarutkannya. Untuk

memudahkan pelarutan pektin dapat dicampur dengan padatan yang mudah larut

seperti natrium bikarbonat, gula, atau disperse dalam alkohol, atau melarutkan

terlebih dahulu pada suhu 60-80°C sampai kepekatan 10% dengan pengadukan

cepat (Cahyadi, 2006).

Pektin merupakan segolonga

hingga coklat terang. Pektin banyak dimanfaatkan pada industri pangan sebagai

bahan perekat dan stabilizer (agar tidak terbentuk endapan). Pektin pada

tumbuhan merupakan penyus

Pektinlah yang biasanya bertanggung jawab atas sifat lekat apabila seseorang

mengupas buah. Penyusun utama biasanya polimer

terikat dengan α-1,4

yang dapat saling berikatan deng atau sehingga berkas-berkas

(8)

kehadiran kedua ion ini, pektin larut dalam air. Garam-garam Mg- atau Ca-pektin

dapat membent

yang dapat mengembang bila molekul air terjerat di antara ruang-ruang.

Penggunaan pektin yang paling umum adalah sebagai bahan pengental (gelling

agent) pada

pengisi, komponen permen, serta sebagai stabilizer unt

dari susu, juga sebagai sumbe

Pada sel tumbuhan dewasa, membran sel menebal sehingga disebut

dinding sel. Dinding sel ini terdiri atas dua lapisan yakni dinding sel primer dan

sekunder. Dinding sel primer dibangun oleh selulosa, hemiselulosa (xilan, manan,

galaktan, glukan dan sebagainya), pektin dan lignin. Pektin yang banyak terdapat

pada kulit buah-buahan adalah heteropolimer (polimer yang disusun oleh

beberapa senyawa monomer) yang terutama disusun oleh arabinosa, galaktosa dan

asam galakturonat. Asam pekat adalah homopolimer dan metilester asam

galakturonat (Sulaiman, 1996).

Gel pektin merupakan sistem seperti spon yang diisi oleh air. Rantai

molekul pektin membentuk jaringan tiga dimensi di mana gula, air dan padatan

terlarut yang lain diikat (Estiasih dan Ahmadi, 2009).

Pektin adalah asam galakturonat yang banyak terdapat dalam buah seperti

apel dan jenis jeruk. Meskipun berbagai jenis pektin telah diidentifikasi, yang

paling umum adalah polisakarida dari asam D-galakturonat. Pektin jeruk terutama

terdiri dari asam karboksilat yang termetilasi. Pektin banyak digunakan sebagai

(9)

Pektin adalah campuran polisakarida kompleks yang terdapat pada

berbagai buah dan sayur. Pektin penting sebagai agensia pembentuk gel.

Penambahan asam dapat meningkatkan kemampuan terbentuknya gel oleh pektin.

Adanya pektin dapat tidak dikehendaki dalam beberapa keadaan yaitu pada sari

buah dan anggur minuman karena dapat menyebabkan kekeruhan yang tidak

disukai (Gaman dan Sherrington, 1994).

Pektin larut dalam air terutama air panas. Jika di dalam larutan pektin

ditambahkan gula dan asam maka akan terbentuk gel, prinsip ini digunakan

sebagai dasar pembuatan selai dan jely. Pektin dapat ditambahkan ke dalam

makanan sebagai pengikat atau stabilizer (Winarno et al., 1980).

Polisakarida dalam bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur

(selulosa, hemiselulosa, pektin dan lignin) dan sebagai sumber energi (pati,

dekstrin, glikogen dan fruktan). Polisakarida penguat tekstur tidak dapat dicerna

oleh tubuh, tetapi merupakan serat-serat (dietary fiber) yang dapat menstimulasi enzim-enzim pencernaan (Winarno, 2004).

Peningkatan jumlah hidrokoloid dalam matriksmakanan telah

terbuktidapatmeningkatkan ketebalan produk yang terkaitdengan

penguranganpersepsirasa yang sebagiandapat dikaitkan denganspesifik

interaksiantarasenyawaaromadenganmatriks,yang menurunkan partisidan

sebagianmeningkatkan ketahanan terhadaptransportasimassa dandifusi volatildari

makananke dalam faseudarayang pada gilirannyatergantung padasifat struktural

danviskositas.Gulamemainkan peran utamadalam mempengaruhitidak

(10)

viskositas fase berair dan aktivitasair, semua faktoryang dapat

mempengaruhipelepasan dan partisisenyawaaroma(Picconea et al., 2011).

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan selai harus memenuhi

persyaratan diantaranya, komposisi bahan dalam kondisi ideal yaitu kandungan

gula 65-75%, nilai pH 3,3-3,4 dan kandungan pektin 0,75-1,50%. Selai yang baik

harus memiliki aroma dan rasa buah asli serta mempunyai daya oles yang baik

artinya tidak terlalu encer (Abidanbita, 2010).

Pektin terdapat hampir dalam setiap buah dalam jumlah yang bervariasi,

dalam bentuk protopektin, pektin dan asam pektat. Buah yang belum matang

banyak mengandung pektin dalam bentuk protopektin, sedangkan buah yang

sudah matang banyak mengandung soluble pektin yang banyak dimanfaatkan

dalam pembuatan selai, buah yang kelewat matang ataupun akibat pemasakan

yang terlalu lama akan menyebabkan perubahan pektin menjadi asam pektat.

Senyawa pektin berfungsi sebagai bahan perekat antara dinding sel yang satu

dengan sel yang lain. Pektin dapat membentuk gel dalam gula apabila lebih dari

5% gugus karboksil telah termetilasi. Semakin besar konsentrasi pektin maka gel

yang terbentuk semakin keras. Konsentrasi 1% telah menghasilkan kekerasan

yang cukup baik (Winarno, 1995).

Gula

Selain sebagai bahan pemanis, gula juga merupakan pengawet. Kandungan

air pada bahan yang diawetkan ditarik dari sel buah sehingga mikroba menjadi

tidak cocok lagi tumbuh disana. Gula banyak digunakan untuk mengawetkan

(11)

menggunakan gula sebagai pengawet antara lain sari buah, jam, jely, marmalade,

sirup, manisan basah, manisan kering dan sebagainya (Satuhu, 1994).

Fungsi gula dalam produk bukanlah rasa manis saja meskipun sifat ini

penting. Jadi gula bersifat menyempurnakan pada rasa asam dan cita rasa lainnya.

Daya larut yang tinggi dari gula, kemampuan mengurangi keseimbangan

kelembaban relatif (ERH) dan mengikat air adalah sifat-sifat yang menyebabkan

gula dipakai dalam pengawetan pangan (Buckle, et al., 1987).

Pada umumnya, pengolahan dengan gula dikombinasikan dengan teknik

pengolahan yang lain, seperti pengolahan dengan asam, pengolahan secara fisik

(pengeringan, evaporasi, pasteurisasi), dan penambahan bahan-bahan kimia

seperti penambahan bahan pengawet. Contoh makanan yang pengolahannya

menggunakan gula dalam kadar tinggi adalah selai (jam), jely, susu kental manis, dan manisan buah-buahan. Kadar gula yang tinggi (minimum 40%) bila

ditambahkan ke dalam bahan pangan menyebabkan air dalam bahan pangan

menjadi terikat sehingga menurunkan nilai aktivitas air dan tidak dapat digunakan

oleh mikroba. Gula selalu diperlukan pada proses pembuatan jely dan manisan

buah-buahan (Estiasih dan Ahmadi, 2009).

Tabel 3. Komposisi kimia gula putih dalam 100 gram bahan

Komponen Jumlah

Kalori 364

Karbohidrat (g) 94

Kalsium (mg) 5

Posfor (mg) 1

Besi (mg) 0,1

(12)

Karagenan

Karagenan merupakan bahan pengenyal yang terbuat dari rumput laut.

Bahan ini dapat digunakan untuk mengenyalkan bakso, ikan asin, maupun mie

sehingga dapat dijadikan alternatifpengganti boraks. Harga karagenan juga relatif

murah, hanya sekitar Rp 750-Rp 900 untuk 0,5 sampai 1,5 gramnya, yang dapat

digunakan untuk mengenyalkan 1 kg bakso (Yuliarti, 2007).

Karagenan diperoleh dari ekstrak rumput laut merah Chodrus sp.,

Gigartina sp., dan Eucheuma sp., sampai 86 spesies telah dimanfaatkan. Setiap

spesies memiliki polimer karagenan yang beragam, hal itu juga tergantung umur

rumput laut, musim dan lain sebagainya. Karagenan terdapat pada tanaman,

umumnya dalam bentuk sejumlah polimer yang sangat mirip atau fraksi-fraksi

yang perbandingan jumlahnya tergantung pada asal spesies. Karagenan larut

dalam air tetapi sedikit larut dalam pelarut-pelarut lainnya, umumnya perlu

pemanasan agar karagenan larut semuanya. Biasanya pemanasan dilakukan

sampai pada suhu 50-80oC, tergantung pada adanya kation yang mendorong

pembentukan gel dalam ion kalium dan faktor lainnya. Kemampuan karagenan

membentuk gel dalam ion-ion merupakan dasar dalam penggunaannya dibidang

pangan. Sifat-sifat karagenan yang unik sebagai hidrokoloid adalah reaktivitasnya

dengan beberapa jenis protein, khususnya dengan protein susu yang menyebabkan

timbulnya sifat-sifat yang menjadi alasan banyak penggunaannya dalam pangan

(Cahyadi, 2006).

Karagenan adalah polisakarida yang terdiri dari asam galakutonat

(Winarno, 2004). Banyak digunakan dalam industri makanan, obat-obatan dan

(13)

gel (Sulaiman, 1996). Karagenan berfungsi sebagai pengental ampuh, stabilisator

efektif dan agen pembentuk gel yang sangat baik (Bixler, 1994). Karagenan dalam

mengikat air dengan kuat melalui ikaan hidrogen dengan air dan mengubah

Gambar

Tabel 1. Kandungan gizi buah nanas segar (per 100 gram bahan)
Tabel 2. Syarat mutu selai lembaran SNI 3746-2008
Tabel 3. Komposisi kimia gula putih dalam 100 gram bahan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian asam sitrat dan pektin terhadap mutu selai belimbing dewi murni dan untuk mengetahui pada penambahan berapa asam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin C, total

memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar galakturonat pektin kulit durian yang dihasilkan.Untuk melihat pengaruh lama ekstraksi yang telah dilakukan

Lama penyimpanan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total asam, total padatan terlarut, uji skor warna, uji skor tekstur serta uji organoleptik warna, rasa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi karagenan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, total asam, kadar vitamin C, total

Selai didefinisikan sebagai suatu bahan pangan semi padat yang dapat dioleskan dan dibuat dari sedikitnya 45 bagian berat zat penyusun sari buah dengan 55

Marmalade merupakan produk dari buah-buahan, sari buah atau potongan buah yang diolah menjadi suatu struktur seperti gel berisi buah-buahan, gula, asam dan

Konsentrasi pengendap dan lama pengendapan memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata terhadap kadar abu pektin kulit durian yang dihasilkan seperti terlihat