LAPORAN
LAPORAN
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PRAKTIKUM FARMASI FISIK I
PERCOBAAN V
PERCOBAAN V
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
OLEH : OLEH : NAMA
NAMA : : NURRAMADHANI.A.SIDANURRAMADHANI.A.SIDA STAMBUK STAMBUK : : F1F1 F1F1 11 11 114114 KELAS KELAS : : AA KELOMPOK KELOMPOK : : 55 ASISTEN
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
A.
A. TujuanTujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini yakni memperkenalkan cara pembuatan Adapun tujuan dari praktikum kali ini yakni memperkenalkan cara pembuatan buffer dan menetapkan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.
buffer dan menetapkan pH larutan, serta penentuan kapasitasnya.
B.
B. Landasan Teori.Landasan Teori.
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya
dan masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. lagi secara fisik. ZatZat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan ini dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan dinyatakan dalam konsentrasi larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Ghinina, 2011).
pelarut membentuk larutan disebut pelarutan atau solvasi (Ghinina, 2011).
Buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya Buffer dapat didefinisikan sebagai campuran asam/basa lemah dengan garamnya yang dapat mempertahankan Ph larutan saat ditambahkan asam/basa dalam jumlah yang dapat mempertahankan Ph larutan saat ditambahkan asam/basa dalam jumlah relatif sedikit. Mekanisme buffer dapat mempertahankan pH larutan adalha akibat relatif sedikit. Mekanisme buffer dapat mempertahankan pH larutan adalha akibat pengaruh ion yang sama (common ion effect) (Anonim : 2012).
pengaruh ion yang sama (common ion effect) (Anonim : 2012). Adanya alkalinitasAdanya alkalinitas dalam reactor dengan konsentrasi tertentu dapat menjadi penyangga (
dalam reactor dengan konsentrasi tertentu dapat menjadi penyangga ( Buffer Buffer ) agar pH) agar pH tetap pada kondisi netral apabila terjadi penambahan asam, sehingga kesetimbangan tetap pada kondisi netral apabila terjadi penambahan asam, sehingga kesetimbangan proses
proses dengan normal (Padmono,Djoko,2007)dengan normal (Padmono,Djoko,2007) secara keseluruhan dapat tetap berjalan
secara keseluruhan dapat tetap berjalanPada referensi lain dijelaskan larutanPada referensi lain dijelaskan larutan penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat penyangga atau larutan buffer atau larutan dapar merupakan suatu larutan yang dapat menahan perubahan pH yang besar ketika ion
menahan perubahan pH yang besar ketika ion – – ion hidrogen atau hidroksidaion hidrogen atau hidroksida ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan (Underwood, A.L., 2002 ). Buffer ditambahkan, atau ketika larutan itu diencerkan (Underwood, A.L., 2002 ). Buffer dapat mempertahankan pH nya tidak berarti pH tidak akan berubah. Perubahan dan dapat mempertahankan pH nya tidak berarti pH tidak akan berubah. Perubahan dan gangguan yang besar dalam sistem dapat merubah pH meskipun telah ditambahkan gangguan yang besar dalam sistem dapat merubah pH meskipun telah ditambahkan buffer ke dalamnya. Hal ini karena buffer hanya menjaga agar pH tidak terlalu buffer ke dalamnya. Hal ini karena buffer hanya menjaga agar pH tidak terlalu
berubah signifikan dengan adanya perubahan konsentrasi ion hidrogen dalam system berubah signifikan dengan adanya perubahan konsentrasi ion hidrogen dalam system (Alpiopiot : 2012).
(Alpiopiot : 2012).
Larutan penyangga terjadi karena adanya campuran asam lemah dengan basa Larutan penyangga terjadi karena adanya campuran asam lemah dengan basa konjugasinya (dalam garam) atau campuran basa lemah dengan basa konjugasinya konjugasinya (dalam garam) atau campuran basa lemah dengan basa konjugasinya (dalam garam) (Forum Tentor : 2011). Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena (dalam garam) (Forum Tentor : 2011). Kebutuhan buffer kadang menyulitkan karena hampir setiap analisa membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena hampir setiap analisa membutuhkan kondisi pH tertentu yang relatif stabil. Karena banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi banyaknya macam dan jenis buffer, pemilihan buffer yang akan digunakan menjadi masalah tersendiri. Dalam memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah pH masalah tersendiri. Dalam memilih buffer, yang harus diperhatikan adalah pH optimum serta sifat-sifat biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai impact optimum serta sifat-sifat biologisnya. Banyak jenis buffer yang mempunyai impact terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, substrate, atau kofaktor
terhadap sistem biologis, aktivitas enzim, substrate, atau kofaktor (wahyu : 2008).(wahyu : 2008). Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi: 1.
1. Larutan penyangga yang bersifat Asam.Larutan penyangga yang bersifat Asam.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. garam yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, Pada umumnya basa kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
kalsium, dan lain-lain. 2.
2. Larutan Larutan penyangga ypenyangga yang ang bersifat bersifat basa.basa.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Untuk mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Pencinta dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih (Pencinta Lingkungan:2010).
Larutan Penyangga asam : Larutan Penyangga asam : HA
HA HH++ + A+ A
--Penambahan asam kuat atau ion H+ pada larutan ini akan meningkatkan Penambahan asam kuat atau ion H+ pada larutan ini akan meningkatkan jumlah ion H+ dalam larutan, maka akan mendesak ion H+ yang ada, sehingga jumlah ion H+ dalam larutan, maka akan mendesak ion H+ yang ada, sehingga menggeser reaksi kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ini menyebabkan jumlah ion menggeser reaksi kesetimbangan ke kiri. Pergeseran ini menyebabkan jumlah ion A-dalam larutan berkurang karena digantikan oleh jumlah ion A- dari garam sehingga dalam larutan berkurang karena digantikan oleh jumlah ion A- dari garam sehingga jumlahnya relatif tetap untuk mempertahankan kesetimbangan tersebut. Ion H+ yang jumlahnya relatif tetap untuk mempertahankan kesetimbangan tersebut. Ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH. ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH. Jika yang ditambahkan ke dalam larutan adalah basa, maka ion OH- yang berasal dai Jika yang ditambahkan ke dalam larutan adalah basa, maka ion OH- yang berasal dai basa tersebut akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan basa tersebut akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan atau pH larutan buffer asam tersebut tetap stabil atau bertahan
dipertahankan atau pH larutan buffer asam tersebut tetap stabil atau bertahan ..ApabilaApabila suatu basa lemah dicampur dengan asam konjugasinya maka akan terbentuk suatu suatu basa lemah dicampur dengan asam konjugasinya maka akan terbentuk suatu larutan buffer basa. Larutan ini akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). larutan buffer basa. Larutan ini akan mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Misalnya larutan campuran NH3 dengan ion amonium (NH4+). Larutan buffer basa Misalnya larutan campuran NH3 dengan ion amonium (NH4+). Larutan buffer basa juga dapat terjadi dari campuran suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana juga dapat terjadi dari campuran suatu basa lemah dengan suatu asam kuat di mana
basa lemah dicampurkan berlebih (Underwood, A.L., 2002 ). basa lemah dicampurkan berlebih (Underwood, A.L., 2002 ). Larutan penyangga basa :
Larutan penyangga basa :
Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam kuat, maka ion H+ yang Jika ke dalam larutan ditambahkan suatu asam kuat, maka ion H+ yang berasal dari asam itu akan mengikat atau bereaksi dengan ion OH-. Hal itu berasal dari asam itu akan mengikat atau bereaksi dengan ion OH-. Hal itu menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kanan sehingga konsentasi menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi bergeser ke kanan sehingga konsentasi ion OH- dapat dipertahankan atau dengan kata lain pH larutan stabil atau dapat ion OH- dapat dipertahankan atau dengan kata lain pH larutan stabil atau dapat bertahan. Demikian juga pada penambahan suatu basa kuat, jumlah ion OH- dalam bertahan. Demikian juga pada penambahan suatu basa kuat, jumlah ion OH- dalam larutan akan bertambah. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi larutan akan bertambah. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan larutan menjadi
bergeser ke kiri sehingga konsentasi ion OH- dapat dipertahankan dan pH larutan bergeser ke kiri sehingga konsentasi ion OH- dapat dipertahankan dan pH larutan tidak berubah (Underwood, A.L., 2002 ).
tidak berubah (Underwood, A.L., 2002 ). Contoh
Contoh : : NHNH44OH dengan NHOH dengan NH44Cl.Cl. Adapun cara kerjanya dapat dilihat padaAdapun cara kerjanya dapat dilihat pada
larutan penyangga yang mengandung NH
larutan penyangga yang mengandung NH33 dan NHdan NH44++ yang mengalamiyang mengalami
kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut: kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:
Pada penambahan asamPada penambahan asam
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H
Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H++ dari asam akan mengikat ion OHdari asam akan mengikat ion OH--.. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH
ion OH--dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkandapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH
berkurangnya komponen basa (NH33), bukannya ion OH), bukannya ion OH--. Asam yang ditambahkan. Asam yang ditambahkan
bereaksi dengan basa NH
bereaksi dengan basa NH33 membentuk ion NHmembentuk ion NH44++..
NH NH33((aqaq) ) + + HH + + ((aqaq)) →→ NHNH44 + + ((aqaq))
Pada penambahan basaPada penambahan basa
Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH
kiri, sehingga konsentrasi ion OH--dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itudapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH
bereaksi dengan komponen asam (NH44++), membentuk komponen basa (NH), membentuk komponen basa (NH33) dan air.) dan air.
NH
NH44++ ((aqaq) + ) + OHOH--((aqaq)) →→ NHNH33 ((aqaq) ) + + HH22O(O(ll) ) (Anonim (Anonim : : 2011).2011).
Keefektifan suatu larutan penyangga dalam menahan perubahan pH persatuan Keefektifan suatu larutan penyangga dalam menahan perubahan pH persatuan asam atau basa kuat ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya ketika rasio asam asam atau basa kuat ditambahkan, mencapai nilai maksimumnya ketika rasio asam penyangga terhadap garam adalah satu. Dalam titrasi asam lemah, titik maksimum penyangga terhadap garam adalah satu. Dalam titrasi asam lemah, titik maksimum keefektifan ini dicapai bila asam tersebut ternetralkan separuh, atau pH = pKa. keefektifan ini dicapai bila asam tersebut ternetralkan separuh, atau pH = pKa. Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam perubahan pH Kapasitas suatu penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam perubahan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga dapat konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga. Kapasitas penyangga dapat didefinisikan secara kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat dibutuhkan untuk didefinisikan secara kuantitatif dengan jumlah mol basa kuat dibutuhkan untuk mengubah pH 1 L larutan sebesar 1 pH satuan (Vogel : 1979).
C.
C. Alat dan BahanAlat dan Bahan
AlatAlat
Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : Adapun Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu :
1.
1. Statif dan klemStatif dan klem 2. 2. BuretBuret 3. 3. ErlenmeyerErlenmeyer 4. 4. CorongCorong 5.
5. Gelas kimia 250 mLGelas kimia 250 mL
6.
6. Gelas ukur 50 mLGelas ukur 50 mL 7.
7. FillerFiller 8.
8. Piper ukur 10 mL dan 25 mLPiper ukur 10 mL dan 25 mL 9.
9. Pipet tetesPipet tetes
BahanBahan
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu :ini yaitu :
1.
1. NaOH 0,1 MNaOH 0,1 M 2.
2. CHCH33COOH 0,1 M 65 mL, 4 mL, 7 mLCOOH 0,1 M 65 mL, 4 mL, 7 mL
3.
3. Asam Sitrat 0,1 M 39,8 mLAsam Sitrat 0,1 M 39,8 mL 4.
4. CHCH33COONa 0,1 M 135 mL, 196 mL, 193 mL.COONa 0,1 M 135 mL, 196 mL, 193 mL.
5.
5. Indicator phenolftaleinIndicator phenolftalein 6.
6. NaHNaH22POPO44
7.
D.
D. Prosedur KerjaProsedur Kerja
1.
1. Buffer AsetatBuffer Asetat
-- DipipetDipipet
-- Dicampur dalam gelas kimiaDicampur dalam gelas kimia
-- Dipipet 10 mlDipipet 10 ml -- Dihitung pH awalDihitung pH awal
-- Ditambahkan indokator phenolftaleinDitambahkan indokator phenolftalein -- Dititrasi NaOHDititrasi NaOH
-- Dihitung pH dengan pH meter setiap 1 mlDihitung pH dengan pH meter setiap 1 ml NaOH hingga akhir titrasi.
NaOH hingga akhir titrasi.
2.
2. Buffer AsetatBuffer Asetat
-- DipipetDipipet
-- Dicampur dalam gelas kimiaDicampur dalam gelas kimia
---- Dipipet 10 mlDipipet 10 ml -- Dihitung pH awalDihitung pH awal
-- Ditambahkan indokator phenolftaleinDitambahkan indokator phenolftalein -- Dititrasi NaOHDititrasi NaOH
CH
CH33COOH 4 ml + CHCOOH 4 ml + CH33COONa 196 mlCOONa 196 ml
Buffer Asetat Buffer Asetat
Hasil ?? Hasil ??
CH
CH33COOH 7 ml + CHCOOH 7 ml + CH33COONa 193 mlCOONa 193 ml
Buffer Asetat Buffer Asetat
-- Dihitung pH dengan pH meter setiap 1 mlDihitung pH dengan pH meter setiap 1 ml NaOH hingga akhir titrasi.
NaOH hingga akhir titrasi.
3.
3. Buffer AsetatBuffer Asetat
-- DipipetDipipet
-- Dicampur dalam gelas kimiaDicampur dalam gelas kimia
---- Dipipet 10 mlDipipet 10 ml -- Dihitung pH awalDihitung pH awal
-- Ditambahkan indokator phenolftaleinDitambahkan indokator phenolftalein -- Dititrasi NaOHDititrasi NaOH
-- Dihitung pH dengan pH meter setiap 1 mlDihitung pH dengan pH meter setiap 1 ml NaOH hingga akhir titrasi.
NaOH hingga akhir titrasi.
4.
4. Buffer fosfat.Buffer fosfat.
-- Dipipet 10 mlDipipet 10 ml -- Dihitung pH awalDihitung pH awal
-- Ditambahkan indokator phenolftaleinDitambahkan indokator phenolftalein -- Dititrasi NaOHDititrasi NaOH
-- Dihitung pH dengan pH meter setiap 1 mlDihitung pH dengan pH meter setiap 1 ml NaOH hingga akhir titrasi.
NaOH hingga akhir titrasi. Hasil ??
Hasil ??
CH
CH33COOH 65 ml + CHCOOH 65 ml + CH33COONa 135 mlCOONa 135 ml
Buffer Asetat Buffer Asetat Hasil ?? Hasil ?? BUFFER FOSFAT BUFFER FOSFAT Hasil ?? Hasil ??
E.
E. Hasil PengamatanHasil Pengamatan 1.
1. Tabel PengamatanTabel Pengamatan
Volume Buffer Phosphat Volume Buffer Phosphat
(ml) (ml) Volume NaOH Volume NaOH (ml) (ml) pH pH 10 2,6 10 2,6 10 10 1 1 5,25,2 10 10 2 2 6,26,2 10 10 3 3 6,96,9 10 10 4 4 7,67,6 10 10 4,6 4,6 11,111,1
Volume Buffer Asetat (ml) Volume Buffer Asetat (ml)
Volume NaOH Volume NaOH (ml) (ml) pH pH 10 10 0 0 7,87,8 10 10 0,2 0,2 1212
Volume Buffer Asetat (ml)
Volume Buffer Asetat (ml) Volume NaOHVolume NaOH (ml) (ml) pHpH 10 10 0 0 7,17,1 10 10 0,2 0,2 11,711,7
Volume buffer Asetat (ml)
Volume buffer Asetat (ml) Volume NaOHVolume NaOH (ml) (ml) pHpH 10 10 0 0 6,26,2 10 10 0,4 0,4 11,511,5
2.
2. PerhitunganPerhitungan
Kapasitas Buffer Asetat A1Kapasitas Buffer Asetat A1
(( )) (( ))
Kapasitas buffer asetat A2Kapasitas buffer asetat A2
(( ))
Kapasitas buffer asetat A3Kapasitas buffer asetat A3
(( )) 3. 3. KurvaKurva 0 0 1 1 2 2 3 3 4 4 4.64.6 0 0 2 2 4 4 6 6 2 2..66 55..22 66..22 6..969 77..66 1111..11 v v o o l l u u m m e e N N a a O O H H
Kurva Buffer Phosphat
Kurva Buffer Phosphat
0 0 0.2 0.2 0 0 0.2 0.2 0.4 0.4 7 7..88 1122 V V o o l l u u m m e e N N a a O O H H Perubahan pH Perubahan pH
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,01
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,01
0 0 0.2 0.2 0 0 0.1 0.1 0.2 0.2 0.3 0.3 7 7..11 1111..77 V V o o l l u u m m e e N N a a O O H H Perubahan pH Perubahan pH
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,015
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,015
0 0 0.4 0.4 0 0 0.2 0.2 0.4 0.4 0.6 0.6 6 6..22 1111..55 V V o o l l u u m m e e N N a a O O H H Perubahan pH Perubahan pH
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,10
Kurva buffer Asetat Kapasitas 0,10
F.
F. PembahasanPembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan pembentukan buffer dengan menggunakan Pada praktikum ini, dilakukan pembentukan buffer dengan menggunakan pasangan asam lemah dan garamnya. Asam lemah yang digunakan yaitu asam asetat pasangan asam lemah dan garamnya. Asam lemah yang digunakan yaitu asam asetat dengan garamnya natrium asetat
dengan garamnya natrium asetat CH
CH33COOH COOH + + NaOH NaOH CHCH33COONa + HCOONa + H22OO
Asam Garam
Asam Garam
dan asam sitrat dan natrium sitrat. Berdasarkan pengertian buffer pada literature, dan asam sitrat dan natrium sitrat. Berdasarkan pengertian buffer pada literature, maka asam lemah akan dicampur dengan garamnya dengan volume yang telah maka asam lemah akan dicampur dengan garamnya dengan volume yang telah ditentukan hingga membentuk larutan. Selain dilakukan pembentukan buffer, kali ini ditentukan hingga membentuk larutan. Selain dilakukan pembentukan buffer, kali ini juga akan diukur
juga akan diukur pH awal dan pH awal dan pH setiap 1 pH setiap 1 ml NaOH pada ml NaOH pada proses titrasi denganproses titrasi dengan menggunakan pH meter.
menggunakan pH meter.
Buffer yang telah dibuat diambil 10 ml lalu disimpan pada gelas ukur, lalu Buffer yang telah dibuat diambil 10 ml lalu disimpan pada gelas ukur, lalu diukur pH awal. Setelah itu, larutan buffer ditambahkan beberapa tetes indicator diukur pH awal. Setelah itu, larutan buffer ditambahkan beberapa tetes indicator phenolftalein lalu dititrasi dengan menggunakan NaOH sebagai basa kuat pentitran. phenolftalein lalu dititrasi dengan menggunakan NaOH sebagai basa kuat pentitran. Pada buffer asetat dibuat dalam 3 kapasitas, yaitu kapasitas 0,01 0,015 dan 0,10. Pada buffer asetat dibuat dalam 3 kapasitas, yaitu kapasitas 0,01 0,015 dan 0,10. Angka 0,01 0,015 dan 0,10 adalah nilai resisten atau kemampuan untuk Angka 0,01 0,015 dan 0,10 adalah nilai resisten atau kemampuan untuk mempertahankan pH suatu larutan buffer. Buffer asetat untuk kapasitas 0,01 10 ml mempertahankan pH suatu larutan buffer. Buffer asetat untuk kapasitas 0,01 10 ml mempunyai pH awal 7,88 yang bila dibandingkan dengan pH yang seharusnya mempunyai pH awal 7,88 yang bila dibandingkan dengan pH yang seharusnya dimiliki suatu larutan asam tidak sesuai. Pada literature, larutan asam memiliki pH < dimiliki suatu larutan asam tidak sesuai. Pada literature, larutan asam memiliki pH < 7. Perbedaan pH asam ini mungkin terjadi karena kelalaian pada saat praktikum. 7. Perbedaan pH asam ini mungkin terjadi karena kelalaian pada saat praktikum. Selanjutya buffer 0,01 tadi ditambahkan 2 tetes indicator fenolftalein dan dititrasi Selanjutya buffer 0,01 tadi ditambahkan 2 tetes indicator fenolftalein dan dititrasi dengan NaOH. Tujuan awal adalah mengukur pH setiap titrasi 1 ml NaOH, tetapi dengan NaOH. Tujuan awal adalah mengukur pH setiap titrasi 1 ml NaOH, tetapi buffer asetat telah mencapai batas titrasi pada volume 0,2 ml NaOH yang ditandai buffer asetat telah mencapai batas titrasi pada volume 0,2 ml NaOH yang ditandai dengan perubahan warna dengan pH akhir 12. Bila dibandingkan pH awal dan pH dengan perubahan warna dengan pH akhir 12. Bila dibandingkan pH awal dan pH akhir terjadi kenaikan pH sebesar 4,12. Hal ini membuktikan teori bahwa pH pada akhir terjadi kenaikan pH sebesar 4,12. Hal ini membuktikan teori bahwa pH pada buffer dapat berubah dengan adanya pengenceran. Selanjutnya dilakukan perlakuan buffer dapat berubah dengan adanya pengenceran. Selanjutnya dilakukan perlakuan yang sama pada buffer asetat dengan kapasitas 0,015 dan 0,10. Diperoleh pH awal yang sama pada buffer asetat dengan kapasitas 0,015 dan 0,10. Diperoleh pH awal
untuk buffer asetat kapasitas 0,015 sebesar 7,1 dan mencapai akhir titran pada volume untuk buffer asetat kapasitas 0,015 sebesar 7,1 dan mencapai akhir titran pada volume 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 11,7. Buffer asetat kapasitas 0,10 diperoleh pH 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 11,7. Buffer asetat kapasitas 0,10 diperoleh pH awalnya sebesar 6,2 dan mencapai batas titrasi pada volume 0,4 ml NaOH dengan pH awalnya sebesar 6,2 dan mencapai batas titrasi pada volume 0,4 ml NaOH dengan pH akhir 11,5.
akhir 11,5.
Pada pembuatan buffer fosfat, diambil sejumlah volume asam sitrat dan Pada pembuatan buffer fosfat, diambil sejumlah volume asam sitrat dan NaH
NaH22POPO44 yang disatukan dalam gelas kimia 250 ml, dilarutkan kedua larutan iniyang disatukan dalam gelas kimia 250 ml, dilarutkan kedua larutan ini
hingga menjadi larutan buffer fosfat. Lalu diambil 10 ml sampel dan diukur pH awal hingga menjadi larutan buffer fosfat. Lalu diambil 10 ml sampel dan diukur pH awal dan diperoleh pH awal sebesar 2,6. Selanjutnya ditetesi 2 tetes indicator, dan dititrasi dan diperoleh pH awal sebesar 2,6. Selanjutnya ditetesi 2 tetes indicator, dan dititrasi seperti pada percobaan buffer asetat. Dilakukan titrasi hingga terjadi perubahan seperti pada percobaan buffer asetat. Dilakukan titrasi hingga terjadi perubahan warna, dan setiap 1 ml NaOH diukur pH larutan. Pada 1 ml NaOH awal, diperoleh warna, dan setiap 1 ml NaOH diukur pH larutan. Pada 1 ml NaOH awal, diperoleh pH larutan sebesar 5,2. Pada 2 ml NaOH, pH larutan naik menjadi 6,2. pH terus pH larutan sebesar 5,2. Pada 2 ml NaOH, pH larutan naik menjadi 6,2. pH terus bertambah setiap ml penambahan NaOH pada proses titrasi. Hingga akhir titrasi, pH bertambah setiap ml penambahan NaOH pada proses titrasi. Hingga akhir titrasi, pH larutan sebesar 11,1 pada volume 4,6 ml NaOH.
larutan sebesar 11,1 pada volume 4,6 ml NaOH.
Dari percobaan ini, kemampuan buffer asetat dengan kapasitas 0,01 dalam Dari percobaan ini, kemampuan buffer asetat dengan kapasitas 0,01 dalam mempertahankan pH lebih baik dibandingkan buffer fosfat, buffer asetat kapasitas mempertahankan pH lebih baik dibandingkan buffer fosfat, buffer asetat kapasitas 0,015 dan 0,1, dimana buffer asetat dengan kapasitas 0,01 mencapai titik akhir 0,015 dan 0,1, dimana buffer asetat dengan kapasitas 0,01 mencapai titik akhir titrannya pada volume NaOH 0,2 ml dengan merubah pH dari 7,8 menjadi 12, terjadi titrannya pada volume NaOH 0,2 ml dengan merubah pH dari 7,8 menjadi 12, terjadi kenaikan sebesar 4,2. Sedangkan pada buffer fosfat, untuk mencapai akhir titrasinya kenaikan sebesar 4,2. Sedangkan pada buffer fosfat, untuk mencapai akhir titrasinya dibutuhkan 4,6 ml dan merubah pH dari 2,6 menjadi 11,1. Terjadi kenaikan yang dibutuhkan 4,6 ml dan merubah pH dari 2,6 menjadi 11,1. Terjadi kenaikan yang sangat besar yaitu 8,5.
sangat besar yaitu 8,5.
Pada buffer asetat yang dibuat dalam 3 bentuk kapasitas, bila ditinjau dr setiap Pada buffer asetat yang dibuat dalam 3 bentuk kapasitas, bila ditinjau dr setiap kapasitas, pada kapasitas 0,01
G.
G. KesimpulanKesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini : Adapun kesimpulan dari praktikum ini :
Diperoleh pH larutan buffer. pH awal buffer fosfat 2,6 dan mencapai akhir tittasi pada Diperoleh pH larutan buffer. pH awal buffer fosfat 2,6 dan mencapai akhir tittasi pada volume 4,6 ml NaOH dengan pH akhir 11,1. Ph awal buffer asetat kapasitas 0,01 volume 4,6 ml NaOH dengan pH akhir 11,1. Ph awal buffer asetat kapasitas 0,01 adalag 7,8 dan mencapai akhir titrasi pada volume 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 12. adalag 7,8 dan mencapai akhir titrasi pada volume 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 12. Ph awal buffer asetat kapasitas 0,015 yairu 7,1 dan mencapai akhir titrasi pada Ph awal buffer asetat kapasitas 0,015 yairu 7,1 dan mencapai akhir titrasi pada volume 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 11,7. pH awal buffer asetat kapasitas 0,10 volume 0,2 ml NaOH dengan pH akhir 11,7. pH awal buffer asetat kapasitas 0,10 adalah 6.2 dan mencapai akhir titrasi pada volume 0,4 ml NaOH dengan pH akhir adalah 6.2 dan mencapai akhir titrasi pada volume 0,4 ml NaOH dengan pH akhir 11.5.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Alpiopiot.2012. http://alpiopiot.blogspot.com/2012/02/laporan-buffer.html Alpiopiot.2012. http://alpiopiot.blogspot.com/2012/02/laporan-buffer.html Anonim.2011.
Anonim.2011. http://blogoblogkuasyik.wordpress.com/2011/11/21/larutan-buffer-2/ http://blogoblogkuasyik.wordpress.com/2011/11/21/larutan-buffer-2/ Anonim.2011.
Anonim.2011. http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/larutan-buffer-larutan- http://artikelteknikkimia.blogspot.com/2011/12/larutan-buffer-larutan-penyangga.html
penyangga.html Anonim:2012.
Anonim:2012. PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASI FISIK I PENUNTUN PRAKTIKUM FARMASI FISIK I . Kendari : Universitas. Kendari : Universitas Haluoleo
Haluoleo
Day, R.A. and A.L. Underwood, 2002,
Day, R.A. and A.L. Underwood, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 5, AloysiusEdisi 5, Aloysius H.P., penerjemah. Jakarta, Erlangga, Terjemahan dari : Quantitatif H.P., penerjemah. Jakarta, Erlangga, Terjemahan dari : Quantitatif Analysis
Analysis
Forum Tentor.2011. Cetakan pertama
Forum Tentor.2011. Cetakan pertama Metode Cling Semua Rumus KIMIA gak make Metode Cling Semua Rumus KIMIA gak make mikir
mikir SMA SMA Kleas Kleas X,XI &XII.X,XI &XII.Jakarta : Pustaka Widyatama.Jakarta : Pustaka Widyatama.
Intan Nursiam.2010. Intan Nursiam.2010.
http://intannursiam.wordpress.com/2010/07/07/laporan-ipn-4-tan-buffer/ tan-buffer/ Padmono,Djoko.2007.
Padmono,Djoko.2007. KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS PENYANGGAN KEMAMPUAN ALKALINITAS KAPASITAS PENYANGGAN (Buffer Capacity) DALAM SISTEM ANAEROBIK FIXED BED
(Buffer Capacity) DALAM SISTEM ANAEROBIK FIXED BED..
Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian Penerapan
Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian Penerapan
Teknologi, Jakarta.
Teknologi, Jakarta.Vol.8. No.2. Hal.119-127Vol.8. No.2. Hal.119-127
Pencinta Lingkungan.2010
Pencinta Lingkungan.2010.http://monzapeace.blogspot.com/2010/04/contoh-laporan- .http://monzapeace.blogspot.com/2010/04/contoh-laporan-buffer.html
buffer.html
Vogel. 1979. “
Vogel. 1979. “ Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro”, diterjemahkan”, diterjemahkan
oleh A. Hadyana Pudjaatmaka. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman oleh A. Hadyana Pudjaatmaka. Edisi Kelima. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka. Media Pusaka. Wahyuriadi.2008.http://wahyuriyadi.blogspot.com/2008/11/berbagai-larutan-buffer-dan-cara.html dan-cara.html