• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1 Sampai 5 Desiminasi Akhir"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunya keterampilan dalam proses perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah yang sistematis dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoritis di kelas dan mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. (Nursalam, 2011)

Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual, interpersonal kemampuan teknis, dan moral. Hal ini bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas perawat melalui pendidikan lanjutan pada program pendidikan Ners. Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan yang mendasar dalam upaya aktif untuk mensukseskan program pemerintah yang berwawasan luas tentang profesi keperawatan. Perubahan tersebut bisa dicapai apabila pendidikan tinggi keperawatan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan perkembangan pelayanan dan program pembangunan kesehatan seiring dengan perkembangan iptek bidang kesehatan. Selan itu diperlukan juga proses pembelajaran , baik di institusi pendidikan maupun pengalaman belaja klinik di rumah sakit dan komunitas. (Nursalam, 2011)

Proses registrasi dan legislasi keperawatan mulai terjadi sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi, sejak tumbuhnya pendidikan tinggi keperawatan (D3 Keperawatan dan Ners), serta sejak berlakunya undang-undang no.23 Tahun 1992 dan Permenkes No.1239/2001. Dengan demikian, UU praktik keperawatan di masa depan diharapkan adalah bentuk pengakuan adanya kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan professional.

(2)

2 Pelaksanaan Permenkes No.1239/2001 tersebut masih perlu mendapatkan persiapan-persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala yang dihadapi, meliputi : belum ada pemahaman tenteng wujud dan batasan dari praktik keperawatan sebagai praktik keperawatan professional dan jenis serta sifat praktik keperawatan professional yang harus dikembangkan.

Untuk itu manajemen keperawatan di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan leperawatan. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan globalbahwa setisp perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Perawat sebagai profesi ang paling intens berinteraksi dengan pasien (24 jam sehari) memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memenuhi berbagai macam kebutuhan pasien.

Manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Disini manajer keperawatan untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin, mengevaluasi saranadan prasarana yang tersedia untuk memberikan asuhan keperawatan seefektif dan seefisien mungkin bagi individu, keluarga dan masyarakat. ( Nursalam, 2011).

Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaa asuhan keperawatan secara professional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan dalam manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga daripada seorang pegawai, maka setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.

Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus sebagai sutau tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan kesehatan

(3)

3 pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari praktisi, pasien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam pemberian tugas mutu asuhan keperawatan yang berorientasi teknik, mungkin akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan ang lebih holistik dan ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupkan prosedur dan teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu asuhan.

Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai model keperawatan ini terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya dalam mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan masalah politis dan pribadi yang lebih terbuk, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah mendapatkannya. (Salvage, 1985).

SP2KP adalah system pemberian pelayanan keperawatan professional yang merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya. (Nursalam, 2011)

Konsep untuk SP2KP tim primer ini yaitu perawat primer sebagai perawat professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin. Perawat asosiet harus menghargai kepemimpinana supervisor atau perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model modifikasi tim primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan.

(4)

4 Untuk mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik tentang manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan tingkat kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen keperawatan dan aplikasinya di lapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa sebagai calon-calon perawat professional. Dasar dari penerapan manajemen keperawatan ini adalah data-data yang diperoleh dari tatanan ruangan yang kemudian dianalisa, dirumuskan masalah, dan selanjutnya melanjutkan rencana strategi yang cocok untuk menumbuhkan Model Asuhan Keperawatan SP2KP. Penerapan SP2KP ini meliputi beberapa hal antara lain: 1.1.1 Timbang terima

1.1.2 Pendokumentasian 1.1.3 Ronde keperawatan 1.1.4 Sentralisasi obat 1.1.5 Supervisi keperawatan

1.1.6 Penentuan model SP2KP yang diterapkan

Berdasarkan data yang ada dan dengan pertimbangan waktu dan tenaga, maka dalam praktik manajemen keperawatan ini, kami mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program Profesi Ners A periode tahun 2013/2014 kelompok 1 akan memfokuskan pada pengaplikasian modelasuhan keperawatan SP2KP di ruangan Paru (Dahlia) RSUD Uli Banjarmasin.

1.2 Strategi Pelaksanaan

1.2.1 Waktu Pelaksanaan

Stage manajemen keperawatan dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober 2014 s.d 01 November 2014.

(5)

5 1.2.2 Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan dlaksanakan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemen keperawatan diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan dan pemahaman dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam melaksanakan model Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP).

1.3.2 Tujuan Khusus

Setelah mengikuti proses pembelajaran klinik manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:

1.3.2.1 Menjelaskan system pengorganisasian SP2KP.

1.3.2.2 Menjelaskan pengkajian data, identifikasi dan analisa data dengan menggunakan pendekatan analisa SWOT(SP2KP, supervise, timbang terima, pendokumentasian).

1.3.2.3 Merumuskan masalah berdasakan hasil analisa yang didapatkan

1.3.2.4 Menetukan rencana strategi yang akan dlakukan unuk menyelesaikan masalah yang ditemukan

1.3.2.5 Melaksanakan model pegorganisasian pelayanan keperawatan dengan model SP2KP.

1.3.2.6 Melaksanakan kegiatan role play timbang teria, supervise, sentralisasi obat dan ronde keperawatan sesuai dengan konsep SP2KP

(6)

6

1.4 Praktikan

Pembelajaran tahap profesi Ners stage manajemen keperawatan dilaksanakan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin oleh mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmi Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin program profesi Ners A periode tahun 2013/2014 kelompok 1 yang terdiri dari 15 orang anggota yaitu:

1.4.1 M. Muyassar Wajdi, S. Kep

1.4.2 Moch. Rizqi Shubhi Rahmat., S. Kep 1.4.3 Ahmad Ghazali, S. Kep

1.4.4 Agis Mawarti S. Kep 1.4.5 Amalia Annazah, S. Kep 1.4.6 Aisyah, S. Kep

1.4.7 Nurdiana, S. Kep 1.4.8 Lysna Hilma, A S. Kep 1.4.9 Muhammad Zaini, S. Kep 1.4.10 Rubiyati, S. Kep

1.4.11 Siti Hadijah, S. Kep 1.4.12 Vary Citra R., S. Kep 1.4.13 Rissa Roswita, S. Kep 1.4.14 Nur Hidayanti, S. Kep 1.4.15 Irwan, S. Kep

1.5 Batasan Masalah

Dalam makalah ini, kami membatasi pembahasan pada penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan di Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin).

(7)

7

1.6 Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional dengan model SP2KP (Sistem Pemberi Pelayanan Keperawatan Profesional) yang dilaksanakan oleh kelompok 1 program profesi Ners A STIKes Muhammadiyah dilaksanakan sejak tanggal 01 Oktober 2014 s.d 01 November 2014.

1.7 Tempat Pelaksanaan

Adapun tempat pelaksanaan praktik manajemen keperawatan professional dengan model SP2KP ini dilaksanakn di ruangan Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin.

1.8 Pendanaan

Pendanaan dalam penyelenggaraan praktik manajemen ini murni bersumber dari kelompok (mahasiswa/i).

(8)

8

BAB 2

HASIL PENGKAJIAN

2.1 Profil / Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ulin

Rumah Sakit Ulin sebagi Rumah Sakit pusat rujukan di Kalimantan Selatan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan, mempunyai beberapa ruangan yang menjadi ruangan percontohan ubtuk ruang lainnya yang menerapkan sistem/ metode SP2KP. RSUD Rumah Sakit Ulin Banjarmasin mempunyai visi,misi dan Moto yaitu :

2.1.1 Visi

2.1.1.1 Terwujudnya Rumah Sakit Berstandar Internasional Dan Terpercaya Tahun 2015.

2.1.2 Misi :

2.1.2.1 Menjadi Rumah Sakit kelas A pendidikan

2.1.2.2 Meningkatkan mutu layanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi rumah sakit dan ISO.

2.1.2.3 Menjadi pusat rujukan medis spesialis, sub spesialis, dan pusat pelayanan unggulan.

2.1.2.4 Menjadi pusat pendidikan, pelatihan, peneliti, dan penapisan tekhnologi kesehatan.

2.1.2.5 Meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin dan

2.1.2.6 Meningkatkan prasarana pelayanan medik secara bertahap sesuai standar dan master plan rumah sakit.

2.1.3 Moto

2.1.3.1 Sehat Prima

2.2 Profil /gambaran Umum Ruang Dahlia (Paru)

Ruang dahlia (paru) merupakan ruang perawatan khusus penyakit paru baik penyakit paru menular maupun tidak menular yang ada di RSUD Ulin

(9)

9 Banjarmasin yang digunakan mahasiswa sebagai tempat pembelajaran praktik manajemen keperawatan.

2.2.2 Ruangan dahlia ini dibatasi oleh :  Sebelah Utara : Dinding Pagar  Sebelah Timur : Gedung Farmasi  Sebelah Selatan : Jalanan

 Sebelah Barat : Tanah kosong (dimanfaatkan untuk tempat berjemur pakaian pasien ).

2.2.3 Visi, Misi dan Moto Ruang Dahlia (Paru) Rumah Sakit Ulin Banjarmasin yaitu :

2.2.3.1 Visi

Memberi Pelayanan Asuhan keperawatan dan pengobatan dibidang penyakit paru untuk meningatkan derajat kesehatan derajat kesehatan seluruh mayarakat secara optimal.

2.2.3.2 Misi

a. Memberikan pelayanan pengobatan dan asuhan keperawatan dibidang penyakit paru yang nyaman dan sesuai standar.

b. Memulihkan kesehatan dan meningkatkan produktivitas kerja, mencegah kecacatan fisik dan mental.

c. Melaksanakan pendidikan dan penlitian sesuai prosedur yang berlaku.

2.2.3.3 Falsafah

a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, rasa nyaman dan aman serta professional.

b. Memberikan pelayanan kesehatan yang aman bagi petugas.

2.2.3.4 Tujuan

Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal sesuai standar rumah sakit Ulin Banjarmasin.

(10)

10 2.2.3.4 Moto

(11)

11 Gambar 2.1 Denah Ruang Paru (Dahlia) RSUD Ulin Banjarmasin

AULA

KAMAR

DOKTER

WC

RUANG MDR 2

RUANG OK PARU &

BRONKOSKOPY

KAMAR 3 KELAS 3 KHUSUS TB

KAMAR 1 KELAS 2 ASMA B/NON TB

RUANG KARU

RUANG DOKTER

KAMAR 6 KELAS 3 ASMA BRONKIAL MUSHOLLA

RUANG MDR 1

R. PERAWAT

KAMAR 2 KELAS 2 KHUSUS TB WC WC WC WC WC WC

(12)

12 Gambar 2.2 Struktur Organisasi keperawatan ruangan dahlia (Paru) RSUD Ulin

Banjarmasin

STRUKTUR ORGANISASI

PELAYANAN KEPERAWATAN RUANG DAHLIA (PARU)

KATIM II

Nanda Amarullah, S.Kep, Ns DIREKTUR

WAKIL DIREKTUR

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

KEPALA RUANGAN Mahdalena, S. Kep, Ns

ADMINISTRASI Hj. Nor Jamilah , AMG

KATIM I Dian Handayani, S AMK

CLEANING SERVIS (Supianor)

PEKARYA (Murniyati) LOPER (Ahmad Fauzi)

ANGGOTA TIM I

 Helda Iriani S. Kep, Ns

 Ahmad Sapwan, AMK

 Dian kartini, AMK

 Nurul Istimah, AMK

 Hary Muhardy, AMK

SUPERVISOR ASKEP Murjani,S. Kep, Ns

ANGGOTA TIM II

 Roby Ansari S.Kep,Ns

 Sihnayati, S.Kep, Ns

 Tati Hartati, AMK

 Ahmad Yusuf, AMK

 Abdul Rasyid, AMK

 Zainal Hakim, AMK KEPALA IRNA NON BEDAH

(13)

13

2.3 M1 (Man/Pasien Dan Ketenagakerjaan)

Berdasarkan hasil data yang didapat di ruang Paru dari Januari s.d Juli 2014, jumlah pasien dari bulan Januari s.d Juli 2014 sebanyak 933 orang. Adapun daftar 10 penyakit terbanyak yang ada di ruang Paru terhitung mulai Januari-Juli 2014 adalah sebagai berikut:

2.3.1 Pasien

Table 2.1 Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Paru Mulai Januari-Juli 2014

No Nama Penyakit Jumlah Kasus Peringkat

1 TB Paru 221 1 2 CA Paru 132 2 3 Efusi Pleura 65 3 4 Pneumonia 65 4 5 Asma Bronkiale 50 5 6 LRTI 31 6 7 SOPT 28 7 8 Hemaptoe 27 8 9 Sepsis 24 9 10 PPOK 15 10

Sumber: Laporan bulan Januari s.d Juli 2014 ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin

Gambar 2.3 Grafik 10 penyakit terbanyak di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin mulai bulan Januari s.d Juli 2014

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Low High

(14)

14 Berdasarkan grafik diatas, diketahui bahwa penyakit terbanyak di ruang Dahlia (Paru) RUSD Ulin Banjarmasin mulai Januari s.d Juli 2014 adalah TB Paru.

2.3.2 Mahasiswa Praktik

Mahasiswa yang berpraktik di Ruangan Dahlia (Paru) biasanya diikuti oleh beberapa insitusi yang ada di Kalimantan Selatan. Adapun institusi yang berpraktik sekarang diantaranya :

2.3.2.1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin (Program Studi D3 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 5 orang dengan lama praktik 6 minggu, mulai dari tanggal 29 September s.d 10 November 2014.

2.3.2.2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sari Mulia (Program Studi S1 Keperawatan). Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 16 orang dengan lama praktik 7 minggu mulai dari bulan September s.d Oktober 2014.

2.3.2.3 PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) Universitas Lambung Mangkurat. Adapun jumlah mahasiswa yang berpraktik di Ruang Dahlia (Paru) sebanyak 26 orang dengan lama praktik 9 minggu mulai dari bulan Juli s.d Oktober 2014.

2.3.3 Data jumlah tenaga diruang Dahlia RSUD BLUD Ulin Banjarmasin. 2.3.3.1 Keperawatan

Tabel 2.2 Perawat di Ruang Dahlia ( Paru )

N o Nama Pegawai Pendidikan Terakhir Status Kepegawaian Keterangan

1. Mahdalena, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS Ka. Ruangan 2. Murjani, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS Supervisior 3. Nanda Amrullah, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS KATIM II 4. Helda Iriani, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan PNS

(15)

15 6. Abdul Rasyid, AMK D III Keperawatan PNS

7. Dian Handrayani, AMK D III Keperawatan PNS KATIM I 8. Sihnayati, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan Non PNS

9. Roby Anshari, S.Kep,Ns S.1 Keperawatan Non PNS 10 A Sapwan, AMK D III Keperawatan Non PNS 11 Tati Hartati, AMK D III Keperawatan Non PNS 12 Nurul Qotimah, AMK D III Keperawatan Non PNS 13 Harry Muhardi, AMK D III Keperawatan Non PNS 14 Ahmad Yusuf, AMK D III Keperawatan Non PNS 15 Dian Kartini, AMK D III Keperawatan Non PNS

2.3.3.2 Non Keperawatan

Tabel 2.3 Tenaga non keperawatan

No Nama pegawai Pendidikan terakhir

Status

Kepegawaian Keterangan

1. Hj. Norjamilah, AMG D III Gizi PNS Admin

2. Ahmad Fauzi SLTA BLUD Loper

3. Murniyati - BLUD Pekarya

4. Supiannoor - BLUD Tenaga CS

2.3.3.3 Klasifikasi Ketenagaan Ruang Dahlia :

a. Sarjana Keperawatan Ns : 6 orang b. Diploma III Keperawatan : 9 orang

2.3.3.4 Klasifikasi Ketenagaan berdasarkan status kepegawaian Ruang Dahlia.

a. PNS ( Perawat ) : 7 orang

b. BLUD ( Perawat ) : 8 orang

c. PNS ( Tenaga Administrasi ) : 1 orang d. BLUD ( Pekarya dan Cleaning Service ) : 3 orang 2.3.3.5 Pelatihan yang pernah diikuti

Tabel 2.4 Pelatihan yang pernah diikuti tenaga perawat

No Nama Jenis Pelatihan

1. Mahdalena, S.Kep,Ns - BCTLS - DOTS TB - HIV TB - MDR TB 2. Murjani, S.Kep,Ns - BCTLS - Bronkkoscopy - DOTS TB - Fungsional Perawat - PPI

3. Tati Hartati, AMK - DOTS TB - EKG

(16)

16 - 3S3D3 HP

4. Dian Handrayani, AMK - PPI

- Bronkoscopy 5. Helda Iriani, S.Kep,Ns - BCTLS

- Supervisor - Asma Bronkhial 6. Nanda Amrullah, S.Kep.Ns - PPI

- MDR TB - Asma Bronkhial 7. Akhmad Syafwan, AMK - EKG

- 3S3HP

- Asma Bronkhial 8. Roby Anshari - Asma Bronkhial 9. Nurul Qotimah - Asma Bronkhial 10. Harry Muhardi - Asma Bronkhial 11. Dian Katrini - Asma Bronkhial

2.3.4 Tingkat Ketergantungan Pasien

2.3.4.1 Nilai Standar Jumlah Perawat Pershift

Tabel 2.5 Nilai standar jumlah perawat pershift berdasarkan klasifikasi pasien

Klasifikasi Pasien

Tingkat Ketergantungan Pagi Sore Malam

Total 0,36 0,36 0,20

Parcial 0,27 0,15 0,10

Minimal 0,17 0,14 0,07

2.3.4.2 Kebutuhan tenaga perawat diruang Dahlia ( Paru ) dari hasil pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 2.6 Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan

perawat pada tanggal 02 Oktober 2014 (Menurut Rumus Douglas).

Klasifikasi Pasien

Jumlah

Pasien Pagi Sore Malam

Total 0 0 × 0,36 = 0 0 × 0,30 = 0 0 × 0,20 = 0 Partial 15 15 × 0,27 = 4,05 15 × 0,15 = 2,25 15 × 0,10 = 1,5 Minimal 0 0 × 0,17 = 0 0 × 0,14 = 0 0 × 0,07 = 0 Total 15 4,05 2,25 1,5

Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa tingkat ketergantungan pasien 15 orang adalah parsial care.

(17)

17 2.3.4.3 Daftar dinas shift dinas perawat Dahlia

Tabel 2.7 Daftar shift dinas perawat

Tanggal Jumlah Kebutuhan Tenaga Total P S M Izin Libur Lepas Malam

2 Oktober 2014 7 2 2 - 3 2 16

2.3.4.4 Analisa kebutuhan tenaga kerja di Ruang Dahlia ( Paru ) tanggal 02 Oktober 2014 dengan klasifikasi tingkat partial total 15 orang.

a. Kebutuhan jam perawatan : 1. Jam perawatan langsung

Parsial = 3,08 jam × 15 orang = 46,2 jam = 2772 menit.

2. Jam perawatan tidak langsung

Partial = 35 menit × 15 orang = 8,75 jam = 525 menit.

3. Jam penyuluhan

Partial = 15 menit × 15 orang = 3,75 jam = 225 menit.

Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam 1 hari untuk 15 orang klien adalah 3522 menit atau 58,7 jam. Sedangkan total jam perawatan untuk 1 klien dalam 1 hari adalah menit 3,9 jam ( ±4 jam ).

2.3.4.5 Penentuan ruang Dahlia (Paru) berdasarkan jumlah klien bulan Mei, Juni, Juli 2014 (pada saat ruangan dalam tahap renovasi).

Mei = 393 Juni = 436 Juli = 363

(18)

18 BOR Bulan Mei – Juli = Jumlah hari perawatan × 100% Bad × Periode = 1192 × 100% 26 ×92 = 1192 × 100% 2392 = 49,83 %

2.3.4.6 Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut Depkes : Jumlah pasien : 15 orang

Tingkat ketergantungan berdasarkan jenis kasus : Jam perawatan yang diperlukan / ruangan / perhari :

Rata – rata jam perawatan / pasien / hari × jumlah pasien = 3,9 × 15 = 58,5

Jumlah kerja efektif pershift : 7 jam/ hari Jumlah jam perawatan yang diperlukan adalah :

Jumlah keperawatan efektif = 58,5 = 8,35 = 8 jam / perhari Jam kerja efektif pershift 7

Penentuan standar kebutuhan tenaga kerja menurut PPNI’ 83

A × 52 (mg) × 7 (hr) (BOR × TT)

TP = + 25 % 41 minggu × 40 jam

Keterangan :

TP : Tenaga Perawat

A : Jumlah Jam Perawatan / 24 Jam TT : Tempat Tidur

BOR : Bed Occupancy Rate

(19)

19 = 3,5 × 52 (minggu) × 7 (hari) (TT × BOR)

+ 25% 41 (minggu) × 40 (jam) = 3,5 × 52 × 7 (26 × 49,83 %) + 25 % 41 × 40 = 1274x12,95 + 25 % 1640 = 10,05 +0,25 = 10,3 ( 10 perawat )

Berdasarkan perhitungan standar kebutuhan perawat menurut lokakarya PPNI, jumlah tenaga perawat yang ada diruangan Dahlia (Paru) sudah sesuai dengan standar yaitu berjumlah 10 orang.

2.3.4.7 Kebutuhan Perawat

Jadi, kebutuhan perawat dalam 1 hari adalah 8 orang. Pada tanggal 2 Oktober 2014 jumlah perawat yang bertugas ialah orang dengan rincian ;

a. Dinas pagi ada 7 orang b. Dinas sore ada 2 orang c. Dinas malam ada 2 orang d. Libur ada 3 orang

e. Lepas dinas malam ada 2 orang

Jumlah jam perawatan 58,5 jam = 8,3 ( 8 perawat) Jam kerja perawat perhari 7 Jam

(20)

20 Jadi kebutuhan perawat sudah sesuai dengan kebutuhan ruangan.

2.3.4.8 Pembagian Perawat / Shift

Jumlah perawat untuk masing-masing shift menurut Wastrler (swansburg, 1996) merekomendasikan jaga pagi 47%, jaga sore 35%, jaga malam 17%.

a. Pagi 47% × 8 orang = 3,7 orang = 4 orang b. Sore 35% × 8 orang = 2,8 orang = 3 orang c. Malam 17% × 8 orang = 1 orang

Dalam kondisi nyata di ruang Dahlia (Paru) sesuai hasil Observasi, perhitungan tenaga sudah lebih dari standar jumlah perawat. Disini hanya dinas sore yang kurang dari standar jumlah perawat dan dinas malam sudah melebihi dari standar perawat dan dinas malam sudah melebihi dari standar perawat. Maka kekurangan ketenagaan tersebut terpenuhi oleh mahasiswa yang sedang berpraktik diruang dahlia (paru) pada tanggal 2 Oktober 2014 yaitu mahasiswa PSIK unlam sebanyak 2 orang, STIK Sari Mulia 2 orang, STIKES

Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi D3

Keperawatan 1 orang. Dari segi ketenagaan perawat di ruang dahlia (paru) sudah cukup baik.

(21)

21 2.3.5 Alur pasien Masuk dan Keluar

Gambar 2.4 Alur pasien masuk dan keluar

POLIKLINIK IGD RUANG KEPERAWATAN

TPPO

RUANG RAWAT INAP

PULANG SEMBUH PULANG PAKSA PINDAH RUANGAN MENINGGAL ADMINISTRASI 2.4 M2 (Money)

Dari hasil wawancara pada tanggal 01 Oktober 2014 dengan pihak administrasi yang dahlia didapatkan hasil sebagian besar sumber pembiyaan ruangan berasal dari keuntungan rumah sakit sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di bawah pengawasan provinsi Kalimantan Selatan. Mayoritas pembiyaan pasien menggunakan BPJS (Badan Penyelengara Jaminan Sosial) dan hanya sedikit pasien dengan status umum (biaya sendiri). Anggaran dana untuk pembayaran gaji perawat yang PNS sudah diatur oleh pihak pemerintah sedangkan pembayaran gaji non PNS diatur oleh pihak

(22)

22 rumah sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan BLUD RSUD Ulin Banjarmasin. Sedangkan jasa pelayanan medik dan jasa intensif diberikan sesuai dengan pelayanan, tingkat kedudukan dan golongan perawat sendiri.

Untuk pemeliharaan ruangan sarana dan prasaran serta alat kesehatan dilakukan bersama-sama oleh seluruh yang bekerja di ruangan paru. Sedangkan perbaikan dan pengadaan dana bagi ruangan (renovasi ruangan) ruang dahlia, alat kesehatan,fasilitas kesehatan bahan habis pakai biasanya dilaporkan dahulu ke bagian IPS (Instalasi Pengadaan Sarana) sebelum mendapatkan dana dari pemerintah karena harus melewati waktu dan proses yang lama maka untuk sementara menggunakan dana pribadi oleh pihak keuangan ruang dahlia yang nantinya akan kembalikan lagi dana pribadi pihak keuangan ruang dahlia dengan dana yang diberikan oleh pemerintah yang dikelola oleh Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Prosedur barang dan jasa belanja langsung yang dananya bersumber dari BLUD RSUD ULIN Banjarmasin didapatkan dengan jalur pengusulan melalui pengantar dari kepala ruangan yang diserahkan ke IRNA non bedah untuk selanjutnya diproses oleh bagian tata usaha dengan disposisi dari direktur dan terakhir dengan disposisi bagian umum.

2.5 M3 (Material)

Ruang Dahlia (paru) terdiri dari 1 buah ruangan kepala ruangan yang bergabung dengan ruangan administrasi, 1 buah kamar dokter muda, 1 buah kamar perawat jaga, 1 buah ruang perawat jaga (nurse station), 2 buah kamar MDRTB (Multi Drug Resisten Tubercolusis), 4 buah ruang perawatan kelas 3, 1 buah kamar tindakan, 1 buah ruang OK paru, 1 buah ruang pertemuan/ aula, 1 buah gudang, dan 9 buah WC. Saat ini ruang Dahlia (paru) sedang dalam tahap renovasi ruangan (gudang).

(23)

23 Tabel 2.8 Daftar barang atau alat tenun yang terdapat di ruang Dahlia

(Paru) RSUD Ulin Banjarmasin.

No. Nama Barang Jumlah Kondisi Ideal

1. Sprai 65 Baik 1:1

2. Sarung bantal 6\5 Baik 1:6

3. Selimut 10 2 Rusak 1:5

4. Perlak 10 Baik 1:5

5. Baju pasien 20 Baik 1:5

6. Baju tindakan 2 Baik 1:1

7. Duk fungsi WSD 2 Baik 1:1/3

8. Handuk besar 5 1 Rusak 1:3

9. Sarung O2 0 - 1:1/3

10. Taplak meja 7 Baik 1:3

2.5.2 Alat kesehatan / perawatan

Tabel 2.9 Daftar barang atau alat kesehatan / perawatan yang terdapat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin

No. Nama Barang Jumlah

Keadaan Baik Rusak Rusak

Berat

1. Suction Pump 4 4

2. Suction Countinous Pump 3 2 1 3. Nebulizer ultrasonic 4 2 2 4. Nebulizer compresor 1 1 5. Spirometri 1 1 6. Broncoscopi set 1 1 7. Ekg 1 1 8. Infus pamp 4 4 9. Peakflow 1 1 10. Regulator 6 5 1 11. Ambubag 1 1 12. Lampu sorot 2 2 13. Infra red 1 1 14. Lampu UV 1 1 15. Lampu X-Ray 2 2 16. Tensimeter duduk 2 1 1 17. Timbangan badan 2 1 1 18. Brangkar 1 1 19. Kursi roda 3 2 1 20. Stetoskop 3 2 1 21. Sterilisasi elektrik 1 1 22. Standar infus 30 15 10 5 23. Kereta O2 besar 4 4 24. Kereta O2 kecil 1 1 25. Saturasi O2 besar 1 1

(24)

24 26. Tong spatel 2 2 27. Tromol sedang 3 1 2 28. Tromol besar 1 1 29. Urinal 15 8 3 4 30. Pot sputum 3 3 31. Tabung O2 kecil 1 1 32. Irrigator 1 1 33. Pinset cirurgis 6 6 34. Nasal kanul 10 5 5 35. Masker O2 kanul 4 2 2 36. Klem anatomis 1 1

37. Klem lurus kecil 1 1

38. Korentang panjang 2 2 39. Bak instrumen besar 2 2 40. Bak instrumen sedang 2 2 41. Bak instrumen kecil 2 2

42. Bengkok 4 2 2

43. Klem lurus besar 1 1

44. Bed tindakan 2 2

45. Meja dressing 1 1

46. Meja untuk spirometri 1 1

47. Meja alat punksi 1 1

48. Gunting heacting 1 1

49. Gunting ujung tumpul 1 1

2.5.3 Alat rumah tangga

Tabel 2.10 Daftar barang atau alat rumah tangga yang terdapat di Ruang Paru RSUD Ulin Banjarmasin

No. Nama barang Jumlah Keadaan

Baik Rusak Rusak berat

1. Jam dinding 5 2 3 2. AC kamar dokter 2 1 1 3. AC kamar tindakan 2 2 4. AC aula 3 2 1 5. Bak sampah 10 10 6. Bantal 10 10 7. Gayung mandi 10 10 8. Kalkulator 1 1

9. Kursi kayu panjang 8 2 6 10. Kursi kerja putar 5 5

11. Kursi kerja lipat 17 17

12. Kursi plastik 12 10 2

13. kipas angin dinding 5 2 3 14. Kipas angin gantung 5 1 4 15. Komputer billing 1 1 16. Komputer administrasi 3 1 1 1 17. Lemari arsip 1 1

(25)

25 19. Lemari linen kayu 1 1

20. Lemari besi kamar pasien

25 10 10 5

21. Meja tulis 11 11

22. Meja komputer 2 2

23. Meja resepsionis 1 1

24. Meja makan pasien 10 10 25. Lampu emergency 3 3

26. Lampu senter 1 1

27. Meja kerja aula 6 6

28. Meja kerja dokter 4 2 2

29. Printer canon 2 1 1 30. Ranjang pasien 25 25 31. Sampiran 5 4 1 32. Telepon 1 1 33. Kasur busa 30 26 4 34. Trolly tindakan 3 3 35. Rak piring 1 1 36. Televisi 1 1 37. Kulkas 1 1 38. Exhausefan 12 8 4

39. Kabel listrik gulung 5 2 3

40. Locker obat 2 1 1

41. Meja layar FOB 1 1

42. Lampu UV 1 1

43. Alat baca rontgen 1 1 44. Lemari es untuk

menyimpan obat

1 1

45. Lemari kayu dan kaca

2 1 1

46. Rak sepatu 2 1 1

47. Keranjang status 1 1

Berdasarkan perhitungan linen ( alat tenun) menurut DEPKES yaitu 1:3 jumlah linen yang tersedia masih belum mencukupi. Jumlah linen yang tersedia baru 65 buah, sedangkan hasil perhitungan dari 25 tempat tidur yaitu : 25x 3 = 75 buah jadi jumlah kekurangannya sejumlah 10 buah. Sudah terdapat poster ataupun pemberitahuan tentang larangan anak anak untuk masuk ke ruang perawatan pasien tetapi masih ada anak anak yang masuk keruangan pasien.

2.5.4 Prosedur tetap (SOP dan SAK)

2.5.4.1 Standar operasional prosedur (SOP) yang ada di ruang Dahlia (Paru)

(26)

26 a. SOP Penerimaan pasien baru

b. SOP pasien keluar rawat inap c. SOP pengaturan operan jaga

d. SOP pemindahan pasien dari kursi roda ke tempat tidur e. SOP pemindahan pasien

f. SOP pengukuran tanda tanda vital g. SOP pengukuran suhu tubuh h. SOP pengelohan linen i. SOP mengganti sprai pasien j. SOP pemasangan infuse k. SOP pemberian obat oral

l. SOP pemberian injeksi melalui intra vena

m. SOP pemberian injeksi intra vena lewat selang infuse n. SOP pemberian obat intra muskuler (IM)

o. SOP pemberian injeksi intrakutan p. SOP pemberian injeksi subkutan q. SOP pemberian transfusi darah r. SOP penanganan syok hypolemik s. SOP pemasangan kateter pria t. SOP pemasangan kateter wanita u. SOP pemasangan NGT

v. SOP pemberian penyuluhan secara individu/ keluarga w. SOP pengambilan dan penyediaan spesimen untuk

dikirim ke laboratorium bagi pasien rawat inap

x. SOP pengambilan darah untuk pemeriksaan kadar gula darah sewaktu

y. SOP pemenuhan kebutuhan oksigen z. SOP latihan nafas dalam

aa. SOP fisioterapi dada bb. SOP postural drainage cc. SOP inhalasi nebulizer

(27)

27 dd. SOP pengisapan lendir (suction)

ee. SOP batuk efektif

ff. SOP etika batuk dan bersin yang benar gg. SOP aspirasi cairan pleura

hh. SOP pemasangan selang WSD ii. SOP perawatan WSD

jj. SOP pleurodesis kk. SOP bronkhoskopi

ll. SOP penggunaan alat EKG mm. SOP spirometri

nn. SOP pemberian kompres hangat

oo. SOP pemberian kirbat esSOP pengambilan sputum BTA pp. SOP penatalaksanaan pada pasien haemapto

qq. SOP melakukan asistensi pada tindakan torasentesis rr. SOP mengkaji status oksigen dengan oksimetri nadi ss. SOP suction

tt. SOP posisi fowler uu. SOP posisi ortopnea vv. SOP posisi trendelenburg ww. SOP posisi telungkup (pronasi) xx. SOP posisi lateral

2.5.4.2 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada di ruang Dahlia (Paru)

a. SAK kerusakan integritas jaringan lunak b. SAK koping individu tidak efektif

c. SAK kurang pengetahuan dan kebutuhan informasi d. SAK kecemasan

e. SAK nyeri

f. SAK pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan g. SAK resiko tinggi penularan infeksi

(28)

28 i. SAK gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari

j. SAK ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Ruang Dahlia sudah memiliki SOP berjumlah 51 buah dan SAK 10 buah.

2.6 M4 (Metode)

2.6.1 Metode Asuhan Keperawatan / SP2KP

Metode asuhan keperawatan yang di terapkan pada ruang dahlia adalah metode sistem pemberian pelayanan keperawatan professional (SP2KP). Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 tim.

Hasil observasi pada tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014 didapatkan bahwa model asuhan keperawatan di ruang dahlia menggunakan SP2KP dengan model tim belum berjalan optimal, pada pelaksanaannya di ruangan tidak sesuai dengan uraian tugas masing-masing anggota tim, belum ada kejelasan yang tegas terhadap tugas, peran dan wewenang yang jelas pada setiap anggota tim, misalnya supervisor merangkap sebagai perawat asosiatif sehingga tidak lagi sebagai uraian perawat tim, pada dasarnya ketua tim sebagai perawat profesional cukup mampu melakukan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim melakukan pembuatan perencanaan, penugasan, supervisi dan evaluasi. Ketua tim juga mengenal dan mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.

2.6.2 Penerimaan Pasien Baru

Penerimaan pasien baru merupakan hal yang pertama dilakukan perawat ruangan, baik pasien baru masuk maupun pasien yang berasal dari ruangan lain, meliputi serangkaian perkenalan, persetujuan oleh perawat terhadap pasien berdasarkan standart operasional. Hasil

(29)

29 angket yang dibagikan kepada 8 orang sample perawat di dapatkan perawat yang menerima pasien dan memperkenalkan diri pada pasien serta keluarga sebesar 87,5% % kadang-kadang dilakukan, perawat yang bertugas saat menerima pasien baru memperkenalkan siapa perawat yang bertanggung jawab (kepala ruangan, perawat yang bertugas dll) sebesar 100% kadang-kadang dilakukan, perawat yang bertugas menjelaskan tentang penyakit yang diderita, terapi yang diberikan, anjuran atau larangan saat masuk ruangan sebesar 75% dilakukan, pasien dan keluarga diperkenalkan oleh dokter dan tenaga non keperawatan ( misal : tenaga administrasi, ahli gizi dll ) sebesar 62,5% dilakukan, pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang (Fasilitas, jam berkunjung, pengunjung pasien, waktu makan, cara pembayaran dan sentralisai obat) sebesar 100% dilakukan, pasien dan keluarga diperkenalkan dengan lingkungan dan ruangan (dapur, kamar mandi, ruang dokter, dan ruang perawat, depo obat) sebesar 75% dilakukan, pasien diberikan anjuran untuk tidak membawa barang berharga sebesar 62,5% dilakukan, perawat yang memperkenalkan dengan pasien lain ( bila ada) sebesar 50% tidak pernah dilakukan, keluarga diberikan penjelasan tentang resiko tertularnya penyakit bagi keluarga atau kerabat yang berkunjung sebesar 75% selalu dilakukan, perawat yang bertugas menyarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung bagikeluarga/kerabat yang berkunjung sebesar 87,5% dilakukan. Penjelasan tentang larangan membawa anak-anak masuk keruang perawatan selalu dilakukan namun kadang-kadang keluarga pasien mengabaikan larangan tersebut.

2.6.3 Timbang Terima

Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift dari malam ke pagi saja. Sedangkan pergantian shift dari pagi ke sore dipimpin oleh ketua tim sebesar 87,5% dilakukan, timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift sebesar 100% dilakukan,

(30)

30 pelaksanaan dimulai dari nurse station sebesar 75% dilakukan, timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi pasien sebesar 75% kadang-kadang dilakukan, hal-hal yang sifatnya khusus dicatat dan diserah terimakan pada perawat shift berikutnya sebesar 100% dilakukan, perawat shift berikutnya validasi data sebesar 100% dilakukan, perawat menyapa pasien dan menanyakan kondisi/keluhan yang dirasakan saat ini sebesar 100% dilakukan, waktu untuk timbang terima tidak lebih dari 10 menit kecuali pasien kondisi khusus sebesar 75% dilakukan, penyampaian dilakukan singkat dan jelas sebesar 62,5% dilakukan, perawat menyebutkan identitas pasien 75% dilakukan, perawat menyebutkan diagnosa medis sebesar 75% dilakukan, perawat menyebutkan data objektif sebesar 87,5% dilakukan, perawat menyebutkan data penunjang lain sebesar 87,5% dilakukan, perawat menyebutkan tindakan keperawatan yang dilaksanakan sebesar 75% dilakukan, perawat menyebutkan intervensi kolaboratif dan juga menyebutkan persiapkan yang perlu dilakukan dalam kegiatan selanjutnya sebesar 87,5% dilakukan, perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung sebesar 75% dilakukan, perawat yang memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan pelaksnaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim sebesar 50% dilakukan dan 50% kadang-kadang dilakukan.

Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan pasien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah

(31)

31 dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif, dan perkembangan pasien saat itu. Mekanisme laporan di kerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses komunikaasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi pasien saat itu, sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat kepada pasien. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang terima dilakukan di nurse station yang diikiuti oleh perawat dari kedua shift dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.

Hasil observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014, timbang terima diruang Dahlia dilakukan setiap pergantian shift malam ke pagi (pukul 08.00 wita) yang diikuti oleh sebagian perawat dan mahasiswa yang bertugas di masing-masing shift. Beberapa kelebihan pelaksanaan timbang terima di Ruang Dahlia adalah timbang terima dilaksanakan langsung oleh Kepala Ruangan. Isi timbang terima meliputi nama dan ruangan pasien, diagnosa medis dan kondisi pasien. Untuk masalah keperawatan, intervensi yang telah dan belum dilakukan sudah laporkan secara detail. Terapi yang diberikan, dan tidak semua dicatat dalam buku timbang terima, dan belum erdapat format khusus timbang terima yang memuadahkan perawat untuk melakukan timbang terima.

Pada saat timbang terima diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien terhadap apa yang sudah dilakukan dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi memang telah dilaksanakan di Ruang Dahlia. Namun kegiatan perawat melakukan timbang terima dengan berjalan bersama dengan perawat lainnya dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat didekat pasien belum dilaksanakan. Selain itu juga kegiatan timbang terima belum terjadwal

(32)

32 pasti, karena kadang hanya dilakukan oleh shift malam ke shift pagi saja, serta pada hari libur kadang-kadang dilakukan.

2.6.4 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. Berdasarkan hasil kuesioner dari jumlah sampel 8 orang perawat didapatkan 100% perawat menjawab bahwa ronde keperawatan kadang-kadang dilakukan di ruang Dahlia. Hasil observasi tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014 sudah ada dilakukan timbang terima antara kepala ruangan dengan perawat jaga setiap pagi, namun belum tampak diskusi kasus secara mendalam dalam bentuk ronde keperawatan. Pembahasan kasus secara mendalam terkadang dilakukan berbarengan dengan jadwal dokter visite. Berdasarkan kuesioner didapatkan bahwa hanya kadang-kadang saja perawat primer atau asosiasi menjelaskan keadaan dan data demografi pasien. Selain itu, hanya kadang-kadang saja melaksanakan ronde sesuai dengan prosedur pelaksanaan ronde keperawatan. Belum ada jadwal kegiatan rutin pelaksanaan ronde keperawatan.

2.6.5 Sentralisasi Obat

Mengenai sentralisasi obat dengan responden perawat di ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin di dapatkan bahwa keluarga/pasien mendapatkan penjelasan kapan/bila mana obat tersebut akan habis kadang-kadang dilakukan oleh perawat sebesar 50%. Saat pemberian obat perawat menjelaskan macam-macam obat, kegunaan, jumlah obat, dan efek samping kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%. Sediaan obat yang ada dilanjutkannya di cek tiap pagi oleh perawat

(33)

33 shift yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku jadwal pemberian obat kadang-kadang dilakukan sebesar 62,5%.

Hasil kuesioner, dari 8 orang responden perawat sebanyak 60% pengadaan sentralisasi obat sudah dilakukan sesuai dengan SOP, terbukti dengan adanya tempat khusus obat masing-masing pasien. Sedangkan pelaksanaan proses sentralisasi belum dilaksanakan dengan optimal, selama ini hanya ada buku pencatatan injeksi dan oral. Adapun alur penerimaan obat yang dilakukan perewat untuk meminta persetujuan dari pasien serta surat pernyataan persetujuan dilakukannya sentralisasi obat belum ada format khususnya, belum ada buku serah terima obat.

2.6.6 Discharge Planning

Mengenai Discharge Planning dari hasil angket yang diberikan kepada responden yaitu perawat di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin, pada pernyataan sebagian besar pasien yang dilakukan healt education, setiap pasien yang diajarkan perawatan mandiri di rumah, kepala ruangan/perawat melakukan Discharge Planning setelah pasien melakukan pelunasan administrasi yaitu 80 % dilakukan. Sedangkan pada pernyataan setiap pasien pulang atas kemauan sendiri dilakukan dischere planning dan melaksanakan discharge planning 20 %.

Dari hasil observasi pada saat pengkajian tanggal 02 Oktober 2014 s.d 04 Oktober 2014, perencanaan pulang sudah dilaksanakan. Dari 5 orang pasien yang akan pulang sudah dilakukan Discharge Planning oleh perawat di ruang Dahlia, dimana pasien diberiakn penjelasan kapan waktu untuk kontrol ulang, dosis dan cara minum obat, dianjurkan jangan sampai putus obat, dan sedikit tentang kondisi penyakitnya. tetapi Discharge Planning masih dilakukan secara lisan belum ada pendokumentasian. Brosur atau leflet tentang TB Paru sudah ada diruangan tapi jarang diberikan ke pasien. Isi dari brosur

(34)

34 TB masih bersifat umum. Manajemen rumah sakit belum mempunyai format khusus tentang Discharge Planning. Isi dari Discharge Planning dapat membantu pasien pasca perawatan untuk dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga karena meliputi pemberian informasi tentang waktu kontrol dan obat yang harus di minum (keteraturan minum obat) dan adanya leflet berguna bagi pasien sebelum pulang sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.

2.6.7 Supervisi

Dari hasil observasi yang dilakukan mahasiswa di dapatkan bahwa supervisi ruangan dilakukan setiap hari oleh kepala ruangan dan supervisor, di mana supervisi sering dilakukan secara in formal yaitu oleh kepala ruangan maupun supervisor ruangan langsung ke Ketua Tim atau pun perawat asosiatif yang berdinas dan telah dilakukan pencatatannya.

2.7 M5 (Market)

2.7.1 Efiesiensi ruang rawat (BOR, LOS, BTO, TOI) Tabel 2.11 Data Bulanan Ruang Dahlia

NO Bulan Jumlah TT Jumlah Hari perawatan Jumlah Px. Keluar Px. Meninggal <48 jam >48 jam 1 Januari 25 233 30 - 6 2 Februari 25 219 54 - 3 3 Maret 25 449 79 2 3 4 April 25 347 66 2 4 5 Mei 25 393 68 4 5 6 Juni 25 436 90 1 10 7 Juli 25 363 76 1 11

2.7.2 BOR (Bed Occupancy Rate)

Adapun tingkat keefisiensian Ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin yang dihitung selama 3 bulan terakhir dari Mei, Juni, Juli 2014 adalah sebagai berikut:

(35)

35 BOR (Bed Occupancy Rate)

393 X 100% = 37,8 % 775

Bulan Juni:

BOR (Bed Occupancy Rate) 436 X 100% = 38,1 % 750

Bulan Juli:

BOR (Bed Occupancy Rate) 363 X 100% = 46,7% 775

BOR 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ) BOR (Bed Occupancy Rate) 1192 X 100% = 51,8% 2300

Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapatkan hasil penghitungan BOR 51,8 % hasil ini kurang dari standar normal yaitu 60-80 % dikarenakan ada renovasi ruangan sehingga ada beberapa ruangan yang tidak bisa digunakan untuk rawat inap.

2.7.3 LOS (Lengh Of Stay)

Adapun LOS yang didapatkan berdasarkan data laporan bulanan Ruang Dahlia ( Paru) tahun 2014 yaitu pada 3 bulan ( mei, juni, juli) dengan jumlah total hari perawatan selama 3 bulan, didapatkan LOS dengan perhitungan sebagai berikut :

Bulan : Mei

393 = 5,1 hari = 5 hari 77 x 1

Bulan : Juni

(36)

36 101 x 1

Bulan : Juli

363 = 4,1 hari = 4 hari 88 x 1

LOS 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ): 1192 = 4,4 hari = 4 hari 266 x 1

Dari hasil penghitungan selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapatkan hasil penghitungan LOS didapatkan hasil rata-rata hari perawatan pasien di ruangan Paru ( Dahlia) adalah 4 hari. Hasil ini tidak sesuai standar normal yaitu lama hari perawatan (depkes) 6-9 hari.

2.7.4 BTO (Bed Turn Over)

Adapun data BTO didapat berdasarkan data laporan bulanan Ruang Dahlia (Paru) tahun 2014 bulan Mei, Juni, Juli yaitu didapatkan BTO, dengan perhitungan sebagai berikut :

BTO 3 bulan ( Mei, Juni, Juli ) 266 = 10,6 = 11x / Bulan 25

Dari hasil penghitungan BTO selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli 2014) didapakan hasil 11x/bulan, hasil ini melebihi dari standar BTO menurut Depkes yaitu 5x/bulan. Hal ini dikarenakan renovasi ruang menyebabkan benyak tempat tidur yang kosong.

2.7.5 TOI (Trun Over Interval)

Adapun data TOI didapat berdasarkan data laporan tahun 2014 bulan Mei, Juni, Juli, dengan jumlah tempat tidur sebanyak 26 buah, jumlah pasien, perhitungan sebagai berikut:

Bulan Mei:

(37)

37 77 = 5,3 = 5 hari Bulan: Juni = (26 x 30) – 436 101 = 3,4 = 3 hari Bulan : Juli = ( 26 x 31 ) – 363 88 =5 = 5 hari

Perhitungan TOI selama tiga bulan ( Mei, Juni, Juli ) = (26 x 92 ) – 1192

266 = 4,5 = 5 hari

Dari hasil penghitungan TOI selama 3 bulan (Mei, Juni, Juli) 2014 didapatakan hasil 5 hari. Hasil ini melebihi dari nilai normal (depkes) 1-3 hari. Hal ini kemungkinan disebabkan karena data yang di hitung hanya 3 bulan terakhir saja, sehingga hasil dari perhitungan tidak semuanya terdata.

2.7.6 GDR (Gross Death Rate) & NDR (Net Death Rate) 2.7.6.1 GDR (Gross Death Rate)

Menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar.

GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya/jumlah pasien keluar (hidup atau mati) x 1000

(38)

38 Indikator untuk mengetahui angka kematian keseluruhan (3bulan, Mei, Juni, Juli). Nilai standar < 45%.

= 6 x 1000 = 22,5% 266

2.7.6.5 NDR (Net Death Rate)

Menurut Depkes RI (2005) adalah kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di Rumah Sakit Ruang Paru (Dahlia).

Nilai standar <25 %

= 26 x 1000 = 97,7 % 266

2.7.7 Hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen A,B,C)

2.7.7.1 Instrumen A (Penerapan Standar Asuhan Keperawatan) Data didapatkan dari 10 rekam medik (status pasien) yang telah dirawat di Ruang Dahlia.

Tabel. 2.12 Pengkajian No Aspek Yang

Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 Jumlah pasien keluar mati > 48 jam

Jumlah pasien keluar hidup + mati

X 1000 Jumlah pasien keluar mati < 48 jam

Jumlah pasien keluar hidup + mati

(39)

39 1 2 3 4 Pengkajian Mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman pengkajian Data dikelompokan (bio-psiko-sosial-spiritual) Data dikaji sejak pasien masuk sampai pulang Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan 0 0 75% 75% 75% 75% SUB TOTAL 4 0 4 0 4 4 4 4 TOTAL 24 PROSENTASE 75% Tabel. 2.13 Diagnosa

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien

Ket 1 2 3 4 5 6 7 8

(40)

40 1 2 3 Diagnosa Diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan

Diagnosa keperawatan mencerminkan FE/PES Merumuskan diagnosa keperawatan aktual/potensal 0 75% 75% 75% SUB TOTAL 2 1 3 2 3 2 3 2 TOTAL 18 PROSENTASE 70% Tabel 2.14 Rencana No Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 Rencana Merumuskan perencanaan sesuai dengan diagnosa yang didapat saat pengkajian Menetapkan rencana keperawatan sesuai dengan prioritas 0 0 75% 75%

(41)

41 masalah SUB TOTAL 2 1 1 1 2 1 2 2 TOTAL 10 PROSENTASE 75% Tabel 2.15 Tindakan

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 Implementasi Tindakan dilaksanakan mengacu pada rencana keperawatan

Perawat mengobservasi respon klien terhadap tindakan keperawatan Revisi tindakan berdasarkan hasil evaluasi

Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat ringkas dan jelas 0 0 0 0 0 0 0 87,5% 50% 87,5% 87,5% SUB TOTAL 4 3 3 3 3 4 3 2 TOTAL 25 PROSENTASE 78% Tabel 2.16 Evaluasi

No Aspek Yang Dinilai Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 Evaluasi

Evaluasi mengacu pada tujuan

Menetapkan rencana Hasil evaluasi dicatat

0 0 0 0 62,5% 87,5% SUB TOTAL 2 1 1 2 1 2 1 2 TOTAL 12 PROSENTASE 75%

(42)

42 Tabel 2.17 Catatan asuhan keperawatan

No Aspek Yang Dinilai

Kode Berkas Rekam Medik Pasien Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 Catatan Asuhan Keperawatan Menulis pada format yang baku Pencatatan dilakukan sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku dan benar Setiap melakukan tindakan/ kegiatan perawat mencantumkan paraf/ nama jelas dan tanggal jam dilakukannya tindakan Berkas catatan keperawatan disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75% 75% 62,5% 75% 87,5% SUB TOTAL 4 4 3 3 3 4 4 5 TOTAL 30 PROSENTASE 75%

Tabel 2.18 Rekapitulasi hasil evaluasi penerapan SAK (Instrumen A)

(43)

43 1 Pengkajian 75 2. Diagnosa 75 3 Rencana 62,5 4 Tindakan 78 5 Evaluasi 75 6 Catatan keperawatan 75 Rata – rata 73,4

Dari hasil observasi pendokumentasian asuhan keperawatan pada status 8 persen yang telah dirawat selama atau lebih dari 2 hari didapatkan hasil data 73,4% sudah dicatatan dan lengkap, tetapi ada sekitar 30 % yang belum lengkap.

2.7.8 Instrumen B (Kepuasan Pasien)

Tabel 2.19 Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien Sebelum Dilakukan Intervensi

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Perawat memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga 82,5 12,5 2. Apakah perawat melarang anda atau pengunjung

merokok diruangan

62,5 37,5 3. Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana nafsu

makan anda atau keluarga anda.

100 0 4. Apakah perawat pernah menanyakan pantangan dalam

hal makanan anda atau keluarga anda

37,5 62,5 5. Apakah perawat menyakan atau memperhatikan

beberapa jumlah makanan dan minuman yang biasa anda dan keluarga habiskan.

25 75

6. Apabila anda atau keluarga anda tidak mampu makan sendiri apakah perawat membantu menyuapinya.

37,5 62,5 7. Pada saat anda dipasang infuse apakah perawat selalu

memeriksa cairan atau tetesannya dan area sekitar pemasangan jarum infuse.

100 0

8. Apabila anda dan keluarga mengalami kesulitan BAB apakah perawat menganjurkan makan buah-buahan, sayur, minum yang cukup dan banyak bergerak.

100 0

9. Pada saat perawat membantu anda dan keluarga waktu BAB atau BAK, apakah perawat memasang sampiran atau selimut, menutup pintu jendela, mempersilahkan pengunjung keluar ruangan.

75 25

10. Apakah ruangan tidur anda dan keluarga selalu dijaga kebersihannya dengan disapu dan dipel tiap hari.

87,5 12,5 11. Apakah lantai kamar mandi / Wc selalu: bersih, tidak

licin,tidak berbau, cukup terang.

62,5 37,5 12. Selama anda atau keluarga anda belum mampu mandi 37,5 62,5

(44)

44 (dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan oleh

perawat.

13. Apakah anda atau keluarga anda dibantu oleh perawat, jika tidak mampu menggosok gigi, membersihkan mulut, atau mengganti pakaian, atau menyisir rambut.

37,5 62,5

14. Apakah alat-alat tenun seperti sprai, selimut, dan lain-lain diganti setiap kotor.

75 25

15. Apakah perawat pernah memberikan penjelasan akibat dari: kurang bergerak, berbaring terlalu lama.

50 50

16. Pada saat anda atau keluarga anda masuk rumah sakit, apakah perawat memberikan penjelasan tentang fasilitas yang tersedia dan cara penggunaannya, peraturan atau tata tertib yang berlaku di rumah sakit

62,5 37,5

17. Selama anda atau keluarga dalam perawatan, apakah perawat: memanggil nama dengan benar

87,5 12,5 18. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan,

apakah perawat mengawasi keadaan anda secara teratur pada pagi, sore maupun malam hari.

87,5 12,5

19. Selama anda atau keluarga anda dalam perawatan apakah perawat segera member bantuan saat diperlukan.

100 0

20. Apakah perawat sopan dan ramah 100 0 21. Apakah selama anda atau keluarga anda mengetahui

perawat yang bertanggung jawab setiap kali pergantian dinas.

62,5 37,5

22. Apakah perawat selalu memberikan penjelasan sebelum melakukan tindakan perawatan atau pengobatan.

75 25

23. Aspakah perawat selalu bersedia mendengarkan atau memperhatikan setiap keluhan anda atau keluarga anda.

100 0

24. Dalam hal memberikan obat apakah perawat membantu menyiapkan atau meminumkan obat.

50 50

25. Selama anda atau keluarga anda dirawat apakah diberikan penjelasan tentang perawtan atayu pengobatan atau pemeriksaan lanjutan setelah anda atau keluarga anda diperbolehkan pulang.

62,5 37,5

Kesimpulan dari pernyataan terbuka pada angket kepuasan pasien: sebagian besar responden (75 %) mengatakan cukup puas dan merasa senang dengan pelayanan yang diberikan diruang Dahlia.

Hasil evaluasi persepsi pasien/keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin (Instrumen B) yang dilakukan tanggal 2-4 Oktober 2014 pada 8 paien/keluarga pasien yang telah dirawat inap lebih dari 2 hari, adalah: 72,5% pasien/keluarga menyatakan mutu pelayanan di Ruang Dahlia sudah

(45)

45 baik, tetapi masih ada beberapa item yang nilainya masih kurang antara lain:

1) 12,5% perawat belum memperkenalkan diri kepada pasien/keluarga pasien.

2) Baru 37,5% perawat yang menanyakan pantangan dalam hal makanan pasien

3) Hanya 30 % perawat yang memperhatikan berapa jumlah makanan dan minuman yang dihabiskan oleh pasien

4) Baru 37,5 % perawat yang membantu pasien dalam hal menyuapi pasien

5) Baru 37,5% perawat yang membantu pasien dalam melakukan proposal hygine pasien yaitu memandikan.

Keterangan

% Persepsi mutu askep = ∑ pernyataan Ya x 100% ∑ pernyataan Ya + Tidak Nilai persepsi Mutu askep dinyatakan baik bila > 75%. Persepsi mutu askep = 145 x 100% = 72,5%

145 + 55

2.7.9 Instrumen C (Pelaksanaan Tindakan Keperawatan)

2.7.9.1 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan Oksigen di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.20 Observasi Pelaksanaan Tindakan Memberikan Oksigen NO JENIS KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI 1 2 3 4 5 1 Memberikan Oksigen a. Kriteria Persiapan 1. Cek instruksi dokter (dosis dan cara pemberian) 1 1 1 1 1 2. Beri tanda dengan tulisan 0 0 0 0 0 3. Hubungkan tabung O2 dan Flowmeter 1 1 1 1 1

(46)

46 4. Botol pelembab yang diisi dengan 2/3 air steril 1 1 1 1 1 5. Selang nasal canula atau masker 1 1 1 1 1 6. Memberikan penjelasan kepada pasien 1 1 1 1 1 b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 0 0 0 0 0 2. Mengatur posisi pasien 1 1 1 1 1 3. Membuka flowmeter dan mengukur dosis secara bertahap 1 1 1 1 1 4. Memasang selang kanula atau masker pada pasien 1 1 1 1 1 5. Memperhatikan reaksi pasien, pernapasan, dan nadi 1 1 1 1 1 6. Mencatat dalam lembaran catatan perawatan 1 1 1 1 1 7. Cuci tangan 1 1 1 1 1 Sub Total 11 10 11 10 11 Total 53 Presentase 81,5% PRESENTASE = TOTAL X 100% = 81,5 % 5 X ( 6 + 7 )

Nilai standar pelaksanaan tindakan keperawatan dinyatakan baik bila > 75%.

2.7.9.2 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infus di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.21 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemasangan Infuse

NO JENIS

KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI

OBSERVASI 1 2 3 4 5

(47)

47 2. Memasang Infus a. Kriteria Persiapan 1. Cuci tangan 0 1 1 1 2. Standar infuse 1 1 1 1 1 3. Cairan yang akan

diberikan 1 1 1 1 1 4. Infus set 1 1 1 1 1 5. Kapas 1 1 1 1 1 6. Alkohol 70 % 1 1 1 1 1 7. Kasa steril 0 0 0 0 0 8. Gunting 1 1 1 1 1 9. Plester 1 1 1 1 1 10. Pengalas 1 1 1 1 1 11. Bengkok 1 1 1 1 1 b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 1 1 0 1 0 2. Pasien diberi penjelasan 1 1 1 1 1 3. Posisi pasien supinasi /

terlentang

1 1 1 1 1 4. Siapkan area yang akan

dipasang

1 1 1 1 1 5. Memeriksa ulang

cairang yang diberikan

1 1 1 1 1 6. Keluarkan udara dari

selang infuse

1 1 1 1 1 7. Menentukan area yang

akan ditusuk

1 1 1 1 1 8. Pasang pengalas 0 0 0 0 0 9. Mendesinfeksi area

yang akan ditusuk dengan diameter 5-10 cm

1 1 1 1 1

10. Menusuk jarum infuse pada vena yang telah ditentukan

1 1 1 1 1

11. Melakukan fiksasi 1 1 1 1 1 12. Menutup bagian yang

ditusuk dengan kasa steril

0 0 0 0 0

13. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan 1 1 1 1 1 14. Memperhatikan reaksi pasien 1 1 1 1 1 15. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah tetesan 0 0 0 0 0 16. Pasien dirapikan 1 1 1 1 1 17. Alat-alat dibereskan 1 1 1 1 1 18. Cuci tangan 1 1 1 1 1 Sub Total 2 5 2 3 2 5 2 3 2 5

(48)

48

Total 121

Presentase 80%

2.7.9.3 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Transfusi di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.22 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian transfusi NO JENIS KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI 1 2 3 4 5 3 Memberikan Transfusi a. Kriteria Persiapan 1. Cek persetujuan pasien / informed consent 1 1 1 1 1 2. Cek tanda-tanda vital 1 1 0 0 0 3. Kelengkapan transfuse set 1 1 1 1 1 4. Cairan NaCl 0,9 % 1 1 1 1 1 5. Darah yang akan

diberikan sesuai denga kebutuhan 1 1 1 1 1 6. Kapas alkohol 70 % 1 1 1 1 1 7. Kasa steril 1 1 1 1 1 8. Gunting 1 1 1 1 1 9. Plester 1 1 1 1 1 10. Pengalas 1 1 1 1 1 11. Bengkok 1 1 1 1 1 b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 0 0 0 0 0 2. Memberikan penjelasan pada pasien 1 1 1 1 1 3. Menyiapkan area yang akan ditusuk

1 1 1 1 1

4. Peneliti meneliti keadaan darah dan suhu sesuai dengan suhu tubuh normal 1 1 1 1 1 5. Cek selang label darah dengan formulir permintaan, nama pasien, golongan darah, 1 1 1 1 1

(49)

49 dan nama tempat tidur 6. Memasang infuse dengan cairan NaCl 0,9 % sesuai dengan prosedur pemasangan infuse 1 1 1 1 1 7. Cek silang dengan teman sejawat sebelum darah dipasang 1 1 1 1 1 8. Memindahkan selang sesuai dengan kebutuhan 1 1 1 1 1 9. Memperhatikan reaksi pasien 1 1 1 1 1 10. Mencatat waktu pemberian, golongan darah, dan jumlah tetesan darah 0 0 0 0 0 11. Menghitung jumlah tetesan transfusi pada kantong 1 1 1 1 1 12. Alat-alat dibereskan 1 1 1 1 1 13. Cuci tangan 1 1 1 1 1 Sub Total 21 22 21 22 21 Total 107 Presentase 85%

2.7.9.4 Observasi Pelaksanaan Tindakan Pemberian Obat Melalui Suntikan di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin.

Tabel 2.23 Observasi pelaksanaan tindakan pemberian obat melalui suntikan NO. JENIS KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI 1 2 3 4 5

(50)

50 4. Memberikan Obat Melalui suntikan IV Perinfuse a. Kriteria Persiapan 1. Spuit disposable sesuai kebutuhan 1 1 1 1 1 2. Kapas Alkohol 70% 1 1 1 1 1 3. Obat yang diberikan 1 1 1 1 1 4. Pasien diberi penjelasan 1 1 1 1 1 b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 0 0 0 0 0 2. Memperhatikan prinsip Aseptik 1 1 1 1 1 3. Membaca Etiket Obat 1 1 1 1 1 4. Membaca Dosis Obat 1 1 1 1 1 5. Memasukkan Obat ke dalam spuit, kemudian udara dalam spuit dikeluarkan 1 1 1 1 1 6. Mengatur posisi pasien 1 1 1 1 1 7. Menentukan daerah yang akan disuntik 1 1 1 1 1 8. Mendesinfektan kulit yang akan disuntik sesuai dengan jenis suntikan 1 1 1 1 1 9. Memasukkan obat sesuai dengan teknik penyuntikan1 1 1 1 1 1 10. Melakukan aspirasi 1 1 1 1 1 11. Memasukkan obat secara perlahan-lahan 1 1 1 1 1 12. Memperhatikan 1 1 1 1 1

(51)

51 respon pasien 13. Mencabut jarum perlahan-lahan 1 1 1 1 1 14. Mendesinfeksi kulit dengan kapas alcohol 1 1 1 1 1 15. Mencatat respon pasien dan pemberian obat 1 1 1 1 1 16. Mencuci tangan 1 1 1 1 1 19 19 19 19 19 Sub Total 95 Total 90,4% Presentase

2.7.9.5 Observasi Pelaksanaan Tindakan Mengukur Tekanan Darah di Ruang Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.24 Observasi pelaksanaan tindakan mengukur tekanan darah NO. JENIS KEGIATAN ASPEK YANG DINILAI OBSERVASI 1 2 3 4 5 5. Mengukur Tekanan Darah a. Kriteria Persiapan 1. Tensimeter 1 1 1 1 1 2. Stetoskop 1 1 1 1 1 3. Buku Catatan 1 1 1 1 1 4. Pasien diberi penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan 1 1 1 1 1 b. Kriteria Pelaksanaan 1. Cuci tangan 0 0 0 0 0 2. Lengan baju pasien dibuka atau digulung 1 1 1 1 1 3. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. Manset 1 1 1 1 1

(52)

52 dipasang tidak terlalu kencang atau terlalu longgar 4. Pompa tensimeter dipasang 1 1 1 1 1 5. Denyut arteri brachialis diraba lalu stetoskop ditempatkan pada daerah tersebut 1 1 1 1 1 6. Skrup balon dibuka perlahan-lahan sehingga air turun perlahan-lahan, sambil memperhatikan turunnya air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama / systole dan terakhir / diastole 1 1 1 1 1 7. Respon pasien dicatat 1 1 1 1 1 8. Pasien dan alat

dirapikan 1 1 1 1 1 9. Mencuci tangan 1 1 1 1 1 Sub Total 12 12 12 12 12 Total 60 Presentase 92,3%

2.7.9.6 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (Standar VI) di Ruang Dahlia ( Paru ) RSUD Ulin Banjarmasin

Tabel 2.25 Rekapitulasi Hasil Observasi Pelaksanaan Tindakan

(53)

53

No Aspek yang dinilai Hasil (%)

1 Memberikan Oksigen 81,5%

2 Memasang Infus 80%

3 Memberikan Transfusi 85%

4 Memberikan obat suntikan IV perinfus 90,4%

5 Mengukur tekanan darah 92,3%

Total (%) 81,1%

Berdasarkan data rekapitulasi hasil evaluasi pada pengkajian instrumen C di ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin didapatkan hasil bahwa sebagian besar tindakan keperwatan sudah dilakukan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur), tetapi ada beberapa persiapan alat dan pelaksanaan tindakan yang belum sesuai dengan SOP yaitu:

a. Belum memberi tanda dengan tulisan di tabung oksigen beberapa jumlah oksigen yang diberikan ke pasien

b. Saat pelaksanaan pemasangan oksigen, pemasangan infus, pemberian suntikan intra vena, pemberian transfusi, mengukur suhu, tekanan darah belum melakukan cuci tangan

c. Belum mempersiapkan kasa steril dan juga pengalas saat persiapan pemasangan infus maupun tindakan lainnya. 2.7.9.7 Kepuasan Kerja Karyawan

Tabel 2.26 Kepuasan kerja karyawan

No Pertanyaan Jawaban STS TS S SS Budaya Organisasi 1. Rumah Sakit memberikan penghargaan kepada perawat 0 0 7 1 2. Rumah Sakit memberikan kesempatan kepada perawat untuk memberikan ide demi kemajuan pelayanan 0 1 6 1

(54)

54 3. Sejak bekerja dirumah sakit ini semangat kerja dan produktivitas saya semakin baik 0 0 8 0 4. Pengembangan karir perawat dirumah sakit ini tidak jelas

1 0 7 0 5. Saya merasakan ketenangan dalam bekerja di tempat ini 0 0 7 1 6. Rumah Sakit memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan 1 0 7 0 7. Rumah Sakit memperhatika n kesejahteraan perawat 0 4 4 0 Total (%) 2 3,57% 5 8,93% 46 82,14% 3 5,36% Kepemimpinan 8 Atasan menuntut saya bekerja sesuai dengan standar 0 0 7 1 9 Atasan saya dapat mengatasi masalah yang terjadi di ruangan 0 0 7 1 10 Atasan memberikan kesempatan kepada saya untuk menyampaikan gagasan dalam memberikan asuhan keperawatan 0 0 7 1 11 Pendelegasian yang dilakukan 0 0 7 1

Gambar

Table 2.1 Daftar 10 penyakit terbanyak di Ruang Paru Mulai Januari- Januari-Juli 2014
Tabel 2.2 Perawat di Ruang Dahlia ( Paru )
Tabel 2.3 Tenaga non keperawatan
Tabel  2.5  Nilai  standar  jumlah  perawat  pershift  berdasarkan  klasifikasi pasien
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun alasan penulis mengambil pasien penyakit paru, karena pasien yang menderita penyakit paru ini sangat membutuhkan perawatan yang khusus, karena pasien yang

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan data tambahan bagi penelitian keperawatan selanjutnya yang ingin melakukan penelitian

Menjelaskan kepada mahasiswa tentang proses manajemen personalia dalam suatu organisasi.. Menjelaskan proses manajemen personalia

Setelah menjalankan program praktek profesi manajemen keperawatan ini diharapkan mahasiswa mampu membuat rencana, mengorganisasikan, melakukan intervensi serta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dalam mengembangkan penelitian keperawatan selanjutnya dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengaturan

Memahami analisa biaya manajemen perawatan beserta komponen- komponennya Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat: 1.. Menjelaskan perlunya maintenance

703 PERBEDAAN TINGKAT KOGNITIF MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG TAHUN ANGKATAN 2017 SEBELUM DAN SESUDAH PEMBELAJARAN RESUSITASI JANTUNG PARU RJP

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh motivasi, tujuan, dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi