MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 1
Bab 2
Review SSK dan Prioritas Pembangunan
2.1 Profil Kabupaten/KotaDi dalam kebijakan penataan ruang nasional (PP. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN) seluruh wilayah Kabupaten Takalar masuk dalam KSN Perkotaan Mamminasata bersamaan dengan kawasan perkotaan Maros, Kota Makassar, perkotaan Sungguminasata dan perkotaan Takalar (ibukota kabupaten Pattalasang).
Kabupaten Takalar merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terlatak pada bagian selatan. Letak astronomis Kabupaten Takalar berada pada posisi 5O3’ – 5O38’ Lintang Selatan dan 119O22’ – 119O39’ Bujur Timur, dengan luas wilayah kurang lebih 566,51 Km2. Secara administrasi Kabupaten Takalar memiliki wilayah berbatasan dengan:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto
Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar
Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores
Wilayah administrasi Kabupaten Takalar hingga tahun 2006 terdiri atas 7 kecamatan, dan pada tahun 2007 mengalami pemekaran wilayah menjadi 9 kecamatan. Dua wilayah kecamatan hasil pemekaran adalah Kecamatan Sanrobone yang dimekarkan dari Kecamatan Mappakkasunggu, dan Kecamatan Galesong yang dimekarkan dari Kecamatan Galesong Utara dan Galesong Selatan.
Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luas kurang lebih 212,25 Km2, atau sekitar 37,47% dari luas wilayah Kabupaten Takalar,
sedangkan kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Galesong Utara dengan luas wilayah kurang lebih 15,11 Km2 atau sekitar 2,67% dari luas Kabupaten Takalar. Secara rinci luas masing-masing kecamatan di Kabupaten
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 2 2.1.1 Kependudukan
Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta adat istiadat dan kebiasaan penduduk. Dengan demikian karakteristik penduduk sangat diperlukan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang (RTRW).
Perkembangan atau pertumbuhan penduduk merupakan indeks perbandingan jumlah penduduk pada suatu tahun terhadap jumlah penduduk pada tahun sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk dalam suatu wilayah dipengaruhi oleh faktor kelahiran dan kematian (pertambahan alami), selain itu juga dipengaruhi adanya faktor migrasi penduduk yaitu perpindahan keluar dan masuk. Pada dasarnya tingkat pertumbuhan jumlah penduduk, dapat digunakan untuk mengasumsikan prediksi atau meramalkan perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang. Prediksi perkiraan jumlah penduduk dimasa yang akan datang dilakukan dengan pendekatan matematis dengan pertimbangan pertumbuhan jumlah penduduk 5 tahun terakhir. Data jumlah penduduk Kabupaten Takalar 5 tahun terakhir menunjukkan jumlah penduduk pada tahun 2004 sebanyak 246.001 jiwa, sedangkan pada tahun 2008 mencapai 255.154 jiwa. Hal tersebut memperlihatkan adanya pertambahan jumlah penduduk sekitar 9.153 jiwa selama kurun waktu 5 tahun terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan 0,68% pertahun. Indeks pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten Takalar pada setiap kecamatan selama waktu tahun 2007 hingga 2011
Tabel 2.1
Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Tahun 2012
No. Kecamatan Luas Terbangun (Ha) Penduduk Tahun 2012 Keterangan Jumlah (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha)
1 Mangarabombang 100,5 37.058 369 Pedesaan 2 Mappakasunggu 45,27 15.291 338 Pedesaan 3 Sanrobone 29,36 13.410 457 Perdesaan 4 Polombangkeng Selatan 88,07 27.023 307 Pedesaan 5 Pattalassang 25,31 35.079 1.386 Perkotaan 6 Polombangkeng Utara 212,25 46.286 218 Pedesaan 7 Galesong 25,93 24.094 929 Perkotaan 8 Galesong Selatan 24,71 37.747 1.528 Pedesaan 9 Galesong Utara 15,11 36.328 2.404 Pedesaan Jumlah 566,51 272.316 481
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 3 Tabel 2.2:
Proyeksi Penduduk Kabupaten Takalar
2.1.2 Area Beresiko
Dari Total 100 desa dan kelurahan yang menjadi priritas pembangunan Sanitasi kedepan di Kabupaten Takalar adalah yang berada pada tingkat kerawanan sanitasi tinggi dan amat tinggi. Jumlah desa dari tabel diatas untuk tingkat kerawanannya adalah:
1. Cluster 3 (Tinggi) : Berjumlah 48 Desa 2. Cluster 4 (Sangat Tinggi : Berjumlah 3 Desa
Dari jumlah desa dan kelurahan yang menjadi pembangunan priritas untuk sanitasi di kabupaten Takalar berjumlah 51 Desa. Sekitar 50 % yang harus mendapat perhatian.
Kecamatan
Jumlah
Pendd. Pertum- buhan Jumlah Penduduk (Jiwa)
(n-1) (n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Mangarabombang 37.058 0,65 61.146 61.147 61.147 61.148 61.149 Mappakasunggu 15.291 0,57 24.007 24.008 24.008 24.009 24.010 Sanrobone 13.410 0,64 21.992 21.993 21.994 21.995 21.995 Polombangkeng Selatan 27.023 0,69 45.669 45.670 45.670 45.671 45.672 Pattalassang 35.079 0,7 59.634 59.635 59.636 59.637 59.637 Polombangkeng Utara 46.286 0,67 77.298 77.298 77.299 77.300 77.301 Galesong 24.094 0,61 38.791 38.792 38.793 38.793 38.794 Galesong Selatan 37.747 0,45 54.733 54.734 54.734 54.735 54.736 Galesong Utara 36.328 0,71 62.121 62.122 62.122 62.123 62.124 Jumlah 272.316 445.391 445.398 445.403 445.411 445.418
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 4 Tabel 2.3:
Area Beresiko Sanitasi
No. Desa/Kel/Kecamatan Tingkat Resiko Perkotaan/ Pedesaan Kebutuhan Penanganan/ Penyebab Utama Resiko
I Kec. Mangarabombang
1 Mangadu Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
II Kec. Mappakasunggu
1 Tompotana Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
III Kec. Sanrobone
1 Paddinging Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Tonasa Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
IV Kec.Polombangkeng Selatan
1 Bulukunyi Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Cakura Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 3 Lantang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Moncongkomba Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
V Kec. Pattallassang
1 Palantikang Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Pappa Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 3 Sombalabela Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Bajeng Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 5 Sabintang Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 6 Salaka Tinggi Perkotaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
VI Kec. Polombangkeng Utara
1 Mallewang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Paleko Sangat Tinggi Pedesaan Persampahan Dan Genangan Air 3 Mattompodalle Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Towata Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 5 Lassang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 6 Balangtanaya Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
VII Kec.Galesong Selatan
1 Mangindara Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Bontomarannu Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 3 Bontokanang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Popo Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 5 Taroang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 6 Kadatong Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 7 Kalukubodo Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 5
VIII Kec. Galesong
1 Bontoloe Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Kalenna Bontomangape Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 3 Bontomangape Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Parambambe Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 5 Pattinoang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 6 Boddia Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 7 Parangmata Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 8 Galesong Kota Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 9 Galesong Baru Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 10 Palaklakang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 11 Pa'rasangang Beru Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 12 Kalukuang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 13 Mappakalompo Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 14 Campagayya Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
XI Kec.Galesong Utara
1 Bontosunggu Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 2 Tamasaju Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 3 Bontolebang Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 4 Tamalate Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 5 Bontolanra Sangat Tinggi Pedesaan Persampahan Dan Genangan Air 6 Pakabba Sangat Tinggi Pedesaan Persampahan Dan Genangan Air 7 Aeng Batu-Batu Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan 8 Aeng Towa Tinggi Pedesaan Sumber Air,Air Limbah, Prohisan
MEMORANDUM PROGRAM SANITASI KABUPATEN TAKALAR 6
MPS KABUPATEN TAKALAR
7 2.1.3 Keuangan Daerah
APBD Tahun 2008-2012 memberikan gambaran trend yang positif dengan rata-rata kenaikan sebesar 10,51 %. Gambaran perkembangan struktur pendapatan dan belanja Tahun 2008-2012 menunjukkan bahwa meskipun mengalami kenaikan rata-rata persentase realisasi pendapatan sebesar 10,51 %, tetapi kenaikannya tidak stabil. Pada Tahun 2008 ke Tahun 2009 naik sebesar 1,05 % selanjutnya Tahun 2009 ke Tahun 2010 naik sebesar 17,95 % , Tahun 2010 ke Tahun 2011 naik sebesar 19,28 %, dan Tahun 2011 ke Tahun 2012 kenaikannya sebesar 3,77 %.
Tabel 2.4 ,
Proyeksi kemampuan pendanaan sanitasi APBD Kabupaten Takalar 5 tahun mendatang.
No. Uraian Proyeksi Besaran Pendanaan Sanitasi (Rp. Juta)
(n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5) Jumlah
1 Perkiraan Belanja
Langsung 241.983 248.517 255.227 262.118 269.195 1.277.040 2 Perkiraan APBD
Murni untuk Sanitasi 10.112 10.496 10.895 11.309 11.739 54.550 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi APBD Kab./Kota. 9.101 9.446 9.805 10.178 10.565 49.095 Prosentase Komitmen terhadap Belanja Langsung 4% 4% 4% 4% 4% 19%
MPS KABUPATEN TAKALAR
8 2.2 Air Limbah
Secara umum sarana pengelolaan air limbah domestik di KabupatenTakalar masih memiliki permasalahan.dimana belum adanya sistim pengolahan air limbah yang memadai . Walaupun berdasarkan data Pusat Statistik Kabupaten Takalar tahun 2013, total jumlah penduduk sebesar 277.431 jumlah KK berjumlah 69258 KK , terdapat 42414 unit jamban/WC pribadi dengan persentase kepemilikan jamban mencapai 54 % . Hal ini memperlihatkan masih perlunya kampanye penyadaran kepada masyarakat akan arti pentingnya sarana sanitasi yang sesuai standar kesehatan.
Oleh karena itu, selain pemicuan kepada masyarakat agar mau membangun jamban pribadi mereka seperti CLTS atau pun pembangunan fasilitas public atau MCK Komunal masih sangat dibutuhkan utamanya pada masyarakat yang tinggal didaerah pulau dan pesisir pantai. Instalasi pengolahan limbah serta pembangunan sarana pendukung sanitasi lainnya, penyadaran dalam bentuk kegiatan-kegiatan advokasi serta promosi kesehatan melaui media merupakan salah satu solusi dalam menyelesaikan masalah tersebut. Sampai saat ini Kabupaten Takalar belum mempunyai sistim pengolahan limbah domestik pada pusat-pusat pelayanan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut diatas secara kelembagaan dan keuangan masih harus mengalami pembenahan ataupun perubahan agar bisa berbenah diri dan bersiap untuk pengolahan limbah yang bersifat terpusat . Sistim pengolahan Instalasi Lumpur Tinja atau biasa dikenal dengan IPLT mau ataupun tidak harus segera dibangun. Pengolahan air limbah (IPAL) tanpa tawar menawar harus juga segera diusulkan, dengan catatan segera membuat Master Plane air limbah untuk kabupaten Takalar sebagai penuntun dari arah pembangunan pengolahan air limbah Kabupaten .
Regulasi maupun koordinasi ditingkat kelembagaan SKPD yang bernaung dibawah pokja AMPL Kabupaten dan Pokja Sanitasi Kabupaten Takalar merupakan kekuatan intertnal yang sangat mendukung pembangunan serta pengolahan air limbah domestik dalam mencapai target yang dinginkan dapat direalisasikan. Perda AMPL serta Rencana Strategi AMPL dan Dokumen Buku Putih Sanitasi adalah kekuatan yang besar dan bersifat madani dikarenakan muncul oleh dan untuk kabupaten takalar sendiri. Belum banyaknya desa yang ODF merupakan salah satu tantangan pokja untuk lebih giat bekerja dalam memperbaiki infrestruktur serta pola hidup sehat akan sanitasi dapat berjalan dengan baik.
MPS KABUPATEN TAKALAR
9 2.2.1 Permasalahan Air Limbah
Tabel 2.5
Permasalahan Mendesak Persampahan 1. Sistem Air Limbah Permukiman:
1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana:
User Interface:
1. Kepemilikan Jamban di Kab.Takalar adalah 54%, dengan rincian % jamban pribadi dan MCK/WC Umum 3%, sedangkan sisanya ke lain-lain:
1. Jumlah Penduduk Kab./Kota tahun 2012: 272316 jiwa atau 69298 KK 2. Jumlah Penduduk Perkotaan tahun 2011: 81.695 jiwa atau 16399 KK Kesimpulan:
1. Kepemilikan akses Jamban Pribadi & MCK = 61 % (42272 KK) 2. BABS = 23 % ( 62633 jiwa atau 15.939 KK) yang meliputi: 3. BABS WC gantung/sungai/laut = 8,4 % (22.875 Jiwa atau 5821 KK) 4. BABS kebun/pekerangan = 5,9 % (16.067 atau 4.089 KK)
5. BABS lubang galian/selokan = 1,4 % (3812 Jiwa atau 970 KK) 6. BABS tempat lainnya = 5% ( 13.616 Jiwa atau 2465 KK) 2. Pengumpulan &
Penampungan / Pengolahan Awal:
1 Prosentase tangki septik aman: 75%
MPS KABUPATEN TAKALAR
10
Kesimpulan:
a. Penyaluran akhir tinja rumah tangga yang aman = 75 % (51.974 KK) 2 Penyaluran akhir tinja rumah tangga tidak aman = 25 % (49.662 KK)
1. Belum ada truk penyedot tinja, pembuangan tinja ke sungai di Kabupaten Takalar,
2. praktek pengurasan tangki septik 75 % atau 51.974 KK 3. prosentase keluarga yang memiliki SPAL 25% atau 17.325 KK
3.Pengolahan Akhir Terpusat 1. Belum ada pengolahan air limbah terpusat.baik IPLT maupun IPAL Air Limbah. 4.Daur Ulang / Pembuangan
Akhir:
4. belum dilakukannya praktek pendeteksian kualitas limbah, di Kabupaten Takalar mengingat belum adanya Standarisasi tentang Air Limbah di Kabupaten
5.Perencanaan Teknis dll. 5. Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan ; Layanan sedot tinja; 25,0; 25% ; Tidak tahu; 75,0; 75% Layanan sedot tinja Tidak tahu
MPS KABUPATEN TAKALAR
11 6. Lain-lain:
a. Aspek Pendanaan: 1. Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah
2. Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi 3. Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
b. Aspek Kelembagaan: 4. Belum terpisahnya fungsi regulator dan Operator dalam pengelolaan IPLT. 5. Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
6. Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan c. Aspek Peraturan
Perundangan dan penegakan hukum:
7. Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan 8. Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
d. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
9. Masih rendahnya kesadaran masyarakat
10. Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
11. Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
12. Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
e. Aspek Komunikasi, PMJK dll. 13. Belum adanya kegiatan komunikasi media maupun kerjasama meldia akan pengelolaan air limbah di kabupaten Takalar
2.2.2 Sasaran Pembangunan Air Limbah
Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan dari visi misi Kabupaten Takalar yang termuat dalam RPJM 2012-2017. Adapun misi dalam pengelolaan air limbah domestik yang disepakati oleh Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi adalah sebagai berikut :
1. Perubahan Perilaku serta peningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah.
2. Perlu adanya peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan sistem air limbah. 3. Meningkatkan pengawasan dan bimbingan teknis dalam pengelolaan air limbah.
MPS KABUPATEN TAKALAR
12 5. Pengoptimalisasian fungsi media informasi dalam mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik di
Kabupaten Takalar.
6. Perlunya sosialisasi serta pemahaman masyarakat tentang dampak yang ditimbukan secara langsung akibat pencemaran air limbah Domestik
7. Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah
8. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di bidang air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan 9. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di bidang air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan 10. Peningkatan pengetahuan terkait sarana prasarana air limbah melalui kajian lingkungan hidup stretegis
(KLHS)
11. Optimalisasi/implementasi program sanitasi dan jaringan air limbah rumah sehat
12. Perlu pengawasan dan pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU) serta Tempat Pengolahan Makanan(TPM) Perlu pengawasan dan pemeriksaan lingkungan perumahan.
Tabel 2.6:
Resume Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik Air Limbah Permukiman
1. Berkurangnya praktek buang air besar sembarangan (BABs) dari 23% menjadi 0% atau 15938 KK ( pada tahun 2018)
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar 23 % atau 62.633 jiwa untuk tidak BABS pada akhir tahun 2018.
3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septik yang tidak aman dari 25% menjadi 0% atau meningkat 25% (49.662 KK) pada akhir tahun 2018.
4. Tersedianya Regulasi Air Limbah Permukiman domestik pada tahun 2018
5. Tesedianya Tempat Pengolahan Off Site untuk Air Limbah Domestik baik bersifat kawasan maupun permukiman
6. Terpisahnya antara regulator dan operator dalam pengelolaan IPLT dalam manajemen pengelolaan air limbah di kabupaten di tahun 208.
7. Pemantapan peningkatan pengelolaan kelembagaan dalam bidang air limbah bimbingan teknis bagi kelembagaan yang sifatnya teknis hingga tahun 2018
8. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di bidang air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan hingga tahun 2018
9. Peningkatan pengetahuan terkait sarana prasarana air limbah melalui kajian lingkungan hidup stretegis (KLHS) di tahun 2018
10. Optimalisasi/implementasi program sanitasi dan jaringan air limbah rumah sehat
MPS KABUPATEN TAKALAR
13 12. Perlu pengawasan dan pemeriksaan perumahan secara rutin setiap tahunnya hingga 2018.
Dalam tahapan pengembaangan air limbah domestik di kabupaten takalar terdapat beberapa daerah yang dibagi dalam zona pengembangan untuk berbagai subsektor meliputi:
Tahapannya zonase yang ditetapkan terbagi atas :
a.
Zona 1 menitikberatkan pada STBM dan MCK ++ terdapat di 85 desa/kelurahan di Kabupaten Takalarb.
Zona 2 menitikberatkan pada offsite/terpusat medium terdapat di 10 desa/ kelurahan di Kabupaten Takalarc.
Zona 3 menitikberatkan pada sistim onsite/setempat Individual di Kabupaten Takalard.
Zlona 4 menitik beratkan pada sistim offsite terpusat jangka panjang di Kabupaten TakalarTabel 2.7
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik
No Sistem Cakupan layanan eksisting Tahun Keterangan (2014) 2015 2016 2017 2018
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
BABS 31% 25 % 20% 15% 10% 0% A Sistem On-Site 1 MCK++ 24 % 10% 5% - - - 2 Komunal 2 % 5% 5% 5% - - 3 Individual 5 % 5 % 7% 10% 11% 12% 35.815 Jiwa B Sistem Off-site
MPS KABUPATEN TAKALAR
14 2.3 Prioritas Pembangunan Air Limbah
Tabel 2.8: Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik
Penerima
manfaat
Permasalahan
mendesak
Persepsi
Pokja
Pro-poor
25%
25%
25%
25%
Pembangunan MCK++
2
4
4
4
14
Penilaian
0,5
1
1
1
3,5
Pembangunan MCK
2
4
4
4
14
Penilaian
0,5
1
1
1
3,5
Pembangunan IPAL Komunal
1
3
3
3
10
Penilaian
0,25
0,75
0,75
0,75
2,5
Peningkatan Pengelolaan Air Limbah
2
2
2
3
9
Penilaian
0,5
0,5
0,5
0,75
2,25
Pembangunan IPLT
3
4
4
4
15
Penilaian
0,75
1
1
1
3,75
Program Kerjasama Informasi Dan Media Massa
2
1
1
3
7
Penilaian
0,5
0,25
0,25
0,75
1,75
Usaha Kesahatan Masyarakat
1
2
2
1
6
Penilaian
0,25
0,5
0,5
0,25
1,5
Penyusunan Ranperda Air Limbah
2
2
1
3
8
Penilaian
0,5
0,5
0,25
0,75
2
Pengembangan Teknologi Air Limbah
2
1
3
4
10
Penilaian
0,5
0,25
0,75
1
2,5
1
1
1
2
2
2
3
3
3
4
5
6
7
Total Score
No.
1
2
3
Score (dan bobot)
Prioritas
Program/Kegiatan
8
9
MPS KABUPATEN TAKALAR
15 2.3 Persampahan
Kondisi sampah rumah tangga di kabupaten Takalar saat ini ada beraneka ragam kondisinya, ada yang berserakan, banyak menumpuk, kerawanan untuk menjadi sarang penyebar penyakit , menyumbat saluran drainase dan untuk melihat kondisi riil dari sampah rumah tangga menurut EHRA . Hasil Survey EHRA Kabupaten Takalar mengemukakan bahwa sebanyak 48,9 % sampah rumah tangga masih berserakan. Banyaknya lalat diantara sampah yang berserakan masih sekitar 20,8 %. Tikuspun tidak luput dari kumpulan sampah ditingkat masyarakat terdapat 31,3 % dalam kondisi diatas. Nyamuk di kerumunan smpah di kabupaten Takalar sebesar 31,3 %, nyamuk di tengah sampah sebesar 45,1 %, kucing dan anjing sebesar 3,9 %. Bau busuk sampah dari total volune sampah sekitar 7,5 %. Yang menyumbat drainase sekitar 1,4 %.
` Pengelolaan sampah masyarakat di kabupaten Takalar ada yang diolah dan ada yang tidak diolah. Yang tidak mengolah sampah rumah tangga untuk kabupaten Takalar sebesar 93,5 % dan yang mengolah sebesar 6,5 %.
2.3.1 Permasalahan Persampahan
Tabel 2.9: Resume Permasalahan mendesak Persampahan Domestik A. Sistem Persampahan 1.Aspek Pengembangan Sarana dan Prasarana User Interface:
Tingkat Pengolahan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb:
- Tingkat layanan penanganan sampah RT: 93,5 % diangkut Tukang Sampah, 6,5% tidak diangkut Tukang Sampah (dikubur, dibuang ke sungai, dibuang ke lahan kosong dsb)
MPS KABUPATEN TAKALAR
16 Keterangan:
- Produksi Sampah Kota Takalar Per hari = 71 ton/hari - Timbulan Sampah Wil. Perkotaan per hari = 80 ton/hari - Pelayanan Sampah 35 % per hari = 24 ton/hari Praktek Pemilahan Sampah oleh RT:
Keterangan:
- Pemilahan sampah yang sudah dilakukan oleh RT 46,2 % (ton/hari) - Pengurangan sampah dari sumbernya (RT) : 53,8 % (ton/hari) Pengumpulan
setempat
Sampai saat ini telah tersedia : 17 unit motor roda, 2 unit dumptruk, 5 unit amrolltruk,
Belum adanya skema strategi untuk kerjasama dengan swasta/kelompok masyarakat dalam pengelolaan persampahan.
Penampungan Sementara (TPS):
Sampai saat ini tersedia: 29 unit TPS Sampai saat ini tersedia: 3 unit TPST
Pengangkutan: Jumlah Dump truck Kap. @ Masih kurangnya sarana pengangkut, baru ada 2 truk pengangkut untuk wilayah perkotaan.
(Semi) Pengolahan Akhir Terpusat
Sudah dilakukan proses pemilahan dengan pembuatan rumah kompos pada daerah niaga / pasar yaitu pasar sentral, pasar pallekko dan pasar Bulukunyi.
Daur Ulang / Tempat Pemrosesan Akhir:
Pengelolaan TPA masih memakai system Open Dumping
MPS KABUPATEN TAKALAR
17 2.3.2 Sasaran Pembangunan Persampahan
Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan subsektor persampahan dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan dari visi misi Kabpaten Takalar . Adapun misi dalam pengelolaan persampahan yang disepakati oleh Pokja (Kelompok Kerja) Sanitasi adalah sebagai berikut :
1. Perlu ada metode yang tepat terhadap penanganan dan pengelolaan sampah
2. Diperlukan legalitas kelembagaan yang kuat bagi operator persampahan sehingga tufoksi dapat terlaksana 3. Dibutuhkan alokasi pendanaan dari Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat disektor persampahan 4. Perlu sosialisasi dan penyebarluasan informasi melalui media cetak dan elektronik terhadap pentingnya
penanganan dan pengolahan sampah mulai dari sumber
5. Dibutuhkan kerjasama dengan pihak swasta terkait penanganan dan pengelolaan sampah 6. Memaksimalkan sosialisasi terkait penanganan sampah pada masyarakat
7. Menumbuhkembangkan kesadaran semua pihak terhadap pentingnya penanganan dan pengolahan sampah
8. Perlu peningkatan sistem pengawasan terkait penanganan dan pengelolaan sampah
Tabel 2.10:
Resume Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik Persampahan
1. Semua kelurahan di wilayah administrasi kota takalar sudah terlayani oleh pelayanan penanganan sampah pada dari 56 % hingga 100 % di tahun .2018
2. Semua kelurahan di wilayah kota Takalar dapat terlayani oleh kendaraan pengangkut
sampah dengan menggunakan sistim pengangkutan langsung pada Th.2018
3. Pengurangan sampah dari sumbernya sebesar 5 % ditahun 2018
4. Penyusunan dan penetapan masterplan tentang persampahan pd Th. 2015
5. Penyusunan regulasi kebijakan pengelolaan persampahan di tahun 2018
6. Peningkatan jumlah sarana dan prasarana persampahan di 8 kecamata dengan Kendaraan
MPS KABUPATEN TAKALAR
18 Tabel 2.11
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Domestik
No Sistem Cakupan layanan eksisting Sasaran Tahun Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Penanganan Langsung 2 Layanan penuh 5% 15% 20% 25% 30% 40% B Penanganan tidak langsung 1 Layanan > 70% 18% 25% 30% 35% 35% 50% C Penanganan berbasis masyarakat 77% 60% 50% 40% 35% 10%
2.3.3 Prioritas Pembangunan Persampahan
Perencanaan pembangunan pengelolaan persampahan dititik beratkan pada area kota takalar. Wilayah kota Takalar terdiri dari 9 Kelurahan yang berada dalam wilayah kecamatan Pattallassang. Kesembilan kelurahan tersebut antara lain:
Kelurahan Pattallassang
Kelurahan Pallantikang
Kelurahan Maradekayya
MPS KABUPATEN TAKALAR 19 Kelurahan Pappa Kelurahan Sombalabella Kelurahan Bajeng Kelurahan Sabintang Kelurahan Salaka
Kesembilan kelurahan tersebut diatas merupakan prioritas utama dalam pembangunan persampahan di kota Takalar hingga 2018. Perencanaan pembangunan yang telah di sepakati dibagi dalam 2 wilayah pembangunan pengembangan persampahan yang terdiri dari:
A. Sistim Langsung terdapat di 5 Kelurahan B. Sisim Tidak Langsung terdapat di 4 Kelurahan.
Tabel 2.12
Prioritas Program dan Kegiatan Persampahan
2.4 Drainase
Kabupaten Takalar beriklim tropis dengan dua musi, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan biasa terjadi antara bulan oktober sampai bulan maret. Rata-rata curah hujan bulanan pada musim hujan berkisar antara 122,7 mm hingga 653,6 mm dengan curah tertinggi rata-rata harian adalah 27,9 c (oktober) dan
No. Program/Kegiatan
Score (dan bobot) Penerima
manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Total Score
Prioritas 25% 25% 25% 25%
1 Revitalisasi TPA ( Control Landfill ) 4 4 4 2 1
Penilaian 1 1 1 0,5 3,5
2 Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi Persampahan 4 4 4 3 1
Penilaian 1 1 1 0,75 3,75
3 Penyusunan Masterplan Persampahan 4 4 4 3 1
Penilaian 1 1 1 0,75 3,75
4 Pengadaan kontainer 9 unit 4 4 4 3 1
Penilaian 1 1 1 0,75 3,75
5 Pembangunan TPS 3R Lokasinya dan fasilitasnya 4 3 3 3 1
Penilaian 1 0,75 0,75 0,75 3,25
6 Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader desa 4 3 3 3 2
Penilaian 1 0,75 0,75 0,75 3,25
7 Pengadaan Amroll Truck 6 unit 4 4 4 1 1
Penilaian 1 1 1 0,25 3,25
8 Perda Pengelolaan Sanitasi/Persampahan 4 2 2 1 2
Penilaian 1 0,5 0,5 0,25 2,25
9 Pengadaan Motor Sampah 7 unit 2 2 2 1 3
Penilaian 0,5 0,5 0,5 0,25 1,75
10 Pengadaan Kontainer 6 unit
2 2 2 1
3
Penilaian 0,5 0,5 0,5 0,25 1,75
11 Pembangunan Landasan Kontainer 2 lokasi
2 2 2 1
3
Penilaian 0,5 0,5 0,5 0,25 1,75
12 Tempat Sampah Terpilah untuk Rumah tangga
4 4 4 2
1
MPS KABUPATEN TAKALAR
20 terendah 26,5 c (januari – februari).
Tingginya curah hujan pada Kab. Takalar setiap tahunnya sering mengakibatkan terjadinya banjir. Hampir setiap tahun beberapa wilayah di Kabupaten Takalar pada musim hujan terjadi banjir dan tergenang air. Kondisi banjir yang paling ekstrim terjadi di Kecamatan Pattalassang, ini dikarenakan kondisi topografi kec. Pattalassang cenderung rendah dan cekung dibanding dengan kecamatan-kecamatan lain yang topografinya dataran tinggi dan cenderung berbukit. Diperparah lagi dengan kurangnya saluran drainase jika dibandingkan dengan besarnya curah hujan yang turun setiap tahunnya, ditambah lagi dengan kondisi saluran drainase yang ada sekarang 40 % diantaranya dalam kondisi rusak. Daerah-daerah yang sering terjadi banjir dan genangan air yaitu :
- Jl. Jenderal Sudirman
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di depan Masjid Agung Kab. Takalar. Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 15 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5-10 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Ince Husain Dg. Parani
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat disebelah barat SLTP Neg.2 Takalar hingga ke perempatan jalan Sultan Hasanuddin. Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 20-35 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 15-25 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Sultan Hasanuddin
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dengan genangan air, terdapat BTN, Balinda tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 20-60 cm dari permukaan jalan dan pada waktu hujan redah genangan air berkisar antara 5 – 30 cm dari permukaan jalan.
- Jl. H. M. Manjarungi
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di sebelah selatan rumah jabatan Wakil Bupati Takalar sampai pertigaan Jalan Pramuka I. tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan redah genangan air berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan.
- Kompleks Pasar Sentral
Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Pramuka I
Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 3 – 5 cm dari permukaan jalan.
MPS KABUPATEN TAKALAR
21 Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 10 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5 – 7 cm dari permukaan jalan.
- Jl. Khaeruddin Dg. Ngampa
Daerah yang paling parah terjadinya banjir dan genangan air, terdapat di depan BTN Bombong Indah. Tinggi rata-rata banjir pada waktu hujan berkisar antara 5 – 20 cm dari permukaan jalan, dan pada waktu hujan rendah genangan air berkisar antara 5-10 cm dari permukaan jalan. 2.4.1 Permasalahan Drainase
Pengelolaan Drainase Lingkungan di Kabupaten Takalar saat ini sesuai dengan Peraturan Bupati No. 40 tahun 2008 maka drainase lingkungan dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah bidang keindahan dan pertamanan untuk pengelolaannya berada pada seksi drainase. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum Daerah kabupaten Takalar, panjang drainase secara keseluruhan hingga tahun 2011 tercatat sepanjang 7856 m yang telah terbangun. Belum adanya data yang baik mengenai kondisi saluran drainase sehingga sangat sulit untuk melakukan optimalisasi layanan pengelolaan drainase. Dinas Pekerjaan Umum sangat membutuhkan Master Plane drainase .
Wilayah genangan untuk kabupaten Takalar terdapat pada area: - Kecamatan Mappasunggum desa patani
- Kecamatan Mangarabombang desa Lakatong , Tope Jawa dan Mangadu. Genangan diakibatkan oleh pasang surut laut.
- Kecamatan Pattallassang desa Palantikang dan Pappa. Genangan berasal dari sungai pappa - Kecamatan Polombangkeng Selatan desa Canrego dan Pattene
- Kecamatan Sanrobone desa banyuara.
Hasil Study EHRA Kabupaten Jeneponto menjelaskan bahwa Secara umum fungsi drainase lingkungan adalah merupakan tempat penyaluran air limbah rumah htangga dan sisa air buangan lainnya. Berdasarkan EHRA kabupaten Takalar, pengelolaan air limbah masyarakat yang dipunyai adalah sekitar 41,7 % masyarakat memiliki Sarana Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang tidak punya sebesar 58,3 %. Secara struktur drainase lingkungan yang terbangun berupa pasangan batu namun karena pemeliharaan yang kurang sehingga banyak terjadi pendangkalan dalam badan drainase, sehingga saat hujan drainase tidak mampu untuk menampung air buangan dan air limbah rumah tangga.
Banjir yang terjadi di kabupaten Takalar merupakan banjir rutin bahkan hingga masuk kedalam rumah masyarakat. Hal ini terlihat dari hasil EHRA bahwa untuk banjir rutin sebanyak 72,8 % masyarakat
MPS KABUPATEN TAKALAR
22 mengalami banjir rutin pada waktu musim hujan. Sedangkan 27,2 % tidak mengalami banjir rutin. Genangan banjir masuk sampai kedalam rumah masyarakat. Sebanyak 51,3 % rumah masyarakat mengalami genangan hingga kedalam rumah. Sedangkan 48,7 % masyarakat hanya di sekitar halaman rumah ataupun jalan. Tinggi genangan yang terjadi rata-rata setinggi tumit orang dewasa baik laki maupun perempuan. Lama genangan berkisar 24 jam bahkan lebih.
Tabel 2.13
Resume Permasalahan Drainase A. SistemDrainase
User Interface: Lama genangan bila terjadi banjir selama 1 hari: 30% dan lebih dari 1 hari sebesar 1 %.
RumahTangga yang mengalami banjir rutin:
Frekuensi genangan secara rutin dialami oleh sekitar 72,8 % rumah tangga sementara, sebagian besar atau 27,2 % tidak secara rutin mengalami .
Data Genangan:
No. LokasiGenangan LuasGenangan (Ha) Genangan Lama
(>atau<3 jam)
TinggiGenangan (>atau<30 cm)
1 Jl. Jenderal Sudirman Selama
Hujan < 30 cm
2 Jl. Ince Husain Dg.
Parani
Selama
Hujan >30 cm
3 Jl. Sultan Hasanuddin Selama
MPS KABUPATEN TAKALAR
23
4 Jl. H. M. Manjarungi Selama
Hujan >30 cm
5 Kompleks Pasar Sentral Selama
Hujan >30 cm 6 Jl. Pramuka I Selama Hujan <30 cm 7 Jl. Pramuka II Selama Hujan <30 cm 8 Jl. Khaeruddin Dg. Ngampa Selama Hujan <30 cm Penampungan /
PengolahanAwal: grey water masih bercampur dengan saluran drainase, belum ada sumur resapan. Pengangkutan /
Pengaliran: Kondisi drainase berdasarkanhasil EHRA 2013
Data lain berdasarkan hasil EHRA Juni 20xx:
Ditemukan bahwa sebanyak 51,3 % rumah masyarakat mengalami genangan hingga kedalam rumah. Sedangkan 48,7 % masyarakat hanya di sekitar halaman rumah ataupun jalan.
Pada umumnya, sistem drainase masih menjadi satu antara pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah tangga (grey water).
Porsi belanja fisik sub sektor drainase masih 0,1 %.
Daerah yang belum memiliki drainase sebesar 30 %. Kondisi drainase rusak sebesar 40 % dari total drainase dan yang baik sebesar 60 % dari total panjang drainase 7856 m.
Akses masyarakat terhadap sarana drainase masih 70 % Luas area genangan 55,68 Ha
Dokumen Perencanaan Belum tersedianya master plan dan dokumen perencanaan lainnya 2.4.2 Sasaran Pembangunan Drainase
MPS KABUPATEN TAKALAR
24 Tabel 2.14:
Resume Tujuan dan Sasaran Pengembangan Drainase Drainase
1) Tersedianya dokumen Masterplan Drainase dan dokumen perencanaan lainnya
2) Meningkatnya prosentase panjang saluran drainase yang berfungsi baik dari 40% menjadi % atau 21.909 jiwa pada akhir tahun 2018.
3) Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana drainase dari 70 % menjadi 83 % jiwa pada akhir tahun 2018 4) Tersedianya Regulasi drainase padatahun 2018
5) Peningkatan anggaran pemeliharaan drainase dari 0,1 % menjadi 5 % 6) Tersedianya SOP Drainase di akhir tahun 2018
Tabel 2.15
Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase
No Sistem Eksisting Sasaran Tahun Keterangan
(n+1) (n+2) (n+3) (n+4) (n+5)
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h) (i)
A Cakupan Layanan 70 % 75% 80% 85 % 90% 100 % B Fungsi Drainase 40 % 45% 50% 55 % 60 % 70 % Asumsi Kesepakatan Pokja Peningkatan Pertahun 5-10 % C Luas Genangan 55,68 Ha 49 Ha 43 Ha 37Ha 31 Ha 25 Ha Asumsi Kesepakatan Pokja Peningkatan Pertahun 6 Ha
2.4.3 Prioritas Pembangunan Drainase
Tabel 2.16
MPS KABUPATEN TAKALAR
25
No. Program/Kegiatan
Score (dan bobot) Penerima
manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Total
Score Prioritas
25% 25% 25% 25%
2
Pembangunan/Normalisasi Saluran Primer
Kali Kelurahan Pappa 4 4 4 4 1
Penilaian 1 1 1 1 4,00
1 Penyusunan Masterplan Drainase 4 4 4 2 1
Penilaian 1 1 1 0,5 3,50
3
Pembangunan Saluran Sekunder Kelurahan
Salaka 3 4 4 3 1
Penilaian 0,75 1 1 0,75 3,50
4
Pembangunan/Normalisasi Saluran Primer
Kali Pattallassang 4 3 3 4 1
Penilaian 1 0,75 0,75 1 3,50
5
Pembangunan Kolam Retensi Kel.
Pattallassang 4 3 3 3 1
Penilaian 1 0,75 0,75 0,75 3,25
8
Pembangunan Saluran tersier
Kel.Palantikang 1 2 4 4 1
Penilaian 0,25 0,5 1 1 2,75
6 Pembangunan Saluran Sekunder Kel.Bajeng 3 3 3 4 2
Penilaian 0,75 0,75 0,75 1 3,25
7
Pengerukan Sedimen Sal. Drainase Dalam
Kota 3 3 3 4 2
Penilaian 0,75 0,75 0,75 1 3,25
9 Pembangunan Saluran tersier Kelurahan 2 2 3 3 2
Penilaian 0,5 0,5 0,75 0,75 2,50
10 Penyusunan Perda 3 3 3 2 3
Penilaian 0,75 0,75 0,75 0,5 2,75
2.5 PHBS
a. Tatanan Rumah Tangga
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dari tujuan tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik, yang pada gilirannya memperoleh kehidupan dan prilaku hidup sehat dan produktip. Data
Salah satu konsekuaensi dari komitmen bersama melalui Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman maka pemerintah kabupaten diharapkan secara partisipatif mampu menyusun suatu buku putih sanitasi kabupaten Takalar yang didalamnya terdapat profil sanitasi yang diambil dari data existing kondisi rawan sanitasi dan data primer dari salah satu study primer EHRA dan melakukan kajian terhadap data sekunder yang telah ada. Berdasarkan data EHRA yang didapat bahwa indikator penilaiaan Perialku Hygine dan Sanitasi Kabupaten Takalar menitik beratkan pada perilaku 5 Pilar STBM. Adapun ke lima
MPS KABUPATEN TAKALAR
26 pilar tersebut antara lain::
a. Cuci Tangan Pakai Sabun
b. Pengelolaan Air Minum Rumeh Tangga c. Buang Air Besar Sembarangan
d. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga e. Pengelolaan Sampah Masyarakat.
b. . Tatanan Sekolah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk kalangan sekolah sangat diperlukan mengingat masa depan bangsa adalah ditangan generasi muda. Jika diusia dini mereka telah mengenal hal tersebut maka untuk kedepannya tidak akan perlu susah lagi dalam mengembangkan Konsep Sanitasi dalam kehidupan berperilakberperilaku hidupsih dan sehat. Dalam Program PPSP faktor yang menjadi landasan PHBS sekolah di kabupaten Takalar meliputi :
a. Sarana Jamban Sekolah b. Sarana Cuci Tangan
c. Sarana Air Bersih Yang Digunakan d. Sarana Tempat Sampah
e. Sarana Pengolahan Air Limbah 2.5.1 Permasalahan Kesehatan (PHBS)
Tabel 2.17
Resume Permasalahan Mendesak PHBS A. Perilaku Hygiene Dan Bersih Sehat.
Praktek CTPS di Kabupaten Takalar berdasarkan Study EHRA sebesar : 4,4 % sisanya 95,6 % belum melakukan praktek CTPS di 5 waktu.
BABS masyarakat Kabupaten Takalar 30,5 % masih melakukan praktik BABS, sisanya sudah melakukan BAB terfokus.
Jumlah kepemilikan jamban di Kabupaten Takalar meliputi: kloset leher angsa sebesar 73,9 % atau sekitar 215. 947 jiwa, kloset duduk siram leher angsa sebesar 25,8 % atau sekitar 70.258 jiwa, tidak punya jamban sebesar 0,4% atau berkisar 1.089 Jiwa
MPS KABUPATEN TAKALAR
27
Dari jumlah data tersebut diatas jumlah jiwa yang BAB sembarang tempat berjumlah 83056 Jiwa sedangkan masyarakat yang telah BAB terfokus berjumlah 189.260 jiwa.
Yang telah melakukan praktek cuci tangan berjumlah sekitar 260334 Jiwa, sedangkan sebanyak 11.982 jiwa belum melakukan praktek cuci tangan pakai sabun.
Jumlah sekolah dasar dengan kepemilikan sarana CTPS dan Jamban sekolah berkisar 45 Sekolah Dasar dan MI. Atau sekitar 50 % dari jumlah SD dan MI se Kabupaten Takalar.
2.5.2 Sasaran Pembangunan Kesehatan (PHBS)
Tabel 2.18
Resume Tujuan dan Sasaran PHBS PHBS
1) Menghilangkan perilaku masyarakat yang CTPS sebesar 100 %
2) Peningkatan kesadaran masyarakat yang BAB Sembarang tempat atau berkisar 30,5 % melalui pemicuan hingga 2018 sehingga Kabupaten Takalar dapat melaksanakan 100% Stop BABS hingga 2018
3) Peningkatan layanan sarana CTPS disekolah dan masyarakat
4) Penambahan jumlah jamban masyarakat sehingga masih membuka peluang untuk BABS 5) BOptimalisasi surat edaran Bupati Takalar dalam pelaksanaan STBM
6) Pembentukan dan Pelatihan Kader Kesehatan tingkat masyarakat dan sekoah
7) Masih minimnya anggaran dalam pelaksanaan pemicuan dan kampanye stop BABS di Kabupaten Takalar 8) Penambahan jumlah sarana sanitasi sekolah dan CTPS sehingga dapat di capai 100 % hingga akhir 2018
MPS KABUPATEN TAKALAR
28 2.5.3 Prioritas Pembangunan Kesehatan (PHBS)
Tabel 2.19
Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan PHBS
No. Program/Kegiatan
Score (dan bobot) Penerima manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja Pro-poor Total Score Prioritas 25% 25% 25% 25% (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Program STBM 4 4 4 4 4 1
2 Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker, spanduk dll. 3 3 4 2 3,00 1
3 Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada Sekolah dan Pondok Pesantren 3 3 2 2 2,50 2
4 Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader ditingkat Kelurahan 3 3 3 2 2,75 2
5 Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran TV dan Radio 4 4 4 4 4,00 1
No. Program/Kegiatan
Score (dan bobot) Penerima
manfaat Permasalahan mendesak Persepsi Pokja poor Pro- Total
Score Prioritas
25% 25% 25% 25%
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Program STBM 4 4 4 4 4,00 1
2
Pembuatan media promosi dan informasi sadar hidup sehat, seperti banner, stiker,
spanduk dll. 3 3 3 3 3,50 1
3 Penyuluhan dan edukasi PHBS kepada Sekolah dan Pondok Pesantren 4 3 3 1 3,00 1
4 Penyuluhan, edukasi dan pembentukan kader ditingkat Kelurahan 2 3 3 1 2,75 2
5
Penyuluhan dan kampanye Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) melalui siaran
MPS KABUPATEN TAKALAR
29 2.6 Kerangka Kerja Logis
Tabel 2.20
Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
Praktek BABS saat ini 30,5%
Belum adanya Master Plan Air Limbah Permukiman yang terintegrasi dengan RTRW perkotaan
Meningkatkan akses dan pemanfaatan layanan sarana dan prasarana
pengelolaan air limbah Kab. Takalar di tahun 2018 untuk Stop BABS .
Penguatan aspek payung hukum dan teknis sektor air limbah Kab. Takalar
Peningkatan akses layanan sarana dan prasarana air limbah baik secara idividual (Offsite) maupun terpusat (On Site) sehingga tercapai Open Defection Free di tahun 2018.
1.Pembangunan sarana dan prasarana air limbah (IPAL/IPLT) komunal skala pelayanan lingkungan dengan berbasis pada partisipasi masyarakat serta kampanye pembangunan jamban pribadi 2 .Menyusun peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan air limbah 3.Mengoptimalkan sumber pendanaan lainnya untuk investasi pengelolaan air limbah 4.Penyebarluasan Informasi, sosialisasi dan komunikasi kepada pihak masyarakat, industri dan pengelola rumah sakit/puskesmas tentang pengelolaan air limbah rumah tangga, industry dan medis dengan memanfaatkan media yang ada serta peran tenaga Sanitarian 5. Mengoptimalkan Peran serta pihak swasta untuk aktif baik secara langsung dan tidak langsung dalam pembangunan infrastruktur Air Limbah serta pengelolaan air limbah, serta menjalin kerjasama dalam bentuk kerjasama CSR dalam pembangunan
Penyusunan Master Plan dan Outline Plan Sistem Air Limbah Domestik
Penyusunan Masterplan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat Kabupaten Takalar Penyuluhan masyarakat dalam pengelolaan Air Limbah Domestik IPAL Komunal)
Penyusunan Outline Plan Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Takalar
Penyiapan Lahan Penyusunan regulasi kebijakan air limbah Penyusunan Master Plan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Limbah Tinja (IPLT) Skala Kota
MPS KABUPATEN TAKALAR
30 serta pengelolaan air
limbah di Kabupaten Takalar
6. Peningkatan peran serta masyarakat dalam sanitasi total berbasis masyarakat untuk meningkatkan peran aktif dibidang subsektor air limbah domestik
MPS KABUPATEN TAKALAR
31 Tabel 2.21
Kerangka Kerja Logis Persampahan Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
Pelayanan
persampahan di kota takalar baru mencapai 70,1 %
Kabupaten belum memiliki Master Plan Persampahan Keterbatasan kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang subsektor pengelolaan sampah Wilayah pelayanan persampahan di 8 kecamatan belum terlayani secara maksimal Pelayanan persampahan di wilayah administrasi Kota Takalar yang bersih dan nyaman pada Th.2018 Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan Semua kelurahan di wilayah administrasi kota takalar sudah terlayani oleh pelayanan penanganan sampah pada Th.2018 Semua kelurahan di wilayah kota Takalar dapat terlayani oleh kendaraan pengangkut sampah pada Th.2018 Penambahan Jumlah sarana seperti kendaraan roda 4, dump truck, containaer dan armroll truck, motor gerobak sampah dan pembangunan TPST serta optimalisasi TPA Balang Penerapan regulasi tentang persampahan Advokasi ke Kepala Daerah dan DPRD agar pendanaan subsektor persampahan dapat ditingkatkan Optimalisasi program penyuluhan dan sosialisasi ditingkat masyarakat, swasta dan lembaga pendidikan Mengoptimalkan media informasi dalam mensosialisasikan masalah penanganan sampah Mendorong dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3 R untuk penanganan sampah Membina masyarakat, khususnya kaum perempuan khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rerndah (MBR) dalam pengelolaan Program Penyehatan Lingkungan Permukiman Penyusunan Masterplan Persampahan Sosialisasi kesadaran masyarakat tentang pengolahan persampahan Bintek Penyehatan Lingkungan Bimbingan Teknis Manajemen Pengelolaan Persampahan Skala Kota Infrastruktur Station Antara dan Tempat Proses Akhir Sampah
Pengadaan Alat berat dan alat pendukung persampahan Pengadaan sarana tempat penampungan sampah
MPS KABUPATEN TAKALAR
32 persampahan
MPS KABUPATEN TAKALAR
33 Tabel 2.22
Kerangka Kerja Logis Drainase Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
Banjir dan genangan yang terjadi setiap tahun Sarana dan prasarana drainase masih kurang memadai
Masyarakat membuang sampah pada saluran drainase Menyediakan sarana dan prasarana layanan drainase yang berkualitas Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan drainase melalui rencana, program dan pelaksanaan kegiatan yang terpadu, efisien dan efektif
Terpeliharanya saluran drainase Terbangun yang ada di Kabupaten Takalar Pelayanan drainase dapat menjangkau seluruh lingkungan permukiman baik di daerah perkotaan maupun perdesaan di tahun 2018 Sarana dan prasarana pelayanan drainase yang berkualitas sudah mampu melayani 70 % kawasan perkotaan dengan baik dan efektif
Terpeliharanya saluran drainase yang ada di Kabupaten Takalar yang bebas dari sampah dan pembuangan limbah industri rumah tangga Penataan, pembangunan, operasional dan pemeliharaan saluran drainase Penyediaan regulasi kebijakan daerah tentang Pengelolaan Drainase Peningkatan pendanaan untuk pengelolaan drainase dan pelibatan berbagai pihak Mengoptimalkan media komunikasi dan informasi dalam mensosialisasikan pengelolaan drainase yang berwawasan lingkungan Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya drainase Penguatan kelembagaan pengelolaan drainase Program peningkatan sarana dan SDM petugas lapangan Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan drainase Perencanaan Penyusunan Master Plan Drainase Perencanaan penyusunan outlineplan Drainase Perencanaan Teknis Drainase Primer dalam Kota
Perencanaan Teknis Drainase Sekunder, tersier dalam Kota Perencanaan teknis Drainase lingkungan dalam wilayah kecamatan Pembersihan dan Pengerukan Saluran Drainase Primer dalam kota
Pemeliharaan jaringan drainase sekunder wilayah Kota
MPS KABUPATEN TAKALAR
34 Tabel 2.23
Kerangka Kerja Logis PHBS Permasalahan
mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan
Rendahnya tingkat kesehatan masyarakat Tingginya prilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terutama di Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Mewujudkan kondisi masyarakat takalar bersih, sehat dan sejahtera Meningkatkan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di lingkungan rumah tangga Meningkatkan PHBS di Lingkungan Pendidikan dan Masyarakat
Melakukan pemicuan PHBS di 100 desa se Kabupaten takalar di tahun 2018
Meningkatknya cakupan jamban sehat. dari 61 % di tahun 2013 menjadi 100 % di tahun 2018
Meningkatkan prilaku CTPS di rumah tangga di tahun 2018 menjadi 100%
Meningkatkan prilaku PHBS di
lingkungan Pendidikan dan masyarakat di tahun 2018 menjadi 100%
Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tahun 2018
Tersusunnya Regulasi kebijakan terkait PHBS dan promosi higiene di tahun 2015
Tercapainya prilaku hidup bersih dan sehat di tahun 2018
Pencapaian target MDGs di tahun 2015
Masih tinggi tingkat prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Masih rendahnya tingkat kesehatan Masyarakat terutama Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) Perlu pemicuan terkait PHBS dan promosi Higiene
Perlu regulasi kebijakan terkait PHBS
perlu penguatan daerah agar Pengutamaan terciptanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bagi masyarakat.
perlu adanya pendanaan baik dari tingkat Kabupaten kota, provinsi maupun pusat terkait kesejahteraan dan kesehatan masyarakat Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah dan swasta/ unilever agar mau melakukan kerjasama dalam hal promosi higiene Perlu deklarasi prilaku CTPS di rumah tangga mulai tahun 2013 sampai tahun 2018
Program Penyehatan Lingkungan Permukiman (P2LP) Menjalin kerjasama dengan media cetak maupun elektronik untuk penyebaran informasi Penyebaran informasi melalui media cetak dan elektronik terkait CTPS diprogramkan selama 5 tahun dari tahun 2013 sampai tahuin 2018 Advokasi dan Sosialisasi kegiatan sanitasi yang berbasis masyarakat Melakukan pendekatan untuk partisifasi aktif media dalam menyebarluaskan informasi tentang PHBS di masyarakat maupun di sekolah-sekolah Kampanye penyuluhan CTPS dan CLTS tingkat masyarakat dan sekolah