• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAK SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAK SISWA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

92

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAM GAME

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAK SISWA

Desi Raya Situmorang

Institut Agama Kristen Negeri Tarutung

Email:

rayadesi77@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of the Cooperative Learning TGT Model on students’ Christian Religion Education Learning Motivation of Class XI in HKBP 1 Tarutung Private High School Academic Year 2019/2020, with the hypothesis that there is a positive and significant effect of the Cooperative Learning TGT on students’ Christian Religion Education Learning Motivation of Class XI in HKBP 1 Tarutung Private High School Academic Year 2019/2020. This study uses a descriptive quantitative method approach, with a population of all students in class XI of HKBP 1 Tarutung Private High School, with a total of 150 people with a sample of 48 people. Data were collected with 45 questionnaire items compiled by the author based on variable indicators according to expert theory. The questionnaire test was conducted on 30 students outside the study sample, and its validity and reliability were tested. The results of the data analysis showed that there was a positive and significant effect between the Cooperative Learning TGT Model on students’ Christian Religion Education Learning Motivation of Class XI in HKBP 1 Tarutung Private High School Academic Year 2019/2020 with the coefficient of determination R2 = 32.3% and the significant test of influence was obtained by Fcount> Ftable = 53.35 > 4.08, meaning that H0 is rejected and Ha is accepted. This study suggests that to grow students’ motivation in classroom learning, the TGT Model Cooperative Learning should be well implemented.

Keywords: Cooperative Learning Model Team Game Tournament (TGT), Students’ Learning Motivation

PENDAHULUAN

Suasana belajar yang menyenangkan dalam proses pembelajaran merupakan dambaan dari semua siswa dalam belajar. Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan tampak ketika siswa ikut aktif dalam proses pembelajaran hal itu menandakan bahwa siswa tersebut termotivasi sehingga siswa aktif. Karena motivasi belajar merupakan penggerak yang mengaktifkan siswa untuk melibatkan diri dalam belajar. Menurut Slavin yang dikutip oleh Uno (2011:193)

mengatakan bahwa ”motivasi

merupakan prasyarat yang paling penting dalam belajar”. Selanjutnya Sanjaya (2010:251) mengatakan “motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk melakukan berbagai usaha dan aktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk melakukan usaha atau aktivitas dimana motivasi merupakan

(2)

93 unsur yang paling penting dalam kegiatan proses pembelajaran, tanpa ada motivasi akan sangat sulit untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu tugas guru di sekolah adalah membangkitkan motivasi belajar siswa, untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Peserta didik akan belajar dengan serius jika memiliki motivasi belajar yang tinggi. Dalam konteks ini guru dituntut

memiliki kemampuan untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa yaitu dengan cara menyiapakan strategi, metode, model dan media pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut senada dengan pendapat Kurniasih (2016: 20) bahwa “Seorang guru harus memiliki kompetensi mengajar, memotivasi peserta didik, membuat model intrusksional, mengelola kelas,

berkomunikasi, merencanakan

pembelajaran, dan mengevaluasi”. Salah-satunya yaitu guru harus memahami model-model pembelajaran.

Guru yang memahami model

pembelajaran berarti seorang guru yang ingin berkembang, karena proses pembelajaran yang terjadi di dalam atau di luar kelas selalu akan

berkembang seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, informasi serta teknologi yang ada.

Sehingga guru harus bisa

menyesuaikan model pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas untuk memotivasi siswa dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan, dengan mengertinya siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan. Bagi seorang guru yang peduli dengan proses pendidikan dan pengajaran yang berlangsung, ia harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi peserta didik. Dimana seorang guru harus memperhatikan keadaan atau kondisi siswa, bahan pelajaran serta sumber-sumber belajar yang ada agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan menunjang keberhasilan belajar siswa.

Suprijono (2010: 46)

mengemukakan” Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide”. Model pembelajaran berfungsi juga sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Ada pun macam-macam model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran langsung, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah, diskusi dan

learning strategi dan lain-lain.

Model pembelajaran

(3)

94 pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen. Pada hakikatnya

pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Model pembelajaran kooperatif juga disebut pembelajaran kelompok yaitu rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok tertentu untuk menacapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

Pembelajaran Kooperatif model Team Game Tournament (TGT) merupakan salah satu model yang paling efektif yang sering dipakai dalam proses pembelajaran karena

dianggap merupakan model

pembelajaran yang sederhana, menyenangkan dan juga sangat baik dalam melatih kerjasama dan memacu kognitif siswa. Tujuan penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT ialah untuk memotivasi siswa melalui kerjasama kelompok, karena di dalam pembelajaran kooperatif model TGT ada persaingan/ kompetisi antar kelompok untuk mendapatkan point tertinggi, sehingga siswa termotivasi dalam kelompoknya masing masing untuk bekerjasama demi mendapatkan point tertinggi melalui persaingan tersebut. Dengan adanya motivasi

tersebut maka siswa akan berusaha memahami materi pembelajaran yang sedang diajarkan oleh guru.

Priansa (2017:309) mengatakan “Adanya teori motivasi dalam model pembelajaran kooperatif TGT tampak dari adanya persaingan antarpeserta didik dalam kegiatan tournament”. Peserta didik mewakili kelompoknya dalam mengikuti tournament akademik. Point atau skor yang diperoleh peserta didik tersebut akan diakumulasikan ke dalam skor kelompok. Kelompok yang paling banyak mengumpulkan skor akan mendapatkan penghargaan dari guru. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi atau minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Slavin (2015:163 166) mengatakan “TGT menggunakan

tournament akademik, dan

menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka”. Ketika para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka untuk menjawab kuis- kuis dalam tournament tersebut, maka pada saat itulah ada dorongan untuk berkompetisi antar kelompok yang memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja berkontribusi secara maksimal terhadap

(4)

95 skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Sehingga mereka termotivasi melalui kompetisi tersebut untuk mendapat skor yang tinggi dalam tim mereka. Selanjutnya Rusman (2011:225) mengemukakan pendapat yang dikutip dari buku Robert Slavin” Pembelajaran Kooperatif model TGT terdiri dari lima langkah, yaitu tahapan penyajian kelas (class

precentation), belajar dalam kelompok

(teams), permainan (games) , pertandingan (tournament) dan

penghargaan kelompok (team

recognition). Berdasarkan apa yang

diungkapkan oleh Slavin, maka pembelajaran kooperatif model TGT memiliki ciri- ciri yaitu, siswa bekerja dalam kelompok kelompok kecil,

games tournament, dan penghargaan

kelompok. Dimana melalui

penghargaan kelompok tersebut akan memberikan dorongan atau motivasi bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi lagi. Selanjutnya Syifa Aulia Hakim dan Harlinda Syofyan dalam International Journal of Elementary Education mengatakan

bahwa “Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Team Game Tournament (TGT)

berpengaruh terhadap motivasi belajar”. Dari pemaparan tersebut penulis menyimpulkan bahwa Team

Game Tournament berpengaruh terhadap motivasi.

Sejauh ini pengamatan

dilapangan, ketika Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA HKBP 1 Tarutung, pembelajaran kelompok sudah dilaksanakan oleh Guru Pendidikan Agama Kristen, tetapi motivasi belajar masih kurang baik. Hal itu dilihat dari ciri-ciri prilaku peserta didik yaitu cepat merasa bosan terhadap pelajaran, tidak memiliki minat dalam belajar, tidak mau memperhatikan apa yang disampaikan guru ketika proses pembelajaran, kurang mau mencatat hal hal yang penting dari materi pembelajaran yang disampaikan oleh kelompok lain, tidak ada kemandirian sendiri untuk belajar dan bahkan ada beberapa peserta didik yang nampaknya menghayal dan mengantuk, serta tidak mau ikut berperan dalam kelompok. Tentu kondisi seperti ini menunjukkan situasi dimana siswa kurang termotivasi untuk belajar.

Berdasarkan hasil uraian diatas maka penulis mengangkat masalah ini untuk diteliti dengan judul: “Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020”

Dari uraian ini, maka penulis menguraikan identifikasi masalah

(5)

96 berupa pernyataan sebagai berikut: 1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar terlihat dari ciri-ciri tingkahlaku siswa ketika belajar. 2. Adanya upaya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Kristen dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui Model

Team Game Tournament. 3.Untuk

mengetahui pengaruh model Team

Game Tournament terhadap motivasi

belajar PAK siswa kelas XI di SMA Swasta HKBP 1 Tarutung. Penulis membuat batasan masalah yang akan diteliti yaitu Pengaruh pembelajaran kooperatif model TGT (X) dan motivasi belajar PAK Siswa sebagai variable terikat (Y), dan yang menjadi merumuskan masalah yaitu:

Apakah terdapat pengaruh Model TGT terhadap motivasi belajar PAK di kelas XI SMA Swasta HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020 secara signifikan dan positif. Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh model Team Game

Tournament terhadap motivasi belajar

PAK di kelas XI SMA Swasta HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara strategi pembelajaran kooperatif model Team

Game Tournament (TGT) terhadap

motivasi belajar PAK siswa kelas XI

SMA Swasta HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020”.

METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Kuantitatif deskriptif dan inferensial, karena penelitian yang dilakukan oleh penulis penelitian sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Adapun maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswa Di kelas XI SMA Swasta HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020. yang beragama Kristen Protestan yakni sebanyak 150 orang, Arikunto (2010:134) bahwa: “Apabila sejumlah subjek kurang dari seratus lebih baik

diambil semuanya sehingga

penelitiannya merupakan populasi, selanjutnya jika jumlahnya lebih dari seratus maka dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan pendapat di atas, maka penulis mengambil sampel yang dianggap resprentif dalam penelitian ini dipakai 32% dari jumlah populasi. maka penulis menentukan sampel penelitian 32% dari 150 orang yaitu 48 orang siswa. Untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan angket tertutup dan tes.

(6)

97 Untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan apakah diterima atau ditolak, maka dilakukan pengolahan dan analisis data jawaban responden dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1.

Mentabulasikan hasil jawaban dari

responden berdasarkan alternatif jawaban.

2.

Memberi pembobotan pada setiap

jawaban dari responden

4.

Melakukan Uji Linearitas

menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Priyatno (2013:38) sebagai berikut:

5.

Analisis Regresi

a.

Menguji Persamaan regresi Y atas X

Untuk mengetahui konstanta regresi (a) dan koefisien arah (b) digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2017: 315)

 

 

− − = 2 2 2 ) ( ) ( ) )( ( ) )( ( X X n XY X X Y a

− − = 2 2 ) ( ) ( ) )( ( ) ( X X n Y X XY n b

6.

Uji Hipotesa

Melakukan uji t dengan ketentuan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013:184) adalah sebagai berikut: 2 1 2 r n r t − − =

7.

Melakukan uji F Perhitungan uji F

menggunakan rumus yang

dikemukakan oleh Sugiyono

(2013:257):

8. Uji Koefisien Determinasi (r

square)

Dari pendapat tersebut maka koefisien determinasi (r2) dapat dihitung dengan rumus:

r2 = (r xy)2

Selanjutnya menurut Sugiyono (2013:185): ”Dari uji koefisien determinasi dapat dihitung besarnya persentase pengaruh X atas Y diketahui dengan mengalikan nilai r2 dengan 100% (r2x100%).”

Dalam praktiknya, untuk menghitung analisis data penelitian, penulis mengerjakan manual dibantu dengan Ms. Excel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 48 orang siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung, diperoleh distribusi pilihan jawaban tentang Pembelajaran Kooperatif

(7)

98 Model TGT) sebagai variabel X, diketahui distribusi jawaban siswa tentang Pembelajaran Kooperatif Model TGT berdasarkan alternatif jawaban. Pada tabel berikut pilihan jawaban a, b,c, dan d masing-masing responden akan dibobotkan sesuai dengan jenis pertanyaan yang digunakan dalam angket variabel x yaitu angket bersifat positif, maka pilihan jawaban a diberi bobot 4, b diberi bobot 3, c diberi bobot 2, dan d diberi bobot 1

Dapat diketahui item yang memiliki nilai bobot tertinggi dari keseluruhan item angket tentang Pembelajaran Kooperatif Model TGT adalah item nomor 1 dengan skor total 187 dan nilai rata-rata 3,89 yaitu Pada awal pembelajaran, guru PAK merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui model kooperatif

Team Game Tournament. Sementara

nilai bobot terendah dari item yang lain adalah item nomor 4 5, dan 10 dengan skor total 127 dan nilai rata-rata 2,65 yaitu masih ada beberapa siswa yang menjawab bahwa guru PAK juga kadang-kadang memaparkan materi pembelajaran dengan jelas sebelum memulai pembelajaran kooperatif Team

Game Tournament guru PAK saudara

menyajikan materi pembelajaran dengan mendemontrasikannya agar siswa lebih mengerti, serta semua

anggota tim kelompok kadang-kadang mendapat giliran yang sama untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada 48 orang siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung, diperoleh distribusi pilihan jawaban tentang Motivasi Belajar PAK siswa sebagai variabel Y yaitu lihat lampiran8tabel. 4.3

Dari lampiran 7 tabel 4.3. diketahui distribusi jawaban tentang motivasi belajar PAK siswa berdasarkan alternatif jawaban. Pada tabel berikut pilihan jawaban a, b, c, dan d masing-masing responden akan dibobotkan sesuai dengan jenis pertanyaan yang digunakan dalam angket variabel X yaitu angket bersifat positif, maka pilihan jawaban a diberi bobot 4, b diberi bobot 3, c diberi bobot 2, dan d diberi bobot 1

Dari tabel 4.4. dapat diketahui item yang memiliki nilai bobot tertinggi dari ke 27 item yang lain tentang Motivasi belajar PAK siswa kelas siswa kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung adalah item nomor 44 dengan skor 178 dan nilai rata-rata 3,71 yaitu banyak siswa berpendapat mereka bersemangat untuk lebih meningkatkan skor kelompok setiap minggunya. Sementara nilai bobot terendah dari item yang lain adalah item nomor 31

(8)

99 dengan skor total 128 dan nilai rata-rata 2,67 yaitu siswa kadanag-kadang merasa senang dan tertantang untuk memecahkan masalah-masalah yang baru diberikan oleh guru PAK saudara.

Maka hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 53,35 yang berarti lebih kecil dari Ftabel = 4,08, maka berdasarkan pengujian hipotesis Hα = Fh>Ft (53,35>4,08), hal ini menunjukkan bahwa Hα diterima dan H0 ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020. Dengan uji hubungan diperoleh rhitung>rtabel yaitu 0,323>0,284, dan hubungan yang signifikan dengan uji signifikan hubungan thitung > ttabel yaitu 2,445>2,021, sehingga diketahui bahwa terdapat hubungan antara Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap

Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020. Persamaan regresi diperoleh = α+bx =

55,25+0,503X. semakin baik

Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020. Besar pengaruhnya sebesar 32,3% artinya motivasi belajar PAK siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kooperatif model TGT sebesar 44,1% dan signifikansi pengaruh Fhitung>Ftabel sebesar Fhitung>Ftabel (53,35>4,08), atinya hasil penelitian ini dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.

Berdasarkan hasil jawaban responden tentang Pembelajaran Kooperatif Model TGT adalah item nomor 1 dengan skor total 187 dan nilai rata-rata 3,89 yaitu Pada awal pembelajaran, guru PAK merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai melalui model kooperatif Team Game

Tournament. Sementara nilai bobot

terendah dari item yang lain adalah item nomor 4 5, dan 10 dengan skor total 127 dan nilai rata-rata 2,65 yaitu masih ada beberapa siswa yang menjawab bahwa guru PAK juga kadang-kadang memaparkan materi pembelajaran dengan jelas sebelum memulai pembelajaran kooperatif Team Games Tournament guru PAK

(9)

100

saudara menyajikan materi

pembelajaran dengan

mendemontrasikannya agar siswa lebih mengerti, serta semua anggota tim kelompok kadang-kadang mendapat giliran yang sama untuk menjawab pertanyaan yang ada pada kartu soal.

Bobot tertinggi dari ke 27 item yang lain tentang Motivasi belajar PAK siswa kelas siswa kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung adalah item nomor 44 dengan skor 178 dan nilai rata-rata 3,71 yaitu banyak siswa berpendapat mereka bersemangat untuk lebih meningkatkan skor kelompok setiap minggunya. Sementara nilai bobot terendah dari item yang lain adalah item nomor 31 dengan skor total 128 dan nilai rata-rata 2,67 yaitu siswa kadanag-kadang merasa senang dan tertantang untuk memecahkan masalah-masalah yang baru diberikan oleh guru PAK saudara.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui bahwa dari uji hipotesa diperoleh nilai Fhitung = 53,35 maka Fhitung>Ftabel yaitu 53,35>4,08, artinya hipotesis dapat diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pembelajaran Kooperatif Model TGT Terhadap Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1

Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020.

Bahwa semakin maksimal Pembelajaran Kooperatif Model TGT pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen siswa kelas XI, maka akan

semakin mempengaruhi dan

meningkatkan Motivasi Belajar PAK Siswa Kelas XI SMA HKBP 1 Tarutung Tahun Pembelajaran 2019/2020.

SARAN

Dari hasil kesimpulan yang dikemukakan di atas, penulis mengemukakan saran sebagai berikut:

Kepada guru PAK menerapkan pembelajaran kooperatif model TGT dalam pembelajaran PAK di kelas sehingga dapat menunjang motivasi siswa dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif TGT juga menuntut siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran. Maka untuk itu diharapkan supaya siswa semakin lagi menunjukkan menunjukkan keterlibatan dan partisipasinya dalam mengikuti pembelajaran PAK.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Aununrrahman. 2012. Belajar dan

Pembelajaran. Bandung: CV.

(10)

101 Boelhke, Robert. 2002. Sejarah

Perkembangan Pikiran dan Praktek PAK dari Plato sampai I.G.Loyola. Jakarta: BPK Gunung

Mulia.

Dalyono, M. 2018. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati Dan Mudjiono. 2013. Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta: PT.

RINEKA CIPTA

Fathurrohman, Muhammad. 2015.

Model- model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR- Ruzz

Media

Huda, Miftahul. 2017. Model-model

Pengajaran dan Pembelajaran.

Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan

pembelajaran, Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Istarani. 2017. 58 Model Pembelajaran

Inovatif: Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran.

Medan: Media Persada

Isjoni. 2018. Pembelajaran Kooperatif:

Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik.

Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2016. Ragam Pengembangan Model

Pembelajaran: Untuk meningkatkan Profesionalitas Guru.Yogyakarta: Kata Pena.

Khuluqo, El. 2017. Belajar dan

Pembelajaran : Konsep Dasar

Metode dan Aplikasi. Yogyakarta:

PUSTAKA PELAJAR

Kristianto, Paulus Lilik. 2008. Prinsip

dan Praktek Pendidikan Agama Kristen. Yogyakarta: ANDI

Mulyasa, 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Ngalimun. 2017. Strategi dan Model

Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Priansa,Donni.Juni. 2017.

Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran.Bandung:

CV. PUSATAKA SETIA

Rusman. 2011. Model- model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:

Rajawali Pers

Sadirman, A.M, 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Raja Gravindo Persada.

Sanjaya, Wina. 2010. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta: Prenada

Media Grup.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative

Learning. Yogyakarta: PUSTAKA

PELAJAR

Slavin, Robert E. 2015. Cooperative

Learning: Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media

Sibelrman, Mel. 2009. Active Learning:

101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Yogyakarta: PUSTAKA INSANI MADANI.

(11)

102 Shoimin, Aris.2016. 68 Model

Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: AR-

RUZZ MEDIA

Simajuntak, Junihot. 2016. Psikologi

Pendidikan Agama Kristen.

Yogyakarta: ANDI

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian

Kuantatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sudjana, 2009. Metode Statistika. Bandung: Tarsita

Trianto. 2011. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif- Progresif.

Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP.’

Uno, Hamzah B. 2011. Belajar dengan

Pendekatan PAILKEM. Jakarta:

PT.Bumi Aksara.

Winardi, J. 2004. Motivasi dan

Pemotivasian Dalam Manajemen.

Jakarta: Raja Grafindo Persada. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph p/IJEE/article/view/12966 Maret 2019 http://ejournal.sps.upi.edu/index.php/ed usentris/article/view/213 Maret 2019

Referensi

Dokumen terkait

Tidak Ada surat dukungan dari pabrik/ distributor/ agen dengan melampirkan brosur/foto yang diaparaf dan distempel oleh pemberi dukungan untuk barang sebagai berikut : a. Atap

The development of resistance to anti-malarial drugs are due to spontaneous changes in certain genes such as of P.falciparum multi drug resistance1 (Pfmdr1), P.falciparum

Pengelolaan Sub Terminal Agribisnis Jetis oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah STA Jetis yang berada langsung di bawah Dinas Pertanian, Perkebunan, Dan Kehutanan Kabupaten Semarang

[r]

sampel dalam penelitian ini adalah metode times series design , yaitu desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan. kejelasan suatu keadaan yang

Pembahasan tentang proses pembangunan tidak dapat dan tidak boleh jauh dari besar dan mendesaknya berbagai masalah yang mengancam masyarakat

Dari perencanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh sebuah perubahan, maka didapatkan tujuan yang ingin dicapai oleh masyarakat Dusun

Permasalahan petani ikan gurami di Kecamatan Bojongsari adalah pada setiap kegiatan budidaya yang dilakukan petani tidak pernah melakukan pencatatan biaya yang