• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Audit Operasional dalam Meningka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peranan Audit Operasional dalam Meningka"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Auditing Bank Syariah

Dosen Pengampu :

Drs. Dodi Supriyanto, MM.

Disusun Oleh:

Imas Nurul Fuadiah

NIM. 1133020096

Muamalah / HPS B / VI

Fakultas Syariah dan Hukum

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur teriring do’a mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT

yang maha pengasih yang kasihnya tiada pilih kasih dan maha penyanyang, yang

sayangnya tiada terbilang, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Sholawat beserta salam semoga senantisa tercurah

pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang berjudul Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan

Efektifitas Kegiatan Operasional Perbankan Syariah ini disusun untuk memenuhi

tugas akhir mata kuliah Auditing Bank Syaiah pada Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah (Muamalah) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati

Bandung.

Saya sebagai Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini

masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat

kami harapkan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik.

Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami pada khususnya

dan reka-rekan pada umumnya. Aamiin.

Bandung, Mei 2016

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan ... 2

C. Rumusan Masalah ... 2

D. Manfaat Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Auditing ... 3

B. Auditing dalam Perspektif Islam ... 3

C. Audit Operasional ... 5

BAB III METODE PENELITIAN ... 13

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 14

A. Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional Bank Syariah (Contoh Kasus Audit di Bank BRI Syariah KCP Gubeng Surabaya ... 14

B. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasional Bank Syariah ... 16

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 18

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini Perbankan di Indonesia dihadapkan pada tingkat persaingan

yang semakin ketat. Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank syariah

dan bank konvensional tetapi juga datang dari lembaga keunangan lainnya

yang berhasil mengembangkan produk-produk keuangan baru. Persaingan

dan perkembangan cukup pesat pada usaha perbankan tersebut membuat

masing-masing lembaga perbankan konvensional harus berlomba untuk

memenangkan persaingan. Oleh karena itu, lembaga perbankkan perlu

meningkatkan kinerjanya untuk dapat bertahan dalam situasi krisis atau

memenangkan persaingan dalam era globalisasi.

Untuk memastikan bahwa kegiatan operasional bank telah berjalan

dengan baik sekaligus perbaikan atas segala kekurangan yang ditemukan

dalam rangka menunjang efektivitas dan untuk menjaga dan mengamankan

harta milik perusahaan dari penyimpangan-penyimpangan baik oleh pihak

intern maupun ekstern dan juga untuk memajukan efesiensi dan evektivitas

usaha yang dilakukannya, maka perlu adanya alat untuk menilai apalah

pelaksanaan kegiatan telah sesuai dengan prinsip efisinsi, efektivitas dan

ekonomis serta tidak menyimpang dari ketentuan/peraturan yang berlaku

dalam rangka memberikan saran perbaikan/rekomendasi yaitu audit

operasional.

Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari

prosedur dan meode operasi suatu organisasi untuk menilai efesiensi dan

efektivitasnya. Umumnya, pada saat selelesainya audit operasional, auditor

(5)

Dengan adnya audit operasional akan diketahui hasil sebelum dan

sesudah dilakukannya audit operasional dalam meningkatkan efektivitas

kegiatan operasional perbankan syariah dan meminimalisasi risiko serta

menunjang efektifivitas perusahaan. Hal ini berati dapat menaikkan

pendapatan kegiatan operasional pendapatan dan akhirnya tercipta kondisi

bank yang sehat. Dengan demikian, audit operasional sanat penting serta

melihat kondisi ini tertarik di ambil judul Peranan Audit Operasional dalam

Meningkatkan Efektifitas Kegiatan Opeasional Perbankan Syariah.

B. Maksud dan Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan audit operasional dalam kegiatan

operasional yang dijalankan di perbankan Syariah.

2. Untuk mengetahui peranan audit operasional dalam meningkatkan

efektivitas kegiatan operasional di perbankan syariah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarrkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalahnya

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan audit operasional yang dilakukan di bank syariah?

2. Bagaimana peranan audit operasionl dalam meningkatkan efektivitas

kegiatan operasional di Bank Syariah?

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan adalah:

1. Menambah pengetahuan bagi pembaca untuk melaksanaakan profesinya di

perbankan syariah khususnya mengenai auditing operasional.

2. Berguna Bagi penerapan suatu ilmu di lapangan Khususnya didalam dunia

perbankan suariah peranan audit operasional dalam meningkatkan kegiatan

(6)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Auditing

1. Pengertian Auditing

Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, berikut ini

akan dikemukakan definisi-definisi auditing yang diambil dari

beberapa sumber. 1

Pengertian auditing menurut Arens et al adalah:

“Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasi bukti tentang

informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompoeten dan independen untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian kesesuaian informasi dimaksud dan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya

dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten”.

Sedangkan pengertian auditing menurut Mulyadi adalah:

“Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan” B. Audit dalam Perspektif Islam

Firda Scholichtun Nisa, Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasioal Perbankna di BRI Syariah Cabang Gubeng Surabaya, (Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya, 2015) Hlm. 25

2Muhammad Syafi’I Antonio,

(7)

Artinya : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. QS. Al-Ashr : 1-3)

Di dalam surat di atas Allah menyuruh menganjurkan supaya kita

memperhatikan dengan sungguh-sungguh sejarah manusia sepanjang masa, di

mana mereka juga berada. Supaya mendapat suatu bukti kenyataan bahwa

sedang keduanya tidak akan merata kepada semua lapisan masyarakat kecuali

dengan dakwah yaitu ingat-mengingatkan untuk kembali berpegang,

berlandaskan yang hak, berpesan selalu sabar, tabah hati tidak mudah

berpengaruh oleh bisikan dan rayuan dari siapa pun dan apa pun.

 yang selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. berlaku adillah, Karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al-Maidah : 8)

Dari ayat diatas yang menjadi kata kuncinya yaitu qisthi. Kita

(8)

5

walau atas dirimu sendiri karena ia, yakni adil itu lebih dekat kepada taqwa

yang sempurna, dari pada selain adil. Dan bertaqwalah kepada Allah,

sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

 mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat : 6)

Dari ayat diatas yang menjadi kata kuncinya yaitu kata fatabayyanu.

Bahwa kita dianjurkan untuk teliti. Maka bersungguh-sungguhlah mencari

kejelasan yakni telitilah kebenaran informasinya dengan menggunakan

berbagai cara agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu

kaum tanpa pengetahuan tentang keadaan yang sebenarnya dan yang pada

gilirannya dengan segera menyebabkan kaum atas perbuatan kemu itu

beberapa saat saja setelah terungkap hal yang sebenarnya menjadi

orang-orang yang menyesal atas tindakan kamu yang keliru.

C. Audit Operasional

1. Pengertian Audit Operasional

Audit operasional merupakan kegiatan perusahaan yang penting, dan

cara pelaksanaannya bisa mempunyai pengaruh yang besar. Oleh karena

itu sangatlah penting untuk memilih dengan teliti dan tepat

keterangan/laporan yang mendukung dan menjadi bagian dari pelaksanaan

pekerjaan audit operasional.3 Audit operasional adalah pemeriksaan atas

kegiatan dari fungsi-fungsi manajemen. Tujuannya, yaitu memberikan

saran perbaikan agar kegiatan efisien, efektif dan ekonomis.

“Audit operasional adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai

3

(9)

efektivitas organisasi, efisiensi, dan ekonomi operasi dibawah

pengendalian manajemen dan melaporkan kepada orang yang tepat hasil

dari penilaian bersama dengan rekomendai untuk perbaikan.”

2. Kriteria Audit Operasional

Kesulitan utama yang dihadapi dalam audit operasional adalah

menentukan kriteria spesifik untuk mengevaluasi apakah efisiensi dan

efektivitas telah tercapai. Dalam audit laporan keuangan historis, prinsip

akuntansi yang berlaku umum merupakan kriteria yang luas untuk

mengevaluasi penyajian yang wajar.

Menurut Arens dan Loebbecke, ada beberapa sumber yang dapat

dimanfaatkan auditor operasional dalam mengembangkan kriteria evaluasi

spesifik :4

a. Prestasi historis

Seperangkat kriteria yang sederhana dapat didasarkan pada hasil

sebenarnya dari periode sebelumnya (audit). Gagasan dibalik

penggunaan kriteria ini adalah menjadi “lebih baik” atau “lebih buruk” dalam perbandingan. Manfaat kriteria ini adalah bahwa hal itu

mudah diturunkan, namun mungkin tidak memberikan pandangan ke

dalam mengenai seberapa baik atau buruk sebenarnya kesatuan yang

diaudit melakukan sesuatu.

b. Prestasi yang dapat dibandingkan

Sebagian besar kesatuan yang terkena audit operasional tidak

bersifat unik, terdapat banyak kesatuan yang sama di dalam

keseluruhan organisasi atau di luarnya. Dalam hal demikian, data

prestasi dari kesatuan yang dapat diperbandingkan merupakan sumber

yang sangat baik untuk mengembangkan kriteria. Untuk kesatuan

intern yang dapat diperbandingkan, datanya biasanya siap tersedia.

4

(10)

7

Bila kesatuan yang dapat diperbandingkan berada diluar organisasi,

mereka seringkali bersedia menyediakan informasi seperti itu.

c. Standar terekayasa (engineered standard)

Dalam banyak jenis penugasan audit operasional, adalah

mungkin dan layak untuk mengembangkan kriteria berdasarkan

standard rekayasa misalnya, studi waktu dan gerak untuk menentukan

tingkat keluaran produksi. Kriteria ini seringkali memakan waktu dan

biaya yang besar dalam pengembangannya, karena memerlukan

banyak keahlian. Akan tetapi, hal ini mungkin sangat efektif dalam

memecahkan masalah operasional yang besar dan biaya yang

dikeluarkan akan berharga.

d. Pembahasan dan persetujuan

Adakalanya kriteria objektif sangat sulit atau memakan biaya

untuk mendapatkannya, dan kriteria dikembangkan melalui

pembahasan dan persetujuan yang sederhana.

3. Tujuan Audit Operasional

Menurut Amin Widjaja Tunggal ada tiga tujuan umum audit operasional:

a. Menilai kinerja

Menilai kinerja adalah dengan membandingkan cara suatu

organisasi melaksanakan aktivitasnya dengan tujuan yang ditetapkan

oleh manajemen, seperti kebijakan organisasional, standar, tujuan, dan

rencana detail. Perbandingan dengan fungsi lain yang sama atau

individual dalam organisasi.

b. Mengidentifikasi untuk perbaikan

Meningkatkan ekonomi, efisiensi, dan efektivitas merupakan

kategori luas dengan nama kebanyakan perbaikan diklasifikasikan.

Auditor dapat mengidentifikasi peluang-peluang khusus (praktik

terbaik) dengan menganalisis wawancara dengan individual (dalam

atau di luar organisasi), mengamati operasi, menelaah data masa lalu

(11)

internal dan eksternal, dan melakukan pertimbangan profesional

berdasarkan pengalaman dengan organisasi tertentu atau yang lain.

c. Mengembangkan rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih

lanjut.

Sifat dan lingkup dari rekomendasi yang dikembangkan dalam

pelaksanaan audit operasional beraneka ragam. Dalam banyak hal,

auditor mungkin dapat melakukan rekomendasi khusus. Dalam hal ini,

studi lebih lanjut yang tidak dalam lingkup audit mungkin diperlukan.

4. Jenis-jenis Audit Operasional

Menurut Arens & Loebbecke ada tiga kategori jenis-jenis audit

operasional yaitu:5

a. Audit Fungsional

Fungsi adalah sarana untuk mengkategorikan aktivitas suatu

perusahaan, seperti fungsi penagihan atau fungsi produksi. Audit

fungsional bersangkutan dengan satu fungsi atau lebih dalam suatu

organisasi. Keunggulan dari audit fungsional adalah memungkinkan

auditor melakukan spesialis. Kekurangan audit fungsional adalah tidak

dievaluasinya fungsi yang saling berkaitan. 6

b. Audit Organisasional

Audit operasional atau suatu organisasi menyangkut

keseluruhan unit organisasional, seperti departemen, cabang atau anak

perusahaan. Penekanan dalam suatu audit organisasi adalah seberapa

efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana

organisasi dan metode-metode untuk mengkoordinasikan

aktivitas-aktivitas khususnya penting dalam audit jenis ini.

c. Audit Penugasan Khusus

5

Alvin A. Arens & James K. Loebbecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu (Jakarta: Erlangga, 1994), Hlm.437.

6 David Faizal Anam, Peranan Audit Operasional Untuk Meningkatkan Kinerja Fungsi Pemasaran Pt Mnc

(12)

9

Penugasan audit operasional khusus timbul atas permintaan

manajemen. Ada banyak variasi dalam audit tersebut. Misalnya,

penyelidikan kemungkinan kecurangan dalam suatu divisi.

5. Tahap – Tahap Audit Operasional

Menurut Amin widjaja Tunggal tahap-tahap audit operasional ada

lima yaitu tahap memilih audit, tahap merencanakan audit, tahap

melaksanakan audit, tahap melaporkan temuan kepada manajemen dan

melakukan tindak lanjut.

a. Memilih audit

Memilih audit dimulai dengan studi atau survei pendahuluan

dari audit potensial dalam suatu entitas untuk mengidentifikasi

aktivitas-aktivitas yang mempunyai potensial yang paling tinggi

dalam arti memperbaiki efektivitas, efisiensi dan ekonomi operasi.

Pada dasarnya studi pendahuluan merupakan proses penyaringan yang

menghasilkan suatu peringkat dari audit yang potensial.

Titik permulaan dari studi pendahuluan adalah memperoleh

suatu pemahaman yang menyeluruh dari struktur organisasi entitas

dan karakteristik operasi. Selain itu auditor harus mempunyai

pengetahuan industri dimana entitas beroperasi. Perhatian berikut

difokuskan pada aktivitas, unit atau fungsi yang akan diaudit.

Pemahaman atas audit yang potensial diperoleh dengan:

1) Menelaah data berkas latar belakang dari setiap audit.

2) Meninjau keliling fasilitas audit untuk meyakinkan bagaimana

perusahaan klien mencapai tujuannya.

3) Mempelajari dokumentasi yang relevan tentang operasi audit

seperti manual kebijakan dan prosedur, bagan arus, kinerja dan

standar pengendalian mutu dan uraian jabatan.

4) Melakukan wawancara dengan manajemen aktivitas tentang bidang

masalah khusus.

5) Menerapkan prosedur analitis untuk mengidentifikasi

(13)

6) Melakukan pengujian audit kecil untuk mengkonfirmasikan atau

mengklarifikasi pemahaman auditor atas masalah potensial.

Pemahaman auditor dari setiap audit didokumentasikan melalui

kuesioner yang diselesaikan, bagan arus dan memorandum naratif.

Berdasarkan pemahaman ini, auditor menyiapkan laporan studi

pendahuluan atau memorandum, yang mengikhtiarkan temuan dan

mencakup rekomendasi tentang audit yang akan diaudit.

b. Merencanakan audit operasional

Auditor intern harus menyiapkan dan mendokumentasikan suatu

rencana untuk menyelesaikan tujuan yang ditetapkan. Penaksiran risiko

merupakan bagian utama dari proses perencanaan. Penaksiran risiko

adalah untuk tujuan menetapkan bidang-bidang untuk ditekankan dalam

audit operasional, sebagai kebalikan dari penaksiran risiko dalam audit

keuangan eksternal yang tujuannya untuk menentukan sifat, waktu dan

luasnya prosedur audit yang akan dilakukan. Bidang-bidang yang

mempunyai risiko tinggi harus diidentifikasikan untuk penekanan audit.

Bidang-bidang dimana terdapat risiko yang paling besar dan manfaat

yang paling besar dapat direalisasi harus dipilih untuk diaudit. Audit

operasional tidaklah bersifat keharusan dan keputusan biaya manfaat

harus digunakan untuk menjustifikasi penggunaannya.

Auditor mungkin menggunakan kuisioner, bagan arus, tanya

jawab, laporan manajemen, manual kebijakan dan observasi dalam

pelaksanaan survei pendahuluan. Pada saat audit melakukan tanya

jawab selama audit, banyak tanya jawab akan dilakukan pada

pertemuan pendahuluan dengan penyelia operasi yang diaudit. Pada

pertemuan tersebut, auditor harus berusaha untuk menjalin hubungan

dan meningkatkan setiap kerjasama dengan personil operasi yang

diaudit. Kerjasama tersebut penting untuk penyelesaikan yang efisien

dari audit operasional.

(14)

11

Auditor operasional harus mengumpulkan bukti yang cukup

kompeten agar dapat menjadi dasar yang layak guna menarik suatu

simpulan mengenai tujuan yang sedang diuji.

d. Melaporkan temuan kepada manajemen

Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirimkan hanya

kepada manajemen, dengan salinan pada unit yang sedang diaudit.

Tidak adanya pemakai pihak ketiga mengurangi kebutuhan akan

pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional. keragaman audit

operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus untuk

menyajikan ruang lingkup audit, temuan dan rekomendasi.

e. Melakukan tindak lanjut

Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional

pada waktu rekomendasi disampaikan kepada manajemen. Tujuannya

adalah menentukan apakah perubahan yang direkomendasikan telah

dilakukan.

6. Pelaksana Audit Operasional

Audit operasional biasanya dilaksanakan oleh salah satu dari tiga

kelompok yaitu auditor intern, pemerintahan dan kantor akuntan publik.

a. Auditor Intern

Auditor intern berada pada posisi yang begitu unik untuk

melaksanakan audit operasional. Manfaat yang diperoleh jika auditor

intern melakukan audit operasional adalah bahwa mereka menggunakan

seluruh waktu mereka bekerja untuk perusahaan yang mereka audit.

Dengan demikian mereka mengembangkan banyak pengetahuan

mengenai perusahaan dan bisnisnya, yang sangat esensial bagi auditing

operasional yang efektif. Untuk memaksimumkan efektivitas mereka,

bagian audit intern harus melaporkan kepada dewan direksi atau

direktur utama. Auditor intern juga harus mempunyai akses dan

(15)

dewan direksi. Struktur organisasi ini membantu auditor intern agar

tetap independen.7

b. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah federal dan negara bagian melaksanakan

auditing operasional, yang seringkali merupakan bagian dari

pelaksanaan audit keuangan. Kelompok auditor pemerintah yang paling

diakui secara luas adalah United States General Accounting Office

(GAO). Publikasi utama GAO adalah Standar for Auditing of

Governmental Organizations, Programs, Activities, and Functions.

Publikasi ini telah digunakan secara luas sebagai referensi pada GAO

dan oleh auditor-auditor pemerintahan lainnya.

c. Kantor-kantor Akuntan

Pada waktu kantor-kantor akuntan melaksanakan audit atas

laporan keuangan historis, sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari

pengidentifikasian masalah-masalah operasional dan membuat

rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi klien audit. Rekomendasi itu

dapat dilakukan secara lisan, tetapi biasanya disampaikan dengan

menggunakan surat manajemen. Pengetahuan dasar mengenai bisnis

klien yang harus diperoleh auditor ekstern dalam melaksanakan audit

seringkali memberikan informasi yang berguna dalam memberikan

rekomendasi-rekomendasi operasional. Auditor yang mempunyai latar

belakang bisnis dan pengalaman yang luas dengan

perusahaan-perusahaan serupa akan cenderung lebih efektif dalam membantu klien

dengan rekomendasi operasional yang relevan dibandingkan dengan

yang tidak mempunyai kualitas seperti itu.

7Muhammad Syafi’I Antonio,

(16)

13

BAB III

METODE PENELITIAN

Objek dari penelitian ini adalah Audit Operasional dalam Meningkatkan

Efektivitas Kegiatan Operasional Perbankan Syariah. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Suharsimi Arikunto

dalam bukunya Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penelitian

Deskriptif berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti

memaparkan atau menggambarkan sutu hal misalnya kedaan,kondisi atau hal

lain.

Dalam penelitian ini Teknik pengumpulan data hanya dilakukan

berdasarkan Penelitian Kepustakaan (Library Research) dilakukan sebagai

usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan

data penelitian yang sudah ada. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur,

(17)

14

BAB IV

ANALISIS DAN KEPUSTAKAAN

A. Pelaksanaan Audit Operasional dalam Kegiatan Operasional Bank Syariah (Contoh Kasus Audit di Bank BRI Syariah KCP Gubeng Surabaya)

Dalam kegiatan operasional yang diperiksa adalah pegawainya bagian

operasional yaitu teller, customer service dan pegawai yang berhubungan

dengan kegiatan operasional.

Contoh beberapa kasus dalam pemeriksaan kegiatan operasional

pendanaan pada Bank BRI Syariah KC Gubeng Surabaya yaitu sebagai

berikut8 :

a. Laporan Hasil Audit pada tahun 2012

Auditor menemukan temuan yaitu tidak ada berita acara atas bilyet

deposito yang rusak. Jenis resiko operional dan masuk dalam kategori

temuan moderat.

Kondisi atau kelemahan, Dari hasil pemeriksaan atas persediaan

Bilyet deposito, ditemukan terdapat bilyet deposito yang tidak jadi

digunakan karena rusak, tidak dibuatkan berita acara. Yaitu bilyet

deposito no DIB0376926 dan DIB0376782.

Dalam hal kegagalan pencetakan bilyet deposito (reject/ terdapat

ketidaksesuaian dengan format yang ditetapkan maka harus dilakukan

pencetakan ulang dengan bilyet deposito yang baru. Bilyet deposito

reject harus dihancurkan dan dibuatkan berita acara penghancuran.

Selanjutnya berita acara dan fotocopy fisik bilyet deposito yang

dihancurkan harus dikirimkan ke OQA.

Penyebabnya, petugas tidak mengetahui keharusan dibuatkannya

berita acara jika terdapat surat berharga/ formulir bernomor yang rusak

8

(18)

15

atau gagal digunakan. Dampak, Jika hilang dan dipergunakan oleh pihak

yang tidak berkepentingan akan menjadi masalah bagi bank. Dan

rekomendasinya, untuk menjadi perhatian petugas dan dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang ada.

b. Laporan Hasil Audit pada tahun 2013

Auditor menemukan temuan yaitu pencatatan penggunaan kas kecil

tidak informatif dan tidak ada balancing harian. Jenis risiko operasional

masuk dalam kategori temuan moderat.

Kondisi atau kelemahan, berdasarkan pemeriksaan atas petty cash

pada KC Surabaya Gubeng, diketahui kontrol atas penggunaan uang kas

kecil/ petty cash belum dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.

Penggunaan kas kecil tidak dicatat tiap penggunaan/ tiap pengeluaran

uang kas kecil dan balancing harian tidak pernah dilaksanakan seperti

yang harus dilakukan dalam ketentuan yang ada.

Penyebabnya, kurang pahamnya petugas tentang cara pencatatan

penggunaan kas kecil dan kurangnya kontrol pejabat terkait atas

pelaksanaan pencatatan tersebut, kontrol hanya dilakukan pada saat akan

dilakukan pertanggung jawaban petty cash dan petugas dan pejabat tidak

mengerti akan pelaksanaan balancing petty cash harian tersebut.

Dampaknya, Jika terdapat pengeluaran uang yang tidak sesuai dengan

peruntukkan petty cash maka tidak akan segera diketahui oleh pejabat

terkait. Rekomendasi, Untuk menjadi perhatian petugas dan agar

dilaksanakan dengan sebagaimana mestinya.

1. Analisis berdasarkan studi kepustakaan

Seorang auditor harus memilik keahlian di bidang auditing dan

mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai bidang yang diauditnya.

Kompetensi sorang auditor dibidang auditing ditunjukkan oleh latar belakang

pendidikan dan pengalaman yang dimilikinya berdasarkan kriteria audit

(19)

Pada tahap pelaksanaan penugasan audit mengumpulkan data-data

yang diperlukan yaitu data dari teller, customer service, misalnya data

nasabah pendanaan dan data-data yang lain yang bersangkutan dengan

operasional perbankan. Audit harus memiliki pemahaman mengenai tugas

pokok dan fungsi-fungsi karyawan bagian operasional, wewenang dan

tanggung jawab pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional.

Seperti halnya Customer service dalam melakukan tugas dan fungsinya ketika

ada nasabah melakukan pembukaan rekening semua persyaratannya harus

dipenuhi, dan sebagainya. Kemudian Auditor internal melakukan pengujian

langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan operasional yaitu

customer service, teller dan pihak lain untuk menilai apakah

pihak-pihak yang terkait dalam organisasi operasional telah melaksanakan kegiatan

sesuai dengan peran masing-masing.

Setelah itu, audit intern berkewajiban untuk menuangkan hasil audit

tersebut dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA) yang mencakup seluruh

pemeriksaan kegiatan operasional di dalamnya berisikan temuan, jenis risiko,

aktivitas, kategori temuan, level temuan, kondisi atau kelemahan, dan

rekomendasi. LHA merupakan kesimpulan dari pendapat auditor internal

yang objektif dan profesional berdasarkan hasil evaluasi temuan-temuan

pemeriksaan dan memperbaiki sistem pengendalian manajemen.

B. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Operasional Bank Syariah

Peranan sebagai audit operasional yaitu melakukan penilaian, evaluasi

dan konsultasi secara independen kepada manajemen atas sistem internal

kontrol dan risk management yang bertujuan untuk memberikan nilai tambah

dan meningkatkan operasional bisnis

Melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap efektivitas

keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern. Pemantauan terhadap risiko

utama bank harus diprioritaskan dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan

(20)

17

langkah pemantauan lainnya yang memadai terhadap kelemahan yang terjadi

dan segera melaporkan kepada dewan komisaris, komite audit dan direktur

utama dalam hal masih terdapat kelemahan yang belum diperbaiki atau

tindakan koreksi yang belum ditindaklanjuti.

Operasional dari bank syariah tersebut bisa lebih baik dari sebelumnya,

juga hal ini tidak akan merugikan bagi nasabah yang mengalami suatu

kendala seperti contoh diatas, serta kegiatan operasional Bank Syariah akan

(21)

18

BAB V

KESIMPULAN

Sebagai audit operasional yang melakukan penilaian, evaluasi dan

konsultasi secara independen kepada manajemen atas sistem internal kontrol dan

risk management untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan operasional

bisnis Bank Syariah secara keseluruhan, dalam pelaksanaan audit juga harus

dilakukan secara berkala dan terjadwal, dan tidak harus pada saat ada masalah

saja..

Dalam sumber daya manusia audit itu sendiri harus memadai dan memiliki

pengalaman dalam audit, jika tidak ada harus melakukan pelatihan audit agar

audit bekerja dengan professional dan kegiatan audit bank Syariah dilaksanakan

sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Piagam Audit (Audit Charter). Hal ini

bertujuan untuk menimalisir resiko yang terjadi di perbankan Syariah sehingga

(22)

19

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal

Anam, David Faizal .2013. Peranan Audit Operasional Untuk Meningkatkan

Kinerja Fungsi Pemasaran Pt Mnc Finance, Tbk., Surabaya: Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya.

Antonio, Muhammad Syafi’I.2001. Bank Syariah,dari Teori ke Praktek. Jakarta:

Gema Insani.

K. Loebbecke, Alvin A. Arens & James. 1994. Auditing Suatu Pendekatan

Terpadu. Jakarta: Erlangga.

Nisa, Firda Scholichtun.2015. Peranan Audit Operasional dalam Meningkatkan

Efektivitas Kegiatan Operasioal Perbankna di BRI Syariah Cabang Gubeng

Surabaya. Surabaya: UIN Sunan Ampel Surabaya.

Soekrisno Agoes. 1996. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

Publik. Jakarta: LP-FEUI.

Tunggal, Amin Widjaja .2012. Pedoman Pokok Operasional Auditing . Jakarta:

Harvarindo.

Sumber Internet

Eddy. 2011. Audit Kepatuhan. Haveconsultan.wordpress.com. Di akses pada

Sabtu 30 April 2016, pukul 19:27 wib.

Ariant Sam. 2010. Audit Operasional. Sobatbaru.blogspot.com. Di akses pada

Referensi

Dokumen terkait

faktor-faktor teknologi, pesaing dan legislatif adalah contoh-contoh ancaman yang mungkin memerlukan analisa dan strategi pengembangan lebih

tikus putih ェ。ョエ。ョセ@ yang diberi karbon tetraklorida dengan.. dosis セ@ ml / kg berat

Dosen menjelaskan materi kuliah jenis aplikasi browser yang tersedia pada jaringan serta gangguan yang sering dihadapi berdasarkan arsitektur teknologi yang digunakan.

KONTRIBUSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM PENGEMBANGAN PERSPEKTIF LINTAS BUDAYA SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Paneso yakni daerah yang paling sentral dari Sakai pada tahun

Tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan pembangunan bidang tata kelola pemerintahan yang baik adalah dengan memperkuat fakta integritas formasi jabatan berdasar

Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah juntcties Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan

[r]