• Tidak ada hasil yang ditemukan

file arsip milik PENERBIT ANDI dilarang menggandakan/memperbanyak PENERBIT ANDI YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "file arsip milik PENERBIT ANDI dilarang menggandakan/memperbanyak PENERBIT ANDI YOGYAKARTA"

Copied!
304
0
0

Teks penuh

(1)

PENERBIT ANDI YOGYAKARTA

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(2)

Hak Cipta © 2016 pada penulis.

Editor : Arie Pramesta

Setter : Wahyu

Desain Cover : Ditya Korektor : Erang Risanto

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis.

Penerbit: CV ANDI OFFSET ( Penerbit ANDI )

Jl. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281 Percetakan: ANDI OFFSET

Jl. Beo 38-40, Telp. (0274) 561881 (Hunting), Fax. (0274) 588282 Yogyakarta 55281

Perpustakaan Nasional: Katalog dalam Terbitan ( KDT)

SeƟ awina, Nyoman Djinar

Harapan Rasional Ekonomi Makro/Prof. Dr. Nyoman Djinar Se awina, S.E.,M.S. – Ed. I. – Yogyakarta: Andi,

24 - 23 - 22 - 21 - 20 - 19 - 18 - 17 - 16 xiv + 300 hlm .; 16 x 23 Cm. 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 ISBN: 9 7 8 - 9 7 9 - 2 9 - 5 5 4 4 - 6 I. Judul 1. Economics DDC’24: 330

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(3)

Saya mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena buku yang berjudul Harapan Rasional Ekonomi Makro bisa terselesaikan, walaupun harus menghadapi berbagai tantangan dan kesabaran di sela-sela kesibukan melaksanakan tugas mengajar dan penelitian. Buku ini pernah saya terbitkan pada tahun 2003 sebagai edisi pertama. Namun oleh karena perlu dilakukan perbaikan dan penyempurrnaan lagi, maka dilakukan penerbitan untuk edisi kedua kali ini. Plus minus buku ini adalah pertama, banyak menggunakan rumus, sehingga pembaca yang tidak senang dengan rumus akan cepat mengantuk, akan tetapi bagi yang senang dengan matematika akan sebaliknya menjadi senang dan mau membacanya hingga tanpa disadari sudah sampai beberapa bab. Kedua, isi buku ini pada hakikatnya mengemukakan perdebatan antara beberapa pemikir ekonomi makro dengan mengangkat materi hasil-hasil penelitian dalam jangkauan beberapa negara maju dan negara berkembang di dunia. Temuan hasil-hasil penelitian yang diperdebatkan adalah dalam sajian model. Antara satu dengan yang lainnya saling

PENGANTAR

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(4)

mengkoreksi, tetapi dalam ranah menuju suatu penyempurnaan. Semuanya mengarahkan pikirannya tentang harapan rasional. Siapa dan bagaimana mereka berdebat, perlu dibaca dari satu bab ke bab yang lainnya. Saya secara pribadi sangat menyukai perdebatan dalam konteks kajian ilmiah, sehingga saya melibatkan diri dalam konteks ini dengan berusaha memahami isi perdebatan mereka.

Ide yang mengawali penulisan buku ini adalah dari sebuah renungan “mengapa masalah dalam ekonomi makro selalu tumbuh dengan up to date?” Lalu, saya menemukan sebuah buku berjudul “Rational Expectation in Macroeconomics” yang ditulis oleh Attfield dkk, sehingga penulisan buku ini langsung diilhami oleh karya tulis tersebut.

Denpasar, 26 Februari 2016

Prof. Dr. Nyoman Djinar Setiawina, S.E., M.S.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(5)

DAFTAR ISI

PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ...xi

DAFTAR GAMBAR ...xiii

BAB 1

PENTINGNYA HARAPAN DALAM

EKONOMI MAKRO ... 1

1.1 Pentingnya Harapan dalam Ekonomi Makro ... 1

1.1.1 Harapan-Harapan dalam Model IS-LM Keynesien ... 2

1.1.2 Harapan-Harapan dan Fungsi Konsumsi ... 5

1.1.3 Harapan dan Hipotesis Upah Alamiah ... 6

1.2 Kebutuhan Teori Harapan ... 8

1.3 Adaptasi Hipotesis Harapan ... 9

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(6)

BAB 2

TEORI HARAPAN RASIONAL ... 17

2.1 Variabel-Variabel sebagai Hasil Proses ... 17

2.2 Proses dan Ramalan-Ramalan Rasional ... 18

2.3 Karakteristik Harapan Rasional ... 21

2.3.1 Kesalahan Harapan Rasional adalah Rata-rata Nol ... 22

2.3.2 Kesalahan Harapan Rasional Tanpa Pola ... 22

2.3.3 Harapan Rasional yang Akurat ... 23

2.4 Kritik Umum Teori Harapan Rasional ... 23

2.4.1 Kepercayaan Rasionalitas ... 24

2.4.2 Ketersediaan Informasi ... 24

2.4.3 Batasan pada Penyesuaian Perkiraan Rasional ... 26

2.4.4 Pengujian Hipotesis Perkiraan Rasional ... 31

Kesimpulan ... 34

BAB 3

HARAPAN RASIONAL TENTANG HARGA

LUNAK DALAM MODEL EKONOMI

MAKRO ... 37

3.1 Kurva Permintaan Agregat ... 38

3.2. Harga Fleksibel pada Kurva Penawaran Agregat yang Alami ... 43

3.3 Permintaan Agregat dan Output Keseimbangan ... 50

3.4 Random dan Sistematika Kebijaksanaan Permintaan Agregat ... 52

3.5 Variasi Kebijaksanaan Permintaan Agregat ... 60

3.6 Pernyataan Formal dari Model Harapan Rasional ... 61

Kesimpulan ... 72

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(7)

Daftar Isi

vii

BAB 4

KRITIK TERHADAP HARGA FLEKSIBEL .. 73

4.1 Kritik dengan Fleksibilitas Harga ... 73

4.1.1 Korelasi Serial dalam Variabel Agregat Riil ... 74

4.1.2 Penyederhanaan Model ... 75

4.1.3 Informasi Asimetris ... 80

4.2 Implikasi dari Asumsi Harga Melekat ... 90

4.2.1 Model McCallum ... 91

4.2.2 Model Fischer-Phelps-Taylor ... 93

4.2.3 Harga-Harga ‘Sebagian Fleksibel’ ... 98

4.2.4 Model Harga-Harga Melekat dan Keseimbangan Umum ... 101

4.3 Dasar Mikro untuk Harga yang Melekat ... 106

Ringkasan ... 111

BAB 5

HARAPAN RASIONAL DALAM EKONOMI

TERBUKA ... 113

5.1 Kurva Permintaan Agregat dalam Perekonomian Terbuka ... 113

5.1.1 Kasus Tingkat Pertukaran Tetap... 116

5.1.2 Kasus Tingkat Pertukaran Fleksibel ... 117

5.2 Output dan Tingkat Harga: Tingkat Pertukaran Tetap ... 118

5.3 Output dan Tingkat Harga pada Kurs Mengambang ... 119

5.4 Harga Melekat, Pertukaran Fleksibel, dan Kelebihan .... 121

Ringkasan ... 124

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(8)

BAB 6

KASUS EKONOMETRIKA HARAPAN

RASIONAL ... 127

6.1 Pengujian Langsung pada Rasionalitas ... 128

6.2 Mengukur Harapan Rasional dari Variabel Bernilai Sebenarnya ... 134

6.3 Syarat Pengujian Perkiraan Rasional ... 141

6.4 Model Barro ... 147

6.5 Padanan Pengamatan ... 152

6.6 Kritik Lucas Terhadap Evaluasi Kebijaksanaan Ekonomi 158 Ringkasan ... 163

BAB 7

HARAPAN RASIONAL DALAM MODEL

EKONOMI MAKRO ...165

7.1 Studi Lucas: Output dan Menjualkan Inflasi ... 166

7.2 Model Barro ... 172

7.2.1 Prosedur Barro : Uang dan Pengangguran Tak Terantisipasi ... 172

7.2.2 Estimasi Pertumbuhan Uang dan Pengangguran ...179

7.2.3 Konsep Produk Nasional Bruto ... 186

7.2.4 Kebijaksanaan Kredit ... 189

7.3 Pengujian Leiderman ... 191

7.4 Kombinasi Pendekatan Lucas dan Barro ... 193

Kesimpulan ... 198

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(9)

Daftar Isi

ix

BAB 8

KRITIK-KRITIK DAN PENILAIAN

KEMBALI MODEL-MODEL LUCAS

DAN BARRO ... 199

8.1 Akibat Kesalahan Pengukuran dan Kekurangcocokan Model ... 199

8.2 Pengembangan Model Barro ... 208

Ringkasan ... 211

BAB 9

ILUSTRASI STUDI KASUS HARAPAN

RASIONAL EKONOMI MAKRO ... 213

9.1 Noda dan Kekuatan Perubahan ... 214

9.1.1 Pengujian yang Lemah ... 223

9.1.2 Sumber-Sumber Kesalahan Ramalan ... 230

9.1.3 Pengujian Semikuat ... 235

9.1.4 Sebuah Pendekatan Alternatif ... 237

9.1.5 Kurs Tidak Efisien ... 241

9.2 Fungsi Konsumsi ... 242

9.2.1 Perkiraan Rasional – Hipotesis Perputaran Hidup ... 242

9.2.2 Pengujian RE-LCH ... 251

9.2.3 Ringkasan ... 257

9.3 Istilah Struktur untuk Nilai Kurs Bunga Uang ... 258

Ringkasan ... 266

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(10)

BAB 10

RINGKASAN DAN BEBERAPA

KESIMPULAN ... 267

10.1 Hipotesis Harapan Rasional ... 267

10.2 Kesimpulan Kebijakan ... 271

10.3 Pengujian Hipotesis Harapan Rasional ... 276

10.4 Kesimpulan... 278

DAFTAR PUSTAKA ... 279

TENTANG PENULIS ... 287

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(11)

Tabel 8.1 Perluasan Gordon untuk Mengetes Lucas ... 207 Tabel 9.1 Tes-Tes yang Lemah dari Efi siensi Spekula f ... 229 Tabel 9.2 Kelemahan Percobaan dari RE-LCH ... 252 Tabel 9.3 Efek Konsumsi dari Pemasukan yang Dian sipasi dan Tak

Teran sipasi (seluruh data selama ga bulan melipu tahun 1964 sampai 1978) ... 255 Tabel 9.4 Perkiraan untuk Kurs Obligasi 5 Tahun dan Kurs

Tagihan 91 Hari ... 266

DAFTAR TABEL

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(12)

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(13)

Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu ... 17 Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu ... 18 Gambar 3.1 Keseimbangan Output pada Harga-Harga yang

Berbeda. ... 39 Gambar 3.2 Kurva Permintaan Agregat ... 40 Gambar 3.3 Kurva Penawaran Agregat Jangka Panjang dan

Jangka Pendek ... 48 Gambar 3.4 Kurva Permintaan dan Penawaran Agregat ... 50 Gambar 3.5 Kebijakan Permintaan Agregat dan Popularitas

Pemerintah ... 59

DAFTAR

GAMBAR

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(14)

Gambar 4.1 Harga Melekat dan Kelebihan Permintaan ... 92 Gambar 4.2 Respon Output Terhadap Kenaikan dalam

Permintaan Agregat Ketika Harga-Harga Sebagian Nampak Fleksibel ... 99 Gambar 5.1 Permintaan Agregat di Bawah Tingkat Pertukaran

Tetap ... 115 Gambar 5.2 Permintaan Agregat di Bawah Tingkat Pertukaran

Fleksibel ... 117 Gambar 5.3 Output dan Tingkat Harga pada Kasus Kurs

Tetap ... 118 Gambar 5.4 Output dan Tingkat Harga : Tingkat Pengeluaran

Fleksibel ... 120 Gambar 5.5 Kenaikan Penawaran Uang dengan Tingkat

Perubahan Fleksibel ... 121 Gambar 5.6 Harga-Harga Melekat dan Melampaui Tingkat

Pertukaran ... 122 Gambar 7.1 Permintaan Agregat dan Employment ... 188 Gambar 7.2 Pengaruh Trauma Moneter dan Perubahannya ... 198 Gambar 9.1 Siegel’s Paradox ... 220

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(15)

BAB 1

PENTINGNYA

HARAPAN DALAM

EKONOMI MAKRO

1.1 Pentingnya Harapan dalam Ekonomi Makro

Ini akan menjadi sulit untuk memperbesar pentingnya aturan harapan-harapan dalam ekonomi makro secara menyeluruh. Sangat sedikit, jika beberapa dari dukungan individual ekonomi makro, seperti fungsi konsumsi atau kebutuhan uang, menjadi bebas dari pengaruh variabel-variabel yang diharapkan seperti pada tingkat pendapatan atau tingkat suku bunga. Ketika hubungan-hubungan individual dikombinasikan ke dalam bentuk model ekonomi makro secara utuh dari karakteristik-karakteristik umum ilmu ekonomi dan implikasi kebijakan, maka model tersebut menjadi sangat tergantung pada ketepatan bagaimana harapan-harapan dibentuk. Buku ini mengutamakan suatu teori, yaitu bagaimana harapan-harapan rasional dan teori harapan rasional dapat terbentuk. Kami memulainya dengan menginstruksikan betapa pentingnya harapan-harapan yang merembes pada makro ekonomi, dengan menggunakan tiga contoh: Model IS-LM Keynes sederhana, hipotesis pendapatan permanen, dan hipotesis upah alamiah.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(16)

1.1.1 Harapan-Harapan dalam Model IS-LM Keynesien Sebagai ilustrasi pertama dari pentingnya harapan-harapan, dasar pemikiran ekonomi Keynes diungkapkan dalam model IS-LM konvensional. Menurut pandangan ini, kurva IS adalah berubah-ubah. Diubah oleh besarnya kuantitas, yaitu kuantitas pengeluaran investasi yang akan dilakukan perusahan. Perubahan dalam kurva IS, tidak begitu penting untuk tingkat kebutuhan agregat dalam ekonomi jika kurva LM sangat curam. Hanya, menimbulkan perubahan yang tajam pada tingkat bunga. Tetapi hal penting yang lain dari dasar analisis Keynes, adalah kurva LM yang tidak curam, bahkan suatu saat bisa horizontal. Fluktuasi tajam dalam permintaan agregat akan terjadi sewaktu perubahan tajam dalam posisi kurva IS menyinggung kurva LM yang horizontal. Sungguh hal tersebut dapat dilihat sebagai pesan pokok Keynes dalam “General Theory”, yaitu fluktuasi tajam dalam permintaan agregat dapat dimulai dari sektor swasta. Karena mereka yang menimbulkan ketajaman itu. Fluktuasi-fluktuasi tak diinginkan pada tingkat pengeluaran (output) dan tenaga kerja, maka pemerintah hendaknya mengubah pengelurannya untuk menghambat sektor swasta.

Mengapa Keynes percaya bahwa kurva IS berubah-ubah dan kurva LM horizontal? Pada umumnya, jawaban untuk kedua pertanyaan itu adalah sama. Sebab berdasarkan keyakinan mereka, bahwa bagaimana pun harapan-harapan dari variabel-variabal tertentu dapat dibentuk. Berubah-ubahnya kurva IS muncul dalam gagasan Keynes, karena harapan-harapan perusahaan tentang keuntungan di masa datang dari proyek investasinya mempunyai tingkat perubahan yang tinggi. Atau subjek yang oleh Keynes disebut sebagai “Animal

Spirits” yang dijelaskan sebagai berikut:

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(17)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

3

Banyak ... keputusan kita untuk melakukan sesuatu yang posiƟ f ... hanya dapat diterima sebagai suatu hasil dari “Animal Spirits” yang dibutuhkan secara spontan untuk suatu Ɵ ndakan daripada hasilnya lamban dan bukan sebagai hasil dari bobot rata-rata manfaat kuanƟ taƟ f yang dilipatgandakan oleh kemungkinan-kemungkinan kuanƟ taƟ f. Perusahaan-perusahaan hanya menganggap diri mereka sebagian besar digerakkan oleh pernyataan-pernyataan dalam prospektus mereka sendiri, sangat jujur dan tulus haƟ . Jika ”Animal Spirits” dikecilkan dan opƟ misme spontan menjadi bimbang ... perusahaan akan layu dan maƟ , setelah takut kehilangan basis dan aset serta harapan dan keuntungan seperƟ dipunyai dulu musnah. (JM. Keynes,1936: 161-62).

Dapat diyakini bahwa suatu harapan-harapan memegang peranan kunci dalam memainkan peristiwa berubah-ubahnya kurva IS. Yang lain berkeyakinan bahwa harapan-harapan merupakan kunci dalam menentukan slope kurva LM. Perhatian, harapan-harapan itu adalah tentang suku bunga masa yang akan datang. Menurut pandangan Keynes mengenai permintaan akan uang untuk tiap individu, mempunyai ciri yang khas. Jika suku bunga pada kenyataannya berada di bawah nilai harapan individu, maka mereka berarti mengharapkan suku bunga naik dan harga obligasi diharapkan turun. Harapan kerugian saham obligasi akan lebih besar daripada harapan keuntungan.

Tingkat suku bunga ini disebut sebagai suku bunga kritis. Permintaan individual akan uang menjadi sangat peka. Jika suku bunga jatuh di bawah suku bunga

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(18)

kritis, ketakutan akan kerugian saham obligasi menjadi besar. Mereka berharap, tidak memegang obligasi dan hal ini menyebabkan permintaan akan uang naik secara tajam. Pada asumsi-asumsi tertentu, bahwa suku bunga sangat rendah, maka permintaan uang pada seluruh perekonomian akan menjadi sangat peka untuk perubahan suku bunga. Kepekaan permintaan uang untuk perubahan suku bunga disebut “liquidity

trap”. Liquidity trap ini membuat kurva LM horizontal

dan tajamnya fluktuasi permintaan agregat akan terjadi pada reaksi pergerakan kurva IS. Jika harapan-harapan tentang suku bunga berubah dengan cepat atas perubahan suku bunga secara nyata, maka fluktuasi-fluktuasi tajam pada permintaan agregat akan berumur pendek. Kebijakan itu tidak penting. Akan tetapi, Keynes dan pengikutnya percaya, bahwa harapan-harapan suku bunga masa datang bergerak sangat lambat, sehingga untuk tujuan-tujuan penting dianggap harapan atau suku bunga normal untuk tiap individu adalah konstan. Demikian juga, kurva LM adalah horizontal pada tingkat suku bunga konstan.

Harapan-harapan memainkan peranan ganda, yang sangat penting sebagai dasar analisis Keynes, yaitu berubahnya harapan keuntungan proyek investasi pada masa datang, merupakan sumber perubahan yang tajam bagi kurva IS. Harapan-harapan yang hampir konstan pada suku bunga di masa datang, adalah bagian dari mekanisme perubahan yang menghasilkan pergerakan cepat pada permintaan agregat. Tentu saja, asumsi tepat yang dibuat dalam tiap-tiap kasus sangat menentukan bagi implikasi kebijakan pada model Keynes. Contoh, jika harapan keuntungan proyek inventasi di masa datang adalah konstan. Tetapi, harapan tingkat suku bunga di

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(19)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

5

masa datang lebih sensitif daripada nilai suku bunga sekarang, sehingga kurva IS tidak akan berubah-ubah dan kurva LM tidak datar pada suku bunga konstan. Dengan demikian, maka hasil fluktuasi dari sektor swasta tidak diperlukan. Implikasi kebijakan utama dari “General Theory” tidak diikuti lagi.

1.1.2 Harapan-Harapan dan Fungsi Konsumsi

Perkembangan setelah teori fungsi konsumsi dari Keynes, adalah pendapatan permanen. Kita akan mendiskusikannya lebih menyeluruh dalam Bab 9. Inti dari pemikiran ini adalah ketika masyarakat memutuskan tingkat pengeluaran konsumsi mereka, maka masyarakat akan memperhitungkan secara terbuka tentang pandangan jangka panjang dari prospek pendapatannya, sehingga dalam memutuskan berapa banyak uang yang dibelanjakan dalam beberapa bulan atau tahun, adalah dengan tidak mempertimbangkan pendapatan aktual pada bulan atau tahun itu. Bahkan, konsumsi mereka dihubungkan dengan apa yang mereka sebut dengan pendapatan permanen. Sulit untuk mendefinisikan istilah pendapatan permanen secara tepat, akan tetapi jelas terjadi bahwa, istilah itu dihubungkan dengan prospek pendapatan. Friedman (1957:21), menggambarkan komponen permanen dari pendapatan sejalan dengan nilai harapan dari sebuah kemungkinan distribusi.

Nilai aktual pengeluaran konsumsi dalam beberapa periode yang merupakan komponen kunci dari total pembelanjaan dalam ekonomi, tergantung pada variabel yang diharapkan dari kasus pengharapan atau pendapatan permanen. Jadi, harapan bisa memainkan peranan penting. Misalnya jika pendapatan aktual

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(20)

naik, menyebabkan harapan pengeluaran konsumsi pendapatan naik pula. Sedangkan ketika pendapatan aktual naik, harapan pendapatan tetap tidak berubah termasuk juga pengeluaran konsumsi. Hasil ini melibatkan ekonomi makro secara lebih luas. Jika pemerintah menaikkan pengeluaran dalam usaha menyeimbangkan perekonomian, dan jika hal ini menyebabkan kenaikan pendapatan aktual, maka menurut Keynes, konsumsi keuangan akan mengakibatkan kenaikan pembelanjaan sebab pengeluaran konsumsi naik seiring kenaikan pendapatan. Inilah dasar dari ide pengganda (multiplier) Keynes. Akan tetapi, jika pengeluaran konsumsi ditentukan oleh pendapatan permanen atau harapan pendapatan, dan jika kenaikan dalam pengeluaran pemerintah meninggalkan harapan pendapatan yang tidak berubah, maka kasus tersebut bukan merupakan proses multiplier seperti yang diramalkan Keynes. Masyarakat membentuk harapan pendapatan, tidak hanya penting bagi kegunaan peramalan pengeluaran konsumsi, tetepi juga adalah kemampuan kebijakan pemerintah untuk mengendalikan permintaan agregat. 1.1.3 Harapan dan Hipotesis Upah Alamiah

Mengakhiri ilustrasi, betapa pentingnya mempertimbangkan harapan-harapan, maka mereka menyebut hipotesis upah alamiah bagi pengangguran yang dipelopori oleh Friedman (1968). Para pekerja tertarik, tidak hanya pada nilai nominal dari tarif gaji mereka (W), tetapi juga nilai nyata dari gaji mereka. Jumlah barang yang dapat mereka beli W/P, dimana “P” adalah tingkat harga umum. Pekerja mengetahui, tentang tarif gaji nominal yang akan mereka terima, tetapi mereka tidak dapat mengetahui secara pasti

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(21)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

7

harga barang-barang ketika mereka akan membelinya. Mereka bagaimanapun juga harus membentuk harapan-harapan pada berbagai tingkat harga umum. Jika gaji nominal dan harapan mereka pada tingkat harga umum membuat mereka berpikir bahwa gaji riil (nyata) mereka tinggi, maka tawaran tenaga kerja akan lebih banyak. Sebaliknya, jika gaji riil mereka dilihat rendah, maka mereka tidak akan menawarkan tenaga kerja. Bayangkan, jika kenaikan belanja agregat mendorong perusahaan untuk menaikkan gaji nominal, itu berarti penawaran yang bertujuan untuk menarik lebih banyak pekerja. Jika pekerja “melihat ke depan” secara tepat mengenai kenaikan harga yang akan mereka terima, bahwa gaji nominal yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh perusahaan, tidak menyebabkan gaji riil yang lebih tinggi, maka pekerja tidak akan menawarkan untuk bekerja lagi. Jadi, kenaikan belanja agregat mempunyai sedikit atau tidak sama sekali mempunyai pengaruh pada tenaga kerja. Jika pekerja “tidak melihat ke depan” tentang kenaikan harga, tapi pemikiran bahwa gaji nominal yang ditawarkan lebih tinggi, serta dapat menimbulkan gaji riil yang lebih tinggi pula, maka mereka menawarkan banyak tenaga kerjanya.

Dalam kasus ini, kenaikan belanja agregat akan merangsang tenaga kerja. Metode yang tepat, adalah bagaimana kerja membentuk harapan-harapan mereka tentang harga di masa datang yang sangat kritis dipengaruhi oleh pembelanjaan agregat pada tenaga kerja.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(22)

1.2 Kebutuhan Teori Harapan

Pentingnya suatu harapan adalah pada saat kegagalan terjadi, dan merupakan tantangan bagi ekonomi makro. Kegagalan disebabkan oleh sedikitnya data yang tersedia pada harapan-harapan. Data sebaiknya tersedia pada setiap saat tentang harga, suku bunga, pendapatan, pengangguran, dan lain-lain. Akan tetapi, hal tersebut adalah nyata atau merupakan variabel ekspos. Ada beberapa rangkaian harapan data variabel seperti harapan-harapan tingkat harga, tingkat bunga, tingkat pendapatan, dan sebagainya. Tidak susah melihat alasan, bahwa hal itu akan menjadi sangat besar dalam bisnis yang mahal untuk meminta seseorang dalam suatu ekonomi. Apa yang mereka harapkan terhadap tingkat bunga di masa datang. Apa pendapat mereka tentang tingkat harga. Tentu saja, dari metode sampling modern yang dipakai oleh riset pasar perusahaan, akan menyebabkan hal itu tidak perlu meminta pendapat seseorang mengenai apa yang mereka harapkan. Akan tetapi, hal itu masih status hasil tunggal, kontinu, dan serangkaian harapan yang tepat. Apa yang lebih penting, jika hasil pengumpulan data adalah untuk memulai membutuhkan waktu pada beberapa tahun sebelum sejumlah data tersedia dan mencukupi. Dalam waktu rata-rata, kegagalan meninggalkan harapan teori penting tentang makro ekonomi. Tetapi kita tidak dapat menguji atau mengukur pentingnya secara langsung, karena secara sederhana tidak mempunyai data pada variabel yang diharapkan. Sekalipun, derajat tersedianya data, namun akan timbul masalah tambahan. Keyakinan pada masa datang, tidak mudah untuk dapat diinterpretasikan. Seseorang secara pribadi, menanyakan mengenai harapan harga masa depannya. Mungkin mempunyai pemikiran tentang hal yang berhubungan dengan kesejahteraanya yang tergantung pada haknya. Orang lain mengatakan, sebuah perdagangan serikat buruh

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(23)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

9

mengadakan negosiasi mengenai penawaran gaji untuk pekerja mereka. Mereka mungkin akan berpikir secara hati-hati.

Rangkaian berbagai harapan akan meliputi kedua individu tersebut untuk mempertimbangkan secara adil. Tetapi untuk maksud tersebut, dijelaskan perilaku upah dari harapan serikat buruh yang mungkin tidak begitu penting. Jadi, rangkaian harapan yang tidak berguna, mungkin dengan berat dibatasi. Umum, tetapi tidak lengkap, bahwa sesuatu yang dapat diharapkan untuk mengukur harapan-harapan secara langsung, dan masalah digabungkan dengan mereka, para tetangga untuk ahli ekonomi apakah mungkin untuk pengharapan teori ekonomi, bagaimana harapan-harapan dibentuk, di mana umum penerapannya, dan yang mana dapat diuji dan memperbolehkan mereka untuk mengestimasi hubungan-hubungan makro ekonomi, termasuk waktu harapan yang tidak dapat dinyatakan dengan nyata.

Teori harapan rasional dapat dilihat sebagai usaha untuk menentukan beberapa bentuk teori harapan umum. Penjelasan teori itu ditempatkan pada bab selanjutnya. Pada pendahuluan bab itu kita mempertimbangkan di bagian awal tentang bentuk harapan yang sering digunakan dalam pekerjaan empiris ekonomi makro yang disebut dengan adaptasi hipotesis harapan. Hal itu sering digunakan dalam model inflasi harapan (Cagan,1956), digunakan dalam pendapatan permanen (Friedman,1957) dan beberapa variabel harapan lainnya.

1.3 Adaptasi Hipotesis Harapan

Pokok pikiran dari adaptasi hipotesis harapan adalah sederhana. Bayangkan, anda membantu suatu harapan tentang apakah tingkat inflasi akan dialami pada tahun ini? Bayangkan tingkat inflasi pada tahun lalu adalah 10%. Jika tingkat inflasi

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(24)

tahun lalu 10%, maka masuk akal jika kita tidak akan merubah harapan tingkat inflasi untuk tahun ini. Kita akan berharap tahun ini inflasi tetap juga 10%. Akan tetapi, jika inflasi tahun lalu lebih besar dari 10%, katakan saja 20%, maka kita mesti dapat mengubah harapan inflasi untuk tahun ini agar menjadi lebih di atas 10%, tetapi tidak harus 20%. Jika tingkat inflasi tahun lalu di bawah 10%, katakan saja 4%, maka harus membuat harapan menjadi lebih rendah dari 10% dan 4%. Jumlah yang sebenarnya yang hendak dicapai adalah lebih rendah. Tidak mudah untuk menentukannya, tetapi ide yang umum cukuplah jelas. Orang diharapkan merubah harapan pada beberapa variabel, jika terdapat perbedaan antara apa yang diharapkan pada akhir periode dan kenyataan apa yang terjadi pada akhir periode. Khususnya, untuk mencapai suatu harapan, jika nilai aktual akhir periode lebih besar dari yang diharapkan. Harapan akan lebih rendah jika nilai aktual akhir periode di bawah tingkat yang diharapkan. Jika harapan benar, maka suatu harapan tidak perlu diubah lagi.

Intinya, orang tidak akan beradaptasi atau mengubah harapannya dalam menanggapi kesalahan akhir periode. Pertama, hal itu mengimplikasikan (contoh: tingkat inflasi naik dari 5% menjadi 20%). Sebagian berharap agar inflasi meningkat secara perlahan, jika mereka berharap inflasi kurang dari 20% sampai kembali ke tingkat 20% yang baru. Tampaknya, jika inflasi aktual kembali lagi dari 5%, kemudian diharapkan oleh orang agar menurun secara perlahan, sampai kembali pada tingkat 5% yang baru. Jadi, adaptasi hipotesis harapan mempunyai bentuk yang menarik. Orang dapat diperbodoh dengan tipe perubahan dalam tingkat inflasi yang diasumsikan. Orang yang tak diperbodoh, dalam jangka panjang mengadaptasikan harapan mereka sepenuhnya. Akan tetapi, akhirnya mereka menjadi populer. Di samping itu, daya tarik intuisi tersebut adalah hipotesis secara jujur dan nyata. Kita mudah dapat

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(25)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

11

mengganti pengangguran, tingkat bunga, tingkat pertumbuhan income riil pada tingkat inflasi atas paragraf sebelumnya, dan hipotesis itu dapat diterima.

Ketiga karakteristik hipotesis yang menarik tersebut, menghendaki agar kita menghubungkan variabel-variabel harapan yang tak terlihat dengan variabel nyata yang dapat dilihat. Untuk melihat hal tersebut, pertama kita harus mengambil adaptasi hipotesis harapan dalam sebuah bentuk aljabar sederhana. Misalnya kita ingin menggunakan konsep permanen atau pendapatan yang diharapkan, mungkin untuk menguji hipotesis harapan permanen Friedman. Tentu saja, kita tidak mempunyai alat untuk pengukur langsung pendapatan yang diharapkan, maka yang benar adalah berikut ini:

---(1.1)

1

1

1 h h t t t

Y

Y

 

Y

h t

Y = Pendapatan yang diharapkan pada periode t

1 h t

Y = Pendapatan riil dalam periode t-1

α = Bilangan pecahan posi f

Persamaan tersebut dapat disederhanakan menjadi:

Jika persamaan (1.2) benar, berarti persamaan dari periode sebelumnya telah benar dan seterusnya. Persamaan bisa disusun secara aljabar berdasarkan persamaan (1.2) ke persamaan (1.3)-(1.5). dan seterusnya.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(26)

Berdasarkan penggunaan persamaan (1.3) sampai dengan persamaan (1.5), maka dapat mengubah Yt-1 ke dalam persamaan (1.2) dan diperoleh:

 

1 1 2 1 ² 3 1 ³ 4 1.6

h

t t t t t

Y Y   Y   Y   Y      

Ukuran tersebut merupakan variabel yang tak dapat dilihat atau tidak diketahui, mengenai variabel pendapatan yang diharapkan dapat dihubungakan dengan pendapatan aktual dalam periode sebelumnya. Tentu saja, suatu persoalan yang masih tertinggal adalah meletakkan kata demi kata. Persamaan (1.6) yang mengimplikasikan pengukuran pendapatan yang dapat diharapkan pada periode tersebut, akan kembali lagi ke awal periode. Akan tetapi, jika “α” kurang dari satu, maka hal itu masuk akal. Kemudian, jika pendapatan aktual pada periode lain, kurang berpengaruh terhadap pendapatan yang diharapkan saat ini, maka akan kembali lebih jauh lagi ke dalam periode tersebut. Dengan kata lain, pengamatan terakhir terhadap dominasi pendapatan aktual, adalah formasi harapannya tentang pendapatan di masa akan datang. Sebagai hasilnya, jika kita mengukur pendapatan yang tak dapat diamati, maka akan membuat kesalahan yang lebih jauh terhadap nilai pendapatan aktual yang dapat diamati. Pengukuran ciri khas yang menarik, adalah hal yang tidak menguntungkan.

Pertama, keseluruhan pengukuran tersebut tidak hanya

menjadi kasus saja, jika nilai aktual dari sebuah variabel

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(27)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

13

yang diharapkan melampaui periode akhir, maka apa yang diharapkan itu menjadi variabel harapan pada periode yang akan datang. Contohnya asumsikan, bayangkan, dan anggap, pemerintah telah meningkatkan penawaran uang pada tahun yang akan datang sebesar 10%. Pada awal tahun diharapkan, bahwa penawaran uang pada 6 bulan pertama kira-kira akan lebih tinggi 5% daripada awal tahun tersebut. Akan tetapi, bagaimana pertumbuhan tersebut menjadi lebih tinggi dari 10%? Apakah hal tersebut akan membuat pengharapan pada 6 bulan yang akan datang tingkat pertumbuhan penawaran uang akan lebih besar dari 5% sebagai akibat dari penyesuaian hipotesis harapan yang disarankan? Atau apakah hal tersebut membuat harapan agar tingkat pertumbuhan 0% sampai di atas tingkat yang telah ditetapkan oleh pemerintah? Tidak mudah, menyatakan secara cepat. Apa yang harus diharapkan. Satu hal yang tidak dapat dinyatakan secara pasti, adalah kemungkinan yang kedua, yaitu apriori, sehingga adaptasi hipotesis harapan adalah tidak penting.

Kedua, asumsikan bahwa keadaan ekonomi pada tiap

periode mengalami fluktuasi inflasi antara 0% dan 10%. Adaptasi hipotesis harapan mengimplikasikan, bahwa orang akan selalu mengharapkan inflasi berkisar antara 0% dan 10%. Akan tapi, kapan model inflasi nyata itu muncul? Mengapa orang selalu mengharapkan agar inflasi tak pernah terjadi dan tak pernah mengharapkan inflasi yang terjadi?

Kelemahan hubungan adaptasi hipotesis harapan, adalah pada variabel. Harapan dibentuk meningkat secara terus-menerus (turun secara terus terus-menerus), sehingga harapan selalu kurang dari (atau lebih besar dari) variabel aktual. Sebagai contoh, dimulai dengan seseorang mengharapkan tingkat inflasi 0%, dibiarkan tingkat inflasi aktual tetap 0%, dan biarkan orang membentuk penyesuaian harapan yang dihubungkan menurut persamaan:

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(28)

Dimana

Inf

t adalah tingkat inflasi aktual dalam periode t.

Inf

th adalah tingkat inflasi yang diharapkan pada periode t.

Sekarang, inflasi dibiarkan naik 1% tiap tahun. Jadi, dalam 1 tahun inflasi adalah 1%; dalam 2 tahun 2%; dalam 3 tahun 3%; dan seterusnya. Dalam tahun pertama inflasi diharapkan 0%, sebab tahun lalu harapan 0% adalah benar. Dalam tahun kedua diharapkan inflasi akan naik setengah berbeda antara inflasi aktual dalam tahun pertama 1%, dan apa yang diharapkan untuk tahun lalu yang 0%. Jadi, untuk tahun kedua inflasi diharapkan akan menjadi 0,5%. Untuk tahun ketiga harapan inflasi akan kembali diperbaiki menjadi 1,25%; Dalam tahun keempat 2,125% dan seterusnya. Tetapi, masing-masing tahun tingkat inflasi aktual lebih tinggi dari yang diharapkan. Apakah hal ini masuk akal untuk mengasumsikan orang akan terus membentuk harapan ke arah suatu kenyataan, ke pola sistematis dalam kesalahan peramalan, dan tidakkah mereka (oleh karena merubah metode) dapat meramalkan tingkat inflasi? Satu jalan yang mereka mungkin lakukan, disarankan oleh Fleming (1976), adalah dengan “Shifting Gear“. Mereka mulai membentuk harapan tentang tingkat perubahan inflasi lebih dari tingkat inflasi. Tetapi, mereka benar-benar mengubah metode dengan membentuk harapan. Jikalau dengan “Shifting

Gear” atau tidak, maka adaptasi hipotesis harapan sebagaimana

diformulasikan di atas, adalah tidak memadai. Sebab, ini tidak memberikan petunjuk mengenai kapan atau dalam kondisi apa perubahan metode formulasi harapan akan menempatinya, tidak juga tentang bentuk tempat dari perubahan.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(29)

BAB 1--Pentingnya Harapan dalam EKonomi Makro

15

Kritik akhir dari adaptasi hipotesis harapan adalah mengasumsikan secara khas bahwa unsur ekonomi yang membatasi mereka untuk masuk ke dalam aturan informasi yang sempit. Ketika mereka membentuk harapan-harapan hipotesis mengasumsikan bahwa orang hanya melihat pada nilai variabel yang lalu. Mereka mencoba meramalkan. Mengapa harus melakukannya? Mengapa mereka tidak seharusnya membuat penggunaan berbagai informasi yang telah siap tersedia dan mungkin mempunyai hubungan variabel perilaku masa datang. Mereka mencoba untuk memproduksi? Sebagai contoh nyata, ambil dalam keadaan tingkat perubahan tetap (fixed

exchange rates) pada awal tahun 1970. Dalam pada ini U.K.

(United of Kingdom) melangkah ke suatu sistem pemerintahan

exchange rates lebih fleksibel yang ditandai dengan rangsangan

ekonomi dalam bentuk menggunakan pemerintah tingkat atas dengan tingkat pertumbuhan moneter yang meningkat. Fixed

exchange rates ditinggalkan secara eksplisit, karena dirasakan

adanya tekanan nilai tukar. Untuk mendepresiasi batasan, terdapat kenaikan yang dihasilkan dari permintaan agregat, dan pemerintah tidak ingin tekanan ini bertentangan dengan kebijakan permintaan agregat.

Keadaan seperti ini, menunjukkan secara pasti sesuatu yang merupakan kebodohan yang mendasar pada harapan masa yang akan datang. Secara praktis, akan dikatakan bahwa nilai tukar akan mengalami penurunan. Mengapa tidak menggunakan informasi yang tersedia secara bebas dalam membentuk harapan-harapan tentang nilai tukar?

Hal ini secara dramatis, merupakan contoh dari sebuah hal umum. Sering, hampir seluruhnya, informasi yang tersedia dapat membentuk harapan orang-orang tentang variabel menjadi lebih luas daripada nilai lampau, tetapi tetap hanya

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(30)

merupakan variabel. Pada adaptasi hipotesis harapan yang terbaru, seharusnya menjelaskan tentang mengapa orang tidak menggunakan informasi tersebut dan keseluruhan kritik-kritik tersebut. Secara tidak langsung dikatakan bahwa adaptasi hipotesis harapan adalah tidak cukup. Hal itu, bukanlah teori umum yang cukup memadai mengenai bagaimana suatu harapan bisa terbentuk. Hal itu menjadi pandangan yang terbaik atas kegunaannya, untuk beberapa tujuan yang sangat berguna pada perkiraan empiris .

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(31)

BAB 2

TEORI HARAPAN

RASIONAL

Bab ini mencoba mengkaji mengenai teori harapan rasional beserta kritikannya. Dalam hal ini dicoba untuk memberikan penekanan pada penerapan teori, meskipun tidak begitu tepat. Beberapa harapan antara lain, baik dalam inflasi, pendapatan, mau pun dalam variabel-variabel ekonomi yang lebih luas.

2.1 Variabel-Variabel sebagai Hasil Proses

Peramalan dalam hal ini dicoba tentang perilaku dari variabel Y dengan berbagai nilai variabel lain, sebagaimana diperlihatkan dalam Gambar 2.1

Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(32)

Dimulai dari periode t, kita mencoba untuk meramalkan nilai Y. Dalam beberapa periode, nilai Y sebesar 20 atau di bawahnya. Tiga kasus dalam adaptasi harapan yaitu: pertama, inflasi bergerak dalam satu periode antara 0 dan 10 persen; kedua, inflasi meningkat pada masing-masing periode sebesar 1 persen; dan ketiga, kurs valuta asing menghasilkan pengembangan moneter dan fiskal.

Kajian harapan rasional memerlukan data dan informasi untuk melakukan peramalan, karena peramalan yang baik akan sangat ditentukan oleh ketersediaan informasi yang berhubungan dengan variabel yang akan diramalkan. Seseorang yang melakukan peramalan yang tepat dan sempurna, maka ia memerlukan informasiyang terkait dengan permintaan agregat, dengan kebijaksanaan pemerintah dan dengan harapan kurs valuta asing dan sebagainya.

Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu

2.2 Proses dan Ramalan-Ramalan Rasional

Kesadaran sangat diperlukan dalam memakai informasi yang tersedia, berhubungan dengan penentuan variabel

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(33)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

19

bilamana ingin melakukan peramalan untuk harapan variabel. Dalam ekonomi selalu diasumsikan, bahwa setiap orang mempunyai kesadaran dan bersifat rasional. Ide sentral dari harapan rasional adalah kemampuan untuk menyatakan variabel ekonomi yang sesungguhnya. Di bawah ini, terdapat sebuah persamaan yang berhubungan dengan variabel Y yang dalam model ekonomi dihubungkan dengan ketertinggalan waktu, yaitu variabel X dan Z.

Dimana, X, Y, Z = adalah variabel, a0 dan a1 = koefi sien konstanta.

Hipotesis harapan rasional merupakan hipotesis yang menyeluruh tentang suatu harapan. Bukannya harapan mengenai inflasi dan harapan mengenai pendapatan saja, tetapi penerapannya jauh lebih luas sampai menyangkut berbagai fenomena ekonomi. Sebagai fakta, harapan rasional merupakan penerapan yang masih asli tentang permasalahan harga barang di masa depan. Pada persamaan 2.1, diharuskan mencari nilai koefisien konstanta, dimana t-1 adalah bentuk dari harapan nilai Y pada periode t. Bagian sebelah kanan dari persamaan 2.1, dinamakan seperangkat informasi pada periode t-1. Jika harapan rasional terhadap Y pada priode t didasarkan pada periode t-1, maka proses penentuan harapan adalah seperti:

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(34)

Dimana, Ht-1 Yt = Harapan dari pendapatan.

Yt = Pendapatan baru terbentuk atas dasar periode sebelumnya (Yt-1).

Ht-1Yt = H(Yt | It-1).

Dimana, H = Harapan secara matema ka dari syarat Yt. I t-1 = Informasi satu periode sebelumnya. H = Harapan Rasional.

HYt = Harapan rasional pendapatan secara matema ka atas informasi variabel.

Berdasarkan informasi yang tersedia, maka Hi = operasi harapan rasional bagi informasi pada periode i.

Persamaan 2.1 bersifat stokastik, bukan deterministik. Di dalamnya terdapat rata-rata yang tidak dapat diramalkan. Dengan demikian persamaan tersebut adalah:

α

adalah variabel acak yang koefi siennya bisa posi f atau nega f. Mengingat persamaan di atas variabelnya menyangkut perilaku manusia, maka nilai u bisa besar dan bisa kecil. Biasanya ut disebut distribusi peluang. Nilai u terdapat pada periode t atau informasi yang tersedia pada periode t-1. Dengan demikian, harapan terhadap nilai u adalah periode t. Sementara harapan rasional Y, dalam periode t didasarkan atas informasi pada periode t-1.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(35)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

21

1

t t

H Y adalah harapan dari ut yang dibentuk berdasarkan informasi

pada periode t-1.

Dalam hal ini, nilai u pada periode t-1 sebagai variabel acak dengan nilai rata-rata nol. Akan tetapi, nilainya diramalkan dengan informasi t-1. Dengan demikian, maka dapat dinyatakan dengan persamaan:

Harapan rasional Y pada periode t berdasarkan informasi dari t-1, dapat dituliskan dengan:

Nilai Y ditentukan berdasarkan persamaan (2.3). Dengan demikian, kesalahan harapan ditulis dengan:

2.3 Karakteristik Harapan Rasional

Persamaan (2.4) memperlihatkan, bahwa variabel Y ditentukan oleh bagian sebelah kanan dari persamaan tersebut. Harapan terhadap Y diketahui, sedangkan periode t-1, Xt-1, dan Z t-1 merupakan harapan dari Y pada periode t. Nilai Y dalam persamaan (2.6) ini, dipertahankan tidak berubah atau kesalahan harapan terhadap nilai acak variabel Y adalah u. Dengan

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(36)

demikian, ada beberapa hal penting yang perlu diketahui dalam proses penentuan nilai Y, yaitu nilai rata-rata harus nol, harus mampu membedakan kesalahan harapan dan harapan rasional adalah harapan yang akurat.

2.3.1 Kesalahan Harapan Rasional adalah Rata-rata Nol Persamaan 2.7 memperlihatkan bahwa penentuan nilai Y bersifat stokastik dan termasuk di dalamnya adalah komponen acak dari u. Harapan rasional dari Y, tidak akan selalu bersifat sempurna. Komponen acak u, tidak dapat diramalkan.Proses penentuan Y, tergantung dari Xt-1 dan Zt-1. Nilai ut tidak dapat diketahui, tetapi nilai u diasumsikan nol. Jika rata-rata u tidak nol, tetapi 5 misalnya pada bagian sebelah kanan persamaan (2.7), maka hal ini menunjukkan tingkat kesalahan yang tinggi. Nilai kesalahan, oleh si peramal dapat dijadikan sebagai nilai aktual dari u pada suatu periode. Kadang-kadang nilai kesalahan bisa positif atau negatif dan kadang-kadang menjadi nol.

2.3.2 Kesalahan Harapan Rasional Tanpa Pola

Kesalahan seterusnya adalah harapan rasional yang tidak mempunyai pola. Teori harapan dibentuk berdasarkan ramalan atau kesalahan harapan sama dengan elemen acak dalam proses penentuan variabel yang akan diramalkan, dengan menggunakan asumsi elemen acak yang tidak mempunyai pola. Contoh nilai u berhubungan dengan periode sebelumnya yang terlihat pada persamaan berikut ini.

 

t

â

1 t 1 t

2.8

u

u

         

Nilai t adalah kesalahan acak dengan nilai rata-rata nol dan tidak dapat diramalkan berdasarkan informasi

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(37)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

23

periode t-1. Sedangkan b1 adalah fraksi nilai u yang menentukan suatu proses dalam persamaan (2.8). Dengan demikian, maka harapan rasional ditentukan oleh nilai u. Di dalam suatu proses, nilai u waktu sebelumnya atau t-1 dapat diramalkan, tetapi nilai Y tidak bisa diramalkan.

2.3.3 Harapan Rasional yang Akurat

Meramalkan variabel Y dapat dilakukan dengan tersedianya informasi yang benar. Di samping itu, ketepatan harapan rasional bisa ditentukan oleh nilai u yang disebut sebagai variabel acak. Nilai keragaman u adalah sangat rendah (absolut). Hal ini barangkali dapat terjadi, bahwa keragaman u berhubungan dengan Y yang tidak bisa menunjukkan ketidaktepatan ramalan nilai Y. Jika keragaman u adalah nol, maka Y bersifat sempurna yang dapat diramalkan, lihat persamaan (2.1) dan (2.2). Jika keragaman u tidak terbatas (infinite), maka Y bersifat sempurna, tetapitidak bisa diramal.

2.4 Kritik Umum Teori Harapan Rasional

Harapan rasional, berhubungan dengan masalah ketersediaan data yang aktual dalam proses penentuan variabel. Dalam hal ini, akan diuraikan mengenai karakteristik kesalahan peramalan dalam pembentukan harapan rasional. Dimana kesalahan adalah rata-rata nol, karena tidak adanya pola dan rendahnya nilai keragaman dalam berbagai metode peramalan. Kritikan terhadap hipotesis harapan rasional dalam ilmu ekonomi makro adalah kepercayaan terhadap rasionalitas; asumsi ketersediaan informasi; batas penerapannya; dan ruang lingkup pengujian.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(38)

2.4.1 Kepercayaan Rasionalitas

Kepercayaan terhadap asumsi dalam pembentukan teori harapan rasional, dimiliki oleh setiap individu yang memiliki akal sehat dalam menggunakan informasi yang tersedia pada proses penentuan variabel. Informasi tentang pertumbuhan pasokan uang berdasarkan informasi itu, dapat diketahui dari tingkat pertumbuhan pasokan uang. Ini adalah merupakan kunci dalam menentukan proses inflasi. Pembentukan harapan rasional tentang inflasi, terlebih dahulu harus dapat mengetahui pasokan uang. Beberapa kritik terhadap harapan rasional yaitu:

(1) Setiap individu dapat dianggap mampu membuat kesempatan yang baik secara bersama-sama dalam ekonomi. Sebagai contoh, setiap individu dianggap dapat melakukan pilihan terhadap barang. Hal ini akan muncul di saat terjadinya persinggungan antara kurva indifren dengan masalah anggaran. Dengan pendekatan matematik, proses tersebut dapat diselesaikan. Dengan pendekatan matematika yang lengkap, asumsi perusahaan yang menyatakan bahwa marginal cost sama dengan marginal revenue, akan dapat diselesaikan.

(2) Kepercayaan terhadap asumsi rasionalitas, adalah harapan yang tidak rasional. Hal ini bisa menjadikan ramalan yang berlebihan atau sebaliknya.

2.4.2 Ketersediaan Informasi

Teori harapan rasional mengasumsikan, bahwa proses penentuan nilai Y tergantung dari nilai variabel pada periode t-1. Dalam hal ini, bagaimanakah cara menentukan nilai variabel pada periode t-1 tersebut? Maka kita perlu melakukan peramalan terhadap Y pada periode t, seperti terlihat pada persamaan (2.3)

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(39)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

25

sebelumnya (ditulis ulang) sebagai berikut:

0 1 1 2 1 3 1

t t t t t

Y

 

Y

X

Z

u

Nilai Xt-1 tidak diketahui, sepertinya memperoleh data mengenai produksi suatu industri akan sangat sulit untuk menghitungnya. Maka itu, proses penentuan X dalam berbagai periode t, terlihat pada persamaan (2.10).

 

0 1 -1 2 -1 1 2.9

X

t

V

t

W

t

V dan W adalah variabel-variabel lain. bi adalah koefisien-koefisien. Sedangkan ε adalah kesalahan random dengan rata-rata nol. Jika proses penentuan X diketahui pada periode t-1, maka bi peramal harus dapat mengetahui nilai seluruh variabel yang berpengaruh terhadap X pada periode t-1, kecuali pada masa random et. Kemudian, ramalan harapan rasional dapat diikuti pada persamaan (2.11).

-1 -1 0 1 -1 2 -1 1 2.10

t t t t

H X

V

W

         

Harapan nilai X pada priode t-1, dapat diketahui dengan menggunakan nilai aktual X pada priode t-1 melalui peramalan Y pada periode t. Nilai X pada periode t-1 tidak diketahui. Harapan rasional Y pada priode t dapat digunakan sebagai informasi yang tersedia pada periode t-1. Lihat persamaan (2.12).

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(40)

1 0 1 1 2 0 2 1 0 1 2.11

t t t t t

H Y   Y   W  Z      

Peramalan kesalahan dapat ditunjukkan melalui persamaan berikut ini.

1 2 1 2.12

t t t t t

Y

H Y

 

u

 

        

Berdasarkan nilai ut dan et yang keduanya adalah kesalahan acak dengan rata-rata nol, maka harapan rasional sebagai konsep keseimbangan model dalam berbagai variabel ekonomi, menjadi harapan rasional yang tidak merupakan model keseimbangan penuh (full

equilibrium model).

2.4.3 Batasan pada Penyesuaian Perkiraan Rasional

Hipotesis perkiraan-perkiraan rasional (seperti yang telah kita tegaskan), dapat dilihat sebagai pemakaian variabel-variabel yang diukur dengan proses-proses pengulangan yang stokastik. Ciri-ciri kesalahan dugaan rasional, telah didapatkan di atas dari sebuah analisis yang hanya merupakan sebuah proses. Akan tetapi, variabel perkiraannya telah dibentuk yang mungkin bukan merupakan jenis ini.

Contoh terbaru yang dibuat pada awal-awal tahun oleh pemerintahan Thatcher di Inggris dalam U.K. Pemerintahan ini berkomitmen untuk “mengikat” kebijaksanaan moneter dan fiskal. Banyak orang meragukan, bahwa kemampuan pemerintah untuk memelihara kebijaksanaan-kebijaksanaan itu dapat dilakukan dalam jangka panjang dan ada spekulasi tentang: apakah dan kapankah pembantu-pembantu

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(41)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

27

Nyonya Thatcher itu sendiri atau penggantinya akan meninggalkan mereka. Ada beberapa alasan yang bagus untuk mempercayai, bahwa semacam “putaran U” tidaklah terletak terlalu jauh. Signifikansi dari MPs Konservatif dan bahkan Menteri Kabinet diketahui bersikap tidak simpatik terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan. Pengangguran meningkat dengan spektakuler setelah periode Perang Dunia II. Pemerintah menyelenggarakan pemilihan yang sangat jelek. Setelah krisis Falklands tentu saja spekulasi mengenai “putaran U” benar-benar menghilang. Akan tetapi, nantinya hal ini merupakan sesuatu yang benar-benar masuk akal bagi seorang peneliti intelijen dalam mengharapkan pertumbuhan moneter yang lebih tinggi di masa yang akan datang, dibandingkan dengan yang benar-benar telah terjadi sebelumnya. Selanjutnya, hal ini benar-benar masuk akal untuk terus mengharapkannya, walaupun pertumbuhan moneter tersebut tetap saja belum muncul. Jadi, setelah melewati periode krisis Falklands, seseorang yang benar-benar berpikir rasional mungkin memperkirakan terjadi pertumbuhan moneter pada masa yang akan datang, karena dia menambahkan kemungkinan yang tidak nol pada sebuah “putaran U”. Kesalahan perkiraannya selama periode ini setidak-tidaknya tidak mendapatkan rata-rata nol.

Contoh yang lebih baru, dipaparkan pada kutipan berikut ini.

Satu produk dari analisis kami adalah untuk mengilustrasikan sebuah batasan dari banyak pekerjaan yang terbaru pada perkiraan-perkiraan rasional. Satu jalan yang dikonsepkan telah dibuat operasional, yaitu dengan mengenali secara rasional tentang

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(42)

perkiraan-perkiraan. SeperƟ diketahui, perkiraan-perkiraan tersebut adalah rata-rata benar. Oleh karena itu, dilakukan dengan mengetes perkiraan-perkiraan tersebut secara rasional. Baik perbandingan perkiraan-perkiraan secara langsung atau Ɵ dak langsung dengan nilai-nilai variabel berikutnya mengenai perkiraan-perkiraan manakah yang akan dibentuk. Akan tetapi, perƟ mbangkanlah periode dari tahun 1880 sampai 1896. Hal tersebut benar-benar Ɵ dak rasional. Berdasarkan pada interpretasi bagian tersebut, para peserta dalam pasar fi nansial memperkirakan, bahwa dukungan poliƟ s yang tumbuh terhadap perak yang akan menguasai Amerika Serikat, dipisahkan dari standar emas guna mempengaruhi infl asi berikutnya. Oleh karena itu, semakin panjang defl asi terjadi, semakin banyak tekanan yang datang terhadap perak. Sehingga semakin Ɵ nggi minat seorang peneliƟ intelijen, untuk membentuk pernyataan pribadinya, bahwa infl asi bisa dikatakan Ɵ ga tahun.

SeperƟ yang terjadi, pengiriman emas telah dihindari. Hal tersebut Ɵ dak membukƟ kan bahwa orang-orang yang bertaruh dengan jalan lain adalah salah. Daripada kehilangan dua atau satu taruhan, dimana sebuah koin membukƟ kan akan membalikkan sisinya, bahwa untuk mengambil langkah pendek dari taruhan tersebut adalah merupakan hal yang salah. Dengan memberikan sebuah observasi jangka panjang dengan cukup, tentu saja, seluruh kejadian tersebut akan bisa terpelihara dan akhirnya akan terjadi keseimbangan.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(43)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

29

Dalam pengalamannya menurut data yang kami peroleh melipuƟ : ada beberapa bagian independen yang cukup dan hal ini cocok untuk dites secara rasional dari perkiraan-perkiraan dengan ketepatan rata-rata mereka. Akan tetapi, hal itu cukup nyaman, karena beberapa studi melipuƟ sebuah periode dengan jangka waktu yang panjang, dan tujuan kami adalah benar-benar untuk mendapatkan usulan-usulan yang bisa diterapkan untuk periode-periode yang lebih pendek (Friedman dan Schwartz, 1982: 556-557).

Poin umum yang diilustrasikan oleh kedua contoh yang spesifik ini, meliputi: banyak kejadian mengenai perkiraan-perkiraan mana yang harus dibuat, tidak dapat dengan mudah melihat pemunculan sebagai hasil dari sebuah proses, hal mana yang memungkinkan untuk dapat dilihat dan dapat dibuat. Sebaliknya, banyak peristiwa ekonomi lainnya dapat dilihat sebagai sesuatu yang unik. Atau setidak-tidaknya, hal tersebut merupakan pengecualian atau hal yang luar biasa. Dalam sudut pandang, apakah hipotesis perkiraan-perkiraan rasional itu bisa dikatakan bisa dipakai untuk kasus-kasus pengecualian seperti ini?

Poin utama yang akan dibuat di sini, adalah hal yang benar-benar nyata. Dimana hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dapat dipakai dengan baik untuk variabel-variabel atau untuk peristiwa-peristiwa yang dapat dilihat sebagai bagian dari sebuah proses pengulangan. Akan tetapi, tingkatan peristiwa ini bisa jadi merupakan sesuatu yang lebih besar daripada yang biasanya diperkirakan. Contoh pada 30 tahun

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(44)

terakhir, dalam kebijaksanaan Pemerintah Inggris yang cenderung untuk berpaling di antara kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ketat ataupun yang longgar. Pada awal dari masing-masing tahapan perluasan, perubahan kebijaksanaan telah sering dipresentasikan sebagai sesuatu yang unik, sebagai sebuah percobaan yang baru dan ditegaskan, ‘sedikit untuk pertumbuhan’. Tentu saja, hal ini selalu memungkinkan untuk dianalisis dalam hal kepribadian para politisi yang terlibat dalam model tersebut, perputaran politik khusus dan sebagainya. Analisis seperti itu, akan menekankan keunikannya atau ciri-ciri pengecualiannya. Akan tetapi, pada tingkat yang lebih dalam, perubahan-perubahan kebijaksanaan seperti itu dapat dilihat sebagai bagian dari suatu proses yang biasa dan dapat diprediksikan secara rasional. Satu unsur yang merupakan keinginan pemerintah, untuk mendapatkan kegiatan ekonomi pada tingkat tinggi pada saat berlangsungnya pemilihan umum. Jadi, peristiwa yang dapat digambarkan secara unik, bisa didapatkan dari sudut pandang lain yang menjadi bagian dari sebuah proses yang berkelanjutan.

Bahkan, peristiwa-peristiwa tidak dapat dilihat dalam cara seperti ini, tidak ada alasan nyata untuk menghapuskan asumsi yang keseluruhannya merupakan sesuatu yang relevan, informasi yang tersedia akan digunakan untuk membentuk perkiraan-perkiraan. Kepercayaan seperti yang telah diuraikan di atas, bahwa pemerintahan Thatcher adalah sepertinya untuk membentuk ‘putaran U’ yang agaknya dipercepat dengan sebuah ujian dari perputaran politik ditambah dengan beberapa ‘rasa’ untuk kekuatan yang akan mereka gunakan dan perlawanan yang akan mereka temukan. ‘Rasa’ ini diukur dengan pasti oleh pengalaman

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(45)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

31

sebelumnya dari semacam perputaran yang sama. Dalam kasus pemerintahan Thatcher, pengalaman administrasi Konservatif sebelumnya yang telah membentuk ‘putaran U’ dalam kebijaksanaan ekonominya. Bahkan, dalam kasus-kasus ini perkiraan-perkiraan dibentuk dari taksiran perputaran-perputaran yang jelas, (setelah tidak satu pun yang benar-benar serius memprediksikan sebuah pengetatan kebijaksanaan yang drastis yang telah dikejar oleh pemerintahan Thatcher), walaupun proses di balik perputaran-perputaran itu sedikit lebih sulit untuk dapat ditelaah.

2.4.4 Pengujian Hipotesis Perkiraan Rasional

Beberapa orang telah mengecam hipotesis perkiraan-perkiraan rasional yang diterapkan di lapangan. Dimana pengujian tersebut tidak dapat dibuktikan. Ada sejumlah kritik yang berhubungan dengan hal yang dinyatakan tadi, yaitu:

Pertama, hipotesis perkiraan-perkiraan rasional

lebih baik diambil daripada hilang secara tidak langsung. Dimana orang-orang membuat informasi bahwa mereka adalah yang terbaik. Oleh karena itu, hipotesis tersebut menjadi kebal terhadap pemalsuan. Kritik ini akan benar-benar sah, jika tes terhadap hipotesis perkiraan-perkiraan rasional ditujukan untuk menggunakan bentuk lepas dari hipotesis. Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak terjadi. Sebaliknya, mereka cenderung untuk menggunakan versi hipotesis yang sangat kuat dengan pengetahuan orang-orang mengenai proses pengukuran sebuah variabel yang diasumsikan sama dengan perkiraan yang terbaik yang dapat dibuat

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(46)

melalui proses teknik ekonometrik standar. Tema buku ini, adalah asumsi yang sering dibuat mengawali prediksi-prediksi, yang mana keduanya jelas dan berbeda dengan prediksi-prediksi dari teori-teori lain, terutama mengenai perkiraan-perkiraan tersebut. Letak perbedaan itu, adalah pembebanan dalam konteks varians yang luas pada versi perkiraan-perkiraan rasional yang kuat, mengarah pada pembatasan signifikan, dan pada apa yang harus dan tidak harus diobservasi. Satu hal yang dapat menguji hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dalam konteks varians yang luas, adalah dengan melihat, apakah mengobservasi apa yang diramalkan oleh hipotesis perkiraan-perkiraan rasional yang tidak seharusnya dilakukan, atau kita tidak mengobservasi pada apa yang diramalkan oleh hipotesis perkiraan-perkiraan rasional yang seharusnya dilakukan. Kritik pertama dari pengujian hipotesis perkiraan-perkiraan rasional ini adalah merupakan salah satu kritik yang kuat dan keras.

Kedua, sebuah kritik yang lebih halus, adalah

perkiraan-perkiraan mengenai suatu variabel, yang selalu hanya merupakan bagian dari sebuah model. Pengujian terhadap model-model yang menggabungkan hipotesis perkiraan-perkiraan rasional, selalu tergabung dalam hipotesis perkiraan-perkiraan rasional itu sendiri. Jika model-model tersebut menggagalkan pengujian-pengujian yang dipermasalahkan, maka selalu dapat ‘menolong’ hipotesis perkiraan-perkiraan rasional, dengan berdebat, bahwa hal ini merupakan model yang salah. Contoh, seperti yang biasa kita lihat pada bab sebelumnya, ketika dikombinasikan dengan asumsi, bahwa pengeluaran konsumsi merupakan sebuah proporsi konstan dari pendapatan permanen atau yang

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(47)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

33

diharapkan. Hipotesis perkiraan rasional menghasilkan beberapa prediksi-prediksi yang agak nyata. Jika melalui data, diketemukan bahwa prediksi-prediksi ini benar-benar salah, maka hal ini sangat memungkinkan untuk diperdebatkan. Dimana bentuk hubungan antara konsumsi dan pendapatan permanen salah ditentukan dan ini merupakan kesalahan penentuan asumsi perkiraan-perkiraan rasional yang menyebabkan model tersebut ditolak atau model itu tidak digunakan.

Ketiga, kritik ini memiliki beberapa kekuatan,

walaupun sama-sama digunakan pada teori-teori lainnya. Terutama mengenai, bagaimana perkiraan-perkiraan tersebut terbentuk. Akan tetapi, hal ini mungkin saja terjadi, seperti yang bisa kita lihat nanti dalam buku ini, untuk membedakan antara pembatasan yang dibebankan pada data oleh hipotesis perkiraan-perkiraan rasional itu sendiri dengan pembatasan yang dibebankan oleh model lainnya. Hal ini mungkin saja berlaku pada beberapa cara, melalui pengujian-pengujian hipotesis perkiraan-perkiraan rasional itu sendiri. Akan tetapi hal ini tidak selalu mungkin. Kegunaan hipotesis perkiraan-perkiraan rasional hanya dapat diuji secara informal dan tidak terlalu memuaskan. Contohnya, hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dapat digunakan atau diterapkan dalam konteks varians yang luas. Jika sepanjang waktu model-model termasuk perkiraan-perkiraan rasional tidak digunakan, maka hal ini berarti benar-benar menekan suatu penolakan hipotesis perkiraan-perkiraan rasional.

Sebuah kritik pengujian model-model perkiraan rasional yang berhubungan dan bahkan lebih halus, dikenal sebagai istilah “persamaan observasional”. Kita harus mendiskusikan hal ini dengan lebih lengkap

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(48)

pada bab-bab selanjutnya. Akan tetapi, menjadi lebih berguna lagi jika dapat memberikan sebuah gambaran yang jelas. Nyatanya, hal ini merupakan permasalahan umum. Tidak hanya dalam ilmu ekonomi, tetapi juga dalam ilmu-ilmu lain. Hal ini telah banyak didiskusikan dalam konteks perkiraan-perkiraan rasional, dengan menggunakan bentuk berikut ini. Untuk beberapa model perkiraan-perkiraan rasional yang ‘melengkapi data’ tersebut, akan selalu menjadi suatu model perkiraan-perkiraan yang tidak rasional namun hanya melengkapi data tersebut dengan baik. Hal itu selalu memungkinkan untuk menemukan suatu model yang tidak rasional. Asalkan benar-benar memiliki implikasi sama bagi beberapa data yang diberikan, seperti model perkiraan rasional. Data itu sendiri tidak dapat membedakan, antara kedua teori yang menurut pengamatan adalah sama. Implikasi nyata dari hal ini terjadi, jika sebuah model perkiraan rasional ‘melewati’ pengujian empiris konvensional yang tidak perlu dinyatakan secara langsung, sehingga salah satu harus menerima hipotesis tersebut. Apakah anda melakukannya atau tidak, tidak terlalu tergantung pada pengujian, tetapi tergantung pada apa yang anda rasa lebih ‘masuk akal’ pada beberapa daerah yang tidak ditentukan daripada model perkiraan-perkiraan yang tidak rasional.

Kesimpulan

Akhir bab ini sangat penting untuk menyimpulkan tema utamanya, karena pengembangan mereka atau aplikasinya dalam konteks yang berbeda membentuk buku ini. Banyak variabel ekonomi dapat dipikirkan, sebagaimana yang diukur dengan beberapa proses. Sebuah perkiraan rasional dari suatu variabel, adalah salah satu yang dibentuk berdasarkan

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(49)

BAB 2--Teori Harapan Rasional

35

pengukuran variabel itu dan yang berguna bagi keseluruhan informasi yang tersedia, tapi yang berhubungan dengan proses itu. Akan lebih natural untuk memikirkan perkiraan-perkiraan yang dibentuk, mengenai variabel-variabel yang diukur dengan proses yang berkelanjutan daripada variabel-variabel yang unik atau ‘tidak biasa’, karena ciri-ciri proses itu memperbolehkannya untuk dilihat. Perkiraan-perkiraan rasional ini merupakan konsep keseimbangan, dimana mereka dapat dilihat dengan jelas sebagaimana diterapkan pada proses-proses yang telah sering diulang. Perkiraan-perkiraan secara rasional, dapat menolong memberikan definisi keseimbangan penuh.

Ciri-ciri khas dari kesalahan-kesalahan dugaan rasional, adalah rata-ratanya nol. Dimana mereka tidak menunjukkan adanya bentuk beserta varians-variansnya yang setidak-tidaknya sama rendahnya dengan varians kesalahan yang dihasilkan oleh bentuk perkiraan-perkiraan dari metode-metode lain. Karena adanya aturan perkiraan tembusan dalam ekonomi makro, maka memungkinkan untuk memakai teori perkiraan-perkiraan rasional dalam variasi yang luas dalam konteks ekonomi makro. Aplikasi tersebut menyatakan, bahwa teori perkiraan-perkiraan rasional memiliki beberapa implikasi kuat. Terutama bagi karakteristik umum dari model-model ekonomi makro pada komponen individu, dan untuk kebijaksanaan ekenomi pemerintah. Oleh karena prediksi-prediksinya nyata dan ku at, maka memungkinkan untuk mengujinya. Pengujiannya dilakukan sampai pada beberapa kesimpulan mengenai kegunaannya. Pada tiga bab berikutnya, dipakai hipotesis perkiraan-perkiraan rasional dalam sejumlah konteks ekonomi makro, terutama dalam mengilustrasikan implikasi-implikasi perkiraan rasional seperti yang telah dijelaskan di atas. Setelah itu, dipikirkan metode-metode pengujian hipotesis perkiraan-perkiraan rasional tersebut dan beberapa hasilnya.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(50)

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(51)

BAB 3

HARAPAN RASIONAL

TENTANG HARGA

LUNAK DALAM

MODEL EKONOMI

MAKRO

Perdebatan-perdebatan yang nampak dari kejadian hipotesis-hipotesis yang diharapkan secara rasional, karena dikombinasikan antara satu versi harga yang fleksibel dari standar permintaan agregat / penawaran agregat model makro ekonomi dengan hipotesis tingkat alami, maka model ekonomi makro dapat melawan kekuatan (post-war) manipulasi fiskal dan kebijaksanaan keuangan. Model tersebut bertujuan untuk mengeluarkan keseimbangan nyata dan kesempatan kerja (employment), tetapi menjadi salah tempat, sehingga pendekatan yang berbeda bagi kebijaksanaan makro ekonomi itu akan mengakibatkan berkurangnya produksi barang jadi dan akan terjadi barter.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(52)

Bab ini akan dilengkapi dengan menjelaskan akibat dari hasil-hasil utama secara detail. Pemeliharaan melalui suatu asumsi, bahwa harga-harga bergerak secara bebas untuk menyamakan penawaran dan permintaan. Dalam bab yang lain, akan dijelaskan suatu serangan yang merupakan sebab akibat dari suatu model yang didasarkan atas hal tersebut. Kini dimulai dengan mengemukakan variasi laporan dari kurva permintaan agregat.

3.1 Kurva Permintaan Agregat

Gambar 3.1 menunjukkan diagram kurva IS - LM. Kurva IS menunjukkan kombinasi-kombinasi dari tingkat pendapatan riil dan tingkat bunga (i) nominal. Itu ternyata benar, bahwa permintaan output agregat sama dengan jumlah suatu output. Gambaran itu menginformasikan tentang: tingkat-tingkat variabel kunci yang pasti, tingkat pengeluaran pemerintah riil, tingkat-tingkat pajak, dan tingkat-tingkat pengeluaran sementara. Kurva LM menunjukkan kombinasi-kombinasi dari tingkat pendapatan riil dan tingkat bunga nominal yang ada. Itu benar, bahwa jumlah uangyang diminta sama dengan jumlah uang yang ditawarkan. Gambaran di atas, merupakan suatu asumsi bahwa nilai-nilai variabel kunci yang pasti, adalah untuk memberikan suatu jumlah uang dan memberikan kepada yang berkepentingan, untuk suatu tingkat harga-harga umum.

file arsip milik

PENERBIT ANDI

(53)

BAB 3--Harapan Rasional tentang Harga Lunak dalam Model Ekonomi Makro

39

Gambar 3.1 Keseimbangan Output pada Harga-Harga yang Berbeda. Kurva IS dinotasikan dengan IS0, relevan dengan kurva LM yang menunjukkan harga-harga yang digambarkan dalam sebuah tingkat umum dari harga-harga (P0) dengan notasi LM0. Pada suatu titik tertentu, pada saat kedua kurva ini naik, mencerminkan kenaikan tingkat keseimbangan. Pada tingkat keseimbangan itu, tingkat permintaan agregat terjadi pada pertemuan antara tingkat bunga io dan pada tingkat output YO. Tingkat permintaan agregat pada YO ini, adalah perkecualian yang dihasilkan pada setiap periode, kemudian semua output itu tidak akan melebihi barang yang diminta di setiap periode. Jelasnya, tingkat keseimbangan permintaan agregat itu, tergantung dari posisi-posisi kurva IS dan LM. Jika harga tingkat umum lebih tinggi daripada P1, maka kurva LM akan bergeser ke kiri dari LM0 ke LM1 dan tingkat keseimbangan permintaan agregat akan lebih rendah menjadi Y1. Jika tingkat harga-harga umum lebih tinggi dari semula, disebut P2, maka kurva LM akan menjadi lebih rata dan bergeser ke kiri disebut LM2, memberi

file arsip milik

PENERBIT ANDI

Gambar

Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu ................ 17 Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu ..............
Gambar 2.1 Suatu Perilaku dari Nilai Y Lewat Waktu
Gambar 2.2 Suatu Perilaku dari X dan Z Lewat Waktu
Gambar 3.1 Keseimbangan Output pada Harga-Harga yang Berbeda.
+7

Referensi

Dokumen terkait