4.2 Implikasi dari Asumsi Harga Melekat
4.2.2 Model Fischer-Phelps-Taylor
Seperti telah dilihat bahwa perbandingan ketidakefektifan kebijaksanaan yang datang dari sebuah model harga fleksibel, juga dapat terjadi dalam sebuah model harga melekat yang tersedia. Dimana periodenya melampaui perusahaan, bahkan melampaui sektor pribadi pada umumnya. Untuk memperbaiki harga tidak melampaui periode. Melampaui kekuasaan, tidak akan bisa atau tidak akan dapat merubah alat-alat kebijaksanaan mereka. Dalam suatu pendekatan yang kontras, sejumlah penulis telah mengenalkan berbagai kemungkinan seperti agen pribadi perusahaan atau para pekerja, bisa saja mengikat diri untuk memperbaiki harga melampaui periode yang panjang dalam hal mengijinkan pembuat kebijaksanaan bereaksi dalam periode itu. Dalam model-model tertentu, proporsi ketidakefektifan bisa menghasilkan kebijaksanaan, walaupun perkiraan-perkiraan itu diasumsikan menjadi rasional. Aplikasi asli dari perkiraan-perkiraan rasional untuk model harga yang melekat tipe ini, dilakukan oleh Fischer (1977), Phelps dan Taylor (1977) dan kemudian oleh Taylor (1979). Model-model yang dikembangkan dalam artikel-artikel ini sifatnya teknis. Akan tetapi, ciri-ciri pentingnya dan implikasi-implikasi kebijaksanaanya dapat diilustrasikan dengan mudah melalui model “Permintaan dan Penawaran Agregat” seperti pada Bab 3.
Bayangan pada sebuah ekonomi, dimana perusahan dengan alasan apapun, setuju memperbaiki harga pada akhir periode t +1, atau t +2, jika perputarannya berbeda dari apa yang diharapkan pada akhir periode t. Sama halnya dengan pada akhir periode t +2, dimana perusahaan menetapkan harga untuk menutupi
file arsip milik
PENERBIT ANDI
periode t + 3 atau t +4, dan harga ini tidak diubah pada periode. Dengan kata lain, harga yang ditetapkan pada setiap akhir periode, bahkan pada periode-periode (0, 2, 4 dan sebagainya) adalah untuk menutupi dua periode selanjutnya. Dalam memutuskan harga-harga, apakah untuk menentukan bentuk perusahaan yang merupakan sebuah pengharapan (yang tentu saja harus kita duga merupakan rasional), ataukah tingkatan harga yang seharusnya ada pada dua periode berikutnya.
Kembali lagi menggunakan Gambar 4.1 bisa membayangkan perusahaan-perusahaan pada akhir periode 0 mengharapkan bahwa posisi kurva permintaan agregat adalah AD0 pada periode 1. Untuk lebih jelasnya, kita juga harus menduga bahwa perusahaan-perusahaan tersebut mengharapkan posisi dari kurva permintaan agregat pada periode 2 adalah juga AD0. Dengan perkiraan-perkiraan (rasional), perusahaan setuju untuk menentukan harga P0 pada periode 1 dan 2. Oleh karena itu, diharap dapat menghasilkan suatu tingkatan output pada kedua periode yang sama dengan Yn. Jika posisi kurva permintaan agregat pada periode 1 dan 2 tetap, seperti yang diinginkan, maka secara nyata pada kedua periode tersebut tingkatan harga umum menjadi P0 dan tingkat agregat output menjadi Yn. Akan tetapi, bayangkan, jika kurva permintaan agregat berada pada AD0 pada periode 1, tetapi berubah menjadi AD1 pada periode 2, apakah yang akan terjadi kemudian? Jawabannya, tentu saja akan tergantung pada aturan jumlah kerja perusahaan, khususnya tentang bagaimana mereka bertindak pada tingkat permintaan yang lebih tinggi daripada apa yang mereka harapkan. Jika perusahaan-perusahaan itu kahwatir untuk memelihara permintaan konsumen
file arsip milik
PENERBIT ANDI
BAB 4--Kritik Terhadap Harga Fleksibel
95
dan selanjutnya setuju untuk menghasilkan apa pun yang diminta pada harga yang ditentukan, maka kurva penawaran efektif untuk periode 1 dan 2 akan berada pada garis horizontal dengan harga P0. Jadi, pada periode 2, kurva permintaan agregat nyata berada di AD1, dengan output meningkat ke Y1, yang selanjutnya harga berada pada P0. Tentu saja, jika permintaan agregat jatuh di bawah tingkat yang diindikasikan oleh AD0, maka output akan jatuh di bawah Yn.Hal ini sekarang bisa langsung memperlihatkan, bagaimana kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah termasuk kebijaksanaan yang diantisipasi, apakah dapat menstabilkan output yang nyata pada model ini terdapat harga melekat. Bayangkan, jika perusahaan-perusahaan dapat menentukan harga-harga pada akhir periode 0 untuk menunjukkan tingkat harga P0 pada periode 1 dan 2, maka hal itu dapat dilakukannya, karena secara rasional mereka mengharap supaya kurva permintaan agregat menjadi AD0 pada periode 1 dan 2. Jika investasi sektor pribadi, suatu komponen dari permintaan agregat berubah menjadi tinggi, dimana hal itu tidak diharapkan terjadi pada periode 2, maka pada periode 2 kurva permintaan agregat pasti pada AD1. Ketidakhadiran perubahan atas kebijaksanaan pemerintah dan jika perusahaan mengikuti aturan jumlah penentuan output sama dengan permintaan, maka output akan meningkat menjadi Y1 pada periode 2. Penting untuk direalisasi dimana perusahaan bisa memiliki informasi yang cukup pada akhir periode 1 untuk meramalkan kenaikan permintaan agregat pada periode 2. Karena itu, kenaikan permintaan agregat dari periode 1 ke periode 2 diantisipasi pada akhir periode 0.
file arsip milik
PENERBIT ANDI
Akan tetapi, di samping kemampuan mereka untuk memprediksi peningkatan permintaan agregat yang akan datang, perusahaan-perusahaan diharuskan untuk menetapkan harga pada P0 dan menghasilkan Y1. Jadi, dalam model ini, walaupun gerakan-gerakan diantisipasi pada permintaan agregat, namun tetap mempengaruhi tingkat output. Apakah mereka tergantung atau pun tidak terhadap waktu mereka. Jika mereka bisa diantisipasi pada akhir dari salah satu periode, maka mereka tidak akan memiliki dampak output yang sesungguhnya. Harga-harga akan diperbaiki untuk menjaga output tetap pada rata-rata Yn. Akan tetapi, jika mereka hanya bisa diantisipasi pada akhir periode ganjil, maka mereka akan mendapatkan pengaruh
output yang sesungguhnya karena harga-harga bisa
diperbaiki.
Selanjutnya, kebijaksanaan pemerintah dapat digunakan untuk menstabilkan output sesungguhnya. Jika akhir periode 1, peningkatan permintaan agregat dapat diperkirakan, maka pemerintah harus mengurangi pengeluarannya sendiri dan memelihara posisi kurva permintaan agregat pada AD0, dan juga memelihara output agregat yang sesungguhnya pada Yn. Suatu kebijaksanaan akan berfungsi dengan baik, jika pada akhir periode 1 hal tersebut benar-benar dapat diprediksikan. Hal ini tidaklah berdasarkan pada kemanjuran pemerintah yang telah mengakses informasi menjadi lebih baik, sebagaimana dikatakan bahwa perusahaan dapat mengantisipasi dengan baik kenaikan permintaan agregat antara periode 1 dan 2. Namun berdasarkan pada apakah kemampuan pemerintah
file arsip milik
PENERBIT ANDI
BAB 4--Kritik Terhadap Harga Fleksibel
97
untuk mengubah alat-alat kebijaksanaannya yang lebih cepat daripada kemampuan perusahaan-perusahaan dapat mengubah harga.Menyimpulkan argumen sejauh ini, penetapan harga dilakukan seperti ‘tipe McCallum’. Penetapan harga perusahaan dan penetapan kebijaksanaan kekuasaan dapat didefinisikan malalui periode yang sama (satu periode). Implikasi-implikasi utama dari perkiraan-perkiraan rasional terhadap model harga fleksibel yang dikembangkan pada Bab 3 masih dipakai. Perubahan yang diantisipasi pada permintaan agregat, tidak akan mendapatkan pengaruh output yang sebenarnya. Oleh karena itu, kebijaksanaan fiskal dan moneter yang sistematis, tidak dapat digunakan untuk menstabilkan
output yang sebenarnya. Sebaliknya jika harga tetap
pada sepanjang periode yang lebih lama daripada periode yang telah direncanakan dari para pembuat kebijaksanaan, maka kebijaksanaan yang diantisipasi bisa mendapatkan pengaruh yang sesungguhnya. Kemudian dapat digunakan oleh pemerintah untuk mengatasi kekacauan yang disebabkan oleh fluktuasi pada determinan lainnya dari permintaan agregat. Keefektifan kebijaksanaan ini muncul karena sektor pribadi membatasi kebiasaan mereka dengan mengikat dalam menentukan harga pada sejumlah periode tertentu, dimana pemerintah diasumsikan bisa bebas untuk bertindak memindahkan ketidakseimbangan, maksudnya bahwa harga melekat bisa dipimpin.