• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS UDAYANA"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1 Bidang Ilmu : Sosial Humaniora

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

OTONOMI DESA DAN SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PADA DAERAH PERKOTAAN

( STUDI KASUS PADA DESA DANGIN PURI KLOD KECAMATAN DENPASAR TIMUR KOTA DENPASAR )

TIM PENELITI

Putu Eka Purnamaningsih, SH., MAP Kadek Wiwin Dwi Wismayanti, SE., MAP

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS UDAYANA

 

(2)

2 RINGKASAN

OTONOMI DESA DAN SISTEM ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PADA DAERAH PERKOTAAN

(STUDI KASUS PADA DESA DANGIN PURI KLOD KECAMATAN DENPASAR TIMUR)

Oleh

Putu Eka Purnamaningsih

Penelitian di Desa Dangin Puri Klod untuk mengkaji, desa yang bersifat administrative seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupu alasan lain yang warganya prularis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi daerah diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri. Konsep teori yang dipergunakan mengarah pada teori otonomi daerah, otonomi desa, system administrasi kependudukan di Desa Dangin Puri Klod.

Penelitian dilakukan berdasarkan studi kasus (case study) dengan pendekatan peneltian kualitatif (qualitative research) dengan tujuan untuk mengkaji persoalan secara mendalam (in depth) dan menyeluruh (holistic) tehnik pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara metode wawancara, dokumentasi dan pengamatan langsung. Analisis data menggunakan interaktif miles dan huberman.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa : Pertama, implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa Dangin Puri Klod adalah di mana otonomi desa merupakan otonomi asli dimana kewenangan yang lebih besar serta kebebasan yang lebih luas yang didapat pada masa era otonomi daerah di bandingkan pada masa orde baru. Kedua, system administrasi kependudukan di desa Dangin Puri Klod dimana penduduk pendatang berkembang sangat pesat sehingga berpengaruh terhadap system administrasi kependudukan dimana beban dari pada administrasi kependudukan bertambah jika dikaitkan dengan penduduk pendatang yang sangat heterogen

(3)

3 serta SDM ( sumber daya manusia ) yang terbatas. Ketiga, dalam Undang-undang otonomi, desa merupakan otonomi asli yang mempunyai berbagai kewajiban yakni kewajiban dalam penyelenggaraan anggaran, membangun modal social desa, penyelenggaraan kependudukan desa dan melaksanakan demokratisasi dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat desa. Di Desa Dangin Puri Klod partisipasi masyarakat di dalam mendukung semua kegiatan yang akan terselenggara baik yang diselenggarakan desa adat maupun desa dinas sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam melaksanakan demokratisasi, sidak administrasi kependudukan yang diadakan desa Dangin Puri Klod dukungan yang diberikan masyarakat sangat besar. Berdasarkan hasil peneltian diatas, penulis mengajuan beberapa saran : Pertama, Menguatnya peran desa adat, pasca otonomi daerah harus dibarengi dengan regulasi dan kepastian hokum yang jelas dan memadai dari pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih terhadap fungsi dan tugas dari masing-masing desa, disamping juga menghindari keterlibatan peran desa adat yang berlebihan terhadap desa dinas yang justru mengambil alih fungsi dan tugas desa dinas.

Kedua, Untuk mempertahankan eksistensi desa adat, tetap mampu melakukan tugas secara koordinatif dan konsultatif dengan desa dinas, dimasa yang akan datang sangat diperlukan diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia. Ketiga, Aspek kelemahan dari implementasi kebijakan administrasi kependudukan, yaitu pada sisi keterbatasan sosialisasi sehingga pemahaman masyarakat terhadap program pelayanan administrasi kependudukan sangatlah rendah. Oleh karena itu disarankan agar kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut kesegala lapisan penduduk perlu dilakukan dengan lebih intensif.

(4)

4 ABSTRACT

VILLAGE AUTONOMY AND ADMINISTRATION SYSTEM OF POPULATION IN URBAN AREA (CASE STUDY IN THE VILLAGE OF

DANGIN PURI KLOD, SUBDISTRICT OF EAST DENPASAR) By

Putu Eka Purnamaningsih

Researching to review an administrative village in character was conducted in the village of Dangin Puri Klod, in which, as the village is formed due to expansion of village, transmigration, or other reasons that its citizens are pluralistic, diverse, or heterogeneous, then the autonomy area is given the opportunity to grow and develop as the developing of the village itself. Theoretical concepts were used led to the theory of autonomous area, autonomous village, and administration system of population in the village of Dangin Puri Klod.

The study was conducted based on the case study researching approach of qualitative with aimed to examine the issue in depth and comprehensive; techniques of data collection was done by interview method, documentation, and direct observation. Furthermore, data analyses used were miles and huberman.

The results obtained from this study showed that: First, the implementation of village autonomy in urban communities, especially in the village of Dangin Puri Klod, in which the village autonomy was original autonomy where the greater authority and greater freedom gained during the era of regional autonomy compared to the new order era. Second, the administration system of population in the village of Dangin Puri Klod, in which the migrants is growing rapidly and therefore contributes to population administration system where the burden of the populations are increased if the administration is associated with a highly heterogeneous population of immigrants as well as human resources are limited. Third, the autonomy law, accordingly, village is a genuine autonomy that has various obligations, those are the obligation in budget enforcing, build up the social capital village, enforcing the village populations and carry out the implementation of democratization in order to increase the participation of rural communities. The participation of communities in the village of Dangin Puri Klod for supporting all of activities that would be held, both organized by traditional villages and official villages are very supportive. It can be seen from the participation of communities in implementing democratization, a bump administration of population that held by the village of Dangin Puri Klod, the support had given by communities was

(5)

5 great. Based on the results of study above, the authors propose some suggestions: First of all, for strengthening the role of traditional village, the post of regional autonomy should be coupled with a clear and adequate regulatory and legal certainty from the local government. This case aimed to avoid overlapping of functions and duties of each village; in addition, to avoid the involvement of the traditional village that was excessive to the official village who actually took over the functions and duties of offices village. Second, to maintain the existence of the traditional village, in case, still capable of performing tasks in coordinative and consultative service to the officials village;

moreover, for the future is indispensable offset by the increase of human resources. Third, the weakness aspects of the implementation of population policy administration, at the limits of socialization so that communities’ understanding of the administrative service programs of population was very low. Therefore, it is recommended so that the socialization policy to all layers of the population needs to be done more intensively.

(6)

6 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmatNyalah penelitian yang berjudul “ Otonomi Desa Dan Sistem Administrasi Kependudukan Pada Daerah Perkotaan ( Studi Kasus Pada Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur )”

dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Hasil penelitian ini dapat diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bidang administrasi Negara.

Berbagai pihak telah ikut aktif memberikan masukan dan bantuan kepada penulis didalam penyelesaian laporan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

2. Bapak/ibu pimpinan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

3. Bapak Kepala desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur 4. Para narasumber yang telah membantu penelitian ini

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan kembali. Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengharapkan kritik dan saran pembaca demi menyempurnaan laporan penelitian ini dimasa yang akan mendatang. Akhir kata kami sampaikan semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaja.

Peneliti

(7)

7

(8)

8 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Keberadaan desa secara yuridis formal diakui dalam undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.

Berdasarkan ketentuan ini Desa diberikan pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemahaman Desa di atas menempatkan Desa sebagai suatu organisasi pemerintahan yang secara politis memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga atau komunitasnya. Dengan posisi tersebut desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemerintah Nasional secara luas. Desa menjadi garda terdepan dalam menggapai keberhasilan dari segala urusan dan program dari pemerintah.

Agar dapat melaksanakan perannya dalam mengatur dan mengurus komunitasnya, desa berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005, diberikan kewenangan yang mencakup :

1. Generic yaitu urusan pemerintah yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa

2. Devolutif yaitu urusan pemerintah yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengeturannya kepada desa (menyusun Perdes, menyelenggarakan Pilkades, membentuk bamusdes, lembaga-lembaga desa, Bumdes, dll)

3. Distributive yaitu tugas pembantu dari pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota (misalnya: pembuatan KTP, pendataan, IMB di jalan desa, mengelola pasar desa, dll)

4. Urusan pemerintah lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan diserahkan kepada desa (pemungutan PBB, pemilihan umum, dll).

Pada UU No.32 tahun 2004, lembaga musyawarah desa berubah menjadi badan permusyawaratan desa yang berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan menyatukan aspirasi masyarakat. Anggota badan permusyawaratan desa adalah wakil dari penduduk desa yang bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat. Selain Badan Permusyawaratan desa menurut undang-undang ini juga dapat dibentuk lembaga

(9)

9 kemasyarakatan yang ditetapkan dengan peraturan desa yang berpedoman pada peraturan perundang-undangan, lembaga ini bertugas membantu pemerintah desa dan merupakan mitra dalam memberdayakan masyarakat desa.

Dalam otonomi desa terdapat masalah yang Urgensi yaitu berkaitan dengan administrasi pendudukan. Administrasi pendudukan bertujuan untuk mendata kependudukan yang berkaitan perubahan alamat, pindah datang untuk menetap, tinggal terbatas atau sementar, serta perubahan status orang asing tinggal terbatas menjadi tinggal tetap dan peristiwa penting, antara kelahiran, lahirmati, perkawinan dan perceraian, termasuk pengangkatan, pengakuan, dan pengesahan anak, serta perubahan status kewarganegaraan, ganti nama, dan peristiwa penting lainnya yang dialami oleh seseorang merupakan kejadian yang harus dilaporkan karena membawa implikasi perubahan data identitas atau surat keterangan kependudukan.

Upaya serius dari pemerintah untuk menjalankan fungsi pelayanan umum, yang berkaitan dengan pelayanan dibidang kependudukan adalah undang-undang republic Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan.Sistem administrasi kependudukan sesuai undang-undang ini dimaksudkan untuk terselenggaranya administrasi kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib; terselenggaranya administrasi kependudukan yang bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan, terpenuhinya hak penduduk di bidang administrasi kependudukan dengan pelayanan yang professional, tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya. Hal ini penting khususnya bagi perencanaan pembangunan pemerintah Kota Denpasar, yang secara langsung akan membawa dampak perubahan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di Bali pada umumnya .

Kemajuan pembangunan Kota Denpasar khususnya pada Desa Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur akan berimbas kepada tuntutan perhatian kepada masalah kependudukan. Secara spesifik beberapa kalangan bahkan hasil penelitian telah mencermati bahwa salah satu penyebab utama permasalahan yang terpenting dalam pembangunan Bali khususnya Desa Dangin Puri Kelurahan Denpasar Timur ke depan adalah yang berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk terutama yang disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk pendatang secara tidak terkendali.

Seperti halnya di Desa Dangin Puri Kelod Denpasar Timur kepadatan penduduk dan kekumuhan serta pemukiman yang tak jelas seperti rumah bedeng ini dibiarkan terus, dikhawatirkan realitasnya

(10)

10 akan berkembang limbah sosial seperti prostitusi dan kriminalitas, serta kawasan kumuh di tengah kota. Karenanya, hukum atau aturan hendaknya menjadi acuan untuk bertindak tegas. Aparat di tingkat kecamatan sampai lurah/desa harus proaktif bekerja sama dengan desa pakraman melakukan penertiban.

Sanksi yang diterima jika penduduk pendatang tidak datang untuk melaporkan diri adalah pada saat terjadinya sidak mereka akan diajak berkumpul dibalai banjar atau kantor kelurahan untuk diberikan pengarahan tentang arti pentingnya akan wajib lapor tersebut, pada saat itu juga mereka yang kena sidak tersebut di buatkan kipem dengan biaya Rp 106.000,- ( seratus enam ribu rupiah ) dimana uang tersebut dibagi untuk Dinas dan Desa Adat. Sidak di Desa Dangin Puri Klod ini diadakan setiapa tiga bulan sekali. Didalam pelaksanaan otonomi desa di Desa Dangin Puri Klod di bentuklah Badan Permusyawaratan Desa sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kota Denpasar Nomor 4 Tahun 2007), berfungsi sebagai lembaga pengaturan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, seperti dalam pembuatan dan pelaksanaan peraturan desa, anggaran pendapatan desa dan belanja desa keputusan kepala desa. Pengelolaan desa Dangin Puri Klod berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan mengacu pada peraturan daerah/kota dan berpedoman pada peratuturan menteri. Hal ini dipertegas oleh Supartha (dalam Aryana, 2005:24) yang menyatakan bahwa Pulau Bali yang luasnya hanya 5.632,86 Km2 ini bakal tenggelam ke laut jika diserbu terus oleh orang-orang dari luar Bali. Bali memang menjadi pilihan pertama bagi orang yang mencari selamat serta ambisius untuk berusaha. Antropolog itu menghimbau pemerintah daerah agar tegas dan konsekuen mencegah dan mengamankan Bali dari serbuan penduduk pendatang.

Berdasarkan fenomena atau permasalahan diatas maka sangat penting diadakan penelitian dalam mengkaji otonomi desa dan sistem administrasi kepensusukan pada daerah perkotaan. Pada penelitian ini difokuskan pada otomi desa dan sistem administrasi kependudukan di Kotamadya, khususnya pada Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Timur Kota Denpasar.

(11)

11 1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan tiga pokok masalah. Adapun ketiga pokok permasalah tersebut adalah seperti berikut :

1. Bagaimanakah implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat desa Dangin Puri Klod Denpasar ?

2. Bagaimanakah sistem administrasi kependudukan pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarkat desa Dangin Puri Klod Denpasar?

3. Bagaimanakah kewenangan dan kebijakan yang diambil pemerintah desa dalam menangani administrasi kependudukan bagi warga pendatang di desa Dangin Puri Klod Denpasar ?

(12)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Otonomi Daerah Dan Otonomi Desa

Dalam UU. NO.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah yang merupakan implementasi lebih lanjut dari implementasi kebijakan tentang desentralisasi secara jelas dinyatakan bahwa yang disebut dengan daerah otonom adalah provinsi dan kabupaten/ kota. Antara provinsi dan kabupaten/kota tidak ada yang menjadi sub ordinit dan supra lokal. Artinya kabupaten/kota tidak merupakan bawahan dari provinsi.

Dalam UU otonomi tersebut juga dinyatakan bahwa desa merupakan otonomi asli yang mempunyai berbagai kewajiban yakni kewajiban dalam penyelenggaraan anggaran, membangun modal social desa, penyelenggaraan administrasi kependudukan desa dan melaksanakan demokratisasi dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat desa. Dalam penelitian ini, peneliti akan megkaji kewenangan desa sebagai otonomi asli dalam hal keempat (4) kewenangan yaitu Penyelenggaraan anggaran, Modal Sosial Desa, Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan desa, Demokratisasi Desa. Karena desa yang dijadikan lokasi penelitian adalah desa diperkotaan maka pengelolaan administrasi kependudukan menjadi focus tersendiri dalam kajian ini. Efek dan dampak dari problematika kependudukan pada desa diperkotaan akan menjadi menarik untuk dikaji dalam kaitannya terhadap penyelenggaraan anggaran, dalam membangun modal social desa, penyelenggaraan administrasi kependudukan desa dan demokratisasi.

Otonomi desa yang merupakan otonomi asli telah diamanatkan dalam Konstitusi Republik indonesia yakni dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18B ayat (2), yaitu sebagai berikut:

“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan

masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang- undang.”

(13)

13 Selanjutnya, Rozali Abdullah dalam bukunya menjelaskan bahwa Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang sekarang menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, juga mengakui hak otonomi asli yang melekat pada Desa. Dia mengatakan bahwa:

“Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengakui otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan sebutan lain. Otonomi desa dijalankan bersama-sama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa sebagai perwujudan demokrasi.”

Desa masa kini, pada dasarnya telah mengalami sejumlah perubahan, sejalan dengan bekerjanya kekuatan eksternal yang mendorong perubahan sosial di desa. Ikatan sosial yang ketat, sebagai contoh, telah mulai dilihat memudar seiring dengan munculnya ekonomi uang dan industrialisasi yang memasuki desa. Pada saat itulah desa bergerak mencapai tingkat kemajuan tertentu, yang kemudian dapat berkembang menjadi daerah kota, yang tentu saja dengan ciri yang berbeda. Sebagai bahan bandingan, dapat disebutkan beberapa ciri masyarakat kota, yang merupakan lawan dari ciri desa:

• Mata pencarian tidak lagi tunggal (pertanian), melainkan menjadi lebih beragam - dengan demikian memberi pengaruh pada nilai-nilai yang dianut atau yang menjadi pegangan masyarakat.

• Hubungan sosial lebih longgar dan terdapat toleransi yang lebih tinggi dibandingkan desa;

• Heterogen - banyaknya pendatang dan arus keluar masuk yang tinggi; mobilitas sosial tinggi - prestasi dan pengejaran status sosial lebih tinggi ketimbang di desa;

• Individualisme - lebih menekankan pada hak individu dibandingkan kolektif, bahkan masyarakat kota cenderung melepaskan diri dari kungkungan kolektifitas.

2.2 Administrasi Kependudukan

Dimensi kependudukan dalam pembangunan nasional dapat dilihat dalam dua sisi, yaitu: (1) bagaimana mengintegrasikan aspek kependudukan dalam perencanaan pembangunan nasional dan

(14)

14 (2) pembangunan kependudukan itu sendiri. Sisi pertama merupakan penjabaran dari pembangunan berwawasan kependudukan merujuk pada konsep agar perencanaan pembangunan (baca pembangunan ekonomi) harus memperhatikan dinamika kependudukan yang ada. Sisi kedua merujuk pada bagaimana membangun penduduk itu sendiri agar dapat menjadi pelaku-pelaku pembangunan yang andal. Dalam hal ini bagaimana mengendalikan pertumbuhan penduduk, mengarahkan mobilitas penduduk, meningkatkan kualitas penduduk dan didukung dengan sistem informasi kependudukan yang andal.

Tercatat beberapa publikasi penelitian terkait penyusunan otonomi desa dan sistem administrasi kependudukan pada daerah perkotaan, penelitian dari Gede Aryawan mengenai Implementasi Otonomi Desa Di Era Otonomi Daerah (studi komperatif antara desa pariwisata dengan desa non pariwisata di kabupaten Badung) serta Ni Nengah Karuniati dalam penelitiannya yang berjudul Implementasi Kebijakan Tentang Administrasi Kependudukan Kota Denpasar ( studi tentang pelayanan public dan dampak kebijakan ). Kedua menempatkan konsep otonomi dan administrasi kependudukan dimana dengan adanya otonomi daerah keterlibatan desa adat telah menggeserkan pola hubungan antara desa dinas dengan desa adat membentuk pola hubungan koordinatif dan konsultatif dan administrasi kependudukan terjadinya gap antara teori dengan kenyataan dilapangan.

Masalah Administrasi Kependudukan merupakan hal yang sangat berperan dalam pembangunan, dimana dari sistem Administrasi Kependudukan tersebut dapat diketahui tentang data-data penduduk dan informasi yang sesuai dengan keadaan penduduk dan tentang kondisi daerah tempat tinggal penduduk. Pengertian Administrasi Kependudukan itu sendiri sebagaimana dijelaskan didalam Pasal 1 ayat (1) Undang–Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan menjelaskan bahwa :

“Administrasi Kependudukan sebagai suatu sistem diharapkan dapat diselenggarakan sebagai bagian dari penyelenggaraan Administrasi Negera. Dari segi kepentingan penduduk, Administrasi Kependudukan memberikan pemenuhan hak-hak administratif, seperti pelayanan publik serta perlindungan yang berkenaan dengan Dokumen Kependudukan, tanpa adanya perlakuan yang diskriminatif (Penjelasan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2006).”

(15)

15 Dalam penyelenggaraan urusan Administrasi Kependudukan Dimana yang berperanan penting dan yang berkewajiban menyelenggarakan urusan Administrasi Kependudukan adalah Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Peranan pemerintah adalah untuk memastikan bahwa interplay kepentingan pribadi bagi setiap individu bisa dijalankan secara bebas dan terbuka (Miftha Thoha, 2008 : 85). Mengenai peranan dari Pemeritah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota sebagaimana diatur didalam Pasal 5 Undang-Undang No. 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan yaitu :

Pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi Kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dengan kewenangan meliputi :

a. Koordinasi antar instansi dalam urusan Administrasi Kependudukan

b. Penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi Kependudukan, sosialisasi Administrasi Kependudukan;

c. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan Administrasi Kependudukan;

d. Pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional; dan e. Pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.

(16)

16 BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

Memperhatikan rumusan masalah tersebut diatas, maka dapat diajukan tujuan penelitian.

Adapun tujuan penelitian tersebut dapat diajukan seperti berikut ini :

1. Ingin memahami dan menganalisis sistem otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat desa Dangin Puri Klod Denpasar.

2. Ingin memahami dan menganalisis sistem administrasi kependudukan pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Dangin Puri Klod.

3. Untuk memahami dan menganalisis kewenangan dan kebijakan yang diambil pemerintah desa dalam menangani administrasi kependudukan bagi warga pendatang di desa Dangin Puri Klod Denpasar.

3.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dengan selesainya tulisan ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu implementasi otonomi desa dan administrasi kependudukan.

Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan berfikir yang lebih luas kepada pembaca atau peneliti dalam menganalisis suatu program implementasi otonomi desa dan administrasi kependudukan.

2. Manfaat Praktis.

Dengan selesainya tulisan ini diharapkan dapat memberikan pedoman atau petunjuk kepada masyarakat tetang pentingnya administrasi kependudukan guna terlaksananya otonomi desa pada daerah perkotaan

(17)

17 BAB IV

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif mengikuti prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif , yaitu berupa kata-kata tertulis dari perilaku yang diamati (Moleong, 2005:16). Penelitian ini diarahkan pada penggambaran obyek penelitian secara holistik (menyeluruh). Untuk memperoleh data secara holistik, maka teknik pengumpulan data dari penelitian ini adalah melalui :

a. Pengamatan (observasi)

Suatu tehnik mengumpulkan data dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada obyek penelitian untuk memperoleh data tentang Desa Adat Dangin Puri Klod Denpasar serta faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam pengembangannya. Jenis pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan berstruktur dimana peneliti telah mengetahui aspek apa saja dari aktivitas yang diamatinya yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian.

b. Wawancara (Interview)

Suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara langsung dengan pejabat, pekerja dan pelaku yang mempunyai kaitan dengan obyek penelitian. Sedangkan jenis wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara semi structured. Wawancara semi terstruktur (semi structured interview) menurut Sugiyono (2008:73) dalam pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Penggunaan teknik wawancara ini dimaksudkan mendapatkan data primer mengenai realitas otonomi desa dan administrasi kependudukan masyarakat perkotaan di desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur kota Denpasar. Informan dalam penelitian ini yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Perangkat pemerintahan desa desa Dangin Puri Klod Keluran Denpasar Timur Kota Denpasar, tokoh masyarakat desa dan

(18)

18 Beberapa masyarakat dari berbagai etnis/organisasi di lingkungan Desa Dangin Puri Klod.

C. Study Dokumentasi

Suatu tehnik pengumpulan data dengan mencatat langsung data-data dari dokumen pada obyek penelitian seperti buku referensi, makalah, surat edaran, buku pedornan ataupun hasil brain stroming (curah pendapat).

Lokasi Penelitian ini dilakukan di desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur kota Denpasar, adapun dasar pertimbangan melakukan penelitian di desa Dangin Puri Klod karena desa Dangin Puri Klod merupakan desa yang berada di tengah perkotaan, desa yang bersifat administrative seperti desa yang dibentuk karena pemekaran desa ataupun karena transmigrasi ataupun karena alasan lain yang warganya pluralis, majemuk, ataupun heterogen, maka otonomi daerah akan diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perkembangan dari desa itu sendiri.

Penyajian penelitian ini dilakukan dengan cara menggabungkan pengolahan data yang diperoleh dari hasil interview informan serta dokumentasi yang diperoleh, baik yang maupun informasi dari media pendukung lainnya (buku, internet, dll).

(19)

19 BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa Dangin Puri Klod Kecamatan Denpasar Timur Kota Denpasar yang meliputi : implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat desa Dangin Puri Klod Denpasar. Sistem administrasi kependudukan pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa Dangin Puri Klod serta kewenangan dan kebijakan yang diambil pemerintah di Desa Dangin Puri Klod.

5.1 Implementasi Otonomi Desa Pada Masyarakat Perkotaan di Desa Dangin Puri Klod

Perkembangan otonomi desa, ternyata sesungguhnya masyarakat lokal khusus masyarakat pedesaan telah lebih dahulu memiliki bakat kreativitas dalam mengelola berbagai problematiknya dalam ruang lingkup otonomi aslinya yang kelihatan ada pada pola adat istiadat mereka. Hal ini tentunya tidak sama dengan otonomi daerah pada level kabupaten/kota dan/atau provinsi yang dari segi waktu masih relatif lebih muda karena diberikan oleh negara sebagai bentuk strategis kebijakan pemerintah.

Dasar hak otonomi daerah diatas sekaligus juga menjadi dasar hak pelaksanaan otonomi desa di seluruh Indonesia. Dalam undang-undang tersebut secara jelas dinyatakan bahwa desa adalah daerah otonom yakni memiliki daerah sebutan otonom asli. Dengan demikian pemerintahan desa melalui kepala desa sebagai pihak eksekutif dengan BPD sebagai pihak legeslatif berhak mengatur rumah tangganya sendiri berdasarkan kewenangan yang ada dengan memperhatikan potensi dan kondisi desa serta masyarakat desa.

Demikian juga halnya dengan Desa Dangin Puri Klod sebagai otonomi asli telah melakukan berbagai aktifitas dengan mempergunakan kewenangan yang ada dalam kaitannya dalam otonomi asli, pemerintah desa merasakan bahwa kewenangan yang lebih besar serta kewenangan yang lebih

(20)

20 luas yang didapat di era otonomi daerah dibandingkan dengan otonomi orde baru. Ketika ditanyakan keluasan dan kebebasan yang luas yang didapat di era otonomi daerah ini kepada Sekretaris Desa Dangin Puri Klod, Bapak I Gede Cipta. Beliau mengatakan bahwa saat ini kebebasan jauh lebih luas dan kewenangan pemerintahan desa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jaman orde baru.

Sebagaimana telah berkembang pada masyarakat Bali pada umumnya, di Bali memiliki dua (2) otoritas formal yang sama-sama memiliki hak otonom dan sekaligus menjadi otonomi asli. Dua (2) otoritas tersebut adalah desa dinas dan desa adat. Dalam pelaksanaan otonomi, ke dua desa tersebut nampaknya saling berkoordinasi dan saling bekerjasama. Kerjasama ini menyangkut berbagai bidang antara lain masalah kependudukan, pembangunan, adat istiadat dan keamanan desa.

Di Desa Dangin Puri Klod hubungan antara desa adat dan desa dinas menurut Kepala Desa Dangin Puri Klod I Made Buda Arka, beliau mengatakan :

“desa adat dan desa dinas di wilayah lingkungan Desa Dangin Puri Klod ini saling bekerjasama dan saling mendukung, tetapi desa dinas tidak boleh terlalu mencampuri urusan desa adat begitu juga sebaliknya. Antara kedua desa adat dan desa dinas mempunyai batasan- batasan yang dimiliki keduanya. Seperti contohnya : dengan adanya pecalang di desa adat sebagai keamanan desa itu akan di pakai jika acara-acara adat dan juga akan libatkan pada kegiatan sidak yang diadakan desa dinas. Akan tetapi jika kegiatan di desa dinas pecalang tersebut tidak ikut terlibat karena di desa dinas sudah ada keamanan yaitu hansip”.

Untuk urusan koordinasi dengan pemerintah supra lokal baik kecamatan maupun kabupaten nampaknya tidak ada hambatan yang berarti. Hal ini terlihat dari lancarnya rutinitas koordinasi, komunikasi dan sosialisasi berbagai program pembangunan. Untuk koordinasi kepada pemerintah supra lokal di atas, pemerintahan desa tidak harus dan selalu dilakukan oleh kepala desa namun dapat juga dilakukan oleh perangkat desa lainnya, seperti sekretaris desa dan kepala urusan yang ada sesuai dengan bidang masing-masing. Untuk koordinasi bidang pemerintahan desa dengan pemerintahan kabupaten pada umumnya, pemerintahan desa melakukan koordinasi dengan BPM atas nama walikota.

(21)

21 Untuk efektifitas pemerintahan di desa, perangkat desa dibantu juga oleh beberapa organisasi. Untuk di Desa Dangin Puri Klod ada beberapa organisasi desa yang efektifitas antara lain : Karang Taruna, PSM (pekerja sosial masyarakat ), PKK desa dan PKK kelompok. Untuk pembinaan yang dilakukan oleh Desa Dangin Puri Klod terhadap organisasi-organisasi yang dimilikinya tersebut dimana desa selalu memberikan anggaran kepada kelompok-kelompok organisasi pekerja sehingga kegiatan yang akan diselenggarakan dapat berjalan dengan lancar.

Dimana para kelompok untuk memperoleh dana bantuan tersebut dengan mengajukan proposal kegiatan kerja yang akan dilakukan oleh pekerja kepada Kepala Desa Dangin Puri Klod, jika proposal tersebut sesuai dengan kegiatan yang akan diselenggarakan pekerja maka dana tersebut dapat dicairkan melalui bendahara desa berdasarkan persetujuan Kepala Desa Dangin Puri Klod.

Lancarnya dan efektifitasnya pelaksanaan otonomi desa, nampaknya tidak terjadi di seluruh bidang. Bidang keuangan merupakan salah satu bidang yang sering menjadi hambatan dalam pelaksanaan kewenangan desa di era otonomi. Hambatan dalam bidang keuangan tersebut yaitu membuat laporan pertanggungjawaban, dimana sumber daya manusia (SDM) yang kurang menguasai cara-cara untuk membuat laporan SPK (Surat Pertanggungjawaban Keuangan). Maka untuk memperlancar pemerintahan desa untuk membuat laporan, pemerintah Kota Denpasar menyediakan pegawai khusus untuk pengadaan barang untuk membantu memberikan konsultasi mengenai cara-cara untuk membuat SPK (Surat Pertanggungjawaban Keuangan).

5.2 Sistem Administrasi Kependudukan di Desa Dangin Puri Klod

Administrasi kependudukan mencakup serangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi administrasi kependudukan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah. Pemerintah desa mendapatkan penugasan dari pemerintah

(22)

22 kabupaten/kota untuk menyelenggarakan sebagian urusan administrasi kependudukan berdasarkan asas tugas pembantuan (UU No. 23 Tahun 2006).

Dalam menata kependudukan di Desa Dangin Puri Klod, kepala desa dengan menata desa dengan sesuai dengan peraturan perundang-undangan No.23 tahun 2006. Dalam undang-undang tersebut menyebutkan bahwa pemerintah desa memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penerbitan dokumen-dokumen kependudukan seperti surat pengantar pengurusan kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), dan berbagai surat pengantar serta surat keterangan lainnya yang diminta warga untuk berbagai keperluan. Pemerintah desa juga diharuskan untuk melaporkan perkembangan kependudukan kepada dinas di kabupaten/kota yang menangani urusan kependudukan dan pencatatan sipil atau melalui perwakilannya di kecamatan. Sebagai pihak yang dianggap paling mengetahui kondisi nyata masyarakat dalam wilayahnya, pemerintah desa juga seringkali dimintai data kependudukan oleh instansi pemerintah di atasnya, termasuk Badan Pusat Statistik (BPS), untuk tujuan-tujuan khusus instansi yang bersangkutan (Dewi dan Amrun, 2010).

Dari hasil wawancara dengan kepala desa Dangin Puri Klod I Made Buda Arka, beliau mengatakan bahwa :

“ untuk melaksanakan tertib administrasi di lingkungan desa Dangin Puri Klod di lakukan sidak keliling setiap empat (4) bulan sekali. Untuk melaksanakan kegiatan ini desa bekerja sama dengan desa adat, pecalang, LPM serta seluruh masyarakat di lingkungan Desa Dangin Puri Klod. Desa Dangin Puri Kelod kepadatan penduduk dan kekumuhan serta pemukiman yang tak jelas seperti rumah bedeng ini dibiarkan terus, dikhawatirkan realitasnya akan berkembang limbah sosial seperti prostitusi dan kriminalitas, serta kawasan kumuh di tengah kota. Karenanya, hukum atau aturan hendaknya menjadi acuan untuk bertindak tegas. Aparat di tingkat kecamatan sampai lurah/desa harus proaktif bekerja sama dengan Desa Pakraman melakukan penertiban. Sanksi yang diterima jika penduduk pendatang tidak datang untuk melaporkan diri adalah pada saat terjadinya sidak mereka akan diajak berkumpul dibalai banjar atau kantor desa untuk diberikan pengarahan tentang arti pentingnya akan wajib lapor tersebut.”

UU No. 23 Tahun 2006 mendefinisikan administrasi kependudukan sebagai rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

(23)

23 pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan, serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor-sektor lainnya. Definisi tersebut secara jelas menyebutkan bahwa administrasi kependudukan mencakup kegiatan-kegiatan yang di antaranya adalah pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan pengelolaan informasi administrasi kependudukanDi Desa Dangin Puri Klod dimana jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya ini dapat dilihat dari data yang di peroleh peneliti yaitu dari tahun 2009 jumlah penduduk di Desa Dangin Puri Klod 6.608 jiwa meningkat lagi kurang lebih 10 % di tahun 2010 yaitu 7.454 jiwa. Menurut sekretaris Desa I Gede Cipta, beliau mengatakan :

“ dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya di Desa Dangin Puri Klod sehingga timbulnya masalah dimana masyarakat cuek terhadap aturan-aturan yang ada seperti buang sampah sembarang tidak sesuai jam yang telah di tentukan dan masyarakat yang mempunyai bisnis rumah kos-kos an tidak mau memberikan informasi kepada anak kosnya utuk melakukan wajib lapor administrasi ke kantor desa atau kepala dusun“.

Dari masalah kependudukan tersebut yang ditimbulkan oleh masyarakat tentunya akan adanya sanksi yang akan dikenakan jika masyarakat melanggarnya yaitu bagi masyarakat yang buang sampah sembarangan tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan maka akan ditangkap, dibawa ke kantor Satpol PP dan mengikuti sidang tipiring dengan membayar denda Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah). Sedangkan bagi masyarakat yang tidak melaporkan diri akan diberikan pengarahan dan wajib membuat KIPEM. Kipem untuk penduduk pendatang luar Bali ini masa berlaku tiga (3) bulan dan biaya yang di keluarkan yaitu Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah ) sedangkan untuk penduduk di luar kota Denpasar Kipem ini berlaku enam (6) bulan dan biaya yang di keluarkan Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ). Biaya-biaya yang diperoleh tersebut dibagi dua (2) yaiti lima puluh persen (50%) untuk desa dinas dan lima puluh persen (50%) lagi masuk ke desa adat.

Di Desa Dangin Puri Klod untuk menjadi penduduk yang ingin memperoleh KTP ( kartu tanda penduduk ), mereka harus telah dua (2) kali memperpanjang Kipem, ada penjamin, memiliki

(24)

24 ketrampilan dan melengkapi surat pindah. Setalah syarat-syarat tersebut dilengkapi maka baru bisa untuk mengurus KK ( kartu keluarga ) dan selanjutnya baru memperoleh KTP ( kartu tanda penduduk ). Tetapi penduduk yang tidak mau melaporkan diri maka akan diserahkan ke dinas Satpol PP ( satuan polisi pramong praja ).

5.3 Kewenangan dan Kebijakan Desa Dangin Puri Klod

Dalam pelaksanaan Pemerintah Desa Dangin Puri Klod senantiasa berpedoman kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Pemerintah Desa Dangin Puri Klod dalam menjalankan tugas-tugas didukung oleh sarana dan prasarana perkantoran, perangkat desa dan lembaga desa lainnya yang antara lain:

1. Sarana dan prasarana perkantoran dan kendaraan dinas.

2. Kepala desa selaku administrator dan motovator di desa dibantu oleh perangkat desa seperti sekrtetaris desa, lima orang kepala urusan : kaur umum, kaur kesra, kaur pembangunan, kaur keuangan dan kaur perintahan, serta lembaga desa lainnya yaitu LPM dan BPD.

3. Sebagai penunjang tertib di bidang administrasi di Desa Dangin Puri Klod dilengkapi dengan buku-buku administrsi desa yaitu :

 Buku admisnistrasi umum

 Buku admisnistrasi penduduk

 Buku admisnistrasi keuangan

 Buku admisnistrasi pembangunan

 Buku admisnistrasi kesra

 Buku admisnistrasi lainnya.

(25)

25 Sistem administrasi kependudukan sesuai undang-undang ini dimaksudkan untuk terselenggaranya administrasi kependudukan dalam skala nasional yang terpadu dan tertib;

terselenggaranya administrasi kependudukan yang bersifat universal, permanen, wajib, dan berkelanjutan, terpenuhinya hak penduduk di bidang administrasi kependudukan dengan pelayanan yang professional, tersedianya data dan informasi secara nasional mengenai pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil pada berbagai tingkatan secara akurat, lengkap, mutakhir, dan mudah diakses sehingga menjadi acuan bagi perumusan kebijakan dan pembangunan pada umumnya. Hal ini penting khususnya bagi perencanaan pembangunan pemerintah Kota Denpasar, yang secara langsung akan membawa dampak perubahan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat di Bali pada umumnya.

Kemajuan pembangunan Kota Denpasar khususnya pada Desa Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur akan berimbas kepada tuntutan perhatian kepada masalah kependudukan. Secara spesifik beberapa kalangan bahkan hasil penelitian telah mencermati bahwa salah satu penyebab utama permasalahan yang terpenting dalam pembangunan Bali khususnya Desa Dangin Puri Kecamatan Denpasar Timur ke depan adalah yang berkaitan dengan tingkat kepadatan penduduk terutama yang disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk pendatang secara tidak terkendali.

Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Desa Dangin Puri KLod I Gede Cipta, mengatakan

“halnya di Desa Dangin Puri Klod Denpasar Timur kepadatan penduduk dan kekumuhan serta pemukiman yang tak jelas seperti rumah bedeng ini dibiarkan terus, dikhawatirkan realitasnya akan berkembang limbah sosial seperti prostitusi dan kriminalitas, serta kawasan kumuh di tengah kota”.

Karenanya, hukum atau aturan hendaknya menjadi acuan untuk bertindak tegas. Aparat di tingkat kecamatan sampai lurah/desa harus proaktif bekerja sama dengan desa pakraman melakukan penertiban. Sanksi yang diterima jika penduduk pendatang tidak datang untuk melaporkan diri adalah pada saat terjadinya sidak mereka akan diajak berkumpul di balai banjar atau kantor

(26)

26 kelurahan untuk diberikan pengarahan tentang arti pentingnya akan wajib lapor sidak di Desa Dangin Puri Klod ini diadakan setiap tiga bulan sekali.

Hasil wawancara dengan Kepala Desa Dangin Puri Klod I Made Buda Arka, beliau mengatakan :

“partisipasi masyarakat di dalam sistem demokratisasi desa tingkat partisipasi masyarakat Desa Dangin Puri Klod cukup baik, hal ini dapat dilihat dari kehadiran dan keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan pemilihan pemimpin seperti Kepala Dusun, Kepala Desa, maupun pemilihan umum yang bersifat regional dan nasional, yaitu pilkada, pemilu dan berbagai proses pengambilan keputusan, implementasi keputusan, evaluasi pembangunan, serta proses pengerahan tenaga dan pengendalian sosial di desa. Kehadiran masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan demokratisasi tersebut.”

Ada beberapa peran masyarakat ikut berpartisipasi dalam sistem demokratisasi desa di Desa Dangin Puri Klod, seperti di dalam partisipasi di bidang politik dalam pelaksanaan pemilihan yang ada di tahun 2008 dan 2009 cukup baik terbukti pelaksanaan pemilihan dengan tahapan-tahapannya dapat dilaksanakan dengan baik, baik di tingkat banjar (TPS) maupun di tingkat desa (PPS).

Walaupun sedikit ada perbedaan, terutama perbedaan jumlah pemilih yang dari KPU dengan kenyataan pemilih yang sebenarnya, sehingga kelihatan banyak pemilih yang tidak mempergunakan hak pilihnya. Sebenarnya sudah berulang kali PPS melakukan pencocokan data, namun tetap saja nama data yang lama kembali muncul, untuk jalan keluarnya kami mengadakan validasi data.

Partisipasi dalam pembangunan dimana keikut sertaan tokoh masyarakat dalam perencanaan pembangunan melalui musyawarah pembangunan tingkat desa cukup baik sehingga dapat menghasilkan rencana pembangunan ke depan. Partisipasi dalam keberhasilan lingkungan pelaksanaan kegiatan kebersihan lingkungan oleh warga. masyarakat dilakukan setiap bulan sekali pada minggu kedua di bawah koordinasi Kepala Dusun, Ketua Asrama, Kepala Desa dan Bendesa Desa Pekramana Yangbatu, dari tahun ke tahun secara rutin.

(27)

27 BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Implementasi otonomi desa pada masyarakat perkotaan khususnya pada masyarakat Desa Dangin Puri Klod adalah dimana otonomi desa merupakan otonomi asli dimana kewenangan yang lebih besar serta kebebasan yang lebih luas yang didapat pada masa era otonomi daerah dibandingkan pada masa orde baru.

2. Sistem administrasi kependudukan di Desa Dangin Puri Klod dimana penduduk pendatang berkembang sangat pesat sehingga berpengaruh terhadap sistem administrasi kependudukan dimana beban dari pada administrasi kependudukan bertambah jika dikaitkan dengan penduduk pendatang yang sangat heterogen serta SDM (Sumber Daya Manusia) yang terbatas.

3. Dalam undang-undang otonomi, desa merupakan otonomi asli yang mempunyai berbagai kewajiban yakni kewajiban dalam penyelenggaraan anggaran, membangun modal sosial desa, penyelenggaraan kependudukan desa dan melaksanakan demokratisasi dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat desa. Di Desa Dangin Puri Klod partisipasi masyarakat di dalam mendukung semua kegiatan yang akan terselenggara baik yang diselenggarakan desa adat maupun desa dinas sangat mendukung. Hal ini dapat dilihat dari partisipasi masyarakat dalam melaksanakan demokratisasi, sidak administrasi kependudukan yang diadakan Desa Dangin Puri Klod dukungan yang diberikan masyarakat sangat besar.

(28)

28 6.2 Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Menguatnya peran desa adat, pasca otonomi daerah harus dibarengi dengan regulasi dan kepastian hukum yang jelas dan memadai dari pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang tindih terhadap fungsi dan tugas dari masing-masing desa, disamping juga menghindari keterlibatan peran desa adat yang berlebihan terhadap desa dinas yang justru mengambil alih fungsi dan tugas desa dinas.

2. Untuk mempertahankan eksistensi desa adat, tetap mampu melakukan tugas secara koordinatif dan konsultatif dengan desa dinas, di masa yang akan datang sangat diperlukan diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia.

3. Aspek kelemahan dari implementasi kebijakan administrasi kependudukan, yaitu pada sisi keterbatasan sosialisasi sehingga pemahaman masyarakat terhadap program pelayanan administrasi kependudukan sangatlah rendah. Oleh karena itu disarankan agar kegiatan sosialisasi kebijakan tersebut kesegala lapisan penduduk perlu dilakukan dengan lebih intensif.

(29)

29

Daftar Pustaka

Mardiasno. 2002. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Good Govermence, Democratization, Transparancy, Public Policy. Yogyakarta : ANDI

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta

Suasta, Putu. 2003. Otonomi Daerah Dan Kebijakan Publik. Denpasar : Wijaya Words.

Abdul Wahab, Solichin, 1990, Pengantar Analisi Kebijakan Negara, Rineka Cipta, Jakarta Amirin, Tatang M, 1995. Menyusun Rencana Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Budiharjo, Eko. 2004. Dasar-Dasar Pelayanan Prima, Persiapan Membangun Budaya Pelayanan Prima Untuk meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia Jakarta.

Malthus, Thomas. 2007. Kependudukan : Dilema dan Solusi. Nuansa, Bandung.

Piotr, Sztompka. 1993. SosiologiPerubahan Sosial. Prenada media Group, Jakarta.

Sondang, Siagian P, 1993, Pengantar Ilmu Administrasi Negara. Gunung agung, Jakarta.

Kushandajani. 2008. Otonomi Desa Berbasis Modal Sosial Dalam Perspektif Socio Legal Jurusan ilmu Pemerintahan Fisip UNDIP. Semarang.

Sadu Wasistiono M.Irawan tahir,AP,M.Si. 2007. Prospek Pengembangan Desa. CV Fokus Media. Bandung.

Winarna Surya Adi Subrata, 2003, Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia, Aneka Ilmu, Solo

Sujanto, 1990, Perspektif Otonomi Daerah, Rineka Cipta, Jakarta

Tim Lapera, 2000, Otonomi Versi Negara, Lapera Pusaka Utama, Yogyakarta

Tjiptoherijanto, Prijono dan Yumiko M. Prijono, 1983, Demokrasi di Pedesaan Jawa, Penerbit Sinar Harapan, Jakarta

Cahyono, Heru, dkk., 2005, Konflik Elite Politik di Pedesaan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Cahyono, Heru (ed.), 2006, Dinamika Demokratisasi Desa di Beberapa Daerah di Indonesia Pasca 1999, LIPI, Jakarta

Chabal, Patrick, and Jean Pascal-Daloz, 2006, Culture Troubles, Politics and The Interpretation of Meaning, Hurst & Co, London

Collin, P.H., 2004, Dictionary of Politics and Government, Bloomsbury, London

(30)

30 Haris, Syamsuddin, 2006, Demokrasi Desa, Perlukah Diatur?, kertas kerja

Hidayat, Syarif, 2000, Refleksi Realitas Otonomi Daerah dan Tantangan Ke Depan, Pustaka Quantum, Jakarta

Noer Fauzi Dkk, 2000, Otonomi Daerah dan Sengketa Tanah, Lapera Pusaka Utama, Yogyakarta

Suhartono Dkk, 2000, Parlemen Desa Dinamika DPR Kalurahan Dan DPRK Gotong Royong, Lapera, Yogyakarta

Undang-Undang Otonomi Daerah No 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Administrasi Kependudukan Dan Catatan Sipil, 2009, Fokusmedia, Bandung

Peraturan Pemerintah No 72 Tahun 2005 Tentang Desa

Materi Pemasyarakatan Perda, Dihimpun Oleh Bagian Hukum Setda Kota Denpasar, 2008

 

(31)

31 LAMPIRAN 1. BIODATA KETUA DAN ANGGOTA PENELITIAN 

A. Identitas Diri 

1.  Nama Lengkap (dengan gelar) Putu Eka Purnamaningsih,SH.,MAP  P

2.  Jabatan Fungsional 

3.  Jabatan Struktural 

4.  NIP/NIK/No.Identitas lainnya

5.  NIDN  9908419476

6.  Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 14 september 1981

7.  Alamat Rumah  Ir.IB Oka Gg Mandau No.16 Denpasar  8.  Nomor Telepon/Faks /HP 081999644645

9.  Alamat Kantor  255284

10.  Nomor Telepon/Faks 

11.  Alamat e‐mail  eka_purnamaningsih@ymail.com 

  12.  Lulusan yang telah dihasilkan S‐1=0 orang;  S‐2= 0 orang;  S‐3= 0 Orang   Manajemen Perkantoran modern 

Teori administrasi public

Perbandingan administrasi Negara  Hukum administrasi Negara 13.    Mata Kuliah yg diampu 

 

   

 

B. Riwayat Pendidikan   

Progra S‐1 S S‐3

Nama Perguruan Tinggi  UNUD  UNDIKNAS DPS

Bidang Ilmu  Ilmu Hukum Administrasi Publik 

Tahun Masuk  2000  2011

Tahun Lulus  2004  2012

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi  Aspek Hukum Perjanjian  Sewa Beli Barang‐Barang  Elektonic Pada PT  Columbindo Cabang  Denpasar 

Otonomi Desa Dan  Sistem Administrasi  Kependudukan Pada  Daerah Perkotaan (  Studi Kasus Pada  Desa Dangin Puri  Klod ) 

‐ 

Nama Pembimbing/Promotor  I Ketut Rai Setiabudi, SH. MS. Dr. I Nyoman  Subanda,Msi

‐   

       

(32)

32 C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir 

(Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi)   

Pendanaan 

 

No.

 

Tahun

 

Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.)

1.         

2.         

3.         

4.         

*)  Tuliskan  sumber  pendanaan  :  PDM,  SKW,  Pemula,  Fundamental,  Hibah  Bersaing,  Hibah  Pekerti,  Hibah  Pascasarjana,  Hikom,  Stranas,  Kerjasama  Luar  Negeri  dan  Publikasi  Internasional,  RAPID,  Unggulan Stranas atau sumber lainnya. 

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir   

Pendanaan 

 

No. 

 

Tahun 

Judul Pengabdian Kepada  Masyarakat 

Sumber *)  Jml (Juta Rp.) 

1.       

2.       

3.       

4.       

Dst.       

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,  Sibermas, atau sumber dana lainnya. 

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir   

No.  Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor  Nama Jurnal

1.       

2.       

Dst.     

 

(33)

33 F. Pengalaman    Penyampaian    Makalah  Secara   Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5  Tahun Terakhir 

 

No.  Nama Pertemuan ilmiah/ 

Seminar 

Judul Artikel Ilmiah  Waktu dan

1.       

Dst.     

 

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir   

No.  Judul Buku  Tahun  Jumlah  Penerbit 

1.     

 

H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir   

No.  Judul/Thema HKI Tahun Jenis  No.P/ID

1.     

2.     

3.     

4.     

Dst.     

 

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir  No.  Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

l h i k

Tahun  Tempat  Respon

1.      k

2.     

3.     

4.     

Dst.     

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau  institusi lainnya) 

No.  Jenis Penghargaan  Institusi Pemberi  Tahun 

1.     

Semua        data  yang  saya  isikan  dan  tercantum  dalam  biodata  ini  adalah  benar  dan  dapat  dipertanggungjawabkan  secara  hukum.  Apabila  dikemudian  hari  ternyata  dijumpai  ketidak‐sesuaian  dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. 

(34)

34 Demikian  biodata  ini  saya  buat  dengan  sebenarnya  untuk  memenuhi  salah  satu  persyaratan 

dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda  

Denpasar, 28 Oktober 2013  Pengusul, 

   

       (Putu Eka Purnamaningsih, SH.,MAP)   

                                         

(35)

35 A. Identitas Diri 

 

1.  Nama Lengkap (dengan gelar) Tedi Erviantono, S.IP, M.Si L/P 2.  Jabatan Fungsional  Penata Muda Tingkat I

3.  Jabatan Struktural  Asisten Ahli

4.  NIP/NIK/No.Identitas lainnya 197605022009121002

5.  NIDN  0002057608

6.  Tempat dan Tanggal Lahir Probolinggo 2 Mei 1976

7.  Alamat Rumah  Jl Gunung Andakasa Gang Lely No 4 Dps  8.  Nomor Telepon/Faks /HP 0361‐255378

9.  Alamat Kantor  Jl PB Sudirman Denpasar 10.  Nomor Telepon/Faks  0817537730

11.  Alamat e‐mail  erviantono2@yahoo.com

12.  Lulusan yang telah dihasilkan S‐1= … orang;  S‐2= …Orang;  S‐3= Orang …  1.Manajemen Pelayanan Publik 

2.Pengukuran Kinerja Organisasi Publik  3.Manajemen Proyek 

4.Administrasi Keuangan Publik  13.    Mata Kuliah yg diampu 

5. Seminar Masalah Administrasi Negara   

B. Riwayat Pendidikan   

Program  S‐1 S‐2 S‐3

Nama Perguruan Tinggi  UGM UGM  

Bidang Ilmu     

Tahun Masuk  1994 2001  

Tahun Lulus  1999 2003  

Judul Skripsi/Thesis/Disertasi  Gerakan Politik di  Pengelolaan Konflik    Nama Pembimbing/Promotor  Dra. Sri 

Djoharwinarlien, S.U 

Dr. Afan Gaffar     

C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir  (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) 

 

Pendanaan 

 

No.

 

Tahun

 

Judul Penelitian Sumber *) Jml (Juta Rp.) 1.  2000  Aksesibilitas Difabel dlm Pelayanan Publik  Mandiri  Rp. 4.000.000  2.  2011  Implementasi Kebijakan KB di Kota Denpasar  PDM  Rp. 7.500.000 

3.         

4.         

(36)

36

Dst.         

* )   Tuliskan  sumber  pendanaan  :  PDM,  SKW,  Pemula,  Fundamental,  Hibah  Bersaing,  Hibah  Pekerti,  Hibah  Pascasarjana,  Hikom,  Stranas,  Kerjasama  Luar  Negeri  dan  Publikasi  Internasional,  RAPID,  Unggulan Stranas atau sumber lainnya. 

D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir   

Pendanaan 

 

No.

 

Tahun

Judul Pengabdian Kepada 

Sumber *) Jml (Juta Rp.) 1.  2011  Katalogisasi dan Invetarisasi Koleksi Pustaka  DIPA 4.000.000  2.  2012  Simulasi Mini Pemilu bagi Kalangan Pemilih 

Pemula 

DIPA  4.000.000 

3.       

4.       

Dst.       

*) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS – SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI,  Sibermas, atau sumber dana lainnya 

E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir 

No.  Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor  Nama Jurnal

1.  Responitas Birokrasi atas Posisi Politik dan  I / 2 WidyaSosiopolitik 2.  Pemuda dan Ajeg Bali dalam Pusaran Globalisasi I / 4 WidyaSosiopolitik 3.  Desentralisasi dan Modal Sosial I / 1 Jurnal FISIP UB

4.     

Dst.     

 

F. Pengalaman    Penyampaian    Makalah  Secara   Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5  Tahun Terakhir 

No.  Nama Pertemuan ilmiah/ 

Seminar 

Judul Artikel Ilmiah  Waktu dan 1.  Seminar Satu Dasawarsa  Pelayanan Publik bagi Kalangan  2010 / Universitas  2.  Simposium Ilmuwan  Responitas Pejabat atas Posisi Politik  2012 / Universitas  3.  IAPA Conference  Kebijakan E Government pada 

Layanan Publik di Kota Denpasar 

2012 / Fak. Ilmu  Administrasi 

4.     

Dst.     

 

G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir 

No.  Judul Buku  Tahun  Jumlah  Penerbit 

1.  ‐   

2.     

(37)

37

3.     

4.     

Dst.     

 

(38)

38 H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 – 10 Tahun Terakhir 

 

No.  Judul/Thema HKI Tahun  Jenis No.P/ID

1.  ‐   

2.     

3.     

4.     

Dst.     

 

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun  Terakhir 

No.  Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya

l h i k

Tahun  Tempat  Respon

1.  ‐    k

2.     

     

4.     

Dst.     

 

J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah,  asosiasi atau institusi lainnya) 

No.  Jenis Penghargaan  Institusi Pemberi  Tahun 

1.  ‐  2.   

3.   

4.   

Dst.   

 

Semua     data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar  dan  dapat  dipertanggungjawabkan  secara  hukum.  Apabila  dikemudian  hari  ternyata  dijumpai ketidak‐sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. 

 

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah  satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Dosen Muda 

 

Denpasar, 28 Oktober 2013  Pengusul, 

   

(Tedi Erviantono, S.IP, .M.Si) 

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

data berupa hal yang terjadi di lokasi yang dijadikan penelitian yang sesuai. Proses penerapan Media audio Visual dan sampai tentang

Kompone mikroskop dan fungsinya,yaitu 1.) Lensa Okuler untuk membentuk bayangan maya,tegak,diperbesar dari lensa objektif 2.) Lensa objektif untuk membentuk

Orange -Bellied Fruit Dove/ 25 Papua Barat Walik Perut Jingga. 56 Ptilinopus porphyreus / Nihil 0 Perlu

Tujuan penelitian ini ialah mengetahui silabus yang digunakan untuk mengajar vokal klasik baik SMK N2 Kasihan juga jurusan musik ISI Yogyakarta, persiapan pengajar

Uji Aktivitas Antibakteri dan Uji Toksisitas Akut Dermal Sediaan Sabun Cair Wajah Antijerawat Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica papaya L.). Rusli Triawan 1

Hasil penelitian dan pembahasan adalah prosedur memperoleh akta kelahiran setelah Putusan MK No.46/PUU-VIII/2010 yaitu terlebih dahulu melaui Putusan/Penetapan

Hasil ini sesuai dengan penelitian di Puskesmas Srandakan Bantul bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kepatuhan pasien dalam penggunaan obat sebelum dan setelah pelaksanaan

Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam sistem kehidupan sosial di Indonesia dan di negara lain, sumbernya adalah peraturan2 hukum tidak tertulis yang tumbuh dan