• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR - DOCRPIJM 119eb064ff BAB IVBAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR - DOCRPIJM 119eb064ff BAB IVBAB IV"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR

Kondisi existing dan permasalahan dari infrastruktur bidang Cipta Karya di

dalam Wilayah Kabupaten Pidie dapat dilihat pada Bab II bagian 2.5.

Kemudian dilakukan analisis sasaran dari pembangunan yang akan

dilakukan sebagai rencana program investasi yang akan dilaksanakan dalam

jangka waktu 5 tahun ke depan sebagai Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM) Kabupaten Pidie bidang Pekerjaan Umum-Cipta Karya.

4.1 ANALISIS SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH JANGKA

MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA

4.1.1. Sasaran Pencapaian Pengadaan Air Bersih

Rencana peningkatan kualitas air bersih melalui perbaikan perpipaan

dari PDAM Tirta Mon Krueng Baro perlu lebih ditingkatkan kepada

masyarakat. Disamping itu perlu lebih dimasyarakatkan pembangunan

sumur resapan air hujan pada bangunan-bangunan baru seperti untuk

perkantoran, sekolah, perdagangan dan perumahan serta pemanfatan

sumber-sumbar bagi wilayah yang secara teknis sulit terlayani air

bersih sistem perpipaan.

Program peningkatan pelayanan dapat dilaksanakan pada setiap

tahap perencanaan program jangka menengah tahun 2009-2013 serta

peningkatan kapasitas dengan penambahan kapasitas produksi

(peningkatan/pembangunan W.T.P) di Pidie. Usulan program

perluasan ini terutama didominasi oleh pekerjaan pemasangan

jaringan pipa distribusi. Usulan cakupan tingkat pelayanan

diperhitungkan berdasarkan perkembangan kota dari segi tata ruang,

(2)

kebutuhan air bersih. Sebagai dasar dalam memperhitungkan rencana cakupan dan tingkat pelayanan seperti uraian tersebut di atas,

terutama di kaitkan dengan kebijaksanaan sektor air bersih tersebut

PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie telah membuat

program sampai dengan tahun 2015 adalah seperti pada tabel berikut :

T AB E L 4.1. P R O F I L

1 Jumlah Penduduk Wilayah Administratif

355.103 Jiwa

363.980

Jiwa 373.080 Jiwa 23 Kecamatan

2 Jumlah Penduduk Wilayah Pelayanan

128.458 Jiwa

131.669

Jiwa 134.960 Jiwa 23 Kecamatan

3 Jumlah Penduduk yang terlayani

25.865

7 Sistem Pelayanan Pompanisasi Pompanisasi Pompanisasi

8 Volume Air yang di Distribusikan

1.242.042

M3 1.258.620 M3 1.154.450 M3 Taksiran

9 Volume Air yang Terjual

688.216

M3 569.920 M3 522.423 M3 Meteran

10 Prosentase Kehilangan Air

55,4

12 Sumber Air yang Dimamfaatkan ( Sungai/APS)

60 - 70 L / Dtk

60 - 70 L /

(3)

13

14 Total Kapasitas Terpasang

70 L /

Dtk 90 L / Dtk 180 L / Dtk

15 Total Kapasitas Termamfaatkan

60 L / 18 Sistem Pembubuhan Kimia Pompa Injecsi Pompa Injecsi Pompa Injecsi

19 Fasilitas Laboratorium

Terbatas/Tdk

27 Gambar Jaringan Pengembangan Pelayanan

(4)

1 2 3 4 5 7

34 Job Description Tidak ada Tidak ada Tidak ada

35 S O P Teknis Tidak ada Tidak ada Tidak ada

36 S O P Keuangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada

37 Sistem Akuntansi yang digunakan Sesuai Kepmendagri Otda No. 8 / 2000

38 Bangunan Kantor dan Gudang Ada / sudak mulai Rusak

- Jumlah Pendapatan/Penerimaan (RA/RNA)

(5)

Unit Unit P.U

4.1.2. Sasaran Pencapaian Jaringan Jalan Lingkungan/Desa

Program pada sektor jalan desa/lingkungan untuk jangka menengah

diarahkan guna menunjang beberapa kegiatan sebagai berikut :

 Prioritas menunjang roda pemerintahan dan perekonomian

 Kemudian pencapaian ke pusat-pusat kegiatan di wilayah

perkotaan.

 Kelancaran lalulintas untuk menghemat biaya transportasi.

 Meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat kota.

 Menunjang perkembangan kota sesuai dengan arah yang

ditentukan.

Berdasarkan arah tersebut di atas maka program-program di usulkan

(6)

 Program jalan baru

Program pembangunan jalan baru dititik beratkan pada fungsi

jaringan jalan lokal guna menunjang sistem transportasi serta

menunjang kemudahan bagi pusat-pusat permukiman baru.

 Program peningkatan jalan

Program ini bertujuan untuk menaikkan kemampuan lalu lintas

sehingga dapat memperlancarkan sistem transportasi kota dan

mempertinggi aksesibilitasi lalu lintas.

 Program rehabilitasi jalan

Dilakukan pada ruas jalan yang kondisinya rusak berat dan telah

menurun kemampuan kapasitasnya sehingga jalan berfungsi

kembali seperti kapasitas rencana semula

- Program pemeliharaan jalan

Pemeliharaan/perawatan jalan secara rutin terutama pada ruas

jalan yang mempunyai nilai strategis dan jaringan penghubung

utama serta jaringan jalan kota yang melayani sistem transportasi

kota

 Program sarana kecamanan lalu lintas umum

Untuk menghindari kecelakaan lalu lintas serta kemacetan pada

tempat tertentu pada waktu jam padat, diperlukan rambu-rambu

(sarana lalu lintas) yang dapat mengatur, mengarahkan serta

menertibkan sehingga tercapai suatu sistem yang saling

menunjang bagi kelancaran transportasi perkotaan.

Kriteria kapasitas standar pelayanan infrastruktur jalan kota untuk

suatu kota menengah (kota sedang berkembang) adalah 20% dari luas

(7)

Tabel 4.2. Kondisi Jaringan Jalan Kota dan Jalan Lingkungan di

Kota

No Uraian Volume Kondisi

Baik R. Ringan R. Berat

1 Jalan Lingkungan/Desa 1227 KM 490 KM 368 KM 369 KM

2 Drainase Desa 2045 KM 511 KM 409 KM 125 KM

3 Program Jalan Baru 200 KM - - -

4 Program Drainase Baru - - -

Hasil Analisis

Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kota dan

jalan lingkungan tersebut di Kabupaten Pidie maka sasaran yang akan

direncanakan adalah sebagai berikut;

TABEL 4.3. Sasaran Program Peningkatan Kuatitas dan Kuantitas Jalan Desa Kabupaten Pidie Tahun 2009-2013

No. Program Pokok Satuan Volume Sasaran Pembangunan (%) Ket.

2009 2010 2011 2012 2013

1 Program Jalan Baru 20 20 20 20 20

2 Program Peningkatan jalan 20 20 20 20 20

3 Program Rehabilitasi Jalan 1 - - - 1

dan Perkuatan Sisi Bahu Jalan

4 Program Pemeliharaan Jalan 20 20 20 20 20

5 Program Peningkatan Sarana 20 20 20 20 20

Pengamanan Jalan

6 Program Pengadaan Jalan 20 20 20 20 20

Lingkungan

7 Program Peningkatan Jalan 20 20 20 20 20

Lingkungan

(8)

4.1.3. Sasaran Pencapaian Drainase

Berdasarkan kebijaksanaan dan sasaran jangka menengah sektor

drainase maka program-programnya adalah sebagai berikut :

 Pembangunan saluran drainase dikiri - kanan jalan-jalan utama,

ditujukan untuk daerah-daerah yang padat penduduknya.

Merehabilitasi saluran-saluran yang rusak.

 Meningkatkan saluran tanah menjadi pasangan pada daerah yang

terbangun.

 Mengeruk/normalisasi alur yang sudah dangkal, akibat sedimentasi

atau pendangkalan oleh tanaman.

 Perluasan terhadap sistem drainase yang ada melalui

pembangunan drainase baru.

 Pengadaan sarana peralatan untuk menunjang kegiatan operasi

dan pemeliharaan (O & M).

 Studi / DED mengenai drainase yang berwawasan lingkungan.

Program-program yang diangkat dalarn perencanaan program jangka

menengah ini yaitu :

- Studi dan DED sistem jaringan drainase Kota Sigli

- Peningkatan saluran primer.

- Peningkatan saluran sekunder.

- Rehabilitasi saluran sekunder.

- Peningkatan saluran tersier di seluruh Kota Sigli dan sekitarnya.

- Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier.

(9)

- Normalisasi saluran drainase dan anak sungai di daerah padat penduduk agar dapat menampung air buangan rumah tangga, air

hujan yang mengalir di daerah sekitarnya.

- Meningkatkan saluran tanah menjadi pasangan pada daerah

terbangun.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa sistem

drainase di Kota Sigli belum terencana dengan baik dan masih

mengikuti pola alamiah, sebagian lagi sistem drainase jalan.

Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas saluran drainase

di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan adalah sebagai

berikut;

Tabel 4.4. Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Drainase Kota Sigli Tahun 2009-2013

No. Program Pokok Satuan Volume Sasaran Pembangunan (%) Ket.

2009 2010 2011 2012 2013

1 Studi dan DED sistem jaringan

drainase Kota dan Sekitarnya 50 - 50 - -

2 Program Peningkatan saluran primer.

25 25 50 - -

Program Peningkatan saluran

sekunder 20 20 20 20 20

3 Program Rehabilitasi saluran

sekunder. 20 20 30 30 -

4 Program Pembangunan saluran

drainase sekunder dan tersier - 20 20 30 30

5 Program Rehabilitasi saluran-saluran

yang rusak. 20 20 20 20 -

6 Program Peningkatan saluran Drainase

Tanah 20 20 20 20 20

(10)

4.1.4. Sasaran Pencapaian Persampahan

Guna peningkatan pelayanan pengelolaan sampah, maka perlu

diketahui jumlah timbulan sampah masa mendatang. Proyeksi

timbulan sampah pada tahun 2013 sebesar 146 m³/tahun sehingga

dalam perencanaan diperlukan lahan-TPA dan kebutuhan peralatan.

TPA yang melayani Kota Sigli yaitu TPA di Cot Padang Nila. Hal yang

menjadi masalah dari TPA yang ada saat ini yaitu letaknya yang

relative jauh dari daerah pelayanan (+ 21Km). Berdasarkan

penelaahan laporan-laporan sebelumnya, maka program yang

diusulkan adalah sebagai berikut :

 Peningkatan Daerah Pelayanan

 Tingkat pelayanan diharapkan mencapai 80 % dari jumlah

penduduk yang ada.

 Daerah pelayanan mencakup seluruh daerah terutama

daerah dengan kepadatan tinggi (>100-150 jiwa/ha).

 Peningkatan daerah pelayanan pada wilayah permukiman :

kawasan komersil, pasar, terminal, jalan dan taman.

 Sistem Pelayanan

 Pola pelayanan diusulkan yaitu setiap truk mempunyai

blok-blok tersendiri untuk pelayanannya dan mempunyai ritasi 2

kali sehari

 Penempatan container atau TPS dilokasi-lokasi strategis dan

mudah dijangkau truk-truk pengangkut.

 Penggunaan container untuk penampungan sementara lebih

diutamakan, karena container langsung mengurangi bau

sampah dan mudah pengangkutannya.

 Pelayanan pola operasi door to door dilakukan dengan

(11)

yang sulit dijangkau truk dan kawasan perdagangan, sedangkan truk digunakan untuk mengangkut sampah

dikawasan-kawasan perumahan yang teratur.

 Pengangkutan sampah dari daerah pelayanan ke

pembuangan akhir disarankan menggunakan dump truk.

Penambahan rotasi truk perlu ditingkatkan sehingga volume

sampah yang terangkut sesuai dengan sampah yang

dihasilkan dari setiap sumbernya.

Kebutuhan Sarana

 Penambahan jumlah armada truk serta mengefektifkan rute

pengangkutan

 Perencanaan sistem operasi TPA dengan sistem Sanitary

Landfill.

 Penyediaan gerobak sampah bagi setiap lingkungan

permukiman.

 Sarana pengumpulan yang disarankan adafah gerobak dan

truk. Gerobak dipakai untuk melayani pola operasi door to

door diperuntukan pada lokasi yang mempunyai luas wilayah

yang relatif kecil, sedangkan truk dipergunakan untuk

pelayanan bagi kawasan yang teratur dan untuk

pengangkutan sampah yang berasal dari bak-bak pelayanan

komunal.

 TPA yang ada saat sekarang di Cot Padang Nila tetap

dipertahankan (lokasi 21 km dari Sigli), perlu segera ditata

melalui pembangunan kantor jaga, pemasangan pagar TPA

pintu gerbang, pembangunan kantor Pabrik Kompos dan

(12)

 Studi mengenai dampak lingkungan untuk TPA.

 Penyediaan tong/bin 3R untuk menampung sampah, yang

disediakan oleh pemerintah daerah, organisasi swadaya

masyarakat atau oleh masyarakat.

 Sarana persampahan komunal ditetapkan di kawasan

perdagangan, terminal, permukiman, perkantoran dan

kesehatan.

 Alat berat untuk pengelolaan berupa backhoe dan ban rantai,

Doxer

 Peningkatan Sumber Daya Manusia

 Peningkatan keahlian sumber daya manusia.

 Penyuluhan kepada masyarakat untuk mempraktekkan

sistem pengolahan kamunal sehingga pengambilan sampah lebih banyak dan efisiensi waktu dapat ditingkatkan.

Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan

persampahan di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan

adalah sebagai berikut;

Tabel 4.5. Sasaran Program Persampahan di Kabupaten Pidie

(2009-2013)

NO PROGRAM UTAMA VOLUME TARGET PELAKSANAAN (%) KET

2009 2010 2011 2012 2013

I. Sarana Pengelolaan TPA

1 Pengadaan Becho roda rantai 1 unit 100 - - - -

2 Lowder ban karet 1 unit - 100 - - -

3 Dozer 1 unit - - 100 - -

4 Trcuk sampah 6 unit 50 - - 50 -

5 Kompector trcuk 2 unit - 50 - 50 -

6 Umroll truck 4 unit 50 50 - - -

7 Pagar TPA 500 m' - - 100 - -

(13)

9 Pengaspalan jalan masuk TPA 100 m' - - 100 - -

10 Pabrik kompos Ls - - -

II. Sarana Pengelolaan Sampah

1 Tong sampah 3.R 500 bh 25 25 25 25 -

2 Kontainer sampah 30 unit - 25 25 25 25

3 Gerobak sampah bermotor 10 unit - 50 50 - -

III. Penguatan SDM dan pelatan

1 Bintek Pengolahan sampah Ls 50 - 50 - -

2 Bintek tenaga operasional TPA

dan peralatan berat Ls 50 - 50 - -

3

Bintek study dampak

lingkungan Ls 50 - 50 - -

4.1.5. Sasaran Pencapaian Sanitasi/Air Limbah

Sasaran sektor penanganan air limbah terutama ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran akan perlunya menghindari resiko

gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan

pengelolaan air limbah terutama tinja manusia (human waste).

Untuk kawasan kota dan semi perkotaan ditekankan pada

peningkatan pengelolaan air limbah dengan menerapkan metode

sanitasi setempat (on-site Sanitation), pengadaan MCK-MCK umum

(komunal) secara berkelmpok sepanjang kondisinya memenuhi

persyaratan teknis dan didukung oleh program-program

penyuluhan, yang terarah untuk meningkatkan kesadaran dan

swadaya masyarakat. Penerapan sanitasi setempat bagi

pembuangan tinja manusia seperti pembangunan cubluk tangki dan

bak rembesan atau metode sejenisnya. Pembangunan fasilitas

pelayanan komunal seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang dapat

dipergunakan oleh beberapa keluaran bernama-nama (Maksimum 5

KK), dapat dianggap sebagai pemecahan sementara di

daerah-daerah pemukiman dengan penduduk berpenghasilan rendah

(14)

rumahnya masing-masing dan masalah teknologi pembuangan air limbah perlu disesuaikan dengan kondisi setempat.

Untuk rencana jangka menengah pengelolaan air buangan dan

kotoran manusia (human waste) ditekankan pada peningkatan

pengelolaan air limbah dengan menerapkan metode sanitasi

setempat (nonsite System). Sedangkan untuk jangka panjang dapat

Proyeksi timbulan lumpur tinja di Kota Sigli pada Tahun 2013

sebesar 2245 m

³

/tahun (asumsi : 30 liter/orang/tahun).

Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu

direncanakan pembangunan Instalasi.

Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) dan pembuatan sarana

pengangkutannya. Agar diperoleh keterpaduan dalam perencanaan

maka rencana lokasi IPLT sebaiknya pada lokasi yang jauh dari

pemukiman penduduk.

Luas lahan kebutuhan IPLT dihitung berdasarkan jumlah timbulan

sampah tinja 2245 m³/tahun atau 6,15 m

³

/hari dengan stabifitas 10

hari sehingga luas lahan yang dibutuhkan untuk IPLT dengan 2

kolam maturasi sebesar 450 m². Armada truk yang dibutuhkan

tahun 2009 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m3) dan pada tahun 2013

sebanyak 5 trukLuas lahan kebutuhan IPLT dihitung berdasarkan

jumlah timbulan sampah tinja 2245 m

³

/tahun atau 6,15 m

³

/hari

dengan stabilitas 10 hari sehingga luas lahan yang dibutuhkan

untuk IPLT dengan 2 kolam maturasi sebesar 450 m

²

. Selain lPLT

juga perlu dibangun fasilitas pengelolaan limbah medis, yang

bertujuan untuk pengolahan limbah medis yang berasal dari rumah

(15)

Untuk kebutuhan fasilitas pengangkutan limbah tinja dihitung berdasarkan Standar penggunaan truk tinja, Ditjen Cipta Karya-DPU

dengan ketentuan sebagai berikut :

 Truk kapasitas 3 m

³

melayani 10.000 KK

 Truk kapasitas 6 m

³

melayani 22.500 KK

Berdasarkan standar tersebut, armada truk yang dibutuhkan di

Kota Sigli tahun 2007 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m

³

) dan pada

tahun 2013 sebanyak 5 truk.

Penerapan metode sanitasi setempat tersebut memerlukan

pelayanan penyedotan dan pembuangan tinja, dengan demikian

penyediaan truk-truk tinja dan lokasi pembuangan akhir (IPLT)

sehingga dapat meninggalkan pengelolaan pembangunan akhir

lumpur tinja dengan lebih aman dan tuntas. Sedangkan

pengelolaan pembuangan akhir lumpur tinja dengan drainase atau

septik tank, tetapi untuk rencana jangka panjang pengelolaan

sewerage ini dilakukan secara terpusat (perpipaan) terutama bagi

kawasan yang padat penduduk.

Adapun rumusan program dan target untuk sektor air limbah

adalah sebagai berikut:

 Tingkatan Pelayanan

 Tingkat pelayanan untuk pengelolaan air buangan dari

kotoran manusia pada tahun ke II mencapai 60%, Tahun ke

III dan IV mencapai 70% dengan kapasitas pelayanan

sebesar 70% dari jumlah lumpur tinja.

 Prosentase distribusi pelayanan umum MCK 40% dan

(16)

 Standar fisik (pelayanan umum) untuk MCK maksimum 5 KK dan jambatan keluarga untuk 1 KK.

 Sistem Pembuangan

 Sistem pembuangan yang disarankan adalah sistem

pembuangan setempat, yaitu dibuang ketempat

pengelolaan dengan sistem stabilitasi kolom fluktuatif, cara

ini paling aman dan dianjurkan terutama untuk program

jangka panjang.

 Untuk kotoran manusia harus dikembangkan seperti tank

 Pengaturan jarak bidang rembesan dengan sumur air

bersih lebih dari 10 meter.

 Penyediaan MCK

 Penyediaan kakus/wc dengan septi tank bagi seluruh

penduduk yang berpenghasilan menengah dan tinggi

dengan kondisi rumah permanen.

 Pembangunan MCK umum bagi penduduk berpenghasilan

rendah dengan kondisi tempat tinggai non permanen clan

dilengkapi dengan kamar mandi dan kakus serta kran air

untuk mencuci. Penyediaan WC dan kamar mandi pada

kawasan pusat perdagangan, kawasan perkantoran dan

kawasan terminal.

Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas air limbah

/sanitasi di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan

(17)

Tabel 4.6, Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Air Limbah/Sanitasi Di Kawasan Kota dan Semi Kota di Kabupaten Pidie Tahun 2009-2013

NO SEKTOR PROGRAM POKOK VOLUME SASARAN PEMBANGUNAN (%) KET

2009 2010 2011 2012 2013

1 Pengadaan MCK secara

komunal 10 unit 25 25 25 25 -

2

Program penerapan sanitasi setempat bagi pembuangan tinja

1 unit 25 - 25 - 50

3 Peningkatan pengelolaan air

limbah Ls 25 25 - 50 -

4 Program pengadaan instalasi

pengolahan limbah tinja (IPLT) 1 unit 25 25 25 25 -

5 Mobil angkut tinja 5 unit 25 25 25 25 -

6 Instalasi pengolahan limbah

medis 1 unit - 25 25 50 -

Hasil Analisis

4.1.7. Sasaran Pencapaian Perumahan dan Permukiman

Penyediaan perumahan merupakan program bersama antara

pemerintah, masyarakat dan pihak swasta (pengembangan), akan

tetapi ada beberapa tahapan pekerjaan dimana Instansi pemerintah

berperan aktif (beradil besar) dalam program pengadaan dan

penataan perumahan yaitu :

 Perintisan peremajaan kota (perbaikan kampung).

 Perintisan penyiapan lahan (kawasan Siap Bangun) Pembangunan

perumahan rakyat (perumnas)

 Pemukiman kernbali (resetlemert)

Rencana program investasi terhadap kawasan perumahan yang

(18)

1. Konversi atau alih-fungsi lahan dari tidak terbangun (umumnya

lahan kebun) menjadi terbangun (perumahan). Dalam

pembangunan perumahan baru ini harus terencana, agar tidak

mengulangi pembangunan perumahan yang tidak disertai

prasarana (infrastruktur) pokok (jalan, drainase), yang sekaligus

akan "mengarahkan" keteraturan perletakan bangunan.

2. Pengembangan kawasan perumahan baru yang diarahkan pada

alternatif-alternatif pengembangan sebagai berikut :

a. Guided land development (pengembangan lahan terarah),

dengan inisiatif pengembangan prasarana pokok terutama

jaringan jalan yang akan mengarahkan perletakan bangunan

dalam areal yang bersangkutan; ,

b. Pola developer atau perusahaan pengembang perumahan

(dimulai pada skala yang lebih kecil);

c. Konsolidasi lahan (land consolidation), yang sangat

dimungkinkan mengingat umumnya lahan adalah lahan

pertanian (belum terbangun), dengan penataan petak/kavling,

jalan, dan lahan-lahan untuk fasilitas;

d. Program perencanaan lanjutan guna mendukung

pengembangan kota, berupa Rencana Detail Ruang Kota

(RDRK) dan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) atau site

plan (rencana tata letak) pada areal tertentu yang dianggap

perlu.

Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas permukiman dan

perumahan di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan

(19)

Tabel 4.7. Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Permukiman dan Perumahan Di Kota Sigli Tahun 2008-2013

NO KEGIATAN PROGRAM VOLUME SASARAN PEMBANGUNAN (%) KET

2009 2010 2011 2012 2013

1 RDTR Kecamatan 20 Kec. 20 20 20 20 20

2 Bintek study kondisi

pemukiman Ls 50 50 - - -

3 Pembangunan rumah dhuafa 3670

unit 20 20 20 20 20

4 Rehab rumah miskin 7340

unit 20 20 20 20 20

Hasil Analisis

4.2. RENCANA INVESTASI PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG

CIPTA KARYA

4.2.1. Investasi Perumahan dan Permukiman

Progam investasi Pengelolaan Kawasan Perumahan dan Permukiman

Kota Sigli

 Progam Pengelolaan Kawasan Perumahan dan Permukiman

Yang Belum Mantap dan Tidak Sesuai Peruntukannya.

Rencana penanganan terhadap kawasan perumahan yang

belum mantap ini meliputi :

1. Perbaikan atau pemugaran, dengan penataan bangunan

seperlunya dan memperbaiki, meningkatkan, ataupun

mengadakan prasarana lingkungan, sehingga kawasan ini

menjadi lebih memadai kondisi lingkungannya. Prasarana

lingkungan dimaksud mencakup : jalan lingkungan,

drainase, penanganan limbah, pembuangan sampah, dan

iainnya.

2. Peremajaan, yaitu pada bagian-bagian kawasan yang telah

(20)

bangunan dan prasarana lingkungan. Dalam upaya peremajaan ini dilakukan :

a. Mengintensifkan pemanfaatan ruang dengan

menerapkan bangunan bertingkat, sehingga diperoleh

kapasitas tampung yang lebih besar dan ruang terbuka

yang lebih memadai;

b. Dengan bangunan bertingkat ini dimungkinkan untuk

menerapkan pengguvaan campuran antara permukiman

dengan fasilitas pelayanan bagi penduduk yang

bermukim di kawasan tersebut.

3. Resettlement, yaitu pada kawasan perumahan yang tidak

teratur (tertata dengan baik). Dalam mengalokasikan

rumah-rumah tersebut, hal yang harus diperhatikan adalah:

a. Menyediakan lahan perumahan yang sesuai dengan

peruntukan kawasan perumahan.

b. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung kawasan

perumahan dengan baik.

4. Dalam penataan baik perbaikan/pemugaran, peremajaan

maupun pengalokasian tersebut di atas, diterapkan pola pembangunan partisipatif, baik pada tahap perencanaan,

pembangunan, maupun pemeliharaan setelah dibangun.

Kawasan Perumahan Baru

Rencana program investasi terhadap kawasan perumahan

yang baru serta sarana dan prasarananya meliputi:

1. Konversi atau alih-fungsi lahan dari tidak terbangun

(umumnya lahan pertanian) menjadi terbangun

(perumahan). Dalam pembangunan perumahan baru ini

(21)

perumahan yang tidak disertai prasarana (infrastruktur)

pokok (jalan, drainase), yang sekaligus akan

"mengarahkan" keteraturan perletakan bangunan.

2. Pengembangan kawasan perumahan baru yang diarahkan

pada alternatif-alternatif pengembangan sebagai berikut :

a. Guided land development (pengembangan lahan

terarah), dengan inisiatif pengembangan prasarana

pokok terutama jaringan jalan yang akan mengarankan

perletakan bangunan dalam areal yang bersangkutan;

b. Pola developer atau perusahaan pengembang

perumahan (dimulai pada skala yang lebih kecil);

c. Konsolidasi fahan (land consolidation), yang sangat

dimungkinkan mengingat umumnya lahan adalah lahan

pertanian (belum terbangun), dengan penataan

petak/kavling, jalan, dan lahan-lahan untuk fasilitas;

d. Program perencanaan lanjutan guna mendukung

pengembangan kota, berupa Rencana Detail Ruang

Kota (RDRK) dan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK)

atau site plan (rencana tata letak) pada areal tertentu yang dianggap perlu.

Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an

untuk program permukimanlperumahan perekonomian di Kota

(22)

Tabel 4.8. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),

Program Permukiman/Perumahan Kota

No. Isu Sasaran Strategi Kebijaka

n

Sumber : Data Olahan Anallisis

4.2.2. Program Jalan Desa/Pemukiman

Program pada sektor jalan kota untuk jangka menengah diarahkan

guna menunjang beberapa kegiatan sebagai berikut :

 Prioritas menunjang roda pemerintahan dan perekonomian

 Kemudian pencapaian ke pusat-pusat kegiatan diwilayah

perkotaan.

 Kelancaran lalu lintas untuk menghemat biaya transportasi.

 Meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat

kota.

 Menunjang perkembangan kota sesuai dengan arah yang

(23)

Sasaran program pembangtanan bidang ke Cipta Karya-an untuk program jalan dan jalan lingkungan di Kota Sigli, adalah seperti

pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),

Program Infrastruktur Jalan dan Jalan Lingkungan

(24)

Peningkatan

jalan

lingkungan

Sumber; Data Olahan Analisis

Program pada sektor jalan kota ini diarahkan untuk sejalan dengan

program pengembangan wilayah kota (sesuai dan melanjutkan

RTRK Kabupaten Pidie kedepan) dan menunjang peningkatan

status Kota Sigli

Tabel 4.10. Rencana-Pengembangan Sistem Jaringa Jalan di Kabupaten

Pidie

Sistem

Transportasi Strategi Jangka Waktu Program Volume Koordinator Jalan Peningkatan

Sistem jaringan jalan

Jangka Pendek 1.Pengerasan

Jalan

Dinas Kimpraswil, Bappeda

2.Pengaspalan

jalan

Dinas Kimpraswil, Bappeda Jangka Panjang 3.Pelebaran

Jalan

Dinas Kimpraswil, Bappeda

Peningkatan

Jaringan Jalan

Dinas Kimpraswil, Bappeda

Peningkatan

Perlengkapan Pengamanan

jalan

Dinas Kimpraswil, Bappeda

4.2.3. Program Pengolahan Limbah

Sistem pengolahan air limbah saat ini di Kota Sigli adalah sistem

pembuangan setempat (on-site Sanitation). Sebagian besar

masyarakat (terutama yang tinggal di bantaran sungai) di Kota

Sigli pada umumnya masih banyak menggunakan sungai sebagai

sarana MCK. Sedangkan sebagian kecil masyarakat sudah

(25)

Jumlah timbunan air limbah sesuai pertambahan jumlah penduduk

mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 4.163 m3/hari

menjadi 5.296 m3/hari pada tahun 2013. Jumlah lumpur tinja pada

tahun 2005 sebesar 1.622 m3/tahun menjadi 2.063 m3/tahun.

Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu

direncanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja

(IPLT) dan pembuatan sarana pengangkutannya. Agar diperoleh

keterpaduan dalam perencanaan maka rencana lokasi IPLT

sebaiknya pada lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk dan

dapat berada pada rencana fokasi TPA.

Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu

direncanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja

(1PLT) clan pembuatan sarana pengangkutannya. Agar diperoleh

keterpaduan dalam perencanaan maka rencana lokasi IPLT

sebaiknya pada lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk clan

dapatt berada pada rencana lokasi TPA yaitu di Desa Cot Padang

Nila Kecamatan Padang Tiji (sebelah kiri jalan arah ke Banda

Aceh) masuk kedalam ± 1 Km.

Untuk kebutuhan fasilitas pengangkutan limbah tinja dihitung berdasarkan Standar penggunaan truk tinja, Dirjen Cipta

Karya-DPU dengan ketentuan sebagai berikut :

 Truk kapasiias 3 m3 melayani 10.000 KK

 Truk kapasitas 6 m3 melayani 22:500 KK

Berdasarkan standar tersebut, armada truk yang dibutuhkan di

Kabupaten Pidie tahun 2007 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m3) dan

pada tahun 2013 sebanyak 5 truk.

Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk

program air limbah/sanitasi di Kabupaten Pidie, adalah seperti

(26)

Tabel 4.11. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),

Program Air Limbah/Sanitasi

NO ISU SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM

RUANG OUTPUT/

INDIKATOR KET

LINGKUP

OUTCOME

KEGIATAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kurangnya Peningkatan Peningkatan Pengadaan Kabupaten Peningka- Menurut

sarana MCK kualitas kehidu- dan penye- MCK-MCK Pidie tan kese- MDGs, Air

sehingga pan masyarakat diaan sani- secara hatan ling- minum se-

masyarakat perkotaan me- tasi/air komunal kungan bagai air

banyak yang lalui pengadaan limbah dari sumber

menggunakan & perbaikan air yang

sungai sarana sanitasi berjarak le-

sebagai sara masyarakat bih dari 10m

na MCK dari tempat

pembuang-

an tinja

2 Banyaknya Peningkatan Peningka- Target MDGs

penduduk kualitas MCK- tan kese- infrastruktur

yang membu- MCK yang hatan ma- sanitasi nasi-

ang air limbah telah ada syarakat onal pada

kesaluran dan pema- 2009 dapat

terbuka syarakatan melayani 69%

KM/WC & tahun 2013

bagi tiap- 75.34% pen-

tiap rumah duduk Indo-

nesia

3 Banyaknya Peningkatan Program Mendapat

MCK/jamban kualitas pengo- penerapan akses sani-

yang tidak lahan limbah sanitasi se- tasi

terpelihara tinja manusia tempat bagi

pembuangan

tinja

4 Banyaknya Peningkatan/

saluran drai- pengadaan

nase yang instalasi pe-

digunakan ngolahan

(27)

angan limbah (IPAL)

5 Belum Program

adanya IPAL pengadaan

(instalasi pe- instalasi pe-

ngolahan air ngolahan

limbah) dan limbah tinja

IPLT (Instalasi (IPLT)

Pengolahan

Limbah Tinja)

Sumber; Data Olahan Analisis

Tabel 4.12. Rencana Pengelolaan Air Limbah Di Kota Sigli

No Strategi Jangka Program Lokasi Koordinasi Waktu

Pengelolaan Pengelolaan Jangka 1. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- limbah limbah pendek pembuangan Pidie sihan, Pertama air limbah nan dan keba-

karan, Kimpras

wil dan Bappe

da

2. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- MCK Pidie sihan, Pertama

nan dan keba-

karan, Kimpras

wil dan Bappe

da

3. Pengadaan Kabupaten Kantor Keber- truck angkut Pidie sihan, Pertama an limbah nan dan keba- tinja (2 trcuk) karan, Kimpras

wil dan Bappe

da

4. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- IPLT dan pe- Pidie sihan, Pertama ngolahan lim nan dan keba- bah medis karan, Kimpras

wil dan Bappe

da

Jangka 1. Perawatan Seluruh lo Kantor Keber- Panjang dan evaluasi kasi jari- sihan, Pertama jaringan pe- ngan pe- nan dan keba- ngelolaan lim ngelolaan karan, Kimpras bah limbah wil dan Bappe

(28)

2. Pengadaan Kabupaten Kantor Keber-

Sistem drainase di Kabupaten Pidie terbagi menjadi saluran

drainase makro dan mikro. Saluran makro adalah saluran

pembuangan yang secara alami sudah ada.

Saluran drainase mikro adalah saluran yang sengaja dibuat

mengikuti pola jaringan jalan dan jalan lingkungan. Saluran ini

bermuara pada saluran pembuang skunder/primer. Dalam

perencanaan sistem drainase harus didasarkan pada prioritas

penanganan sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada,

khususnya untuk jangka pendek, sedangkan untuk tingkat

permasalahan yang dimasukkan ke dalam rencana jangka panjang.

Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk

program saluran drainase di Kabupaten Pidie, adalah seperti pada

(29)
(30)

Tujuan dari perencanaan sistem drainase ini adalah untuk mengalirkan air hujan ke badan air penerima, dapat meminimalkan

dan mengurangi terjadinya genangan-genangan air serta tidak

merusak ekosistem yang ada

sehingga terbebas dari genangan air dan luapan air Berdasarkan

tujuan tersebut, maka rencana pengembangan drainase Kabupaten

Pidie dapai dilihat pada Tabel 7.7.

Tabel 4.14. Rencana Pengembangan Drainase Kabupaten Pidie.

No Strategi

Jangka

Program Lokasi Koordinasi Waktu

Drainase Pengembangan Jangka 1. Normaliasi salu- Kota Sigli Dinas Kimpraswil

drainase

Kabupa pendek

ran drainase

yang

ten Pidie telah dibuat dlm

Kota Sigli

2. Pembuatan DED Kota Sigli Dinas Kimpraswil drainase kota

Jangka 1. Pembuatan salu Kota/semi Dinas Kimpraswil panjang ran drainase kota Kota

jalan kolektor.

2. Pembuatan salu

Kawasan

kota Dinas Kimpraswil

ran drainase

jalan pemukiman

lingkungan

4.2.5. Program Air Minum

Kebutuhan air minum di Pidie pada tahun 2006 adaiah 53 It/detik

dan pada tahun 2013 adalah 121 It/detik.- Meningkatnya jumlah

penduduk akan beramplikasi terhadap tingginya peningkatan

kebutuhan Air Minum, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan dan

penambahan kapasitas produksi Air Minum (pembangunan intake

(31)

Tabel 4.15. Perhitungan Debit Air Bersih Kabupaten Pidie

sampai Tahun 2013

Tahun Q Rata-rata(lt/detik) Q Maxday (lt/detik) Q Maxhour (lt/detik)

2006

2013

_...

220

282

242

310

330

424

Sumber Tabel 7.2. dan Hasil perhitungan

Keterangan : Faktor Qmaxday=l,1 Faktor Qmaxhour=l,5

Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa, permintaan

terhadap Air Minum di Kabupaten Pidie akan meningkat, sehingga

perlu dilakukan pemeliharaan terhadap jaringan Air Minum yang

ada serta peningkatan kapasitas dengan penambahan kapasitas

produksi (pembangunan intake baru).

Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk

program air minum di Kota Sigli, adalah seperti pada tabel berikut

ini.

Tabei 4.16. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),

Program Air Minum

NO ISU SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM

RUANG

LINGKUP KEGIATAN

OUTPUT/PUT

COME INDIKATOR KET

Kualitas Peningkatan i Perbaika Program Kabupaten 1. Menurut

Air kapasitas I, an perbaika Pidie MDGs, air

Minum produksi air instalasi an Peningk2 minum

(PDAM) minum bagi air instalasi tan sebagai air

yang masyarakat minum pemipaan kualitas dari sumber

kurang dan air yang

kapasitas berjarak lebih produksi dad 10 meter air minum dari tempat

pembuangan _tmja

Peningkatan Program- Target

dan peningkat MDG's,

(32)

Air Minum kualitas ~ nasional

bagi mesin pada tahun

masyarakat pengolah 2015; 69%

kota an air penduduk

periode perencanaan diarahkan untuk meningkatkan cakupan

pelayanan terutama pada daerah yang saat ini sudah sudah

mendapat pelayanan.

Tabel 4.17 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Kota Sigli

NO STRATEGI JANGKA

WAKTU PROGRAM LOKASI KOORDINASI

Air

Pelayanan sistem penyediaan air minum diperkirakan di

(33)

pada tahun 2011 dan 70% pada tahun 2013 peningkatan ini berdasarkan asumsi:

 Meningkatnya daya beli penduduk

 Kesadaran akan pentingnya hidup sehat yang makin tinggi.

Gambar

TABEL  4.3. Sasaran Program Peningkatan Kuatitas dan Kuantitas Jalan Desa Kabupaten Pidie Tahun 2009-2013
Tabel 4.4. Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Drainase  Kota Sigli Tahun 2009-2013
Tabel 4.5.
Tabel 4.6, Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Badan Wakaf Al- Qur’an, Al- qur‟an Terjemahannya , PT. Pantja Cemerlang Jakarta, h.151.. dengan maksud untuk membantu memecahkan masalah permodalan yang di hadapi pelaku

Keesokan hari ibu dan bapak Boncel berangkat dari Desa Bungbulang dengan tujuan Kadipaten Caringin untuk menemui anaknya yang telah lama pergi.. Berbekal makanan hasil dari

Dalam pembelajaran, macromedia flash merupakan gabungan konsep pembelajaran dengan teknologi audio-visual yang mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat

Setelah kapal berlabuh dan sejuk-down dari lengan pembongkaran, LNG ditransfer ke onshore LNG tank oleh pompa kapal. Cairan menurunkan tingkat dari kapal 10-12,000 m3/hr

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA bidang agama adalah terciptanya suasana kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yang penuh keimanan dan ketaqwaan,

Dari analisis SWOT tentang posisi awal strategi yang dilihat pada gambar diagram SWOT untuk sub sektor drainase lingkungan adalah terletak di garis batas antara kuadran

Pada penelitian ini modem yang digunakan adalah modem wavecom fastrak yang berfungsi mengecek miscall dan mengirim sms, ATmega16 berfungsi sebagai control

Analisis Faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi