BAB IV
RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR
Kondisi existing dan permasalahan dari infrastruktur bidang Cipta Karya di
dalam Wilayah Kabupaten Pidie dapat dilihat pada Bab II bagian 2.5.
Kemudian dilakukan analisis sasaran dari pembangunan yang akan
dilakukan sebagai rencana program investasi yang akan dilaksanakan dalam
jangka waktu 5 tahun ke depan sebagai Rencana Program Investasi Jangka
Menengah (RPIJM) Kabupaten Pidie bidang Pekerjaan Umum-Cipta Karya.
4.1 ANALISIS SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH JANGKA
MENENGAH BIDANG CIPTA KARYA
4.1.1. Sasaran Pencapaian Pengadaan Air Bersih
Rencana peningkatan kualitas air bersih melalui perbaikan perpipaan
dari PDAM Tirta Mon Krueng Baro perlu lebih ditingkatkan kepada
masyarakat. Disamping itu perlu lebih dimasyarakatkan pembangunan
sumur resapan air hujan pada bangunan-bangunan baru seperti untuk
perkantoran, sekolah, perdagangan dan perumahan serta pemanfatan
sumber-sumbar bagi wilayah yang secara teknis sulit terlayani air
bersih sistem perpipaan.
Program peningkatan pelayanan dapat dilaksanakan pada setiap
tahap perencanaan program jangka menengah tahun 2009-2013 serta
peningkatan kapasitas dengan penambahan kapasitas produksi
(peningkatan/pembangunan W.T.P) di Pidie. Usulan program
perluasan ini terutama didominasi oleh pekerjaan pemasangan
jaringan pipa distribusi. Usulan cakupan tingkat pelayanan
diperhitungkan berdasarkan perkembangan kota dari segi tata ruang,
kebutuhan air bersih. Sebagai dasar dalam memperhitungkan rencana cakupan dan tingkat pelayanan seperti uraian tersebut di atas,
terutama di kaitkan dengan kebijaksanaan sektor air bersih tersebut
PDAM Tirta Mon Krueng Baro Kabupaten Pidie telah membuat
program sampai dengan tahun 2015 adalah seperti pada tabel berikut :
T AB E L 4.1. P R O F I L
1 Jumlah Penduduk Wilayah Administratif
355.103 Jiwa
363.980
Jiwa 373.080 Jiwa 23 Kecamatan
2 Jumlah Penduduk Wilayah Pelayanan
128.458 Jiwa
131.669
Jiwa 134.960 Jiwa 23 Kecamatan
3 Jumlah Penduduk yang terlayani
25.865
7 Sistem Pelayanan Pompanisasi Pompanisasi Pompanisasi
8 Volume Air yang di Distribusikan
1.242.042
M3 1.258.620 M3 1.154.450 M3 Taksiran
9 Volume Air yang Terjual
688.216
M3 569.920 M3 522.423 M3 Meteran
10 Prosentase Kehilangan Air
55,4
12 Sumber Air yang Dimamfaatkan ( Sungai/APS)
60 - 70 L / Dtk
60 - 70 L /
13
14 Total Kapasitas Terpasang
70 L /
Dtk 90 L / Dtk 180 L / Dtk
15 Total Kapasitas Termamfaatkan
60 L / 18 Sistem Pembubuhan Kimia Pompa Injecsi Pompa Injecsi Pompa Injecsi
19 Fasilitas Laboratorium
Terbatas/Tdk
27 Gambar Jaringan Pengembangan Pelayanan
1 2 3 4 5 7
34 Job Description Tidak ada Tidak ada Tidak ada
35 S O P Teknis Tidak ada Tidak ada Tidak ada
36 S O P Keuangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada
37 Sistem Akuntansi yang digunakan Sesuai Kepmendagri Otda No. 8 / 2000
38 Bangunan Kantor dan Gudang Ada / sudak mulai Rusak
- Jumlah Pendapatan/Penerimaan (RA/RNA)
Unit Unit P.U
4.1.2. Sasaran Pencapaian Jaringan Jalan Lingkungan/Desa
Program pada sektor jalan desa/lingkungan untuk jangka menengah
diarahkan guna menunjang beberapa kegiatan sebagai berikut :
Prioritas menunjang roda pemerintahan dan perekonomian
Kemudian pencapaian ke pusat-pusat kegiatan di wilayah
perkotaan.
Kelancaran lalulintas untuk menghemat biaya transportasi.
Meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat kota.
Menunjang perkembangan kota sesuai dengan arah yang
ditentukan.
Berdasarkan arah tersebut di atas maka program-program di usulkan
Program jalan baru
Program pembangunan jalan baru dititik beratkan pada fungsi
jaringan jalan lokal guna menunjang sistem transportasi serta
menunjang kemudahan bagi pusat-pusat permukiman baru.
Program peningkatan jalan
Program ini bertujuan untuk menaikkan kemampuan lalu lintas
sehingga dapat memperlancarkan sistem transportasi kota dan
mempertinggi aksesibilitasi lalu lintas.
Program rehabilitasi jalan
Dilakukan pada ruas jalan yang kondisinya rusak berat dan telah
menurun kemampuan kapasitasnya sehingga jalan berfungsi
kembali seperti kapasitas rencana semula
- Program pemeliharaan jalan
Pemeliharaan/perawatan jalan secara rutin terutama pada ruas
jalan yang mempunyai nilai strategis dan jaringan penghubung
utama serta jaringan jalan kota yang melayani sistem transportasi
kota
Program sarana kecamanan lalu lintas umum
Untuk menghindari kecelakaan lalu lintas serta kemacetan pada
tempat tertentu pada waktu jam padat, diperlukan rambu-rambu
(sarana lalu lintas) yang dapat mengatur, mengarahkan serta
menertibkan sehingga tercapai suatu sistem yang saling
menunjang bagi kelancaran transportasi perkotaan.
Kriteria kapasitas standar pelayanan infrastruktur jalan kota untuk
suatu kota menengah (kota sedang berkembang) adalah 20% dari luas
Tabel 4.2. Kondisi Jaringan Jalan Kota dan Jalan Lingkungan di
Kota
No Uraian Volume Kondisi
Baik R. Ringan R. Berat
1 Jalan Lingkungan/Desa 1227 KM 490 KM 368 KM 369 KM
2 Drainase Desa 2045 KM 511 KM 409 KM 125 KM
3 Program Jalan Baru 200 KM - - -
4 Program Drainase Baru - - -
Hasil Analisis
Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas jalan kota dan
jalan lingkungan tersebut di Kabupaten Pidie maka sasaran yang akan
direncanakan adalah sebagai berikut;
TABEL 4.3. Sasaran Program Peningkatan Kuatitas dan Kuantitas Jalan Desa Kabupaten Pidie Tahun 2009-2013
No. Program Pokok Satuan Volume Sasaran Pembangunan (%) Ket.
2009 2010 2011 2012 2013
1 Program Jalan Baru 20 20 20 20 20
2 Program Peningkatan jalan 20 20 20 20 20
3 Program Rehabilitasi Jalan 1 - - - 1
dan Perkuatan Sisi Bahu Jalan
4 Program Pemeliharaan Jalan 20 20 20 20 20
5 Program Peningkatan Sarana 20 20 20 20 20
Pengamanan Jalan
6 Program Pengadaan Jalan 20 20 20 20 20
Lingkungan
7 Program Peningkatan Jalan 20 20 20 20 20
Lingkungan
4.1.3. Sasaran Pencapaian Drainase
Berdasarkan kebijaksanaan dan sasaran jangka menengah sektor
drainase maka program-programnya adalah sebagai berikut :
Pembangunan saluran drainase dikiri - kanan jalan-jalan utama,
ditujukan untuk daerah-daerah yang padat penduduknya.
Merehabilitasi saluran-saluran yang rusak.
Meningkatkan saluran tanah menjadi pasangan pada daerah yang
terbangun.
Mengeruk/normalisasi alur yang sudah dangkal, akibat sedimentasi
atau pendangkalan oleh tanaman.
Perluasan terhadap sistem drainase yang ada melalui
pembangunan drainase baru.
Pengadaan sarana peralatan untuk menunjang kegiatan operasi
dan pemeliharaan (O & M).
Studi / DED mengenai drainase yang berwawasan lingkungan.
Program-program yang diangkat dalarn perencanaan program jangka
menengah ini yaitu :
- Studi dan DED sistem jaringan drainase Kota Sigli
- Peningkatan saluran primer.
- Peningkatan saluran sekunder.
- Rehabilitasi saluran sekunder.
- Peningkatan saluran tersier di seluruh Kota Sigli dan sekitarnya.
- Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier.
- Normalisasi saluran drainase dan anak sungai di daerah padat penduduk agar dapat menampung air buangan rumah tangga, air
hujan yang mengalir di daerah sekitarnya.
- Meningkatkan saluran tanah menjadi pasangan pada daerah
terbangun.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, diketahui bahwa sistem
drainase di Kota Sigli belum terencana dengan baik dan masih
mengikuti pola alamiah, sebagian lagi sistem drainase jalan.
Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas saluran drainase
di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan adalah sebagai
berikut;
Tabel 4.4. Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Drainase Kota Sigli Tahun 2009-2013
No. Program Pokok Satuan Volume Sasaran Pembangunan (%) Ket.
2009 2010 2011 2012 2013
1 Studi dan DED sistem jaringan
drainase Kota dan Sekitarnya 50 - 50 - -
2 Program Peningkatan saluran primer.
25 25 50 - -
Program Peningkatan saluran
sekunder 20 20 20 20 20
3 Program Rehabilitasi saluran
sekunder. 20 20 30 30 -
4 Program Pembangunan saluran
drainase sekunder dan tersier - 20 20 30 30
5 Program Rehabilitasi saluran-saluran
yang rusak. 20 20 20 20 -
6 Program Peningkatan saluran Drainase
Tanah 20 20 20 20 20
4.1.4. Sasaran Pencapaian Persampahan
Guna peningkatan pelayanan pengelolaan sampah, maka perlu
diketahui jumlah timbulan sampah masa mendatang. Proyeksi
timbulan sampah pada tahun 2013 sebesar 146 m³/tahun sehingga
dalam perencanaan diperlukan lahan-TPA dan kebutuhan peralatan.
TPA yang melayani Kota Sigli yaitu TPA di Cot Padang Nila. Hal yang
menjadi masalah dari TPA yang ada saat ini yaitu letaknya yang
relative jauh dari daerah pelayanan (+ 21Km). Berdasarkan
penelaahan laporan-laporan sebelumnya, maka program yang
diusulkan adalah sebagai berikut :
Peningkatan Daerah Pelayanan
Tingkat pelayanan diharapkan mencapai 80 % dari jumlah
penduduk yang ada.
Daerah pelayanan mencakup seluruh daerah terutama
daerah dengan kepadatan tinggi (>100-150 jiwa/ha).
Peningkatan daerah pelayanan pada wilayah permukiman :
kawasan komersil, pasar, terminal, jalan dan taman.
Sistem Pelayanan
Pola pelayanan diusulkan yaitu setiap truk mempunyai
blok-blok tersendiri untuk pelayanannya dan mempunyai ritasi 2
kali sehari
Penempatan container atau TPS dilokasi-lokasi strategis dan
mudah dijangkau truk-truk pengangkut.
Penggunaan container untuk penampungan sementara lebih
diutamakan, karena container langsung mengurangi bau
sampah dan mudah pengangkutannya.
Pelayanan pola operasi door to door dilakukan dengan
yang sulit dijangkau truk dan kawasan perdagangan, sedangkan truk digunakan untuk mengangkut sampah
dikawasan-kawasan perumahan yang teratur.
Pengangkutan sampah dari daerah pelayanan ke
pembuangan akhir disarankan menggunakan dump truk.
Penambahan rotasi truk perlu ditingkatkan sehingga volume
sampah yang terangkut sesuai dengan sampah yang
dihasilkan dari setiap sumbernya.
Kebutuhan Sarana
Penambahan jumlah armada truk serta mengefektifkan rute
pengangkutan
Perencanaan sistem operasi TPA dengan sistem Sanitary
Landfill.
Penyediaan gerobak sampah bagi setiap lingkungan
permukiman.
Sarana pengumpulan yang disarankan adafah gerobak dan
truk. Gerobak dipakai untuk melayani pola operasi door to
door diperuntukan pada lokasi yang mempunyai luas wilayah
yang relatif kecil, sedangkan truk dipergunakan untuk
pelayanan bagi kawasan yang teratur dan untuk
pengangkutan sampah yang berasal dari bak-bak pelayanan
komunal.
TPA yang ada saat sekarang di Cot Padang Nila tetap
dipertahankan (lokasi 21 km dari Sigli), perlu segera ditata
melalui pembangunan kantor jaga, pemasangan pagar TPA
pintu gerbang, pembangunan kantor Pabrik Kompos dan
Studi mengenai dampak lingkungan untuk TPA.
Penyediaan tong/bin 3R untuk menampung sampah, yang
disediakan oleh pemerintah daerah, organisasi swadaya
masyarakat atau oleh masyarakat.
Sarana persampahan komunal ditetapkan di kawasan
perdagangan, terminal, permukiman, perkantoran dan
kesehatan.
Alat berat untuk pengelolaan berupa backhoe dan ban rantai,
Doxer
Peningkatan Sumber Daya Manusia
Peningkatan keahlian sumber daya manusia.
Penyuluhan kepada masyarakat untuk mempraktekkan
sistem pengolahan kamunal sehingga pengambilan sampah lebih banyak dan efisiensi waktu dapat ditingkatkan.
Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan
persampahan di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan
adalah sebagai berikut;
Tabel 4.5. Sasaran Program Persampahan di Kabupaten Pidie
(2009-2013)
NO PROGRAM UTAMA VOLUME TARGET PELAKSANAAN (%) KET
2009 2010 2011 2012 2013
I. Sarana Pengelolaan TPA
1 Pengadaan Becho roda rantai 1 unit 100 - - - -
2 Lowder ban karet 1 unit - 100 - - -
3 Dozer 1 unit - - 100 - -
4 Trcuk sampah 6 unit 50 - - 50 -
5 Kompector trcuk 2 unit - 50 - 50 -
6 Umroll truck 4 unit 50 50 - - -
7 Pagar TPA 500 m' - - 100 - -
9 Pengaspalan jalan masuk TPA 100 m' - - 100 - -
10 Pabrik kompos Ls - - -
II. Sarana Pengelolaan Sampah
1 Tong sampah 3.R 500 bh 25 25 25 25 -
2 Kontainer sampah 30 unit - 25 25 25 25
3 Gerobak sampah bermotor 10 unit - 50 50 - -
III. Penguatan SDM dan pelatan
1 Bintek Pengolahan sampah Ls 50 - 50 - -
2 Bintek tenaga operasional TPA
dan peralatan berat Ls 50 - 50 - -
3
Bintek study dampak
lingkungan Ls 50 - 50 - -
4.1.5. Sasaran Pencapaian Sanitasi/Air Limbah
Sasaran sektor penanganan air limbah terutama ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran akan perlunya menghindari resiko
gangguan kesehatan yang berkaitan dengan kebutuhan
pengelolaan air limbah terutama tinja manusia (human waste).
Untuk kawasan kota dan semi perkotaan ditekankan pada
peningkatan pengelolaan air limbah dengan menerapkan metode
sanitasi setempat (on-site Sanitation), pengadaan MCK-MCK umum
(komunal) secara berkelmpok sepanjang kondisinya memenuhi
persyaratan teknis dan didukung oleh program-program
penyuluhan, yang terarah untuk meningkatkan kesadaran dan
swadaya masyarakat. Penerapan sanitasi setempat bagi
pembuangan tinja manusia seperti pembangunan cubluk tangki dan
bak rembesan atau metode sejenisnya. Pembangunan fasilitas
pelayanan komunal seperti MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang dapat
dipergunakan oleh beberapa keluaran bernama-nama (Maksimum 5
KK), dapat dianggap sebagai pemecahan sementara di
daerah-daerah pemukiman dengan penduduk berpenghasilan rendah
rumahnya masing-masing dan masalah teknologi pembuangan air limbah perlu disesuaikan dengan kondisi setempat.
Untuk rencana jangka menengah pengelolaan air buangan dan
kotoran manusia (human waste) ditekankan pada peningkatan
pengelolaan air limbah dengan menerapkan metode sanitasi
setempat (nonsite System). Sedangkan untuk jangka panjang dapat
Proyeksi timbulan lumpur tinja di Kota Sigli pada Tahun 2013
sebesar 2245 m
³
/tahun (asumsi : 30 liter/orang/tahun).Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu
direncanakan pembangunan Instalasi.
Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) dan pembuatan sarana
pengangkutannya. Agar diperoleh keterpaduan dalam perencanaan
maka rencana lokasi IPLT sebaiknya pada lokasi yang jauh dari
pemukiman penduduk.
Luas lahan kebutuhan IPLT dihitung berdasarkan jumlah timbulan
sampah tinja 2245 m³/tahun atau 6,15 m
³
/hari dengan stabifitas 10hari sehingga luas lahan yang dibutuhkan untuk IPLT dengan 2
kolam maturasi sebesar 450 m². Armada truk yang dibutuhkan
tahun 2009 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m3) dan pada tahun 2013
sebanyak 5 trukLuas lahan kebutuhan IPLT dihitung berdasarkan
jumlah timbulan sampah tinja 2245 m
³
/tahun atau 6,15 m³
/haridengan stabilitas 10 hari sehingga luas lahan yang dibutuhkan
untuk IPLT dengan 2 kolam maturasi sebesar 450 m
²
. Selain lPLTjuga perlu dibangun fasilitas pengelolaan limbah medis, yang
bertujuan untuk pengolahan limbah medis yang berasal dari rumah
Untuk kebutuhan fasilitas pengangkutan limbah tinja dihitung berdasarkan Standar penggunaan truk tinja, Ditjen Cipta Karya-DPU
dengan ketentuan sebagai berikut :
Truk kapasitas 3 m
³
melayani 10.000 KK Truk kapasitas 6 m
³
melayani 22.500 KKBerdasarkan standar tersebut, armada truk yang dibutuhkan di
Kota Sigli tahun 2007 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m
³
) dan padatahun 2013 sebanyak 5 truk.
Penerapan metode sanitasi setempat tersebut memerlukan
pelayanan penyedotan dan pembuangan tinja, dengan demikian
penyediaan truk-truk tinja dan lokasi pembuangan akhir (IPLT)
sehingga dapat meninggalkan pengelolaan pembangunan akhir
lumpur tinja dengan lebih aman dan tuntas. Sedangkan
pengelolaan pembuangan akhir lumpur tinja dengan drainase atau
septik tank, tetapi untuk rencana jangka panjang pengelolaan
sewerage ini dilakukan secara terpusat (perpipaan) terutama bagi
kawasan yang padat penduduk.
Adapun rumusan program dan target untuk sektor air limbah
adalah sebagai berikut:
Tingkatan Pelayanan
Tingkat pelayanan untuk pengelolaan air buangan dari
kotoran manusia pada tahun ke II mencapai 60%, Tahun ke
III dan IV mencapai 70% dengan kapasitas pelayanan
sebesar 70% dari jumlah lumpur tinja.
Prosentase distribusi pelayanan umum MCK 40% dan
Standar fisik (pelayanan umum) untuk MCK maksimum 5 KK dan jambatan keluarga untuk 1 KK.
Sistem Pembuangan
Sistem pembuangan yang disarankan adalah sistem
pembuangan setempat, yaitu dibuang ketempat
pengelolaan dengan sistem stabilitasi kolom fluktuatif, cara
ini paling aman dan dianjurkan terutama untuk program
jangka panjang.
Untuk kotoran manusia harus dikembangkan seperti tank
Pengaturan jarak bidang rembesan dengan sumur air
bersih lebih dari 10 meter.
Penyediaan MCK
Penyediaan kakus/wc dengan septi tank bagi seluruh
penduduk yang berpenghasilan menengah dan tinggi
dengan kondisi rumah permanen.
Pembangunan MCK umum bagi penduduk berpenghasilan
rendah dengan kondisi tempat tinggai non permanen clan
dilengkapi dengan kamar mandi dan kakus serta kran air
untuk mencuci. Penyediaan WC dan kamar mandi pada
kawasan pusat perdagangan, kawasan perkantoran dan
kawasan terminal.
Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas air limbah
/sanitasi di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan
Tabel 4.6, Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Air Limbah/Sanitasi Di Kawasan Kota dan Semi Kota di Kabupaten Pidie Tahun 2009-2013
NO SEKTOR PROGRAM POKOK VOLUME SASARAN PEMBANGUNAN (%) KET
2009 2010 2011 2012 2013
1 Pengadaan MCK secara
komunal 10 unit 25 25 25 25 -
2
Program penerapan sanitasi setempat bagi pembuangan tinja
1 unit 25 - 25 - 50
3 Peningkatan pengelolaan air
limbah Ls 25 25 - 50 -
4 Program pengadaan instalasi
pengolahan limbah tinja (IPLT) 1 unit 25 25 25 25 -
5 Mobil angkut tinja 5 unit 25 25 25 25 -
6 Instalasi pengolahan limbah
medis 1 unit - 25 25 50 -
Hasil Analisis
4.1.7. Sasaran Pencapaian Perumahan dan Permukiman
Penyediaan perumahan merupakan program bersama antara
pemerintah, masyarakat dan pihak swasta (pengembangan), akan
tetapi ada beberapa tahapan pekerjaan dimana Instansi pemerintah
berperan aktif (beradil besar) dalam program pengadaan dan
penataan perumahan yaitu :
Perintisan peremajaan kota (perbaikan kampung).
Perintisan penyiapan lahan (kawasan Siap Bangun) Pembangunan
perumahan rakyat (perumnas)
Pemukiman kernbali (resetlemert)
Rencana program investasi terhadap kawasan perumahan yang
1. Konversi atau alih-fungsi lahan dari tidak terbangun (umumnya
lahan kebun) menjadi terbangun (perumahan). Dalam
pembangunan perumahan baru ini harus terencana, agar tidak
mengulangi pembangunan perumahan yang tidak disertai
prasarana (infrastruktur) pokok (jalan, drainase), yang sekaligus
akan "mengarahkan" keteraturan perletakan bangunan.
2. Pengembangan kawasan perumahan baru yang diarahkan pada
alternatif-alternatif pengembangan sebagai berikut :
a. Guided land development (pengembangan lahan terarah),
dengan inisiatif pengembangan prasarana pokok terutama
jaringan jalan yang akan mengarahkan perletakan bangunan
dalam areal yang bersangkutan; ,
b. Pola developer atau perusahaan pengembang perumahan
(dimulai pada skala yang lebih kecil);
c. Konsolidasi lahan (land consolidation), yang sangat
dimungkinkan mengingat umumnya lahan adalah lahan
pertanian (belum terbangun), dengan penataan petak/kavling,
jalan, dan lahan-lahan untuk fasilitas;
d. Program perencanaan lanjutan guna mendukung
pengembangan kota, berupa Rencana Detail Ruang Kota
(RDRK) dan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK) atau site
plan (rencana tata letak) pada areal tertentu yang dianggap
perlu.
Untuk mencapai peningkatan kualitas dan kuantitas permukiman dan
perumahan di Kota Sigli maka sasaran yang akan direncanakan
Tabel 4.7. Sasaran Program Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Permukiman dan Perumahan Di Kota Sigli Tahun 2008-2013
NO KEGIATAN PROGRAM VOLUME SASARAN PEMBANGUNAN (%) KET
2009 2010 2011 2012 2013
1 RDTR Kecamatan 20 Kec. 20 20 20 20 20
2 Bintek study kondisi
pemukiman Ls 50 50 - - -
3 Pembangunan rumah dhuafa 3670
unit 20 20 20 20 20
4 Rehab rumah miskin 7340
unit 20 20 20 20 20
Hasil Analisis
4.2. RENCANA INVESTASI PROGRAM JANGKA MENENGAH BIDANG
CIPTA KARYA
4.2.1. Investasi Perumahan dan Permukiman
Progam investasi Pengelolaan Kawasan Perumahan dan Permukiman
Kota Sigli
Progam Pengelolaan Kawasan Perumahan dan Permukiman
Yang Belum Mantap dan Tidak Sesuai Peruntukannya.
Rencana penanganan terhadap kawasan perumahan yang
belum mantap ini meliputi :
1. Perbaikan atau pemugaran, dengan penataan bangunan
seperlunya dan memperbaiki, meningkatkan, ataupun
mengadakan prasarana lingkungan, sehingga kawasan ini
menjadi lebih memadai kondisi lingkungannya. Prasarana
lingkungan dimaksud mencakup : jalan lingkungan,
drainase, penanganan limbah, pembuangan sampah, dan
iainnya.
2. Peremajaan, yaitu pada bagian-bagian kawasan yang telah
bangunan dan prasarana lingkungan. Dalam upaya peremajaan ini dilakukan :
a. Mengintensifkan pemanfaatan ruang dengan
menerapkan bangunan bertingkat, sehingga diperoleh
kapasitas tampung yang lebih besar dan ruang terbuka
yang lebih memadai;
b. Dengan bangunan bertingkat ini dimungkinkan untuk
menerapkan pengguvaan campuran antara permukiman
dengan fasilitas pelayanan bagi penduduk yang
bermukim di kawasan tersebut.
3. Resettlement, yaitu pada kawasan perumahan yang tidak
teratur (tertata dengan baik). Dalam mengalokasikan
rumah-rumah tersebut, hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Menyediakan lahan perumahan yang sesuai dengan
peruntukan kawasan perumahan.
b. Penyediaan sarana dan prasarana pendukung kawasan
perumahan dengan baik.
4. Dalam penataan baik perbaikan/pemugaran, peremajaan
maupun pengalokasian tersebut di atas, diterapkan pola pembangunan partisipatif, baik pada tahap perencanaan,
pembangunan, maupun pemeliharaan setelah dibangun.
Kawasan Perumahan Baru
Rencana program investasi terhadap kawasan perumahan
yang baru serta sarana dan prasarananya meliputi:
1. Konversi atau alih-fungsi lahan dari tidak terbangun
(umumnya lahan pertanian) menjadi terbangun
(perumahan). Dalam pembangunan perumahan baru ini
perumahan yang tidak disertai prasarana (infrastruktur)
pokok (jalan, drainase), yang sekaligus akan
"mengarahkan" keteraturan perletakan bangunan.
2. Pengembangan kawasan perumahan baru yang diarahkan
pada alternatif-alternatif pengembangan sebagai berikut :
a. Guided land development (pengembangan lahan
terarah), dengan inisiatif pengembangan prasarana
pokok terutama jaringan jalan yang akan mengarankan
perletakan bangunan dalam areal yang bersangkutan;
b. Pola developer atau perusahaan pengembang
perumahan (dimulai pada skala yang lebih kecil);
c. Konsolidasi fahan (land consolidation), yang sangat
dimungkinkan mengingat umumnya lahan adalah lahan
pertanian (belum terbangun), dengan penataan
petak/kavling, jalan, dan lahan-lahan untuk fasilitas;
d. Program perencanaan lanjutan guna mendukung
pengembangan kota, berupa Rencana Detail Ruang
Kota (RDRK) dan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK)
atau site plan (rencana tata letak) pada areal tertentu yang dianggap perlu.
Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an
untuk program permukimanlperumahan perekonomian di Kota
Tabel 4.8. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),
Program Permukiman/Perumahan Kota
No. Isu Sasaran Strategi Kebijaka
n
Sumber : Data Olahan Anallisis
4.2.2. Program Jalan Desa/Pemukiman
Program pada sektor jalan kota untuk jangka menengah diarahkan
guna menunjang beberapa kegiatan sebagai berikut :
Prioritas menunjang roda pemerintahan dan perekonomian
Kemudian pencapaian ke pusat-pusat kegiatan diwilayah
perkotaan.
Kelancaran lalu lintas untuk menghemat biaya transportasi.
Meningkatkan mutu kehidupan dan penghidupan masyarakat
kota.
Menunjang perkembangan kota sesuai dengan arah yang
Sasaran program pembangtanan bidang ke Cipta Karya-an untuk program jalan dan jalan lingkungan di Kota Sigli, adalah seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.9. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),
Program Infrastruktur Jalan dan Jalan Lingkungan
Peningkatan
jalan
lingkungan
Sumber; Data Olahan Analisis
Program pada sektor jalan kota ini diarahkan untuk sejalan dengan
program pengembangan wilayah kota (sesuai dan melanjutkan
RTRK Kabupaten Pidie kedepan) dan menunjang peningkatan
status Kota Sigli
Tabel 4.10. Rencana-Pengembangan Sistem Jaringa Jalan di Kabupaten
Pidie
Sistem
Transportasi Strategi Jangka Waktu Program Volume Koordinator Jalan Peningkatan
Sistem jaringan jalan
Jangka Pendek 1.Pengerasan
Jalan
Dinas Kimpraswil, Bappeda
2.Pengaspalan
jalan
Dinas Kimpraswil, Bappeda Jangka Panjang 3.Pelebaran
Jalan
Dinas Kimpraswil, Bappeda
Peningkatan
Jaringan Jalan
Dinas Kimpraswil, Bappeda
Peningkatan
Perlengkapan Pengamanan
jalan
Dinas Kimpraswil, Bappeda
4.2.3. Program Pengolahan Limbah
Sistem pengolahan air limbah saat ini di Kota Sigli adalah sistem
pembuangan setempat (on-site Sanitation). Sebagian besar
masyarakat (terutama yang tinggal di bantaran sungai) di Kota
Sigli pada umumnya masih banyak menggunakan sungai sebagai
sarana MCK. Sedangkan sebagian kecil masyarakat sudah
Jumlah timbunan air limbah sesuai pertambahan jumlah penduduk
mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebesar 4.163 m3/hari
menjadi 5.296 m3/hari pada tahun 2013. Jumlah lumpur tinja pada
tahun 2005 sebesar 1.622 m3/tahun menjadi 2.063 m3/tahun.
Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu
direncanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja
(IPLT) dan pembuatan sarana pengangkutannya. Agar diperoleh
keterpaduan dalam perencanaan maka rencana lokasi IPLT
sebaiknya pada lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk dan
dapat berada pada rencana fokasi TPA.
Sehingga dengan peningkatan jumlah lumpur tinja perlu
direncanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Limbah Tinja
(1PLT) clan pembuatan sarana pengangkutannya. Agar diperoleh
keterpaduan dalam perencanaan maka rencana lokasi IPLT
sebaiknya pada lokasi yang jauh dari pemukiman penduduk clan
dapatt berada pada rencana lokasi TPA yaitu di Desa Cot Padang
Nila Kecamatan Padang Tiji (sebelah kiri jalan arah ke Banda
Aceh) masuk kedalam ± 1 Km.
Untuk kebutuhan fasilitas pengangkutan limbah tinja dihitung berdasarkan Standar penggunaan truk tinja, Dirjen Cipta
Karya-DPU dengan ketentuan sebagai berikut :
Truk kapasiias 3 m3 melayani 10.000 KK
Truk kapasitas 6 m3 melayani 22:500 KK
Berdasarkan standar tersebut, armada truk yang dibutuhkan di
Kabupaten Pidie tahun 2007 sebanyak 2 truk (kapasitas 3 m3) dan
pada tahun 2013 sebanyak 5 truk.
Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk
program air limbah/sanitasi di Kabupaten Pidie, adalah seperti
Tabel 4.11. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),
Program Air Limbah/Sanitasi
NO ISU SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM
RUANG OUTPUT/
INDIKATOR KET
LINGKUP
OUTCOME
KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kurangnya Peningkatan Peningkatan Pengadaan Kabupaten Peningka- Menurut
sarana MCK kualitas kehidu- dan penye- MCK-MCK Pidie tan kese- MDGs, Air
sehingga pan masyarakat diaan sani- secara hatan ling- minum se-
masyarakat perkotaan me- tasi/air komunal kungan bagai air
banyak yang lalui pengadaan limbah dari sumber
menggunakan & perbaikan air yang
sungai sarana sanitasi berjarak le-
sebagai sara masyarakat bih dari 10m
na MCK dari tempat
pembuang-
an tinja
2 Banyaknya Peningkatan Peningka- Target MDGs
penduduk kualitas MCK- tan kese- infrastruktur
yang membu- MCK yang hatan ma- sanitasi nasi-
ang air limbah telah ada syarakat onal pada
kesaluran dan pema- 2009 dapat
terbuka syarakatan melayani 69%
KM/WC & tahun 2013
bagi tiap- 75.34% pen-
tiap rumah duduk Indo-
nesia
3 Banyaknya Peningkatan Program Mendapat
MCK/jamban kualitas pengo- penerapan akses sani-
yang tidak lahan limbah sanitasi se- tasi
terpelihara tinja manusia tempat bagi
pembuangan
tinja
4 Banyaknya Peningkatan/
saluran drai- pengadaan
nase yang instalasi pe-
digunakan ngolahan
angan limbah (IPAL)
5 Belum Program
adanya IPAL pengadaan
(instalasi pe- instalasi pe-
ngolahan air ngolahan
limbah) dan limbah tinja
IPLT (Instalasi (IPLT)
Pengolahan
Limbah Tinja)
Sumber; Data Olahan Analisis
Tabel 4.12. Rencana Pengelolaan Air Limbah Di Kota Sigli
No Strategi Jangka Program Lokasi Koordinasi Waktu
Pengelolaan Pengelolaan Jangka 1. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- limbah limbah pendek pembuangan Pidie sihan, Pertama air limbah nan dan keba-
karan, Kimpras
wil dan Bappe
da
2. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- MCK Pidie sihan, Pertama
nan dan keba-
karan, Kimpras
wil dan Bappe
da
3. Pengadaan Kabupaten Kantor Keber- truck angkut Pidie sihan, Pertama an limbah nan dan keba- tinja (2 trcuk) karan, Kimpras
wil dan Bappe
da
4. Pembuatan Kabupaten Kantor Keber- IPLT dan pe- Pidie sihan, Pertama ngolahan lim nan dan keba- bah medis karan, Kimpras
wil dan Bappe
da
Jangka 1. Perawatan Seluruh lo Kantor Keber- Panjang dan evaluasi kasi jari- sihan, Pertama jaringan pe- ngan pe- nan dan keba- ngelolaan lim ngelolaan karan, Kimpras bah limbah wil dan Bappe
2. Pengadaan Kabupaten Kantor Keber-
Sistem drainase di Kabupaten Pidie terbagi menjadi saluran
drainase makro dan mikro. Saluran makro adalah saluran
pembuangan yang secara alami sudah ada.
Saluran drainase mikro adalah saluran yang sengaja dibuat
mengikuti pola jaringan jalan dan jalan lingkungan. Saluran ini
bermuara pada saluran pembuang skunder/primer. Dalam
perencanaan sistem drainase harus didasarkan pada prioritas
penanganan sesuai dengan tingkat permasalahan yang ada,
khususnya untuk jangka pendek, sedangkan untuk tingkat
permasalahan yang dimasukkan ke dalam rencana jangka panjang.
Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk
program saluran drainase di Kabupaten Pidie, adalah seperti pada
Tujuan dari perencanaan sistem drainase ini adalah untuk mengalirkan air hujan ke badan air penerima, dapat meminimalkan
dan mengurangi terjadinya genangan-genangan air serta tidak
merusak ekosistem yang ada
sehingga terbebas dari genangan air dan luapan air Berdasarkan
tujuan tersebut, maka rencana pengembangan drainase Kabupaten
Pidie dapai dilihat pada Tabel 7.7.
Tabel 4.14. Rencana Pengembangan Drainase Kabupaten Pidie.
No Strategi
Jangka
Program Lokasi Koordinasi Waktu
Drainase Pengembangan Jangka 1. Normaliasi salu- Kota Sigli Dinas Kimpraswil
drainase
Kabupa pendek
ran drainase
yang
ten Pidie telah dibuat dlm
Kota Sigli
2. Pembuatan DED Kota Sigli Dinas Kimpraswil drainase kota
Jangka 1. Pembuatan salu Kota/semi Dinas Kimpraswil panjang ran drainase kota Kota
jalan kolektor.
2. Pembuatan salu
Kawasan
kota Dinas Kimpraswil
ran drainase
jalan pemukiman
lingkungan
4.2.5. Program Air Minum
Kebutuhan air minum di Pidie pada tahun 2006 adaiah 53 It/detik
dan pada tahun 2013 adalah 121 It/detik.- Meningkatnya jumlah
penduduk akan beramplikasi terhadap tingginya peningkatan
kebutuhan Air Minum, sehingga perlu dilakukan pemeliharaan dan
penambahan kapasitas produksi Air Minum (pembangunan intake
Tabel 4.15. Perhitungan Debit Air Bersih Kabupaten Pidie
sampai Tahun 2013
Tahun Q Rata-rata(lt/detik) Q Maxday (lt/detik) Q Maxhour (lt/detik)
2006
2013
_...
220
282
242
310
330
424
Sumber Tabel 7.2. dan Hasil perhitungan
Keterangan : Faktor Qmaxday=l,1 Faktor Qmaxhour=l,5
Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa, permintaan
terhadap Air Minum di Kabupaten Pidie akan meningkat, sehingga
perlu dilakukan pemeliharaan terhadap jaringan Air Minum yang
ada serta peningkatan kapasitas dengan penambahan kapasitas
produksi (pembangunan intake baru).
Sasaran program pembangunan bidang ke Cipta Karya-an untuk
program air minum di Kota Sigli, adalah seperti pada tabel berikut
ini.
Tabei 4.16. Sasaran Program Investasi Jangka Menengah (Bidang CK),
Program Air Minum
NO ISU SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM
RUANG
LINGKUP KEGIATAN
OUTPUT/PUT
COME INDIKATOR KET
Kualitas Peningkatan i Perbaika Program Kabupaten 1. Menurut
Air kapasitas I, an perbaika Pidie MDGs, air
Minum produksi air instalasi an Peningk2 minum
(PDAM) minum bagi air instalasi tan sebagai air
yang masyarakat minum pemipaan kualitas dari sumber
kurang dan air yang
kapasitas berjarak lebih produksi dad 10 meter air minum dari tempat
pembuangan _tmja
Peningkatan Program- Target
dan peningkat MDG's,
Air Minum kualitas ~ nasional
bagi mesin pada tahun
masyarakat pengolah 2015; 69%
kota an air penduduk
periode perencanaan diarahkan untuk meningkatkan cakupan
pelayanan terutama pada daerah yang saat ini sudah sudah
mendapat pelayanan.
Tabel 4.17 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Kota Sigli
NO STRATEGI JANGKA
WAKTU PROGRAM LOKASI KOORDINASI
Air
Pelayanan sistem penyediaan air minum diperkirakan di
pada tahun 2011 dan 70% pada tahun 2013 peningkatan ini berdasarkan asumsi:
Meningkatnya daya beli penduduk
Kesadaran akan pentingnya hidup sehat yang makin tinggi.