i
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
NAMA
SIKHATUN KHASANAH A01401965
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN ORISINALITAS... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
LEMBAR PENGESAHAN... iv
DAFTAR ISI... v
KATA PENGANTAR... vii
ABSTRAK... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah... 3
1.3. Tujuan Studi Kasus... 3
1.4. Manfaat Studi Kasus... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Puastaka... 5
2.1.1. Asuhan keperawatan dalam gangguan cairan dan Elektrolit... 5
2.1.1.1. Pengkajian ... 5
2.1.1.2. Diagnosa keperawatan ... 8
2.1.1.3. Perencanaan keperawatan ... 8
2.1.1.4. Pelaksanaan keperawatan ... 13
2.1.1.5. Evaluasi keperawatan ... 20
2.1.2.Penyakit Diare dengan gangguan Cairan dan elektrolit... 21
2.1.2.1. Pengertian diare... 21
2.1.2.2. Penyebab diare... 21
2.1.2.3. Tanda dan gejala diare... 22
2.1.2.4. Akibat penyakit diare... 23
2.1.2.5. Patofisiologis diare... 23
vi
2.1.2.7. Fungsi cairan... 24
2.1.2.8. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Cairan dan elektrolit... 24
2.1.2.9. Proporsi cairan tubuh... 25
2.1.2.10.Masalah kebutuhan elektrolit... 25
2.1.2.11.Kebutuhan cairan dan elektrolit... 27
2.1.3. Tumbuh kembang Balita... 27
2.1.3.1. Pengertian balita... 27
2.1.3.2. Tumbuh kembang balita ... 27
2.1.4. Kerangka Teori... 28
BAB III METODE STUDI KASUS 3.1. Jenis/Desain/Rancangan ... 29
3.2. Subjek studi kasus... 29
3.3. Fokus studi kasus... 29
3.4. Definisi operasional... 30
3.5. Instrumen studi kasus... 30
3.6. Metode pengumpulan data... 30
3.7. Lokasi dan waktu stdui kasus... 31
3.8. Etika studi kasus ... 31
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Studi Kasus... 32
4.1.1 Fokus Asuhan Keperawatan klien 1... 32
4.1.2 Fokus Asuhan Keperawatan klien 2... 39
4.2 Pembahasan Studi Kasus... 44
4.3 Keterbatan Studi Kasus... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 49
5.2 Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA
vii
KATA PENGANTAR
Assalamungalaikum wr.wb
Dengan mengucapkan sukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DIRUMAH SAKIT RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN” laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Selesainya laporan ini tidak lain berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Alloh SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.
2. Kepada kedua orang tua ( Bpk Khabib Soleh dan Ibu Ma’fiyah ) yang telah memberikan kasih sayang, semangat serta do’a dan materi.
3. Ibu Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
4. Ibu Nurlaila, M.Kep selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
5. Ibu Ning Iswati, M.Kep Pembimbing Akademik Karya Tulis Ilmiah yang
telah banyak memberikan support dan bimbingan kepada penulis.
6. Segenap Staf, Dosen dan Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Gombong yang telah berkenaan memberikan bimbingan
dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.
7. Teman-teman kelas C seperjuangan yang telah memberikan semangat dan do’a.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ujian akhir program ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.
Gombong, Agustus 2017
Sikhatun Khasanah
ix Program Studi DIII Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017
Sikhatun Khasanah1. Ning Iswati2.
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN
Latar belakang : Dehidrasi pada diare dapat menyebabkan kekurangan volume cairan dan elektrolit pada tubuh. Jika tidak cepat di tangani, ini dapat menyebabkan kematian.
Tujuan penulis : Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan dan elektrolit.
Metode Penulisan : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus (case study approach), data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, rekamedik dan studi dokumen. Subjeknya dua orang pasien, yaitu anak 8 bulan dan 3 tahun.
Hasil : Dalam asuhan keperawatan kedua pasien dengan diare, mengalami kekurangan volume cairan dan lektrolit. Pengkajian didapatkan kedua pasien mengalami peningkatan rasa haus, terlihat lemas, rewel, tidak nafsu makan, BAB cair, berlendir serta bercampur darah dan peningkatan leukosit. Masalah keperawatan yang muncul adalah kekurangan volume cairan dan elektrolit dan defisit pengetahuan. Rencana keperawatan untuk mengatasi kekurangan volume cairan dan elektrolit, antara lain: monitoring TTV, intake dan output cairan, menganjurkan pasien untuk minum banyak, memberikan cairan, obat sesuai intrusksi dari dokter dan melakukan pankes tentang diare. Implementasi dilakukan selama pengelolaan 3x7 jam. Evaluasi pada kedua pasien dengan masalah kekurangan volume cairan dan elektrolit serta defisit pengetahuan teratasi.
Kesimpulan : Memeberikan cairan pada pasien dan pankes kepada kelurganya dapat mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit pada diare.
Kata kunci : Diare, cairan elektrolit, pendidikan kesehatan
1. Mahasiswa
x DIII Program of Nursing Department
Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017
Sikhatun khasanahˡ. Ning Iswati2.
ABSTRACT
THE NURSING CARE FOR DIARRHEA PATIENTS WITH FLUID AND ELECTROLYTE DISORDERS IN MELATI WARD OF
Dr. SOEDIRMAN HOSPITAL KEBUMEN
Background: Diarrheal dehydration can cause fluid volume and electrolyte deficiency in the body. It may lead to death unless it is handled.
Objective: Describing nursing care for diarrhea patients having fluid and electrolyte disturbances.
Method: This study is an analytical desccriptive with case study approach. Data were obtained from interview, physical examination, observation, and documentation. The subjects were 2 children – 8 months old and 3 years old.
Result: The nursing care showed that both patients with diarrhea had fluid volume and electrolyte deficiency. The assessment showed that both patients got increasing thirst, weak-look, fussiness, no appetite, liquid, mucus and blood mixed defecation and increasing leukosit. The emerging nursing problems were fluid and electrolyte shortage and knowledge deficit. Nursing plans to address this deficiency include monitoring the vital signs, fluid intake and output, encouraging to drink more, giving fluid and medecines in accordance with doctor’s instruction, and conducting health education about diarrhea. Implementation was conducted in 3x7 hours of the management. The evalution was that fluid volume and electrolyte shortage and knowledge deficit were resolvable.
Coclusion: Giving patients fluid and conducting health education for their family can overcome the lack of fluid and electrolyte in diarrheal disease.
Keywords: Diarrhea, fluid, electrolyte, health education
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Diare dapat menyebabkan kematian nomer dua di dunia (WHO, 2013).
Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian pada anak, termasuk
menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh diare. Jika pencegahan diare
tidak dilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka kemungkinan sebanyak
760.000 anak akan meninggal setiap tahunnya. Tetapi jika penanganan diare
dilakukan dengan cepat dan tepat, maka jumlah kematian akan menurun setiap
tahunnya (WHO, UNICEF, 2013).
Penyakit diare merupakan angka kematian yang tinggi di negara
berkembang. Kurang lebih 10 juta anak usia kurang dari 5 tahun meninggal setiap
tahunnya di dunia dan sekitar 20% meninggal karena infeksi diare (Hardi, 2012).
Diare akut merupakan penyakit di indonesia yang masih sangat tinggi.
Dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita. Dari hasil riset kesehatan
dasar yang dilakukan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2007, diare akut
merupakan penyebab kematian bayi (31,4%) balita (25,2%). (Tjitrosantoso,
2013).
Di kabupaten Kebumen sendiri pada tahun 2015 penderita diare telah
mencapai targetSPM Kabupaten Kebumen (100 %) yaitu 102,4 %. Namun untuk
pencapaian penemuan penderita diare per wilayah, beberapa Puskesmas belum
mencapai target.(Sitohang ,Vensya 2011).
Diare sering menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih
lemah, sehingga mudah terkena bakteri penyebab diare. Jika diare disertai muntah
berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan). Inilah yang harus
selalu diwaspadai karena sering terjadi keterlambatan dalam pertolongan dan
mengakibatkan kematian. Dehidrasi yang terjadi pada bayi ataupun anak akan
cepat menjadi parah. Hal ini disebabkan karena seorang anak berat badannya lebih
ringan daripada orang dewasa. Maka cairan tubuhnya pun relatif sedikit, sehingga
2
Dehidrasi akan semakin parah jika ditambah dengan keluhan lain seperti mencret
dan panas karena hilangnya cairan tubuh lewat penguapan. Kasus kematian balita
karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena
ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda-tanda bahaya ini (Cahyono, 2010).
Diare yaitu kekurangan cairan pada tubuh dengan jumlah banyak ditandai
dengan BAB lebih dari 3x dalam bentuk cair, berlendir dan terkadang di sertai
darah. (Suriadi, 2010). Penanganan pertama diare akut yaitu menentukan tingakat
derajat dehidrasi. Tujuan utama terapi untuk mencegah dehidrasi, mengoreksi
kekurangan cairan dan elektrolit secara tepat (terapi rehidrasi) dan mencegah
gangguan nutrisi (Gunardi 2008).
Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan. Cairan merupakan
komposisi terbesar dalam tubuh manusia. Cairan berperan dalam menjaga proses
metabolisme dalam tubuh. Untuk menjaga kelangsungan proses tersebut adalah
keseimbangan cairan. Cairan dalam tubuh manusia normalnya adalah seimbang
antara asupan (input) dan haluaran (output). Jumlah asupan cairan harus sama
dengan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Perubahan sedikit pada
keseimbangan cairan dan elektrolit tidak akan memberikan dampak bagi tubuh.
Akan tetapi, jika terjadi ketidak seimbangan antara asupan dan haluaran, tentunya
akan menimbulkan dampak bagi tubuh manusia. Pengaturan keseimbangan cairan
tubuh, proses difusi melalui membran sel, dan tekanan osmotik yang dihasilkan
oleh elektrolit pada kedua kompartemen (Mubarak, 2007) .
Cairan dan elektrolit sangat penting mempertahankan keseimbangan atau
homeostosis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air
yang mengandung partikel - partikel bahan organik dan anorganik yang vital
untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen - komponen kimiawi
(FKUI, 2008).
Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan
elektrolit. Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang
terdapat dalam tubuh sendiri. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan
3
2013). Gangguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan
dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak
mengalami kehilangan air dan elktrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Terutama
diare pada anak perlu mendapatkankan penanganan yang cepat dan tepat sehingga
tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Sodikin, 2011).
Angka kematian yang tinggi akibat diare akan berdampak negatif pada
kualitas pelayanan kesehatan karena angka kematian anak (AKA) merupakan
salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal, kurang
berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor
yang harus diperhatikan karena jika upaya pencegahan tidak ditangggulangi
dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin
meningkat (Depkes, 2010).
Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dalam
bentuk karya ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami
diare dengan gangguan cairan dan elektrolit di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.
Penulis berharap dengan studi kasus ini dapat memberikan asuhan keperawatan,
mengimplementasikan sesuai dengan intervensi yang sudah direncakan dan dapat
memberikan manfaat bagi penyakit diare dan tidak menyebabkan komplikasi yang
serius.
1.2 Rumusan masalah
Bagiaman gambaran asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan
dan elektrolit pada balita di RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?
1.3 Tujuan studi kasus
Tujuan umum
Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan dan
eletrolit.
Tujuan khusus
1.3.1 Mendiskripsikan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien diare
dengan gangguan cairan dan elektrolit
1.3.2 Mendiskripsikan diagnosa keperawatan dengan gangguan cairan dan
4
1.3.3 Mendiskripsikan rencana asuhan keperawatan diare dengan gangguan
cairan dan elektrolit
1.3.4 Mendiskripsikan implementasi asuhan keperawatan diare dengan
gangguan cairan dan elektrolit
1.3.5 Mendiskripsikan dalam mengevaluasi asuhan keperawatan diare dengan
cairan dan elektrolit
1.4 Manfaat studi kasus
1. Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diare serta
cara penanganan pada pasien diare.
2. Bagi Pengembangan ilmu dan Teknologi Keperawatan
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam
pemenuhan gangguan cairan dan elektrolit pada pasien diare.
3. Bagi penulis
Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno. Editor. 2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 283: 312.
Alireza, dkk. 2017. Evaluation of water and electrolytes disorders in severe acute diarrhea patients treated by WHO protocol in eight large hospitals in Tehran; a nephrology viewpoint. J Renal Inj Prev. 2017; 6 (2): 109-112. Anggraini, Dwi Yanti dan Budi Sutomo. Menu Sehat Untuk Batita dan Balita.
2010. Demedia: Jakarta.
Anonim. Tata Laksana Penderita Diare. Retrieved 25 Februari, 2013
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC jilid 1 tahun 2013.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Cahyono, Dwi Anton Budi dan Dyah Andari. 2010. Mudah dan Hemat Hidup Sehat.Solo : Pustaka Arafah.
Departemen Kesehatan Rebuplik Indonesia. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta.
Depkes RI, 2010, Hasil evaluasi program pemberantasan penyakit diare, Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan, Jakarta.
Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI.
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
FKUI (2008). Gangguan Keseimbangan Air – Elektrolit Dan Asam – Basa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Gunardi, H. 2011. Kumpulan Tips Pediatri.Edisi 2 cetakan pertama. Badan Penerbir IDAI
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: http://nursingbegin.com/askep-diare-anak/ di akses pada 11 Juni 2017 jam 21.00 wib.
IDAI. 2008. Diare pada anak. Retrieved July 27, 2017, from http://idai.go.id.
Juffrie. 2010. Gastroenterologi-hepatologi, jilid 1. Jakarta: Badan penerbit IDAI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasidiare di Indonesia. Retrieved
Desember17, 2013, fromwww. depkes. go.
id/downloads/Buletin%20Diare_Final. Di unduh pada tanggal 02 mei 2017 jam 20.30 wib.
Mazdumer et al. 2010. Effectiveness of zinc supplementation plus oral rehydration salts for diarrhoea in infants aged less than 6 months in Haryana state, India. Bull World Health Organ. 88 (10.2471): 754–760.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta, EGC.
Mubarak. Irwan, dkk (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan pertama. Jakarta: EGC.
Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.
Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestina: Aplikasi asuhan keperawatan Medikal Bedah. Jakata: Salemba Medika.
Nanda Internasional. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. Salemba Medika.
Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Rocha, Carminate, Tibirica, Carvalho, Silva, Chebli . 2012. Acute Diarrhea in Hospitalized Children of the Municipality of Juiz de fora, mg, Brazil: Prevalence and Risk factors associated with disease severity. Arq. Gastroenterol. 49 (4): 259-265.
Saputra, Lyndo. 2013. Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang: Binarupa Aksara.
Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih. 2014. Tumbuh kembang anak jilid II. Jakarta: EGC.
Suraatmaja. (2010). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. Suratmaja, Sudaryat. 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Denpasar: CV.
Sagung Seto.
Suriadi, Rita Yuliana. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawata Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: ECG.
Tjitrosantoso Heedy, Korompis Fras, dkk. (2013). Studi penggunaan obat pada penderita diare di instasi rawat inap BLU RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou manado priode januari-juni 2012. http://ejurnal . uniset. ac. id diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 20.30 WIB.
Utami, Rahayu Sari. 2015. Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Gangguan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang.Volume 2 No 1- Januari 2015.
Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogjakarta: Andi.
Wardani, S. 2016. Asuhan Keperawatan Manajemen Diare Pada Anak Yang Oleh Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (1): 24-31.
Wardani, Septi. 2016. Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1 (1) 2016.
WHO, UNICEF. (2013). Ending Preventable Child Deaths from Pneumonia and Diarrhoea by 2025 The integrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD). WHO. France.
WHO. 2010. World Health Statistics 2010: Causes of death.
Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan. Erlangga Medical Series: Jakarta.
Wong L. D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Wong, EDG. 6.Vol 2. Jakarta: EDG.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP)
Lampiran 2 : Informasi dan pernyataan persetujuan (Informed consent)
Lampiran 3 : Bukti proses bimbingan
Lampiran 4 : Kuisoner penyakit diare
Lampiran 5 : Satuan acara penyuluhan (SAP) penyakit diare
Lampiran 6 : Lembar balik penyakit diare
Lampiran 7 : Liflet penyakit diare
Lampiran 8 : Intruksi kerja penilaian balance cairan
Lampiran 9 : Asuhan keperawatan penyakit diare
Lampiran 10 : Pengkajian tumbuh kembang menurut KPSP
Lampiran 1 : Penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP)
PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)
1. Kami adalah peneliti berasal dari institusi/jurusan program studi DIII
Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Dengan ini
meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami
Gangguan Diare Dengan Masalah Cairan Dan Elektrolit Di RSUD Dr. Soedirman”.
2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan
keperawatan klien yang mengalami gangguan Diare mulai dari
pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan yang dapat
memberikan manfaat berupa diantaranya dapat meningkatkan
pengetahuan tentang penyaki diare serta cara penanganan diare.
Penelitian ini akan berlangsung selam 3 hari.
3. Prosedur pengambilan bahan dan cara wawancara terpimpin dengan
menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung kurang
lebih 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan
tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk
kepentingan pengambilan asuhan atau pelayanan keperawatan.
4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada
penelitian ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan
asuhan atau tindakan yang diberikan
5. Nama dan jati diri anda bersama seluruh informasi yang saudara
sampaikan akan tetap dirahasiakan.
6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian
ini, silahkan menghubungi peneliti pada no Hp 083863637448.
Peneliti
Lampiran 2 : Informasi dan pernyataan persetujuan (Informed consent)
INFORMED CONSENT (Persetujuan Menjadi Partisipan)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya
telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai
penelitian yang akan dilakukan oleh Sikhatun Khasanah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Diare dengan Gangguan Cairan dan Elekktrolit di Rumah Sakit RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.
Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian
ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya
menginginkan mundur diri, maka saya dapat mengundurkan
sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.
Kebumen, Juli 2017
Saksi Yang memberikan persetujuan
... ...
Kebumen, Juli 2017
Peneliti
Lampiran 4 : Kuisoner penyakit diare
KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENYAKIT
DIARE DI RUMAH SAKIT
A. Identitas responden (diisi oleh peneliti) Nama responden :
1. Suatu kondisi dimana seseorang buang air besar sebanyak 3x atau lebih dalam satu hari dan tinja yang keluar berupa cairan encer berupa lendir atau bercampur darah disebut ?
a. Muntah
b. Mencret ( diare ) c. Sakit perut
2. Berapa kali buang air besar dalam sehari ? jika disebut sebagai penderita diare.
a. 1-3x sehari
b. Lebih dari 3x sehari dan tinjanya encer c. Tidak tahu
3. Apa yang anda tahu tentang penyebab diare ? a. Bakteri dan makanan yang kotor
b. Kuman penyakit c. Tidak tahu
4. Darimana sajakah penularan penyakit diare pada anak-anak ? a. Makanan, kurang menjaga kebersihan
b. Lalat
c. Semuanya benar
5. Bagimanakah penyakit diare ditularkan a. Air dan udara
b. Makan dan minuman c. Tidak tahu
6. Bagimana cara pencegahan diare
a. Tidak mencuci tangan setelah buar air besar maupun kecil b. Selalu mejaga kebersihan makan dan minuman
c. Tidak mengonsumsi makanan pedas-pedas
7. Apa yang anda lakukan pertama kali jika anak anda terkena diare ? a. Langsung dibawa kerumah sakit
c. Memberikan oralit dengan cara melarutkan garan dan gula
8. Makanan apa saja yang harus di konsumsi saat anak terkena penyakit diare?
a. Makanan yang merngandung serat-seratan seperti apel, sayur-sayuran dll
b. Makanan mie instan, gorengan dan lain-lain c. Tidak tahu
9. Apa ciri-ciri anak yang terkena diare dengan dehidrasi sedang ? a. Rewel dan mata cekung
b. Merasa haus terus-menerus c. Semua benar
10. Kapan anak dengan penyakit diare dibawa kedokter atau rumah sakit a. Muntah-muntah dan BAB lebih dari 3x serta tinja dalam bentuk
encer
b. Muntah dan panas
c. Rewel dan BAB 2x dalam sehari
11. Bagaimana cara anda dalam membersihkan kotoran anak anda setelah buang air besar ?
a. Dibersihkan dari depan kebelakang b. Dibersihkan dari belakang kedepan c. Tidak tahu
Keterangan
1. benar 1- 4 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare sangat kurang
2. benar 4 - 7 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare kurang
Lampiran 5 : Satuan acara penyuluhan (SAP) penyakit diare
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( S A P )
PENYAKIT DIARE BALITA
1. Topik : Gangguan Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)
2. Sub topik : Diare
3. Tujuan
3.1.Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit
pasien atau keluarga pasien diharapkan dapat mengetahui penyakit Diare
dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit dan
tindakan apa saja yang harus dilakukan saat sakit dan pencegahanya.
3.2.Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Diare selama 1x30 menit
peserta mampu
a. Menyebutkan kembali penyebab dari penyakit Diare
b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari penyakit Diare
c. Menyebutkan kembali hal-hal yang harus dilakukan dalam menangani
penyakit Diare.
4. Sasaran : Keluarga balita yang sedang mengalami Diare
5. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab
6. Media : Liflet dan lembar balik
7. Waktu
Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017
Jam : 14.30 WIB
Lama waktu : 1x30 menit
8. Tempat : RSUD Dr. Soedirman Kebumen ruang Melati
No Waktu Tahapan
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran
- Menjelaskan materi
penyuluhan secara
berurutan dan teratur :
1. Menjelaskan
5. Menjelaskan Proses
7. Menjelaskan
makanan yang baik
dikonsumsi pada
penyakit diare
3 8 menit Evaluasi - Meminta klien untuk
mejelaskan atau
menyebutkan kembali :
1. Penyabab dari
penyakit diare
2. Tanda dan gejala
dari penyakit diare
3. Penanganan dari
penyakit diare
- Memberikan pujian
atas keberhasilan klien
dalam menjawab.
- Persta mampu
menjawab
- Peserta terlihat
senang dan
tersenyum
4 2 menit Penutup - Mengucapkan
trimakasih, kontrak
waktu kembali di lain
hari jika materi belum
selesai dan
mengucapkan salam
- Peserta
menjawab salam
10. Penyuluh : Sikhatun Khasanah
11. Isi materi : Terlampir
12. Evaluasi
1. Evaluasi persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari sebelum ke RS
b. Media sudah siap sebelum ke RS
d. Tempat sudah siap 2 jam sebelum pankes
2. Evaluasi proses
a. 75 % datang tepat waktu
b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c. Peserta aktif bertanya dan memberikan pendapat
d. Media dapat digunakan secara efektif
3. Evaluasi hasil
a. Dapat menyebutkan kembali tentang penyebab penyakit diare
b. Dapat menyebutkan tanda dan gejala pada penyakit diare
c. Dapat menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah
timbulnya penyakit diare.
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian penyakit Diare
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran,
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lender darah. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kejadian diare yaitu susu formula (Hidayat, 2012)
2. Klasifikasi diare Diare terbagi 2 , yaitu ;
1. Diare Akut
Diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 3 -7 hari
pada bayi dan anak.
2. Diare kronik
Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.
3. Penyebab penyakit Diare
Menurut Hasan dan Alatas (2010), diare disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu :
1. Bakteri :Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yersinia, Aeromonas.
2. Virus : Enteroovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.
3. Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),
protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomona s
hominis), jamur (Candida albicans).
B. Faktor Malabsopsi
1. Malabsorpsi karbohidrat, yaitu pada bayi kepekaan terhadap
lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya
berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.
Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu.
2. Malabsorpsi lemak, yaitu terdapat lemak dalam makanan yang
disebut triglyserida.Triglyseridadengan bantuan kelenjar lipase,
mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika
tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat
terjadi karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah
tinja mengandung lemak.
3. Malabsorpsi protein, yaitu kesulitan penyerapan nutrisi dari makanan
yang mengandung protein.
C. Faktor makanan seperti makanan yang sudah basi, makanan yang
tercemar, terlalu banyak lemak, beracun, kurang matang, dan alergi
terhadap makanan.
4. Gejala dan Tanda penyakit Diare
Menurut Suraatmaja (2010), tanda dan gejala diare yaitu bab lebih
dari 3 kali, dengan konsistensi lembek, ada/tanpa darah. Gejala awal diare
adalah anak gelisah, menjadi cengeng, suhu tubuh meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah
diare. Hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, karena banyak kehilangan
air dan elektrolit. Gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare
dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan
cairan dan elektrolit akhirnya tampak dehidrasi yaitu berat badan turun,
turgor kulit menurun, mata dan ubun–ubun cekung, selaput lendir dan mulut
ikut kering. Bila dehirasi berat maka volume darah akan berkurang dengan
demikian nadi akan cepat dan kecil, denyur jantung cepat, tekanan darah
menurun, kasadaran menurun yang akhirnya terjadi syok .
5. Akibat Penyakit penyakit Diare
Menurut Vivian (2010), diare dapat menyebabkan beberapa komplikasi
berikut:
1. Dehidrasi : ringan, sedang, dan berat.
2. Renjatan hipovolemik yaitu kejang akibat volume darah berkurang.
3. Hipokalemia yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala
meteorismus (kembung perut karena pengumpulan gas secara
berlebihan dalam lambung dan usus), hipotonik otot, lemah,
bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram.
4. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah yang rendah.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defesiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa usus halus.
6. Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang,
pengeluaran bertambah).
6. Proses penyakit Diare
Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan
oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi
enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan
peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan
terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar
yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
A. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus
untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
B. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat
produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan
aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga
usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.
C. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga
timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat
menimbulkan diare pula.
Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :
1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan
gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik,
hipokalemia)
2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran
bertambah)
3. Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah.
7. Penanganan pada penyakit diare
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare
adalah masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini
bila tidak segera diatasi dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan
anak-anak. Bagi penderita diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi
berat maka perlu dibantu dengan cairan intravena atau infus. Hal yang tidak
kalah penting dalam menanggulangi kehilangan cairan tubuh adalah
pemberian makanan kembali (refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang karena akan kehilangan nafsu makan dan
kehilangan makanan secara langsung melalui tinja atau muntah dan
Apabila seseorang sudah mengalami diare, maka perlu dilakukan
treatment agar diare dapat segera berhenti. Berikut ini adalah beberapa
treatment untuk menanggulangi penyakit diare:
1. Rehidrasi yaitu dengan cara mengkonsumsi oralit. Minum cairan oralit
sebanyak mungkin penderita bisa meminumnya. Minum oralit tidak
perlu dalam jumlah banyak sekaligus, tetapi oralit diminum dalam
jumlah yang sedikit dan dengan frekuensi yang sering akan lebih baik
dilakukan. Satu bungkus oralit dilarutkan dalam 200 ml air matang.
Apabila oralit tidak tersedia, maka oralit bisa dibuat dengan cara
membuat larutan gula garam. Caranya yaitu dengan melarutkan dua
sendok teh gula pasir dan seujung sendok garam dapur ke dalam satu
gelas air matang. Rehidrasi juga dapat dilakukan dengan cairan
intravena terutama pada kasus dehidrasi yang berat atau shock.
2. Suplementasi zinc, yang berfungsi untuk mengurangi durasi diare
sampai 25% dan dapat mengurangi volume feses hingga 30%.
3. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi, diutamakan bagi
pasien diare yang disebabkan karena malnutrisi.
4. Pemberian terapi farmakologik
1. Antibiotik
Menurut Suraatmaja (2007), pengobatan yang tepat terhadap
penyebab diare diberikan setelah diketahui penyebab diare
dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat
tinja. Pada penderita diare, antibiotik boleh diberikan bila:
a. Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik
dan atau biakan.
b. Pada pemeriksaan mikroskopik dan atau mikroskopik
ditemukan darah pada tinja.
c. Secara klinis terdapat tanda- tanda yang menyokong adanya
infeksi anteral.
e. Neonatus yang diduga infeksi nosokomial. Antibiotik oral yang dapat diberikan untuk disentri yaitu yang dianjurkan
untuk shigella: 2. Obat antipiretik
Menurut Suraatmaja (2007), obat antipiretik seperti preparat
salisilat (asetosal, aspirin) dalam dosis rendah (25mg/tahun/kali)
selain berguna untuk menurunkan panas sebagai akibat dehidrasi
atau panas karena infeksi, juga mengurangi sekresi cairan yang
keluar bersama tinja.
5. Pemberian zinc
Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan
tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi Buang Air Besar
(BAB), mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan
diare pada tiga bulan berikutnya (lintas diare, 2011).
6. Pemenuhan nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai
umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan
sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan
menandakan kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan
diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah
serat, buah-buahan diberikan terutama pisang (Hegar B. Dan
Handryastuti S., 2009).
8. Sebaiknya berikan makanan lunak ke anak agar sistem pencernaan anak
tidak terlalu bekerja keras untuk dapat mencerna makanan. Berikan anak
makanan seperti:
1. Pisang, dan buah-buahan lain
2. Nasi tim atau bubur nasi
3. Roti
4. Daging, ayam, ikan yang direbus atau dipanggang
5. Telur matang
7. Kentang rebus atau panggang
8. Yogurt.
DAFTAR PUSTAKA
.
Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno.Editor.2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985.hal.283: 312.
Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:http://nursingbegin.com/askep-diare-anak/ di akses pada 11 Juni 2017 jam 21.00 wib.
Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi asuhan keperawatan Medikal Bedah. Jakata: Salemba Medika.
Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Suraatmaja. (2010). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. Suratmaja, Sudaryat. 2007.Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.Denpasar: CV.
Lampiran 8 : Intruksi kerja penilaian balance cairan
INTRUKSI KERJA
PENILAIAN BALANCE
CAIRAN
Nomor 21
Revisi ke 02
Tanggal berlaku 09092009
PENGERTIAN Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh
TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh :
1. Mengetahui jumlah masukan cairan
2. Mengetahui keluaran cairan
3. Mengetahui balence cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
KEBIJAKAN Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan
PETUGAS Perawat
PERALATAN 1. Alat tulis
2. Gelas ukur urin
PROSEDUR
PELAKSANA
A Tahap Pra Interaksi
1 Melakukan pengecekan program terapi
2 Mencuci tangan
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien
C Tahap Kerja
1 Membaca tasmiyah dan menghitung intake oral (minum)
2 Menghitung intake oral (makan)
3 Menghitung intake parenteral
4 Menghitung cairan metabolisme
6 Menghitung output feses
7 Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan
dll)
8 Menghitung output IWL
9 Menghitung balence cairan
D Tahap Terminasi
1 Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien dan keluarga
klien
2 Mengbereskan alat-alat
3 Mencuci tangan
4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI, Dirjenyanmed, 1991. Prosedur
Perawatan Dasar, Direktorat Rumah Sakit Dan Pendidikan.
Potter, P.A., Perry, A.G., 1996, Fundamentals of Nursing, St.Louis, Mosby Company.
Rider, j., et.al, 1995, Modules for Basic Nursing Skills,
Philadelphia, Lippincott.
Smeltzer, S.C., Bare,B.G.,2002, Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth, Alih Bahasa: Monica Ester, EGC;
Jakarta
Sumber Team departemen basic skill of nursing/kebutuhan dasar
Lampiran 9 : Asuhan keperawatan penyakit diare
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL DI RUANGAN MELATI RUMAH SAKIT Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN
Tanggal masuk : 11-07-2017 jam 20.00 wib
Tanggal pengkajian : 11-07-2017 jam 20.30 wib
Nama pengkajian : Sikhatun khasanah
Ruangan : Melati
A. DATA SUBJEKTIF
a. Identitas klien
Nama : An.Aliya
Tanggal lahir : 06 november 2016
Umur : 8 bulan 4 hari
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 7,2 kg
PB/TB : 60 cm
Alamat : Alian
Agama : Islam
Pendidikan :
Suku bangsa : Jawa
No RM : 351041
Diagnosa : GEA dehidrasi sedang
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.H
Umur : 24 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
c. Keluhan utama : BAB cair dan berlendir.
d. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit kurang lebih 2
hari mengalami mencret, dalam satu hari lebih dari 6x cair dan
berlendir dan muntah selama dua hari kurang lebih 5x. Pasien datang
kerumah sakit dengan rujukan dari rumah sakit wijaya kusuma dengan
gangguan GEA dehidrasi dan vomitus dan disarankan untuk di
lakukan pemberian cairan serta dilakukan rawat inap. Saat di IGD
pasien di berikan cairan infus KAEN 32tpm, pasien muntah 1x saat
setelah diberikan ASI. BAB pasien saat di IGD sampai di bawa ke
ruangan pasien baru di ganti diapers sebanyak 4x dengan konsistensi
cair dan berlendir, BAB dan BAK di dalam diapers.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu klien mengatakan An. AL sebelumnya belum pernah mengalami
atau menderita diare dan baru kali ini dirawat dirumah sakit karena
penyakit diare.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga klien yaitu
dari ibu pernah mengalami penyakit diare kurang lebih 1 minggu yang
lalu tetapi tidak sampai dirawat dirumah sakit.
4. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada
bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah
serta ibu klien mengatakan merupakan anak pertama dan belum
pernah mengalami keguguran sebelumnya.
b. Riwayat persalinan : An. AL lahir dengan BB 2500 gram, panjang
badan 46 cm lahir dengan normal dirumah bersalin di bantu oleh
bidan desa dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : tidak ada kelainan pada An. AL setelah kelahiran,
5. Riwayat imunisasi
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi HB 0,BCG,
DPT I,II,III, polio I,II,III,IV, MMR.
6. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan : Berat badan saat ini 7,2 kg, gigi klien sudah
tumbuh depan dan bawah 4 di tambah samping atas 1 buah.
Perkembangan : Anak sudah bisa belajar tengkurap sendiri, dapat
menggeleng-gelengkan kepala, bisa memegang roti serta
memasukanya sendiri, bisa mengungkapkan rasa gembira atau
sedihnya dengan berteriak dan lain-lain sesuai pengkajian KPSP umur
6 bulan.
7. Genogram
8. Kebutuhan cairan
Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AL mulai dari tanggal 12-14
Juli 2017
Tanggal Input Output Balance Cairan
12-07-2017 Minum+ ASI
330cc
Infus 224cc
Antibiotik 1.8cc
Total 555.8cc
Diapers 420cc
IWL 63cc
Total 483cc
BC=Input-Output
BC=555.8-483
BC=72.8cc/7
jam
13-07-2017 Minum+ASI
153.7cc
Infus 224cc
Diapers 320cc
IWL 63cc
Total 383cc
BC=Input-Output
Antibiotik 1.8cc
Total 379.5cc
BC=-3.5cc/7
jam
14-07-2017 Minum+ASI
135cc
Infus 224cc
Antibiotik 1cc
Total 360cc
Diapers 240cc
IWL 63cc
Total 303cc
BC=Input-Output
BC=360-303
BC=57cc/7 jam
9. Kebutuhan kalori
Rumus : BB x 100
: 7,2 x 100
: 720 kkal
10. Pola pengkajian gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting
khususnya An. AL karena masih balita. Saat mengetahui anaknya
mengalami mencret, muntah serta demam klien langsung dibawa
ke dokter terdekat, kelurga juga mengatakan saat membersihkan
BAB pada klien yaitu dengan air hangat atau tissu basah serta
gerakan dimulai dari belakang kedepan.
b. Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. AL makan sesuai porsi yang diberikan oleh
ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang
dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan ASI. Selama sakit An. AL rasa
haus meningkat, An. AL hanya mau minum ASI sehari kurang
lebih 5x, serta air putih 3 botol dot ukuran 60 ml dan tidak nafsu
makan.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien BAB sehari kurang
lebih 3x dengan konsistensi lembek warna kuning bau khas, BAK
Ibu klien mengatakan An. AL 2 hari SMRS mengalami diare
kurang lebih 5x BAB cair tidak bercampur darah, muntah pada
hari 2 SMRS kurang lebih 3x. Saat diruangan An. A BAB lebih
dari 5x dengan konsistensi cair dan terdapat lendir dan sudah ganti
diapers selama 4x, dengan berat 500 c. Untuk BAK An. AL tidak
terkaji karena di pasang diapers.
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Sebelum sakit klien sangat aktif jarang terlihat rewel, pasien juga
sering bermain di lantai dan selama sakit klien banyak tidur di
dampingi oleh ibunya, klien terlihat lemas, sering rewel klien
jarang keluar dari ruangan, ketika jenuh An. AL minta untuk
digendong oleh ibu atau neneknya di dalam ruangan.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit An. AL tidur sehari kurang lebih 8-9 jam selalu
nyenyak tidak ada gangguan, bangun hanya ketika haus dan lapar,
selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena
terpasang selang infus dan sakit pada perutnya.
f. Pola Persepsi dan Kognitif
Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan
sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan
maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat
bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan. Ibu klien
mengatakan tinggal di daerah pegunungan jarak antara rumah
dengan tetangga sangat dekat, air yang digunakan untuk
sehari-hari yaitu dengan air sumur.
g. Pola Hubungan / Peran
Keluarga mengatakan An.AL hanya bisa menangis dan sering
rewel ketika merasa lapar dan sakit. pada saat pengkajian An.AL
terlihat tenang saat di pengang pipinya, dan selalu menangis ketika
di berikan obat lewat selang infus
An. AL berjenis kelamin perempuan dengan umur 8 bulan 4 hari,
tidak ada gangguan diorgan reproduksinya. Keluarga klien juga
mengatakan bahwa anakanya adalah anak pertama keluarga sangat
mencemasakan kondisi An. AL terutama neneknya karena
mencret terut-menerus.
i. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ibu An. AL mengatakan bahwa anaknya mengalami ketakutan saat
melihat orang yang baru dikenal, Setiap dilakukan tindakan
keperawatan pada An. AL selalu menangis terutama ketika
melihat orang yang memakai baju putih-putih.
j. Pola Mekanisme Koping
An. AL ketika merasa takut hanya melihat petugas perawat yang
merawatnya sambil menangis dan minta di gendong oleh ibu atau
neneknya.
k. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya
Keluarga An.AL beragama islam dan Alhamdullilah dalam
keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang
bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang
dijalani.
B. DATA OBJEKTIF
Pengkajian Fisik
1. Penampilan / keadaan umum : Klien terlihat lemas
2. Tingkat kesadaran : Composmetis
3. Tanda – tanda vital
Suhu : 37 0C Respirasi rate: 18 x /menit
Nadi : 99 x/menit
4. Pengukuran Autopometri
Berat Badan : 7,2 kg
1. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan, ubun-ubun
normal.
Rambut : Hitam, bersih, bau wangi
Mata : Tidak Cekung, konjungtiva anemis, tidak ada
sedikit secret dan air mata tidak kering.
Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen
dan NGT.
Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan
Mulut : Selaput mukosa lembab, gigi baru keluar 5, 4 di
depan atas bawah dan satu di samping kanan atas.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
peningkatan JVP
2. Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak seimbang, tidak
nampak penggunaan otot bantu pernafasan
5. Abdomen
Inspeksi : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris
Auskultasi : Bising usus > 30 x /menit
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Perkusi : Hipertimpani
6. Genital : Tidak menggunakan kateter serta tidak mengalami
iritasi pada daerah pantat
7. Anal : Ada kemerahan.
8. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor kulit normal, akral hangat,
capilary refill time < 2 detik, untuk mobilitas dan
keamanan (koordinasi otot,pergerakan tubuh) di
semua ekstremitas baik, terpasang infus KAEN di
lengan kanan dengan 32 tpm
9. Data penunjang
1. Laboratorium 11-07-2017 jam 18:54
Hemoglobin 9,2 gr/dl 10.5 -12.5
Hematokrit 30 % 35.0-43.0
Leukosit 13.3 10^3/ul 6.00-17.50
Trombosit 457 10^3/ul 229-553
Erytrosit 4.9 10^6/ul 3.60-5.20
MCV 62 fL 74.00-106.000
MCH 19 pg 21.00-33.00
MCHC 31 g/dl 28.00-32.00
SERO IMUNOLOGI
Widal
S.TYPHI O Negatif Negatif
S.TYPHI H Negatif Negatif
S. PARATYPHI O – A Negatif Negatif
S. PARATYPHY O - B Negatif Negatif
2. Pemeriksaan fese 12-07-2017 jam 10.37
Pemeriksaan Hasil satuan Nilai rujukan
Makroskopis
Warna hijau
Konsistensi lembek lunak
Eritrosit 0-1 negatif
Leokosit 0-1/1pb negatif
Mikroskopis
Bakteri negatif negatif
Telur cacing negatif negatif
Epitel feses negatif negatif
Amuba negatif negatif
Pencernaan
Serat otot negatif negatif negatif
Lemak negatif negatif
3. Diet : rendah serat, nasi lunak
4. Therapy
Infus KAEN 3B 32 tpm
Ceftriaxson 2x180 mg
Antasid 2x1/3 cth
Sanmol 3x1/3 cth
Puyer zink
ANALISA DATA
NO TANGGAL
/ JAM
DATA PROBLEM ETIOLOGI
1 11-07-17
jam 20.30
wib
DO :
- Ibu klien mengatakan An.
AL mencret ± 2 hari dan
dalam satu hari mencret
lebih dari 5 kali cair.
- Saat di kaji pasien BAB
sebanyak kurang lebih 5x
dengan konsistensi cair dan
berlendir.
- Ibu klien mengatakan
anaknya sering meminta
minum ASI maupun air
putih
DO :
- Akral hangat
- Pasien sering rewel
- Pasien terlihat lemas
- TTV: Suhu : 37 0C, RR: 18 x /menit, Nadi :99 x/menit
Defisit volume
cairan
Kehilngan
cairan
sekunder
terhadap
2 11-07-17
jam 20.30
wib
DS :
- Keluarga mengatakan
pengetahuan tentang
penyakit diare masih
kurang terutama pada
penanganan saat
dirumah, tanda dan gejala
serta penyebab dari
penyakit diare
DO :
- Jawaban dari kuisoner
yang diberikan pada
peneliti keluarga hanya
mendapat scor 5 dari 14
pertanyaan.
- Kriteria kuisoner
keluarga An.AL
pengetahuan tentang
penyakit diare masih
sanagat rendah.
Defisit
pengetahuan
Kurangnya
informasi
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan b.d Kehilngan cairan sekunder terhadap diare.
2. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal /
Jam
Dx
Kriteria Hasil Intervensi TTD
11-07-2017
jam 21.00
1 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x7 jam
Fluid managemen :
wib diharapkan masalah
keperawatan defisit volume
cairan dapat diatasi dengan
kriteria hasil sebagai berikut :
Elektrolit and acid base
2 Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x7 jam
diharapkan masalah
keperawatan defisit
pengetahuan dapat diatasi
dengan kriteria hasil sebagai
1. Keluarga
klien dapat
memahami
tentang
penyakit
diare
terutama
penanganan,
tanda gejala
terta
penyebab
dari diare
2 5 penyakit diare
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd
12-07-2017
jam 09.30
wib
Jam 10.00
wib
Jam 10.30 1
1
2
Melakukan pemeriksan
tanda-tanda dehidrasi
Memberikan obat
ceftriaxson
Memberikan lembaran
S : ibu pasien mengatakan
anaknya sering rewel dan
terlihat lemas serta sering
meninta ASI terkadang air
putih minum meningkat
O : adanya peningkatan
rasa haus dan pasien
terlihat lemas dan rewel
S :-
O : di berikan obat
ceftriaxson 2x180 mg
melalui injeksi selang
infus, pasien menangis
saat diberikan obat.
wib
kuisoner kepada keluarga
pasien
Melakukan pengukuran
tanda-tanda vital pasien
Mencatat intake dan aoutput
cairan pada pasien
mengatakan sangat senang
jika diadakan penyuluhan
tentang penyakit diare.
O : keluarga pasien sangat
antusias menunggu untuk
diadakan penyuluhan dan
terlihat senang.
dan ASI sebanyak 5x.
O : cairan infus 224cc,
antibiotik 1.8cc,
minum+ASI 330cc,
diapers 420cc, IWL 63cc,
BC 72.8cc/7 jam,
kebutuhan cairan 210cc/7
jam.
O : obat ceftriaxson 2x180
mg di berikan lewat selang
infus.
S :-
Jam 13.00
tentang penyakit diare
36,8 0C, respitaroti rate 38x/menit.
S : keluarga pasien
mengatakan, pasien BAB
maupun BAK di dalam
infus 224cc, antibiotik
1.8cc. hasil balance cairan
-3.5cc/7 jam, kebutuhan
cairan 210cc/7 jam.
S : keluarga pasien
mengatakan sangat senang
dengan adanya penyuluhan
tentang penyakit diare
seperti ini.
O : keluarga pasien terlihat
senang, sangat kooperatif
dan terlihat antusias dalam
mengikuti jalannya
O : obat ceftriaxson 2x180
mg di berikan lewat selang
infus.
S :-
Jam 13.00
wib
1 Mengukur intek dan output
cairan pasien
36,4 0C, respitaroti rate 39x/menit.
S : keluarga pasien
mengatakan, pasien BAB
maupun BAK di dalam
diapers dan baru diganti
sebanyak 3x, minum air
putih 60ml, ASI sebanyak
kurang lebih 10x.
O : cairan infus 224cc,
diapers 240cc, antibiotik
1cc, IWL 63cc,
minum+ASI 135cc,
balance cairan 57cc/7 jam,
kebutuhan cairan 210cc/7
jam
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal /
Jam Dx SOAP
TTD
12-07-2017
jam 14.00
wib
1
S :
- ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami
diare, diare hari ini kurang lebih dari 5x encer dan
berlendir, tidak mengalami muntah
- Ibu klien mengatakan anaknya sangat lahap untuk
minum terutama minum ASI dan air putih
O :
- Sering rewel, sering minum dan terlihat lemas
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung
balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum
yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
12-07-2017
jam 14.00
wib
2
S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
diare masih kurang terutama pada penanganan saat
dirumah, tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit
diare
O :
- Keluarga pasien sudah di berikan lembaran kuisoner
tentang penyakit diare
- Jawaban dari kuisoner yang diberikan pada peneliti
keluarga hanya mendapat scor 5 dari 14 pertanyaan.
- Kriteria kuisoner keluarga An.A pengetahuan tentang
penyakit diare masih sanagat rendah.
A : masalah defisit keperawatan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit diare
13-07-2017
jam 14.00
wib 1
S :
- ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami
diare, diare hari ini 4x encer dan sedikit berampas,
tidak mengalami muntah
minum terutama minum ASI dan air putih
O :
- Keadaan sudah tidak lemas
- Sering rewel, sering minum
- BC -3.5cc/7 jam
- Suhu : 36,8 0C, RR: 38 x /menit, Nadi : 132 x/menit
A : masalah defisit volume cairan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. monitor TTV
2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir
kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)
3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung
balance cairan
4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum
yang banyak
5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau
pemantauan cairan infus dan pemberian obat.
13-07-2017
jam 14.00
wib
2
S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit
diare bertambah seletalh dilakukan penyuluhan tentang
penyakit diare terutama tentang penangan, tanda dan
gejala serta penyebab dari penyakit diare.
O : keluarga klien sudah di berikan penyuluhan tentang
penyakit diare
A : masalah defisit keperawatan teratasi
P : hentikan intervensi
14-07-2017
jam 14.00
wib
1 S :
- ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
mengalami diare, BAB berbentuk ampas dan
- Ibu klien mengatakan sampai saat ini anaknya
masih sangat lahap untuk minum ASI dan air
putih
O :
- BAB pasien lembek dan berampas
- Keadaan umum baik, dan tidak rewel
- Sering minum
- Suhu : 36,4 0C, RR: 39 x /menit, Nadi : 120 x/menit
- BC 57cc/7 jam
A : masalah defisit volume cairan teratasi
P : hentikan intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL DI RUANGAN MELATI RUMAH SAKIT Dr.
SOEDIRMAN KEBUMEN
Tanggal masuk : 12-07-2017 jam 17.32 wib
Tanggal pengkajian : 13-07-2017 jam 08.00 wib
Nama pengkajian : Sikhatun khasanah
Ruangan : Melati
A. DATA SUBJEKTIF a. Identitas klien
Nama : An.Aninda
Tanggal lahir : 05 oktober 2014
Umur : 3 thn 2 bulan 6 hari
Jenis kelamin : Perempuan
BB : 15 kg
Alamat : Kebumen
Agama : Islam
Pendidikan : Paud
Suku bangsa : Jawa
No RM : 351180
Diagnosa : GEA
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny.M
Umur : 30 th
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan : Ibu kandung
c. Keluhan utama : BAB cair,berlendir dan bercampur darah lebih dari
4x.
d. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu pasien mengatakan sejak 12 jam SMRS pasien mengalami
mencret bercampur darah kurang lebih 5x, disertai demam dan
kejang-kejang kurang lebih 1 jam. Saat dikaji klien mengalami
menceret lebih dari 4x cair,berlendir serta bercampur darah sedikit,
tidak mengalami muntah.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Ibu pasien mengatakan An. AN sebelumnya pernah mengalami diare
pada umur 2 tahun tetapi tidak sampai parah seperti saat ini.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien yaitu
dari ibu kandungnya pernah mengalami penyakit diare tetapi tidak
bercampur darah, sembuh ketika minum obat dari puskesmas terdekat.
a. Pre natal : Saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada
bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah
serta ibu pasien mengatakan merupakan anak kedua dan belum
pernah mengalami keguguran sebelumnya.
b. Riwayat persalinan : An. AN lahir dengan BB 3300 gram, panjang
badan saat lahir lupa, persalinan normal dirumah bersalin di bantu
oleh bidan desa dengan umur kehamilan 9 bulan.
c. Post natal : Tidak ada kelainan pada An. AN setelah kelahiran,
anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia ada.
5. Riwayat imunisasi
Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi HB 0,BCG,
DPT I,II,III, polio I,II,III,IV, MMR, campak
6. Riwayat tumbuh kembang
Pertumbuhan : Berat badan saat ini 15 kg, klien tumbuh dengan
normal sesuai usia 3 tahun
Perkembangan : Anak sangat aktif bertanya, rasa ingin tahu sangat
besar, sudah bisa di ajak bicara dengan satu arah, sudah bisa
menggambar, bisa menyebutkan nama-nama buah dan dapat naik
sepeda dengan roda tiga.
7. Genogram
8. Kebutuhan cairan
Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AN mulai dari tanggal 13-15
Juli 2017
13-07-2017 Minum 300cc
14-07-2017 Minum 200cc
Infus 105cc
15-07-2017 Minum 500cc
Makan 50cc
10. Pola pengkajian gordon
1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien mengatakan selama diare dirumah keluarga tidak
memberikan penanganan untuk mencegah diare, keluarga
beranggapan bahwa diare bisa sembuh sendiri dengan obat dari
bidan.
2. Pola Nutrisi dan Metebolik
Sebelum sakit An. AN makan sesuai porsi yang diberikan oleh
ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang