• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN - Elib Repository"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

i

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

NAMA

SIKHATUN KHASANAH A01401965

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

(2)
(3)
(4)
(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN ORISINALITAS... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

LEMBAR PENGESAHAN... iv

DAFTAR ISI... v

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAK... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Studi Kasus... 3

1.4. Manfaat Studi Kasus... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Puastaka... 5

2.1.1. Asuhan keperawatan dalam gangguan cairan dan Elektrolit... 5

2.1.1.1. Pengkajian ... 5

2.1.1.2. Diagnosa keperawatan ... 8

2.1.1.3. Perencanaan keperawatan ... 8

2.1.1.4. Pelaksanaan keperawatan ... 13

2.1.1.5. Evaluasi keperawatan ... 20

2.1.2.Penyakit Diare dengan gangguan Cairan dan elektrolit... 21

2.1.2.1. Pengertian diare... 21

2.1.2.2. Penyebab diare... 21

2.1.2.3. Tanda dan gejala diare... 22

2.1.2.4. Akibat penyakit diare... 23

2.1.2.5. Patofisiologis diare... 23

(6)

vi

2.1.2.7. Fungsi cairan... 24

2.1.2.8. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan Cairan dan elektrolit... 24

2.1.2.9. Proporsi cairan tubuh... 25

2.1.2.10.Masalah kebutuhan elektrolit... 25

2.1.2.11.Kebutuhan cairan dan elektrolit... 27

2.1.3. Tumbuh kembang Balita... 27

2.1.3.1. Pengertian balita... 27

2.1.3.2. Tumbuh kembang balita ... 27

2.1.4. Kerangka Teori... 28

BAB III METODE STUDI KASUS 3.1. Jenis/Desain/Rancangan ... 29

3.2. Subjek studi kasus... 29

3.3. Fokus studi kasus... 29

3.4. Definisi operasional... 30

3.5. Instrumen studi kasus... 30

3.6. Metode pengumpulan data... 30

3.7. Lokasi dan waktu stdui kasus... 31

3.8. Etika studi kasus ... 31

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Studi Kasus... 32

4.1.1 Fokus Asuhan Keperawatan klien 1... 32

4.1.2 Fokus Asuhan Keperawatan klien 2... 39

4.2 Pembahasan Studi Kasus... 44

4.3 Keterbatan Studi Kasus... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 49

5.2 Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamungalaikum wr.wb

Dengan mengucapkan sukur alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT DIRUMAH SAKIT RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN” laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

Selesainya laporan ini tidak lain berkat bantuan, bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak. Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Alloh SWT yang telah memberikan hidayahnya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar.

2. Kepada kedua orang tua ( Bpk Khabib Soleh dan Ibu Ma’fiyah ) yang telah memberikan kasih sayang, semangat serta do’a dan materi.

3. Ibu Herniyatun, M.Kep.Sp.Mat Selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

4. Ibu Nurlaila, M.Kep selaku Ketua Prodi Diploma III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.

5. Ibu Ning Iswati, M.Kep Pembimbing Akademik Karya Tulis Ilmiah yang

telah banyak memberikan support dan bimbingan kepada penulis.

6. Segenap Staf, Dosen dan Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Muhammadiyah Gombong yang telah berkenaan memberikan bimbingan

dan arahan materi selama penulis menempuh pendidikan.

7. Teman-teman kelas C seperjuangan yang telah memberikan semangat dan do’a.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

(8)

viii

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ujian akhir program ini masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun demi perbaikan dan penyempurnaan kedepannya.

Gombong, Agustus 2017

Sikhatun Khasanah

(9)

ix Program Studi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong KTI, Juli 2017

Sikhatun Khasanah1. Ning Iswati2.

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI DIARE DENGAN GANGGUAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

Latar belakang : Dehidrasi pada diare dapat menyebabkan kekurangan volume cairan dan elektrolit pada tubuh. Jika tidak cepat di tangani, ini dapat menyebabkan kematian.

Tujuan penulis : Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan dan elektrolit.

Metode Penulisan : Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus (case study approach), data diperoleh dari wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, rekamedik dan studi dokumen. Subjeknya dua orang pasien, yaitu anak 8 bulan dan 3 tahun.

Hasil : Dalam asuhan keperawatan kedua pasien dengan diare, mengalami kekurangan volume cairan dan lektrolit. Pengkajian didapatkan kedua pasien mengalami peningkatan rasa haus, terlihat lemas, rewel, tidak nafsu makan, BAB cair, berlendir serta bercampur darah dan peningkatan leukosit. Masalah keperawatan yang muncul adalah kekurangan volume cairan dan elektrolit dan defisit pengetahuan. Rencana keperawatan untuk mengatasi kekurangan volume cairan dan elektrolit, antara lain: monitoring TTV, intake dan output cairan, menganjurkan pasien untuk minum banyak, memberikan cairan, obat sesuai intrusksi dari dokter dan melakukan pankes tentang diare. Implementasi dilakukan selama pengelolaan 3x7 jam. Evaluasi pada kedua pasien dengan masalah kekurangan volume cairan dan elektrolit serta defisit pengetahuan teratasi.

Kesimpulan : Memeberikan cairan pada pasien dan pankes kepada kelurganya dapat mengatasi kekurangan cairan dan elektrolit pada diare.

Kata kunci : Diare, cairan elektrolit, pendidikan kesehatan

1. Mahasiswa

(10)

x DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017

Sikhatun khasanahˡ. Ning Iswati2.

ABSTRACT

THE NURSING CARE FOR DIARRHEA PATIENTS WITH FLUID AND ELECTROLYTE DISORDERS IN MELATI WARD OF

Dr. SOEDIRMAN HOSPITAL KEBUMEN

Background: Diarrheal dehydration can cause fluid volume and electrolyte deficiency in the body. It may lead to death unless it is handled.

Objective: Describing nursing care for diarrhea patients having fluid and electrolyte disturbances.

Method: This study is an analytical desccriptive with case study approach. Data were obtained from interview, physical examination, observation, and documentation. The subjects were 2 children – 8 months old and 3 years old.

Result: The nursing care showed that both patients with diarrhea had fluid volume and electrolyte deficiency. The assessment showed that both patients got increasing thirst, weak-look, fussiness, no appetite, liquid, mucus and blood mixed defecation and increasing leukosit. The emerging nursing problems were fluid and electrolyte shortage and knowledge deficit. Nursing plans to address this deficiency include monitoring the vital signs, fluid intake and output, encouraging to drink more, giving fluid and medecines in accordance with doctor’s instruction, and conducting health education about diarrhea. Implementation was conducted in 3x7 hours of the management. The evalution was that fluid volume and electrolyte shortage and knowledge deficit were resolvable.

Coclusion: Giving patients fluid and conducting health education for their family can overcome the lack of fluid and electrolyte in diarrheal disease.

Keywords: Diarrhea, fluid, electrolyte, health education

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Diare dapat menyebabkan kematian nomer dua di dunia (WHO, 2013).

Salah satu target MDGs adalah menurunkan angka kematian pada anak, termasuk

menurunkan angka kematian yang diakibatkan oleh diare. Jika pencegahan diare

tidak dilakukan dengan cepat dan berkelanjutan, maka kemungkinan sebanyak

760.000 anak akan meninggal setiap tahunnya. Tetapi jika penanganan diare

dilakukan dengan cepat dan tepat, maka jumlah kematian akan menurun setiap

tahunnya (WHO, UNICEF, 2013).

Penyakit diare merupakan angka kematian yang tinggi di negara

berkembang. Kurang lebih 10 juta anak usia kurang dari 5 tahun meninggal setiap

tahunnya di dunia dan sekitar 20% meninggal karena infeksi diare (Hardi, 2012).

Diare akut merupakan penyakit di indonesia yang masih sangat tinggi.

Dengan penderita terbanyak adalah bayi dan balita. Dari hasil riset kesehatan

dasar yang dilakukan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2007, diare akut

merupakan penyebab kematian bayi (31,4%) balita (25,2%). (Tjitrosantoso,

2013).

Di kabupaten Kebumen sendiri pada tahun 2015 penderita diare telah

mencapai targetSPM Kabupaten Kebumen (100 %) yaitu 102,4 %. Namun untuk

pencapaian penemuan penderita diare per wilayah, beberapa Puskesmas belum

mencapai target.(Sitohang ,Vensya 2011).

Diare sering menyerang balita karena daya tahan tubuhnya yang masih

lemah, sehingga mudah terkena bakteri penyebab diare. Jika diare disertai muntah

berkelanjutan akan menyebabkan dehidrasi (kekurangan cairan). Inilah yang harus

selalu diwaspadai karena sering terjadi keterlambatan dalam pertolongan dan

mengakibatkan kematian. Dehidrasi yang terjadi pada bayi ataupun anak akan

cepat menjadi parah. Hal ini disebabkan karena seorang anak berat badannya lebih

ringan daripada orang dewasa. Maka cairan tubuhnya pun relatif sedikit, sehingga

(12)

2

Dehidrasi akan semakin parah jika ditambah dengan keluhan lain seperti mencret

dan panas karena hilangnya cairan tubuh lewat penguapan. Kasus kematian balita

karena dehidrasi masih banyak ditemukan dan biasanya terjadi karena

ketidakmampuan orang tua mendeteksi tanda-tanda bahaya ini (Cahyono, 2010).

Diare yaitu kekurangan cairan pada tubuh dengan jumlah banyak ditandai

dengan BAB lebih dari 3x dalam bentuk cair, berlendir dan terkadang di sertai

darah. (Suriadi, 2010). Penanganan pertama diare akut yaitu menentukan tingakat

derajat dehidrasi. Tujuan utama terapi untuk mencegah dehidrasi, mengoreksi

kekurangan cairan dan elektrolit secara tepat (terapi rehidrasi) dan mencegah

gangguan nutrisi (Gunardi 2008).

Sebagian besar tubuh manusia terdiri atas cairan. Cairan merupakan

komposisi terbesar dalam tubuh manusia. Cairan berperan dalam menjaga proses

metabolisme dalam tubuh. Untuk menjaga kelangsungan proses tersebut adalah

keseimbangan cairan. Cairan dalam tubuh manusia normalnya adalah seimbang

antara asupan (input) dan haluaran (output). Jumlah asupan cairan harus sama

dengan jumlah cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Perubahan sedikit pada

keseimbangan cairan dan elektrolit tidak akan memberikan dampak bagi tubuh.

Akan tetapi, jika terjadi ketidak seimbangan antara asupan dan haluaran, tentunya

akan menimbulkan dampak bagi tubuh manusia. Pengaturan keseimbangan cairan

tubuh, proses difusi melalui membran sel, dan tekanan osmotik yang dihasilkan

oleh elektrolit pada kedua kompartemen (Mubarak, 2007) .

Cairan dan elektrolit sangat penting mempertahankan keseimbangan atau

homeostosis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat

mempengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh kita terdiri atas air

yang mengandung partikel - partikel bahan organik dan anorganik yang vital

untuk hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen - komponen kimiawi

(FKUI, 2008).

Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan

elektrolit. Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang

terdapat dalam tubuh sendiri. Pada bayi dan anak sering terjadi gangguan

(13)

3

2013). Gangguan volume cairan dan elektrolit merupakan salah satu kebutuhan

dasar manusia fisiologis yang harus dipenuhi, apabila penderita telah banyak

mengalami kehilangan air dan elktrolit, maka terjadilah gejala dehidrasi. Terutama

diare pada anak perlu mendapatkankan penanganan yang cepat dan tepat sehingga

tidak mempengaruhi tumbuh kembang anak (Sodikin, 2011).

Angka kematian yang tinggi akibat diare akan berdampak negatif pada

kualitas pelayanan kesehatan karena angka kematian anak (AKA) merupakan

salah satu indikator untuk menilai derajat kesehatan yang optimal, kurang

berhasilnya usaha dalam proses pencegahan diare merupakan salah satu faktor

yang harus diperhatikan karena jika upaya pencegahan tidak ditangggulangi

dengan baik, maka peningkatan penyakit diare pada balita akan semakin

meningkat (Depkes, 2010).

Dengan demikian, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dalam

bentuk karya ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien yang mengalami

diare dengan gangguan cairan dan elektrolit di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

Penulis berharap dengan studi kasus ini dapat memberikan asuhan keperawatan,

mengimplementasikan sesuai dengan intervensi yang sudah direncakan dan dapat

memberikan manfaat bagi penyakit diare dan tidak menyebabkan komplikasi yang

serius.

1.2 Rumusan masalah

Bagiaman gambaran asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan

dan elektrolit pada balita di RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?

1.3 Tujuan studi kasus

Tujuan umum

Menggambarkan asuhan keperawatan pasien diare dengan gangguan cairan dan

eletrolit.

Tujuan khusus

1.3.1 Mendiskripsikan pengkajian asuhan keperawatan pada pasien diare

dengan gangguan cairan dan elektrolit

1.3.2 Mendiskripsikan diagnosa keperawatan dengan gangguan cairan dan

(14)

4

1.3.3 Mendiskripsikan rencana asuhan keperawatan diare dengan gangguan

cairan dan elektrolit

1.3.4 Mendiskripsikan implementasi asuhan keperawatan diare dengan

gangguan cairan dan elektrolit

1.3.5 Mendiskripsikan dalam mengevaluasi asuhan keperawatan diare dengan

cairan dan elektrolit

1.4 Manfaat studi kasus

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang penyakit diare serta

cara penanganan pada pasien diare.

2. Bagi Pengembangan ilmu dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam

pemenuhan gangguan cairan dan elektrolit pada pasien diare.

3. Bagi penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset keperawatan,

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno. Editor. 2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985. hal. 283: 312.

Alireza, dkk. 2017. Evaluation of water and electrolytes disorders in severe acute diarrhea patients treated by WHO protocol in eight large hospitals in Tehran; a nephrology viewpoint. J Renal Inj Prev. 2017; 6 (2): 109-112. Anggraini, Dwi Yanti dan Budi Sutomo. Menu Sehat Untuk Batita dan Balita.

2010. Demedia: Jakarta.

Anonim. Tata Laksana Penderita Diare. Retrieved 25 Februari, 2013

Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan NANDA NIC-NOC jilid 1 tahun 2013.

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Cahyono, Dwi Anton Budi dan Dyah Andari. 2010. Mudah dan Hemat Hidup Sehat.Solo : Pustaka Arafah.

Departemen Kesehatan Rebuplik Indonesia. 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta.

Depkes RI, 2010, Hasil evaluasi program pemberantasan penyakit diare, Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Departemen Kesehatan, Jakarta.

Depkes. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan. edisi 2011. Depkes RI.

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2012. Buku Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

FKUI (2008). Gangguan Keseimbangan Air – Elektrolit Dan Asam – Basa. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Gunardi, H. 2011. Kumpulan Tips Pediatri.Edisi 2 cetakan pertama. Badan Penerbir IDAI

(16)

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: http://nursingbegin.com/askep-diare-anak/ di akses pada 11 Juni 2017 jam 21.00 wib.

IDAI. 2008. Diare pada anak. Retrieved July 27, 2017, from http://idai.go.id.

Juffrie. 2010. Gastroenterologi-hepatologi, jilid 1. Jakarta: Badan penerbit IDAI.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasidiare di Indonesia. Retrieved

Desember17, 2013, fromwww. depkes. go.

id/downloads/Buletin%20Diare_Final. Di unduh pada tanggal 02 mei 2017 jam 20.30 wib.

Mazdumer et al. 2010. Effectiveness of zinc supplementation plus oral rehydration salts for diarrhoea in infants aged less than 6 months in Haryana state, India. Bull World Health Organ. 88 (10.2471): 754–760.

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta, EGC.

Mubarak. Irwan, dkk (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Cetakan pertama. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestina: Aplikasi asuhan keperawatan Medikal Bedah. Jakata: Salemba Medika.

Nanda Internasional. 2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta: EGC. Salemba Medika.

Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Rocha, Carminate, Tibirica, Carvalho, Silva, Chebli . 2012. Acute Diarrhea in Hospitalized Children of the Municipality of Juiz de fora, mg, Brazil: Prevalence and Risk factors associated with disease severity. Arq. Gastroenterol. 49 (4): 259-265.

Saputra, Lyndo. 2013. Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tangerang: Binarupa Aksara.

(17)

Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih. 2014. Tumbuh kembang anak jilid II. Jakarta: EGC.

Suraatmaja. (2010). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. Suratmaja, Sudaryat. 2007. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Denpasar: CV.

Sagung Seto.

Suriadi, Rita Yuliana. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.

Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawata Klien Gangguan Keseimbangan Cairan & Elektrolit. Jakarta: ECG.

Tjitrosantoso Heedy, Korompis Fras, dkk. (2013). Studi penggunaan obat pada penderita diare di instasi rawat inap BLU RSUP Prof.Dr.R.D. Kandou manado priode januari-juni 2012. http://ejurnal . uniset. ac. id diakses pada tanggal 24 Mei 2017 pukul 20.30 WIB.

Utami, Rahayu Sari. 2015. Studi Kasus : Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan Gangguan Gastroenteritis Dehidrasi Sedang.Volume 2 No 1- Januari 2015.

Walgito, Bimo. (2010). Bimbingan dan Konseling Studi & Karir. Yogjakarta: Andi.

Wardani, S. 2016. Asuhan Keperawatan Manajemen Diare Pada Anak Yang Oleh Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1 (1): 24-31.

Wardani, Septi. 2016. Manajemen Diare Pada Anak Oleh Perawat Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 1 (1) 2016.

WHO, UNICEF. (2013). Ending Preventable Child Deaths from Pneumonia and Diarrhoea by 2025 The integrated Global Action Plan for Pneumonia and Diarrhoea (GAPPD). WHO. France.

WHO. 2010. World Health Statistics 2010: Causes of death.

Widoyono. (2012). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasan. Erlangga Medical Series: Jakarta.

(18)

Wong L. D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Wong, EDG. 6.Vol 2. Jakarta: EDG.

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP)

Lampiran 2 : Informasi dan pernyataan persetujuan (Informed consent)

Lampiran 3 : Bukti proses bimbingan

Lampiran 4 : Kuisoner penyakit diare

Lampiran 5 : Satuan acara penyuluhan (SAP) penyakit diare

Lampiran 6 : Lembar balik penyakit diare

Lampiran 7 : Liflet penyakit diare

Lampiran 8 : Intruksi kerja penilaian balance cairan

Lampiran 9 : Asuhan keperawatan penyakit diare

Lampiran 10 : Pengkajian tumbuh kembang menurut KPSP

(20)

Lampiran 1 : Penjelasan untuk mengikuti penelitian (PSP)

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN (PSP)

1. Kami adalah peneliti berasal dari institusi/jurusan program studi DIII

Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong. Dengan ini

meminta anda untuk berpartisipasi dengan suka rela dalam penelitian

yang berjudul “Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami

Gangguan Diare Dengan Masalah Cairan Dan Elektrolit Di RSUD Dr. Soedirman”.

2. Tujuan dari penelitian studi kasus ini adalah menggambarkan asuhan

keperawatan klien yang mengalami gangguan Diare mulai dari

pengkajian sampai dengan evaluasi keperawatan yang dapat

memberikan manfaat berupa diantaranya dapat meningkatkan

pengetahuan tentang penyaki diare serta cara penanganan diare.

Penelitian ini akan berlangsung selam 3 hari.

3. Prosedur pengambilan bahan dan cara wawancara terpimpin dengan

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung kurang

lebih 15-20 menit. Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan

tetapi anda tidak perlu khawatir karena penelitian ini untuk

kepentingan pengambilan asuhan atau pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan anda pada

penelitian ini adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan

asuhan atau tindakan yang diberikan

5. Nama dan jati diri anda bersama seluruh informasi yang saudara

sampaikan akan tetap dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian

ini, silahkan menghubungi peneliti pada no Hp 083863637448.

Peneliti

(21)

Lampiran 2 : Informasi dan pernyataan persetujuan (Informed consent)

INFORMED CONSENT (Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya

telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai

penelitian yang akan dilakukan oleh Sikhatun Khasanah dengan judul

Asuhan Keperawatan Klien yang Mengalami Diare dengan Gangguan Cairan dan Elekktrolit di Rumah Sakit RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Saya memutuskan setuju untuk ikut berpartisipasi pada penelitian

ini secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya

menginginkan mundur diri, maka saya dapat mengundurkan

sewaktu-waktu tanpa sanksi apapun.

Kebumen, Juli 2017

Saksi Yang memberikan persetujuan

... ...

Kebumen, Juli 2017

Peneliti

(22)
(23)
(24)

Lampiran 4 : Kuisoner penyakit diare

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TERHADAP PENYAKIT

DIARE DI RUMAH SAKIT

A. Identitas responden (diisi oleh peneliti) Nama responden :

1. Suatu kondisi dimana seseorang buang air besar sebanyak 3x atau lebih dalam satu hari dan tinja yang keluar berupa cairan encer berupa lendir atau bercampur darah disebut ?

a. Muntah

b. Mencret ( diare ) c. Sakit perut

2. Berapa kali buang air besar dalam sehari ? jika disebut sebagai penderita diare.

a. 1-3x sehari

b. Lebih dari 3x sehari dan tinjanya encer c. Tidak tahu

3. Apa yang anda tahu tentang penyebab diare ? a. Bakteri dan makanan yang kotor

b. Kuman penyakit c. Tidak tahu

4. Darimana sajakah penularan penyakit diare pada anak-anak ? a. Makanan, kurang menjaga kebersihan

b. Lalat

c. Semuanya benar

5. Bagimanakah penyakit diare ditularkan a. Air dan udara

b. Makan dan minuman c. Tidak tahu

6. Bagimana cara pencegahan diare

a. Tidak mencuci tangan setelah buar air besar maupun kecil b. Selalu mejaga kebersihan makan dan minuman

c. Tidak mengonsumsi makanan pedas-pedas

7. Apa yang anda lakukan pertama kali jika anak anda terkena diare ? a. Langsung dibawa kerumah sakit

(25)

c. Memberikan oralit dengan cara melarutkan garan dan gula

8. Makanan apa saja yang harus di konsumsi saat anak terkena penyakit diare?

a. Makanan yang merngandung serat-seratan seperti apel, sayur-sayuran dll

b. Makanan mie instan, gorengan dan lain-lain c. Tidak tahu

9. Apa ciri-ciri anak yang terkena diare dengan dehidrasi sedang ? a. Rewel dan mata cekung

b. Merasa haus terus-menerus c. Semua benar

10. Kapan anak dengan penyakit diare dibawa kedokter atau rumah sakit a. Muntah-muntah dan BAB lebih dari 3x serta tinja dalam bentuk

encer

b. Muntah dan panas

c. Rewel dan BAB 2x dalam sehari

11. Bagaimana cara anda dalam membersihkan kotoran anak anda setelah buang air besar ?

a. Dibersihkan dari depan kebelakang b. Dibersihkan dari belakang kedepan c. Tidak tahu

Keterangan

1. benar 1- 4 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare sangat kurang

2. benar 4 - 7 : pengetahuan orang tua terhadap penyakit diare kurang

(26)

Lampiran 5 : Satuan acara penyuluhan (SAP) penyakit diare

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN ( S A P )

PENYAKIT DIARE BALITA

1. Topik : Gangguan Sistem Gastrointestinal (Pencernaan)

2. Sub topik : Diare

3. Tujuan

3.1.Tujuan Umum

Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit

pasien atau keluarga pasien diharapkan dapat mengetahui penyakit Diare

dan hal-hal apa saja yang dapat mengakibatkan timbulnya penyakit dan

tindakan apa saja yang harus dilakukan saat sakit dan pencegahanya.

3.2.Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Diare selama 1x30 menit

peserta mampu

a. Menyebutkan kembali penyebab dari penyakit Diare

b. Menyebutkan kembali tanda dan gejala dari penyakit Diare

c. Menyebutkan kembali hal-hal yang harus dilakukan dalam menangani

penyakit Diare.

4. Sasaran : Keluarga balita yang sedang mengalami Diare

5. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab

6. Media : Liflet dan lembar balik

7. Waktu

Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017

Jam : 14.30 WIB

Lama waktu : 1x30 menit

8. Tempat : RSUD Dr. Soedirman Kebumen ruang Melati

(27)

No Waktu Tahapan

- Menjelaskan tujuan

pembelajaran

- Menjelaskan materi

penyuluhan secara

berurutan dan teratur :

1. Menjelaskan

5. Menjelaskan Proses

(28)

7. Menjelaskan

makanan yang baik

dikonsumsi pada

penyakit diare

3 8 menit Evaluasi - Meminta klien untuk

mejelaskan atau

menyebutkan kembali :

1. Penyabab dari

penyakit diare

2. Tanda dan gejala

dari penyakit diare

3. Penanganan dari

penyakit diare

- Memberikan pujian

atas keberhasilan klien

dalam menjawab.

- Persta mampu

menjawab

- Peserta terlihat

senang dan

tersenyum

4 2 menit Penutup - Mengucapkan

trimakasih, kontrak

waktu kembali di lain

hari jika materi belum

selesai dan

mengucapkan salam

- Peserta

menjawab salam

10. Penyuluh : Sikhatun Khasanah

11. Isi materi : Terlampir

12. Evaluasi

1. Evaluasi persiapan

a. Materi sudah siap dan dipelajari sebelum ke RS

b. Media sudah siap sebelum ke RS

(29)

d. Tempat sudah siap 2 jam sebelum pankes

2. Evaluasi proses

a. 75 % datang tepat waktu

b. Peserta memperhatikan penjelasan perawat

c. Peserta aktif bertanya dan memberikan pendapat

d. Media dapat digunakan secara efektif

3. Evaluasi hasil

a. Dapat menyebutkan kembali tentang penyebab penyakit diare

b. Dapat menyebutkan tanda dan gejala pada penyakit diare

c. Dapat menyebutkan hal-hal yang harus dilakukan dalam mencegah

timbulnya penyakit diare.

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian penyakit Diare

Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran,

serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali

sehari dengan atau tanpa lender darah. Salah satu faktor yang mempengaruhi

kejadian diare yaitu susu formula (Hidayat, 2012)

2. Klasifikasi diare Diare terbagi 2 , yaitu ;

1. Diare Akut

Diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 3 -7 hari

pada bayi dan anak.

2. Diare kronik

Diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

3. Penyebab penyakit Diare

Menurut Hasan dan Alatas (2010), diare disebabkan oleh beberapa faktor,

yaitu :

(30)

1. Bakteri :Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,

Yersinia, Aeromonas.

2. Virus : Enteroovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus.

3. Parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),

protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomona s

hominis), jamur (Candida albicans).

B. Faktor Malabsopsi

1. Malabsorpsi karbohidrat, yaitu pada bayi kepekaan terhadap

lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare. Gejalanya

berupa diare berat, tinja berbau sangat asam, sakit di daerah perut.

Jika sering terkena diare ini, pertumbuhan anak akan terganggu.

2. Malabsorpsi lemak, yaitu terdapat lemak dalam makanan yang

disebut triglyserida.Triglyseridadengan bantuan kelenjar lipase,

mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorpsi usus. Jika

tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, diare dapat

terjadi karena lemak tidak terserap dengan baik. Gejalanya adalah

tinja mengandung lemak.

3. Malabsorpsi protein, yaitu kesulitan penyerapan nutrisi dari makanan

yang mengandung protein.

C. Faktor makanan seperti makanan yang sudah basi, makanan yang

tercemar, terlalu banyak lemak, beracun, kurang matang, dan alergi

terhadap makanan.

4. Gejala dan Tanda penyakit Diare

Menurut Suraatmaja (2010), tanda dan gejala diare yaitu bab lebih

dari 3 kali, dengan konsistensi lembek, ada/tanpa darah. Gejala awal diare

adalah anak gelisah, menjadi cengeng, suhu tubuh meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah

diare. Hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, karena banyak kehilangan

air dan elektrolit. Gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare

dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan

(31)

cairan dan elektrolit akhirnya tampak dehidrasi yaitu berat badan turun,

turgor kulit menurun, mata dan ubun–ubun cekung, selaput lendir dan mulut

ikut kering. Bila dehirasi berat maka volume darah akan berkurang dengan

demikian nadi akan cepat dan kecil, denyur jantung cepat, tekanan darah

menurun, kasadaran menurun yang akhirnya terjadi syok .

5. Akibat Penyakit penyakit Diare

Menurut Vivian (2010), diare dapat menyebabkan beberapa komplikasi

berikut:

1. Dehidrasi : ringan, sedang, dan berat.

2. Renjatan hipovolemik yaitu kejang akibat volume darah berkurang.

3. Hipokalemia yaitu kadar kalium dalam darah rendah dengan gejala

meteorismus (kembung perut karena pengumpulan gas secara

berlebihan dalam lambung dan usus), hipotonik otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram.

4. Hipoglikemia yaitu kadar glukosa darah yang rendah.

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defesiensi enzim laktase

karena kerusakan vili mukosa usus halus.

6. Kejang terutama pada hidrasi hipotonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan (masukan makanan berkurang,

pengeluaran bertambah).

6. Proses penyakit Diare

Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan

oleh infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi

enterotoksin dan atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan

peningkatan sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan

terjadi dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.

Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar

yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :

A. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap

(32)

usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus

untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

B. Respons inflamasi mukosa, pada seluruh permukaan intestinal akibat

produksi enterotoksin dari agen infeksi memberikan respons peningkatan

aktivitas sekresi air dan elektrolit oleh dinding usus ke dalam rongga

usus, selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga

usus.

C. Gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga

timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat

menimbulkan diare pula.

Dari ketiga mekanisme diatas menyebabkan :

1. Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi yang mengakibatkan

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik,

hipokalemia)

2. Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran

bertambah)

3. Hipoglekemia, gangguan sirkulasi darah.

7. Penanganan pada penyakit diare

Hal pertama yang harus diperhatikan dalam penanggulangan diare

adalah masalah kehilangan cairan yang berlebihan (dehidrasi). Dehidrasi ini

bila tidak segera diatasi dapat membawa bahaya terutama bagi balita dan

anak-anak. Bagi penderita diare ringan diberikan oralit, tetapi bila dehidrasi

berat maka perlu dibantu dengan cairan intravena atau infus. Hal yang tidak

kalah penting dalam menanggulangi kehilangan cairan tubuh adalah

pemberian makanan kembali (refeeding) sebab selama diare pemasukan makanan akan sangat kurang karena akan kehilangan nafsu makan dan

kehilangan makanan secara langsung melalui tinja atau muntah dan

(33)

Apabila seseorang sudah mengalami diare, maka perlu dilakukan

treatment agar diare dapat segera berhenti. Berikut ini adalah beberapa

treatment untuk menanggulangi penyakit diare:

1. Rehidrasi yaitu dengan cara mengkonsumsi oralit. Minum cairan oralit

sebanyak mungkin penderita bisa meminumnya. Minum oralit tidak

perlu dalam jumlah banyak sekaligus, tetapi oralit diminum dalam

jumlah yang sedikit dan dengan frekuensi yang sering akan lebih baik

dilakukan. Satu bungkus oralit dilarutkan dalam 200 ml air matang.

Apabila oralit tidak tersedia, maka oralit bisa dibuat dengan cara

membuat larutan gula garam. Caranya yaitu dengan melarutkan dua

sendok teh gula pasir dan seujung sendok garam dapur ke dalam satu

gelas air matang. Rehidrasi juga dapat dilakukan dengan cairan

intravena terutama pada kasus dehidrasi yang berat atau shock.

2. Suplementasi zinc, yang berfungsi untuk mengurangi durasi diare

sampai 25% dan dapat mengurangi volume feses hingga 30%.

3. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat gizi, diutamakan bagi

pasien diare yang disebabkan karena malnutrisi.

4. Pemberian terapi farmakologik

1. Antibiotik

Menurut Suraatmaja (2007), pengobatan yang tepat terhadap

penyebab diare diberikan setelah diketahui penyebab diare

dengan memperhatikan umur penderita, perjalanan penyakit, sifat

tinja. Pada penderita diare, antibiotik boleh diberikan bila:

a. Ditemukan bakteri patogen pada pemeriksaan mikroskopik

dan atau biakan.

b. Pada pemeriksaan mikroskopik dan atau mikroskopik

ditemukan darah pada tinja.

c. Secara klinis terdapat tanda- tanda yang menyokong adanya

infeksi anteral.

(34)

e. Neonatus yang diduga infeksi nosokomial. Antibiotik oral yang dapat diberikan untuk disentri yaitu yang dianjurkan

untuk shigella: 2. Obat antipiretik

Menurut Suraatmaja (2007), obat antipiretik seperti preparat

salisilat (asetosal, aspirin) dalam dosis rendah (25mg/tahun/kali)

selain berguna untuk menurunkan panas sebagai akibat dehidrasi

atau panas karena infeksi, juga mengurangi sekresi cairan yang

keluar bersama tinja.

5. Pemberian zinc

Pemberian zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan

tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi Buang Air Besar

(BAB), mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan

diare pada tiga bulan berikutnya (lintas diare, 2011).

6. Pemenuhan nutrisi

ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai

umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan

sebagai pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan

menandakan kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan

diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6 x sehari), rendah

serat, buah-buahan diberikan terutama pisang (Hegar B. Dan

Handryastuti S., 2009).

8. Sebaiknya berikan makanan lunak ke anak agar sistem pencernaan anak

tidak terlalu bekerja keras untuk dapat mencerna makanan. Berikan anak

makanan seperti:

1. Pisang, dan buah-buahan lain

2. Nasi tim atau bubur nasi

3. Roti

4. Daging, ayam, ikan yang direbus atau dipanggang

5. Telur matang

(35)

7. Kentang rebus atau panggang

8. Yogurt.

DAFTAR PUSTAKA

.

Alatas, Husein dan Hasan, Rusepno.Editor.2010. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1985.hal.283: 312.

Hidayat, A. A. (2012). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:http://nursingbegin.com/askep-diare-anak/ di akses pada 11 Juni 2017 jam 21.00 wib.

Muttaqin, Arif. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi asuhan keperawatan Medikal Bedah. Jakata: Salemba Medika.

Nanny, Lia Dewi, Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.

Suraatmaja. (2010). Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto. Suratmaja, Sudaryat. 2007.Kapita Selekta Gastroenterologi Anak.Denpasar: CV.

(36)

Lampiran 8 : Intruksi kerja penilaian balance cairan

INTRUKSI KERJA

PENILAIAN BALANCE

CAIRAN

Nomor 21

Revisi ke 02

Tanggal berlaku 09092009

PENGERTIAN Penghitungan keseimbangan cairan masuk dan keluar tubuh

TUJUAN Mengetahui status cairan tubuh :

1. Mengetahui jumlah masukan cairan

2. Mengetahui keluaran cairan

3. Mengetahui balence cairan

4. Menentukan kebutuhan cairan

KEBIJAKAN Pasien dengan kecenderungan gangguan regulasi cairan

PETUGAS Perawat

PERALATAN 1. Alat tulis

2. Gelas ukur urin

PROSEDUR

PELAKSANA

A Tahap Pra Interaksi

1 Melakukan pengecekan program terapi

2 Mencuci tangan

B Tahap Orientasi

1 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik

2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada

keluarga/klien

C Tahap Kerja

1 Membaca tasmiyah dan menghitung intake oral (minum)

2 Menghitung intake oral (makan)

3 Menghitung intake parenteral

4 Menghitung cairan metabolisme

(37)

6 Menghitung output feses

7 Menghitung output abnormal (muntah, drain, perdarahan

dll)

8 Menghitung output IWL

9 Menghitung balence cairan

D Tahap Terminasi

1 Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien dan keluarga

klien

2 Mengbereskan alat-alat

3 Mencuci tangan

4 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Daftar Pustaka Departemen Kesehatan RI, Dirjenyanmed, 1991. Prosedur

Perawatan Dasar, Direktorat Rumah Sakit Dan Pendidikan.

Potter, P.A., Perry, A.G., 1996, Fundamentals of Nursing, St.Louis, Mosby Company.

Rider, j., et.al, 1995, Modules for Basic Nursing Skills,

Philadelphia, Lippincott.

Smeltzer, S.C., Bare,B.G.,2002, Keperawatan Medikal Bedah

Brunner dan Suddarth, Alih Bahasa: Monica Ester, EGC;

Jakarta

Sumber Team departemen basic skill of nursing/kebutuhan dasar

(38)

Lampiran 9 : Asuhan keperawatan penyakit diare

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL DI RUANGAN MELATI RUMAH SAKIT Dr.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Tanggal masuk : 11-07-2017 jam 20.00 wib

Tanggal pengkajian : 11-07-2017 jam 20.30 wib

Nama pengkajian : Sikhatun khasanah

Ruangan : Melati

A. DATA SUBJEKTIF

a. Identitas klien

Nama : An.Aliya

Tanggal lahir : 06 november 2016

Umur : 8 bulan 4 hari

Jenis kelamin : Perempuan

BB : 7,2 kg

PB/TB : 60 cm

Alamat : Alian

Agama : Islam

Pendidikan :

Suku bangsa : Jawa

No RM : 351041

Diagnosa : GEA dehidrasi sedang

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.H

Umur : 24 th

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

(39)

c. Keluhan utama : BAB cair dan berlendir.

d. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu klien mengatakan sebelum dibawa kerumah sakit kurang lebih 2

hari mengalami mencret, dalam satu hari lebih dari 6x cair dan

berlendir dan muntah selama dua hari kurang lebih 5x. Pasien datang

kerumah sakit dengan rujukan dari rumah sakit wijaya kusuma dengan

gangguan GEA dehidrasi dan vomitus dan disarankan untuk di

lakukan pemberian cairan serta dilakukan rawat inap. Saat di IGD

pasien di berikan cairan infus KAEN 32tpm, pasien muntah 1x saat

setelah diberikan ASI. BAB pasien saat di IGD sampai di bawa ke

ruangan pasien baru di ganti diapers sebanyak 4x dengan konsistensi

cair dan berlendir, BAB dan BAK di dalam diapers.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu klien mengatakan An. AL sebelumnya belum pernah mengalami

atau menderita diare dan baru kali ini dirawat dirumah sakit karena

penyakit diare.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga klien yaitu

dari ibu pernah mengalami penyakit diare kurang lebih 1 minggu yang

lalu tetapi tidak sampai dirawat dirumah sakit.

4. Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Pre natal : saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada

bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah

serta ibu klien mengatakan merupakan anak pertama dan belum

pernah mengalami keguguran sebelumnya.

b. Riwayat persalinan : An. AL lahir dengan BB 2500 gram, panjang

badan 46 cm lahir dengan normal dirumah bersalin di bantu oleh

bidan desa dengan umur kehamilan 9 bulan.

c. Post natal : tidak ada kelainan pada An. AL setelah kelahiran,

(40)

5. Riwayat imunisasi

Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi HB 0,BCG,

DPT I,II,III, polio I,II,III,IV, MMR.

6. Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan : Berat badan saat ini 7,2 kg, gigi klien sudah

tumbuh depan dan bawah 4 di tambah samping atas 1 buah.

Perkembangan : Anak sudah bisa belajar tengkurap sendiri, dapat

menggeleng-gelengkan kepala, bisa memegang roti serta

memasukanya sendiri, bisa mengungkapkan rasa gembira atau

sedihnya dengan berteriak dan lain-lain sesuai pengkajian KPSP umur

6 bulan.

7. Genogram

8. Kebutuhan cairan

Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AL mulai dari tanggal 12-14

Juli 2017

Tanggal Input Output Balance Cairan

12-07-2017 Minum+ ASI

330cc

Infus 224cc

Antibiotik 1.8cc

Total 555.8cc

Diapers 420cc

IWL 63cc

Total 483cc

BC=Input-Output

BC=555.8-483

BC=72.8cc/7

jam

13-07-2017 Minum+ASI

153.7cc

Infus 224cc

Diapers 320cc

IWL 63cc

Total 383cc

BC=Input-Output

(41)

Antibiotik 1.8cc

Total 379.5cc

BC=-3.5cc/7

jam

14-07-2017 Minum+ASI

135cc

Infus 224cc

Antibiotik 1cc

Total 360cc

Diapers 240cc

IWL 63cc

Total 303cc

BC=Input-Output

BC=360-303

BC=57cc/7 jam

9. Kebutuhan kalori

Rumus : BB x 100

: 7,2 x 100

: 720 kkal

10. Pola pengkajian gordon

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga klien mengatakan bahwa kesehatan sangatlah penting

khususnya An. AL karena masih balita. Saat mengetahui anaknya

mengalami mencret, muntah serta demam klien langsung dibawa

ke dokter terdekat, kelurga juga mengatakan saat membersihkan

BAB pada klien yaitu dengan air hangat atau tissu basah serta

gerakan dimulai dari belakang kedepan.

b. Pola Nutrisi dan Metebolik

Sebelum sakit An. AL makan sesuai porsi yang diberikan oleh

ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang

dihaluskan, kuah sayuran,lauk dan ASI. Selama sakit An. AL rasa

haus meningkat, An. AL hanya mau minum ASI sehari kurang

lebih 5x, serta air putih 3 botol dot ukuran 60 ml dan tidak nafsu

makan.

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit ibu pasien mengatakan pasien BAB sehari kurang

lebih 3x dengan konsistensi lembek warna kuning bau khas, BAK

(42)

Ibu klien mengatakan An. AL 2 hari SMRS mengalami diare

kurang lebih 5x BAB cair tidak bercampur darah, muntah pada

hari 2 SMRS kurang lebih 3x. Saat diruangan An. A BAB lebih

dari 5x dengan konsistensi cair dan terdapat lendir dan sudah ganti

diapers selama 4x, dengan berat 500 c. Untuk BAK An. AL tidak

terkaji karena di pasang diapers.

d. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit klien sangat aktif jarang terlihat rewel, pasien juga

sering bermain di lantai dan selama sakit klien banyak tidur di

dampingi oleh ibunya, klien terlihat lemas, sering rewel klien

jarang keluar dari ruangan, ketika jenuh An. AL minta untuk

digendong oleh ibu atau neneknya di dalam ruangan.

e. Pola Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit An. AL tidur sehari kurang lebih 8-9 jam selalu

nyenyak tidak ada gangguan, bangun hanya ketika haus dan lapar,

selama sakit klien mengalami gangguan dalam tidurnya karena

terpasang selang infus dan sakit pada perutnya.

f. Pola Persepsi dan Kognitif

Klien tidak ada keluhan yang berkenaan dengan kemampuan

sensasi yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan

maupun sensasi perubahan. Klien juga tidak menggunakan alat

bantu pendengaran maupun alat bantu penglihatan. Ibu klien

mengatakan tinggal di daerah pegunungan jarak antara rumah

dengan tetangga sangat dekat, air yang digunakan untuk

sehari-hari yaitu dengan air sumur.

g. Pola Hubungan / Peran

Keluarga mengatakan An.AL hanya bisa menangis dan sering

rewel ketika merasa lapar dan sakit. pada saat pengkajian An.AL

terlihat tenang saat di pengang pipinya, dan selalu menangis ketika

di berikan obat lewat selang infus

(43)

An. AL berjenis kelamin perempuan dengan umur 8 bulan 4 hari,

tidak ada gangguan diorgan reproduksinya. Keluarga klien juga

mengatakan bahwa anakanya adalah anak pertama keluarga sangat

mencemasakan kondisi An. AL terutama neneknya karena

mencret terut-menerus.

i. Pola Persepsi dan Konsep Diri

Ibu An. AL mengatakan bahwa anaknya mengalami ketakutan saat

melihat orang yang baru dikenal, Setiap dilakukan tindakan

keperawatan pada An. AL selalu menangis terutama ketika

melihat orang yang memakai baju putih-putih.

j. Pola Mekanisme Koping

An. AL ketika merasa takut hanya melihat petugas perawat yang

merawatnya sambil menangis dan minta di gendong oleh ibu atau

neneknya.

k. Pola Nilai Kepercayaan / keyakinannya

Keluarga An.AL beragama islam dan Alhamdullilah dalam

keluarga klien tidak ada keyakinan / kebudayaan yang

bertentangan dengan kesehatan maupun dalam pengobatan yang

dijalani.

B. DATA OBJEKTIF

Pengkajian Fisik

1. Penampilan / keadaan umum : Klien terlihat lemas

2. Tingkat kesadaran : Composmetis

3. Tanda – tanda vital

Suhu : 37 0C Respirasi rate: 18 x /menit

Nadi : 99 x/menit

4. Pengukuran Autopometri

Berat Badan : 7,2 kg

(44)

1. Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan, ubun-ubun

normal.

Rambut : Hitam, bersih, bau wangi

Mata : Tidak Cekung, konjungtiva anemis, tidak ada

sedikit secret dan air mata tidak kering.

Hidung : Tidak ada sekret, tidak memakai selang oksigen

dan NGT.

Telinga : Kemampuan mendengar normal, simetris tubuh,

tidak ada nyeri, tidak ada sekret / pembengkakan

Mulut : Selaput mukosa lembab, gigi baru keluar 5, 4 di

depan atas bawah dan satu di samping kanan atas.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan

peningkatan JVP

2. Dada dan Thoraks : pergerakan dada dan thorak seimbang, tidak

nampak penggunaan otot bantu pernafasan

5. Abdomen

Inspeksi : Kembung, tidak ada luka, bentuk simetris

Auskultasi : Bising usus > 30 x /menit

Palpasi : Terdapat nyeri tekan

Perkusi : Hipertimpani

6. Genital : Tidak menggunakan kateter serta tidak mengalami

iritasi pada daerah pantat

7. Anal : Ada kemerahan.

8. Ekstremitas : Kuku bersih, turgor kulit normal, akral hangat,

capilary refill time < 2 detik, untuk mobilitas dan

keamanan (koordinasi otot,pergerakan tubuh) di

semua ekstremitas baik, terpasang infus KAEN di

lengan kanan dengan 32 tpm

9. Data penunjang

1. Laboratorium 11-07-2017 jam 18:54

(45)

Hemoglobin 9,2 gr/dl 10.5 -12.5

Hematokrit 30 % 35.0-43.0

Leukosit 13.3 10^3/ul 6.00-17.50

Trombosit 457 10^3/ul 229-553

Erytrosit 4.9 10^6/ul 3.60-5.20

MCV 62 fL 74.00-106.000

MCH 19 pg 21.00-33.00

MCHC 31 g/dl 28.00-32.00

SERO IMUNOLOGI

Widal

S.TYPHI O Negatif Negatif

S.TYPHI H Negatif Negatif

S. PARATYPHI O – A Negatif Negatif

S. PARATYPHY O - B Negatif Negatif

2. Pemeriksaan fese 12-07-2017 jam 10.37

Pemeriksaan Hasil satuan Nilai rujukan

Makroskopis

Warna hijau

Konsistensi lembek lunak

Eritrosit 0-1 negatif

Leokosit 0-1/1pb negatif

Mikroskopis

Bakteri negatif negatif

Telur cacing negatif negatif

Epitel feses negatif negatif

Amuba negatif negatif

Pencernaan

Serat otot negatif negatif negatif

Lemak negatif negatif

(46)

3. Diet : rendah serat, nasi lunak

4. Therapy

Infus KAEN 3B 32 tpm

Ceftriaxson 2x180 mg

Antasid 2x1/3 cth

Sanmol 3x1/3 cth

Puyer zink

ANALISA DATA

NO TANGGAL

/ JAM

DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 11-07-17

jam 20.30

wib

DO :

- Ibu klien mengatakan An.

AL mencret ± 2 hari dan

dalam satu hari mencret

lebih dari 5 kali cair.

- Saat di kaji pasien BAB

sebanyak kurang lebih 5x

dengan konsistensi cair dan

berlendir.

- Ibu klien mengatakan

anaknya sering meminta

minum ASI maupun air

putih

DO :

- Akral hangat

- Pasien sering rewel

- Pasien terlihat lemas

- TTV: Suhu : 37 0C, RR: 18 x /menit, Nadi :99 x/menit

Defisit volume

cairan

Kehilngan

cairan

sekunder

terhadap

(47)

2 11-07-17

jam 20.30

wib

DS :

- Keluarga mengatakan

pengetahuan tentang

penyakit diare masih

kurang terutama pada

penanganan saat

dirumah, tanda dan gejala

serta penyebab dari

penyakit diare

DO :

- Jawaban dari kuisoner

yang diberikan pada

peneliti keluarga hanya

mendapat scor 5 dari 14

pertanyaan.

- Kriteria kuisoner

keluarga An.AL

pengetahuan tentang

penyakit diare masih

sanagat rendah.

Defisit

pengetahuan

Kurangnya

informasi

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Defisit volume cairan b.d Kehilngan cairan sekunder terhadap diare.

2. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi

INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal /

Jam

Dx

Kriteria Hasil Intervensi TTD

11-07-2017

jam 21.00

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3x7 jam

Fluid managemen :

(48)

wib diharapkan masalah

keperawatan defisit volume

cairan dapat diatasi dengan

kriteria hasil sebagai berikut :

Elektrolit and acid base

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x7 jam

diharapkan masalah

keperawatan defisit

pengetahuan dapat diatasi

dengan kriteria hasil sebagai

(49)

1. Keluarga

klien dapat

memahami

tentang

penyakit

diare

terutama

penanganan,

tanda gejala

terta

penyebab

dari diare

2 5 penyakit diare

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tgl/jam Dx Implementasi Respon Ttd

12-07-2017

jam 09.30

wib

Jam 10.00

wib

Jam 10.30 1

1

2

Melakukan pemeriksan

tanda-tanda dehidrasi

Memberikan obat

ceftriaxson

Memberikan lembaran

S : ibu pasien mengatakan

anaknya sering rewel dan

terlihat lemas serta sering

meninta ASI terkadang air

putih minum meningkat

O : adanya peningkatan

rasa haus dan pasien

terlihat lemas dan rewel

S :-

O : di berikan obat

ceftriaxson 2x180 mg

melalui injeksi selang

infus, pasien menangis

saat diberikan obat.

(50)

wib

kuisoner kepada keluarga

pasien

Melakukan pengukuran

tanda-tanda vital pasien

Mencatat intake dan aoutput

cairan pada pasien

mengatakan sangat senang

jika diadakan penyuluhan

tentang penyakit diare.

O : keluarga pasien sangat

antusias menunggu untuk

diadakan penyuluhan dan

terlihat senang.

dan ASI sebanyak 5x.

O : cairan infus 224cc,

antibiotik 1.8cc,

minum+ASI 330cc,

diapers 420cc, IWL 63cc,

BC 72.8cc/7 jam,

kebutuhan cairan 210cc/7

jam.

O : obat ceftriaxson 2x180

mg di berikan lewat selang

infus.

S :-

(51)

Jam 13.00

tentang penyakit diare

36,8 0C, respitaroti rate 38x/menit.

S : keluarga pasien

mengatakan, pasien BAB

maupun BAK di dalam

infus 224cc, antibiotik

1.8cc. hasil balance cairan

-3.5cc/7 jam, kebutuhan

cairan 210cc/7 jam.

S : keluarga pasien

mengatakan sangat senang

dengan adanya penyuluhan

tentang penyakit diare

seperti ini.

O : keluarga pasien terlihat

senang, sangat kooperatif

dan terlihat antusias dalam

mengikuti jalannya

O : obat ceftriaxson 2x180

mg di berikan lewat selang

infus.

S :-

(52)

Jam 13.00

wib

1 Mengukur intek dan output

cairan pasien

36,4 0C, respitaroti rate 39x/menit.

S : keluarga pasien

mengatakan, pasien BAB

maupun BAK di dalam

diapers dan baru diganti

sebanyak 3x, minum air

putih 60ml, ASI sebanyak

kurang lebih 10x.

O : cairan infus 224cc,

diapers 240cc, antibiotik

1cc, IWL 63cc,

minum+ASI 135cc,

balance cairan 57cc/7 jam,

kebutuhan cairan 210cc/7

jam

EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal /

Jam Dx SOAP

TTD

12-07-2017

jam 14.00

wib

1

S :

- ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami

diare, diare hari ini kurang lebih dari 5x encer dan

berlendir, tidak mengalami muntah

- Ibu klien mengatakan anaknya sangat lahap untuk

minum terutama minum ASI dan air putih

O :

- Sering rewel, sering minum dan terlihat lemas

(53)

A : masalah defisit volume cairan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

1. monitor TTV

2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir

kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)

3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung

balance cairan

4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum

yang banyak

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau

pemantauan cairan infus dan pemberian obat.

12-07-2017

jam 14.00

wib

2

S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit

diare masih kurang terutama pada penanganan saat

dirumah, tanda dan gejala serta penyebab dari penyakit

diare

O :

- Keluarga pasien sudah di berikan lembaran kuisoner

tentang penyakit diare

- Jawaban dari kuisoner yang diberikan pada peneliti

keluarga hanya mendapat scor 5 dari 14 pertanyaan.

- Kriteria kuisoner keluarga An.A pengetahuan tentang

penyakit diare masih sanagat rendah.

A : masalah defisit keperawatan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

1. Memberikan penyuluhan tentang penyakit diare

13-07-2017

jam 14.00

wib 1

S :

- ibu klien mengatakan anaknya masih mengalami

diare, diare hari ini 4x encer dan sedikit berampas,

tidak mengalami muntah

(54)

minum terutama minum ASI dan air putih

O :

- Keadaan sudah tidak lemas

- Sering rewel, sering minum

- BC -3.5cc/7 jam

- Suhu : 36,8 0C, RR: 38 x /menit, Nadi : 132 x/menit

A : masalah defisit volume cairan belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

1. monitor TTV

2. Kaji tanda – tanda Dehidrasi ( seperti mukosa bibir

kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung)

3. monitor intake dan output cairan untuk menghitung

balance cairan

4. Anjurkan klien untuk minum setelah BAB, minum

yang banyak

5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian atau

pemantauan cairan infus dan pemberian obat.

13-07-2017

jam 14.00

wib

2

S : Keluarga mengatakan pengetahuan tentang penyakit

diare bertambah seletalh dilakukan penyuluhan tentang

penyakit diare terutama tentang penangan, tanda dan

gejala serta penyebab dari penyakit diare.

O : keluarga klien sudah di berikan penyuluhan tentang

penyakit diare

A : masalah defisit keperawatan teratasi

P : hentikan intervensi

14-07-2017

jam 14.00

wib

1 S :

- ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak

mengalami diare, BAB berbentuk ampas dan

(55)

- Ibu klien mengatakan sampai saat ini anaknya

masih sangat lahap untuk minum ASI dan air

putih

O :

- BAB pasien lembek dan berampas

- Keadaan umum baik, dan tidak rewel

- Sering minum

- Suhu : 36,4 0C, RR: 39 x /menit, Nadi : 120 x/menit

- BC 57cc/7 jam

A : masalah defisit volume cairan teratasi

P : hentikan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL DI RUANGAN MELATI RUMAH SAKIT Dr.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Tanggal masuk : 12-07-2017 jam 17.32 wib

Tanggal pengkajian : 13-07-2017 jam 08.00 wib

Nama pengkajian : Sikhatun khasanah

Ruangan : Melati

A. DATA SUBJEKTIF a. Identitas klien

Nama : An.Aninda

Tanggal lahir : 05 oktober 2014

Umur : 3 thn 2 bulan 6 hari

Jenis kelamin : Perempuan

BB : 15 kg

(56)

Alamat : Kebumen

Agama : Islam

Pendidikan : Paud

Suku bangsa : Jawa

No RM : 351180

Diagnosa : GEA

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny.M

Umur : 30 th

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Hubungan : Ibu kandung

c. Keluhan utama : BAB cair,berlendir dan bercampur darah lebih dari

4x.

d. Riwayat kesehatan

1. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu pasien mengatakan sejak 12 jam SMRS pasien mengalami

mencret bercampur darah kurang lebih 5x, disertai demam dan

kejang-kejang kurang lebih 1 jam. Saat dikaji klien mengalami

menceret lebih dari 4x cair,berlendir serta bercampur darah sedikit,

tidak mengalami muntah.

2. Riwayat kesehatan dahulu

Ibu pasien mengatakan An. AN sebelumnya pernah mengalami diare

pada umur 2 tahun tetapi tidak sampai parah seperti saat ini.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Saat pengkajian diperoleh data bahwa anggota keluarga pasien yaitu

dari ibu kandungnya pernah mengalami penyakit diare tetapi tidak

bercampur darah, sembuh ketika minum obat dari puskesmas terdekat.

(57)

a. Pre natal : Saat hamil ibu sering memeriksakan kehamilannya pada

bidan mendapat imunisasi TT 1x, vitamin dan penambahan darah

serta ibu pasien mengatakan merupakan anak kedua dan belum

pernah mengalami keguguran sebelumnya.

b. Riwayat persalinan : An. AN lahir dengan BB 3300 gram, panjang

badan saat lahir lupa, persalinan normal dirumah bersalin di bantu

oleh bidan desa dengan umur kehamilan 9 bulan.

c. Post natal : Tidak ada kelainan pada An. AN setelah kelahiran,

anggota tubuh lengkap, anus ada, genitalia ada.

5. Riwayat imunisasi

Keluarga mengatakan anak sudah mendapat imunisasi HB 0,BCG,

DPT I,II,III, polio I,II,III,IV, MMR, campak

6. Riwayat tumbuh kembang

Pertumbuhan : Berat badan saat ini 15 kg, klien tumbuh dengan

normal sesuai usia 3 tahun

Perkembangan : Anak sangat aktif bertanya, rasa ingin tahu sangat

besar, sudah bisa di ajak bicara dengan satu arah, sudah bisa

menggambar, bisa menyebutkan nama-nama buah dan dapat naik

sepeda dengan roda tiga.

7. Genogram

8. Kebutuhan cairan

Hasil Penghitungan Balance Cairan An. AN mulai dari tanggal 13-15

Juli 2017

(58)

13-07-2017 Minum 300cc

14-07-2017 Minum 200cc

Infus 105cc

15-07-2017 Minum 500cc

Makan 50cc

10. Pola pengkajian gordon

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Keluarga pasien mengatakan selama diare dirumah keluarga tidak

memberikan penanganan untuk mencegah diare, keluarga

beranggapan bahwa diare bisa sembuh sendiri dengan obat dari

bidan.

2. Pola Nutrisi dan Metebolik

Sebelum sakit An. AN makan sesuai porsi yang diberikan oleh

ibunya 3x/hari selalu habis dan terkadang lebih, jenisnya nasi yang

Gambar

Tabel 1. Kekuatan dan kelemahan

Referensi

Dokumen terkait

pemberian asuhan keperawatan anak dengan gangguan pencernaan

Melihat banyaknya penduduk di Indonesia yang menderita penyakit diare, banyak angka kematian di Indonesia akibat diare maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Dr. Dari 4 bayi yang mendapat ASI eksklusif 2 bayi terjadi diare, dan 6 bayi yang menggunakan botol susu 5 bayi terjadi diare. Dari

Metode:karya tulis ilmiah ini adalah Descriptive analytic dengan pendekatan studi kasus (care study approach). Data diperoleh dari hasil observasi wawancara,

klien yang mengalami pneumonia dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang dapat memberi manfaat berupa ilmu terapan di bidang keperawatan tentang penyakit

Tujuan umum : tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan masalah pemenuhan kebutuhan perawatan diri pada pasien

Penelitian lain di rumah sakit swasta di Jakarta tentang penatalaksanaan diare diperoleh hasil bahwa tata laksana diare akut di tiga rumah sakit swasta di Jakarta kurang

DI RUANG MELATI RSUD DR. Tatalaksana pasien anak dengan bronkopneumonia di rumah sakit secara farmakologi biasanya menggunakan terapi inhalasi. Terapi ini dilakukan