• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak geografis dan administrasi

Kabupaten Tambrauw adalah kabupaten pemekaran dari kabupaten Sorong dan Kabupaten Manokwari. Secara georgrafis kabupaten ini terletak disebelah utara Kepala Burung Papua dan menjadi bagian dari pegunungan Tambrauw Utara. Dasar hukum pembentukan kabupaten ini adalah Undang Undang RI tahun 2008 Nomor 56 dengan perubahan Pasal 3 ayat 1 sesuai Keputusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor. 127/PUU-VII/2009 tanggal 25 Januari 2009.

Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia, Mardiyanto pada 29 Oktober 2008. Berdasarkan Keputusan Mahkamah Konstitusi RI Nomor 127/PUU-VII/2009, tanggal 25 Januari 2009 dengan luas wilayah daratan adalah sekitar 506.677,84 Ha atau 5.066,77 km2, dan wilayah laut kewenangan sekitar 211.171,62 Ha atau 2.111,71 km2 (yaitu selebar 4 mil laut dari garis pantai). Berdasarkan Peta Rupa Bumi BAKOSURTANAL skala 1 : 250.000, wilayah Kabupaten Tambrauw tersebut secara geografis terletak di antara : 132o 00‟ 26”–132o 57‟ 54” BT dan 00o 20‟ 32”–1o 06‟ 01” LS. Batas wilayah Kabupaten Tambrauw tersebut adalah sebagai berikut :

 sebelah utara : Samudera Pasifik  sebelah timur : Kabupaten Manokwari  sebelah selatan : Kabupaten Sorong Selatan  sebelah barat : Kabupaten Sorong

Kabupaten Tambrauw dibentuk dari sembilan distrik yaitu distrik di pesisir seperti distrik Abun, distrik Amberbaken, distrik Kwoor, distrik Sausapor, dan distrik di pegunungan Tambrauw yaitu distrik Feef, distrik Kebar, distrik Mubrani, distrik Snoopi, distrik Miyah dan distrik Yembun.

Kawasan Konservasi Laut Daerah Abun secara adminitratif termasuk dalam wilayah pemerintahan distrik Sausapor, distrik Kwoor dan distrik Abun yang terdiri dari delapan kampung (Tabel 16, Gambar 13,16). Luas kawasan 169.158 ha terdiri atas 69.372 (41%) daratan dan 99.786 ha (59%) perairan laut. Secara astronomis KKLD Abun terletak pada posisi 132.o14” - 132o98” BB dan 0o.32”-0o.58” dengan batas wilayah di sebelah utara berbatasan dengan Samudera

(2)

Pasifik, disebelah selatan dengan distrik Yembun, Fef dan Miyah; disebelah timur berbatasan Distrik Saukorem dan Amberbaken dan disebelah Barat dengan Distrik Moraid.

KKLD Abun terletak di ujung Utara Kepala Burung Papua, kawasan KKLD Abun merupakan kawasan pesisir dimana terdapat garis pantai yang membentang sepanjang 20.75 km. Terdapat 2 pantai peneluran penyu belimbing dan penyu lainnya yaitu pantai Jamursba Medi sepanjang 18 km yang terbagi atas 3 kawasan pantai yakni Baturumah (4 Km), Wembrak (7.5 Km) dan Warmamedi (4.75 Km) dan Pantai Wermon yang terletak 30 Km sebelah timur Jamursba Medi, antara tanjung Weyos dan kampung Wau dengan panjang sekitar 6 km. Selain lokasi peneluran, KKLD Abun juga dikelilingi oleh delapan kampung di pesisir utara seperti pada Tabel 11.

Tabel 11. Nama lokasi penelitian

No Nama Pantai Nama Kampung 1. Jamursba Medi Sausapor

2. Wembrak Saubeba

3. Baturumah -

4. Warmamedi Warmandi

5. Wermon Wau/Weyaf , Waybeam

6. Luar KKLD Sarray, Bremi

4.2 Fisiografi kawasan

Fisiografi kawasan KKLD Abun sebagian besar adalah daerah pegunungan (63.13%) terutama pada sisi utara Kabupaten Tambrauw (WWF 2007). Bentuk topografi merupakan bagian dari bentangan alam pegunungan Tambrauw yang berada di tengah KKLD Abun seperti pada Tabel 12.

Tabel 12. Persebaran luas wilayah menurut topografi wilayah daratan KKLD Abun

No Topografi Lereng (%) Luas (ha) Persen (%)

1 Landai <2 8.171,562 11.78 2 Datar 2-8 11.076,511 15.97 3 Berbukit 41-65 6.325,749 9.12 4 Bergunung >65 43.797,951 63.13 Total 69.371,773 100.00 Sumber : WWF (2007)

(3)

Pegunungan Tambrauw dan Pantai Jamurba Medi telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi dalam katagori Cagar Alam dan Suaka Margasatwa. Dengan fungsi kawasan ini, maka aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan wilayah pegunungan dan sebagian wilayah pantai semakin terbatas dan hanya diperbolehkan untuk memanfaatkan jasa lingkungan. Karena itu dengan ditetapkannya sebagai KKLD Abun diharapkan mampu mengakomodir kepentingan wilayah daratan dan pesisir di KKLD Abun.

4.3 Tipe tutupan dalam KKLD

Kondisi penutupan lahan wilayah daratan KKLD Abun ditutupi hutan primer dan hutan sekunder. Wilayah dekat pemukiman penduduk didominasi lahan terbuka atau lahan kritis, semak belukar dan lahan bekas kebun (tegalan) dengan proporsi luasan relatif sempit (Tabel 13). Luasan hutan primer dan sekunder sebesar 55% dari luas daratan KKLD Abun. Kebutuhan lahan untuk kepentingan pembangunan dan kegiatan ekonomi masyarakat perlu ditetapkan dengan mempertimbangkan fungsi konservasi kawasan sehingga alihfungsi lahan tidak melebihi daya dukung kawasan (WWF 2007).

Tabel 13. Sebaran luas menurut tutupan lahan KKLD Abun

No Tutupan Lahan Luas (Ha) Persen (%) 1 Hutan primer 33.531,460 19.82 2 Hutan sekunder 10.414,597 6.16

3 Semak belukar 188,938 0.11

4 Perkebunan 10,355 0.01

5 Pertanian dan tegalan 1.662,191 0.98 6 Lanah terbuka atau kritis 66,473 0.04

7 Pemukiman 224,213 0.13 8 Perairan sungai 40,604 0.02 9 Perairan laut 99.786,26 58.99 10 Tutupan awan 23.233,942 13.74 Total 169.150,033 100.00 Sumber : WWF (2007)

4.4 Sebaran pusat pemukiman dalam KKLD

Pusat pemukiman dari kampung didalam KKLD Abun terdistribusi di pesisir pantai, kecuali Kampung Werbes distrik Sausapor relatif berada di daerah pegunungan (pedalaman). Ibukota distrik berada di Sausapor terletak diujung paling barat ibukota distrik Kwoor berada pertengahan antara distrik Sausapor dan

(4)

distrik Abun sementara ibukota distrik Abun berada di Weibem diujung paling timur KKLD. Penyebaran pusat pemukiman mengindikasikan bahwa masyarakat di kawasan ini berinteraksi dengan hutan dan laut. Ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya terlihat dari pola hidup masyarakat yang subsiten dan tidak konservatif. Pola hidup subsisten adalah kebiasaan turun temurun yang sangat bergantung kepada sumberdaya dengan memanfaatkan secara menyeluruh tanpa mampu memproduksi. Pola hidup yang tidak konservatif terlihat dari pola pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan misalnya dalam memanfaatkan sumberdaya laut dengan menggunakan sianida. Contoh lain seperti pemanfaatan sumberdaya hutan seperti kulit kayu pohon Lawang dilakukan dengan menebang keseluruhan pohon dan tanpa ada upaya budidaya. Berdasarkan fakta ini maka harus ada penyadaran terhadap pola pemanfaatan sehingga keberadaan sumberdaya tetap tersedia di alam.

4.5 Potensi keanekaragaman hayati dalam KKLD Abun

Terumbu karang dalam kawasan KKLD Abun menyebar terutama di sekitar pulau pulau dan sepanjang pesisir pantai. Formasi terumbu karang ini didominasi oleh karang mati (Dead coral ) pada daerah paparan terumbu dan hanya sedikit karang hidup terutama pada daerah bagian kemiringan laut. Karang tersebut umumnya berada dikedalaman 15 meter dengan jenis terumbu karang didominasi oleh marga Poritidae dan pada dinding-dinding tebing ditemui jenis karang dari katagori non Acropora. Jumlah jenis karang dan persentase tutupannya terlihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Komposisi jenis dan persentase tutupan terumbu karang di KKLD Abun No Jumlah jenis Jumlah jenis (%) tutupan

1 Karang hidup (life coral) 13 42

2 Karang mati (dead coral) 2 17

3 Algae 5 3

4 Biotik lain 4 5

5 Abiotik 5 28

Total 29 100

Sumber : DKP (2004) in WWF (2007)

Rendahnya jumlah jenis dan persentase tutupan terumbu karang disebabkan karena kondisi kawasan yang berhadapan dengan samudra. Selain itu, pesisir KKLD Abun yang memiliki muara sungai besar menyebabkan tingginya

(5)

kekeruhan karena sedimentasi menyebabkan lambatnya pertumbuhan yang lambat dari terumbu karang dan hanya jenis tertentu saja yang ditemukan diperairan ini. Kategori jenis tutupan karang terlihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Persen penutupan terumbu karang diperairan laut KKLD Abun No Kategori Jenis % tutupan

1 Coral filiose (FC) 7.3

2 Sponge (SP) 5.9

3 Halimeda (HA) 55.9

4 Turf Algae (TA) 12.3

5 Alga Assemblange (AA) 4.1

6 Acropora (ACS) 7.7

7 Caroline alga (CA) 6.7

Sumber : DKP (2004) in WWF (2007)

4.6 Sosial ekonomi masyarakat di pesisir KKLD Abun 4.6.1 Jumlah kepadatan penduduk

Wilayah Kepala Burung Papua merupakan wilayah hukum adat suku Arfak, Karon, Abun, Kawe, Siam, dan Sawai. Adanya proses migrasi untuk tujuan perdagangan, perbudakan maupun peperangan menyebabkan adanya pendistribusian suku-suku diwilayah pesisir sampai ke pegunungan. Selain suku tersebut, terdapat juga suku yang berasal dari Teluk Cendrawasih yang melakukan migrasi dan pada akhirnya menetap dipesisir Wilayah Kepala Burung. Konsekuensinya adalah komunitas komunitas keturunan Biak Numfor sekarang ini dijumpai dikampung-kampung pesisir yang terletak di Kabupaten Tambrauw salah diantaranya di distrik Sausapor dan Kwoor. Selain suku Biak, juga suku Serui dan suku Timor telah membaur dengan masyarakat suku Abun.

Masyarakat yang bermukim di KKLD Abun tersebar didelapan kampung, masing masing dua kampung di distrik Sausapor, dua kampung di distrik Kwoor dan empat kampung distrik Abun. Tim P3FED UNIPA (2006) melaporkan bahwa

di Distrik Sausapor terdapat tujuh kampung, Distrik Kwoor enam kampung dan di distrik Abun terdapat lima kampung dengan luas wilayah administratif seluruhnya sekitar 2.52 km2. Sekitar 60% dari total kampung di Distrik Sausapor 20% dari Distrik Kwoor dan 80% dari distrik Abun masuk dalam KKLD Abun. Fakta ini menunjukkan bahwa sekitar 67.08% dari luas wilayah ketiga distrik termasuk dalam KKLD Abun.

(6)

Delapan kampung dalam kawasan memiliki jumlah penduduk sekitar 2.357 jiwa dengan luas wilayah 1.030 km2. Dengan demikian maka kepadatan penduduk dalam KKLD Abun sekitar 2,8 jiwa/km2 atau 28 jiwa atau 10 km2 (Tabel 15). Kepadatan penduduk tergolong sangat jarang bila dikaitkan dengan penetapan KKLD Abun sebagai kawasan konservasi, maka dapat dikatakan persebaran penduduk didalam kawasan mendukung fungsi kawasan tersebut. Jarangnya penduduk yang bermukim dalam KKLD Abun menjadi potensi dan kekuatan dalam melestarikan fungsi kawasan.

Tabel 16. Persebaran kepadatan penduduk menurut kampung dalam KKLD Abun No Distrik/Kampung Luas (km2) Σ Penduduk

(jiwa) Kepadatan (jiwa/km2) 1 Distrik Sausapor Werur 119 868 7.3 Werbes 74 295 4.0 2 Distrik Kwoor Hopmare 135 315 2.3 Kwoor 184 260 1.4 3 Distrik Abun Saubeba 119 180 1.5 Warmandi 184 111 0.6 Wau-Weyaf 140 216 1.5 Waybeam 75 112 1.5 Rata-rata KKLD 1030 2357 2.8 Sumber : WWF 2007 4.6.2 Komposisi Penduduk

Jumlah pendudukan pada KKLD Abun pada distrik Sausapor yang meliputi Kampung Werur, Werbes dengan 1.163 jiwa, Distrik Kwoor meliputi Kampung Hopmare dan Kwoor berjumlah 574 jiwa atau dalam satu keluarga rata-rata berjumlah 5 anggota keluarga. Distrik Abun meliputi Kampung Saubeba, Warmandi, Wau, Weyaf dan Waibem berpenduduk 619 jiwa atau sekitar satu keluarga rata rata berjumlah empat anggota keluarga. Peningkatan komposisi masyarakat diwilayah pesisir disebabkan akses pada wilayah pesisir KKLD Abun lebih terjangkau. Selain akses, adanya pemekaran kabupaten Tambrauw yang beribukota di Sausapor menjadikan wilayah pesisir KKLD Abun menjadi pilihan tepat untuk bermukim (WWF 2007). Komposisi penduduk menurut asal disajikan pada Tabel 17.

(7)

Tabel 17. Komposisi penduduk menurut asal pada delapan kampung di KKLD Abun

Sumber : WWF 2007

4.6.3 Nelayan

Usaha penangkapan ikan masih merupakan mata pencaharian sampingan dan dilakukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Alat tangkap yang digunakan masih sangat sederhana yaitu menggunakan kail dan alat pengangkut perahu dayung. Penangkapan ikan dan biota lain kadang dilakukan dengan menyelam menggunakan alat pemanah ikan. Selain ikan, kadang-kadang masyarakat menangkap lobster, teripang dan moluska, apabila ada permintaan atau bila membutuhkan uang tunai untuk dijual ke Sorong. Aktivitas menangkap ikan oleh masyarakat dengan frekuensi yang tidak menentu, bergantung kebutuhan saja. Kondisi ini mendukung penetapan daerah ini sebagai KKLD Abun sehingga dalam perencanaan pengelolaan kawasan difokuskan pada pembinaan masyarakat melalui usaha pertanian. Usaha perikanan, diarahkan pada perikanan tangkap untuk komoditas tertentu atau usaha budidaya terbatas pada komoditas bernilai ekonomis tinggi. Perlunya program pendampingan yang intensif dan kontinue guna membantu masyarakat meningkatkan ekonominya. Upaya lain dalam pembentukan kader konservasi lokal dengan melibatkan masyarakat dalam program kegiatan yang dilakukan oleh pengelola kawasan. Dengan demikian masyarakat memperoleh manfaat atas konservasi wilayah adatnya.

No Nama Kampung Asal penduduk

Lokal Pendatang Total

Σ KK Σ Jiwa Σ KK Σ Jiwa Σ KK Σ Jiwa

Distrik Sausapor 1 Werur 149 454 4 14 153 868 2 Werbes 76 288 3 7 79 295 Sub Total 225 742 7 21 233 1163 Distrik Kwoor 1 Hopmare 61 310 1 5 62 315 2 Kwoor 60 260 1 2 62 260 Sub total 121 570 2 7 124 575 Distrik Abun 1 Saubeba 45 180 - - 45 180 2 Warmandi 20 111 - - 20 111 3 Wau-Weyaf 51 204 4 12 55 216 4 Waybeam 25 104 3 8 28 112 Sub Total 141 599 7 20 148 619 Total KKLD 487 2311 15 46 502 2357

(8)

4.6.4 Meramu

Kegiatan meramu masih dilakukan oleh masyarakat adalah menokok sagu di dusun, berburu, serta pengambilan hasil hutan kayu dan bukan kayu untuk dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual. Kegiatan meramu tidak dilakukan secara intensif dan frekuensinya pun tidak teratur bergantung pada kebutuhan. Prinsip yang dianut oleh masyarakat di wilayah ini pada umumnya, apabila membutuhkan uang tunai yang besar untuk keperluan tertentu seperti untuk biaya pendidikan anak atau keperluan membeli bahan kebutuhan pokok yang tidak bisa diperoleh dari hasil kebun, maka akan ada rencana kegiatan berburu atau mencari hasil hutan bukan kayu untuk dijual. Prinsip demikian merupakan ciri utama masyarakat peramu dan masyarakat dengan corak usahatani subsisten.

4.6.5 Sumber dan tingkat penerimaan tunai rumah tangga

Sumber penerimaan tunai rumah tangga masyarakat yang bermukim didelapan kampung dalam KKLD Abun umumnya sama yaitu usaha tani dan meramu. Sumber pendapatan lain, pada beberapa kampung yang termasuk pada wilayah peneluran penyu Pantai Jamurba Medi dan Wermon yang menjadi binaan WWF dan BBKSDA Papua Barat adalah sebagai tenaga pengawas kawasan peneluran atau sebagai pegawai negeri dan swasta dengan sumber dan tingkat penerimaan tunai rumah tangga yang berbeda beda (Tabel 18).

Tabel 18 menjelaskan bahwa baik sumber maupun tingkat penerimaan tunai masing-masing sumber antar kampung bervariasi. Namun, umumnya sumber penerimaan tunai utama berasal dari penjualan hasil pertanian. Hasil pertanian masyarakat didelapan kampung adalah komoditi kakao, kopra dan pisang. Sumber pendapatan tunai berikutnya adalah hasil meramu terutama hasil penjualan binatang buruan dan hasil hutan non kayu seperti Gaharu dan kayu Massoi. Khusus untuk Kampung Saubeba dan Warmandi yang berdekatan dengan kawasan peneluran, pendapatan tunai sebagian rumah tangga bersumber dari upah sebagai tenaga pengawas yang dipekerjakan oleh WWF dan BBKSDH. Pendapatan yang bersumber dari penjualan hasil laut tidak menentu tergantung pada musim dan ketersediaan pasar. Umumnya hasil laut yang dijual adalah udang lobster, teripang dan moluska. Hasil tangkapan ikan hanya untuk konsumsi sendiri. Pemasaran hasil hasil pertanian umumnya dilakukan pada pedagang

(9)

pengumpul atau pada saat sedang ke Sorong dan Manokwari. Hal ini terjadi karena pasar tradisional tidak tersedia dikampung. Demikian halnya penerimaan dalam bentuk upah karena dipekerjakan dalam kegiatan pengelolaan kawasan seperti yang dilakukan oleh WWF dan BBKSDA bisa ditingkatkan jumlahnya dan diskemakan dalam program pengelolaan sebagai bentuk keterlibatan dan pemberdayaan masyarakat lokal misalnya dengan membetuk kader konservasi tradisional yang dibiayai dari anggaran pengelolaan.

Tabel 18. Sumber dan penerimaan tunai rumah tangga masyarakat di KKLD Abun

No Nama

Kampung

Penerimaan tunai rumah tangga (Rp/bulan)

Tani Nelayan Meramu Lain-lain Total

I Distrik Sausapor 1 Werur 945.000 133.000 78.000 174.000 1.330.000 2 Werbes 460.000 63.000 132.000 169.000 760.000 Rata-Rata distrik 702.500 98.000 105.000 171.000 1.045.000 II Distrik Kwoor 1 Hopmare 251.000 127.000 385.000 110.000 873.000 2 Kwoor 283.000 195.000 55.000 146.000 679.000 Rata distrik 534.000 161.000 220.000 128.000 776.000

III Distrik Abun

1 Saubeba 430.000 - 227.000 508.000 1.165.000 2 Warmandi 215.000 - 245.000 314.000 774.000 3 WAu-Weyaf 267.000 138.000 512.000 114.000 1.031.000 4 Waybeam 255.000 203.000 117.000 100.000 675.000 Rata distrik 291.750 134.250 275.250 259.000 911.250 Rata-rata Total 388.250 107.00 205.375 204.375 901.626 Sumber : WWF 2007

Gambar

Tabel 16.  Persebaran kepadatan penduduk menurut kampung dalam KKLD Abun  No  Distrik/Kampung  Luas (km 2 )  Σ Penduduk
Tabel  17.  Komposisi  penduduk  menurut  asal  pada  delapan  kampung  di  KKLD  Abun
Tabel 18. Sumber dan penerimaan tunai rumah tangga masyarakat di KKLD Abun  No  Nama

Referensi

Dokumen terkait

15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah kecamatan, dimana 9 desa/Kelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun masuk

Daerah tujuan wisata yang termasuk dalam wilayah Zona Sangatta meliputi Mentoko (wisata penelitian orangutan), Pantai Tanjung Bara (wisata pantai), Sangkimah,

Pendekatan Kawasan Konservasi Laut Daerah Pantai Ujungnegoro – Roban sebagai KKLD adalah dikarenakan kawasan ini melindungi 3 obyek penting dalam menjaga

memiliki badan-badan perwakilan, dengan tujuan untuk mengatur partisipasi warga.. daerah dimulai pada tahun 2003 oleh pemerintahan konstitusional Timor Leste

Permukiman yang terdapat di kawasan Sungai Raya sebagain besar dikembangkan oleh developer lokal, dan sebagian kecil lainnya dibangun secara swadaya oleh masyarakat

Kawasan satu memiliki karakteristik rata-rata kondisi tutupan karang hidup yang rendah dan tutupan alga yang tinggi serta kelimpahan ikan karang dan jenis ikan herbivora yang

Desa Ngargomulyo merupakan salah satu desa penyangga kawasan Taman Nasional Gunung Merapi yang masuk dalam Resort Dukun yang berada dalam wilayah Kabupaten Magelang. Desa

Kata kunci: kawasan konservasi perairan, marine protected area PENDAHULUAN Kawasan Konservasi Perairan KKP atau marine protected area MPA adalah wilayah perairan laut termasuk